evaluasi low back pain, hasil radiologi dan...

17
EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN KOMPLIKASI DARI OPERASI PERKUTANEUS BALON KIPOPLASTI PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRAE KARENA OSTEOPOROSIS EVALUATION OF LOW BACK PAIN, RADIOLOGY RESULT AND COMPLICATIONS OF PERCUTANEOUS BALLOON KYPHOPLASTY IN PATIENT WITH OSTEOPOROTIC COMPRESSION VERTEBRAE FRACTURE I Putu Sandhy Kumara, Henry Yurianto, M. Ruksal Saleh, Karya Triko Biakto, Bagian Ortopedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi dr. I Putu Sandhy Kumara Bagian Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin RSP Unhas Lt.3, Makassar, 90245 HP: 081337442727 Email : [email protected] / [email protected]

Upload: lycong

Post on 19-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN KOMPLIKASI DARI OPERASI PERKUTANEUS BALON KIPOPLASTI PADA PASIEN

DENGAN FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRAE KARENA OSTEOPOROSIS

EVALUATION OF LOW BACK PAIN, RADIOLOGY RESULT AND COMPLICATIONS OF PERCUTANEOUS BALLOON KYPHOPLASTY IN

PATIENT WITH OSTEOPOROTIC COMPRESSION VERTEBRAE FRACTURE

I Putu Sandhy Kumara, Henry Yurianto, M. Ruksal Saleh, Karya Triko Biakto,

Bagian Ortopedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi

dr. I Putu Sandhy Kumara Bagian Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin RSP Unhas Lt.3, Makassar, 90245 HP: 081337442727 Email : [email protected] / [email protected]

Page 2: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

Abstrak

Perkutaneus Balon Kiphoplasti merupakan tindakan minimal invasif untuk menangani keluhan nyeri dan kyphotic deformity dari fraktur kompresi vertebrae akibat osteoporosis yang gagal dengan penanganan konservatif, namun masih sedikit informasi terkait dengan efek terapi ini Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan keluhan nyeri / low back pain, perbaikan radiologi serta evaluasi jenis komplikasi setelah dilakukan Perkutaneus Balon Kiphoplasti. Metode penelitian ini adalah retrospektif, sampel terdiri dari 38 pasien dengan fraktur kompresi vertebrae karena osteoporosis yang sudah dilakukan Perkutaneus Balon Kyphoplasti. Penilaian efek terapi dilakukan pra operatif dan post operatif terhadap perbaikan nyeri / low back pain dengan memakai Visual Analog Score (VAS), perbaikan radiologis dari tinggi korpus vertebrae bagian anterior dan middle, wedge shape ratio, Cobb Angle/ kyphotic angle, serta jenis komplikasi yang terjadi. Hasil penelitian menunjukan adanya perbaikan yang signifikan terhadap keluhan nyeri/low back pain pasien, tinggi korpus vertebrae dan wedge shape ratio, tetapi perbaikan terhadap kyphotic angle / Cobb Angle hasilnya tidak signifikan, dengan Z test, α 0,01. Hasil Spearman Rho test menunjukan hubungan bermakna antara perbaikan keluhan low back pain terhadap perbaikan kyphotic angle /Cobb Angle, tetapi pada perbaikan wedge shape ratio post operatif tidak menunjukan hubungan yang bermakna. Komplikasi fraktur pada vertebrae lain post operatif merupakan jenis komplikasi yang paling sering ditemukan. Kesimpulan: Tindakan Perkutaneus Balon Kyphoplasty bermanfaat meredakan nyeri kronis pasien dengan fraktur kompresi vertebrae karena osteoporosis yang gagal dengan pengobatan konservatif.

Kata Kunci : Perkutaneus Balon Kyphoplasti, low back pain, Cobb Angle, komplikasi

Abstract

Percutaneous Balloon Kyphoplasty is a minimal invasive surgical intervention offering promising results for address both the fracture – related pain and kyphotic deformity for osteoporotic vertebral compression fracture who failed with conservative mean but there are still lack information about it’s effect. The aim of this study is to evaluate of low back pain, radiology results and complications after Percutaneous Balloon Kyphoplasty procedure. This research used retrospektif design, there are 38 patients with osteoporotic compression vertebrae fracture and had been done Percutaneous Balloon Kyphoplasty. Evaluation was done by compare of low back pain using Visual Analog Score (VAS), radiology results (anterior dan middle part of vertebrae body height, wedge shape ratio, Cobb Angle/ kyphotic angle) between pra operatively and post operatively, and also evaluate some complications within this procedure. The result shown that there are significant difference between pra operatively and post operatively about patient’s Visual Analog Score and radiology results (vertebrae body height, wedge shape ratio, except Cobb angle/ kyphotic angle) by Z test with α 0,01. Based on Spearman Rho test shown significant correlation between changing of kyphotic angle with pain improvement but no correlation with wedge shape ratio improvement. Fracture of the adjacent vertebrae is the frequent complication which is found. Conclusion: Percutaneous Balloon Kyphoplasty procedure is usefull in treatment chronic pain patients with osteoporotic compression vertebrae fracture who failed with conservative mean.

