etika dan kode etik dosen dan bidan baru
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua
pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Sedangkan dalam arti sempit
profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan
sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Dengan kata lain, Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan
pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian. Sedangkan setiap orang yang mempunyai profesi tertentu, otomatis
terikat oleh pedoman tersebut, dan harus mengimplementasikan dalam
kehidupannya.
Setiap profesi akan memiliki pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas keprofesian yang disebut etika profesi,
yang berfungsi : memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan, sebagai sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan, dan mencegah campur tangan
pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan
profesi.
Adapun prinsip Etika Profesi adalah tanggung jawab, kejujuran,
keadilan dan otonomi. Dalam melaksanakan tugas keprofesian, ada tanggung
jawab yang harus diemban oleh pelaku profesi terhadap apa yang telah
dilakukannya, dan bagaimana hasilnya, termasuk dampak yang ditimbulkan
dari hasil tersebut terhadap orang lain dan masyarakat luas. Seorang pelaku
profesi juga harus memiliki kejujuran, sehingga apa yang dia sampaikan
adalah benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan tidak mengandung
kebohongan. Selain itu, tidak dibenarkan menyembunyikan kebenaran atau
informasi kepada siapa saja yang berhak menerimanya. Di sisi lain, seorang
1
pelaku profesi diberikan otonomi atau kebebasan dalam menjalankan
profesinya.
Pada masa sekarang, masyarakat sudah semakin pandai dan kritis,
sehingga secara otomatis melakukan pengawasan kritis terhadap para pelaku
profesi. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-
perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi),
sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai
contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan,
demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di
daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.
Bagi seseorang yang melanggar etika profesi akan mendapatkan sanksi
seperti sanksi moral dan sanksi dikeluarkan dari organisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari etika dan kode etik ?
2. Bagaimana etika dan kode etik dosen ?
3. Bagaimana etika dan kode etik bidan ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pegertian dari etika dan kode etik ?
2. Untuk mengetahui etika dan kode etik dosen ?
3. Untuk mengetahui etika dan kode etik bidan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA DAN KODE ETIK
1. ETIKA
Etika Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat moral pada
situasi nyata. Etika berpusat pada prinsip dasar dan konsep bahwa manusia
dalam berfikir dan tindakannya didasari nilai-nilai (Wahyuningsih, 2006).
Etika adalah suatu cabang ilmu filsafat. Maka di dalam literatur,
dinamakan juga filsafat moral, yaitu suatu sistem prinsip-prinsip tentang
moral, tentang baik atau buruk. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
etika adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap
tindakan manusia (Sofyan, dkk (Peny.), 2006).
Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan (Bertens, 2004).
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral
ke dalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang
membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya yang
dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya (Pelatihan Keterampilan
Manajerial SPMK, 2003).
Etika menurut K. Bertens dirumuskan sebagai berikut: Kata etika
dapat digunakan dalam arti nilai dan norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika berati kumpulan asas atau moral, yang dimaksud di sini adalah
kode etik. Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik atau
buruk(Soepardan, 2007)
Pada umumnya etika berkenaan dengan suatu pedoman yang bersifat
sacral, sopan, baik, dihormati, penuh tatakrama, bermoral, tidak
mempecundangi, tidak merugikan, tidak menyusahkan orang lain dan
sebagainya. Biasanya etika berkenaan dengan suatu perbuataan, suatu
3
tingkah laku yang dianggap sesuai dengan adat, norma, moral, aturan dan
lain sebagainya.
Etika adalah refleks kritis dan rasional mengenai nilai dan norma yang
terwujud dalam sikap dan perilaku hidup manusia , baik secara pribadi
maupun kelompok. Karena etika merupakan refleksi kritis terhadap
moralitas maka etika tidak bermaksud untuk tidak bertindak sesuai
moralitas begitu saja. Etika menghimbau orang untuk bertindak sesuai
moralitas, tetapi bukan karena diperintahkan oleh nenek moyang atau guru,
melainkan karena ia sendiri tahu bahwa hal itu memang baik bagi dirinya
dan bukan sekedar ikut ikutan. Ia sendiri sadar secara kritis bahwa tindakan
seperti itu baik bagi dirinya dan bagi masyarakat karena alasan – alasan
yang rasional.
Terdapat dua macam etika , yaitu Etika Deskriptif dan Etika Normatif.
Etika Deskriptif berusaha mengkaji secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika Deskriptif berbicara mengenai fakta seperti apa adanya yaitu
mengenali nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait
dengan situasi dan realitas konkret yang membudaya. Etika Deskriptif
berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai tanpa menilai tentang
kondisi – kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis.
Sementara Etika Normatif berusaha mentapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Dan apa tindakan
yang harus diambil untuk mencapai apa yang bernilai dalam hidup ini.
Etika normatif berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah
laku manusia serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk
bertindak sebagaimana seharusnya menurut norma-norma. Etika normatif
menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari yang
jelek. Etika dapat juga dipandang sebagai filsafat praktis yaitu filsafat yang
berusaha memberikan penyuluhan tentang bagaimana manusia harus
bertingkah laku.
