evaluasi dan terapi oklusal pada penyakit periodontal.doc
DESCRIPTION
oklusiTRANSCRIPT
Tugas Kelompok Semester Pendek Periodonsia 2
Evaluasi dan Terapi Oklusal pada penyakit Periodontal
Kelompok 10:Fardian Santoso 020810249Desy Eka Putri 020810252
DEPARTEMEN PERIODONSIAFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pemahaman tentang prinsip-prinsip oklusi serta hubungan dengan kesehatan
mulut dan penyakit adalah penting untuk semua dokter gigi. Secara historis, hubungan
oklusal telah dianggap sebagian besar dari morfologi daripada hubungan dengan
perspektif biologis. Pemahaman yang berkembang mengenai keunikan kerentanan
masing-masing individu terhadap periodontitis menantang dokter untuk membedakan
banyak faktor yang dapat mempengaruhi atau mengubah seorang pasien untuk
mengalami penyakit periodontal. Tuntutan fungsional dari oklusi dapat jatuh baik di
dalam atau dapat melebihi toleransi dan adaptasi dari periodonsium dan sistem
pengunyahan seluruh. Tanggung jawab dokter adalah menilai dan menafsirkan oklusi
tiap pasien pada kerentanan pasein yang unik sehingga respon yang paling tepat dapat
ditawarkan.
Timbulnya ketertarikan pada oklusi serupa dengan Institut kedokteran yang
merekomendasi bahwa profesi gigi menggunakan bukti ilmiah, hasil, penelitian dan
proses konsensus formal ketika merancang pedoman praktek. Penerapan pendekatan ini
untuk bidang oklusi sudah digunakan dan kemungkinan akan terus digunakan, dan
berdampak pada praktek klinis dan peningkatan standar perawatan pasien, termasuk
perawatan pasien yang menjalani terapi periodontal yang signifikan.
Definisi kontemporer oklusi mencerminkan pentingnya hubungan struktur dan
fungsi dalam sistem biologis. Sebagai contoh, McNeill mendefinisikan oklusi sebagai
hubungan fungsional antara komponen mastikatori, termasuk gigi, jaringan penyangga,
sistem neuromuskuler, sendi temporomandibular, dan kerangka kraniofasial. Sebuah
konsekuensi penting dari definisi ini adalah bahwa oklusi adalah hubungan dinamis dan
harus didefinisikan secara fisiologis maupun morfologis. Masing-masing komponen
mastikatori sistem harus dipahami secara penuh bersama dengan potensinya untuk
adaptasi dan patofisiologi seperti halnya interaksi dengan komponen lain.
Hal tersebut didasari pada pemikiran mengenai ilmu biologi dan petunjuk praktis
untuk mengevaluasi fungsi rahang dan oklusi dalam konteks pengelolaan penyakit
periodontal.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui evaluasi dan terapi oklusal pada penyakit periodontal
1.3 Manfaat
Dapat memberikan pedoman dalam menentukan diagnosis, evaluasi hingga
terapi oklusal pada penyakit periodontal
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi oklusi
Kompleksitas mengenai konsep oklusal diperburuk oleh banyaknya definisi yang
membutuhkan heterogen terminologi dan klarifikasi. Istilah deskriptif utama yang
digunakan dalam bab ini, bersama dengan sinonim umum, didefinisikan sebagai berikut:
Maximum Intercuspation: Posisi rahang bawah berada pada posisi intercusp
yang maksimal antara gigi-gigi maksila dan mandibula. Atau diartikan keadaan
centric occlusion
Centric relation: Posisi mandibula ketika kedua pemasangan diskus kondilus
berada di posisi yang paling atas dari fossa glenoid dan terhadap kemiringan
bukit artikular dari tulang temporal.
Initial contact in centric relation: Kontak oklusal pertama di busur penutupan
sentris.
Excursive movement: Setiap pergerakan dari rahang bawah jauh dari
intercuspation maksimal.
Laterotrusion: Gerakan rahang bawah lateral ke kanan atau kiri dari
intercuspation maksimum atau working movement
Working Side :Sisi baik lengkung gigi yang sesuai ke sisi mandibula bergerak
menjauh dari garis tengah.
Nonworking Side : Sisi baik lengkung gigi yang sesuai dengan sisi rahang
bawah yang bergerak ke arah garis tengah juga disebut sisi balancing.
Protrusion: Gerakan anterior rahang bawah dari intercuspation maksimum.
Retrusion: Gerakan posterior mandibula.
Guidance: Pola menentang kontak gigi saat buang yg berpenyimpangan dari
mandibula. Gigi melakukan kontak penyebab pemisahan pada gigi lain, yang
disebut disclusion.
