evaluasi masalah utama kejadian medication … · fase administrasi dan drug therapy problems pada...

142
ii EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION ERRORS FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE AGUSTUS 2008 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiemetik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Stella Maxda Juwita NIM : 058114135 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

Upload: vuongxuyen

Post on 03-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

ii

EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION ERRORS FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE AGUSTUS 2008

(Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiemetik)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Stella Maxda Juwita NIM : 058114135

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

Page 2: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

iii  

Page 3: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis
Page 4: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

v

Bagiku …

“Hidup ini adalah keajaiban dan anugrah tak ternilai yang diberikan

Tuhan kepadaku. Apapun yang aku alami, baik yang membuatku tersenyum

bahagia hingga menangis sekalipun adalah bagian dari rencana-Nya yang

terbaik bagiku. Hal ini yang selalu mengingatkanku supaya selalu

bersyukur untuk semuanya…”

Kupersembahkan karya kecil ini kepada

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

atas segala rahmat dan keajaiban yang selalu hadir disetiap hari-hariku

Papa dan Mama Tersayang

atas doa, kasih sayang dan pengorbanan yang tak henti-hentinya mengalir

kapanpun dan di manapun aku berada

Almamaterku

Page 5: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Stella Maxda Juwita Nomor Mahasiswa : 058114135

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : ”Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi Dan Drug Therapy Problems Pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat Golongan Anti-emetik)” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk me-nyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di In-ternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 6 Februari 2009 Yang menyatakan

(Stella Maxda Juwita)

Page 6: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

vi

Prakata

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “Evaluasi Masalahan Utama Kejadian Medication Errors Fase

Administrasi dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 (Kajian terhadap Penggunaan

Obat Golongan Antiemetik)” ini dengan baik. Penulisan skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi pada

program studi Ilmu Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan berkat doa, dukungan, kerja sama

dan ilmu dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi, dosen

pembimbing penelitian payung dan dosen penguji yang telah memberikan

bimbingan, dukungan, semangat dan saran yang sangat berharga dalam proses

penyusunan skripsi.

2. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen pembimbing dan dosen

penguji yang telah memberikan bimbingan, dukungan, semangat dan saran

yang sangat berharga dalam proses penyusunan skripsi.

3. Bapak Ipang Djunarko,S.Si.,Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi.

Page 7: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

vii

4. Direktur RS. Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada

penulis untuk melakukan penelitian di RS. Bethesda Yogyakarta.

5. Dra. L. Endang Budiarti, M.Pharm., Apt. selaku dosen pembimbing lapangan

yang telah memberikan bimbingan selama penulis melakukan pengambilan

data untuk penelitian ini.

6. Semua perawat yang bertugas di Bangsal kelas III RS. Bethesda Yogyakarta

atas bantuan selama proses pengambilan data penelitian ini.

7. Kepala dan segenap staf Instalasi Rekam Medik RS. Bethesda Yogyakarta

atas bantuan selama proses pengambilan data penelitian ini.

8. Papa dan Mama Tercinta untuk semua doa, kasih sayang, perjuangan dan

pengorbanan yang tulus sepanjang hidup penulis.

9. Adikku tersayang Edo dan Abel yang selalu memberikan keceriaan dan

kebahagiaan dalam setiap waktu.

10. Inosensius Wisely atas segala cinta, perhatian, motivasi, dukungan, semangat

dan saran yang diberikan kepada penulis selama ini.

11. Tara, Donald, Rony atas persahabatan, keceriaan dan kebersamaannya selama

ini.

12. Vivi, Andin, Bambang, Welly, Sekar dan Nolen untuk kebersamaan, bantuan,

dukungan selama penelitian berlangsung hingga proses penyusunan skripsi.

13. Sahabatku Francisca Tri Wituningtyas atas dukungan, motivasi dan saran

yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis akan selalu ingat

akan kebersamaan dan perjalanaan panjang selama ini.

Page 8: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

viii

14. Sahabatku Monica Cinthya Paramanindita atas semua doa, dukungan dan

semangat yang selalu diberikan kepada penulis selama ini.

15. Sahabatku Lussy Andriany untuk persahabatan kita selama ini. Penulis tidak

akan melupakan perjuangan kita bersama beberapa tahun yang lalu.

16. Teman-teman kelas C 2005 dan FKK 2005 atas kebersamaan dan

kekompakannya selama ini.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar skripsi ini memjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi

ini bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

Page 9: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

ix

Page 10: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

x

INTISARI

Patient safety merupakan suatu hal yang harus ditangani dengan tepat karena menyangkut keselamatan pasien. Mengingat hal tersebut, maka sangatlah penting untuk melakukan observasi kejadian riil mengenai Medication Errors (ME) dan Drug Therapy Problems (DTP).

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah utama terjadinya ME fase administrasi dan DTP pada penggunaan obat golongan antiemetik di RS Bethesda Yogyakarta. Tujuan tambahan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan profil kasus (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan jenis penyakit); profil terapi kasus (jumlah obat keseluruhan, jenis obat golongan antiemetik, rute pemberian, serta aturan pakai obat (dosis / kekuatan obat dan frekuensi)); dan mengetahui permasalahan yang muncul saat penggunaan obat meliputi ME fase administrasi dan DTP apa saja yang benar-benar terjadi. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat prospektif.

Kasus yang dievaluasi berjumlah 23 kasus. ME fase administrasi yang ditemukan : administration error sebanyak 8 kasus, dosis keliru sebanyak 8 kasus, salah menulis instruksi sebanyak 1 kasus, instruksi verbal dijalankan keliru sebanyak 1 kasus, dan kontraindikasi sebanyak 5 kasus. DTP yang ditemukan : perlu obat tambahan sebanyak 1 kasus, dosis terlalu rendah sebanyak 8 kasus, interaksi obat sebanyak 12 kasus, dan compliance sebanyak 2 kasus. Masalah utama kejadian ME fase administrasi dan DTP pada kasus adalah kurang optimalnya peran apoteker di bangsal dalam monitoring penggunaan obat kepada pasien secara langsung.

Kata kunci : medication errors, drug therapy problems, antiemetik  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xi

ABSTRACT

Patient safety is the one, which must be handled precisely because it is closely related with the safety of a patient. Therefore, it is important to do the research of real event related to Medication Errors (ME) and Drug Therapy Problems (DTP).

The major purpose of this research is to know the main problem that causes ME in administration phase and DTP of antiemetic drug use in the Bethesda Yogyakarta hospital. Whereas the additional purpose is to describe the case’s profile (related to age, sexes, education’s degree, job’s type, and disease’s type), the therapy case’s profile (the number of all used medicine, the type of antiemetic medicine, giving route, directions (doses and number of giving medicine)), to know the problems which are appeared in using medicine including administration phase of ME and what kinds of DTP which is happened. It is a kind of non-experimental research with evaluative descriptive design that has perspective characteristic.

The number of whole cases is 23 cases. In administration phase of ME, it is found that there are 8 cases of administration error, 8 cases in wrong dose, 1 case in writing wrong direction, 1 case in applying wrong verbal direction, 5 cases in contradictions. And in DTP, it is found that there is 1 case in needing additional medicine, 8 cases in dose too low, 12 cases in drug interactions, and 2 cases in compliance. The main problem in administration phase of ME and DTP is the lack of pharmacists’s roles in the monitoring of drug use directly on the patient.

Key words : medication errors, drug therapy problems, antiemetic

Page 12: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

PRAKATA ................................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... ix

INTISARI .................................................................................................. x

ABSTRACT ................................................................................................. xi

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. Xxi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xxii

BAB I PENGANTAR ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

1. Permasalahan ................................................................................. 3

2. Keaslian penelitian ........................................................................ 3

3. Manfaat penelitian ......................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

1. Tujuan utama ................................................................................. 5

2. Tujuan tambahan ........................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................ 7

A. Medication Error ............................................................................... 7

Page 13: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xiii

B. Drug Therapy Problems ..................................................................... 9

C. Nausea dan Vomiting ………………………………………………. 10

1. Definisi ………………………………………………………….. 10

2. Etiologi ………………………………………………………...... 11

3. Patofisiologi ……………………………………………………... 12

4. Gambaran klinis ………………………………………………… 12

D. Penatalaksanaan Terapi …………………………………………….. 13

1. Tujuan terapi …………………………………………………….. 13

2. Sasaran terapi …………………………………………………… 13

3. Terapi ……………………………………………………………. 13

E. Keterangan Empiris ………………………………………………… 17

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 18

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 18

B. Definisi Operasional ........................................................................... 18

C. Variabel Penelitian ............................................................................. 20

D. Subyek Penelitian ............................................................................... 20

E. Bahan Penelitian ................................................................................. 21

F. Alat Penelitian .................................................................................... 21

G. Lokasi Penelitian ................................................................................ 22

H. Tata Cara Pengumpulan Data ............................................................. 22

1. Tahap orientasi .............................................................................. 22

2. Tahap pengambilan data ................................................................ 22

3. Tahap penyelesaian data .............................................................. 23

Page 14: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xiv

I. Tata Cara Analisis Hasil …………………………………………… 24

J. Kesulitan Penelitian ………………………………………………... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………... 27

A. Profil Kasus yang Menerima Obat Golongan Antiemetik …………. 28

1. Berdasarkan kelompok umur ......................................................... 28

2. Berdasarkan jenis kelamin ............................................................. 29

3. Berdasarkan pendidikan terakhir ................................................... 30

4. Berdasarkan pekerjaan .................................................................. 31

5. Berdasarkan penyakit .................................................................... 32

B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Golongan Antiemetik ...... 35

1. Profil terapi secara umum .............................................................. 35

2. Profil terapi secara khusus ............................................................. 40

C. Evaluasi Medication Errors (ME) Fase Administrasi ....................... 43

1. ME administration error ............................................................... 44

2. ME dosis keliru ............................................................................. 45

3. ME salah menulis instruksi ........................................................... 46

4. ME instruksi verbal dijalankan keliru ........................................... 47

5. ME kontraindikasi ......................................................................... 47

D. Evaluasi Drug Therapy Problems (DTP) ........................................... 48

1. DTP perlu obat tambahan .............................................................. 50

2. DTP dosis terlalu rendah ............................................................... 50

3. DTP interaksi obat ......................................................................... 50

4. DTP compliance ............................................................................ 52

Page 15: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xv

E. Evaluasi Masalah Utama ME Fase Administrasi dan DTP ............... 62

1. Wawancara dengan dokter ............................................................ 62

2. Wawancara dengan perawat .......................................................... 63

3. Wawancara dengan apoteker ......................................................... 63

F. Rangkuman Pembahasan ................................................................... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 68

A. Kesimpulan ........................................................................................ 68

B. Saran ................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 70

LAMPIRAN................................................................................................ 72

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................... 119

Page 16: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Bentuk-bentuk Medication Error (Dwiprahasto dan

Kristin, 2008) …………………………………………. 7

Tabel II. Taksonomi & kategorisasi Medication Error Versi the

National Coordinating Council for Medication Error

Reporting and Prevention NCCMERP, 1998) ………… 8

Tabel III. Penyebab-penyebab Drug Therapy Problems (DTP) (Strand

et.al., 2004) …………………………………………………. 9

Tabel IV. Obat golongan antiemetik berdasarkan Formularium RS

Bethesda Yogyakarta ......................................................... 14

Tabel V. Informasi mengenai domperidon sebagai antiemetik

berdasarkan British National Formulary ............................. 14

Tabel VI. Informasi mengenai metoclopramid sebagai antiemetik

berdasarkan Drug Information Handbook dan British

National Formulary ............................................................ 15

Tabel VII. Informasi mengenai ondansetron sebagai antiemetik

Berdasarkan Drug Information Handbook dan British

National Formulary .......................................................... 16

Tabel VIII. Pengelompokan Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 Berdasarkan Diagnosis ... 33

Tabel IX. Pengelompokan Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Jumlah

Keseluruhan Obat yang Diterima ....................................... 35

Tabel X. Golongan dan Jenis Obat Antiinfeksi yang Diterima

Page 17: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xvii

oleh Kasus ……………………………………………… 36

Tabel XI. Golongan dan Jenis Obat Kortikosteroid yang Diterima

oleh Kasus ……………………………………………… 36

Tabel XII. Golongan dan Jenis Obat Antihistamin yang Diterima

oleh Kasus ……………………………………………… 37

Tabel XIII. Golongan dan Jenis Obat Gangguan Saluran Cerna yang

Diterima oleh Kasus …………………………………. 37

Tabel XIV. Golongan dan Jenis Obat Gangguan Saluran Pernafasan

yang Diterima oleh Kasus ……………………………… 37

Tabel XV. Golongan dan Jenis Obat Gangguan Saluran Urinari

yang Diterima oleh Kasus ……………………………… 38

Tabel XVI. Golongan dan Jenis Obat Sistem Kardiovaskuler yang

Diterima oleh Kasus …………………………………… 38

Tabel XVII. Golongan dan Jenis Obat Sistem Endokrin dan

Metabolik yang Diterima oleh Kasus ………………… 38

Tabel XVIII. Golongan dan Jenis Obat Sistem Neuromuskular yang

Diterima oleh Kasus ………………………………..….. 39

Tabel XIX. Golongan dan Jenis Obat Gizi dan Darah yang Diterima

oleh Kasus ……………………………………………… 39

Tabel XX. Daftar Obat Golongan Lain-Lain yang Diterima oleh

Kasus …………………………………………………... 40

Tabel XXI. Pengelompokan Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Page 18: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xviii

berdasarkan Jenis Obat .................................................... 41

Tabel XXII. Pengelompokan Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Rute

Pemberian Obat ................................................................. 41

Tabel XXIII. Pengelompokkan Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Kekuatan

Obat dan Frekuensi Penggunaan ……………………………. 42

Tabel XXIV. Pengelompokkan Kejadian ME di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 ………………. 44

Tabel XXV. Kelompok Kasus ME Administration Error pada Kasus di

Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008 ………………………………………………………… 44

Tabel XXVI. Kelompok Kasus ME Dosis Keliru pada Kasus di Bangsal

Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 …. 46

Tabel XXVII. Kelompok Kasus ME Salah Menulis Instruksi pada Kasus di

Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008 ………………………………………………………... 46

Tabel XXVIII. Kelompok Kasus ME Instruksi Verbal Dijalankan Keliru

pada Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 ……………………………………….. 47

Tabel XXIX. Kelompok Kasus ME Kontraindikasi pada Kasus di Bangsal

Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 …. 48

Tabel XXX. Pengelompokkan Kejadian DTP pada Kasus di Bangsal

Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 …. 49

Tabel XXXI. Kelompok Kasus DTP Perlu Obat Tambahan pada Kasus di

Page 19: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xix

Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008 …………………………………………………………

50

Tabel XXXII. Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Rendah pada Kasus di

Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008 ………………………………………………………… 50

Tabel XXXIII. Kelompok Kasus DTP Interaksi Obat pada Kasus di Bangsal

Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 ... 51

Tabel XXXIV. Kelompok Kasus DTP Compliance pada Kasus di Bangsal

Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 ... 52

Tabel XXXV. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 …………….. 53

Tabel XXXVI. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 …………….. 54

Tabel XXXVII. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 ………..…… 55

Tabel XXXVIII. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 ……………….. 56

Tabel XXXIX. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 ……………….. 57

Tabel XL. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 ……………… 58

Tabel XLI. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 …………….. 59

Tabel XLII. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 ……………..

60

Page 20: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xx

Tabel XLIII. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 …………….… 61

Page 21: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi Saluran Cerna (Stitham dan Mason, 2008) .................. 10

Gambar 2. Bagan Titik Tangkap Mekanisme Aksi metoclopramid,

domperidon, dan ondansetron .............................................. 16

Gambar 3. Bagan Kedudukan Penelitian Kajian Terhadap Penggunaan

Obat Golongan Antiemetik dalam Penelitian Payung …………. 27

Gambar 4. Persentase Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 berdasarkan Kelompok Umur ………… 29

Gambar 5. Persentase Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 berdasarkan Jenis Kelamin ……………. 30

Gambar 6. Persentase Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir 31

Gambar 7. Persentase Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 berdasarkan Jenis Pekerjaan …………… 32

Gambar 8. Persentase Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 berdasarkan Diagnosis ……………….. 33

Gambar 9. Persentase Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 berdasarkan Jenis Penyakit …………… 34

Gambar 10. Persentase Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 berdasarkan Jenis Obat ………………… 41

Gambar 11. Persentase Kejadian ME pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 ………………….. 43

Gambar 12. Persentase Kejadian DTP pada Kasus di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 …………………… 49

Page 22: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Rekam Medis Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 ………………………….. 72

Lampiran 2. Data Home Visit Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 ........................................ 106

Lampiran 3. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Dokter ………………... 107

Lampiran 4. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Perawat …………...….. 108

Lampiran 5. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Apoteker ……….…….. 114

Lampiran 6. Daftar Obat Antiemetik yang Digunakan di Bangsal Kelas III

RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 ..................... 115

Lampiran 7. Informed Consent ................................................................ 116

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian .............................................................. 118

Page 23: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

1  

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Patient safety merupakan isu kritis dan harus ditangani dengan tepat

karena menyangkut keselamatan pasien. Patient safety menjadi tanggung jawab

berbagai pihak yang terkait dengan perawatan pasien, terutama adalah health care

team (dokter, perawat, farmasis, ahli gizi, fisioterapis, dan lainnya) termasuk

keluarga pasien dan juga pemerintah terkait dengan sistem kesehatan nasional.

Mengingat isu mengenai paradigma baru patient safety, maka sangatlah penting

melakukan observasi kejadian riil tentang Medication Errors dan Drug Therapy

Problems pada pasien sehingga dapat disusun suatu strategi pelaksanaan patient

safety tersebut.

Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang

seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam pengawasan

dan tanggung jawab profesi kesehatan (NCCMERP, 1998). Sementara itu, Drug

Therapy Problems adalah suatu permasalahan atau kejadian yang tidak diharapkan

atau yang kemungkinan akan dialami pasien selama proses terapi akibat

penggunaan obat, sehingga mengganggu tujuan terapi yang diinginkan (Cipolle

and Strand, 2004).

Banyak sekali hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung isu patient

safety, salah satu contohnya pada kasus nausea dan vomiting. Nausea dan

vomiting dapat terjadi dalam berbagai macam kondisi, misalnya pada penyakit

Page 24: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

2  

saluran cerna, infeksi, neurologi, ataupun penyakit metabolik. Nausea dan

vomiting dapat pula terjadi pada kondisi kehamilan, cancer chemotherapy, serta

pada pasien yang menggunakan obat-obat sitostatika. Sebagai contoh, nausea dan

vomiting terjadi pada 70% pasien dengan inferior myocardial infarction atau

diabetic ketoasidosis. Selain itu 80% - 90% terjadi pada pasien dengan acute

pancreatitis atau acute appendicitis (DiPiro dan Taylor,2005). Melihat kondisi

tersebut, maka penggunaan obat golongan antiemetik untuk terapi nausea dan

vomiting merupakan permasalahan medis yang perlu mendapatkan perhatian

khusus sehingga dapat menekan kejadian ME dan DTP.

Penelitian ini dilakukan di RS Bethesda Yogyakarta, sebagai bentuk

kerjasama antara Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan pihak RS

Bethesda Yogyakarta dalam rangka peningkatan pelayanan farmasi klinis di

rumah sakit. Pada tahun 2007 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma juga

mengadakan penelitian di rumah sakit ini. Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

merupakan salah satu rumah sakit swasta tipe B dengan akreditasi ISO 9000 versi

2001 dan merupakan rumah sakit swasta terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY). Rumah sakit ini mempunyai 7 orang apoteker yang telah menjalankan

beberapa kegiatan pelayanan farmasi klinis. Selain itu, apoteker-apoteker di RS

Bethesda Yogyakarta telah memiliki program yang mengarah pada patient safety.

Penelitian ini dirancang berdasarkan pengamatan prospektif untuk

menemukan masalah utama yang menjadi penyebab terjadinya ME fase

administrasi dan DTP pada pasien yang menerima terapi berupa obat golongan

antiemetik.

Page 25: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

3  

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan utama yang diangkat

dalam penelitian ini adalah : ”apakah yang menjadi masalah utama terjadinya

ME fase administrasi dan DTP pada penggunaan obat golongan antiemetik

di RS Betesdha Yogyakarta?” dan beberapa permasalahan tambahan yang ingin

diamati sebagai pendukung permasalahan utama adalah :

a. seperti apakah profil kasus yang menerima obat golongan antiemetik di

bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang menerima obat

golongan antiemetik periode Agustus 2007 meliputi umur, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan jenis penyakit?

b. seperti apakah profil terapi kasus yang menerima obat golongan antiemetik di

bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

meliputi jumlah obat keseluruhan, jenis obat golongan antiemetik, rute

pemberian, serta aturan pakai obat (dosis / kekuatan obat dan frekuensi)?

c. Seperti apakah permasalahan yang muncul saat penggunaan obat meliputi

Medication Error fase administrasi dan Drug Therapy Problems apa saja

yang benar-benar terjadi pada pasien berdasarkan pengamatan prospektif

pada subyek peneltian?

2. Keaslian penelitian

Penelitian menengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication

Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems pada Pasien RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan

Antiemetik) belum pernah dilakukan. Penelitian yang terkait dengan masalah

Page 26: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

4  

Medication Errors, Drug Therapy Problems, ataupun antiemetik telah dilakukan

oleh beberapa peneliti lain dengan judul :

a. Studi Potensial Medication Error pada Peresepan di Bangsal Anak di Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Februari – April 2003 (Ditinjau dari

Aspek Transcribing : Kesulitan Membaca Tulisan pada Resep dan Kesulitan

Membaca Penulisan Angka Desimal) (Nurdin, 2005). Perbedaan dengan

penelitian ini terletak pada fase ME yang diteliti. Penelitian ini melihat

kejadian ME pada fase transcribing. Selain itu, waktu penelitian di sini juga

berbeda, yaitu dilakukan pada periode Februari – April 2003.

b. Evaluasi Drug Therapy Problems pada Pengobatan Pasien Stroke di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005 (Krismayanti,

2007). Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada kriteria subjek

penelitian. Pada penelitian ini, subjek yang diteliti adalah pasien stroke. Drug

Therapy Problems yang dievaluasi juga berbeda, karena pada penelitian ini

dilakukan evaluasi pada DTP obat tidak diperlukan dan DTP obat salah

sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, tidak dilakukan

evaluasi pada kedua jenis DTP ini. Selain itu lokasi dan waktu penelitian juga

berbeda, yaitu di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta pada

periode tahun 2005.

c. Evaluasi Penatalaksanaan Kasus Mual dan Muntah Pasca Kemoterapi Kanker

Payudara dan Servik di Rumah Sakit X Yogyakarta Periode 2004 – 2005

(Suhadi, Yunita, dan Damayanti, 2006). Perbedaan dengan penelitian ini

terletak pada kriteria subjek penelitian. Pada penelitian ini, subjek yang

Page 27: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

5  

diteliti adalah pasien yang mengalami mual dan muntah pasca kemoterapi

kanker payudara dan servik. Selain itu, waktu penelitian di sini juga berbeda,

yaitu dilakukan pada periode tahun 2004 – 2005.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi untuk mendeskripsikan

ME fase administrasi dan DTP yang riil terjadi pada pasien yang menerima obat

golongan antiemetik di RS Bethesda Yogyakarta.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan

keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan pharmaceutical care dan

menerapkan isu patient safety di rumah sakit, secara khusus RS Bethesda

Yogyakarta dan secara umum rumah sakit di Indonesia yang pada akhirnya dapat

meningkatkan kualitas pelayanan terapi obat.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan utama

Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui masalah utama terjadinya

ME fase administrasi dan DTP pada penggunaan obat golongan antiemetik di RS

Bethesda Yogyakarta.

2. Tujuan tambahan

Tujuan tambahan penelitian ini adalah :

Page 28: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

6  

a. menggambarkan profil kasus yang menerima obat golongan antiemetik di

bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang menerima obat

golongan antiemetik periode Agustus 2007 meliputi umur, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan jenis penyakit.

b. menggambarkan profil terapi kasus yang menerima obat golongan antiemetik

di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

meliputi jumlah obat keseluruhan, jenis obat golongan antiemetik, rute

pemberian, serta aturan pakai obat (dosis / kekuatan obat dan frekuensi).

c. mengetahui permasalahan yang muncul saat penggunaan obat meliputi

Medication Error fase administrasi dan Drug Therapy Problems apa saja

yang benar-benar terjadi pada pasien berdasarkan pengamatan prospektif

pada subyek peneltian.

Page 29: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Medication Error

Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang

seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam pengawasan

dan tanggung jawab profesi kesehatan (Cohen, 1991), pasien atau konsumen

(Basse & Myers, 1998). Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004 disebutkan bahwa pengertian medication error

adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat pemakaian obat selama dalam

penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah.

Tabel I. Bentuk-bentuk Medication Error (Dwiprahasto dan Kristin, 2008) Prescribing Transcribing Dispensing Administration

• Kontraindikasi • Duplikasi • Tidak terbaca • Instruksi tidak

jelas • Instruksi

keliru • Instruksi tidak

lengkap • Penghitungan

dosis keliru

• Copy error • Dibaca keliru • Ada instruksi

yang terlewatkan

• Mis-stamped • Instruksi tidak

dikerjakan • Instruksi

verbal diterjemahkan salah

• Kontraindikasi • Extra dose • Kegagalan

mencek instruksi • Sediaan obat

buruk • Instruksi

penggunaan obat tidak jelas

• Salah menghitung dosis

• Salah memberi label

• Salah menulis instruksi

• Dosis keliru • Pemberian obat

di luar instruksi • Instruksi verbal

dijalankan keliru

• Administration error

• Kontraindikasi • Obat tertinggal di

samping bed • Extra dose • Kegagalan

mencek instruksi • Tidak mencek

identitas pasien • Dosis keliru • Salah menulis

instruksi • Patient off unit • Pemberian obat di

luar instruksi • Instruksi verbal

dijalankan keliru

Page 30: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

8  

Tabel II. Taksonomi & kategorisasi Medication Error Versi the National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention

(NCCMERP, 1998) Tipe error Kategori Keterangan

NO ERROR A Keadaan atau kejadian yang potensial menyebabkan terjadinya error ERROR- NO HARM

B Error terjadi, tetapi obat belum mencapai pasien C Error terjadi, obat sudah mencapai pasien tetapi tidak menimbulkan

risiko Obat mencapai pasien dan sudah terlanjut diminum/digunakan Obat mencapai pasien tetapi belum sempat diminum/digunakan

D Error terjadi dan konsekuensinya diperlukan monitoring terhadap pasien, tetapi tidak menimbulkan risiko (harm) pada pasien

ERROR-HARM

E Error terjadi dan pasien memerlukan terapi atau intervensi serta menimbulkan risiko (harm) pada pasien yang bersifat sementara

F Error terjadi & pasien memerlukan perawatan atau perpanjangan perawatan di rumahsakit disertai cacat yang bersifat sementara

G Error terjadi dan menyebabkan risiko (harm) permanen H Error terjadi dan nyaris menimbulkan kematian (mis. Anafilaksi,

henti jantung) ERROR-DEATH

I Error terjadi dan menyebabkan kematian pasien

Kejadian medication error dibagi dalam 4 fase, yaitu fase prescribing,

fase transcribing, fase dispensing dan fase administration. Medication error yang

menjadi fokus penelitian ini adalah fase administration.