Keywords: Percutaneous Balloon Kyphoplasty,osteoporosis, low back pain, Cobb Angle, complications

Page 3: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

PENDAHULUAN

Penurunan masa tulang akibat proses osteoporosis pada usia lanjut merupakan

penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur ini, yang sering ditemukan

pada daerah proksimal humerus, distal radius, proksimal femur dan vertebra. Lokasi fraktur

karena proses osteoporotik ini bisa isolated atau kombinasi pada beberapa tempat, resikonya

akan berbanding lurus dengan peningkatan usia pasien (Seel et all, 2007; Wang et all, 2010;

Gerard et all, 2004; Clement, 2012). Khusus pada fraktur vertebra, saat ini terjadi

peningkatan angka insiden akibat peningkatan jumlah populasi pasien pada kelompok umur

ini, sehingga menimbulkan masalah kesehatan baru pada beberapa negara. Seperti halnya di

Belanda, setiap tahunnya dilaporkan sekitar 40.000 pasien fraktur kompresi vertebrae karena

osteoporosis, sedangkan di Amerika Serikat sendiri setiap tahunnya dilaporkan sekitar

700.000 pasien, dengan perbandingan proporsi wanita lebih banyak dibandingkan pria,

dimana selama 10 tahun sejak tahun 1990 sudah menghabiskan dana lebih dari $746.000,

sedangkan di Inggris setiap tahunnya harus mengeluarkan dana sekitar £ 12.000.000 (Jay et

all, 2010; Iba et all, 2003; Cawthow, 2011).

Hal terpenting diperhatikan pada fraktur kompresi karena osteoporosis pada vertebra

khususnya adalah apabila sudah terjadi pada satu vertebra, akan meningkatkan resiko kolaps

korpus vertebrae lainnya secara progresif sehingga selain keluhan nyeri yang sangat

mengganggu, juga diikuti pemendekan tubuh disertai adanya kyphotic deformity. Namun dari

semua penderita fraktur ini hanya 1/3 dari mereka yang membutuhkan pengobatan dan akan

datang ke pelayanan kesehatan, untuk meredakan keluhan nyeri yang dirasakan. Keluhan

nyeri yang timbul menyebabkan para pasien harus berbaring dan menghentikan aktifitasnya

dalam waktu yang tidak bisa ditentukan, sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas

hidup dan meningkatkan komplikasi sistemik yang terjadi, yang secara tidak langsung

berdampak pada peningkatan morbiditas serta mortalitas pada kelompok umur ini (Iba et all,

2003; Magnus et all, 2010; Manson et all, 2006).

Apabila keluhan nyeri ini tidak diatasi, konsekuensi berikutnya dapat menyebabkan

nyeri kronis, deformitas, dan disability. Berbaring dalam waktu lama untuk pasien usia lanjut

justru akan meningkatkan resiko gangguan sistemik lainnya seperti gangguan pada sistem

kardiovaskular, atropi pada sistem muskuloskeletal, gangguan sistem metabolik, dan

penurunan sistem imunitas, serta penurunan densitas tulang yang semakin progresif

( Yamamoto, 2001; Iba et all, 2003; Karlsson et all 2010). Untuk jenis symptomatic stable

Page 4: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

compression vertebral fracture, tanpa defisit neurologis, penanganan awal bisa dilakukan

dengan tirah baring,pemberian analgetik, spinal bracing, modifikasi aktifitas, dan segera

memulai program fisioterapi saat keluhan nyeri sudah mulai membaik (Yamamoto, 2001;

Becker et all, 2007).

Dengan penanganan konservatif saja 85% dari mereka dapat pulih dari nyeri yang

dirasakan dan kembali beraktifitas, namun 15% masih belum memberikan respon optimal,

sehingga diperlukan alternative terapi lain seperti pembedahan dengan resiko seminimal

mungkin, seperti dilakukannya Perkutaneus Balon Kiphoplasti, karena operasi pada fraktur

vertebra yang disertai pemasangan instrumentasi merupakan kontraindikasi pada golongan

pasien ini akibat sudah terjadinya penurunan kualitas tulang (Clement et all, 2012; Longo et

all, 2012).

