evaluasi kelayakan pemberian kredit …directory.umm.ac.id/data elmu/doc/skripsi_frengky_lady... ·...
TRANSCRIPT
EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT OLEHPT BPR ARTHA PANGGUNG PERKASA
TRENGGALEK
SKRIPSI
Oleh
Frengky Lady03610443
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGFAKULTAS EKONOMI
JANUARI 2008
EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT OLEHPT BPR ARTHA PANGGUNG PERKASA
TRENGGALEK
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan MencapaiDerajat Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Frengky Lady03610443
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGFAKULTAS EKONOMI
JANUARI 2008
SKRIPSI
EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT OLEHPT BPR ARTHA PANGGUNG PERKASA
TRENGGALEK
Oleh
Frengky Lady03610443
Diterima dan disahkanPada tanggal …………………….
Pembimbing:
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Warsono, M.M. Drs. M. Jihadi, M.Si.
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Manajemen
DR. H Bambang Widagdo, M.M. Rahmad Wijaya, S.E., M.M.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini sebagai tugas akhir di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Malang dengan judul “EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT OLEH
PT BPR ARTHA PANGGUNG PERKASA TRENGGALEK” Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini
dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis.
Namun demikian, dalam menyususn skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelasaikannya.
Disamping itu, bantuan dari berbagai pihak sangat berperan dalam proses
penyusunan skripsi. Oleh karena itu, dengan rasa penuh hormat, tulus dan ikhlas
penulis haturkan terima kasih kepada:
1. DR. H Bambang Widagdo, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Rachmad Wijaya, SE. MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan izin untuk menyusun
skripsi.
3. Drs. Warsono, M.M. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak dan tidak
bosan-bosannya memberikan masukan dan bimbingan mengenai penulisan
skripsi.
4. Drs. M. Jihadi, M.Si. selaku pembimbing II yang telah membimbing dengan sabar
dan memberikan masukan dalam penyelesaian penulisan skripsi.
5. Drs. Ahcmad Mohyi, MM selaku Dosen Wali Manajemen kelas H angkatan 2003
selama penulis dibangku kuliah.
6. Bapak Cholil Senoadji selaku Direktur Utama yang telah berkenan memberikan
izin untuk melakukan penelitian di PT BPR Artha Panggung Perkasa tersebut.
7. Ayahanda, ibunda, kakak dan sayangku tercinta yang telah memberikan banyak
do’a, dorongan dan materiel baik dalam penyelesaian penulisan skripsi maupun
selama proses perkuliahan.
8. Teman-teman kost Al-Kautsar 51 terutama pada Reki yang telah memberikan
dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak-pihak yang membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini,
semoga Allah memberi ramatnya pada kalian semua.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan
pemahaman tentang evaluasi kelayakan kredit dan juga bermanfaat bagi pihak
pengelola PT BPR Artha Panggung Perkasa sebagai pertimbangan untuk menilai
layak atau tidak kredit tersebut diberikan kepada debitur.
Malang, Januari 2008
Peneliti,
DAFTAR ISI SKRIPSI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
ABSTRAKSI.........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Perumusan Masalah...............................................................................8
C. Batasan Masalah....................................................................................8
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...........................................................9
1. Tujuan Penelitian.............................................................................9
2. Kegunaan Penelitian........................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Peneliti Terdahulu.................................................................10
B. Tinjauan Teori......................................................................................11
1. Keputusan Penyaluran Kredit.........................................................11
2. Faktor-faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit............................16
3. Analisis Kelayakan Kredit.............................................................18
B. Kerangka Pikir.....................................................................................22
C. Hipotesis..............................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian..................................................................................24
B. Jenis Penelitian ....................................................................................24
C. Definisi Operasional Variabel..............................................................24
D. Data dan Sumber Data.........................................................................25
E. Teknik Pengambilan Data....................................................................26
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................26
G. Teknik Analisis Data ...........................................................................27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum PT BPR Artha Panggung Perkasa.…………………29
B. Analisa Data …………………………………………………………46
C. Pembahasan Hasil Analisa Data ……………………………………..92
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan …………………………………………………………111
B. Implikasi ……………………………………………………………111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar pertanyaan
Lampiran 2. Lokasi usaha debitur
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Evaluasi Kelayakan Pemberian Kredit
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT BPR Artha Panggung Perkasa
ABSTRAKSI
Evaluasi Kredit merupakan elemen penting dalam pemberian kredit kepada
debitur. Kegiatan pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama
terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit,
guna mencegah timbulnya suatu resiko kredit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pemberian
kredit yang dilakukan oleh pihak PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek. Dari
hasil analisa data yang menggunakan alat analisis 6C yaitu character, capacity,
capital, collateral, condition dan compliance menyatakan bahwa sebagian besar
debitur layak menerima kredit dari PT BPR Artha Panggung Perkasa.
Berdasarkan alat analisis 6C diperoleh bahwa ternyata yang layak menerima
kredit sebesar 80% (sebanyak 12 orang), sedangkan yang tidak layak menerima kredit
sebesar 20% (sebanyak 3 orang).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia
yang memiliki peranan penting bagi kelangsungan perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dengan kesenjangan sosial.
Pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan pendapatan masyarakat, perlu
diberikan perhatian bagi usaha-uaha untuk membina dan melindungi usaha kecil
dan tradisional serta golongan ekonomi lemah.
Bank Indonesia menilai koordinasi erat antara BI dan pemerintah sangat
dibutuhkan untuk mencapai stabilitas makro-ekonomi dan pertumbuhan 6
persen pada tahun 2007. BI memiliki enam dari delapan syarat atau langkah
yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik. Hasil rapat
Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), selasa (22/11) di Jakarta juga
mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2007 berpotensi meningkat lebih
tinggi mencapai 6,3 persen jika langkah yang dibutuhkan direalisasikan lebih
cepat. Jika langkah-langkah yang dibutuhkan gagal diimplementasikan secara
tuntas, pertumbuhan ekonomi 2007 diperkirakan hanya 5,7 persen
(www.kompas.co.id).
Pasar keuangan mikro Indonesia didominasi oleh dua jenis lembaga
resmi yaitu: 4.000 lebih kantor Unit, yang merupakan kantor-kantor cabang
pembantu Bank Rakyat Indonesia (BRI, yang sedang menjalani privatisasi), dan
hampir 2.200 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang mewakili bank-bank yang
lain. BRI disebut menguasai sekitar 45% portofolio Keuangan Mikro,
sedangkan BPR sekitar 30%. Koperasi berperan besar dalam penyaluran kredit
(sekitar 20% dari pangsa pasar), namun kurang berperan dalam penggalangan
tabungan: BRI Unit menghimpun sekitar 75%, sedangkan BPR menghimpun
20% dana.
Keuangan mikro di Indonesia telah ada sejak akhir abad ke-19 dengan
berdirinya Bank Kredit Rakyat dan Lumbung Desa. Kedua lembaga ini
dibentuk untuk membantu petani, pegawai, dan buruh melepaskan diri dari
lintah darat. Pada 1905 Bank Kredit Rakyat ditingkatkan menjadi Bank Desa
yang cakupan pelayanannya diperluas meliputi kegiatan usaha di luar bidang
pertanian.
Keadaan ini berubah setelah keluarnya Undang-undang (UU) No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan yang menetapkan bahwa hanya ada dua jenis
bank di Indonesia, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Lembaga keuangan yang tidak memenuhi syarat sebagai BPR kemudian dikenal
sebagai lembaga keuangan nonformal atau bank gelap.
Lembaga keuangan nonformal tercatat ada 2.272 LDKP (Lembaga Dana
dan Kredit Pedesaan) dan 5.345 BKD (Badan Kredit Desa) yang tidak
memenuhi syarat sebagai BPR. Pergerakan jumlah BPR sangat ditentukan oleh
perubahan jumlah BPR non BKD. Struktur BPR di Indonesia masih didominasi
oleh BPR yang masuk kategori BKD. Sampai tahun 2002 hampir 60% BPR di
Indonesia merupakan BKD. Kegiatan utama BPR adalah menerima simpanan
dan memberikan kredit skala kecil dalam jangka pendek kepada pedagang-
pedagang di pasar dan penduduk desa. Wilayah kerjanya umumnya bersifat
lokal tingkat desa. (www.smeru.or.id).
Selama ini BPR seolah-olah berada dalam kegelapan pada saat
melaksanakan proses untuk memberikan fasilitas kredit (penyediaan dana)
kepada calon debitur yang belum dikenal dengan baik, karena sangat sulit untuk
mendapatkan informasi tentang calon debitur tersebut terutama debitur yang
sebelumnya telah memperoleh penyediaan dana dari bank lain. Debitur yang
bermasalah berpindah dari bank lain ke BPR sangat mungkin terjadi.
Hal tersebut dikarenakan belum diikutsertakannya BPR dalam Sistem
Informasi Debitur (SID) yang dikelola oleh BI. BPR mulai tahun 2006
diikutsertakan dalam SID, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
No.7/8/PBI/3005 tanggal 24 Januari 2005 tentang Sistem Informasi Debitur.
SID menjadikan BPR bertindak sebagai pelapor dan wajib bagi BPR dengan
total asset Rp10,00 miliar ke atas, sedangkan BPR dengan total asset dibawah
Rp10,00 miliar tidak wajib, namun diperkenankan untuk menjadi pelapor
sepanjang memiliki infrastruktur yang memadai (www.bi.go.id).
Peranan BPR dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari skala
usahanya. Bila melihat skala usaha, harus dikatakan bahwa BPR kurang efisien
dibanding bank-bank umum. Penyebabnya adalah kecilnya skala usaha dan
kualitas SDM. Tetapi BPR memiliki kekuatan dalam hal likuiditas dibanding
bank umum. Keunggulan BPR yang lainnya yaitu BPR tetap menjalankan
fungsi intermediasinya secara seimbang, sekalipun perekonomia Indonesia
dalam kondisi krisis. BPR dilihat dari segi permodalan juga lebih baik dari pada
bank umum (Manurung dan Rahardja, 2004: 216-217).
Perkreditan bukanlah masalah yang asing, baik dalam kehidupan kota
maupun dalam pedesaan. Kredit merupakan salah satu pembiayaan sebagian
besar dari kegiatan ekonomi. Perkreditan merupakan kegiatan yang penting bagi
perbankan, karena kredit juga merupakan salah satu sumber dana yang penting
untuk setiap jenis usaha. Sebelumnya dimulainya kegiatan pemberian kredit
diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap semua aspek
perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit, guna mencegah
timbulnya suatu risiko kredit.
Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik
dengan melakukan perencanan yang baik dalam menentukan strategi penyaluran
kredit. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit yang
komprehensif dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-hatian.
PT BPR Artha Panggung Perkasa dalam pemberian kredit tetap
berdasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk menghindari
risiko kredit bermasalah dan kredit macet. Bank juga langsung melakukan
penanganan atas permohonan kredit yang di terima dengan melakukan survei ke
tempat usaha dan survei jaminan setelah dilakukan wawancara pendahuluan.
Pelayanan yang cepat namun tepat sasaran akan memberikan rasa
nyaman bagi para calon nasabah kredit. Untuk produk kredit yang diberikan
oleh PT BPR Artha Panggung Perkasa mempunyai jangka waktu yang
bervariasi, yaitu kredit angsuran maksimal sampai dengan 2 tahun sedangkan
kredit tetap maksimal sampai 6 bulan. Kredit yang diberikan tergantung pada
permohonan dari debitur.
Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian bagi
PT BPR Artha Panggung Perkasa maka perlu ditumbuh kembangkan dengan
memberikan kredit kepada sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala
Usaha Kecil Menengah (UKM) serta selalu menjaga hubungan yang harmonis
antara nasabah dengan Bank dalam rangka menghindari terjadinya kredit macet.
Bank lebih cenderung memberikan pinjaman jangka pendek kepada
debiturnya, karena pinjaman tersebut mempunyai batas pelunasan yang relatif
cepat dan dana yang diberikan juga minim. Bila terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan misalnya debitur ingkar janji terhadap kewajibannya maka risiko
yang ditanggung oleh pihak bank relatif kecil. Keuntungan yang lainnya yaitu
dapat memberikan kesempatan kepada debitur yang lain untuk penyaluran
kredit.
PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek memiliki nasabah hingga
akhir Juli 2007 sebanyak 591 orang, karena nasabahnya merupakan nasabah
konsumen (untuk kepentingan pribadi atau usaha). Nasabah konsumen tidak
hanya menggunakan dana yang diberikan oleh bank untuk kepentingan pribadi
saja tetapi ada yang menggunakannya untuk kepentingan tambahan modal
usahanya. PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek memiliki debitur
hingga akhir Juli 2007 sebanyak 159 orang, dari jumlah debitur yang ada yang
dikatakan layak untuk diberikan kredit oleh pihak kreditur sebanyak 90%.
PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek menawarkan pinjaman
berupa pinjaman konsumen/personal dan pinjaman usaha kecil menengah.
Debitur yang meminjam kredit kebanyakan merupakan nasabah lama dari bank,
sehingga dalam pemberian kredit akan lebih memudahkan pihak bank dalam
mengevaluasi kinerja debitur tersebut. Debitur yang diangkat disini memiliki
jenis usaha yang berbeda-beda, diantaranya adalah pedagang, petani, PNS
(Pegawai Negeri Sipil), kontraktor. Debitur disini mempunyai kebutuhan yang
berbeda-beda dalam peminjaman kredit, diantaranya yaitu untuk tambahan
modal dan untuk konsumtif sendiri.
Lembaga perkreditan baik formal maupun non formal keberadaanya saat
ini sangat membantu para industri kecil dalam memenuhi kekurangan modal
untuk usahanya. Pada umumnya suatu usaha memanfaatkan dana yang tidak
kecil jumlahnya dan manfaat dari dari usaha tersebut baru akan diterima pada
masa yang akan datang. Waktu yang akan datang penuh dengan ketidakpastian,
sehingga diperlukan suatu penilaian dalam suatu usaha, dimana seorang nasabah
apakah mampu dalam mengembalikan suatu pinjaman yang telah dipinjam
untuk menjalankan usahanya. .
Pihak bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit,
terlebih dahulu harus diperoleh data bahwa, kredit yang diberikan mampu
dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Upaya yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh data tersebut antara lain
dengan cara melakukan analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat perlu
dilakukan karena hal ini merupakan sebagai suatu bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan pemberian kredit.
Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan prosedur
yang ada akan mengundang timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang lain,
semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang telah disusun maka akan
semakin besar persentase kredit macet. Salah satu hal yang paling penting
dalam pemberian kredit yaitu dengan melakukan deteksi dini (evaluasi kembali)
atas kredit yang diduga akan bermasalah, sehingga kredit tersebut dapat
diselamatkan dan terhindar dari kemacetan.