Fase-fase medication error di atas, dapat dikemukakan bahwa faktor

penyebabnya dapat berupa, (Cohen, 1991) : 1) komunikasi yang buruk baik secara

tertulis dalam bentuk kertas resep maupun secara lisan (antara pasien, dokter dan

apoteker), 2) sistem distribusi obat yang kurang mendukung (sistem

komputerisasi, sistem penyimpanan obat, dan lain sebagainya), 3) sumber daya

manusia (kurang pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan, dll), 4) edukasi kepada

pasien kurang, dan 5) peran pasien dan keluarganya kurang. Studi tahun 1993

sampai dengan 1998 yang dilaporkan FDA menyebutkan ME fatal yang paling

sering terjadi pada fase administrasi yaitu penggunaan obat dengan dosis yang

kurang sesuai (41%), salah obat dan rute pemberian sebanyak 16%.

Page 31: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

9  

B. Drug Therapy Problems

Tabel III. Penyebab-penyebab Drug Therapy Problems (DTP) (Strand et.al., 2004)

No. Jenis DTP Contoh Penyebab DTP

1

Ada indikasi tetapi tanpa

obat (need for

additional drug therapy)

• Timbulnya kondisi medis baru memerlukan tambahan obat baru • Kondisi kronis memerlukan terapi lanjutan terus-menerus • Kondisi yang memerlukan terapi kombinasi • Pasien potensial timbul kondisi medis baru yang perlu dicegah

atau terapi profilaksi.

2

Ada obat tanpa indikasi

(unnecessary therapy)

• Terapi yang diperoleh sudah tidak valid saat itu • Terapi dengan dosis toksik • Penyalahgunaan obat, merokok, dan alkohol • Terapi sebaiknya non-farmakologi • Polifarmasi yang sebaiknya terapi tunggal • Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya dapat

digantikan dengan yang lebih aman

3 Pemilihan obat salah (wrong

drug)

• Obat yang digunakan bukan yang efektif / paling efektif • Pasien alergi atau kontraindikasi • Obat efektif tetapi relatif mahal atau bukan yang paling aman • Obat sudah resisten terhadap infeksi • Kondisi sukar sembuh dengan obat yang sudah pernah diperoleh

perlu mengganti obat • Kombinasi obat yang salah.

4 Dosis terlalu rendah (dose

too low)

• Dosis terlalu rendah • Waktu pemberian yang tidak tepat, misalnya profilaksis

antibiotika untuk operasi • Obat, dosis, rute, atau formulasi yang kurang sesuai untuk

pasien

5

Efek obat merugikan

(adverse drug reaction) dan interaksi obat

• Obat diberikan terlalu cepat • Risiko yang sudah teridentifikasi karena obat tertentu • Pasien alergi atau reaksi indiosinkrasi • Bioavalibilitas atau efek obat diubah oleh obat lain atau

makanan. • Interaksi obat karena induksi atau inhibisi enzim, penggeseran

dari tempat ikatan, atau dengan hasil laboratorium

6 Dosis terlalu

tinggi (dose too high)

• Dosis terlalu besar, kadar obat dalam plasma melebihi rentang terapi yang diharapkan

• Dosis dinaikkan terlalu cepat • Obat terakumulasi karena terapi jangka panjang • Obat, dosis, rute, atau formulasi yang kurang sesuai untuk

pasien • Dosis dan interval pemberian misalnya analgesik bila perlu

diberikan terus

7

Ketaatan pasien (compliance)/

gagal menerima obat

• Pasien gagal menerima obat yang sesuai karena medication error

• Pasien tidak menuruti aturan yang ditetapkan secara sengaja maupun karena tidak mengerti maksudnya

• Pasien tidak sanggup menebus obat karena biaya

Page 32: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

10  

Drug Therapy Problems adalah suatu permasalahan atau kejadian yang

tidak diharapkan atau yang kemungkinan akan dialami pasien selama proses terapi

akibat penggunaan obat, sehingga mengganggu tujuan terapi yang diinginkan.

Identifikasi Drug Therapy Problems merupakan fokus penentuan dan keputusan

akhir yang dibuat dalam tahapan proses pelayanan pasien. Drug Therapy

Problems merupakan konsekuensi dari kebutuhan akan obat yang kurang tepat,

yang juga merupakan sesuatu yang sentral dalam pharmaceutical care practice

(Cipolle and Strand, 2004).

C. Nausea dan Vomiting

Gambar 1. Anatomi Saluran Cerna (Stitham dan Mason, 2008)

1. Definisi

Nausea umumnya didefinisikan sebagai kecenderungan untuk

memuntahkan atau suatu perasaan di dalam kerongkongan maupun daerah

Page 33: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

11  

epigastrik yang menandakan akan segera terjadi muntah. Vomiting umumnya

didefinisikan sebagai pengeluaran atau semburan isi lambung melalui mulut yang

keluar secara paksa (DiPiro dan Taylor, 2005).

Nausea dan vomiting bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu gejala

yang dapat menyertai berbagai kondisi. Nausea dan vomiting umumnya tidak

serius, namun ketika nausea dan vomiting diduga karena efek dari keracunan

ataupun terdapat ciri seperti vomiting lebih dari 24 jam, terdapat darah pada

muntahan, terjadi nyeri perut yang parah, vomiting disertai sakit kepala dan

kekakuan pada leher, atau adanya tanda-tanda terjadi dehidrasi, seperti mulut

kering, frekuensi berkemih kurang atau urin pekat, maka kejadian nausea dan

vomiting menjadi serius dan diperlukan penanganan yang lebih intensif (Anonim,

2008).

2. Etiologi

Nausea dan vomiting dapat terjadi dalam berbagai macam kondisi,

misalnya pada penyakit saluran cerna, infeksi, neurologi, ataupun penyakit

metabolik. Nausea dan vomiting dapat pula terjadi pada kondisi kehamilan,

cancer chemotherapy, serta pada pasien yang menggunakan obat-obat sitostatika.

Sebagai contoh, nausea dan vomiting terjadi pada 70% pasien dengan inferior

myocardial infarction atau diabetic ketoasidosis. Selain itu 80% - 90% terjadi

pada pasien dengan acute pancreatitis atau acute appendicitis.

Etiologi dari nausea dan vomiting dapat terjadi pada berbagai tingkatan

umur pasien. Sebagai contoh, vomiting pada bayi yang baru lahir selama hari

pertama kehidupan yang berkaitan dengan obstruksi saluran pencernaan atas atau

Page 34: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

12  

peningkatan tekanan intracranial. Penyakit lain pada anak yang bersamaan dengan

vomiting meliputi pyloric stenosis, duodenal ulcer, stress ulcer, Reye’s sindrom

yang biasanya diikuti dengan emesis secara terus menerus. Selain itu terdapat pula

obat yang dapat menginduksi terjadinya nausea dan vomiting, misalnya pada obat-

obat sitotoksik (DiPiro dan Taylor, 2005).

3. Patofisiologi

Tiga fase dari emesis meliputi nausea, reching, dan vomiting. Nausea

adalah kecenderungan untuk memutahkan. Reching adalah bekerjanya otot yang

berkenaan dengan dada dan perut sebelum terjadi vomiting. Fase terakhir dari

emesis adalah vomiting yang merupakan semburan isi lambung yang disebabkan

oleh retroperistalsis dari gastrointestinal (DiPiro dan Taylor, 2005).

4. Gambaran klinis

a. Umum

Tergantung pada tingkat keparahan gejala

b. Gejala

Pada kondisi sederhana, gejala akan sembuh dengan sendirinya, dapat

membaik secara spontan dan hanya membutuhkan terapi simtomatik. Akan tetapi,

pada keadaan kompleks, gejala tidak dapat membaik setelah pemberian

antiemetik. Dapt pula terjadi kemunduran secara progresif dengan terjadinya

ketidakseimbangan cairan elektrolit tubuh.

c. Tanda

Page 35: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

13  

Pada kondisi sederhana, penanda berupa keluhan tidak nyaman dari

pasien. Pada kondisi yang kompleks, dapat terjadi penurunan berat badan, demam,

maupun nyeri perut.

d. Test laboratorium

Tidak terdapat pemeriksaan laboratorium pada kondisi yang sederhana.

Pada kondisi kompleks, pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah

konsentrasi serum elektrolit dan evaluasi gastrointestinal atas dan / atau bawah.

e. Informasi lain

Informasi lain yang diperlukan dalam kasus nausea dan vomiting adalah

jumlah pemasukan dan pengeluaran cairan, riwayat pengobatan, kebiasaan atau

perubahan yang tampak, seperti terjadinya sakit kepala, nyeri, ataupun stress

(DiPiro dan Taylor, 2005).

D. Penatalaksanaan Terapi

1. Tujuan terapi

a. meringankan atau menghilangkan gejala

b. mencegah keparahan

2. Sasaran terapi

Gejala nausea dan vomiting

3. Terapi

Menurut Lacy, Amstrong, Goldman dan Lance dalam Drug Information

Handbook edisi 14 tahun 2006, obat golongan antiemetik sangat bervariasi, yaitu

aprepitant, dexamethasone, dolasetron, dronabinol, droperidol, granisetron,

Page 36: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

14  

hydroxyzine, meclizine, metoclopramid, ondansetron, palonosetron,

prochloperazine, promethazine, dan trimethobenzamide.

Berdasarkan Formularium RS Bethesda Yogyakarta, obat golongan

antiemetik yang digunakan adalah :

Tabel IV. Obat Golongan Antiemetik berdasarkan Formularium RS Bethesda Yogyakarta

Jenis Obat Nama Obat metoclopramid Primperan® domperidon Vomitas® ; Vometa FT® ondansetron Narfoz® ; Zofran®

Pada tabel IV, V, dan VI, akan dipaparkan informasi mengenai obat

golongan antiemetik, dalam hal ini domperidon, metoclopramid, dan ondansetron.

Tabel V. Informasi mengenai domperidon sebagai Antiemetik berdasarkan British National Formulary

Variabel Informasi Indikasi nausea dan vomiting, dispepsia, GERD. Kontraindikasi Prolactinoma, penurunan fungsi hepar, berbahaya

ketika terjadi peningkatan motilitas gastrointestinal. Efek samping Efek ekstrapiramidal, peningkatan konsentrasi

prolaktin, ruam. Dosis Oral : dewasa lebih dari 35 kg, 10 – 20 mg, 3 – 4

ksli perhari. Rektal (supositoria) : dewasa lebih dari 35 kg, 60

mg, sehari dua kali. Interaksi obat • Analgesik : efek domperidon pada aktivitas di

gastrointestinal antagonis dengan analgesik narkotika ; domperidon meningkatkan absorpsi parasetamol (efek ditingkatkan)

• Antimuskarinik : efek domperidon pada aktivitas di gastrointestinal antagonis dengan antimuskarinik

• Dopaminergik : peningkatan resiko efek samping ekstrapiramidal ketika domperidon diberikan bersama amantadine, domperidon kemungkinan antagonis dengan efek prolactinaemic dari bromocriptine dan cabergoline

Page 37: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

15  

Tabel VI. Informasi mengenai metoclopramid sebagai Antiemetik berdasarkan Drug Information Handbook dan British National Formulary

Variabel Informasi Indikasi Terapi simtomatik pada diabetic gasric stasis, GERD.

Pencegahan dan / atau terapi nausea dan vomiting yang berhubungn dengan kemoterapi atau kondisi pasca operasi.

Faktor resiko kehamilan

B

Kontraindikasi Obstruksi gastrointestinal, perforasi satu hemoragi, 3-4 hari pasca pembedahan gastrointestinal, phaeochromocytoma, riwayat seizures.

Efek samping Kardiovaskuler, CNS, dematologi, endokrin dan metabolik, gastrointestinal, genitourinari, hematologi, hepatic, ocular, pernafasan.

Dosis GERD : oral : 10-15 mg/dosis, 4x/hari , 30 menit sebelum makan. Single dose 20 mg.

diabetic gasric stasis : oral : 10 mg, 30 menit sebelum makan. Injeksi (untuk kondisi parah) : 10 mg, 1-2 menit.

Emesis yang diinduksi kemoterapi : injeksi : 1-2 mg/kg, 30 menit sebelum kemoterapi, selanjutnya setiap 3 jam untuk 3 dosis.

Nausea dan Vomiting pasca operasi : injeksi : 10 – 20 mg sebelum operasi berakhir.

Interaksi obat • Analgesik : metoclopramid meningkatkan laju absorpsi aspirin (efek ditingkatkan) ; efek metoclopramid pada aktivitas di gastrointestinal antagonis dengan analgesik narkotika ; metoclopramid meningkatkan absorpsi parasetamol (efek ditingkatkan)

• Antimuskarinik : efek metoclopramid pada aktivitas di gastrointestinal antagonis dengan antimuskarinik

• Antipsikotik : peningkatan resiko efek samping ekstrapiramidal ketika metoclopramid diberikan bersama antipsikotik.

• Atovaquone : metoclopramid menurunkan konsentrasi plasma atovaquone.

• Ciclosporin : metoclopramid meningkatkan konsentrasi plasma ciclosporin.

• Dopaminergik : peningkatan resiko efek samping ekstrapiramidal ketika metoclopramid diberikan bersama amantadine

• Muscle relaxants : metoclopramid meningkatkan efek suxamethonium

• Tetrabenazine : peningkatan resiko efek samping ekstrapiramidal ketika metoclopramid diberikan bersama tetrabenazine.

Page 38: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

16  

Tabel VII. Informasi mengenai ondansetron sebagai Antiemetik berdasarkan Drug Information Handbook dan British National Formulary

Variabel Informasi Indikasi Pencegahan nausea dan vomiting berhubungan

dengan kemoterapi atau kondisi pasca operasi. Faktor resiko kehamilan B Efek samping Konstipasi, sakit kepala, seizures, nyeri dada,

arrythmias, hipotensi, dan bradikardi. Sediaan supositoria dapa mengiritasi rektal.

Dosis Pencegahan nausea dan vomiting karena kemoterapi sitotoksik : oral : 200 mg, satu jam sebelum terapi, injeksi : 200 mg, 30 detik, infus intravena : 100 mg 30 menit sebelum terapi.

Gambar 2. Bagan Titik Tangkap Mekanisme Aksi metoclopramid,

domperidon, dan ondansetron

Impuls afferent

Reseptor serotonergik Reseptor dopaminergik

Reseptor kolinergik

Reseptor histaminik

Reseptor opiatReseptor neurokinin Reseptor

benzodiazepin

Pusat sensor (chemoreseptor trigger zone (CTZ))

Impuls eferent

pusat saliva, faring, otot perut

menginduksi vomit

metoclopramid dan ondansetron

menghambat

metoclopramid dan domperidon

menghambat

Page 39: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

17  

E. Keterangan Empiris

Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication

Errors (ME) Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems (DTP) pada Pasien

RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 (Kajian terhadap Penggunaan

Obat Golongan Antiemetik) dapat mengurangi kejadian ME dan DTP penggunaan

obat golongan antiemetik pada pasien di RS Bethesda Yogyakarta.

Page 40: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication

Errors dan Drug Therapy Problems pada Pasien RS Bethesda Yogyakarta Periode

Agustus 2008 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiemetik)

merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif

evaluatif yang bersifat prospektif.

Rancangan penelitian deskriptif evaluatif karena mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang diperoleh kemudian dievaluasi berdasarkan studi

pustaka dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Penelitian ini

bersifat prospektif karena tidak mengambil data yang sudah ada, melainkan secara

langsung mengikuti keadaan kasus selama mendapatkan perawatan di RS dan

mengamati penggunaan obat pada pasien setelah keluar dari rumah sakit, yaitu

dilakukan dengan home visit (selama periode penelitian).

B. Definisi Operasional

1. Masalah utama adalah suatu hal yang merupakan penyebab utama terjadinya

ME fase administrasi dan DTP.

2. Drug Therapy Problems adalah setiap masalah yang ditemukan selama masa

pengobatan yang dapat mengganggu tercapainya tujuan terapi, dimana

batasan DTP yang dievaluasi pada penelitian ini meliputi perlu obat

Page 41: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

19  

tambahan, dosis terlalu rendah, efek samping obat dan interaksi obat, dosis

terlalu tinggi dan kepatuhan pasien (compliance).

3. Fase admistrasi (di rumah sakit) merupakan fase dimana obat yang ada di

bangsal diberikan oleh tenaga kesehatan terkait dan digunakan oleh pasien.

4. Fase administrasi (di tempat tinggal pasien) merupakan fase dimana obat

telah sampai kepada pasien dan digunakan di tempat tinggal pasien.

5. Periode Agustus 2008 pada penelitian ini dimulai dari tanggal 4 Agustus s.d.

4 September 2008.

6. Kasus dalam penelitian ini adalah pasien yang menerima resep dan

menggunakan obat golongan antiemetik dibangsal dewasa kelas III Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008.

7. Lembar catatan medis adalah catatan pengobatan dan perawatan pasien yang

memuat data tentang karakteristik pasien meliputi usia, jenis kelamin, alamat,

diagnosis, instruksi dokter, catatan keperawatan, catatan penggunaan obat,

hasil laboratorium, lama perawatan, dan lembar resume pasien dewasa yang

menerima obat golongan antiemetik di RS Bethesda Yogyakarta periode

Agustus 2008.

8. Adverse drug reactions adalah efek samping obat yang timbul akibat terapi

obat yang tidak dapat dicegah kejadiannya.

9. Evaluasi dosis berdasarkan sumber referensi dari buku Drug Information

Handbook (Lacy, Armstrong, Goldman, dan Lance, 2006) dan British

National Formulary (Anonim, 2004).

Page 42: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

20  

10. Interaksi obat yang dilihat dalam penelitian ini adalah interaksi antar obat

dalam resep yang diberikan kepada pasien berdasarkan sumber referensi Drug

Interaction Fact (Tatro, 2001) dan British National Formulary 48 (Anonim,

2004).

11. Evaluasi kontraindikasi berdasarkan sumber referensi dari buku Drug

Information Handbook (Lacy, Armstrong, Goldman, dan Lance, 2006) dan

British National Formulary (Anonim, 2004).

12. Home visit adalah pengamatan penggunaan obat dan kondisi pasien setelah

keluar dari rumah sakit tanpa melakukan intervensi, yang dilakukan pada

pasien yang diberi dan kemudian menyetujui informed consent.

13. Aktual adalah kejadian ME fase administrasi atau DTP yang sudah benar-

benar terjadi.

14. Potensial adalah kejadian ME fase administrasi atau DTP yang belum tentu

terjadi, namun terdapat kecenderungan untuk terjadi.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

independent yaitu masalah-masalah yang menyebabkan terjadinya ME fase

administrasi dan DTP.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pasien yang dirawat inap di RS Bethesda

Yogyakarta periode Agustus 2008. Kriteria inklusi subyek penelitian adalah

Page 43: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

21  

pasien yang dirawat di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang

menerima terapi berupa obat golongan antiemetik pada bulan Agustus 2008.

Kriteria eksklusi subyek penelitian adalah pasien yang tidak bersedia melanjutkan

bekerja sama. Jumlah subyek penelitian yaitu 20-50 pasien (rawat inap) dan

minimal 20% dari jumlah subyek penelitian untuk pasien home visit. Pasien home

visit adalah pasien rawat inap yang sudah keluar dari rumah sakit dan diberi serta

menyetujui informed consent. Pemberian informed consent dipilih khusus pasien

yang bertempat tinggal di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, kecuali

Kabupaten Gunung Kidul. Khusus untuk subyek wawancara, selain pasien juga

meliputi dokter, perawat, dan apoteker yang ada di bangsal dewasa kelas III RS

Bethesda Yogyakarta.

E. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar catatan medis pasien yang

menerima terapi berupa obat golongan antiemetik dan dirawat di bangsal dewasa

kelas III RS Bethesda Yogyakarta Yogyakarta periode Agustus 2008 yang ditulis

oleh dokter, perawat, dan apoteker. Selain itu digunakan pula bahan penelitian

berupa hasil wawancara dengan pasien, dokter, perawat, dan apoteker.

F. Alat Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan beberapa alat, yaitu : (1). Form

pemantauan pasien; (2). Form penggunaan obat pasien; (3). Panduan wawancara

terstruktur.

Page 44: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

22  

G. Lokasi Penelitian

Penelitian Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors dan

Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode

Agustus 2008 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiemetik)

dilakukan di bangsal dewasa kelas III (bangsal B, C, D, E, F, H, dan J) RS

Bethesda Yogyakarta untuk pasien rawat inap dan di tempat tinggal pasien untuk

pasien rawat jalan.

H. Tata Cara Pengumpulan Data

1. Tahap orientasi

Pada tahap ini dilakukan analisis situasi, yaitu presentasi dan diskusi

dengan tim patient safety RS Bethesda Yogyakarta, yang diwakili oleh seorang

dokter dan beberapa apoteker serta mencari informasi mengenai penggunaan obat

golongan antiemetik di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta. Tujuan

dari tahap orientasi ini adalah untuk memaparkan secara detail mengenai

penelitian yang akan dilakukan serta mencari teknis pengambilan data yang sesuai

agar tidak mengganggu aktivitas di bangsal tersebut. Pada tahap orientasi juga

dilakukan validasi bahasa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan

digunakan dalam wawancara kepada dokter, perawat, apoteker, dan pasien.

2. Tahap pengambilan data

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung kepada

pasien dan lembar catatan medis pasien. Data yang dikumpulkan meliputi

Page 45: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

23  

identitas, riwayat pengobatan yang sedang dilakukan, data medis berupa diagnosis

dan terapi, serta data tanda vital dan data laboratorium (Rovers et.al., 2003,

Tietze, 2004). Bila diperlukan data dapat dikonfirmasikan dengan wawancara

kepada pasien atau keluarga pasien dan/atau tenaga kesehatan terkait (dokter,

perawat, dan apoteker). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

merupakan teknik non-random (nonprobabilitas sampel) tipe consecutive

sampling.

b. Tahap wawancara

Pada proses ini dilakukan wawancara terhadap dokter, perawat, apoteker,

dan pasien / keluarga pasien. Data hasil wawancara digunakan sebagai data

penunjang untuk membantu mendeskripsikan hasil penelitian.

3. Tahap penyelesaian data

a. Pengolahan data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dengan beberapa

keterangan, yaitu identitas pasien meliputi nomor catatan medis dan umur; tanggal

masuk rumah sakit dan tanggal keluar rumah sakit; terapi obat yang diberikan

meliputi nama obat, rute pemberian, dan aturan pakai; data tanda vital; data

laboratorium; dan daftar penggunaan obat oleh pasien di bangsal dewasa kelas III

RS Bethesda Yogyakarta yang menerima obat golongan antiemetik. Data tersebut

digunakan untuk identifikasi ME fase administrasi dan DTP yang mungkin terjadi

dan juga untuk identifikasi masalah utama kejadian ME dan DTP.

Page 46: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

24  

b. Evaluasi data

Evaluasi kejadian ME fase administrasi dan DTP pada kasus di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta berdasarkan Drug Information

Handbook (Lacy, Armstrong, Goldman, dan Lance, 2006), British National

Formulary 48, dan Drug Interaction Fact (Tatro, 2001).

I. Tata Cara Analisis Hasil

Data dibahas secara evaluatif dengan bantuan tabel atau gambar seperti

di bawah ini.

1. Persentase umur dikelompokkan menjadi dewasa (17 tahun – 64 tahun) dan

geriatri (≥ 65 tahun), dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada

tiap kelompok dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa kelas III

RS Bethesda Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

2. Persentase jenis kelamin dikelompokkan menjadi kasus dengan jenis kelamin

laki-laki dan perempuan, dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada

tiap kelompok dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa kelas III

RS Bethesda Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

3. Persentase pendidikan terakhir dihitung dengan cara menghitung jumlah

kasus pada tiap kelompok dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa

kelas III RS Bethesda Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

4. Persentase jenis pekerjaan dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus

pada tiap kelompok dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa kelas

III RS Bethesda Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

Page 47: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

25  

5. Persentase jenis penyakit dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus

pada tiap kelompok dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa kelas

III RS Bethesda Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

6. Persentase jumlah obat keseluruhan dihitung dengan cara menghitung jumlah

kasus pada tiap kelompok dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa

kelas III RS Bethesda Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

7. Persentase jenis obat golongan antiemetik dihitung dengan cara menghitung

jumlah kasus pada tiap kelompok dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

8. Persentase rute pemberian dihitung dengan ketentuan setiap temuan yang

didapat dihitung sebagai satu kasus. Masing-masing kelompok dihitung

dengan cara menghitung jumlah kasus yang ditemukan pada tiap kelompok

dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

9. Persentase aturan pakai dihitung dengan ketentuan setiap temuan yang

didapat dihitung sebagai satu kasus. Masing-masing kelompok dihitung

dengan cara menghitung jumlah kasus yang ditemukan pada tiap kelompok

dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

10. Persentase kejadian ME fase administrasi dihitung dengan ketentuan setiap

temuan yang didapat dihitung sebagai satu kasus. Masing-masing kelompok

dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus yang ditemukan pada tiap

Page 48: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

26  

kelompok dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa kelas III RS

Bethesda Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

11. Persentase kejadian DTP dihitung dengan ketentuan setiap temuan yang

didapat dihitung sebagai satu kasus. Masing-masing kelompok dihitung

dengan cara menghitung jumlah kasus yang ditemukan pada tiap kelompok

dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

J. Kesulitan Penelitian

Selama pengambilan data hingga pengolahan data, peneliti menemui

beberapa kesulitan, antara lain kurangnya pengalaman peneliti dalam membaca

tulisan dokter maupun perawat pada lembar catatan medis. Selain itu terdapat

beberapa istilah dalam lembar catatan medis yang tidak dimengerti oleh peneliti.

Kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi dengan bantuan perawat maupun

apoteker yang ada di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta.

Kesulitan lain yang dihadapi oleh peneliti adalah saat mendeskripsikan

profil kasus dan profil terapi kasus serta proses evaluasi kejadian ME fase

administrasi dan DTP. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa data yang tidak

lengkap dalam lembar catatan medis pasien, seperti diagnosa utama, dosis obat,

catatan perjalanan penyakit pasien, dan daftar pemberian obat.

Page 49: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication

Errors dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat Golongan

Antiemetik) ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan judul ” Evaluasi

Masalah Utama Kejadian Medication Errors dan Drug Therapy Problems pada

Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008”. Penelitian

payung ini selain memuat subjudul kajian terhadap obat golongan antiemetik, juga

memuat tujuh subjudul lain yang masing-masing dikerjakan oleh peneliti yang

berbeda. Gambaran mengenai kedudukan penelitian ini dalam penelitian payung

dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Bagan Kedudukan Penelitian Kajian Terhadap Penggunaan Obat

Golongan Antiemetik dalam Penelitian Payung

Evaluasi Masalah Kejadian Medication Errors dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Obat Golongan Kardiovaskuler

Obat Golongan Serebrovaskuler

Obat Gangguan Sistem Saluran Urinari dan

Reproduksi

Obat Golongan Antiemetik

Obat Gangguan Alergi dan Sistem

Imun

Obat Gangguan Sistem Pernafasan

Obat Gangguan Sistem

Neuromuskular

Obat Golongan Endokrin

Page 50: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

28  

Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan mengenai profil kasus

yang menerima obat golongan antiemetik, profil terapi kasus yang menerima obat

golongan antiemetik, kejadian ME fase administrasi pada kasus yang menerima

obat golongan antiemetik, kejadian DTP pada kasus yang menerima obat

golongan antiemetik, dan akhirnya ditarik kesimpulan mengenai masalah utama

yang menyebabkan terjadinya ME fase administrasi dan DTP. Pada penelitian ini,

evaluasi dilakuan pada 23 kasus yang menerima obat golongan antiemetik dan

dirawat di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta serta 5 kasus home

visit yang menerima obat golongan antiemetik.

A. Profil Kasus yang Menerima Obat Golongan Antiemetik

Profil kasus di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang

menerima obat golongan antiemetik periode Agustus 2008 dapat dikelompokkan

berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan diagnosis

utama.

1. Berdasarkan kelompok umur

Kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal dewasa kelas

III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 berusia antara 17 hingga 69

tahun. Berdasarkan DiPiro (2005), umur dapat dikelompokkan menjadi 3

kelompok besar, yaitu pediatri, dewasa, dan geriatri. Pada penelitian ini, umur

dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar , yaitu dewasa (17 tahun - < 65 tahun)

dan geriatri (≥ 65 tahun). Seperti yang terlihat pada gambar 4, kasus yang

menerima obat golongan antiemetik lebih banyak pada kelompok umur dewasa,

Page 51: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

29  

yaitu sebanyak 20 kasus 87,0%, sedangkan kelompok umur geriatri sebanyak 3

kasus 13,0%.

Pada penelitian ini tidak dapat dihubungkan antara usia dengan

pemakaian obat golongan antiemetik. Hal ini dikarenakan tidak adanya perbedaan

penggunaan obat golongan antiemetik, baik dalam hal jenis obat, dosis, aturan

penggunaan maupun cara penggunaan pada tiap kelompok umur. Pengelompokan

berdasarkan umur ini hanya digunakan untuk menggambarkan profil kasus yang

menerima obat golongan antiemetik di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta pada periode Agustus 2008.

Gambar 4. Persentase Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Kelompok Umur

2. Berdasarkan jenis kelamin

Kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal dewasa kelas

III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 dapat dikelompokkan

berdasarkan jenis kelaminnya, yaitu kelompok laki-laki dan kelompok

perempuan. Seperti yang terlihat pada gambar 5, kasus yang berjenis kelamin laki-

Page 52: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

30  

laki sebanyak 8 kasus atau 34,8% sedangkan yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 15 kasus atau 65,2%.

Pada penelitian ini tidak dapat dihubungkan antara jenis kelamin dengan

pemakaian obat golongan antiemetik. Hal ini dikarenakan tidak adanya perbedaan

penggunaan obat golongan antiemetik, baik dalam hal jenis obat, dosis, aturan

penggunaan maupun cara penggunaan pada kelompok laki-laki dan kelompok

perempuan. Pengelompokan berdasarkan jenis kelamin ini hanya digunakan untuk

menggambarkan profil kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta pada periode Agustus 2008.

Gambar 5. Persentase Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Jenis Kelamin 3. Berdasarkan pendidikan terakhir

Kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal dewasa kelas

III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 dapat dikelompokkan

berdasarkan pendidikan terakhirnya, yaitu belum/tidak tamat SD, SD, SLTP,

SLTA, dan akademi / universitas. Seperti yang terlihat pada gambar 6, kasus yang

Page 53: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

31  

menerima obat golongan antiemetik paling banyak berpendidikan akhir SLTA,

yaitu 9 kasus atau 39,1%. Pengelompokan berdasarkan pendidikan terakhir ini

hanya digunakan untuk menggambarkan profil kasus yang menerima obat

golongan antiemetik di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta pada

periode Agustus 2008.

Gambar 6. Persentase Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Tingkat Pendidikan

Terakhir

4. Berdasarkan pekerjaan

Kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal dewasa kelas

III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 dapat dikelompokkan

berdasarkan jenis pekerjaannya, yaitu buruh, pegawai swasta, petani, PNS, dan

pelajar / mahasiswa. Seperti yang terlihat pada gambar 7, pekerjaan sebagai

pegawai swasta berjumlah paling banyak, yaitu sebanyak 6 kasus atau 26,1%,

namun dari data yang didapatkan, sebanyak 9 kasus atau 39,1% tidak

mencantumkan pekerjaannya. Pengelompokan berdasarkan pekerjaan ini hanya

Page 54: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

32  

digunakan untuk menggambarkan profil kasus yang menerima obat golongan

antiemetik di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta pada periode

Agustus 2008.

Gambar 7. Persentase Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Jenis Pekerjaan

5. Berdasarkan penyakit

Kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal dewasa kelas

III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 dapat dikelompokkan

berdasarkan jenis penyakitnya. Jenis penyakit dapat ditentukan dengan melihat

diagnosis yang ditentukan oleh dokter. Oleh sebab itu diperlukan pengelompokan

berdasarkan diagnosis terlebih dahulu. Pengelompokan berdasarkan diagnosis ini

dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kasus dengan satu diagnosis, kasus

dengan dua diagnosis, dan kasus dengan tiga diagnosis. Seperti yang terlihat

dalam tabel VIII ditemukan paling banyak adalah kasus dengan satu diagnosis,

yaitu sebanyak 14 kasus atau 60,9%.

Page 55: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

33  

Tabel VIII. Pengelompokan Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Diagnosis

No. Diagnosis Jumlah Kasus

Dengan satu diagnosis 1. Squomosa Ca paru 1 2. Observasi Cephalgia 1 3. Ureterolithiasis Dekstra 1 4. Cholesystitis 1 5. Neuropati DM 1 6. Diabetes Melitus 1 7. Gastroenteritis Akut 3 8. CH decompisata 1 9. Gangren DM II,II,IV 1 10. Dispepsia 1 11. Hepatitis 1 12. Abdominal pain 1

Dengan dua diagnosis 1. Broncopneumonia kanan, TB paru 1 2. TB paru, Haemoptoe 1 3. Vomitas, Gangren diabetik 1 4. Peritonitis umum, Appendititis akut perforata 1 5. Rhinosinusitis, Hipertensi 1 6. Diabetes Melitus, Vulvo vaginitis 1 7. Observasi Febris, Dyspnea 1 8. Cedera kepala, Fraktur inferior os pubis sinistra 1

Dengan tiga diagnosis 1. Suspect hepatitis, Milena, Anemia 1

Gambar 8. Persentase Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Diagnosis

Page 56: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

34  

Pengelompokan berdasarkan jenis penyakit dilakukan dengan melihat

diagnosis utama. Apabila tidak ditemukan diagnosis utama, maka penentuan jenis

penyakit berdasarkan pada diagnosis sekunder. Berdasarkan data yang didapat,

obat golongan antiemetik diresepkan untuk kasus dengan jenis penyakit

kardiovaskuler, gangguan sistem saluran cerna, gangguan sistem pernafasan,

endokrin, neurologi, dan sistem saluran urinari. Seperti yang terlihat pada gambar

9, obat golongan antiemetik paling banyak diresepkan untuk kasus dengan jenis

penyakit gangguan sistem pencernaan, yaitu sebesar 10 kasus atau 43,5%.

Pengelompokan berdasarkan jenis penyakit ini hanya digunakan untuk

menggambarkan profil kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta pada periode Agustus 2008.

Gambar 9. Persentase Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Jenis Penyakit

Page 57: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

35  

B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Golongan Antiemetik

Profil terapi kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008, dapat

digambarkan secara umum, yaitu dengan meninjau terapi obat secara keseluruhan

dan secara khusus, yaitu hanya meninjau terapi obat golongan antiemetik. Secara

umum profil terapi dapat digambarkan dengan melihat jumlah jenis obat yang

diberikan secara keseluruhan dan kelas terapi obat yang diterima oleh kasus,

sedangkan secara khusus dapat digambarkan dengan pengelompokan berdasarkan

jenis obat, rute pemberian, serta aturan pakai. Aturan pakai yang dimaksud

meliputi dosis/kekuatan obat dan frekuensi penggunaan obat.

1. Profil terapi secara umum

Profil terapi secara umum di sini dapat digambarkan dengan melihat

jumlah jenis obat keseluruhan yang diberikan, seperti pada tabel IX.

Tabel IX. Pengelompokan Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Jumlah Jenis Obat

Keseluruhan yang Diterima Jumlah Jenis Obat Jumlah Kasus (n=23) Persentase (%)

4 2 8,75 3 13,16 0 0,07 0 0,08 3 13,19 1 4,310 2 8,711 2 8,712 4 17,513 1 4,314 1 4,315 2 8,716 1 4,317 0 0,018 0 0,019 0 0,020 1 4,3

Page 58: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

36  

Profil terapi secara umum juga dapat digambarkan dengan melihat kelas

terapi obat yang diterima oleh kasus. Penggolongan kelas terapi ini berdasarkan

atas MIMS Petunjuk Konsultasi edisi 7 2007/2008.

a. Antiinfeksi

Tabel X. Golongan dan Jenis Obat Antiinfeksi yang Diterima oleh Kasus No. Golongan Antiinfeksi Jenis Obat Jumlah

(n=23) Persentase

(%) Antibakteri 1. Aminoglikosida amikasin 2 8,7

gentamicin 1 4,3netilmicin 1 4,3

2. Sefalosporin cefixime 3 13,0ceftazidime 6 26,1cefaclor 1 4,3cefadroxil 1 4,3ceftriaxone 4 17,4cefazolin 1 4,3

3. Kuinolon moxifloxacin 2 8,7ofloxacin 4 17,4ciprofloxacin 1 4,3levofloxacin 2 8,7

4. Kloramfenikol kloramfenikol 2 8,7thiamphenicol 1 4,3

5. Antibiotika golongan lain

klindamicin 1 4,3fosmicin Na 1 4,3

Antifungi 1. itraconazol 1 4,3Antiamuba 1. metronidazol 3 13,0

b. Kortikosteroid

Tabel XI. Golongan dan Jenis Obat Kortikosteroid yang Diterima oleh Kasus No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah

(n=23) Persentase

(%) 1. Kortikosteroid metilprednisolone 2 8,7

dexamethasone 4 17,4 c. Antihistamin

Tabel XII. Golongan dan Jenis Obat Antihistamin yang Diterima oleh Kasus No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah

(n=23) Persentase

(%) 1. Antihistamin non sedatif cetirizine 1 4,3

Page 59: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

37  

d. Obat gangguan saluran cerna

Tabel XIII. Golongan dan Jenis Obat Gangguan Saluran Cerna yang Diterima oleh Kasus

No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah (n=23)

Persentase (%)

1. Antasida, Antiulserasi ranitidin 21 91,3sucralfat 1 4,3Polycrol® 1 4,3rebamipide 1 4,3omeprazol 7 30,4

2. Antiemetik metoclopramid 16 69,6domperidon 19 82,6ondansetron 1 4,3

3. Antispasmodik Spasmium® 2 8,7atropin 1 4,3

4. Digestan Enzyplex® 2 8,75. Antidiare Arcapec® 4 17,4

loperamid 2 8,76. Preparat anorektal Ultraproct® 2 8,7

Ultraproct N® 1 4,37. Hepatik protektor Curliv Plus® 2 8,7

Lesichol® 1 4,3 e. Obat gangguan saluran pernafasan

Tabel XIV. Golongan dan Jenis Obat Gangguan Saluran Pernafasan yang Diterima oleh Kasus

No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah (n=23)

Persentase (%)

1. Antitusif dextromethorphan 2 8,72. Mukolitik N-asetilsistein 1 4,3

ambroxol 2 8,73. Nasal dekongestan Rhinofed® 1 4,3

Triamcinolone acetonide 1 4,34. Preparat antiasma procaterol 1 4,3

Combivent® 2 8,7fluticasone propionat 2 8,7teofilin 1 4,3

5. Obat antituberkulosis

rifampisisn 1 4,3isoniazid 1 4,3pyrazinamid 1 4,3ethambutol 1 4,3FDC 1 4,3

Page 60: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

38  

f. Obat gangguan saluran urinari

Tabel XV. Golongan dan Jenis Obat Gangguan Saluran Urinari yang Diterima oleh Kasus

No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah (n=23)

Persentase (%)

1. Obat saluran kemih Tonar® 1 4,3

g. Obat sistem kardiovaskuler

Tabel XVI. Golongan dan Jenis Obat Sistem Kardiovaskuler yang Diterima oleh Kasus

No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah (n=23)

Persentase (%)

1. Glikosida jantung digoxin 1 4,32. Antiangina ISDN 3 13,03. ACE inhibitor lisinopril 2 8,7

amlodipin 1 4,34. Beta bloker propranolol 1 4,35. Diuretik furosemid 1 4,3

spironolacton 2 8,76. Vasodilatasi perifer dan

aktivator serebral citicolin 1 4,3Gingkan® 1 4,3

7. Hemostatik asam tranexamin 2 8,7karbazokrom Na sulfonat

2 8,7

flunarizin 1 4,38. Antikoagulan, antiplatelet,

dan fibrinolitik cilostazol 2 8,7asetosal 2 8,7

9. Hematopoietik pentoxifilin 1 4,3 h. Obat sistem endokrin dan metabolik

Tabel XVII. Golongan dan Jenis Obat Sistem Endokrin dan Metabolik yang Diterima oleh Kasus

No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah (n=23)

Persentase (%)

1. Antidiabetik oral metformin 2 8,7 acarbose 3 13,0 glimepirid 3 13,0 glikuidon 1 4,3 gliclazide 1 4,3 Mixtard® 1 4,32. Insulin insulin 4 17,43. Antihiperlipidemik simvastatin 1 4,3

Page 61: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

39  

i. Obat sistem neuromuskular

Tabel XVIII. Golongan dan Jenis Obat Sistem Neuromuskular yang Diterima oleh Kasus

No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah (n=23)

Persentase (%)

1. Analgesik dan antipiretik parasetamol 12 52,2 Cetalgin® 1 4,3 asam mefenamat 1 4,3 Yekalgin® 2 8,7 DoloScanneuron® 2 8,7 Sistenol® 1 4,32. Analgesik antiinflamasi meloxicam 2 8,7 ketoprofen 3 13,0 dexketoprofen 2 8,7 ketorolac 9 39,1 Oste® 1 4,3 celecoxib 1 4,3 Zaldiar® 1 4,33. Preparat Gout Allopurinol® 1 4,34. Ansiolitik diazepam 1 4,3 alprazolam 1 4,35. Antidepresan fluoxetine 1 4,36. Nootropik dan neurotonik sulbutiamin 1 4,3 mecobalamin 1 4,37. Preparat antimigren Bellaphen® 1 4,38. Analgesik opioid codein 1 4,3

j. Obat gizi dan darah

Tabel XIX. Golongan dan Jenis Obat Gizi dan Darah yang Diterima oleh Kasus

No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah (n=23)

Persentase (%)

1. Antianemia Hemobion® 2 8,7 2. Vitamin Neurobion® 1 4,3

Neurosanbe® 1 4,3vitamin K 1 4,3

3. Multivitamin Lipofood® 1 4,3Multivitaplex® 1 4,3Noros® 1 4,3

4. Nutrisi Venofer® 1 4,35. Suplemen dan terapi

penunjang Curcuma® 2 8,7 Q-Ten® 1 4,3 Legres® 1 4,3

6. Elektrolit dan mineral Aspar-K® 1 4,3KCL 1 4,3

Page 62: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

40  

k. Lain-lain

Tabel XX. Daftar Obat Golongan Lain-Lain yang Diterima oleh Kasus No. Jenis Obat Jumlah Persentase

(%) 1. duradril 3 13,02. HP Pro 1 4,33. zypraz 1 4,34. vertivom 1 4,35. disadrin 1 4,36. stirizime 1 4,37. gynofort 1 4,38. ultracet 1 4,39. gracef 1 4,310. rims 1 4,3

2. Profil terapi secara khusus

a. Berdasarkan jenis obat

Pengelompokan berdasarkan jenis obat pada kasus yang menerima obat

golongan antiemetik dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu satu jenis obat

golongan antiemetik dan dua jenis obat golongan antiemetik. Jenis obat golongan

antiemetik yang diberikan di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta

meliputi domperidon, metoclopramid, dan ondansetron.

Pengelompokan berdasarkan jenis obat ini didasarkan pada nama generik

obat, sehingga apabila dalam satu kasus ditemukan penggunaan obat dengan nama

generik yang sama, maka jenis obat dianggap satu macam. Pada penelitian ini

kasus yang menerima satu jenis obat golongan antiemetik lebih banyak, yaitu 16

kasus atau 69,6%, sedangkan kasus yang menerima 2 jenis obat golongan

antiemetik sebanyak 7 kasus atau 30,4%. Pada kasus yang menerima satu jenis

obat golongan antiemetik, metoclopramid dan domperidon sama-sama digunakan

pada 8 kasus atau 34,8%.

Page 63: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

41  

Gambar 10. Persentase Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Jenis Obat

Tabel XXI. Pengelompokan Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Jenis Obat

No. Jenis Obat Jumlah Kasus (n=23) Persentase (%)

Menerima satu jenis obat 1. metoclopramid 8 34,8 2. domperidon 8 34,8 3. ondansetron 0 0,0

Menerima dua jenis obat 1. domperidon + ondansetron 1 4,3 2. metoclopramid + domperidon 6 26,1

b. Berdasarkan rute pemberian

Pengelompokan berdasarkan rute pemberian obat pada kasus yang

menerima obat golongan antiemetik dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

secara non-parenteral dan secara parenteral.

Tabel XXII. Pengelompokan Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Rute

Pemberian Obat No. Rute Pemberian Jumlah Kasus (n=23) Persentase (%)

Non parenteral 1. metoclopramid 4 17,42. domperidon 14 60,93. ondansetron 1 4,3

Parenteral 1. metoclopramid 12 52,22. domperidon 1 4,33. ondansetron 0 0,0

Page 64: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

42  

Pada pengelompokan berdasakan rute pemberian, jika dalam satu kasus

terdapat obat dengan nama generik yang sama namun rute pemberiannya berbeda,

maka perhitungan jumlah kasusnya tetap dicantumkan sendiri-sendiri. Seperti

yang terlihat pada tabel XXII, obat golongan antiemetik secara non parenteral

lebih banyak digunakan, yaitu sebanyak 19 kasus atau 82,6%, sedangkan

penggunaan secara parenteral sebanyak 13 kasus atau 56,5%. Pada peemberian

secara non parenteral, domperidon paling sering digunakan, yaitu sebanyak 14

kasus atau 60,9%, sedangkan pada pemberian secara parenteral, metoclopramid

yang paling banyak digunakan, yaitu sebanyak 12 kasus atau 52,2%.

c. Berdasarkan aturan pakai

Tabel XXIII. Pengelompokkan Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 berdasarkan Kekuatan Obat

dan Frekuensi Penggunaan Nama dan Dosis Obat Frekuensi Jumlah

Kasus Persentase

(%) metoclopramid

10 mg 3x1 4 17,410 mg/2ml 1 amp (single dose) 3 13,010 mg/2ml 2x1 8 34,810 mg/2ml bila perlu 1 4,3

domperidon 10 mg 3x1 17 73,910 mg 1x1 1 4,3

ondansetron 4 mg 2x1 1 4,38 mg 2x1 1 4,3

Pengelompokan berdasarkan aturan pakai meliputi dosis / kekuatan obat,

frekuensi pemakaian obat. Pengelompokkan berdasarkan aturan pakai ini

digunakan untuk menggambarkan profil penggunaan obat golongan antiemetik

oleh kasus . Pada pengelompokan berdasakan aturan pakai, jika dalam satu kasus

terdapat obat dengan nama generik yang sama namun dosis dan atau frekuensi

Page 65: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

43  

pemberiaannya berbeda, maka perhitungan jumlah kasusnya tetap dicantumkan

sendiri-sendiri.

C. Evaluasi Medication Errors (ME) Fase Administrasi

Proses evaluasi ME pada kasus yang menerima obat golongan antiemetik

di RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 dilakukan secara prospektif

dengan mengamati penggunaan obat oleh pasien, baik ketika pasien di rawat di

bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta maupun di tempat tinggal

pasien ketika dilakukan home visit. Identifikasi ME hanya dilakukan pada fase

administrasi dan hanya pada obat-obat golongan antiemetik.

Gambar 11. Persentase Kejadian ME pada Kasus di Bangsal dewasa kelas

III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Berdasarkan hasil evaluasi terjadinya ME, dari 23 kasus yang dievaluasi

terdapat 5 kasus atau 21,7% yang tidak terjadi ME dan 18 kasus atau 78,3% yang

terjadi ME. Hasil evaluasi ME yang terjadi meliputi administration errors

sebanyak 8 kasus atau 34,8%, dosis keliru sebanyak 8 kasus atau 34,8%, salah

menulis instruksi sebanyak 1 kasus atau 4,3%, instruksi verbal dijalankan keliru

sebanyak 1 kasus atau 4,3%, dan kontraindikasi sebanyak 5 kasus atau 21,7%.

Page 66: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

44  

Kejadian ME yang ditemukan, semuanya terjadi saat pasien masih dirawat di

bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta. Berdasarkan hasil evaluasi

ME, diketahui pula bahwa dari 23 kasus, terdapat 34,8% yang berpotensi

mengalami kejadian ME dan 65,2% kasus yang secara aktual mengalami kejadian

ME.

Tabel XXIV. Pengelompokkan Kejadian ME di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Jenis ME Jumlah Kasus Persentase (%) Administration error 8 34,8Dosis keliru 8 34,8Salah menulis instruksi 1 4,3Instruksi verbal dijalankan keliru 1 4,3Kontraindikasi 5 21,7

1. ME administration error

Kejadian ME administration error dapat menyebabkan kerugian bagi

pasien, misalnya efek terapi obat menjadi kurang optimal.

Tabel XXV. Kelompok Kasus ME Administration Error pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 Kasus Kejadian ME Sifat ME Kategori

ME

1 Pada tanggal 12 Agustus 2008 kasus mengalami mual namun berdasarkan daftar pemberian obat, obat golongan antiemetik tidak diberikan.

Potensial A

2 Pada tanggal 24 Agustus 2008 kasus mengalami mual dan muntah namun berdasarkan daftar pemberian obat, obat golongan antiemetik tidak diberikan.

Potensial A

3 Pada tanggal 28 Agustus 2008 kasus mengalami mual, namun berdasarkan daftar pemberian obat, obat golongan antiemetik tidak diberikan.

Potensial A

6 Pada tanggal 25 Agustus 2008 kasus mengalami mual dan muntah namun berdasarkan daftar pemberian obat, obat golongan antiemetik tidak diberikan.

Potensial A

13 Pada tanggal 13 Agustus 2008 kasus mengalami mual namun berdasarkan daftar pemberian obat, obat golongan antiemetik tidak diberikan.

Potensial A

16 Pada tanggal 17 Agustus 2008 kasus mengalami mual namun berdasarkan daftar pemberian obat, obat golongan antiemetik tidak diberikan.

Potensial A

17 Pada tanggal 16 Agustus 2008 kasus mengalami mual namun berdasarkan daftar pemberian obat, obat golongan antiemetik tidak diberikan.

Potensial A

20 Pada tanggal 19 Agustus 2008 kasus mengalami mual namun berdasarkan daftar pemberian obat, obat golongan antiemetik tidak diberikan.

