evaluasi bahasa yang baik dan benar

40
Evaluasi (Bahasa yang Baik dan Benar) 1. Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan sikon (situasi dan kondisi) dan siapa teman bicara. 2. Faktor-faktor penentu di dalam berbahasa yang baik : Faktor budaya Penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi kuat dipengaruhi oleh budaya masing-masing individu yang terlibat, baik sebagai komunikator maupun komunikan. Sosial Aspek yang berbeda dan beragam khasanah pengetahuan diperolah seseorang individu pada suatu kelompok masyarakat yang berbeda diperoleh saat mereka belajar menggunakan bahasa yang sesuai dengan komunitasnya. Agama Dengan mempelajari agama, kita mengetahui apa itu agama, aturan dalam agama dan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama dapat dipelajari dengan menggunakan bahasa. Politik Bahasa merupakan kekuasaan dan sangat berperan dalam mencapai tujuan nasional maupun intenasional bangsa. 3. Contoh pemakaian bahasa yang baik : Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR? Rino : Sudah saya kerjakan, Pak. Pak guru : Baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan. Rino : Terima kasih, Pak, akan segera saya kumpulkan.

Upload: irwan-syah

Post on 24-Nov-2015

140 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Evaluasi (Bahasa yang Baik dan Benar)1. Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan sikon (situasi dan kondisi) dan siapa teman bicara.2.Faktor-faktor penentu di dalam berbahasa yang baik : Faktor budayaPenggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi kuat dipengaruhi oleh budaya masing-masing individu yang terlibat, baik sebagai komunikator maupun komunikan. SosialAspek yang berbeda dan beragam khasanah pengetahuan diperolah seseorang individu pada suatu kelompok masyarakat yang berbeda diperoleh saat mereka belajar menggunakan bahasa yang sesuai dengan komunitasnya. AgamaDengan mempelajari agama, kita mengetahui apa itu agama, aturan dalam agama dan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama dapat dipelajari dengan menggunakan bahasa. PolitikBahasa merupakan kekuasaan dan sangat berperan dalam mencapai tujuan nasional maupun intenasional bangsa.3.Contoh pemakaian bahasa yang baik :Pak guru :Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?Rino :Sudah saya kerjakan, Pak.Pak guru:Baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.Rino :Terima kasih, Pak, akan segera saya kumpulkan.4.Bahasa yangbenar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.5.Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa).Faktor-faktor penentunya :1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimatyang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. 5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif (pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca sesuai maksud aslinya).

Evaluasi (Ragam Bahasa)1.Menurut golongan penutur, ragam bahsa dibagi menjadi : Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bahasawan ditempat tertentu. Ragam Terpelajar Ragam Resmi dan Tak Resmi - Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan-pertemuan, peraturan-peraturan, dan undangan-undangan. - Ragam takresmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi takresmi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi. Menurut jenis pemakaian bahasa, ragam bahasa dibagi menjadi : Ragam politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Ragam hukum Ragam jurnalistik ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persurat-kabaran (dunia pers atau media massa cetak). Ragam sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif dan inovatif. 2.Ragam daerah atau dialek adalah cara berbicara yang hanya dipakai di daerah-daerah tertentu, yang dapat berupa nada berbicara, tambahan kata-kata, dll.Contoh (Ragam bahasa daerah Gorontalo) : Jangan begitu, uti!Kata uti merupakan tambahan kata yang hanya digunakan oleh orang-orang yang berada di Gorontalo.3.Contoh ragam bahasa menurut pendidikan formal, yaitu : Film bukan pilem Fitnah bukan pitnah Kompleks bukan komplek4.Sikap penutur : Dipengaruhi oleh umur, kedudukan, dan keakraban. Suasana kaku, adab, dingin, hambar, hangat, akarab, dan santai. Contoh ragam berpendidikan disbanding dengan yang kurang berpendidikan. Permasalahan, tujuan.5.Ragam bahasa menurut jenis pemakaian, yaitu : Berdasarkan Pokok PersoalanMisalnya :diagnosis, USG dipakai dalam bidang kedokteranRagam bahasa berdasarkan pokok persoalan dibedakan adanya ragam bahasa bidang agama, politik, militer, tehnik, kedokteran, seni, dan sebagainya. Berdasarkan Sarana (Tulisan dan Lisan)Misalnya:Ari bilang kalau kita harus belajar (lisan)Ari mengatakan bahwa kita harus belajar (tulisan) Berdasarkan Pengaruh Gangguan PencampuranMisalnya:Bahasa Indonesia yang kebelanda-belandaan

