ery noviyani

26
1 | Page MAKALAH BAHASA INDONESIA KETERAMPILAN BERBAHASA Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen: Haerul M.Pd Disusun oleh : Ery Noviyani (1584202133) PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

Upload: taufiq99

Post on 17-Jan-2017

137 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ery noviyani

1 | P a g e

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KETERAMPILAN BERBAHASA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen: Haerul M.Pd

Disusun oleh : Ery Noviyani (1584202133)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

Page 2: Ery noviyani

2 | P a g e

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalahmata kuliah Bahasa Indonesia tepat pada

waktunya.Makalah ini berisikan tentang pembahasan pengertian, permasalahan

dan solusi berbagai macam keterampilan berbahasa.

Penulis pribadi berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan

informasi baru untuk pembaca tentang pembahasan keterampilan berbahasa.

Pembuatan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan do’a

dari beberapa pihak ,oleh karena itu,penulis ingin mengucapkan banyak

terimakasih kepada,

1. Bpk Herudin ,M.Pd,selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia

2. Orang tua yang telah memberikan do’a dan semangat kepada penulis.

3. Serta rekan-rekan dan pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.

Tanpa bantuan dari beberapa pihak makalah ini mungkin tidak akan dapat

diselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Sekian dan Terimakasih.

Tangerang, 12 Desember 2015

Penulis

Page 3: Ery noviyani

3 | P a g e

DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR …………………………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………….2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Tujuan .................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Berbahasa............................................................. 6

2.2 Jenis-Jenis Keterampilan Berbahasa……………………………………………………..…….. 6

1. Keterampilan Menyimak………………………………………………………………….…….. 6

A. Pengertian Menyimak………………………………………………………………..………..6

B. Tujuan Menyimak....................................................................................7

C. Proses menyimak....................................................................................8

D. Faktor yang memengaruhi dalam menyimak .........................................9

2. Keterampilan Membaca………………………………………………………………........... 10

A. Pengertian Membaca………………............................................................11

B. Tujuan Membaca..................................................................................12

C. Jenis jenis membaca……………………………….............................................13

3. Keterampilan Berbicara………………………………………………………………………..18

A. Pengertian Berbicara……………………………………………………………………….18

B.Tujuan Berbicara……………………………..……………..…………………………………19

4. Keterampilan Menulis…………………………………………………………………………...21

A.Pengertian Menulis…………………………………………………………………………..21

B.Tujuan Menulis………………………………………………………………………………….21

BAB III PENUTUP

Page 4: Ery noviyani

4 | P a g e

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………….23

3.2 SARAN………………………………………………………………………………………………………..23

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………….24

Page 5: Ery noviyani

5 | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan,

kreatifitas juga wawasan yang luas mengenai keterampilan berbahasa dan sastra

indonesia. Selain itu kita harus mengerti , mengetahui , memahami tentang

keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan

membaca. Empat keterampilan ini sangat berpengaruh satu sama lain dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang

telah kita miliki meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau kualitas yang

berbeda. Orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal setiap

tujuan komunikasinya dapat dengan mudah tercapai. Sedangkan bagi orang yang

memiliki tingkatan keterampilan berbahasa yang sangat lemah sehingga bukan

tujauannya yang tercapai tetapi malah terjadi kesalahpahaman.

Dalam hal ini penulis bermaksud untuk sedikit memaparkan mengenai

empat aspek tersebut. Permasalahan apa saja yang dihadapi,solusi dari

permasalahan tersebut, serta penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar di

sekolah maupun dimasyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud keterampilan meyimak?

2. Apa yang dimaksud keterampilan membaca?

3. Apa yang dimaksud keterampilan berbicara?

4. Apa yang dimaksud keterampilan menulis?

Page 6: Ery noviyani

6 | P a g e

1.3. Tujuan Penyusunan Makalah

1. Untuk mengetahui aspek aspek dalam keterampilan berbahsa

2. untuk emenuhi tugas kelompok dari dosen bahasa Indonesia

Page 7: Ery noviyani

7 | P a g e

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Berbahasa

Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam

menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan

untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian

luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia,

bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).

Ada 4 aspek keterampilan berbahasa Indoneia yaitu mendengar (menyimak),

berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan

aspek keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis

merupakan keterampilan berbahasa ragam tulis. Mendengarkan dan membaca

adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan

menulis bersifat produktif.

2.2 Jenis-Jenis Keterampilan Berbahasa

1. Keterampilan Menyimak

A. Pengertian Menyimak

Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan

perhatian serta apresiasi(Russel&Russell,1959;Anderson,1972).

Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupaka

sarana untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi; perbedaannya

terletak dalam jenis komunikasi; menyimak berhubungan dengan komunikasi

lisan, sedangkan membaca berhubugan dengan komunikasi tulis. Dalam hal

tujuan, keduanya mengandung persamaan yaitu memperoleh informasi.

Dari kesimpulan diatas, menyimak adalah suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh, perhatian,

Page 8: Ery noviyani

8 | P a g e

pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,

menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah

disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

B. Tujuan Menyimak

1. Menyimak untuk belajar

Artinya menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh

pengetahuan dari bahan ujaran pembicara.

2. Menyimak untuk menikmati

Artinya menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu

dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan

(terutama dalam pentas seni).

3. Menyimak untuk mengevaluasi

Artinya menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai sesuatu yang

sedang disimak.

4. Menyimak untuk mengapresiasi

Artinya menyimak agar dia dapat menikmati dan menghargai sesuatu yang

disimaknya.

5. Menyimak untuk mengomunikasikan ide-ide

Artinya menyimak dengan maksud agar dia dapat mengomunikasikan ide-

ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan-perasaan kepada orang lain

dengan lancar dan tepat.

6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi

Artinya menyimak dengan maksud agar di dapat membedakan bunyi-bunyi

dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti, mana bunyi yang tidak

membedakan arti; biasanya, ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang

belajar asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli.

7. Menyimak untuk memecahkan masalah

Artinya menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah

Page 9: Ery noviyani

9 | P a g e

secara kreatif dan analisis.

8. Menyimak untuk meyakinkan

Artinya menyimak dengan maksud meyakinkan dirinya terhadap suatu

masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.

C. Proses menyimak

1. Tahap mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu

yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran yang disampaikannya.

2. Tahap memahami; setelah mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk

mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan

oleh pembicara.

3. Tahap menafsirkan; penyimak yang baik, cermat, teliti, belum puas kalau

hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin

menafsirkan isi tersebut.

4. Tahap menilai; setelah memahami serta dapat menafsirkan isi

pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi

pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan

pembicara.

5. Tahap menanggapi; tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan

menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta

menerima gagasan atau ide yang dikemukakan pembicara.

D. Faktor yang memengaruhi dalam menyimak

1. Faktor fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut

menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.

Kesehatan dan kesejahteraan fisik merupakan suatu modal penting yang

turut menentukan bagi setiap penyimak

2. Faktor psikologis

Page 10: Ery noviyani

10 | P a g e

Sikap-sikap dan sifat-sifat seseorang kadang sulit diatasi dalam suatu

masalah seperti kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan

aneka sebab dan alasan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya

perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan. Sebaliknya faktor

psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi kegiatan

menyimak dengan penuh perhatian. Maka faktor psikologis yang positif

memberi pengaruh yang baik dan faktor psikologis yang negatif memberi

pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak.

3. Faktor sikap

Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik

pembicaraan yang dapat dia setujui ketimbang pada topik-topik

pembicaraan yang kurang atau tidak disetujuinya.

4. Faktor motivasi

Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang.

Kalau seseorang memiliki motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu,

orang itu diharapkan akan berhsil mencapai tujuan. Begitu pula dengan

menyimak. Kalau kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga dari

pembicaraan itu, kita pun bersemangat menyimaknya dengan tekun dan

seksama.

5. Faktor jenis kelamin

Walaupun “sama berbulu”, jelas bahwa perhatian kita berbeda-beda.

Begitu pula kebiasaan-kebiasaan menyimak kita dapat berbeda-beda satu

sama lain.

Perbedaan Gaya Menyimak

Pria Wanita

Aktif Pasif

Keras hati Simpatik

Rasional Sensitif

Netral Cenderung memihak

Page 11: Ery noviyani

11 | P a g e

Menguasai emosi Emosional

Berdikari Reseptif

Tidak mau mundur Mudah terpengaruh

6. Faktor lingkungan

Dalam mempertimbangkan lingkungan fisik, lingkungan sekitar dan

suasana tempat haruslah nyaman untuk mengekspresikan ide-ide atau

gagasan.

7. Faktor peranan dalam masyarakat

Sebagai pendidik, kita ingin sekali meyimak ceramah, atau siaran radio

dan televisi yang berhubungan dengan dengan masalah pendidikan dan

pengajaran. Begitu pula dengan para ahli pakar terkenal pun sama

mereka pasti haus akan menyimak hal-hal yang ada kaitannya dengan

mereka, dengan profesi dan keahlian mereka yang dapat memperluas

cakrawala pengetahuan mereka.

Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita

berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;

Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya

ingat jangka pendek (short term memory).

Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam

bahasa target.

Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan

intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.

Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.

Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns).

Permasalahan dalam menyimak :

Konsentrasi

Pendengaran

Page 12: Ery noviyani

12 | P a g e

Pemahaman

Cepat Lupa/Daya Ingat

Motivasi

Situasi dan Kondisi

Bahasa/Kosakata

2. Keterampilan Membaca

A. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang mentuntut agar

kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu

pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat

diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat

tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak

terlaksana dengan baik.

Membaca adalah suatu kegiatan atau cara dalam mengupayakan

pembinaan daya nalar. Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung

sudah mengumpulkan kata demi kata dalam mengaitkan maksud dan arah

bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal

dengan nalar yang dimilikinya.

Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan

pembahasan sandi ( a recording and decoding process ), berlainan dengan

berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian( encoding ). Sebuah

aspek pembacaan sandi ( decoding ) adalah menghubungkan kata-kata tulis (

written word ) dengan makna bahasa lisan ( oral languange meaning ) yang

mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.

Membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita

pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang

Page 13: Ery noviyani

13 | P a g e

dengan orang lain, yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau

tersirat pada lambang-lambang atau kata-kata yang tertulis.

Harjasujana juga mengemukakan bahwa membaca merupakan proses.

Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai

proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Membaca

diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi kata dan mencari

arti dari sebuah teks.

Membaca diawali dari stuktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan

visual untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa.

Dengan kata lain, membaca berarti menggunakan struktur dalam untuk

menginterpretasikan stuktur luar yang terdiri dari kata-kata dalam sebuah

teks.

Kesimpulan yang dapat di tarik dari definisi-definisi di atas adalah

membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan

kemampuan kognisi. Dimana kedua kemampuan ini diperlukan untuk

memahami pola-pola bahasa dan lambang-lambang huruf dari gambaran

tertulisnya sehingga menjadi bermakna bagi para pembaca.

B. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh

informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan dari sumber yang di

baca. Dan secara khusus Tarigan mengemukakan bahwa membaca memiliki

beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan

yang telah dilakukan oleh para tokoh atau penemu. Membaca seperti ini

disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta

( reading for details or facts ).

Page 14: Ery noviyani

14 | P a g e

2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik

atau menarik. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh

ide-ide utama ( reading for main ideas ).

3. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada

setiap bagian cerita. Membaca seperti ini disebut membaca untuk

mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita ( reading for sequence

or organization ).

4. Membaca untuk mengetahui serta menemukan mengapa para tokoh

merasakan. Membaca seperti ini disebut membaca untuk menyimpulkan,

membacainferensi ( reading for inferensi ).

5. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa

atau tidak wajar mengenai seorang tokoh. Membaca seperti ini disebut

membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (

reading for classify ).

6. Membaca untuk mencari atau menemukan apakah tokoh berhasil atau

hidup dengan ukuran-ukuran tertentu. Membaca seperti ini disebut

membaca untuk menilai, membaca untuk mengevaluasi ( reading for

evaluate ).

7. Membaca untuk menemukkan bagaimana caranya tokoh berubah.

Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau

mempertentangkan ( reading for compare or contrast ).

C. Jenis jenis membaca

1. Membaca nyaring

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan

alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain

atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran,

dan perasaan seseorang pengarang.

Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (

dengan nyaring ) kepada orang lain. Tujuan utamanya

Page 15: Ery noviyani

15 | P a g e

mengkomunikasikan isi bacaan. Singkatnya membaca nyaring di antara

pendengar dan pembaca sama-sama memahami isi bacaaan.

Tujuan akhir yang diharapkan dari membaca nyaring adalah kefsihan :

mampu menggunakan ucapan yang tepat, membaca dengan jelas dan

tidak terbata-bata, membaca dengan tidak terus menerus, melihat pada

bahan bacaan, membaca dengan menggunakan intonasi dan lgu yang

tepat.

2. Membaca dalam hati

Membaca dalam hati adalah cara atau teknik membaca tanpa suara.

Menurut aminuddin, membaca dalam hati adalah kegiatan membaca

yang berusaha memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam

sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun

dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa di ikuti gerakan lisan

maupun suara.

Sedangkan menurut robin, membaca dalam hati merupakan proses

intelektual yang komplek yang mencangkup kemampuan utama yaitu,

penguasaan makna dan kemampuan berfikir tentang konsep verbal.

