etika humas 2
TRANSCRIPT
Etika Humas
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.. Wb..Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,yang mana telah
memberikan nikmat sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.Penulis harapkan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya,penulis
menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangannya semoga itu semua
dapat dimaklum, tidak lupa kritik dan saran yang membangun bagi penulis untuk bisa
lebih baik lagi dalam pembuatan makalah,Demikian atas perhatian dan sarannya penulis
ucapkan terima kasih.
Wassalmualaikum, Wr.. Wb..
BAB I
PEMBAHASAN
A.Etika dalam KehumasanApakah istilah dalam bahasa indonesia etika itu merupakan terjemahan dari ethic
atau ethics , berdasarkan uraian di atas ,tidak menujukan perbedaan yang terlalu jauh. Dari pengertian itu dapat di simpulkan bahwa pada hakekatnya adalah asas-asas nilai perilaku manusia dalam kaitanya dengan sifat-sifat benar ,salah,baik dan buruk .
Dalam pengertian ethic dan ethics di atas tadi tampa pula terpautnya perkataan moral menurut kamus umum bahasa indonesia susunan dan kelakuan [akhlak, kewajiban,
dan sebagainya.] sedangkan istilah etika dalam kamus tersebut diartikan sebagai “ ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak [moral].
Berdasaerkan uraianyang terdapat pada kedua kamus di atas, tampak bahwa etika lebih luas pengertianya dari pada moral dan akhalak, sebap tidak saja menelah perilaku manusia yang baik dan buruk, tetapi juga yang benar dan salah.tetapi, para ahli filsapat yang mengkaji etika sebagi aspek filsapat umumnya lebih berat bobot telahnya pada masalah baik dan buruk peilaku manusia.etika di sebut oleh mereka filsapat moral. Barang kali akan lebih jelas. Apa bila kita telah pengertian etika yang telah di paparkan oleh Dr.franz von magnis dalam bukunya “eetika umum” pengarang terkenal itu mengatakan bahwa etika adalah penyelidik filsapat tentang bidang mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tentang yang baik dan yang buruk. Karna itu, etika di difinisikan olehnya sebagai filsapat moral. Filsapat tentang praxis manusi. Jelsnya, etika tidak mempersoalkan keadan manusia, melainkan bagaimana manusia hrus bertindak.B.Etika dan Etiket dalam Public Relation
Pada bagian terdahulu telah di ketengahkan pendapet bertrand R. Canfeid mengenai pungsu public (purel) yakni mengabdi kepada kepentingan umum, memelihara komonikasi yang baik,dan menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik pula. Jelas disitu ditekankannya faktor moral dalam pungsi purel yang merupakan kegiatan komonikasi itu. Pentingnya sikap dan perilaku etis bagi para pro,karna manisia-manusia yang menjadi sasaran ialah bukan hanya terdapet didalam organisasi(internal public),tetapi juga d luar organisasi (exseternal public).
Karna luasnya tugas pekerjaan sorang pro,maka selain herus memehami etika.juga harus mengetahui etiket. Etiket adah terjemahan dari istilah bahasa inggeris dan bahasa perancis “etuquette” yang berarti “persaratan konvensional mengenai perilaku sosial” (conventions requirementsas to social behaviro) w.j.s.poerwadarminta dalam “kamus umum bahasa indonesia”pengertian etiket sebagai “aturan sopan santun dalam pergaulan”.
Di indonesiamasalah kode etikpublic relation hingga kini belum mendapatkan perhatian yang seksama dari para pakar , mungkin karena di pemerintahanYang sebagai pejabat pemerintahan dan otomatis menjadi anggata korsps pegawai republik indonesia [KOPRRI]. Mempunyai kode etik tersendiri.
