evaluasi efektivitas pengendalian internrdetg.doc
DESCRIPTION
Evaluasi Efektivitas Pengendalian InternfdgTRANSCRIPT
EVALUASI EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA
PADA BPR CITA DEWI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi mengenai
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang bermanfat bagi
investor/kreditur dalam pengambilan keputusan dibidang ekonomi.
Investor dan kreditur memiliki kepentingan yang berbeda dengan
manajemen sebagai pembuat laporan keuangan sehingga akan
menimbulkan pertentangan kepentingan (Conflict of Interest).
Pertentangan kepentingan yang terjadi antara pembuat laporan keuangan
(intern) dengan pengguna laporan keuangan (ekstern) menyebabkan perlu
adanya keyakinan dari auditor independen bahwa informasi laporan
keuangan yang dihasilkan bebas dari bias dan kepentingan manajemen
serta netral untuk kepentingan berbagai kelompok. Untuk menambah
keandalan laporan keuangan sehingga laporan keuangan menjadi lebih
reliable maka laporan keuangan perlu diaudit oleh auditor independen.
(Boynton, Johnson.2002)
1
Audit laporan keuangan dilaksanakan oleh auditor sesuai dengan
standar audit. Standar audit yang berlaku di Indonesia adalah standar yang
ditetapkan oleh IAPI. Standar auditing dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
(1) Standar Umum, (2) Standar Pekerjaan Lapangan, dan (3) Standar
Pelaporan. Standar umum berisi mengenai syarat-syarat auditor, standar
pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan audit di tempat atau
bisnis klien, dan standar pelaporan berisi mengenai kualifikasi pelaporan
auditor. Auditor sebelum melakukan audit atas informasi laporan
keuangan harus memahami pengendalian intern yang berlaku dalam
entitas, hal ini tercantum dalam standar lapangan kedua.
Standar pekerjaan lapangan kedua, berbunyi:
“Pemahaman yang memadai atas penegndalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan [SA Seksi 319 (PSANo.69)]”.
Pemahaman auditor mengenai pengendalian internal entitas
digunakan untuk melakukan perencanaan audit sehingga dapat
mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi yang
berkaitan dengan keadaan entitas. Pengendalian internal menurut COSO,
adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen
dan personel lainnya, untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan dalam kategori keandalan laporan keuangan, kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi
operasi.
2
Auditor mengidentifikasi pengendalian dengan tujuan untuk
mencegah dan memperbaiki salah saji potensial tertentu dengan
menggunakan perangkat lunak komputer atau secara manual dengan
menggunakan daftar (check list) untuk memproses jawaban kuesioner
pengendalian intern. Hasil dari jawaban kuesioner pengendalian intern
digunakan untuk menilai apakah desain pengendalian intern sudah
memadai atau belum. Hasil penilaian desain pengendalian intern akan
digunakan oleh auditor untuk melakukan pengujian pengendalian dengan
melakukan evaluasi bukti dan membuat penilaian efektivitas untuk tiap
aseri dengan membuat perbandingan tingkat kesalahan maksimal (DUPL)
dengan tingkat kesalahan yang ditemukan (AUPL). (Mulyadi,2002)
Pengendalian internal dalam entitas merupakan bagian yang
diperlukan auditor dalam melakukan pekerjaannya sehingga entitas perlu
memiliki pengendalian internal sesuai dengan tujuannya. Pengendalian
internal juga diterapkan oleh BPR yang bergerak dalam bidang kredit
dengan tujuan agar auditor dapat mencegah risiko salah saji potensial yang
dapat terjadi sehingga tingkat resiko menjadi lebih rendah.
BPR merupakan Lembaga Keuangan yang bergerak dalam bidang
pemberian kredit. Aktivitas utama BPR adalah menghimpun dana dari
anggota dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam bentuk
pemberian pinjaman. BPR sering menghadapi permasalan dalam hal
pemberian kredit, hal tersebut berkaitan dengan penagihan piutang
sehingga akan meningktakan resiko kredit macet dan dapat mempengaruhi
3
kinerja BPR. Risiko kredit macet terbesar dialami pada jenis kredit modal
kerja karena kredit modal kerja semakin diminati oleh debitur. Pada tahun
2013 BPR di Solo menyalurkan dana kredit modal kerja sebesar Rp 1,68
Triliun dari tahun 2012 sebesar Rp 1,45 triliun. (okezone.com. Jumat, 5
April 2013)
Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk
mengevaluasi pengendalian internal BPR Cita Dewi terutama dalam
prosedur pemberian kredit dengan judul “Evaluasi Efektivitas
Pengendalian Internal Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Pada
BPR Cita Dewi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam latar belakang, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apakah Pengendalian Internal Prosedur Pemberian Kredit Modal
Kerja Pada BPR Cita Dewi sudah efektif?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan
pengendalian internal prosedur pemberian kredit modal kerja pada BPR
Cita Dewi.
4
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi BPR Cita Dewi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi bagi BPR Cita Dewi
mengenai pengendalian intern pada prosedur pemberian kredit modal kerja
dan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada
pada pengendalian intern.