Interference: Setiap kontak, dalam busur penutupan relasi relasi, dalam
intercuspation maksimum, atau dalam penyimpangan/ eksursi yang mencegah
permukaan oklusal yang tersisa dari mencapai kontak stabil. Kontak ini juga
disebut supracontact.
Gambar 2.1 Posisi normal, working side dan balancing side
2.2 Fungsi Anatomi dari Sistem Mastikatori
Suatu pemahaman dasar dari fungsi oklusal yang ditinjau dari pandangan
biologis terdiri dari gigi, sendi temporomandibular dan otot-otot pengunyahan yang
merupakan suatu unit fungsional. Struktur ini berkembang bersama-sama selama dalam
embriogenesis maupun setelah kelahiran, dan gangguan pada satu komponen dalam
sistem akan mempengaruhi komponen lain untuk menjalani baik perubahan adaptif atau
patologis. Oleh karena itu patut untuk mempertimbangkan semua komponen yang
meliputi sistem dan interaksi fungsional sebagai bagian dari berbagai evaluasi
2. 3 Dasar biologis dari fungsi oklusal
Sekarang dikenal bahwa keadaan oklusi adalah hubungan yang dinamis yang
mencerminkan suatu keseimbangan antara berbagai komponen pada sistem
pengunyahan. Klasifikasi keadaan oklusi fisiologis adalah sebagai berikut:
1. Physiologic occlusion bila tidak ada tanda disfungsi atau penyakit serta tidak
memerlukan perawatan.
2. Nonphysiologic atau traumatic occlusion dihubungkan dengan kelainan fungsi
atau penyakit dalam kaitan dengan jaringan yang rusak dan mungkin
memerlukan perawatan. Keadaan trauma oklusal adalah kerusakan jaringan
periodontal dalam kaitan dengan kekuatan oklusal
3. Therapeutic occlusion adalah hasil dari rencana perlakuan yang spesifik terhadap
kelainan fungsi atau penyakit.
2.4 Prosedur Evaluasi Klinis
Standard pengawasan untuk evaluasi gangguan temporomandibular (TMD)
merupakan pengujian rutin. Screening ini diawali terhadap evaluasi fisik pasien untuk
memastikan bahwa perawatan dan pengujian pada prosedur berikutnya tidak
mempunyai suatu dampak yang kurang baik terhadap pemeriksaan TMD sebelumnya.
2.5 Evaluasi dan penjelasan uji TMD
1. Temporomandibular Disorder Screening Examination
Pemeriksaan skrining yang direkomendasikan meliputi sejarah kesehatan
berfokus pada pertanyaan tentang status fungsi rahang, riwayat singakt pasien,
dan pemeriksaan sepintas yang diperkirakan akan membutuhkan waktu sekitar 5
menit.
2. Interincisal Opening
Pasien diinstruksikan untuk membuka mulut selebar mungkin dengan penggaris
kemudian diukur Jarak Interinsisal dalam milimeter (mm) pada gigi anterior dari
rahang atas ke bawah
3. Opening/Closing Pathway
Pembukaan dan penutupan diamati, dan beberapa penyimpangan dari garis
tengah dibuat diagram
4. Temporomandibular Joint Sounds
Dengan tekanan, jari doletakkan pada dua sisi TMJ pasien kemudian pasien
diminta untuk membuka dan menutup rahang. Terjadi suara klik atau krepitasi.
Lokasi suara disaat siklus membuka dan menutup dan beberapa hal yang
berhubungan dengan sakit atau gangguan mekanis harus dicatat.
5. Temporomandibular Joint Tenderness
Palpasi secara bilateral pada lateral condyle untuk menentukan ada tidaknya
kelembutan TMJ. Harus dicatat mild, moderat, atau severe. Pasien diminta untuk
membandingkan antara sisi kanan dan kiri untuk kalibrasi.
6. Muscle Tenderness
Otot massester dan temporalis diuji dari dua sisi dengan tekanan jari yang
moderate. Lokasi otot yang sakit harus dilokalisir dan dicatat dengan kriteria
mild, moderate, dan severe yang disesuaikan dengan diagram anatomi.
Kebanyakan kesalahan umum adalah terletak pada kurangnya tekanan, sehingga
pasien diharapkan untuk bisa membedakan antara tidak enak dengan sakit.
Pasien juga diminta untuk membandingkan di segala sisi untuk tujuan kalibrasi
2.6 Intraoral Evaluation of Occlusion
Sebagai tambahan terhadap pengumpulan data baku terhadap hubungan
oklusal yang statis, diperlukan evaluasi oklusi fungsional. Ini meliputi suatu
penilaian terhadap stabilitas ICP, mutu pergerakan mandibular, dan mobilitas
gigi serta atrisi.
