etika bisnis - investasi

29
MAKALAH KELOMPOK “ETIKA DALAM PRAKTIK INVESTASI DAN PASAR MODAL” Disusun Oleh Kelompok 5: 1. Precilia Prima Queena : 12030112220044 2. Himmah Bandariy : 12030112220067

Upload: precilia-p-queena

Post on 09-Feb-2016

870 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

etika dalam praktik investasi dan pasar modal

TRANSCRIPT

Page 1: etika bisnis - investasi

MAKALAH KELOMPOK

“ETIKA DALAM PRAKTIK INVESTASI DAN PASAR MODAL”

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Precilia Prima Queena : 12030112220044

2. Himmah Bandariy : 12030112220067

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013

Page 2: etika bisnis - investasi

BAB I

PENDAHULUAN

Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ”kebaikan (rightness)” atau

moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini, etika diartikan sebagai

aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik

atau buruk. Sedangkan Penentuan baik dan buruk adalah suatu masalah selalu berubah. Etika

bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap

karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Perilaku etik

sangat diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.

Krisis yang bersumber di Amerika Serikat segera saja merambat ke berbagai Negara,

termasuk di Indonesia. Sejumlah praktik tidak terpuji di industri pasar modal kita terungkap ke

publik. Oknum-oknum tidak bertanggung jawab ini hanya mengejar keuntungan tidak berujung

tanpa mengindahkan etika bisnis. Contoh kasus yang menyita perhatian publik adalah produk

investasi reksadana fiktif yang menyeret tiga institusi, PT Antaboga Delta Sekuritas, PT Bank

Century Tbk (BCIC), dan PT Signature Capital Securities. Publik kemudian juga digegerkan

oleh aksi penggelapan dana nasabah PT Sarijaya Permana Sekuritas. Kasus-kasus ini belum

termasuk aksi goreng-menggoreng saham hingga naked short selling yang diduga menyeret

bursa saham minus besar-besaran hingga perdagangannya sempat dihentikan sementara pada

tahun lalu.

Praktik-praktik tidak terpuji di industri pasar modal ini memiliki sejumlah konsekuensi.

Yang pertama tentu saja kerugian pemodal atau investor, terutama investor berskala menengah

ke bawah, yang dirugikan dengan aksi manipulatif tersebut. Yang kedua, jika praktik-praktik

tidak terpuji ini terus berlangsung tanpa ada sistem yang mampu mendominasi dan

membongkarnya, penetrasi industri pasar modal akan semakin lamban. Masyarakat akan

semakin tidakut dan ragu untuk berinvestasi di pasar modal jika aksi manipulatif masih saja

terjadi.

Page 3: etika bisnis - investasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan permintaan dan penawaran dana jangka panjang yang

diwujudkan dalam bentuk elemen-elemen keuangan yang dapat diperjualbelikan. Dalam pasar

ini terdapat dua pelaku utama yang terlibat, yaitu investor sebagai pihak yang menanamkan dana

dan emiten sebagai pihak yang menerima dan mengelola dana investor. Sehingga etika dalam

investasi dan pasar modal terutama terkait dengan etika bagi kedua belah pihak, selain etika bagi

profesi penunjang seperti akuntan publik, penilai, konsultan hukum, dll.

Pasar modal yang kuat dan menjanjikan adalah industry pasar modal yang menyuburkan

etika bisnis. Carrol dan Buchholtz dalam Business dan Society : Ethics and Stakeholder

Management (2008) menyebutkan bahwa etika adalah sebuah disiplin yang secara jelas

mengatur apa yang baik dan apa yang buruk serta apa yang sesuai dengan moralitas dan yang tak

sesuai moralitas.

2.2 Prinsip Keterbukaan dalam Pasar Modal

Dalam kegiatan pasar modal adalah kewajiban pihak-pihak dalam suatupenawaran umum

untukmemperhatikan dan memenuhi prinsip keterbukaan.Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun

1995tentang pasar modal dalam pasal1 angka 25 disebutkan yang dimaksud dengan keterbukaan

(Disclosure) adalahpedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan

pihaklain yangtunduk pada Undang-Undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat

dalamwaktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya

yangdapatberpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atauharga dari

efektersebut.

Keterbukaan informasi tidak saja diwajibkan pada waktu perusahaan

tersebutmenawarkanefeknya kepada masyarakat pertama kali, akan tetapi juga selama

efekperusahaan tersebutdiperdagangkan di pasar sekunder.

MenurutBismar Nasution setidaknya ada tiga tujuan Keterbukaan (Disclosure)dalam Pasar

Modal yang antara lain adalah :

Page 4: etika bisnis - investasi

1) Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.

Dalam hal ini kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidakpercayaan

publicterhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkanpelarian modal (capital

flight) secarabesar-besaran dan seterusnya dapatmengakibatkan kehancuran pasar modal

(bursa saham).

2) Menciptakan mekanisme pasar yang efisien.

Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan (Disclosure) wajib.Sistem

keterbukaan(Disclosure) wajib berusaha menyediakan informasiteknis bagi anggota saham

dan professionalpasar.

3) Memberi perlindungan terhadap investor.

