evaluasi pelaksaan program stimulasi deteksi …

193
EVALUASI PELAKSAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA DI PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI TAHUN 2020 SKRIPSI Disusun Oleh: Esra Lasmarida Panjaitan N1A1319026 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JAMBI 2021

Upload: others

Post on 01-Mar-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EVALUASI PELAKSAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI

INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA

DI PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI

TAHUN 2020

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Esra Lasmarida Panjaitan

N1A1319026

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI

2021

i

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI DAN

INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA

DI PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI

TAHUN 2020

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi

Disusun Oleh :

Esra Lasmarida Panjaitan

N1A1319026

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI

2021

ii

Disusun Oleh

Esra Lasmarida Panjaitan

N1A1319026

Telah disetujui Dosen Pembimbing Skripsi

Pada tanggal 21 Juni 2020

PERSETUJUAN SKRIPSI

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI

INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA DI

PUSKESMAS KOTA JAMBI TAHUN 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Rumita Ena Sari, S.K.M.,M.K.M Muhammad Syukri,S.K.M.,M.Kes(Epid)

NIP.198612112014042001 NIP.1987051520190310

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM

STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG

(SDIDTK) BALITA DI PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI

TAHUN 2020 yang disusun oleh Esra Lasmarida Panjaitan N1A1319026

telah dipertahankan didepan tim penguji pada Tanggal 28 Juni 2021 dan

dinyatakan lulus.

Susunan TimPenguji :

Ketua : Rumita Ena Sari, S.K.M., M.K.K

Sekretaris : Muhammad Syukri, S.K.M.,M.Kes(Epid)

Anggota : Dwi Noerjoedianto, S.K.M., M.Kes CIQaR

Lia Nurdini, S.ST., M.K.M

Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Rumita Ena Sari, S.K.M., M.K.M Muhammad Syukri,S.K.M.,M. Kes(Epid)

NIP.198612112014042001 NIP.19870515201903101

Diketahui:

Dekan Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Jambi Universitas Jambi

Dr. dr. Humaryanto, Sp.OT., M.Kes Dr. Guspianto, S.K.M., M.K.M

NIP. 197302092005011001 NIP. 19730811992031001

iv

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI DAN

INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA DI

PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI TAHUN 2020

Disusun Oleh :

Esra Lasmarida Panjaitan

N1A1319026

Telah dipertahankan dan dinyatakan lulus di depan Tim Penguji

Pada tanggal 28 Juni 2021

Ketua : Rumita Ena Sari, S.K.M., M.K.M (……………………….)

Sekretaris : M. Syukri, S.K.M., M.Kes (Epid) (…………………….…)

Anggota : Dwi Noerjoedianto, S.K.M.,M. Kes, CIQaR (……………….………)

Anggota : Lia Nurdini, S.ST., M.K.M (……………….………)

v

: SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Esra Lasmarida Panjaitan

NIM : N1A1319026

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Judul Skripsi : Evaluasi Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi

dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

Balita Di Puskesmas Talang Banjar Tahun 2020

Menyatakan dengan sebenar – benarnya bahwa Tugas Akhir Skripsi yang saya

tulis ini benar – benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil

alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran

saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir Skripsi ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jambi,21 Juni 2021

Yang Membuat Pernyataan

Esra Lasmarida Panjaitan

N1A1319026

vi

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan

karena atas segala limpahan karunia-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi Tahun 2020”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Jambi. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka

sebagai ungkapan hormat dan penghargaan penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku rektor Univesitas Jambi

2. Bapak DR. dr. Humaryanto, Sp.OT., M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi

3. Bapak Dr. Guspianto, S.K.M, M.K.M. Sekaku Ketua Jurusan Prodi Ilmu

Kesehatan Masyarakat

4. Bapak Asparian, S.K.M., M.Kes selaku Sekretaris Jurusan Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Jambi

5. Ibu Hubaybah, S.K.M., M.K.M selaku Ketua Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat.

6. Ibu Rumita Ena Sari, S.K.M., M.K.M. Selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak memberikan waktunya dengan sabar membimbing, memberi

dukungan penuh agar saya dapat menyelesaikan penelitian ini.

7. Bapak Muhammad Syukri, S.K.M., M.Kes (Epid) selaku Dosen

Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan serta motivasi

dan masukan kepada penulis.

8. Bapak Dwi Noerjoedianto, SKM., M.Kes.,CIQar selaku dosen penguji

utama yang telah banyak mengkoreksi dengan sangat detail agar

memperoleh hasil penelitian yang baik pada penulis.

vii

9. Ibu Lia Nurdini, S.ST., MKM selaku dosen penguji ke dua yang banyak

memberikan bimbingan dan koreksi untuk kesempurnaan skripsi ini.

10. Bapak dan Mamak (Alm) tercinta, kakak dan adik serta seluruh keluarga

besar yang selalu mendoakan dan memberi dukungan, semangat selama

menjalani perkuliahan hingga selesainya skripsi.

11. Suami tercinta AIPDA M.I.P Siregar, SH. Anak – anak tercinta Juan

Marshall Ravelino Siregar dan Jingga Marsha Tanaya Siregar yang telah

sabar dan memberikan dukungan selama perkuliahan dan penulisan

skripsi.

12. Rekan – rekan Kerja di Dinas Kesehatan Kota Jambi, khususnya Ibu

Ristua Gultom, S.ST., M.Kes yang banyak memberikan saran dan

masukan dan selalu siap sedia membantu dalam menyelesaikan penelitian.

13. Bapak dr. S. Budi Sutrisno selaku Kepala Puskesma Talang Banjar dan

jajarannya khususnya Ibu Dessy Maryati, A.Md.Keb dan Ibu Leni

Oktonengsih, AM.Keb yang telah menyediakan tempat untuk penelitian

saya dan banyak meluangkan waktu ditengah kesibukan pekerjaan.

14. Para sahabat seperjuangan di kelas Alih Jenjang

15. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu.

` Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna,

sehingga penulis mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga

tulisan ini dapat bermanfaat bagi perngembangan pendidikan khususnya Ilmu

Kesehatan Masyarakat dalam menambah bahan bacaaan mengenai “Evaluasi

Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2021”

Jambi, 2021

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………...i

Halaman Persetujuan Skripsi …………………………………………………..ii

Halaman Pengesahan Skripsi ………………………………………………….iii

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian………………………………………….v

Kata Pengantar……………………………………………………………….....vi

Daftar Isi…………………………………………………………...……...……viii

Daftar Tabel……………………………………………...………………………xi

Daftar Grafik …………………………………………………………………..xiv

Daftar Gambar....………………………………………………………….…....xv

Daftar Lampiran.………………………………………………………..……..xvi

Riwayat Hidup Penulis.………………………………………………..……...xvii

Abstract……………………………………………………………………......xviii

Abstrak………………………………………………………………........….....xix

BAB I PENDAHULUAN………………………………….....………….………1

1.1 Latar Belakang.………………………………….………...…………..1

1.2 Rumusan Masalah.………………………...…….…………………….6

1.3 Tujuan Penelitian…………………………...…….………….………..6

1.4 Manfaat Penelitian.…………………………….………………...……7

ix

BAB II TINJUAN PUSTAKA………………………………………………….9

2.1 Uraian Teori ...…………………………….…………………...……..9

2.1.1 Evaluasi…………………………..…………………...…….9

1. Pe

ngertian Evaluasi………………………………...……..9

2. Tujuan Evaluasi……………………………………...…....9

3. Jenis – Jenis Evaluasi.……………………………......…..10

4. Evaluasi Program………………………...…….…..…….10

5. Ru

ang Lingkup Evaluasi……………………....……........11

2.1.2 Puskesmas……………………………………..….…...…...12

1. Pengertian Puskesmas.…………………...………...….…12

2. Fu

ngsi Puskesmas……………………...…………….…..12

2.1.3 SDIDTK……………………………………………….…...14

1. Pengertian Program SDIDTK ……………….......……....14

2. S

asaran SDIDTK…………………………………….…...22

3. A

lur Pelaksanaan Program SDIDTK………………....….23

2.1.4 Konsep Dasar Sistem………………………………...…….33

1. Pengertian Sistem………………...…………………..…..33

2. Ci

ri – Ciri Sistem………………...………...………..…...33

3. U

nsur – Unsur Sistem ……………………..………….…34

2.1.5 Analisis Sistem dan Pelaksanaan Program SDIDTK Balita

Di Puskesmas………...…………...…………………....…..35

x

2.2 Kerangka Teori….…………………….……………………...……....41

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………….…42

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………….…….42

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………….…...….………42

3.3 Subjek Penelitian…………………………….………...……..………42

3.4 Instrumen Penelitian………………………………….…….….……..46

3.5 Pengumpulan Data……………………………………….…….…….46

3.6 Alur Penelitian……………………………….……...….……….…...49

3.7 Pengolahan dan Analisis Data……………………..….………..……49

3.8 Keabsahan Data………………………………….…………….……..50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………….…...…...52

4.1 Hasil Penelitian…………………………………………….………...52

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………..........………...52

4.1.2 Karakteristik Informan………….…………..…....………...53

4.1.3 Penyajian dan Analisis Data…………..….……………...…54

4.2 Pembahasan……………………………………….….…..….……….76

4.2.1 Input………………………………….……...…..………....76

4.2.2 Proses .……………………...……….…………...…..…….83

4.2.3 Output..…………………………….……...………...….….89

4.3 Keterbatasan Penelitian.…………………….………………..……....91

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.…………….……...…………..……...92

5.1 Kesimpulan …………………………….………..….……………….92

5.2 Saran ………………………………….………………………...……93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pelaksana dan alat yang digunakan untuk Stimulasi Deteksi

Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak…………….….……….27

Tabel 2.2 Pelaksana dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini

Penyimpangan Perkembangan Anak ...…..………………...…….29

Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining/Deteksi ………......…..……31

Tabel 3.1 Informan, Jumlah dan Cara Pengumpulan Data ...……….……...43

Tabel 3.2 Definisi Istilah, Cara Pengumpulan Data dan Instrumen

Penelitian…………………………………………………………43

Tabel 3.3 Tabel Pengumpulan Data………………………………………...48

Tabel 4.1 Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi Tahun 2020………………………………………......53

Tabel 4.2 Kareteristik Informan Penelitian…………………………………54

Tabel 4.3 Reduksi Data Kebijakan Program Stimulasi Deteksi Dini

dan Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di

Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi ……………….…………..56

Tabel 4.4 Reduksi Data Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan

Pedoman Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini

xii

Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas

Talang Banjar Kota Jambi…………………………………..…...57

Tabel 4.5 Reduksi Data Tentang Sumber Daya Manusia Dalam

Program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas

Talang Banjar Kota Jambi………………………………………..59

Tabel 4.6 Reduksi Data Tentang Dana Dalam Program Stimulasi

Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

Balita Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi ……………………60

Tabel 4.7 Reduksi Data Tentang Sarana dan Prasarana Dalam

Program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi………………………………………………………..62

Tabel 4.8 Reduksi Data Tentang Perencanaan Dalam Program

Stimulasi Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang

(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi………………………………..………………………64

Tabel 4.9 Reduksi Data Tentang Lokakarya Mini Dalam Program

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi…………….…………………….……………………65

Tabel 4.10 Reduksi Data Tentang Pengorganisasian Dalam

Program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi………………………………………………………..67

Tabel 4.11 Reduksi Data Tentang Pelayanan Kesehatan Dalam

xiii

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK)

Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi………………….69

Tabel 4.12 Reduksi Data Tentang Supervisi dan Evaluasi Dalam

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK)

Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi………………….71

Tabel 4.13 Reduksi Data tentang Pencatatan dan Pelaporan Dalam

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK)

Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi…………………73

Tabel 4.14 Reduksi Data Tentang Capaian SDIDTK Dalam Program

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang bajar Kota Jambi………76

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Penyimpangan Balita per Desember 2020 ……………………..3

Grafik 1.2 Cakupan SDIDTK Puskesmas Kota Jambi Tahun 2019……..…4

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Pelaksanaan Program SDIDTK…..……………………..23

Gambar 2.2 Unsur – unsur Sistem……………………………………….....35

Gambar 3.1 Kerangka Teori ... ………………………………………….…41

Gambar 3.2 Alur Metode Penelitian …………………………………….…49

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Naskah Penjelasan Penelitian …………………..………………102

Lampiran 2 Lembar Persetujuan ……...…………………………..…………103

Lampiran 3 Panduan Wawancara .………...……………………...…………104

Lampiran 4 Hasil Wawancara …………..………………..…………………109

Lampiran 5 Transkrip Wawancara Dengan Informan …..…..………....……125

Lampiran 6 Hasil Observasi dan Telaah Dokumen …………………………166

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian …….…………………………..……...171

xvii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Esra Lasmarida Panjaitan

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 02 September 1981

Agama : Kristen Protestan

Nama Bapak : P. Panjaitan, SH.

Nama Ibu : Almh. P. Simangungsong, SE.

PENGALAMAN ORGANISASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Kesehatan Kota Jambi Bidang

Kesehatan Masyarakat.

2. Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kota Jambi periode 2021 –

2026.

3. Anggota Dharma Wanita Persatuan Dinas Kesehatan Kota Jambi

4. Anggota Bhayangkari Kepolisian Daerah Jambi

xviii

ABSTRACT

Back Ground : The scope of stimulation of early detection and intervention for

development (SDIDTK) of toddlers at Talang Banjar Public Health Center Jambi

City in 2020 is still far from the target set by Jambi City Health Office and is the

Health center with the lowest coverage in Jambi City. The scope of program

implementation is 51%. The purpose of this study was to evaluate the

implementation of Early Detection and Intervention Stimulation of Toddler

Development (SDIDTK) program at Talang Banjar Health Center Jambi City in

2020.

Method : This research was a qualitative research. The research was conducted

by conducting in-depth interviews, observation and documents review. In-depth

interview were conducted with 8 informants consisting of Health Center

employees and mother who had toddlers.

Result : In the input component, the understanding of Minister of Health

regulation number 66 of 2016 is still lacking, some human resources have never

received training, the amount of availability of facilities and infrastructure is still

lacking. The component of planning, organizing, workshop, supervision and

evaluation processes, recording and reporting processes have been running well.

Health services were still not optimal.

Conclusion : Coverage has not been achieved because the implementation of

SDIDTK under five at Talang Banjar Health Center has not been optimal.

Keyword : Grow and development, SDIDTK, Toddlers, Program, Health Center

xix

ABSTRAK

Latar Belakang : Cakupan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi pada Tahun

2020 masih jauh dari target yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota

Jambi dan merupakan Puskesmas dengan cakupan terendah di Kota Jambi. Besar

cakupan pelaksanaan program adalah 51%. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengevaluasi pelaksanaan program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini

Tumbuh Kembang Balita (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota

Jambi Tahun 2020.

Metode : Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan

melakukan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.Wawancara

medalam dilakukan kepada 8 orang informan yang terdiri dari pegawai Puskesmas

dan Ibu yang memiliki balita.

Hasil : Pada komponen input pemahaman Permenkes nomor 66 tahun 2016

masih kurang, SDM ada yang belum pernah mendapatkan pelatihan, jumlah

ketersediaan sarana dan prasarana masih kurang. Komponen proses perencanaan,

pengorganisasian, lokakarya, supervisi dan evaluasi, pencatatan dan pelaporan

sudah berjalan dengan baik. Pelayanan kesehatan masih kurang optimal.

Kesimpulan : Cakupan belum tercapai karena pelaksanaan SDIDTK balita di

Puskesmas Talang Banjar belum optimal.

Kata Kunci : Tumbuh Kembang, SDIDTK, Balita, Program, Puskesmas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seluruh anak – anak di Indonesia harus tumbuh terbebas dari kemiskinan,

berbadan dan jiwa yang sehat serta mendapatkan pendidikan yang baik,

pemerintah harus memastikan bahwa anak – anak di Indonesia hidup dengan

bahagia, aman dan nyaman karena pembangunan bangsa yang berkelanjutan

dimulai dari anak – anak sehingga tercipta manusia Indonesia dewasa yang dapat

memberikan kontribusi terbaik untuk bangsa dan Negara.(1)

Kualitas suatu bangsa diukur dari kualitas sumber daya manusianya. Oleh

karena itu anak cerdas dan sehat akan menjadi aset bangsa yang sangat berharga

dan harus dijaga untuk kelangsungan hidup bangsa. UU No. 36 tahun 2009 berisi

tentang dalam melaksanakan seluruh program kesehatan harus berdasarkan pada

asas keseimbangan manfaat, perikemanusiaan, melindungi hak dan kewajiban,

tidak memandang gender, dan tidak mendiskriminasi seluruh norma agama yang

ada. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang maksimal karena untuk aset dalam membangun SDM. Hal ini

dilakukan dengan cara menyadarkan, membangkitkan kemauan dan kemampuan

masyarakat untuk ingin hidup sehat.(2)

Pemerintah selalu mengupayakan kesehatan di Indonesia sudah dilakukan

mulai dari anak belum lahir sampai usia 5 tahun dengan tujuan untuk

mengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan sang anak dari sisi mental,

emosional, sosial,fisik, dan intelegensia yang kesemuanya dapat diperoleh dengan

mempertahankan kelangsungan hidup dan meningkatkan kualitas hidup anak. (3)

Memberikan rangsangan/stimulasi maksimal yang sesuai dengan umur

anak pada balita (Bawah 5 tahun) akan membantu potensi besar anak untuk dapat

berkembang dengan baik karena pada masa ini balita sangat peka terhadap

lingkungan. Sayangnya masa keemasan (golden period) balita berlangsung cepat

2

dan tidak dapat diulang sehingga sangat disayangkan apabila masa ini disia –

siakan. (3)

Stimulasi adalah kegiatan memberikan rangsangan untuk mengasah sang

anak untuk memiliki kemampuan dasar agar bisa berkembang dan tumbuh dengan

baik. Tujuan pemberian stimulasi adalah untuk membuat otak balita terangsang

sehingga balita bisa bergerak, berbicara, bersosialisasi, dan mandiri sesuai dengan

bertambahnya umur. Disamping itu tujuan lain memberikan stimulasi adalah

untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan tumbuh kembang pada anak.

sehingga jika terjadi penyimpangan orang tua dapat dengan cepat melakukan

langkah – langkah agar penyimpangan tersebut tidak semakin parah. (4)

SDIDTK anak balita adalah program salah satu program bukti keseriusan

pemerintah untuk menciptakan anak – anak generasi bangsa yang sehat. SDIDTK

merupakan perbaikan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah

dilaksanakan dari tahun 1998. Program ini juga telah menjadi salah satu tugas

pokok puskesmas. SDIDTK adalah program yang dirancang untuk melakukan

deteksi dini pernyimpangan tumbuh kembang anak seperti keterlambatan

perkembangan, gangguan penglihatan dan pendengatan, emosional, gangguan

mental emosional, dan GPHH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif). (5)

WHO mencatat data bahwa sekitar 5 – 25% dari anak pra sekolah

diseluruh dunia mengidap penyakit disfungsi otak minor,termasuk gangguan

perkembangan motorik halus. (6) Dari data UNICEF (United Nation Children’s

Fund) disebutkan bahwa dari 5 juta keterlambatan perkembangan ada sebanyak

1.375.000 anak yang mengalami gangguan motorik kasar dan motorik halus. Di

Indonesia, sebanyak 400 ribu atau sekitar 16% balita di Indonesia terganggu

perkembangannya di motorik halus dan kasar, kurangnya kecerdasan,

pendengaran terganggu, terganggu bicara, balita autis, balita dengan gangguan

pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH), balita dengan masalah perilaku dan

emosional (KMEE) dan balita down syndrome. (1)

Di Kota Jambi jumlah balita yang mengalami masalah tumbuh kembang

mengalami peningkatan. Data Dinas Kesehatan jambi per bulan Desember 2020

menyatakan bahwa jumlah balita autis dan balita dengan gangguan pemusatan

3

perhatian dan hiperaktif (GPPH) bertambah cukup banyak. Disamping itu jumlah

balita dengan gangguan masalah perilaku dan emosional dan balita down

syndrome juga mengalami peningkatan. (7)

Sum

ber : Dinas Kesehatan Kota Jambi 2020

Grafik 1.1 Penyimpangan Balita per Desember 2020

Fokus program SDIDTK adalah anak – anak yang berusia 0 – 5 tahun. Program

SDIDTK merangkul seluruh aspek, seperti pemeriksaan kesehatan balita secara

rutin, memberikan penyuluhan ke orang tua terkait kebersihan anak, merawat gigi

anak, memperbaikki gizi anak, kesehatan tempat tinggal dan sekitar, cara

memberikan stimulasi kepada anak sesuai dengan umur anak, pemberian kapsul

vitamin A, dan melakukan identifikasi penyimpangan serta cara pencegahan dan

penanggulangan penyakit yang mungkin timbul pada anak.

Program SDIDTK adalah kegiatan yang dilakukan dengan sistem

kemitraan pada seluruh keluarga, seperti orang tua dan seluruh anggota keluarga,

masyarakat, LLSDM, serta seluruh sektor terkait seperti puskesmas.(8) Melalui

program SDIDTK diharapkan kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan

dan perkembangan anak dapat dicegah dan diatasi seperti kondisi gizi buruk.

4

Sehingga anak tidak jatuh kedalam kondisi yang lebih buruk yang pada akhirnya

akan berdampak yang lebih fatal. (8)

Indikator keberhasilan pelayanan kesehatan anak, khususnya program

SDIDTK yang ditujukan pada balita dan dirancang oleh Kementerian Kesehatan

RI pada tahun 2019 sebesar 90% dari semua balita yang masuk dalam target

program SDIDTK balita. (9) Di Provinsi Jambi angka keberhasilan program

SDIDTK masih dibawah target tersebut. Angka pencapaian SDIDTK balita di

provinsi Jambi pada tahun 2017 adalah 65,3%, pada tahun 2018 adalah 80%, dan

pada tahun 2019 adalah 80%.