Identification of occlusal contatcs in maximum intercuspation
Pada geraham, premolar, caninus, dan incisive harus dicatat. Untuk informasi
yang lebih lengkap dan terinci pada sisi yang spesifik dari kontak ICP dapat
dilihat pada permukaan oklusal dengan memakai indikator malam atau
artikulating paper
Excursive Movements
Kualitas dari pola kontak gigi selama pergerakan dari mandibula keluar dari ICP
dapat diamati dengan menanyakan pada pasien dengan menggerakkan sampai
pada protrusion dan kiri kanan laterotrusion, Mylar strip berguna untuk
memeriksa atau membuktikan pola kontak gigi selama penyimpangan.
Tooth Mobility
Mobilitas dicatat sebagai bagian dari evaluasi awal oklusal dan digunakan untuk
memantau perubahan dari waktu ke waktu. Setelah awal kontak ringan pada
busur penutupan, pasien dapat menekan atau mengepalkan gigi, dan dokter gigi
dapat mengamati secara visual dan taktil denagn mendeteksi gerakan untuk
menentukan mobilitas. Gigi pasien juga dapat pindah ke semua ekskrusi, ketika
satu gigi dan kelompok gigi sedang dibebabni oleh gigi yang berlawanan, dan
penilaian dapat dibuat dari defleksi gigi. Melibatkan pasien melalui melihat dan
menyentuh gigi mereka sendiri selama penemuan taksi mobilitas dapat menjadi
edukasi ke pasien yang efektif.
Attrition
Gesekan didefinisikan sebagai keausan yang disebabkan oleh gigi ke kontak
gigi. Jumlah tertentu selama gesekan fisiologis adalah normal. Namun, erosi
yang dipercepat, termasuk lokasi aspek keausan yang signifikan, yang
mengindikasikan trauma oklusal yang sedang berlangsung karena pembesaran
permukaan occluding perlu diingat. Erosi yang signifikan pada gigi sering
ditunjukkan dari oklusal kroni, dan kebiasaan.
Keausan tipe ini dapat menjadi keausan yang cukup bermakna pada pasien yang
mengalami jenis mengepalkan tipe parafungsi, sehingga menghasilkan
overloading gigi pada atau dekat intercuspation maksimal. Namun pengepalkan
gigi adalah bentuk yang paling merusak dari oklusal parafungsi ke
periodontinum.
Role of Articulated Casts
Artikular pada gigi tidak mutlak diperlukan untuk evaluasi oklusi fungsional,
tetapi artikulasi dapat sangat penting untuk identifikasi kontak oklusal yang
dapat membelokkan mandibula, gigi yang bergerak, atau menyebabkan trauma
pada gigi spesifik dan pada periodonsium. Dalam kasus tertentu model mungkin
diperlukan untuk dokumentasi pretreatment pada hubungan oklusal, lokalisasi
segi yang pakai, percobaan penyesuaian oklusal, dan pemantauan perkembangan
perubahan oklusal.
2.7 Kebutuhan untuk stabilitas oklusal
1. Posisi Intercusp
Adanya kontak anterior yang nyata
Distribusi kontak posterior yang baik
Kontak gabungan antara gigi yang berlawanan
Stabilitas gigi yang menyilang
Kekuatan langsung sepanjang poros dari tiap-tiap gigi
2. Memperlancar penyimpangan pergerakan tanpa gangguan
3. Tidak ada trauma oklusi
4. Menciptakan hubungan yang baik terhadap kondisi dan fungsi oklusal
2.8 Interpretasi dan Rencana Perawatan
Tujuan umum evaluasi klinis dari sistem pengunyahan dan pemeriksaan
screening TMD adalah untuk menentukan apakah status fungsi rahang cukup normal
untuk melakukan prosedur pemeriksaan dan pengobatan tanpa merusak atau
memperburuk gejala. Oleh karena itu keputusan dari signifikansi klinis perlu
dipertimbangkan dalam keadaan ini.
Tiga kategori keadaan TMD berikut ini :
1. Status fungsi rahang berada dalam batas normal. Pasien dalam kategori ini tidak
punya keluhan atau disfungsi. Pembukaan interincisal minimal 40 mm, tidak ada
kelainan otot atau joint yang cukup berarti dan minimal suara joint
2. Ditemukan permasalahan yang ringan, terutama dengan prosedur lebarnya
pembukaan. Contoh pada beberapa lokasi mulai tampak kelembutan dari ringan
sampai moderate, atau suatu TMJ dengan klik yang ringan. Di dalam kasus ini
pasien harus memberitahukan ke dokter gigi jika ada perkembangan gejala,
perjanjian dipercepat, dan interval perjanjian lebih panjang
3. Penemuan penting perlu ditandai dengan evaluasi lebih menyeluruh. Contoh
meliputi suatu interincisal dengan membuka yang terbatas, sakit yang artinya
pada pengguna rahang, sakit otot atau gangguan pada joint.