4
SISTEMATIKA ETIKA
Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan
ragamnya antara lain:
1. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang
tingakh laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-
hai,mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut
oleh masyarakat.
2. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan
manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi-.
a. Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan
dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil
kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
b. Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika
Terapan.
Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan
antarsesama manusia dalam aktivitasnya,
Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban
manusia sebagai pribadi,
Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi
Pada tahun 2001 ditetapkan oleh MPR-RI dengan ketetapan MPR-
RI No.VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Bangsa. Etika kehidupan
bangsa bersumber pada agama yang universal dan nilai-nilai luhur budaya
bangsa yaitu Pancasila. Etika kehidupan berbangsa antara lain meliputi :
Etika Sosial Budaya, Etika Politik dan Pemerintahan, Etika Ekonomi dan
Bisnis, Etika Penegakkan Hukum yang Berkeadilan, Etika Keilmuan,
Etika Lingkungan, Etika Kedokteran dan Etika Kebidanan.
2. KODE ETIK
Kode etik merupakan suatu cairi profesi yang bersumber dari nilai-
nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
5
konprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi (Sofyan, dkk, 2006).
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
Kode Etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap
anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan tugas
profesinya dan dalam hidupnya dimasyarakat.
Kode Etik adalam serangkaian norma-norma etik berupa hak dan
kewajiban yang bersumber pada nilai – nilai etik yang dijadikan sebagai
pedoman berfikir, bersikap dan berperilaku dalam aktifitas yang menuntut
tanggung jawab profesi.
B. PENGERTIAN DOSEN DAN BIDAN
1. DOSEN
Dosen adalah pegawai edukatif yang memiliki jabatan akademik yaitu
pegawai edukatif tetap biasa, pegawai edukatif tetap dipekerjakan dan
pegawai edukatif tetap kontrak yang ditugaskan pada fakultas yang
bersangkutan.
2. BIDAN
Bidan (bahasa Inggris: Midwife) adalah seseorang yang telah
menyelesaikan (lulus) program pendidikan kebidanan yang diakui secara
resmi oleh negaranya serta berdasarkan kompetensi praktik kebidanan
dasar yang dikeluarkan ICM dan kerangka kerja dari standar global ICM
untuk pendidikan kebidanan, telah memenuhi kualifikasi yang
dipersyaratkan untuk didaftarkan (register) dan/atau memiliki izin yang sah
(lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan, dan menggunakan gelar/hak
sebutan sebagai “bidan”, serta mampu menunjukkan kompetensinya di
dalam praktik kebidanan. (International Confederation of
Midwives/Kongres ICM)
6
C. ETIKA DAN KODE ETIK DOSEN DAN BIDAN
1. ETIKA PROFESI DOSEN
Dosen adalah tenaga pengajar/pendidik yang ikut berperan dalam
mempersiapkan generasi muda yang tangguh. Dalam menjalankan
profesinya, seorang dosen harus mampu memberikan keteladanan kepada
anak didiknya tentang nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Pemahaman bahwa
tugas dosen adalah sekedar mentransfer ilmu yang pernah dia peroleh adalah
pemahaman yang sangat parsial. Tentunya tugas dosen lebih dari sekedar
transfer ilmu saja, tetapi seorang dosen hendaknya mampu menghantarkan
generasi muda menuju kemandirian, kematangan berfikir dan keteguhan
prinsip dalam ketaatan kepada sang pencipta.
Sebagaimana Tri Dharma Perguruan Tinggi menjelaskan tugas
seorang dosen mencakup tiga aspek, yaitu pengajaran, penelitian dan
pengabdian. Apabila tiga aspek tersebut dihayati dan diamalkan oleh setiap
dosen, niscaya akan tercipta iklim pendidikan Indonesia yang dinamis dan
efektif.
Oleh karena itu, ada beberapa etika yang menurut penulis harus
dikedepankan dalam profesi dosen, yaitu:
a. Seorang dosen adalah “g.u.r.u” yang artinya “digugu” dan “ditiru”,
sehingga harus bisa menjadi teladan dalam lisan, maupun dalam
perbuatan. Oleh karenanya, dosen adalah orang yang harus baik terlebih
dahulu sebelum murid-muridnya, karena orang yang tidak punya tidak
akan bisa memberi.
Disadari atau tidak, seorang murid akan mengamati gerak-gerik
dan perilaku gurunya ketika mengajar. Apabila kejadian tersebut terjadi
secara berulang-ulang, maka bisa memberikan kesan yang sangat
membekas di hati murid. Akhirnya tanpa disadari, murid akan
mencontoh perilaku sang guru, bahkan tidak mustahil murid
mengidolakan sang gurunya.
7
Ketika dosen mengajar akan terjadi transfer dari dosen ke
mahasiswa. Muatan transfer ternyata tidak hanya ilmu yang menyangkut
mata kuliah yang diajarkan saja, tetapi sampai transfer perilaku atau
akhlak.
b. Dosen hendaknya berwawasan luas dan mengenal psikologi pendidikan.