Beberapa perusaan besar di indonesia memang ada yang sudah di lengkapi purel. Tetapi belum semua perusahaan yang sadar akan pentingnya purel,masih mengangagap terlalu banyak pengeluaran uang pekembangan purel selalu sejalan dengan perkembangan industri dan perniagaan . di saat terjadi perkembangan. Di waktu itu terjadi persaingan yang gencar maka dimasa itu pula akan terjadi kemekaran purel yang yang pesat seperti yang teradi di negara –nengara maju
Tetapi, meskipun tingkat ekonomi di indonesia belum maju seperti di nengara –nengara maju, Tidak berrati masalah etika purel tidkak perlu menjadi bahan pemikaran sekarang. Sebaiknyaperlu saja sekarang ,setidak-tidaknya diaajarkan di perguruan-perguruan tinggi yang mengelola study public relations.C.Etika Pelayanan
ETIKET etiket adalah aturan sopan santu dalam pergaulan . orang –orang yang mengerti dan menghayati etiket akan lebih berhasil dalam pergaulan dan pekerjaannya . mengabaikan sopan santun sering menibulkan perselisihan dan salah pemahaman .setiap manusia hendaknya memelihara hubungan baik dengan sesamanya, bahkan memikirkan
kepentingan dan kenginan orang lain etiket merupakan alat untuk kelancaran pergaulan dan juga membatu mencapai cita-citakita.
Tinkah laku yang baik dan sikap memperhatikan kepentingan orang lain tidak pernah ketinggalan jaman, selalu diperlukan. Perhatikan selalu perasaan oran lain .lain orang lain pemikiranya .harus toleran terhadap pendapat yang berbeda dengan pendapat dirikita sendiri . di atas segala-galanya Jangan sampai tingkah laku buruk orang lain menggoda mempengaruhi anda untuk juga bertingkah
1. Lalu seperti itu.“A knowlegdgi of etiqueeti belps us to do and to say the right thing an the right time. It makes no difference haw wealtlly or haw poor a person is a [lady traubrige, “the book of etiquette “] suatu penetahuan tentang etika akan membatu kita untuk melakukan dan berbicara sebenarnya diwaktu yang tepat , hal itu membuat tidak ada perbedaan apakah seseorang miskin atau kaya.
2. ihwal etika Sebagai pedoman baik burunya perilaku, etika adalah niai-nilai , dan asas –asas
moral yang di pakai sebagai pegangan umum baik penenetuan baik buruknya perilaku manusia atau benar salahnya tindakan manusia sebagai manuasia ,[sobur,2001:5]Di tinjau dari sudut ilmu komunikasi seseorang pejabat humas adalah komunikator organisasisional.,
Bukan komunikator individu seperti seorang kiai memipin persanrtren atau seorang dosen perguriuan in tinggi [ependy.1998:164]. Menurut efendy [1998] pejabat humas bergiat melayani publik sebagai organisasi tempat ia berkerja . apa yang ia katan dan ia lakukan menyakut nilai dirinya dan citra organisasi nya
Oleh karena itu seorang propesional organisasional , harus menjadi sumber krealibilitas , dalam arti kata sebagai seorang propesional ia harus dapat i percanya , beriikatd baik serta bersikap dan berperilaku terpuji. Seorang propesional organisasi kegiatannya menyaut penilaian masyarakat, sehinga banyak organiaasi yang berkaitan denan propesionalsisme menyusun kode etik yang baik
Di patuhi oleh para anggota organisasi organisasi tersebut. Demikian ,maka di masyarakat di kenal berbagai etik ,misalnya kode etik jurnalistik ,kode etik kedokteran .Kode etik perfilman , kode etik periklanan kode etik hubungan masyarakat dan lainnya . tujuan diadakan kode etik tersebut ialah agar anggota organisasi bersangkutan mempunyai pedoman Untuk bersikap dan berpelilaku dalam rangka menjadi citra organisasi.
D.Pengertian EtikaDalam kehidupn sehari-hari kita sering mendengar dalam suatu percakapan atau
membaca dalm surat kabar,majalah,buku,dan sebagainya,kata-kata etika,etis,moral,moralitas dan akhalak.apakah arti semua itu.
Muslimin dalam bukunya “humas dan konsep keperibadian”mengutip dipinisietika sebagai berikut,konneth E. Andersen.seorang ahli komonikasi bahwa “the terms “ethics, ethic,ethical,morality,dan morals”often used intercbangeably cause a lot of confusion” (istilah-istilah etika, moralitas dan moral di pergunakan secara tertuker yang menimbulkan kekacauan)
Ia mendipinisikan etika (ethics) sebagai berikut
A study of volus and the basis of their applikation,it is concerned with question of what is good or bad and what ought to be,(suatu setudi tentang nilai-nilain dan landasan bagi penerapannya.ia bersangkutan dengan pertanyan-pertanyan mengenai apa itu kebaikan atau keburukan dan sebagai mana seharusnya)
Untuk memperoleh kejelasan mengenai pengertian istilah-istilah tersebut di atas baiklah kita telah “the rendom house dictionnary of the english lannguagae.
