evaluasi kinerja sistem informasi pelayanan perizinan ...€¦ · sehingga tidak melakukan...
TRANSCRIPT
1
1. Pendahuluan
Era saat ini yang semakin berkembang membuat perkembangan teknologi
informasi (TI) semakin pesat. Adanya perkembangan TI yang pesat didukung oleh
pesatnya perkembangan sistem informasi (SI). Sebagian besar organisasi sekarang
ini menggunakan teknologi sebagai bagian dari strategi bisnis serta untuk
membantu operasional dari suatu organisasi. Penggunaan TI dan SI ini untuk
memperlancar operasional agar lebih efektif dan efisien.
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT & PM)
Salatiga merupakan bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota
Salatiga. Badan pemerintahan ini bergerak dalam bidang pelayanan perizinan dan
penanaman modal usaha di area kota Salatiga. Badan ini beralamat di Jl. Pemuda
No. 02 Salatiga.
BPPT & PM Salatiga telah memanfaatkan teknologi berupa SI untuk
menunjang proses operasional badan ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kasubbid. Pelayanan Administrasi Perizinan, SI yang digunakan pada badan ini
belum sempurna dan aplikasi pada SI pelayanan perizinan masih belum sesuai
dengan prosedur standar yang ada. Hal ini menyebabkan operasional pada BPPT
& PM menjadi tidak maksimal[1].
Berdasarkan permasalahan tersebut maka, TI yang digunakan pada suatu
badan atau perusahan perlu dievaluasi secara periodik untuk menjaga kualitas dan
kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan. Standar dalam melakukan
evaluasi dalam penelitian ini dengan menggunakan Cobit 4.1. Cobit (Control
Objectives for Information and related Technology) dipilih karena dapat
memberikan strategi dan control TI dan SI yang saling berkesinambungan antara
tujuan TI dengan tujuan bisnis dalam organisasi. COBIT mencakup tujuan
pengendalian yang terdiri dari 4 (empat) domain, yaitu Perencanaan dan
Pengaturan (Plan and Organise), Perolehan dan Pelaksanaan (Acquire and
Implement), Penyampaian dan Dukungan (Deliver and Support), serta
Pemantauan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate).
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kinerja SI dalam
mendukung tujuan bisnis BPPT & PM Salatiga. Berdasarkan temuan-temuan dari
hasil pelaksanaan evaluasi, dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang
dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh BPPT & PM Salatiga sebagai acuan
untuk meningkatkan peranan dan pengelolaan SI yang ada supaya kedepannya
dapat mendukung tujuan bisnis organisasi dengan lebih baik lagi.
2. Kajian Pustaka
Penelitian mengenai analisis TI menggunakan COBIT sudah banyak
dilakukan. Salah satunya tentang “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
Menggunakan Kerangka Kerja Cobit Dalam Mendukung Layanan Sistem
Informasi Akademik Studi Kasus : Universitas Budi Luhur”. Penelitian ini
bertujuan dengan adanya tata kelola TI maka tercapai antara rencana dan strategi
TI perusahaan. Pengumpulan data penelitian ini dengan analisa kedudukan fungsi
TI dan analisa tingkat kematangan tata kelola TI dengan COBIT. Kesimpulannya
adalah rata-rata tingkat kematangan tata kelola TI di Universitas Budi Luhur ada
di tingkat Repeatable but intuitive[2].
2
Penelitian yang lain mengenai analisis TI berjudul “Pengukuran Tingkat
Kematangan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di KPP Pratama
Semarang Timur Menggunakan COBIT Framework 4.1 (Domain Deliver and
Support).” Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kematangan SIDJP
pada KPP Pratama Semarang Timur menggunakan COBIT framework 4.1 domain
DS, secara khusus pemanfataan SIDJP. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat
kematangan (Maturity Level) SIDJP dalam menerapkan proses TI domain DS
berada pada level Manage and Measurable (proses telah dimonitor dan diukur)
dengan skor Maturity Level sebesar 3.75 yang berarti KPP Pratama Semarang
Timur telah mengawasi dan mengukur proses pelayanan dengan baik dan telah
berjalan sesuai dengan prosedur yang digunakan oleh KPP Pratama Semarang
Timur yaitu Standard Operating Prosedure (SOP)[3].
Perbedaan penelitian terdahulu yang pertama dengan penelitian yang
dilakukan penulis di BPPT & PM Salatiga yang pertama yaitu penelitian
terdahulu yang pertama menggunakan semua domain COBIT. Sedangkan penulis
menggunakan pemetaan sesuai tujuan bisnis untuk menentukan domain COBIT
yang dipakai sebagai pedoman penelitian di BPPT & PM Salatiga.
Perbedaan penelitian terdahulu yang kedua dengan penelitian yang
dilakukan penulis di BPPT & PM Salatiga yang pertama yaitu pada penelitian
terdahulu yang kedua hanya menggunakan satu domain Deliver and Support,
sedangkan penulis menggunakan beberapa sub domain hasil pemetaan sesuai
dengan tujuan bisnis. Perbedaan yang lainnya yaitu penelitian terdahulu yang
kedua dalam pengumpulan data menggunakan cara wawancara dan observasi
sehingga tidak melakukan perhitungan kuesioner menggunakan CMM (Capability
Maturity Model) sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
pengumpulan data menggunakan cara wawancara, observasi dan kuesioner yang
kemudian dilakukan perhitungan CMM (Capability Maturity Model).
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional
suatu organisasi, bagian organisasi, dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar,
dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya[4]. SI adalah suatu interaksi antar
komponen-komponen di dalam suatu kesatuan terpadu untuk mengolah data
menjadi informasi sesuai dengan kebutuhannya[5].
COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT governance
yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk
menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah – masalah
teknis TI. COBIT dapat dipakai sebagai alat yang komprehensif untuk
menciptakan IT Governance pada suatu perusahaan. COBIT mempertemukan dan
menjembatani kebutuhan manajemen dari celah atau gap antara risiko bisnis,
kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis TI, serta menyediakan referensi
best practices yang mencakup keseluruhan TI dan kaitannya dengan proses bisnis
perusahaan dan memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas logis yang
dapat dikelola serta dikendalikan secara efektif[6].
COBIT mempunyai model kematangan (Maturity Models) untuk
mengontrol proses-proses TI dengan menggunakan metode penilaian (scoring)
sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses TI yang dimilikinya dari
skala Non-Existent sampai dengan Optimised (dari 0 sampai 5). Yaitu 0- Non
3
Existen, 1-Initial / Ad Hoc, 2- Repeatable, 3- Defined, 4- Managed dan 5-
Optimized. Pendekatan ini diambil berdasarkan maturity model software
engineering institute[6].
Gambar 1 Level Maturity Models
(Sumber : IT Governance Institute, 2007)
Level Maturity Model ada lima, yaitu dari 0 sampai dengan 5 dijelaskan
pada Tabel 1. Tabel 1 Level Maturity Model
(Sumber : IT Governance Institute, 2007)
Level Kategori Keterangan
0 Non-Existent Suatu organisasi tidak menyadari akan perkembangan
TI yang ada dan tidak memahami bahwa TI dapat
membantu perusahaan dalam mencapai tujuan
bisnisnya.
1 Initial Organisasi telah memiliki solusi teknologi dalam suatu
organisasi tetapi belum ada standarisasi atau struktur
yang jelas didalamnya.
2 Repeatable
but Intuitive
Organisasi sudah mengembangkan proses-proses yang
ada, tetapi tidak ada pelatihan terhadap sistem secara
formal, atau komunikasi dari prosedur standard dan
kemampuan pelaksanaannya sistem bergantung pada
individu yang paham akan TI.
3 Defined Organisasi sudah mempunyai prosedur yang sesuai
standar dan terstruktur. Organiasi sudah melakukan
pemeliharaan meskipun organisasi belum mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan.
4 Managed and
Measurable
Organisasi sudah memonitor dan mempunyai
kemampuan dalam pemenuhan solusi-solusi TI sudah
berjalan sesuai dengan prosedur. Solusi-solusi yang ada
dapat berjalan dengan baik dan dapat dikembangkan
sehingga berorientasi pada keefektifitasan dan
keefisiensian pekerjaan.
5 Optimized Organisasi mampu menjadikan TI sebagai strategis
bisnis sehingga perusahaan mempunyai keunggulan
kompetitif. Organisasi sudah mencapai level tertinggi
dalam penggunaan TI.
4
RACI adalah singkatan dari Responsible, Accountable, Consulted, Informed.
COBIT 4.1 menerangkan bahwa RACI chart berfungsi untuk menunjukkan peran
dan tanggung jawab suatu fungsi dalam organisasi terhadap suatu aktivitas
tertentu dalam IT control objective. Peran dan tanggung jawab merupakan dua hal
yang sangat berkaitan erat dengan proses pembuatan keputusan. Suatu keputusan
dapat di buat oleh pihak-pihak yang memang memliki kewenangan sebagai
pembuat keputusan. RACI diterapkan pada setiap aktivitas di dalam IT control
objective untuk mendukung kesuksesan proses TI pada keempat domain. Tujuan
dari pemberian peran dan tanggung jawab ini adalah untuk memperjelas aktivitas,
sekaligus sebagai sarana untuk menentukan peran dari fungsi-fungsi lainnya
terhadap suatu aktifitas tertentu. RACI chart mendefinisikan apa dan kepada siapa
harus didelegasikan, terdiri dari :
1. R = Responsible, artinya pihak yang harus memastikan aktivitas tersebut
berhasil dilaksanakan.
2. A = Accountable, artinya pihak yang mempunyai kewenangan untuk
menyetujui atau menerima pelaksanaan aktivitas.
3. C = Consulted, artinya pihak yang mana pendapatnya dibutuhkan dalam
aktivitas (komunikasi arah).
4. I = Informed, artinya pihak yang selalu menjaga kemajuan informasi atas
aktivitas yang dilakukan (komunikasi satu arah).
RACI chart ini membantu auditor untuk mengidentifikasi siapa saja yang
akan diwawancara. COBIT 4.1 terdapat 12 peran yang dimasukkan ke dalam
RACI chart antara lain : CEO (Chief of Executive Officer), CFO (Chief of
Financial Officer), Bussines Executive, CIO (Chief of Information Officer),
Bussines Process Owner, Head Operations, Chief Architect, Head Development,
Head IT Administration, PMO (Project Manager Officer), Compliance, Audit,
Riks and Security dan Service Manager.
Gambar 2 RACI Chart PO 2 [6]
(Sumber : IT Governance Institute, 2007)
3. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan yang digunakan pada penelitian yaitu metode
secara deskriptif kuantitatif yang berfokus pada hasil kuesioner. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah
bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan
5
hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis
dari hubungan-hubungan kuantitatif. Peneliti mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan dengan cara wawancara, observasi dan kuesioner.
Penelitian ini dilakukan di BPPT & PM Salatiga yang bertujuan untuk
mengevaluasi kinerja SI dan untuk mengetahui tingkat kematangan SI yang dinilai
menggunakan COBIT 4.1. Berdasarkan hasil evaluasi pada penelitian ini, dapat
digunakan untuk membantu dalam membuat rekomendasi yang nantinya dapat
digunakan untuk meningkatkan maupun memperbaiki kinerja SI di BPPT & PM
Salatiga.