Evaluasi (Ragam Baku)1. Sifat Ragam Baku beserta contoh : Kemantapan dinamis, mempunyai kaidah dan aturan tetap/tidak berubahcontoh: kata yang berlawanan ktsp bila diberi imbuhan akan luluh kecuali kluster (double konsonan) dankata serapan :me+sapumenyapume+sukses menyukseskanme+cucimencucime+curimencurime+koordinasi mengoordinsime+pesonamemesoname+traktir mentraktirme+klarifikasi menklasifikasikanme+suport mensuportme+suplai menyuplai Bersifat kecendekiaanPerwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran dan pemikiran yang logis dan masuk akal. KeseragamanAdanya penyeragaman kaidah dan ketentuan dalam bahasa Indonesia.2.a.Ejaan :- Apotek bukan Apotik-Atlet bukan Atlit-Durian bukan Duren-Insaf bukan Insyafb.Kosakata :-Pekerjaan itu sedikit macet disebabkan karena keterlambatan dana yang diterima.-Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.c.Tatabahasa :-Rencana ini sudah sampaikan kepada direktur.-TKI yang akan dikirim ke luar negeri harus memiliki paspor.Evaluasi1.Sejarah perkembanagan Bahasa Indonesia :-Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Mashuri.-Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin bagi bahasa Melayu ("Rumi" dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) dan bahasa Indonesia. Di Malaysia, ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).-Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas.2.Huruf kapital digunakan pada huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata gantinya. Ini dimaksudkan untuk membesarkan dan menghormati nama Tuhan, serta sebagai penanda bahwa Tuhan itu adalah sesuatu yang beda dan lebih besar daripada manusia sebagai makhluk-Nya.3.Contoh penggunaan huruf kapital :-Mahaputra (nama gelar kehormatan, tanpa nama orang)-Raden Ajeng (nama gelar keturunan)-Haji (nama gelar keagamaan, tanpa nama orang)-Tuhan Yang Maha Esa (nama keagamaan)-Islam (nama keagamaan)4.Contoh penulisan nama jabatan : Presiden Susiolo Bamabang Yudhoyono5.Penulisan huruf miring dapat digunakan untuk : Menuliskan nama buku majalah dan surat kabar yang dikutip dari karangan; Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok kata; Menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Evaluasi1.Hal-hal perlu diperhatikan oleh penulis dalam pemilihan kata, yaitu : Membedakan dengan cermat kata-kata denotasi & konotasi Mencermati, kata-kata yang bersinonim Memperhatikan pergeseran atau perubahan makna kata yang terjadi Mencermati pemakaian kata abstrak & konkret Mencermati pemakaian kata-kata teknis & populer Memperhatikan kata-kata umum &khusus Menggunakan kata dengan hemat Mewaspadai penggunaan kata-kata yang belum umum dipakai Berhati-hati menggunakan kata baku & tidak baku Menggunakan majas secara cermat 2.a.Menandai (yang digaris bawahi) diksi yang kurang tepat :Setelah lebih dari setengah abad Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, banyak sudah berbagai kemajuan yang sudah dicapai.Meskipun demikian, rasanya kita perlu berkaca sejenak, adakah sesuatu yang perlu kita korek yang dapat mengganggu dicapainya cita-cita bangsa.Dalam proses mencapai cita-cita nan luhur itu, masyarakat terkandang-kandang mengkait-kaitkannya dengan hal-hal yang mistisme. Maraknya ramalan politik akhir-akhir ini bisa berakibat membikin bingung masyarakat. Hal ini pun sebetulnya menandakan adanya kebutuhan berpikir rasional dari sang peramal. Namun, meskipun ramalan-ramalan itu banyak yang melesat, diperkirakan akan tetap saja hidup. Kenyataan menunjukkan banyak orang yang terpengaruh dengan Jangka Jayabaya dan Pujangga Ronggowarsito. Di dalam sejarah Babad Tanah Jawa, terkait sebuah nama akhiran dengan kalimat Noto Nagoro. Makanya menunjukkan isyarat akan adanya tiga orang satria yang menjadi pemimpin Indonesia. Ketiganya mendapat jejuluk Satrio Kinujoro (Presiden Soekarno), Satrio Mukti Wibowo (Presiden Soeharto), dan Satrio Pinggit, yang sampai saat ini masih sedang ditunggu-tunggu.b.Revisi diksi :-memproklamirkan diganti dengan memproklamasikan-sudah pertama dihapus, sudah kedua diganti telah-rasanya diganti sepertinya-korek diganti kaji-dicapainya diganti tercapainya-nan diganti yang-terkandang-kandang diganti tekadang-mengkait-kaitkannya diganti mengaitkannya-berakibat dihilangkan membikin diganti membuat sebetulnya diganti sebenarnya namun dipindahkan ke sebelum diperkirakan melesat diganti meleset makanya diganti sehingga jejuluk diganti julukan sedang dihilangkan