Potensial A

Page 67: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

45  

Kejadian ME administration error pada kasus 1, 2, 3, 6, 13, 16, 17,dan

20 adalah tidak adanya keterangan pada daftar pemberian obat, apakah obat

golongan antiemetik yang bersangkutan telah diberikan atau belum. Terdapat dua

kemungkinan yang dapat terjadi di sini, yaitu kemungkinan pertama adalah pada

kasus-kasus ini obat golongan antiemetik memang tidak diberikan. Jika

kemungkinan ini terjadi maka dapat merugikan kasus karena pada saat itu kasus

sedang mengalami mual dan / atau muntah sehingga membutuhkan obat golongan

antiemetik. Kemungkinan kedua yang dapat terjadi adalah pada kasus-kasus ini

obat golongan antiemetik sebenarnya diberikan, namun terdapat ketidakberesan

dalam pencatatan daftar pemberian obat. Jika kemungkinan ini terjadi, maka

pemberian obat golongan antiemetik dapat saja menjadi double bila tidak ada

koordinasi antara tenaga kesehatan (dalam hal ini perawat) satu dengan yang lain.

Kejadian ME administration error pada kasus-kasus ini bersifat potensial, karena

kejadian ME administration error ini belum tentu terjadi. Pada penelitian ini

terdapat 34,8% kasus yang berpotensi mengalami ME administration error

dengan kategori A .

2. ME dosis keliru

Medication error dosis terlalu rendah dapat menyebabkan efek terapi

yang diharapkan menjadi kurang optimal. Berdasarkan British National

Formulary, metocloparamid injeksi diberikan 3 kali 1 ampul (10 mg/2 ml) per-

hari, namun pada kasus 4, 5, 8, 10, 11, 12, 16, dan 19, metoclopramid injeksi

hanya diberikan 2 kali 1 ampul (10 mg/2 ml) per-hari. Kejadian ME dosis keliru

pada kasus-kasus ini bersifat aktual, karena kejadian ME dosis keliru ini sudah

Page 68: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

46  

benar-benar terjadi. Kategori C yang dimaksud di sini adalah obat mencapai

pasien dan sudah terlanjur diminum / digunakan. Pada penelitian ini terdapat

34,8% kasus yang secara aktual mengalami ME dosis keliru dengan kategori C .

Tabel XXVI. Kelompok Kasus ME Dosis Keliru pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus Kejadian ME Sifat ME Kategori ME

4, 5, 8, 10, 11, 12, 16, 19

Pemberian metoclopramid injeksi kurang tepat karena dosis yang diberikan kurang dari dosis yang seharusnya diberikan, yaitu 3x/hari 1 ampul (10 mg/2 ml). Kasus 4, 5, 8, 10, 11, 12, 16, 19 hanya mendapatkan 1 ampul (10 mg/2 ml) 2x/hari.

aktual C

3. ME salah menulis instruksi

Medication error salah menulis instruksi dapat menyebabkan terjadinya

ME lain, misalnya administration error. Oleh sebab itu menulisan instruksi

penggunaan obat baik pada etiket maupun pada form daftar pemberian obat harus

benar-benar diperhatikan.

Tabel XXVII. Kelompok Kasus ME Salah Menulis Instruksi pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008 Kasus Kejadian ME Sifat ME Kategori

ME

3

Metoclopramid (dalam hal ini Primperan®) seharusnya diberikan ½ jam sebelum makan,namun instruksi yang tertulis pada daftar pemberian obat metoclopramid diberikan saat makan.

Aktual C

Pada penelitian ini ME salah menulis instruksi terjadi pada 1 kasus, yaitu

pada kasus 3. Pada kasus ini terjadi kesalahan menulis instruksi pada daftar

pemberian obat. Kesalahan menulis instruksi pada daftar pemberian obat sangat

memungkinkan terjadinya ME administration error. Kategori C yang dimaksud di

sini adalah obat mencapai pasien dan sudah terlanjur diminum / digunakan.

Kejadian ME salah menulis instruksi pada kasus 3 ini bersifat aktual, karena

kejadian ME salah menulis instruksi ini sudah benar-benar terjadi. Pada

Page 69: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

47  

penelitian ini terdapat 4,3% kasus yang secara aktual mengalami ME salah

menulis instruksi dengan kategori C .

4. ME instruksi verbal dijalankan keliru

Pada penelitian ini ME instruksi verbal dijalankan keliru terjadi pada

kasus 11. Pada kasus ini obat (domperidon) digunakan setelah makan oleh pasien,

padahal instruksi penggunaan obat 15-30 menit sebelum makan. Kategori C yang

dimaksud di sini adalah obat mencapai pasien dan sudah terlanjur diminum /

digunakan. Kejadian ME instruksi verbal dijalankan keliru pada kasus 11 ini

bersifat aktual, karena kejadian ME instruksi verbal dijalankan keliru ini sudah

benar-benar terjadi. Pada penelitian ini terdapat 4,3% kasus yang secara aktual

mengalami ME instruksi verbal dijalankan keliru dengan kategori C .

Tabel XXVIII. Kelompok Kasus ME Instruksi Verbal Dijalankan Keliru pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode

Agustus 2008 Kasus Kejadian ME Sifat ME Kategori

ME

11 Pasien menggunakan domperidon setelah makan, padahal instruksi penggunaan domperidon adalah 15-30 menit sebelum makan.

Aktual C

5. ME kontraindikasi

Pada penelitian ini ME kontraindikasi terjadi pada lima kasus.

Berdasarkan British National Formulary, domperidon kontraindikasi pada pasien

dengan gangguan fungsi hati, namun pada kasus 7, 14, 20, dan 21, domperidon

tetap diberikan pada pasien yang mengalami ketidaknormalan angka SGOT/SGPT

yang merupakan penanda fungsi hati. Selain itu, kontraindikasi juga terjadi pada

kasus 8, yaitu metoclopramid diberikan 2 hari post-appendectomy padahal

metoclopramid kontraindikasi pada pasien yang 3-4 hari post-operasi

Page 70: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

48  

gastrointestinal. Kejadian ME kontraindikasi pada kasus-kasus ini bersifat aktual,

karena kejadian ME instruksi verbal dijalankan keliru ini sudah benar-benar

terjadi.Pada penelitian ini terdapat 21,7% kasus yang secara aktual mengalami

ME kontraindikasi dengan kategori D.

Tabel XXIX. Kelompok Kasus ME Kontraindikasi pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus Kejadian ME Sifat ME Kategori ME

7

Berdasarkan data hasil laboratorium, pada kasus terdapat ketidaknormalan pada angka SGPT/SGOT yang merupakan penanda fungsi hati. Domperidon kontraindikasi pada gangguan fungsi hati.

Aktual D

8 metoclopramid kontraindikasi pada pasien yang 3-4 hari post-operasi gastrointestinal. Pada kasus ini metoclopramid diberikan 2 hari post-appendectomy.

Aktual D

14

Berdasarkan data hasil laboratorium, pada kasus terdapat ketidaknormalan pada angka SGPT/SGOT yang merupakan penanda fungsi hati. Domperidon kontraindikasi pada gangguan fungsi hati.

Aktual D

20

Berdasarkan data hasil laboratorium, pada kasus terdapat ketidaknormalan pada angka SGPT/SGOT yang merupakan penanda fungsi hati. Domperidon kontraindikasi pada gangguan fungsi hati.

Aktual D

21

Berdasarkan data hasil laboratorium, pada kasus terdapat ketidaknormalan pada angka SGPT/SGOT yang merupakan penanda fungsi hati. Domperidon kontraindikasi pada gangguan fungsi hati.

Aktual D

D. Evaluasi Drug Therapy Problems (DTP)

Proses evaluasi DTP pada kasus yang menerima obat golongan

antiemetik di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus

2008 dilakukan dengan penelusuran pustaka. Evaluasi DTP hanya dilakukan pada

obat-obat golongan antiemetik saja. Jenis DTP yang ditemukan pada penelitian ini

adalah perlu obat tambahan, dosis terlalu rendah, efek samping obat (ADR) dan

interaksi obat, dosis terlalu tinggi dan kepatuhan pasien (compliance).

Berdasarkan hasil evaluasi terjadinya DTP, dari 23 kasus yang dianalisis

terdapat 9 kasus atau 39,1% yang tidak terjadi DTP dan 14 kasus atau 60,9%

Page 71: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

49  

yang terjadi DTP. Jumlah DTP yang terjadi pada setiap kasus juga berbeda-beda,

ada yang satu jenis DTP, dua jenis DTP, tiga jenis DTP, dan lima jenis DTP per

kasus. Hasil evaluasi DTP yang terjadi meliputi perlu obat tambahan sebanyak 1

kasus atau 4,3%, dosis terlalu rendah sebanyak 8 kasus atau 34,8%, interaksi obat

sebanyak 12 kasus atau 52,2% dan compliance sebanyak 2 kasus atau 8,7%.

Kejadian DTP yang ditemukan, semuanya terjadi saat pasien masih dirawat di

bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta, kecuali kejadian DTP

compliance pada kasus 13 terjadi saat pasien sudah berada di rumah.

Gambar 12. Persentase Kejadian DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas

III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Tabel XXX. Pengelompokkan Kejadian DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Jenis DTP Jumlah Kasus Persentase (%) Perlu obat tambahan 1 4,3Dosis terlalu rendah 8 34,8Interaksi obat 12 52,2Compliance 2 8,7

Page 72: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

50  

1. DTP perlu obat tambahan

Terjadinya DTP perlu obat tambahan dapat merugikan kasus. Hal ini

dikarenakan kasus dapat saja mengalami dehidrasi apabila kejadian mual dan

muntah ini terus berlangsung tanpa pemberian obat golongan antiemetik.

Tabel XXXI. Kelompok Kasus DTP Perlu Obat Tambahan pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus Penilaian Rekomendasi 7 Pasca operasi (cholesistoctomy) tanggal 2

September 2008 kasus mengalami mual dan muntah, namun kasus tidak diberi obat golongan antiemetik.

Pemberian obat golongan antiemetik, misalnya metoclopramid injeksi 1-2 ampul (10mg/2ml) mendekati operasi berakhir.

2. DTP dosis terlalu rendah

Tabel XXXII. Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Rendah pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 Kasus Obat Penilaian Rekomendasi

4, 5, 8, 10, 11, 12, 16, 19

metoclopramid Pemberian metoclopramid injeksi kurang tepat karena dosis yang diberikan kurang dari dosis yang seharusnya diberikan, yaitu 3x/hari 1 ampul (10 mg/2 ml). Kasus 4, 5, 8, 10, 11, 12, 16, 19 hanya mendapatkan 1 ampul (10 mg/2 ml) 2x/hari.

Dosis metoclopramid injeksi dinaikkan sesuai dengan dosis yang seharusnya diberikan.

Terjadinya DTP dosis terlalu rendah dapat menyebabkan efek terapi yang

diharapkan menjadi kurang optimal. Berdasarkan British National Formulary,

metocloparamid injeksi diberikan 3 kali 1 ampul (10 mg/2 ml) per-hari, namun

pada kasus 4, 5, 8, 10, 11, 12, 16, dan 19, metoclopramid injeksi hanya diberikan

2 kali 1 ampul (10 mg/2 ml) per-hari.

3. DTP interaksi obat

Terjadinya DTP interaksi obat dapat menyebabkan terapi menjadi tidak

optimal, misalnya dengan adanya penurunan absorpsi suatu obat oleh obat lain

dan menurunnya kadar plasma suatu obat karena berinteraksi dengan obat lain.

Pada beberapa kasus, terdapat pula interaksi obat yang dapat merugikan kasus,

Page 73: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

51  

misalnya peningkatkan sifat hepatotoksik dari parasetamol karena berinteraksi

dengan fenobarbital.

Tabel XXXIII. Kelompok Kasus DTP Interaksi Obat pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus Jenis Obat Penilaian Rekomendasi 3 metoclopramid

dan codein Berdasarkan British National Formulary metoclopramid berinteraksi dengan codein. codein akan menurunkan efek dari metoclopramid.

Mengatur waktu pemberian metoclopramid dan codein agar tidak bersamaan.

4, 5, 9, 11, 16

metoclopramid dan parasetamol

Berdasarkan British National Formulary metoclopramid berinteraksi dengan parasetamol. metoclopramid akan meningkatkan absorpsi parasetamol.

Mengatur waktu pemberian metoclopramid dan parasetamol agar tidak bersamaan.

7, 15, 16, 21 domperidon dan parasetamol

Berdasarkan British National Formulary domperidon berinteraksi dengan parasetamol. domperidon akan meningkatkan absorpsi parasetamol.

Mengatur waktu pemberian domperidon

dan parasetamol agar tidak bersamaan.

11 metoclopramid dan digoxin

Berdasarkan Drug Interaction Facts metoclopramid berinteraksi dengan digoxin dengan tingkat signifikasi 2. metoclopramid dapat menurunkan kadar digoxin dalam plasma sehingga menurunkan efek terapinya.

Mengatur waktu pemberian metoclopramid dan digoxin agar tidak bersamaan.

11 metoclopramid dan aspirin

Berdasarkan British National Formulary metoclopramid berinteraksi dengan aspirin. metoclopramid akan meningkatkan kecepatan absorpsi aspirin.

Mengatur waktu pemberian metoclopramid dan aspirin agar tidak bersamaan.

Kasus DTP interaksi obat yang terjadi merupakan DTP yang bersifat

potensial, artinya DTP tersebut berpotensi terjadi, namun belum terjadi pada

kasus. Pada penelitian ini DTP interaksi obat paling banyak adalah interaksi

antara metoclopramid dan parasetamol, yaitu sebanyak 5 kasus. Berdasarkan

British National Formulary, efek dari interaksi kedua obat tersebut adalah

peningkatan absorpsi parasetamol. Oleh karena itu penggunaan metoclopramid

dan parasetamol perlu diperhatikan agar tidak digunakan secara bersamaan.

Obat lain yang mempunyai kemungkinan untuk berinteraksi jika

diberikan bersamaan adalah domperidon dan parasetamol. Pada penelitian ini

DTP interaksi obat antara domperidon dan parasetamol terjadi sebanyak 4 kasus.

Page 74: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

52  

Berdasarkan British National Formulary, efek dari interaksi kedua obat tersebut

adalah peningkatan absorpsi parasetamol.

Metoclopramid dan codein bila diberikan bersamaan kemungkinan akan

terjadi interaksi. Berdasarkan British National Formulary, efek dari interaksi

antara metoclopramid dan codein adalah penurunan efek metoclopramid pada

gastrointestinal. Kejadian DTP interaksi obat antara metoclopramid dan codein

pada penelitian ini sebanyak 1 kasus.

Pemberian metoclopramid dan aspirin secara bersamaan juga dapat

menyebabkan terjadinya interaksi obat antar keduanya. Berdasarkan British

National Formulary, efek yang timbul akibat interaksi antara metoclopramid dan

aspirin adalah peningkatan kecepatan absorpsi aspirin. Kejadian DTP interaksi

obat antara metoclopramid dan aspirin pada penelitian ini sebanyak 1 kasus.

Berdasarkan Drug Interaction Facts, obat lain yang mempunyai

kemungkinan untuk berinteraksi jika diberikan bersamaan adalah metoclopramid

dan digoxin dengan tingkat signifikasi 2. Onset dari interaksi antara kedua obat

tersebut lambat dengan tingkat keparahan sedang (moderate). Efek dari interaksi

ini adalah penurunan kadar digoxin dalam plasma sehingga efek terapinya

menjadi menurun.

4. DTP compliance

Terjadinya DTP compliance dapat menyebabkan terapi menjadi tidak

optimal.

Tabel XXXIV. Kelompok Kasus DTP Compliance pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus Penilaian 11, 13 Pasien menggunakan domperidon setelah makan, padahal seharusnya domperidon digunakan

15-30 menit sebelum makan

Page 75: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

53  

Drug Therapy Problems dapat diketahui dengan melakukan analisis

kasus, seperti yang dapat dilihat pada tabel XXXV s.d. XLIII.

Tabel XXXV. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus 3 Subyektif Ny.STA, nomor RM 01-92-13-12, umur 31 tahun dirawat di RS sejak tanggal 24 Agustus s.d. 1 September 2008 dengan keluhan utama + 2 bulan batuk-batuk, sore hari sebelum ke RS batuk keluar darah, malam sebelumnya batuk berdahak serta mengeluarkan darah Diagnosis utama : TB paru Diagnosis sekunder : haemoptoe Objektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 24/08/2008 ; 01/09/2008

Hb (gr%) 10,00 ; 11,80 12,00 – 18,00 Hct (%) 31,3 ; 36,9 36,0 – 46,0 AL (ribu/mmk) 13,56 ; 11,98 4,10 – 13,00 AT (ribu/mmk) 368,0 ; 620,0 140,0 – 440,0 Suhu (°C) Berkisar antara 36,2 – 39 Nadi (kali/menit) Berkisar antara 80 – 100 Nafas (kali/menit) Berkisar antara 16 – 24 TD (mmHg) Berkisar antara 100 – 120 (SBP) dan 60 – 80 (DBP)

Penatalaksanaan Pasien mendapatkan obat codeine 3x10 mg (oral); ofloxacin 2x400mg (oral); rifampicin 1x300mg (oral); pehadoxin F 1x¾ (oral); PZA 500 mg 1x2 (oral); ethambutol 500mg 1x1½ (oral); Kalnex® 3x1 (oral); FDC 1x2 (oral); Pamol® b/p (oral); HP pro 3x1 (oral); Lipofood® 2x1 (oral); Primperan® 3x10 mg (oral); Curliv plus® 3x1 (oral); Adona® 3x1 (oral); Ultraproct® 1x1 (oral); Ultrapoct N® cream 3x1 Penilaian Berdasarkan British National Formulary penggunaan bersama antara metoclopramid (Primperan®) (oral) dan codein (oral) dapat menimbulkan interaksi antar kedua obat tersebut, yaitu berupa berkurangnya efek metoclopramid (Primperan®). DTP yang terjadi bersifat potensial, yaitu : interaksi obat.

Rekomendasi Mengatur waktu pemberian metoclopramid (Primperan®) dan codein agar tidak bersamaan.

Page 76: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

54  

Tabel XXXVI. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus 4* Subyektif Ny.SJN, nomor RM 00-64-15-64, umur 49 tahun dirawat di RS sejak tanggal 12 Agustus s.d. 21 Agustus 2008 dengan keluhan utama pusing, dada terasa panas, dan mual-mual. Diagnosis utama : tanpa keterangan Objektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 13/08/2008

Hb (gr%) 14,60 12,00 – 18,00 Hct (%) 42,5 36,0 – 46,0 AL (ribu/mmk) 12,34 4,10 – 13,00 AT (ribu/mmk) 165,0 140,0 – 440,0 Suhu (°C) Berkisar antara 36,2 – 37,5 Nadi (kali/menit) Berkisar antara 80 – 88 Nafas (kali/menit) - TD (mmHg) Berkisar antara 100 – 110 (SBP) dan 60 – 80 (DBP)

Penatalaksanaan Pasien mendapatkan obat parasetamol 3x500 mg (oral); Primperan® 3x10 mg (oral); metformin 3x500 mg (oral); simvastatin 1x10 mg mlm (oral); Glucobay® 2x1 (oral); Metrix® 1x2 mg (oral); Cetalgin® 3x1 (oral); zypraz 2x1 (oral); Kalxetin® 1x10mg pagi (oral); metoclopramide 10mg/2ml 2x1 (inj); ranitidin 50mg/2ml 2x1(inj) Penilaian 1. Berdasarkan British National Formulary penggunaan bersama metoclopramid

(Primperan®) (oral) dan parasetamol dapat menimbulkan interaksi antar kedua obat tersebut, yaitu berupa meningkatnya absorpsi dari parasetamol. DTP yang terjadi bersifat potensial, yaitu : interaksi obat.

2. Pemberian metoclopramid (Primperan®) (inj) kurang tepat. Dosis metoclopramid (inj) seharusnya 1 ampul (10 mg/2 ml) 3x/hari, namun pasien hanya mendapatkan 1 ampul (10 mg/2 ml) 2x/hari. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : dosis terlalu rendah.

Rekomendasi 1. Mengatur waktu pemberian metoclopramid (Primperan®) dan parasetamol agar

tidak bersamaan. 2. Menaikkan dosis metoclopramid (inj) menjadi 1 ampul (10 mg/2 ml) 3x/hari.

*DTP yang sama terjadi pada kasus 5

Page 77: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

55  

Tabel XXXVII. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus 7 Subyektif Ny.MNY, nomor RM 01-92-11-82, umur 40 tahun dirawat di RS sejak tanggal 21 Agustus s.d. 8 September 2008 dengan keluhan utama + 1 bulan sering kambuh sakit perut dan mual. Diagnosis utama : Cholesystitis Objektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 21; 22; 31/08/2008 ; 02/09/2008

Hb (gr%) 14,30 ; - ; 12,50 ; 13,30 12,00 – 18,00 Hct (%) 42,4 ; - ; 38,5 ; 42,5 36,0 – 46,0 AL (ribu/mmk) 15,14 ; - ; - ; - 4,10 – 13,00 AT (ribu/mmk) 297,0 ; 333,0 ; - ; - 140,0 – 440,0 Suhu (°C) Berkisar antara 36 – 39 Nadi (kali/menit) Berkisar antara 80 – 89 Nafas (kali/menit) - TD (mmHg) Berkisar antara 100 – 140 (SBP) dan 60 – 100 (DBP)

Penatalaksanaan Pasien mendapatkan obat Vomitas® 3x10 mg (oral); domperidon 3x10 mg (oral); Curcuma® 3x200 mg (oral); cefadroxyl 2x500mg (oral); parasetamol 3x500 mg b/p (oral); Multivitaplex® 2x1 (oral); Enzyplex® 2x1 (oral); vit. K 2x1 (inj); ceftriaxon 2x1g (inj); Flagyl® 2x1 (inj); ranitidin 50 mg/2ml 2x1 amp (inj); ketorolac 3% 2x1 (inj); metronidazole 2x1 (inj); metronidazole suppo 2x1 (dubur) Penilaian 1. Perlu adanya obat tambahan pada tanggal 2 September 2008 untuk mencegah

mual dan muntah pasca operasi (cholesistoctomy). DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : perlu obat tambahan.

2. Berdasarkan British National Formulary penggunaan bersama domperidon (oral) dan parasetamol (oral) dapat menimbulkan interaksi antar kedua obat tersebut, yaitu berupa meningkatnya absorpsi dari parasetamol. DTP yang terjadi bersifat potensial, yaitu : interaksi obat.

Rekomendasi 1. Pemberian metoclopramid injeksi 1-2 ampul (10mg/2ml) mendekati operasi

berakhir. 2. Mengatur waktu pemberian domperidon dan parasetamol agar tidak bersamaan.

Page 78: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

56  

Tabel XXXVIII. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus 8* Subyektif Sdr.SRY, nomor RM 01-92-03-53, umur 34 tahun dirawat di RS sejak tanggal 4 Agustus s.d. 10 Agustus 2008 dengan keluhan utama sakit pada perut bagian kanan bawah, kedua pinggang kanan dan kiri sakit, dan bila buang air kecil kesakitan. Diagnosis utama : peritonitis umum, e.c. appendititis akut perforata Objektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 04/08/2008

Hb (gr%) 17,30 13,50 – 17,50 Hct (%) 49,7 41,0 – 53,0 AL (ribu/mmk) 11,52 4,10 – 10,90 AT (ribu/mmk) 252,0 140,0 – 440,0 Suhu (°C) Berkisar antara 36 – 38 Nadi (kali/menit) Berkisar antara 80 – 90 Nafas (kali/menit)

Berkisar antara 18 – 24

TD (mmHg) Berkisar antara 120 – 150 (SBP) dan 70 – 90 (DBP) Penatalaksanaan Pasien mendapatkan obat Rantin® 2x150 mg (oral); Spasmium® 2x1 (oral); ceftriakson 1 g b/p (inj); metronidazol 2x1 (inj); Kaltrofen® 1x100 mg (inj); Broadced® 1000 mg/vial 3x1 (inj); Remopain® 3% 3x1 (inj); Flagyl® suppo 1000 mg b/p (dubur); Primperan® 10mg/2ml 2x1 (inj); Rantin® 50mg/2ml 2x1 (inj); Vomidex® 10mg/2ml 1x1 (inj) Penilaian Pemberian metoclopramid (Primperan®) (inj) kurang tepat. Dosis metoclopramid (inj) seharusnya 1 ampul (10 mg/2 ml) 3x/hari, namun pasien hanya mendapatkan 1 ampul (10 mg/2 ml) 2x/hari. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : dosis terlalu rendah.

Rekomendasi Menaikkan dosis metoclopramid (inj) menjadi 1 ampul (10 mg/2 ml) 3x/hari.

*DTP yang sama terjadi pada kasus 10, 12, dan 19.

Page 79: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

57  

Tabel XXXIX. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus 9 Subyektif Sdr.RIP, nomor RM 00-95-56-02, umur 34 tahun dirawat di RS sejak tanggal 22 Agustus s.d. 24 Agustus 2008 dengan keluhan utama kepala sangat pusing, riwayat sinusitis Diagnosis utama : rhinosinusitis Diagnosis sekunder : hipertensi Objektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 22/08/2008

Hb (gr%) 17,30 13,50 – 17,50 Hct (%) 47,8 41,0 – 53,0 AL (ribu/mmk) 12,70 4,10 – 10,90 AT (ribu/mmk) 337,0 140,0 – 440,0 Suhu (°C) Berkisar antara 36 – 37 Nadi (kali/menit) Berkisar antara 80 – 88 Nafas (kali/menit)

Konstan pada 20

TD (mmHg) Berkisar antara 140 – 190 (SBP) dan 100 – 120 (DBP) Penatalaksanaan Pasien mendapatkan obat Noperten® 1x5 mg (oral); Celebrex® 2x100 mg (oral); Bellapheen® 3x500 mg (oral); Rhinofed® 3x5 mg (oral); Vertivom® 3x10 mg (oral); Pondex® 3x250 mg (oral); Lanama/pamol® 3x500 mg (oral); Yekalgin 3x1500 mg (oral); Avelox® 1x400mg (oral); disadrin (15 mg/5ml) 3x1 (oral); Rantin® 2x1 (oral); Kalmethasone® (0,5 mg) 3x2cc (oral); Toradol® 30 mg 1amp (inj); stesolid 10 mg/2ml ½ amp (inj); Remopain/kaltrofen® 3% atau 30 mg 1amp (inj); Rantin® 1 g 1amp (inj); Primperan® 10 mg/2 ml 1amp (inj); Nasacort® (nasal spray) Penilaian Berdasarkan British National Formulary penggunaan bersama metoclopramid (Primperan®) (inj) dan parasetamol (Pamol®) (oral) dapat menimbulkan interaksi antar kedua obat tersebut, yaitu berupa meningkatnya absorpsi dari Parasetamol. DTP yang terjadi bersifat potensial, yaitu : interaksi obat.