Penelitian ini diawali dengan menyusun tahapan-tahapan penelitian yang
bisa membantu penulis dalam mengolah dan menganalisa data serta
menyelesaikan permasalahan. Tahapan penelitian yang dilakukan di BPPT & PM
Salatiga dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang pertama dilakukan penulis dalam penelitian di
BPPT & PM Salatiga yaitu studi literatur COBIT 4.1. Studi literatur dilakukan
oleh penulis digunakan untuk mengetahui informasi yang menunjang penelitian,
yaitu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan COBIT 4.1.
Tahapan kedua dalam penelitian ini adalah pengumpulan data.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif
karena disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian dan objek yang diteliti.
Jenis data pada pengumpulan data ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data utama yang diperoleh dengan cara melakukan
interview atau wawancara, observasi dan kuesioner. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila
penulis ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara pada penelitian ini dilakukan secara formal.
Hasil dari wawancara dipergunakan untuk acuan melakukan observasi.
6
Pengumpulan data selanjutnya yaitu dengan observasi. Pada tahap ini dilakukan
observasi secara langsung kepada staff-staff yang berhubungan dengan SI
pelayanan perizinan. Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati secara
langsung proses-proses kegiatan yang dilakukan oleh staff-staff bagian pelayanan
perizinan pada BPPT & PM Salatiga. Pengumpulan data selain menggunakan cara
wawancara dan obervasi juga menggunakan kuesioner. Kuesioner ini dibuat untuk
mengetahui tingkat kematangan (Maturity Level) dari SI yang digunakan pada
BPPT & PM Salatiga. Pernyataan-pernyataan pada kuesioner disusun sesuai
dengan prosedur COBIT 4.1. Hasil wawancara, hasil observasi dan hasil
kuesioner akan dianalisa untuk mengukur kinerja SI dan mengetahui tingkat
kematangan dari BPPT & PM Salatiga. Data sekunder pada penelitian ini
diperoleh dari tinjauan literatur atau literatur review yang berisi uraian teori,
temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh sebagai bahan acuan untuk
landasan kegiatan penelitian. Tinjauan yang digunakan berhubungan dengan
analisa dan COBIT 4.1. Data sekunder diambil dari buku, jurnal dan beberapa
teori yang menunjang penelitian ini.
Tahap penelitian yang ketiga yaitu pemetaan COBIT. Pemetaan ini
dilakukan berdasarkan tujuan bisnis (Business Goals) yang ada pada organisasi
atau perusahaan kemudian dipetakan ke dalam IT Goals dan IT Processes. Tahap
pemetaan ini peneliti mengidentifikasi Business Goals, IT Goals dan IT Processes
untuk mendapatkan domain pada COBIT yang dapat digunakan untuk
menganalisa data.
Tahap penelitian yang keempat yaitu analisa data. Analisa data dilakukan
setelah pengumpulan data yang sudah sesuai dan valid. Analisa ini dilakukan
menggunakan Maturity Level yang dihubungkan dengan hasil pemetaan COBIT
yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu, peneliti memberikan rekomendasi-
rekomendasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki maupun mengembangkan
kinerja SI pada BPPT & PM Salatiga.
Tahap kelima atau tahap terakhir pada penelitian ini adalah membuat
kesimpulan. Penulis menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisa data yang
kemudian menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang dapat diberikan kepada
BPPT & PM Salatiga. Rekomendasi-rekomendasi tersebut dapat dipergunakan
BPPT & PM Salatiga sebagai acuan memperbaiki atau mengembangkan kinerja
SI pelayanan perizinan BPPT & PM Salatiga.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitan dan pembahasan penulis ini didapat dari hasil wawancara,
observasi dan kuesioner. Penulis melakukan wawancara dan membagian
kuesioner kepada enam orang responden berdasarakan tabel RACI yang memiliki
hubungan dan tanggung jawab pada BPPT & PM Salatiga.
Hasil penelitian merupakan hasil dari analisa data yang telah diolah. Hasil
kuesioner didapat dari enam responden antara lain : A : Kepala BPPT & PM, B :
Sekretaris BPPT & PM, C : Kabag. Umum dan Kepegawaian, D : Kabid.
Pelayanan dan Pengaduan, E : Kasubbid. Pelayanan Administrasi Perizinan, F :
Staf Subbid. Pelayanan.
7
Identifikasi Business Goals dan IT Goals dilakukan untuk mengetahui
tujuan bisnis organisasi yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk
pemetaan COBIT.
Berikut ini adalah tujuan bisnis dari BPPT & PM yang teridentifikasi :
1. Meningkatkan kualitas layanan publik.
2. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk
memperoleh pelayanan publik.
3. Memberikan pelayanan perizinan yang mudah, cepat, tepat dan pasti
dengan adanya pengembangan sistem berbasis web.
Setelah tujuan bisnis dari BPPT & PM diketahui, kemudian dilakukan
pemetaan dari tujuan bisnis ke COBIT menggunakan COBIT Common Business
Goals dan COBIT Common IT Goals.
Pemetaan tujuan bisnis ke dalam COBIT Common Business Goals dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Pemetaan Tujuan Bisnis ke dalam COBIT Common Business Goals
Hasil pemetaan tujuan bisnis dengan menggunakan COBIT Common
Business Goals yang sesuai dengan ruang lingkup masalah adalah seperti yang
terangkum pada Tabel 2.