Evaluasi (memperbaiki teks)Gagap bukanlah penyakit, melainkan suatu gangguan atau kelainan bicara yang dapat disembuhkan. Seseorang dikatakan gagap bila dalam berbicara sering mengalami gangguan kelancaran, bicaranya tersendat-sendat, mengulang-ulang, atau memeprpanjang ucapa beberapa suku kata, dengan disertai menegangnya otot-otot pada beberapa bagian, misalnya pada otot muka, bibir, dan leher.Pada umumnya, gagap disebabkan oleh dua hal. Pertama, gagap organik yang disebabkan oleh kelainan pada susunan saraf pusat atau gangguan faal alat-alat tubuh, serta adanya perlambatan fungsi kemampuan berbicara. Kedua, gagap psikologis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan kejiwaan, anak jenis gagap inilah yang banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat.Bicara gagap sering kali berlatar belakang pada masa perkembanagan anak-anak yang dalam istilah kedokteran jiwa disebut sebagai gangguan kebiasaan pada masa kanak-kanak. Gangguan ini terjadi pada masa kanak-kanak dan bukan merupakan gangguan lagi bila telah menginjak dewasa. Perkembangan pada masa kanak-kanak dibandingkan dengan masa pubertas atau dewasa, lebih banyak terjadi variasi-variasi dalam bidang biologis, psikologis, dan sosiologis. Anak-anak lebih peka terhadap variasi-variasi tersebut.Pada usia sekitar dua sampai tiga tahun, anak mulai suka berbicara dalam beberapa patah kata. Tetapi, pada masa ini kerap terjadi ketidak seimbangan antara kecepatan berpikir dengan kemampuan berbicaranya. Anak ingin bicara banyak, namun kemampuan yang dimilikinya belum mendukung, apalagi kalau yang diungkapkan itu berkaitan dengan perasaan gagapnya, maka semakin tampak jelas. Setelah beberapa waktu, terjadi keseimbangan berbicara, gagap akan hilang dengan sendirinya. Di saat anak masuk sekolah dasar, ia akan menjumpai berbagai hambatan emosional. Ada peraturan kelas, ada tugas yang harus dilakukannya yang menyita waktu bermainnya, ada orang-orang asing yang mesti dihadapinya, dan sebagainya. Keadaan ini sering membuat anak tertekan atau gugup, sehingga bicara gagap. Sementara itu, pada waktu atau lidah belum lancar benar, itulah sebabnya pada masa ini anak mudah berbicara gagap. Kegagapan pun sering kali disebabkan oleh rasa takut dan cemas secara berlebihan tanpa ada alasan tertentu. Pada penderita gagap, baik anak-anak atau pun yang mulai menginjak dewasa, hampir selalu dihinggapi oleh perasaan tertekan atau stes yang tidak jelas ujung pangkalnya.Bertolak dari penjelasan di atas, gagap biasanya tidak timbul di sepanjang usia, atau ada usia-usia tertentu di mana terdapat kecenderungan untuk bicara gagap. Hal ini berkaitan erat dengan masa perkembangan dan penyesuaian diri yang sedang dihadapi. Pada masa peka inilah, kecenderungan menggagap sering muncul.Pada anak-anak, perlakuan orang tua atau orang-orang yang berpengaruh di matanya akan menentukan kondisi gagap. Selanjutnya, orang tua, guru, atau kakak yang selalu mengkritik, meledek, menertawakan, atau memaksa anak untuk mengucapkan kata-kata yang benar disertai dengan ancaman bila tidak berhasil melakukannya akan menjadikan semakin malu, tertekan, tidak percaya diri, dan menambah beban emosionalnya. Akibatnya, anak semakin enggan berbicara atau kalau pun berbicara, dia lakukan secara cemas dan takut. Hal ini jelas akan sangat menghambat kertetatihan anak berbicara, sehingga gagap anak pun tidak mustahil akan berkepanjangan.Sebenarnya, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kegagapan ini. Di antaranya adalah membiasakan anak bangun pagi, di udara terbuka dia bernapas dalam-dalam untuk menghimpun udara sebanyak-banyaknya untuk kemudian dihembuskan dalam-dalam. Ada pula cara lain, yaitu merangsang anak untuk berbicara dengan keras dan jelas, kalau perlu seorang diri di depan cermin, misalnya seolah-olah berbicara dengan seseorang. Kata-kata yang diucapkan biasanya terburu-terburu dan sukar dikendalikan, usahakan agar dia bersikap tenang sebelum berkata-kata, mula-mula gunakan bibir sesuai dengan kata-kata yang diucapkan ulangi kata-kata tadi dengan mengeluarkan suara keras dengan tekanan suara yang rendah dan irama yanmg mendatar. Cara terakhir, mintalah bantuan ahli untuk mengatasinya. Selain itu, oaring tua atau orang-orang sekitar anak hendaknya memberikan perlakuan yang bijaksana yang dapat meringankan beban psikologis anak.Jadi, gagap bukanlah penyakit melainkan gangguan bicara yang deisebabkan oleh faktor organik atau psikologis yang dapat disembuhkan, atau paling tidak diminimalkan frekuensi pemunculannya.

