ernest mandel - pengenalan kepada teori ekonomi marxis

69
9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis" 1/69 marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm Ernest Mandel Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis Versi Online: Marxists Internet Archive, 2006. Alih bahasa: Nestor Paz Zamora, 2006 I. Teori Nilai dan Nilai Lebih Dalam analisa terakhir, setiap langkah maju dalam sejarah peradaban telah terjadi karena peningkatan produktivitas kerja. Selama sekelompok manusia tertentu dengan susah payah memproduksi dengan cukup untuk mempertahankan hidup mereka sendiri, selama tidak ada surplus diatas produk kebutuhan tersebut, adalah tidak mungkin terjadi pembagian kerja dan kemunculan pekerja tangah ahli, artis atau kaum terpelajar. Dibawah kondisi tersebut, prasyarat untuk spesialisasi semacam itu tidak didapatkan. I.1 Produk Surplus Sosial Selama produktivitas kerja tetap pada tingkat dimana satu orang hanya dapat

Upload: arief-satria-putra

Post on 04-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Ernest Mandel Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis

TRANSCRIPT

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

1/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Ernest Mandel

Pengenalan Kepada TeoriEkonomi Marxis

Versi Online: Marxists Internet Archive, 2006.Alih bahasa: Nestor Paz Zamora, 2006

I. Teori Nilai dan Nilai Lebih

Dalam analisa terakhir, setiap langkah maju dalam sejarah peradaban telah terjadi

karena peningkatan produktivitas kerja. Selama sekelompok manusia tertentu dengan

susah payah memproduksi dengan cukup untuk mempertahankan hidup mereka

sendiri, selama tidak ada surplus diatas produk kebutuhan tersebut, adalah tidak

mungkin terjadi pembagian kerja dan kemunculan pekerja tangah ahli, artis atau kaum

terpelajar. Dibawah kondisi tersebut, prasyarat untuk spesialisasi semacam itu tidak

didapatkan.

I.1 Produk Surplus Sosial

Selama produktivitas kerja tetap pada tingkat dimana satu orang hanya dapat

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

2/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

menghasilkan cukup untuk kebutuhan hidupnya sendiri, pembagian sosial tidak terjadi

dan diferensiasi sosial apapun didalam masyarakat adalah tidak mungkin. Dibawah

kondisi tersebut, semua orang adalah produsen dan mereka semua ada pada tingkat

ekonomi yang sama.

Setiap peningkatan dalam produktivitas kerja melewati titik rendah tersebut

membuat surplus kecil menjadi mungkin, dan seketika terdapat surplus produk,

seketika dua tangan manusia dapat memproduksi lebih dari yang dia butuhkan untuk

kebutuhan hidupnya sendiri, kemudian kondisi telah dibentuk untuk sebuah perjuangan

bagaimana surplus tersebut akan dibagikan.

Sejak saat ini, pengeluarkan total kelompok sosial tidak lagi terdiri hanya dari kerja

kebutuhan untuk keberlangsungan hidup produsennya. Beberapa dari hasil kerja

tersebut sekarang dapat digunakan untuk melepaskan sebuah seksi masyarakat dari

kewajiban untuk berkerja demi keberlangsungan hidupnya sendiri.

Kapan saja situasi tersebut muncul, sebuah seksi masyarakat dapat menjadi klas

berkuasa, yang karakteristik luar biasanya adalah emansipasinya dari kebutuhan

untuk bekerja demi keberlangsungan hidupnya sendiri.

Sejak saat itu, kerja produsen dapat dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian dari

kerja tersebut terus digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup si produsen itu

sendiri dan kita menyebut bagian ini sebagai kerja kebutuhan, bagian yang lainnya

digunakan untuk menjaga klas berkuasa dan kita memberikannya nama surplus kerja.

Mari kita mengilustrasikan hal tersebut dengan contoh yang sangat jelas dalam

perbudakan perkebunan, seperti yang terjadi di daerah-daerah tertentu dan periode

Kekaisaran Romawi, atau seperti yang kita temukan di Barat India dan pulau Afrika

Portugis dimulai pada abad keenembelas, dalam perkebunan sangat luas yang

didirikan disana. Di area tropis tersebut, bahkan makanan budak secara umum tidak

disediakan oleh tuannya, para budak harus menghasilkannya sendiri dengan bekerja

pada sebidang kecil tanah pada hari minggu dan produk dari kerja tersebut

membangun simpanan makanan dia. Selama enam hari dalam seminggu para budak

bekerja di perkebunan dan tidak menerima apapun dari produk kerja dia. Hal tersebut

adalah kerja yang menciptakan produk surplus sosial, diserahkan oleh para budak

seketika dihasilkan dan menjadi milik tunggal pemilik budak

Kerja seminggu, yang dalam kasus ini adalah tujuh hari, dapat dibagi menjadi dua

bagian: kerja satu hari, Minggu, yang menyusun kerja kebutuhan, kerja tersebut yang

menyediakan produk untuk kebutuhan hidup para budak dan keluarganya; kerja enam

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

3/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

hari yang lain adalah kerja surplus dan semua produknya menjadi kepunyaan pemilik

budak, digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya dan juga memperkaya

dirinya sendiri.

Wilayah besar dari awal Abad Pertengahan memberikan kita gambaran yang

lainnya. Tanah di wilayah tersebut dibagi menjadi tiga bagian: tanah komunal terdiri

dari hutan, padang rumput, rawa-rawa, dsb; tanah yang dikerjakan oleh petani hamba

untuk kebutuhan hidupnya sendiri dan keluarganya; dan terakhir, tanah yang dikerjakan

oleh petani hamba dalam rangka untuk menopang tuan feodal. Kerja seminggu

selama periode tersebut biasanya enam hari, bukan tujuh. Kerja seminggu tersebut

dibagi menjadi dua bagian yang sama: petani hamba bekerja tiga hari di tanah

dimana hasilnya menjadi milik dia; tiga hari yang lainnya dia bekerja di tanah tuan

feodal, tanpa bayaran, memberikan kerja gratis bagi klas berkuasa.

Produk dari setiap tipe kerja yang sangat berbeda dapat didefinisikan dalam dua

ungkapan yang berbeda. Ketika produsen melakukan kerja kebutuhan, dia

menghasilkan produk kebutuhan. Ketika dia melakukan kerja surplus, dia

menghasilkan produk surplus sosial.

Demikian, produk surplus sosial adalah bagian dari produksi sosial yang dihasilkan

oleh klas yang bekerja tetapi diambil oleh klas berkuasa, terlepas dari bentuk yang

diambil oleh produk surplus sosial, entah hal tersebut produk alami, atau komoditi

untuk dijual, atau uang.

Nilai lebih sederhananya adalah bentuk moneter dari produk surplus sosial. Ketika

klas berkuasa mengambil bagian produksi masyarakat yang sebelumnya disebut

sebagai “produk surplus” secara eksklusif dalam bentuk moneter, kemudian kita

menggunakan istilan “nilai lebih” ketimbang “produk surplus”

Seperti yang akan kita lihat nanti, bagaimanapun, hal tersebut diatas hanya

menyusun pendekatan awal bagi definisi nilai lebih.

Bagaimana produk surplus sosial menjadi ada? Hal tersebut muncul sebagai

konsekwensi dari sebuah pengambilalihan gratis, hal tersebut adalah, sebuah

pengambil alihan tanpa kompensasi, oleh klas berkuasa dari bagian produksi klas

yang berproduksi. Ketika para budak bekerja enam hari seminggu di perkebunan dan

produk total kerjanya diambil oleh pemilik budak tanpa kompensasi apapun bagi para

budak, asal usul produk surplus sosial disini adalah kerja gratis, kerja tanpa bayaran,

yang disediakan oleh para budak bagi pemilik budak. Ketika petani hamba bekerja

tiga hari seminggu di tanah milik tuan tanah, asal usul dari pemasukan tersebut, dari

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

4/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

produk surplus sosial, juga dapat ditemukan dalam kerja tanpa bayaran, kerja gratis,

dihasilkan oleh petani hamba.

Kita akan melihat lebih jauh dalam asal usul nilai lebih kapitalis, itu untuk

mengatakan, pendapatan klas borjuasi dalam masyarakat kapitalis, adalah hal yang

sama: hal tersebut adalah kerja tanpa bayaran, kerja gratis, dimana proletar, pekerja

upahan, memberi para kapitalis tanpa menerima nilai apapun sebagai pertukaran.

I.2 Komoditi, Nilai Guna dan Nilai Tukar

Kita sekarang telah mengembangkan beberapa definisi dasar yang akan

digunakan sepanjang penjelasan selanjutnya. Beberapa yang lainnya harus

ditambahkan pada poin tersebut.

Setiap produk dari kerja manusia normalnya memiliki kegunaan, dia harus bisa

memuaskan kebutuhan manusia. Kita oleh karena itu dapat mengatakan bahwa setiap

produk kerja manusia memiliki nilai guna. Istilah “nilai guna” akan, bagaimanapun juga,

digunakan dalam dua makna yang berbeda. Kita akan berbicara nilai guna sebuah

komoditas; kita juga akan berbicara tentang nilai guna, saat kita merujuk, sebagai

contoh, pada sebuah masyarakat dimana hanya nilai guna yang dihasilkan, itu untuk

mengatakan, dimana produk diciptakan untuk konsumsi langsung baik oleh produsen

itu sendiri atau oleh klas berkuasa yang mengambil alihnya.

Bersama dengan nilai guna tersebut, sebuah produk kerja manusia dapat juga

memiliki nilai yang lain, sebuah nilai tukar. Hal tersebut dapat dihasilkan untuk

pertukaran di pasar, dengan tujuan untuk dijual, ketimbang konsumsi langsung oleh

produsen atau klas yang kaya. Sebuah produk massal yang telah diciptakan untuk

tujuan dijual tidak dapat lagi dianggap sebagai produksi dari nilai guna yang

sederhana; hal tersebut sekarang adalah sebuah produksi komoditas.

Komoditas, oleh karena itu, adalah produk yang diciptakan untuk dipertukarkan di

pasar, bertentangan dengan produk yang dibuat untuk konsumsi langsung. Setiap

komoditas harus memiliki baik nilai guna dan nilai tukar.

Komoditas harus memiliki nilai guna atau tidak ada orang yang akan membelinya,

karena pembeli pada akhirnya memikirkan konsumsi, dengan memuaskan beberapa

kekurangannya dengan pembelian tersebut. Sebuah komoditas tanpa nilai guna bagi

siapapun akan berakibat tidak dapat dijual, akan menyusun sebuah produksi tak

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

5/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

berguna, tidak akan memiliki nilai tukar karena dia tidak memiliki nilai guna.

Disisi yang lain, setiap produk yang memiliki nilai guna tidak serta merta memiliki

nilai tukar. Dia memiliki nilai tukar hanya pada tingkatan bahwa masyarakat itu sendiri,

dimana komoditas dihasilkan, didasarkan pada pertukaran, adalah sebuah

masyarakat dimana pertukaran merupakan praktek yang umum.

Adakah masyarakat dimana produk tidak memiliki nilai tukar? Dasar bagi nilai

tukar, dan benteng bagi perdagangan dan pasar, disusun oleh tingkatan

perkembangan pembagian kerja tertentu. Dalam rangka agar produk tidak secara

langsung dikonsumsi oleh produsennya, adalah esensiil bahwa setiap orang tidak

terlibat dalam menghasilkan sesuatu yang sama. Jika komonitas tertentu tidak

memiliki pembagian kerja, atau hanya bentuk dasarnya saja, kemudian adalah jelas

bahwa tidak ada alasan bagi keberadaan pertukaran. Normalnya, petani gandum

tidak memiliki sesuatu untuk dipertukarkan dengan petani gandum lainnya. Tetapi

seiring pembagian kerja terjadi, seiring ada kontak antara kelompok-kelompok sosial

yang memproduksi nilai guna berbeda, kemudian pertukaran datang, awalnya atas

dasar kadang kala, kemudian atas dasar yang permanen. Dengan jalan tersebut,

sedikit demi sedikit, produk yang dibuat untuk dipertukarkan, komoditas, membuat

kemunculan mereka disamping produk tersebut yang hanya dibuat untuk konsumsi

langsung produsen mereka.

Dalam masyarakat kapitalis, produksi komoditas, produksi nilai tukar, telah

mencapai perkembangan terbesarnya. Hal tersebut adalah masyarakat pertama

dalam sejarah manusia dimana bagian besar produksi terdiri dari komoditas. Adalah

tidak benar, bagaimanapun juga, bahwa semua produksi dibawah kapitalisme adalah

produksi komoditas. Dua kelas dari produk tetapi masih nilai guna.

Kelompok pertama terdiri dari semua hal yang diproduksi oleh petani untuk

konsumsinya sendiri, semuanya dikonsumsi secara langsung di lahan pertanian

dimana produk tersebut dihasilkan. Produksi untuk konsumsi-sendiri semacam itu

oleh petani terdapat bahwa di negeri-negeri kapitalis maju seperti Amerika Serikat,

meskipun hal tersebut hanya menyusun bagian kecil dari keseluruhan produksi

pertanian. Secara umum, semakin terbelakang pertanian sebuah negeri, semakin

besar bagian produksi pertanian yang menuju konsumsi-sendiri. Faktor tersebut

membuatnya sangat sulit untuk menghitung dengan tepat pendapatan nasional negeri

semacam itu.

Kelompok kedua produk dalam masyarakat kapitalis bukanlah komoditas tetapi

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

6/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

tetap hanya nilai guna yang terdiri dari semua hal yang dihasilkan dirumah. Meskipun

fakta bahwa cukup banyak kerja manusia terlibat dalam tipe produksi rumah tangga

seperti itu, hal tersebut masih tetap merupakan sebuah produksi nilai guna dan bukan

komoditas. Setiap saat ketika semangkuk sup dibuat atau sebuah kancing dijahit oleh

seorang penjahit, hal tersebut menyusun produksi, tetapi bukanlah produksi untuk

pasar.

Kemunculan produksi komoditi dan kemudian regularisasi dan jeneralisasinya telah

secara radikal merubah cara kerja manusia dan bagaimana mereka mengorganisir

masyarakat.

I.3 Teori Alienasi Marxis

Tidak dapat diragukan anda telah mendengar teori alienasi Marxis. Kemunculan

regularisasi dan jeneralisasi produksi komoditas berhubungan secara langsung

dengan karakter yang meluas dari fenomena alienasi tersebut

Kita tidak dapat bergulat dengan aspek pertanyaan tersebut tetapi adalah sangat

penting untuk memberikan perhatian untuknya, karena sejarah perdagangan meliputi

lebih dari era kapitalis. Hal tersebut juga termasuk produksi komoditas skala kecil,

yang akan kita diskusikan nanti. Juga terdapat sebuah masyarakat paska kapitalis

yang berdasarkan atas komoditas, masyarakat transisional antara kapitalisme dan

sosialisme, seperti masyarakat Soviet hari ini, karena Soviet masih bergantung dalam

tingkatan yang besar pada pondasi produksi nilai tukar. Saat kita sudah memahami

karakteristik pokok tertentu dari masyarkat berdasarkan komoditas, kita dapat

dengan siap melihat kenapa tidak mungkin untuk menaklukan fenomena tertentu dari

alienasi dalam periode transisi antara kapitalisme dan sosialisme, seperti dalam

masyarakat Soviet, sebagai contoh

Jelas sekali fenomena alienasi tersebut tidak terjadi – setidaknya dalam bentuk

yang sama – dalam sebuah masyarkat dimana produksi komoditi tidak diketahui dan

dimana hidup individu dan aktivitas sosialnya disatuakn dalam bentuk yang masih

dasar. Manusia bekerja, tetapi secara umum tidak sendirian, seringkali dia menjadi

bagian dari kelompok kolektif yang memiliki struktur yang sedikit banyak organik.

Kerja dia adalah transformasi langsung terhadap benda material. Semua ini

bermakna bahwa aktivitas kerja, tindakan produksi, tindakan konsumsi, dan hubungan

antara individu dan masyarakatnya diatur oleh kondisi keseimbangan yang memiliki

stabilitas dan tingkat permanen yang relatif.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

7/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Kita seharusnya tidak, tentu saja, menggambarkan dengan indah masyarakat

primitif, yang tunduk pada tekanan dan bencana periodik karena kemiskinan

ekstrimnya. Keseimbangannya terus menerus dirongrong oleh kekurangan, kelaparan,

bencana alam, dsb. Tetapi periode antara bencana, terutama sekali setelah pertanian

telah mencapai perkembangan tertentu dan ketika kondisi iklim menguntungan,

masyarkat semacam itu memberikan seuam aktivitas manusia tingkat yang besar

dalam kesatuan, harmoni dan stabilitas.

Konsekwensi malapetaka dari pembagian kerja seperti penghilangan semua

aktivitas estetis, inspirasi artistik dan aktivitas kreatif dari tindakan produksi dan

penggantiannya dengan tugas yang murni mekanis dan berulang-ulang tidak terdapat

dalam masyrakat primitif. Bertentangan dengannya, sebagian besar seni, musik,

pahatan, lukisan, tarian, mulanya berhubungan dengan produksi, dengan kerja. Hasrat

untuk memberikan bentuk menarik untuk produk yang akan digunakan entah oleh

individu, keluarganya, atau kelompok sedarah yang lebih besar, menemukan ekspresi

normal, harmonis dan organik didalam kerangka kerja sehari-hari.

Kerja tidak dilihat sebagai kewajiban yang dibebankan dari luar, pertama kali

karena kerja jauh lebih tidak keras, jauh lebih tidak melelahkan dibanding di bawah

kapitalisme hari ini. Hal tersebut menyesuaikan diri lebih dekat pada irama organisme

manusia seperti halnya kepada irama alam. Banyaknya hari kerja setiap tahun jarang

melewati 150 sampai 200, sedangkan di bawah kapitalisme jumlahnya secara

berbahaya mendekati 300 dan kadang kala bahkan lebih besar lagi. Lebih dari itu,

ada sebuah kesatuan antara produsen, produknya dan konsumsinya, karena secara

umum dia memproduksi untuk penggunaan dirinya sendiri atau untuk mereka yang

dekat dengannya, sehingga pekerjaannya memiliki aspek fungsional secara langsung.

Alienasi modern pada dasarnya berasal dari perpecahan antara produsen dan

produknya, menghasilkan kedua-duanya dari pembagian kerja dan produksi

komoditas. Dengan kata lain, adalah konsekwensi dari bekerja untuk pasar, untuk

konsumen yang tak dikenal, sebagai ganti konsumsi oleh produsen itu sendiri.

Sisi lain dari gambaran tersebut adalah bahwa masyarakat yang hanya

menghasilkan nilai guna, yang itu adalah, barang-barang yang akan dikonsumsi

secara langsung oleh produsennya, selalu di masa lampai merupakan masyarakat

miskin. tidak hanya karena dia tunduk kepada resiko alam tetapi dia juga harus

membentuk batasan yang sangat sempit bagi keinginan manusia, karena hal tersebut

harus menyesuaikan dengan tepat pada derajat kemiskinan dan variasi terbatas dari

produk. Tidak semua keinginan manusia adalah bawaan alami bagi manusia. Ada

interaksi tetap antara produksi dan keinginan, antara perkembangan tenaga produktif

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

8/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

dan kenaikan keinginan yang baru. Hanya dalam masyarakat di mana produktivitas

kerja akan dikembangkan ke titik yang paling tingginya, di mana suatu variasi tanpa

batas dari produk akan tersedia, maka akan menjadi mungkin bagi manusia untuk

mengalami ekspansi terus menerus dari keinginannya, sebuah perkembangan potensi

tidak terbatas dirinya sendiri. Sebuah perkembangan terintegrasi dari umat manusia.

I.4 Hukum Nilai

Salah satu konsekwensi dari kemunculan dan jeneralisasi progresif dari produksi

komoditas adalah bahwa kerja itu sendiri mulai untuk mengambil karakteristik reguler

dan dapat diukur; dengan kata lain, kerja berhenti menjadi sebuah aktivitas yang

terikat pada irama alam dan sesuai dengan irama fisiologis manusia itu sendiri.

Hingga abad kesembilanbelas dan mungkin bahkan ke dalam abad keduapuluh,

petani di berbagai daerah Eropa Barat tidak bekerja dengan reguler, yaitu, mereka

tidak bekerja dengan intensitas yang sama tiap bulan dalam setahun. Ada periode

dalam tahun bekerja ketika mereka bekerja keras dan ada periode lain, terutama

sepanjang musim dingin, ketika semua aktivitas sama sekali berhenti. Hal tersebut

terdapat pada area pertanian paling terbelakang dari kebanyakan negeri-negeri

kapitalis yang masyarakat kapitalis, selama pengembangannya, menemukan sebuah

sumber yang paling menarik dari cadangan tenaga manusia, di sini suatu tenaga kerja

tersedia untuk empat hingga enam bulan setahun pada gaji yang jauh lebih rendah,

mengingat fakta bahwa bagian dari penghidupannya disediakan oleh aktivitas

pertaniannya.

Ketika kita melihat pertanian yang lebih perkembang dan makmur, yang membatasi

kota-kota besar, sebagai contoh, dan yang pada dasarnya berada di jalan menjadi

terindustrialisasi, kita melihat pekerjaan tersebut jauh lebih reguler dan jumlah kerja

yang dijalankan jauh lebih besar, didistribusikan dengan cara reguler sepanjang tahun,

dengan musim tidak menanam semakin dihapuskan. Hal ini benar tidak hanya untuk

jaman kita tetapi bahkan sangat awal seperi pada Abad Pertengahan, setidaknya

sejak abad keduabelas kedepan. Semakin dekat kita pada kota, yaitu, pada pasar,

semakin kerja petani menjadi kerja untuk pasar, yaitu, produksi komoditi, dan semakin

diatur dan sedikit banyak kerja dia menjadi stabil, sama seperti jika dia bekerja

didalam perusahaan industri.

Diekspresikan dengan cara yang lain, semakin produksi komoditi menjadi

dijeneralisi, semakin besar regulasi kerja dan semakin masyarakat menjadi

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

9/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

terorganisir pada dasar sebuah sistem perhitungan yang didirikan atas kerja.

Ketika kita meneliti pembagian kerja yang cukup maju didalam sebuah komune

pada permulaan perkembangan perdagangan dan kerajinan tangan pada Abad

Pertengahan, atau kolektif dalam peradaban seperti Byzantium, Arab, Hindu, Cina dan

Jepang, faktor umum tertentu muncul. Kita terkejut oleh fakta bahwa integrasi sangat

maju dari pertanian dan berbagai macam teknik kerajinan tangan terjadi dan

regularitas kerja terjadi di pedesaan seperti halnya kota, sehingga suatu sistem

penghitungan dalam makna kerja, dalam jam-kerja, telah menjadi kekuatan yang

mengatur semua aktivitas dan bahkan struktur kolektif. Dalam bab mengenai hukum

nilai dalam Teori Ekonomi Marxis saya , saya memberi serangkaian contoh sistem

perhitangan tersebut dalam jam-kerja. Terdapat desa India dimana kasta tertentu

memegang monopoli kerajinan tangan pandai besi tetapi terus bekerja pada waktu

yang sama dalam rangka memberi makan dirinya sendiri. Aturan yang dibentuk

adalah sebagai berikut: ketika pandai besi bekerja untuk membuat alat atau senjata

untuk pertanian, klien menyediakan bahan baku dan juga bekerja di tanah si pandai

besi selama seluruh periode dimana si pandai besih bekerja membuat alat atau

senjata tersebut. Ini adalah sebuah jalan yang sangat jelas untuk menyatakan bahwa

pertukaran diatur oleh keseimbangan dalam jam-kerja.

Di pedesaan Jepang pada Abad Pertengahan, sebuah sistem perhitungan dalam

jam-kerja, dalam makna harafiah dari istilah tersebut, terjadi didalam masyarakat

desa. Akuntan desa menyimpan semacam buku besar dimana dia memasukan jumlah

jam kerja yang dilakukan masing-masing penduduk desa pada lahan penduduk yang

lainnya, karena pertanian sebagian besar masih didasarkan pada kerja bersama,

dengan pemanenan, konstruksi pertanian dan peternakan dilaksanakan bersama-

sama. Jumlah jam-kerja yang dikerjakan oleh anggota satu rumah tangga untuk

anggota rumah tangga yang lainnya dihitung sangat hati-hati. Pada akhir tahun,

pertukaran harus seimbang, itu adalah, anggota rumah tangga B diharuskan untuk

memberikan rumah tangga A jumlah jam-kerja yang sama yang telah diberikan oleh

rumah tangga A untuk rumah tangga B selama sepanjang tahun. Orang Jepang

bahkan melihat hingga titik - hampir seribu tahun yang lalu! - di mana mereka

memperhitungkan bahwa anak-anak memberikan kuantitas kerja yang lebih kecil

dibanding orang dewasa, sehingga satu jam kerja anak-anak "berharga" hanya

setengah jam kerja orang dewasa. Keseluruhan sistem perhitungan didirikan

sepanjang garis tersebut.