Perkutaneus Balon Kiphoplasti merupakan tindakan minimal invasif untuk

menangani keluhan nyeri dari fraktur kompresi vertebrae akibat osteoporosis yang gagal

dengan penanganan konservatif melalui stabilisasi fraktur dengan augmentasi / menambah

bone cemen / Polymethilmethacrylate (PMMA) ke dalam ruang intratabekula dari vertebra

yang fraktur (Intravertebral cleft) dengan diawali pengembangan balon artificial (Yamamoto,

2001; Karlsson, 2010; Ikeuchi et all, 2001; Guldner et all, 2008). Walaupun mulai

diperkenalkan sejak tahun 1990 yang lalu, Perkutaneus Balon Kiphoplasti secara teoritis

memang memiliki kelebihan dibandingkan vertebroplasti, namun masih sedikit informasi

terkait dengan efek terapi ini sebenarnya. Sehingga melalui penelitian ini dapat diketahui

perbandingan Visual Analog Score (VAS) untuk keluhan nyeri / low back pain pre dan post

tindakan Percutaneus Balon Kiphoplasti, perbedaan tinggi korpus vertebra bagian anterior

dan korpus vertebrae bagian middle pre dan post tindakan Percutaneus Balon Kiphoplasti,

perbedaan wedge shape ratio pre dan post tindakan Percutaneus Balon Kiphoplasti,

perbedaan kiphotik angle / Cobb angle pre dan post tindakan Percutaneus Balon Kiphoplasti

dan mengevaluasi komplikasi yang terjadi setelah tindakan Percutaneus Balon Kiphoplasti

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Dilakukan di Bagian Ortopedi dan Traumatologi FK Unhas, Rumah Sakit DR.

Wahidin Sudirohusodo, Makassar dari bulan September 2012 – Oktober 2012.

Page 5: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil sejak bulan April 2011 sampai Juni 2012 sejumlah 39

pasien. Sampel diseleksi dari semua pasien fraktur kompresi vertebra karena osteoporosis

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria Inklusi

Semua pasien dengan fraktur kompresi vertebrae karena osteoporosis yang gagal

dengan penanganan konservatif. dilakukan dari vertebrae thorakal 5 sampai vertebrae Lumbal

5, atau korpus vertebrae dengan ukuran pedikel vertebra tidak boleh lebih kecil dari 5 mm

pada pengukuran melalui potongan aksial dari CT Scan, maksimal jumlah korpus vertebrae

yang bisa dilakukan prosedur ini sebanyak 2 buah, dan tidak dilakukan sekaligus dalam satu

kali operasi, kondisi korteks bagian posterior dari vertebra masih utuh, pasien tanpa defisit

neurologis,

Kriteria Ekslusi

Pasien dengan metastasis bone disease pada vertebrae, fraktur pada pedikel vertebrae,

atau diameter pedikel vertebrae kurang dari 5 mm, fraktur burst pada korpus vertebrae atau

posterior korteks tidak intact, terdapat infeksi aktif pada vertebrae, gangguan koagulasi

darah, kontraindikasi untuk menjalani tindakan operasi, pasien dengan defisit neurologis,

akibat kompresi medula spinalis oleh fragmen fraktur, pasien Perkutaneus Balon

Kyphoplasty disertai Instrumentasi

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif.

Analisis Data

Analisa statistik menggunakan Microsoft Office excel 2010. Dengan memakai F test

untuk analisa varian data yang ada, kemudian dilanjutkan memakai Z test dengan α = 0,01

Selain itu dilakukan juga analisa statistic dengan Spearman Rho Test untuk

mengevaluasi hubungan antara perubahan wedge shape ratio dan Cobb Angle / Kyphotic

Angle terhadap perbaikan keluhan nyeri (low back pain) pasien.

Page 6: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

Aspek Etik Penelitian

Prosedur penelitian ini sudah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian

Kesehatan FK Unhas.

HASIL

Data Demografi Pasien

Dari total 39 pasien yang menjalani prosedur Perkutaneus Balon Kyphoplasty, 1

pasien masuk dalam kriteria ekslusi karena tindakan Balon Kyphoplasti disertai dengan

Instrumentasi, sehingga total pasien yang dievaluasi dalam penelitian ini adalah 38 pasien.

Dari 38 pasien ini, terdiri atas 31 orang perempuan (81,6%) dan 7 orang laki-laki (18,4%),

dengan rata-rata umur pasien adalah 78,5 tahun (SD +6.21) dengan rentang umur antara 60

tahun sampai 92 tahun. Pasien pada kelompok umur 76-85 tahun merupakan kelompok umur

yang terbanyak dilakukan tindakan ini yaitu 27 orang (71,1%). Hasil rata-rata pemeriksaan

Bone Mineral Density semua pasien dalam penelitian ini adalah 0,79 gr/cm2 dengan rata-rata

T score -2,3. Dan berdasarkan lokasi fraktur, maka level vertebrae pada Thorakal XII dan

Lumbal I paling banyak dilakukan tindakan ini, masing masing 9 vertebrae (23,7 %) dan 14

vertebrae (36,8%).