Dengan adanya keterbukaan (Disclosure) maka secara tidak langsung akanmemberi

perlindungan kepada investor yang apabila dalam membuatperjanjian pembelian saham

olehinvestorkemudianterdapat penipuan dalambentuk perbuatan yang

menyesatkan,misalnyapernyatan(missrepresentation) informasi, maka perlindungan investor

tersebut dilihatdarisisiketentuan perjanjian sebagai mana diatur dalam K.U.H. Perdatahanya

sebatas pembatalanperjanjian transaksi saham.

Banyak orang ketika membahas atas prilaku emitri yang tidak maumenjalankan prinsip-

prinsiptransparansi di pasar modal, seolah-olah sangat sulituntuk menterjemahkan prilaku

tersebutkedalam sebuah penjelasan yang masukakal dan dapat diterima oleh semua orang,

tentangkesalahan apakah yangdilakukan oleh emiten yang tidak transparan. Sebenarnya

soaltransparansi bukan100% milik dunia pasar modal, tetapi disetiap aspek dan dimensi

kehidupan ini,transparansi adalah bagian yang selalu dituntut untuk dilaksanakan.

Tindakanmelakukantransparansi direfleksikan dalampemenuhan kewajiban pelaporan

laporankeuangan, fakta ataukejadian yang bersifat material atau kewajiban pelaporanlainnya.

2.3 Hubungan Etika dengan Perilaku Bisnis

Dalam kegiatan bisnis sehari-hari sangat mudah untuk menyebut etika bisnis, namun sulit

sekali untuk menerapkannya. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, sering etika

bisnis ditinggalkan semata-mata untuk mengejar keuntungan yang besar dan mengumpulkan

Page 5: etika bisnis - investasi

uang sebanyak-banyaknya, atau untuk mendapatkan promosi jabatan. Untuk mempertimbangkan

etika dalam mengambil keputusan, merupakan proses kegiatan pemikiran etika yang sangat mirip

dengan suatu studi produktif.

Kerangka yang ditawarkan oleh teori-teori etika menantang para manager untuk mencari

alternative-alternatif dan untuk meyusun alasan-alasan untuk mendukung alternative tersebut.

Hal tersebut merupakan langkah yang terpenting dan krusial dalam lingkungan bisnisyang

semakin kompleks akhir-akhir ini. Dimana pengambilan keputusan yang baik akan berdampak

financial secara langsung dari tindakan yang dilakukan, namun juga terhadap kepentingan bisnis

jangka panjang yang tidak terlihat dengan jelas ataupun dampaknya terhadap masyarakat.

2.4 Etika dalam Investasi

Etika dalam praktik investasi didasarkan pada nilai-nilai dasar yang mendorong proses

investment. Investasi bukan hanya sarana untuk memaksimalkan keuntungan saja, tetapi dapat

juga sebagai alat untuk melayani masyarakat dalam hal mencari pekerjaan yang menghasilkan

keuntungan, melindungi lingkungan, mempromosikan hak asasi dan demokratisasi. Investasi

yang etis memerlukan transparansi, tanggung jawab sosial yang sesungguhnya, dan dalam proses

mencari yang adil kembali pada investasi tersebut.

Etika dalam praktik investasi bukan hanya tentang keuangan saja, tetapi melibatkan

investasi dalam waktu, sumber daya, ide dan proses yang lebih besar untuk umum baik dari

manusia dan lingkungan. Selain itu, investasi juga dapat menambah penghasilan seseorang juga

membawa resiko keuangan bilamana investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan

oleh banyak hal seperti faktor keamanan (baik dari bencana alam atau yang diakibatkan oleh

manusia), ketertiban hukum dan lain-lain.

2.5 Etika Bagi Investor

Dalam melakukan investasi di pasar modal kebanyakan investor mencari dan

memfokuskan perhatiannya terhadap investasi yang aman dan menjanjikan keuntungan yang

tinggi, hanya sedikit yang memperhatikan investasi yang beretika. Apabila investor akan

melakukan investasi yang berdasar etika, hendaklah perhatian utamanya ditujukan kepada

produk dan jasa perusahaan tersebut. Misalnya, jangan melakukan investasi di perusahaan yang

memproduksi bahan-bahan yang mengakibatkan penyakit atau merusak lingkungan. Selanjutnya,

Page 6: etika bisnis - investasi

memperhatikan bagaimana dana yang diperoleh perusahaan tersebut disalurkan, misalnya

investasi di reksadana dapat menjadi investasi yang tidak beretika apabila dana yang dihimpun

diinvestasikan di perusahaan-perusahaan yang produksinya mengakibatkan penyakit atau

merusak lingkungan. Bagi investor yang tidak aktif menjalankan bisnis itu sendiri terdapat 3

pendekatan yang dapat digunakan yaitu:

a. Pendekatan Negatif

Pendekatan negatif ini disebut juga teori penghindaran, di mana para investor yang beretika,

akan menghindari investasi di bidang atau perusahaan yang tidak disukainya, atau

bertentangan dengan prinsip etika bisnis yang dianutnya atau juga melakukan kegiatan bisnis

di bidang-bidang yang melanggar ketentuan lingkungan, produksi zat kimia yang berbahaya,

produksi senjata, atau melakukan investasi di negara-negara yang melakukan pelanggaran

hak-hak azasi manusia.

b. Pendekatan Positif

Dalam hal ini para investor hanya akan melakukan investasi pada bidang usaha atau bisnis

yang sesuai dengan etika bisnis yang dianutnya. Dalam penerapannya investor dapat

menyusun daftar perusahaan atau bidang bisnis yang dipandang sesuai dengan etika bisnis

yang umum.

c. Pendekatan Aktif

Dengan pendekatan ini para investor akan melakukan investasi di bidang bisnis yang

menurutnya tidak sesuai dengan etika bisnis yang umum dianut, dan dalam melakukan

investasi di bidang itu terkandung tujuan untuk mengambilalih kontrol terhadap perusahaan

tersebut untuk selanjutnya melakukan perubahan agar perusahaan tersebut menjalankan

bisnis sesuai dengan etika bisnis yang umum.