Pertanyaan-pertanyaan (essai) :1.Karangan di atas membahas tentang masalah kegagapan (yang lebih utama kegagapan pada anak), yaitu mencakup perngertiannya, penyebab, dan cara mengatasinya.2.Tujuan dari karangan di atas adalah untuk menjelaskan kepada semua orang mengenai masalah kegagapan (yang terutama kegagapan pada anak), yaitu mencakup pengertiannya, penyebabnya, dan cara mengatasinya. 3.Karangan di atas ditujukan kepada semua orang, namun yang lebih khusus adalah orang tua, orang-orang terdekat (kakak dan keluarga-keluarga lain), dan para tetangga si penderita gagap. Selain itu juga, karangan ini juga bisa ditujukan kepada para teknisi kesehatan (dokter, perawat, psikolog, dll)4.Topik:Gangguan dalam berbicara, gagapJudul:Ancaman Gagap1. Definisi gagap1.1 Definisi gagap1.2 Ciri-ciri penderita gagap2. Jenis dan penyebab gagap2.1 Gagap organik2.2 Gagap psikologis2.3 Gangguan kebiasaan pada masa kanak-kanak2.4 Ketidakseimbangan antara kecepatan berpikir dengan kemampuan berbicara anak-anak.2.5 Hambatan emosional2.6 Rasa takut dan cemas2.7 Perlakuan orang tua dan orang-orang terdekat3. Cara mengatasi gagap3.1 Membiasakan anak bangun pagi3.2 Merangsang anak untuk berbicara dengan keras dan jelas3.3 Meminta bantuan ahli3.4 Memberikan perlakuan yang bijaksana kepada anak

EvaluasiA.1.Kalimat :Di negara-negara itu bahaya-bahayanya penyakit tersebut masih dikawatirkan akan selalu mengancam setiap waktu. Perbaikan :Di negara-negara itu, bahaya penyakit tersebut masih dikhawatirkan akan selalu mengancam setiap waktu.Penjelasan :Yang saya lakukan dalam perbaikan kalimat di atas adalah dengan menambahkan koma setelah kata negara, menghilangkan kata bahayanya, dan mengganti kata dikawatirkan dengan kata dikhawatirkan.2.Kalimat :Begitu juga dengan jaminan sosial mereka dalam bidang pendidikan merupakan salah satu faktor yang terpenting untuk dapat menjadi negara yang maju.Perbaikan :Begitu juga dengan jaminan sosial mereka dalam bidang pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjadi negara yang maju.Penjelasan :Yang saya lakukan dalam perbaikan kalimat di atas adalah dengan menghilangkan ter pada kata terpenting dan menghapus kata dapat.B.1.Gagasan utama :Pengalihan pengetahuan secara internasional bukanlah syarat yang mencukupi untuk membangun suatu kerangka intelektual bagi modernisasi dan pembangunan suatu bangsa.Jenis Kesatuan :Paragraf induktif2.Gagasan utama :Fungsi utama pendidikan akademis adalah mengembangkan daya pikir mahasiswa.Jenis Kesatuan :Paragraf deduktif

C.a.Beberapa definisi dari kesehatan : Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Menurut Undang-undang Kesehatan RI, kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.b. Gizi secara klasik, yaitu hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh). Namun, istilah gizi sekarang, selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas kerja.c.Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal sehingga bisa meningkatkan resiko kesakitan dan kematian. Klasifikasi hipertensi sendiri dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan darah yang mengakibatkan eningkatan risiko penyakit janting dan pembuluh darah. Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 135/85 mmHg dan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dianggap sebagai hipertensi.d.Anemia adalah penyakit yang diakibatkan oleh rendahnya kadar hemoglobin (Hb) sampai di bawah batas normal. Anemia bisa juga disebabkan oleh kehilangan darah dalam jumlah banyak akibat kecelakaan, karena ketidakmampuan tubuh memproduksi sel darah merah yang cukup, dan bisa juga disebabkan oleh kelainan bawaan atau genetik (keturunan).