Sementara itu, angka cakupan program SDIDTK balita yang dilaksanakan

di Kota Jambi pada tahun 2017 adalah 80,8%, pada tahun 2018 sebesar 89% dan

pada tahun 2019 sebesar 88%. Menurunnya angka cakupan pada tahun 2019

karena hanya 6 puskesmas yang mencapai cakupan 100% dan terdapat 1

puskesmas yang cakupannya paling rendah dari 20 puskesmas yang ada di Kota

Jambi. Puskesmas dengan cakupan SDIDTK terendah pada tahun 2019 adalah

Puskesmas Talang Banjar dengan besar cakupan 51%.(7)

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Jambi 2020

Grafik 1.2 Cakupan SDIDTK Puskesmas Kota Jambi Tahun 2019

5

Kota Jambi adalah Ibu Kota Provinsi Jambi dengan estimasi jumlah

penduduk sebanyak 609.620 jiwa. Ada 20 puskesmas yang terdapat di Kota

Jambi, terdiri dari 3 puskesmas rawat inap dan 17 puskesmas rawat jalan yang

tersebar di 11 kecamatan kota Jambi. (10) Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas, tugas puskesmas selain

sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)) dan Upaya

Kesehatan Perseorangan tingkat pertama, juga untuk mewujudkan kecamatan

sehat dengan melaksanakan kebijakan kesehatan guna tercapainya tujuan

pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya, serta menjadi wahana pendidikan

Tenaga kesehatan.

Dinas Kesehatan Kota Jambi telah menjalankan berbagai program sebagai

upaya dalam melaksanakan kegiatan SDIDTK diseluruh puskesmas yang ada di

Kota Jambi. Kegiatan yang dilakukan seperti mengadakan buku KIA, buku

pedoman SDIDTK pada fasilitas kesehatan tingkat dasar, mengadakan formulir

untuk melaporkan kesehatan serta formulir untuk merekap seluruh laporan

kesehatan seluruh balita dan anak pra sekolah, dan memberikan pelatihan

SDIDTK kepada tenaga kesehatan yang ada di seluruh puskesmas Kota Jambi.

Dalam menjalankan SDIDTK, bidan memiliki tanggung jawab yang besar

sebagai tenaga kesehatan untuk memperjuangkan keberhasilan kegiatan SDIDTK

pada balita. Hal ini sejalan dengan keputusan Menteri Kesehatan no.28 tahun

2017 mengenai praktek dan registrasi bidan bewewenang untuk memberikan

pelayanan kebidanan yang wajib dilakukan kepada anak yaitu memantau anak

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.(9)

Evaluasi program SDIDTK dilakukan untuk melihat apakah program telah

berjalan sesuai dengan perencanaan dan standar yang telah ditetapkan. Evaluasi

dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap program yang sedang atau sudah

berjalan. Dalam melakukan evaluasi, ada tiga aspek yang perlu dievaluasi yaitu

evaluasi masukan (input), proses (process), keluaran (output). (11)

6

Keluaran (output) dari pelaksanaan program SDIDTK adalah cakupan

keberhasilan pelaksanaan SDIDTK. Masih belum tercapainya cakupan SDIDTK

di Kota Jambi selama tiga tahun terakhir mengharuskan dilakukannya evaluasi

pelaksanaan program SDIDTK balita di Puskesmas Kota Jambi tahun 2020.

Puskesmas Talang Banjar dipilih sebagai tempat penelitian karena

cakupan SDIDTK puskesmas ini paling rendah (51%). Puskesmas Talang Banjar

merupakan puskesmas non rawat inap yang didirikan pada tahun 1982. Puskesmas

Talang banjar telah memiliki fasilitas, sarana dan prasarana serta SDM Kesehatan

yang sesuai dengan peraturan dan kebutuhan puskesmas, namun pada penelitian

tentang indeks kepuasan terhadap pelayanan Puskesmas Kota Jambi, Puskesmas

Talang Banjar masuk kedalam 18 Puskesmas dengan indeks kepuasan kurang baik

dari masyarakat.(11) Sehingga sangat tepat jika pelaksanaan SDIDTK di

Puskesmas Talang Banjar dievaluasi guna mencari penyebab tidak tercapainya

cakupan SDIDTK dan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah

Belum tercapainya cakupan SDIDTK balita di Kota Jambi sesuai dengan

target capaian pelayanan kesehatan anak yang ditetapkan oleh Kementrian

Kesehatan selama 3 tahun terakhir perlu mendapat perhatian khusus. Oleh karena

itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pelaksanaan

program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2020?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana

pelaksanaan program SDIDTK Balita yang dilaksanakan di Puskesmas Talang

Banjar Kota Jambi tahun 2020.

1.3.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka yang

menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah :

7

1. Mengevaluasi masukan (input) pelaksanaan program SDIDTK balita di

puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020 yang meliputi kebijakan,

pedoman dan standar pelayanan, sumber daya manusia, dana, sarana dan

prasarana.

2. Mengevaluasi proses (process) pelaksanaan program SDIDTK balita di

puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020 yang meliputi

perencanaan program, lokakarya mini, pengorganisasian, pelayanan,

supervisi dan evaluasi, pencatatan dan pelaporan.

3. Mengevaluasi keluaran (output) pelaksanaan program SDIDTK balita di

puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020 yang meliputi cakupan

SDIDTK.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk penelitian

maupun opsi – opsi pengambilan keputusan bagi pihak – pihak sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang pelaksanaan program SDIDTK balita di Puskesmas Talang

Banjar Kota Jambi tahun 2020.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang cakupan pelaksanaan program SDIDTK balita di

Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam

perencanaan program SDIDTK balita dimasa yang akan datang.

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

pelaksanaan SDIDTK balita yang sesuai dengan standar peraturan

pemerintah sehingga puskesmas dapat berbenah diri dan memperbaiki

pelayanan sehingga cakupan SDIDTK puskesmas tercapai.

8

3. Bagi Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kepustakaan dan

referensi bagi mahasiswa lainnya dalam penelitian dimasa yang akan

datang.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan

wawasan tentang pelaksanaan SDIDTK.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 URAIAN TEORI

2.1.1 Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Alkin (1990) dalam buku Wirawan menyatakan evaluasi adalah proses

pengumpulan, analisis, dan pelaporan data informasi secara sistematis yang dapat

merubah perilaku atau memperbaiki sistem suatu program. Sistematis yang

dimaksud adalah dilakukannya perencanaan terlebih dahulu agar evaluasi berjalan

dengan baik.Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara tujuan yang

telah dibuat dengan hasil yang telah dicapai oleh suatu program.Tujuan dari

evaluasi adalah untuk memperbaiki seluruh kegiatan yang masih kurang dan

dinilai secara objektif serta menganalisa seluruh ciri dan sifat dari pekerjaan yang

telah dilaksanakan.(13)

Program kesehatan masyarakat disusun dan dilaksanakan untuk mencegah

atau mengendalikan penyakit, cedera, kecacatan dan kematian. Evaluasi program

kesehatan akan mendorong untuk memeriksa operasi suatu program, termasuk

kegiatan yang sedang berlangsung, siapa yang menjalankan program tersebut, dan

siapa yang dijangkau sebagai hasil. Selain itu evaluasi program kesehatan akan

menunjukkan seberapa baik pelaksanaan program tersebut dalam mematuhi

protokol implementasinya. Melalui evaluasi program, dapat ditentukan apakah

kegiatan sudah dilaksanakan sesuai rencana, mengidentifikasi kelebihan dan

kekurangan program dan pelaksanaannya, dan perbaikan program.

2. Tujuan evaluasi

Tujuan evaluasi adalah(14)

10

1. Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program.

Sehubungan dengan ini maka perlu adanya kegiatan – kegiatan seperti

memeriksa kembali kesesuaian dari program dalam hal perubahan –

perubahan kecil yang terus menerus, mengukur kemajuan terhadap

target yang direncanakan, menentukan sebab dan faktor dari dalam

maupun dari luar yang mempengaruhi pelaksanaan suatu program.

2. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan perencanaan dan

pelaksanaan program yang akan datang. Hasil evaluasiakan

memberikan pengalaman mengenai hambatan dari pelaksanaan

program yang lalu dan selanjutnya dapat dipergunakan untuk

memperbaiki kebijaksanaan dan pelaksanaan program yang akan

datang.

3. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber daya

manajemen saat ini serta dimasa yang akan datang.

3. Jenis – jenis evaluasi

Dalam Wirawan,(11) berdasarkan objeknya evaluasi dapat dikelompokkan

kedalam :

1. Evaluasi kebijakan

2. Evaluasi program

3. Evaluasi proyek

4. Evaluasi material

5. Evaluasi Sumber daya Manusia (SDM)

4. Evaluasi Program

Menurut Wirawan evaluasi program terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu(11):

1. Evaluasi proses

Menilai dan meneliti sejauh mana intervensi atau layanan program

telah dilaksanakan seperti yang telah direncanakan, dan apakah target

11

populasi yang direncanakan telah dilayani. Evaluasi proses

dilaksanakan dalam dua tahap penilaian, yaitu :

a. Tahap pertama, pengukuran dan penilaian dapat dilakukan dengan

cara membandingkan hasil tes terhadap standar yang telah

ditetapkan.

b. Tahap kedua, perbandingan yang telah diperoleh kemudian

disimpulkan dan dikualitatifkan sesuai dengan tujuan penelitian

yang ingin dicapai dari evaluasi tersebut.

2. Evaluasi manfaat

Meneliti, menilai dan menentukan apakah program telah menghasilkan

perubahan yang diharapkan.

3. Evaluasi akibat

Melihat perbedaan yang ditimbulkan sebelum dan sesudah adanya

program tersebut.

5. Ruang lingkup evaluasi

Pada dasarnya ruang lingkup evaluasi dibedakan menjadi empat

kelompok, yaitu (11) :

1. Evaluasi terhadap input

Ruang lingkup dalam tahapan ini adalah pemanfaatan sumber daya

manusia, sumber modal, sarana dan prasarana.

2. Evaluasi terhadap proses

Tujuannya adalah untuk mengetahui keefektifan suatu pedoman dan

metode yang digunakan.

3. Evaluasi terhadap output

Untuk melihat hasil dan target yang diharapkan dalam suatu

pelayanan.

4. Evaluasi terhadap dampak

12

Evaluasi ini untuk menemukan dan melihat hambatan yang

mempengaruhi pelaksanaan program.Dan hasil evaluasi ini dapat

digunakan dalam melakukan perbaikan program.

2.1.2 Puskesmas

1. Pengertian Puskesmas

Puskesmas merupakan UPTD kesehatan ditingkat kabupaten/kota yang

memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan kesehatan diwilayah

kerjanya.(15) Puskesmas juga sebagai unit pelayanan kesehatan untuk masyarakat

di wilayah dan mencakup aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Menurut Trihono, puskesmas juga merupakan unit yang melaksanakan program

dari Dinas Kesehatan Kota/kabupaten dan memiliki tanggung jawab

melaksanakan kesehatan diwilayah kerjanya.(16)

2. Fungsi Puskesmas

Permenkes No.43 tahun 2019 telah mengatur fungsi fungsi puskesmas,

yaitu(17):

1. Sebagai penyelenggara UKM diwilayah kerjanya tingkat pertama

a. Merencanakan seluruh kegiatan untuk mengatasi masalah yang

terjadi dimasyarakat

b. Mengadvokasikan dan mensosialisasikan kesehatan.

c. Berkomunikasi, menginformasikan, mengedukasi, dan berdayakan

masyarakat dibidang kesehatan.

d. Menjadi penggerak masyarakat dalam menyelesaikan masalah

kesehatan yang ada dilingkungannya sendiri dan bekerja sama

dengan sektor terkait.

e. Membina institusi secara teknis dan membuat jaringan untuk

melayani masyarakat.

f. Merencanakan seluruh kebutuhan dan meningkatkan kompetensi

pada SDM yang ada dipuskesmas.

g. Melakukan pemantauan seluruh pembangunan kesehatan.

13

h. Melayani masyarakat dibidang kesehatan dan berkoordinasi

dengan lurah, kelompok masyarakat, dan yang lainnya tetapi juga

pertimbangkan faktor biologis, sosial, budaya, psikologi, dan

spiritual.

i. Mencatat, melapor, dan mengvaluasi seluruh akses, cakupan, mutu

pelayanan kesehatan.

j. Merekomendasikan solusi untuk seluruh masalah yang terjadi

dimasyarakat kepada kepala dinas kesehatan serta membuat sistem

kewaspadaan dini dalam menanggulangi penyakit.

k. Melakukan pendekatan kepada keluarga

l. Berkolaborasi dengan fasyankes tingkat pertama dan rumah sakit

disekitarnya.

2. Menyelenggarakan UKP tingkat pertama yang ada diwilayah kerjanya

a. Menjalankan seluruh pelayanan kesehatan dasar dengan bermutu,

komprehensif, holistic dan berintegrasi dengan faktor biologis,

psikologis, budaya, dan sosial untuk menjalin hubungan dengan

dokter dan pasien.

b. Menjalankan seluruh pelayanan eksehatan dan berupaya untuk

mendahulukan promotif dan preventif.

c. Menjalankan seluruh pelayanan kesehatan yang bersentuhan

langsung dengan individu, keluarga, dan kelompok dimasyarakat.

d. Menjalankan seluruh pelayanan kesehatan dan mendahulukan

keamanan, keselamatan, kesehatan pasien, pengunjung, petugas,

dan lingkungan kerja.

e. Menjalankan seluruh pelayanan kesehatan dengan tetap

berkoordinasi dengan profesi lainnya

f. Menjalankan seluruh rekam medis

g. Mencatat, melapor, dan mengevaluasi seluruh mutu serta akses

pada pelayanan kesehatan.

14

h. Merekomendasikan solusi untuk seluruh masalah yang terjadi

dimasyarakat kepada kepala dinas kesehatan serta membuat sistem

kewaspadaan dini dalam menanggulangi penyakit.

i. Melakukan pendekatan kepada keluarga

j. Berkolaborasi dengan fasyankes tingkat pertama dan rumah sakit

disekitarnya.

Program SDIDTK dilaksanakan di puskesmas – puskesmas diseluruh

Indonesia termasuk kota jambi. Pelaksanaan SDIDTK dijalankan menurut

sistem kesehatan yang telah diatur dan ditetapkan oleh pemerintah.

2.1.3 SDIDTK

1. Pengertian Program SDIDTK

Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

adalah kegiatan antar mitra keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat yang

saling bekerja sama dalam pembinaan tumbuh kembang anak. Program SDIDTK

adalah program yang mencakup seluruh kegiatan anak, seperti deteksi, stimulasi,

dan interfensi awal jika pertumbuhan pada balita terjadi penyimpangan serta

dilakukan dengan komprehensif dan berkualitas. (4)

Pemeriksaan secara dini tumbuh kembang pada anak merupakan langkah

yang dilakukan untuk memeriksa anak secara dini jika tumbuh kembang anak

terjadi penyimpangan.Hal ini dilakukan dengan tujuan dapat mengambil langkah

cepat apabila terjadi penyimpangan dengan tumbuh kembang anak dan segera

dilakukan intervensi oleh tenaga kesehatan. Apabila penanganan terlambat

dilakukan, tumbuh kembang anak akan susah untuk diatasi.(4)

A. Pertumbuhan Dan Perkembangan

1) Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang artinya bertambah

besar.Seperti yang tertuang dalam Kemenkes RI pertumbuhan anak adalah

menambahnya struktur dan fisik pada tubuh anak dari segi ukuran

sehingga dapat diukur menggunakan satuan panjang dan berat.(4)

15

Menurut Kartini Kartono pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis

yang ditandai dengan semakin matangnya fungsi – fungsi fisik anak dan

pertumbuhan tersebut berlangsung dalam waktu tertentu.(18)

Menurut Crow pertumbuhan adalah perubahan – perubahan struktural dan

fungsional anak secara jasmaniah yang terjadi dari janin (konsepsional),

dalam kandungan (periode prenatal), lahir (postnatal) hingga dewasa.(19)

Ciri khusus anak adalah selalu tumbuh dan berkembang dari awal dibuahi

hingga berakhirnya masa remaja dan pertumbuhan serta perkembangan

anak sesuai dengan usianya.

2) Pengertian Perkembangan

Perkembangan merupakan menambahnya fungsi pada tubuh dan struktur

yang semakin besar sehingga sang anak mampu untuk bergerak kasar,

bergerak halus, berbicara, mandiri, serta bersosialisasi dengan sekitar. (20)

Menurut Hurlock perkembangan merupakan perubahan secara progresif

sebagai tanda dari matangnya anak.(21)

Perkembangan seorang anak dititikberatkan pada semua perubahan yang

terus berjalan dan semakin besar karena adanya proses pembelajaran dan

naturalisasi.(22)

Anak akan bertumbuh dan berkembang disaat yang sama. Pertumbuhan

dinilai dengan satuan berat dan panjang, sedangkan perkembangan dinilai

dari seberapa matang syaraf pusat dan organ yang berkaitan dengannya,

contohnya seperti kemampuan bicara, emosi, jiwa sosial, serta sistem

neuromuskuler yang saling bekerja sama berfungsi dan memiliki peran

dalam hidup manusia.

3) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang

Anak

Setiap anak punya pola perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda-

beda.(23)Hal ini adalah hasil setiap organ yang saling bekerja sama.

16

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan dan

pertumbuhan anak-anak(24) diantaranya :

a. Faktor dalam (internal).

Faktor dari dalam merupakan faktor yang didapatkan dari orang tua

dan diturunkan ke anaknya. Faktor ini sangat mempengaruhi tumbuh

kembang sang anak. Terdapat beberapa faktor internal, diantaranya :

1) Ras/etnik atau bangsa

Orang tua yang berbangsa Asia akan mendapatkan anak yang tidak

membawa bangsa amerika, begitu juga sebaliknya.

2) Keluarga

Apabila orang tua berperawakkan tinggi, maka anaknya juga akan

tinggi. Begitu juga pada orang tua yang pendek, gemuk, atau kurus,

maka anaknya akan mengikuti postur tubuh orang tuanya.

3) Umur

Anak yang menuju remaja akan mengalami pertumbuhan yang

cepat pada tahun pertama masa remajanya.

4) Jenis kelamin

Anak perempuan akan lebih cepat perkembangan organ

reproduksinya dibandingkan anak laki-laki. Namun semuanya akan

berbalik saat lewat masa purbertas, dimana anak laki-laki akan

lebih cepat berkembang dibandingkan anak perempuan.

5) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) merupakan hal yang dibawa oleh

anak dan menjadi ciri khas sang anak itu sendiri. Terdapat

beberapa kelainan pada genetik yang bisa mempengaruhi tumbuh

kembang anak seperti kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kromosom yang mengalami kelainan akan terkendala

pertumbuhannya seperti pada penyakit Down Sindrome dan Turner

Sindrome.

b. Faktor luar (eksternal)

17

1. Faktor Prenatal

a) Gizi

Asupan gizi ibu dari awal hingga akhir masa kehamilan sangat

mempengaruhi pertumbuhan janin.(25)

b) Mekanis

Kelainan pada kaki dan pergelangan kaki anak terjadi akibat

kelainan bawaan karena posisi janin yang tidak normal pada

masa kehamilan.(26)

c) Toksin/zat kimia

Kebiasaan yang tidak sehat selama masa kehamilan seperti

merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, menggunakan

narkoba dapat menyebabkan terjadinya kelainan bawaan pada

anak dan BBLR.(27)

d) Endokrin

Penyakit Diabetes Mellitus bisa menyebabkan terjadinya

kardiomegali, makrosemia, dan hyperplasia adrenal.

e) Radiasi

Janin yang mengalami kelainan diakibatkan oleh terpaparnya

sinar rontgen dan radium sehingga terjadi kelainan jantung,

kelainan anggota gerak, kelainan congenital mata, mikrosefali,

retardasi mental, dan sebagainya.(28)

f) Infeksi

Infeksi yang disebabkan oleh TORCH dan terjadi di trimester 1

dan 2 bisa berakibat terjadinya kelainan seperti bisu, tuli,

retardasi mental, makrosefali, katarak, dan jantung.(29)

g) Kelainan Imunologi

Eritroblastosis fetalis muncul karena adanya beda golongan

darah sang ibu dengan janin yang berakibat pada terbentuknya

anti bodi untuk melawan sel darah janin. Anti bodi akan masuk

ke peredaran darah janin melewati plasenta dan terjadi

hemolisis dan terjadi rusaknya jaringan pada otak.(30)

18

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio disebabkan karena terganggunya fungsi pada

plasenta sehingga membuat embrio terganggu

pertumbuhannya.

i) Psikologi ibu

Kehamilan pranikah akan membuat sang ibu mendapatkan

kekerasan mental.

2. Faktor Persalinan

Persalinan sering kali terjadi komplikasi, contohnya seperti trauma

kepala pada bayi dan asfiksia yang membuat rusaknya jaringan

otak.(31)

3. Faktor Pasca Persalinan

a) Gizi

Bayi memerlukan zat makanan yang bergizi dan seimbang

untuk memenuhi tumbuh kembangnya bayi.

b) Penyakit seperti TBC, jantung bawaan, dan anemia bisa

berakibat pada retardasi tumbuhnya jasmani bayi.

c) Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan merupakan tempat anak bertumbuh dan tempat

yang menyediakan kebutuhan dasar anak. Apabila sanitasi

lingkungan tidak bersih, kurang sinar matahari, terpapar sinar

radioaktif, zat kimia seperti Pb, mercuri, dan rokok akan

memberikan dampak negatif kepada tumbuh kembangnya anak.

d) Psikologis

Psikologis merupakan faktor yang harus dipengaruhi karena

sangat mempengaruhi hubungan orang tua dengan anak.

Apabila anak selalu ditekan, maka akan menghambat tumbuh

kembang sang anak.

e) Endokrin

Anak yang mengalami penyakit gangguan hormone akan

membuat sang anak terhambat pertumbuhannya.

19

f) Sosio-ekonomi

Tingkat ekonomi orang tua berkaitan dengan gizi makanan

anak, lingkungan yang tidak sehat serta minimya pengetahuan

orang tua dan keluarga akan menghambat pertumbuhan dan

perkembangan anak.

g) Lingkungan pengasuhan

Interaksi yang terjadi antara ibu dan anak menjadi sesuatu yang

harus diperhatikan karena sangat memberikan pengaruh kepada

tumbuh kembangnya sang anak.

h) Stimulasi

Pemberian stimulasi dengan melibatkan seluruh anggota

keluarga dan media lain seperti mainan dan melakukan

kegiatan – kegiatan bersama ibu dapat merangsang

perkembangan anak.

i) Obat-obatan

Penggunaan obat kortikosteroid dalam waktu yang lama

akanberakibat pada terhambatnya pertumbuhan. Hal ini juga

sama apabila memakai obat perangsang saraf karena akan

menghambat produki hormon.

4) Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak memiliki ciri-ciri yang saling berhubungan. Ciri

ciri tumbuh kembang anak sebagai berikut:(4)

a. Perkembangan akan berlangsung juga seiring dengan pertumbuhan.

Perubahan fungsi adalah ciri ciri berlangsungnya pertumbuhan.

Contohnya IQ seorang anak akan berkembang seiring pertumbuhan

pada serabut saraf dan otak.

b. Perkembangan dan pertumbuhan pada awal akan sangat

mempengaruhi perkembangan berikutnya. Berkembangnya anak akan

berlangsung secara bertahap dan harus melalui tahap pertama dulu

baru bisa menuju tahap kedua. Contohnya seperti anak harus berdiri

20

dulu baru bisa berjalan. Karena hal inilah pada awal perkembangan

sangat menentukan bagaimana sang anak berikutnya.

c. Bertumbuh dan berkembang setiap anak selalu berbeda beda, baik

pertumbuhan secara fisik atau berkembangnya fungsi dari organ tubuh

sang anak.

d. Perkembangan selalu jalan beriringan dengan pertumbuhan. Apabila

seorang anak bertumbuh dengan cepak, maka juga akan berkembang

dengan cepat. Umur seorang anak yang bertambah akan beriringan

dengan berat dan tinggi badan yang bertambah juga. Begitu juga pada

daya ingat, mental, daya nalar, dan lainnya.

e. Dalam berkembang sang anak akan berpola yang sama dari tahap ke

tahap. Berkembangnya organ tubuh anak terjadi atas 2 dasar hukum,

yaitu :

a. Perkembangan akan berlangsung terlebih dahulu dari kepala, lalu

akan tumbuh ke anggota tubuh.

b. Perkembangan akan terjadi lebih dulu untuk gerak kasar, lalu baru

berkembang ke gerak halus.

f. Berkembangnya sang anak mengalami tahap demi tahap yang

berurutan. Seorang anak akan berkembang dengan pola urutan yang

sama. Urutannya tidak bisa dibalik atau dilewati.

Dalam bertumbuh dan berkembangnya sang anak, ada prinsip yang saling

berhubungan.(4) Prinsipnya adalah :

a. Berkembangnya anak adalah tanda dari matangnya dalam anak belajar.

Kematangan merupakan hasil dari proses yang berlangsung sesuai

dengan kapasitas sang anak, sedangkan belajar merupakan perjalanan

seorang anak dari tidak bisa menjadi bisa dengan cara berusaha dan

latihan.

b. Perkembangan dapat dilihat polanya. Hal ini dapat diprediksi karena

perkembangan saling berkesinambungan dari tahap paling kompleks

menuju tahap spesifik.

21

5) Aspek-Aspek Perkembangan Yang Dipantau

Adapun aspek – aspek yang dipantau dalam tumbuh kembang anak adalah

sebagai berikut (4):

a. Gerakan / motorik secara kasar

Kemampuan sang anak sangat berkaitan dalam proses sang anak

belajar begerak yang menggunakan otot – otot. Contohnya seperti

berdiri atau duduk.

b. Gerakan / motorik secara halus

Gerakkan halus dilakukan dengan menggunakan otot kecil, namun

tetap berkoordinasi dengan seluruh tubuh, seperti menulis, mengamati,

dan sebagainya.

c. Kemampuan dalam berbahasa dan berbicara

Hal ini berkaitan dengan kemampuan sang anak dalam merespons

sesuatu, seperti berkomunikasi, berbicara, bersuara, dan sebagainya.

d. Kemandirian dan sosialisasi berkaitan dengan kemampuan sang anak

dalam melakukan hal hal pribadi, seperti makan sendiri, bersosialisasi

dengan sekitar, membersihkan mainan setelah main dan sebagainya.

6) Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang Yang Sering Ditemukan

Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan adalah(4)

a. Gangguan bicara dan bahasa

Speech Delay salah satu contoh gangguan bicara dan bahasa yang

sering terjadi pada anak – anak dewasa ini.Selain akibat kesehatan

seperti frenulum lidah yang pendek atau gangguan struktur di area

mulut anak, pada anak normal gangguan ini terjadi karena kurangnya

stimulasi kepada anak. Anak yang jarang diajak komunikasi akan

malas berbicara akan mengakibatkan speech delay.(32) Sebagai

indikator utama pada perkembangan anak, kemampuan berbahasa

berhubungan dengan keterlambatan atau kerusakan pada sistem

lainnya.

22

b. Cerebral Palsy

Kelainan pada motorik anak yang sering juga disertai dengan

gangguan emosi, bicara, kecerdasan dan semsorik anak.(33)

c. Sindrom Down (down syndrome)

Anak dengan 47 kromosom.Terjadi karena kromosom 21 tidak dapat

memisahkan diri selama meiosis (abnormalitas kromosom).(34)

d. Perawakan Pendek

Perawakkan pendek digunakan untuk menilai tinggi badan yang

persentil 3 dan dibawah 2SD. Hal ini disebabkan karena kelainan

kromosom, gangguan gizi, kelainan endokrin dan sebagainya.(35)

e. Gangguan Autisme

Menurut kartono, autis adalah kondisi dimana seorang anak tidak bisa

membuka diri terhadap dunia luar karena mereka memiliki dunia

sendiri.Anak autis membutuhkan pendidikan dan terapi khusus agar

mereka pelan–pelan dapat menerima dan membuka diri dengan dunia

yang sesungguhnya dan keluar dari fantasi mereka.(36)

f. Retardasi Mental

Retardasi mental adalah kondisi dimana IQ seseorang <70 sehingga

membuat individu tidak mampu untuk adaptasi dan belajar pada ajaran

masyarakat yang dianggap normal.(37)

g. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

GPPH adalah kondisi sang anak yang sulit untuk memfokuskan

perhatian dan adanya hiperaktif. (38)

B. Sasaran SDIDTK

1. Sasaran Langsung ditujukan kepada anak yang berusia 0-72 bulan yang

tercakup dalam wilayah kerja puskesmas sekitar.

2. Sasaran tidak Langsung

23

a. Tenaga kesehatan digarda terdepan seperti bidan, perawat, ahli gizi,

kesehatan masyarakat, dokter, dan lainnya.

b. Tenaga pendidik seperti ptugas sosial mengenai penyuluhan tumbuh

kembang anak dan petugas lapangan KB.

c. Petugas disektor lainnya.

C. Alur Pelaksanaan Program SDIDTK

Sumber : Kementrian Kesehatan RI 2019

Gambar 2.1 Alur Pelaksanaan Program SDIDTK

24

Dari gambar diatas dapat disimpulkan ada tiga dasar pelaksanaan SDIDTK

balita, yaitu stimulasi, deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang dan intervensi

dini penyimpangan tumbuh kembang yang akan dibahas secara lebih mendalam

dibawah ini.

A. Stimulasi

1. Pengertian Stimulasi

Stimulasi merupakan semua yang merangsang dan diberikan dari

lingkungan. Dalam hal ini orang tua memiliki peran penting untuk

mengembangkan cara mengasuh anak dan memberikan stimulasi kepada

sang anak. Orang tua harus rutin memberikan perhatian yang baik untuk

stimulasi otak sang anak agar betumbuhnya sel otak anak. (24) Sementara

menurut Effendi (2008) menyatakan bahwa stimulasi merupakan hal yang

dilakukan untuk merangsang otak anak untuk tumbuh dan melakukan

kemampuan dasar sang anak. Anak harus distimulasi dari awal oleh orang

tuanya atau orang terdekatnya. Stimulasi yang diberikan orang tua harus

mencakup semua aspek agar anak bisa berkembang dengan maksimal.

Contohnya adalah menstimulasi motorik halus dan motorik kasar.

2. Prinsip Dasar Stimulasi

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangan sang anak(39) yaitu :

a) Menstimulasi anak dengan penuh kasih sayang

b) Menunjukkan sikap yang baik agar bisa ditiru sang anak.

c) Stimulasi yang diberikan sesuai dengan usia anak.

d) Stimulasi yang diberikan bisa dilakukan dengan cara bermain,

bernyanyi dan dilakukan tanpa paksaan dan hukuman.

e) Menstimulasi anak harus dilakukan tahap demi tahap dan secara

berkesinambungan. 4 aspek yang harus diperhatikan yaitu motoric

kasar, motorik halus, mandiri, bicara, dan sosialisasi.

f) Pujilah sang anak apabila berhasil distimulasi

g) Stimulasi dilakukan menggunakan alat bantu seperti mainan

25

h) Kesempatan yang sama untuk anak laki-laki dan perempuan.

3. Tujuan Stimulasi

a) Tujuan Umum

Tujuannya agar seluruh balita dan anak prasekolah dengan rentan 0

sampai 6 tahun bisa berkembang dan tumbuh degan maksiaml sesuai

dengan yang diharapkan dan bisa membanggakan nusa bangsa untuk

masa depan.(4)

b) Tujuan Khusus

Terlaksananya stimulasi yang ditujukan kepada sang anak agar bisa

bertumbuh dan berkembang dengan maksimal dan dilakukan kepada :

1) Terlaksananya program deteksi dini apabila adanya penyimpangan

pertumbuhan dan perkembangan seluruh balita dan anak

prasekolah yang berada didalam wilayah kerja puskesmas.

2) Terlaksananya kegiatan intervensi dini pada balita dan anak

prasekolah yang terdeteksi adanya penyimpangan pertumbuhan

dan perkembangannya.

3) Terlaksananya merujuk kasus yang tidak bisa diatasi puskesmas.

4. Macam-Macam Stimulasi

(24)Stimulasi terbagi atas :

a) Stimulasi Verbal

Penguasaan bahasa melalui pertanyaan – pertanyaan yang anak

lontarkan selain akan mengembangkan inisiatif dan ide – ide kreatif

anak, juga akan memepengaruhi perkembangan kognitifnya.

b) Stimulasi Visual atau Audiotori

c) Stimulasi visual dapat dilakukan dengan menggunakan benda – benda

berwarna dan cahaya.Stimulasi audiotori dapat dilakukan dengan

mengajak anak meniru suara – suara binatang dan lain sebagainya,

26

stimulasi ini penting karena dapat menimbulkan sifat ekspresif pada

anak.

d) Stimulasi Taktil atau Sentuhan.

Memberikan pijatan, ciuman atau permainan yang bertekstur adalah

beberapa contoh jenis stimulasi ini, kekurangan stimulasi taktil atau

sentuhan dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku sosial,

emosional dan motorik.

e) Stimulasi Kasih Sayang.

f) Stimulasi ini yang membangkitkan rasa percaya diri seorang anak dan

mamou membuat seorang anak merasa aman sehingga bisa lebih bebas

dalam melakukan respons ke lingkungan sekitarnya.

5. Manfaat Stimulasi

Ada beberapa manfaat dari teknik stimulasi, yaitu :

a) Stimulasi selama tiga tahun pertama kehidupan seorang anak

akanmembantu mencegah perubahan pada struktur otak dan jalur

neurologis yang disebabkan oleh situasi yang penuh tekanan.

b) Membantu anak – anak menggunakan tubuh dan inderanya dan

mengembangkan pemikiran dan kecerdasan mereka.

c) Membantu pengembangan indera pendengaran dan visual.

d) Meningkatkan keterampilan kesiapan sekolah anak – anak dan

meningkatkan keterampilan sosial.

6. Stimulasi Dini Pada Balita

Menstimulasi anak sejak dini merupakan faktor eksternal yang penting

dalam menentukan cerdas tidaknya seorang anak.(40) Menstimulasi sang

anak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut

a) Ajak anak bermain minimal 30 menit setiap hari agar bisa

menstimulasi anak dan membuat ia merasa senang, bebas, penuh kasih

sayang, dan berikan penghargaan serta pujian setelah bermain.

27

b) Rangsang otak kiri dan kanan, motoric, sensorik, berkomunikasi,

bahasa, mandiri, dan kreatifitas sang anak.

c) Berikan rangsangan music, gerakkan, rabaan, nyanyian, membaca,

menyelesaikan masalah, bandingkan, cocokkan, dan sebagainya.

d) Lakukan bisa setiap saat, seperti saat mandi, ganti baju, tidur,

menyusui, nonton tv, bermain dan sebagainya.

B. Deteksi Dini Penyimpangan

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan

Dalam menilai ada atau tidaknya penyimpangan pertumbuhan pada anak,

yang dijadikan parameter ukur adalah tinggi badan, lingkar kepala, berat

badan, lingkar lengan atas, proporsi tubuh dengan panjang tungkai, dan

sebagainya.(40) Ada berbagai macam cara untuk menilai yang bisa

dilakukan, seperti :

a) Mengukur berat badan / tinggi badan (BB/TB)

Mengukur BB/TB tujuannya untuk menilai status gizi pada anak dan

kategorikan menjadi gemuk, normal, kurus, kurus sekali.

b) Mengukur BB/TB disesuaikan jadwal dengan petugas dan dilakukan

tenaga kesehatan yang telah dilatih.

c) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).

Tujuan dari LKA pada balita untuk mengetahui lingkar kepala anak

tersebut normal atau tidak. Pengukuran ini bisa untuk mendeteksi

apakah adanya terjadi penyimpangan pertumbuhan pada balita dan bisa

dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2.1 Pelaksana dan alat yang digunakan untuk Stimulasi Deteksi

Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

Tingkat

Pelayanan Pelaksana

Alat & Bahan

yang digunakan Yang dipantau

Keluarga

Masyarakat • Orang tua

• Kader kesehatan

• Pendidik PAUD,

• Buku KIA

• Timbangan

dacin

• Berat badan

28

Petugas BKB,

Petugas TPA

dan Guru TK

• Timbangan

digital (untuk

anak > 5 tahun)

• Alat ukur tinggi

badan/panjang

badan

Puskesmas Tenaga kesehatan

terlatih SDIDTK :

• Dokter

• Bidan

• Perawat

• Tenaga gizi

• Tenaga

kesehatan

lainnya

• Buku KIA

• Tabel/grafik

BB/TB

• Tabel/grafik

TB/U

• Grafik LK

• Timbangan

• Alat ukut tinggi

badan

• Pita pengukur

lingkar kepala

• Tinggi badan

• Berat badan

• Lingkar

kepala

Sumber :Kemenkes RI, 2019

Cara memantau pertumbuhan pada anak bisa dilakukan dengan

cara menimbang berat badan dan dibandingkan dengan umur serta

dilakukan setiap hari. Jika ada anak yang berat badannya tidak mengalami

kenaikkan selama 2 kali berturut-turut dan anak yang berat badannya

dibawah garis merah, maka kader wajib merujuk anak tersebut ke petugas

kesehatan untuk dipastikan kembali.Mengukur BB/TB bisa dilakukan oleh

seluruh tenaga kesehatan dan juga non kesehatan yang telah

dilatih.Walaupun demikian, penilaian akhir tetap diputuskan oleh tenaga

kesehatan.(4)

2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

Melakukan pemeriksaan dan deteksi dini dalam mencegah adanya

penyimpangan pada perkembangan anak. Dilakukannya skrining

memeriksa perkembangan pada anak bertujuan untuk tahu bagaimana

perkembangan sang anak, apakah normal atau tidak. Jadwal skrining

KPSP secara rutin dilakukan sejak usia anak < 2 tahun setiap 3 bulan,

sedangkan pada anak usia 2 sampai 6 tahun dilakukan 6 bulan sekali.(4)

29

Pelaksana dan alat – alat yang digunakan untuk melakukan deteksi

dini penyimpangan dini apda perkembangan anak dilakukan seperti yang

diuraikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.2 Pelaksana dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini

Penyimpangan Perkembangan Anak

Tingkat

Pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan Hal yang dipantau

Keluarga

dan

masyarakat

• Orang Tua

• Kader

kesehatan,

BKB

• Pendidikan

PAUD

Buku KIA Perkembangan anak :

• Gerak kasar

• Gerak halus

• Bicara dan bahasa

• Sosialisasi dan kemandirian

• Pendidikan

PAUD

terlatih

• Guru TK

terlatih

• Kuesioner KPSP

• Instrumen TTD

• Snellen E untuk

TDL

• Kuesioner KMPE

• Skrining kit

SDIDTK

• Buku KIA

• Formulir DDTK

Perkembangan anak :

• Gerak kasar

• Gerak halus

• Bicara dan bahasa

• Sosialisasi dan kemandirian

Puskesmas • Dokter

• Bidan

• Perawat

• Tenaga gizi

• Kuesioner KPSP

• Formulir DDTK

• Instrumen TTD

• Snellen E TDL

• Kuesioner KMPE

• Cheklis M-CHAT

1. Perkembangan anak :

• Gerak kasar

• Gerak halus

• Bicara dan bahasa

• Sosialisasi dan

kemandirian

2. Daya lihat

30

• Formulir GPPH

• Skrinning kit

SDIDTK

3. Daya dengar

4. Masalah perilaku emisional

5. Autisme

6. Gangguan pusat perhatian

dan hiperaktif

Sumber :Kemenkes RI, 2019

Keterangan :

Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak

KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

TDL : Tes Daya Lihat

TDD : Tes Daya Dengar

KMPE : Kuesioner Masalah Perilaku Emisional

M-CHAT : Modified-Checklist for Autism in Toddlers

BKB : Bina Keluarga Balita

TPA : Tempat Penitipan Anak

Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini

TK : Taman Kanak-Kanak

3. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional

Deteksi dini dalam penyimpangan mental serta emosi pada anak

merupakan program untuk memeriksa apakah terdapat masalah mental dan

emosional, gangguan pusat perhatian, hiperaktif, autis, dan sebagainya

agar bisa dilakukan intervensi lebih awal. Pemeriksaan ini dilakukan oleh

tenaga kesehatan.

Terdapat berapa jenis alat yang bisa mendeteksi dini dalam penyimpangan

mental dan emosional, yaitu :

a) Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) digunakan untuk anak

yang berusia 36-72 bulan.

b) Cek autis anak prasekolah (Cheklist for Autism in

Toddlers/CHAT)untuk anak yang berusia 16 hingga 36 bulan.

c) Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan

Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating Scale

untuk anak yang berusia 36 bulan lebih.

31

Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining/Deteksi

Umur

Anak

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan

Deteksi Dini

Penyimpangan

Pertumbuhan

Deteksi Dini

Penyimpangan

Perkembangan

Deteksi Dini penyimpangan

Mental Emosional (dilakukan

atas indikasi)

BB/TB LK KPSP TDD TDL KMPE M-CHAT GPPH

0 bulan √ √ √ 3 bulan √ √ √ √ 6 bulan √ √ √ √ 9 bulan √ √ √ √ 12 bulan √ √ √ √ 15 bulan √ √ √ √ 18 bulan √ √ √ √ √ 21 bulan √ √ √ √ √ 24 bulan √ √ √ √ √ 30 bulan √ √ √ √ √ 36 bulan √ √ √ √ √ √ √ √

42 bulan √ √ √ √ √ √ √

48 bulan √ √ √ √ √ √ √

54 bulan √ √ √ √ √ √ √

60 bulan √ √ √ √ √ √ √

66 bulan √ √ √ √ √ √ √

32

72 bulan √ √ √ √ √ √ √

Keterangan :

BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan

TDL : Tes Daya Lihat

TDD : Tes Daya Dengar

KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

LK : Lingkar Kepala

KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional

TDD : Tes Daya Dengar

GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas

M-CHAT : Modified Cheklist for Autism in Toddlers

C. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak

Selain lingkungan yang bisa mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan anak,

ada faktor lain seperti kesehatan dan status gizi pada anak yang menjadi penyebab

terjadinya penyimpangan dan adanya masalah pada perkembangan anak.

Intervensi dini dilakukan untuk menghindari penyimpangan perkembangan pada

anak agar bisa menyelesaikan masalah yang terjadi dan tidak menambah parah.

Intervensi dan memberikan rujukkan dini dilakukan untuk mengecek, perbaiki,

dan atasi masalah apabila terjadi penyimpangan perkembangan sehingga anak bisa

berkembang dan bertumbuh dengna maksimal sesuai dengan kemampuannya.

Saat anak usia 5 tahun menjadi waktu yang tepat untuk mengintervensi dan

merujuk sang anak jika terjadi penyimpangan perkembangan anak. Intervensi

yang dilakukan bisa dengan cara menstimulasi perkembangan anak secara terarah

dan dilakukan secara intens dirumah dalam waktu 2 minggu, lalu dievaluasi.(4)

D. Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak

Apabila terjadinya penyimpangan pada perkembangan anak, maka anak

tersebut perlu dirujuk agar bisa diatasi dengan cepat.(40) Ada beberapa tingkatan

dalam merujuk anak yang mengalami penyimpangan tumbuh dan kembang, yaitu:

1. Tingkat keluarga dan masyarakat

Keluarga khususnya orang tua sangat disarankan untuk mengecek anaknya

ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mengatasi anak yang mengalami

penyimpangan dan membawa buku KIA sebagai catatan pemantauan.

2. Tingkat Puskesmas dan jaringannya

33

a. Tingkat puskesmas bisa dirujuk ke bidan, perawat, pustu, dan polindes

terdekat apabila terdeteksi adanya penyimpangan tumbuh kembang

sang anak sesuai dengan standar yang telah dibuat.

b. Rujukkan akan berlanjut ke tim medis seperti dokter, nutrisionis, dan

lainnya apabila masalah tidak bisa diselesaikan oleh tenaga kesehatan

yang pertama.

3. Tingkat Rumah Sakit rujukan

Jika tim medis dipuskesmas tidak mampu untuk mengatasi penyimpangan

tumbuh kembang anak, maka segera rujuk ke rumah sakit yang fasilitasnya

lebih tinggi dan lengkap, seperti ada dokter spesialis anak, laboratorium,

dan ahli gizi untuk mendiagnosis dan mengatasinya.

2.1.4 Konsep Dasar Sistem

1. Pengertian

Moekijat mendefinisikan sistem sebagai segala sesuatu yang tersusun dari

unsur – unsur yang telah ditata dan berhubungan satu sama lain sehingga

membentuk kesatuan untuk memproses dan mengolah sesuatu. (41)

Sistem merupakan cara untuk melakukan pendekatan dan menganggap

suatu organisasi bisa digambarkan sebagai sistem yang terbentuk atas bagian-

bagian demi mencapai tujuan bersama. (42)

Upaya mempromosikan, menyimpan dan memelihara kesehatan yang

didukung oleh organisasi, sumber daya manusia dan finansial disebut sistem

kesehatan.(43)

Menurut WHO, sistem kesehatan merupakan kumpulan dari faktor

kompleks yang saling berkaitan dalam negara dan menjadi kebutuhan dalam

memenuhi seluruh kebutuhan kesehatan dimasyarakat.