Hasil Evaluasi Radiologi

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi radiologi untuk melihat perbedaan tinggi

korpus vertebrae, wedge shape ratio dan Cobb Angle dari korpus vertebrae yang dilakukan

prosedur ini saat sebelum operasi dan setelah operasi dilakukan

Hasil rata-rata pengukuran tinggi korpus vertebrae bagian anterior dan middle, wedge

shape ratio menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran saat

sebelum operasi dan setelah operasi. Hasil dapat dilihat pada grafik 1. Namun pada pada

grafik 2 walaupun menunjukan adanya perubahan kyphotic deformity melalui pengukuran

Cobb Angle, namun perbedaan sudut yang terukur antara saat pre operasi dengan post operasi

hasilnya tidak signifikan

Hasil Evaluasi Keluhan Low Back Pain / nyeri dengan VAS

Pada grafik 3 memperlihatkan 38 pasien yang menjalani operasi Balon Kyphoplasty,

2 pasien (5,2%) tidak mengalami perubahan keluhan nyeri post operatif, 5 pasien (13,1%)

merasakan intensitas nyeri yang meningkat dibandingkan sebelum tindakan Balon

Page 7: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

Kyphoplasty. Namun sebagian besar, 31 pasien (81,6%) mengalami perbaikan keluhan nyeri

/ low back pain pasca operasi.

Dari 31 pasien ini, perbedaan rata-rata Visual Analog Score pra operasi dengan post

operasi menunjukan adanya perbaikan keluhan nyeri pasien yang signifikan setelah

dilakukan tindakan Perkutaneus Balon Kyphoplasty yaitu dari 5,9 + 2,2 (Pre Operatif)

menjadi 1,6 +1,8 (Post Operatif).

Spearman Rho Test hubungan perbaikan Cobb Angle / Kyphotic Angle dan Wedge Shape

Ratio terhadap perbaikan nyeri (Low Back Pain)

Dalam penelitian ini, walaupun terdapat perbedaan yang bermakna pada vertebral

body height, wedge shape ratio, dan Cobb Angle / Kyphotic Angle, namun uji korelasi dengan

memakai Spearman Rho Test antara dua variable tersebut tidak menunjukan hubungan

terhadap perbaikan pola nyeri yang dirasakan pasien. Hal ini dapat dilihat pada grafik 4.

Tetapi dilain pihak perubahan kyphotic angle post operatif menunjukan hubungan

signifikan terhadap perbaikan nyeri yang dirasakan pasien. Hal ini terlihat pada schatter chart

grafik 5.

Evaluasi komplikasi Balon Kyphoplasty

Selama follow up ini dilakukan, sebagian besar komplikasi yang ditemukan adalah

kolaps pada segmen vertebrae lain diluar segmen vertebrae yang dilakukan prosedur ini yaitu

sebanyak 10 orang (26,3%), terdiri dari 6 orang kolaps pada segmen tepat di atas dari lokasi

dilakukannya Perkutaneus Balon Kyphoplasty, 4 orang pada segmen di bawahnya. Semua

pasien tersebut mendapatkan penanganan konservatif saja dengan spinal bracing, analgetik

dan fisioterapi, tidak memerlukan penanganan khusus lainnya

Komplikasi ekstravasasi bone cement intra disk dan intra neural canal serta

komplikasi mayor sistemik lain tidak ditemukan pada penelitian ini.

Page 8: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, didapatkan hasil 81,6 % dari sampel penelitian ini, mengalami

perbaikan nyeri pasca tindakan yang terlihat dari analisa terhadap perbedaan skor nyeri

setiap pasien dengan mempergunakan Visual Analog Score. Dari penelitian multisenter lain

terhadap 2194 vertebral fraktur oleh Garfin dan Reilly, dilaporkan 90% dari pasien tersebut

mengalami perbaikan nyeri dalam 2 minggu post operasi Balon Kiphoplasty. Sedangkan

penelitian Wong dkk mendapatkan hasil 85% pasien mengalami perbaikan rasa nyeri pasca

Balon Kyphoplasty. Terkait dengan evaluasi terhadap perbaikan keluhan nyeri pasien dalam

penelitian ini, perbedaan rata-rata skor dalam VAS antara pre operasi dengan post operasi

menunjukan hasil yang signifikan, dari skor 5.9 pre operatif menjadi 1.6 post operatif