Rekomendasi Mengatur waktu pemberian metoclopramid (inj) dan parasetamol (oral) agar jangan bersamaan.

Page 80: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

58  

Tabel XL. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus 11 Subyektif Ny.KTM, nomor RM 01-92-10-12, umur 49 tahun dirawat di RS sejak tanggal 18 Agustus s.d. 27 Agustus 2008. Diagnosis utama : tanpa keterangan Objektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 18 ; 27/08/2008

Hb (gr%) 8,70 ; 11,90 12,00 – 18,00 Hct (%) 31,8 ; 40,3 36,0 – 46,0 AL (ribu/mmk) 12,51 ; - 4,10 – 13,00 AT (ribu/mmk) 221,0 ; - 140,0 – 440,0 Suhu (°C) Berkisar antara 36 – 40,6 Nadi (kali/menit) Berkisar antara 76 – 100 Nafas (kali/menit) Berkisar antara 18 – 24 TD (mmHg) Berkisar antara 90 – 130 (SBP) dan 60 – 80 (DBP)

Penatalaksanaan Pasien mendapatkan obat Rantin® 2x150mg (oral); Methycobal® 3x1 (oral); Farmasal® 1x100mg (oral); digoxin 0,25mg 1x½ (oral); Vomitas® 3x10 mg (oral); ISDN 3x5mg (oral); Pamol® 4x500 mg (oral); aspar-K 2x300 mg (oral); ofloxacin 450mg 2x ½ (oral); Rantin® 1 g 2x1amp (inj); Primperan® 10mg/2ml 2X1 amp (inj); ceftazidime 1gr 2x1 amp (inj); KCL (inj) Penilaian 1. Berdasarkan Drug Interaction Facts (Tatro, 2001) penggunaan bersama digoxin (oral) dan

metoclopramid (Primperan®) (inj) dapat menimbulkan interaksi antar kedua obat tersebut dengan tingkat signifikansi 2. Metoclopramid dapat menurunkan kadar digoxin dalam plasma sehingga menurunkan efek terapinya. DTP yang terjadi bersifat potensial, yaitu : interaksi obat.

2. Berdasarkan British National Formulary penggunaan bersama metoclopramid (Primperan®) (inj)

dan parasetamol (Pamol®) (oral) dapat menimbulkan interaksi antar kedua obat tersebut, yaitu berupa meningkatnya absorpsi dari parasetamol. DTP yang terjadi bersifat potensial, yaitu : interaksi obat.

3. Berdasarkan British National Formulary penggunaan bersama metoclopramid (Primperan®) (inj)

dan aspirin (Farmasal®) (oral) dapat menimbulkan interaksi antar kedua obat tersebut, yaitu berupa meningkatnya kecepatan absorpsi dari aspirin. DTP yang terjadi bersifat potensial, yaitu : interaksi obat.

4. Penggunaan domperidon (Vomitas®) (oral) tidak tepat. domperidon seharusnya digunakan 15-30 menit sebelum makan, namun pasien menggunakan domperidon setelah makan. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu compliance.

5. Pemberian metoclopramid (Primperan®) (inj) kurang tepat. Dosis metoclopramid (inj) seharusnya 1 ampul (10 mg/2 ml) 3x/hari, namun pasien hanya mendapatkan 1 ampul (10 mg/2 ml) 2x/hari. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : dosis terlalu rendah.

Rekomendasi 1. Mengatur waktu pemberian metoclopramid (inj) dan digoxin (oral) agar jangan bersamaan. 2. Mengatur waktu pemberian metoclopramid (inj) dan parasetamol (oral) agar jangan bersamaan. 3. Mengatur waktu pemberian metoclopramid (inj) dan aspirin (oral) agar jangan bersamaan. 4. Kasus lebih memperhatikan instruksi penggunaan obat agar tercapai tujuan terapi yang optimal. 5. Menaikkan dosis metoclopramid (inj) menjadi 1 ampul (10 mg/2 ml) 3x/hari.

Page 81: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

59  

Tabel XLI. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus 13 Subyektif Bp.KBG, nomor RM 01-92-07-68, umur 35 tahun dirawat di RS sejak tanggal 13 Agustus s.d. 15 Agustus 2008 dengan keluhan utama perut mules, diare 4x, mual dan muntah. Diagnosis utama : gastroenteritis akut (GEA) Objektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 13/08/2008

Hb (gr%) 16,50 13,50 – 17,50 Hct (%) 47,1 41,0 – 53,0 AL (ribu/mmk) 6,74 4,10 – 10,90 AT (ribu/mmk) 214,0 140,0 – 440,0 Suhu (°C) Berkisar antara 36 – 36,5 Nadi (kali/menit) Berkisar antara 50 – 84 Nafas (kali/menit)

Berkisar antara 18 – 20

TD (mmHg) Berkisar antara 110 – 120 (SBP) dan 70 – 80 (DBP) Penatalaksanaan 1. Obat rawat inap

Pasien mendapatkan obat Baquinor® 2x1 (oral); Arcapec® b/p 3x2 (oral); Vometa® 3x10 mg (oral); Tracordia® b/p 3x1(oral)

2. Obat rawat jalan Pasien mendapatkan obat Baquinor® 2x1 (oral); Arcapec® b/p 3x2 (oral); Vometa FT® 3x10 mg (oral); Tracordia® b/p 3x1(oral), rims 1x1 (oral)

Penilaian Pada tanggal 16 Agustus 2008 (rawat jalan), domperidon digunakan sesudah makan. Seharusnya domperidon digunakan 15-30 menit sebelum makan. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu compliance.

Rekomendasi Kasus lebih memperhatikan instruksi penggunaan obat agar tercapai tujuan terapi yang optimal.

Page 82: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

60  

Tabel XLII. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus 15* Subyektif Ny.SNT, nomor RM 01-91-72-87, umur 65 tahun dirawat di RS sejak tanggal 10 Agustus s.d. 13 Agustus 2008 dengan keluhan utama badan lemas, perut mual, muntah, BAK tak terasa. Diagnosis utama : diabetes mellitus Objektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 10/08/2008

Hb (gr%) 12,8 12,00 – 18,00 Hct (%) 35,2 36,0 – 46,0 AL (ribu/mmk) 7,81 4,10 – 13,00 AT (ribu/mmk) 375,0 140,0 – 440,0 Suhu (°C) Berkisar antara 36 – 37,3 Nadi (kali/menit) Berkisar antara 80 – 88 Nafas (kali/menit)

Berkisar antara 16 – 20

TD (mmHg) Berkisar antara 120 – 160 (SBP) dan 70 – 110 (DBP) Penatalaksanaan Pasien mendapatkan obat domperidon 3x10 mg (oral); Tensivask® 1x5 g (oral); stirizime 1x1 (oral); Sibelium® 3x5 g (oral); Sistenol® 3x1 (oral); Sporacid® 2x100 mg (oral); Mixtard® 2x12 IU (inj); Remopain® 1 amp (inj); ranitidin 1 amp (inj); Ultraproct® 2x1 suppo (dubur); Zelavel® 1x1 (oral); dulladryl 2cc (inj); gynofort 2% (vagina) Penilaian Berdasarkan British National Formulary penggunaan bersama domperidon

(oral) dan parasetamol (Sistenol®) (oral) dapat menimbulkan interaksi antar kedua obat tersebut, yaitu berupa meningkatnya absorpsi dari parasetamol. DTP yang terjadi bersifat potensial, yaitu : interaksi obat. Rekomendasi Mengatur waktu pemberian domperidon (oral) dan Sistenol® (oral) agar jangan bersamaan.

*DTP yang sama terjadi pada kasus 21

Page 83: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

61  

Tabel XLIII. Contoh Analisis DTP pada Kasus di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus 16 Subyektif Bp.SYT, nomor RM 00-15-59-01, umur 57 tahun dirawat di RS sejak tanggal 13 Agustus s.d. 22 Agustus 2008 dengan keluhan utama badan panas, perut mules, diare 5x cair Diagnosis utama : gastroenteritis akut (GEA) Objektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 13/08/2008

Hb (gr%) 15,00 13,50 – 17,50 Hct (%) 42,9 41,0 – 53,0 AL (ribu/mmk) 17,80 4,10 – 10,90 AT (ribu/mmk) 190,0 140,0 – 440,0 Suhu (°C) Berkisar antara 36 – 39,8Nadi (kali/menit) Berkisar antara 80 – 100 Nafas (kali/menit) Berkisar antara 18 – 24 TD (mmHg) Berkisar antara 70 – 130 (SBP) dan 50 – 90 (DBP)

Penatalaksanaan Pasien mendapatkan obat Pamol® 3x500 mg (oral); Arcapec® 3x10 mg (oral); domperidon 3x10 mg (oral); Metrix® 2 mg 1x½ (oral); Primperan® 10mg/2ml 2x1 (inj); ranitidin 2x1amp (inj); Tracordia® 3x1 (oral); gentamycin 80mg 2x1A (inj); Cravit® 1x1 (oral); OMZ® 1x1 (oral); Vomitas® 3x10 mg (oral) Penilaian 1. Berdasarkan British National Formulary penggunaan bersama metoclopramid

(Primperan®) (inj) dan parasetamol (Pamol®) (oral) dapat menimbulkan interaksi antar kedua obat tersebut, yaitu berupa meningkatnya absorpsi dari parasetamol. DTP yang terjadi bersifat potensial, yaitu : interaksi obat.

2. Berdasarkan British National Formulary penggunaan bersama domperidon (oral)

dan parasetamol (Pamol®) (oral) dapat menimbulkan interaksi antar kedua obat tersebut, yaitu berupa meningkatnya absorpsi dari parasetamol. DTP yang terjadi bersifat potensial, yaitu : interaksi obat.

3. Pemberian metoclopramid (Primperan®) (inj) kurang tepat. Dosis metoclopramid (inj) seharusnya 1 ampul (10 mg/2 ml) 3x/hari, namun pasien hanya mendapatkan 1 ampul (10 mg/2 ml) 2x/hari. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : dosis terlalu rendah.

Rekomendasi 1. Mengatur waktu pemberian metoclopramid (inj) dan parasetamol (oral) agar jangan

bersamaan. 2. Mengatur waktu pemberian domperidon (oral) dan parasetamol (oral) agar jangan

bersamaan. 3. Menaikkan dosis metoclopramid (inj) menjadi 1 ampul (10 mg/2 ml) 3x/hari.

Page 84: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

62  

E. Evaluasi Masalah Utama ME Fase Administrasi dan DTP

Berdasarkan evaluasi kejadian ME fase administrasi dan DTP, diketahui

bahwa kejadian ME fase administrasi yang paling banyak terjadi adalah

administration error dan dosis keliru, sedangkan DTP yang paling banyak terjadi

adalah interaksi obat. Setelah mengetahui jenis ME fase administrasi dan DTP

yang paling banyak terjadi, maka dilakuan evaluasi terhadap permasalahan utama

yang menyebabkan terjadinya ME fase administrasi dan DTP tersebut. Oleh sebab

itu diperlukan adanya data tambahan berupa wawancara dengan dokter, perawat,

dan apoteker, yang dapat membantu untuk menarik kesimpulan tentang

permasalahan utama terjadinya ME fase administrasi dan DTP.

1. Wawancara dengan dokter

Berdasarkan wawancara dengan tiga orang dokter yang ada di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa dokter

menganggap bahwa isu mengenai ME sangatlah penting untuk diperhatikan. Oleh

karena itu keberadaan apoteker di bangsal dirasa sangat diperlukan karena

menurut pandangan dokter, apoteker dianggap lebih berkompeten dalam hal obat-

obatan. Menurut salah seorang dokter dengan adanya apoteker di bangsal maka

kejadian ME dapat ditekan.

Kepedulian dokter mengenai isu ME cukup terlihat dengan bukti bahwa

dokter memperhatikan adanya interaksi obat, kekuatan obat, durasi, frekuensi

pemberian, obat harus habis atau tidak perlu habis dan kontraindikasi selama obat

digunakan oleh pasien di bangsal pada saat melakukan monitoring terhadap pasien

untuk menekan terjadinya ME dan DTP.

Page 85: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

63  

2. Wawancara dengan perawat

Berdasarkan wawancara dengan empat belas orang perawat yang ada di

bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa

perawat menganggap bahwa isu mengenai ME sangatlah penting untuk

diperhatikan. Sama seperti dokter, perawat merasa keberadaan apoteker di bangsal

sangatlah diperlukan, karena apoteker dianggap lebih berkompeten dalam hal

obat-obatan.

Kepedulian perawat mengenai isu ME cukup terlihat dengan bukti bahwa

perawat selalu memberikan informasi mengenai penggunaan obat kepada pasien.

Selain itu, perawat juga mengecek ulang obat sebelum diberikan. Ketika terdapat

pasien yang tidak mematuhi aturan penggunaan obat, perawat juga berusaha

memberikan nasihat dan penjelasan mengenai tujuan pemberian obat yang

bersangkutan.

Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah informasi yang diberikan

apoteker kepada perawat sangatlah minim, baik dari segi frekuensi pertemuan

antara apoteker dengan perawat maupun dari segi informasi yang diberikan.

Pemberian informasi kepada perawat sebenarnya sangatlah penting untuk

menekan kejadian ME fase administrasi dan DTP karena perawat yang secara

langsung meberikan obat ketika pasien di bangsal.

3. Wawancara dengan apoteker

Berdasarkan wawancara dengan seorang apoteker yang ada di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa apoteker

menganggap bahwa isu mengenai ME sangatlah penting untuk diperhatikan agar

Page 86: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

64  

tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses terapi. Salah satu bukti

bahwa apoteker peduli dengan isu ME, yaitu dengan adanya konseling yang

diberikan kepada pasien dan kerabat yang menunggu pasien. Dalam konseling ini,

informasi yang diberikan meliputi nama obat dan indikasi, cara pakai / aturan

pakai, frekuensi, cara penyimpanan, efek samping yang mungkin dapat timbul,

serta hal-hal lain yang dirasa diperlukan.

Melalui wawancara dengan apoteker ini, maka dapat diketahui bahwa

konseling tidak dilakukan kepada semua pasien. Hal ini kemungkinan

dikarenakan keterbatasan jumlah apoteker di bangsal sehingga apoteker hanya

dapat melayani konseling untuk pasien-pasien tertentu dan bila situasi dan

kondisinya memungkinkan.

Berdasarkan wawancara dengan dokter, perawat, dan apoteker maka

dapat dijelaskan bahwa permasalah utama yang menyebabkan terjadinya ME fase

administrasi dan DTP pada kasus yang menerima obat golongan antiemetik di

bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 adalah

kurang optimalnya peran apoteker di bangsal dalam memonitoring penggunaan

obat kepada pasien secara langsung.

F. Rangkuman Pembahasan

Profil kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal dewasa

kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 sebanyak 23 kasus.

Profil kasus berdasarkan pengelompokan umur, diketahui berjumlah 20 kasus

untuk kelompok umur dewasa dan 3 kasus untuk kelompok umur geriatri.

Page 87: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

65  

Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa kasus berjenis kelamin perempuan

lebih banyak, yaitu sebanyak 15 kasus sedangkan kasus berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 8 kasus.

Berdasarkan pendidikan terakhir, diketahui bahwa kelompok dengan

pendidikan terakhir SLTA berjumlah paling banyak, yaitu sebanyak 9 kasus.

Sementara itu, berdasarkan jenis pekerjaan, diketahui bahwa kelompok dengan

pekerjaan sebagai pegawai swasta berjumlah paling banyak, yaitu sebanyak 6

kasus, namun dari data yang didapatkan, sebanyak 9 kasus tidak mencantumkan

pekerjaannya.

Selain itu, profil pasien juga dikelompokkan berdasarkan jenis

penyakitnya, dimana sebelumnya dilakukan pengelompokan berdasarkan

diagnosis. Dari data diketahui bahwa kasus dengan satu diagnosis berjumlah

paling banyak, yaitu sebanyak 14 kasus, dimana jenis penyakit yang terbanyak

adalah penyakit saluran cerna, yaitu sebanyak 10 kasus.

Profil terapi kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 dikelompokkan

secara umum dengan melihat jumlah obat keseluruhan yang diterima kasus dan

secara khusus dengan melihat jenis obat golongan antiemetik yang digunakan,

rute pemberian serta aturan pakainya. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah

obat secara keseluruhan yang diterima kasus bervariasi, mulai dari 4 macam obat

hingga 20 macam obat tiap kasus. Berdasarkan jenis obat, kasus paling banyak

menerima satu jenis obat, yaitu sebanyak 16 kasus. Data pengelompokan

berdasarkan rute pemberian memperlihatkan bahwa rute pemberian secara non

Page 88: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

66  

parenteral lebih banyak, yaitu 19 kasus, sedangkan rute pemberian secara

parenteral sebanyak 13 kasus. Pengelompokan berdasarkan aturan pakai pada

penelitian ini meliputi dosis / kekuatan obat dan frekuensi pemakaian obat.

Berdasarkan hasil analisis ME fase administrasi, dari 23 kasus yang

dianalisis terdapat 18 kasus yang mengalami ME fase administrasi dan 5 kasus

yang tidak mengalami ME fase administrasi. Medication errors fase administrasi

yang ditemukan, meliputi administration error sebanyak 8 kasus, dosis keliru

sebanyak 8 kasus, salah menulis instruksi sebanyak 1 kasus, instruksi verbal

dijalankan keliru sebanyak 1 kasus, dan kontraindikasi sebanyak 5 kasus. Melihat

hal ini dapat dikatakan bahwa jenis ME fase administrasi terbanyak yang terjadi

pada kasus yang menerima obat golongan antiemetik di bangsal dewasa kelas III

RS Bethesda Yogyakarta peride Agustus 2008 adalah administration error dan

dosis keliru.

Berdasarkan hasil analisis DTP, dari 23 kasus yang dianalisis terdapat 14

kasus yang mengalami DTP dan 9 kasus yang tidak mengalami DTP. Drug

therapy problems yang ditemukan, meliputi perlu obat tambahan sebanyak 1

kasus, dosis terlalu rendah sebanyak 8 kasus, interaksi obat sebanyak 12 kasus,

dan compliance sebanyak 2 kasus. Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa jenis

DTP terbanyak yang terjadi pada kasus yang menerima obat golongan antiemetik

di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta peride Agustus 2008 adalah

interaksi obat.

Pada penelitian ini dilakukan pula wawancara dengan dokter, perawat,

dan apoteker sebagai data tambahan untuk dapat menarik kesimpulan tentang

Page 89: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

67  

masalah utama yang menyebabkan terjadinya ME fase administrasi dan DTP.

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa dokter, perawat, dan apoteker

merasa bahwa isu tentang ME sangatlah penting sehingga dalam menjalankan

tugasnya, dokter, perawat, dan apoteker tentunya berusaha untuk memperhatikan

hal-hal yang sekiranya dapat menyebabkan terjadinya ME.

Berdasarkan wawancara dengan dokter, perawat, dan apoteker ini maka

dapat simpulkan bahwa masalah utama yang menyebabkan terjadinya ME fase

administrasi dan DTP pada kasus yang menerima obat golongan antiemetik di

bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 adalah

kurang optimalnya peran apoteker di bangsal dalam memonitoring penggunaan

obat kepada pasien secara langsung.

Page 90: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian evaluasi masalah utama kejadian ME fase

administrasi dan DTP pada pasien RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008

(kajian terhadap penggunaan obat golongan antiemetik), diketahui bahwa masalah

utama yang menjadi penyebab terjadinya ME fase administrasi dan DTP adalah

kurang optimalnya peran apoteker di bangsal dalam memonitoring penggunaan

obat kepada pasien secara langsung. Selain itu, dapat pula diambil beberapa

kesimpulan tambahan di bawah ini.

1. Kelompok umur kasus lebih banyak pada kelompok dewasa, yaitu 20 kasus,

jumlah kasus dengan jenis kelamin wanita lebih banyak, yaitu 15 kasus,

pendidikan terakhir terbanyak adalah SLTA, yaitu 9 kasus, jenis pekerjaan

terbanyak adalah pegawai swasta, yaitu 6 kasus. Kasus paling banyak

mengalami satu diagnosis, yaitu sebanyak 14 kasus, dengan jenis penyakit

terbanyak adalah gangguan saluran cerna, yaitu sebanyak 10 kasus.

2. Jumlah obat secara keseluruhan yang diterima pasien antara 4 macam obat

sampai 20 macam obat. Kasus paling banyak menerima satu jenis obat

golongan antiemetik, yaitu sebanyak 16 kasus. Rute pemberian paling banyak

diberikan secara non parenteral, yaitu sebanyak 19 kasus.

3. Identifikasi ME fase administrasi yang terjadi meliputi administration error

sebanyak 10 kasus, dosis keliru sebanyak 8 kasus, salah menulis instruksi

Page 91: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

69  

sebanyak 1 kasus, instruksi verbal dijalankan keliru sebanyak 1 kasus, dan

kontraindikasi sebanyak 5 kasus. Identifikasi DTP yang terjadi meliputi perlu

obat tambahan sebanyak 1 kasus, dosis terlalu rendah sebanyak 8 kasus,

interaksi obat sebanyak 12 kasus, dan compliance sebanyak 2 kasus.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini :

1. perlu optimalisasi peran apoteker di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta agar monitoring obat pada pasien di bangsal lebih maksimal

sehingga diharapkan dapat menekan kejadian ME dan DTP.

2. pencatatan daftar pemberian obat lebih diperbaiki, khususnya pada obat-obat

yang penggunaannya bila perlu, agar dapat dievaluasi kapan obat benar-benar

diberikan dan kapan obat tidak diberikan.

Page 92: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

70

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2004, British National Formulary 48, BMJ Publishing Group, Great

Britain Anonim, 2007, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, PT Info Master, Indonesia Anonim, 2008, Nausea and Vomiting, http://

www.nlm.nih.gov/medlineplus/nauseaandvomiting.html, diakses tanggal 6 Desember 2008.

Basse, B. and Myers, L., 1998, Medication Error - Definition and Procedure, Hill

Country Memorial Health System Frederickburg, Texas. Cipolle, R.J and Strand, L.M., 2004, Pharmaceutical Care Practice The

Clinician’s Guide, Second Edition, , McGraw-Hill, New York Cohen, M.R.,, 1991, Causes of Medication Error, in: Cohen. M.R., (Ed),

Medication Error, American Pharmaceutical Association, Washington, DC.

DiPiro, C.V., Taylor, A.T., Nausea and Vomitus, dalam DiPiro, J. T., Talbert, R.

L., Yee, G. C., Matzke, G. R.,Wells, B. G., Posey., L. M. (Eds), Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 665, McGraw-Hill, USA

Dwiprahasto, I., Kristin, E., 2008, Masalah dan Pencegahan Medication Error,

Bagian Farmakologi dan Toksikologi/Clinical Epidemiology & Biostatistics Unit, Fak. Kedokteran UGM/RS. Dr. Sardjito Yogyakarta, Avail.at. http://www.dkk-bpp.com/index.php?option=com_content&task=view&id=132&Itemid=47 

 KepMenKes Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Lacy, C.F.,Armstrong,L.L.,Goldman,M.O.,and Lance L.L.,2006, Drug

Information Handbook, 14th Ed., Lexi-comp, Ohio NCCCMERP, 1998, Taxonomy of Medication Errors,

http://www.NCCMERP/pdf/taxo2001-07-31. Sastroasmoro, Sudigdo, dan Ismael, Sofyan, 1995, Dasar-Dasar Metodologi

Penelitian Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta Stitham, Sean O. and Mason, James R., 2008, Digestive System,

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1090.html, diakses tanggal 6 Desember 2008.

Page 93: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

71 

 

71 

 

Tatro, D.S., 2001, Drug Interaction Facts, 489, Fact&Comparison, Wolter

Kluwer,St. Louis Tietze, K.J., 2004, Clinical Skills for Pharmacists, A Patient-Focused Approach,

2nd Ed., Mosby, St. Louis.   