Tabel 2 COBIT Common Business Goals yang teridentifikasi
No Tujuan Bisnis Organisasi COBIT Common
Business Goals
BSC Perspective
1 Meningkatkan kualitas layanan publik 3 – Improve corporate
governance and
transparency
Financial
2 Memberikan akses yang lebih luas kepada
masyarakat untuk memperoleh pelayanan
publik
4 – Improve customer
orientation and service
Customer
3 Memberikan pelayanan perizinan yang
mudah, cepat, tepat dan pasti dengan
adanya pengembangan sistem berbasis
web
5 – Offer Competitive
products and services
Customer
8
Berdasarkan hasil pemetaan di atas terdapat tiga Common Business Goals
yang teridentifikasi yaitu :
a. Improve corporate governance and transparency
b. Improve customer orientation and service
c. Offer competitive products and services
Setiap Common Business Goals tersebut telah dipetakan oleh COBIT
dengan empat perspektif BCS (Balance Scorecard) yang memperlihatkan cakupan
COBIT. Perspektif BCS yang tercakup dari hasil pemetaan di atas ada dua yaitu :
Financial Perspective, adanya business goal pada prespektif ini menunjukkan bahwa adanya transparansi data kepada pelanggan untuk
meningkatkan financial organisasi.
Customer Perspective, adanya business goal pada prespektif ini
menunjukkan pentingnya manajemen yang baik dalam hubungan
dengan customer untuk meningkatkan keuntungan perusahaan atau
organisasi.
COBIT telah memberikan pemetaan setiap Business Goals dengan IT Goals
yang mendukung. Pemetaan ini memperlihatkan IT Goals yang memberi
kontribusi terhadap pencapaian sebuah Business Goals.
Gambar 5 Pemetaan COBIT Common Business Goals dengan COBIT Common IT Goals
Gambar 5 di atas memperlihatkan Common IT Goals yang terkait dalam
pencapaian Common Business Goals pada organisasi. Common IT Goals yang
teridentifikasi yaitu terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Common IT Goals yang teridentifikasi
Kode Keterangan
2 Respond to governance requirements in line with board direction.
3 Ensure satisfaction of end users with service offerings and service
lavels.
5 Create IT agility.
18 Establish clarity of business impact of risk to IT objectives and
resources.
9
23 Make sure that IT services are available as required.
24 Improve IT’s cost-efficiency and its contribution to business
profitability.
Identifikasi IT Processes dilakukan berdasarkan hasil dari pemetaan pada
Common IT Goals. IT Process yang teridentifikasi secara langsung pada IT Goals
memudahkan manajemen melakukan kontrol terhadap proses-proses TI agar
terjaga dan tercapainya tujuan TI.
Gambar 6 Pemetaan IT Goals dengan IT Processes
Sebuah IT Goal dapat memiliki satu atau lebih IT Processes yang juga
teridentifikasi pada IT Goals yang lain, maka IT Processes yang sama hanya
diidentifikasi satu kali. IT Processes yang teridentifikasi yaitu seperti terlihat pada
Tabel 4.
Tabel 4 COBIT IT Processes yang teridentifikasi
Domain IT Process
Plan & Organizing PO1,PO2, PO4, PO5, PO7, PO8,PO9,PO10
Acquisition & Implementation AI3, AI4
Delivery & Support DS1, DS2, DS3, DS4, DS6, DS7, DS8,
DS10, DS13
Monitor and Evaluate ME1, ME4
10
Tabel 5 merupakan deskripsi dari IT Processes yang telah teridentifikasi.
Tabel 5 IT Processes yang teridentifikasi
Domain Deskripsi
Plan and Organise
PO1 Define a strategic IT plan
PO2 Define the information architecture
PO4 Define the IT Processes, organisation and
relationships
PO5 Manage the IT investment
PO7 Manage IT human resources
PO8 Manage quality
PO9 Assess and manage IT risk
PO10 Manage Projects
Acquire and Implement
AI3 Acquire and maintain technology infrastructure
AI4 Enable operation and use
Deliver and Support
DS1 Define and manage service levels
DS2 Manage third-party services
DS3 Manage performance and capacity
DS4 Ensure continuous service
DS6 Identify and allocate cost
DS7 Educate and train users
DS8 Manage services desk and incident
DS10 Manage problems
DS13 Manage operations
Monitor and Evaluate
ME1 Monitor and evaluate IT performance
ME4 Provide IT governance
IT Processes yang telah teridentifikasi kemudian dilakukan analisa
berdasarkan tingkat kematangannya atau Maturity Level untuk mengetahui sejauh
mana perusahaan telah memenuhi standar proses pengelolaan TI yang baik.
Penentuan tingkat kematangan tersebut akan dilakukan pada setiap IT Process dan
dilakukan pada semua level, mulai dari level 0 (Non-Existence) sampai level 5
(Optimized).
PO1 Mendefinisikan Rencana Strategis TI, proses ini digunakan untuk
menetapkan strategi TI yang sejalan dengan strategi organisasi atau perusahaan.
Tabel 6 merupakan hasil perhitungan PO1.
Tabel 6 Hasil Perhitungan Kuesioner PO1
Rata-rata Sub Domain PO1 1.67
Maturity Level 1.67
11
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.67 yaitu Initial / Ad-Hoc, organisasi mengetahui adanya kejadian
sebagai persoalan yang perlu ditangani namun belum ada proses standar dan
cenderung diselesaikan oleh perorangan. BPPT & PM belum merencanakan
strategi TI dengan baik, perencanaan strategi dilakukan tanpa mengikuti standar
prosedur yang ada.
PO2 Menentukan Arsitektur Informasi, proses ini digunakan untuk
memastikan bahwa dengan adanya SI dapat menciptakan dan secara teratur meng-
update model informasi bisnis serta mendefinisikan sistem yang tepat untuk
mengoptimalkan penggunaan informasi. Tabel 7 merupakan hasil perhitungan
kuesioner PO2.
Tabel 7 Hasil Perhitungan Kuesioner PO2
Rata-Rata Sub Domain PO2 1.54
Maturity Level 1.54
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.54 yaitu Initial / Ad-Hoc, organisasi mengetahui adanya kejadian
sebagai persoalan yang perlu ditangani namun belum ada proses standar dan
cenderung diselesaikan oleh perorangan. Tingkat keakuratan data pada BPPT &
PM belum dijaga secara maksimal dan kurang adanya transparansi data.