2.6 Etika Bagi Emiten

Dalam menanamkan dana, investor menilai kondisi dan kinerja perusahaan. Untuk itulah

informasi yang menggambarkan kondisi dan kinerja emiten menjadi hal yang sangat krusial

dalam pasar modal. Dengan posisinya sebagai pihak yang pasif dan tidak mengetahui secara

Page 7: etika bisnis - investasi

detail seluk-beluk perusahaan, investor berpotensi menjadi pihak yang dirugikan dalam

kaitannya dengan keandalan informasi. Untuk itulah, pemerintah melalui Bapepam-LK

melindungi kepentingan investor melalui aturan-aturan, salah satunya adalah Undang-Undang

yang mengatur mengenai pasar modal di Indonesia adalah UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal.

Meskipun telah dilindungi dengan aturan, investor masih merupakan pihak yang

berpotensi dirugikan. Hal ini disebabkan karena banyak celah yang belum diatur oleh peraturan

dan sifat dari akuntansi yang memiliki berbagai alternatif dalam menyajikan kondisi atau

aktivitas ekonomi emiten. Dengan sifat akuntansi yang demikian, maka laporan keuangan yang

dihasilkan juga dapat disajikan dengan berbagai pendekatan. Emiten sebagai pengelola dana

tidak boleh sekedar memenuhi batasan-batasan yang tertuang dalam aturan. Emiten harus

mengutamakan kepentingan investor meskipun tidak diatur dalam aturan. Dalam hal ini

kepentingan investor adalah laporan keuangan yang handal dan relevan.

Terkait dengan penyajian laporan keuangan, Bapepam-LK mewajibkan emiten untuk

menyerahkan laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan triwulanan. Laporan keuangan

tahunan wajib diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Bapepam-LK. Sedangkan laporan

keuangan triwulanan tidak wajib diaudit. Makalah ini tidak membahas secara mendetail etika

akuntan publik, sehingga diasumsikan bahwa akuntan publik telah menjalankan tugasnya dengan

etis dan penuh profesionalisme.

2.7 Fungsi Audit

Fungsi dari audit yang dilakukan oleh akuntan publik adalah untuk meningkatkan

keandalan informasi dalam laporan keuangan. Setiap upaya emiten untuk menyajikan informasi

yang bersifat menyesatkan akan diminimalisir dan dikoreksi oleh akuntan publik, sehingga

investor dapat menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan investasi. Karena

hanya laporan keuangan tahunan yang diwajibkan untuk diaudit, maka terdapat celah bagi

emiten untuk menyajikan informasi yang tidak semestinya dalam laporan triwulanan. Meskipun

pada periode audit akan dikoreksi oleh akuntan publik, investor telah menyajikan informasi yang

tidak semestinya selama tiga triwulan. Dalam periode tiga triwulan tersebut, investor berpotensi

membuat keputusan yang tidak efisien terkait alokasi modal yang dimiliki sebagai akibat dari

laporan keuangan triwulanan yang disajikan oleh emiten. Dampak negatif dari pembuatan

Page 8: etika bisnis - investasi

keputusan yang tidak efisien tersebut akan terakumulasi pada kuartal ke empat setelah laporan

keuangan tahunan yang diaudit oleh akuntan publik disajikan.

2.8 Jenis Manipulasi Pasar Modal

Secara bebas pengertian manipulasi adalah kegiatan yang melibatkan serangkaian

transaksi sehingga menyebabkan harga efek di bursa naik, tetap atau turun bahkan menimbulkan

kesan terciptanya perdagangan yang aktif dan kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk

mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual atau menahan efek. Jenis - jenis Manipulasi :

a. Missinformation / false information

Penyebarluasan informasi palsu untuk mempengaruhi harga di pasar. Kegiatan ini biasanya

dipergunakan untuk mendukung upaya market rigging yang akan diuraikan di bawah ini.

b. Market Rigging

Serangkaian kegiatan transaksi dengan menggunakan berbagai teknik dan alat dengan tujuan

untuk manipulasi. Misal :

Wash Trading: Transaksi yang dilakukan untuk memberi kesan bahwa ada perdagangan

yang aktif untuk efek tertentu. Di sini penjual atau pembeli pertama sama dengan penjual atau

pembeli terakhir.

Matching Orders: Suatu proses yang memadukan 2 perintah investor yang serupa dan

saling melengkapi untuk jumlah dan jenis efek yang sama dan pada saat yang bersamaan.

Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan kesan adanya perdagangan aktif (yang sebenarnya

semu), dan untuk menaikkan harga. Bedanya dengan wash trading yaitu matching orders harus

dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Pump-Dump Manipulation (pooling): Kegiatan ini dilakukan dengan cara menguasai

sejumlah besar efek, kemudian menjualnya pada saat yang tepat berdasarkan harga yang telah

diciptakannya karena penguasaan efek tersebut. Cara tambahan yang dipakai bisa dengan wash

sales, matching order menguasai market maker dan bahkan mempengaruhi security analis untuk

membuat analisis di media yang dapat mendorong harga efek tersebut untuk naik. Pooling ini

dapat juga digunakan untuk menurunkan harga dari suatu efek.

c. Churning

Page 9: etika bisnis - investasi

Biasanya terjadi dalam discretionary di mana Perantara Pedagang Efek melakukan transaksi

secara berlebihan atas biaya nasabah, guna mendapatkan komisi berlipat ganda, tanpa

memperhatikan kebutuhan dan tujuan investasi nasabah yang bersangkutan.

d. Missrepresentation

Perbuatan ini biasanya ditandai dengan adanya keterangan (baik dalam bentuk pernyataan lisan

ataupun dalam dokumen tertulis) yang secara material tidak benar atau menyesatkan.

Transparansi di Pasar Modal terutama ditujukan kerpada keterbukaan perusahaan yang

menawarkan efeknya di pasar modal (emiten). Emiten dituntut untuk mengungkapkan semua

informasi yang material mengenai keadaan bisnisnya termasuk keuangan, aspek hukum,

manajemen dan harta kekayaannya kepada masyarakat. Informasi yang diberikan ini harus

merupakan informasi yang dijamin kebenarannya. Apabila informasi yang material yang

seharusnya diketahui investor ternyata tidak diungkapkan seluruhnya atau salah dalam

mengungkapkannya sehingga menimbulkan kerugian bagi investor, maka emiten wajib

bertanggung jawab atas kerugian yang diderita investor. Dengan demikian dapat kita ketahui

bahwa terdapat suatu mekanisme transparansi dan adanya jaminan atas kebenaran informasi

yang secara implisit terkandung unsur perlindungan bagi investor.

2.9 "Penggorengan" Saham

Ada istilah yang populer di pasar modal kita yakni saham gorengan, dengan pelakunya

disebut penggoreng saham atau tukang goreng saham. Artinya saham bisa diberi "bumbu"

dengan berbagai informasi menarik dan menjanjikan untuk menciptakan persepsi bahwa saham

itu memang bagus dan banyak peminat. Lalu harga semakin naik seiring naiknya permintaan dan

turunnya persediaan. Setelah harga naik tinggi, penggoreng saham mulai menjual sahamnya pada

harga tinggi tersebut. Akibatnya, pasar mulai dibanjiri saham tersebut dan harga mulai turun

drastis. Dalam hal ini penggoreng saham tidak bekerja sendiri, melainkan memiliki kaki-tangan

yang membantunya.

Goreng - menggoreng saham sering terjadi di pasar modal kita. Itulah yang sering

memberi kesan bahwa pasar modal merupakan tempat berjudi. Sayangnya, istilah ”main saham”

yang telanjur lumrah ini memberi konotasi negatif atas suatu aktivitas investasi keuangan. Pasar

modal tidaklah demikian, contoh di atas  menggambarkan penyimpangan pada aktivitas pasar

Page 10: etika bisnis - investasi

modal yang bermartabat.

2.10 Insider Trading

Insider Trading merupakan praktik perdagangan saham dimana ”insiders” atau orang

dalam perusahaan memiliki informasi tertentu yang tidak dimiliki oleh publik dengan tujuan

mencari financial benefit atau yang manfaat lainnya (O’Hara, 2001). Empat argumen etika yang

menentang insider trading yaitu (O’ Hara, 2001):

(1) Asimetri informasi

Pemikiran bahwa insider trading tidak adil (unfair) adalah karena kedua pihak yang

bertransaksi dalam pasar saham tidak memiliki informasi yang sama. Menurut pandangan ini,

pihak-pihak yang bertransaksi harus memiliki informasi material yang sama tentang kondisi

yang mendasari transaksi. Asimetri informasi diusulkan menjadi tidak etis karena kedua pihak

tidak datang ke transaksi dengan informasi yang sama.

(2) Tidak meratanya akses informasi

Argumen kedua tentang insider trading ini adalah bahwa informasi tidak dapat diakses oleh

pemegang saham biasa untuk menentukan kelayakan harga jual atau beli sekuritas. Argumen ini

berfokus pada prinsip bahwa informasi tersebut dapat digali dengan kerja keras para dealer

potensial. Aspek fairness dalam informasi mengacu pada prinsip bahwa informasi tersedia secara

terbuka bagi trader yang mau menggalinya dan ekonomi secara umum. Koslowski (1995) dalam

O’ Hara (2001) menyatidakan bahwa “principle of equal justice in the legitimisation of norms

(which) demands the equal right of access to information for all shareholders and speculators”

merupakan dasar atas undang-undang AS dan Jerman yang melarang insider trading.

(3) Pelanggaran terhadap hak milik informasi

Argumen ketiga mengenai insider trading adalah hal itu bertentangan dengan hak

kepemilikan atas informasi. Dalam cara yang sama penemuan dan rahasia perdagangan

diperlakukan sebagai hak milik, pendukung pandangan ini berpendapat bahwa informasi internal

merupakan suatu kepemilikan, sehingga penyalahgunaan mengenai informasi juga berarti

pelanggaran terhadap hak milik. Contohnya: menyembunyikan informasi yang seharusnya

dimiliki dan diketahui publik, pencurian informasi, dan sebagainya.