Page 94: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

72  

Lampiran 1 Data Rekam Medis Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang Menerima Obat Golongan Antiemetik

Periode Agustus 2008

Kasus 1 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Ny. TTS Keluhan Masuk : Hemobion® 1x1(oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal kedua kaki nyeri dan dextromethorphan 3x1 (oral) 07/08/2008

No.RM : tidak ada selera makan Meptin® 3x ¼ (oral) Hb (gr%) 10,4 12,00 – 18,00

00-61-02-61

Primperan® 3x10 mg (oral) Hct (%) - 36,0 – 46,0

Movi-Cox® 15 mg 1x1 (oral) AL (ribu/mmk) 6,43 4,10 – 13,00

Umur : Lasix® 1 ampul (inj) AT (ribu/mmk) 436 140,0 – 440,0

66 th Diagnosa Utama : Somerol® 125 mg (inj) Suhu (°C) Berkisar 36 – 37,5

squomosa Ca paru duradril(inj) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 109

Tgl. Masuk : Rantin® (inj) Nafas (kali/menit) Berkisar 20 – 24

12/08/2008 Primperan® 10mg/2ml 1 amp (inj) TD (mmHg) Berkisar 120 – 140(SBP) dan 60 – 90(DBP)

Catatan Keperawatan Tgl.Keluar : Tgl Keterangan 15/08/2008 12/08/08 (Pagi) Pasien masih mual tapi sudah tidak muntah

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian Nama Obat Tanggal Pemberian 13 Agst 14 Agst 13 Agst 14 Agst

Hemobion® 1x1 Si P Primperan® 3x10 mg So P,Si

dextromethorphan 3x1 Si,So P,Si Rantin® Si

Meptin® 3x ¼ So P,Si Primperan® 10mg/2ml 1 amp Si

Page 95: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

73 

Kasus 2

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Ny. RTN Keluhan Masuk : Pamol® 3x500 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal

keluhan utama sesak nafas Fluimucil® 2x1 (oral) 18; 20; 22; 25/08/2008

No.RM : selama 5 hari Avelox® 1x1 (oral) Hb (gr%) 10,40 ; - ; - ; - 12,00 – 18,00

01-92-09-81 batuk-batuk Neurobion® 5000 1x1 (oral) Hct (%) 31,1 ; - ; - ; - 36,0 – 46,0

badan panas Mobiflex® 1x1 (oral) AL (ribu/mmk) 15,66 ; 10,00 ; 12.10 ; 4,4 4,10 – 13,00

Umur : Mucopect® 3x1(oral) AT (ribu/mmk) 372,0 ; - ; - ; - 140,0 – 440,0

53 th Diagnosa Utama : dextromethorphan 3x1 (oral) Suhu (°C) Berkisar 36 – 38,8

broncopneumonia kanan Cefspan® 2x100mg (oral) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 112

Tgl. Masuk : ceftazidime 2x1gr (inj) Nafas (kali/menit) Berkisar 16 – 24

18/08/2008 Kalmethasone® 3x2cc (inj) TD (mmHg) Berkisar 100 – 140(SBP) dan 60 – 90(DBP)

Primperan® 10mg/2ml 1 amp (inj) Catatan Keperawatan

Tgl.Keluar : Diagosa sekunder : Combivent® (nebulizer) Tgl Keterangan 25/08/2008 TB paru Flixotide® (nebulizer) 24/08/08 (Pagi) Pasien mual dan muntah

Page 96: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

74 

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian 18 Agst 19 Agst 20 Agst 21 Agst 22 Agst 23 Agst 24 Agst 25 Agst

Pamol® 3x500 mg P,Si P,Si P,Si P,Si P,Si P

Fluimucil® 2x1 P,So

Avelox® 1x1 So P P P P

Neurobion® 5000 1x1 So P P

Mobiflex® 1x1 So P,Si,So P

Mucopect® 3x1 So P,Si,So P,Si

dextromethorphan 3x1 So P,Si,So P,Si

Cefspan® 2x100mg P,So P,So P

ceftazidime 2x1gr Si,M Si,M

Kalmethasone® 3x2cc P,So,M P,So,M

Primperan® 10mg/2ml 1 amp Tgl 17 (UGD)

Combivent® (nebulizer)

Flixotide® (nebulizer)

Wawancara Pasien di Bangsal

Pertanyaan Jawaban (22/08/08) Jawaban (29/08/08) Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? Pagi sudah minum obat tablet Minum 2 obat, pagi 2 tab, sore 5 tab

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? 9 suntikan Tidak ada.

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan? Tidak ada Tidak ada

Obat sesudah makan? Berapa jam sesudah makan? Sesudah makan, istirahat bentar kemudian minum obat 2 tablet ditunggu bentar terus diminum

Yang dirasakan setelah minum obat? Biasa saja,kemarin minum Mucopect® dadanya jadi sakit lalu dihentikan Biasa saja, jadi tidak panas

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa?

Ada obat dari rumah

Page 97: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

75 

Kasus 3

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Ny. STA Keluhan Masuk : codeine 3x10 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal

+ 2 bulan batuk-batuk ofloxacin 2x400mg (oral) 24/08/2008 ; 01/09/2008

No.RM : sore hari sebelum ke RS rifampicin 1x300mg (oral) Hb (gr%) 10,00 ; 11,80 12,00 – 18,00

01-92-13-12 batuk keluar darah Pehadoxin F® 1x¾ (oral) Hct (%) 31,3 ; 36,9 36,0 – 46,0

malam sebelumnya batuk berdahak PZA 500 mg 1x2 (oral) AL (ribu/mmk) 13,56 ; 11,98 4,10 – 13,00

Umur : serta mengeluarkan darah ethambutol 500mg 1x1½ (oral) AT (ribu/mmk) 368,0 ; 620,0 140,0 – 440,0

31 th Diagnosa Utama : Kalnex® 3x1 (oral) Suhu (°C) Berkisar 36,2 – 39

TB paru FDC 1x2 (oral) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 100

Tgl. Masuk : Pamol® b/p (oral) Nafas (kali/menit) Berkisar 16 – 24

24/08/2008 HP pro 3x1 (oral) TD (mmHg) Berkisar 100 – 120(SBP) dan 60 – 80(DBP)

Lipofood® 2x1 (oral)

Tgl.Keluar : Diagosa sekunder : Primperan® 3x10 mg (oral) 01/09/2008 haemoptoe Curliv plus® 3x1 (oral)

Adona® 3x1 (oral)

Ultraproct® 1x1 (oral)

Ultraproct N® cream 3x1

Page 98: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

76 

Daftar Pemeberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian 24 Agst 25 Agst 26 Agst 27 Agst 28 Agst 29 Agst 30 Agst 31 Agst 01-Sep

codeine 3x10 mg P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si,So P

ofloxacin 2x400mg So P,So P,So P

rifampicin 1x300mg So P P P P

Pehadoxin F® 1x¾ So P P P P

PZA 500 mg 1x2 So P P P P

ethambutol 500mg 1x1½ So P P P P

Kalnex® 3x1 P,Si,So So

FDC 1x2 Si P P P

Pamol® b/p

HP pro 3x1 P,Si,So P,Si,So P,Si,So

Lipofood® 2x1 P,So P,So P,So

Primperan® 3x10 mg P,Si,So P,Si,So P,Si

Curliv plus® 3x1 P

Adona® 3x1 P

Ultraproct® 1x1 So

Ultraproct N® cream 3x1

Page 99: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

77 

Kasus 4

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Ny. SJN Keluhan Masuk : parasetamol 3x500 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal

pusing Primperan® 3x10 mg (oral) 13/08/2008

No.RM : dada terasa panas metformin 3x500 mg (oral) Hb (gr%) 14,6 12,00 – 18,00

00-64-15-64 mual-mual simvastatin 1x10 mg mlm (oral) Hct (%) 42,5 36,0 – 46,0

Glucobay® 2x1 (oral) AL (ribu/mmk) 12,34 4,10 – 13,00

Umur : Metrix® 1x2 mg (oral) AT (ribu/mmk) 165 140,0 – 440,0

49 th Diagnosa Utama : Cetalgin® 3x1 (oral) Suhu (°C) Berkisar 36,2 – 37,5

Tanpa keterangan zypraz 2x1 (oral) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 88

Tgl. Masuk : Kalxetin® 1x10mg pagi (oral) Nafas (kali/menit)

12/08/2008 metoclopramide 10mg/2ml 2x1 (inj) TD (mmHg) Berkisar 100 – 110(SBP) dan 60 – 80(DBP)

ranitidin 50mg/2ml 2x1(inj) Catatan Keperawatan

Tgl.Keluar : Diagosa Sementara :

Tgl Keterangan 21/08/2008 Obs. Cefalgia 12/08/08 (Malam) Pasien masih mual dan muntah satu kali

13/08/08 (Sore) Pasien masih mual-mual dan muntah satu kali

13/08/08 (Malam) Pasien mengeluh mual

Page 100: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

78 

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian 12 Agst 13 Agst 14 Agst 15 Agst 16 Agst 17 Agst 18 Agst 19 Agst 20 Agst 21 Agst

parasetamol 3x500 mg P,Si

Primperan® 3x10 mg P,Si

metformin 3x500 mg P,Si P,Si,So P,Si P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si P,Si,So

simvastatin 1x10 mg mlm M M So So So So So So

Glucobay® 2x1 P P,So P P,So P,So P,So P,So P P,So

Metrix® 1x2 mg Si Si Si Si Si Si Si Si Si

Cetalgin® 3x1 M P,Si P,Si,So P,Si So P,Si,So P,Si,So P,Si,So P

zypraz 2x1 M P,Si Si,M Si

Kalxetin® 1x10mg pagi P P P

metoclopramide 10mg/2ml 2x1 P P

ranitidin 50mg/2ml 2x1 So P,So P,So Si,M Si Si

Page 101: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

79 

Kasus 5

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Bp.AMS Keluhan Masuk : Spasmium® 3x1(oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal tanpa keterangan Pamol® 3x500 mg (oral) 12/08/2008

No.RM : ofloxacin 400 mg 2x1/2 (oral) Hb (gr%) 14,5 13,50 – 17,50

01-92-06-91 Primperan® 10mg/2ml 2x1 A (inj) Hct (%) 42,3 41,0 – 53,0

ranitidin 50mg/2ml 2x1 A (inj) AL (ribu/mmk) 12,6 4,10 – 10,90

Umur : ceftazidine 2x1g (inj) AT (ribu/mmk) 296 140,0 – 440,0

39 th Diagnosa Utama : Remopain® 10mg/ml 2x1 (inj) Suhu (°C) Berkisar 36 – 40

tanpa keterangan Kalnex® 2x1 amp (inj) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 100

Tgl. Masuk :

Nafas (kali/menit) Berkisar antara 18 - 24

12/08/2008 TD (mmHg) Berkisar 110 – 150(SBP) dan 70 – 90(DBP)

Catatan Keperawatan

Tgl.Keluar : Diagnosa Sementara : Tgl Keterangan 17/08/2008 Ureterolithiasis Dekstra 12/08/08 (Sore) Pasien muntah

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian

Nama Obat Tanggal Pemberian

12 Agst 13 Agst 14 Agst 15

Agst 16

Agst 12 Agst 13 Agst

14 Agst

15 Agst

16 Agst

Spasmium® 3x1 P,Si,So ranitidin 50mg/2ml 2x1 A So P,So P

Pamol® 3x500 mg P,Si,So,M P P,Si,So,M Si ceftazidine 2x1g M Si Si

ofloxacin 400 mg 2x1/2 P P,So P Remopain® 10mg/ml 2x1 P P

Primperan® 10mg/2ml 2x1 A So P,So P Kalnex® 2x1 amp P P

Page 102: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

80 

Kasus 6 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Bp. MKR Keluhan Masuk : Pamol® 3x500 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal mual dan muntah serta ceftazidime 2x1 (inj) 20; 29; 30; 31/08/2008 ; 05/09/2008

No.RM : terdapat luka pada kaki Narfoz® 2x4 mg ; 8 mg(oral) Hb (gr%) 9,55 ; 7,50 ; 10,50 ; 11,60 ; 10,50 13,50 – 17,50

00-52-47-51

Rantin® 50 mg/2ml 2x1 (inj) Hct (%) 27,5 ; 22,8 ; 34,0 ; 35,8 ; 32,7 41,0 – 53,0

Actrapid® 3x12 UI; 14 UI; 16 UI (inj) AL (ribu/mmk) 28,60 ; - ; - ; -; - 4,10 – 10,90

Umur : atropine ¼ A AT (ribu/mmk) 362,0 ; - ; - ; -; - 140,0 – 440,0

50 th Diagnosa Utama : Pronalges® 50mg/ml 1 Ampul (inj) SGOT (AST) 16,0 ; - ; - ; -; - 0 – 37,0

Tanpa keterangan Netromycin® 1x1 (inj) SGPT (ALT) 14,6 ; - ; - ; -; - 0 – 41,0

Tgl. Masuk : Pletaal® 2x1 (oral) Suhu (°C) Berkisar 36 – 38,9

20/08/2008 Cloracef® 3x500mg (oral) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 104

Rantin® 2x150 mg (oral) Nafas (kali/menit)

Tgl.Keluar : Diagnosa Sementara : thiamphenicol 3x500mg (oral) TD (mmHg) Berkisar 90 – 150(SBP) dan 60 – 90(DBP)

10/09/2008 Vomitas Ketesse® bp (oral) Catatan Keperawatan

Gangren Diabetik Kemicetine® 2x1gr (inj) Tgl Keterangan

Remopain® 1 amp (inj) 25/08/08 (Malam) Pasien masih mual dan muntah

Venofer® 2amp (inj) 07/09/08 (Pagi) Pasien masih mual dan muntah

domperidon 10 mg 3x1 (oral) 07/09/08 (Sore) Pasien masih mual dan muntah

Arcalion® 2x200 mg (oral)

metronidazole 3x500 mg (inj)

Mikasin® 2x1 (inj)

Neurosanbe® 1x1 (inj)

Insulatard® 1x 10 amp (inj)

Page 103: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

81 

Wawancara Pasien di Bangsal Pertanyaan Jawaban (25/08/08) Jawaban (26/08/08)

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? Pagi ada 3 macam, siang belum Pagi 2 macam, siang 1 macam

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? Pagi dan siang 2 macam Siang 2 kali, ke infus dan tubuh

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan? ½ jam sebelum makan ( 1 macam ) ½ jam sebelum makan ( 1 macam )

Obat sesudah makan? Berapa jam sesudah makan? Langsung minum obat setelah makan ( 2 macam ) Langsung minum obat setelah makan

Yang dirasakan setelah minum obat? Masih sakit/pusing, tidak berpengaruh Kaki masih nyeri, berpengaruh sedikit

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa? Tidak Tidak

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian 20 Agst 21 Agst 22 Agst 23 Agst 24Agst 25 Agst 26 Agst 27 Agst 28 Agst 29 Agst 30 Agst

Pamol® 3x500 mg So P,Si Si,So P P,So P,Si,So Si

ceftazidime 2x1 So P,So P,So P

Narfoz® 2x4 mg (20-22 Agst) ; 8 mg Si,M Si,M Si,M P,So P,So So

Rantin® 50 mg/2ml 2x1 Si,M Si,M Si,M

Actrapid® 3x12 UI; 14 UI; 16 UI So P P,Si,So P,Si P,So P,Si,So P,Si,So P,Si

atropine ¼ A

Pronalges® 50mg/ml 1 Ampul

Netromycin® 1x1 So So So

Pletaal® 2x1 P Si P,So P P,So P,So So

Cloracef® 3x500mg P,Si P,Si P,So So

Rantin® 2x150 mg P P

Page 104: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

82 

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian 31 Agst 01-Sep 02-Sep 03-Sep 04-Sep 05-Sep 06-Sep 07-Sep 08-Sep 09-Sep 10-Sep

Pamol® 3x500 mg P,Si,So P,Si P,Si,So P,Si P,Si

ceftazidime 2x1

Narfoz® 2x8 mg P,So P So P,So

Actrapid® 3x12 UI; 14 UI; 16 UI P,Si,So,M So P,Si P,Si P,Si,So P,Si

Pletaal® 2x1 P,So P So P,So P,So So P,So P,So P So

Cloracef® 3x500mg P,So P P,So P,So P,So So P,So So P P,So P

Rantin® 2x150 mg Si,So Si,So So Si,So So Si Si,So Si

thiamphenicol 3x500mg P,Si P,Si M P,Si,M P,M P,Si,M P,Si

Ketesse® bp

Kemicetine® 2x1gr Si,M Si,M

Remopain® 1 amp

Venofer® 2amp P

domperidon 10 mg 3x1 P,Si,So So P,Si,So So P,Si Si,So Si

Arcalion® 2x200 mg So P,So P,So So P,So

metronidazole 2x1 amp P,Si,So P,So

metronidazole 3x500 mg M P,Si,M P,M P,Si P,Si,M

Mikasin® 2x1 P,So P,So P

Neurosanbe® 1x1 P

Insulatard® 1x 10 amp P P

Page 105: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

83 

Kasus 7 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Ny. MNY Keluhan Masuk : Vomitas® 3x10 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal + 1 bulan sering kambuh domperidon 3x10 mg (oral) 21; 22; 31/08/2008 ; 02/09/2008

No.RM : sakit perut dan mual Curcuma® 3x200 mg (oral) Hb (gr%) 14,30 ; - ; 12,50 ; 13,30 12,00 – 18,00

01-92-11-82

cefadroxyl 2x500mg (oral) Hct (%) 42,4 ; - ; 38,5 ; 42,5 36,0 – 46,0

parasetamol 3x500 mg b/p (oral) AL (ribu/mmk) 15,14 ; - ; - ; - 4,10 – 13,00

Umur : Multivitaplex® 2x1 (oral) AT (ribu/mmk) 297,0 ; 333,0 ; - ; - 140,0 – 440,0

40 th Diagnosa Utama : Enzyplex® 2x1 (oral) SGOT (AST) 134,7 ; - ; - ; - 14 – 56

Cholesystitis vit. K 2x1 (inj) SGPT (ALT) 193,7 ; - ; - ; - 9 – 52

Tgl. Masuk : ceftriaxon 2x1g (inj) Suhu (°C) Berkisar 36 – 39

21/08/2008 Flagyl® 2x1 (inj) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 89

ranitidin 50 mg/2ml 2x1 amp (inj) Nafas (kali/menit)

Tgl.Keluar : ketorolac 3% 2x1 (inj) TD (mmHg) Berkisar 100 – 140(SBP) dan 60 – 100(DBP)

08/09/2008 metronidazole 2x1 (inj) Catatan Keperawatan

metronidazole suppo 2x1 (dubur) Tgl Keterangan

02/09/08 (Pagi) Pasien operasi (cholelitectomy)

02/09/08 (Sore) Post cholelitectomy, sadar lalu muntah Wawancara Pasien di Bangsal

Pertanyaan Jawaban (25/08/08) Jawaban (28/08/08)

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? Pagi 2 macam, siang 2 macam, sore 2 macam Pagi 3 macam, siang 3 macam, sore 3 macam

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan? ½ jam sebelum makan ( 1 macam ) ½ jam sebelum makan Obat sesudah makan? Berapa jam sesudah makan? Langsung minum obat setelah makan ( 2 macam ) Langsung minum obat setelah makan Yang dirasakan setelah minum obat? Semakin baik, kadang masih panas dingin Lebih baikan

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa? Tidak Tidak

Page 106: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

84 

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian 22 Agst 23 Agst 24 Agst 25 Agst 26 Agst 27 Agst 28 Agst 29 Agst 30 Agst

Vomitas® 3x10 mg P,Si P,Si P,Si,So

domperidon 3x10 mg P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si,So Si P,Si

Curcuma® 3x200 mg P,Si P,Si,So P,Si P,Si,So P,Si,So P,Si,So Si P,Si

cefadroxyl 2x500mg P P,So P,So P P,Si,So P,Si,So Si P,So

parasetamol 3x500 mg b/p Si P,Si

vit. K 2x1 So P,So P,So P,So

Nama Obat Tanggal Pemberian 31 Agst 01-Sep 02-Sep 03-Sep 04-Sep 05-Sep 06-Sep 07-Sep 08-Sep

domperidon 3x10 mg P

Curcuma® 3x200 mg P,Si,So P,Si

cefadroxyl 2x500mg So P,So

parasetamol 3x500 mg b/p P

Multivitaplex® 2x1 P,So So P

Enzyplex® 2x1 P,So So P

vit. K 2x1 Si,M P,So

ceftriaxon 2x1g Si Si,M Si,M Si,M Si,M Si,M

Flagyl® 2x1 P,So

ranitidin 50 mg/2ml 2x1 amp P,So P,So P

ketorolac 3% 2x1 Si.M Si,M

metronidazole 2x1 P,So P,So

metronidazole suppo 2x1 P,So P,So

Page 107: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

85 

Kasus 8 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Sdr. SRY (L) Keluhan Masuk : Rantin® 2x150 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal sakit pada perut bagian kanan bawah Spasmium® 2x1 (oral) 04/08/2008

No.RM : kedua pinggang kanan dan kiri sakit ceftriakson 1 g b/p (inj) Hb (gr%) 17,3 13,50 – 17,50

01-92-03-53 bila buang air kecil kesakitan metronidazol 2x1 (inj) Hct (%) 49,7 41,0 – 53,0

Kaltrofen® 1x100 mg (inj) AL (ribu/mmk) 11,52 4,10 – 10,90

Umur : Broadced® 1000 mg/vial 3x1 (inj) AT (ribu/mmk) 252 140,0 – 440,0

34 th Diagnosa Utama : Remopain® 3% 3x1 (inj) SGOT (AST) 33,8 0 – 37,0

peritonitis umum ; Flagyl® suppo 1000 mg b/p (dubur) SGPT (ALT) 20,6 0 – 41,0

Tgl. Masuk : appendititis akut perforata Primperan® 10mg/2ml 2x1 (inj) Suhu (°C) Berkisar 36 – 38

04/08/2008 Rantin® 50mg/2ml 2x1 (inj) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 90

vomidex® 10mg/2ml 1x1 (inj) Nafas (kali/menit) Berkisar 18 - 24

Tgl.Keluar :

TD (mmHg) Berkisar 120 – 150(SBP) dan 70 – 90(DBP)

10/08/2008 Catatan Keperawatan Tgl Keterangan

05/08/08 (Malam) Post operasi (appendectomy) Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian

Nama Obat Tanggal Pemberian

4 Agst

5 Agst

6 Agst

7 Agst

8 Agst

9 Agst

10 Agst 6 Agst 7 Agst 8 Agst 9 Agst 10

Agst

Rantin® 2x150 mg P,So Remopain® 3% 3x1 P,So,M P,So,M

Spasmium® 2x1 P,So Flagyl® suppo 1000 mg b/p P,So,M P,So,M P,Si P,So,M P,So

ceftriakson 1 g b/p So P,So P,So Primperan® 10mg/2ml 2x1 So

metronidazol 2x1 So P,So P,So Rantin® 50mg/2ml 2x1 So P,M P,So P

Kaltrofen® 1x100 mg So So P,M P,So P vomidex® 10mg/2ml 1x1 P P P

Broadced® 1000 mg/vial 3x1 P P P P P

Page 108: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

86 

Kasus 9

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Sdr. RIP (L) Keluhan Masuk : Noperten® 1x5 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal

kepala sangat pusing Celebrex® 2x100 mg (oral) 22/08/2008

No.RM : riwayat sinusitis Bellapheen® 3x500 mg (oral) Hb (gr%) 17,3 13,50 – 17,50

00-95-56-02

Rhinofed® 3x5 mg (oral) Hct (%) 47,8 41,0 – 53,0

Vertivom® 3x10 mg (oral) AL (ribu/mmk) 12,7 4,10 – 10,90

Umur : Pondex® 3x250 mg (oral) AT (ribu/mmk) 337 140,0 – 440,0

34 th Diagnosa Utama : Lanama/pamol® 3x500 mg (oral) SGOT (AST) 16.7 0 – 37,0

rhinosinusitis Yekalgin® 3x1500 mg (oral) SGPT (ALT) 22.0 0 – 41,0

Tgl. Masuk : Avelox® 1x400mg (oral) Suhu (°C) Berkisar 36 – 37

22/08/2008 disadrin (15 mg/5ml) 3x1 (oral) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 88

Tgl.Keluar : Diagnoasa Sekunder : Rantin® 2x1 (oral) Nafas (kali/menit) Konstan pada 20

24/08/2008 hipertensi Kalmethasone® (0,5 mg) 3x2cc (oral) TD (mmHg) Berkisar 140 – 190(SBP) dan 100 – 120(DBP)

Toradol® 30 mg 1amp (inj)

  

Stesolid® 10 mg/2ml ½ amp (inj)

Remopain/kaltrofen® 3% atau 30 mg 1amp (inj)

Rantin® 1 g 1amp (inj)

Primperan® 10 mg/2 ml 1amp (inj)

Nasacort® (nasal spray)

Page 109: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

87 

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian Nama Obat Tanggal Pemberian 22 Agst 23 Agst 22 Agst 23 Agst

Noperten® 1x5 mg P P disadrin (15 mg/5ml) 3x1

Celebrex® 2x100 mg P,So Rantin® 2x1

Bellapheen® 3x500 mg P,Si,So P,Si,So Kalmethasone® (0,5 mg) 3x2cc So P

Rhinofed® 3x5 mg P,Si,M P,Si Toradol® 30 mg 1amp IGD

Vertivom® 3x10 mg P,Si,So Stesolid® 10 mg/2ml ½ amp IGD

Pondex® 3x250 mg P,Si,So Remopain/kaltrofen® 3% atau 30 mg 1amp P,So P

Lanama/pamol® 3x500 mg P,Si,So    Rantin® 1 g 1amp P

Yekalgin® 3x1500 mg M P,Si,So Primperan® 10 mg/2 ml 1amp P

Avelox® 1x400mg       Nasacort® (nasal spray)       Wawancara Pasien di Bangsal

Pertanyaan Jawaban (25/08/08) Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? Sudah, pagi 4 macam dimakan menggunakan pisang

siang dan malam tidak ingat Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? 1 kali

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan? lupa Obat sesudah makan? Berapa jam sesudah makan? lupaYang dirasakan setelah minum obat? badan terasa lebih enak

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa? Tidak

Page 110: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

88 

Kasus 10

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Ny. MRY Keluhan Masuk : ISDN 3x5mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal mual – mual dan muntah Letonal® 100 mg 2x1/2 (oral) 26/08/2008

No.RM : glikuidone 30mg 2x1/2 (oral) Hb (gr%) 6,6 12,00 – 18,00

00-93-85-11 Glucobay® 2x50 mg (oral) Hct (%) 21,6 36,0 – 46,0

Hemobion® 1x1 (oral) AL (ribu/mmk) 4,82 4,10 – 13,00

Umur : adona 3x10mg (oral) AT (ribu/mmk) 155 140,0 – 440,0

45 th Diagnosa Utama : propanolol 2x40mg (oral) Suhu (°C) Berkisar 36 – 38,4

suspect hepatitis, milena, anemia Inpepsa® (oral) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 88

Tgl. Masuk : OMZ 1x20 mg (oral) Nafas (kali/menit) Berkisar antara 18 - 22

26/08/2008 Vomitas® 3x10 mg (oral) TD (mmHg) Berkisar 100 – 130(SBP) dan 60 – 80(DBP)

Tgl.Keluar : ranitidin 2x1 g (inj)

  28/08/2008 Primperan (10 mg/2 ml) (inj) Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian Nama Obat Tanggal Pemberian 26 Agst 27 Agst 28 Agst 26 Agst 27 Agst 28 Agst

ISDN 3x5mg So P,Si,So P,So propanolol 2x40mg So P,So P,So

Letonal® 100 mg 2x1/2 So P,So P,So Inpepsa® So

glikuidone 30mg 2x1/2 So P,So P,So OMZ 1x20 mg

Glucobay® 2x50 mg So P,So P,So Vomitas® 3x10 mg

Hemobion® 1x1 P P ranitidin 2x1 g M Si,M

adona 3x10mg So P,Si,So Primperan (10 mg/2 ml) M Si,M

Page 111: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

89 

Kasus 11

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Ny. KTM Keluhan Masuk : Rantin® 2x150mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal tanpa keterangan Methycobal® 3x1 (oral) 18 ; 27/08/2008

No.RM : Farmasal® 1x100mg (oral) Hb (gr%) 8,70 ; 11,90 12,00 – 18,00

01-92-10-12 digoxin 0,25mg 1x½ (oral) Hct (%) 31,8 ; 40,3 36,0 – 46,0

Vomitas® 3x10 mg (oral) AL (ribu/mmk) 12,51 ; - 4,10 – 13,00

Umur : ISDN 3x5mg (oral) AT (ribu/mmk) 221,0 ; - 140,0 – 440,0

49 th Diagnosa Utama : Pamol® 4x500 mg (oral) Suhu (°C) Berkisar 36 – 40,6

tanpa keterangan Aspar-K® 2x300 mg (oral) Nadi (kali/menit) Berkisar 76 – 100

Tgl. Masuk : ofloxacin 450mg 2x ½ (oral) Nafas (kali/menit) Berkisar 18 – 24

18/08/2008 Rantin® 1 g 2x1amp (inj) TD (mmHg) Berkisar 90 – 130(SBP) dan 60 – 80(DBP)

Primperan® 10mg/2ml 2X1 amp (inj) Catatan Keperawatan

Tgl.Keluar : Diagnosa Sementara : ceftazidim 1gr 2x1 amp (inj) Tgl Keterangan 27/08/2008 Neuropati DM KCL (inj) 19/08/08 (Pagi) Pasien muntah

19/08/2008 (Malam) Pasien masih mual dan muntah

20/08/08 (Pagi) Pasien masih mengeluh mual

Page 112: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

90 

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian 18 Agst 19 Agst 20 Agst 21 Agst 22 Agst 23 Agst 24 Agst 25 Agst 26 Agst 27 Agst

Rantin® 2x150mg M So P,So P P Si P P,M P P

Methycobal® 3x1 So P,So      

Farmasal® 1x100mg So P P So So P Si So So   

digoxin 0,25mg 1x½ So P P P P P P P P P

Vomitas® 3x10 mg So P,Si Si P,Si,So P,Si,So P,Si,So   

ISDN 3x5mg So P,Si P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si,So Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si

Pamol® 4x500 mg P,Si,So P,Si,So,M P,Si,So,M P,Si,So,M P,Si,So    P,Si

Aspar-K® 2x300 mg P,So P,So P,So P,So P,So P,So P,So P

ofloxacin 450mg 2x ½ Si P,So P,So P,So P

Rantin® 1 g 2x1amp P            

Primperan® 10mg/2ml 2X1 amp So P P,So P,So P      

ceftazidim 1gr 2x1 amp So P,M P,So P,So P,So P,So      

KCL P       Wawancara Pasien di Bangsal

Pertanyaan Jawaban (23/08/08) Jawaban (25/08/08)

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? Sudah. Pagi 4 tablet, siang 1 tablet. Sudah. Pagi 3 tablet, siang 2 tablet.