2. Ciri-Ciri Sistem

Menurut Azwar, sistem memiliki ciri cirisebagai berikut(43) :

34

1. Sistem memiliki bagian didalamnya yang berhubungan satu sama lain dan

saling mempengaruhi sehingga terbentuk satu arti yang memiliki fungsi

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Masing-masing bagian didalam sistem memiliki fungsi dan peran masing

masing sehingga menjadi satu dan bisa menggerakkan program yang

direncanakan.

3. Semua bagian didalam sistem saling bekerja sama untuk menjalankan

fungsinya masing-masing dan bisa mengendalikan serta mengarahkan

berjalannya sistem untuk mencapai tujuan yang dibuat.

4. Elemen didalam sistem selalu berhubungan dengan sekitar sehingga

membentuk kesuatu yang kuat.

3. Unsur-Unsur Sistem

Didalam sistem terdapat lagi subsistem yang terus berhubungan dalam

menjalankan prosedur yang ada dan mencapai tujuan.Prosedur dibuat untuk

menjadi acuan dalam menjalankan pekerjaan sehingga didalamnya mengatur

segala aktivitas yang harus dikerjakan oleh orang yang ada

didalamnya.Kesimpulannya orginisasi merupakan gabungan elemen yang bersatu

dan bagian paling kecil dari sistem dan sebuah penjelasan dari organisasi yang

ada.(43)

Sistem didalamnya ada beberapa unsur yang dikelompokkan sebagai

berikut :

1. Masukan (input)

Masukkan merupakan bagian yang dikumpulkan didalam sistem dan

saling bekerja sama serta menjalankan fungsinya masing-masing.

2. Proses (Process)

Proses merupakan seluruh bagian dari elemen yang ada didalam sistem

dan saling diperlukan untuk mengubah masukkan menjadi keluaran yang

diharapkan.

3. Keluaran (Output)

35

Keluaran merupakan seluruh bagian dari elemen yang telah dihasilkan

oleh proses didalam sistem.

4. Umpan Balik (feed Back)

Umpan balik merupakan seluruh elemen yang hasil dari keluaran dan

masukkan untuk sistem.

5. Dampak (Impact)

Dampak meupakan akibat yang timbul karena sesuatu yang dikeluarkan

oleh sistem.

6. Lingkungan (Environment)

Lingkungan merupakan dunia diluar dari sistem dan tidak bisa

dikendalikan oleh sistem namun berpengaruh sangat besar ke sistem.

Unsur diatas akan terus saling berkaitan dan berpengaruh satu sama lain,

sistem diartinya sebagai berikut :

Gambar 2.2 Unsur – unsur Sistem

2.1.5 Analisis Sistem dan Pelaksanaan Program SDIDTK Balita di

Puskesmas

Program SDIDTK dilakukan kepada balita sebagai bentuk dari perhatian

pemerintah dalam membina tumbuh kembang anak di Indonesia dan dilakukan

36

dengan berkualitas dan komprehensif. Langkah yang dilakukan adalah stimulasi,

lalu mendeteksi, serta memberkan intervensi dengan cepat untuk menangani

penyimpangan tumbuh kembang anak di umur 5 tahun pertamanya.Program ini

dibentuk sebagai hasil dari mitra keluarga, masyarakat, pemerintah, dan sektor

terkait.(20)

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan demi mengatasi masalah yang

terjadi dan harus dikerjakan sedini mungkin. Aspek program SDIDTKmeliputi :

1. Aspek Masukan (Input)

Masukkan merupakan seluruh sumber daya, mulai dari manusia,

material, finansial, dan sebagainya yang didapatkan dari lingkungan

sekitar. Input dibagi lagi menjadi :

a. Tenaga

Tenaga dihasilkan dari SDM berubah pekerja yang telah berhasil

membuat suatu produk, pengawasan terhadap mutu, pemasaran

produk, serta memberikan finansial sebagai pendukung untuk

mencapai tujuan.(44)

Pelaksana dari program SDIDTK, yaitu bidan, perawat, dokter, dan

gizi yang ada dipuskesmas tersebut. Jumlahnya pun paling sedikit 2

orang.

Tenaga informan memiliki peran yang berhubungan dalam

pelaksanaan SDIDTK pada balita, yaitu :

1) Kepala Puskesmas

a) Menjalankan fungsi dari membimbing, memanajemen,

mencapai visi pada program SDIDTK.

b) Berkoordinasi dengan seluruh program yang ada.

c) Menjadi provokator untuk menggerakan program membangun

kesehatan.

d) Memotivasi seluruh elemen dalam melaksanakan SDIDTK.

e) Bertanggung jawab dan berkoordinasi dengan seluruh elemen

yang ada di puskesmas.

2) Penanggung jawab Program SDIDTTK balita

37

a) Mengawas dan membimbing seluruh kegiatan, mulai dari

mengobati bayi dari penyakit ringan.

b) Memantau jalannya kegiatan SDIDTK.

c) Melaporkan MTBS.

d) Melatih dan memberikan penyuluhan ke kader.

3) Bidan Pelaksana Program SDIDTK

a) Menimbang bayi dan menyiapkan sarana di posyandu.

b) Membuat peta keluarga sadar gizi.

c) Melatih dan memberikan penyuluhan ke kader.

d) Berkoordinasi dengan penanggung jawab program SDIDTK.

4) Kader

Kadar diposyandu memiliki tanggung jawab kepada masyarakat

dan pimpinan. Kadar diharapkan bisa menjalankan seluruh yang

diarahkan oleh pembimbing dan terus bekerja sama agar bisa

menjalankan program. Adapun hal yang diperbolehkan kader untuk

melakukan program SDIDTK, yaitu :

a) Menimbang berat badan

b) Mengukur tinggi badan

c) Mengukur lingkar kepala.

b. Sarana Atau Prasarana

Sarana dan prasarana adalah seluruh penunjang yang diperlukan

dalam organisasi untuk melaksanakan kegiatan agar mencapai tujuan.

Program SDIDTK memerlukan sarana dan prasarana, diantaranya :

1) Ruangan

Program SDIDTK memerlukan ruangan untuk melatih,

memberikan penyuluhan, konsultasi dan sebagainya.

2) Peralatan

Peralatan dalam program SDIDTK balita antara lain :

a) Pedoman SDIDTK.

b) Kartu untuk mendata tumbuh kembang balita.

38

c) Leaflet untuk sebagai pedoman

d) Siapkan alat ukur lingkar kepala minimal 1 per posyandu.

3) Transportasi

Transportasi adalah sebuah alat untuk memperlancar seluruh

pelaksanaan program SDIDTK pada balita yang tidak mengunjungi

puskesmas.

c. Kebijakan

Kebijakkan merupakan aturan tertulis yang telah ditentukan sebagai

putusan dari pertemuan formal suatu organisasi.Kebijakkan mengatur

seluruh komponen organisasi dan mengikatnya agar mendapatkan tata

nilai yang dituju.

2. Aspek Proses

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan sangat dibutuhkan dalam melakukan sebuah kegiatan atau

program yang dibuat untuk mencukupi seluruh apa yang dibutuhkan

pada kegiatan SDIDTK. Kegiatan ini meliputi:(20)

1) Sasaran

Anak yang berusia 0 hingga 5 tahun yang berada diwilayah kerja

puskesmas menjadi sasaran dalam program ini.

2) Tenaga

SDIDTK pada balita melewati beberapa tahapan kegiatan yang

dibagi menjadi 3 pokok. Hal ini diperlukan untuk untuk membantu

jumlah tenaga yang sesuai agar bisa bekerja dengan efektif dan

efisien.

3) Sarana

Pelaksanaan SDIDTK memerlukan sarana untuk menunjang,

seperti tempat, timbangan, meteran, pita untuk mengukur LiLA,

tabel IMT, dan sebagainya.

4) Jadwal Pelayanan

39

Jadwal SDIDTK perlu diatur agar bisa mendapatkan hasil yang

maksimal.SDIDTK dilakukan dipuskesmas dan diposyandu.

Dalam penelitian di Kota Ternate(45) dinyatakan bahwa manajemen

perencanaan berkaitan secara signifikan dengan program SDIDTK

pada balita dan prasekolah.

b. Perorganisasian (Organizing)

Setelah menentukan tujuan, susunlah rencana atau program untuk

mencapai keberhasilan program SDIDTK balita, maka perlu dirancang

dan dikembangkan organisasi tersebut sehingga bisa menjalankan

program dengan baik dan maksimal.(43)

Pengorganisasian merupakan seluruh proses untuk mengelompokkan

sesuatu, mulai dari orang, tugas, alat, wewenang, tanggung jawab

didalam organisasi agar bisa mencapai tujuan yang telah dibuat. (20)

c. Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan program SDIDTK dilakukan diluar dan didalam

puskesmas, dimana juga didalam puskesmas dilakukan kegiatan

seperti, memberikan penyuluhan, pelatihan, dan konseling kepada

petugas puskesmas, tenaga kesehatan, hingga kader yang nantinya

menjadi pelopor dalam melakukan konseling.Hal ini dilakukan agar

tenaga kesehatan bisa memberikan konseling kepada ibu dan balita

yang telah diatur didalam buku pedoman SDIDTK dan bisa

mendapatkan masalah yang sedang terjadi pada balita.

Bentuk kegiatan SDIDTK yang dilakukan di puskesmas seperti

penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran

lingkar kepala, pengukuran dengan kuesioner KPSP, tes pendengaran,

tes pengelihatan menggunakan KMEE dan (CHAT), serta (GPPH).

Kegiatan yang dilakukan berbentuk kunjangan keposyandu merupakan

tanda dari berkoordinasinya pelaksana SDIDTK dengan puskesmas.

40

Hal lain yang dilakukan oleh program SDIDTK yaitu mengintervensi

secara dini jika terdapat penyimpangan.

d. Pengawasan (controlling)

Pengawasan merupakan pengamatan seluruh proses kegiatan dalam

pekerjaan agar bisa berjalan dengan maksimal dan sesuai rencana yang

telah ditentukan.

e. Pencatatan dan pelaporan

Catatan dan laporan dari seluruh program SDIDTK pada tingkat

puskesmas yang telah memanfaatkan sistem serta tambahan formulir

yang dibutuhkan

1) LB1 dan LB3

2) Registrasi Tumbuh Kembang Anak

3) Laporan Supervisi

3. Aspek Output

Pada akhir tahun akan dilakukan evaluasi untuk program SDIDTK

kemudian dianalisa dan dijadikan laporan tahunan dipuskesmas. Evaluasi

merupakan kegiatan untuk melihat data cakupan kontak pertama SDIDTK,

cakupan balita disekolah yang dilakukan 2 kali setahun.Evaluasi program

SDIDTK dilaksanakan dengan mengkaji seluruh data sekunder dari hasil

laporan tahunan agar program SDIDTK tambah baik dari tahun ke tahun.(4)

Indikator keberhasilan program SDIDTK (4) adalah :

1. Memberikan pelayanan kepada seluruh balita dan anak sebelum sekolah,

mendeteksi dini dan memberikan intervensi jika adanya keanehan dalam

tumbuh kembang anak.

2. Puskesmas di Indonesia seluruhnya menjalankan program SDIDTK.

41

INPUT PROSES OUTPUT

a. Kebijakan

b. Pedoman

dan SOP

c. Sumber

Daya

Manusia

d. Dana

e. Sarana Dan

Prasarana

a. Perencanaan

Program

b. LokakaryaMini

c. Pengorganisasi

an

d. Pelayanan

Kesehatan

e. Supervisi dan

Evaluasi

f. Pencatatan dan

Pelaporan

Cakupan Program

SDIDTK

Meningkat

2.2 KERANGKA TEORI

Berdasarkan pendekatan sistem pelaksanaan kesehatan yang dikemukakan

oleh Azwar, (43)(46) maka kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

Gambar 3.1 Kerangka Teori

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang merupakan

penelitian yang memiliki tujuan untuk mengumpulkan data secara

deskriptif.(47)Penelitian ini untuk mendapatkan informasi lebih dalam, lalu ditelaah

oleh penelitian sehingga mendapatkan informasi tentang pelaksanaan SDIDTK

balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Talang Banjar dari Bulan Januari 2021

hingga bulan Februari 2021.

3.3 Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mencari informasi dengan cara wawancara

kepada masyarakat yang sesuai dan memiliki hubungan dengan tujuan penelitian,

43

biasanya disebut sebagai informan penelitian. Cara mengambil sampel yang

dipakai adalah purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan

tertentu.(47)

Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang yang terdiri dari :

1. Kepala Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi sebagai pejabat penanggung

jawab pelaksana program kesehatan Anak (1 orang).

2. Pengelola program SDIDTK sebagai penanggung jawab program

SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar (1 orang).

3. Bidan/perawat pelaksana program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar

sebagai pelaksana dan penanggung jawab teknis pelayanan kesehatan anak

(1 orang).

4. Ibu yang mempunyai balita di wilayah Puskesmas Talang Banjar sebagai

penerima kegiatan program SDIDTK (5 Orang)

Tabel 3.1 Informan, Jumlah dan Cara Pengumpulan Data

No Informan Jumlah

Cara Pengumpulan Data

Interview Telaah Dokumen

1 Kepala Puskesmas 1 orang √ √

2 Pengelola Program 1 orang √ √

3 Bidan/perawat Pelaksana 1 orang √ √

4 Ibu mempunyai balita 5 orang √ -

Tabel 3.2 Definisi Istilah, Cara Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

No Komponen/Definisi Istilah Cara Pengumpulan

Data

Instrumen

Penelitian

1

Komponen Masukan (Input)

Kebijakan peraturan –

peraturan yang dijadikan

Wawancara

mendalam dan telaah

Pedoman

wawancara

44

2

3

4

5

pedoman dalam pelaksanaan

SDIDTK.

SOP dan buku pedoman

sebagai petunjuk kerja secara

professional bagi pelaksana di

lapangan, diharapkan dapat

memberikan perlindungan

kepada individu/masyarakat

sebagai penerima pelayanan

dalam pelaksanaan SDIDTK.

Sumber Daya Manusia

(SDM) orang yang berperan

dalam pelaksanaan SDIDTK.

Dana

Ketersediaan dana dalam

pelaksanaan program

SDIDTK balita.

Sarana dan Prasana

Ketersediaan fasilitas yang

digunakan dalam mendukung

pelaksanaan SDIDTK balita.

dokumen

Wawancara

Mendalam dan telaah

dokumen

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Pedoman

wawancara

Pedoman

wawancara

Pedoman

wawancara

Pedoman

wawancara

1

2

Komponen Proses (Process)

Perencanaan Program

Rencana program yang

cermat tentang kegiatan untuk

mencapai tujuan yang

diharapkan dalam

pelaksanaan program

SDIDTK.

Lokakarya Mini

Upaya untuk menggalang

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Wawancara

mendalam dan telaah

Pedoman

wawancara

Pedoman

wawancara

45

3

4

5

kerjasama tim sebagai

penggerak dalam pelaksanaan

program SDIDTK

Pengorganisasian

Langkah untuk menetapkan,

menggolongkan dan mengatur

berbagai macam kegiatan

dalam pelaksanaan program

SDIDTK balita, menetapkan

tugas – tugas pokok dan

wewenang serta

pendelegasian wewenang oleh

pimpinan kepada staf untuk

mencapai tujuan organisasi.

Pelayanan Kesehatan

Upaya yang dilakukan baik

sendiri maupun bersama –

sama dalam suatu organisasi

untuk memelihara,

meningkatkan kesehatan,

mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan

masyarakat dalam

pelaksanaanSDIDTK.

Supervisi

Upaya pengarahan dalam

pelaksanaan dan memberikan

petunjuk serta saran dalam

mengatasi permasalahan

pelayanan dalam

dokumen

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Pedoman

wawancara

Pedoman

wawancara

Pedoman

wawancara

46

6

7

permasalahan pelayanan

dalam pelaksanaan program

SDIDTK balita.

Evaluasi

Membandingkan hasil yang

dicapai dengan tujuan suatu

program dalam pelaksanaan

program SDIDTK balita

dengan tujuan yang telah

direncanakan.

Pencatatan dan pelaporan

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Pedoman

wawancara

Pedoman

wawancara

1

Komponen Keluaran

(output)

Tercapainya cakupan

SDIDTK.

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Pedoman

wawancara

3.4 Instrumen Penelitian

Alat atau instrumen penelitian yang diperlukan dalam pengumpulan data

penelitian ini adalah :

1. Pedoman wawancara

Yaitu kumpulan pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian.

2. Buku Catatan

Berfungsi untuk mencatat hasil wawancara setiap hari yang bersumber dari

informan yang berhubungan dengan objek penelitian.

3. Cek list

Daftar variabel yang dikumpulkan datanya.

47

4. Kamera Digital/ kamera handphone

Kamera digunakan untuk menyimpan dan mengambil dokumentasi yang

dipakai saat penelitian berlangsung.

5. Handphone

Handphone digunakan untuk mengambil rekaman hasil dari wawancara

antara peneliti dengan informan.

3.5 Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder.(13)

a. Data Primer

Data primer merupakan informasi yang didapatkan oleh

pewawancara secara langsung dan informasi yang didapatkan bisa

digunakan untuk keperluan penelitian

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan informasi yang didapatkan dari

dokumen penelitian lain dan bukan diambil secara langsung oleh

peneliti itu sendiri.

2. Cara mengumpulkan data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara

antara lain sebagai berikut:(47)

a. Wawancara Mendalam (indepth Interview)

Wawancara mendalam merupakan langkah yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi dan keterangan lebih dalam dan dilakukan

dengan tatap muka. Penelitian ini menggunakan wawancara

mendalam kepada kepala Puskesmas dan penanggung jawab

program dan pelaksana pengelola program SDIDTK.

b. Telaah Dokumen

48

Telaah dokumen dilakukan untuk mendapatkan seluruh dokumen

yang diperlukan dalam penelitian sehingga bisa menjadi penunjang

untuk membuktikan sebuah kejadian.

Telaah dokumen adalah langkah untuk melengkapi jika

menggunkan metode observasi dan wawancara mendalam untuk

jenis penelitian kualitatif.Telaah dokumen yang dipakai di

penelitian ini yaitu lembar observasi yang telah ada didalam

pedoman pelaksana progam SDIDTK.

c. Observasi

Observasi merupakan cara mengambil data. Observasi biasanya

dilakukan dengan cara mengalami dan mempelajari objek yang

sedang diteliti sehingga mendapatkan informasi yang dibutuhkan

dan melengkapi hasil penelitian yang sesuai dengan program

SDIDTK.

Tabel 3.3 Tabel Pengumpulan Data

N

o

Informasi

yang

dibutuhkan

Informan

Telaah

Doku

men

Obs

erva

si

Kepala

Puskes-

mas

Pengelola

Program

SDIDTK

Pelaksana

Program

SDIDTK

Ibu Balita

Indepth

Interview

(1 Orang)

Indepth

Interview

(1 Orang)

Indepth

Interview

(1 Orang)

Indepth

Interview

(5 Orang)

1

2

3

4

5

INPUT

Kebijakan

SOP &

Pedoman

SDM

Dana

Sarana &

Prasarana

49

Metode Kualitatif

Sumber Data

Telaah Dokumen

Data Sekunder Data Primer

Indepth Interview

Analisis Data

Hasil Penelitian

6

7

8

9

1

0

PROCESS

Perencanaan

Lokakarya

Mini

Pengorganisa

sian

Pelayanan

Supervisi&

Evaluasi

1

1

Pencatatan

dan

Pelaporan

√ √ √ √ √

1

2

OUTPUT

Cakupan

SDIDTK

3.6 Alur Penelitian

Gambar 3.2 Alur Metode Penelitian

50

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data kualitatif merupakan cara yang dilaksanakan dengan cara

organisasi data, memilih data, dan bekerja dengan data yang bersatu dan bisa

diolah, disintesis, dicari dan ditentukan apa saja yang penting dan diputuskan apa

saja yang bisa diceritakan ke orang lain.(47)

Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Membuat transkip Data

Membuat transkip data adalah memindahkan atau menyalin informasi dari

bentuk pembicaraan lisan yang direkam dan berbagai informasi yang ada

dalam catatan menjadi bentuk tulisan.Setiap informasi yang ditulis diberi

kode sumber data agar tetap dapat ditelusuri apabila informasi yang

dirasakan kurang lengkap.

2. Mereduksi Data (Data Display)

Reduksi data dilakukan setelah data telah berhasil dikumpulkan melalui

wawancara mendalam. Reduksi data adalah cara menganalisa

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang

tidak perlu dan data diorganisasikan dengan cara tertentu dan disimpulkan

sehingga bisa ditarik sesuai dengan maksud penelitian.

3. Penyajian Data (Display Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Penyajian data dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Hal ini akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami.

4. Menyimpulkan dan Menafsirkan Data (Conclusion Drawing And

Verification).

5. Kesimpulan dan verifikasi merupakan tahapan terkhir dalam menganalisis

data penelitian kualitatif. Menarik kesimpulan adalah kegiatan interpretasi

data sehingga mendapatkan makna dari data yang telah diolah.Verifikasi

dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang

51

terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam penelitian lebih tepat dan

objektif.

3.8 Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik triagulasi.Teknik

triagulasi adalah sebuah metode dalam memeriksa keabsahan data yang

memanfaatkan suatu hal diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data terkait. Ada empat jenis triagulasi, yaitu :

1. Triagulasi sumber

Menggunakan berbagai sumber yang diperoleh.

2. Triagulasi penyidik

Melibatkan peneliti yang berbeda latar belakangnya.

3. Triagulasi teori

Menggunakan perspektif yang berbeda dalam menginterpretasikan data

tang diperoleh.

4. Triagulasi metode

Menggunakan berbagai macam metode untuk mempelajari suatu

permasalahan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triagulasi sumber,

triagulasi teori dan triagulasi metode dengan perincian teknik sebagai berikut :

1. Triagulasi sumber

Menggali kebenaran dengan menggunakan berbagai sumber data yang

diperoleh seperti dokumen, arsip, hasil observasi, dan hasil wawancara.

2. Triagulasi teori

Menggali kebenaran dengan membandingkan teori yang ada dengan data

yang berhasil didapatkan.