PO4 Menentukan Proses TI, Organisasi dan Hubungan, Proses ini
menjelaskan bahwa divisi TI dalam perusahaan harus menentukan keterampilan
staf, fungsi, akuntabilitas, otorisasi, peraturan dan tanggungjawab serta
pengawasan berdasarkan kebutuhannya. Tabel 8 merupakan hasil perhitungan
kuesioner PO4.
Tabel 8 Hasil Perhitungan Kuesioner PO4
Rata-Rata Sub Domain PO4 1.27
Maturity Level 1.27
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.27 yaitu Initial / Ad-Hoc, BPPT & PM telah mengetahui adanya
permasalahan yang harus diperbaiki dan telah memiliki solusi atas permasalahan
tersebut tetapi belum ada standarisasi atau struktur yang jelas. BPPT & PM sudah
memiliki struktur organisasi dan penjelasan dari masing-masing lingkup kerja
namun staf belum menjalankan pekerjaan sesuai dengan standar.
PO5 Mengelola Investasi TI, proses ini memperlihatkan tentang penetapan
dan pemeliharaan kerangka kerja untuk mengatur seleksi investasi TI yang
meliputi baiya, keuntungan, prioritas anggaran, proses penganggaran yang resmi
dan pengaturan ulang anggaran. Perusahaan bekerjasama dengan stakeholder
untuk mengidentifikasi dan mengendalikan biaya serta keuntungan dalam konteks
strategi TI, perencanaan taktis dan inisiatif untuk mengambil tindakan dalam
memperbaiki suatu kondisi. Tabel 9 merupakan perhitungan kuesioner PO5.
12
Tabel 9 Hasil Perhitungan Kuesioner PO5
Rata-Rata Sub Domain PO5 1.03
Maturity Level 1.03
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.03 yaitu Initial, BPPT & PM telah mengetahui adanya permasalahan
yang harus ditangani dan diperbaiki namun belum ada standarisasi dan struktur
yang jelas. Pengelolaan investasi pada BPPT & PM belum maksimal termasuk
pada investasi TI misalnya penyediaan hardware.
PO7 Mengelola Sumber Daya Manusia TI, proses ini digunakan untuk
mengukur tingkat pencapaian penetapan, pemeliharaan dan motivasi workforce
yang kompeten untuk menciptakan dan mengirimkan service TI pada bisnis. Hal
ini dicapai dengan mengikuti praktek-praktek pendukung yang telah ditentukan
dan disetujui seperti pengangkatan karyawan, pelatihan, evaluasi kinerja, promosi
dan pemutusdan hubungan kerja. Tabel 10 merupakan hasil perhitungan
kuesioner PO7.
Tabel 10 Hasil Perhitungan Kuesioner PO7
Rata-Rata Sub Domain PO7 1.20
Maturity Level 1.20
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.20 yaitu Initial, BPPT & PM telah mengetahui adanya permasalahan
yang harus ditangani dan diperbaiki namun belum ada standarisasi dan struktur
yang jelas. BPPT & PM Salatiga belum memiliki SDM khusus yang mempunyai
latar belakang pendidikan TI.
PO8 Mengelola Kualitas, proses ini digunakan untuk mengukur penerapan
sistem manajemen mutu yang dikembangkian dan dipertahankan untuk
membuktikan pembangunan, proses akuisisi dan standar yang diaktifkan dengan
cara perencanaan, pelaksanaan dan mempertahankan sistem manajamen mutu
dengan adanya persyartan mutu yang jelas, prosedur dan kebijakan. Tabel 11
merupakan hasil perhitungan kuesioner PO8.
Tabel 11 Hasil Perhitungan Kuesioner PO8
Rata-Rata Sub Domain PO8 1.14
Maturity Level 1.14
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.14 yaitu Initial, BPPT & PM telah mengetahui adanya permasalahan
yang harus ditangani dan diperbaiki namun belum ada standarisasi dan struktur
yang jelas. Penilaian kinerja SDM pada BPPT & PM kurang maksimal.
PO9 Menaksir dan Mengelola Resiko TI, proses ini digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengelola resiko TI yang dapat terjadi pada suatu organisasi
atau perushaan. Tabel 12 merupakan hasil perhitungan kuesioner PO9.
13
Tabel 12 Hasil Perhitungan Kuesioner PO9
Rata-Rata Sub Domain PO9 2
Maturity Level 2
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 2 yaitu repeatable but intuitive, organisasi ini memiliki proses yang
sudah berkembang dengan adanya prosedur yang sama dilakukan oleh orang yang
berbeda. BPPT & PM dalam pengelolaan resiko TI sudah melakukannya sesuai
dengan prosedur dan dapat dilakukan oleh orang yang berbeda.
PO10 Mengelola Proyek, proses ini digunakan untuk memastikan bahwa
waktu penyelesaian proyek TI sesuai dengan jadwal dan anggaran yang telah
ditetapkan. Tabel 13 merupakan hasil perhitungan kuesioner PO10.
Tabel 13 Hasil Perhitungan Kuesioner PO10
Rata-Rata Sub Domain PO10 1.91
Maturity Level 1.91
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.91 yaitu Initial, BPPT & PM telah mengetahui adanya permasalahan
yang harus ditangani dan diperbaiki namun belum ada standarisasi dan struktur
yang jelas. Pengelolaan proyek pada BPPT & PM sudah dilakukan namun tidak
mengikuti standar yang ada sehingga pengelolaan proyek yang dilakukan tidak
maksimal.
AI3 Memperoleh dan Memelihara Infrastruktur Teknologi, proses ini
digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan telah memiliki proses-proses
untuk memperoleh, mengimplementasikan dan memperbaharui infrastruktur
teknologi yang dimiliki. Tabel 14 merupakan hasil peritungan kuesioner AI3.