2. Bagi penulis
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menerapkan teori-teori yang telah
diperoleh khususnya mengenai Pengendalian Internal yang telah didapat
penulis selama masa studi Auditing 1 dan 2. Menambah pengetahuan
kususnya mengenai Pengendalian Internal kedalam praktik yang terdapat
dalam prosedur pemberian kredit di BPR Cita Dewi.
1.5 Batasan Masalah
5
1. Periode evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data periode
1 Januari-31 Desember 2014 pemberian kredit modal kerja di BPR Cita
Dewi.
2. Penelitian ini dilakukan di BPR Cita Dewi, Colomadu. Pengendalian
Internal memiliki lima komponen yang saling terkait. Pengendalian
Internal dikatakan memadai apabila hasil penelitian terhadap setiap unsur
pengendalian internal menunjukkan bahwa dipenuhinya komponen-
komponen pengendalian internal, yaitu:
a. Lingkungan pengendalian membentuk fondasi untuk keempat
komponen yang lain. Lingkungan pengendalian sendiri dari tindakan,
kebijakan, dan prosedur yang akan menggambarkan sikap manajemen
puncak, direksi, dan pemilik suatu entitas tentang pengendalian internal
dan pentingnya bagi entitas.
b. Penilaian risiko merupakan identifikasi, analisis, dan pengelolaan
risiko-risiko yang relevan terhadap penyusunan laporan keuangan yang
secara wajar disajikan sesuai dengan prinsi-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
c. Informasi dan komunikasi terdiri dari metode-metode dan catatan yang
ditetapkan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis,
mengklarifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi suatu
entitas (dan juga kejadian-kejadian serta kondisi-kondisi) dan untuk
6
mempertahankan akuntabilitas untuk aktiva dan kewajiban yang
berkaitan.
d. Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang
membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan,
dan tindakan yang diperlukan berkenaan dengan resiko yang telah
diambil untuk pencapaian tujuan entitas.
e. Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja
pengendalian internal pada suatu waktu.
3. Prosedur pemberian kredit modal kerja dalam penelitian ini dibatasi mulai
dari pengajuan permohonan kredit sampai kredit diberikan kepada debitur.
4. Dalam penelitian ini akan dilihat apakah pelaksanaan pengendalian intern
dalam prosedur pemberian kredit modal kerja yang ada di BPR Cita Dewi
telah sesuai dengan karakteristik pengendalian intern menurut Bank
Indonesia dalam SEBI No. 14/ 26 /DKBU Tanggal 19 September 2012
tentang “Pedoman Kebijakan dan Prosedur Perkreditan Bagi Bank
Perkreditan Rakyat”.
1.6 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian
internal atas pemberian kredit sudah memadai, dan mengetahui prosedur
pemberian kredit modal kerja sudah dipatuhi di BPR Cita Dewi.
1.7 Manfaat Penelitian
7
1. Bagi BPR Cita Dewi:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan
mengenai pengendalian intern pada prosedur pemberian kredit modal kerja
dan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada
pada pengendalian intern
2. Bagi penulis
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menerapkan teori-teori yang telah
diperoleh khususnya mengenai Pengendalian Internal yang telah didapat
penulis selama masa studi Auditing 1 dan 2. Menambah pengetahuan
kususnya mengenai Pengendalian Internal kedalam praktik yang terdapat
dalam prosedur pemberian kredit di BPR Cita Dewi.
1.8 Metode penelitian
1.8.1 Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada prosedur pemberian kredit yang ada di BPR Cita
Dewi, Colomadu.
1.8.2 Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dengan
mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang
menyangkut masalah yang diteliti untuk memperoleh data-data
8
mengenai pengendalian internal dan prosedur pemberian kredit, serta
dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit.
b. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh
bagian kredit.
c. Inspeksi
Inspeksi dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan dokumen-
dokumen bank yang terkait dengan prosedur pemberian kredit modal
kerja.
1.8.3 Pendekatan Tingkat Risiko Pengendalian berkaitan dengan Strategi
Audit
Penelitian ini menggunakan pendekatan tingkat risiko pengendalian
diterapkan lebih rendah (Lower assed level of control risk approach). Pada
strategi audit ini auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian
daripada pengujian substantif. Hal ini bukan berarti auditor sama sekali
tidak melakukan pengujian substantif. Auditor tetap melakukan pengujian
substantif meskipun tidak seefektif pada primary substantive approach.
1.8.4 Teknik Analisis Data
9
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat pemaparan
atas data yang diperoleh selama penelitian. Selain itu, penelitian ini juga
membandingkan praktek yang telah dilakukan BPR Cita Dewi dengan
prinsip maupun standar akuntansi.
1. Analisis Kualitatif
Dilakukan dengan cara membandingkan setiap unsur pengendalian
intern yang ada pada BPR Cita Dewi Colomadu dengan karakteristik
pengendalian intern menurut Bank Indonesia dalam SEBI No. 14/
26 /DKBU Tanggal 19 September 2012 tentang “Pedoman Kebijakan
dan Prosedur Perkreditan Bagi Bank Perkreditan Rakyat”.