Ada contoh lainnya yang memberikan ktia pengertian yang mendalam untuk sistem

perhituangan berdasarkan waktu-kerja tersebut: perubahan sewa feodal dari satu

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

10/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

bentuk ke bentuk yang lainnya. Dalam masyarakat feodal, produksi surplus pertanian

dapat mengambil tiga bentuk yang berbeda: sewa dalam bentuk kerja (corvée), sewa

yang setimpal, dan uang sewa.

Ketika perubahan dibuat dari sewa dalam bentuk kerja menjadi sewa yang

setimpal, jelas sekali bahwa sebuah proses perubahan terjadi. Ketimbang

memberikan tuan tanah tiga hari kerja setiap minggu, petani sekarang memberikan

dia kuantitas gandum, ternak, dsb tertentu, atas dasar musiman. Sebuah perubahan

kedua terjadi dalam perubahan dari sewa yang setimpal menjadi uang sewa.

Dua perubahan tersebut harus didasarkan oleh perhitungan cukup tepat dalam jam-

kerja jika satu diantara dua kelompok tersebut tidak peduli untuk mengalami kerugian

dalam proses tersebut. Sebagai contoh, jika pada waktu perubahan pertama

berlangsung, petani memberikan tuan tanah jumlah gandum yang hanya membutuhkan

75 hari kerja, sementara sebelumnya dia memberikan pada tuan tanah 150 hari kerja

dalam tahun yang sama, kemudian perubahan sewa dalam bentuk kerja menjadi sewa

yang setimpal akan menghasilkan pemiskinan tiba-tiba bagi tuan tanah dan

pengayaan cepat bagi para petani hamba.

Tuan tanah – kau dapat mengandalkan mereka! – berhati-hati dalam memastikan

terjadinya perubahan sehingga bentuk sewa yang berbeda mendekati keseimbangan.

Tentu saja perubahan pada akhirnya dapat menjadi buruk bagi satu klas-klas yang

berpartisipasi, sebagai contoh, terhadap tuan tanah, jika kenaikan tajam dalam harga

pertanian terjadi setelah sewa dirubah dari sewa yang setimpal menjadi uang sewa,

tetapi hasil semacam itu menjadi historis dalam karakter dan bukan merupakan akibat

secara langsung dari pertukaran secara intrinsik.

Asal usul ekonomi berdasarkan perhitungan waktu-kerja tersebut juga jelas muncul

dalam pembagian kerja didalam pedesaan seperti yang terjadi antara perganian dan

kerajinan tangan. Untuk jangka waktu yang lama pembagian cukup belum sempurna.

Sebuah seksi petani terus menghasilkan sebagian sandangnya sendiri untuk periode

sejarah yang panjang, dimana di Eropa Barat berlangsung hampir selama seribu

tahun;, itu adalah, sejak permulaan kota-kota Abad Pertengahan hingga abad

kesembilanbelas. Teknik pembuatan pakaian tentu saja bukan merupakan misteri

bagi para penanam.

Sejak saat sistem pertukaran reguler antara petani dan pengerajin tekstil didirikan,

keseimbangan standar juga didirikan – sebagai contoh, satu ell pakaian (sebuah

ukuran yang berkisar antara 27 hingga 48 inci) akan ditukarkan dengan 10 pon

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

11/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

mentega, tidak untuk 100 pon. Tentu saja petani mengetahui, dari dasar pengalaman

mereka sendiri, waktu-kerja kebutuhan untuk menghasilkan kuantitas pakaian tertentu.

Jika tidak ada keseimbangan yang sedikit banyak tepat antara waktu yang dibutuhkan

untuk menghasilkan pakaian dan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan mentega

yang kemudian dipertukarkan, akan terjadi kenaikan cepat dalam pembagian kerja.

Jika produksi pakaian lebih menguntungakan ketimbang produksi mentega, produsen

mentega akan mengganti produksinya menjadi pakatian. Karena masyarakat diatas

hanya pada permulaan pembagian kerja yang ekstrim, yaitu, masyarakat masih pada

titik dimana batasan antara teknik-teknik berbeda belum ditandai dengan jelas, jalan

dari satu aktivitas ekonomi menuju yang lainnya masih dimungkinkan, terutama sekali

ketika capaian material yang cukup dimungkinkan oleh cara perubahan semacam itu.

Dalam kota-kota Abad Pertengahan juga, terdapat keseimbangan perhitungan yang

cukup cermat atara berbagai macam kerajinan tangan dan ditulis dalam piagam yang

menspesifikasikan hampir hingga menit jumlah waktu-kerja kebutuhan untuk produksi

berbagai macam barang. Tidak dapat dipahami bahwa dibawah kondisi semacam itu

seorang pembuat sepatu atau pandai besi mendapatkan jumlah uang yang sama

untuk produk yang menghabiskan setengah waktu-kerja yang mana seorang penenun

atau pekerja tangan ahli butuhkan dalam rangka untuk mendapatkan jumlah uang yang

sama untuk produk mereka.

Disini kembali kita melihat dengan jelas mekanisme sistem perhitungan dalam jam-

kerja, sebuah masyarakat yang berfungsi pada dasar ekonomi waktu-kerja, yang

secara umum menjadi karakteristik seluruh tahapan yang kita sebut dengan produksi

komoditas skala-kecil. Hal tersebut adalah tahapan yang terjadi antara ekonomi yang

sepenuhnya alami, dimana hanya nilai guna dihasilkan, dan masyarakat kapitalis,

dimana produksi komoditi meluas tanpa batasan.

I.5 Penentuan Nilai Tukar Komoditas

Setelah kita telah menentukan bahwa produksi dan pertukaran komoditas menjadi

reguler dan dijeneralisir dalam masyarakat yang berdasarkan waktu-kerja, pada

sebuah sistem perhitungan jam-kerja, kita telah siap untuk memahami kenapa

pertukaran komoditi, dalam asal usul dan sifat inherennya, bersandar pada dasar

pokok sistem perhitungan dalam jam-kerja dan sebagai konsekuensi mengikuti hukum

umum ini: nilai tukar sebuah komoditi ditentukan oleh kuantitas kerja kebutuhan untuk

menghasilkannya. Kuantitas kerja dihitung oleh lama waktu yang diambil untuk

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

12/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

menghasilkan komoditi tersebut.

Definisi umum dari teori nilai kerja adalah dasar bagi baik ekonomi politik borjuis

klasik sejak abad ketujuhbelas hingga awal abad kesembilanbelas, sejak William

Petty hingga Ricardo; dan teori ekonomi Marxis, yang mengambil teori nilai kerja dan

menyempunakannya. Bagaimanapun, definisi umum harus dikualifikasikan dalam

beberapa hal.

Pada pokoknya, tidak semua manusia diberikan kapasitas kerja yang sama,

dengan kekuatan yang sama atau tingkat keahlian yang sama. Jika pertukaran nilai

komoditi bergantung hanya pada kuantitas kerja yang dilakukan secara individualis, itu

adalah, pada kuantitas kerja yang dilakukan oleh setiap individu dalam produksi

komoditi, kita akan tiba pada keabsurdan berikut ini: produsen yang lebih malas atau

tidak ahli, dan semakin besar jumlah jam yang dia lakukan untuk membuat sepasang

sepat, semakin besar nilai sepatu tersebut!

Itu tentu saja tidak mungkin karena nilai tukar bukanlah penghargaan moral untuk

kemauan suka rela untuk bekerja belaka tetapi sebuah ikatan objektif yang dibentuk

antara produsen yang independen dalam rangka untuk menyeimbangkan berbagai

macam kerajinan tangan dalam masyarakat berdasarkan baik atas pembagian kerja

dan sebuah ekonomi waktu-kerja. Dalam masyarakat seperti itu menyia-nyiakan kerja

tidak mendapatkan kompensasi, bertentangan dengannya, hal tersebut secara

otomatis dihukum. Siapapun yang memberikan waktu lebih banyak dalam

memproduksi sepasang sepatu dari pada jam rata-rata yang dibutuhkan-sebuah rata-

rata yang ditentukan oleh rata-rata produktivitas kerja dan direkam dalam Piagam

Guild, sebagai contoh! – orang semacam itu telah menyia-nyiakan kerja manusia,

bekerja tanpa hasil untuk jumlah jam. Ia tidak akan menerima apapun sebagai ganti

jam yang disia-siakan tersebut.

Diekspresikan dengan jalan yang lain, nilai tukar komoditi tidak ditentukan oleh

kuantitas kerja yang dihabiskan oleh tiap individu produsen yang terlibat dalam

produksi komoditi tersebut tetapi oleh kuantitas kerja yang secara sosial dibutuhkan

untuk memproduksinya. Ekspresi “secara sosial dibutuhkan” bermakna: kuantitas

kerja kebutuhan dibawah kondisi rata-rata produktivitas kerja yang ada dalam negeri

dan waktu tertentu.

Kualifikasi diatas memiliki penerapan yang sangat penting ketika kita meneliti

berfungsinya masyarakat kapitalis lebih dekat.

Pernyataan penjelasan yang lain harus ditambahkan disini. Apa yang kita maksud

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

13/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

dengan “kuantitas kerja”? Pekerja berbeda dalam kualifikasi mereka. Apakah ada

keseimbangan total antara kerja satu jam seseorang dengan kerja orang lain, tanpa

mempertimbangkan perbedaan semacam itu dalam keahllian? Sekali lagi pertanyaan

bukanlah mengenai moral tetapi berkaitan dengan logika internal dari sebuah

masyarakat yang berdasarkan keseimbangan antara keahlian, sebuah keseimbangan

dalam pasar, dan dimana gangguan apapun dari keseimbangan tersebut akan segera

menghancurkan keseimbangan sosial.

Apa yang akan terjadi, sebagai contoh, jika kerja satu jam oleh pekerja yang tidak

ahli berharga sebanyak kerja satu jam pengerajin tangan yang ahli, yang telah

melakukan empat hingga enam tahun sebagai pekerja magang untuk mendapatkan

keahliannya? Tentu saja, tidak ada yang mau menjadi tenaga ahli. Jam kerja yang

dilakukan dalam mempelajari kerajinan tangan akan menjadi jam yang terbuang sia-

sia karena pengerajin tangan tidak akan mendapatkan kompensasi untuk hal tersebut

setelah memiliki ijasah keahlian.

Dalam sebuah ekonomi yang didirikan atas dasar sistem penghitungan jam-kerja,

orang yang lebih muda akan berkeinginan untuk menjadi ahli hanya jika waktu yang

hilang selama periode pelatihannya kemudian diberikan bayaran. Definisi kita tentang

nilai tukar komoditi oleh karena itu harus dilengkapi sebagai berikut: “Satu jam kerja

oleh pekerja hali harus dianggap sebagai kerja kompleks, sebagai kerja

melipatgandakan, sebagai perkalian dari satu jam kerja tidak ahli; koefisien dari

perkalian tentu saja tidak bisa serampangan tetapi harus didasarkan atas biaya

mendapatkan keahlian tersebut.“ Harus ditegaskan, untuk melewatinya, bahwa selalu

ada kekaburan dalam penjelasan umum tentang kerja melipatgandakan dalam Uni

Soviet dibawah Stalin yang telah berlangsung hingga hari ini. Dinyatakan bahwa

kompensasi untuk kerja seharunya berdasarkan atas kuatitas dan kualitas kerja, tetapi

konsep kualitas tidak lagi dipahami dalam pengertian ungkapan Marxis, yaitu,

sebagai kualitas yang dapat diukur secara kuantitatif dengan cara koefisien khusus

dari pelipatgandaan. Bertentangan dengannya, ide kualitas digunakan dalam makna

ideologi borjuis, menurut yang mana kualitas kerja dianggap ditentukan oleh kegunaan

sosialnya, dan hal tersebut digunakan untuk membenarkan pendapatan para

pemimpin, penari balet dan para manajer industri, yang sepuluh kali lebih tinggi dari

pendapatan pekerja tidak ahli. Teori semacam itu berasal dari wilayah pembenaran

(apologetics) meskipun perluasannya digunakan untuk membenarkan perbedaan

besar dalam pemasukan yang terjadi dibawah Stalin dan terus terjadi di Uni Soviet

hari ini, meskipun dalam tingkatan yang lebih kurang.

Nilai pertukaran komoditi, kemudian, ditentukan oleh kuatitas kerja yang secara

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

14/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

sosial dibutuhkan untuk produksinya, dengan kerja ahli dilihat sebagai perkalian kerja

sederhana dan koefisien penggandaan menjadi kuantitas yang dapat diukur secara

masuk akal.

Ini adalah inti dari teori nilai Marxis dan dasar semua teori ekonomi Marxis secara

umum. Serupa, teori produk surplus sosial dan kerja surplus, yang kita diskusikan

pada bagian awal tulisan ini , menyusun dasar semua sosiologi Marxis dan hal

tersebut adalah jembatan yang menghubungkan analisis sosiologi dan sejarah Marxis,

teori klas-klasnya dan perkembangan masyarakat secara umum, untuk teori ekonomi

Marxis, dan lebih tepat, untuk analisis Marxis terhadap karakter semua masyarakat

produksi-komoditi pra kapitalis, kapitalis dan paska kapitalis.

I.6 Apakah Kerja Kebutuhan Secara Sosial?

Beberapa saat yang lalu saya menyatakan bahwa definisi khusus dari kuatitas kerja

yang dibutuhkan secara sosial untuk menghasilkan komoditi memiliki aplikasi yang

sangat khusus dan penting dalam analisa masyarakat kapitalis. Menurut saya akan

lebih berguna untuk berurusan dengan hal tersebut saat ini meskipun secara logika hal

tersebut menjadi milik seksi berikutnya dari presentasi ini.

Keseluruhan komoditi yang diproduksi dalam sebuah negeri pada waktu tertentu

telah dihasilkan untuk memuaskan keinginan seluruh anggota masyarakat tersebut.

Barang apapun yang tidak memuaskan kebutuhan seseorang, yang tidak memiliki

nilai guna untuk siapapun, akan tidak terjual, akan tidak memiliki nilai tukar, tidak akan

menjadi sebuah komoditi tetapi hanya sebuah produk tindakan sia-sia dan lelucon

beberapa produsen. Dari sudut yang lain, jumlah total daya beli yang terdapat dalam

masyarakat dan waktu tertentu dan yang tidak untuk ditimbun tetapi untuk dibelanjakan

dipasar, harus digunakan untuk membeli jumlah total komoditi yang dihasilkan, jika

ingin terjadi keseimbangan ekonomi. Keseimbangan tersebut oleh karenanya

menyaratkan jumlah total produksi sosial, tenaga produktif yang tersedia dalam

masyarakat tersebut, jam-kerja yang tersedia, didistribusikan diantara berbagai

macam sektor industri dalam proporsi yang sama seperti konsumen mendistribusikan

daya beli mereka dalam memuaskan berbagai macam keinginan mereka. Ketika

distribusi tenaga produktif tidak lagi berhubungan dengan pembagian keinginan

tersebut, keseimbangan ekonomi hancur dan baik overproduksi dan kekurangan

produksi muncul berdampingan.

Mari kita memberikan contoh yang umum: menuju akhir abad kesembilanbelas dan

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

15/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

awal abad keduapuluh, kota seperti Paris industri perakitan kereta yang bersama

dengan perdagangan menggunakannya memperkerjakan ribuan bahkan puluhan ribu

pekerja.

Dalam periode yang sama industri otomotif muncul dan meskipun cukup kecil,

industri tersebut telah memiliki beberapa pabrik yang memperkerjakan beberapa ribu

pekerja.

Sekarang apa proses yang terjadi selama periode tersebut? Disatu sisi, jumlah

kereta mulai menurun dan disisi yang lainnya, jumlah mobil mulai meningkat. Produksi

kereta dan peralatan kereta oleh karena itu menunjukan kecenderungan menuju

melebihi kebutuhan sosial, seperti yang ditunjukan dalam sikap dimana penduduk

Paris membagi daya beli mereka; disisi yang lainnya, produksi mobil dibawah

kebutuhan sosial, sejak saat industri dibuka hingga kemunculan produksi massal,

sebuah iklim kekurangan terjadi dalam industri tersebut. Penawaran mobil dipasar

tidak seimbang dengan permintaannya.

Bagaimana kita menjelaskan fenomena tersebut dalam pengertia teori nilai kerja?

Kita dapat mengatakan bahwa dalam industri kereta lebih banyak kerja dilakukan

ketimbang yang dibutuhkan secara sosial, bahwa sebagian kerja yang dilakukan oleh

jumlah total perusahaan dalam industri kereta adalah kerja yang secara sosial sia-sia,

yang itdak lagi menemukan keseimbangan dalam pasar dan akibatnya menghasilkan

barang-barang yang tidak dapat dijual. Dalam masyarakat kapitalis, ketika barang-

barang tidak terjual itu berarti bahwa investasi kerja manusia telah dibuat dalam

cabang industri khusus yang ternyata menjadi kerja yang secara sosial tidak

dibutuhkan, yaitu, hal tersebut adalah kerja yang tidak menemukan keseimbangan

dalam daya beli dipasar. Kerja yang secara sosial tidak dibutuhkan adalah kerja sis-

sia; hal tersebut adalah kerja yang tidak menghasilkan nilai. Kita dapat melihat dari hal

tersebut bahwa konsep kerja kebutuhan secara sosial mencakup keseluruhan

rangakaian fenomena.

Bagi produk dari industri kereta, penawaran melebihi permintaan, harga jatuh dan

barang-barang menjadi tidak terjual. Kebalikannya adalah benar dalam industri

otomotif dimana permintaan melebihi penawaran, mengakibatkan harga naik dan

kekurangan produksi terjadi. Untuk puas hanya pada hal biasa mengenai penawaran

dan permintaan. Bagaimanapun, berarti berhenti pada aspek psikologi dan individu

dari persoalannya. Disisi yang lain, jika kita meneliti lebih dalam pada sisi sosial dan

kolektif dari persoalan, kita mulai untuk memahami apa yang terdapat dibawah

permukaan dalam sebuah masyarakat yang diorganisir atas dasar ekonomi waktu-

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

16/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

kerja.

Makna penawaran melebihi permintaan adalah bahwa produksi kapitalis, yang

bersifat anarkis, tidak terencana dan tidak terorganisir, telah secara anarkis

menginvestasikan atau mengeluarkan lebih banyak jam kerja dalam sebuah cabang

industri ketimbang yang dibutuhkan secara sosial, sehingga seluruh segmen jam-kerja

menjadi sepenuhnya hilang, banyak kerja manusia yang dibuang sia-sia yang tetap

tidak dibalas oleh masyarakat. Sebaliknya, sebuah sektor industri dimana permintaan

tetap terus lebih besar dibanding penawaran dapat dianggap sebagai sebuah sektor

kurang berkembang dalam pengertian kebutuhan sosial, oleh karena itu sebuah sektor

yang mengeluarkan lebih sedikit jam kerja ketimbang yang dibutuhkan secara sosial

dan sektor tersebut menerima bonus dari masyarakat dalam rangka untuk

menstimulus peningkatan dalam produksi dan mendapatkan keseimbangan dengan

kebutuhan sosial.

Ini adalah satu aspek dari persoalan kerja kebutuhan secara sosial dalam

masyarakat kapitalis. Aspek yang lain lebih berhubungan secara langsung dengan

perubahan dalam produktivitas kerja. Hal tersebut adalah sama tetapi membuat

sebuah abstraksi dari kebutuhan sosial, aspek “nilai guna” dari produksi.

Dalam masyarakat kapitalis produktivitas kerja berubah terus menerus. Berbicara

secara umum, selalu terdapat tiga tipe perusahaan (atau sektor industri): yang secara

teknologi tepat pada rata-rata sosial; yang terbelakang, usang, di tingkat dasar,

dibawah rata-rata sosial; dan yang secara teknologi maju dan diatas rata-rata dalam

produktivitas.

Apa maksud kita ketika kita berbicara sebuah sektor atau sebuah perusahaan

secara teknologi terbelakang dan memiliki produktivitas kerja dibawah rata-rata?

Cabang atau perusahaan semacam itu dapat disamakan dengan pembuat sepatu

yang malas yang telah kita ungkapkan sebelumnya, itu adalah, perusahaan tersebut

termasuk dalam mereka yang menghabiskan lima jam untuk menghasilkan kuantitas

tertentu barang-barang dalam sebuah periode ketika produktivitas sosial rata-rata

menuntut hal tersebut dilakukan dalam tiga jam. Dua jam lebihnya dari kerja yang

dikeluarkan adalah sepenuhnya hilang, kerja sosial yang sia-sia. Bagian jumlah total

kerja yang tersedia bagi masyarakat telah disia-siakan oleh perusahaan, perusahaan

tersebut tidak akan menerima apapun dari masyarakat untuk menggantinya. Secara

kongkret hal tersebut bermakna bahwa harga penjualan dalam industri atau

perusahaan tersebut, yang beroperasi dibawah produktivitas rata-rata, mendekati

biaya produksinya atau bahkan jatuh dibawahnya, yaitu, perusahaan tersebut

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

17/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

beroperasi pada angka keuntungan yang sangat rendah atau bahkan merugi.

Disisi yang lain, sebuah perusahaan atau sektor industri dengan sebuah tingkat

produktivitas diatas rata-rata (seperti pembuat sepatu yang dapat menghasilkan dua

pasang sepatu dalam tiga jam ketika rata-rata sosial adalah satu pasang tiap tiga

jam) ekonomis dalam pengeluaran kerja sosial dan oleh karena itu membuat

keuntungan surplus, yaitu, perbedaan antara biaya dan harga jualnya lebih besar dari

keuntungan rata-rata.

Pengejaran keuntungan surplus tersebut, tentu saja merupakan tenaga penggerak

dibelakang keseluruhan ekonomi kapitalis. Setiap perusahaan kapitalis dipaksa oleh

persaingan agar mencoba mendapatkan keuntungan lebih besar, karena hal tersebut

adalah satu-satunya jalan perusahaan tersebut dapat terus menerus memperbaiki

produktivitas kerja dan teknologi. Akibatnya semua perusahaan dipaksa untuk

mengambil arah yang sama tersebut, dan jalan tersebut mengakibatkan bahwa apa

yang sebelumnya adalah sebuah produktivitas diatas rata-rata lenyap menjadi

produktivitas rata-rata, dimana keuntungan surplus menghilang. Semua strategi

industri kapitalis berasal dari keinginan dari setiap perusahaan untuk mencapai angka

produktivitas lebih besar dari rata-rata nasional dan oleh karena itu menghasilkan

keuntungan surplus, dan hal tersebut kemudian memancing gerakan yang

menyebabkan keuntungan surplus untuk menghilang, berdasarkan atas

kecenderungan angka produktivitas kerja rata-rata untuk naik terus menerus. Ini

adalah mekanisme dalam tendensi bagi angka keuntungan untuk diseimbangkan

I.7 Asal Usul dan Sifat Nilai Lebih

Dan sekarang, apakah nilai lebih? Ketika kita mempertimbangkan hal tersebut dari

sudut pandang teori nilai Marxis, jawabannya telah ditemukan. Nilai lebih adalah

bentuk moneter dari produk surplus sosial yaitu, hal tersebut adalah bentuk moneter

dari bagian produksi pekerja yang dia serahkan pada pemilik alat produksi tanpa

menerima apapun sebagai gantinya.

Bagaimana penyerahan tersebut dapat dilaksanakan dalam praktek pada

masyarakat kapitalis? Kejadian tersebut mengambil tempat melalui proses

pertukaran, seperti semua operasi penting dalam masyarakat kapitalis, yang selalu

merupakan hubungan pertukaran. Kapitalis membeli tenaga kerja dari pekerja, dan

sebagai tukar dari upah tersebut, kapitalis mengambil alih seluruh produksi dari

pekerja tersebut, semua nilai yang baru dihasilkan yang telah dimasukan kedalam nilai

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

18/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

produksi tersebut.

Kita oleh karena itu dapat mengatakan sejak saat ini bahwa nilai lebih adalah

perbedaan antara nilai yang dihasilkan oleh pekerja dan nilai tenaga kerjanya sendiri.

Apakah nilai tenaga kerja? Dalam masyarakat kapitalis, tenaga kerja adalah sebuah

komoditi, dan seperti nilai komoditas yang lainnya, nilainya tergantung dari kuantitas

kerja kebutuhan secara sosial untuk memproduksi dan mereproduksi tenaga kerja,

yaitu, biaya hidup pekerja dalam makna luas. Konsep upah minimum atau sebuah

upah rata-rata tidaklah secara fisiologi rigid tetapi memasukan keinginan yang

berubah seiring kemajuan dalam produktivitas kerjar. Keinginan tersebut cenderung

meningkat paralel dengan kemajuan dalam teknik dan hal tersebut karenanya tidak

dapat dibandingkan dengan tingkatan keakuratan apapun, dalam periode yang

berbeda. Upah minimum tahun 1830 tidak dapat dibandingkan secara kuantitatif

dengan pada tahun 1960, seperti teoritikus partai Komunis Perancis telah

memahaminya pada penderitaannya. Tidak ada cara valid untuk membandingkan

harga sepeda motor pada tahun 1960 dengan harga sejumlah kilogram daging di

tahun 1830 dalam rangka untuk mendapatkan kesimpulan bahwa motor “berharga”

kurang dibanding daging.