Tabel 14 Hasil Perhitungan Kuesioner AI3
Rata-Rata Sub Domain AI3 1.25
Maturity Level 1.25
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.25 yaitu Initial, BPPT & PM telah mengetahui adanya permasalahan
yang harus ditangani dan diperbaiki namun belum ada standarisasi dan struktur
yang jelas. Penggunaan perangkat tekonologi (hardware) pada BPPT & PM
belum menyeluruh hanya terdapat pada bagian front office dan pelayanan
perizinan. Pemeliharaan infrastruktur TI belum dilakukan secara berkala.
AI4 Memungkinkan Operasi dan Penggunaan, proses ini digunakan untuk
menetukan penegtahuan yang berkaitan dengan sistem harus tersedia. Proses ini
memerlukan dokumentasi dan manual standar yang akan digunakan oleh
pengguna dan staf TI serta perlu diadakan pelatihan untuk menjamin aplikasi dan
infrastruktur digunakan dan dijalankan dengan tepat. Tabel 15 merupakan
perhitungan kuesioner AI4.
14
Tabel 15 Hasil Perhitungan Kuesioner AI4
Rata-Rata Sub Domain AI4 0.83
Maturity Level 0.83
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 0.83 yaitu Non-Existent, organisasi ini tidak menyadari adanya
perkembangan TI yang ada dan belum memahami bahwa dengan menggunakan
TI dapat membantu pelayanan di BPPT & PM. BPPT & PM belum mengadakan
pelatihan khusus mengenai sistem pelayanan perizinan kepada seluruh staf
pelayanan perizinan sehingga hanya terdapat beberapa staf saja yang dapat
mengoperasikan sistem ini.
DS1 Mendefinisikan dan Mengelola Tingkat Layanan, proses ini digunakan
untuk mengukur komunikasi yang efektif antara manajemen TI dan konsumen
mengenai jasa yang diperlukan, perlu adanya bantuan dokumentasi dan
pernjanjian anatara jasa TI dengan service level yang ditentukan sebelumnya.
Tabel 13 merupakan hasil perhitungan kuesioner DS 1.
Tabel 13 Hasil Perhitungan Kuesioner DS1
Rata-Rata Sub Domain DS1 1.19
Maturity Level 1.19
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.19 yaitu Initial / Ad-Hoc, organisasi mengetahui adanya kejadian
sebagai persoalan yang perlu ditangani namun belum ada proses standar dan
cenderung diselesaikan oleh perorangan. Pelanggan pada organisasi ini masih
kurang puas atas pelayanan yang diberikan.
DS2 Mengelola Layanan Pihak Ketiga, proses ini digunakan untuk
menentukan jasa yang disediakan oleh pihak ketiga sesui dengan kebutuhan bisnis
dan adanya proses manajemen yang lebih efektif dari pihak ketiga. Proses ini
dilakukan dengan cara membuat perjanjian dengan pihak ketiga yang berisi
tentang peraturan, tanggungjawab serta keinginan yang jelas dari masing-masing
pihak, selain itu juga membahas tentang peninjauan dan pengawasan yang akan
dilakukan berkaitan dengan efketivitas dan pemenuhan proses. Tabel 14
merupakan hasil perhitungan kuesioner DS 2.
Tabel 14 Hasil Perhitungan Kuesioner DS2
Rata-Rata Sub Domain DS2 1.58
Maturity Level 1.58
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.58 yaitu Initial / Ad-Hoc, organisasi mengetahui adanya kejadian
sebagai persoalan yang perlu ditangani namun belum ada proses standar dan
cenderung diselesaikan oleh perorangan. Masih terdapat beberapa perbedaan
kebijakan dan peraturan serta perjanjian dari organisasi dengan pihak ketiga
(external).
15
DS3 Mengelola Performansi dan Kapasitas, proses ini digunakan untuk
menilai kinerja dan kapasitas sumber daya TI saat ini secara periodik dengan cara
peramalan kebutuhan yang akan datang, penyimpanan yang dilakukan dan
kemungkinan terhadap keperluan. Proses ini menyediakan jaminan bahwa sumber
daya informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis secara berkesinambungan.
Tabel 15 merupakan hasil perhitungan kuesioner DS 3.
Tabel 15 Hasil Perhitungan Kuesioner DS3
Rata-Rata Sub Domain DS3 1.16
Maturity Level 1.16
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.16 yaitu Initial / Ad-Hoc, organisasi mengetahui adanya kejadian
sebagai persoalan yang perlu ditangani namun belum ada proses standar dan
cenderung diselesaikan oleh perorangan. Penilaian kinerja untuk sumberdaya TI
belum dilakukan secara maksimal.
DS 4 Memastikan Layanan Teratur, proses ini menjelaskan tentang
kebutuhan penyediaan jada TI yang berkesinambungan memerlukan
pengembangan, perawatan, pengujian rencana TI berkesinambungan,
penyimpanan offsite backup serta rencana pelatihan yang dilaksanakan secara
berkala. Tabel 16 merupakan hasil perhitungan kuesioner DS 4.
Tabel 16 Hasil Perhitungan Kuesioner DS4
Rata-Rata Sub Domain DS4 0.9
Maturity Level 0.9
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 0.9 yaitu Non-Existent, organisasi ini tidak menyadari adanya
perkembangan TI yang ada dan belum memahami bahwa dengan menggunakan
TI dapat membantu pelayanan di BPPT & PM. Layanan yang diberikan BPPT &
PM belum dilakukan secara baik.
DS6 Mengidentifikasi dan Mengalokasikan Biaya, proses ini digunakan
untuk mengetahui pembangunan dan pengoperasian sistem untuk pelaporan
alokasi biaya TI ke pengguna layanan. Pada proses ini kebutuhan untuk
mengadakan sistem yang adil dan pantas dengan cara mengalokasikan biaya-biaya
TI bagi bisnis. Tabel 17 merupakan hasil perhitungan kuesioner DS 6.