Page 11: etika bisnis - investasi

(4) Bertentangan dengan fiduciary duty

Argumen ini berkaitan dengan fiduciary duty yang meyakini bahwa bukan pengusaha yang

memiliki informasi tapi juga manajer dan pekerja yang menerima fiduciary duty dari

shareholder. Teori ini menekankan bahwa insider memiliki ethical duty untuk meningkatkan

kesejahteraan shareholder. Fiduaciary duty adalah tugas yang dipercayakan kepada seseorang

untuk bertindak sesuai dengan kepentingan orang lain tanpa memperoleh manfaat apapun,

kecuali dengan persetujuan dan sepengetahuan pihak lain (Boatright, 1997 dalam O’Hara, 2001).

Pandangan utama etika bisnis yang berkaitan dengan “shareholder democracy” adalah bahwa

karyawan dan direktur perusahaan memiliki fiduciary duty kepada shareholder sehingga

perusahaan harus dijalankan dengan tujuan maksimalisasi kemakmuran shareholder. Dengan

demikian, insiders tidak dapat melakukan perjanjian pribadi, penyuapan, atau menggunakan

informasi yang sangat rahasia.

2.11 Naked Short Selling

Kita perlu mengenal istilah long dan short di ranah investasi saham. Ketika seorang

investor membeli saham karena yakin harga saham itu akan naik, ia memiliki posisi long. Hal ini

sudah umum dipahami karena dalam perdagangan barang apapun sudah biasa untuk pedagang

membeli barang di harga rendah dan menjualnya di harga lebih tinggi untuk memperoleh

keuntungan. Sebaliknya dalam pasar saham, jika investor meyakini bahwa harga suatu saham

akan turun, ia bisa mengambil posisi short selling yakni menjual dulu saham yang belum ia

miliki untuk membelinya kemudian. Sederhananya long adalah beli dulu lalu jual kemudian,

short adalah jual dulu lalu beli kemudian.

Dalam short selling, investor menjual saham yang sebenarnya tidak ia miliki. Dalam

short selling, investor menjual saham pinjaman. Perusahaan sekuritas atau brokerlah yang

meminjamkan saham itu kepada Anda ketika anda mengambil posisi short selling. Saham itu

bisa berasal dari cadangan sekuritas itu sendiri atau saham milik nasabah lain di sekuritas itu.

Saham pinjaman itu akan dijual, dan hasilnya akan dimasukkan ke dalam rekening Anda. Tentu

saja kemudian anda harus menutup (close) posisi short itu dengan membeli saham tersebut di

pasar dan untuk mengembalikan saham yang telah anda jual kepada broker Anda.

Page 12: etika bisnis - investasi

Keuntungannya, jika harga saham itu turun, maka anda akan membeli kembali saham itu

di harga yang lebih rendah daripada ketika anda jual. Selisihnya merupakan keuntungan.

Karena itulah investor short selling tidak memiliki hak deviden atas saham-saham

tersebut. Jika ada pembagian deviden investor harus menyerahkan deviden itu kepada pemilik

sahamnya. Kemudian jika saham itu menerbitkan rights, misalnya hak untuk membeli saham

baru, investor juga harus menyerahkan hak itu kepada pemilik saham. Demikian pula jika terjadi

pemecahan nilai nominal saham atau stock split, otomatis jumlah saham yang dipinjam investor

juga bertambah. Karena itu saat mengambil posisi short, investor juga harus memperhatikan

peristiwa-peristiwa yang akan terjadi selama periode peminjaman atau short selling.

Contoh short selling yang paling terkenal adalah ketika George Soros memasang posisi

short selling senilai US$ 10 miliar di mata uang poundsterling tahun 1992 karena ia yakin pound

akan jatuh. Ternyata ia benar. Dalam sehari, George Soros untung US$ 1 miliar dari transaksi

itu. Bahkan pada saat closing keuntungannya mencapai US$ 2 miliar.

Transaksi short selling memang bisa mendatangkan keuntungan tinggi. Namun transaksi

short selling juga memiliki resiko yang besar. Investor yang mengambil posisi short selling bisa

mengalami kerugian apabila saham yang diyakini akan turun justru naik harganya. Padahal pada

jangka panjang, harga saham akan selalu meningkat karena adanya faktor inflasi. Jadi, jika Anda

melakukan short selling, Anda melawan arah pasar. Selain itu potensi kerugian dari short selling

tak terbatas, sementara keuntungannya terbatas. Hal ini dikarenakan, potensi kenaikan harga

saham itu tak terbatas sedangkan harga suatu saham tak mungkin jatuh di bawah Rp 0.

sederhananya anda hanya bisa untung 100% dari short selling jika emiten saham itu bangkrut. Di

sisi lain, kerugian Anda bisa lebih dari 100% karena harga saham bisa saja naik lebih dari dua

kali lipat.

Kemudian ada lagi bahaya margin call. Karena dalam mengambil posisi short selling

investor biasanya meminjam dana dari pialang atau sekuritas. Maka investor harus memiliki

minimal nilai deposit tertentu sebagai jaminan pinjaman. Nah, jika nilai deposit anda berada di

bawah ketentuan, anda akan terkena margin call. Maksudnya, anda harus menyetorkan dana

tambahan atau segera menutup (closing) posisi Anda walaupun masih dalam keadaan rugi.