Setelah memahami hal tersebut, kita sekarang dapat mengulangi bahwa biaya

hidup tenaga kerja menyusun nilainya dan bahwa nilai lebih adalah perbedaan antara

biaya hidup tersebut dan nilai yang diciptakan oleh tenaga kerja tersebut.

Nilai yang dihasilkan oleh tenaga kerja dapat dihitung dengan cara sederhana

melalui lamanya waktu yang digunakan. Jika pekerja bekerja sepuluh jam, dia

menghasilkan nilai sepuluh jam kerja. Jika biaya hidup pekerja, yaitu, sama dengan

upahnya, juga sepuluh jam kerja, maka tidak ada nilai lebih yang dihasilkan. Hal ini

adalah hanya kasus khusus dari aturan yang lebih umum: ketika jumlah total dari

produk kerja sama dengan produk yang dibutuhkan untuk memberi makan dan

menjaga produsen, tidak ada produk surplus sosial.

Tetapi dalam masyarakat kapitalis, tingkat produktivitas kerja membuat biaya hidup

pekerja selalu kurang dari kuantitas nilai baru yang diciptakan. Hal ini berarti bahwa

seorang pekerja yang bekerja selama sepuluh jam tidak membutuhkan sama dengan

sepuluh jam untuk menopang dirinya sendiri agar sesuai dengan rata-rata kebutuhan

dari waktu tersebut. Upah seimbang dia selalu hanya sebuah pecahan dari kerja

harian dia; semua hal melewati pecahan tersebut adalah nilai lebih, kerja gratis yang

diberikan oleh pekerja dan diambil alih oleh kapitalis tanpa sebuah ganti rugi yang

seimbang. Jika perbedaan tersebut tidak ada, tentu saja, kemudian tidak ada majikan

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

19/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

yang akan menyewa pekerja manapun, karena pembelian tenaga kerja semacam itu

tidak akan membawa keuntungan bagi pembelinya.

I.8 Validitas Teori Nilai Kerja

Untuk menyimpulkan, kita menghadirkan tiga bukti tradisional dari teori nilai kerja.

Yang pertama adalah bukti analitis, yang memulai dengan memerinci harga sebuah

komoditi kedalam elemen-elemen penyusunnya dan menunjukan bahwa jika proses

dilihat cukup jauh, hanya kerja yang akan ditemukan.

Harga setiap komoditi dapat direduksi menjadi sejumlah komponen: penyisihan

uang untuk mesin dan bangunan, yang kita sebut dengan pembaharuan dari kapital

tetap; harga bahan baku dan produk tambahan; upah; dan akhirnya, semua hal yang

merupakan nilai lebih, seperti keuntungan, sewa, pajak, dsb.

Selama dua komponen terakhir diperhatikan, upah dan nilai lebih, telah ditunjukan

bahwa kedua hal tersebut adalah sederhana dan murni kerja. Mengenai bahan baku,

kebanyakan dari harga bahan baku tersebut sebagian besar dapat direduksi pada

kerja; sebagai contoh, lebih dari 60 persen biaya penambangan batu bara merupakan

upah. Jika kita mulai dengan memerinci biaya manufaktur rata-rata komoditi menjadi

40% untuk upah, 20% nilai lebih, 30% untuk bahan baku dan 10% dalam kapital tetap;

dan jika kita berasumsi bahwa 60% biaya bahan baku dapat direduksi menjadi kerja,

maka kita telah memiliki 78% total biaya direduksi menjadi kerja. Sisa biaya bahan

baku diperinci menjadi biaya bahan baku lainnya – dapat direduksi karena 60% kerja

– ditambah biaya penyisihan untuk mesin.

Harga mesin dalam bagian besarnya terdiri dari kerja (sebagai contoh, 40%) dan

bahan baku (sebagai contoh, 40% juga). Bagian kerja dalam biaya rata-rata semua

komoditas berturut-turut melewati hingga 83%, 87%, 89,5%, dsb. Jelas bahwa

semakin jauh pemerincian tersebut dijalankan, semakin keseluruhan biaya cenderung

dapat direduksi menjadi kerja, dan hanya kerja.

Bukti kedua adalah bukti logika, dan ini merupakan yang ditulis dalam permulaan

Kapital-nya Marx. Buku tersebut telah membingungkan cukup banyak pembaca,

karena buku tersebut tentu saja bukanlah pendekatan pedagogis paling sederhana

pada pertanyaan tersebut.

Marx mengajukan pertanyaan tersebut dengan cara demikian. Jumlah komoditi

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

20/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

adalah sangat besar. Hal tersebut dapat dipertukarkan, yang berarti bahwa komoditi

tersebut harus memiliki kualitas yang sama, karena semua hal yang dapat

dipertukarkan dapat diperbandingkan dan semua hal yang dapat diperbandingkan

harus memiliki setidaknya satu kesamaan kualitas. Benda-benda yang tidak memiliki

kesamaan kualitas adalah, dengan definisi, tidak dapat saling dibandingkan.

Mari kita menyelidiki setiap komoditi tersebut. Kualitas apa yang mereka miliki?

Pertama sekali, mereka memiliki kumpulan tak terhingga dari kualitas alami: berat,

panjangnya, kepadatan, warna, ukuran, sifat molekular; singkatnya, semua kualitas

fisik, kimia dan kualitas alami mereka yang lainnya. Apakah ada salah satu dari

kualitas fisik yang dapat menjadi dasar untuk membandingkan mereka sebagai

komoditi, berfungsi sebagai ukuran umum dari nilai tukar mereka? Mungkinkah itu

berat? Tentu saja tidak, karena satu pon mentega tidak memiliki nilai yang sama

dengan satu pon emas. Apakah itu volume atau panjangnya? Contoh-contoh akan

segera menunjukan bahwa semua kualitas fisik tersebut tidak dapat menjadi ukuran

umum dari nilai tukar. Singkatnya, semua hal tersebut yang menyusun kualitas alami

komoditi, semua hal yang merupakan kualitas fisik atau kimia dari komoditi tersebut,

tentu saja menentukan nilai gunanya, kegunaan relatifnya, tetapi bukan nilai tukarnya.

Nilai tukar harus sebagai akibatnya diringkas dari semua hal yang menyusun kualitas

fisik alami dalam komoditas tersebut.

Kualitas umum harus ditemukan dalam semua komoditi tersebut yang bukan fisik.

Kesimpulan Marx adalah bahwa satu-satunya kualitas umum dalam komoditi tersebut

yang bukan fisik adalah kualitas komoditi tersebut karena merupakan produksi dari

kerja manusia, dari kerja abstrak manusia.

Kerja manusia dapat dilihat dalam dua jalan yang berbeda. Kerja manusia dapat

dianggap sebagai kerja kongkret khusus, seperti kerja pembuat roti, pemotong

daging, pembuat sepatu, penenun, pandai besi, dsb. Tetapi selama hal tersebut dilihat

sebagai kerja kongkret khusus, hal tersebut dilihat dalam aspek kerja yang

menghasilkan hanya nilai guna.

Dibawah kondisi tersebut kita memperhatikan hanya kualitas fisik dari komoditi dan

hal tersebut merupakan kualitas yang tidak dapat dibandingkan. Satu-satunya hal yang

komoditi miliki dalam kesamaan dari titik pandang untuk menukarkan mereka adalah

bahwa semua hal tersebut dihasilkan oleh kerja abstrak manusia, yaitu, oleh produsen

yang berhubungan satu sama lainnya atas dasar keseimbangan sebagai hasil dari

fakta bahwa mereka semua menghasilkan barang-barang untuk pertukaran. Kualitas

umum komoditi, sebagai akibatnya, berdampingan dalam fakta bahwa semua

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

21/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

komoditas tersebut merupakan produk kerja abstrak manusia dan adalah hal tersebut

yang menyediakan ukuran bagi nilai tukar mereka, dari kemampuan tukar mereka. Itu

adalah, sebagai akibat, kualitas kerja kebutuhan secara sosial dalam produksi

komoditi yang menentukan nilai tukar mereka.

Mari kita segera menambahkan bahwa rasionalisasi Marx disini adalah baik

abstrak dan sulit dan setidaknya masih dapat dipertanyakan, sebuah titik yang banyak

diambil oleh lawan Marxisme dan digunakan untuk menyerang, bagaimanapun tanpa

sukses.

Apakah fakta bahwa semua komoditas dihasilkan oleh kerja abstrak manusia

benar-benar satu-satunya kualitas yang mereka miliki secara umum, terlepas dari

kualitas alami mereka? Tidak sediki penulis yang berpikir mereka telah menemukan

yang lainnya. Secara umum, bagaimanapun juga, hal tersebut selalu direduksi entah

pada kualitas fisik atau pada fakta bahwa mereka adalah produk kerja abstrak.

Bukti ketiga dan terakhir dari ketepatan teori nilai kerja adalah bukti oleh reduksi

pada ke-absurd-an. Hal tersebut, lebih lagi, merupakan bukti yang paling bagus dan

paling “modern”.

Bayangkan sesaat sebuah masyarakat dimana kerja hidup manusia sepenuhnya

hilang, yaitu, sebuah masyarakat dimana semua produksi telah 100 persen otomatis.

Tentu saja, selama kita tetap dalam tahap transisi saat ini, dimana beberapa kerja

telah sepenuhnya otomatis, yaitu, sebuah tahapan dimana pabrik-pabrik tidak

menggunakan pekerja berdiri seiring pabrik lainnya dimana kerja manusia masih

dimanfaatkan, tidak ada persoalah teoritis khusus, karena hal tersebut hanya

merupakan pertanyaan mengenai transfer nilai lebih dari satu perusahaan ke

perusahaan yang lainnya. Hal tersebut adalah sebuah ilustrasi hukum penyeimbangan

angka keuntungan, yang akan kita teliti nanti.

Tetapi mari kita bayangkan bahwa perkembangan tersebut telah didorong pada

tingkat ekstrimnya dan kerja manusia telah sepenuhnya dihilangkan dari semua bentuk

produksi dan layanan jasa. Dapatkan nilai terus ada dibawah kondisi tersebut?

Dapatkah ada sebuah masyarkat dimana tidak ada yang memiliki pemasukan tetapi

komoditi terus memiliki nilai dan dijual? Tentu saja situasi semacam itu adalah absurd.

Produksi massal besar akan diproduksi tanpa produksi tersebut menciptakan

pemasukan apapun, karena tidak ada manusia yang terlibat dalam produksi tersebut.

Tetapi seseorang ingin “menjual” produk tersebut dimana tidak ada lagi pembeli!

Adalah jelas bahwa distribusi produk dalam masyarakat semacam itu tidak akan

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

22/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

efektif lagi dalam bentuk penjualan komoditas dan sesungguhnya menjual akan

menjadi semakin absurd karena kelimpahan produksi oleh otomatisasi umum.

Diekspresikan dengan cara yang lain, sebuah masyarakat dimana kerja manusia

akan secara total dihilangkan dari produksi, dalam makna ungkapan yang paling

umum, termasuk juga layanan, akan menjadi sebuah masyarakat dimana nilai tukar

juga akan dihilangkan. Hal ini membuktikan validitas teori tersebut, sementara kerja

manusia hilang dari produksi, nilai juga hilang mengikutinya.

II. Kapital dan Kapitalisme

II.1 Kapital dalam Masyarakat Pra Kapitalis

Antara masyarakat primitif yang didirikan atas ekonomi alami dimana produksi

terbatas pada nilai guna yang digunakan untuk konsumsi sendiri oleh para

produsennya, dan masyarakat kapitalis, disitu terbentang periode panjang dalam

sejarah manusia, melingkupi secara esensiil semua peradaban manusia, yang

berhenti sebelum mencapai garis depan kapitalisme. Marxisme mendefinisikan

mereka sebagai masyarakat dimana produksi komoditi skala-kecil berlaku umum.

Sebuah masyarakat jenis tersebut telah akrab dengan produksi komoditi, barang-

barang yang dibuat untuk pertukaran dipasar dan bukan untuk konsumsi langsung oleh

produsennya, tetapi produksi komoditi semacam itu belum dijeneralisir, seperti dalam

masyarakat kapitalis.

Dalam sebuah masyarakat yang didirikan atas produksi komoditi skala kecil, dua

jenis operasi ekonomi berjalan. Petani dan pekerja tangan ahli yang membawa

produk mereka ke pasar ingin menjual barang-barang yang nilai gunanya tidak dapat

mereka gunakan dalam rangka untuk mendapatkan uang, alat tukar, untuk

mendapatkan barang-barang yang lain, yang nilai gunanya dibutuhkan oleh mereka

atau dianggap memiliki nilai guna yang lebih penting dari barang-barang yang mereka

miliki.

Petani membawa gandum ke pasar yang dia jual untuk mendapatkan uang, dengan

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

23/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

uang tersebut dia membeli, kita sebut saja, pakaian. Pekerja tangan ahli membawa

pakaian mereka ke pasar, dimana dia jual untuk uang, dengan uang tersebut dia

membeli, kita sebut saja, gandum.

Apa yang kita dapatkan disini, kemudian adalah operasi: menjual untuk membeli.

Komoditi – Uang – Komoditi (Commodity – Money – Commodity), C – M – C yang

memiliki karakter esensiil sebagai berikut: nilai kedua perbedaan yang besar dalam

formula tersebut adalah, dengan definisi, tepat sama.

Tetapi didalam produksi komoditi skala-kecil muncul, disamping pekerja tangan ahli

dan petani kecil, orang yang lain, yang melangsungkan jenis operasi ekonomi yang

berbeda. Ketimbang menjual untuk membeli, dia membeli untuk menjual. Jenis orang

tersebut pergi ke pasar tanpa komoditi apapun; dia adalah pemilik uang. Uang tidak

dapat dijual; tetapi uang dapat digunakan untuk membeli, dan itu adalah yang dia

lakukan: membeli untuk menjual, untuk menjual ulang: M – C – M’.

Ada perbedaan pokok antara dua jensi operasi tersebut. Operasi yang kedua tidak

masuk akal jika pada akhirnya kita berhadapan dengan nilai yang tepat sama seperti

yang kita miliki pada mulanya. Tidak ada orang yang membeli komoditi untuk dijual

agar mendapatkan nilai yang sama dengan yang telah dia bayarkan. Operasi

“membeli untuk menjual” masuk akal hanya jika penjual tersebut membawa nilai

tambah, sebuah nilai lebih. Itulah mengapa kita menyatakan disini, dengan definisi. M’

lebih besar dari M dan tersusun dari M+m; m merupakan nilai lebih, jumlah

peningkatan dalam nilai M.

Kita sekarang mendefinisikan kapital sebagai nilai yang ditingkatkan oleh nilai

lebih, entah hal tersebut terjadi dalam proses sirkulasi komoditas, seperti dalam

contoh yang telah diberikan, atau dalam produksi, seperti dalam sistem kapitalis.

Kapital oleh karena itu adalah setiap nilai yang diperbesar oleh nilai lebih, hal tersebut

oleh karena itu terdapat tidak hanya dalam masyarakat kapitalis tetapi juga dalam

semua masyarakat yang didirikan atas produksi komoditi kecil. Untuk alasan tersebut

dibutuhkan untuk membedakan dengan jelas antara hidup kapital dan hidup corak

produksi kapitalis, masyarakat kapitalis. Kapital jauh lebih tua dibanding corak

produksi kapitalis. Kapital kemungkinan telah ada 3.000 tahun yang lalu, sedangkan

corak produksi kapitalis hanya berumur 200 tahun.

Bentuk apa yang diambil oleh kapital dalam masyarakat pra kapitalis? Pada

dasarnya adalah kapital riba dan kapital perdagangan atau komersial. Jalan dari

masyakakat pra kapitalis menuju masyarakat kapitalis dikarakterkan oleh penetrasi

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

24/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

kapital kedalam bidang produksi. Corak produksi kapitalis adalah corak produksi

pertama, bentuk organisasi sosial pertama, dimana kapital tidak terbatas pada peran

tunggal sebagai perantara dan pengeksploitasi terhadap bentuk produksi non-

kapitalis, terhadap produksi komoditas skala kecil. Dalam corak produksi kapitalis,

kapital mengambil alat produksi dan mempenetrasi secara langsung kedalam

produksi itu sendiri.

II.2 Asal Usul Corak Produksi Kapitalis

Apa asal usul corak produksi kapitalis? Apa asal usul masyarakat kapitalis seperti

yang telah berkembang selama 200 tahun terakhir?

Pertama kali terdapat pada pemisahan produsen dari alat produksi tersebut.

Kemudian, adalah pendirian alat produksi tersebut sebagai monopoli didalam tangan

satu klas sosial, borjuasi. Dan akhirnya, adalah kemunculan klas sosial lainnya yang

telah dipisahkan dari alat produksinya dan oleh karena itu tidak memiliki sumber

lainnya untuk bertahan hidup selain menjual tenaga kerjanya pada klas yang telah

memonopoli alat produksi.

Mari kita melihat tiap asal usul corak produksi kapitalis tersebut, yang pada saat

yang sama karakteristik pokok dari sistem kapitalis juga.

Karakteristik pertama: pemisahan produsen dari alat produksinya. Hal tersebut

adalah kondisi pokok dari keberadaan sistem kapitalis tetapi hal tersebut juga

merupakan yang secara umum paling lemah dipahami. Mari kita menggunakan

sebuah contoh yang terlihat bersifat paradoks karena diambil dari awal Abad

Pertengahan, yang dikarakterkan oleh perhambaan.

Kita mengetahui bahwa massa produsen-petani merupakan hamba yang terikat

pada tanah. Tetapi ketika kita mengatakan bahwa hamba tersebut terikat pada tanah,

kita menyatakan secara tidak langsung bahwa tanah juga “terikat” pada hamba, itu

adalah, tanah merupakan milik klas sosial yang selalu memiliki dasar untuk

menyediakan kebutuhannya, tanah yang cukup untuk bekerja sehingga individu hamba

dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga bahkan ketika dia bekerja dengan alat yang

paling primitif. Kita tidak melihat rakyat ditakdirkan untuk mati karena kelaparan jika

mereka tidak menjual tenaga kerja mereka. Dalam masyarakat semacam itu, tidak

ada pemaksaan ekonomi untuk menyewa seseorang, untuk menjual tenaga kerja

seseorang pada kapitalis.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

25/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Hal tersebut dengan kata lain dapat kita katakan dengan menyatakan bahwa sistem

kapitalis tidak dapat berkembang dalam masyarakat semacam itu. Kebenaran umum

tersebut juga memiliki penerapan modern dalam jalan kolonialis mengenalkan

kapitalisme pada negeri-negeri Afrika selama abad kesembilanbelas dan awal abad

duapuluh.

Mari kita melihat kondisi kehidupan penghuni di semua negeri-negeri Afrika.

Mereka adalah peternak dan penanam tanah, atas dasar yang sedikit banyak primitif,

tergantung pada karakter daerah tersebut, tetapi selalu dibawah kondisi kelimpahan

tanah relatif. Tidak hanya bahwa tidak ada kekurangan tanah di Afrika, tetapi dalam

istilah rasio populasi dengan jumlah tanah yang tersedia, dapat dikatakan bahwa

cadangan tanah sebenarnya tidak terbatas. Adalah benar, tentu saja, bahwa hasil

panen dari tanah tersebut sedang-sedang saja karena alat pertanian masih kasar dan

standar kehidupan sangat rendah, dsb, tetapi tidak ada kekuatan material yang

mendorong populasi tersebut untuk bekerja di pertambangan, pada pertanian atau di

pabrik milik kolonialis kulit putih. Tanpa transformasi dalam administrasi tanah di

Afrika Daerah Katulistiwa, di Afrika Hitam, tidak ada kemungkinan untuk mengenalkan

corak produksi kaptialis. Untuk itu, tekanan karakter non-ekonomi harus digunakan,

pemisahan sempurna dan brutal dari massa kulit hitam dari kebutuhan hidup normal

mereka harus dilaksanakan. Sebagaian besar tanah harus dirubah secepatnya

menjadi daerah nasional, dimiliki oleh negeri kolonial, atau menjadi milik pribadi dari

perusahaan kapitalis. Populasi kulit hitam harus mencari daerah menetap baru, atau

di penampungan, seperti sebutan mereka secara sinis, di area tanah yang tidak cukup

untuk mempertanahkan semua penghuninya. Sebagai tambahan, pajak kepala, yaitu,

pajak uang untuk tiap penghuni, dibebankan sebagai pengangkat yang lain, karena

pertanian primitif tidak memanen pendapatan uang.

Oleh berbagai macam tekanan ekstra-ekonomi tersebut, kolonialis menciptakan

kebutuhan bagi rakyat Afrika agar bekerja untuk mendapatkan upah selama mungkin

dua atau tiga bulan setahun, dalam rangka agar mendapatkan uang untuk membayar

pajaknya dan membeli tambahan kecil makanan yang dibutuhkan untuk

keberlangsungan hidupnya, karena tanah yang dapat dia gunakan tidak lagi cukup

untuk mata pencahariannya.

Di negeri seperti Afrika Utara, Rhode, dan bagian bekas Kongo Belgia, dimana

corak produksi kapitalis diperkenalkan dalam skala besar, metode tersebut

diterapkan dalam skala yang sama, dan sebagaian besar populasi kulit hitam dicabut,

diusir, dan dipaksa keluar dari keberadaan dan model bekerja tradisionalnya.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

26/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Mari kita sebutkan, sepintas, kemunafikan ideologis yang menemani gerakan

tersebut, keluhan perusahaan kapitalis bahwa kulit hitam malas karena mereka tidak

mau bekerja bahkan ketika mereka memiliki kesempatan untuk membuat sepuluh kali

lebih banyak di tambang dan pabrik ketimbang dari kerja tradisional mereka di tanah.

Keluhan yang sama telah dibuat bagi pekerja India, Cina dan Arab 50 hingga 70 tahun

lebih awal. Mereka juga membuat – merupakan bukti yang cukup baik dari keadilan

dasar dari semua ras yang menyusun umat manusia – keluhan tersebut terhadap

pekerja Eropa, Perancis, Belgia, Inggris, Jerman, pada abad ketujuhbelas atau

delapanbelas. Hal tersebut adalah fungsi dari fakta terus menerus, sebagai berikut:

secara normal, karena susunan fisik dan sarafnya, tidak ada manusia yang mau

terkurung selama 8, 9, 10, atau 12 jam sehari di pabrik, pemintalan atau tambang;

sangat dibutuhkan kekuatan atau tekanan yang sangat tidak normal dan tidak biasa

untuk membuat manusia menjalankan kerja hukuman semacam itu ketika dia belum

terbiasa dengannya.

Asal usul dan karakteristik kedua dari corak produksi kapitalis adalah konsentrasi

alat produksi dalam bentuk monopoli dan berada ditangan satu klas sosial, borjuasi.

Konsentrasi tersebut sebenarnya tidak mungkin kecuali revolusi terus menerus terjadi

pada alat produksi, dimana alat produksi menjadi semakin kompleks dan semakin

mahal, setidaknya berkaitan dengan alat produksi minimum yang dibutuhkan untuk

membuka bisnis besar (awal pengeluaran kapital).

Di Gilda dan perdagangan Abad Pertengahan, terdapat stabilitas besar dalam alat

produksi; alat tenun diturunkan dari ayah ke anak, dari generasi ke generasi. Nilai alat

tenun tersebut relatif kecil, yaitu, setiap pengerajin dapat mengharapkan mendapatkan

kembali hasil nilai dari alat tersebut setelah sejumlah kerja tertentu. Kemungkinan

untuk membangun monopoli muncul saat revolusi industri, yang melepaskan

pembangunan tidak teriterupsi dalam mekanisme yang semakin kompleks dan

beriringan, dan kebutuhan untuk jumlhan kapital yang lebih besar untuk memulai

sebuah perusahaan baru.

Sejak saat ini dapat dikatakan bahwa akses kepada kepemilikan alat produksi

menjadi tidak mungkin bagi mayoritas besar pekerja upahan, dan kepemilikan

semacam itu menjadi monopoli ditangan satu klas sosial, klas yang memiliki kapital

dan cadangan kapital dan mampu mendapatkan kapital tambahan berdasarkan atas

fakta tunggal bahwa dia telah memiliki sebelumnya. Dan berdasarkan atas fakta yang

sama, klas tanpa kapital ditakdirkan untuk tetap seterusnya dalam kondisi tidak

memiliki hak dan akibatnya dibawah tekanan terus menerus agar bekerja untuk orang

lain.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

27/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Asal usul dan karakter kapitalisme yang ketiga: kemunculan klas sosial yang tidak

memiliki apapun ditangannya dan tidak memiliki cara untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya selain menjual tenaga kerjanya, tetapi pada waktu yang sama, bebas untuk

menjual tenaga kerja tersebut dan demikian juga bagi kapitalis pemilik alat produksi.

Ini merupakan kemunculan proletariat modern.