Dalam kamustersebut membedakan pengertian istilah “ethic” dan “ethics”. Ethic (dalam bahasa latin: othicus dan dalam bahasa yunani. Ehicos) mempunyai dua pengertian, pertama “a body of moral prinsiples or values” (himpunan asas-asas moral atau nilai-nilai). Kedua: “ethical, pertaining to right and wrong in conduct” (etis, berkaitan dengan prilaku benar atau salah). Istilah ethics menurut kamus tersebut mempunyai poengertian yang lebih luas, yakni sebagai berkut:
A system of moral principles (suatu sistenm asas-asas moral) The rules of conduct recognized in respect to particular class on human actions or particular group, culture, etc.(tatanan prilaku yang berlaku dalam hubungannya dengan suatu kegiatan manusia pada suatu golongan tertentu, kelompok tertentu, kebudayaan tertentu, dan sebagainya). Moral principles, sa of an individual (asas-asas moral pada seseorang) the branch of philosophy dealing with volues relating to human conduct. With respect to the rightness and wrongness of certain action and to the goodness and badness of motives and ends of such actiones. (cabang filsafat mengenai nilai-nilai dalam kaitannya dangan prilaku manusia tantang kebenaran dan kesalahan dari kegiatan tertentu serta kebaikan dan keburukan dari motif dan tujuan kegiatan itu).
E. prinsip etika profesiEL vinaro dan saleh mengutip pendapat kerap, mengatakan bahwa tuntutan
profesional sangat erat dengan suatu kode etik setiap profesi. Kode etik itu berkaitan dengan prinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu profesi. Disini akan di kemukakan empat prinsip etika profesi yang paling kurang berlaku untuk semua profesi pada umumnya.tentu saja prinsip-prinsipetika pada umumnya yang berlaku bagi semua orang,juga berlaku bagi perofesianal sejauh mereka adalah manusia.
Lebih jauh kerap (1998)mengatakan pertama,prinsip tanggung jawab salah satu prinsipn bagi kamum perofesianal.bahkan sedemikian pokoknya sehingga seakan tidak harus lagi di katakan,karena,sebagaimana diuraikan di atas,orang yang profesional sudah dengan sendirinya berarti orang yang bertanggung jawab.pertama yang bertanggung jawab atas dempak profesinnya itu terhadap kehidupan dan kepentinngan orang lain,khususnya kepentingan orang-orang yang dilayani.
Perinsip kedua prinsip keadilan.prinsip ini terutama menuntut orang yang profesianal agar dalam menjalankan profesional ia tidak merugikan hak dan kepentingan tertentu,khususnya orang yang dilayani rangka profesinya.
Prinsip ketiga adalah prinsip otonomi,ini lebih merupakan prinsip yang di tentukan oleh kalangan profesionalterhadap dunia luar agar mereka di beri kebebasan sepenuhnya profesional.sebenarnya ini merupakan konsekunsi dari hakikat peropesi itu sendiri,hanya saja prinsip otonomi ini punya batas-batasnya juga,
Pertama ,perinsep ekonomi di batasi oleh tanggungjawab dan komitmen fropesional ke ahlian dan moral atas kemajuan frofesi tersebut serta{dampaknya pada} kepentingan masyarakat. Kedua ,ekonomi juga di batasi dalam pengertian bahwa kendati pemerintah di tempat pertama menghargai otonomi kaum frofesional ,pemerintah tetap
menjaga ,dan pada waktunya malah ikut campur tangan ,agar pelaksanaan frofesi tertentu tidak sampai merugikan umum.
Keempat, prinsip integritas moral. Berdasarka hakekat ciri-ciri fropesi di atas ,terlihat jelas bahwa orang yang fropesional juga orang yang punya integritas pribadi atau moral yang tinggi . karena itu mempunyai komitmen peribadi untuk menjaga keluruhan fropesinya ,nama baiknya, dan juga kepentingan orang lain atau masyarakat.