Page 13: etika bisnis - investasi

Harus diketahui bahwa prediksi analis saham sekaliber apapun tidak pernah selalu tepat.

Meski suatu saham dari sudut pandang analis saham sudah kemahalan, terkadang, harga suatu

saham tidak kunjung turun malah justru naik. Nah, jika saat itu investor pasang posisi short, ia

bisa terkena margin call dan mengalami kerugian.

Short selling umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu naked short selling dan covered

short selling. Naked short selling adalah menjual saham terlebih dahulu tanpa memiliki

sahamnya, sedangkan covered short selling adalah menjual saham dengan memiliki kolateral

atau persediaan terlebih dahulu.

Praktik short selling yang dilarang saat ini adalah jenis naked short selling. Covered short

selling dapat mengurangi tekanan jual yang berlebihan karena kemampuan short selling hanya

sebatas kolateral yang ada. Di bursa efek yang telah maju pun, macam Amerika, naked short

selling dibatasi mengingat dampaknya yang dapat mengancam stabilitas pasar.

Naked short selling sangat potensial mendestabilisasi pasar sehingga merugikan pasar yang

tengah rapuh. Terpuruknya pasar modal tak hanya imbas dari krisis global. Tetapi juga

memancing pemain saham kemaruk dan tak beretika meraup gepokan uang di tengah kesulitan.

2.12 Meningkatkan Berbagai Inovasi

Praktik berinvestasi yang beretika dipasar modal saja tidak cukup. Harus ada seperangkat

system modern yang mendukung perwujudan pasar modal yang beretika, tranparan, dan kuat.

Otoritas pasar modal di Indonesia harus semakin giat berinovasi supaya industri pasar modal

kian bergairah,maju, dan sisi lain juga terhindar dari praktik manipulatif. Terobosan inovatif

harus dilakukan tidak hanya dalam hal pengembangan produk, namun juga terkait system yang

ada. Suatu terobosan yang telah dilaksanakan dan mendapatkan apresiasi tinggi, yaitu :

1) Pemberlakuan Investor Area Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Fasilitas ini memberikan para investor sebuah Investor ID. Hanya cukup dengan satu

Investor ID, investor bisa memantau investasinya. Kalau pun seorang investor mempunyai

account di lebih dari satu broker itu tidak menjadi soal karena single ID tersebut mampu

menjembatani investor untuk mengecek investasinya sekaligus di sejumlah broker.

Page 14: etika bisnis - investasi

Dengan Investor Area, semua investor bisa melihat sendiri portofolionya di

subrekening efek di KSEI. Seperti diketahui, selama ini, investor hanya mengetahui

portofolionya berdasarkan laporan atau informasi dari pihak broker. Transparansi ini akan

membuat investor nyaman karena bisa berinvestasi dengan lebih aman. Manfaat fasilitas

Investor Area ini tentu saja juga sangat berguna bagi perusahaan efek dan bank kustodian.

Keberadaan Investor Area ini sangat positif dalam mendorong terwujudnya industri

pasar modal yang sehat dan transparan karena semua portofolio bisa dilihat sendiri oleh

investor secara jelas. Seperti diketahui, portofolio investasi para investor yang sah dan benar

adalah yang tercatat di KSEI, sehingga keberadaan Investor Area sangat memudahkan

investor. Investor Area yang juga memfasilitasi investor dalam hal perpindahan efek sangat

membantu dalam hal meminimalisasi dan bahkan meniadakan pelanggaran karena setiap

perpindahan efek bisa langsung dipantau oleh investor. Potensi bermain nakal oleh para

broker bisa diminimalkan.

Dengan sendirinya, fasilitas Investor Area tersebut akan mendorong dan meningkatkan

kepercayaan publik terhadap industri pasar modal di tengah berbagai isu tidak sedap terkait

sejumlah kasus pelanggaran dewasa ini. Kredibilitas pasar modal akan semakin terjaga dan

terus meningkat dengan keberadaan fasilitas ini.

2) Langkah Bapepam-LK untuk memeperketat aturan berinvestasi di produk kontrak pengelo-

laan dana (KPD)

Sejumlah kasus terkait KPD ini sempat mengguncang industri pasar modal tanah air

dewasa ini, bahkan berpotensi merugikan sejumlah BUMN yang dananya tersangkut di

sebuah manajer investasi. Pengelolaan KPD ini memang perlu diatur secara lebih ketat.

Bapepam-LK mengambil langkah bagus kendati bisa dikatidakan cukup terlambat. Bapepam-

LK sudah memberi sinyal penerapan tiga syarat pengelolaan KPD. Pertama, KPD mesti

tercatat di notaris. Kedua, KPD terdaftar di Bapepam-Lk dan secara rutin pula dilaporkan ke

Bapepam-LK. Ketiga, aset kelolaannya harus tersimpan di bank kustodian.

Aturan ketat Bapepam-LK ini berdampak positif dalam dua hal. Pertama, penggelapan

atau penyelewengan dana nasabah bisa diminimalisasi. Sebab, semua dana kelolaan tercatat

secara jelas di bank kustodian. Dengan demikian, penggunaan atau penempatan dananya juga

Page 15: etika bisnis - investasi

menjadi lebih transparan. Kedua, aturan ketat ini akan menjadi stimulan positif bagi industri

pasar modal. Kepercayaan investor, baik ritel maupun institusi, akan kembali terkerek naik.