Kita memiliki tiga elemen yang saling mengkombinasikan. Proletariat adalah

pekerja bebas; dia menyusun sebuah langkah maju maupun langkah mundur,

dibandingkan dengan petani hamba Abad Pertengahan: sebuah langkah maju karena

petani hamba tersebut tidaklah bebas (petani hamba itu sendiri merupakan sebuah

langkah maju dibandingkan budak) dan tidak dapat bergerak dengan bebas; sebuah

langkah mundur karena, bertentangan dengan petani hamba, proletariat telah

“dibebaskan” dari, yaitu, dicabut dari, semua akses kepada alat produksi.

II. 3 Asal Usul dan Definisi Proletariat Modern

Diantara nenek moyang langsung proletariat modern kita harus memasukan

populasi dari Abad Pertengahan yang tidak lagi terikat dengan kepemilikan tanah

atau terlibat dalam perdagangan, perusahaan dan gilda-gilda di kota-kota bebas, dan

akibatnya menjadi populasi yang mengembara, tidak memiliki kepemilikan, yang telah

mulai menjual kerjanya harian atau bahkan perjam. Sangat sedikit kota pada masa

Abad Pertengahan, sebut saja Florence, Venice dan Bruges, merupakan sebuah

“pasar buruh” yang muncul sejak abad ketigabelas, empatbelas, atau limabelas. Kota-

kota tersebut memiliki tempat dimana orang miskin yang tidak terlibat dalam gilda,

bukanlah pengerajin dalam gilda dan tidak memiliki alat bertahan hidup, berkumpul

dan menunggu untuk disewa oleh para pedagang atau pengusaha selama satu jam,

setengah hari, satu hari penuh, dsb.

Asal usul lain dari proletariat modern, lebih dekat secara waktu dengan kita,

terdapat dalam apa yang disebut dengan sisa-sisa tatanan feodal yang runtuh. Oleh

karena itu berkaitan dengan penurunan panjang dan pelan dalam kebangsawanan

feodal, yang terjadi pada abad ketigabelas dan empatbelas dan dituntaskan dengan

revolusi borjuis di Prancis pada akhir abad kedelapanbelas. Pada Abad Pertengahan,

terdapat kadang lima puluh, enam puluh hingga lebih dari seratus rumah tangga hidup

langsung dari tuan feodal. Jumlah individu yang ada didalamnya mulai berkurang,

terutama sekali selama abad keenambelas, yang ditandai oleh kenaikan harga-harga

dengan tajam, dan sebagai konsekwensinya, terjadi pemiskinan besar terhadap

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

28/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

semua klas-klas sosial yang memiliki pendapatan uang tetap. Tuan-tuan feodal Eropa

Barat juga terkena pukulan hebat karena kebanyakan dari mereka telah merubah

sewa yang setimpal menjadi sewa dengan uang. Salah satu hasil dari proses

pemiskinan tersebut adalah pemecatan masif terhadap seksi penting dari rombongan

feodal. Dengan jalan tersebut ribuan mantan pelayan pria, hamba, dan juru tulis para

bangsawan menjadi pengembara, pengemis, dsb.

Asal usul ketiga proletariat modern berasal dari penyingkiran sebagian dari petani

dari tanahnya yan diakibatkan oleh perubahan tanah pertanian tersebut menjadi

padang rumput. Sosialis Utopis Inggris yang terkenal Thomas More menunjukan rumus

hebat tersebut sejak abad keenambelas. “Domba telah memakan manusia”, dengan

kata lain, perubahan tanah pertanian menjadi padang rumput untuk menggembalakan

domba, sebagai akibat dari perkembangan industri wool, menyingkirkan beribu-ribu

petani Inggris dari tanah mereka dan menakdirkan mereka untuk menjadi kelaparan.

Masih terdapat asal usul keempat proletariat modern, yang memainkan peran lebih

kecil di Eropa Barat tetapi memainkan peran yang besar di Eropa Tengah dan Timur,

Asia, Amerika Latin dan Afrika Utara: asal usul tersebut adalah hancurnya bekas-

bekas pekerja tangan yang ahli karena perjuangan persaingan antara pengerajin

tangan dan industri modern yang masuk kedalam negeri-negeri kurang berkembang

tersebut dari luar.

Singkatnya, corak produksi kapitalis adalah sebuah rejim dimana alat produksi

telah menjadi monopoli ditangan klas sosial dan dimana produsen, terpisah dari alat

produksi tersebut, mereka dalam kondisi bebas tetapi tercabut dari semua cara untuk

memenuhi kebutuhan hidup dan akibatnya harus menjual tenaga kerja mereka pada

pemilik alat produksi tersebut untuk bertahan hidup.

Apa yang menjadi karakter dari proletariat oleh karena itu bukanlah tingkat upahnya,

entah itu tinggi ataupun rendah, tetapi terutama sekali fakta bahwa dia telah dipotong

dari alat produksinya, atau bahwa pendapatan mereka tidak cukup untuk dia bekerja

sendiri.

Dalam rangka untuk menganalisa apakah kondisi proletar berada dalam jalan untuk

menghilang atau apakah, berkebalikan dengannya, berada dalam jalan ekspansi,

tidaklah sesederhana kita meneliti rata-rata upah pekerja atau rata-rata gaji pelayan,

tetapi upah atau gaji tersebut dibandingkan dengan konsumsi rata-ratanya; dengan

kata lain, kita harus melihat pada kemungkinannya untuk menabung dan

membandingkan hal tersebut dengan pengeluaran untuk mendirikan sebuah

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

29/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

perusahaan sendiri. Jika kita menentukan bahwa setiap pekerja, setiap pelayan,

dapat, setelah sepuluh tahun kerja, menyisihkan tabungan yang memungkinkannya

untuk membeli sebuah toko atau bengkel kerja kecil, kemudian kita dapat mengatakan

bahwa proletar semakin berkurang dan bahwa kita hidup dalam masyarakat dimana

kepemilikan dalam alat produksi semakin menyebar dan menjadi umum.

Jika kita menemukan, bagaimanapun, bahwa mayoritas besar buruh, manual, kerah

putih dan pemerintahan, tetap merupakan orang miskin yang sama dengan

sebelumnya, setelah bekerja seumur hidup, dengan kata lain tanpa memiliki tabungan

atau tidak memiliki cukup kapital untuk membeli alat produksi, kita dapa

tmenyimpulkan bahwa kondisi proletar telah menjadi umum ketimbang semakin kecil,

dan hal tersebut jauh lebih jelas saat ini ketimbang lima puluh tahun yang lalu. Ketika

kita meneliti statistik pada struktur sosial Amerika Serikat, sebagai contoh, kita dapat

melihat bahwa selama enam puluh tahun terakhir, terdapat penurunan tidak terhambat

setiap lima tahun dalam persentase populasi aktif Amerka yang bekerja dengan

usahanya sendiri dan diklasifikasikan sebagai pengusaha atau bekerja dalam bisnis

keluarga, sementara persentase dari populasi yang sama tersebut yang didorong

untuk menjual tenaga kerjanya telah meningkat secara terus menerus.

Lebih lagi, jika kita meneliti distribusi kekayaan pribadi, kita menemukan bahwa

mayoritas besar pekerja, kita dapat mengatakan 95 persen, dan mayoritas besar

pekerja kerah putih (80 atau 85 persen) bahkan tidak mampu untuk mengumpulkan

sejumlah kecil kapital; dengan kata lain, kelompok tersebut menghabiskan seluruh

pendapatan mereka. Kekayaan dalam kenyataannya terbatas pada bagian yang

sangat kecil dari populasi. Dalam kebanyakan negeri kapitalis, 1 persen, 2 persen ,

2,5 persen, 3,5 persen atau 5 persen dari populasi memiliki 40 persen, 50 persen, 60

persen dari kekayaan negeri tersebut, jumlah yang sama berada ditangan 20 persen

atau 25 persen dari populasi yang sama. Kategori pertama dari kaum pemilik adalah

borjuasi besar; kategori kedua adalah borjuasi menengah dan kecil. Dan semua yang

diluar kedua kategori tersebut tidak memiliki apapun kecuali barang-barang konsumsi

(terkadang termasuk rumah mereka).

Jika secara jujur disusun, statistik mengenai pajak kepemilikan dan pajak warisan

sangat mengungkapkan hal tersebut.

Penelitian khusus yang dilakukan oleh Brookings Institute (sebuah sumber yang

bebas dari semua kecurigaan sebagai sumber Marxisme) terhadap Bursa Efek New

York mengungkapkan bahwa hanya satu atau dua persen pekerja memiliki saham dan

lebih jauh lagi bahwa “kepemilikan” tersebut rata-rata bernilai $ 1.000.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

30/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Sebetulnya semua kapital oleh karena itu berada ditangan borjuasi dan hal ini

mengungkapkan karakter reproduktif sendiri (self-reproductive) sistem kapitalis:

mereka yang memiliki kapital terus mengakumulasikan semakin banyak; mereka yang

tidak memilikinya jarang sekali dapat mendapatkannya. Dengan jalan ini pembagian

masyarakat diabadikan dalam keadaan adanya klas bermilik dan klas yang dipaksa

untuk menjual tenaga kerjanya. Harga untuk tenaga kerja tersebut, upah, sebenarnya

habis dikonsumsi terus menerus, sementara klas bermilik memilik kapital yang secara

terus menerus meningkat dari nilai lebih. Penyejahteraan masyarakat dalam kapital

oleh karena itu terjadi, boleh dikatakan, bagi keuntungan eksklusif satu klas sosial,

yaitu, klas kapitalis.

II.4 Mekanisme Pokok Ekonomi Kapitalis

Dan sekarang apakah dasar berfungsinya masyarakat kapitalis tersebut?

Jika kau akan pergi ke Printed Cottons Exchange dihari tertentu, kau tidak akan

mengetahui apakah terdapat jumlah pakaian yang tepat, atau terlalu sedikit atau terlalu

banyak, dihitung dari jumlah kebutuhan yang ada di Perancis saat itu. Kau hanya

dapat menemukan kemucian setelah jangka waktu tertentu: yaitu, jika terjadi

overproduksi dan sebagian produksi tidak dapat dijual, kau akan melihat harga jatuh.

Jika terdapat, sebaliknya, kekurangan, kau akan melihat harga naik. Gerakan harga

adalah sebuah alat ukur yang mengatakan kepada kita apakah terdapat kekurangan

atau kelebihan. Dan karena hanya setelah kejadian hal tersebut dapat dilihat apakah

kuantitas kerja yang digunakan di cabang industri telah dikeluarkan dalam jalan yang

secara sosial sesuai kebutuhan atau apakah bagian darinya telah dibuang sia-sia,

hanya setelah kejadian tersebut kita mampu untuk menentukan nilai dengan tepat

sebuah komoditi tertentu. Nilai tersebut, oleh karenanya, adalah, jika kau ingin

menyebutnya, sebuah abstraksi; tetapi nilai tersebut adalah benar-benar konstan

dimana fluktuasi harga mengikutinya.

Apa yang menyebabkan gerakan dalam harga-harga tersebut dan akibatnya, dalam

jangka panjang, gerakan dalam nilai-nilai tersebut, dalam produktivitas kerja tersebut,

dalam produksi tersebut dan dalam keseluruhan kehidupan ekonomi?

Apa yang membuat Amerika berjalan? Apa yang membuat masyarakat kapitalis

bergerak? Persaingan. Tanpa persaingan tidak ada masyarakat kapitalis. Sebuah

masyarakat dimana persaingan secara radikal atau sepenuhnya dihilangkan tidak

akan lagi menjadi kapitalis pada tingkatan bahwa tidak akan ada lagi motivasi

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

31/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

ekonomi utama untuk mengakumulasikan kapital dan akibatnya tidak ada lagi

motivasi ekoomi untuk menjalankan sembilan persepuluh operasi ekonomi yang

dijalankan para kapitalis.

Dan apakah dasar persaingan ? Dua ide adalah dasar baginya tetapi keduanya

tidak saling melengkapi. Pertama ide mengenai sebuah pasar yang tidak terbatas,

pasar tanpa halangan, tanpa batasan tepat. Kemucian ide mengenai keserba

ragaman pusat pembuat keputusan, terutama dalam hal investasi dan produksi.

Jika semua produksi dalam sektor industri tertentu terkonsentrasikan ditangan satu

fima kapitalis, persaingan belum dihilangkan, karena sebuah pasar tidak terbatas

masih ada dan akan masih ada perjuangan persaingan antara sektor industri tersebut

dan sektor yang lainnya untuk mendapatkan sebanyak mungkin pasar tersebut. Lebih

jauh lagi, akan selalu ada kemungkinan bahwa pesaing asing masuk dalam keadaan

tersebut dan menghasilkan persaingan baru tepat di sektor yang sama.

Kebalikannya juga benar. Jika kita dapat menyusun sebuah pasar yang sepenuhnya

terbatas, tetapi yang dimana sejumlah besar perusahaan berusaha untuk

mendapatkan bagian dari pasar yang terbatas tersebut, maka persaingan tentu saja

masih ada.

Oleh karena itu hanya jika kedua fenomena tersebut mampu untuk terus menerus

ditekan, yaitu, jika hanya terdapat satu produsen untuk semua komoditi dan pasar

menjadi sepenuhnya stabil, beku dan tanpa kapasitas apapun untuk ekspansi, maka

persaingan menjadi hilang sepenuhnya.

Kemunculan pasar yang tidak terbatas menunjukan semua hal pentingnya jika

dibandingkan dengan periode produksi komoditas skala kecil. Sebuah gilda di Abad

Pertengahan umumnya bekerja untuk sebuah pasar yang terbatas di kota dan daerah

pinggiran kotanya, dan sesuai dengan teknik kerja tetap dan khusus.

Perjalanan sejarah pasar terbatas menjadi tidak terbatas diilustrasikan oleh contoh

“pembuat pakaian baru” di daerah luar kota yang menggantikan pembuat pakaian

yang lama di kota pada abad kelimabelas. Sekarang terdapat manufaktur pakaian

tanpa regulasi gilda, tanpa batasan produksi, oleh karen itu tanpa batasan pasar, yang

mencoba untuk melakukan infiltrasi dimana-mana, mencari pelanggan dimana-mana,

dan tidak hanya melebihi daerah dekat pusat produksi mereka, tetapi bahkan

mencoba untuk mengorganisir perdagangan ekspor ke negeri-negeri yang jauh. Disisi

yang lainnya, revolusi komersial yang besar pada abad keenambelas menstimulasi

pengurangan relatif dalam harga-harga keseluruhan produk yang sebelumnya

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

32/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

dianggap kemewahan besar pada Abad Pertengahan dan hanya didalam jangkauan

daya beli sebagian kecil populasi. Produk tersebut tiba-tiba menjadi jauh lebih murah,

dan bahkan menjadi berada didalam jangkauan bagian besar dari populasi. Contoh

yang paling jelas kecenderungan tersebut adalah gula, yang telah menjadi sebuah

produk umum hari ini dan tidak dapat diragukan lagi dapat ditemukan disetiap rumah

tangga klas pekerja di Perancis atau di Eropa; pada abad kelimabelas,

bagaimanapun, gula masih merupakan barang yang sangat mewah.

Para apologis bagi kapitalisme selalu menunjukan pada pengurangan harga-harga

dan meluasnya pasar bagi keseluruhan produk sebagai keuntungan yang dibawa oleh

sistem tersebut. Argumentasi ini adalah benar. Hal tersebut adalah salah satu aspek

dari apa yang disebut Marx sebagai “misi membawa peradaban dari Kapital.” Untuk

menjadi yakin bahwa kita peduli dengan dialektika tetapi fenomena nyata adalah

dimana nilai tenaga kerja memiliki tendensi untuk jatuh berdasarkan pada fakta bahwa

industri kapitalis menghasilkan komoditi yang senilai dengan upah dengan kecepatan

yang terus meningkat sementara dia secara serempak memiliki kecenderungan untuk

meningkat berdasarkan pada fakta bahwa nilai tenaga kerja tersebut semakin

mengambil nilai keseluruhan komoditas yang telah menjadi barang-barang konsumsi

massal, sementara sebelumnya komoditas disediakan untuk bagian kecil populasi

Pada dasarnya, keseluruhan sejarah perdagangan antara abad keenambelas dan

duapuluh adalah sejarah perubahan progresif dari perdagangan dalam barang-barang

mewah menjadi perdagangan dalam barang-barang konsumsi massal; menjadi

perdagangan dimana barang-barang ditujukan untuk bagian populasi yang terus

meningkat. Adalah hanya dengan pembangunan jalur kereta, alat untuk navigasi yang

cepat, telegraf, dsb, bahwa menjadi mungkin bagi seluruh dunia untuk disusun

kedalam pasar potensial nyata untuk setiap produsen kapitalis yang besar.

Ide pasar yang tidak terbatas, oleh karena itu, tidak hanya menyatakan ekspansi

geograri, tetapi ekspansi ekonomi, tersedianya daya beli,. Mengambil contoh baru-

baru ini: kenaikan luar biasa dalam produksi barang-barang konsumen tahan lama

dalam produksi kapitalis dunia selama limabelas tahun terakhir tidak sepenuhnya

karena ekspansi geografi pasar kapitalis; bertentangan dengannya, hal tersebut

diiriingi oleh penurunan geografik pasar kapital, sejak serangkaian negeri

kehilangannya selama periode tersebut. Terdapat sedikit, jika ada, mobil dari pabrik

milik Perancis, Itali, Jerman, Inggris, Jepang atau Amerika yang diekspor ke Uni

Soviet, Cina, Vietnam Utara, Kuba, Korea Utara, atau negeri-negeri Eropa Timur.

Meskipun begitu, ekspansi tersebut memang terjadi, diakibatkan fakta bahwa

pecahan lebih besar dari daya beli yang tersebut, yang telah meningkat juga

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

33/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

sepenuhnya, digunakan untuk membeli barang-barang konsumsi tahan lama tersebut.

Bukanlah sebuah kebetulan bahwa ekspansi tersebut diiringi oleh krisis pertanian

yang sedikit banyak permanen dalam negeri-negeri industri maju, dimana konsumsi

keseluruhan kelompok produk pertanian tidak hanya berhenti meningkat pada dasar

relatif tetapi bahkan mulai menunjukan penurunan absolut: sebagai contoh, konsumsi

roti, kentang, dan buah-buahan yang umum seperti apel, pir, dsb.

Produksi untuk pasar yang tidak terbatas, dibawah kondisi persaingan,

menghasilkan peningkatan produksi, untuk sebuah peningkatan dalam produksi

memungkinkan pengurangan dalam biaya dan mendapatkan cara untuk memukul

pesaing dengan menjual lebih murah dari dia.

Jika kita melihat perubahan jangka panjang dalam nilai semua komoditas yang

dihasilkan dalam skala besar di dunia kapitalis, tidak dapat diragukan lagi bahwa nilai

komoditas tersebut sangat menurun. Pakaian, pisau, sepasang sepatu, atau buku tulis

murid sekolah hari ini memiliki nilai jam-an atau menit-an kerja yang jauh lebih rendah

dari pada nilainya limapuluh atau seratus tahun yang lalu.

Jelas sekali nilai produksi harus dibandingkan dan bukan harga jual, yang termasuk

distribusi besar maupun pengeluaran penjualan atau keuntungan super monopolis

yang membesar. Sebagai contoh bahan bakarm terutama sekali bensin yang

didistribusikan di Eropa dan berasal dari Timur Tengah, kita menemukan bahwa biaya

produksinya sangat rendah, tidak mencapai 10 persen harga penjualannya.

Dalam semua kejadian, tidak dapat diragukan mengenai fakta bahwa kejatuhan

dalam nilai telah sepenuhnya terjadi. Pertumbuhan dalam, produktivitas kerja berarti

pengurangan nilai barang-barang, karena barang-barang tersebut diproduksi dengan

kuantitas waktu kerja yang terus berkurang. Disanalah terdapat alat praktis yang

dimiliki kapitalisme untuk memperbesar pasarnya dan mengalahkan pesaingnya

Metode praktis apa yang dimiliki kapitalis untuk memotong dengan tajam biaya

produksinya dan secara serempak meningkatkan produksinya? Adalah

perkembangan mekanisasi, perkembangan alat produksi, mekanisasi instrumen kerja

yang semakin kompleks, awalnya bertenaga uap, kemudian bensin atau solar, dan

akhirnya bertenaga listrik.

II. 5 Pertumbuhan Komposisi Organik Kapital

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

34/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Semua produksi kapitalis dapat diwakili dalam nilai dengan rumus: C+V+S. Nilai

setiap komoditas terdiri atas dua bagian: satu bagian mewakili nilai yang terkandung

didalamnya dan yang lainya nilai yang baru diciptakan. Tenaga kerja memiliki fungsi

ganda, sebuah nilai guna ganda: fungsi untuk menjaga semua nilai yang ada dalam

alat kerja, mesin-mesin, bangunan-bangunan, sementara memasukan sebagian nilai

tersebut kedalam produksi saat itu; dan fungsi menciptakan nilai baru, yang

mengandung nilai lebih, keuntungan, sebagai salah satu komponennya. Bagian lain

nilai baru tersebut menjadi milik pekerja, dan mewakili nilai pengganti upah pekerja

itu. Porsi nilai lebih diambil oleh kapitalis tanpa nilai pengganti apapun.

Kita menyebut kapital yang digunakan untuk membayar upah sebagai kapital

variabel dan ditandai dengan huruf V. Kenapa hal tersebut merupakan kapital?

Karena, sebetulnya, kapitalis menyodorkan dahulu nilai tersebut; nilai tersebut

tersusun, oleh karena itu, dari bagian kapital para kapitalis, yang dikeluarkan sebelum

ada nilai komoditi yang dihasilkan oleh pekerja.

Kita menyebut bagian kapital yang dirubah menjadi mesin-mesin, bangunan, bahan

baku, dsb, yang nilainya tidak ditingkatkan oleh produksi tetapi hanya dijaga olehnya,

sebagai kapital konstan dan ditandai dengan huruf C. Bagian kapital yang disebut

kapital variabel, V, bagian yang digunakan oleh kapitalis untuk membeli tenaga kerja,

disebut seperti itu karena bagian tersebut adalah satu-satunya bagian kapital yang

memungkinkan kapitalis meningkatkan kapitalnya dengan memakai nilai lebih.

Karena hal diatas adalah pokok persoalannya, apakah logika ekonomi dari

persaingan, dari rangsangan untuk meningkatkan produktivitas, untuk meningkatkan

alat-alat mesin, kerja mesin? Logika rangsangan tersebut, yaitu, kecenderungan

pokok dari sistem kapitalis, adalah untuk meningkatkan penekanan di C, penekanan

pada kapital konstan, berkaitan dengan kapital variabel. Dalam bagian C/V, C

cenderung meningkat, yaitu, bagian kapital total yang tersusun atas mesin-mesin dan

bahan baku, tetapi bukan pada upah, cenderung meningkat seiring kemajuan

mekanisasi dan dimanapun persaingan mendorong kapitalisme untuk meningkatkan

produktivitas kerja.

Kita menyebut bagian C/V sebagai komposisi organik kapital: hal tersebut oleh

karenanya merupakan rasio antara kapital konstan dan kapital variabel, dan kita

mengatakan bahwa dalam sistem kapitalis komposisi organik tersebut memiliki

kecenderungan yang meningkat.

Bagaimana para kapitalis mendapatkan mesin-mesin baru? Apakah arti

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

35/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

pernyataan bahwa kapital konstan terus meningkat?

Operasi pokok dari ekonomi kapitalis adalah produksi nilai lebih. Tetapi selama

nilai lebih hanya diproduksi belaka, nilai lebih tetap tersimpan dalam komoditi dan

para kapitalis tidak dapat menggunakannyas; sepatu yang tidak terjual tidak dapat

dirubah menjadi mesin-mesin baru, menjadi produktivitas yang lebih besar. Dalam

rangka untuk membeli mesin-mesin baru, para industrialis yang menghasilkan sepatu

harus menjual sepatu-sepatu tersebut, dan sebagian pendapatan dari penjualan

tersebut dapat digunakan untuk membeli mesin-mesin baru, sebagai tambahan

kapital konstan.

Dinyatakan dengan kata lain: merealisasi nilai lebih adalah kondisi yang dibutuhkan

untuk akumulasi kapital, dan akumulasi kapital merupakan kapitalisasi nilai lebih.

Untuk mendapatkan nilai tidak hanya berarti penjualan barang-barang, tetapi juga

penjualan barang-barang dibawah kondisi dimana nilai lebih yang didapatkan dapat

benar-benar direalisasi didalam pasar. Semua usaha yang berjalan pada

produktivitas rata-rata dalam masyarakat – yang produksi totalnya berhubungan

dengan kerja kebutuhan secara sosial – seharusnya bertujuan untuk mendapatkan

nilai total dan nilai lebih yang dihasilkan di pabrik mereka, banyak atau sedikit, ketika

barang-barang mereka terjual. Kita sebelumnya telah melihat bahwa perusahaan-

perusahaan tersebut yang berada diatas rata-rata dalam produktivitas mereka akan

mendapatkan bagian nilai lebih yang dihasilkan di perusahaan lain, sementara

perusahaan-perusahaan yang beroperasi lebih rendah daripada produktivitas rata-

rata tidak akan mendapatkan bagian nilai lebih yang dihasilkan di pabrik mereka

tetapi harus menyerahkannya kepada pabrik yang lain yang secara teknologi berada

didepan mereka. Akibatnya, upaya untuk mendapatkan nilai lebih berarti penjualan

barang-barang dibawah kondisi dimana semua nilai lebih yang dihasilkan oleh

pekerja di pabrik manufaktur komoditi sebenarnya dibayar oleh para pembelinya.