F.etika dalam piblic relationTelah kita ketahui ciri hakiki manusia bukanah dalam pengertian wujup manusian (human baiging) melainkan proses rohaniah yang tertuju kepada kebahgian yang menyangkut watak,sifat,perangkai,keperibadian,tingkah laku dan lain-lain,serta aspek-aspek yang menyangkut kejiwan yang terdapet dalam diri manusia.
Menurut soekotjo (1993) karna itu dalam hubungan indonesia, yang baik terlebih lagi sebagai insan humas, maka akan tampak betapa pentingnya faktor etika. Disebut orang penting karna seblum melaksanakan hubungan mansia, sikap etis harus tercermin terlebih dahulu pada diri seorang humas yang profesennya banyak menyangkut hubungan manusia. Terlebih lagi sebagain manusia indonesia, yang sipat paternalistiknya masih tampak dimana-mana,Sikap etis seorang pemimpin terhadap bawahannya sangat penting karna seorang pemimpin harus mencerminkan sikap seorang panutan yang akan di segani oleh bawahan dan serekan-rekan pekerjanya .aturan pertama dan pokok dari etika. Do what you want from others do to you.
Dalam hubungannya dengan kegiatan manajemen perusaan sikap etislah yang di tunjukkan seorang humas dalam profesinya sehari-hari seoramg humas harus mernguasai etika-etika yang umum dan tidak umum antara lain:
1. Good communicator for internal and external pulic 2. Tidak terlepas dari paktor kejujuran ( integrity ) sebagai landasan utamanya.3. Memberikan kepada bawahan/ kariawan adanya sense of blonging and sense of wanted
pada perusahaan ( membuat mereka merasa di akui /di nbutuhkan )4. Etika sehari-hari dalm berkomunikasi dan berinteraksi harus tetap di jaga5. Menyampaikan imformasi-imformasi penting pada anggota dan kelompok yang
berkepentingan 6. Menghormati perinsip-perinsip rasa hormat terhadap nilAI-nilai manusia . 7. Menguwasai tehnik dan cara penanggulangan kasus-kasus sehingga dapat memberikan
keputusan, dan pertimbangan secara bijaksana .8. Mengenal batas-batas yang mengenal pada moralitas dalam propesinya.9. Penuh dedikasi dalam prefesinya 10. Menaati kode etik humas
D.Peranan Etika 1. Etika itu punya nilai ekonomis ‘
Judul ini bukan lah omongkosong, ungkapan sinis, ataupun sekedar penghaus dari [eri bahas a kejujuran membawa mamfaat. Makna judul tersebut benar-benar terbukti. Sebuah bisnis akan lebih berhasil jika iya di percaya dalm dunia PR. Kridibilitas itu mutlak penting. Kita bahkan ridak di percaya, tapi juga harus senan tiasa mengemukakan segala sesuatu seperti apa adanya, sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya Konsekuensinya , perinsip, kejujuran adalah aturan paling mendasar berlaku di sini, dan itu berarti kegiatan kegiatan PR tak akan membaa mampat apapun juga tidak di percaya . oleh karna jelas bahwa PR Sngat berbeda dari propaganda yang cendrung memaksakan ide ide tertentu yang bersifat religius, sosial, maupun politis kepada masyarakat. PR juga berbeda dari iklan yang bertujuan membentuk calon konsumen untuk membeli suatu barang.
2. Etika terutama sekali harus di terapkan pada setiap perilaku para praktisi PR integritas peribadi merupakan bagian utama dari frofesionalisme. Prinsip ini juga berlaku di berbagai bidang fropesi seperti dokter, guru, maupun akuntan. Para petugas PR juga harus menerapkan PR terhadap diri mereka sendiri mengingat mereka selalu di sorot dan dinilai berdasarkan apa yang mereka kerjakan. Praktisi PR yang baik adalah mereka yany berusaha memberikan nasehat nasihat terbaik, tidak suka menyuap / di suap apalagi korup serta selalu mengemukakan segala sesuatu atas dasar fakta-fakta yang ada , bukan mengada- ada atau untuk menyenangkan kalangan pers atau jurnalis. Mereka adalh orang-orang yany fropesional .