Dengan adanya latar belakang yang telah terpaparkan diatas, maka
menarik penulis untuk mengevaluasi kelayakan pemberian kredit yang
disalurkan oleh bank untuk para nasabah yang membutuhkan tambahan modal
dalam rangka memajukan usahanya. Hal ini didasarkan pada perencanaan kredit
yang baik akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik pula. Faktor ini
sangatlah penting bagi pihak bank karena hal ini akan menunjukkan bahwa
kelayakan pemberian kredit oleh pihak bank yang diberikan kepada debiturnya
dalam rangka untuk memajukan usahanya.
Berdasarkan uraian di atas maka mendorong penulis untuk mempelajari
kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh bank. Penulis dalam hal ini
lebih memperhatikan pada aspek ” Evaluasi Kelayakan Pemberian Kredit oleh
PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah pemberian kredit yang
dilakukan oleh pihak PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek kepada
beberapa debiturnya layak?”.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari keluasan masalah, maka peneliti membatasai
permasalahan evaluasi kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak
PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek untuk menilai layak atau tidak
kredit tersebut diberikan kepada debitur, khususnya pada personal atau usaha
kecil.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak
PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek kepada debitur untuk menilai
benar-benar layak atau tidak kredit tersebut diberikan.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Manajemen PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana sumbangan pikiran
dalam menentukan kebijaksanaan kredit yang diberikan kepada nasabah.
b. Bagi Pemegang Saham
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan kwalitas produk yang ditawarkan untuk masa yang akan
datang.
c. Bagi Debitur dan Calon Debitur
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan wawasan dalam
mengambil pinjaman kredit.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Peneliti terdahulu dilakukan oleh Sulistyo pada tahun 2006 yang berjudul
analisis keuangan debitur untuk mengukur tingkat kelayakan dalam pemberian
kredit pada Bank Jatim Cabang Blitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menginterprestasikan analisis keuangan yang digunakan Bank Jatim Cabang
Blitar dalam mengukur tingkat kelayakan kredit terhadap laporan keuangan
debitur. Alat analisis yang dipakai yaitu berupa analisis rasio keuangan, analisis
sumber dan penggunaan dana serta analisis kebutuhan modal kerja. Dari hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa UD ABC layak untuk mendapatkan
kredit dari Bank Jatim Cabang Blitar maksimal Rp30.000.000,00.
Persamaan peneliti yang dilakukan Sulistyo dengan peneliti sekarang
adalah sama-sama meneliti tentang kelayakan pemberian kredit kepada debitur.
Perbedaan peneliti sekarang dengan terdahulu adalah peneliti terdahulu
menggunakan analisis rasio keuangan, analisis sumber dan penggunaan dana serta
analisis kebutuhan modal kerja sedangkan peneliti sekarang menggunakan
metode analisis berbasis 6C.
B. Tinjauan Teori
1. Keputusan Penyaluran Kredit
Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat
dan mengeluarkannya kembali dalam berbagai alternative investasi.
Sehubungan dengan fungsi pengumpulan dana ini, bank sering pula disebut
lenbaga kepercayaan, transaksi usaha bank senantiasa berkaitan dengan uang.
Definisi bank yang dapat diberlakukan di Negara kita adalah sesuai
dengan aturan yang ada yaitu tercantum dalam undang-undang Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan dan merupakan
perubahan atas undang-undang Nomor 7 Tahun 1992. Pengertian bank
memberi tekanan bahwa bank dalam mengajukan usahanya terutama
menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana
bank, kegiatan bank juga harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup
rakyat banyak.
Sektor perbankan memiliki posisi strategis sebagai lembaga
intermediasi dan penunjang system pembayaran. Peran perbankan perlu
ditingkatkan sesuai dengan fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan
dana dari masyarakat dengan lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan
sektor perekonomian nasional dengan prioritas pada koperasi, pengusaha kecil
dan menengah, serta akan memperkuat struktur perekonomian nasional.
Bank atau perbankan adalah salah satu lembaga keuangan di
Indonesia. Lembaga keuangan lainnya adalah lembaga keuangan bukan bank
(LKBB). Definisi lembaga keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia nomor 792 tahun 1990, yaitu semua badan
yang memiliki kegiatan di bidang keuangan berupa penghimpunan dan
penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi
perusahaan.
Berdasarkan undang-undang RI No.7 tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan undang-undang RI No.10 tahun 1998
tentang perbankan, maka bank dapat dibedakan menjadi:
a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kredit artinya kepercayaan, maksudnya yaitu kepercayaan dari
kreditur bahwa debiturnya akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya
sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Pengertian kredit menurut
undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998 pada dasarnya merupakan
pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabahnya untuk pembiayaan
kegiatan usahanya dalam jumlah tertentu dalam jangka waktu yang disepakati
bersama antara bank sebagai kreditor dan nasabah sebagai debitur, dengan
ketentuan-ketentuan yang disepakati bersama yang dituangkan dalam suatu
perjanjian kredit yang berisi antara lain kesediaan debitur untuk membayar
kembali kreditnya, termasuk beban bunganya.
Tujuan utama pemberian suatu kredit bagi bank antara lain (Siamat,
1995 : 97):
a. Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk memperlancar
kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.
b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
c. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka
membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapa memperlancar
produksi.
Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat yaitu (Kasmir, 2002: 106-
108):
a. Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian.
b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
c. Memperlancar arus barang dan arus uang.
d. Meningkatkan produktivitas yang ada.
e. Meningkatkan kegairahan berusaha mesyarakat.
f. Memperbesar modal kerja perusahaan.
Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu
fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004: 103-105):
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit
yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa
yang akan datang.
b. Kesepakatan
Kesepakatan merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan dalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan
kewajiban masing-masing.
c. Jangka waktu
Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
d. Risiko
Risiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman atau
macetnya pengembalian kredit.
e. Balas jasa
Balas jasa merupakan suatu keuntungan atas pemberian suatu kredit atau
jasa, yang kita kenal dengan nama bunga.
Secara teoritis terdapat bermacam-macam kredit, tetapi dalam
pembahasan ini kita batasi pada kredit yang umumnya disalurkan kepada
usaha kecil menengah (UKM):
a. Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya
1) Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun usaha
baru.
2) Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
3) Kredit konsumtif
Kredit konsumtif merupakan kredit yang dipergunakan untuk
kebutuhan sendiri bersama keluarga.
b. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama-
lamanya 1 tahun (kurang dari 1 tahun).
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1
sampai 3 tahun.
3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari 3
tahun.
c. Jenis kredit berdasarkan cara pemakaiannya
1) Kredit rekening koran bebas, yaitu nasabah diperbolehkan untuk
melakukan penarikan uang sekaligus asal tidak melebihi jumlah
maksimum yang disetujui.
2) Kredit rekening terbatas, yaitu nasabah tidak diperbolehkan untuk
melakukan penarikan uang sekaligus, tetapi secara teratur disesuaikan
dengan kebutuhan.
3) Installment credit, yaitu penarikan tidak diijinkan sekaligus, akan
tetapi untuk penarikannya diatur sesuai dengan schedule tertentu.
2. Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit
Pinjaman usaha kecil lebih kompleks karena bank seringkali diminta
mengambil resiko kredit. Dalam pemberian kredit membutuhkan suatu
analisis terhadap usaha yang dilakukan debitur untuk menentukan suatu
keputusan dalam pemberian kredit. Salah satu cara menilai kegiatan usaha
debitur adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip kredit pada aspek-aspek
usaha debitur. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan adalah berupa analisis
6C dan 7P. Adapun 6C menurut Gup and Kolari (2005; 263) tersebut adalah:
a. Character, sifat dan watak dari nasabah (kejujuran, tanggungjawab,
integritas dan konsisten). Sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, tercermi dari latar belakang
debitur baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi.
b. Capacity, kemampuan seseorang untuk menjalankan bisnis. Debitur perlu
dianalisis apakah dia mampu memimpin dengan baik dan benar usahanya.
Jika dia mampu memimpin usahanya, maka dia juga akan mampu untuk
mengembalikan pinjamam sesuai dengan perjanjian dan perusahaannya
tetap berjalan.
c. Capital, kondisi keuangan dari nasabah (pendapatan bersihnya). Modal
yang besar maka menunjukkan besarnya kemampuan debitur untuk
melunasi kewajiban-kewajibannya.
d. Colleteral, kekayaan yang dijanjikan untuk keamanan dalam transaksi
kredit/anggunan. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jika terjadi kredit macet, maka agunan inilah yang digunakan
untuk membayar kredit tersebut.
e. Condition, faktor luar (kondisi ekonomi) yang mengontrol perusahaan.
Menilai kredit hendakya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan
dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek
usaha dari sektor yang ia (peminjam) jalankan.
f. Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku
itu sangatlah penting. Hal ini menyangkut atas kepatuhan kreditur dan
debitur dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Penilaian dengan menggunakan analisis 7P adalah sebagai berikut
menurut Kasmir (2004; 106) :
a. Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Sifat, kepribadian calon debitur
dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit.
b. Party, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter.
c. Purpose, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
d. Prospect, untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya.
e. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit.
f. Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba.
g. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindunngan. Perlindungan dapat berupa barang atau
orang atau jaminan asuransi.
3. Analisis Kelayakan Kredit
Disamping menggunakan 6C, dalam penilaian suatu kredit guna
menilai layak atau tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan juga dengan
menggunakan beberapa aspek, yaitu (Siamat, 2004 :107-110):
a. Aspek yuridis/hukum
Aspek ini menyangkut masalah legalitas badan usaha serta ijin-ijin yang
dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
b. Aspek pemasaran
Aspek ini menyangkut kemampuan daya beli masyarakat, keadaan
kompetisi, kualitas produksi.
c. Aspek keuangan
Aspek ini menyangkut sumber-sumber dana yang dimiliki untuk
membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut.
d. Aspek teknis/operasi
Aspek ini menyangkut kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin-
mesin dan peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, lokasi, lay
out ruangan.
e. Aspek manajemen
Aspek ini menyangkut struktur organisasi, sumber daya manusia yang
dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.
f. Aspek sosial ekonomi
Aspek ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan
masyarakat.
Kredit yang diberikan oleh bank merupakan penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dirpersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan, menurut
Taswan (1997; 173).
Pemberian kredit harus berdasarkan atas kebijaksanaan kredit yang
berlaku. Kebijaksanaan perkreditan meliputi penetapan standar kredit dan
analisis kredit. Kebijaksanaan perkreditan bank harus diprogram dengan baik
dan benar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis, ekonomis
dan kehati-hatian.
Nilai kredit merupakan dasar kinerja keuangan yang lalu pada
perusahaan peminjam yang sama untuk sebuah nilai. Kewajiban pembayaran
yang lalu, beban hutang yang relatif dengan pendapatan, dan jabatan
merupakan contoh faktor yang berhubungan dengan kredit konsumen dan
pinjaman hipotik perusahaan. Ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menilai suatu kelayakan kredit, yaitu menurut Gup
and Kolari (2005; 218) :
a. Kredit konsumen, menggunakan model variabel dimana pembayaran
historis (bobotnya 35%); berapa banyak hutang (bobotnya 30%); panjang
kredit historis (bobotnya 15%); kredit baru (bobotnya 10%); tipe kredit
yang dipakai (bobotnya 10%). Nilai kredit yang tinggi merupakan tanda
resiko kredit yang rendah.
b. Bisnis kecil, menggunakan model nilai kredit untuk pinjaman hingga
$250,000, walaupun banyak bank yang masih menggunakan pinjaman
hingga $100,000. Pinjaman dengan resiko tinggi berarti biaya bunga yang
ditanggung juga tinggi. Model ini sangat efisien, karena dengan model ini
akan taat pada peraturan dibanding kebijakan ketika membuat pinjaman.
Kunci sukses dari bisnis kredit adalah analisis kredit yang sistematis.
Bila analisis kurang cermat maka membuat kredit tersebut menjadi kredit
yang berbahaya, bisa menimbulkan resiko kredit. Analisis kredit selalu
mengutamakan jaminan, dimana jaminan dan karakter dari debitur dianggap
sebagai determinan utama resiko kredit.
Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan
kesanggupan dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar kembali
pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pinjaman.
Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi sebagai
berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252):
a. Identitas pemohon
Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk usaha, jenis
usaha, susunan pengurus, legalitas usaha.
b. Tujuan permohonan kredit
Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka
waktu kredit, kebutuhan kredit.
c. Riwayat hubungan bisnis dengan bank
Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai transaksi
bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai hubungan bisnis.
d. Analisis 6C kredit
Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis modal,
analisis kondisi/prospek usaha, analisis agunan kredit.
C. Kerangka Pikir
Evaluasi kelayakan pemberian kredit merupakan suatu penilaian dimana
suatu debitur apakah pantas atau tidak untuk menerima pinjaman dari bank.
Proses keputusan layak atau tidak debitur diberi kredit, dapat dijelaskan dengan
gambar 2.1:Permohonan kredit
Penelitian berkas oleh bank
Analisis berkas
Berkas dikembalikan
Analisis berbasis 6C
Pengambilan keputusan
Evaluasi kredit Berkas dikembalikan
Diterima
Ditolak
Diterima Ditolak
Gambar 2.1: Kerangka Pikir Evaluasi Kelayakan Pemberian Kredit
Debitur dalam mengajukan permohonan kredit harus memenuhi
persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit, yang kemudian akan diperiksa
keabsahannya oleh pihak bank/kreditur, kemudian akan ditentukan mana yang
diterima dan yang ditolak. Jika diterima, maka akan dilakukan proses analisis
dengan menggunakan analisis berbasis 6C dan unsur-unsur usaha. Dari hasil
analisis tersebut, bagi yang diterima akan dievaluasi kembali kelayakannya
apakah benar-benar layak atau tidak diberi kredit oleh bank. Kemudian barulah
pihak bank mengambil keputusan untuk memberikan kredit atau tidak.
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka hipotesis pada penelitian ini
adalah : “Sebagian besar debitur layak diberi kredit oleh PT BPR Artha
Panggung Perkasa Trenggalek.”
Evaluasi kelayakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT BPR Artha Panggung Perkasa, yang
terletak di Jl. Soekarno Hatta No.20 Ruko Hayam Wuruk Lt. 1 No.10 Trenggalek.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif karena sifatnya hanya
menggambarkan tentang kelayakan pemberian kredit yang diberikan oleh PT BPR
Artha Panggung Perkasa Trenggalek kepada debitur.