Tujuan utama membaca dalam hati adalah :

a. Berkonsentrasi fisik dan mental

b. Membaca secepat-cepatnya

c. Memahami isi

d. Menghayati isi

e. Mengungkapkan kembali isi bacaan

Manfaat membaca dalam hati adalah agar kita lebih fokus, agar materi

yang ada lebih mudah masuk dalam otak, dan agar tidak mengganggu

konsentrasi orang lain.

3. Membaca ekstensif

Page 16: Ery noviyani

16 | P a g e

Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas.

Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat

munkin.progam membaca ini sangat besar menfaatnya dalam

memberikan manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang

sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.

Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca :

a. Membaca survei ( survey reading )

Membaca survei adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan

untuk mengetahui gambaran umum isi serta ruang lingkup dari bahan

bacaan yag hendak dibaca. Oleh karna itu, dalam prakteknya pembaca

hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap

penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya, bab

serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukanyang

dipergunakannya.

b. Membaca sekilas (skimming )

Membaca sekilas atau membaca skimming adalah sejenis membaca

yang membuat mata kita bergerk dengan cepat melihat,

memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan

informasi secara cepat.

Sedangkan soedarso mendefinisikan skimming sebagai keterampilan

membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang

efisien.

c. Membaca dangkal ( superficial reading )

Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan

untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran,

yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca superficial

ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca

bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang ;

misalnya cerita pendek, novel, majala, dan sebagainya. Membaca

Page 17: Ery noviyani

17 | P a g e

dangkal ini dilakukan dengan santai.

4. Membaca intensif

Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan

secara seksama. Dalam membaca ini, para siswa henya membaca

satuatau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program

membaca intensife merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan

dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.

5. Membaca teliti

Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang

terdapat dalam teks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan

atau pendekatan yang digunakan si penulis.

Pembaca dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan

menghubungkan kaitan antara gagasan yang ada, baik yang terdapat

dalam kalimat maupun dalam setiap paragraf.

6. Membaca pemahaman

Membaca pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan

untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan,

resensikritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.

7. Membaca kritis

Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana,

penuh tenggang hatii, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan

hanya mencari kesalahan.

8. Membaca ide

Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk

Page 18: Ery noviyani

18 | P a g e

mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam

bacaaan. Menurut tarigan membaca ide merupakan kegiatan membaca

yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari

suatu bacaan :

a) Mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik

b) Mesalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaaan

tersebut

c) Hal-hal apa yang di peljari dan yang dilakukan oleh sang tokoh.

9. Membaca bahasa asing

Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya

bertujuan untuk memperbesar daya dan untuk mengembangkan

kosakata, dalam tataran yang lebih luas tetu saja bertujuan untuk

mencapai kefasihan.

10. Membaca sastra

Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam

hubungannya dengan kepentingan epresiasi maupun dalam hubungannya

dengan kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.

11. Membaca literal, kritis, dan kretif

Membaca literal merupakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan

menagkap arti yang tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya

berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan

dan tidak berusaha menangkap makna yang lebuh dalam lagi, yakni

makna yang tersirat.

Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana,

penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif,serta analisis, dan bukan hanya

mencari kesalahan belaka.dengan membaca kritis pembaca akan dapat

Page 19: Ery noviyani

19 | P a g e

mencamkan lebih lama terhadap apa yang dibacanya dan dia pun akan

mempunyai kepercayaan diri yang lebih matap dari pada kalau dia

membaca tanpa usaha berpikir kritis.

Membaca kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nialai

tambahan dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaaan

lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau

mengkombinasikan pengetahuan ynag sebelumnya pernah didapatkan.

Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang

harus dimiliki oleh pembicara adalah

Mengenal sistem tulisan yang digunakan.

Mengenal kosakata.

Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan

utama.

Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks

tertulis.

Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.

Permasalahan dalam keterampilan berbicara :

Kepercayaan diri

Pengetahuan

Penyampaian

Topik/materi

Penguasaan materi

Situasi dan kondisi

Penampilan

Diksi/pengetahuan bahasa (verbal)

Page 20: Ery noviyani

20 | P a g e

3. Keterampilan Berbicara

A. Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan

yang bersifat produktif.Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara

secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif,

dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan

secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya

pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan

kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan

berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula

situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum

secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan

interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi

pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi

berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui

radio atau televisi.