3. Intruksi intruksi yang tidak etis Seandainya pihak majikan ( atasan / kein ) meminta para praktisi PR untuk melakukan sesuatu yang tidak etis, mereka harus mau dan mampu menolaknya karena hal itu jelas bertentangan dengan kode etik profesinal yang harus mereka anut dan junjung tinggi. Sebagai landasan formal bagi segenap kegiatan nya setiap praktisi PR wajib mencari suatu bentuk pengakuan atas kedudukan perofesionalnya .
4. Nilai kode etik dan kode etik internasional Suatu kode etik profesional hanya akan epektif apbila benar-benar di terp kan dalam rangka mengatur sepak terjang [para praktisi yang menekuni profesi yang bersangkutn .jika perilakunpara praktisi di berikan menyimpang, apalagi jika mereka sendiri juga enggan bergabung asosiasi-asosiasi profesi. Maka kode etik itu tidak lebih dari setumpuk kertas dan sederet tulisan tampa makna. Sehubungan dengan masih begitu banyaknya keritikan, kecurigaan,dan sikap masa bodoh, dan sikap keberadaan profesi PR maka kode etik PR tersebut mutlak perlu di tegakkan . tentu saja penegakan kode etik takansanggup sepenuhnya menghapus semua perilaku yang menyimpang namun sedikit banyak, seperti juga yang dialamin oleh berbagai bidang perofesi lainya, pendisiplinan kode etik itu pasti membawa mampaat yang berarti.DAPTAR ISI
Kata PenganterBAB 1 PEMBSASANA.Etika dalam Kehumasan………………………………………………B.Etika dan Etiket dalam Public Relation………………………………C.Etika Pelayanan………………………………………………………..D.Peranan Etika………………………………………………………….DAPTAR PUSTAKA
BAB.II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN HUMAS
Pengertian Hubungan Masyarakat (humas) menurut “The International Public
Relations Associations (IPRA)”, Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari
sikap budi yang berencana dan berkesinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi
dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian,
simpati dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin ada
hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum diantara mereka, untuk
mengkorelasikan, sedapat mungkin kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan
informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif
dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien.
Sedangkan menurut W. Emerson Reck , humas adalah kelajutan dari proses
penetapan kebijaksanaan, penetuan pelayanan dan sikap disesuaikan dengan kepentingan
orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan
itikad baik dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah
untuk menjami adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.
2.2 PEMAHAMAN TENTENG ETIKA
Kata etika sering disebut dengan istilah etik, atau ethics dalam bahasa Inggris
yang mengandung banyak pengertian. Dari segietimologi istilah etika berasal dari kata
latin “Ethicus” sedang dalam bahasa Yunani “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Yang
menurut pengertian asli dikatakan baik itu apabila sesuai dengan masyarakat, kemudian
lambat laun pengertiannya berubah bahwa etika adalah suatu ilmu yang membicarakan
masalah perbuatan atau tingkah laku manusia mana yang dapat dinilai baik dan yang
dapat dinilai tidak baik.
Sedangkan menurut Muhamad Mufid dalam buku etika dan filsafat komunikasi
(2009;173--) mengatakan secara etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Yunani:
“ETHOS” yang berarti dalam bentuk tunggal mempunyai arti tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang , kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara berpikir sedang dalam
bentuk jamak ,: “TA ETHA” berarti adat kebiasaan.
Etika didalam pengertian bisa diartikan sebagai suatu kode etik yang membatasi
diri seseorang dalam berprilaku yang berdasarkan nilai-nilai yang ada dan norma-norma
yang akan menjadikan suatu tuntutan dalam setiap diri seseorang. Didalam pergaulan
hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional yang
diperlukan suatu sistem yang akan mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul,
dalam sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal
dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Dalam pergaulan
bermaksud untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang,
tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingan serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan
tidak bertentang dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang akan mendasari tumbuh
kembangnya etika di masyarakat.
Berikut matika Etika (sony Keraf)
2.3 ADA DUA MACAM ETIKA YANG HARUS KITA PAHAMI BERSAMA DALAM MENENTUKAN BAIK DAN BURUKNYA PRILAKU MANUSIA
A.ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.B. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar
dan kerangka tindakan yang akan diputuskan
2.4 ETIKA SECARA UMUM DAPAT DIBAGI MENJADI
A. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan
prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta
tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di
analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan
teori-teori.
B. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya
lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun,
penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain
dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu
keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
2.5 FUNGSI KODE ETIK
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan
Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai
pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang
professional.
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : 1.
Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah. (2). Mencegah terjadinya
pertentangan internal dalam suatu profesi. (3). Melindungi para praktisi dari kesalahan
praktik suatu profesi.
IPRA (International Public Relation Association) merumuskan kode etik humas :
Integritas pribadi dan profesional, reputasi yang sehat, ketaatan pada konstitusi dan kode
IPRA.
Perilaku kepada klien dan karyawan :
- Perlakuan yang adil terhadap klien dan karyawan,
- Tidak mewakili kepentingan yang berselisih bersaing tanpa persetujuan,
- Menjaga kepercayaan klien dan karyawan,
- Tidak menerima upah, kecuali dari klien lain atau majikan lain,
- Tidak menggunakan metode yang menghina klien atau majikan lain,
- Menjaga kompensasi yang bergantung pada pencapaian suatu hasil tertentu.
Perilaku terhadap publik dan media :
- Memperhatikan kepentingan umum dan harga diri seseorang,
- Tidak merusak integritas media komunikasi,
- Tidak menyebarkan secara sengaja informasi yang palsu atau menyesatkan,
- Memberikan gambaran yang dapat dipercaya mengenai organisasi yang dilayani,
- Tidak menciptakan atau menggunakan pengorganisasian palsu untuk melayani
kepentingan pribadi yang terbuaka.
Perilaku terhadap teman sejawat :
- Tidak melukai secara sengaja reputasi profesional atau praktek anggota lain,
- Tidak berupaya mengganti anggota lain dengan kliennya,
- Bekerja sama dengan anggota lain dalam menunjunjung tinggi danmelaksanakan kode
etik ini.
2.6 PENTINGNYA ETIKA DALAM INDUSTRI KEHUMASAN
Menurut Soekotjo, 1993 dalam buku dasar-dasar Public Relations. Soleh Soemirat
mengatakan: Telah kita ketahui ciri hakiki manusia bukanlah dalam pengertian wujud
manusia (human being) melainkan proses rohaniah yang tertuju kepada kebahagiaan yang
menyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, tingkah laku dll serta aspek-aspek yang
menyangkut kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia.
Dalam hubungannya dengan kegiatan manajemen sikap itislah yang harus ditunjukkan
seorang humas dalam profesinya sehari-hari maka harus menguasai etika yang umum dan
tidak umum antara lain sebagai berikut.:
1. Good communication for internal and external public.
2. Memberikan kepada bawahan atau karyawan adanya sense of belonging & sense of
wanted pada perusahaannya (merasa diakui atau dibutuhkan).
3. Tidak terlepas dari faktor kejujuran sebagai landasan utamanya.
4. Etika sehari-hari dalam berkomunikasi atau berinteraksi harus tetap dijaga.
5. Menyampaikan informasi penting pada anggota atau kelompok yang berkepentingan.
6. Menghormati prinsip-prinsip rasa hormat terhadap nilai-nilai manusia.
7. Menguasai tehnik-tehnik cara penanggulangan kasus-kasus sehingga dapat memberikan
keputusan dan pertimbangan secara bijaksana.
8. Mengenal batas-batas berdasarkan pada moralitas dalam profesinya.
9. Penuh dedikasi dalam profesinya.
10. Menaati kode etik humas.
Etika dalam industri kehumasan ialah suatu etika yang berfungsi sebagai penyanggah
industri humas dalam menghadapi massa yang akan datang. Dengan adanya etika dalam
industri kehumasan diharapkan pergeseran nilai-nilai dan budaya serta mengeluarkan
pendapat yang lebih ekstrim dan dapat ditekan agar tidak terlalu terbuka. Dengan adanya
etika profesi kehumasan diharapkan para pelaku atau kelompok-kelompok yang
menganggap dirinya sebagai seseorang yang mengaku profesional dapat dihilangkan.