Evaluasi (kalimat efektif)1.Hal yang lebih penting dan aktual yang harus kita perhatikan dalam masyarakat Irian Jaya ialah kemiskinan, keterbelakangan, keterpencilan, ketertutupan, dan keterancaman dari kondisi alam dan medan yang berat, keras, dan bengis.2.Padahal setiap proyek PIR apa pun jenisnya harus mempunyai sasaran pokok, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yakni pemecahan masalah ketanagakerjaan, serta peningkatan produksi dan ekspor komoditi nonmigas.3.Gairah umat Islam perlu ditingkatkan untuk melaksanakan pembangunan, meningkatkan kerukunan anatar umat beragam, mengokohkan persatuan bangsa, dan membantu pemerintah menanggulangi faktor negatif dari saingan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.4.Selain dianjurkan kepada wanita untuk menggeser pelaksanaan perkawinan dari 16 tahun menjadi 20 tahun ke atas, langkah lain adalah melalui pendidikan, pengsejajaran kelahiran anak, dan penurunan angka kematian sebagai rangsangan untuk penurunan tingkat kelahiran.5.Untuk mencari pemecahannya akan dimulai dengan meninjau kurikulum 1975, kemudian diteliti kesukaran atau hambatan yang ditemui dalam menerapkannya, kemudian melangkah ke alternatif memecahkannya.

Latihan1. Tujuan pembentukkan alinea adalah : Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal 2. Syarat-syarat pembentukkan alinea, yaitu :a.Ketepatan Pemilihan KataPemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Pemakaian kata dia, misalnya, tidak tepat digunakan untuk orang yang usianya lebih tua. Kata yang tepat adalah kata beliau. Demikian pula dengan menonton kata ini tidak tepat dalam paragraf yang menyatakan maksud melihat orang sakit. Dalam hal ini kata yang harus digunakan adalah mengunjungi, menjenguk, atau menengok. Untuk itulah diperlukan penguasaan perbendaharaan kata, terutama kata-kata yang bersinonim. Dengan banyaknya menguasai kata bersinonim mudahlah bagi kita dalam menggunakan kata-kata yang tepat.b.KesatuanTiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.c.KoherensiSyarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.3.Empat macam cara untuk menempatkan sebuah kalimat topika)Paragraf DeduktifParagraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.b)Paragraf InduktifParagraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.c)Paragraf Gabungan atau CampuranPada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.d)Paragraf Tanpa Kalimat UtamaParagraf ini tidak mempunyai kalimat utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangu n paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi.4. Sepuluh metode pengembangan sesuai dengan dasar pembentukkan alinea a. Klimaks dan Anti Klimaksb. Sudut Pandanganc. Perbandingan dan Pertentangand. Analogie. Contohf. Prosesg. Sebab-Akibath.Umum-Khusus dan Khusus-Umumi. Klasifikasij. Definisi luas

Urutan yang benar (edabcf) :e.Dilihat dari sudut tersebut, karangan ini terutama akan meninjau masalah pembakuan bahasa Indonesia.d.Telaah ini temasuk bidang linguistik deskriptifa.Di samping itu pembakuan bahasa itu, juga mengenal telaah luar yangb.Menyangkut fungsi bahasa baku dalam suatu masyarakat dan sikap masyarakat itu terhadap bahasa yang baku itu.c.Masalah pembakuan bahasa itu mengenal telaah dalam, yang menyangkut sistem bahasa itu sendiri, misalnya di bidang ejaan, tatabahasa, tatanama, tataistilah serta perkamusan.f.Telaah yang terakhir ini termasuk bidang sosiolingustik atau linguistik sosial.