Tabel 17 Hasil Perhitungan Kuesioner DS6
Rata-Rata Sub Domain DS6 0.87
Maturity Level 0.87
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 0.87 yaitu Non-Existent, organisasi ini tidak menyadari adanya
perkembangan TI yang ada dan belum memahami bahwa dengan menggunakan
TI dapat membantu pelayanan di BPPT & PM. Penyelarasan biaya yang sesuai
16
dengan perencanaan hanya dilakukan oleh sebagian bidang. Penggunaan biaya
dan realisasinya sudah dicatat dan dilaporkan setiap bulannya.
DS7 Mendidik dan Melatih Pengguna, proses ini digunakan untuk
mengetahui sumber daya manusia yang menggunakan sistem dan untuk
mengetahui adanya pelatihan kepada sumber daya manusia atau user pada suatu
organisasi atau badan. Tabel 18 merupakan hasil perhitungan kuesioner DS 7.
Tabel 18 Hasil Perhitungan Kuesioner DS7
Rata-Rata Sub Domain DS7 2
Maturity Level 2
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 2 yaitu repeatable but intuitive, organisasi ini memiliki proses yang
sudah berkembang dengan adanya prosedur yang sama dilakukan oleh orang yang
berbeda, namun pelatihan formal pada prosedur yang ada belum maksimal. Saat
proses rekrutmen pegawai, latar belakang pendidikan sudah sesuai dengan formasi
yang dibutuhkan.
DS8 Mengelola Service Desk dan Masalah, proses ini menjelaskan bahwa
respon yang tepat dan efektif terhadap query dari pengguna TI dan masalah yang
timbul, memerlukan perancangan serta pelaksanaan yang baik dari service deks
dan proses manajemen insiden. Proses ini meliputi, pemasangan fungsi dari
service desk yaitu registrasi, analisa tren dan akar masalah serta penyelesaiannya.
Tabel 19 merupakan hasil perhitungan kuesioner DS 8.
Tabel 19 Hasil Perhitungan Kuesioner DS8
Rata-Rata Sub Domain DS8 1.1
Maturity Level 1.1
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.1 yaitu Initial / Ad-Hoc, organisasi mengetahui adanya kejadian
sebagai persoalan yang perlu ditangani namun belum ada proses standar dan
cenderung diselesaikan oleh perorangan. BPPT & PM telah memiliki bagian
khusus untuk pengaduan pelanggan yaitu melaui kotak pengaduan, layanan web
maupun surat kabar. Hasil yang terlihat masih banyak pelanggan yang kurang
puas atas pelayanan BPPT & PM.
DS10 Pengelolaan Masalah, proses ini digunakan untuk mengidentifikasi
dan mengklasifikasi masalah untuk manajemen masalah yang efektif dengan cara
menganalisis akar pengebab dan penyelesaian masalah. Proses ini mencakup
perumusan rekomendasi untuk perbaikan, pemeliharaan catatan masalah dan
penelaahan tindakan korektif. Proses yang efektif memaksimalkan ketersediaan
sistem, meningkatkan tingkat pelayanan, mengurangi biaya dan mengingkatkan
kenyamanan serta kepuasan pelanggan. Tabel 20 merupakan hasil perhitungan
kuesioner DS 10.
17
Tabel 20 Hasil Perhitungan Kuesioner DS10
Rata-Rata Sub Domain DS10 0.75
Maturity Level 0.75
Hasil dari indeks kuesioner yang didapatkan menjadi hasil untuk tingkat
Maturity Level BPPT & PM dinilai dari sub domain pengelolaan masalah.
Menurut Maturity Level yang ada pada framework COBIT, BPPT & PM berada
pada posisi 0.75 yaitu Non-Existent, organisasi ini tidak menyadari adanya
perkembangan TI yang ada dan belum memahami bahwa dengan menggunakan
TI dapat membantu pelayanan di BPPT & PM, pengelolaan masalah dalam
organisasi belum dilakukan secara maksimal.
DS13 Mengelola Operasional, proses ini digunakan untuk mengetahui
efektivitas dari manajemen dalam memproses data yang akurat dan lengkap serta
dalam memelihara perangkat keras. Proses ini meliputi penentuan prosedur-
prosedur dan kebijakan-kebijakan operasi untuk mengefktifkan manajemen dalam
menjadwalkan pemrosesan, melindungi output sensitif, mengawasi kinerja
infrastruktur dan pemeliharaan perangkat keras secara preventif. Tabel 21
merupakan hasil kuesioner DS 13.
Tabel 21 Hasil Perhitungan Kuesioner DS13
Rata-Rata Sub Domain DS13 0.96
Maturity Level 0.96
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 0.96 yaitu Non-Existent, organisasi ini tidak menyadari adanya
perkembangan TI yang ada dan belum memahami bahwa dengan menggunakan
TI dapat membantu pelayanan di BPPT & PM. Pemeliharaan operasinal
pendukung seperti hardware dan software belum dilakukan secara khusus.
ME1 Mengawasi dan Mengevaluasi kinerja TI, proses ini digunakan untuk
mengukur tingkat kinerja TI serta pengawasan terhadap kinerja TI. Tabel 22
merupakan hasil perhitungan kuesioner ME1.
Tabel 22 Hasil Perhitungan Kuesioner ME1
Rata-Rata Sub Domain ME1 1.63
Maturity Level 1.63
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.63 yaitu Initial / Ad-Hoc, organisasi mengetahui adanya kejadian
sebagai persoalan yang perlu ditangani namun belum ada proses standar dan
cenderung diselesaikan oleh perorangan. Pengawasan dan evaluasi kinerja TI pada
BPPT & PM sudah dilakukan namun belum maksimal karena tidak belum dengan
prosedur yang ada.