C. Definisi Operasional
Definisi variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Character, karakter yang berkaitan dengan intergritas/kemampuan dalam
membayar kewajiban dari calon debitur. Ukuran yang dipakai untuk diteliti
yaitu kelahiran/usia, keadaan keluarga (anak,istri), sifat-sifat pribadi,
pergaulan dalam masyarakat, hubungan dengan relasi, hubungan dengan bank
dan kondisi tempat tinggal.
b. Capacity, kemampuan debitur dalam melunasi pokok pinjaman beserta
bunganya. Penilaian ini dilihat dari kegiatan usaha dan manajemen yang akan
dibiayai oleh kreditur. Ukuran yang dipakai untuk diteliti yaitu pendidikan,
pengalaman, usaha/pekerjaan.
c. Capital, jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh debitur. Ukuran
yang dipakai untuk diteliti yaitu modal.
d. Collateral, jaminan yang diberikan oleh debitur baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Ukuran yang dipakai untuk diteliti yaitu status kepemilikan
harta (rumah, kendaraan).
e. Condition, kondisi perekonomian mempengaruhi kemampuan debitur untuk
membayar kembali kewajiban. Ukuran yang dipakai untuk diteliti yaitu
kondisi ekonomi, pesaing.
f. Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku.
Ukuran yang dipakai untuk diteliti yaitu patuh dengan perjanjian yang telah
disetujui antara bank dan debitur.
D. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan atau diperoleh adalah berupa data primer dan data
sekunder dari tahun 2006-2007. Data primer diperoleh dari tanya jawab secara
langsung dengan pemohon kredit/debitur. Data sekunder diperoleh dari
laporan/informasi dari bank.
E. Teknik Pengambilan Data
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh debitur dari PT
BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek. Pengambilan sampel dimaksudan
untuk memperoleh keterangan mengenai obyek-obyek penelitian dangan cara
mengamati sebagaian dari populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah 10% dari populasi yang ada yaitu sebanyak 15 debitur.
F. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Survey
Metode survey merupakan metode yang mengerjakan evaluasi serta
perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan dalam
menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan
dalam pembuatn rencana dan pengambilan keputusan dimasa mendatang.
Metode survei ada dua macam, yaitu:
1) Wawancara adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan
proses tanya jawab yang berkaitan dengan topik yang dibahas oleh penulis
kepada pihak debitur dan masyarakat sekitarnya.
2) Kuesioner adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan
proses memberikan pertanyaan serta jawaban secara tertulis kepada
debitur yang berkaitan dengan topik yang dibahas oleh penulis.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan
mencetak secara langsung dari buku pedoman yang dimiliki oleh PT BPR
Artha Panggung Perkasa Trenggalek serta mengumpulkan data dengan cara
mempelajari dan mencari referensi atau literatur dari buku.
G. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pemberian kredit
kepada debitur, yaitu dengan menggunakan alat analisis berbasis 6C. Tolok ukur
yang dipakai dalam kelayakan pemberian kredit terhadap debitur yaitu:
1) Character:
a) Usia berkisar antara 30-55 tahun.
b) Tanggungan dalam keluarga maksimal 5 orang.
c) Sifat pribadinya baik yaitu jujur, bertanggung jawab, bisa dipercaya.
d) Tempat tinggal merupakan milik sendiri.
e) Mempunyai pekerjan yang jelas/tetap.
f) Hubungan dengan relasi bisnis harus baik.
2) Capacity:
a) Pendidikan yang ditempuh minimal SMU sederajat.
b) Kemampuan menjalankan usahanya lancar..
c) Konsumen yang datang rata-rata tiap bulannya 100-299 orang.
d) Jumlah tenaga kerja antara 4-9 orang.
3) Capital:
a) Modal yang dimiliki merupakan modal sendiri dan modal pinjaman.
b) Usahanya menghasilkan laba.
4) Colleteral:
a) Status kepemilikan harta yaitu atas nama sendiri.
b) Jaminan harus melebihi pinjaman.
c) Kondisi jaminan harus baik.
5) Condition:
a) Tidak memiliki banyak pesaing di sekitar lingkungan usahanya.
b) Lokasi usahanya berada di tempat yang strategis.
6) Compliance:
a) Tidak pernah melakukan pelanggaran baik hukum maupun undang-
undang.
b) Harus patuh terhadap hukum yang berlaku.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum PT BPR Artha Panggung Perkasa
1. Sejarah Singkat PT BPR Artha Panggung Perkasa
PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek adalah merupakan salah
satu bank yang usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam betuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek diakuisisi (pengambil
alihan kepemilikan suatu bank) dari PT BPR Dana Pogalan, yang mulai
berdiri cukup lama yakni pada tahun 1991, dan pada tahun 2006 PT BPR
Dana Pogalan diakuisisi menjadi PT BPR Artha Panggung Perkasa, dengan
surat keputusan tahun 2006 yaitu SK No: C-15541 HT.01.04 tahun 2006 akte
pendirian dari notaris No.57 tanggal 16 Mei 2006. Setelah proses akuisisi PT
BPR Artha Panggung Perkasa mulai menjalankan kegiatan operasinya bulan
Juli 2006, resmi menjadi PT BPR Artha Panggung Perkasa pada tanggal 25
Juli 2006.
PT BPR Artha Panggung Perkasa terletak di daerah kota Trenggalek,
tepatnya di Ruko Hayam Wuruk di jalan Soekarno Hatta No.20 Trenggalek.
PT BPR Artha Panggung Perkasa menempati dua ruko yang berada di lantai
satu dengan ruangan yang sejuk dan halaman parkir yang luas.
Visi dari PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek yaitu
menjadikan PT BPR Artha Panggung Perkasa menjadi BPR yang terdepan.
Sedangkan misi dari PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek yaitu
meningkatkan kinerja PT BPR Artha Panggung Perkasa yang sehat,
professional, dan mampu bersaing serta berkesinambungan.
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
PT BPR Artha Panggung Perkasa sangat memhami bahwa
keberhasilan dan daya tahan sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh sistem
dan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi berfungsi untuk
mempermudah proses pencapaian tujuan dari bank. PT BPR Artha Panggung
Perkasa terdapat beberapa unit bagian kerja yang masing-masing mempunyai
tugas yang berbeda-beda. Pada dasarnya struktur organisasi diperlukan agar
ada pemisahan batas-batas atau wewenang dan tanggung jawab dari masing-
masing bagian. Struktur organisasi PT BPR Artha Panggung Perkasa dapat
dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi PT BPR Artha Panggung Perkasa
Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Direktur Utama
1) Menerjemahkan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan peraturan
pemerintah dan bank Indonesia.
2) Merahasiakan hal-hal yang sifatnya dan atau sesuai denan peraturan
atau instruksi komisaris wajib dirahasiakan, mentaati peraturan-
peraturan dan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh direksi.
3) Memelihara hubungan baik dengan nasabah, pejabat-pejabat
pemerintah dan atau daerah, instansi-instansi pemerintah.
Rapat Umum Pemegang Saham
Komisaris
Umum
SPU
Pembukuan Teller Adm. Dana Adm. Kredit
Kabag Kredit
Pemasaran
Direktur
Direktur Utama
4) Menandatangani bukti-bukti pembukuan.
5) Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan bagian-bagian di
kantor bank.
6) Memimpin rapat dengan staf-staf.
7) Memimpin laporan-laporan untuk bank Indonesia, direksi serta surat-
surat untuk pihak ke III dengan ketentuan tanda tangan dilakukan
bersama-sama dengan pejabat lain yang ditentukan oleh komisaris.
b. Direktur
1) Membantu direktur utama dalam melaksanakan tugasnya memimpin
kantor dan mewakilinya jika direktur utama berhalangan.
2) Menyusun RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta
berusaha mewujudkan target penerimaan dan pengendalian biaya.
3) Mengatur tugas seluruh karyawan dan staf agar masing-masing bagian
dapat melaksanakan tugasnya.
4) Mengawasi dan mengkoordinasi bagian operasional, akuntansi, umum
dan personalia.
5) Bertanggung jawab terhadap:
a) Pelayanan terhadap nasabah atau tamu dengan baik, cepat dan bila
perlu ikut membantu mempercepat pelayanan pada masyarakat.
b) Pembukuan atau penutupan kas tepat pada waktunya.
c) Pemerikasaan saldo kas setiap hari.
6) Menandatangani cek atau giro bilyet atas bank-bank lain, surat-surat
resmi kepada nasabah dan pihak ke III, laporan-laporan kepada bank
Indonesia bersama-sama dengan direktur utama dan pejabat lain yang
ditentukan oleh direksi.
7) Melakukan pengawasan intern dan berusaha mencegah kemungkinan
terjadinya kekurangan-kekurangan di bank.
8) Membina kerjasama yang baik antar bagian.
c. Kabag kredit
1) Memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi petugas analisa kredit,
administrasi kredit dan pelayanan nasabah dalam menjalankan tugas
sehari-hari.
2) Melaksanakan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang telah
ditetapkan, baik mengenai penempatan dana maupun pengumpulan
dana.
3) Menyiapkan daftar seluruh permohonan yang terjadi sasaran dari
rencana kerjanya, jika mungkin dengan seluruh data yang relefan.
4) Melihat ulang terhadap pinjaman-pinjaman yang telah diberikan,
mengawasi kelancaran terhadap pinjaman-pinjaman yang telah
diberikan, termasuk pembayaran bunga dan penyelesaian pinjaman
saat jatuh tempo.
5) Mengadakan rapat diantara petugas-petugas pada bagian marketing.
6) Memperhatikan dan mengawasi kelengkapan surat-surat pengikat
pinjaman, pengikat jaminan akta nota riil dan meneliti surat-surat
jaminan tentang keabsahan (keaslian).
7) Merencanakan dengan jadwal yang telah ditentukan bersama analis
kredit untuk mengunjungi calon nasabah.
d. Pemasaran
1) Menyusun rencana kerja dan anggaran kegiatan pemasaran serta
memantau realisasi program.
2) Melakukan identifikasi kebutuhan nasabah atas produk atau jasa
perbankan serta memasarkan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan
nasabah.
3) Mengelola, menerima permohoan kredit serta melakukan kunjungan
kepada debitur atau calon debitur.
4) Membuat laporan atas kunjungan, mengumpulkan dan melakukan
verifikasi data.
5) Melakukan analisa kredit, membuat pengusulan kredit dan surat
keputusan kredit.
6) Memantau kegiatan usaha debitur, keberadaan barang jaminan,
aktivitas rekening debitur dan prestasi pembayaran pokok atau bunga.
7) Memantau, menganalisa perkembangan realitas kredit dan melakukan
penagihan kredit bermasalah ke nasabah.
e. Administrasi kredit
1) Menyelenggarakan berkas atau file dokumentasi kredit dan barang
jaminan.
2) Memantau dan memrelihara file dokumentasi kredit barang jaminan.
3) Memantau realisasi pembayaran hutang pokok dan bunga.
4) Menginformasikan kondisi data kredit kepada nasabah analis kredit
atau kepala bagian pemasaran atau direksi.
5) Dengan persetujuan direksi membuat memo pemberitahuan
kebagaimana pembukuan mengenai status rekening kredit untuk
perubahan sandi kolektibilitas.
6) Membuat laporan perkreditan yang diperlukan atau diharuskan
perusahaan dan bank Indonesia
7) Memberikan informasi mengenai produk atau jasa perbankan.
f. Administrasi dana
1) Petugas tabungan
a) Memproses pengajuan aplikasi pembukuan tabungan dan meminta
nasabah untuk menyetor uangnya ke kasir berdasarkan slip setoran
tabungan yang telah dibuatkan.
b) Berdasarkan slip tabungan yang telah ada ditandatangani kasir,
membuat buku tabungan dan kartu tabungan, memberi nomor
rekening tabungan, mencatat jurnal setoran ke dalam kartu
tabungan dan buku tabungan.
c) Menyerahkan buku tabungan kepada nasabah dan menerima paraf
kartu tabungan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.
d) Menghitung bunga tabungan dan memindah bukukan ke tiap-tiap
rekening penabung.
2) Petugas deposito
a) Memproses aplikasi pembukuan deposito berdasarkan aplikasi
deposito yang dibuatnya.
b) Menerima formulir aplikasi pembukuan deposito dari kepala kasir
dan membuat bilyet-bilyet deposito atas nama nasabah tersebut
serta membuat bilyet deposito asli setelah ditanda tangani oleh
direksi.
c) Mengatur kartu-kartu atau foto copy deposito, menghitung bunga
deposito dan membuatkan nota-nota perhitungan bunga tiap-tiap
bulannya.
d) Menyiapkan nota-nota bunga deposito untuk diserahkan kepada
deposan pada saat pembayaran bunga.
e) Membuat slip kas keluar untuk pembayaran bunga deposito secara
tunai dan membuat slip jurnal pemindah bukuan terhadap bunga
deposito yang dipindahkan ke rekening tabungannya.
g. Sekretaris Personalia Umum (SPU)
1) Melaksanakan proses penerimaan pelamar-pelamar.
2) Mengawasi, melaksanakan penataan usahaan, menyiapkan dan
menyimpan arsip kepegawaian.
3) Mengawasi/melaksanakan pembayaran gaji serta tunjangan serta
mengolah pinjaman pegawai.
4) Mengelola data personil, tiap karyawan secara lengkap dan
menampung keluhan-keluhan karyawan untuk diteruskan kepada
direksi baik lisan maupun tertulis.
5) Mengawasi permohonan pembelian, penggunaan, pemeliharaan serta
penata usahaan dari perlengkapan.
6) Melaksanakan rencana kerja sesuai dengan kebijaksanaan strategi
yang digariskan direksi, memelihara hubungan komunikasi dan
membina kerja sama yang baik ke atas ke bawah dan antar bagian.
7) Menghitung dan menyelesaikan pembayaran pajak karyawan (PPh)
tepat waktu serta membuat laporan evaluasi jam kerja lembur pegawai
dari masing-masing bagian setiap bulan.
h. Teller
1) Melayani semua transaksi tunai dan pemindahan.
2) Memasukkan data transaksi baik kas maupun non kas.
3) Melakukan vertifikasi tanda tangan nasabah dan posisi saldo rekening
nasabah.
4) Membuat laporan mutasi kas harian.
5) Menandatangani tanda terima setoran tunai/pemindahan.
6) Meminta persetujuan pejabat yang berwenang atas pengambilan di
atas jumlah batas kewenangannya.
7) Mempersiapkan kebutuhan kas harian.
8) Membuat laporan arus kas.
i. Pembukuan
1) Menyiapkan data keuangan baik berupa saldo buku besar, neraca,
laporan laba serta laporan lainnya.