Evaluasi (Kerangka Karangan)1. Tujuan dan manfaat membuat kerangka karangan, yaitu : Tujuan dari pembuatan ouline atau kerangka karangan adalah agar kita dapat membuat kerangka karangan yang baik, benar dan logis, kita dapat membedakan mana yang gagasan utama dan mana yang termasuk gagasan tambahan dan kita juga menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih. Manfaat dari penulisan kerangka karangan adalah : Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan sehingga dapat dipastikan apakah hubungan dari gagasan-gagasan tersebut sudah tepat dan apakah penyajian gagasan tersebut sudah baik. Memudahkan penulis untuk menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Tujuannya agar pembaca dapat terpikat secara terus menerus maka penyusuna klimaksnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda dan pembaca pun semakin berminat membaca tulisan tersebut. Menghindari penulisan topik ganda (dua kali atau lebih). Penulisan topic dua kali atau lebih membawa pengaruh yang kurang baik. Selain membuang waktu, tenaga dan materi, juga dapat membuat pembaca bosan. Untuk itu apabila tidak dapat dihindari, maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topic akan diuraikan, sedangkan di bagian lainnya hanya ditambahkan unsure-unsur tambahannya saja. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan menggunakan rincian-rincian dari kerangka karangan, penulis dapat dengan mudah mencari data-data untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya.2. Setiap membuat kerangka karangan harus melalui tahap atau langkah-langkah agar rencana pembuatannya bisa teratur dan mudah sehingga memudahkan penulis untuk membuat kerangka karangan tersebut.Langkah-langkah untuk menyusun kerangka karangan adalah sebagai berikut :a) Rumusan Tema / masalah yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tersebut. tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.b) Langkah yang kedua adalah melakukan inventarisasi atau mengumpulkan topik-topik bawahannya yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi. Dalam hal ini penulisan boleh mencatat sebanyak-banyaknya tipik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi.c) Langkah yang ketiga adalah penulis berusaha mengadakan evaluasi pada semua topik yang telah dicatat pada langkah kedua diatas.d) Untuk mendapatkan kerangka karangan yang sangat rinci maka langkah kedua dan ketiga hendaknya dilakukan berulang-ulang untuk menyusun topic yang lebih rendah tingkatannya.e) Apabila semuanya sudah dilaksanakan maka ada satu langkah terakhir yang harus dilakukan, yaitu menentukan pola susunan yang paling sesuai untuk mengurutkan semua rincian dari tesis yang telah diperoleh dengan menggunakan semua langkah diatas. Dengan pola susunan tersebut maka akan diperoleh susunan kerangka karangan yang baik.3. Unsur-unsur karangan ilmiah, yaitu : Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).4.Syarat untuk judul karangan, yaitu :a. Asli, jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.b. Relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut.c. Provokatif (menimbulkan rasa ingin tahu orang lain untuk membaca tulisan itu).d. Singkat, tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, apat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul).e. Harus bebentuk frasa.f. Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi.g.Tanpa tanda baca di akhir judul karangan.h. Menarik perhatian.i. Logis.j. Sesuai dengan isi.5.Tujuan penulisan pengantar (kata pengantar) ini bermaksud menjelaskan tujuan dari penulisan dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yg telah membantu dalam proses pembuatan tersebut. Baiknya juga, pengantar dapat merepresentasikan tujuan penulis untuk meminta teguran, usulan dan pengarahan dari para pembaca tersebut agar dapat menjadi lebih baik lagi.6. Perbandingan isi pengantar dan pendahuluan :Pendahuluan seharusnya jangan terlalu panjang. Meski sulit memberikan pedoman yang pasti, namun biasanya satu sampai dua halaman.. Satu halaman untuk artikel yang pendek (sekitar 10 sampai 12 halaman) atau dua halaman untuk artikel yang lebih panjang.Tujuan menulis pendahuluan adalah mengantarkan pembaca kepada isi artikel. Sedangkan, kata pengantar merupakan bagian dari makalah,skripsi, maupun karya ilmiah yang lainnya. Kata pengantar makalah yang baikyaitukata pengantaryang mencakup isi dari keseluruhan makahnya. yang membahas apa yang sebenarnya dibahas pada makalah. Di dalamkata pengatar,kita bisa menuliskan usapan terima kasih kepada siapa saja yang pernah terlibat dalam pembuatan makalah.7. Bagian penyajian atau bagian pembahasan (isi) merupakan tubuh karangan yang mempunyai bagian yang sangat esensial. Dalam bagian ini terdapat semua masalah yang dijabarkan secara sistematis. Artinya, dalam penyusunan, harus beraturan dan konsisten. Pembagian bab ke sub bab harus sesuai dengan tingkatan-tingkatan yang sederajat. Bagian isi meliputi : Latar Belakang Perumusan Masalah Ruang Lingkup Masalah Tujuan Penulisan Metode Penelitian Sistematika Penulisan Bab Pembahasan Bab Kesimpulan dan Saran8.Perbedaan antara penutup dan kesimpulan, yaitu penutup itu memiliki ruang cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan kesimpulan, karena kesimpulan merupakan bagian dari penutup itu sendiri. Penutup dapat terdiri dari Kesimpulan dan Saran.9.Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan ke dokumen utama. Lampiran biasanya berisi data-data tambahan yang mungkin terlalu banyak bila disertakan pada teks utama atau penjelasan lebih lanjut mengenai topik tertentu.10.Contoh kerangka karangan ilmiah :Topik :Penggunaan kompor briket batubaraJudul :Dilema Penggunaan Kompor Briket Batubara dan PenanggulangannyaTujuan :Memperoleh jalan keluar dari dilemma penggunaan kompor briket batubara dengan meningkatnya pencemaran.Rumusan Masalah :Upaya apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar tanpa menimbulkan masalah baru.Aspek yang Diteliti : Kebutuhan bahan bakar masyarakat Indonesia Sumber bahan bakar di Indonesia Cadangan bahan bakar di Indonesia Kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini berkaitan dngan kebutuhan dan penggunaan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar alternatif. Efek negatif batubara sebagai bahan bakar alternatif. Jalan keluar atas dilemma penggunaan kompor briket batubara.