2.9 Evaluasi oklusal
Penentuan dari pemeriksaan oklusal ditinjau pada keadaan dari definisi oklusal
secara fisiologis dan nonfisiologis. Yang paling penting untuk diperhatikan adalah
apakah oklusi memenuhi persyaratan untuk oklusal yang stabil. Meskipun persyaratan
tidak mutlak, sangat diperlukan adanya kontak bilateral yang terjadi secara bersama
dalam hubungan sentris penutupan lengkung, karena kontak sepihak memerlukan
akomodasi otot, persendian, atau gigi periodontal. Hubungan ini juga mewakili titik
akhir yang diinginkan untuk pengobatan restoratif. analisis pada gigi-gigi untuk
menentukan ada atau tidak adanya gangguan oklusal dan kondisi periodontium dapat
membantu dokter untuk memberikan informasi spesifik terhadap kerentanan pada gigi-
gigi individu dan pilihan perawatan untuk gigi yang berpengaruh. Tingkat keparahan
peridodontal jauh lebih besar daripada yang disebabkan oleh bakteri pada periodontium
yang mencerminkan trauma oklusal. Prognosis dari trauma yang meliputi gigi
dipengaruhi oleh 3 faktor :
1. Tingkat kerusakan atau luas dari kerusakan yang dialami. Apakah kerusakan
yang dialami meliputi jaringan lain di sekitar gigi, seperti jaringan lunak maupun
jaringan keras seperti tulang rahang.
2. Kualitas dan kesegeraan dari perawatan yang dilakukan setelah terjadi trauma.
3. Evaluasi dari penatalaksanaan selama masa penyembuhan.
2.10 Terapi oklusal
Urutan terapi oklusal dalam keseluruhan rencana perawatan masih tergantung
pada pengalaman pasien dan bagaimana kerentanaan terhadap periodontitis. Karena
periodontium meradang dapat mempengaruhi mobilitas, hal ini dapat mempengaruhi
penilaian gambaran klinis pada oklusi pasien. Pendekatan yang ideal mencakup
setidaknya mengembangkan tingkat terapeutik pada perawatan di rumah dan sesuai
terapi non surgical termasuk scalling dan root planning. Tujuan dari oklusal terapi
adalah untuk menetapkan hubungan fungsional yang stabil terhadap kesehatan penderita
termasuk periodontium. Berbagai prosedur untuk tujuan ini : Alat untuk terapi
interoklusal, occlusal adjustment, pergerakan gigi berkenaan dengan ortodonsi, dan
perawatan ortognati.
2.11 Peralatan Untuk Terapi Interoklusal
Alat terapi interoklusal pada umumnya dibuat dari akrilik atau resin komposit,
memiliki keuntungan untuk menyediakan cara yang reversibel dalam pengurangan
distribusi tekanan oklusal dan memperkecil kekuatan berlebihan pada gigi-gigi individu.
alat khusus untuk stabilisasi mandibular atau maxilla yang berguna untuk menyediakan
stabilitas fisik untuk pergerakan gigi. Faktor khusus dari stabilitas oklusal meliputi :
1. Kontak bilateral secara bersama-sama dalam hubungan sentris.
2. Disclusion langsung dari gigi posterior yang berkelanjutan pada semua
kunjungan.
3. Respon yang didistribusikan pada gigi anterior tanpa stres dalam setiap gerakan
yang menyimpang.
2.12 Occlusal Adjustment
Occlusal adjustment atau coronoplasty adalah pengasahan kembali permukaan
oklusal secara selektif dengan tujuan menetapkan suatu keadaan oklusi yang
nontraumatik, stabil. Peran occlusal adjustment ke dalam pengelolaan penyakit
periodontal jadi lebih kompleks sebab periodontitis dan trauma dapat mendorong
terjadinya kegoyangan gigi. Efek occlusal adjustment pada penyembuhan setelah
perawatan periodontal sangat diperlukan. Occlusal adjustment direkomendasikan untuk
ditunda sampai radang dapat diatasi, perlu dipertimbangkan waktu untuk kesembuhan
jaringan, dan evaluasi kembali. Cara melakukan occlusal adjustment ada 2 tahap yaitu
tahap pertama adalah melihat ada tidaknya trauma oklusi dan tahap kedua adalah
melakukan grinding trauma oklusi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2008. Pemeriksaan Trauma oklusi pada gigi. Available from
http://setengahbaya.info/?s=pemeriksaan+trauma+oklusi+pada+gigi. Diakses pada tanggal
5 Februari 2012.
2. Carranza, AF, Takei, HH, Newman, GM. 2002. Clinical periodontology. 10th ed.
Philadelpia: W. B. Saunders Company. p: 845 – 855.