2) Mengatur, mengkoordinasi dan mengawasi pembagian kerja dalam
seksi pembukuan dan menjaga agar sistem pembukuan ditetapkan
sebagaimana mestinya.
3) Menandatangani bukti-bukti pembukuan bersama direksi dan
mencocokkan kartu-kartu nasabah dengan buku besar yang
bersangkutan.
4) Mengawasi, menyimpan bukti-bukti otentik yang diperlukan sebagai
pendukung dalam pembukuan.
5) Memerikasa kebenaran kode rekening, bukti-bukti pendukungnya,
jumlah uang dan keabsahannya, kemudian membukukan ke dalam
kartu buku besar/tambahan yang bersangkutan.
6) Membuat rekonsiliasi rekening bank berdasarkan data keuangan
berupa buku besar.
7) Mengawasi, menyusun neraca harian dari buku besar, neraca bulanan
untuk bank Indonesia, laporan likuiditas harian dan mingguan untuk
keperluan intern atau bank Indonesia.
8) Menangani dan melaporkan data informasi mengenai kondisi dan
posisi keuangan maupun rekening nasabah.
9) Menganalisa neraca, posisi laba rugi dan memantau realisasi kerja dan
anggaran perusahaan.
10) Menyiapkan data laporan finansiil, neraca harian, bulanan dan posisi
laba rugi.
11) Membantu menyusun/membuat laporan bank, tingkat kesehatan bank
menurut peraturan bank Indonesia.
12) Mengurus dan mengelola kas kecil guna keperluan/penyediaan dana
untuk keperluan kantor/pegawai.
j. Umum
1) Mengurus dan menyediakan/membeli barang-barang untuk keperluan
kantor/pegawai dan membuat catatan tentang jumlah dan macam
barang-barang inventaris kantor.
2) Melaksanakan peraturan dan tata cara perihal pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran alat tulis menulis, barang-barang
cetakan dan persediaan kantor lainnya.
3) Mencatat semua penerimaan dan pengeluaran persediaan kantor ke
dalam kartu persediaan serta membuat laporannya pada akhir bulan.
4) Menghubungi dan mengawasi pelaksanaan peralatan.
5) Mengurus dan mengatur pelaksanaan pembayaran pajak, jasa raharja
dan perpanjangan STNK.
6) Membuka, menutup dan mengadakan pengecekan ulang atas pintu-
pintu kantor dan tempat-tempat lainnya.
7) Membersihkan lantai dan peralatan kerja serta menjaga kebersihan
ruangan.
3. Gambaran Umum Debitur PT BPR Artha Panggung Perkasa
Debitur dari PT BPR Artha Panggung Perkasa sendiri kebanyakan dari
wilayah Trenggalek. Ada juga debitur yang berasal dari luar kota Trenggalek,
yaitu dari kota Tulungagung sebanyak 10 orang. Debitur dalam pengajuan
kreditnya kebanyakan untuk tambahan modal, sedangkan untuk konsumsi
sendiri lebih sedikit. Debitur yang mengajukan kredit pada PT BPR Artha
Panggung Perkasa menggeluti usaha yang berbeda-beda, misalnya pedagang,
petani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), kontraktor.
4. Produk dan Jasa Pelayanan
PT BPR Artha Panggung Perkasa mempunyai beberapa produk dan
jasa pelayanan yang disediakan bagi para nasabahnya, yaitu sebagai berikut:
a. Kredit
Guna membiayai bisnis yang produktif atau peningkatan
kesejahteraan keluarga melalui usaha kecil, PT BPR Artha Panggung
Perkasa menawarkan beberapa jenis kredit, antara lain:
1) Kredit installment/kredit angsuran
Kredit yang diberikan kepada debitur yang sudah memiliki
usaha yang pasti dan berpenghasilan tiap bulannya. Biasanya diberikan
kepada pegawai negeri, pedagang, karyawan swasta. Bunga yang
dibebankan tiap bulannya yaitu sebesar 2%. Perhitungan pokok dan
perhitungan bunganya sebagai berikut:
Perhitungan pokok:
Perhitungan bunga: plafond x rate (suku bunga)
2) Kredit tetap
Kredit yang diberikan kepada debitur yang berpenghasilan
tidak setiap bulan. Biasanya diberikan kepada petani. Bunga
dibebankan tiap bulannya sebesar 3%. Kredit ini hanya membayar
bunganya saja tiap bulan. Jika pinjaman telah jatuh tempo maka
debitur harus segera membayar bunganya beserta pokoknya.
b. Deposito berjangka
Menawarkan beberapa pilihan sesuai dengan jangka waktu dengan
suku bunga yang bersaing. Pinjaman untuk 1 bulan dan 3 bulan bunga
sebesar 10% per tahun, sedangkan untuk 6 bulan dan 1 tahun sebesar 11%
per tahun.
c. Tabungan
1) Pundi Perkasa
Tabungan kotak yang biasanya petugas bank langsung datang sendiri
kepada nasabahnya untuk mengambil tabungannya.
2) Arthamas
Tabungan eksklusif dengan bunga yang menarik yaitu sebesar 8% per
tahun.
5. Prosedur Pemberian Kredit
PT BPR Artha Panggung Perkasa memiliki prosedur dalam pemberian
kredit yang harus dipenuhi oleh para debitur. Proses tersebut meliputi:
1. Permohonan kredit
Debitur datang ke bagian kredit untuk mengajukan permohonan
kredit dengan menyertakan data-data sebagai berikut:
a. Formulir permohonan kredit yang sudah diisi
b. Proposal pengajuan kredit
c. Foto copy jaminan:
Jika jaminan BPKB
1) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar)
2) Foto copy kartu susunan keluarga (3 lembar)
3) Foto copy STNK (3 lembar)
4) Foto copy BPKB (3 lembar)
5) Foto copy buku KIR (untuk roda 4 jenis angkutan)
6) Kendaraan jaminan dan data asli harus dibawa
Jika jaminan sertifikat tanah
1) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar)
2) Foto copy kartu susunan keluarga (3 lembar)
3) Foto copy sertifikat tanah (2 lembar)
4) Bukti pembayaran pajak tanah dan bangunan (SPPT)
5) Sertifikat aslinya harus dibawa
2. Analisis kredit
Setelah debitur memenuhi syarat-syarat kredit yang lengkap, maka
petugas kredit akan melakukan wawancara yang meliputi:
a. Jenis kredit yang diajukan
b. Tujuan penggunaan kredit
c. Sejarah atau latar belakang usaha
d. Jaminan yang diberikan
e. Rencana pengembalian yang akan datang
f. Hubungan dengan bank
Pihak bank harus mengadakan kunjungan atau survey ke debitur
untuk mendapatkan data atau informasi yang lebih detail dan terinci serta
mencari tambahan informasi yang berkaitan dengan permohonan kredit.
Data-data tersebut meliputi 6C yaitu character, capacity, capital,
collateral, condition dan compliance dari debitur. Kemudian data tersebut
dianalisa untuk mengetahui serta menentukan kesanggupan dan
kesungguhan debitur dalam membayar kembali pinjaman sesuai dengan
persyaratan yang terdapat dalam perjanjian kredit.
Petugas kredit akan menganalisa permohonan kredit tersebut
berdasarkan analisis berbasis 6C, serta aspek-aspek lainnya dalam
penilaian kredit. Hal tersebut didasarkan pada tujuan analisis kredit yaitu
menyelidiki dengan baik secara kuantitatif dan kualitatif calon nasabah
dan menentukan besar dan jenis kredit, kemauan dan kemampuan nasabah
untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu.
3. Keputusan kredit
Setelah proses analisis tersebut sudah dilaksanakan, maka petugas
kredit dapat memutuskan, apakah kredit tersebut disetujui, ditolak,
dikurangi, ditambah atapun diperpanjang.
4. Administrasi kredit
Permohonan kredit dapat dicairkan jika, didalam permohonan atau
perpanjangan kredit secara tertulis telah memenuhi keabsahan dan
persyaratan hukum yang dapat melindungi kepentingan bank, baik yang
memuat besarnya kredit, jangka waktu kredit, suku bunga kredit, dan tata
cara dan syarat pencairan, tata cara pembayaran kembali.
Kredit dapat dicairkan jika permohonan atau perpanjangan kredit
telah ditanda tangani, pengikatan jaminan telah dilakukan, debitur telah
melunasi biaya-biaya dan seluruh aspek yuridis telah memberikan
perlindungan yang memadai, bagi bank.
5. Pemantauan kredit
Setelah permohonan kredit disetujui, maka untuk meminimalisir
terjadinya kredit bermasalah, maka pihak bank sebaiknya melakukan
pemantauan kredit. Pemantauan bukan hanya berusaha untuk mengukur
dan mengawasi saja, akan tetapi seharusnya juga mengarah kepada analisa
dan langkah tindak lanjut yang tepat untuk mencegah terjadinya kredit
bermasalah.
6. Penanganan kredit bermasalah
Kredit bermasalah dapat disebabkan oleh keadaaan internal BPR
(salah analisa, kurang pengawasan), debitur (produk yang dijual tidak
laku, harga bahan baku meningkat terlalu tinggi, terjadi bencana/musibah),
dan keadaan eksternal. Tindak lanjut yang harus dilakukan yaitu
mengunjungi kembali tempat usaha yang dijalankan oleh debitur,
memberikan surat peringatan kepada debitur, penyitaan barang jaminan,
penjualan barang-barang jaminan untuk melunasi hutangnya, atau
penjadwalan ulang dengan mengadakan perubahan syarat kredit yaitu
menyangkut jadwal pembayaran beserta perubahan besarnya angsuran
kredit.
Kredit bermasalah tidaklah selalu dapat diselamatkan baik secara
damai atau secara hukum. Dalam penyelamatan kredit bermasalah, maka
bank memilih kredit-kredit usaha yang lebih mudah diselamatkan terlebih
dahulu. Bagi yang masih dapat diselamatkan dan diselesaikan, maka
segera dilakukan langkah perbaikannya.
B. Analisis Data
Kredit adalah percaya, dimana kreditur percaya kepada debitur maka
sebelum kredit diberikan terlebih dahulu dilakukan analisis kredit. Analisis kredit
mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan
yang diberikan serta faktor-faktor yang lainnya. Tujuan dilakukan analisis ini
yaitu agar kreditur yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.
Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat
membahayakan debitur, karena akan memunculkan timbulnya kredit macet.
Penilaian kelayakan kredit dengan menggunakan alat analisis berbasis 6C
digunakan dalam mengetahui Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition
dan Compliance seorang debitur. Alat analisis ini dilakukan guna menentukan
layak atau tidak kredit diberikan kepada debitur.
Pengajuan permohonan kredit kepada PT BPR Artha Panggung Perkasa
Trenggalek, debitur harus memberikan keterangan yang sebenarnya yang
menyangkut 6C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan
Compliance) dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan
debitur dalam mengembalikan pinjaman/kewajibannya. Hasil dari analisis
berbasis 6C tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pihak bank dalam memberikan
keputusan kredit. Agar pihak bank dalam keputusan memberikan kredit pada
debitur mempunyai keyakinan atas kemampuan debitur, maka pihak bank
mengadakan survey langsung ke lapangan untuk mengetahui benar atau tidaknya
informasi yang telah diberikan oleh debitur.
Kredit perorangan berupa kredit dengan pembayaran mencicil.
Penghasilan tetap debitur merupakan sumber utama dana pembayaran cicilan.
Dalam mengevaluasi kemampuan membayar kembali kredit, para analis kredit
harus meneliti apakah jumlah penghasilan tetap cukup besar untuk menutup
pengeluaran tetap bulanan mereka serta pelunasan pinjaman. Kredit perorangan
bermasalah atau macet dapat terjadi karena berbagai hal, salah satunya yaitu tidak
mematuhi standar persyaratan kredit yang ditetapkan oleh bank.
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar 10% dari populasi yang ada
yaitu dengan 15 responden/debitur. Lokasi usaha debitur dapat dilihat pada
lampiran 2. Data berikut akan menjelaskan tentang kelayakan kredit yang
diberikan kepada debitur oleh PT BPR Artha Panggung Perkasa.
1. Foto Copy “DEFI”
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama, ini merupakan pinjaman yang kedua.
Dimana pembayaran pengembalian pinjaman yang pertama dilakukan
sangat lancar. Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam
perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan reputasi yang baik di
dalam lingkungannya. Debitur memiliki dua orang anak dan seorang istri.
Debitur sampai sekarang masih berumur 56 tahun. Anak pertama berumur
16 tahun dan yang kedua berumur 11 tahun. Rumah yang dimiliki
sekarang merupakan rumah harta waris dari orang tua Bapak Agus.
Hubungan dengan relasi bisnis kurang baik, dimana debitur pernah tidak
memenuhi kewajibannya.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat SMU,
tepatnya SMU 1 Trenggalek. Foto copy “DEFI” berdiri cukup lama yaitu
pada tahun 2002 dengan usaha awalnya yaitu percetakan, setelah ±1 tahun
berjalan usaha percetakan ini mengalami kemunduran (bangkrut). Pada
awal tahun 2004, Pak Agus mendirikan usaha lagi yaitu Play Station (PS).
Setelah ±1 tahun berjalan usaha PS ini juga mengalami kebangkrutan.
Foto copy “DEFI” mulai menjalankan usahanya pada September 2005
sampai sekarang dengan menjalankan usaha foto copy. Usaha ini hanya
dikerjakan oleh anggota keluarga sendiri. Konsumen yang datang tidak
banyak, rata-rata tiap bulan hanya 60 orang saja. Total angsuran kredit
yang harus dibayar setiap bulannya adalah sebesar Rp. 308.333,00.
Pendapatan foto copy rata-rata Rp. 550.000,00
Pendapatan toko rata-rata Rp. 450.000,00 (+)
Total omzet penjualan Rp. 1.000.000,00
Biaya transportasi Rp. 50.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00
Biaya lain-lain Rp. 25.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 735.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 265.000,00
c. Capital
Usaha foto copy ini menghasilkan laba yang sedikit. Modal yang
dimiliki debitur merupakan modal sendiri dan modal pinjaman, dimana
modal sendiri yang dipakai sebesar Rp.4.500.000,00 sedangkan modal
pinjaman yang digunakan sebesar Rp.5.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan sebagai jaminan kredit berupa sepeda
motor Suzuki Shogun-125 atas nama Bapak Agus Purnomo. Kondisi dari
jaminan tersebt sangatlah baik sekali, dimana onderdilnya masih lengkap.