Seiring stok barang-barang dihasilkan dalam periode tertentu telah terjual, para

kapitalis mendapatkan ganti pengeluarannya atas sejumlah uang yang menyusun nilai

pengganti kapital konstan yang dikeluarkan untuk mendapatkan produksi tersebut,

yaitu, bahan baku yang digunakan bersama dengan bagian nilai mesin-mesin dan

barang-barang yang dilunasi oleh produksi tersebut. Dia juga telah mendapatkan ganti

pengeluarannya atas nilai pengganti upah yang dia ajukan diawal dalam rangka untuk

mengadakan produksi tersebut. Sebagai tambahan, para kapitalis mendapatkan

kepemilikan nilai lebih yang dihasilkan oleh para pekerjanya.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

36/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Apa yang terjadi dengan nilai lebih tersebut? Sebagian darinya dikonsumsi secara

tidak produktif oleh para kapitalis, karena dia harus hidup, harus juga membuat

keluarganya hidup bersama dengan rombongannya; dan semua yang dia keluarkan

untuk tujuan tersebut sepenuhnya diambil dari proses produksi.

Bagian kedua dari nilai lebih diakumulasikan dan digunakan dengan dirubah

menjadi kapital. Nilai lebih yang diakumulasikan adalah, akibatnya, keseluruhan

bagian nilai lebih yang tidak dikonsumsi secara tidak produktif untuk memenuhi

kebutuhan pribadi klas berkuasa, dan yang dirubah menjadi kapital, entah itu kedalam

tambahan kapital konstan, yaitu, tambahan kuantitas (lebih tepat lagi: sebuah nilai)

bahan baku, mesin-mesin, bangunan; atau menjadi tambahan kapital variabel, yaitu,

alat untuk menyewa lebih banyak pekerja.

Kita sekarang memahami kenapa akumulasi kapital adalah kapitalisasi nilai lebih,

yaitu, perubahan sebagian besar nilai lebih menjadi kapital tambahan. Dan kita juga

memahami bagaimana proses pertumbuhan dalam komposisi organik kapital

mewakili sebuah rangkaian tidak terinterupsi dari proses kapitalisasi, yaitu, produksi

nilai lebih oleh pekerja dan perubahannya oleh kapitalis menjadi tambahan bangunan-

bangunan, mesin-mesin, bahan baku dan pekerja.

Sebagai akibatnya adalah tidak tepat untuk mengatakan bahwa kapitalis yang

menciptakan pekerjaan, karena adalah para pekerja yang menciptakan nilai lebih,

yang dikapitalisasi oleh para kapitalis, dan digunakan, diantara untuk yang lainnya,

untuk menyewa lebih banyak pekerja. Dalam kenyataan, keseluruhan jumlah kekayaan

tetap yang kita lihat didunia, keseluruhan pabrik-pabrik, mesin-mesin, jalan-jalan, jalan

kereta, pelabuhan, bandara udara, dsb, dsb, semua kekayaan besar tersebut tidak

lain adalah materialisasi nilai lebih besar yang diciptakan oleh para pekerja, oleh kerja

yang tidak mendapatkan ganti yang telah dirubah menjadi kepemilikan pribadi,

menjadi kapital untuk para kapitalis. Yaitu, sebuah bukti kolosal eksploitasi yang terus

berlanjut yang dijalankan oleh klas pekerja sejak asal mula masyarakat kapitals.

Apakah semua kapitalis semakin lama semakin menambah mesin-mesin,

meningkatkan kapital konstan mereka dan komposisi organik kapital mereka? Tidak,

peningkatan dalam komposisi organik kapital terjadi secara antagonistik, dengan

jalan perjuangan kompetitif yang diatur oleh sebuah hukum yang digambarkan oleh

pelukis ternama Flemish, Peter Breughel dalam sebuah pahatan: ikan besar

memakan ikan kcil.

Perjuangan kompetitif oleh karena itu diiringi oleh konsentrasi terus menerus kapital

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

37/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

oleh penyingkiran sejumlah besar pengusahaan skala kecil, dan oleh perubahan

sejumlah tertentu pengusaha mandiri menjadi teknisi, manajer, mandor, dan bahkan

personil pegawai yang subordinat dan pekerja.

II. 6 Persaingan Menuju pada Konsentrasi dan Monopoli

Konsentrasi kapital adalah hukum permanen lainnya dari masyarakat kapitalis dan

diiringi oleh proletarisasi sebagian klas borjuis, penyingkiran sejumlah tertentu borjuis

oleh sejumlah kecil borjuis. Itulah mengapa Manifesto Komunis Karl Marx dan Engels

menekankan fakta bahwa kapitalisme, yang menyatakan mempertahankan

kepemilikan pribadi, dalam kenyataan adalah penghancur dari kepemilikan pribadi

tersebut, dan menjalankan pengambilalihan konstan, permanen terhadap sejumlah

besar pemilik oleh relatif sejumlah kecil pemilik lainnya. Terdapat beberapa cabang

industri dimana konsentrasi sangatlah jelas: perusahaan pertambangan batu bara

memiliki ratusan perusahaan selama abad kesembilanbelas di negeri seperti

Perancis (terdapat hampir dua ratus di Belgia); industri mobil memiliki seratus lebih

perusahaan diawal abad ini di negeri-negeri seperti Amerika Serikat dan Inggris,

semetara hari ini jumlah mereka telah berkurang menjadi empat, lima atau enam

perusahaan paling banyak.

Tentu saja, terdapat industri-industri dimana konsentrasi tersebut tidak dijalankan

terlalu jauh, seperti industri tekstil, industri makanan, dsb. Secara umum, semakin

besar komposisi organik kapital dalam sebuah cabang industri, semakin besar

konsentrasi kapital, dan sebaliknya, semakin kecil komposisi organik kapital, semakin

kecil konsentrasi kapital. Kenapa? Karena semakin kecil komposisi organik kapital,

semakin sedikit kapital yang dibutuhkan pada awal dalam rangka untuk memasuki

cabang industri tersebut dan mendirikan sebuah kongsi baru. Adalah jauh lebih mudah

mengumpulkan satu juta atau dua juta dollar yang dibutuhkan untuk membangun

sebuah pabrik tekstil baru ketimbang untuk mengumpulkan ratusan juga dollar yang

dibutuhkan untuk mendirikan bahkan pabrik besi yang relatif kecil

Kapitalisme dilahirkan dari persaingan bebas dan tidak dapat dipahami tanpa

persaingan. Tetapi persaingan bebas menghasilkan konsentrasi dan konsentrasi

mengahsilkan lawan persaingan bebas, disebut dengan, monopoli. Dimana terdapat

sedikit produsen, mereka dapat mencapai kesepakatan bersama, yang dibebankan

pada konsumen, dalam pembagian pasar dan mencegah penurunan harga.

Jadi dalam jangka satu abad, seluruh dinamika kapitalis muncul dengan telah

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

38/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

merubah sifatnya. Pertama kita mendapatkan gerakan yang berjalan dalam arah

kejatuhan terus menerus harga-harga karena kenaikan terus menerus dalam produksi

dan perkalian terus menerus jumlah perusahaan. Pada titik tertentu, semakin tajamnya

kompetisi membawa dengannya sebuah konsentrasi perusahaan dan pengurangan

jumlah perusahaan. Perusahaan sisanya sekarang mampu mencapai kesepakatan

bersama untuk menghindari pengurangan harga yang lebih jauh dan kesepakatan

semacam itu hanya dapat didapatkan, tentu saja, dengan membatasi produksi. Era

kapitalisme monopoli kemudian menggantikan era kapitalisme perdagangan bebas

pada permulaan dari akhir seperempat abad kesembilanbelas.

Tentu saja, ketika kita berbicara mengenai kapitalisme monopoli, kita harus tidak

mengasumsikan sebuah kapitalisme yang telah sepenuhnya menghilangkan

kompetisi. Tidak mungkin ada hal semacam itu. Maksud kita adalah sebuah

kapitalisme yang tingkah laku dasarnya telah dirubah, yaitu, kapitalisme yang tidak

lagi berjuang untuk penurunan terus menerus harga dengan memakai peningaktan

terus menerus dalam produksi; kapitalisme yang menggunakan teknik pembagian

pasar, mendirikan kuota pasar. Tetapi proses tersebut berakhir dalam paradoks.

Kenapa kapitalis yang mulai sebagai kompetitor sekarang beralih kepada aksi yang

disetujui bersama dalam rangka untuk membatasi persaingan tersebut dan juga untuk

membatasi produksi? Jawabannya adalah hal tersebut adalah sebuah metode untuk

meningkatkan keuntungannya. Mereka melakukan hal tersebut hanya jika hal tersebut

membawa keuntungan yang lebih banyak. Membatasi produksi memungkinkan

kenaikan harga-harga, membawa keuntungan yang lebih besar dan akibatnya

meningkatkan akumulasi kapital.

Kapital yang baru tidak dapat lagi diinvestasikan dicabang yang sama, karena hal

ini akan berarti sebuah peningkatan dalam kapasitas produksi, menghasilkan

peningkatan produksi, dan menuju pada penurunan harga. Kapitalisme telah terjebak

dalam kontradiksi tersebut yang dimulai pada akhir seperempat abad

kesembilanbelas. Kapitalisme tiba-tiba mendapatkan sebuah kualitas yang diprediksi

hanya oleh Marx dan yang tidak dipahami oleh ekonom seperti Ricardo atau Adam

Smith; tiba-tiba, corak produksi kapitalis mengambil peran misionaris. Corak produksi

kapitalisme mulai menyebar diseluruh dunia dengan memakai eksport kapital, yang

memungkinkan perusahaan kapitalis agar didirikan di negeri-negeri atau sektor-

sektor dimana monopoli belum memasukinya.

Konsekwensi monopoli dalam cabang-cabang tertentu dan penyebaran kapitalisme

monopoli di negeri-negeri tertentu adalah bahwa corak produksi kapitalis telah

direproduksi dalam cabang-cabang yang masih bebas dari kontrol monopoli dan di

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

39/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

negeri-negeri yang belum menjadi kapitalis. Ini adalah bagaimana kolonialisme dalam

semua variasinya mampu, menuju permulaan abad keduapuluh menyebar seperti

debu hanya dalam beberapa dekade, dimulai dari bagian kecil dunia dimana corak

produksi kapitalis terbatas, dan akhirnya mencakup seluruh dunia. Setiap negeri di

dalam peta kemudian dirubah menjadi sebuah lingkungan pengaruh dan lahan

investasi untuk kapital.

II. 7 Tendensi Nilai Rata-rata Keuntungan untuk Menurun

Kita telah melihat bahwa nilai lebih yang dihasilkan oleh para pekerja disetiap

pabrik tetap “terkunci” dalam produksi, dan bahwa pertanyaan apakah nilai lebih

tersebut akan direalisasi oleh pemilik pabrik kapitalis diputuskan oleh kondisi pasar,

yaitu, oleh kemungkinan bagi pabrik tersebut untuk menjual produknya pada harga

yang memungkinkan semua nilai lebih tersebut direalisasi. Dengan menerapkan

hukum nilai yang telah dikembangkan dibagian awal tulisan ini, kita dapat menentukan

peraturan-peraturan sebagai berikut: semua perusahaan yang berproduksi pada

tingkat produktivitas rata-rata akan, dalam garis besarnya, merealisasi nilai lebih yang

dihasilkan oleh para pekerjanya, yaitu, mereka akan menjual produknya pada harga

yang sama dengan nilai produk tersebut.

Tetapi hal tersebut diatas tidak akan berkaitan dengan dua kategori perusahaan:

perusahaan yang beroperasi dibawah dan perusahaan yang beroperasi diatas tingkat

rata-rata produktivitas.

Apakah kategori perusahaan yang beroperasi dibawah tingkat rata-rata

produktivitas? Hal ini hanyalah generalisasi pembuat sepatu yang malas yang telah

kita sebutkan sebelum ini. Hal ini, sebagai contoh, sebuah pabrik besi yang

menghasilkan 500.000 ton besi dalam 2,2 atau 2,5 atau 3 juta jam kerja manusia,

ketika rata-rata nasional untuk produksi tersebut adalah 2 juta jam kerja manusia. Hal

tersebut oleh karenanya menyia-nyiakan waktu kerja sosial. Nilai lebih yang dihasilkan

oleh para pekerja dalam pabrik tersebut tidak akan direalisasikan secara keseluruhan

oleh pemilik pabrik tersebut; pabrik tersebut akan bekerja pada keuntungan dibawah

angka rata-rata keuntungan untuk semua perusahaan di negeri tersebut.

Tetapi jumlah total nilai lebih yang dihasilkan dalam masyarakat adalah jumlah tetap,

tergantung dalam analisa terakhir pada jumlah total jam kerja yang dilakukan oleh

semua pekerja yang terlibat dalam produksi. Hal ini berarti bahwa jika terdapat jumlah

tertentu perusahaan yang tidak merealisasi semua nilai lebih yang dihasilkan oleh

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

40/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

para pekerja mereka karena perusahaan tersebut beroperasi dibawah tingkat rata-

rata produktivitas dan oleh karena itu menyia-nyiakan waktu kerja sosial maka

kemudian tersedia sebuah keseimbangan nilai lebih yang tidak dibelanjakan yang

diambil oleh pabrik yang beroperasi diatas tingkat rata-rata produktivitas. Karena

lebih ekonomis dalam waktu kerja sosial, pabrik yang beroperasi diatas tingkat rata-

rata produktivitas diberikan imbalan oleh masyarakat.

Penjelasan teoritis ini adalah demonstrasi umum dari mekanisme yang menentukan

gerakan harga-harga dalam masyarakat kapitali. Bagaimana mekanisme tersebut

bergerak dalam praktek?

Mari kita nyatakan bahwa rata-rata harga penjualan sebuah lokomotif adalah satu

juta dolar. Apa kemudian yang akan menjadi perbedaan antara sebuah pabrik yang

beroperasi dibawah rata-rata produktivitas kerja dan pabrik yang beroperasi

diatasnya? Pabrik yang beropersi dibawah rata-rata produktivitas kerja akan

membelanjakan, kita sebut saja, $900.000 untuk memproduksi sebuah lokomotif, dan

keuntungannya adalah $100.000. Disisi yang lain, pabrik yang menghasilkan diatas

tingkat rata-rata produktivitas kerja, akan membelanjakan, kita sebut saja, $750.000

dan akan mendapatkan keuntungan $250.000, itu adalah 33 persen dari produksi saat

itu, sementara angka rata-rata keuntungan adalah 18 persen dan perusahaan yang

bekerja pada produktivitas kerja sosial rata-rata tersebut akan menghasilkan lokomotif

dengan biaya $850.000, merealisasikan keuntungan sebesar $150.000, yaitu, 18

persen

Dengan kata lain, kompetisi kapitalis menyokong perusahaan-perusahaan yang

maju secara teknologi; perusahaan-perusahaan tersebut merealisasi keuntungan

super dibandingkan dengan rata-rata keuntungan. Rata-rata keuntungan pada

dasarnya adalah sebuah ide yang abstrak, persis sekali seperti nilai. Dia adalah rata-

rata yang disekelilingnya angka keuntungan nyata dari berbagai cabang dan

perusahaan berfluktuasi. Kapital mengalir menuju cabang dimana terdapat

keuntungan super dan mengalir keluar dari cabang-cabang dimana keuntungan

dibawah rata-rata. Berdasarkan atas barkurang dan aliran masuk kapital dari satu

cabang ke cabang yang lainnya, angka keuntungan cenderung untuk tepat pada

tingkat rata-rata, tanpa pernah sepenuhnya mencapai tingkat rata-rata dalam jalan

yang absolut dan mekanis.

Ini adalah jalan yang kemudian mempengaruhi penyeimbangan angka keuntungan.

Terdapat cara sangat sederhana untuk menentukan angka keuntungan rata-rata yang

abstrak tersebut: kita mengambil jumlah total nilai lebih yang dihasilkan oleh semua

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

41/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

pekerja pada tahun tertentu dan di negeri tertentu, dan mengambil rasionya

berbanding dengan jumlah total investasi kapital dalam negeri tersebut.

Apakah rumus untuk angka keuntungan? Rumus tersebut adalah rasio antara nilai

lebih dan kapital total. Oleh karenanya rumus tersebut adalah S/(C+V). Juga masih

terdapat rumus lainnya yang harus dipertimbangkan: ini adalah angka nilai lebih, lebih

baik lagi, angka eksploitasi klas pekerja. Hal tersebut menspesifikasi jalan dimanan

nilai yang baru dihasilkan dibagi antara pekerja dan kapitalis. Jika, misalnya, S/V

sama dengan 100 persen ini berarti bahwa nilai yang baru dihasilkan dibagi kedalam

dua bagian yang sama, satu bagian bagi para pekerja dalam bentuk upah, bagian

yang lainnya bagi klas borjuis dalam bentuk keuntungan, saham, dividen, dsb.

Ketika angka eksploitasi klas pekerja adalah 100 persen, maka 8 jam kerja yang

dilakukan pekerja terdiri dari dua bagian yang sama: 4 jam kerja dimana pekerja

menghasilkan nilai pengganti upah mereka, dan 4 jam dimana mereka memberikan

kerja tak beralasan, kerja yang tidak dibayarkan oleh para kapitalis dan produknya

diambil alih oleh para kapitalis.

Sekilas, terlihat bahwa jika komposisi organik kapital C/V meningkat, angka

keuntungan S/(C+V) akan menurun, karena C menjadi semakin besar berhubungan

dengan V, dan S adalah produk dari V dan bukan C. Tetapi terdapat sebuah faktor

yang dapat menetralisir efek peningkatan dalam komposisi organik kapital: adalah

tepat sekali sebuah peningkatan dalam angka nilai lebih.

Jika S lebih besar dari V, angka nilai lebih meningkat, ini berarti bahwa dalam

bagian S/(C+V), baik angka pembilang maupun pembagi meningkat, dan dalam

kasus ini nilai bagian dapat tetap sama, dibawah kondisi dimana kedua peningkatan

terjadi dalam bagian yang sama.

Dengan kata lain, sebuah peningkatan dalam angka nilai lebih dapat menetralisir

efek sebuah peningkatan dalam komposisi organik kapital. Mari kita mengasumsikan

bahwa nilai produksi C+V+S meningkat dari 100C+100V+100S hingga

200C+100V+100S. Komposisi organik kapital oleh karena itu akan meningkat dari

100 ke 200 persen, angka keuntungan akan jatuh dari 50 ke 33 persen. Tetapi jika

pada saat yang sama nilai lebih meningkat dari 100 ke 150, yaitu, angka nilai lebih

meningkat dari 100 hingga 150 persen, maka angka keuntungan 150/300 tetap pada

50 persen: peningkatan dalam angka nilai lebih menetralisir efek peningkatan dalam

komposisi organik kapital.

Dapatkah kedua gerakan terjadi tepat dalam bagian yang dibutuhkan oleh kedua

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

42/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

gerakan tersebut untuk saling menetralisir? Disini kita menyentuh kelemahan dasar,

Achilles heel (titik lemah) dari sistem kapitalis. Kedua gerakan tersebut tidak dapat

berkembang sebanding dalam jangka panjang. Tidak terdapat batasan dalam

peningkatan komposisi organik kapital. Untuk V terdapat batasan teoritis yaitu nol,

dengan menganggap adanya otomatisasi total. Tetapi dapatkah S/V juga meningkat

dengan tidak terbatas, tanpa batasan apapun? Tidak, untuk menghasilkan nilai lebih

dibutuhkan adanya pekerja yang bekerja, dan ini adalah persoalannya, bagian hari

kerja dimana pekerja menghasilkan upahnya sendiri tidak dapat jatuh hingga nol.

Bagian tersebut dapat dikurangi dari 8 jam menjadi 7 jam, dari 7 jam menjadi 6 jam,

dari 6 jam menjadi 5 jam, dari 5 jam menjadi 4 jam, dari 4 jam menjadi 3 jam, dari 3

jam menjadi 2 jam, dari 2 jam menjadi 1 jam, dari 1 jam menjadi 50 menit. Hal tersebut

akan menjadi sebuah produktivitas yang fantastis yang akan memungkinkan para

pekerja untuk menghasilkan nilai ganti seluruh upahnya dalam 50 menit. Tetapi para

pekerja tidak akan pernah menghasilkan nilai ganti upahnya dalam nol menit dan nol

detik. Terdapat sisa dimana eksploitasi kapitalis tidak akan pernah dapat

menekannya.

Hal ini berarti bahwa dalam jangka panjang kejatuhan dalam angka rata-rata

keuntungan tidak dapat dihindari, dan saya pribadi percaya, bertentangan dengan ide

banyak Marxis, bahwa kejatuhan tersebut juga ditunjukan dalam statistik, yaitu bahwa

angka keuntungan rata-rata keuntungan hari ini didalam negeri kapitalis besar adalah

jauh lebih rendah dibanding 50, 100 atau 150 tahun yang lalu.

Tentu saja, jika kita meneliti periode yang lebih singkat, terdapat fluktuasi naik dan

turun; terdapat sangat banyak faktor yang mempengaruhi (kita akan

mendiskusikannya nanti, ketika berbicara mengenai neokapitalisme). Tetapi dalam

jangka panjang, gerakan tersebut sangat jelas, untuk suku bunga maupun angka

keuntungan. Kita harus menunjukan, selain itu, bahwa diantara semua kecenderungan

pembangunan dari kapitalisme, hal tersebut diatas adalah yang paling jelas dirasa

oleh para teoritikus kapitalisme sendiri. Ricardo membicarakannya; John Stuart Mill

menekankannya; Keynes sangat sadar akan hal tersebut. Terdapat sebuah pepatah di

Inggris pada akhir abad kesembilanbelas yang sebenarnya sangat populer, pepatah

tersebut menyatakan: kapitalisme dapat menahan apapun kecuali kejatuhan dalam

rata-rata suku bunga hingga 2 persen, karena hal tersebut akan membunuh insentif

investasi.

Pepatah tersebut jelas sekali mengandung kesalahan tertentu dalam

rasionalisasinya. Perhitungan persentase, angka keuntungan, memiliki nilai nyata,

tetapi meskipun begitu, masih berhubungan dengan kapitalis. Apa yang menarik para

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

43/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

kapitalis bukan semata-mata persentase yang dia hasilkan dari kapitalnya, tetapi juga

jumlah total yang dia hasilkan. Dan jika 2 persen bukan berarti mendapatkan

$100.000 tetapi mendapatkan $100 juta, hal tersebut masih mewakili $2 juta, dan

para kapitalis akan memikirkan banyak hal sebelum dia akan mengatakan bahwa dia

lebih menghendaki membiarkan kapitalnya menganggur ketimbang untuk menerima

keuntungan menjijikan yang hanya $2 juta pertahun.

Pada prakteknya, kita melihat oleh karena itu bahwa tidak ada penghentian total

dalam aktivitas investasi akibat kejatuhan dalam angkat keuntungan dan suku bunga

tetapi lebih merupakan melambatnya sebanding dengan kejatuhan dalam angka

keuntungan dalam sebuah cabang industri. Disisi yang lainnya, ketika terdapat sebuah

ekspansi yang lebih cepat dan meningkatnya kecenderungan angka keuntungan di

cabang industri tertentu atau dalam periode tertentu, kemudian aktivitas investasi

melanjutkan, mempercepat, gerakan terlihat seperti menelan dirinya sendiri, dan

ekspansi tersebut nampak tidak memiliki batasan hingga saat ketika kecenderungan

tersebut sekali lagi dibalik.

II. 8 Kontradiksi Pokok dalam Sistem Kapitalis dan Krisis Periodik

Overproduksi

Kapitalisme memiliki tendensi untuk memperluas produksi tanpa batasan, untuk

memperluas arena aktivitasnya keseluruh dunia, untuk melihat semua umat manusia

sebagai konsumen potensial. (sambil lalu, terdapat sebuah kontradiksi yang berharga

untuk diungkapkan, yang pernah dinyatakan oleh Marx: setiap kapitalis selalu

menyukai melihat kapitalis yang lainnya meningkatkan upah para pekerja mereka,

karena upah para pekerja tersebut adalah daya beli untuk barang-barang kapitalis

yang lainnya. Tetapi dia tidak dapat mengijinkan upah para pekerjanya sendiri untuk

naik, karena itu tentu saja akan mengurangi keuntungannya sendiri).

Akibatnya dunia distrukturkan dalam cara yang luar biasa, telah menjadi sebuah unit

ekonomi dengan saling ketergantungan antara bagian-bagian berbeda yang sangat

sensitif. Anda mengetahui semua kata klise yang telah digunakan untuk

menggambarkan hal tersebut: jika seseorang bersin di Pasar Saham New York,

10.000 petani hancur di Malaysia.