3. Triagulasi metode

Menggali kebenaran dengan membandingkan hasil data antara metode

wawancara dan metode observasi.

52

Dengan adanya berbagai sumber data, teori, dan metode tersebut, maka

akan menghasilkan berbagai pandangan yang berbeda pula mengenai hal yang

diteliti, sehingga menghasilkan pengetahuan yang lebih untuk membuktikan

kebenaran secara maksimal. Ketiga teknik triagulasi tersebut merupakan langkah

dalam penelitian ini untuk membandingkan dan melihat kembali informasi yang

diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda melalui :

1. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi

berbagai dokumen yang berkaitan.

2. Membandingkan hasil wawancara dari satu informan dengan informan

yang lainnya.

3. Membandingkan hasil wawancara dengan teori yang berkaitan.

4. Membandingkan hasil observasi dengan teori yang berkaitan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Jambi merupakan ibukota Provinsi Jambi yang terletak di tengah –

tengah Pulau Sumatera. Untuk melayani kesehatan masyarakat Jambi yang

berjumlah 604.378 jiwa (2019) pemerintah Kota Jambi memiliki 20 puskesmas

yang tersebar di 11 Kecamatan. Salah satunya adalah Puskesmas Talang Banjar.

Puskesmas Talang Banjar terletak di Jalan Pangeran Antasari Lorong Panca Karya

Nomor 18 Kelurahan Talang Banjar Kecamatan Jambi Timur.

Secara geografis batas wilayah UPTD Puskesmas Talang Banjar adalah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Sari

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Wijaya Pura

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan payo Selincah

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sungai Asam

53

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar adalah ± 258 km2, wilayah

Kerja Puskesmas Talang Banjar adalah :

1. Kelurahan Talang Banjar

2. Kelurahan Budiman

3. Kelurahan Sulanjana

4. Kelurahan Tanjung Sari

Tenaga kesehatan di Puskesmas Talang Banjar pada tahun 2020 berjumlah

40 orang. 35orang bertugas di Puskesmas dan 5 orang di Pustu.

Tabel 4.1 Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Talang Banjar Kota

Jambi Tahun 2020

No Jenis Ketenagaan Jumlah Pustu

1 Dokter Umum 3 -

2 Dokter Gigi 1 -

3 Tenaga Kesmas 2 -

4 Bidan 7 -

5 Perawat 7 5

6 Perawat Gigi 2 -

7 Asisten Apoteker 2 -

8 Sanitarian 2 -

9 Gizi 1 -

10 Laboratorium 2 -

11 Tata Usaha 3 -

12 TKK Akuntansi 1 -

13 Jaga Malam 1 -

54

14 Cleaning Service 1 -

Jumlah 35 5

Sumber : Profil Puskesmas Talang Banjar

4.1.2 Karakteristik Informan Penelitian

Informan pada penelitian ini bermaksud untuk memberikan informasi

penting mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh peneliti dalam proses penelitian.

Data penelitian diperoleh dari 8 informan melalui wawancara mendalam dan

telaah dokumen diantaranya Kepala Puskesmas Talang Banjar (1 orang), Bidan

pemegang program SDIDTK (1 Orang), Bidan/perawat pelaksana SDIDTK (1

orang) dan Ibu yang mempunyai Balita di Wilayah Kerja Puskesmas (5 orang).

Untuk lebih jelasnya, karateristik dari informan tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Kareteristik Informan Penelitian

No Kode

Informan Jabatan

Umur

(Tahun) Pendidikan

1 A1 Kepala Puskesmas Talang

Banjar

48 S1 Profesi Dokter

2 B1 Bidan Penanggung Jawab

Program SDIDTK Puskesmas

45 D3 Kebidanan

3 C1 Bidan/Perawat Pelaksana

Program SDIDTK Puskesmas

39 D3 Kebidanan

4 D1 Ibu mempunyai balita yang

berkunjung ke Puskesmas

37 SMP

5 D2 Ibu mempunyai balita yang

berkunjung ke Puskesmas

30 SMA

6 D3 Ibu mempunyai balita yang

berkunjung ke Puskesmas

39 SMP

7 D4 Ibu mempunyai balita yang

berkunjung ke Puskesmas

39 SMP

8 D5 Ibu mempunyai balita yang

berkunjung ke Puskesmas

26 SMA

55

Dari Tabel 4.2 dapat kita lihat bahwa informan pada penelitian ini

mempunyai latar belakang pendidikan yang bervariasi, hal ini diharapkan dapat

menggambarkan pemahaman yang bervariasi tentang program SDIDTK sehingga

dapat menggambarkan pemahaman bervariasi dari hasil penelitian ini sehingga

dapat digeneralisir.

4.1.3 Penyajian dan Analisis Data

Indikator evaluasi yang diuraikan pada penyajian dan analisis pada penelitian ini

meliputi : input, proses, dan output yang terdapat sub indikator dari hasil

wawancara dan observasi.

4.1.3.1 INPUT

1. Kebijakan

Hasil wawancara yang didapatkan bahwa sebagian besar petugas belum

memahami kebijakan pelaksanaan program. Kebijakan pelaksanaan program

SDIDTK balita adalah Permenkes No. 43 tahun 2016 tentang standar minimal

pelayanan bidang kesehatan yang menitik beratkan pada pelayanan kesehatan

balita dan Permenkes no. 66 Tahun 2014 pemantauan pertumbuhan

perkembangan dan gangguan tumbuh kembang anak. Namun pada wawancara

hanya satu informaan yang mengetahui tentang kebijakan tersebut seperti yang

terkutip di bawah ini :

“Saya rasa kalo program SDIDTK ini merupakan dari program

kesehatan anak, mako yang menjadi dasar pelaksanaan SDIDTK ini

mengacu kepada kebijakan dari pusat yaitu buku pedoman SDIDTK dan

standar pelayanan minimal SPM Nomor 43 tahun 2016 selain itu ado jugo

buku standar operasional pelayanan atau SOP” (B1).

Sementara informan lain tidak menyinggung dan hanya menyebutkan

hal lain sebagai landasan kebijakan seperti yang terkutip dibawah ini :

56

“Acuan Program SDIDTK itu yang pertama dari pusat, indikator-

indikator dari pusat, Angka Kematian Ibu, Angka kematian Bayi, terus ee

stunting, terus kemudian eee apa namanya status gizi balita berapa yang

gizi baik, gizi kurang, gizi buruk. kemudian yang penting eee standar dari

pusat dari kemenkes, kemudian mengikuti standar yang baik dari propinsi

maupun dari dinas kota” (A1).

“Program SDIDTK ini dikerjakan berdasarkan buku pedoman

mengenai SDIDTK ada SOP di Puskesmas” (C1).

Pandangan dari informan penelitin tentang kebijakan dalam program

SDIDTK balita dapat disimpulkan pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Reduksi Data Kebijakan Program Stimulasi, Deteksi Dini dan

Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas

Talang Banjar Kota Jambi

Topik Kode

Informan Jawaban Informan Kesimpulan

Kebijakan

A1

Mengikuti acuan program dari

pusat kemudian mengikuti

standar dari Dinas Kota

Kebijakan

Program SDIDTK

mengacu pada

kebijakan dari

pusat berdasarkan

buku pedoman dan

SOP yang ada di

Puskesmas.

B1

Mengacu pada kebijakan dari

pusat yaitu buku Pedoman

SDIDTK dan SPM No. 43

Tahun 2016 dan buku Standar

Pelayanan Operasional (SOP)

C1

Berdasarkan buku Pedoman

SDIDTK yang ada di SOP

Puskesmas

57

Dari pernyataan – pernyataan tersebut di ketahui bahwa kebijakan yang

digunakan sebagai landasan pelaksanaan SDIDTK adalah buku pedoman

SDIDTK dan SOP dipuskesmas.

2. Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan Pedoman

Indikator input berikutnya adalah Standar Operasional Pelayanan

(SOP) dan Pedoman. Para informan sudah mengetahui tentang SOP dan

pedoman. Berikut pernyataan dari para informan :

“SOP ada” (A1).

“Kalo SOP ado. buku pedoman jugo ado pernah dibagi dari dinas

dipegang oleh petugas masing-masing” (B1).

Kutipan tersebut diperkuat oleh pernyataan petugas pelaksana program

seperti yang terkutip dibawah ini :

“SOP SDIDTK ada kami, berisi alur kegiatan dari pelaksanaan

kegiatannya dan prosedur kegiatannya. kemudian buku pedoman ada

berisi tentang KPSP, pemeriksaan tumbuh kembang, pemeriksaan daya

lihat dan lain lain” (C1).

Tabel 4.4 Reduksi Data Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan Pedoman

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang (SDIDTK) Balita di Puslesmas Talang Banjar Kota

Jambi

Topik Kode

Informan

Jawaban

Informan Kesimpulan

Standar

Operasional

Pelayanan (SOP)

dan Pedoman

A1 SOP ada Standar

Operasional

Pelayanan (SOP)

ada. Buku B1 SOP dan buku

pedoman ada

58

SDIDTK

C1 SOP ada buku

pedoman ada

pedoman

pelaksanaan

SDIDTK sudah

ada di puskesmas

Berdasarkan pernyataan para informan diatas dapat disimpulkan bahwa

SOP dan pedoman sudah ada.

3. Sumber Daya Manusia

Hasil penelitian terkait sumber daya manusia sudah cukup namun

pelaksana program belum pernah mendapatkan pelatihan SDIDTK dari Dinas

Kesehatan Kota Jambi. Petugas lain seperti Pemegang program dan kepala

Puskemas sudah pernah mendapatkan pelatihann namun tidak mendapat

sertifikat pelatihan. Seperti yang terkutip dibawah ini :

“Kalo SDM nyo tu belom cukup ra apolagi kalo turun ke

lapangan.di puskesmas ni hanyo kakak yang sudah pernah tersosialisasi.

Waktu itu pernah acaranyo di Dinas Provinsi tapi kami dak dapat

sertifikat. Pernah jugo di Dinkes Kota yang mengadokan orientasi

SDIDTK jugo dak ado sertifikatnyo. SDIDTK ni sudah kakak sosialisasi

jugo di lokmin ke semua petugas terutama pelaksana SDIDTK yang

ngerjokan yang membantu kakak di ruangan tumbang” (B1)

Informasi ini diperkuat oleh pernyataan informan lain.

“Saya sebagai pelaksana disini ya jadi mungkin saya belom

pernah pelatihan tapi saya disini ada pemegang programnya sudah

pernah ada pelatihan SDIDTK, sudah ada petugasnya. Petugasnya juga

pernah mensosialisasikan bagaimana cara pemeriksaan SDIDTK nya

kepada kami melalui lokmin” (C1)

“SDM nya ya? SDM nya kalo ee mulai dari kalo petugas

penanggung jawab program bidan. Bidan itu D3 Mmmm kalo yang untuk

59

MTBS kalo dak salah sudah mengikuti pelatihan MTBS.Untuk petugas

Gizi itu D3 Juga.pelatihan-pelatihannya dia ada ikut pertemuan –

pertemuan. Untuk eeee deteksi tumbuh kembang juga sudah ada

pertemuan – pertemuan.Kemudian untuk dokternya dokternya umum,

sudah ada pertemuan tentang MTBS. Kalo saya sendiri, kalo sekarang ini

kan buk saya jadi fusngsional buk ya. Saya fungsional sudah pernah ikut

pertemuan gizi buruk, sudah pernah pelatihan MTBS, eeee sudah pernah

ikut pelatih pertemuan sih pertemuan tentang PONED. Jadi secara umum

untuk sumber dayanya sudah cukup menurut saya disini” (A1)

Pandangan dari informan penelitian tentang Sumber Daya Manusia dalam

program SDIDTK dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.5 Reduksi Data Tentang Sumber Daya Manusia Dalam Program

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Topik Kode

Informan Jawaban Informan Kesimpulan

Sumber

Daya

Manusia

A1 Sudah ada dan memadai.

Petugas juga sudah

mengikuti pertemuan -

pertemuan dan pelatihan

Sumber daya Manusia

dalam program SDIDTK

sudah ada, namun

pelaksana program belum

pernah mendapatkan

pelatihan SDIDTK. B1 Sudah ada tapi belum

cukup. Petugas juga sudah

pernah mengikuti

pelatihan - pelatihan

namun tidak mendapat

sertifikat

60

C1 Sudah ada tapi pelaksana

program belum pernah

mendapat pelatihan. Hanya

pemegang program yang

sudah ikut pelatihan dan

mensosialisasikannya

kepada pelaksana program

dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) sudah

ada dan jumlahnya cukup. namun pelatihan belum pernah diberikan kepada

pelaksana program.

4. Dana

Dana pelaksanaan program SDIDTK Balita di Puskesmas Talang

Banjar bersumber dari dana BOK Puskesmas. Hal ini diperkuat dari kutipan

hasil wawancara berikut :

“Kalo yang di Puskesmas dana untuk kegiatan SDIDTK itu eee

semuanya berasal dari dana BOK. Terus untuk dana dari APBD kota

kayaknya sih dak ada. Dana dari BLUD itu lebih dari penunjangnya itu

seperti untuk ATK em untuk peralatan kantornya” (A1)

“Kalu karna SDIDTK ini masuk dalam program kesehatan anak,

dana sudah include dalam program itu. Dana dari BOK cukuplah” (B1)

“Ada, pakai dana BOK kurang lebih kami di POA pelaksanaan

kegiatannya kami apa program anak sekitar 20 jutaan di BOK. Untuk

kegiatan khususnya SDIDTK ini sekitar dibawah 6jt an” (C1).

Dana merupakan salah satu indikator yang menentukan keberhasilan

suatu program agar dapat dilaksanakan dengan baik. Dana SDIDTK berasal

dari dana BOK Puskesmas.

61

Tabel 4.6 Reduksi Data Tentang Dana Dalam Program Stimulasi, Deteksi

dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita

Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Topik Kode

Informan Jawab Informan Kesimpulan

Dana

A1 Dana SDIDTK berasal dari

dana BOK

Dana Pelaksanaan program

SDIDTK berdasarkan dana

BOK Puskesmas B1 Dana berasal dari Dana BOK

dan cukup

C1 Dana berasal dari Dana BOK

dan cukup

5. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasana dalam program SDIDTK di Puskesmas Talang

Banjar sudah lengkap jumlahnya masih kurang. Hal ini terungkap dari

informasi yang didapatkan dari para informan seperti yang terkutip dibawah

ini :

“Sarana untuk di puskesmas eee sarananya ee kalo menurut saya

masih belum lengkap buk ya.Masih belum lengkap. Jadi untuk

melengkapinya itu kami mengusulkannya ke melalui Dinas Kesehatan dan

ee berusaha juga dari dana BLUD kalo misalnya bisa dari dinas ataupun

dari pusat ada bantuan kami tidak memakai dari dana BLUD tapi kalo

misalnya dari ee pemkot atapun dari pusat tidak ada kami mencoba

memakai atau menggunakan dana BLUD. Kalo untuk sarananya

perlengkapan untuk SDIDTK itu pengukuran untuk status gizi balita itu

timbangan - timbangan kemudian pengukur tinggi badan sudah ada tapi

jumlahnya tidak cukup.Tidak cukup karena untuk pelayanan di pustu

ataupun sampai ke posyandu itu tidak cukup peralatannya. Kalo untuk

pelayanan di puskesmas sendiri juga tidak cukup karena ada Cuma ada

62

satu atau dua alat jadi ruangan – ruangan lain juga perlu jadi kondisinya

ada tapi tidak cukup” (A1)

“Kalo sarana prasarana tu memadai dan masih biso digunakan

tapi jumlahnyo tu dak cukup ra apolagi untuk kalo terutamo kito turun

posyandu e peralatan timbangan pengukur tinggi badan dak ado jadi

dibawala yang dari puskesmas kalo ruang khusus yo inilah ruangannyo

ra”(B1)

Untuk kelengkapan sarana dan prasana SDIDTK balita di Puskesmas

Talang Banjar sudah cukup. Hal ini diperkuat oleh informan seperti kutipan

berikut ini :

“Sarana dan prasarana cukup memadai, tersedia dapat bantuan

juga dari dinas sudah lengkap ya disini kami pakai ada timbangan,

pengukur tinggi badan, kartu E, ada mainan-mainan anak” (C1)

Tabel 4.7 Reduksi Data Tentang Sarana dan Prasarana Dalam Program

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Topik Kode

Informan

Jawaban

Informan Kesimpulan

Sarana

dan

Prasarana

A1 Sarana SDIDTK

sudah ada tetapi

jumlahnya belum

cukup

Sarana dan prasarana

program SDIDTK sudah

ada dan lengkap, namum

jumlahnya masih kurang.

B1 Sarana dan

prasarana sudah

memadai dan masih

bisa digunakan, tapi

jumlahnya masih

kurang

63

C1 Sarana dan

prasarana sudah

cukup memadai dan

lengkap

Dari tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana penunjang

pelaksanaan program SDIDTK di Pusekesmas Talang Banjar sudah lengkap,

namun jumlahnya masih kurang.

4.1.3.2 PROSES

1. Perencanaan Program

Proses perencanaan program yang dimaksuda dalam indikator ini

adalah berupa jadwal bidan untuk turun ke lapangan maupun kegiatan di

Puskesmas. Hasil wawancara tentang hal ini diperoleh informasi sebagai

berikut :

“POA nya ada. POA nya dibikin setiap tahun ee POA nya itu

terbagi kedalam ee kegiatan pokok puskesmas, jadi kegiatan pokok

puskesmas itu untuk KIA kesehatan ibu anak ada ee POA nya sendiri

sudah dibikin oleh pengelola programnya baik dari kesehatan ibunya

maupun kesehatan anak. Kemudian dari program gizi juga mempunyai

POA sendiri itu e apa namanya diusulkan setiap tahunnya kemudian dari

Promkes juga karena sedikit banyak juga berkaitan dengan promkes juga

ada disitu termasuk sudah ada POA nya” (A1)

Hal ini juga diperjelas oleh informan lainnya :

“Kalu perencanaan tu ra dibuatlah setiap tahun rencana usulan

kegiatan RUK dan jugo ado rencana pelaksanaan kegiatan RPK” (B1)

“Kami punya POA, RUK dan RPK nya didalam gedung kami

melakukan bersama Lintas Program pertama promkes, petugas gizi, gigi

64

kemudian ada juga dokter kalau ada masalah-masalah ditemukan pada

bayi kami konsultasikan kepada dokter. Kemudian ada juga kegiatan

diluar gedung itu bekerjasama dengan lintas program kami punya sekolah

KB, Paud dan TK sekitar 18 TK dan paud” (C1)

Selanjutnya dilakukan reduksi data atas pernyataan para informan

seperti pada tabel 4.8 dibawah ini :

Tabel 4.8 Reduksi Data Tentang Perencanaan Dalam Program Stimulasi,

Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita

di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Topik Kode

Informan Jawaban Informan Kesimpulan

Perencanaan

A1 Plan Of Action (POA)

sudah ada. Dibikin setiap

tahun.

Perencanaan ada

dan disusun

setiap tahun.

B1 Perencanaan dibikin

setiap tahun

C1 POA ada.

Berdasarkan informasi diatas, pelaksanaan Program SDIDTK Balita di

Puskesmas Talang Banjar sudah memiliki Program yang disusun setiap

tahunnya.

2. Lokakarya Mini

65

Pelaksanaan Lokakarya mini di Puskesmas sangat penting dilakukan

untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan suatu program. Pelaksanaan

Lokakarya mini di Puskesmas Talang banjar dijelaskan oleh informan seperti

yang terkutip berikut ini :

“Untuk lokakarya mini ee dilaksanakan tapi tidak rutin karena

kondisi dari pandemi covid tahun kemaren dan tahun ini jadi tidak rutin

dilaksanakan.eee biasanya itu sebelum-sebelumya dilaksanakan secara

rutin tetapi untuk ee perencanaan maupun evaluasi program biasanya

kami langsung ke petugasnya, tidak bisa melaksankan dalam paparan ini

secara bersama-sama dengan program lainnya” (A1).

Hal ini juga diungkapkan pulaoleh informan lainnya. Berikut

kutipan dari informan lainnya :

“Kalo sebelum pandemi ni kami tiap bulan lokakarya mini ra, tapi

semenjak corona ni tiap tigo bulan setelah selesai pelayanan di puskesmas

tapi kadang idak semua pegawai jugo yang ngikuti karno ado yang lagi

turun lapangan ado yang posyandu pokoknyo banyakla kendalanyo.Jadi

kadang dak semua masalah tu kendala diprogram tu tersampaikan

semua.Tapi biasonyo kepala puskesmas tu yang evaluasi program

langsung ke petugasnyo masing-masing. Kalo duo tahun ni memang kakak

dak fokus ke program ra karena kakak lagi kuliah” (B1)

“Mungkin karena corona ini ya, lokmin kami biasa setiap bulan,

tahun ini setiap triwulan sekali dilakukan mini lokakarya ini melibatkan

semua program dan staf puskesmas membahas tentang masalah-masalah

program yg ada di puskesmas” (C1)

66

Tabel 4.9 Reduksi Data Tentang Lokakarya Mini Dalam Program Stimulasi,

Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di

Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Topik Kode

Informan Jawaban Informan Kesimpulan

Lokakary

a Mini

A1 Biasanya rutin dilakukan

namun saat masa pandemi

Covid - 19 sekarang ini

sudah jarang dilaksakan

Lokakarya mini ada

dilakukan secara rutin.

Sebelum pandemi

Covid -19 lokakarya

mini dilakukan setiap

bulan namun karena

pandemi lokakarya

mini dilaksanakan

setiap tiga bulan sekali

B1 Biasanya rutin dilakukan

setiap bulan namun karena

pandemi Covid - 19

dilaksanakan 3 bulan sekali

C1 Karena masa pandemi

Covid - 19 dilaksanakan

setiap triwulan, biasanya

setiap bulan

Berdasarkan hasil wawancara terkait pelaksanaan lokakarya mini dapat

disimpulkan bahwa Puskesmas Talang Talang telah melaksanakan lokakarya

mini, namun karena masa pandemi lokakarya mini yang seharusnya

dilaksanakan sebulan kali tidak dapat dilakukan dan dilaksanakan setiap tiga

bulan sekali.

3. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan

dan mengatur berbagai macam kegiatan dalam pelaksanaan program serta

menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh

pimpinan kepada staf untuk mencapai suatu tujuan. Pengorganisasian dalam

pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar diungkapkan oleh

para informan seperti yang terkutip berikut ini :

“Kalo untuk pengorganisasiannya ee SK nya kemungkinan belum

ada ya secara khusus untuk program SDIDTK nya belom ada” (A1)

67

“Kalu kami ado SK penunjukan tugas ra dari kapus. Kakak

sebagai bidan penanggungjawab program kesehatan anak termasuklah

SDIDTK di dalamnyo” (B1)

“Ada SK nya sebagai pelaksana program SDIDK ada.disini ada

kami bekerjasma dengan LP yang masing masing melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing” (C1)

Berikut tabel hasil reduksi tentang pengorganisasian berdasarkan

informasi yang diperoleh dari para informan :

Tabel 4.10 Reduksi Data Tentang Pengorganisasian Dalam Program

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dinin Tumbuh Kembang

(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Topik Kode

Informan Jawaban Informan Kesimpulan

Pengorganisasian

A1 SK penunjukkan secara

khusus untuk program

SDIDTK belum ada

SK penunjukkan

petugas berasal dari

Kepala Puskesmas

B1 Ada SK penunjukkan

tugas dari Kepala

Puskesmas

C1 Ada SK penunjukkan

sebagai Pelaksana

Program SDIDTK

Pengorganisasi program SDIDTK balita di Puskesmas Talang Banjar

dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan dituangkan kedalam SK (Surat

Keputusan) kepala Puskesmas.

68

4. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan program SDIDTK balita di Puskesmas Talang

Banjar dilakukan setiap hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu

informan berikut ini :

“Disini sayo sebagai pelaksana yoh, saya melakukan kegiatan

SDIDTK setiap hari, bayi datang saya catat, saya periksa kemudian saya

catat dalam buku register kemudian akan dilihat oleh pemegang

programnya”(C1)

Pelaksanaan SDIDTK juga tidak hanya dilakukan di Puskesmas saja

tapi juga sudah dilakukan ke luar lingkungan Puskesmas yang merupakan

ruang lingkup kerja Puskesmas Talang Banjar. Hal ini terungkap dalam

wawancara dengan informan lainnya seperti kutipan berikut ini :

“Upaya pelayanan program SDIDTK itu ee kita mengikuti

daripada kegiatan puskesmas. Jadi Puskesmas itu ada yg UKM nya usaha

kesehatan masyarakatnya, puskesmas turun ke lapangan pemantauan

pemantauan.pemantauan itu mulai dari e posyandu kemudian pemberian

vitamin A kemudian pemantauan pemberian obat cacing ke sekolah-

sekolah dan surveilans kalo misalnya ada kasus-kasus misalnya kasus gizi

buruk, kasus ee bayi resti, misalnya ada bayi dengan BBLR. Nah.

kemudian pertemuan pertemuan untuk peningkatan kemampuan dari

kader kader posyandu. Ee untuk yg kegiatan UKP pelayanan di

Puskesmas ada ruang konsultasi gizi, ada ruang MTBS, ada ruang

imunisasi, ada pelayanan ee laboratorium, obat. Untuk pelayanan di

dalam puskesmas yg pelayanan SDIDTK nya itu kita ada ruangan tumbuh

kembangnya dan ada petugasnya.Ada alur pelayanannya juga ada. SOP

juga ada” (A1)

69

“Menurut kakak ra, pelayanan kesehatan khusus untuk program

SDIDTK ni sangat penting kerena fokusnyo kepada anak anak calon

penerus bangsa. Selain kedisiplinan dan tanggung jawab petugas dalam

melaksanakan jugo harus ado peran dan pertisipasi masyarakat yang

menjadi penting untuk dapat terlibat aktif membawa anaknyo ke fasilitas

kesehatan baik sehat maupun sakit agar mendapat pelayanan yg optimal

jadi program ini terlaksana dengan baik jugo dapat berhasil sesuai

dengan target yang ditetapkan baik dari pusat maupun kebijakan daerah”.

(B1)

Tabel 4.11 Reduksi Data Tentang Pelayanan Kesehatan Dalam Program

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK) Balita di

Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Topik Kode

Informan Jawaban Informan Kesimpulan

Pelayanan

Kesehatan

A1 Pelayanan mengikuti kegiatan

puskesmas, alur pelayanan dan

SOP ada

Pelayanan program

SDIDTK mrngikuti

kegiatan Puskesmas

dengan alur

pelayanan dan SOP

yang telah

ditentukan. Petugas

disiplin melakukan

program dan

melakukan

pencatatan

B1 Selain kedisplinan dan

tanggung jawab petugas dalam

melaksanakannya harus ada

juga peran aktif dan partisipasi

dari masyarakat

C1 kegiatan SDIDTK dilakukan

setiap hari dan melakukan

pencatatan setiap harinya

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program

SDIDTK Balita di Puskesmas Talang Banjar sudah dilakukan baik itu di

dalam maupun diluar Puskesmas Talang Banjar.

70

5. Supervisi dan Evaluasi

Pelaksanaan Supervisi dan evaluasi pelaksanaan Program SDIDTK

balita di Puskesmas Talang Banjar dilakukan oleh Kepala puskesmas dan

Dinas Kesehatan Kota Jambi. Hal ini didapat dari hasil wawancara dengan

para informan seperti yang terkutip berikut ini :

“Untuk evaluasi daripada kegiatan SDIDTK di puskesmas dari

kepala puskesmas terhadap e kegiatan yg dipuskesmas itu dilakukan

pertama dilakukan melihat dari laporan kegiatan yg dilaporkan petugas

kepada kepala puskesmas, kepala puskesmas memberikan penilaian dan

melihat capaian kegiatannya kemudian kalo tidak mencapai kendalanya

apa. Setelah diketahui kendalanya maka akan dicarikan alternatif

penyelesaiannya apakah masalahnya di masyarakat atau petugas atau

bagaimana. Kemudian hasilnya juga disampaikan kepada yang terkait

misalnya ee apakah itu dari imunisasinya atau dari anaknya atau mungkin

dari ibunya kemudian ke petugas promkes juga ee kalo misalnya berkaitan

juga kita tanyakan ke petugas promkesnya.Kalo itu yg dari dalam

puskesmas. Kalo yg dari dinas kesehatan itu pembinaan tetap ada dimulai

dengan melihat laporan puskesmas yang dikirim dari dinas kesehatan, jika

ada laporan yang tidak lengkap atau kurang jelas maka dinas kesehatan

akan menyampaikan ke puskesmas dan kepala puskesmas akan

menyampaikan ke petugasnya”(A1)

“Kalu di puskesmas ado ra khusus program SDIDTK selalu

dievaluasi setiap setiap bulan dari kapus langsung ke petugas

penanggungjawab. Kalo supervisi dari dinkes biasonyo dak khusus untuk

program SDIDTK sekalian dengan program kesehatan anak karno

SDIDTK include di dalamnyo”(B1)

71

“Supervisi sudah dilakukan dengan baik. Dinas Kesehatan

melakukan supervisinya. Kalau evaluasi dilakukan oleh dokter setiap

bulan sekali. Supervisi dilakukan oleh dinas kesehatan yang khusus

program SDIDTK”(C1)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dari para informan,

reduksi dari hasil wawancara tentang supervisi dan evaluasi disajikan

dalam tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Reduksi Data Tentang Supervisi dan Evaluasi Dalam Program

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK) Balita di

Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Topik Kode

Informan Jawaban Informan Kesimpulan

Supervisi

dan

Evaluasi

A1 Supervisi program dilakukan

oleh Kepala Puskesmas Dinas

Kesehatan Kota Jambi

Evaluasi dilakukan

setiap bulan oleh

Kepala Puskesmas.

Supervisi dilakukan

oleh Dinas

Kesehatan Kota

Jambi secara rutin.

B1 Evaluasi dilakukan oleh

Kepala Puskesmas setiap

bulan, Supervisi dari Dinas

Kesehatan Kota sekalian

dengan Program Kesehatan

anak

C1 Supervisi dilakukan oleh

Dinas Kesehatan Kota yang

khusus SDIDTK, evaluasi

dilakukan oleh Kepala

Puskesmas setiap bulan

72

Supervisi dan evaluasi program SDIDTK di Puskesmas talang banjar

dilakukan setiap bulan oleh kepala Puskesmas. Supervisi dari Dinas Kesehatan

tidak pasti waktunyakarena sifat kunjungannya adalah mendadak.

6. Pencatatan dan Pelaporan

Berdasarkan informasi dari informan terkait pencatatan dan pelaporan

didapatkan informasi sebagai berikut :

“Kalu untuk program SDIDTK ni kami ado duo laporan tu laporan

pelayanan kesehatan anak dilaporkan tiap bulan dan laporan pelayanan

kesehatan keluarga dilaporkan setiap triwulan.Untuk teknis pencatat dan

pelaporan tu biasonyo setelah pelayanan khususnyo waktu turun ke

lapangan dak langsung dicatat sampe selesai apo yang dikerjokan tapi

pada saat hari pelaksanaan. Harusnyo kan langsung dicatat tapi

setelahnyo tetap dicatat dan tetap dilaporkan ke penanggung jawab oleh

Pembina wilayah masing masing. Kalo untuk kegiatan dalam gedung tiap

hari langsung direkap catatan kunjungannyo” (B1)

Hal ini juga diungkapkan oleh informan lainnya.

“Pencatatan dan pelaporan ada laporan indikator setiap bulannya

kemudian ada laporan triwulannya akan dikirim ke DKK terus kalau turun

lapangan kami mencatat saja dulu tidak langsung di kohort terus kami

tandai mana yang kira kira ada masalah kami curigai baru kami isi ke

formulir SDIDTK ini” (C1)

“Pencatatan pelayanan program yang di puskesmas untuk yang

kegiatan ee diluar misalnya dari posyandu itu petugas penanggung jawab

program menerima laporan dari petugas yang turun ke posyandu.Jadi

setelah turun ke posyandu petugas membuat laporan kegiatannya

kemudian menyampaikannya ke petugas SDIDTK atau petugas gizi

73

melalui buku posyandu kemudian direkap oleh petugas gizi di

puskesmas.Dari laporan petugas posyandu tersebut, petugas gizi membuat

laporan gizi, laporan itu dalam bentuk laporan tertulis setiap bulan

kemudian disampaikan ke kepala puskesmas dan dilaporkan ke Dinas

Kesehatan laporan tersebut.Ada juga bentuk laporannya dengan dengan

aplikasi melalui internet EPPBGM. Kalo untuk SDIDTK kan karena

menyangkut beberapa program, beberapa penanggung jawab ee sesudah

laporannya itu dibuat oleh penanggung jawab masing-masing baik itu

dari gizi, anak, MTBS itu dikumpulkan dilaporkan ke kepala puskesmas

kemudian disampaikan ke Dinas Kesehatan” (A1)

Berikut hasil reduksi tentang pencatatan dan pelaporan dalam

program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi :

Tabel 4.13 Reduksi Data tentang Pencatatan dan Pelaporan Dalam Program

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK) Balita di

Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Topik Kode

Informan Jawaban Informan Kesimpulan

Pencatatan

dan

Pelaporan

A1 Pencatatan sudah dilakukan.

Pelaporan juga dilakukan

dengan alurnya.

Pencatatan dan

pelaporan sudah

dilakukan baik yang

bulanan dan

triwulan

B1 Pencatatan dan pelaporan

dilakukan setiap satu bulan dan

3 bulan sekali

C1 Pencatatan dan pelaporan

dilakukan setiap satu bulan dan

3 bulan sekali

Dari hasil wawancara terhadap pencatatan dan pelaporan dapat

disimpulkan bahwa pencatatan dan pelaporan pelaksanaan Program SDIDTK

Balita di Puskesmas Talang Banjar sudah dilaksanakan.Pelaporan pencatatan

74

dilakukan setiap bulan dan diserahkan kepada kepala Puskesmas

untukkemudian diteruskan kepada Dinas kesehatan Kota Jambi.

4.1.3.3 OUTPUT

Output dalam pelaksanaan program SDIDTK balita adalah cakupan balita

yang telah mendapatkan pelayanan program SDIDTK balita. Berikut penuturan

informan terkaitan cakupan program SDIDTK Balita di Puskesmas Talang Banjar:

“Kalo hasil pelayanan SDIDTK di Puskesmas ee pertama

berkaitan dengan peralatan, tapi yang ada di puskesmas e yang sudah e

apa namanya pelayanan yg ada di puskesmas ini sudah sesuai dengan

standar yg sudah kita lakukan baik melalui standar dari pusat maupun

standar dari daerah.Pelayanan ini meliputi dari semuanya mulai dari di

lapangan seperti di posyandu sesuai dengan standar.Kendalanya di

posyandu itu yang pertama peralatan, peralatan itu seperti alat pengukur

berat badan, alat pengukur panjang badan atau tinggi badan.Alat

pengukur berat badan menggunakan timbangan dacin, nahh timbangan

dacin itu kendalanya kalo sesuai standar harus dikalibrasi setiap tahun

tetapi dalam pelaksanaannya itu hampir tidak pernah dikalibrasi.Jadi

pengukuran BB, pengukuran anak di posyandu itu bisa saja tidak sesuai

dengan sebenarnya, dengan standarnya karena peralatan itu tidak akurat

lagi.Kemudian kurang seperti pengukuran panjang badan bayi itu sampai

ke posyandu itu tidak ada.Kalo untuk pengukuran tinggi badan bayi anak

anak yg sudah bisa berdiri itu ada dengan menggunakan tempelan,

mikrotoise itu tidak semua posyandu punya. Untuk didalam gedung

puskesmas sendiri peralatan ada cuma sedikit dan kunjungan juga karena

dalam pandemi covid sekarang ini kunjungan agak berkurang ee apa

namanya menghindari kontak kemudian pelayanan juga lebih bersifat

dengan telpon dengan sarana komunikasi jadi tidak langsung berhadapan.

Harapan dan saran dari kami sebagai kepala puskesmas disini

yang pertama yg sudah kami lakukan terkait dengan kondisi seperti ini

75

terutama dari segi sarana. Jadi untuk sarana puskesmas berusaha untuk

secara mandiri melengkapi peralatan-peralatan yang ada seperti sarana

untuk pengukuran TB pengukuran BB kemudian sarana-sarana penunjang

seperti komputer peralatan kantor itu bisa menggunakan dari dana

BLUD. Kemudian untuk petugas sudah memenuhi standar kemampuan

kompetensi sudah cuma mungkin perlu ditambah lagi pelatihan untuk

meningkatkan kemampuannya.Nah, kemudian untuk peralatan yg

diposyandu kerena peralatan di posyandu katakanlah sudah tidak

memenuhi persyaratan kerena tidak di kalibrasi usualan kami agar

timbangan tersebut dikalibrasi.pernah petugas………………..(A1)

“Memang masih kurang ra, dak sesuai dengan target yang

ditetapkan selain karno waktu itu kendala kakak yang kurang fokus

karena lagi sibuk kuliah jadi pelaksanaan disini jadi yang bekerjo biso

bagi wilayah tapi karena kondisi tadi akhirnyo bidan pelaksananyo kerjo

dewekla. Selain tu jugo kurangnyo target pencapaian SDIDTK di

puskesmas talang banjar sudah sayo jelaskan sedikit diatas yo banyak

faktor pendukung agar program ini berjalan dengan baik harusnyo bilo

balita tidak datang maunyo kan kito sweeping iyoo mudah mudahan untuk

tahun ini dan kedepannyo kami lebih memperhatikan lagi pelaksanaan

program ini supayo menjadi lebih baik dan berkualitas sehingga target

yang ditetapkan dapat dipenuhi”(B1)

“Mungkin saya sebagai pelaksana mungkin saya merasa kurang

maksimal untuk melaksanakan pelayanan ini ya ee seperti apa karena

saya belum terlatih terus e saran saya mungkin ada pelatihan-pelatihan

untuk yang belum mengikuti pelatihan kemudian sosialisasi ke masyarakat

itu sendiri mm bagaimana tentang SDIDTK itu agar masyarkat tau

masalah masalah yg timbul pada bayi dan balita jadi secara dini mereka

membawa anaknya ke puskesmas jadi kalo ada penyimpangan

76

penyimpangan itu harus tau secara dini dulu jadi semakin cepat

penanganan yang akan di lakukan pada anak tersebut”(C1)

Dari hasil wawancara mendalam terkait hasil cakupan dapat

disimpulkan bahwa cakupan pelaksanaan program SDIDTK Balita di

Puskesmas talang Banjar belum mencapai target yang telah ditetapkan.

Hasil reduksi data dari hasil wawancara terhadap output program

SDIDTK dengan para informan disajikan dlam tabel dibawah ini :

Tabel 4.14 Reduksi Data Tentang Capaian SDIDTK Dalam Program

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang bajar Kota Jambi

Topik Kode

Informan Jawaban Informan Kesimpulan

Capaian

SDIDTK

A1 berkaitan dengan peralatan

terutama peralatan yang ada di

posyandu. Petugas sudah

memadai namun masih harus

diberikan pelatihan

Capaian masih kurang

dari yang telah

ditetapkan oleh

pemerintah

B1 Tidak sesuai dengan target

karena sebagai pemegang

program konsentrasi terpecah

dengan kegiatan kuliah, faktor

lainnya adalah sarana yang

masih kurang. Untuk faktor

karena balitanya yang tidak

datang tidak melalukan

sweepping

77

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 INPUT

Pelaksanaan komponen input manajemen program pelaksanaan Stimulasi,

Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita di Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi meliputi : Kebijakan, SOP dan pedoman, sumber daya manusia, dana,

sarana dan prasarana.

1. Kebijakan

Kebijakan menurut KBBI adalah rangkaian konsep dan asas yang

menjadi dasar dan pedoman rencana dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Kebijakan kesehatan adalah segala sesuatu yang menjadi faktor – faktor

penentu di sektor kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan

masyarakat.(48) Fungsi kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan pola

pelayanan pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit dan perlindungan

kepada masyarakat yang rentan.(49) Kebijakan dalam pelaksanaan SDIDTK

ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan dengan fokus pada pelayanan kesehatan balita (Kemenkers RI,

2016). Kebijakan juga diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan Pertumbuhan,

Perkembangaan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak (Kemenkes,

2014).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri terhadap pelaksanaan

SDIDTK Balita di Puskesmas di Kota Padang didapatkan bahwa proses

pelaksanaan SDIDTK balita hanya sebatas melakukan pelayanan pasif

karena seluruh kebijakan belum dilaksanakan secara konsisten oleh para

pelaksana program.(9) Hasil penelitian lainnya yang dilakukan di Kota

Semarang oleh Sri Wahyuni menyatakan bahwa pemahaman tentang

C1 belum maksimal karena kurang

terlatih dan kurangnya

sosialisasi tentang pentingnya

program SDIDTK bagi balita

78

kebijakan program SDIDTK yang baik merupakan modal awal untuk

berjalanny program SDIDTK yang dibarengi juga dengan komitmen dan

sikap petugas kesehatan. (50)

Berdasarkan hasil observasi terhadap implementasi kebijakan

tersebut didapatkan hasil bahwa pelaksanaan Program SDIDTK masih

berdasarkan buku pedoman pelaksaan SDIDTK Balita yang ada di

Puskesmas. Kebijakan Permenkes No. 66 Tahun 2014 belum

disosialisasikan dengan baik terhadap para informan. Akibatnya

pemahaman petugas terhadap kebijakan masih kurang. Hal ini seharusnya

bisa dihindari dengan melakukan sosialisasi kebijakan tersebut dari Dinas

Kesehatan Kota Jambi kepada Kepala Puskesmas atau pemegang program

SDIDTK untuk diteruskan kepada Pelaksana program ataupun petugas

lain.

2. SOP dan Pedoman

Standar Operational Procedure (SOP) dapat diartikan sebagai

panduan proses kerja yang harus dilaksanakan setiap elemen perusahaan

atau instansi.(51) Menurut Tjipto Atmoko, SOP merupakan suatu pedoman

atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan

alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator – indikator

teknis, administratif, dan prosedural berdasarkan tata kerja, prosedur kerja

dan sistem kerja pada unit kerja bersangkutan.(52)

Tujuan SOP dalam Buku Pedoman Penyusunan Dokumen

Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama oleh Dirjen Bina Upaya

kesehatan tahun 2015 adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana

dengan efisien, efektif, konsisten dan aman, dalam rangka meningkatkan

mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.(53) Menurut

Permenpan PER/21/M-PAN/11/2008 prinsip – prinsip SOP adalah

konsisten, komitmen, perbaikan berkelanjutan, dan mengikat.(54) SOP dan

pedoman yang digunakan dalam penyelengaraan program SDIDTK

79

diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan RI dimana alur pelaksanaan

SDIDTK tertuang didalamnya.

Menurut hasil penelitian Implementasi SDIDTK di Posyandu

Kabupaten Tegal, walaupun SOP dan Pedoman SDIDTK sudah tersedia

namum pelaksanaannya belum sesuai dengan kriteria pelaksanaan

SDIDTK Balita seperti yang tertuang dalam buku pedoman dan SOP

SDIDTK Balita.(55) Penelitian lain yang dilakukan oleh Suharmiati

terhadap pelaksanaan SDIDTK sesuai dengan buku pedoman SDIDTK di

Kota Batu menyatakan bahwa walaupun buku pedoman SDIDTK sudah

ada, namun hambatannya adalah bidan – bidan malas membaca karena

terlalu lelah melayani pasien dan laporan juga banyak. (56)

Berdasarkan telaah dokumen pelaksanaan program SDIDTK di

Puskesmas Talang Banjar Jambi didapatkan hasil bahwa pedoman SOP

sudah tersedia namun berdasarkan hasil observasi pelaksanaan program

SDIDTK Balita tidak dilaksanakan sesuai dengan SOP. Hal ini bisa terjadi

karena kurangnya kepatuhan petugas dalam menjalankan SOP program

SDIDTK. Masalah ini seharusnya bisa diatasi dengan menyalin isi alur

SOP SDIDTK dari dalam buku ke bentuk pengumuman atau spanduk atau

poster dan ditempelkan di ruang SDIDTK agar petugas selalu mengikuti

alur pelaksanaan program dan Kepala Puskesmas dapat memberikan

motivasi kepada petugas agar pelaksanaan program SDIDTK berjalan

sesuai dengan SOP dan pedoman pelaksanaannya.