(dengan Z test, α 0,01) sampai satu bulan follow up dilakukan. Hasil ini tidak jauh berbeda

dengan penelitian Phillips dkk, mereka mendapatkan rata-rata penurunan skor nyeri dari 8,6

pra operasi menjadi 2,6 hanya saja evaluasi nyeri yang dilakukan lebih singkat, satu minggu

post operasi (Manson et all 2006). Walaupun sebagian besar mengalami perbaikan nyeri,

namun masih ada 2 pasien (5,2%) tetap merasakan keluhan nyeri yang sama seperti sebelum

operasi dilakukan dan 5 pasien lainnya (13,1%) merasakan intensitas nyeri yang meningkat

dibandingkan sebelum tindakan Perkutaneus Balon Kyphoplasty, yang disebabkan adanya

fraktur kompresi multiple dan komplikasi yang dialami seperti fraktur baru pada level

vertebrae lainnya pasca prosedur ini dilakukan. (Karlsson 2010, Manson et all 2006)

Walaupun dalam perbaikan terhadap tinggi korpus vertebrae, wedge shape ratio dan

Cobb Angle, menunjukan perbaikan yang signifikan antara pre operatif dengan post operatif

namun setelah dilakukan analisa regresi terkait kemungkinan adanya hubungan antara

perbaikan nyeri terhadap perbaikan beberapa variable antara lain perbaikan tinggi korpus

vertebrae, wedge shape ratio dan cobb angle, ternyata tidak menunjukan hubungan yang

signifikan..

Walaupun mekanisme pasti terjadinya perbaikan nyeri pasca operasi patofisiologinya

masih menjadi perdebatan sampai saat ini, namun diasumsikan terjadinya perbaikan keluhan

nyeri ini bukan disebabkan langsung oleh perbaikan anatomis terkait dari deformitas yang

terjadi, namun diduga karena proses imobilisasi fragmen fraktur oleh bone cemen

intertrabekula dalam korpus vertebrae, sehingga menghentikan friction motion dalam

pseudoartrosis intravertebrae (Yamamoto 2001, Marco et all 2009, Becker et all 2007).

Page 9: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

Pada evaluasi terhadap perbaikan khypotic deformity yang terjadi, dari penelitian ini

perbaikan yang terjadi hanya 50 , namun dari penelitian Phillips dkk mendapatkan rata-rata

perbaikan kyphotik lebih besar mencapai 14(8). Kecilnya perbaikan deformitas dalam

penelitian ini disebabkan karena sebagian besar pasien dalam penelitian ini sudah

mengalami fraktur kompresi yang multiple karena proses osteoporosis, sedangkan

penanganan dengan Perkutaneus Balon Kyphoplasty hanya dilakukan pada segmen

vertebrae dengan keluhan nyeri yang dirasakan sesuai dengan pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan penunjang yang ada, dan tidak dilakukan pada semua segmen fraktur.

Selain itu pengisian bone cemen pada penelitian ini, memang tidak dilakukan secara

berlebihan untuk mendapatkan perbaikan kyphotic deformity secara maksimal, apalagi

untuk mengembalikan tinggi korpus seperti pada ukuran normalnya, karena dalam prosedur

ini, pengembangan balon tidak bisa dilakukan secara berlebihan, maksimal sampai 300 psi

saja atau pengembangan balon sudah mencapai tepi end plate vertebrae, karena bila

dilakukan secara berlebihanan akan merusak barier alami vertebrae yang akan

meningkatkan komplikasi pasca operasi nantinya, seperti kebocoran bone cemen ekstra

vertebrae, seperti ke diskus maupun neural kanal serta komplikasi emboli intravaskular

yang akan membahayakan nyawa pasien.

Disamping itu tindakan Balon Kyphoplasty pada penelitian ini sebagian besar

dilakukan pada korpus vertebrae yang sudah mengalami kolaps lebih dari 50% dari tinggi

korpus vertebrae sebelumnya, sehingga upaya restorasi untuk mendapatkan tinggi korpus

yang normal sangat sulit. Pada penelitian ini didapatkan 26,3% terjadi komplikasi fraktur

pada korpus vertebrae lain, di luar korpus vertebrae yang sudah dilakukan prosedur ini.