Kredibilitas pasar modal terjaga karena para pemain yang berniat nakal kian dibatasi ruang

geraknya. Aturan ketat pengelolaan KPD ini juga diharapkan bisa menjadi pemicu lahirnya

berbagai regulasi lain yang lebih ketat untuk menutup celah atau kemungkinan para pemain

di industri pasar modal bisa bermain curang.

3) Jakarta Automatic Trading System Next Generation (JATS-NextG)

Pemberlakuan sistem Jakarta Automatic Trading System Next Generation (JATS-

NextG) bisa memfasilitasi hingga 1 juta transaksi setiap harinya. Tentu saja langkah otoritas

bursa ini berdimensi jangka panjang untuk terus memperbesar, memperkuat, dan

mengembangkan pasar modal di masa mendatang.

Ke depan, berbagai inovasi tersebut perlu ditingkatkan. Publik harus mendukung dan

mendorong pemberlakuan berbagai sistem maupun regulasi yang bisa mendukung

terciptanya industri pasar modal yang kuat, transparan, dan kredibel.

2.13 Sosialisasi yang Efektif

Sosialisasi terhadap kebutuhan akan terwujudnya industri pasar modal yang kuat,

transparan, dan kredibel sangat penting. Publik harus terus-menerus diberi pemahaman bahwa

industri pasar modal yang sehat dapat memberikan kontribusi sangat signifikan bagi

perkembangan perekonomian, yang akhirnya tentu saja pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Untuk mewujudkan sosialisasi yang efektif tersebut, para pemangku kepentingan di

industri pasar modal dapat bekerjasama dengan otoritas pendidikan guna merancang sebuah

sistem sosialisasi yang terukur dan terencana dengan baik.

Pertama, otoritas pasar modal dapat bekerjasama dengan Departemen Pendidikan

Nasional (Depdiknas) untuk merancang sebuah kurikulum pasar modal yang tak hanya berisi

teknik berinvestasi dan sistem pasar modal secara umum, namun juga berisi tentang berbagai

skandal dan praktik tak terpuji yang dapat merobohkan sektor keuangan. Sejumlah praktik tak

terpuji di industri pasar modal, baik yang pernah terjadi di luar negeri maupun didalam negeri,

bisa dibahas agar generasi muda dapat mengambil pelajaran dari kasus tersebut. Anjuran untuk

mewujudkan praktik yang beretika di industri pasar modal juga harus dibahas secara gamblang.

Lewat jalur formal mata pelajaran di SMA atau mata kuliah di universitas, sosialisasi akan

Page 16: etika bisnis - investasi

berjalan lebih efektif dan murah karena bisa menjangkau banyak generasi muda atau peserta

didik di seluruh Indonesia.

Kedua, sosialisasi ke berbagai sekolah dan kampus harus terus dilakukan. Tapi sosialisasi

ini tidak hanya berisi gambaran umum berinvestasi dipasar modal, melainkan juga disisipi

pembahasan tentang upaya mewujudkan pasar modal yang beretika. Keberadaan Pojok BEI di

sejumlah kampus dapat dimanfaatkan sebagai sarana sosialisasi yang efektif.

Akhirnya, yang terpenting sekarang adalah semua pihak bisa bekerja sama untuk

menggapai cita-cita terwujudnya pasar modal yang kuat, transparan, dan kredibel. Mulai dari

SRO’s, investor, broker, hingga masyarakat umum harus bersatu-padu menjadikan pasar modal

sebagai salah satu pilar pembangunan perekonomian nasional. Sebuah pasar modal yang kuat,

transparan, dan kredibel. Itulah habitus baru industri pasar modal kita.

Page 17: etika bisnis - investasi

CONTOH KASUS PELANGGARAN ETIKA

DALAM PRAKTIK INVESTASI DAN PASAR MODAL

PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO), TBK

Salah satu bentuk pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan di pasar modal adalah

praktek Insider trading. Dalam pasar modal di Indonesia, praktek insider trading tergolong salah

satu pelanggaran yang paling sering dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait di dalam sejumlah

skandal, apakah itu yang melibatkan emiten swasta ataupun BUMN. Beberapa contoh kasus

yang pernah terjadi di indonesia sampai kurun waktu july 2008 adalah kasus insider triding PT

Semen Gresik, Perusahaan gas Negara ( PGN ), dugaan insider information PT. INDOSAT, dan

kasus Sari Husada. Dalam paper ini kita akan lebih menyoroti secara penuh terhadap kasus

insider triding yang dilakukan oleh Perusahaan Gas Negara ( PGN ).

Pada pertengahan bulan Januari tahun 2007 perusahaan ber-plat merah itu mengalami

penurunannya harga saham sekitar 23,3 persen dalam satu hari perdagangan. Saham BUMN

yang bergerak dibidang distribusi dan transmisi gas,pada tanggal 12 Januari harga pada

pembukaan berada pada posisi Rp9.650 dan pada penutupan di hari yang sama menjadi Rp7.400

per saham (turun Rp2.250). 