Jaminan yang diajukan oleh Pak Agus merupakan sepeda motor milik
sendiri, yang dibeli pada tahun 2005. Jaminan ini memiliki nilai jual pada
sekarang masih relatif standart dengan nilai Rp.7.500.000,00.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran.
Prospek usaha kurang bagus, hal ini disebabkan karena lokasi usaha
debitur kurang strategis. Pesaing yang mengancam foto copy “DEFI”
yang berlokasi di sekitar usaha debitur masih sedikit.
f. Compliance
Debitur tidak pernah memiliki catatan kriminal dalam kepolisian.
Debitur juga mematuhi peraturan yang ada di bank, yaitu memenuhi
persyaratan permohonan kredit dengan lengkap.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur
yaitu:
a) Identitas
Nama : Bapak Agus Purnomo
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. P Diponegoro No. 98 Trenggalek
b) Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 5.000.000,00
Tujuan kredit : tambahan modal usaha
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 2 tahun
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp. 208.333,00
Bunga pinjaman : Rp. 100.000,00 (+)
Total angsuran Rp. 308.333,00
c) Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat
diputuskan bahwa permohonan kredit tidak disetujui atau ditolak.
2. Perusahan Genteng “Melati Putih”
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap dan reputasi
yang baik di dalam lingkungannya. Debitur sampai sekarang masih
berusia 45 tahun. Debitur memiliki seorang istri dan 3 orang anak. Anak
pertama berusia 17 tahun, anak kedua berumur 14 tahun dan anak ketiga
berumur 10 tahun. Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah
milik sendiri. Hubungan dengan relasi bisnis sangat baik sekali. Debitur
dibank ini tidak hanya meminjam kredit saja melainkan juga sebagai
nasabah bank tersebut.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhir di SMU, tepatnya SMU 1
Durenan. Usaha ini sudah berdiri sejak 4 tahun yang lalu. Usaha ini
memiliki manajemen yang sangat baik, hal ini terbukti dengan adanya
banyaknya pesanan barang dari konsumen. Meskipun sekarang banyak
saingannya, akan tetapi perusahaan ini tetap mengutamakan prinsip
usahanya yaitu pelayanan yang baik dan kualitas genteng yang bagus. Hal
ini disebabkan karena daerah Gandusari merupakan pusatnya pembuatan
genteng, sehingga rata-rata mata pencaharian penduduk Gandusari selain
bertani dan bercocok tanam, penduduk di daerah sini juga membuat
genteng. Bapak Cipto memiliki tenaga kerja sebanyak 4 orang, dan
mereka semua masih keluarga sendiri. Konsumen yang datang tiap
bulannya sebanyak 50 orang.
Pendapatan tiap bulan Rp. 3.950.000,00
Biaya listrik Rp. 50.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Biaya transportasi Rp. 100.000,00
Gaji karyawan Rp. 2.000.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 600.000,00
Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 2.910.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 1.040.000,00
c. Capital
Usaha ini dapat menghasilkan usaha yang cukup besar. Modal yang
dimiliki debitur merupakan milik sendiri dan pinjaman dari bank. Modal
sendiri yang digunakan sebesar Rp.2.500.000,00 sedangkan modal
pinjaman yang digunkan sebesar Rp.4.000.000,00
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Supra Fit atas
nama Bapak Cipto sendiri. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Cipto
merupakan sepeda motor milik sendiri yang dibeli pada tahun 2005.
Sepeda motor saat dijadikan jaminan dalam kondisi sangat baik sekali.
Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang ini masih relative standart
dengan nilai Rp.8.000.000,00.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Prospek
usaha kedepan sangat bagus, hal ini disebabkan karena manajemen diatur
dan dijalankan dengan sangat baik serta pemilihan lokasi yang baik yaitu
dekat dengan jalan raya. Pesaing yang dapat mengancam perusahaan
genteng ini yang berlokasi disekitar usaha debitur sangat banyak.
f. Compliance
Debitur tidak pernah memiliki catatan kriminal dalam kepolisian.
Debitur dilingkungan manapun selalu berkelakuan sangat baik. Debitur
juga mematuhi peraturan yang ada di bank, yaitu memenuhi persyaratan
permohonan kredit dengan lengkap.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Perusahan Genteng “Melati Putih” a.n Bapak Cipto
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 48 Gandusari Trenggalek
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 4.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal usaha
Bentuk kredit : Kredit Installment
Jangka waktu : 1 tahun
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp. 333.333,33
Bunga pinjaman : Rp. 80.000,00
Total angsuran Rp. 413.333,33
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat
diputuskan bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
3. Perusahaan Genteng “Karya Muda”
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap dan reputasi
yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki seorang istri dan dua
orang anak. Debitur sampai sekarang masih berusia 44 tahun. Anaknya
berusia 17 tahun dan 13 tahun, dirumahnya juga ada kedua orang tua dari
Bapak Samsi. Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik
sendiri. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari relasi bisnisnya,
debitur memiliki karakter sangat baik dalam sistem perdagangan. Hal ini
berdasarkan pada debitur selalu tepat waktu dalam memenuhi kewajiban
pembayaran terhadap pihak lain. Debitur selain meminjam uang juga
merupakan sebagai nasabah dari bank tersebut.
b. Capacity
Debitur menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMU, yaitu SMK
Karya Darma Trenggalek. Usaha ini sudah berdiri sejak 5 tahun yang lalu.
Usaha hanya menggunakan tenaga kerja sebanyak 4 orang saja. Rata-rata
konsumen yang datang tiap bulannya hanya sebanyak 40 orang.
Pendapatan tiap bulan Rp. 3.900.000,00
Biaya listrik Rp. 60.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Biaya transportasi Rp. 100.000,00
Gaji karyawan Rp. 1.650.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 900.000,00
Biaya lain-lain Rp. 110.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 2.880.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 1.020.000,00
c. Capital
Usaha ini dapat menghasilkan usaha yang cukup besar. Modal yang
dimiliki debitur merupakan modal milik sendiri dan modal pinjaman dari
bank. Modal sendiri yang digunakan dalam usaha ini yaitu sebesar
Rp.3.000.000,00 sedangkan modal pinjaman dari bank sebesar
Rp.3.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Jupiter MX
atas nama Bapak Samsi. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Samsi
merupakan sepeda motor milik sendiri yang dibeli pada tahun 2006.
Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang ini masih relatif standart
dengan nilai Rp.8.000.000,00. Keadaan motor juga masih sangat bagus
karena masih terhitung baru.
e. Condition
Lokasi usahanya berada di tempat yang strategis yaitu berada di tepi jalan
raya. Di sekitar usaha debitur banyak sekali memiliki pesaing yang
memiliki usaha yang sama. Persaingan antar sesama pengusaha masih
dalam batas kewajaran. Prospek usaha kedepan sangat bagus, hal ini
disebabkan karena manajemen diatur dan dijalankan dengan sangat baik.
f. Compliance
Debitur tidak pernah memiliki catatan kriminal dalam kepolisian.
Debitur juga mematuhi peraturan yang ada di bank, yaitu memenuhi
persyaratan permohonan kredit dengan lengkap.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Perusahaan Genteng “Karya Muda” a.n Bapak Samsi
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Sukorejo Gandusari
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 3.000.000,00
Tujuan kredit : tambahan modal usaha
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 1 tahun
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp. 250.000,00
Bunga pinjaman : Rp. 60.000,00
Total angsuran Rp. 310.000,00
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui.
4. UD. Surya Perkasa
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap dan reputasi
yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki seorang istri dan
seorang anak. Debitur sampai sekarang masih berusia 44 tahun. Anaknya
berusia 15 tahun. Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah
warisan dari orang tua Bapak Mansur. Hubungan dengan relasi bisnis
sangatlah baik, hal ini ditunjukkan dengan karakter debitur yang selalu
tertib dalam pembayaran kewajibannya. Debitur selain menjadi peminjam
kredit juga sebagai nasabah bank tersebut.
b. Capacity
Debitur menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMU, tepatnya SMU 2
Trenggalek. Usaha ini sudah berdiri sejak 7 tahun yang lalu. Bapak
Mansur mempunyai tenaga kerja untuk membantu usahanya sebanyak 6
orang, dimana tenaga tersebut memiliki tanggung jawab dalam
pekerjaannya sesuai dengan keahliannya. Konsumen yang datang rata-rata
tiap bulannya sebanyak 202 orang.
Pendapatan tiap bulan Rp. 7.500.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya telepon Rp. 70.000,00
Biaya transportasi Rp. 500.000,00
Gaji karyawan Rp. 1.500.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00
Biaya lain-lain Rp. 120.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 2.790.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 4.710.000,00
c. Capital
Usaha ini dapat menghasilkan laba yang sangat besar. Modal yang
digunakan untuk melakukan usaha ini merupakan modal milikm sendiri
dan juga pinjaman dari bank. Modal sendiri yang digunakan sebanyak
Rp.6.000.000,00 sedangkan modal pinjaman yang digunakan sebanyak
Rp.8.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sertifikat tanah atas nama
orang tua Bapak Mansur. Kondisi agunan yang dijadikan sebagai jaminan
sangat baik, agunan sudah berupa bangunan gedung. Jaminan memiliki
nilai sebesar Rp.60.000.000,00.
e. Condition
Lokasi usahanya yaitu dekat dengan jalan raya. Pesaing yang ada disekitar
usahanya sangat banyak sekali. Persaingan antar sesama pengusaha masih
dalam batas kewajaran.
f. Compliance
Debitur tidak pernah memiliki catatan criminal dalam kepolisian. Debitur
sangat baik perilakukanya di lungkungan manapun. Debitur dalam
mentaati perjanjian dengan bank juga cukup patuh, hal ini dikarenakan
debitur pernah telat dalam pembayaran cicilan pinjaman pada bank.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : UD. Surya Perkasa a.n Bapak Mansur
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Jatiprahu
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp.8.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal
Bentuk kredit : Kredit installment
Jangka waktu : 6 bulan
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp.1.333.333,33
Bunga pinjaman : Rp. 160.000,00
Total angsuran Rp.1.493.333,33
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
5. Plapon Gypsum Milik Bapak Suryadi
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan
reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki seorang istri
dan seorang anak. Debitur sampai sekarang masih berumur 48 tahun.
Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri.
Hubungan debitur dengan relasi bisnis sangat baik. Debitur selain
meminjam kredit terhadap bank tersebut, debitur juga merupakan nasabah
dari bank itu.
b. Capacity
Debitur menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMU, tepatnya yaitu
SMEA Karya Darma Trenggalek. Usaha ini sudah berdiri sejak 5 tahun
yang lalu. Tenaga kerja yang dimiliki sebanyak 4 orang, dimana tenaga
kerja tersebut masih merupakan keluarga sendiri. Para tenaga kerja
memiliki tanggung jawab sendiri-sendiri atas pekerjaan yang mereka
lakukan yaitu sesuai dengan kemampuannya. Konsumen rata-rata yang
datang tiap bulannya sebanyak 50 orang.
Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 5.500.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya gaji pegawai Rp. 2.100.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Biaya transportasi Rp. 500.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00
Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 3.460.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 2.040.000,00
c. Capital
Usaha ini dapat menghasilkan laba yang besar, akan tetapi tergantung juga
terhadap manajemen uasaha yang dijalankan. Modal yang digunakan
dalam usaha ini adalah modal sendiri dan modal pinjaman dari bank.
Modal sendiri sebesar Rp.5.000.000,00 sedangkan modal pinjaman
sebesar Rp.4.500.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Vario atas
nama Bapak Suryadi. Jaminan ini merupakan milik sendiri yang dibeli
pada tahun 2007 awal. Kondisi speda motor sangat baik sekali karena
masih terhitung masih baru dibeli. Jaminan ini memiliki nilai jual pada
sekarang masih relatif standart dengan nilai Rp.8.000.000,00.
e. Condition
Lokasi usahanya ini berada dekat jaln raya. Pesaing yang ada disekitar
lokasi usaha sangat sedikit sekali sehingga memungkinkan usaha ini
mendapatkan laba yang angta besar sekali. Prospek usaha yang dijalankan
sangat bagus, karena usaha ini banyak dibutuhkan oleh konsumen untuk
merenovasi rumah.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, hal ini terbukti
dengan adanya tiadanya catatan criminal. Selain itu debitur juga selalu
mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu selalu tepat waktu
dalam membayar cicilan pinjaman.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Suryadi
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Panglima Sudirman No.11
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 4.500.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal usaha
Bentuk kredit : Kredit installment
Jangka waktu : 1 tahun
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp.375.000 ,00
Bunga pinjaman : Rp. 90.000,00 (+)
Total angsuran Rp. 465.000,00
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui.
6. Internet “FAJAR.Net”
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan
reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur sampai sekarang
masih berumur 43 tahun. Debitur memiliki seorang istri dan 3 orang anak
serta ayah dari Bapak Hari sendiri. Rumah yang ditinggali sekarang
merupakan rumah milik sendiri. Hubungan debitur dengan bank yaitu
selain sebagai peminjam juga sebagai nasabah dari bank tersebut.
Hubungan dengan relasi bisnis yaitu sangat baik.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat S1, tepatnya di
Universitas Negeri Surabaya. Usaha ini dijalankan sejak 3 tahun yang lalu.
Warnet ini memiliki tenaga kerja sebanyak 4 orang, dimana tenaga kerja
tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri sesuai dengan
keahliannya. Rata-rata konsumen yang daang tiap bulannya sebanyak 320
orang.
Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 5.900.000,00
Biaya listrik Rp. 900.000,00
Biaya gaji pegawai Rp. 2.200.000,00
Biaya telepon Rp. 200.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 900.000,00
Biaya lain-lain Rp. 300.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 3.500.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 2.400.000,00
c. Capital
Usaha ini menjanjikan laba yang lumayan besar. Modal yang dimiliki
debitur merupakan modal sendiri dan pinjaman dari bank. Modal sendiri
yang digunakan dalam usaha ini yaitu sebesar Rp.20.000.000,00
sedangkan modal yang dipinjam sebesar Rp.10.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sertifikat rumah atas nama
Bapak Hari. Jaminan ini memiliki nilai jual saat ini dengan nilai
Rp.95.500.000,00. Kondisi jaminan sngat bagus, hal tersebut dapat dilihat
dari kondisi rumah yang sudah ditembok.
e. Condition
Lokasi usaha ini sangat strategis yaittu dekat dengan jalan raya.