Etika dalam industri kehumasan juga dapat dikatakan dengan etika sosial. Etika sosial
adalah menyangkutkan hubungan manusia dengan baik secara langsung maupun secara
kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap setiap pandangan-
pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap
lingkungan hidup. Dalam pengertian etika sosial ini juga berkaitan dengan etika profesi,
etika profesi adalah aturan-aturan yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi
oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap dan sesuai,
tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan dan kejuruan, juga belum
cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek
pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
Di antara praktisi public relation terdapat perbedaan pendapat yang besar
mengenai apakah public relations adalah suatu karya seni, ketrampilan, atau sebuah
profesi dalam pengertian yang sama denagn kedokteran dan hukum. Ada juga gagasan,
yang dikembangkan oleh banyak profesional dan PRSA bahwa yang palig penting adalah
bagi individu bersangkutan untuk bertindak sebagai seorang profesional dalam bidang
ini. Kemudaian seorang praktisi humas harus memiliki: rasa kemandirian; rasa tanggung
jawab terhadap masyarakat dan kepentingan umum; kepedulian nyata terhadap
kompentensi dan kehormatan profesi ini secara menyeluruh; kesetiaan yang lebih tinggi
terhadap standar profesi dan sesama profesional daripada kepada pihak yang memberi
pekerjaan kepadanya pada saat itu. Hambatan besar bagi profesionalisme adalah sikap
banyak praktisi itu sendiri terhadap pekerjaan mereka, mereka memandang lebih tinggi
arti keamanan kerja prestise dalam organisasi, jumlah gaji, dan pengakuan dari atasan
dibandingkan nilai-nilai tersebut.
International Public Relation Association (IPRA) menyatakan kode etik humas
yang kemudian diterima dalam konvensi-nya di Venice pada Mei 1961, isinya adalah:
1. integritas pribadi dan profesional, reputasi yang sehat, ketaatan pada konstitusi dan
kode IPRA
2. perilaku kepada klien dan karyawan:
a. perlakuan yang adil terhadap klien dan karyawan;
b. tidak mewakili kepentingan yang berselisih bersaing tanpa persetujuan;
c. menjaga kepercayaan klien dan karyawan;
d. tidak menerima upah, kecuali dari klien lain atau majikan lain;
e. tidak menggunakan metode yang menghina klien atau majikan lain;
f. menjaga kompensasi yang bergantung pada pencapaian suatu hasil tertentu.
3. perilaku terhadap publik dan media:
a. memperhatikan kepentingan umum dan harga diri seseorang;
b. tidak merusak integritas media komunikasi;
c. tidak menyebarkan secara sengaja informasi yang palsu atau menyesatkan;
d. memberikan gambarabyang dapat dipercaya mengenai organisasi yang dilayani;
e. tidak menciptakan atau menggunakan pengorganisasian palsu untuk melayani
kepentingan pribadi yang terbuaka
4. perilaku terhadap teman sejawat:
a. tidak melukai secara senaga reputasi profesional atau praktek anggota lain;
b. tidak berupaya mengganti anggota lain dengan kliennya;
c. bekerja sama dengan anggota lain dalam menunjunjung tinggi danmelaksanakan kode
etik ini.
Selain pentingnya etika di dalam kehumasan juga tuntutan keprefosionalan dalam kehumasan juga sangat penting didalam menyandang sebuah industri kehumasan sangatlah erat dengan kode etik masing-masing di setiap profesi maupun di industri kehumasan. Didalam kode etik kehumasan/PR merupakan bagian dari etika moral terapan dari pemikiran etis yang berkaitan dengan perilaku atau industri didalam kehumasan yang berpedoman dengan tindakan etik mana yang harus dan mana yang tidak harus dilakukan.
Kode etik kehumasan dapat berlangsung dengan baik apabila dijiwai dengan cita-cita dan nilai luhur yang hidup dalam lingkunga kehumasan karena merupakan perumusan moral yang jadi tolak ukur bagi perilaku. Dengan etika PR diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seorang profesional kehumasan dalam menjalani pekerjaanya dengan selaras tanpa ada penyimpangan-penyimpangan yang menciderai profesinya.2.7. Etika Sebagai Pencipta Hubungan baik dengan Klien
Sesuai yang telah dipaparkan oleh IPRA terdapat fungsi Public Relation terhadap
kliennya. Etika profesi kehumasan dapat menciptakan hubungan sinergis antara
organisasi dengan kliennya. Pelayanan terhadap klien seharusnya dapat menjadi
perhatian khusus oleh Public Relation karena sebagai fungsi menejemen yang berada di
organisasi atau perusahaan peran humas dan hubungannya sangat dekat dengan klien dan
bahkan menjadi pihak penengah antara organisasi dengan kliennya.