ME4 Menyediakan Tata Kelola TI, proses ini digunakan untuk mengetahui
ketersediaan tata kelola TI dalam organisasi. Tabel 23 merupakan hasil
perhitungan kuesioner ME4.
18
Tabel 23 Hasil Perhitungan Kuesioner ME4
Rata-Rata Sub Domain ME4 1.47
Maturity Level 1.47
Hasil Maturity Level yang ada menunjukkan bahwa BPPT & PM berada
pada posisi 1.47 yaitu Initial / Ad-Hoc, organisasi mengetahui adanya kejadian
sebagai persoalan yang perlu ditangani namun belum ada proses standar dan
cenderung diselesaikan oleh perorangan. Tata kelola TI pada BPPT & PM dalam
penyediaannya belum dilakukan secara baik dan tidak dilakukan sesuai standar
yang ada.
Tingkat kematangan (Maturity Level) COBIT dari domain hasil pemetaan
pada evaluasi kinerja SI BPPT & PM Salatiga dapat direpresentasikan dalam
spider diagram yang dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Spider Diagram Maturity Level
Hasil yang terlihat dari Gambar 6 yaitu masih terdapat gap antara Maturity
Level saat ini dengan Maturity Level yang diharapkan. Maturity Level yang
diharapkan berada pada level 3 karena BPPT & PM mengharapkan organisasi
dapat memilki standar opersional prosedur dan dapat melakukan pemeliharaan.
5. Temuan
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan kuesioner pada BPPT & PM
Salatiga yang telah dilakukan oleh penulis terhadap kinerja SI maka ditemukan
beberapa temuan. Temuan tersebut antara lain yaitu perencanaan strategi TI yang
tidak sesuai dengan prosedur, tidak ada staf khusus yang berlatar belakang
pendidikan TI, kurang maksimal dalam penyediaan investasi TI, tidak adanya
pelatihan bagi SDM untuk pengoperasian SI yang ada, kurangnya kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan organisasi, penggunaan biaya proyek yang tidak
sesuai dengan perencanaan, kurangnya pemeliharaan operasional pendukung
seperti hardware dan software, kurangnya pengawasan dan evaluasi kinerja TI,
masih terdapat beberapa kebijakan yang berbeda antara pihak internal dan
eksternal.
00,5
11,5
22,5
3PO1
PO2PO4
PO5
PO7
PO8
PO9
PO10
AI3AI4
DS1DS2DS3
DS4
DS6
DS7
DS8
DS10
DS13
ME1ME4
MATURITY LEVELYANGDIHARAPKAN
MATURITY LEVELSAAT INI
19
6. Rekomendasi
Berdasarakn hasil temuan tersebut maka penulis memberikan rekomendasi-
rekomendasi kepada BPPT & PM Salatiga terhadap kinerja SI agar dapat
membantu efektif dan efisiennya penggunaan SI serta pelayanan pada BPPT &
PM di waktu yang akan datang. Rekomendasi-rekomendasi yang diberikan adalah
merencanakan kembali strategi TI dengan baik agar strategi TI dan strategi bisnis
dapat berjalan dengan baik untuk waktu yang mendatang, merekrut staf khusus
yang berlatar belakang pendidikan TI agar dapat mengelola SI yang ada,
memberikan pelatihan yang lebih maksimal kepada staf agar dapat
mengoperasikan SI tanpa harus bergantung pada satu individu, melakukan
evaluasi investasi TI dengan menyusun optimasi biaya dengan baik misalnya
merencanakan belanja hardware, menyusun perencanaan biaya proyek dengan
baik agar dalam penggunaannya dapat sesuai dengan perencanaan, peningkatan
pemeliharaan operasional pendukung seperti hardware dan software,
mengevaluasi dan menganalisa seluruh kebijakan dan peraturan yang ada baik
dari pihak internal maupun eksternal agar seluruh kebijakan dan peraturan yang
ada dapat menunjang peningkatan pelayanan kepada pelanggan di BPPT & PM.
7. Kesimpulan
Setelah melakukan evaluasi pada kinerja SI di BPPT & PM Salatiga
berdasarkan Maturity Level, maka dapat diambil kesimpulan BPPT & PM Saltiga
berada pada level Initial / Ad-Hoc karena hasil rata-rata domain berada pada 1,30.
Level ini memperlihatkan bahwa proses bisnis BPPT & PM Salatiga sudah
dilakukan namun belum sesuai dengan standar operasional prosedur yang dimiliki.
Kurangnya efisiensi biaya operasional serta penggunaan dan pemeliharaan
operasional pendukung yang baik dikarenakan kurangnya kompetensi Sumber
Daya Manusia (SDM). Pelatihan pegawai yang efektif disertai dengan
pengawasan kinerja dan didukung dengan meningkatkan disiplin pelayanan akan
membantu perusahaan berkembang menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan bisnis
perusahaan.
8. Daftar Pustaka
[1] Harjanti, Bakti. 2014. Hasil Wawancara di BPPT & PM Salatiga. Salatiga :
Pemerintah Kota Salatiga.
[2] Purwanto. 2010. “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan
Kerangka Kerja Cobit Dalam Mendukung Layanan Sistem Informasi Akademik
Studi Kasus : Universitas Budi Luhur”.
[3] Ridge, Sally. 2012. “Pengukuran Tingkat Kematangan Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di KPP Pratama Semarang Timur
Menggunakan COBIT Framework 4.1 (Domain Deliver and Support).” Salatiga.
[4] Mulyanto, Agus. 2009. “Sistem Informasi KONSEP & APLIKASI.”
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
[5] Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. “Audit Sistem Informasi Lanjutan.” Jakarta :
Mitra Wacana Medika.
[6] IT Governance Instutute. 2007. COBIT 4.1. USA.