3. Sumber Daya Manusia

Sistem Kesehatan Nasional 2009 menyatakan Sumber Daya

Manusia Kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi maupun nonprofesi

serta tenaga penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja dalam upaya

dan manajemen kesehatan, guna mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi – tingginya.(57) Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber

Daya manusia Kesehatan di tingkat Provinsi, kabupaten, kota serta Rumah

Sakit berdasarkan Keputusan menteri Kesehatan No. 81, jumlah minimal

80

tenaga kebidanan untuk Puskesmas adalah 7 orang.(4) Jumlah bidan yang

ada di Puskesmas Talang Banjar adalah 7 orang, jadi jumlah bidan untuk

melaksanakan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar sudah

cukup. Pasal 13 UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemda wajib memenuhi kebutuhan

tenaga kesehatan baik dalam jumlah, jenis dan kompetensinya.

Pelatihan SDIDTK terbagi kedalam tiga materi. Materi dasar,

materi inti dan materi penunjang. Materi dasar meliputi kebijakan

Kementiran Kesehatan dalam Program Kesehatan Keluarga. Materi inti

meliputi konsep pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak,

stimulasi tumbuh kembang balita dan anak prasekolah, deteksi dini

penyimpangan tumbuh kembang anak, intervensi dan rujukan dini

penyimpangan tumbuh kembang, pencatatan pelaporan monitoring dan

evaluasi. sedangkan materi penunjang meliputi Building Learning

Commitment, rencana tindak lanjut dan anti korupsi. (58)

Hasil penelitian M. Rizki terhadap pelaksanaan SDIDTK di

Puskesmas Keramasan menyatakan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan dengan kinerja petugas. Kinerja petugas yang baik akan

memberikan hasil yang baik pada pelaksanaan program SDIDTK.(59) Hal

ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri terhadap

pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Kota padang yang

menyatakan bahwa di Puskesmas Andalas dan Puskesmas Air Dingin

hanya bidan pemegang program yang mendapatkan pelatihan dari DKK

Padang. Sehingga cakupan SDIDTK di Puskesmas Kota Padang rendah

karena sumber daya kurang mampu, kurang cakap dan tidak terampil.(9)

Hasil penelitian terhadap peningkatan kompetensi pelaksana

program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar didapatkan bahwa

Penanggung jawab program telah pernah mengikuti pelatihan SDIDTK

balita namun tidak mendapatkan sertifikat pelatihan. Padahal dalam buku

Kurikulum Pelatihan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini akan

diberikan sertifikat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

81

dengan angka kredit 1 (satu) angka kredit yang ditandatangani oleh pejabat

yang berwenang dan panitia penyelenggara.(58) Namun pelatihan belum

pernah diberikan kepada pelaksana program SDIDTK di Puskesmas

Talang Banjar. Seharusnya Dinas Kesehatan Kota Jambi dapat

memberikan pelatihan kepada pelaksana program SDIDTK sehingga

kompetensi petugas baik. Disamping itu peningkatan kompetensi petugas

juga dapat dilakukan dengan melakukan pendampingan kerja terhadap

pelaksana program oleh kepala Puskesmas sehingga kemampuan dan

kinerja petugas semakin baik.

4. Dana

Dana adalah uang yang disediakan untuk suatu keperluan (KBBI).

Dana kesehatan adalah besarnya biaya yang harus disediakan untuk

menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang

diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Untuk

itu diperlukan jumlah dana yang besar yang mengikuti perkembangan

alokasi dana dibidang kesehatan.(43)

Sumber pembiayaan Puskesmas besar dari pusat (APBN), dan

provinsi dan dana pemerintah kota. Dana pelaksanaan SDIDTK berasal

dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas. Dana BOK

sendiri adalah dana bantuan dari pemerintah pusat kepada pemerintah

daerah untul melaksanakan SPM (Standar Pelayanan Minimal) kesehatan

(Permenkes No. 3 tahun2019). (60) Hasil penelitian Putri (9) menyatakan

bahwa dana pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Kota Padang

berasal dari dana BOK Puskesmas. Menurut penelitian terhadap

pelaksanaan SDIDTK di Kota Bengkulu yang dilakukan olehYuniarty (61)

menyatakan bahwa dana pelaksanaan SDIDTK di kota Bengkulu

jumlahnya sangat kecil sehingga mempengaruhi besaran cakupan SDIDTK

di Kota Bengkulu.

Hasil penelitian terhadap dana pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas

Talang Banjar didapatkan bahwa dana pelaksanaan program berasal dari

82

dana BOK puskesmas. Berdasarkan hasil telaah dokumen dana untuk

program SDIDTK tahun 2020 sebesar Rp. 6.000.000,00. Penganggaran

dana masih kurang untuk wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar yang

memiliki 2 Puskesmas Pembantu, 1 Polindes, 32 Posyandu dan 18 TK dan

PAUD didalamnya, sehingga perlu dilakukan penambahan anggaran

pelaksanaan SDIDTK.

5. Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala jenis peralatan yang berfungsi sebagai alat

utama atau alat langsung untuk mencapai tujuan. Prasarana adalah

seperangkat alat yang berfungsi seccara tidak langsung untuk mencapai

tujuan.(62) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31

Tahun 2018 tentang Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan

menyatakan sarana adalah bangunan yang sebagian atau seluruhnya berada

diatas tanah atau perairan ataupun dibawah tanah atau perairan dan

digunakan untuk penyelenggaraan atau penunjang kesehatan. Prasarana

adalah alat, jaringan, dan sistem yang membuat sarana berfungsi.(63) Sarana

dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksaan Program SDIDTK adalah

ruangan khusus program, alat pengukur tinggi badan, alat pengukur

lingkar kepala, dan timbangan untuk mengukur berat badan serta

instrumen untuk tes daya dengar dan daya lihat.

Dalam penyelenggaraan SDIDTK juga diperlukan sarana dan

prasarana agar kegiatan bisa berjalan dengan baik. Menurut penelitian

Putri yang dilakukan di Kota Padang menyatakan bahwa sarana dan

prasarana pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas belum lengkap.(9) Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Margaretha terhadap faktor – faktor yang

berhubungan dengan sikap kader posyandu dalam pelaksanaan program

SDIDTK di posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kota Pekan Baru

menyatakan bahwa ada hubungan antara kelengkapan sarana posyandu

dengan sikap kader posyandu dalam melakukan deteksi dini

perkembangan bayi/balita.(64)

83

Dalam wawancara diketahui bahwa sarana dan prasrana telah

memadai namun jumlah nya masih kurang. Hal ini ditunjang dengan hasil

observasi ketika melakukan kunjungan ke posyandu dan puskesmas

pembantu. Di tempat tersebut belum ada alat pengukur lingkar kepala,

pengukur tinggi badan. Dan juga timbangan (dacin) yang tersedia tidak

pernah dikalibrasi.

Masalah sarana dan prasarana ini dapat diatasi dengan melakukan

pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan karena sarana dan prasarana

SDIDTK sudah menjadi bagian dari sarana dan prasarana umum

Puskesmas. Namun jika dana yang menjadi kendala dalam penyediaan

sarana dan prasarana maka masih bisa menemukan jalan keluar alternatif

lain terhadap keterbatasan tersebut seperti dengan melakukan koordinasi

lintas sektor dan lintas program terkait. Misalnya unutk pelaksanaan di

luar puskesmas, pelaksana dan penanggung jawab program SDIDTK bisa

bekerja sama dengan PPKB (Pencegahan Pengendalian Keluarga

Berencana) yang didalamnya ada kegiatan BKB (Bina keluarga Balita).

Untuk kegiatan di dalam lingkungan Puskesmas pemegang dan pelaksana

program SDIDTK bisa melakukan koordinasi antar program seperti

imunisasi, gizi, dll sehingga permasalahan kurangnya jumlah sarana dan

prasana bisa diatasi.

4.2.2 PROSES

1. Perencanaan Program

Perencanaan adalah sebuah proses dengan menetapkan tujuan

utama terlebih dahulu, menentukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut

dengan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kepada seluruh

pekerjaan hingga tercapainnya tujuan organisasi.(65) Perencanaan kesehatan

adalah suatu ketelitian, suatu interpretasi yang cermat dan suatu upaya

pengembangan pelayanan kesehatan yang teratur yang dilaksanakan atas

dasar pemanfaatan seluruh ilmu pengetahuan modern serta pengalaman

yang dimiliki sedemikian rupa sehingga terpenuhi kebutuhan kesehatan

84

masyarakat berdasarkan sumber– sumber yang tersedia.(66) Hasil penelitian

Fadila Abdullah dalam penelitian manajemen pelaksana program SDIDTK

di wilayah kerja Puskesmas Kota Ternate menyatakan bahwa ada

hubungan antara cakupan program SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas

Ternate dengan perencanaan program.(45) Hasil penelitian lain yaitu hasil

penelitian yang dilakukan oleh Novita terhadap pengaruh fungsi

manajemen pelaksana SDIDTK terhadap cakupan SDIDTK balita

menyatakan bahwa pelaksana program SDIDTK yang memiliki

perencanaan yang baik akan meningkatkan pencapaian cakupan SDIDTK.

(67)

Perencanaan merupakan dasar dalam manajemen pelaksanaan

program SDIDTK balita. Perencanaan dilakukan dengan memilih

kegiatan– kegiatan apa saja yang harus dilakukan petugas dan pemegang

program baik didalam lingkungan Puskesmas maupun di luar lingkungan

Puskesmas. Hasil penelitian terhadap perencanaan pelaksanaan Program

SDIDTK Puskesmas Talang Banjar secara observasi dan telaah dokumen

didapatkan hasil jika pihak Pukesmas Talang Banjar telah menyusun dan

membuat perencanaan yang tertuang pada POA (Plan of Action) yang

disusun setiap tahunnya. Dalam POA berisi RUK (Rencana Uraian

Kegiatan) dan RPK ( Rencana Penganggaran Kegiatan). Namun karena

keterbatasan anggaran maka kegiatan SDIDTK di Puskesmas talang

Banjar tidak bisa dilaksanakan semuanya. Sebagai contoh ada kegiatan

tetapi volume kegiatan tidak bisa ditambah atau ditingkatkan

pelaksanaannya. Disamping itu pelaksanaan program SDIDTK di

Puskesmas Talang Banjar masih berpaku terhadap POA saja. Tidak ada

inisiatif dari pelaksana dan penanggung jawab program untuk melakukan

kegiatan tambahan di luar POA yang telah disusun. Seharusnya kegiatan

lain yang tidak ada di dalam POA puskesmas seperti sweeping balita di

wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar bisa dilakukan agar cakupan

SDIDTK lebih meningkat.

85

2. Lokakarya Mini

Lokakarya mini adalah suatu usaha untuk menjalin kerjasama

kekompakan tim untuk melaksanakan perencanaan agar tercapainya tujuan

suatu program.(53) Standar pelaksanaan lokakarya mini tertuang dalam

Perkemkes No. 44 tahun 2016. Lokakarya mini bulanan dilakukan untuk

menilai pencapaian dalam pelaksanaan suatu program pada bulan yang

lalu dan memantau kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya, sehingga

dapat dibuat perencanaan selanjutnya apabila diperlukan. Lokakarya mini

tribulanan adalah lokarya karya yang dilaksanakan setiap tiga bulan untuk

menginformasikan capaian yang telah dicapai selama tiga bulan

terakhir.(68)

Hasil penelitian Putri terhadap pelaksanaan SDIDTK di puskesmas

Kota Padang menyatakan bahwa lokakarya mini dilakukan bersama

program – program lainnya dan tidak ada lokakarya mini khusus

SDIDTK.(9) Penelitian lain yang dilakukan oleh Handayani terhadap

pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas Sungai Piring didapatkan hasil bahwa

rendahnya cakupan SDIDTK di wilayah kerja tersebut karena monitoring

dan evaluasi capaian SDIDTK hanya dilakukan pada lokakarya mini

triwulan. (69)

Pada penelitian di Puskesmas Talang Banjar, para informan

menyebutkan bahwa sebelumnya lokakarya mini bulanan dan lokakarya

mini tribulanan rutin dilakukan bersamaan dengan program – program lain

yang ada di Puskesmas Talang Banjar, namun dimasa pandemi sekarang

ini lokakarya mini bulanan ditiadakan dan hanya melakukan lokakarya

mini tribulanan. Hal ini diperkuat dengan hasil telaah dokumen yang

dilakukan peneliti. Lokakarya mini di Puskesmas Talang Banjar

dilaksanakan lintas program dan kurang maksimal, serta tidak ada

lokakarya mini khusus program SDIDTK Balita. Seharusnya Kepala

Puskesmas bisa melaksanakan lokakarya mini khusus program SDIDTK

yang bertujuan untuk membahas pelaksanaan SDIDTK baik didalam

lingkungan Puskesmas maupun diluar lingkungan Puskesmas, mengetahui

86

permasalahan atau kendala di lapangan sehingga jalan keluar untuk

pemecahan masalah tersebut bisa cepat didapatkan serta ditentukan

sehingga kinerja petugas meningkat yang akan mempengaruhi cakupan

SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar.

3. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokkan, dan

pengaturan berbagai aktivitas – aktivitas yang diperlukan untuk mencapai

tujuan.(70) Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah membagi pekerjaan

kedalam tugas – tugas operasional, mengelompokkan tugas – tugas

kedalam posisi – posisi secara operasional, menggabungkan jabatan –

jabatan operasional ke dalam unit – unit yang saling berhubungan,

memilih dan menempatkan orang untuk pekerjaan yang sesuai,

menjelaskan persyaratan dari setiap jabatan, menyesuaikan wewenang dan

tanggung jawab bagi setiap anggota, menyediakan berbagai fasilitas untuk

pegawai dan menyelaraskan organisasi sesuai dengan petunjuk hasil

pengawasan. Hasil kolerasi penelitian Irmawati terhadap hubungan dungsi

manajemen dalam pelaksanaan program SDIDTK terhadap cakupan

SDIDTK di Kota Semarang terdahulu menyatakan bahwa ada hubungan

yang sangat signifikan antara pengorganisasian dengan cakupan SDIDTK

di Kota Semarang.(71) Hal serupa juga dinyatakan oleh penelitian yang

dilakukan oleh Fadilla Abdullah terhadap manajemen pelaksana SDIDTK

di Kota Ternate.(45)

Hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen pada penelitian di

Puskesmas Talang Banjar menunjukkan bahwa pengorganisasian telah

dilakukan dan tertuang dalam Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh

Kepala Puskesmas Talang Banjar. Namun SK tersebut masih bergabung

dengan SK pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak lainnya. Tidak

ada SK khusus pengorganisasian pelaksanaan program SDIDTK.

Seharusnya jika dilakukan maka semua kegiatan dapat terintergrasi dengan

87

baik antara ketua program, sekretaris program, pelaksana dan anggota

program.

4. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan

sendiri/bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, pencegahan, menyembuhkan penyakit, dan

memulihkan kesehatan perseorangan/kelompok (Depkes RI, 2009). Dalam

buku pedoman pelaksanaan SDIDTK balita, pelayanan minimal dalam

pelaksanaan SDIDTK dibagi kedalam 2 jenis pelayanan yaitu pelayanan

kesehatan pemeriksaan tumbuh balita dan pelayanan kesehatan

pemeriksaan kembang balita. Pelayanan kesehatan pemeriksaan tumbuh

dilakukan dengan cara mengukur berat badan balita, tinggi badan dan

lingkar kepala balita, sementara pelayanan kesehatan pemeriksaan

kembang meliputi melakukan gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara

dan bahasa, sosialisasi, dan kemandirian, tes daya dengar, dan tes daya

lihat. (4) Menurut hasil penelitian Nuraini dalam jurnal yang berjudul

analisis peran bidan dalam pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi

Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi dan balita di Puskesmas Batoh

Kota Banda Aceh menyatakan bahwa para bidan belum memberikan

pelayanan yang optimal, bidan hanya melakukan stimulasi sederhana pada

bayi dan balita.(72) Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Yuniarti terhadap pelaksanaan SDIDTK di Kota Bengkulu yang

menyatakan bahwa pada pelaksanaan SDIDTK pemeriksaan hanya sebatas

memeriksa tumbuh saja. Sedangkan pemeriksaan kembang jarang

dilakukan. (61)

Hasil penelitian berdasarkan observasi terhadap pelayanan

kesehatan SDIDTK di Puskesmas talang Banjar didapatkan bahwa

pelaksanaan SDIDTK masih belum optimal. Format KPSP (Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan) untuk memeriksa motorik halus dan kasar bayi,

kemampuan berbahasa dan sosialisai balita belum digunakan dengan baik.

88

KPSP baru digunakan setelah orang tua balita melaporkan jika

perkembangan balita mereka belum sesuai dengan kelompok umur,

sehingga esensi dasar tujuan program SDIDTK yaitu mendeteksi dini

adanya gangguan dan penyimpangan pada balita tidak tercapai. Karena hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi di wilayah kerja

Puskesmas Purwokerto yang menyatakan bahwa SDIDTK efektif terhadap

peningkatan angka penemuan dini gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak usia balita. (73)

5. Supervisi dan Evaluasi

Supervisi adalah pengamatan yang dilakukan oleh supervisor

terhadap kinerja seluruh karyawan dan memberikan pengarahan untuk

mengatasi apabila terjadi ketidaksesuaian dengan perencanaan. (74)

American Public Health Assosiation menyatakan evaluasi adalah proses

untuk menentukan besaran suksesnya langkah – langkah dalam pencapaian

tujuan yang telah ditentukan.(43) Tujuan pengawasan adalah untuk

mengetahui kemajuan berjalannya pelaksanaan suatu program, mengetahui

kendala yang dihadapi dalam pelaksaan perencanaan, mengetahui ada atau

tidak adanya penyimpangan dalam pelaksanaan, dan memberikan

informasi – informasi kepada pengambil keputusan.(68) Masih didalam

Permenkes No. 44 tahun 2014 disebutkan bahwa ada dua jenis

pengawasan Puskesmas, yaitu pengawasan internal dan pengawasan

eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh

puskesmas itu sendiri. Pengawasan internal dapat dilakukan oleh kepala

Puskesmas, penanggung jawab program maupun tim audit internal.

Sedangkan pengawasan eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh

pihak luar dalam hal ini adalah instansi kesehatan kota/provinsi.(68)

Hal ini selaras dengan hasil penelitian Fadila yang dilakukan di

Kota Ternate yang menyatakan bahwa pengawasan berhubungan sangat

signifikan dengan cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah.(45)

Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Raharjo yang

89

meneliti pengaruh fungsi manajemen DIDTK terhadap cakupan SDIDTK

Balita mendapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh pengawasan terhadap

pelaksana SDIDTK terhadap cakupan SDIDTK. (67)

Berdasarkan hasil penelitian kegiatan ini rutin dilakukan oleh

kepala Puskesmas setiap bulannya. Dan pengawasan eksternal juga rutin

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi.

6. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan adalah dokumen formal dan resmi yang

dibuat secara tertulis tentang data – data kesehatan.(75) Hasil penelitian

Putri di Puskesmas Kota Padang mengatakan bahwa pencatatan dan

pelaporan program SDIDTK rutin dilakukan setiap akhir bulan secara

berjenjang.(9) Penelitian yang dilakukan oleh Irmawati yang melakukan

penelitian pelaksanaan program SDIDTK di Kota Semarang menyatakan

bahwa pengisian kohort dan pembuatan laporan bulanan SDIDTK jarang

dilakukan sehingga wilayah kelurahan dan desa yang cakupannya rendah

tidak terpantau dan pembinaan tidak bisa langsung dilakukan.

Hasil observasi dan telaah dokumen terhadap proses Pencatatan

dan pelaporan pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar

didapatkan bahwa pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan alur dan

tahapan yang berjenjang. Pencatatan dilakukan oleh pelaksana program

kemudian diserahkan kepada pemegang program untuk kemudian

diteruskan ke Kepala Puskesmas. Laporan tersebut kemudian di laporkan

kembali ke Dinas Kesehatan Kota Jambi dengan menggunakan Sistem

Informasi Puskesmas.

4.2.3 Output

Output adalah hasil dari suatu pekerjaan atau kesimpulan elemen yang

dihasilkan dari proses yang berlangsung.(76) Target cakupan pelaksanaan SDIDTK

yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 90 %. (77) Cakupan yang dimaksud adalah

besarnya jumlah pelayanan yang diberikan terhadap balita yang berkunjung ke

90

Puskesmas. Sasaran balita di Puskesmas talang Banjar tahun 2019 adalah

sebanyak 2.446 balita dengan rincian 1.271 balita laki – laki dan 1.175 balita

perempuan sementara hasil pelaksanaan program SDIDTK pada tahun 2019

adalah 1.239 balita dengan rincian 591 balita laki – laki dan 648 balita perempuan.

Dengan total cakupan pelaksanaan program sebesar 51%.

Jauhnya hasil cakupan dari target disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain: sebagian besar petugas kurang memahami kebijakan program SDIDTK.

Kepatuhan dan kedisiplinan petugas dalam menjalankan program SDIDTK sesuai

dengan pedoman dan SOP pelaksanaan program SDIDTK masih kurang sehingga

pelayanan SDIDTK tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, pelaksana

program belum pernah mendapatkan pelatihan SDIDTK sehingga sering kali

balita merasa bosan dan tidak nyaman ketika melaksanakan program SDIDTK,

dana yang tidak sesuai dengan luas wilayah kerja dan jumlah sarana yang kurang.

Dari indikator proses pelayanan kesehatan pelaksanaan program SDIDTK

belum optimal dan inisiatif petugas kurang. Selain itu para ibu – ibu enggan

melakukan kegiatan SDIDTK karena pelaksanaan kegiatan cukup memakan

waktu. Letak ruang tumbuh kembang yang terpisah dengan ruangan program lain

(ruang imunisasi, dan ruang gizi) menjadi salah satu faktor penyebab. Seharusnya

ada connector atau penghubung diantara 3 ruang tersebut sehingga bayi yang akan

diimunisasi bisa melaksanakan program SDIDTK terlebih dahulu tanpa harus

keluar masuk dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Hasil observasi lainnya adalah

kurangnya koordinasi pelaksanaaan program ke petugas puskesmas lain dalam hal

ini adalah petugas karcis. Seharusnya ketika ibu balita datang untuk melakukan

imunisasi, petugas karcis mengarahkan ibu dan balita tersebut ke ruang tumbuh

kembang terlebih dahulu namun kenyataan dilapangan petugas langsung

mengarahkan ke ruang imunisasi. Hasil observasi dilapangan, pelaksanaan

pelayanan kesehatan SDIDTK hanya melakukan pemeriksaan tumbuh anak.