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Pesaing
disekitarnya yang memiliki usaha yang sama cukup banyak, karena saat
ini usaha warnet sedang ngetren dan juga menjanjikan meraih keuntungan
yang besar. Prospek usaha yang dijalankan sangat bagus, karena usaha ini
banyak diminati oleh konsumen untuk memperoleh informasi secara luas
dan cepat.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, hal ini terbukti
dengan adanya telah ijin mendirikan usaha. Selain itu debitur juga selalu
mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu selalu tepat waktu
dalam membayar cicilan pinjaman.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Hari
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Agus Salim No.45 Trenggalek
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 10.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal usaha
Bentuk kredit : Kredit installment
Jangka waktu : 1 tahun
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp. 833.333,33
Bunga pinjaman : Rp. 200.000,00 (+)
Total angsuran Rp. 1.033.333,33
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
7. Bengkel Milik Bapak Waras Sugito
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan
reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur sampai sekarang
masih berumur 48 tahun. Debitur memiliki satu istri dan 3 orang anak dan
kedua oarng tua dari istri Bapak Waras. Rumah yang ditinggali sekarang
merupakan rumah milik sendiri. Hubungan dengan relasi bisnis sangat
baik sekali. Bapak Waras tidak hanya meminjam saja pada bank ini, akan
tetapi juga sebagai nasabah bank tersebut..
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat S1, tepatnya di
Universitas Brawijaya Malang. Usaha masih 2 tahun berdiri. Bapak Waras
Sugito sebelumnya tidak pernah mendirikan usaha lain, usaha ini
merupakan usaha yang beliau dirikan untuk yang pertama kalinya. Bapak
Waras Sugito sebelum mendirikan usaha ini, beliau pernah bekerja
sebagai karyawan di bengkel UD. Kartini yang beralamat di Jl. RA.Kartini
No. 61 Trenggalek. Tenaga kerja pada bengkel ini sebanyak 4 orang.
Konsumen yang datang rata-rata tiap bulannya sebanyak 105 orang.
Pendapatan bengkel rata-rata/bulan Rp. 3.900.000,00
Biaya listrik Rp. 75.000,00
Biaya telepon Rp. 50.000,00
Gaji pegawai Rp. 1.200.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 1.150.000,00
Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 2.575.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 1.325.000,00
c. Capital
Usaha ini menghasilkan laba yang lumayan besar. Modal yang dimiliki
debitur merupakan modal sendiri dan pinjaman. Modal sendiri sebesar
Rp.8.000.000,00 dan modal pinjaman dari bank sebesar Rp.7.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sertifikat tanah atas nama
Bapak Waras Sugito. Jaminan yang diajukan oleh Pak Waras Sugito
merupakan milik sendiri. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang
masih relatif standart dengan nilai Rp.60.000.000,00.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Prospek
usaha yang dijalannkan sangat bagus, hal ini disebabkan karena lokasi
usaha debitur yang strategis yaitu didekat jalan raya dan banyaknya
pengguna sepeda motor. Pesaing yang ada disekitarnya sangat banyak
sekali sehingga bengkel ini haruslah memberikan pelayanan yang baik dan
service yang memuaskan.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, baik dari segi hokum
maupun akad perjanjian dengan bank. Selain itu debitur juga selalu tepat
waktu dalam membayar cicilan pinjaman.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Waras Sugito
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 48 Ngantru Trenggalek
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 7.000.000,00
Tujuan kredit : tambahan modal usaha
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 1 tahun
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp.583.333,33
Bunga pinjaman : Rp. 140.00,00 (+)
Total angsuran Rp. 723.333,33
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
8. Toko Milik Bapak Tomo
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan
reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki seorang istri
dan 2 anak. Debitur sampai sekarang masih berumur 56 tahun. Rumah
yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan
dengan relasi bisnis kurang baik, karena debitur pernah tidak memenuhi
kewajibannya terhadap pihak lain. Debitur di bank tersebut hanya sebagai
peminjam kredit saja.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat SMU, tepatnya
SMU 1 Trenggalek. Toko ini sudah berdiri sejak 3 tahun yang lalu. Usaha
ini hanya dikerjakan oleh anggota keluarga saja. Konsumen yang datang
rata-rata tiap bulannya sebanyak 50 orang.
Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 1.700.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya transportasi Rp. 100.000,00
Biaya telepon Rp. 100.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00
Biaya lain-lain Rp. 150.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 950.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 750.000,00
c. Capital
Modal yang dimiliki debitur merupakan modal sendiri dan modal
pinjaman dari bank. Modal sendiri yang digunakan sebesar
Rp.5.500.000,00 sedangkan modal pinjaman yang digunakan sebesar
Rp.2.500.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Supra Fit atas
nama Bapak Tomo. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Tomo merupakan
sepeda motor milik sendiri. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang
masih relatif standart dengan nilai Rp.8.000.000,00. kondisi dari jaminan
tersebut sangat baik sekali.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Lokasi
usaha debitur berada dekat dengan jalan raya. Pesaing yang memiliki
usaha yang sama dengan debitur, yang ada disekitar toko ini sangat
banyak.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, baik dari segi hukum
maupun akad perjanjian dengan bank. Debitur juga lengakap dalam
memenuhi persyaratan dalam mengajukan kredit.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Tomo
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Hos Cokroaminoto No.47 Trenggalek
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 2.500.000,00
Tujuan kredit : tambahan modal usaha
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 6 bulan
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp. 416.666,67
Bunga pinjaman : Rp. 50.000,00
Total angsuran Rp. 466.666,67
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit ditolak atau tidak disetui.
9. UD. Beton Cetak “Lancar Jaya”
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan
reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki seorang istri
dan dua orang anak. Debitur sampai sekarang masih berumur 47 tahun.
Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri.
Hubungan debitur dengan relasi bisnis sangat baik. Debitur selain
meminjam kredit terhadap bank tersebut, debitur juga merupakan nasabah
dari bank itu.
b. Capacity
Debitur menempuh pendidikan terakhir di tingkat Diploma, tepatnya yaitu
di Poltek Universitas Brawijaya. Usaha ini sudah berdiri sejak 6 tahun
yang lalu. Tenaga kerja yang dimiliki sebanyak 6 orang. Konsumen rata-
rata yang datang tiap bulannya sebanyak 107 orang.
Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 7.800.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya gaji pegawai Rp. 2.500.000,00
Biaya telepon Rp. 75.000,00
Biaya transportasi Rp. 600.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00
Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 3.875.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 3.925.000,00
c. Capital
Usaha ini dapat menghasilkan laba yang besar, akan tetapi tergantung juga
terhadap manajemen usaha yang dijalankan. Modal yang digunakan dalam
usaha ini adalah modal sendiri dan modal pinjaman dari bank. Modal
sendiri sebesar Rp.8.000.000,00 sedangkan modal pinjaman sebesar
Rp.9.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sertifikat tanah atas nama
Bapak Sabar. Jaminan ini merupakan milik sendiri. Kondisi jaminan
cukup baik karena kondisi bangunan masih setengah jadi. Jaminan ini
memiliki nilai yang masih relatif standart sebesar Rp.55.000.000,00.
e. Condition
Lokasi usahanya mudah dujangkau oleh konsumen. Pesaing yang ada
disekitar lokasi usaha sangat banyak sekali. Prospek usaha yang
dijalankan sangat bagus, karena usaha ini menerapkan manajemen yang
bagus.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, hal ini terbukti
dengan adanya tiadanya catatan kriminal. Selain itu debitur juga selalu
mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu selalu tepat waktu
dalam membayar cicilan pinjaman.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : UD. Beton Cetak “Lancar Jaya” a.n Bapak Sabar
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Rejowinangun
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp.9.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 1 tahun
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp.750.000,00
Bunga pinjaman : Rp.180.000,00
Total angsuran Rp.930.000,00
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui.
10. Toko Milik Ibu Jamilah
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan
reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki seorang
suami, dua orang anak serta masih ada orang tua debitur yang ikut tinggal
dirumahnya. Debitur sampai sekarang masih berumur 29 tahun. Rumah
yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan
debitur dengan relasi bisnis sangat baik. Debitur selain meminjam kredit
terhadap bank tersebut, debitur juga merupakan nasabah dari bank
tersebut.
b. Capacity
Debitur menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMU, tepatnya yaitu
SMA Karya Darma Trenggalek. Usaha ini sudah berdiri sejak 3 tahun
yang lalu. Usaha ini hanya dijalankan oleh anggota keluarga saja.
Konsumen rata-rata yang datang tiap bulannya sebanyak 55 orang.
Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 1.800.000,00
Biaya listrik Rp. 75.000,00
Biaya telepon Rp. 50.000,00
Biaya transportasi Rp. 50.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 900.000,00
Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 1.175.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 625.000,00
c. Capital
Modal yang digunakan dalam usaha ini adalah modal sendiri dan modal
pinjaman dari bank. Modal sendiri sebesar Rp.2.900.000,00 sedangkan
modal pinjaman sebesar Rp.4.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Smash atas
nama Ibu Jamilah. Jaminan ini merupakan milik sendiri yang dibeli pada
tahun 2006. Kondisi sepeda motor sangat baik sekali karena masih
terhitung masih baru dibeli. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang
masih relatif standart dengan nilai Rp.8.000.000,00.
e. Condition
Lokasi usahanya ini berada dekat rumah. Pesaing yang ada disekitar lokasi
usaha sangat banyak sehingga usaha ini sulit untuk berkembang dengan
baik dan menghasilkan laba yang besar.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada. Selain itu debitur juga
selalu mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu melengkapi
semua persyaratan permohonan kredit yang diajukan oleh bank.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Ibu Jamilah
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Ahmad Yani No.13
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 4.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal usaha
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 1 tahun
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp.333.333,33
Bunga pinjaman : Rp. 80.000,00
Total angsuran Rp.413.333,33
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat
diputuskan bahwa permohonan kredit tidak disetujui atau ditolak.
11. CV. Selo Aji
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara
hukum serta mempunyai sikap dan reputasi yang baik di dalam
lingkungannya. Debitur memiliki dua orang anak dan seorang istri.
Debitur sampai sekarang masih berumur 53 tahun. Rumah yang ditempati
sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan debitur dengan relasi
bisnis sangat baik. Hubungan debitur dengan bank yaitu hanya meminjam
kredit.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat SMU, tepatnya
di SMU 1 Trenggalek. Usaha ini sudah berdiri sejak 7 tahun yang lalu.
Proyek yang dijalankan merupakan proyek pembangunan jalan poros
menggunakan lapisan atas yang berlokasi di desa Botoputih Kec.
Bendungan Trenggalek.
Dana Rp.250.000.000,00
Bahan Baku Rp.66.393.600,00
Biaya transportasi Rp. 2.000.000,00
Gaji karyawan Rp. 4.711.500,00
Makan Rp. 5.700.000,00
Sewa rumah Rp. 2.850.000,00
Peralatan Rp.74.885.100,00
Biaya lain-lain Rp.11.998.500,00 (+)
Total anggaran Rp.168.538.700,00(-)
Penghasilan Rp. 81.461.300,00
c. Capital
Modal yang digunakan merupakan modal milik sendiri dan modal
pinjaman. Modal milik serndiri sebesar Rp.25.000.000,00 sedangkan
modal pinjaman sebesar Rp.50.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit sertifikat rumah atas nama Bapak
Rizal. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Rizal merupakan setifikat rumah
atas nama sendiri. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang masih
relatif standart dengan nilai Rp.100.000.000,00. Kondisi jaminan juga
sangat baik.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Lokasi
usaha debitur yaitu dekat dengan jalan raya. Pesaing yang mengancam
usaha ini yang cukup banyak.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, hal ini terbukti
dengan adanya tiadanya catatan kriminal. Selain itu debitur juga selalu
mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu selalu tepat waktu
dalam membayar cicilan pinjaman.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Rizal
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Klampisan Trenggalek
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 50.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal
Bentuk kredit : kredit tetap
Jangka waktu : 6 bulan
Bunga kredit : 3% per bulan
Bunga pinjaman per bulan : Rp.1.500.000,00
Untuk kredit tetap angsuran yang harus dibayar tiap bulannya hanya
bunga pinjaman saja, setelah melewati batas perjanjian kredit maka
debitur harus membayar bunga beserta pokok pinjamannya.
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
12. CV. Matahari Jaya
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara
hukum serta mempunyai sikap dan reputasi yang baik di dalam
lingkungannya. Debitur memiliki dua orang anak dan seorang istri.
Debitur sampai sekarang masih berumur 50 tahun. Rumah yang ditempati
sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan debitur dengan relasi
bisnis sangat baik. Hubungan debitur dengan bank yaitu selain meminjam
kredit juga merupakan nasabah bank tersebut.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat S1, tepatnya
Institut Teknik Nasional Malang. Usaha ini sudah berdiri sejak 5 tahun
yang lalu. Proyek yang dijalankan merupakan proyek perbaikan tebing
sungai yang berlokasi di kali Tawing Trenggalek.
Dana Rp.500.000.000,00
Bahan Baku dan pelaksanaan Rp. 313.612.500,00
Biaya transportasi Rp 5.000.000,00
Gaji karyawan Rp. 10.700.000,00
Makan Rp. 5.100.000,00
Sewa rumah Rp. 2.550.000,00
Biaya lain-lain Rp. 31.361.200,00 (+)
Total anggaran Rp.368.323.700,00(-)
Penghasilan Rp.113.676.300,00
c. Capital
Modal yang digunakan merupakan modal milik sendiri dan modal
pinjaman. Modal milik serndiri sebesar Rp.80.000.000,00 sedangkan
modal pinjaman sebesar Rp.70.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit sertifikat rumah atas nama Bapak
Sulton. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Sulton merupakan setifikat
rumah atas nama sendiri. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang
masih relatif standart dengan nilai Rp.125.000.000,00. Kondisi jaminan
juga sangat baik.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Prospek
usaha sangat bagus, hal ini disebabkan karena lokasi usaha debitur sangat
strategis yaitu dekat dengan jalan raya. Pesaing yang mengancam usaha
ini yang cukup banyak.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, hal ini terbukti
dengan adanya tiadanya catatan kriminal. Selain itu debitur juga selalu
mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu selalu tepat waktu
dalam membayar cicilan pinjaman.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Sulton
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jatiprahu Karangan
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 70.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal
Bentuk kredit : kredit tetap
Jangka waktu : 6 bulan
Bunga kredit : 3% per bulan
Bunga pinjaman per bulan : Rp.2.100.000,00
Untuk kredit tetap angsuran yang harus dibayar tiap bulannya hanya
bunga pinjaman saja, setelah melewati batas perjanjian kredit maka
debitur harus membayar bunga beserta pokok pinjamannya.