Kapitalisme menghasilkan sebuah ketergantungan luar biasa dalam pendapatan

dan sebuah unifikasi dalam rasa untuk semua umat manusia. Manusia tiba-tiba

menjadi sadar atas kemungkinan kekayaan manusia, sementara dalam masyarakat

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

44/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

pra kapitalis, dia tertutup dalam kemungkinan alam yang kecil dalam sebuah daerah

tunggal. Pada Abad Pertengahan, nanas tidak dimakan di Eropa, hanya buah yang

tumbuh secara lokal, tetapi hari ini kita memakan nanas yang mungkin telah dihasilkan

dari berbagai penjuru dunia dan bahkan mulai memakan buah dari Cina dan India

yang sebelum perang dunia kedua kita tidak terbiasa memakannya.

Sebagai akibatnya terdapat hubungan mutual yang didirikan diantara produk dan

diantara manusia. Diekspresikan dalam ungkapan yang lain, terjadi sosialisasi

progresif dari semua kehidupan ekonomi, yang menjadi kumpulan tunggal, susunan

tunggal. Tetapi keseluruhan gerakan saling ketergantungan tersebut hanya berpusat

pada sebuah jalan gila disekitar kepemilikan pribadi, pengambil alihan pribadi, oleh

sejumlah kecil kapitalis yang kepentingan pribadinya, tambah lagi, semakin

bertabrakan dengan kepentingan miliaran umat manusia yang termasuk dalam

kumpulan tunggal tersebut.

Adalah dalam krisis ekonomi kontradiksi antara sosialisasi progresif produksi dan

pengambil alihan pribadi yang berfungsi sebagai tenaga penggeraknya dan

pendukungnya, meletus pada cara yang sangat luar biasa. Bagi para kapitalis krisis

ekonomi adalah fenomena luar biasa seperti sebuah hal yang belum pernah terjadi.

Krisis ekonomi tersebut bukanlah krisis kekurangan, seperti semua krisis pra

kapitalis; krisis tersebut adalah krisis overproduksi. Pengangguran mati kelaparan

bukan karena terlalu sedikit makanan tetapi karena terdapat suplai bahan makanan

yang relatif terlalu besar.

Pada pandangan pertama hal diatas terlihat tidak dapat dipahami. Bagaimana

seseorang mati karena terdapat surplus makanan, karena terdapat surplus barang-

barang? Tetapi mekanisme sistem kapitalis membuat hal tersebut yang terlihat

paradoks menjadi dapat dipahami. Barang-barang yang tidak dapat menemukan

pembeli tidak hanya tidak merealisasikan nilai lebih mereka tetapi mereka bahkan

tidak mendapatkan kembali kapital mereka yang telah diinvestasikan. Kemerosotan

dalam penjualan oleh karena itu memaksa pengusaha untuk menunda operasi

mereka. Mereka oleh karena itu dipaksa untuk memberhentikan pekerja mereka dan

karena pekerja yang diberhentikan tidak memiliki cadangan untuk bertahan hidup,

karena mereka dapat bertahan hidup hanya ketika mereka menjual tenaga kerjanya,

pengangguran tentu saja menakdirkan mereka pada kemiskinan paling melarat dan

hal tersebut terjadi tepat sekali karena kelimpahan relatif barang-barang yang

dihasilkan dari kemerosotan penjualan.

Faktor krisis ekonomi periodik adalah inheren dalam sistem kapitalis dan tetap

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

45/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

tidak dapat diatasi. Kita akan melihat lebih jauh dalam hal bahwa faktor krisis ekonomi

periodik tetap benar dalam rejim neokapitalis dimana kita hidup sekarang, bahkan

jika krisis tersebut sekarang disebut “resesi”. Krisis adalah manifestasi terjelas dari

kontradiksi pokok dalam sistem dan sebuah pengingat periodik bahwa sistem

tersebut ditakdirkan untuk mati cepat atau lambat. Tetapi sistem tersebut tidak akan

pernah mati secara otomatis. Akan selalu dibutuhkan untuk memberinya sedikit

dorongan sadar untuk mempengaruhi kematiannya, dan adalah tugas kita, tugas dari

gerakan klas pekerja, untuk melakukan dorongan tersebut.

III. Neo Kapitalisme

III. 1 Asal Usul Neo Kapitalisme

Krisis ekonomi besar pada tahun 1929 pertama merubah sikap borjuasi dan para

ideolog-nya terhadap negara, kemudian hal tersebut merubah sikap borjuasi yang

sama terhadap masa depan sistemnya sendiri.

Beberapa tahun yang lalu pengadilan yang terkenal terjadi di Amerika Serikat,

pengadilan terhadap Alger Hiss, yang sebelumnya menjabat sebagai asisten di

Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat saat terjadi perang. Dalam pengadilan

Hiss, salah satu teman baiknya, seorang jurnalis di publikasi Luce bernama Whittaker

Chambers, merupakan saksi kunci dalam tuntutan atas kesaksian palsu, sebenarnya

karena sebagai seorang Komunis yang menurut dugaan mencuri dokumen dari

Departemen Dalam Negeri dan memberikannya kepada Uni Soviet. Si Chambers,

yang agak neurotic (menderita gangguan emosi), telah menjadi seorang Komunis saat

sepuluh tahun pertama kehidupan dewasanya dan berakhir menjadi editor religius

pada majalah mingguan Time. Dia menulis pengakuan panjang dengan judul Witness.

Dalam buku tersebut terdapat kalimat yang menyatakan kira-kira sebagai berikut

mengenai periode 1929-1939: “Di Eropa para pekerja adalah sosialis dan borjuasi

adalah konservatif; di Amerika, klas menengah adalah konservatif, pekerja adalah

demokrat, dan borjuasi adalah komunis”.

Tentu saja adalah absurd untuk menyatakan periode tersebut dengan cara yang

kasar seperti itu. Tetapi tidak dapat diragukan bahwa tahun 1929 dan periode yang

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

46/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

mengikuti krisis besar 1929-1939 merupakan pengalaman traumatis bagi borjuasi

Amerika yang merupakan satu-satunya klas kapitalis diseluruh dunia yang diilhami

oleh keyakinan penuh dan buta pada masa depan sistem “perdagangan bebas”.

Sistem tersebut menderita guncangan mengerikan selama krisis 1929-1939, sebuah

periode yang secara umum sama bagi masyarakat Amerika, berkaitan dengan

menjadi sadar akan pertanyaan sosial dan dipertanyakannya sistem kapitalis, dengan

periode yang dialami Eropa pada saat kelahiran gerakan pekerja sosialis, periode

dari 1865 hingga 1890 di abad yang lalu.

Bagi borjuasi, krisis tersebut mempertanyakan berbagai bentuk sistem dalam skala

dunia. Borjuasi mengambil bentuk usaha untuk mengkonsolidasikan kapitalisme

melalui fasisme dan percobaan otoritarian lainnya di negeri-negeri tertentu di Eropa

Barat, Tengah dan Selatan. Borjuasi mengambil bentuk yang sedikit kurang kasar di

Amerika Serikat, dan adalah masyarakat Amerika tersebut pada tahun 1932-1940

yang membayangkan apa yang disebut hari ini dengan neokapitalisme.

Kenapa bukan perluasan dan penjeneralisiran pengalaman fasis yang memberikan

neokapitalisme ciri khas pokok, tetapi melainkan pengalaman sebuah “idyllic detente”

(“pengurangan hubungan tegang idilis”) dalam ketegangan sosial? Sistem fasis

adalah sebuah rejim krisis ekstrim dalam sosial, ekonomi dan politik, rejim

ketegangan ekstrim dalam hubungan klas, yang dalam analisa terakhir, ditentukan

oleh periode panjang stagnasi ekonomi, dimana kesempatan untuk diskusi dan

negosiasi antara klas pekerja dan borjuasi sebenarnya dikurangi hingga nol. Sistem

kapitalis telah menjadi tidak sesuai dengan sisa apapun dari gerakan klas pekerja

yang sedikit banyak independen.

Dalam sejarah kapitalisme kita dapat membedakan antara krisis periodiknya yang

terjadi setiap 5, 7, atau 10 tahun dan siklus jangka panjangnya, yang pertama kali

didiskusikan oleh ekonom Rusia Kondratief dan yang dapat disebut dengan siklus

jangka panjang setiap 25 atau 30 tahun. Siklus jangka panjang dicirikan oleh angka

pertumbuhan yang tinggi sering diikuti oleh siklus jangka panjang yang dicirikan oleh

angka pertumbuhan yang semakin rendah. Terlihat jelas bagi saya bahwa periode

1913 hingga 1940 merupakan salah satu dari siklus stagnasi jangka panjang dalam

produksi kapitalis, yang didalamnya termasuk semua siklus berturut-turut dari krisis

1913 hingga 1920, dari krisis 1920 hingga 1929, yang ditandai depresi yang sangat

parah karena fakta bahwa trend jangka panjang merupakan stagnasi.

Siklus jangka panjang yang dimulai dengan perang dunia kedua, dan dimana kita

masih tetap – mari kita menyebutnya siklus 1940-1965 atau siklus 1940-1970 –

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

47/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

mengalami, bertentangan dengannya, dicirikan oleh ekspansi, dan karena ekspansi

tersebut, kesempatan untuk negosiasi dan diskusi antara borjuasi dan klas pekerja

telah diperbesar. Kesempatan kemudian diciptakan untuk penguatan sistem pada

dasar penjaminan konsesi untuk para pekerja, sebuah kebijakan yang dijalankan

dengan skala internasional di Eropa Barat dan Amerika Utara dan mungkin bahkan

diperluas kepada beberapa negeri di Eropa Selatan pada masa yang akan datang.

Kebijakan neokapitalis tersebut lebih berdasarkan pada kolaborasi dekat antara

borjuasi ekspansif dan kekuatan konservatif gerakan pekerja dan secara pokok

ditopang oleh kecenderungan meningkat dalam standar hidup para pekerja.

Meskipun begitu, di latar belakang seluruh perkembangan tersebut terdapat tanda

tanya terhadap sistem, keraguan terhadap masa depan sistem kapitalis, dan

keraguan tersebut tidak perlu lagi diragukan. Dalam semua lapisan penting dari

borjuasi, keyakinan terdalam yang merajalela bahwa otomatisme ekonomi dari dan

oleh dirinya sendiri, “mekanisme pasar” tidak dapat menjamin keberlangsungan hidup

sistem, bahwa tidak mungkin lagi untuk mengandalkan fungsi internal otomatis dari

ekonomi kapitalis, dan bahwa sebuah intervensi sadar dan meluas, semakin lama

semakin teratur dan sistematis dalam karakter, dibutuhkan dalam rangka

menyelamatkan sistem tersebut.

Pada tingkat bahwa borjuasi sendiri tidak lagi yakin bahwa mekanisme otomatis

dari ekonomi kapitalis akan menopang tatanannya, kekuatan lain harus

mengintervensi untuk penyelamatan jangka panjang sistem, dan kekuatan tersebut

adalah negara. Neokapitalisme adalah kapitalisme yang ciri khas unggulnya adalah

perkembangan intervensi oleh negara kedalam kehidupan ekonomi. Juga dari titik

pandang tersebut, pengalaman neokapitalis saat ini di Eropa Barat hanyalah

perluasan dari pengalaman Roosevelt di Amerika Serikat.

Untuk memahami asal usul neokapitalisme hari ini, bagaimanapun, kita juga harus

memperhitungkan faktor kedua untuk menjelaskan perkembangan intervensi oleh

negara dalam kehidupan ekonomi, dan faktor kedua itu adalah perang dingin. Secara

umum hal ini dapat dilihat sebagai tantangan dimana keseluruhan kekuatan anti

kapitalis menghadapinya dalam dunia kapitalisme. Iklim tantangan tersebut membuat

perspektif krisis ekonomi serius lainnya seperti tipe krisis 1929-1933 sepenuhnya

tidak dapat ditoleransi oleh kapitalisme. Bayangkan apa yang akan terjadi di Jerman

jika terdapat lima juta pengangguran di Jerman Barat sementara kekurangan pekerja

terjadi di Jerman Timur. Adalah mudah untuk melihat bagaimana tidak dapat

ditoleransinya hal tersebut dari cara pandang politik, dan itulah mengapa intervensi

negara kedalam kehidupan ekonomi negeri-negeri kapitalis adalah diatas semuanya

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

48/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

antisiklus, atau, jika kau suka, antikrisis dalam karakter.

III.2 Revolusi Teknologi Permanen

Mari kita berkutat sesaat pada fenomena ekspansi jangka panjang tersebut. Tanpa

hal ini neokapitalisme khusus yang telah kita saksikan di Eropa Barat selama 15 tahun

tidak dapat dimengerti.

Siklus jangka panjang dimulai di Amerika Serikat bersamaan dengan perang dunia

kedua. Dalam rangka memahami penyebab fenomena tersebut kita harus mengingat

bahwa dalam kebanyakan siklus meluas yang lainnya dalam sejarah kapitalisme kita

menemukan elemen umum sama yang berulang: revolusi teknologi. Adalah bukan

sebuah kebetulan bahwa ekspansi yang bersifat siklus dari jenis yang sama

mendahului periode stagnasi dan krisis 1913-1940. Akhir abad kesembilanbelas

merupakan sebuah periode yang sangat damai dalam sejarah kapitalisme, dan saat

itu tidak terdapat perang, atau hampir tidak ada, kecuali perang kolonial, dan saat itu

rangkaian penelitian teknologi dan penemuan dari tahapan sebelumnya mulai

menemukan aplikasinya. Dalam periode ekspansi sekarang, kita menyaksikan

sebuah percepatan kemajuan teknis, sebuah revolusi teknologi asli, yang untuknya

ekspresi “revolusi industri kedua” atau “revolusi industri ketiga” hampir tidak memadai.

Kita menemukan diri kita sendiri, pada fakta, sebuah perubahan teknik produksi yang

tidak terinterupsi. Fenomena tersebut sebetulnya merupakan hasil sampingan dari

perlombaan senjata permanen, dari perang dingin dimana kita telah terlibat sejak

akhir perang dunia kedua.

Sesungguhnya, jika kau meneliti asal usul 99 persen perubahan teknologi yang

diterapkan pada produksi, kau akan melihat bahwa perubahan tersebut adalah militer,

kau akan melihat bahwa perubahan tersebut merupakan hasil sampingan dari

teknologi baru yang pertama menemukan penerapan mereka dalam bidang militer.

Hanyalah kemudian, setelah jangka waktu yang lebih lama ataupun singkat, perubahan

teknologi dalam bidang militer masuk kedalam daerah publik pada tingkat tertentu dan

diterapkan dalam bidang produksi sipil.

Begitu benar fakta tersebut sehingga pendukung kekuatan penyerang Perancis

(kekuatan nuklir) menggunakan fakta tersebut sebagai argumentasi utama hari ini.

Mereka menjelaskan bahwa jika kekuatan penyerang tersebut tidak dikembangkan,

teknik yang akan menentukan bagian penting dari proses produktif industri dalam 15

atau 20 tahun tidak akan dikenal di Perancis, karena semua itu merupakan hasil

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

49/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

sampingan dari teknik nuklir dan teknik yang berkaitan pada tingkat industri.

Disini saya tidak ingin memperdebatkan tesis tersebut yang saya anggap tidak

dapat diterima dalam hal-hal yang lainnya; saya hanya akan menggaris bawahi bahwa

hal tersebut menegaskan, bahkan dalam gaya “ekstrimis”, bahwa kebanyakan revolusi

teknologi yang terjadi dalam bidang industri dan dalam teknik produktif umumnya

merupakan hasil sampingan dari revolusi teknik dalam bidang militer.

Pada tingkatan bahwa kita terlibat dalam perang dingin permanen, yang dicirikan

oleh penelitian permanen untuk perubahan teknik dalam bidang alat perang, kita

memiliki faktor baru disini, boleh dikatakan, sumber tambahan diluar ekonomi, yang

menghidupi perubahan terus menerus ke dalam teknik produktif. Di masa lampau,

ketika otonomi dalam penelitian teknologi tidak ada, ketika otonomi tersebut secara

esensiil merupakan produk perusahaan industrial, terdapat faktor utama yang

menentukan siklus kemajuan penelitian tersebut. Para industrialis akan mengatakan:

kita harus memperlambat inovasi sekarang, karena kita memiliki instalasi yang sangat

mahal yang pertama harus diangsur biayanya. Instalasi tersebut harus

menguntungkan, biaya instalasi harus ditutup, sebelum kita dapat memulai tahapan

lain dari perubahan teknologi.

Hal ini adalah benar bahkan ekonom seperti Schumpeter, sebagai contoh, telah

menggunakan irama siklus dalam revolusi teknik tersebut sebagai penjelasan dasar

untuk siklus ekspansi jangka panjang berturut-turut, atau untuk siklus stagnasi jangka

panjang.

Hari ini motif ekonomi tersebut tidak bergerak dijalan yang sama. Pada tingkatan

militer, tidak ada alasan yang valid untuk menghentikan penelitian untuk senjata baru.

Bertentangan dengannya, keberadaan bahaya yang ada dimana-mana bahwa musuh

akan menjadi yang pertama menemukan senjata baru. Akibatnya terdapat rangsangan

nyata untuk penelitian permanen, tidak terinterupsi dan hampir-hampir tanpa

pertimbangan ekonomi apapun (setidaknya untuk Amerika Serikat), jadi gerakan

tersebut mengalir sebenarnya tanpa halangan. Hal ini berarti bahwa kita melewati

sebuah era perubahan teknologi yang hampir tidak terinterupsi dalam bidang

produksi. Kau hanya perlu mengingat apa yang telah dihasilkan selama 10-15 tahun

terakhir, dimulai dengan digunakannya tenaga nuklir dan dilanjutkan dengan

otomatisasi, perkembangan komputer elektronik, miniaturisasi, laser dan serangkaian

fenomena dalam rangka untuk mendapatkan perubahan tersebut, revolusi teknologi

tak terinterupsi tersebut.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

50/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Istilah “revolusi teknologi terus menerus” sekarang hanyalah cara lain untuk

mengatakan bahwa periode pembaruan kapital tetap telah dipersingkat. Hal ini

menjelaskan ekspansi kapitalisme ke seluruh dunia. Seperti setiap ekspansi jangka

panjang dalam sistem kapitalis, batasan ekspansi saat ini ditentukan oleh jumlah

investasi tetap.

Pembaruan cepat kapital tetap juga menjelaskan pengurangan dalam jarak dari

siklus ekonomi dasar. Siklus tersebut normalnya ditentukan oleh usia kapital tetap.

Hingga tingkatan bahwa kapital tetap tersebut sekarang diperbarui dalam

kecepatan yang lebih cepat, jarak siklus tersebut juga dipersempit. Kita tidak lagi

memiliki krisis setiap tujuh atau 10 tahun melainkan resesi setiap empat hingga lima

tahun. Kita telah memasuki rangkaian jauh lebih cepat dari siklus dengan durasi yang

jauh lebih singkat dibanding yang terjadi sebelum perang dunia kedua.

Akhirnya, untuk menyimpulkan penelitian dari kondisi dimana neokapitalisme

sekarang berkembang, terdapat perubahan yang cukup penting terjadi dalam skala

dunia dalam kondisi dimana kapitalisme berada dan berkembang.

Disisi yang lainnya, terdapat pembesaran dari apa yang disebut dengan kamp

sosialis, dan disisi yang lainnya lagi, revolusi kolonial. Dan sementara keseimbangan,

sepanjang berkaitan dengan meluasnya “kamp sosialis”, secara efektif mewakili

sebuah kekalahan dari cara pandang kapitalisme dunia – kalah dalam bahan baku,

kesempatan investasi untuk kapital, pasar, dan pada tingkat yang lainnya –

keseimbangan tersebut, sepanjang berkaitan dengan revolusi kolonial, dapat terlihat

bersifat paradoks, hingga kini belum menghasilkan sebuah kekalahan penting dalam

dunia kapitalis. Bertentangan dengannya, salah satu faktor yang cocok menjelaskan

skala ekspansi ekonomi dari negeri-negeri imperialis yang terjadi di dalam tahapan

ini, adalah fakta bahwa, sepanjang revolusi kolonial tetap dalam kerangka pasar dunia

kapitalis (kecuali dia menghasilkan kembali apa yang disebut dengan negara

sosialis), revolusi kolonial berfungsi sebagai stimulus bagi produksi dan ekspor

peralatan industrial, produk industri berat di negeri-negeri imperialis.

Hal ini berarti bahwa industrialisasi negeri-negeri kurang berkembang,

neokolonialisme, perkembangan borjuasi baru di negeri-negeri kolonial, semua

menyusun dukungan lebih jauh, bersama dengan revolusi teknologi, untuk trend

ekspansi jangka panjang di dalam negeri-negeri kapitalis maju. Karena hal tersebut

secara pokok memiliki efek yang sama, hal tersebut juga menuju pada pertumbuhan

dalam produksi untuk industri berat dan untuk industri-industri yang bergerak dalam

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

51/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

konstruksi mekanis dalam pembuatan mesin. Sebagian mesin tersebut berfungsi

untuk mempercepat pembaruan kapital tetap dalam negeri-negeri kapitalis maju,

bagian yang lainnya berfungsi untuk industrialisasi, mekanisasi dari negeri-negeri

kolonial yang baru merdeka.

Dalam mendekati subjek dengan jalan ini, kita mampu untuk memahami makna

yang lebih dalam dari tahapan neokapitalisme yang sekarang kita saksikan, yang

merupakan ekspansi kapitalisme jangka panjang, sebuah periode yang saya percaya

terbatas dalam waktu, seperti periode serupa dimasa lalu. Saya tidak sedikitpun

percaya bahwa periode ekspansi tersebut akan berlangsung selamanya dan bahwa

kapitalisme telah menemukan batu penjurunya yang memungkinkan kapitalisme untuk

menghindari tidak hanya krisis bersifat siklusnya tetapi juga siklus ekspansi yang

relatif berturut-turut dan stagnasi. Tetapi adalah tahapan ekspansi ini yang sekarang

dihadapi oleh gerakan klas pekerja Eropa Barat dengan persoalan khususnya.

Mari kita sekarang berbicara mengenai ciri khas pokok dari intervensi pemerintah

kedalam ekonomi kapitalis.

III.3 Pentingnya Pengeluaran Belanja Militer

Fenomena objektif pertama yang merupakan faktor hebat dalam memfasilitasi

pertumbuhan intervensi pemerintah dalam bidang ekonomi negeri-negeri kapitalis

adalah tepat sekali keabadian perang dingin dan keabadaian dalam perlombangan

senjata. Untuk mengatakan keabadian perang dingin, keabadian perlombaan senjata,

keabadian sebuah anggaraan militer yang sangat tinggi, juga berarti mengatakan

kontrol negara terhadap bagian penting dari pendapatan nasional. Jika kita

membandingkan ekonomi semua negeri-negeri kapitalis yang maju hari ini dengan

negeri-negeri kapitalis sebelum perang dunia pertama, kita dapat dengan segera

melihat perubahan struktural yang sangat penting tersebut yang telah terjadi dan yang

independen dari setiap pertimbangan dan penelitan teoritis. Hal tersebut merupakan

konsekwensi dari kenaikan dalam anggaran militer. Sementara sebelum tahun 1914

total anggaran militer negara sebesar 5 persen, 6 persen, 4 persen, 7 persen dari

pendapatan nasional, anggaran negara kapitalis hari ini mewakili 15 persen, 20

persen, 25 persen atau bahkan dalam beberapa kasus 30 persen dari pendapatan

nasional.

Jika untuk sementara kita tidak menganggap semua pertimbangan

intervensionisme, fakta peningkatan dalam pengeluaran belanja alat perang permanen

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

52/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

menunjukan bahwa negara telah mengkontrol bagian penting dari pendapatan

nasional.

Saya telah menyatakan bahwa perang dingin ini akan tetap permanen dalam

periode panjang. Itu adalah pendirian pribadi saya. Perang dingin adalah permanen

karena kontradiksi klas antara kedua kamp yang saling berhadapan dalam skala

dunia adalah permanen. Karena tidak ada alasan logis untuk mengasumsikan, dalam

jangka panjang ataupun pendek, bahwa borjuasi internasional akan secara suka rela

melucuti senjata dihadapan musuh global atau dihadapan Uni Soviet dan Amerika

Serikat akan mencapai perjanjian yang akan memungkinkan pengurangan cepat

dalam pengeluaran belanja alat perang sebesar setengah atau dua pertiga atau tiga

perempatnya.

Kita oleh karena itu mulai dari titik bahwa pengeluaran belanja militer permanen

cenderung meningkat dalam jumlah dan pentingnya berkaitan dengan pendapatan

nasional, atau menjadi distabilkan, yaitu, peningkatan pada tingkatan bahwa

pendapatan nasional akan meningkat selama tahap ini. Dan adalah fakta dari

ekspansi dalam pengeluaran militer menciptakan peran penting yang dimainkan oleh

pemerintah dalam kehidupan ekonomi.