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? Sudah. Hanya pagi tadi 3x suntikan di tangan. Tidak ada.

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan? Tidak ada Tidak ada

Obat sesudah makan? Berapa jam sesudah makan? Semua obat langsung diminum sesudah makan, tidak ada jeda waktu.

Semua obat langsung diminum sesudah makan, tidak ada jeda waktu.

Yang dirasakan setelah minum obat? Biasa saja, tidak merasakan apa-apa. Biasa saja, tidak ada keluhan. Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa? Tidak Tidak.

Page 113: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

91 

Kasus 12 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Bp.SKD Keluhan Masuk : Noperten® 1x5mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal sesak nafas Xanax® 0.5 mg 2x ½ (oral) 07/08/2008

No.RM : dada nyeri Ascardia®1x160 mg (oral) Hb (gr%) 13,9 13,50 – 17,50

01-92-04-81 badan lemas Cedocard® 3x5mg (oral) Hct (%) 42,7 41,0 – 53,0

Dolo Scanneuron® 3x1 (oral) AL (ribu/mmk) 8,09 4,10 – 10,90

Umur : Zumadiac® 2x½ (oral) AT (ribu/mmk) 130 140,0 – 440,0

60 th Diagnosa Utama : Glucobay® 2x1 (oral) Suhu (°C) Berkisar 36 – 37

Diabetes Mellitus (DM) Glumin® 1x1 (oral) Nadi (kali/menit) Berkisar 72 – 104

Tgl. Masuk : Primperan® 10mg/2ml 2x1 (inj) Nafas (kali/menit) Berkisar 20 – 22

07/08/2008 Toradol® 1amp (inj) TD (mmHg) Berkisar 80 – 130(SBP) dan 50 – 90(DBP)

Rantin® 1amp (inj) Catatan Keperawatan

Tgl.Keluar : Actrapid® 18ui (inj) Tgl Keterangan 11/08/2008 10/08/08 (sore) Pasien muntah

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian Nama Obat Tanggal Pemberian

7 Agst 8 Agst 9 Agst 10 Agst 11 Agst 7 Agst 8 Agst 9 Agst 10 Agst 11 Agst

Noperten® 1x5mg So P P Glucobay® 2x1 M P,So P,So P

Xanax®0.5 mg 2x ½ M P Si,M P,So P Glumin® 1x1 M M M

Ascardia®1x160 mg So P P P P Primperan® 10mg/2ml 2x1 So P

Cedocard® 3x5mg So P,Si,So Toradol® 1amp So

Dolo Scanneuron® 3x1 M P,Si,So P,Si,So P,Si Rantin® 1amp So So P

Zumadiac® 2x½ P,So P,So P Actrapid® 18 IU So

Page 114: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

92 

Kasus 13

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Bp. KBG Keluhan Masuk : Baquinor® 2x1 (oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal

perut mules Arcapec® b/p 3x2 (oral) 13/08/2008

No.RM : diare 4x Vometa® 3x10 mg (oral) Hb (gr%) 16,5 13,50 – 17,50

01-92-07-68 mual dan muntah Tracordia® b/p 3x1(oral) Hct (%) 47,1 41,0 – 53,0

AL (ribu/mmk) 6,74 4,10 – 10,90

Umur : AT (ribu/mmk) 214 140,0 – 440,0

35 th Diagnosa Utama : Suhu (°C) Berkisar 36 – 36,5

gastroenteritis akut (GEA) Nadi (kali/menit) Berkisar 50 – 84

Tgl. Masuk : Nafas (kali/menit) Berkisar 18 – 20

13/08/2008 TD (mmHg) Berkisar 110 – 120(SBP) dan 70 – 80(DBP)

Catatan Keperawatan

Tgl.Keluar : Tgl Keterangan 15/08/2008 13/08/08 (malam) Pasien masih mual

14/08/08 (pagi) Pasien masih mual

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian

14 Agst 15 Agst

Baquinor® 2x1 P,So P

Arcapec® b/p 3x2 P,Si,So P,Si

Vometa® 3x10 mg So P,Si

Tracordia® b/p 3x1 So P,Si

Page 115: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

93 

Kasus 14 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Ny. SKT Keluhan Masuk : Lesichol® 3x1 (oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal + 5 bulan perut membesar Curcuma® 3x200 mg (oral) 07/08/2008

No.RM : mata kuning domperidon 3x10 mg (oral) 11,8 12,00 – 18,00

01-92-04-83 5 hari badan lemas ranitidin 3x150 mg (oral) Hct (%) 10,6 36,0 – 46,0

urin seperti air teh Letonal® 100 mg 2x1/2 (oral) AL (ribu/mmk) 7,66 4,10 – 13,00

Umur :

AT (ribu/mmk) 226 140,0 – 440,0

63 th SGOT (AST) 94,6 14,0 – 56,0

SGPT (ALT) 63,3 9,0 – 52,0

Diagnosa Utama : Suhu (°C) Berkisar 36 – 37,6

CH decompisata Nadi (kali/menit) Berkisar 84 – 96

Tgl. Masuk : Nafas (kali/menit) Berkisar 18 – 22

07/08/2008 TD (mmHg) Berkisar 100 – 140(SBP) dan 60 – 90(DBP)

Catatan Keperawatan Tgl.Keluar : Tgl Keterangan 10/08/2008 07/08/08 (Sore) Konsisi umum lemah

08/08/2008 (Malam) Pasien mengeluh nyeri perut hilang timbul Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian

7 Agst 8 Agst 9 Agst 10 Agst

Lesichol® 3x1 So P,Si Stop

Curcuma® 3x200 mg So P,Si,So P,Si,So P,Si,So

domperidon 3x10 mg So P,Si,So P,Si,So

Ranitidin 3x150 mg So P,Si,So P,Si,So

Letonal® 100 mg 2x1/2 P,So P,So

Page 116: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

94 

Kasus 15 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Ny. SNT Keluhan Masuk : domperidon 3x10 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal badan lemas Tensivask® 1x5 g (oral) 10/08/2008

No.RM : perut mual stirizime 1x1 (oral) Hb (gr%) 12,8 12,00 – 18,00

01-91-72-87 muntah Sibelium® 3x5 g (oral) Hct (%) 35,2 36,0 – 46,0

BAK tak terasa Sistenol® 3x1 (oral) AL (ribu/mmk) 7,81 4,10 – 13,00

Umur : Sporacid® 2x100 mg (oral) AT (ribu/mmk) 375 140,0 – 440,0

65 th Diagnosa Utama : Mixtard® 2x12 UI (inj) Suhu (°C) Berkisar 36 – 37,3

diabetes mellitus Remopain® 1 amp (inj) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 88

Tgl. Masuk : ranitidin 1 amp (inj) Nafas (kali/menit) Berkisar 16 – 20

10/08/2008 Ultraproct® 2x1 suppo (dubur) TD (mmHg) Berkisar 120 – 160(SBP) dan 70 – 110(DBP)

Zelavel® 1x1 (oral)

Tgl.Keluar : Diagnosa Sekunder : duradril 2cc (inj) 13/08/2008 Vulvo vaginitis gynofort 2% (vagina)

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian Nama Obat Tanggal Pemberian

09 Agst 10 Agst 11 Agst 12 Agst 13 Agst 09 Agst 10 Agst 11 Agst 12 Agst 13 Agst

domperidon 3x10 mg P,Si,So P Mixtard® 2x12 IU M P,So P,So P

Tensivask® 1x5 g P P P P Remopain® 1 amp P

stirizime 1x1 P P Ultraproct® 2x1 suppo P,So P

Sibelium® 3x5 g P,Si,So P,So P,So Zelavel® 1x1 P P

Sistenol® 3x1 P,Si,So P,Si,So P,Si duradril 2cc M

Sporacid® 2x100 mg So P,So P,So P gynofort 2% M

Page 117: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

95 

Kasus 16

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Bp. SYT Keluhan Masuk : Pamol® 3x500 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal

badan panas Arcapec® 3x10 mg (oral) 13/08/2008

No.RM : perut mual domperidon 3x10 mg (oral) Hb (gr%) 15 13,50 – 17,50

00-15-59-01 diare 5x cair Metrix® 2 mg 1x½ (oral) Hct (%) 42,9 41,0 – 53,0

Primperan® 10mg/2ml 2x1 (inj) AL (ribu/mmk) 17,8 4,10 – 10,90

Umur : ranitidin 2x1amp (inj) AT (ribu/mmk) 190 140,0 – 440,0

57 th Diagnosa Utama : Tracordia® 3x1 (oral) SGOT (AST) 35 0 – 37.0

gastroenteritis akut gentamycin 80mg 2x1A (inj) SGPT (ALT) 24 0 – 41.0

Tgl. Masuk : Cravit® 1x1 (oral) Suhu (°C) Berkisar 36 – 39,8

13/08/2008 OMZ® 1x1 (oral) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 100

Vomitas® 3x10 mg (oral) Nafas (kali/menit) Berkisar 18 – 24

Tgl.Keluar :

TD (mmHg) Berkisar 70 – 130(SBP) dan 50 – 90(DBP)

22/08/2008 Catatan Keperawatan

Tgl Keterangan

17/08/2008 (Pagi) Pasien mengeluh perut mual

Page 118: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

96 

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian

13 Agst 14 Agst 15 Agst 16 Agst 17 Agst 18 Agst 19 Agst 20 Agst 21 Agst 22 Agst

Pamol® 3x500 mg So P,Si P,Si P,Si P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si

Arcapec® 3x10 mg So P P,Si P,Si P,Si,So P,Si,So Stop

domperidon 3x10 mg P Si P

Metrix® 2 mg 1x½ P P P P P P

Primperan® 10mg/2ml 2x1 M So P,So,M P P,So

ranitidin 2x1amp M So P,So P P,So

Tracordia® 3x1 So P,Si P,Si

gentamycin 80mg 2x1A P P,So

Cravit® 1x1 So P P

Vomitas® 3x10 mg P,Si,So P,Si Wawancara Pasien di Bangsal

Pertanyaan Jawaban Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? Pagi : 07.30; Siang : 12.00; Sore : 06.00 Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? Kemarin kurang lebih 3 kali/hari; hari ini 1 kali saja Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan? Ada 1, diminum ½ jam sebelum makan Obat sesudah makan? Berapa jam sesudah makan? P : 4,Si&So : 3; ½ jam sesudah makan Yang dirasakan setelah minum obat? Kemarin merasakan mual setelah diberi obat yang diinfus (obat trombosit) Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa? Tidak

Page 119: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

97 

Kasus 17

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Ny.TTR Keluhan Masuk : Primperan® 3x10 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal

+ 2 minggu nyeri Tarontal® 3x400 mg (oral) 14; 17; 21/08/2008

No.RM : luka pada telapak kaki Pletaal® 2x50mg (oral) Hb (gr%) 7,80 ; 12,40 ; 11,20 12,00 – 18,00

01-92-07-88 dan dibawah jempol ceftazidime 2x1g (inj) Hct (%) 23,0 ; 36,70 ; 34,20 36,0 – 46,0

sudah 2 tahun metronidazole 3x500 mg (inj) AL (ribu/mmk) 19,05 ; - ; - 4,10 – 13,00

Umur : Arcapec® 10 mg 3x2 (oral) AT (ribu/mmk) 232,0 ; - ; - 140,0 – 440,0

57 th Diagnosa Utama : Vometa® 3x10 mg (oral) SGOT (AST) 30,1 14.0 – 56.0

gangren diabetes mellitus Kaltrofen® 2x100 mg (oral) SGPT (ALT) 13,5 9.0 – 52.0

Tgl. Masuk : Remopain® 2x1amp (inj) Suhu (°C) Berkisar 36,4 – 39,3

14/08/2008 Cefazol® 2x1(inj) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 88

Actrapid® 3x8;12;16 IU (inj) Nafas (kali/menit) Berkisar 18 – 22

Tgl.Keluar : Allopurinol® 100 mg 1x3 (oral) TD (mmHg) Berkisar 110 – 160(SBP) dan 70 – 100(DBP)

25/08/2008 glimepirid 2 mg 1-0-0 (oral) Catatan Keperawatan

Cefspan® 2x1 (oral) Tgl Keterangan

Climadan® 3x1 (oral) 16/08/2008 (Sore) Pasien mengeluh perut mual

   16/08/2008 (Malam) Pasien mengeluh perut mual

Page 120: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

98 

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian 14 Agst 15 Agst 16 Agst 17 Agst 18 Agst 19 Agst 20 Agst 21 Agst 22 Agst 23 Agst 24 Agst 25 Agst

Primperan® 3x10 mg Si,So

Tarontal® 3x400 mg P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si,So So P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si

Pletaal® 2x50mg P,So P,So P,So P,So So P,So P

ceftazidime 2x1g P,So P

metronidazole 3x500 mg P,So P P,So P,So

Arcapec® 10 mg 3x2 P,Si,So P,Si,So P,Si,So P

Vometa® 3x10 mg P,Si,So Si,So So P,So

Kaltrofen® 2x100 mg P,So P,So So P,So P,So P,So P

Remopain® 2x1amp Si,M P,So

Cefazol® 2x1(inj) P,So So Si,M P,So P P,So

Actrapid® 3x8;12;16 IU Si,So P,Si P,Si,So So P,So P So So P,Si,So P So

Allopurinol® 100 mg 1x3 P P P P

glimepirid 2 mg 1-0-0 P P P P

Cefspan® 2x1 So So So P,So

Climadan® 3x1 P,Si

Page 121: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

99 

Kasus 18

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Ny. SYT Keluhan Masuk : Polycrol® syr 3x1C (oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal

+ 10 hari perut terasa nyeri Vometa® 3x10 mg (oral) 14/08/2008

No.RM : dan dada terasa sesak Rantin® 2x1 (oral) Hb (gr%) 15,2 12,00 – 18,00

01-92-08-08

OMZ® 1x20 mg (oral) Hct (%) 43,9 36,0 – 46,0

AL (ribu/mmk) 11,8 4,10 – 13,00

Umur : AT (ribu/mmk) 198 140,0 – 440,0

43 th Diagnosa Utama : SGOT (AST) 56,3 14.0 – 56.0

dispepsia SGPT (ALT) 38,6 9.0 – 52.0

Tgl. Masuk : Suhu (°C) Berkisar 36 – 37

14/08/2008 Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 84

Nafas (kali/menit) Berkisar 18 – 20

Tgl.Keluar : TD (mmHg) Berkisar 120(SBP) dan 70 – 80(DBP)

16/08/2008 Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian

14 Agst 15 Agst 16 Agst

Polycrol® syr 3x1C P,Si,So P,Si

Vometa® 3x10 mg P,Si,So P

Rantin® 2x1 P

OMZ® 1x20 mg M P

Page 122: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

100 

Kasus 19 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Ny. SNK Keluhan Masuk : Pamol® 3x50 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal + 4 hari badan lemas levofloxacin 1x500 mg (oral) 18/08/2008

No.RM : sesak nafas Somerol® 2x1 (inj) Hb (gr%) 16,3 12,00 – 18,00

00-28-20-73 mual, nafsu makan kurang ceftazidime 2x1gr (inj) Hct (%) 46,8 36,0 – 46,0

dada berdebar-debar Quibron T/SR® 2x1/2 (oral) AL (ribu/mmk) 6,32 4,10 – 13,00

Umur : Mucopect® syr 3x1 C (oral) AT (ribu/mmk) 319 140,0 – 440,0

55 th Diagnosa Utama : Rantin® 2x1 amp (inj) SGOT (AST) 29,2 14.0 – 56.0

tanpa keterangan Primperan® 10mg/2ml 2x1 (inj) SGPT (ALT) 14,7 9.0 – 52.0

Tgl. Masuk : Diagnosa Sementara : Rantin® 2x1 (oral) Suhu (°C) Berkisar 36 – 37

18/08/2008 Obs. Febris, Dyspnea Vomitas® 3x10 mg (oral) Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 92

(Flexotid+Combiven) 2x1/hr (nebulizer) Nafas (kali/menit) Berkisar 18 – 24

Tgl.Keluar :

TD (mmHg) Berkisar 100 - 130 (SBP) dan 60 – 80(DBP)

22/08/2008 Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian Nama Obat Tanggal Pemberian

18Agst 19 Agst 20 Agst 21 Agst 22 Agst 18 Agst 19 Agst 20 Agst 21 Agst 22 Agst

Pamol® 3x50 mg So Rantin® 2x1 amp M P

levofloxacin 1x500 mg P P P P Primperan® 10mg/2ml 2x1 M P

Somerol® 2x1 So P,So P,So Rantin® 2x1 P

ceftazidime 2x1gr So P,So P Vomitas® 3x10 mg P,Si

Quibron T/SR® 2x1/2 So P,So P,So P,So (Flexotid+Combiven) 2x1/hr So P,So P,So

Mucopect® syr 3x1 C So P,Si

Page 123: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

101 

Kasus 20 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Ny. MYT Keluhan Masuk : Arcapec® 3x2 (oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal 1 hari diare dan muntah Enzyplex® 3x1(oral) 19/08/2008

No.RM :

Vometa® 3x10 mg (oral) Hb (gr%) 13,3 12,00 – 18,00

01-92-08-63 OMZ® 1x1 (oral) Hct (%) 40,4 36,0 – 46,0

yekalgin 3x500 mg (oral) AL (ribu/mmk) 16,37 4,10 – 13,00

Umur :

AT (ribu/mmk) 223 140,0 – 440,0

28 th Diagnosa Utama : SGOT (AST) 53,4 14 – 56

gastroenteritis SGPT (ALT) 72,6 9 – 52

Tgl. Masuk : Suhu (°C) Berkisar 36 – 39

19/08/2008 Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 88

Nafas (kali/menit) Berkisar 18 – 22

Tgl.Keluar : TD (mmHg) Berkisar 90 - 110 (SBP) dan 60 – 70(DBP) 21/08/2008 Catatan Keperawatan

Tgl Keterangan

19/08/08 (Sore) Pasien mengeluh perut mual

20/08/08 (Pagi) Pasien mengeluh perut mual Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian

19 Agst 20 Agst 21 Agst

Arcapec® 3x2 So P,Si,So P,Si,So

Enzyplex® 3x1 So P,Si,So P,Si

Vometa® 3x10 mg P,Si,So P,Si,So

OMZ® 1x1 So P

yekalgin 3x500 mg P,Si,So

Page 124: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

102 

Kasus 21 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Sdr.RAS (P) Keluhan Masuk : Pamol® 3x500 mg (oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal 3 hari , kepala pusing, Vometa FT® 3x10 mg (oral) 20 ; 23/08/2008

No.RM : perut mual, muntah 3x, Rantin® 1 g 1 amp (inj) Hb (gr%) 10,9 ; - 12,00 – 18,00

00-04-01-41 badan lemas ceftriaxon 1 gr 2x1 (inj) Hct (%) 37,5 ; - 36,0 – 46,0

Curliv plus® 3x1 (oral) AL (ribu/mmk) 5,47 ; - 4,10 – 13,00

Umur : Vomitas® 3x10 mg (oral) AT (ribu/mmk) 383 ; - 140,0 – 440,0

17 th

SGOT (AST) 658,5 ; 218,1 14,0 – 56,0

SGPT (ALT) 1053,1 ; 461,0 9,0 – 52,0

Diagnosa Utama : Suhu (°C) Berkisar 36 – 37

hepatitis Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 88

Tgl. Masuk : Nafas (kali/menit) Berkisar 18 – 20

20/08/2008 TD (mmHg) Berkisar 100 - 110 (SBP) dan 60 – 70(DBP) Catatan Keperawatan

Tgl.Keluar : Tgl Keterangan 23/08/2008 22/08/08 (Pagi,Malam) Pasien masih mual tetapi sudah tidak muntah

23/08/08 (Pagi) Pasien masih mual tetapi sudah tidak muntah Daftar Pemberian Obat Wawancara Pasien di Bangsal

Nama Obat Tanggal Pemberian Pertanyaan Jawaban (21/08/08)

20 Agst 21 Agst 22 Agst 23 Agst Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? Sudah, pagi tadi jam 07.00

Pamol® 3x500 mg So P P,Si,So P,Si,So Sudah disuntik (pagi/siang/malam)?

Vometa FT® 3x10 mg P,Si,So P,Si,So Obat sblm makan? Berapa jam sblm makan? Ada 1, diminum ½ jam sebelum makan

Rantin® 1 g 1 amp So Obat ssdh makan? Berapa jam ssdh makan? Ada 1, langsung diminum sesudah makan

ceftriaxon 1 gr 2x1 So,M P,So Yang dirasakan setelah minum obat? Tidak ada

Curliv plus® 3x1 So P,Si,So Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan Tidak

Vomitas® 3x10 mg Si,So perawat selama di RS? Apa?