Menurut Edward L.Bernays humas memiliki fungsi sebagai berikut :
1. memberikan penerangan kepada publik,
2. melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik
3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap
dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.
Kesan (image),kesan disini berarti "gambaran yang diperoleh seseorang tentang
suatu fakta sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengertian mereka (terhadap suatu
produk, orang, atau situasi)".
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang humas haruslah
memiliki etika, bertindak secara professional, dan menunjukan sikap etis dalam
kehidupan sehari-hari. Seorang humas juga harus menguasai etika-etika umum
keprofesionalitasan dan etika-etika khusus seorang humas pada khususnya. Seorang
praktisi humas harus memiliki rasa kemandirian, rasa tanggung jawab terhadap
masyarakat dan kepentingan umum, kepedulian nyata terhadap kompentensi dan
kehormatan profesi ini secara menyeluruh, kesetiaan yang lebih tinggi terhadap standar
profesi dan sesama profesional daripada kepada pihak yang memberi pekerjaan
kepadanya pada saat itu. Seorang profesional humas harus mampu bekerja atau bertindak
melalui pertimbangan yang matang dan benar, yaitu dapat membedakan secara etis mana
yang dapat dilakukan dan mana yang tidak, sesuai dengan pedoman kode etik profesi
yang disandang.
Jadi etika dalam industri kehumasan sangatlah penting. Etika sebagai kontrol bagi
diri pribadi seorang humas juga sebagai kontrol dalam industri kehumasan itu sendiri.
Tanpa adanya etika, maka profesi humas tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Selain itu pelaksanaan etika dalam indutri humas akan menciptakan sinergi atau
hubungan yang baik antara perusahaan atau organisasi dengan kliennya.
BAB.III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etika dalam industri kehumasan sangatlah penting.dengan adanya etika dalam
humas menjadikan kontrol bagi pribadi humas maupun bagi industri kehumasan itu
sendiri. Tanpa adanya etika seorang humas akan bertindak semaunya sendiri, bertingkah
laku sesuai keinginannya sendiri.tanpa adanya aturan yang membatasinya.tanpa adanya
etika profesi dalam industry kehumasan akan banyak kecurangan-kecurangan yang
dilakukan, akan banyak kebohongan-kebohongan yang diciptakan untuk menutupi
kesalahan perusahaan atau organisasi.
Selain itu etika juga dapat berperan untuk mengukur dan melihat profesionalisme yang di
miliki pribadi humas,karena etika dalam sebuah profesi berkaitan pula dengan
profesionalitas dari profesi itu sendiri. dapat mengimplementasikan etika dan etiket
dalam setiap langkah dan setiap kegiatan humas.
Oleh karena itu dalam industri kehumasan sikap atau etika yang baik,wajib
dimiliki oleh seorang humas. Maka bagi seseorang dalam industri kehumasan sangatlah
penting unuk memiliki pemahaman mengenai etika karena menyangkut penampilan
(profile) dalam rangka menciptakan & membina citra (image) organisasi yang
diwakilinya.karena industry humas meliputi pengertian dan menuju kepada kemauan baik
dan reputasi, yang tergantung kepada kepercayaan. maka berlaku jujur adalah jalan yang
terbaik, karena hubungan masyarakat tidak akan berjalan tanpa adanya
kepercayaan.selain itu pula etika dapat berperan dalam pembuktian profesionalitas yang
dimiliki oleh pribadi humas itu sendiri
Daftar Pustaka
Muslimin, Drs 2004 hubungan masyarakat dan konsep kepribadian, malang :UMM pressSoemirat, soleh,2008, Dasar-dasar politik Relaton. Bandung, Renjani rosda karyaFrank Jenkis, daniel yadin 2003. Publik relation. Jakarta: Tune Erlangga