Metode Penelitian :Studi pustaka survei melalui wawancara dan penyebaran angket.Literatur :Cinningham, W.P. 1999. Environment Science : A Global Concern. Fifth Edition. Mc Graw, Boston.Kuphella, C.E. 1993. Environment Science : Living In The Environment. Brooks Cole Publishing Company, Pacific Grove, CA. Raven, P.H. 1998. Environment Second Edition. Saunders College Publishing, Forthworth, FL.Tribun Bandung, Minggu (16 Oktober 2005), hal 2.

Evaluasi (Tulis Karangan)1. Karya ilmiahadalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.2. Paper adalah karya ilmiah yang ditulis berdasar informasi dari pengalaman dan diperkaya dengan referensi buku, koran, majalah, jurnal yang isinya berkait. Sedangkan, skripsi adalah karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana (S1) pada akhir studi.3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yangdiwajibkansebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. skripsi adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai bagian untuk mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi inilah yang juga menjadi salah satupembeda antara jenjang pendidikan sarjana (S1) dan diploma (D3). Sedangkan, tesis adalahkarya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program Magister (S2). Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam Ilmu Pendidikan.4. Langkah-langkah membuat skripsi, yaitu : Menetukan tema yang akan dipilh. Judul tema sebaiknya dibuat dengan menggunakan kalimat yang simple tapi membuat orang tertarik untuk membaca. Menentukan susunan kerangka teoritis bab. Dengan membuat kerangka teoritis akan membantu kita mengacu pada susunan kerangka dan tidak melenceng dari tema yang ditentukan. Menganalisi fakta dan pembahasan. Dalam hal ini penting sekali mengutamakan fakta-fakat dan data yang diperoleh dari hasil riset. Tapi jangan lupa untuk menuliskan pandangan kita mengenai tema yang sedang dibuat. Jika memungkinkan dapat juga mencanyumkan pendapat-pendapat dari pihak-pihak yang berkaitan denagn tema. Membuat penutup skripsi. Hasil akhir dadri sebuah tulisan dan penelitian haruslah memberi sesuatu yang terbaik, karena itu jangan lupa untuk memberikan kesan akhir yang baik. Dapat pula memberi kesimpula dan saran-saran yang membangun.5.Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topic atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting sekali dalam metode ilmiah untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian dan untuk mengetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai kemana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang pernah dibuat.6.Judul dapat dituliskan apabila kita telah menentukan topik dari tulisan kita. Selain itu, judul juga bisa dituliskan setelah kita menyelesaikan keseluruhan dari tulisan kita, karena judul itu harus sesuai dan relevan dengan isi tulisan.7.Syarat-syarat data eksperimen yang baik adalah : Data harus objektif, yaitu data menunjukkan sesuatu yang apa adanya. Data harus valid, yaitu data memiliki kesesuaian yang tinggi dengan kenyataan yang ada. Data harus reliable, yaitu data memiliki ketetapan yang tidak berubah pada setiap waktu.8.Book ReportJudul Buku : Bahan Kimia dalam Makanan dan MinumanPenulis : Nursanti Riandini, STPenerbit :Shakti AdiluhungCetakan : I, 2008Tebal : 32 halamanBuku ini membahas jenis-jenis zat aditif, dengan membaginya menurut kegunaannya, yaitu sebagai bahan pemberi rasa, bahan penyedap rasa dan penguat aroma, bahan pemberi warna, dan bahan pengawet. Dalam pembahasannya pun dipisahkan antara bahan alami dan bahan buatan.Pembahasan tiap jenis zat aditif meliputi sumber zat aditif tersebut, fungsinya dalam penambahan bagi makanan, dan kemudian tentang senyawa atau molekul kimia yang terkandung dalam zat tersebut. Dalam pembahasan zat aditif buatan, juga ditambahkan informasi mengenai nama ilmiah / nama kimia dan beberapa nama dagang zat tersebut, juga disertai perbandingan dengan zat alami yang sejenis, dan efeknya bagi tubuh jika digunakan secara berlebih. Pada beberapa zat yang berbahaya juga disertai Peraturan Menteri Kesehatan yang melarang penggunaan zat aditif tersebut.Organisasi karangan dalam buku ini tidak rumit, runtut berpola seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga tidak berputar-putar dan mudah dimengerti. Dalam pembagian zat aditif dijelaskan dengan poin sehingga tidak membingungkan.Bahasa yang digunakan dalam buku ini merupakan campuran sebagian besar bahasa ilmiah (denotatif) dan sebagian kecil bahasa konotatif dalam penjelasan mengenai sumber zat aditif. Beberapa bahasa ilmiah yang digunakan memang agak asing, seperti istilah ilmiah zat aditif dan nama-nama zat aditif yang agak rumit. Tetapi, kata-kata lainnya dapat dengan mudah dimengerti.Penyajian buku ini cukup menarik. Tidak terlalu besar, setiap halamannya berwarna, dan dalam penjelasannya disertai gambar-gambar yang dapat memvisualisasikan zat aditif yang dijelaskan. Gambar-gambar yang ada juga tidak hanya gambar umum zat aditif, tetapi juga gambar struktur molekul yang terdapat dalam zat aditif tersebut.Menurut saya, buku ini cukup baik, karena merupakan buku ilmiah yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat juga dibaca dan dimengerti khalayak umum. Buku ini juga berisi pengetahuan yang sangat penting yang besar pengaruhnya dalam hidup kita, yaitu terutama tentang zat aditif buatan dalam makanan yang harus dihindari beserta bahaya-bahaya yang dapat timbul jika zat tersebut dikonsumsi secara berlebih.Buku ini menunjukkan implementasi kimia yang selama ini dipelajari secara teori dalam kehidupan sehari-hari beserta dampak dari bahan kimia yang terdapat dalam makanan dan minuman kita sehari-hari. Dapat dibaca semua orang, karena makanan dan minuman adalah hal yang tidak terelakkan dalam kehidupan manusia.9.Pendahuluan :Makanan dan minuman merupakan kebutuhan utama dalam hidup. Makanan dan minuman yang bergizi sangat membantu menunjang aktivitas hidup manusia. Namun, ternyata dibalik makanan dan minuman ini, terdapat sesuatu yang justru dapat mempengaruhi kehidupan, yaitu zat aditif yang ditambahkan pada makanan dan minuman yang kita konsumsi.Zat aditif adalah bahan alami atau bahan buatan yang ditambahkan atau dicampurkan pada makanan dengan tujuan memperbaiki karakter pangan agar kualitasnya meningkat. Zat aditif dapat dibagi dua, yaitu aditif sengaja dan aditif tidak sengaja.