Karena anak didiknya adalah remaja yang mulai menginjak dewasa,
maka pola pendidikan yang digunakan adalah pola pendidikan orang
dewasa (andragogi).
Metode pendidikan orang dewasa selalu dilibatkan anak didik
dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti.
Pengalaman benar atau salah tetap bermanfaat bagi anak didik sebagai
dasar untuk aktivitas belajar. Selain itu orang dewasa paling berminat
pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi. Belajar bagi
orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding pada isinya
(Orientasi belajar).
c. Dosen seharusnya tidak menyembunyikan ilmu yang dia miliki apabila
ingin diketahui oleh mahasiswa. Sehingga seorang dosen hendaknya
terbuka untuk menyampaikan apa saja ilmu yang dia miliki demi
kemajuan umat, bangsa dan Negara.
Apabila dosen menyembunyikan ilmu yang dia miliki, berarti
menyembunyikan kebenaran dan menghambat kemajuan ilmu
pengetahuan.
d. Dosen juga melakukan pengabdian kepada masyarakat, sebagai bentuk
memanfaatkan ilmu yang dimiliki. Dengan melakukan penelitian, maka
dosen akan mendapatkan pengembangan ilmu yang dia miliki, sehingga
semakin hari seorang dosen semakin kaya ilmu dan pengalaman. Karena
tidak semua ilmu bisa difahami secara teoritis saja, tetapi terkadang
harus dibuktikan di lapangan.
e. Dosen tidak menjadikan kegiatan belajar mengajarnya sebagai bisnis
yang berorientasi materi, tetapi merupakan pengabdian atas ilmu yang
8
dia miliki. Meskipun secara otomatis dosen akan mendapatkan reward
dari apa yang sudah ditunaikan sesuai job description-nya, tetapi itu
bukan tujuan seorang dosen berprofesi melainkan dampak saja.
Sebagaimana peribahasa, barang siapa menanam, maka akan mengetam.
f. Dosen hendaknya memberikan kemudahan kepada anak didiknya, dan
bukan malah mempersulit. Dalam semua sisi, dosen hendaknya
mengupayakan kemudahan bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat
mengoptimalkan diri dalam menimba ilmu pengetahuan tanpa hambatan
yang datangnya dari dosen.
Termasuk implikasi dari etika ini yaitu dosen seharusnya
memberikan informasi yang jelas kepada mahasiswa perihal
ketersediaan waktu untuk bertemu. Selain itu dosen juga memberikan
informasi yang jelas tentang silabi mata kuliah yang diajarkan, sehingga
mahasisa tidak mengalami kesulitan dalam belajar.
g. Seorang dosen harus pandai menghargai anak didiknya, sehingga
tumbuh semangat belajar yang baik. Sikap merendahkan dan tidak
menghargai hanya akan mematikan kreatifitas dan menumpulkan
kecerdasan.
2. ETIKA DAN KODE ETIK BIDAN
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra
bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.
9
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut
oleh klien.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang
sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajart kesehatannya secara
optimal.
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada
klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi
yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat
2) Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan
kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan
konsultasi dan/atau rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat
dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh
pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
10
1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya.
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik
2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan
Kesehatan Keluarga.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan
jangkauan pelayanan kesehatan
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dosen adalah profesi yang sangat mulia, karena ikut berperan
mendidik generasi muda, penerus bangsa ini. Seorang dosen harus visioner,
dan berjiwa pejuang. Karena pada hakekatnya tugas yang diemban seorang
dosen tidak sekedar menyampaikan ilmu yang dimilikinya tetapi sebuah tugas
besar yaitu “Membangun Peradaban”.
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun
dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu,
tetapi menjadi kata-kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar
kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan “etika” lebih dimengerti sebagai
filsafat moral. Berdasarkan pembahasan diatas kita telah mengetahui etika
serta nilai dalam profesi kebidanan. Dengan kita mengetahui nilai etika
kebidanan maka dalam penyerapan dan pembentukan nilai oleh tenaga bidan
dapat dilakukan dengan tepat dan tidak melenceng dari nilai serta kode etik
kebidanan.
B. SARAN
Diharapkan tenaga bidan memhami tentang apa itu etika kebidanan
sehingga dengan mudah menyerap dan membetuk nilai etika kebidanan.
Sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak mengecewakan
dan tidak ada pihak yang dirugikan
12
DAFTAR PUSTAKA
Eliasa, I.E “Artikel Ekspektasi dari etika dosen”.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132
Frans magnis Suseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral
(Yogyakarta, Kanisius 1987)
Frans Magnis Suseno, Etika Umum (Yogyakarta, Kanisius 1979)
Kumpulan Segala macam. 2008. Pengertian Etika dan Moral (Dalam Kebidanan).
http://kumpulan-segalamacam.blogspot.co.id
Diah. Kode Etik Bidan. http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/
Faizah, Restu. Etika profesi sebagai dosen. http://blog.umy.ac.id
Rini, Setyo. Etika profesi Bidan. http://bidanrinismart.blogspot.co.id
13