Page 125: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

103 

Kasus 22

Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal Bp.MJS Keluhan Masuk : Cefspan® 100mg 2x1(oral) Data Lab.&Tanda Vital

Tgl.Periksa Nilai normal

jatuh dari pohon krn ultracet 3x1 (oral) 23/07/2008

No.RM : kepala terasa sangat pusing; Brainact® 500mg 2x1 (oral) Hb (gr%) 13,5 13,50 – 17,50

01-91-98-95 leher dan pinggang sakit Q-Ten® 100mg 1x1 (oral) Hct (%) 38 41,0 – 53,0

Mucosta® 100mg 3x1 (oral) AL (ribu/mmk) 14,54 4,10 – 10,90

Umur : Fosmicin® 1 gr (inj) AT (ribu/mmk) 224 140,0 – 440,0

51 th Diagnosa Utama : Rantin® 25mg/ml 2x1amp (inj) Suhu (°C) Berkisar 36 – 38,4

cedera kepala; fraktur inferior os pubis sinistra Ketesse® 5mg 2x1 (inj) Nadi (kali/menit) Berkisar 76 – 88

Tgl. Masuk : dexamethasone 5mg 3x1 (inj) Nafas (kali/menit) Berkisar 18 – 22

23/07/2008 Primperan® 10mg/2ml (b/p) (inj) TD (mmHg) Berkisar 90 - 170 (SBP) dan 50 – 90(DBP)

Zaldiar® 3x1 (oral)

Tgl.Keluar : Noros® 1x1 (oral) 08/08/2008 Gingkan® 40mg 2x1 (oral)

Oste® (oral)

Page 126: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

104 

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian 29-Jul 30-Jul 31-Jul 1 Agst 2 Agst 3 Agst 4 Agst 5 Agst 6 Agst 7 Agst 8 Agst

Cefspan® 100mg 2x1 P,So P P

ultracet 3x1 P,Si,So P,Si,So M P,Si,So P,Si,So P,Si,So,M P,Si

Brainact® 500mg 2x1 P,So P,So P M P,So P,So P,So,M P

Q-Ten® 100mg 1x1 P P M P P P,M P

Mucosta® 100mg 3x1 M P,Si,So P,Si,So P,Si,So,M P,Si

Fosmicin® 1 gr Si,M Si,M Si,M STOP

Rantin® 25mg/ml 2x1amp Si,M Si,M Si,M Si,M Si,M Si,M

Ketesse® 5mg 2x1 Si,M Si,M Si,M STOP

dexamethasone 5mg 3x1 P,So,M P,So,M P,So,M P P

Primperan® 10mg/2ml (b/p) P

Zaldiar® 3x1 M P,Si

Noros® 1x1 M P

Gingkan® 40mg 2x1 M P

Oste® So P,So P,So,M P

Page 127: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

105 

Kasus 23 Data Diri Pemeriksaan Riwayat Terapi Perawatan di Bangsal

Ny.ASP Keluhan Masuk : Vometa® 10mg 3x1 (oral) Data Lab.&Tanda Vital Tgl.Periksa

Nilai normal ± 10 hari perut sakit cetirizine 10mg 1x1 (oral) 12;14/07/2008

No.RM : muntah, lemas Tonar® 630mg 3x1 (oral) Hb (gr%) 12,0 ; 12,40 12,00 – 18,00

01-92-07-19 sudah periksa tapi belum sembuh Legres® 1x1 (oral) Hct (%) 34,4 ; 37,8 36,0 – 46,0

gracef 1 gram 2x1 (inj) AL (ribu/mmk) 27,99 ; 23,80 4,10 – 13,00

Umur : duradril 2x1cc (inj) AT (ribu/mmk) 438,0 ; - 140,0 – 440,0

69 th Diagnosa Utama : Kalmethasone® 4mg/ml 2x1 (inj); SGOT (AST) 17,6 14.0 – 56.0

Tgl. Masuk : abdominal pain OMZ® 40mg 1x1 (inj) SGPT (ALT) 13,2 9.0 – 52.0

12/08/2008 Suhu (°C) Berkisar 36 – 39

Tgl.Keluar : Nadi (kali/menit) Berkisar 80 – 92

19/08/2008 Nafas (kali/menit)

TD (mmHg) Berkisar 120 - 160 (SBP) dan 60 – 90(DBP)

Daftar Pemberian Obat

Nama Obat Tanggal Pemberian 12 Agst 13 Agst 14 Agst 15 Agst 16 Agst 17 Agst 18 Agst 19 Agst

Vometa® 10mg 3x1 P,Si

cetirizine 10mg 1x1 P

Tonar® 630mg 3x1 P,Si,So P,Si,So P,Si,So P,Si

Legres® 1x1 P P P

gracef 1 gram 2x1 Si P,So P

duradril 2x1cc P,So P,So P Kalmethasone® 4mg/ml 2x1 P,So P,So P

OMZ® 40mg 1x1 So P

Page 128: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

106  

Lampiran 2 Data Home Visit Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang Menerima Obat Golongan Antiemetik Periode Agustus 2008

Kasus 6 Nama Obat Instruksi Penggunaan Keterangan Hasil Home Visit

Neurosanbe® ranitidin chloramphenicol Pletaal® domperidon amikacin 500 mg Insulatard®

2x1; pagi dan sore, sesudah makan 2x1; pagi dan malam, sebelum makan 2x2; setiap 12 jam, sampai habis 2x1; pagi dan sore, ½ jam sebelum makan 2x1; 15 menit sebelum makan - tiap jam 20.00

-

Kasus 13 Nama Obat Instruksi Penggunaan Keterangan Hasil Home Visit

Tracordia® Vometa FT® Arcapec® Baquinor® rims

3x1; bila perlu 3x1; ½ jam sebelum makan 3x2 bila perlu 2x1 1x1; dikunyah

Tgl. 16 Agst : semua obat diminum sesudah makan Tgl. 19 Agst : Baquinor® dan rims tidak dihabiskan

Kasus 16 Nama Obat Instruksi Penggunaan Keterangan Hasil Home Visit

omeprazol parasetamol Vomitas® Cravit® Arcapec®

1x1 - 3x1; ½ jam sebelum makan 1x1; setiap 24 jam; sampai habis -

Tgl. 24 Agst : pasien masih merasa pusing, perut sudah tidak sakit Tgl. 26 Agst : pasien masih mengeluh pusing, makan sudah banyak, tgl. 25 Agst lupa minum omeprazol

Kasus 18 Nama Obat Instruksi Penggunaan Keterangan Hasil Home Visit

omeprazol Vometa FT® Polycrol® syr.

1x20 mg; sebelum makan 3x1; ½ jam sebelum makan 3x2 sdt; 1 jam sebelum makan

Tgl 19 Agst : pasien mengeluh jika bangun tidur lalu duduk jadi pusing dan jika makan yang keras-keras, maka dada terasa sakit. Selain minum obat dari dokter, pasien juga mengkonsumsi obat-obatan dari terapi alternatif, namun dikonsumsi tidak bersamaan dengan obat dari dokter (selang 1 jam)

Kasus 19 Nama Obat Instruksi Penggunaan Keterangan Hasil Home Visit

Quibron T/SR®

Vomitas® Rantin® Mucopect® syr Dolo Scanneuron®

Flexotid+Combiven

2x1/2 tab; setiap 12 jam 3x1; ½ jam sebelum makan 2x1; pagi dan malam 3x1 sendok obat 3x1; sesudah makan nebulizer

Dolo Scanneuron® dan Quibron T/SR® diminum langsung sesudah makan. Mucopect® syr diminum 1 kali saja (siang)

Page 129: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

107  

Page 130: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

107

Lampiran 3 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Dokter

No. Pertanyaan Jawaban Dokter A Dokter B Dokter C

1. Seberapa pentingkah issue medication error bagi Anda sebagai dokter? Berikan alasan anda!

Sangat penting, karena : Banyak terjadi di RS, dan merupakan bagian dari risiko pelayanan dari prescribing hingga dispensing sehingga akan mudah terjadi kesalahan.

Penting sekali. Tugas dari dokter adalah mendiagnosa, yang kemudian terkait dengan terapi. Medication error merupakan bagian dari terapi, dimana terapi berhubungan langsung dengan pasien.

Sangat penting, karena harus 7 tepat ( indikasi, pasien, dosis obat, waspada efek samping, cara, dan harga)

2. Bagaimana pendapat dokter jika apoteker terlibat dalam memonitor penggunaan obat?

Sangat berterimakasih dan setuju. Error terjadi karena tulisan yang tidak jelas dan kurangnya informasi. Bukti farmasi klinis jika ada apoteker maka error akan turun.

Setuju, karena mereka lebih belajar lebih rinci mengenai obat

Harus seperti memonitoring obat (PMO = pengawas minum obat)

3. Apakah Anda memperhatikan adanya interaksi obat, dosis (besar, lama dan frekuensi pemberian, obat harus habis atau tidak habis) dan kontraindikasi selama obat digunakan oleh pasien (di bangsal) pada saat melakukan monitoring terhadap pasien?

Dipertimbangkan, tetapi tidak tahu interaksi obat (tidak hafal ) hanya tau yang umum-umum saja.

Ya. Wajib.

Page 131: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

108  

Lampiran 4 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Perawat

Pertanyaan 1. Seberapa pentingkah issue medication error bagi Anda sebagai perawat? Berikan alasan anda ?

Perawat Jawaban A Sangat penting, karena berkaitan dengan nyawa pasien. Kalau obat

salah, perawat maupun farmsis kena imbasnya. Jika pasien menuntut urusan panjang.

B Penting sekali. Ada kaitan dengan patient safety, memberikan obat : memberikan racun. Pemberian obat juga harus sesuai dengan prinsip 10 benar.

C Penting. Karena pengobatan merupakan salah satu faktor penunjang kesembuhan pasien.

D Penting sekali, karena dampaknya pada pasien sangat besar, efeknya berat.

E Penting sekali, demi keamanan pasien, karena dapat membahayakan pasien jika keliru.

F Penting, karena berhubungan kepada pasien, kita harus tahu tujuan dan alasan biar kita tidak salah kepada pasien.

G Penting. Agar lebih hati-hati dan lebih teliti dalam memberikan obat kepada klien.

H Sangat penting untuk meningkatkan ketelitian. I Sangat penting, karena bila terjadi akan berakibat fatal atau bisa

memperlambat kesembuhan pasien sehingga akan memperpanjang waktu rawat inap.

J Penting, karena issue ME bisa menyebabkan atau merugikan pasien bahkan bisa fatal.

K Penting karena berpengaruh pada kesehatan pasien. L Sangat penting. Menyangkut nyawa pasien, harus mematuhi 5B /6B. M Sangat penting. Karena kita bisa tau bahayanya, bisa lebih bertindak

hati-hati. N Penting sekali. Karena akibatnya fatal kalau ada kesalahan

Page 132: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

109  

Pertanyaan 2. Bagaimana pendapat anda jika apoteker terlibat dalam memonitor penggunaan obat? Perawat Jawaban

A Bagus, karena dapat mengurangi beban perawat. Untuk obat-obatan apoteker lebih tahu mengenai efek samping obat, waktu penggunaan, jam pemberian, indikasi, interaksi obat, dll.

B Sangat setuju.Karena ada fungsi kontrol dalam tindakan keperawatan khususnya pemberian obat, sehingga dapat saling mengingatkan. Dalam prakteknya masih banyak kesalahan dalam pemberian obat oleh perawat sehingga dibutuhkan fungsi kontrol satu-sama lain baik apoteker maupun perawat.

C Setuju.Hal itu bisa untuk memantau pemberian obat dari dokter kepada pasien, sehingga akan benar-benar tahu obat yang diberikan kepada pasien. Antara dokter dan apoteker ada komunikasi terkait obat yang diberikan.Disamping itu apoteker juga bisa menjadi sarana untuk membicarakan masalah pengobatan kepada dokter.

D Pekerjaan perawat menjadi lebih ringan karena obat-obatan mudah tercover (meminimalisir kesalahan). Kalau perawat mengurus obat selain repot juga kurang menguasai (apoteker lebih mengetahui mengenai konraindikasi, interaksi, dll).

E Bagus lebih bisa mencek obat, asal tahu batasan-batasan pekerjaannya agar tidak mengganggu perawat.

F Bagus dan sangat mendukung, karena meminimalkan kesalahan-kesalahan dan pemberian obat agar maksimal sesuai dengan kapasitasnya.

G Setuju. Meringankan aktivitas perawat di ruangan, seperti dalam membagi dan mengecek obat.

H Sangat bagus I Setuju, dengan adanya keterlibatan apoteker maka penggunaan obat

benar-benar termonitoring, di samping itu pekerjaan perawat yang multifungsi jadi bisa terbantu dalam monitoring obat.

J Setuju K Sangat setuju L Bagus, sangat bagus (kalau di kelas iya). Karena apoteker memang

yang tau tentang obat. M Lebih senang. Karena apoteker ikut mengawasi dan membantu melihat

obat (tidak hanya melihat FIO saja). Apoteker membagi-bagi obat lebih baik.

N Lebih baik. Farmasis bisa mengontrol obat-obat, dimana letak kesalahannya, monitor efek samping obat.

Page 133: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

110  

Pertanyaan 3. Informasi apa sajakah yang Anda dapatkan dari Apoteker pada saat pengambilan obat? (pada saat rawat inap)

Perawat Jawaban A Kadang-kadang mengenai penyimpanan di kulkas, dietiket sesudah atau sebelum

makan. B Hanya klarifikasi jumlah obat, cek nama obat. C Cara penyimpanan, aturan pakai. D Aturan pakai tapi tidak pernh mendetail, karena ada tertulis di kemasan (untuk secara

lisan tidak ada). E Jarang dijelaskan, karena dianggap sudah tahu (perawat), namun kalau obat-obat

tertentu misalnya kemoterapi baru dijelaskan. F Cara pemberian, dosis, efek samping obat. G Kadang tidak ada, karena sudah sering di berikan dan umum digunakan. Kalau

adapun berupa informasi obat misalnya aturan pemakaian dan efek samping H Pemakaian dengan dosis yang tepat, cara pemakaian obat, waktu pemberian obat. I - J Jarang ketemu. K Cara pemakaian / pemberian obat. L Jarang ada (lebih banyak jarangnya). Kadang-kadang hanya sitostatika. M Tidak ada informasi. N Kadang-kadang. Dalam penyimpanan, pemakaian.

Pertanyaan 4. Apakah Anda memberikan informasi penggunaan obat terhadap pasien? Jika iya, informasi apa saja yang Anda berikan?

Perawat Jawaban A Ya, Informasi mengenai indikasi, nama obat, waktu minum obat. B Ya,Informasi yang diberikan berupa dosis, cara minum obat (sebelum atau sesudah

makan), sebelum tidur/malam hari, cara penggunaan (mis sublingual, tidak boleh digerus).

C Waktu penggunaan (sebelum/sesudah makan), obat-obatan yang bila perlu, obat-obat antibiotik yang aturan minumnya per berapa jam (misal tiap 8 jam, dll).

D Ya, informasi yang diberikan sesuai dengan aturan obat (misalnya obat diberikan 1 jam sebelum makan), interaksi obat (tapi yang sederhana saja).

E Iya. Efek samping, cara minum, harus dihabiskan (untuk antibiotik), serta harus sesuai aturan pakai.

F Iya. Aturan pakai, cara pemberian (sebelum atau sesudah makan) dan jika obat habis segera kontrol.

G Iya. Fungsi obat, aturan minum, cara minum, kalau meminum obat harus memakai air putih, jika obat habis harus kontrol dan harus rutin mengkonsumsinya dan tidak boleh ada salah (untuk OAT).

H Ya, waktu kapan obat diminum, cara pemakaian obatnya. I Tidak, tetapi kadang-kadang iya. J Dosis pemberian obat, cara pemakaian, cara minum obat (sebelum/sesudah/saat

makan ), reaksi setelah minum obat. K Ya. Cara minum obat, efek samping minum obat, guna obat. L Ya. Sebelum/sesudah makan, indikasi obat, ½ jam sebelum makan untuk obat

muntah. M Iya. Indikasi obatnya. N Ya. Obatnya sebelum / sesudah makan, obat luar / obat dalam.

Page 134: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

111  

Pertanyaan 5. Apakah Anda mengecek ulang terlebih dahulu obat untuk pasien sebelum menyerahkannya?

Perawat Jawaban A Ya B Selalu dicek dulu. Setiap ganti shift pasti dicek, setelah dicek sudah benar jumlah dan

pasiennya maka langsung diberikan. C Ya, dicek melalui DPO, dicek obatnya juga, semua obat. Pagi, cek untuk pagi dan

siang. Sore, cek sambil membagikan. D Ya, lihat dari FIO/DPO, disesuaikan/dicocokkan.E Iya. F Iya. G Iya. H Iya. I Iya. J Iya. K Iya. L Iya. M Iya. Nama pasien, nama obat. N Ya. Nama obat, aturan pakai, dosis.

Pertanyaan 6. Apabila terdapat pasien yang tidak mematuhi aturan pakai obat? Apa yang Anda lakukan?

Perawat Jawaban A Merayu/membujuk pasien supaya mau minum obat. B Beri edukasi tentang pemberian obat. Jika pasien ada kendala, beritahu apotekernya. C Beri tahu cara pemakaian obat lagi. D Memberi tahu bahwa obat tersebut harus diminum, jika tidak diminum akan

menghambat proses penyembuhan, dan akan menjadi tidak efektif (menegur). E Ditegur, kemudian diberitahu tentang efek obat dan akan sulit sembuh. F Diberitahu kembali aturan pakai obat. Kalau pasien merasa tidak dapat

mengkonsumsi sendiri, perawat dapat membantu dan ditungguin sampai diminum. G Menegur, kemudian diterangkan lagi tentang manfaat dan khasiat obat. H Kita berikan sendiri atau diberi pengarahan. I Tidak ada. J Memberikan informasi akibat-akibat bila tidak memenuhi aturan pakai dan

menganjurkan untuk minum obat yang benar. K Memberi tahu kalau kepatuhan minum obat adalah untuk kepentingan pasien

(kesembuhan). L Dinasehati. Dievaluasi mengapa tidak mematuhi aturan pakainya M Terserah mereka, yang penting sudah memberi tahu. N Dinasehati, dirayu.

Page 135: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

112  

Pertanyaan 7. Pada saat Anda memberikan obat kepada pasien, apakah Anda menunggu/melihat hingga pasien menggunakan semua obatnya? Perawat Jawaban

A Kadang-kadang menunggu. Meminumkan jika pasien tidak bisa minum, kalau bisa minum sendiri, obat diminum sendiri.

B Tidak selalu. Klo obatnya digerus maka ditunggui. C Sering disaat pasien tidak ada keluarga yang menunggu. Jika ada yang

menunggu, keluarga yang diberi tanggungjawab dalam memastikan obat sudah diminum oleh pasien.

D Menuggu, kadang-kadang semua diminumkan. E Iya, ditunggu atau bahkan diminumkan, kecuali jika pasien tidak mau

ditunggu, maka perawat akan meninggalkan ruangan. F Ditunggu hingga terminum. G Iya ditunggu, bahkan kalau bisa diminumkan. Namun terkadang pasien

bilang ke perawat bahwa dia akan meminum obat sebentar lagi sehingga perawat tidak memantau penggunaan obat tersebut.

H Kadang ya, kadang tidak. I Ya. J Ya. K Kadang-kadang ya L Tergantung situasi dan tenaganya. Kalau pasien banyak, ditinggal saja,

soalnya ramai. M Ya. Langsung diminumkan. N Diminumkan.

Page 136: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

113  

Pertanyaan 8. Apakah Anda sering menemukan obat pasien yang ketinggalan di bangsal? Kalau iya apa yang Anda lakukan?

Perawat Jawaban A Kadang-kadang (terutama jika obat yang sudah distop). Ditelepon kalau masih

digunakan oleh pasien. Dijadikan 1 dengan obat-obat stok (untuk obat yang telah distop).

B Pernah tapi jarang. C Pernah, menelpon pasien tetapi juga tergantung dari jumlah obat, misalnya tertinggal

½ tablet, tidak usah ditelpon/disusulkan. D Pernah tapi tidak terlalu sering. Menghubungi pasien/keluarga sedapat mungkin. E Iya terutama sirup. Dihubungi jika ada telp dan kalau tidak bisa mengambilnya maka

perawat akan mengantar ke rumah. F Sering ketinggalan di kotak obat, kalau di ruangan jarang. Kalau ada nomor telepon

perawat telepon, jika tidak ada perawat antar ke rumah. G Kadang-kadang. Menghubungi pasien atau keluarga untuk mengambil obat, kalau

pasien tidak bisa datang, perawat yang akan membawa kerumah. Kebanyakan obat yang ketinggalan disebabkan karena proses lama di farmasi, sehingga pasien tidak betah untuk menunggu.

H Tidak sering, bahkan sangat jarang, tapi pernah ada yang ketinggalan biasanya kalau alamatnya ada dan mudah dijangkau kita akan antar ke rumah klien.

I Tidak. J Ya, pernah dulu saya telpon humas lalu minta antar ambulance diantar sampai rumah.

Pernah juga menelpon keluarganya untuk ambil ke ruangan. K Jarang. L Jarang. M Tidak. N Sering. Ditunggu kalau kontrol lagi Kalau rumahnya dekat, diantar atau ditelepon.

Pertanyaan 9. Apakah Anda pernah menjumpai obat yang kemungkinan sengaja dibuang atau disembunyikan oleh pasien? Jika iya, apa yang Anda lakukan?

Perawat Jawaban A Tidak. B Belum pernah lihat. C Belum pernah. D Ada, ditegur (jika ada keluarganya diberi tahu).Kadang-kadang ada yang

disembunyikan keluarganya juga. E Tidak, karena diminumkan. Kecuali obat syrup (OBH), dimana efek sampingnya

malah membuat batuk, hal ini yang menyebabkan pasien jarang meminum sesuai aturan.

F Belum pernah. G Ada, namun perbandingannya jarang. Jika pasien masih di rawat di bangsal, maka

perawat akan menegur dan menerangkan kembali fungsi obat. H Tidak pernah (di RS jiwa sering). I Ya, bila memberikan obat langsung diminum kan supaya pasien tidak

menyembunyikan atau membuang.J Ya, memberi informasi akibat bila tidak memenuhi aturan pakai dan menganjurkan

untuk minum obat yang benar. K Tidak. L Sering. Dinasehati. M Banyak. Sengaja ditaruh dilaci. Tidak melakukan apa-apa. N Jarang, karena diminumkan langsung, hampir tidak pernah ada.

Page 137: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

114

Lampiran 5 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Apoteker

No. Pertanyaan untuk APOTEKER Jawaban 1. Seberapa pentingkah issue medication error bagi Anda

sebagai apoteker? Berikan alasan anda? Penting, terapi dengan obat memerlukan ketelitian. Issue ME sebagai perhatian yang penting agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat terapi

2. Bagaimana pendapat Anda selaku seorang apoteker jika apoteker terlibat dalam memonitor penggunaan obat?

Diperlukan

3. Apakah Anda melakukan monitoring terhadap penggunaan obat pasien? Jika iya, sejauh mana monitoring yang Anda lakukan ?

Ya

4. Apakah Anda memperhatikan adanya : • Interaksi obat • Dosis (besar, lama, dan frekuensi pemberian, obat

haru habis atau tidak habis) • Kontraindikasi • Efek samping

dari obat yang diresepkan oleh dokter selama obat digunakan oleh pasien (di bangsal)?

Ya

5. Apakah anda memberikan informasi ttg penggunaan obat pada pasien di rawat inap? Jika iya, kepada siapa dan apa saja informasi yang diberikan ?

Ya, bila memungkinkan kepada pasien dan keluarganya, atau kepada yang menunggu pasien setiap hari di RS. Nama obat dan indikasi, cara pakai/aturan minum, frekuensi, penyimpanan, efek samping yang mungkin timbul atau hal-hal lain yang diperlukan

6. Bagaimana sistem/cara penyaluran (dispensing) obat hingga obat sampai kepada pasien?

Resep diterima farmasi, interpretasi resep, validasi, negosiasi harga/ kemampuan pasien, etiket, koreksi, penyerahan, konseling.

Page 138: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

115

Lampiran 6

Daftar Obat Antiemetic yang Digunakan di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008

No. Jenis Obat Nama Obat

1. metoclopramid Primperan®

2. domperidone Vometa®

Vometa FT®

Vomitas®

Vomidex®

3. ondansetron Narfoz®

Page 139: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

116

Lampiran 7

KERJASAMA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

DENGAN RS BETHESDA YOGYAKARTA

Penjelasan mengenai penelitian Surat Pernyataan Kesediaan Sebagai Responden

Penelitian Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi

dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Periode Agustus

2008

Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma bekerjasama

dengan RS Bethesda Yogyakarta melakukan penelitian untuk mengetahui apakah

masalah utama kejadian medication errors fase administrasi dan drug therapy problems

pada pasien RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2009.

Anda merupakan pasien RS Bethesda Yogyakarta, oleh karena itu kami minta

ikut serta dalam penelitian ini.

Bila Anda bersedia ikut, tim peneliti akan melakukan wawancara kepada Anda

seputar pengggunaan obat yang diterima. Penelitian berlangsung selama satu bulan.

Setiap pertemuan akan dilakukan wawancara dan pengukuran tanda vital dan beberapa

tes lain bila diperlukan. Pengukuran tanda vital yang dilakukan antara lain tekanan darah,

frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan suhu tubuh. Data-data yang didapatkan dari proses

tersebut akan digunakan sebagai data penelitian.

Anda bebas menolak untuk ikut dalam penelitian ini. Bila Anda telah

memutuskan untuk ikut, Anda juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat.

Semua data penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak

memungkinkan orang lain menghubungkannya dengan Anda.

Selama Anda ikut dalam penelitian, setiap informasi baru yang dapat

mempengaruhi Anda untuk terus ikut atau berhenti dari penelitian ini akan segera

disampaikan kepada Anda.

Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan kepada para peneliti, Anda

dapat dikeluarkan setiap saat dari penelitian ini.

Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua yang belum jelas sehubungan

dengan penelitian ini kepada tim peneliti.

Page 140: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

117

Surat Pernyataan Kesediaan sebagai Responden Penelitian

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No telp/HP :

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul

”EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION ERRORS FASE

ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN RUMAH

SAKIT BETHESDA PERIODE AGUSTUS 2008”. Semua penjelasan di atas telah

disampaikan kepada saya. Saya mengerti bila masih memerlukan penjelasan, saya akan

mendapat jawaban dari tim peneliti.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam penelitian

ini.

Yogyakarta, .......................................

Mengetahui

Saksi Responden/pasien

( ) ( )

Pengukuran yang dilakukan* :

( ) Kadar gula darah ( ) Tekanan darah

( ) Kolesterol ( ) Frekuensi nadi

( ) Suhu tubuh ( ) Frekuensi nafas

*Tandai yang diperlukan

Page 141: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

118

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

 

Page 142: EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION … · FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ... me-ngalihkan dalam bentuk media lain, ... Penelitian ini termasuk jenis

119

BIOGRAFI PENULIS

Stella Maxda Juwita merupakan anak pertama dari

pasangan Maksimus Bambang Susila dan Theresia Yohanna

Kuswardhani, lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 Juli

1987. Pendidikan awal dimulai di Taman Kanak-Kanak

Materdei Marsudirini Yogyakarta pada tahun 1991-1993.

Dilanjutkan ke jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Marsudirini Yogyakarta pada

tahun 1993-1999. Selanjutnya ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama

Stella Duce 1 Yogyakarta pada tahun 1999-2002. Kemudian naik ke jenjang

pendidikan Sekolah Menengah Umum Stella Duce 1 Yogyakarta pada tahun

2002-2005. Selanjutnya pada tahun 2005 melanjutkan ke jenjang pendidikan

tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan

menyelesaikan masa studi pada tahun 2009. Selama aktif sebagai mahasiswa,

penulis pernah menjabat sebagai Komisaris Jaringan Mahasiswa Kesehatan

Indonesia (JMKI) Komisariat Universitas Sanata Dharma periode 2007. Penulis

juga aktif dalam kepanitiaan beberapa kegiatan kemahasiswaan, yaitu Inisiasi

Sanata Dharma (INSADHA) 2006 (Sie Pendamping Kelompok), Inisiasi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma (TITRASI) 2006 (Sie. Humas), Aksi Donor

Darah 2006 (Ketua), TITRASI 2007 (Sekretaris II), Seminar HIV/AIDS 2007

(Konseptor), dll.