a.Topik:Perkembangan berbicara anak, autisme infantil.Tujuan:Memberikan informasi kepada pembaca mengenai masalah autisme infantil, mencakup pengertian, ciri-ciri, penyebab, dan penanganannya.b.Topik: Perkembangan berbicara anak, autisme infantilJudul:Hati-Hati Anak Telambat Berbicara1. Definisi autisme infantil1.1 Definisi autisme infantil1.2 Ciri-ciri autisme infantil2. Perkembangan autisme infantil2.1 Autisme infantil di Indonesia2.2 Perbandingan laki-laki dan perempuan penderita autisme infantil3. Penyebab autisme infantil3.1 Kelainan cerebellum atau otak kecil3.2 Gangguan pusat emosi (sistem limbik)4. Terapi autisme infantil4.1 Terapi yang cepat dan tepat4.2 Usia yang paling bagus untuk mendapatkan terapi4.3 Terapi yang intensif4.4 Perlakuan yang penuh kasih sayangc.Metode-metode : Definisi, karena pada wacana tersebut si penulis menjelaskan tentang pengertian dari autisme infantil. Sebab-akibat, karena pada wacana tersebut si penulis menuliskan tentang penyebab dari autisme infantil. Khusus-umum, karena si penulis menuliskan kesimpulan pada bagian akhir dari wacana.

1.Wacana tersebut termasuk contoh karangan argumentasi karena di dalam karangan tersebut memuat berbagai pendapat dari si penulis yang disertai dengan penjelasan dan alasan yang kuat dengan maksud agar si pembaca bisa terpengaruh. Pendapat-pendapat ini banyak dituliskan si penulis di dalam paragraf terakhir dari wacana tersebut.2.Topik karangan tersebut adalah hubungan seks pranikah, baik di kalangan remaja maupun dewasa.3.Metode-metode : Perbandingan, karena di dalam wacana si penulis membandingkan anatar seks pranikah pada remaja dengan pada dewasa. Sudut Pandangan, karena di dalam wacana si penulis memasukkan beberapa pendapatnya. Analogi, karena si penulis memasukkan beberapa analogi di dalam wacana tersebut.4.Topik:Hubungan seks pranikahJudul:Sebelum Terlambat, Belajarlah ke AS1. Permasalahan seks pranikah di Amerika1.1 Seks pranikah merupakan masalah sosial1.2 Seks pranikah di kalangan dewasa1.3 Seks pranikah di kalangan remaja2. Penelitian mengenai seks pranikah di Amerika2.1 Pendapat warga terhadap seks pranikah pada remaja dan dewasa2.2 Angka melahirkan di luar nikah pada remaja dan dewasa2.3 Angka aborsi di luar nikah di kalangan remaja dan dewasa2.4 Angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja dan dewasa 3. Seks pranikah di Indonesia3.1 Seks pranikah sudah tidak asing lagi3.2 Indonesia akan menghadapi kerusakan kepribadiannya