Jenis komplikasi ini memang yang paling sering dilaporkan, seperti halnya penelitian

Fribourg dkk kejadiannya sampai 26% . Harrop dkk melaporkan juga dari 115 pasien yang

dilakukan Balon Kyphoplasty 23% nya mengalami komplikasi serupa. Namun variasi nilai

proporsi ini perlu dievaluasi lebih lanjut, melalui penelitian cohort, untuk melihat apakah

kemungkinan terjadi peningkatan proporsi jenis komplikasi ini berhubungan dengan

prosedur tindakan atau memang terkait dengan penurunan massa tulang akibat usia

(Rozental et all 2010, Yi-Anli et all 2012)

Lokasi fraktur pada vertebra lain dalam penelitian ini semuanya terjadi pada

segmen bagian atas dan bawah dari tindakan balon kyphoplasty, hal ini bisa dijelaskan

secara teoritis bahwa tekanan biomekanik memang sangat tinggi terjadi pada segmen di

Page 10: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

atas atau bawah dari puncak deformitas, dalam hal ini adalah segmen vertebrae yang

dilakukan tindakan Balon Kyphoplasty. Karena dari penelitian Baroud dkk mendapatkan

hasil kalau pada segmen vertebrae yang mendapatkan tindakan augmentasi bone cemen

akan menjadi 35 kali lebih kuat dan 12 kali lebih kaku, sehingga memberikan peningkatan

tekanan ke segmen vertebrae terdekat sampai 13%-18%. (Clement et all 2012, Yang et all

2002, Rozental et all 2010).

Walaupun nilai Bone Mineral Density merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

pada resiko fraktur kompresi ini, tetapi berdasarkan data nilai Bone Mineral Density yang

ada, dari setiap pasien yang mengalami jenis komplikasi ini, ternyata secara individu tidak

ditemukan hubungan antara nilai Bone Mineral Density pasien dengan resiko terjadinya

fraktur korpus vertebrae baru di luar korpus vertebrae yang dilakukan Balon Kyphoplasty.

Namun dugaan ini masih perlu pembuktian melalui penelitian lebih lanjut, untuk

memastikan apakah memang nilai Bone Mineral Density memiliki keterkaitan dengan

resiko ini, atau menilai adanya kemungkinan faktor lain yang terlibat terkait dengan jenis

komplikasi ini, seperti mungkin karena sudah terjadinya proses degenerasi dari vertebrae

sebelumnya, pengaruh volume bone cemen yang dipakai dan besarnya kyphotic angle atau

pengaruh besarnya koreksi terhadap kyphotic angle. (Marco et all 2009, Yang et all 2010).

Rendahnya tingkat komplikasi kebocoran bone cemen ke ruang ekstra korpus

vertebrae, ataupun terjadinya fat emboli oleh bone cemen intravascular disebabkan karena

dalam proses augmentasi pada Perkutaneus Balon Kyphoplasty, tidak memakai tekanan

langsung ke dalam intertrabekular space intravertebrae, tetapi hanya mengisi bone cement

dengan kekentalan tertentu (seperti pasta gigi) ke dalam celah yang sudah dibuat

sebelumnya melalui pengembangan balon artifisial intravertebrae, yang berbeda halnya

pada pengisian bone cement saat prosedur vertebroplasty, yang dilakukan dengan tekanan

langsung intravertebrae, sehingga distribusi bone cement dalam vertebrae yang sudah

mengalami osteoporosis akan sulit diprediksi (Saito et all 2011, Dell et all 2009).

Tidak ditemukannya komplikasi mayor dalam penelitian ini disebabkan karena seleksi

pasien yang dilakukan sangat ketat pre operatif, baik melalui pemeriksaan fisik, yang

dipastikan konfirmasi dengan temuan radiologis baik itu foto polos maupun CT Scan dan

MRI, tindakan dilakukan oleh dokter ortopedi yang memang berpengalaman dibidang spine

dengan peralatan yang standard dan monitor ketat setiap tahapan prosedur dengan biplanar

fluoroskopi, termasuk konsistensi bone cement sebelum dilakukan augmentasi.

Page 11: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tindakan Balon Kyphoplasty

mampu memberikan perbaikan terhadap tinggi korpus vertebrae sehingga dapat membantu

mengurangi kyphotic deformity dari vertebrae pasien sekaligus menstabilkan bagian

pseudoartrosis dari fragmen fraktur vertebrae karena proses osteoporosis.Selain lebih aman,

juga membantu meredakan chronic low back pain pasien karena fraktur kompresi akibat

osteoporosis, yang gagal dengan terapi konservatif

Mengingat jumlah sampel penelitian ini masih relative kecil dan waktu penelitian

yang cukup singkat, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan skala yang lebih besar,

dengan menambah variable baru seperti membandingkan functional outcome pasien post

operatif, untuk melihat dampak tindakan Perkutaneus Balon Kyphoplasty lebih jauh serta

adanya kemungkinan komplikasi lain yang dapat terjadi serta menilai dalam jangka panjang

perubahan skor VAS pada setiap pasien post operative. Disamping itu perlunya penelitian

cohort untuk melihat adanya faktor lain yang juga berpengaruh terhadap timbulnya

komplikasi kolaps dari vertebrae lain post operasi Balon Kyphoplasty. Karena besarnya

resiko komplikasi terjadinya fraktur pada segmen vertebra lain pasca tindakan, perlu

dilakukan follow up, pemberian informed consent dalam pemakaian spinal bracing serta

modifikasi aktifitas sehari-hari pasca operasi untuk menjamin kualitas hidup pasien tetap

optimal

Page 12: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

DAFTAR PUSTAKA

Hadjipavlov, A; Tosounidis,T; Gaitanis, I; Kakavelakis K; Katonis P. (2010). Baloon Kyphoplasty As A Single Or As An Adjacent Procedure For The Management Of Symptomatic Vertebral Haemangiomas. J Bone joint Surg Br :; 90-A ; 496-502