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan informasi pengendalian internal perusahaan
2) Mengevaluasi komponen pengendalian internal.
a) Mewawancarai karyawan perusahaan yang mengetahui dan
melaksanakan unsur pengendalian internal
b) Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan
c) Melakukan pengamatan atas kegiatan perusahaan
3) Membuat Kesimpulan
Pada tahap ini penulis menyimpulkan evaluasi atas komponen
pengendalian internal pemberian kredit yang ada di BPR Cita Dewi
10
apakah sudah memadai atau belum. Kesimpulan berisi kelebihan
dan kelemahan komponen pemberian kredit. Hal ini digunakan
sebagai dasar penentuan uji kepatuhan.
2. Analisis Kuantitatif
Merupakan suatu pengujian kepatuhan untuk memperoleh
keyakinan bahwa sistem pengendalian pemberian kredit modal kerja
di BPR Cita Dewi Colomadu benar-benar ditaati. Langkah-langkah
yang dilakukan adalah:
1. Menentukan populasi sampling
Populasi yang akan diambil adalah transaksi pemberian kredit
modal kerja yang terjadi pada periode 1 Januari 2013-31 Desember
2013.
2. Menentukan attribute sampling
Attribute sampling yang akan diuji adalah penandatanganan
dokumen yang berkaitan dengan prosedur pemberian kredit modal
kerja di BPR Cita Dewi Colomadu.
a. Menentukan desired upper precision limit (DUPL), dan tingkat
keandalan (R%).
11
Tingkat keandalan adalah profitabilitas benar dalam
mempercayai efektivitas pengendalian internal. DUPL adalah
tingkat maksimum yang dapat diterima. Penelitian ini
menggunakan tingkat keandalan 95% dan tingkat kesalahan
maksimum yang dapat diterima 5 % dikarenakan kepercayaan
penulis terhadap pengendalian internal cukup besar.
b. Gunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian
pengendalian guna menentukan sampel pertama yang harus
diambil.
Sampel minimum untuk pengujian pengendalian untuk
menentukan sampel pertama yang harus diambil. Dengan
menggunakan tingkat keandalan pada level 95% dan
menggunakan tingkat kesalahan maksimum pada 5%. Maka
besarnya sampel yang harus diambil sebanyak 60.
3. Menentukan pemilihan sampel
Penelitian sampel dilakukan dengan teknik quota sampling yaitu
dengan mengklasifikasikan data berdasarkan bulan, lalu mengambil
lima sampel setiap bulan sehingga semua unsur populasi
mempunyai kesempatan sama untuk dipilih.
4. Uji atribut sampel
12
a. Mengambil sampel 60 lembar dokumen surat permohonan
kredit beserta dokumen pendukung.
b. Memeriksa atribut
c. Mencari jumlah penyimpangan yang terjadi
5. Evaluasi hasil sampel
a. Membuat tabel stop-or-go desicion
b. Tabel stop-or-go decision berisi informasi mengenai jumlah
sampel awal dan langkah yang harus diambil apabila dalam
sampel terdapat kesalahan.
c. Menentukan confidence level factor at desired reliability level
for accurance abserved.
d. Menentukan besarnya AUPL (Achieved Upper Precision
Limit)
Menentukan tingkat kesalahan dalam sampel dengan rumus:
AUPL =
e. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel yang dilakukan
dengan cara membandingkan antara tingkat kesalahan yang
13
dicapai (AUPL) dengan tingkat kesalahan maksimum yang
dapat diterima.
AUPL ≤ DUPL adalah efektif
AUPL ≥ DUPL adalah tidak efektif
Jika AUPL > DUPL maka penulis mengambil sampel
tambahan dan dimulai menentukan sampel size yang baru
untuk pengujian bahan kedua.
Sampel Size =
Dengan demikian seterusnya hingga ditemukan AUPL =
DUPL. Jika telah dilakukan pengambilan sampel sebanyak 4
langkah dan AUPL ≠ DUPL dapat digunakan fixed sampel
attribute sampling
1.9 Sistematika Pembahasan
Agar dalam penyusunan penelitian dapat memberikan gambaran yang jelas,
maka penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu:
1. Bab I Pendahuluan
14
Bab ini berisi garis besar mengenai hal-hal yang mendasari penulisan laporan
penelitian ini. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi teori meliputi audit laporan keuangan, pengendalian
internal, pengendalian internal pendapatan, menilai risiko pengendalian
dan pengujian pengendalian attribute sampling menggunakan metode
stop-or-go sampling.
3. Bab III Studi Kasus dan Data BPR Cita Dewi
Bab ini membahas mengenai sejarah perusahaan, lokasi, bentuk, deskripsi
dan jabatan, struktur organisasi, fungsi terkait, bagian terkait, dokumen
yang dipakai.
4. Bab IV Analisis Data dan Pembahasan
Pemahaman pengendalian internal pemberian kredit modal kerja,
identifikasi pengendalian yang diperlukan, melakukan pengujian
pengendalian dan evaluasi bukti untuk menentukan efektivitas
pengendalian menggunakan stop-or-go sampling.
5. Bab V Penutup
15
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah
dilakukan untuk pihak-pihak lain, terutama BPR Cita Dewi.
16