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
13. CV. Makmur Jaya
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap dan reputasi
yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki seorang istri dan dua
orang anak. Debitur sampai sekarang masih berusia 50 tahun. Rumah yang
ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan dengan
relasi bisnis sangatlah baik, hal ini ditunjukkan dengan karakter debitur
yang selalu tertib dalam pembayaran kewajibannya. Debitur selain
menjadi peminjam kredit juga sebagai nasabah bank tersebut.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat S1, tepatnya
Universitas Negeri Surabaya. Usaha ini sudah berdiri sejak 5 tahun yang
lalu. Usaha ini hanya memiliki tenaga kerja sebanyak 5 orang. Konsumen
yang datang rata-rata tiap bulannya sebanyak 402 orang.
Pendapatan tiap bulan Rp. 12.000.000,00
Biaya listrik Rp. 200.000,00
Biaya transportasi Rp 800.000,00
Gaji Karyawan Rp. 2.500.000,00
Biaya telepon Rp. 110.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 850.000,00
Biaya lain-lain Rp. 200.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 4.660.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 7.340.000,00
c. Capital
Modal yang digunakan merupakan modal milik sendiri dan modal
pinjaman. Modal milik serndiri sebesar Rp.11.000.000,00 sedangkan
modal pinjaman sebesar Rp.10.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Tiger atas
nama Bapak Supri. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Supri merupakan
milik sendiri. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang masih relatif
standart dengan nilai Rp.12.000.000,00. Kondisi jaminan juga sangat baik.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Prospek
usaha ini sangat bagus, hal ini disebabkan karena lokasi usaha debitur
sangat strategis yaitu dekat dengan jalan raya. Pesaing yang mengancam
usaha ini yang berlokasi di sekitar usaha debitur sudah banyak sehingga
memungkinkan untuk bersaing dengan ketat agar memperoleh laba yang
besar, serta lebih mengatur manajemen yang sudah dijalankan agar lebih
jalan lebih baik lagi.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, hal ini terbukti
dengan adanya tiadanya catatan kriminal. Selain itu debitur juga selalu
mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu selalu tepat waktu
dalam membayar cicilan pinjaman.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Supri
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 21
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 10.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 6 bulan
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp. 1.666.666,67
Bunga pinjaman : Rp. 200.000,00(+)
Total angsuran Rp. 1.866.666,67
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
14. CV. Watu Kandang
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara
hukum serta mempunyai sikap dan reputasi yang baik di dalam
lingkungannya. Debitur memiliki dua orang anak dan seorang istri.
Debitur sampai sekarang masih berumur 55 tahun. Rumah yang ditempati
sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan debitur dengan relasi
bisnis sangat baik. Hubungan debitur dengan bank yaitu hanya sebatas
meminjam kredit.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat SMU, tepatnya
SMU 1 Trenggalek. Usaha ini sudah berdiri sejak 5 tahun yang lalu.
Proyek yang dijalankan merupakan proyek penggadaan alat pembelajaran
yang berlokasi di SMK Negeri 2 Trenggalek.
Dana Rp. 130.000.000,00
Bahan Baku Rp. 63.217.500,00
Biaya transportasi Rp 1.000.000,00
Biaya telepon Rp. 500.000,00
Gaji karyawan Rp. 1.700.000,00
Biaya lain-lain Rp. 7.500.000,00 (+)
Total anggaran Rp. 73.917.500,00 (-)
Penghasilan Rp. 56.082.500,00
c. Capital
Modal yang digunakan merupakan modal milik sendiri dan modal
pinjaman. Modal milik serndiri sebesar Rp.15.000.000,00 sedangkan
modal pinjaman sebesar Rp.25.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sertifikat rumah atas nama
Bapak Andi. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Andi merupakan setifikat
rumah atas nama sendiri. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang
masih relatif standart dengan nilai Rp.70.000.000,00. Kondisi jaminan
juga sangat baik.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Prospek
usaha sangat bagus, hal ini disebabkan karena lokasi usaha debitur sangat
strategis yaitu dekat dengan jalan raya. Pesaing yang mengancam usaha
ini yang cukup banyak.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, hal ini terbukti
dengan adanya tiadanya catatan kriminal. Selain itu debitur juga selalu
mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu selalu tepat waktu
dalam membayar cicilan pinjaman.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Andi
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Supriyadi No.8 Trenggalek
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 25.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal
Bentuk kredit : kredit tetap
Jangka waktu : 6 bulan
Bunga kredit : 3% per bulan
Bunga pinjaman per bulan : Rp.750.000,00
Untuk kredit tetap angsuran yang harus dibayar tiap bulannya hanya
bunga pinjaman saja, setelah melewati batas perjanjian kredit maka
debitur harus membayar bunga beserta pokok pinjamannya.
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
15. Toko Milik Bapak Sarwono
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap dan reputasi
yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki tiga orang anak dan
satu istri. Debitur sampai sekarang masih berumur 45 tahun. Rumah yang
ditempati sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan debitur
dengan relasi bisnis sangat baik. Debitur selain meminjam kredit terhadap
bank tersebut, debitur juga merupakan nasabah dari bank tersebut.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat S1, tepatnya
Universitas PGRI Trenggalek. Usaha ini sudah berdiri sejak 5 tahun yang
lalu. Usaha ini hanya dijalankan oleh anggota keluarga saja. Konsumen
yang datang rata-rata tiap bulannya sebanyak 80 orang.
Pendapatan tiap bulan Rp. 3.900.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya transportasi Rp 150.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 750.000,00
Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 1.160.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 2.740.000,00
c. Capital
Modal yang digunakan merupakan modal milik sendiri dan modal
pinjaman. Modal milik serndiri sebesar Rp.5.000.000,00 sedangkan modal
pinjaman sebesar Rp.6.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Thunder atas
nama Bapak Sarwono. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Sarwono
merupakan sepeda motor milik sendiri, yang dibeli pada tahun 2004.
Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang masih relatif standart
dengan nilai Rp.12.000.000,00. kondisi jaminan juga sangat baik karena
oleh debitur selalu dirawat.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Prospek
usaha sangat bagus, hal ini disebabkan karena lokasi usaha debitur sangat
strategis yaitu dekat dengan jalan raya. Pesaing yang mengancam usaha
ini yang berlokasi di sekitar usaha debitur masih sedikit sehingga
memungkinkan untuk mendapatkan laba yang sangat besar.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, hal ini terbukti
dengan adanya tiadanya catatan kriminal. Selain itu debitur juga selalu
mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu selalu tepat waktu
dalam membayar cicilan pinjaman.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Sarwono
Pekerjaan : PNS (Pegawai Negeri Sipil)
Alamat : Jl. MT Haryono No. 57 Trenggalek
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 6.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 1 tahun
Bunga kredit : 2% per bulan
Pokok pinjaman : Rp. 500.000,00
Bunga pinjaman : Rp. 120.000,00 (+)
Total angsuran Rp. 620.000,00
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
C. Pembahasan Hasil Analisis Data
Analisis kelayakan dilakukan pada debitur yang ingin mengajukan kredit
pada PT BPR Artha Panggung Perkasa, dilakukan sesuai dengan prosedur yang
dimiliki oleh pihak bank selaku pihak kreditur. Hasil dari analisis tersebut dapat
dijadikan referensi bagi kreditur guna mengambil keputusan layak atau tidak
kredit diberikan. Keputusan kredit yang diambil membutuhkan suatu
pertimbangan dan alasan-alasan yang tepat dalam menentukan layak atau tidak
kredit diberikan kepada debitur. Alasan-alasan dalam menentukan layak atau
tidak kredit diberikan kepada debitur dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Foto Copy “DEFI”
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Agus Purnomo oleh
bank yaitu memutuskan bahwa permohonan kreditnya ditolak. Hal tersebut
berdasarkan:
a. Penghasilan bersih yang diterima tiap bulan tidak dapat mengcover
angsuran kredit tiap bulannya.
b. Kurang melakukan kegiatan pemasaran. Hal ini terlihat dari sedikitnya
konsumen yang datang.
c. Barang yang dijadikan sebagai jaminan, kurang memberikan nilai harga
pasar yang mendukung tingkat pengembalian kredit. Hal ini berdasarkan
pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp. 5.000.000,00 sedangkan
nilai pasar sepeda motor tahun 2005 sekarang kurang lebih Rp.
7.500.000,00.
Agar tidak terjadi kesenjangan antara pihak bank dan debitur maka pihak bank
melakukan pemberitahuan penolakan permohonan kredit melalui surat, hal ini
bertujuan supaya hubungan yang terjalin antara nasabah dengan debitur tetap
terjalin dengan baik.
2. Perusahan Genteng “Melati Putih”
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Cipto oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
a. Penghasilan bersih yang diterima tiap
bulan sudah dapat mengcover angsuran kredit tiap bulannya, meskipun
nilai agunan yang dijadikan jaminan kurang memenuhi syarat dari bank.
b. Manajemen yang dilakukan sangat bagus sekali, sehingga banyak
konsumen yang datang dan merasa puas atas hasil barang yang dijual oleh
debitur, karena barang yang dijual memiliki kualitas barang yang sangat
bagus.
c. Dinilai dari unsur jaminan, maka barang yang dijadikan sebagai jaminan,
kurang memberikan nilai harga pasar yang mendukung tingkat
pengembalian kredit. Hal ini berdasarkan pada plafond kredit yang
diajukan sebesar Rp. 4.000.000,00 sedangkan nilai pasar sepeda motor
tahun 2005 sekarang kurang lebih Rp. 8.000.000,00.
d. Evaluasi kembali setelah mendapatkan kredit
Kondisi usaha genteng yang dijalankan oleh Bapak Cipto setelah
mendapatkan kredit dari PT BPR Artha Panggung perkasa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pendapatan tiap bulan Rp. 5.200.000,00
Biaya listrik Rp. 75.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Biaya transportasi Rp. 150.000,00
Gaji karyawan Rp. 2.800.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 650.000,00
Biaya lain-lain Rp. 150.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 3.885.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 1.315.000,00
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya
sekitar 85 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan
konsumen lama/langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar
mengatakan puas atas layanan dan barang/genteng yang dijual oleh Bapak
Cipto hal ini disebabkan karena kualitas barang yang dijual sangat bagus
meskipun banyak pesaing yang mengancam, karena prinsip Bapak Cipto
hanya menjual barang yang berkualitas tinggi meskipun harga yang
ditawarkan juga cukup tinggi.
3. Perusahaan Genteng “Karya Muda”
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Samsi oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
a. Dinilai dari karakter yang dimiliki debitur sangat baik, karena debitur
selalu tepat waktu dalam memenuhi kewajiban membayar kepada pihak
lain.
b. Dinilai dari unsur jaminan, maka barang yang dijadikan sebagai jaminan,
dapat memberikan nilai harga pasar yang mendukung tingkat
pengembalian kredit. Hal ini berdasarkan pada plafond kredit yang
diajukan sebesar Rp. 3.000.000,00 sedangkan nilai pasar sepeda motor
tahun 2006 sekarang kurang lebih Rp. 8.000.000,00.
c. Evaluasi kembali setelah mendapatkan kredit
Kondisi usaha genteng yang dijalankan oleh Bapak Samsi setelah
mendapatkan kredit dari PT BPR Artha Panggung perkasa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pendapatan tiap bulan Rp. 4.200.000,00
Biaya listrik Rp. 70.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Biaya transportasi Rp. 150.000,00
Gaji karyawan Rp. 1.700.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 900.000,00
Biaya lain-lain Rp. 120.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 3.000.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 1.200.000,00
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya
sekitar 50 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan
konsumen lama/langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar
mengatakan puas atas layanan karena kualitas barang yang dijual sangat
bagus meskipun banyak pesaing yang mengancam. Selain itu usaha ini
dijalankan dengan manajemen yang bagus, jadi untuk masa depan usaha
ini sangat memiliki prospek yang bagus.
4. UD. Surya Perkasa
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Mansur oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
a. Karakter yang dimiliki debitur sangat baik sekali, hal tersebut berdasarkan
atas selalu tepat waktu dalam pembayaran kewajiban terhadap pihak lain.
b. Pendapatan bersih tiap bulan sudah dapat mengcover ciculan pinjaman
yang harus dilunasi tiap bulannya. Meskipun debitur tidak dapat melunasi
pinjamannya, agunan yang dijadikan jaminan sudah lebih dapat menutupi
pinjamannya pada bank. Jaminan merupakan factor kedua setelah karakter
dalam suatu pemberian kredit.
c. Evaluasi kembali setelah mendapatkan kredit
Kondisi UD yang dijalankan oleh Bapak Mansur setelah
mendapatkan kredit dari bank dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pendapatan tiap bulan Rp. 8.700.000,00
Biaya listrik Rp. 150.000,00
Biaya telepon Rp. 100.000,00
Biaya transportasi Rp. 550.000,00
Gaji karyawan Rp. 1.700.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00
Biaya lain-lain Rp. 150.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 3.150.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 5.550.000,00
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya
sekitar 210 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan
konsumen lama/langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar
mengatakan puas atas layanan karena kualitas barangnya sangat bagus.
5. Plapon Gypsum Milik Bapak Suryadi
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Suryadi oleh bank
yaitu memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan
atas:
a. Dinilai dari karakter yang dimiliki debitur sangat baik, karena debitur
selalu tepat waktu dalam memenuhi kewajiban membayar kepada pihak
lain.
b. Dinilai dari unsur jaminan, maka barang yang dijadikan sebagai jaminan,
dapat memberikan nilai harga pasar yang mendukung tingkat
pengembalian kredit. Hal ini berdasarkan pada plafond kredit yang
diajukan sebesar Rp. 4.500.000,00 sedangkan nilai pasar sepeda motor
tahun 2007 sekarang kurang lebih Rp. 8.000.000,00.
c. Evaluasi kembali setelah mendapatkan kredit
Kondisi usaha genteng yang dijalankan oleh Bapak Suryadi setelah
mendapatkan kredit dari PT BPR Artha Panggung perkasa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 6.500.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya gaji pegawai Rp. 2.200.000,00
Biaya telepon Rp. 65.000,00
Biaya transportasi Rp. 500.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00
Biaya lain-lain Rp. 150.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 3.515.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 2.985.000,00
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya
sekitar 60 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan
konsumen lama/langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar
mengatakan puas atas layanan karena kualitas barang yang dijual sangat
bagus. Selain itu usaha ini dijalankan dengan manajemen yang bagus, jadi
untuk masa depan usaha ini sangat memiliki prospek yang bagus.