Harada, Atsui; Matsuyama, Yukihiro; Nakano, Tetsuo; Deguchi, Masao; Kuratsu, Shigeyuki; Sueyoshi, Yasunobu; Yunezawa, Yoshikou; Wahao, Norimitsu; Machida, Masatumi; Ito, Manabu. (2010). Nationwide Survey Of Current Medical Practices For Hospitalized Elderly With Spine Fracture In Japan. J Orthop Sci : 15 ; 79-85

Seel, E.H; Davies, E.M. (2007). A Biomechanical Comparisson Of Kyphoplasty Using A Baloon Bone Tamp Versus An Expandable Polymer Bone Tamp In Deer Spine Model. J Bone joint Surg Br : 91-B ; 253-56

Saito, Fuminori; Takahashi, Keisuke; Tanaka, Sinya; Torio, Tetuya; Lizuka, Hideki; Wei, Cui; Oda, Hiromi. (2011). Effect Of Vertebroplasty For Delayed Onset Paraplegia Caused by Vertebral Pseudoarthrosis. J Orthop Sci : 16 ; 673-81

Wang, G; Yang, H; Chen, K. (2010). Osteoporotic Vertebral Compression Fractures With An Intravertebral Cleft Treated By Percutaneus Balloon Kyphoplasty. J Bone joint Surg Br ; 92-B ; 1553-57

Shen, G.W; Wu N.Q; Zhang,N.P; Jin, Z.S; Xu,J; Yin,G.Y. (2010). A Prospective Comparative Study Of Kyphoplasty Using The Jack Vertebral Dilator And Baloon Kyphoplasty For Treatment Of Osteoporotic Vertebral Compression Fracture. J Bone joint Surg Br ; 92 B ; 1282-1288.

Jeong, Gerard K; Bendo, John A. (2004). Spinal Disorder In Elderly. Clinical Orthopedic And Related Research: 425; 110-125

Prather, Heidi; Dillen, Linda Van; Metzler, John P; Riew, Daniel; Gilula, Lois A. (2006). Prospective Measurement Of Function And Pain In Patient With Non Neoplastic Compression Fractures Treated With Vertebroplasty. J Bone joint Surg Am : : 88-A ; 334-340

Yamamoto, H. (2001). Osteoporotic Vertebral Fracture. Current Orthopaedics: 15 ; 101-109

Zampini, Jay.M.; White, Andrew.P; Mc.Guire, Kevin J. (2010). Comparisson Of 5766 Vertebral Compression Fracture Treated With Or Without Kyphoplasty. Clinical Orthopedic And Related Research : 468; 1773-80

Krebs, Jorg; Ferguson, Stephen J; Hoerstrup, Simon P; Gass, Ben.G. Haeberly, Andre; Aebli, Nicholaus. (2008). Influence Of Bone Marrow Fat Embolism On Coagulation Activation In An Ovine Model Of Vertebroplasty. J Bone joint Surg Am : 90 A; 349-56

Verlaan, J.J; Oner, F.C; Slootweg, P.J; Verboot, A.J, Aphert, W.J. (2004). Histologic Changes After Vertebroplasty. J Bone joint Surg Am : 86 A ; 1230-37

Page 13: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

Lane, Joseph M; Hong, Richard; Koob, Jason; Kiechle, Tamara; Niesvizky, Ruben; Pearse, Roger; Siegel,David; Poython, Ashley R. (2005). Kyphoplasty Enchance Function And Structural Alignment In Multiple Myeloma. Clinical Orthopedic And Related Research : 426 ; 49-53

Iba,Kausuke; Wada, Takuro; Takada, Junichi; Hamashita, Toshihiko. (2003). Multiple Insufficiency Fractures With Severe Osteoporosis. J Orthop Sci : 8 ; 717-20

Konstantinidis, Lucas; Meyer, Elizabeth; Strohm, Peter C; Hirschmuller, Anja; Paul Sudkamp,Norbert; Helwig, Peter. (2010). Early Surgery Related Complication After Anteroposterior Stabilization Of Vertebral Body Fractures In Thoracolumbar Region. J Orthop Sci : 15 ; 178-184