Penurunan harga saham yang memiliki kode perdagangan di lantai bursa PGAS itu ikut

mempengaruhi kondisi jual saham-saham yang lainnya. Sehingga indeks harga saham gabungan

(IHSG) ikut ditutup anjlok 25,80 poin atau 1,51 persen menjadi 1.678,044, yang merupakan

posisi terendah sepanjang di tahun 2007. Kalau tidak ada sistim auto reject halting (penghentian

perdagangan saham secara otomatis) di Bursa Efek Jakarta, saham PGN ini kemungkinan akan

terus merosot lebih dalam lagi. Penurunan saham ini diduga karena adanya insider trading terkait

dengan penundaan proyek pipanisasi gas jalur Sumatera Selatan (Sumsel) ke Jawa bagian barat

(South Sumatera-West Java/SSWJ) yang tidak segera dilaporkan manajemen ke publik. Tidak

dilaporkannya penundaan proyek tersebut diduga terkait dengan kepentingan divestasi saham

PGN 5,32 persen pada 15 Desember 2006 agar harga ketika divestasi tidak turun.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengumumkan sembilan

nama orang-orang di dalam PGN yang terlibat dalam kasus insider trading yakni 3 orang mantan

direksi dan 6 karyawan. Kesembilan orang tersebut akhirnya diganjar hukuman adminitrastif

berupa denda. Sanksi tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan pola transaksi dan akses

Page 18: etika bisnis - investasi

yang bersangkutan terhadap informasi orang dalam. Seandainya terjadi keterlambatan, maka

akan dikenakan denda dua persen. Sanksi denda tertinggi sebesar Rp 2 miliar diberikan kepada

direksi lama dan paling rendah Rp 9 juta kepada karyawan.

Jika kita buka Undang-Undang Pasar Modal (UU No. 8 Tahun 1995), kita akan temukan

aturan tentang perdagangan “orang dalam” atau insider trading ini dalam pasal 95 sampai 99 dan

pasal 104. Aturan ini melarang orang dalam perusahaan publik yang memilik informasi “orang

dalam” untuk membeli atau menjual saham perusahaan itu atau perusahaan lain yang

bertransaksi dengan perusahaan tersebut. “Orang dalam” itu juga dilarang mempengaruhi pihak

lain untuk menjual atau membeli saham tersebut. Ia dilarang pula membocorkan informasi

“orang dalam” itu kepada pihak lain yang bisa menggunakannya untuk jual-beli saham tersebut. 

Di dalam peraturan perundang-undangan Pasar Modal tersebut (UUPM) disebutkan

bahwa praktek insider trading termasuk dalam tindak kejahatan pidana. Tindak kejahatan pidana

tidak hanya mendapatkan sanksi administrative, tetapi juga mendapatkan sanksi kurungan agar

memberikan effect jera kepada pelakuknya. Karenanya, UU Pasar Modal memasang sanksi yang

berat bagi pihak-pihak yang melakukan insider trading. Hukumannya bisa berupa penjara paling

lama 10 tahun dan denda paling banyak sebesar Rp 15 miliar.

SOLUSI

Dari beberapa paparan dan opini yang disampaikan diatas, maka kami dapat memberikan

sedikit solusi dalam penyelesaian kasus insider trading khususnya di indonesia.

- BAPEPAM-LK harus lebih bertindak proaktif dalam mengawasi jalannya pasar modal

sehingga para pelaku yang berniat melakukan tindak pelanggaran akan lebih sensitif.

- Perlu di adakan revisi UU Pasar Modal agar kasus dugaan insider trading dapat lebih mudah

dibuktikan. Revisi ini perlu dilakukan karena selama ini hukum tertulis Indonesia hanya

menganut asas pembuktian yang terbatas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penerapan

civil penalty (yang sudah diterapkan di AS) yaitu mekanisme campuran antara hukum pidana

dan perdata, dimana sanksi hukuman menganut hukum pidana (yang lebih berat

hukumannya) tetapi mengugunakan standar pembuktian untuk kasus perdata biasa yang

dikenal engan istilah balance of probabilities.

Page 19: etika bisnis - investasi

- Pengimplementasian our of court settlement, yaitu penyelesaian kasus tindak pidana pasar

modal diluar pengadilan tanpa menghilangkan rekam pidana dalam database tindak pidana

pasar modal.

KESIMPULAN

Penegakan hukum terhadap kasus insider trading di area pasar modal Indonesia kurang

tegas karena proses peradilan tindak pidana pasar modal memakan waktu dan finance yang besar

dan juga pembuktian yang rumit. Untuk itu perlu diadakan pengawasan yang lebih ketat, sanksi

yang tegas, serta alternatif-alternatif lain dalam penegakan hukum tersebut seperti civil penalty

dan out of court settlement demi Pasar Modal Indonesia yang sehat dan dapat membawa

hantaman positif dalam perekonomian nasional Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M. Ethical Screening pada Jakarta Islamic Index (JII): Antara Strategi Bisnis dan Bisnis Strategi. http://kabarbisnis.com

http://www.scribd.com/doc/38544779/16/III-Kasus-PT-Perusahaan-Gas-Negara-Persero-Tbk

Irawan, M. Eri. Habitus Baru Industri Pasar Modal. http://kabarbisnis.com

Mitta, Kalyana. 2009. Filosofi Pasar Modal.

O’Hara, Philip Anthony. 2001. Insider Trading in Financial Market: Legality, Ethics, Effiency. International Journal of Social Economics. Vol.28, pp 1046-1062.

Sparkes, Rusell. 2002. Socially Responsible Investment, A Global Revolution. Inggris: John Willey and Sons Ltd.