6. Internet “FAJAR.Net”
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Hari oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
a. Dinilai dari penghasilan bersih yang diterima tiap bulan dapat mengcover
angsuran kredit tiap bulannya.
b. Dinilai dari barang yang dijadikan sebagai jaminan, cukup memberikan
nilai harga pasar yang mendukung tingkat pengembalian kredit. Hal ini
berdasarkan pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp. 10.000.000,00
sedangkan nilai tanah sebesar Rp. 95.500.000,00. Jika debitur tidak dapat
memenuhi kewajibannya maka jaminan merupakan factor terpenting
dalam melunasi pinjaman.
c. Evaluasi kembali setelah mendapatkan kredit
Kondisi usaha warnet yang dijalankan oleh Bapak Hari setelah
mendapatkan kredit dari PT BPR Artha Panggung perkasa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 6.700.000,00
Biaya listrik Rp. 900.000,00
Biaya gaji pegawai Rp. 2.500.000,00
Biaya telepon Rp. 200.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 900.000,00
Biaya lain-lain Rp. 300.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 3.700.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 3.000.000,00
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya sekitar
340 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan konsumen
lama/langganannya. Menurut konsumen, merasa puas atas pelayanan yang
ditawarkan. Selain itu usaha ini dijalankan dengan manajemen yang bagus,
jadi untuk masa depan usaha ini sangat memiliki prospek yang bagus.
7. Bengkel Milik Bapak Waras Sugito
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Waras Sugito oleh
bank yaitu memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini
berdasarkan atas:
a. Dinilai dalam menjalankan usaha bengkelnya, debitur sangat telaten, teliti
dan sevicenya juga sangat bagus serta didukung dengan kualitas lokasi
yang sangat strategis sehingga membuat bengkel mudah dijangkau oleh
konsumen.
b. Dinilai dari penghasilan bersih yang diterima tiap bulan sangat dapat
mengcover angsuran kredit tiap bulannya.
c. Dinilai dari barang yang dijadikan sebagai jaminan, cukup memberikan
nilai harga pasar yang mendukung tingkat pengembalian kredit. Hal ini
berdasarkan pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp. 7.000.000,00
sedangkan nilai pasar jaminannya sebesar Rp. 60.000.000,00.
d. Evaluasi kembali setelah mendapatkan kredit
Kondisi usaha bengkel yang dijalankan oleh Bapak Waras Sugito
setelah mendapatkan kredit dari PT BPR Artha Panggung perkasa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pendapatan bengkel rata-rata/bulan Rp. 4.500.000,00
Biaya listrik Rp. 75.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Gaji pegawai Rp. 1.500.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 1.150.000,00
Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 2.885.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 1.615.000,00
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya
sekitar 115 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan
konsumen lama/langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar
mengatakan puas atas layanan dari Bapak Waras Sugito hal ini disebabkan
karena service yang dilakukan sangat baik sehingga membuat sepeda
motor pelanggan nyaman dipakai dan jarang rusak.
8. Toko Milik Bapak Tomo
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Waras Sugito oleh
bank yaitu memutuskan bahwa permohonan kreditnya ditolak. Hal ini
berdasarkan atas:
a. Dinilai dari penghasilan bersih yang diterima tiap bulan kurang dapat
mengcover angsuran kredit tiap bulannya.
b. Dinilai dari barang yang dijadikan sebagai jaminan, cukup memberikan
nilai harga pasar yang mendukung tingkat pengembalian kredit. Hal ini
berdasarkan pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp.2.000.000,00
sedangkan nilai pasar sepeda motor tahun 2004 sekarang kurang lebih
Rp.7.500.000,00. Akan tetapi kreditur lebih mengutamakan karakter dari
pada jaminan.
Agar tidak terjadi kesenjangan antara pihak bank dan debitur maka pihak bank
melakukan pemberitahuan penolakan permohonan kredit melalui surat, hal ini
bertujuan supaya hubungan yang terjalin antara nasabah dengan debitur tetap
terjalin dengan baik.
9. UD. Beton Cetak “Lancar Jaya”
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Sabar oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
a. Dinilai dari karakter yang dimiliki debitur sangat baik, karena debitur
selalu tepat waktu dalam memenuhi kewajiban membayar kepada pihak
bank.
b. Dinilai dari unsur jaminan, maka barang yang dijadikan sebagai jaminan,
dapat memberikan nilai harga pasar yang mendukung tingkat
pengembalian kredit. Hal ini berdasarkan pada plafond kredit yang
diajukan sebesar Rp. 9.000.000,00 sedangkan nilai pasar jaminan sebesar
Rp. 55.000.000,00.
c. Penghasilan bersih tiap bulan dapat memenuhi kewajiban mencicil
pinjaman tiap bulannya kepada pihak bank.
d. Evaluasi kembali setelah mendapatkan kredit
Kondisi UD. Beton Cetak “Lancar Jaya” yang dijalankan oleh
Bapak Sabar setelah mendapatkan kredit dari PT BPR Artha Panggung
perkasa dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 8.200.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya gaji pegawai Rp. 2.500.000,00
Biaya telepon Rp. 75.000,00
Biaya transportasi Rp. 650.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00
Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 3.925.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 4.275.000,00
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya
sekitar 110 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan
konsumen lama/langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar
mengatakan puas atas layanan karena kualitas barang yang dijual sangat
bagus. Selain itu usaha ini dijalankan dengan manajemen yang bagus, jadi
untuk masa depan usaha ini sangat memiliki prospek yang bagus.
10. Toko Milik Ibu Jamilah
Keputusan pemberian kredit pada kasus Ibu Jamilah oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya ditolak. Hal ini berdasarkan atas :
a. Penghasilan bersih yang diterima tiap bulan kurang dapat mengcover
angsuran kredit tiap bulannya, hal ini disebabkan karena laba yang didapat
terlalu sedikit.
b. Kurang melakukan kegiatan pemasaran. Hal ini terlihat dari sedikitnya
konsumen yang datang.
c. Barang yang dijadikan sebagai jaminan, kurang memberikan nilai harga
pasar yang mendukung tingkat pengembalian kredit. Hal ini berdasarkan
pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp. 4.000.000,00 sedangkan
nilai pasar sepeda motor tahun 2006 sekarang kurang lebih Rp.
8.000.000,00.
Agar tidak terjadi kesenjangan antara pihak bank dan debitur maka pihak bank
melakukan pemberitahuan penolakan permohonan kredit melalui surat, hal ini
bertujuan supaya hubungan yang terjalin antara nasabah dengan debitur tetap
terjalin dengan baik.
11. CV. Selo Aji
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Rizal oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
dinilai dari anggaran dana yang ada proyek ini akan berhasil dengan baik,
selain itu debitur dapat mengcover angsuran kredit tiap bulannya. Selain itu
nilai jaminan juga dapat mengcover jumlah pinjaman. Hal ini berdasarkan
pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp.50.000.000,00 sedangkan nilai
jaminan yaitu sebesar Rp.100.000.000,00.
12. CV. Matahari Jaya
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Sulton oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
dinilai dari anggaran dana yang ada proyek ini akan berhasil dengan baik,
selain itu debitur dapat mengcover angsuran kredit tiap bulannya. Selain itu
nilai jaminan juga dapat mengcover jumlah pinjaman. Hal ini berdasarkan
pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp.70.000.000,00 sedangkan nilai
jaminan yaitu sebesar Rp.125.000.000,00.
13. CV. Makmur Jaya
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Supri oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
dinilai dari penghasilan tiap bulannya dapat mengcover angsuran kredit tiap
bulannya. Meskipun nilai jaminan kurang dapat menjamin jumlah pinjaman.
Hal ini berdasarkan pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp.
10.000.000,00 sedangkan nilai jaminan yaitu sebesar Rp.12.000.000,00.
Evaluasi kembali setelah mendapat kredit:
Kondisi CV. Makmur Jaya yang dijalankan oleh Bapak Supri
setelah mendapatkan kredit dari PT BPR Artha Panggung perkasa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pendapatan tiap bulan Rp. 15.000.000,00
Biaya listrik Rp. 200.000,00
Biaya transportasi Rp 920.000,00
Gaji Karyawan Rp. 3.000.000,00
Biaya telepon Rp. 110.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 850.000,00
Biaya lain-lain Rp. 250.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 5.330.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 9.670.000,00
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya
sekitar 410 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan
langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar mengatakan puas
karena kualitas barang yang dijual bagus. Selain itu usaha ini dijalankan
dengan manajemen yang bagus, jadi untuk masa depan usaha ini sangat
memiliki prospek yang bagus.
14. CV. Watu Kandang
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Supri oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
dinilai dari anggaran dana yang ada proyek ini akan berhasil dengan baik
sehingga debitur dapat mengcover angsuran kredit tiap bulannya. Selain itu
nilai jaminan juga dapat mengcover jumlah pinjaman. Hal ini berdasarkan
pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp. 25.000.000,00 sedangkan nilai
jaminan yaitu sebesar Rp.70.000.000,00.
15. Toko Milik Bapak Sarwono
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Supri oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
dinilai dari penghasilan tiap bulannya dapat mengcover angsuran kredit tiap
bulannya. Selain itu nilai jaminan juga dapat mengcover jumlah pinjaman.
Hal ini berdasarkan pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp.
6.000.000,00 sedangkan nilai jaminan yaitu sebesar Rp.12.000.000,00.
Evaluasi kembali setelah mendapat kredit
Kondisi toko yang dijalankan oleh Bapak Sarwono setelah
mendapatkan kredit dari PT BPR Artha Panggung perkasa dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Pendapatan tiap bulan Rp. 4.500.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya telepon Rp. 75.000,00
Biaya transportasi Rp. 130.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 750.000,00
Biaya lain-lain Rp. 150.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 1.205.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 3.295.000,00
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya
sekitar 100 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan
langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar mengatakan puas
karena kualitas barang yang dijual bagus. Selain itu usaha ini dijalankan
dengan manajemen yang bagus, jadi untuk masa depan usaha ini sangat
memiliki prospek yang bagus.
Berdasarkan pembahasan diatas bahwa dapat disimpulkan dari 15 debitr
yang ada yang dikatakan layak untuk mendapatkan kredit sebanyak 12 orang
(80%) dan yang dikatakan tidak layak sebanyak 3 orang (20%), sehingga hal ini
sudah dapat menjawab hipotesis yang ada yaitu sebagian besar debitur dinyatakan
layak mendapatkan kredit dari PT BPR Artha Panggung Paerkkasa Trenggalek.
Hal tersebut membuat hipotesis yang ada dapat diterima karena sebagian besar
debitur layak diberikan kredit.
Konsistensi antara peneliti terdahulu dan peneliti sekarang yaitu hasil
peneliti terdahulu menyatakan bahwa UD yang dijadikan obyek penelitian yaitu
UD ABC layak diberikan kredit oleh Bank Jatim Cabang Blitar maksimal sebesar
Rp.30.000.000,00. Sedangkan hasil dari peneliti sekarang menyatakan bahwa
debitur yang layak menerima kredit sebanyak 12 orang dan yang tidak layak
mendapatkan kredit sebanyak 3 orang, sehingga dapat dinyatakan bahwa sebagian
besar debitur dari PT BPR Artha Panggung Perkasa layak menerima kredit.
Debitur yang dinyatakan layak menerima kredit mendapatkan kredit berdasarkan
besarnya usul plafon yang diajukan oleh debitur atas pertimbangan dari pihak
kreditur.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Hasil dari analisa data dan pembahasan hasil analisa data pada penelitian
ini menyatakan bahwa debitur yang mendapatkan kredit dari bank lebih banyak
dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan kredit, yang mendapat kredit
sebesar 80% (sebanyak 12 orang) sedangkan yang tidak mendapat kredit
sebanyak 20% (sebanyak 3 orang). Evaluasi kelayakan kredit dilakukan dengan
cara melihat perkembangan usaha yang dilakukan debitur, sekaligus juga telah
mendapatkan kredit mengalami peningkatan atau tidak. Jika usaha tersebut
mengalami peningkatan berarti debitur tersebut benar-benar layak untuk
mendapatkan kredit, selain itu pihak bank juga tidak salah dalam memberikan
kredit. Jika terjadi sebaliknya maka akan menimbulkan suatu kredit bermasalah,
yang dapat merugikan pihak bank, untuk meminimalisir hal tersebut maka pihak
bank harus teliti dan lebih hati-hati dalam memberikan kredit.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi manajemen PT BPR Artha Panggung Perkasa agar Perusahaan Genteng
“Melati Putih”, Perusahaan Genteng “Karya Muda”, UD Surya Perkasa,
Plapon Gypsum milik Bapak Suryadi, Fajar.Net, Bengkel milik Bapak Waras
Sugito, Toko milik Bapak Sarwono dan UD Beton Cetak “Lancar Jaya” tetap
diberikan kredit karena usaha yang dijalankan memiliki prospek yang sangat
bagus sekali, sedangkan CV Selo Aji, CV Matahari Jaya, CV Makmur Jaya,
dan CV Watu Kandang perlu dipertimbangkan lagi karena kredit yang
diberikan memiliki resiko tinggi, hal tersebut berdasarkan atas usaha yang
dijalankan juga memiliki resiko tinggi pula, jika proyek gagal maka rugi total.
2. Bagi debitur agar dalam pengajuan kredit terhadap kreditur disesuaikan
dengan kemampuan membayar kembali pinjamannya.
3. Bagi peneliti selanjutnya dengan judul yang sama supaya dalam menganalisis
pemberian kredit lebih teliti dan menggunakan alat analisis yang lain yang
lebih tepat.
PT BPR Artha Panggung Perkasa diharapkan dapat meminimalisir
terjadinya kredit bermasalah, sehingga PT BPR Artha Panggung Perkasa dapat
mewujudkan visinya, yaitu menjadikan PT BPR Artha Panggung Perkasa menjadi
BPR yang terdepan.
Daftar Pustaka
Ali, A. Hasyim, Drs. 1995. Manajemen Bank. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Arthesa, Ade, Ir, MM dan Handiman, Edia, Ir. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Cornett, MM and Saunders, A. 1999. Fundamentals of Financial Institutions Management. Mc Graw Hill. Singapore.
Gup, Benton E and Kolari, James W. 2005. Commercial Banking. John Wiley and Sons. USA.
Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhaedjono. 2002. Manajemen Perbankan. BPFE. Yogyakarta.
Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Muljono, Teguh Pudjo. 1993. Manajemen Perkreditan. BPFE. Yogyakarta.
Nazir, Moh, Ph.D. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sinungan, Muchdarsyah, Drs. 1993. Manajemen Dana Bank. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Sutojo, Siswanto. 1995. Analisa Kredit bank Umum. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Reksoprayitno, Soediyono. 1992. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Bank Umum. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
Taswan, SE. 1997. Akuntansi Perbankan. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Semarang.
www.bi.go.id
www.kompas.co.id
www.smeru.or.id