Anda mungkin mengetahui artikel ditulis oleh Pierre Naville yang diterbitkan dalam

Nouvelle Revue Marxiste beberapa tahun yang lalu. Dalam artikel tersebut dia menulis

ulang serangkaian jumlah yang diberikan oleh direktur anggara (Perancis) pada tahun

1956, menunjukan hal penting praktis dari pengeluaran militer untuk serangkaian

cabang-cabang industri. Terdapat banyak cabang-cabang industri, yang menempati

ranking sangat tinggi dalam hal pentingnya dan termasuk diantara pemimpin dalam

perkembangan teknologi, yang bekerja terutama atas kontrak dengan negara dan

yang akan ditakdirkan mengalami kebangkrutan awal jika kontrak-kontrak negara

tersebut hilang: aeronotika, elektronik, konstruksi kapal, telekomunikasi dan bahkan

pekerjaan teknik mesin dan tentu saja, industri nuklir.

Di Amerika Serikat situasinya serupa, tetapi pada tingkatan bahwa cabang-cabang

industri yang memimpin tersebut jauh lebih berkembang dan bahwa ekonomi Amerika

dalam skala yang lebih besar, cabang-cabang tersebut menyusun poros ekonomi

untuk seluruh daerah geografik. Dapat dikatakan bahwa California, negara bagian

yang menjalani ekspansi terbesar, sebagian besar hidup dari anggaran militer

Amerika. Jika negara bagian California harus melucuti senjata dan tetap kapitalis, hal

tersebut akan menjadi bencana baginya, dimana industri peluru kendali, industri

penerbangan militer dan industri elektronik semua terkonsentrasi disitu. Adalah tidak

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

53/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

perlu untuk memberi bayangan untuk mengilustrasikan efek politik dari situasi khusus

tersebut pada sikap politisi borjuis California: kau akan sangat sulit menemukan

mereka di garis depan perjuangan untuk pelucutan senjata!

Fenomena kedua dari tahapan meluas tersebut yang pada awalnya muncul untuk

berkontradiksi dengan yang pertama adalah peningkatan dalam apa yang dapat

disebut dengan pengeluaran belanja sosial, itu adalah, semua yang berkaitan sedikit

banyak dekat dengan jaminan sosial. Pengeluaran tersebut terus menerus meningkat

dalam anggaran pemerintah secara umum, dan menyusun bagian penting dari

pendapatan nasional selama 25-30 tahun terakhir.

III.4 Bagaimana Krisis “Diselesaikan” oleh Resesi

Pertumbuhan dalam belanja kesejahteraan sosial adalah hasil dari beberapa

fenomena yang bersamaan.

Yang pertama, tekanan gerakan klas pekerja, yang selalu bertujuan untuk

memperbaiki salah satu ciri khas yang paling jelas dari kondisi proletar:

ketidakamanan (insecurity). Karena nilai tenaga kerja hanya kira-kira menutupi

kebutuhan pemeliharaan hidup hari ini dari klas pekerja, setiap gangguan dalam

penjualan tenaga kerja tersebut – yaitu, setiap kecelakaan yang mengganggu

pekerjaan normal para pekerja: pengangguran, sakit, kecelakaan kerja, usia tua –

melemparkan proletar kedalam jurang kemiskinan. Saat permulaan sistem kapitalis,

hanya terdapat “sumbangan”, pribadi atau publik, yang mana pekerja yang

menganggur dapat gunakan saat keadaan sukar, dengan hasil material yang tidak

signifikan dan dengan harga pukulan mengerikan bagi martabat kemanusiannya.

Sedikit demi sedikit, gerakan klas pekerja telah menetapkan prinsip jaminan sosial,

pertama suka rela, kemudian wajib, terhadap serangan nasib: asuransi kesehatan,

kompensasi pengangguran, asuransi usia tua. Dan perjuangan akhirnya berpuncak

pada prinsip jaminan sosial, yang secara teoritis akan melindungi para pekerja

upahan dari semua kehilangan pendapatan saat ini.

Kemudian terdapat kepentingan tertentu dari negara. Institusi yang menerima dana

dalam jumlah besar yang digunakan untuk mendanai program jaminan sosial tersebut

sering memiliki jumlah dana cair yang besar. Mereka dapat menginvestasikan dana

tersebut dalam obligasi pemerintah, membuat pinjaman bagi negara (obligasi jangka

pendek, sebagai syarat). Rejim Nazi menggunakan teknik ini dan kemudian menyebar

ke kebanyakan negeri-negeri kapitalis.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

54/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Ukuran dana jaminan sosial yang semakin membesar telah, selain itu, membawa

situasi khusus, mengajukan persoalan teoritis dan praktis bagi gerakan klas pekerja.

Gerakan klas pekerja secara tepat menganggap bahwa semua dana yang dibayarkan

kedalam dana jaminan sosial – entah oleh para pengusaha, atau oleh negara, atau

dengan pemotongan pajak dari upah para pekerja itu sendiri – hanyalah menyusun

bagian upah, sebuah “upah tidak langsung”, atau “upah yang ditunda”. Ini adalah titik

pandang masuk akal, dan yang sejalan, selain itu, dengan teori nilai Marxis, karena

semua yang diterima oleh pekerja sebagai ganti tenaga kerja mereka harus dianggap

sebagai ganti harga tenaga kerjanya, tanpa menghiraukan apakah hal tersebut

dibayarkan segera kepada para pekerja (upah langsung), atau dibayarkan kemudian

(upah yang ditunda). Oleh karena alasan ini, “manajemen keseimbangan” (serikat

pengusaha, atau serikat negara) dari dana jaminan sosial harus dilihat sebagai

pelanggaran dari hak para pekerja. Karena dana-dana tersebut merupakan milik para

pekerja, campur tangan tidak beralasan apapun dalam manajemen mereka oleh

kelompok sosial diluar serikat buruh harus ditolak. Pekerja seharusnya tidak lagi

mengijinkan “manajeman keseimbangan” dari upah mereka seperti para kapitalis

tidak akan mengijinkan “manajemen keseimbangan” dari rekening bank mereka.

Tetapi ukuran pembayaran yang semakin besar kedalam jaminan sosial telah

mampu menciptakan “ketegangan” tertentu antara upah langsung dan upah yang

ditunda, karena upah yang ditunda kadang kala mencapai 40 persen dari total upah.

Banyak pusat serikat buruh menentang peningkatan lebih jauh dalam “upah yang

ditunda” dan ingin mengkonsentrasikan untuk memiliki setiap capaian dalam bentuk

capaian segera dengan pembayaran langsung bagi para pekerja. Hal tersebut harus

dimengerti, bagaimanapun juga, bahwa dibawah fakta “upah yang ditunda” dan

jaminan sosial terdapat prinsip solidaritas klas. Sesungguhnya, dana untuk kesehatan,

kecelakaan, dsb, tidaklah didasarkan pada prinsip “keuntungan individual”, (setiap

pekerja pada akhirnya menerima semua yang dia atau pengusaha atau negara telah

bayarkan untuk tanggungannya), tetapi didasarkan pada prinsip asuransi. Mereka

yang tidak mengalami kecelakaan membayar sehingga mereka yang mengalaminya

dapat sepenuhnya ditanggung biayanya. Prinsip pokok dalam praktek tersebut adalah

solidaritas klas, yaitu, kepentingan pekerja untuk menghindari penciptaan sub

proletariat, yang tidak hanya akan merusak militansi dari massa pekerja (setiap

individu takut terdorong kedalam sub proletariat cepat atau lambat) tetapi juga

mewakili bahaya kompetisi untuk pekerjaan dan ancamannya terhadap upah.

Dibawah kondisi tersebut, daripada mengeluh tentang “skala berlebihan dalam upah

yang ditunda”, kita seharusnya menunjukan ketidakcukupan yang menyedihkan,

karena hal tersebut membawa sebuah penurunan mengerikan dalam standar hidup

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

55/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

dari kebanyakan pekerja tua, bahkan di kebanyakan negeri-negeri kapitalis makmur.

Jawaban efektif untuk persoalan “ketegangan” antara upah langsung dan upah yang

ditunda adalah tuntutan untuk menggantikan prinsip solidaritas yang terbatas hanya

pada klas pekerja oleh prinsip solidaritas yang diperluas untuk memasukan semua

penduduk, perubahan jaminan sosial menjadi layanan nasional (kesehatan, lapangan

kerja penuh, usia tua) didanai oleh pajak progresif untuk pendapatan. Hanya dengan

jalan ini “upah yang ditunda” berakhir sebagai sebuah peningkatan penting sejati

dalam upah dan sebuah redistribusi sejati dari pendapatan nasional yang

menguntungkan pekerja upahan.

Hal tersebut harus dipahami sepenuhnya bahwa hingga saat ini hal tersebut belum

dicapai dalam skala besar dibawah sistem kapitalis, dan bahkan perlu untuk

mengajukan pertanyaan apakah hal tersebut dapat direalisasi tanpa memprovokasi

reaksi kapitalis dengan karakter yang segera kita temukan dalam periode krisis

revolusioner. Sebetulnya, pengalaman yang paling menarik dengan jaminan sosial,

seperti yang diberlakukan di Perancis setelah tahun 1944 dan lebih khusus lagi,

Layanan Kesehatan Nasional di Inggris setelah tahun 1945, didanai dengan besar

oleh memberikan pajak kepada para pekerja itu sendiri (terutama sekali dengan

meningkatkan pajak tidak langsung dan oleh peningkatan pajak bahkan terhadap

upah yang sedang, seperti di Belgia sebagai contoh) ketimbang menarik pajak dari

borjuasi. Itulah mengapa kita tidak pernah melihat redistribusi sejati dan radikal dari

pendapatan nasional dengan pajak dalam sistem kapitalis; hal tersebut tetap

merupakan salah satu “mitos” besar dari reformisme.

Terdapat aspek yang lain dalam pertumbuhan penting dari “upah yang ditunda”, dari

asuransi sosial, dalam pendapatan nasional negeri-negeri kapitalis industri: adalah

ciri khas antisiklus mereka. Disini kita menemukan alasan lain kenapa negara borjuis,

neokapitalisme, mempunyai kepentingan dalam meningkatkan volume “upah yang

ditunda” tersebut. Adalah karena upah yang ditunda tersebut memainkan peran

sebagai bantalan peredam getaran untuk mencegah kejatuhan tiba-tiba dan keras

dalam pendapatan nasional saat terjadi krisis.

Sebelumnya ketika pekerja kehilangan pekerjaannya, pendapatannya jatuh menjadi

nol. Ketika seperempat angkatan kerja di sebuah negara menganggur, pendapatan

pekerja upahan secara otomatis menurun seperempat. Konsekwensi buruk dari

kejatuhan dalam pendapatan, kejatuhan dalam “permintaan total”, bagi ekonomi

kapitalis secara umum telah sering digambarkan. Hal tersebut memberikan krisis

kapitalis kemunculan reaksi berantai, yang terus terjadi dengan logika dan keadaan

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

56/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

tidak dapat dihindari yang mengerikan.

Mari kita mengasumsikan bahwa krisis terjadi di sektor yang menghasilkan mesin-

mesin dan bahwa sektor ini terpaksa untuk menutup pabriknya dan memberhentikan

para pekerjanya. Kehilangan pendapatan yang dialami oleh para pekerja secara

radikal mengurangi kemampuan mereka untuk membeli barang-barang konsumsi.

Karena hal tersebut, dengan cepat terjadi overproduksi didalam sektor yang membuat

barang-barang konsumsi, yang kemudian, dipaksa untuk menutup pabriknya dan

memberhentikan para pekerjanya. Kembali, oleh karena itu, terjadi kejatuhan lebih

jauh dalam penjualan barang-barang konsumsi, dan sebuah peningkatan dalam

inventarisir. Pada waktu yang sama, pabrik yang menghasilkan barang-barang

konsumsi, akan mengalami pukulan keras, akan mengurangi atau membatalkan

pesanan mereka untuk mesin-mesin, yang akan membawa penutupan tiba-tiba

semakin banyak perusahaan yang bekerja dalam industri berat, akibatnya,

pemberhentian kelompok pekerja yang lainnya, diikuti oleh kejatuhan baru dalam daya

beli untuk barang-barang konsumsi, dengan konsekwensi penajaman dalam krisis di

sektor industri ringan, yang kemudian akan menciptakan pemecatan baru, dsb.

Tetapi seketika sistem asuransi pengangguran yang efektif telah didirikan, efek

kumulatif dari krisis diperkecil: semakin besar kompensasi pengangguran, semakin

kuat efek memperlemahnya terhadap krisis.

Mari kita kembali kepada penggambaran terhadap awal mula krisis. Sektor yang

membuat mesin-mesin mengalami overproduksi dan dipaksa untuk memberhentikan

beberapa pekerjanya. Tetapi ketika jumlah kompensasi pengangguran kita sebutkan

saja sebesar 60 persen dari upahnya, pemecatan tersebut tidak lagi berarti

kehilangan total pendapatan bagi para pengangguran, tetapi hanya merupakan

pengurangan sebesar 40 persen dari pendapatannya. Sepuluh persen pengangguran

dalam sebuah negeri tidak lagi berarti kejatuhan keseluruhan dalam permintaan

sebesar 10 persen tetapi hanya empat persen; 25 persen pengangguran sekarang

berarti tidak lebih dari 10 persen kejatuhan dalam pendapatan. Dan efek kumulatif

dari pengurangan tersebut (yang angka-angkanya dihitung dalam ilmu ekonomi

akademik dengan menerapkan perkalian pada pengurangan tersebut dalam

permintaan) akan juga dikurangi berkaitan dengannya; krisis tidak akan memukul

sektor barang-barang konsumsi dengan keras, sektor barang-barang konsumsi oleh

karena itu akan memberhentikan jauh lebih sedikit pekerja, sektor tersebut akan

mampu untuk melanjutkan beberapa pesanannya untuk mesin-mesin, dsb. Secara

singkat, krisis tidak meluas dalam bentuk spiral; krisis tersebut “dihentikan” di

pertengahan jalan. Kemudian krisis tersebut mulai dipecahkan.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

57/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Apa yang sekarang kita sebut dengan “resesi” hanyalah sebuah krisis kapitalis

klasik yang telah diredakan, terutama dengan memakai asuransi sosial.

Dalam buku saya berjudul Teori Ekonomi Marxis, saya menyebutkan data mengenai

resesi Amerika terakhir yang secara empiris menegaskan analisa teoritis tersebut.

Faktanya, menurut angka-angka tersebut, menunjukan bahwa resesi tahun 1953 dan

1957 mulai dengan ketajaman ekstrim dan memiliki luas yang sebanding dalam

setiap hal dengan krisis paling parah dari kapitalisme dimasa lalu (1929 dan 1938).

Tetapi bertentangan dengan krisis pra perang dunia kedua tersebut, resesi pada

tahun 1953 dan 1957 berhenti meluas setelah beberapa bulan tertentu, sebagai akibat

dihentikan dipertengahan jalan, kemudian mulai surut. Kita sekarang telah memahami

salah satu penyebab pokok dalam perubahan dari krisis menjadi resesi.

Dari titik pandang distribusi pendapatan nasional antara kapital dan kerja, ukuran

anggaran militer yang semakin membesar memiliki efek berlawanan terhadap

kenaikan serupa dalam “upah yang ditunda”, karena dalam setiap kasus sebagian

dari “upah yang ditunda” selalu berasal dari pembayaran tambahan oleh para borjuasi.

Tetapi dari titik pandang efek antisiklusnya, ukuran anggaran militer yang semakin

membesar (dari pengeluaran publik secara umum) dan ukuran asuransi sosial yang

semakin membesar memainkan peran yang identik dalam “meredam” kerasnya krisis,

dan memberikan neokapitalisme salah satu aspek khususnya.

Permintaan agregat dapat dibagi menjadi dua kategori: permintaan untuk barang-

barang konsumsi dan permintaan untuk barang-barang produksi (mesin-mesin dan

peralatan). Ekspansi dalam dana jaminan sosial membuat kemungkinan untuk

menghindari kejatuhan ekstrim dalam belanja (dalam permintaan) untuk barang-

barang konsumsi setelah pecahnya krisis. Ekspansi dalam belanja publik (terutama

sekali dalam belanja militer), membuat kemungkinan untuk menghindari kejatuhan

ekstrim dalam belanja (dalam permintaan) untuk barang-barang produksi. Demikian,

ciri khusus neokapitalisme beroperasi dalam kedua sektor, tidak dalam menekan

kontradiksi kapitalisme – krisis terjadi seperti yang sebelumnya pernah terjadi,

kapitalisme belum menemukan cara untuk memastikan sebuah pertumbuhan yang

sedikit banyak harmonis dan tidak terinterupsi – tetapi dalam mengurangi luas dan

keseriusan kontradiksi tersebut, setidaknya sementara.

Kerangka kerja untuk proses ini harus merupakan periode jangka panjang dari

pertumbuhan yang dipercepat tetapi dengan biaya inflasi permanen.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

58/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

III.5 Kecenderungan Mengalami Inflasi Permanen

Salah satu akibat dari semua fenomena yang telah kita diskusikan, yang

kesemuanya antisiklus dalam efeknya, adalah yang dapat disebut dengan

kecenderungan mengalami inflasi permanen. Kecenderungan tersebut telah menjadi

manifestasi jelas dalam dunia kapitalis sejak tahun 1940, sejak permulaan perang

dunia kedua.

Penyebab pokok dari inflasi permanen tersebut adalah kepentingan dari sektor

militer, dari sektor persenjataan, dalam ekonomi dari kebanyakan negeri-negeri

kapitalis. Produksi persenjataan memiliki ciri khas sebagai berikut: produksi

persenjataan menciptakan daya beli dalam jalan yang sama dilakukan oleh produksi

barang-barang konsumsi atau produksi barang-barang produksi – upah dibayar di

pabrik yang membuat tank atau roket, seperti yang juga dibayarkan di pabrik yang

membuat mesin-mesin atau tekstil, dan pemilik kapitalis dari pabrik-pabrik tersebut

mendapatkan keuntungan seperti juga kapitalis pemilik pabrik besi atau pabrik tekstil

– tetapi sebagai ganti untuk daya beli tambahan tersebut, tidak terdapat barang

dagangan tambahan yang berkaitan yang di jual dipasar. Serupa dengan penciptaan

daya beli dalam dua sektor pokok dalam ekonomi klasik, sektor barang-barang

konsumsi dan sektor barang-barang produksi, adalah kemunculan sejumlah barang

dagangan di pasar, yang mampu untuk menyerap daya beli tersebut. Bertentangan

dengannya, penciptaan daya beli dalam sektor persenjataan tidak memiliki

peningkatan sebagai pengganti dalam sejumlah barang dagangan, entah itu barang-

barang konsumsi atau barang-barang produksi, yang penjualannya dapat diserap oleh

daya beli yang telah diciptakan.

Kondisi satu-satunya dimana pengeluaran militer tidak akan bersifat inflasi adalah

bila pengeluaran tersebut sepenuhnya dibayar dengan pajak, dan dalam

perbandingan yang akan memungkinkan berjalannya rasio yang tepat sama antara

daya beli pekerja dan kapitalis disatu sisi dan antara nilai barang-barang konsumsi

dan barang-barang produksi disisi yang lainnya. Situasi tersebut tidak terjadi

dimanapun, bahkan di negeri-negeri dimana bagian pajak termasuk yang terbesar. Di

Amerika Serikat, khususnya, total belanja militer tidak seluruhnya ditutup oleh pajak,

oleh pengurangan dalam daya beli tambahan, supaya terdapat kecenderungan yang

berkaitan menuju inflasi permanen.

Terdapat juga fenomena sifat struktural dalam ekonomi kapitalis dalam periode

monopoli yang memiliki efek yang sama, yaitu, kekakuan (rigidity) harga sepanjang

berkaitan dengan penurunan manapun.

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

59/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

Fakta bahwa trust monopolistik besar sebenarnya atau sepenuhnya mengkontrol

serangkaian pasar, terutama sekali pasar barang-barang produksi dan barang-

barang konsumsi, menunjukan sebuah ketiadaan kompetisi harga dalam makna klasik

dari istilah tersebut. Kapanpun penawaran lebih rendah dari permintaan, harga

meningkat, sementara ketika penawaran melebihi permintaan, harga tidak jatuh tetapi

tetap stabil atau jatuh sangat sedikit. Ini merupakan fenomena yang telah dicatat

dalam industri besar dan dalam pasar barang-barang konsumsi tahan lama (durable)

selama hampir 25 tahun. Hal tersebut lebih lagi merupakan sebuah fenomena yang

berkencederungan berkaitan dengan siklus jangka panjang yang sebelumnya telah

kita bicarakan, untuk hal tersebut harus terus terang diakui bahwa kita tidak dapat

memperkirakan perubahan dalam harga barang-barang konsumsi tahan lama setelah

akhir dari periode ekspansi jangka panjang tersebut.

Hal tersebut tidak dapat ditiadakan bahwa ketika industri mobil akan meningkatkan

kelebihan kapasitas produktifnya, hal tersebut akan bermuara pada perjuangan

kompetitif baru atas harga dan dengan penurunan hebat. Adalah mungkin untuk

mempertahankan tesis bahwa krisis otomobil yang terkenal diperkirakan selama

paruh kedua dekade ini (1965, 1966, 1967), dapat diserap relatif mudah di Eropa

Barat, jika harga penjualan kendaraan kecil diturunkan separuh. Jika saatnya tiba

ketika sebuah Citroen 4CV atau 2CV akan terjual senilai 200.000 atau 250.000 franc,

maka kemudian akan terjadi peningkatan dalam permintaan sehingga kelebihan

kapasitas tersebut akan hilang dengan jalan yang normal. Hal ini tidak terlihat mungkin

didalam kerangka kerja perjanjian saat ini, tetapi jika kita melihat persoalan dalam

makna sebuah periode panjang selama lima atau enam tahun kompetisi yang saling

mematikan, sesuatu yang sepenuhnya mungkin di industri otomobil Eropa, maka pada

kondisi akhirnya tidak dapat ditiadakan,

Mari kita segera menambahkan bahwa terdapat kemungkinan keadaan kondisi

akhir, satu yang dimana kelebihan kapasitas produktif ditekan dengan menutup dan

penghilangan serangkaian firma-firma, yang dalam kasus itu penghilangan kelebihan

kapasitas tersebut akan mencegah kejatuhan penting apapun dalam harga-harga. Itu

adalah reaksi normal terhadap situasi semacam itu dalam sistem kapitalisme

monopoli. Reaksi yang lain harus tidak sepenuhnya diabaikan, tetapi hingga saat ini

kita belum menyaksikan itu dalam bidang apapun. Dalam industri minyak, sebagai

contoh, fenomena potensi overproduksi telah terjadi selama enam tahun, tetapi

penurunan harga diijinkan oleh trust-trust besar, yang beroperasi pada angka

keuntungan sebesar 100 persen atau 150 persen, adalah setitik air dalam lautan:

pengurangan harga sejumlah 5 atau 6 persen, sementara trust tersebut dapat

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

60/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

menurunkan harga bensin sebesar 50 persen jika mereka mau.

III.6 “Perencanaan Ekonomi”

Sisi lain dari neokapitalis berkaitan dengan tubuh fenomena yang telah diistilahkan

dalam ungkapan “ekonomi terencana”, “pemrograman ekonomi”, atau lebih jauh lagi

“perencanaan indikatif”. Hal tersebut adalah bentuk lain dari intervensi sadar dalam

ekonomi, bertentangan dengan semangat klasik kapitalisme, tetapi hal tersebut

merupakan intervensi yang dicirikan oleh fakta bahwa hal tersebut bukan lagi terutama

sebuah tindakan pemerintah tetapi lebih merupakan sebuah tindakan kolaborasi,

integrasi, antara pemerintah disatu sisi dan kelompok-kelompok kapitalis disisi yang

lainnya.

Bagaimana kita menjelaskan kecenderungan umum tersebut pada “perencanaan

indikatif, pada “pemrograman ekonomi”, atau pada “ekonomi terencana”?

Kita harus mulai dari kebutuhan nyata dari kapital besar, sebuah kebutuhan yang

berasal tepat sekali dari fenomena yang telah kita gambarkan dalam bagian pertama

diskusi kita. Kita berbicara dibagian tersebut tentang sebuah percepatan dalam ritme

pembaruan instalasi mekanik, atau sebuah revolusi teknologi yang sedikit banyak

permanen. Tetapi ketika kita berbicara mengenai sebuah percepatan dalam ritme

pembaruan kapital tetap, kita hanya dapat merujuk pada kebutuhan penggantian

pengeluaran investasi yang terus meluas dalam periode waktu dimana terus menjadi

lebih singkat. Tentu saja penggantian tersebut harus direncanakan dan diperhitungkan

dengan cara yang sebisa mungkin akurat, agar menjaga ekonomi dari fluktuasi jangka

pendek, yang mengandung bahaya menciptakan kekacauan luar biasa dalam

perusahaan yang beroperasi menggunakan jutaan dolar. Fakta pokok tersebut adalah

penyebab pemrograman ekonomi kapitalis untuk menuju sebuah ekonomi terencana.