Karlsson, Magnus K; Jossetson, Per Olof. (2010). Principles Of Osteoporosis And Fragility Fracture. Rockwood And Greens, Fracture In Adults, 7th Edition. Lippincort Williams And Wilkins. 492-513

Ikeuchi, Masahiko; Yamamoto, Hiroshi; Shibata, Toshikiro; Otani Masakiro. (2001). Mechanical Augmentasion Of Vertebral Body By Calcium Phosphate Cement Injection. J Orthop Sci : 6 ; 39-45

Manson, Neil A; Phillips; Frank M. (2006). Minimally Invasive Techniques For The Treatment Of osteoporotic Vertebral Fractures. J Bone joint Surg Am : 88-A ; 1862-70

Clement N.D; Aitken, S; Duckworth, A.D; Mc Queen, M.M; Brown, C.M. Court. (2012). Multiple Fractures In The Elderly. J Bone joint Surg Am : 94-B; 231-36

Cawthow, Peggy M. (2011). Gender Differences In Osteoporosis And Fracture. Clinical Orthopedic And Related Research : 469 ; 1900- 05

Dell, Richard. M; Greene, Denise; Anderson, David; William, Kathy. (2009). Osteoporosis Disease Management : What orthopaedic Surgeon Should Know. J Bone joint Surg Am: 91-Suppl-6 :79-86

Marco, Rex A.W; Kuswaha, Vivek P. (2009). Thoracolumbar Burst Fracture Treated With Posterior Decompresion And Pedicle Screw Instrumentation Supplemented With Baloon Assisted Vertebropasty And Calcium Phosphate Reconstruction. J Bone joint Surg Am : 91 ; 20-28

Muijs, S.P.J; Nieuwenhuijse, M.J; Van Erkel, A.R; Dijkstra, P.D.S. (2009). Percutaneus Vertebroplasty For The Treatment Of Osteoporotic Vertebral Compression Fractures. Evaluation after 36 Months. J Bone joint Surg Br : 91-B ; 379-83

Becker, Stephen; Garoscio, Maurizio; Meissner, Jochen; Tuschels, Alexander; Ogo, Michael. (2007). Is There An Indication For Prophylactic Balloon Kyphoplasty ? Clinical Orthopedic And Related Research : 458 ; 83-89

Page 14: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

Yang, Shih Chieh; Chen, Hung Shu; Kao, Yu Hsien; Hou, Ching; Yuan, Kun Tu; Chung, Kao Chi. (2002). Percutaneus Vertebroplasty For Symptomatic Osteoporotic Vertebral Compression Fractures Adjacent To lumbar Instrumented Circumferential Fusion : ; 1079-85

Guldner, Sarah H; Grabos, Theresa N; Newman, Eric D; Cooper, David R. (2008). Osteoporosis Clinical Guidelines For Prevention Diagnosis And Management. Springer Publisher Company.

Rozental, Tamara D; Syah, Jalaal B.S; Chacko, Aron T. B.S; Zurakowski, David. (2010). Prevalence And Predictors Of Osteoporosis Risk In Orthopaedic Patients. Clinical Orthopedic And Related Research : 468 ; 1765 -72

Kanchiku, Tsukasa; Taguchi, Toshihiko; Kawai, Shinya. (2003). Magnetic Resonance Imaging Diagnosis And New Classification Of The Osteoporotic Vertebral Fracture. J Orthop Sci : 8 ; 463-66

Longo, U.G; Loppind, M.; Denaro, L; Maffulli, N; Denaro, V. (2012). Conservative Management Of patients With And Osteoporotic Vertebral Fracture , A Review Of The Literrature. J Bone joint Surg Br : 94 B ; 152-57

Anli, Yi; Li Lin,Che; Chau-Chan, Ming; Lin Liu, Chien; Chen, Tain Hsiung; Chang Lai, Shih. (2012). Subsequent Vertebral Fracture After Vertebroplasty. Spine Volume :3; 179-183

Page 15: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

Lampiran

Grafik 1. Perbedaan mean hasil pengukuran tinggi korpus vertebrae, wedge shape ratio

antara pre dengan post operatif

Page 16: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

Grafik 2. Perbedaan hasil Cobb Angle pre dengan post operasi

Grafik 3. Perbandingan VAS pasien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan

Perkutaneus Balon Kyphoplasty

Grafik 4. Hubungan VAS dengan perbaikan wedge shape ratio

Page 17: EVALUASI LOW BACK PAIN, HASIL RADIOLOGI DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/574800bd804ad00bb32e862fb17b9114.pdf · penyebab utama terjadinya fraktur patologis pada kelompok umur

Grafik 5. Hubungan antara VAS dengan perbaikan Kyphotic Angle