B.Tujuan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan

pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih

sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Oleh karena itu, agar dapat

menyampaikan pesan secara efektif, pembicara harus memahami apa yang akan

disampaikan atau dikomunikasikan. Tarigan juga mengemukakan bahwa

berbicara mempunyai tiga maksud umum yaitu untuk memberitahukan dan

Page 21: Ery noviyani

21 | P a g e

melaporkan (to inform), menjamu dan menghibur (to entertain), serta untuk

membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).

Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara,

dimana permbicara harus dapat;

Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar

dapat membedakannya.

Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat

sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.

Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang

tepat.

Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi

komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan

pendengar.

Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.

Permasalahan dalam keterampilan berbicara :

Kepercayaan diri

Pengetahuan

Penyampaian

Topik/materi

Penguasaan materi

Situasi dan kondisi

Penampilan

Diksi/pengetahuan bahasa (verbal).

4. Keterampilan Menulis

A.Pengertian Menulis

Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan.

Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di

Page 22: Ery noviyani

22 | P a g e

antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis

bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga

mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur

tulisan yang teratur.

Seperti diketahui, menulis itu adalah sebuah keterampilan sehingga dapat

dilatih sedemikia rupa meningkatkan kemampuan tersebut. Dalam dunia

penulisan, pengetian keterampilan menulis seringkali menjadi sesuatu yang

bias sehingga banyak yang tidak memahami pengertian yang sesungguhnya.

Hal ini banyak dibuktikan dari kenyataan banyak yang menganggap bahwa

menulis itu ditentukan karena bakat.

B.Tujuan Menulis

1. Untuk memberikan informasi, Seorang penulis dapat menyebarkan

informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah

atau media massa cetak yang lain. Tulisan yang ada pada media cetak

tersebut seringkali memuat informasi tentang kejadian atau peristiwa.

2. Untuk memberikan keyakinan kepada pembaca Melalui tulisan seorang

penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya. Seseorang yang

membaca informasi di koran mengenai anak terlantar dapat tergerak

hatinya untuk memberikan bantuan. Hal tersebut karena penulis melalui

tulisannya berhasil meyakinkan pembaca.

3. Untuk sarana pendidikan Menulis dapat bertujuan sebagai sarana

pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan pernah jauh dari

kegiatan menulis seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal,

mengerjakan soal.

Page 23: Ery noviyani

23 | P a g e

4. Untuk memberikan keterangan Menulis untuk memberikan keterangan

terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang. Tulisan tersebut

berfungsi untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai

hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.

Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis.

Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan

ejaan.

Memilih kata yang tepat.

Menggunakan bentuk kata dengan benar.

Mengurutkan kata-kata dengan benar.

Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.

Permasalahan dalam keterampilan menulis :

1. Tata kalimat

2. Tidak terbiasa

3. Tata tulis

4. Motivasi

5. Pengetahuan

6. Kecepatan

7. Kurang percaya diri

8. Menentukan tema

Page 24: Ery noviyani

24 | P a g e

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ada 4 aspek keterampilan berbahasa Indoneia yaitu mendengar (menyimak),

berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan

aspek keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis

merupakan keterampilan berbahasa ragam tulis. Mendengarkan dan membaca

adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan

menulis bersifat produktif. Dimana setiap aspek tersebut mempunyai pengertian,

tujuan, keterampilan dan permasalahan masing-masing tetapi tetap saling

berhubungan satu sama lainnya.

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang

lisan dengan penuh, perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa

lisan.

Membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual

dan kemampuan kognisi. Dimana kedua kemampuan ini diperlukan untuk

memahami pola-pola bahasa dan lambang-lambang huruf dari gambaran

tertulisnya sehingga menjadi bermakna bagi para pembaca.

Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan

yang bersifat produktif. Secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu

interaktif, semiaktif, dan noninteraktif.

Page 25: Ery noviyani

25 | P a g e

Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan.

Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di

antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah

sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga

mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan

yang teratur.

3.2 SARAN

Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca

berkenan menyampaikan kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah

ini,serta memberikan saran dan masukan atas kekurangan tersebut.Kritik dan

saran yang pembaca ajukan akan saya jadikan sebagai bahan perbaikan untuk

penyusunan makalah yang selanjutnya,agar tidak terjadi kesalahan yang sama

lagi

Page 26: Ery noviyani

26 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .

Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .

Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .

Bandung: Angkasa

http://www.kajianpustaka.com/2013/06/pengertian-tujuan-dan-tes-

kemampuan.html

http://www.kajianpustaka.com/2013/07/pengertian-tujuan-dan-tahapan-

menulis.html

http://www.sarjanaku.com/2011/08/keterampilan-berbahasa.html