Kapitalisme hari ini dari monopoli-monopoli besar mengumpulkan puluhan juta dolar

dalam investasi yang harus diganti dengan cepat. Dia tidak dapat lagi menanggung

resiko fluktuasi periodik penting. Dia akibatnya membutuhkan jaminan bahwa biaya

penggantiannya akan tertutup dan asuransi bahwa penghasilannya akan terus

berlanjut, setidaknya selama periode waktu rata-rata berkaitan sedikit banyak dengan

periode penggantian kapital tetapnya, periode yang sekarang semakin panjang antara

empat dan lima tahun.

Lebih lagi, fenomena telah muncul secara langsung dari dalam perusahaan kapitalis

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

61/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

itu sendiri, dimana kompleksitas yang selalu meningkat dari proses produktif

berakibat meningkatnya usaha perencanaan yang tepat dalam rangka agar

perusahaan-perusahaan kapitalis tersebut berfungsi secara keseluruhan.

Pemrograman kapitalis adalah, dalam analisa terakhir, tidak lebih dari perluasan, atau

lebih tepatnya, koordinasi pada tingkat nasional mengenai apa yang telah terjadi pada

tingkat perusahaan-perusahaan kapitalis besar atau kelompok-kelompok kapitalis

seperti trust atau kartel yang mencakup sebuah kelompok perusahaan.

Apakah ciri khas pokok dari perencanaan indikatif tersebut? Perencanaan tersebut

secara esensiil berbeda dalam sifat dari perencanaan sosialis. Perencanaan tersebut

tidak terutama berkaitan dengan menyusun serangkaian tujuan dalam gambaran

produksi dan memastikan pencapaian dari tujuan-tujuan tersebut. Kepentingan

utamanya adalah dengan mengkoordinasikan rencana investasi yang telah dibuat oleh

firma-firma swasta dan dengan mempengaruhi kebutuhan koordinasi tersebut dengan

mengajukan, paling-paling, tujuan-tujuan tertentu yang dianggap memiliki prioritas

pada tingkat pemerintahan. Hal tersebut, tentu saja, tujuan-tujuan yang berkaitan

dengan kepentingan umum klas borjuis. Didalam negeri seperti Belgia atau Inggris,

operasi tersebut telah dipengaruhi dalam jalan yang cukup kasar, di Perancis, dimana

semua hal terjadi dalam tingkat intelektual yang lebih dihaluskan, dan sejumlah besar

kamuflase digunakan, sifat klas dari mekanisme tersebut kurang jelas. Meskipun

begitu identik dengan pemrograman ekonomi dari negeri-negeri kapitalis lainnya.

Dalam esensi, aktivitas “komisi perencanaan, “biro perencanaan”, “biro program”,

terdiri dari perwakilan konsultasi berbagai kelompok pengusaha, meneliti proyek

investasi mereka dan ramalan pasar, dan “mengharmoniskan” antara ramalan

berbagai sektor, dan berusaha keras untuk menghindari kemacetan dan duplikasi.

Gilbert Mathieu menerbitkan tiga artikel bagus mengenai persoalan tersebut dalam

Le Monde (2, 3 dan 6 Maret 1962), dimana dia menunjukan bahwa berlawanan

dengan 280 anggota serikat buruh yang berpartisipasi dalam kerja berbagai komisi

dan sub komisi perencanaan, terdapat 1.280 kepala perusaan atau perwakilan

asosiasi pengusaha. “Dalam praktek, Tuan Francois percaya, rencana Perancis

sering didirikan dan dioperasikan dibawah pengaruh yang lebih besar dari

perusahaan-perusahaan besar dan institusi keuangan”. Dan Leb Brun, meskipun

termasuk salah satu pemimpin serikat buruh yang paling moderat, menyatakan bahwa

perencanaan Perancis “adalah secara esensial diatur antara agen lebih tinggi dari

kapital dan pejabat sipil berpangkat tinggi, agen tersebut normalnya memiliki

kekuasaan lebih besar dari pada pejabat”.

Konfrontasi dan koordinasi dari keputusan-keputusan firma-firma tersebut, lebih

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

62/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

lagi, sangat berguna bagi pengusaha kapitalis; hal tersebut menyusun semacam

pendapat mengenai pasar dalam skala nasional dan dalam jangka panjang, sesuatu

yang sangat sulit dicapai dengan teknik hari ini. Tetapi dasar untuk semua penelitian

tersebut, semua perhitungan tersebut, masih tetap gambaran yang diajukan sebagai

ramalan oleh para pengusaha.

Akibatnya terdapat dua aspek ciri pokok dari jenis pemrograman atau

“perencanaan indikatif” ini.

Disatu sisi, hal tersebut secara sempit terpusat pada kepentingan para pengusaha

yang merupakan elemen awal dalam perhitungan. Dan ketika kita mengatakan

pengusaha, kita tidak bermaksud semua pengusaha, tetapi lebih merupakan lapisan

dominan dari klas borjuis, yaitu, para monopolis dan pemilik trust-trust. Pada tingkatan

bahwa konflik kepentingan antara monopolis-monopolis kuat kadang kala dapat

terjadi (ingat konflik tahun 1962 di Amerika antara trust produsen besi dan trust

konsumen besi berkaitan dengan harga besi), pemerintah memainkan peran tertentu

sebagai wasit antara kelompok-kelompok kapitalis. Hal tersebut, dalam beberapa hal,

sebuah dewan administratif dari klas borjuis yang bertindak atas nama seluruh

pemegang saham, seluruh anggota klas borjuis, tetapi dalam kepentingan kelompok

yang dominan ketimbang kepentingan demokrasi dan jumlah yang mayoritas.

Disisi yang lainnya, ada ketidakpastian yang terdapat pada dasar dari semua

perhitungan tersebut, sebuah ketidakpastian yang muncul dari fakta bahwa

pemrograman tersebut berdasarkan murni pada ramalan dan dari fakta tambahan

bahwa pemerintah tidak memiliki cara untuk menjalankan pemrograman semacam itu.

Sesungguhnya, demikian juga dengan kepentingan swasta tidak memiliki jalan

apapun untuk memastikan pemenuhan ramalah mereka.

Pada tahun 1956-60, “programer-programer” the Communauté Européenne du

Charbon et de l’Acier (Komunitas Batu Bara dan Besi Eropa) demikian juga mereka

dari Kementerian Ekonomi Belgia, dua kali mengalami kesalahan dalam ramalan

mereka terhadap konsumsi batu bara untuk Eropa Barat dan terutama sekali untuk

Belgia. Pertama kali, sebelum dan selama krisis dalam penawaran yang disebabkan

oleh kejadian Suez, mereka meramalkan peningkatan penting dalam konsumsi pada

tahun 1960 dan sebagai akibat peningkatan dalam produksi batu bara, dengan

produksi Belgia tumbuh dari 30 juta ton batu bara pertahun menjadi 40 juta ton. Dalam

kenyataan, penawaran tersebut jatuh dari 30 menjadi 20 juta ton selama tahun 1960;

para “programer” sebagai akibatnya telah melakukan sebuah kesalahan gabungan

dari bagian yang cukup penting. Tetapi sebelum kesalahan tersebut sempat dicatat

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

63/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

mereka telah membuat kesalahan yang lain dalam arah yang berlawanan. Sementara

kejatuhan dalam konsumsi batu bara terjadi, mereka memperkirakan bahwa

kecenderungan akan terus berlanjut dan menyatakan bahwa masih dibutuhkan untuk

meneruskan penutupan tambang batu bara. Bagaimanapun, kejadian yang

berlawanan terjadi antara tahun 1960 dan 1963: konsumsi batu bara Belgia naik dari

20 menjadi 25 juta ton pertahun, dengan hasil yang didapatkan setelah menghentikan

kapasitas produktif Belgia dalam batu bara sebesar sepertiga, terjadi kekurangan

parah dalam batu bara, terutama sekali selama musim dingin pada tahun 1962-1963,

sehingga dibutuhkan untuk mengimpor batu bara dengan cepat, bahkan dari Vietnam

!

Hal tersebut memberikan kita sebuah gambaran hidup dari teknik yang diambil oleh

para “pemrogram” hingga sembilan puluh persen waktu ketika membuat perhitungan

mereka terhadap sektor industri. Hal tersebut hanyalah sebuah proyeksi ke masa

depan dari kecenderungan saat ini, yang dapat dikoreksi paling-paling oleh sebuah

faktor yang menyatakaan elastisitas dalam permintaan, yang kemudian berdasarkan

atas ramalan angka umum dari ekspansi.

III.7 Jaminan Keuntungan oleh Negara

Aspek yang lain dari “ekonomi terencana” tersebut, yang memberikannya sebuah

karakter yang terutama sekali berbahaya berkaitan dengan gerakan klas pekerja.

Adalah ide bahwa “program sosial” atau “kebijakan pendapatan” selengkapnya ada

dalam “pemrograman ekonomi”. Dimungkinkan untuk menjamin stabilitas trust-trust

dalam pengeluaran dan pendapatan mereka selama periode lima tahun, waktu yang

dibutuhkan untuk mengganti peralatan baru mereka, tanpa secara bersamaan

menjamin stabilitas pengeluaran upah mereka. Adalah tidak mungkin untuk

“merencanakan biaya” jika “biaya kerja” tidak dapat “direncanaikan” pada saat yang

sama, yaitu, jika peningkatan upah tidak dapat diantisipasi dan ditahan.

Pengusaha dan pemerintah telah mencoba untuk menetapkan kecenderungan

semacam itu pada serikat buruh di seluruh negeri-negeri Eropa Barat. Usaha tersebut

direfleksikan dalam perpanjangan masa kontrak; undang-undang yang membuat

mogok kerja lebih sulit atau membubarkan pemogokan yang tidk sah; dan dalam

keseluruhan propaganda kegemparan yang mendukung “kebijakan pendapatan” yang

terlihat sebagai “jaminan satu-satunyua” terhadap “ancaman inflasi”.

Ide tersebut yang harus kita orientasikan dalam memandang “kebijakan

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

64/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

pendapatan”, adalah angka peningkatan upah tidak dapat dihitung dengan tepat, dan

bahwa kita harus dalam jalan itu menghindari biaya tak terduga akibat pemogokan

“yang tidak menghasilkan apapu bagi siapapun, entah itu pekerja ataupun bangsa”;

ide tersebut juga telah meluas di Perancis. Selengkapnya dalam hal itu adalah ide

integrasi mendalam serikat buruh kedalam sistem kapitalis. Dari sudut ini, serikat

buruhisme pada dasarnya berhenti menjadi senjata perjuangan para buruh untuk

merubah distribusi pendapatan nasional. Serikat buruh menjadi penjamin ”kedamaian

sosial”, penjamin pada para pengusaha akan stabilitas selama proses terus menerus

dan tidak terinterupsi dari kerja dan reproduksi kapital, penjamin bagi penggantian

kapital tetap selama keseluruhan proses pembaruannya.

Tentu saja hal itu merupakan jebakan bagi pekerja dan gerakan pekerja. Terdapat

banyak alasan kenapa seperti itu dan saya tidak dapat berkutat padanya. Tetapi satu

alasan dasar datang dari sifat ekonomi kapitalis itu sendiri, ekonomi pasar secara

umum, dan Tuan Masse, direktur perencanaan Perancis saat ini, mengakui hal

tersebut dalam pidato baru-baru ini di Brussels.

Dibawah sistem kapitalis, upah adalah harga tenaga kerja. Harga ini bervariasi

mengikuti nilai tenaga kerja tersebut berkesesuaian dengan hukum permintaan dan

penawaran. Apa kemudian, yang merupakan perkembangan normal dalam hubungan

kekuatan, dalam berjalannya permintaan dan penawaran bagi kerja, selama siklus

ekonomi dalam ekonomi kapitalis? Selama periode resesi dan pemulihan, terdapat

pengangguran, yang secara merugikan mempengaruhi upah, dan pekerja sebagai

akibatnya menjalani perjuangan untuk peningkatan upah yang substansial sebagai

sebuah perjuangan yang sangat sulit.

Dan apakah tahapan dalam siklus yang paling menguntungkan bagi perjuangan

untuk peningkatan upah? Buktinya adalah tahapan dimana terdapat pekerjaan penuh

(full employment) dan bahkan sebuah kekurangan dalam pekerja, yaitu, tahapan boom

terakhir, puncak konjuktural atau “titik didih”.

Itu adalah tahapan dimana pemogokan untuk kenaikan upah paling mudah

dilaksanakan dan dimana pengusaha memiliki kecederungan terbesar untuk

mengabulkan kenaikan upah bahkan tanpa pemogokan, dibawah tekanan kekurangan

pekerja. Tetapi setiap teknisi konjungtur kapitalis akan mengatakan kepadamu bahwa

tepat pada saat tahapan ini, dari titik pandang “stabilitas”, tetap berada didalam

batasan yang dibutuhkan oleh angka keuntungan kapitalis (karena pernyataan tersebut

selalu merupakan dasar dari alasan semacamnya!), bahwa adalah sangat

“berbahaya” untuk menyerukan pemogokan dan mendapatkan kenaikan upah. Karena

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

65/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

jika kau meningkatkan permintaan total ketika tingkat pekerjaan penuh terjadi di

seluruh “faktor dalam produksi”, kemudian permintaan tambahan secara otomatis

menjadi bersifat inflasi.

Dengan kata lain, keseluruhan logika ekonomi terencana tepat sekali adalah untuk

menghindari pemogokan dan usaha perbaikan selama satu-satunya tahap dari siklus

dimana hubungan kekuasaan klas menguntungkan klas pekerja. Ini merupakan

tahapan satu-satunya dari siklus, tahapan tersebut dimana permintaan untuk pekerja

melebihi dengan besar penawaran, dimana upah dapat melompat keatas dan

membalikan kecenderungan merugikan dalam distribusi pendapatan nasional antara

upah dan keuntungan atas biaya upah.

Hal ini berarti bahwa “manajemen” ditujukan untuk mencegah apa yang disebut

dengan peningkatan bersifat inflasi dalam upah selama tahapan khusus dari siklus

tersebut dan hanya menyelesaikannya dengan mengurangi angka keseluruhan dari

peningkatan upah untuk keseluruhan siklus. Sebuah siklus kemudian diamankan

dimana bagian relatif upah dalam pendapatan nasional akan memiliki kecenderungan

permanen untuk jatuh. Dia telah memiliki kecenderungan untuk jatuh selama periode

kebangkitan ekonomi, karena periode tersebut merupakan periode peningkatan

angka keuntungan menurut definisi (jika tidak, tidak akan ada kebangkitan!); dan jika

pekerja dicegah dari membenarkan kecenderungan tersebut selama periode puncak,

berarti bahwa kecenderungan menuju pemburukan dalam distribusi pendapatan

nasional akan kekal.

Terdapat, tambah lagi, demonstrasi praktis dari akibat sebuah kebijakan yang

sepenuhnya kaku pada pendapatan dibawah kontrol negara dengan kolaborasi

serikat buruh; hal tersebut telah dipraktekan di Belanda sejak tahun 1945 dan hasilnya

telah direkam. Terdapat penandaan sebuah penurunan dalam rasio upah banding

pendapatan nasional, yang tidak ditemukan dimanapun di Eropa, bahkan tidak

ditemukan di Jerman Barat.

Tambah lagi, terdapat dua argumentasi menentukan pada tingkat yang murni

“teknik” melawan penganjur-penganjur “kebijakan pendapatan”.

Jika kau meminta pada dasar “konjungtural” bahwa peningkatan upah tidak

melebihi peningkatan dalam produktivitas selama periode pekerjaan penuh, kenapa

kau tidak meminta peningkatan upah yang jauh lebih besar dalam periode adanya

pengangguran. Pada basis konjungtural, peningkatan semacam itu akan dibenarkan

pada waktu itu karena pengingkatan tersebut akan menstimulasi ekonomi dengan

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

66/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

meningkatkan permintaan total ...

Bagaimana sebuah “kebijakan pendapatan” dapat dipraktekan dengan keefektifan

yang bahkan kecil jika pendapatan dari upah merupakan satu-satunya pendapatan

yang diketahui? Tidakkah setiap “kebijakan pendapatan” meminta sebagai prasyarat

kontrol pekerja atas produksi, membuka buku perusahaan, dan penghilangan rahasia

perbankan, untuk mengetahui pendapatan yang tepat dari kapitalis, dan peningkatan

tepat dalam produktivitas?

Selain itu, hal ini sama sekali tidak berarti bahwa kita harus menerima persetujuan

teknis dari ekonom borjuis. Adalah sepenuhnya salah untuk mengatakan bahwa

peningkatan upah melebihi peningkatan dalam produktivitas secara otomatis bersifat

inflasi dalam periode pekerjaan penuh. Hal ini benar hanya pada tingkatan bahwa

angka keuntungan dianggap stabil dan utuh. Jika kita mengurangi angka keuntungan

karena intervensi bersifat tirani terhadap kepemilikan pribadi, seperti dikatakan dalam

Manifesto Komunis, maka tidak akan terdapat inflasi apapun; kita akan mengambil

daya beli dari kapitalis dan memberikannya pada para pekerja. Keberatan satu-

satunya yang dapat diungkapkan adalah bahwa hal tersebut memicu resiko

menurunkan investasi. Tetapi kita dapat menggunakan teknik kapitalis melawan

penciptanya sendiri dengan mengatakan kepada mereka bahwa bukanlah suatu hal

yang buruk untuk mengurangi investasi ketika terdapat periode pekerjaan penuh dan

sebuah boom pada “titik didihnya; bahwa bertentangan dengannya, pengurangan

tersebut dalam investasi telah berjalan saat ini, dan bahwa dari titik pandang

kebijakan antisiklus, adalah lebih cerdas untuk mengurangi keuntungan dan menaikan

upah. Hal ini akan memungkinkan permintaan dari upah pekerja, dari konsumen, untuk

menolong investasi dengan kepentingan untuk menjaga konjungtur tetap pada tingkat

yang tinggi, sebuah konjungtur yang mana terancam oleh kecenderungan tidak dapat

dihindari dari investasi produktif untuk jatuh pada tahapan tertentu.

Kita dapat menggambarkan dari semua ini kesimpulan sebagai berikut: intervensi

negara dalam kehidupan ekonomi, ekonomi terencana, pemrograman ekonomi,

perencanaan indikatif, sedikitpun tidak netral dari titik pandang sosial. Hal tersebut

merupakan alat intervensi kedalam ekonomi yang berada ditangan klas borjuis atau

kelompok berkuasa dalam klas borjuis, dan dalam makna apapun bukanlah wasit

antara borjuasi dan proletariat. Keadilan nyata yang dijalankan oleh pemerintahan

kapitalis adalah sebuah keadilan antara kelompok-kelompok kapitalis yang berbeda

didalam klas kapitalis.

Sifat alami dari neokapitalisme, dari pertumbuhan intervensi pemerintah dalam

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

67/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

kehidupan ekonomi, dapat disingkat dalam rumus berikut ini: semakin lama semakin,

sistem kapitalis menyerahkan otomatisme ekonominya sendiri menjalankan resiko

melenyap dengan cepat, dan semakin meningkat negara jadinya sebagai penjamin

keuntungan kapitalis, penjamin keuntungan bagi lapisan monopolistik berkuasa dari

borjuasi. Negara menjamin hal tersebut dalam langkah-langkah bahwa negara

mengurangi luas siklus fluktuasi. Negara menjamin hal tersebut dengan tata tertib

negara, militer atau paramiliter, menjadi semakin penting. Negara menjamin hal

tersebut juga dengan teknik ad hoc yang membuat kemunculan mereka tepat sekali

didalam kerangka kerja ekonomi terencana. “Kontrak – pura-pura” di Perancis

mengilustrasikan hal tersebut. Mereka merupakan jaminan tegas dari keuntungan

untuk membenarkan disekuilibrium tertentu dalam pembangunan, entah regional

dalam karakter atau antara cabang-cabang industri. Negara mengatakan kepada

para kapitalis: “Jika kau menginvestasikan kapitalmu dalam daerah ini atau itu, atau di

cabang ini atau itu, kita akan menjaminmu enam persen atau tujuh persen dari

kapitalmu terlepas dari pembangunan, bahkan jika sampahmu terbukti tidak terjual,

bahkan jika kau gagal”. Ini adalah bentuk tertinggi dan terjelas dari jaminan negara

terhadap keuntungan monopoli tetapi ini bukanlah penemuan teknisi perencanaan

Perancis, karena Messrs. Schacht, Funk dan Goering sebelumnya telah menerapkan

itu didalam kerangka kerja ekonomi persenjataan Nazi dan rencana persenjataan

empat tahunnya.

Dalam analisa terakhir, jaminan keuntungan oleh negara tersebut, seperti semua

teknik antisiklus yang sejati efektif dalam sistem kapitalis, mewakili sebuah

redistribusi dari pendapatan nasional yang menguntungkan kelompok-kelompok

monopolistik ternama melalui agensi dari negara. Hal tersebut dipengaruhi oleh

distribusi subsidi, oleh pengurangan pajak dan oleh penjaminan kredit dengan suku

bunga yang dikurangi. Semua teknik tersebut berpuncak dalam kenaikan di angka

keuntungan, dan, dengan kerangka kerja ekonomi kapitalis yang berfungsi secara

normal, terutama sekali dalam tahapan ekspansi jangka panjangnya, kenaikan dalam

angka keuntungan tersebut jelas sekali menstimulus investasi dan bekerja menurut

harapan perancang proyek-proyek tersebut.

Entah seseorang berdiri secara jujur didalam kerangka kerja sistem kapitalis

dengan dasar yang sepenuhnya logis dan konsisten, dan akibatnya menerima fakta

bahwa satu-satunya jalan untuk menjamin kenaikan terus menerus dalam investasi dan

kebangkitan industri berdasarkan peningkatan semacam itu dalam investasi adalah

melalui peningkatan angka keuntungan.

Atau seseorang yang menolak, mengambil posisi sosialis, menolak jalan

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

68/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

peningkatan angka keuntungan, dan menganjurkan satu-satunya jalan alternatif, yang

merupakan perkembangan sektor publik yang kuat dalam industri, berdampingan

dengan sektor swasta. Ini merupakan jalan keluar dari kerangka kapitalis dan

logikanya, dan melewati arena apa yang kita sebut dengan reformasi struktural anti

kapitalis.

Dalam sejarah gerakan klas pekerja Belgia beberapa tahun terakhir, kita telah

mengalami konflik tersebut dalam orientasi yang menunggu Perancis dalam tahun-

tahun kedepan, sesaat setelah dia mengalami kenaikan pertama dalam

pengangguran.

Beberapa pemimpin sosialis yang kejujuran personalnya tidak ingin saya

pertanyakan telah sebenarnya mengatakan, dan dalam cara yang sebrutal dan sinis

yang telah saya katakan sesaat yang lalu: “Jika kau ingin menyerap pengangguran

dalam periode singkat didalam sistem yang ada, tidak ada jalan lain untuk

melakukannya selain dengan meningkatkan angka keuntungan”. Mereka tidak

menambahkan, meskipun tidak perlu dikatakan lagi, bahwa hal tersebut termasuk

sebuah redistribusi pendapatan nasional dengan biaya dari pekerja upahan. Dalam

kata lain, jika kau tidak menipu rakyat, kau tidak mungkin mengharapkan ekspansi

ekonomi yang lebih cepat, yang dibawah kapitalisme termasuk sebuah peningkatan

dalam investasi swasta, dan secara serempak menuntut redistribusi dari pendapatan

nasional yang menguntungkan pekerja upahan. Dalam kerangka kerja sistem

kapitalis, kedua tujuan tersebut sepenuhnya bertentangan, setidaknya dalam periode

berjangka pendek dan menengah.

Gerakan klas pekerja oleh karena itu berhadapan dengan pilihan pokok antara

sebuah kebijakan reformasi dalam struktur neokapitalis, yang termasuk sebuah

integrasi serikat buruh dalam sistem kapitalis sehingga mereka dirubah menjadi

gendarmes (polisi) bagi penjagaan kedamaian sosial selama tahapan penggantian

kapital tetap, dan sebuah kebijakan yang pada dasarnya anti kapitalis, dengan

sebuah program reformasi struktural anti kapitalis jangka pendek.

Tujuan pokok dari reformasi tersebut adalah untuk mengambil tingkat

kepemimpinan dalam ekonomi dari kelompok-kelompok finansial, trust-trust dan

monopoli dan menempatkan mereka di tangan bangsa, untuk menciptakan sebuah

sektor publik tekanan menentukan dalam kredit, industri dan transportasi, dan untuk

mendasarkan semuanya dalam kontrol pekerja. Hal ini akan menandai kemunculan

kekuasaan ganda pada tingkat perusahaan dan dalam seluruh ekonomi dan akan

secara cepat berpuncak pada kekuasaan politik ganda antara klas pekerja dan

9/5/12 [MIA ] Ernest Mandel: "Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis"

69/69marxists.org/indonesia/archiv e/mandel/002.htm

pemimpin-pemimpin kapitalis.

Tahapan ini kemudian dapat dipakai dalam penaklukan kekuasaan oleh pekerja

dan pendirian pemerintahan klas pekerja yang dapat melanjutkan pembangunan

demokrasi sosialis bebas dari eksploitasi dan semua setan-setannya.

* * *

Karya-karya Ernest Mandel

Karya-karya Marxis | Séksi Bahasa Indonesia