Pemeriksaan kembang balita jarang atau bisa dikatakan tidak dilakukan, hal ini

dapat menjadi penyebab penyimpangan yang terjadi pada balita tidak dapat atau

terlambat ditemukan yang pada akhirnya akan membuat intervensi terhadap

penyimpangan tersebu tmenjadi terlambat. Hal ini tentu saja sangat merugikan

91

bukan bagi ibu balita saja tetapi juga untuk masa depan balita tersebut. Faktor

lainnya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya

pelaksanaan SDIDTK oleh para ibu yang memiliki balita.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Putri terhadap evaluasi pelaksanaan

SDIDTK di Puskesmas Kota Padang, pada penelitian tersebut dinyatakan

rendahnya cakupan pelaksanaan SDIDTK Balita di Puskesmas Kota Padang tahun

2019 disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya peran orang tua yang

memiliki balita untuk memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan balita

mereka ke puskesmas, wilayah kerja yang luas, kurangnya inovasi petugas serta

kurangnya sosialiasi program.(9) Penelitian yang dilakukan oleh Yuniarty yang

dilakukan di Kota Bengkulu juga menyatakan bahwa rendahnya cakupan

SDIDTK Balit di Kota Bengkulu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : SDM

yang masih kurang dan motivasi petugas yang rendah, dana yang belum

mencukupi serta manajemen pelaksana SDIDTK belum optimal.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Data primer penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam

dengan para informan.Namun pada pelaksanaannya ada keterbatasan –

keterbatasan pada penelitian.Yaitu :

1. Pandemi Covid – 19 sedikit banyak membatasi ruang gerak peneliti

karena harus menerapkan promkes untuk selalu menjaga jarak dan

menghindari kerumunan.

2. Waktu penelitian menjadi panjang karena salah satu informan

terkonfirmasi Covid-19 sehingga peneliti harus menunggu informan

tersebut sembuh.

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara, observasi dan telaah

dokumen terhadap pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi dengan menggunakan teknik input, proses dan output didapatkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Komponen Input

Pada indikator ini pemahaman petugas tentang kebijakan masih

kurang memahami.Kepatuhan petugas dalam menjalankan SOP program

masih harus ditingkatkan lagi. Pelatihan belum pernah diberikan terhadap

pelaksana program, jika dibandingkan dengan luas wilayah kerja maka

dana yang tersedia masih kurang dan perlu diadakannya penambahan

jumlah sarana SDIDTK balita.

93

2. Komponen Proses

Indikator proses pada pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas

Talang Banjar sudah berjalan namun tidak sesuai dengan ketentuan.

Pemeriksaan yang lakukan hanya pemeriksaan terhadap pertumbuhan anak

seperti mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala

anak.pemeriksaan perkembangan anak baru dilakukan apabila petugas

mendapat laporan dari orang tua balita.

3. Komponen Output

Komponen output sebagai hasil capaian program SDIDTK di

Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi masih kurang dari target yang telah

ditetapkan karena belum optimalnya pelaksanaan SDIDTK.

5.2 SARAN

A. Dinas Kesehatan Kota Jambi

1 Melakukan upaya peningkatan kompetensi dan kepatuhan petugas

SDIDTK melalui kegiatan pelatihan SDIDTK.

2 Membuat Protap/alur pelayanan, SOP SDIDTK yang sama untuk semua

Puskesmas di Kota Jambi terkait pelayanan program SDIDTK.

3 Melakukan Supervisi Fasilitatif terhadap petugas SDIDTK di

puskesmas secara berkala untuk membina, memonitoring dan

mengevaluasi pelaksanaan program SDIDTK.

4 Memberikan reward bagi puskesmas yang telah berhasil melaksanakan

kegiatan program SDIDTK dan mencapai target program sesuai yang

ditetapkan, sebagai stimulasi bagi puskesmas lain.

B. Kepala Puskesmas Talang Banjar

94

1 Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada petugas pelaksana

program SDIDTK melalui pelaksanaan supervisi fasilitatif yang terarah,

sistematis dan berkesinambungan sehingga pengetahuan, keterampilan

dan kepatuhan petugas pelaksana dalam menerapkan langkah-langkah

pelayanan SDIDTK menjadi lebih baik.

2 Melakukan advokasi kepada Lintas Sektor untuk meningkatkan

kerjasama dan komitmen dalam hal pelaksanaan program SDIDTK agar

dapat terlaksana dengan baik dan masyarakat khususnya ibu yang

mempunyai balita mengetahui dan ikut berperan aktif mendapatkan

pelayanan kesehatan.

3 Melakukan sosialisi program SDIDTK kepada masyarakat yang ada di

wilayah kerja Puskesmas.

C. Penanggung Jawab Program

1 Penanggung jawab program SDIDTK diharapkan melakukan

sosialisasi program SDIDTK dan lebih inisiatif serta inovatif dalam

melaksakan program.

2 Meningkatkan koordinasi antar program (Imunisasi, Gizi, dll) dan

Lintas Sektor terkait agar pelaksanaan program SDIDTK berjalan baik

dan optimal.

95

DAFTAR PUSTAKA

1. kementrian PPN/Bappenas. Unicef for every child. lqaporan baseline SDG

tentang anak - anak di Indonesia. 2017.

2. pemerintah republik indonesia. Undang - undang republik Indonesia no. 36

tahun 2009 tentang kesehatan. 2009.

3. Hendrawati S, Mardhiyah A, Mediani HS, Nurhidayah I, Mardiah W,

Adistie F, et al. Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Stimulasi Deteksi

dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada Anak Usia 0 – 6

Tahun di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Media

Karya Kesehat. 2018;1(1):39–58.

4. kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Dini

Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Dasar. 2019.

5. RI. D. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi tumbuh

96

kembang anak. 2010;

6. Children Health [Internet]. Available from:

https://www.who.int/southeastasia/health-topics/child-health

7. Dinas Kesehatan Kota Jambi bidang kesehatan masyarakat seksi kesehatan

keluarga dan gizi. Data cakupan SDIDTK Dinas Kesehatan Kota Jambi

2019. 2020.

8. Mirtha L, Soegiharto B, Endyarni B, Harmoniati E, Soesanti F, Gunardi H,

et al. Kiat membuat anak sehat, tinggi, dan cerdas. Gaya hidup aktif sebagai

modal Optim kesehatan, tumbuh kembang, dan kecerdasan anak [Internet].

2016;27–8. Available from: http://fk.ui.ac.id/wp-

content/uploads/2017/05/Buku-PKB-Jaya-XIII-Nov-2016.pdf

9. Syofiah PN, Machmud R, Yantri E. Analisis Pelaksanaan Program

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita

di Puskesmas Kota Padang Tahun 2018. J Kesehat Andalas.

2020;8(4):151–6.

10. Dinas Kesehatan Kota Jambi. Profil Kesehatan Kota Jambi 2018. 2019.

11. Wirawan. Evaluasi teori, model, standar, aplikasi dan profesi. Jakarta:

rajawali pers; 2012.

12. Rumita Ena Sari, Sri Astuti Siregar G (Universitas J. Indeks kepuasan

masyarakat puskesmas kota jambi. 2021;5(1):72–7.

13. Notoatmodjo S. pengembangan sumber daya manusia. jakarta: rineka cipta;

2009.

14. S. Supriyanto. Evaluasi Bidang Kesehatan. Surabaya: Brata Jaya; 1998.

15. kementrian Kesehatan RI. profil kesehatan republik indonesia tahun 2017.

jakarta: kementrian kesehatan RI; 2018.

16. Trihono. manajemen puskesmas berbasis paradigma sehat. jakarta: CV.

sagung seto; 2005.

17. kementrian Kesehatan RI. peraturan menteri kesehatan republik indonesia

nomor 43 tahun 2019 tentang pusat kesehatan [Internet]. dinkesjatimprov.

2019 [cited 2020 Oct 22]. Available from:

https://dinkes.jatimprov.go.id/dokumen/pmk-nomor-43-tahun-2019-

97

tentang-puskesmas.pdf

18. Islami MN. Psikologi perkembangan (sebuah pengantar) [Internet].

kompasiana. 2015 [cited 2020 Nov 21]. Available from:

https://www.kompasiana.com/coretan-

hitam/54f3438a745513a12b6c6dcf/psikologi-perkembangan-sebuah-

pengantar#:~:text=Kartini Kartono (2007%3A 18),yang sehat dalam waktu

tertentu.”

19. Aulia T. konsep perkembangan dan pertumbuhan manusia [Internet].

kompasiana. 2020 [cited 2020 Nov 21]. Available from:

https://www.kompasiana.com/triaauliaaa/5f36a9dd097f3624e108dd93/kons

ep-perkembangan-dan-pertumbuhan-manusia

20. kementrian Kesehatan RI. profil kesehatan indonesia tahun 2015. jakarta:

kementrian kesehatan RI; 2016.

21. elizabeth b. hurlock. psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang

rentan kehidupan. 5th ed. Jakarta: erlangga; 2006.

22. whaley dan wong. buku ajar keperawatan pedriatik. 2nd ed. Jakarta: egc;

2000.

23. ajeng anastasia kinanati. tumbuh kembang anak berbeda, jangan dibanding-

bandingkan [Internet]. detikhealth. 2016 [cited 2020 Oct 10]. Available

from: https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-3315615/tumbuh-kembang-

anak-berbeda-jangan-dibanding-bandingkan

24. Soetjingsih. tumbuh kembang anak. 2nd ed. Jakarta: egc; 2013. 133 p.

25. Azizah A, Adriani M. Tingkat Kecukupan Energi Protein Pada Ibu Hamil

Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan Energi Kronis. Media Gizi

Indones. 2018;12(1):21.

26. Indarini N. kenali, berbagai penyebab kasus clubfoot pada bayi [Internet].

detikhealth. 2017 [cited 2020 Oct 10]. Available from:

https://health.detik.com/bayi/d-3518018/kenali-berbagai-penyebab-kasus-

clubfoot-pada-bayi

27. Hanum H, Wibowo A. Pengaruh Paparan Asap Rokok Lingkungan pada

Ibu Hamil terhadap Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah. Majority.

98

2016;5(5):2.

28. Tyastuti S, Wahyuningsih heni puji. asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta:

pusat pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan

kementrian kesehatan republik indonesia; 2016. 152 p.

29. Dewi R. Kehamilan dengan Infeksi TORCH Pregnancy with Torch

Infection. 2019;3:176–81.

30. wikipedia. Eritroblastosis fetalis [Internet]. wikipedia. 2019 [cited 2020 Oct

10]. Available from: https://id.wikipedia.org/wiki/Eritroblastosis_fetalis

31. Tarsikah, Diba dyah ayu amira, Didharto H. komplikasi maternal dan

luaran bayi baru lahir pada kehamilan remaja di rumah sakit umum daerah

kanjuruhan, kepanjen, malang. J Kesehat. 2020;13(1):54–68.

32. Yulianda A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Berbicara

Berbicara Pada Anak Balita. J Pendidik Bhs dan Sastra Indones [Internet].

2019;3(2):12–6. Available from:

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/article/view/20226

33. Wicaksana RW, Yuwono, M.Pd DJ, Utami, M.Pd YT. Penerapan

Permainan Monopoli untuk Meningkatkan Kemampuan Motoric Halus

Anak Cerebral Palsy di SKh Al-Khairiyah Cilegon. UNIK (Jurnal Ilm

Pendidik Luar Biasa). 2018;3(2).

34. Meinapuri M. Polimorfisme Gen Apolipoprotein E Pada Penderita Sindrom

Down Trisomi 21. J Kesehat Andalas. 2013;2(1):14.

35. unit kerja koordinasi endokrinologi ikatan dokter anak indonesia. panduan

praktis klinis ikatan dokter anak indonesia perawakan pendek pada anak

dan remaja di indonesia [Internet]. badan penerbit ikatan dokter nak

indonesia; 2017. Available from: http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-

content/uploads/2018/03/PPK-Perawakan-Pendek.pdf

36. Dewi R, Inayatillah, Yullyana R. Pengalaman Orangtua dalam Mengasuh

Anak Autis di Kota Banda Aceh. Psikoislamedia J Psikol. 2018;3(2):288–

301.

37. Ramayumi R, Nurdin AE, Nurhajjah S. Karakteristik Penderita Retardasi

Mental Di Slb Kota Bukittinggi. Maj Kedokt Andalas. 2015;37(3):181.

99

38. Suprihatin T. Modifikasi Perilaku Untuk Meningkatkan Perilaku

Memperhatikan Pada Siswa SD Yang Mengalami Gejala Gangguan

Pemusatan Perhatian. Proyeksi. 2014;ix(2):15–36.

39. ikatan dokter anak indonesia. pedoman pelayanan medis indonesia ikatan

dokter anak indonesia [Internet]. Jakarta; 2019. Available from:

https://www.idai.or.id/download/PPM/Buku-PPM.pdf

40. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. 2017.

41. Moekijat. sistem informasi & definisi data. bandung: remaja rosdkarya;

2011.

42. Satrianegara m. faiz. organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan.

jakarta: salemba medika; 2014.

43. Azwar A. pengantar administrasi kesehatan. tangerang: binaputra aksara;

2010.

44. Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan; 2016.

45. Abdullah F, Murwidi IC, Dabi RD. Manajemen Pelaksana Program

Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (Sdidtk)

Terhadap Cakupan Balita Dan Anak Prasekolah Di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Ternate 2016. Link. 2017;13(1):20.

46. Adisasmito W. sistem kesehatan. jakarta: rajagrafindo persada; 2014.

47. Sugiyono. metode penelitian kualitatif. bandung: alfabeta; 2009.

48. Walt G. health policy : an introduction to process and power. london: zed

book; 1994.

49. Gormley. Social Policy & Helath Care. Livingstone: Churchill; 1999.

50. Wahyuni S, Wahyuni S, Umaroh. analisis faktor yang berhubungan dengan

implementasu program SDIDTK oleh bidan di walayah dinas kesehatan

kabupaten semarang tahun 2014. 2014;7.

51. Sailendra A. langkah - langkah praktis membuat SOP. jogjakarta: trans

idea; 2015.

52. atmoko tjipto. Standar Operasional prosedur (SOP) dan akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah. jakarta; 2012.

100

53. Kemenkes RI. Pedoman Pendampingan Akreditasi. 2016;1–37.

54. BPK. Pedoman Penyusunan Standar Operational Prosedur (SOP)

Administrasi Pemerintahan [Internet]. Angewandte Chemie International

Edition, 6(11), 951–952. 1967. Available from:

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/133012/permen-pan-rb-no-

per21mpan112008-tahun-2008

55. Adrestia Rifki Naharani. Analisis Implementasi Program Stimulasi Deteksi

dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Kabupaten

Tegal. Available from:

https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/57058/Analisis-Implementasi-

Program-Stimulasi-Deteksi-dan-Intervensi-Dini-Tumbuh-Kembang-Nalita-

di-Posyandu-Kabupaten-Tegal

56. Suharmiati, Handayani L, Rukmini, Effendi DE, Nugroho AP. Studi

Penilaian Motivasi Dan Komitmen Bidan Puskesmas Dalam Pemanfaatan

Buku Pedoman Kia Di Indonesia (Studi Kasus Di Kota Batu, Kabupaten

Cianjur Dan Kabupaten Belitung Timur). Bul Penelit Sist Kesehat.

2015;18(4):355–63.

57. UU_NO_36_2014.pdf. 2014;(1).

58. Penyusun., Tim Direktorat Kesehatan Keluarga, Dirjen Kesehatan

Masyarakat KKR. Kurikulum Pelatihan Bagi Pelatih Stimulasi, Deteksi,

dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang. 2020;

59. Rizki M, Stia Budi I, Destriatania S. Analysis of Performance

Implementing Officers of Stimulation of Early Detection and Early Growth

and Development (Sdidtk) in Keramasan Public Health Centre. J Ilmu

Kesehat Masy. 2016;7(3):182–90.

60. kementrian Kesehatan RI. Undang - undang No. 3 tahun 2019. 2019.

61. Yuniarty E. Analisis Implementasi Program Stimulasi , Deteksi Intervensi

Dini Tumbuh Kembang ( Sdidtk ) Balita di Kota Bengkulu. Erva Yuniarti

[Internet]. 2014;1–14. Available from:

http://pustaka.unpad.ac.id/archives/134986

62. Moenir HA. Manajemen pelayanan umum di indonesia. jakarta: bumi

101

aksara; 2008.

63. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31

Tahun 2018 Tentang Aplikasi Sarana, Prasarana, Dan Alat Kesehatan.

Permenkes. 2018;3.

64. Posma M, Napitupulu S, Aryani Y, Vitriani O. Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Denan Sikap Kader Posyandu Dalam Melakukan Deteksi

Dini Perkembangan Bayi/Balita Di WIlayah Kerja Puskesmas Rumbai

Kota. Mahasiswi Profi D-IV Kebidanan. 2018;6:32-41

65. Coulter SP robbins & M. Manajemen. jakarta: PT Indeks Kelompok

Gramedia; 2005.

66. Who. Urban planning crucial for better public health in cities. 2020.

67. Raharjo, Sutio, Sri Wayanti NKW. Pengaruh fungsi manajemen pelaksana

kegiatan SDITK terhadap cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah. J

Pamator. 2019;12(1):7.

68. Kementrian Kesehatan RI. Permenkes No. 44 Tahun 2014. Vol. 55, 2014.

69. Handayani R, Nurlisis, Afni N. Analisis Pelaksanaan Stimulasi Deteksi

Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) di UPT Puskesmas Sungai

Piring. J Kesehat Komunitas. 2020;6(3):363–8.

70. Terry, GR. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara; 2012.

71. Irmawati. Pelaksana Kegiatan Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini

Tumbuh Kembang ( Sdidtk ) Dengan Cakupan Sdidtk Balita Dan Anak

Prasekolah Di Puskesmas Kota Semarang TAHUN 2007. 2007;

72. Nuraini, Djafar D, Sanusi SR. Analisis Peran Bidan Dalam Pelaksanaan

Stimulasi. Role Midwifves, SDIDTK, Infant Toodler. 2017;3(2):258–62.

73. Dewi FK. Efektifitas Sdidtk Terhadap Peningkatan Angka Penemuan Dini

Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak Usia Balita Di Posyandu Teluk

Wilayah Puskesmas Purwokerto Selatan. Proseding Semin Nas dan Int.

2014;

74. Suarli S. Bahtiar Y. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.

Jakarta: Erlangga; 2012.

75. Kozier B, Glenora E, Audrey B, Shirlee JS. Buku Ajar Fundamental

102

Keperawatan. Jakarta: EGC; 2010.

76. Munijaya A. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Kedokteran EGC; 2004.

77. Kementrian Kesehatan RI. Standar Pelayanan Minimal. Vol. 8. Jakarta;

2019.

Lampiran 1. Naskah Penjelasan Penelitian

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PELAKSANAAN WAWANCARA

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI DAN

INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA DI

PUSKESMAS KOTA JAMBI TAHUN 2020

=========================================================

Bapak/Ibu/Saudara

Dengan Hormat,

Perkenalkan saya Esra Lasmarida Panjaitan, Mahasiswi Program Studi

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Jambi. Saat ini saya sedang melakukan pengumpulan data untuk penelitian

103

mengenai Evaluasi Pelaksanaan program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini

Tumbuh kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Kota Jambi Tahun 2020.

Saya memohon kerja sama dari Bapak/Ibu/ Saudara untuk dapat mengikuti

kegiatan ini sebagai subjek penelitian dengan memberikan informasi dan

penjelasan mengenai pelaksanaan program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini

(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar. Data hasil wawancara ini

diharapkan dapat disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga

dapat menjadi perbaikan dan pengambilan langkah strategi yang bermanfaat.

Saya menjamin kerahasiaan identitas dan informasi yang

disampaikan.Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian dan pembelajaran mahasiswa dan pengembangan ilmu

pengetahuan.Apabila Bapak/Ibu/Saudara bersedia ikut serta dalam wawancara ini,

mohon untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.Atas

perhatian Bapak/Ibu/Saudara saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 2. Lembar Persetujuan

PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : …………………………………………………………

Umur : …………………………………………………………

Pendidikan : …………………………………………………………

Pekerjaan : …………………………………………………………

Lama Bekerja : …………………………………………………………

Alamat : …………………………………………………………

…………………………………………………………

Nomor Hp : …………………………………………………………

104

Telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian :

Judul Penelitian : Evaluasi Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi

Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di

Puskesmas Kota Jambi Tahun 2021.

Nama Peneliti : Esra Lasmarida

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi informan penelitian.

Jambi, ……../……../………

(……………………………)

Lampiran 3. Panduan Wawancara

1. Untuk Informan Puskesmas

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM

Tanggal Wawancara : ………./………../……….

Tempat Wawancara : …………………………..

Waktu Wawancara : …………………………..

Dijamin kerahasiaannya

105

A. Identitas Responden

1 Nama Responden : …………………………………

2 Umur : ……….. tahun

3 Jenis Kelamin : ………………

4 Lama Pekerjaan : ………………

5 Pendidikan Terakhir : ………………

6 Jabatan/ Tupoksi : ………………

B. Pertanyaan

1. Komponen Masukan (Input)

1) Kebijakan

Apa yang menjadi acuan dalam pelaksanakan program SDIDTK

di Puskesmas?

2) SOP

Adakah SOP terkait program SDIDTK dan buku pedoman?

3) Sumber Daya Manusia (SDM)

Bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu tentang SDM (tenaga)

dalam pelaksanaan Program SDIDTK balita?

(Jumlah SDM (tenaga) yang ada sekarang, apa sudah mencukupi

untuk pelaksanaan program SDIDTK, Apakah ada pelatihan yang

pernah diberikan kepada SDM (tenaga) pelaksana SDIDTK

balita?

(apa bentuk/jenis pelatihannya, kapan dilaksanakan, berapa kali,

kapan terakhir mendapat pelatihan).

Bagaimana pembagian ketenagaan dalam program pelaksanaan

SDIDTK di Wilayah kerja Bapak/Ibu? (cukup/tidak)

4) Dana

Apakah ada dana untuk penunjang program SDIDTK?

(sumber dana, cukup/tidak,berapa jumlah pertahun)

5) Sarana Prasarana

106

Bagaimana sarana prasarana untuk mendukung program

pelaksanaan SDIDTK balita di wilayah kerja

puskesmas?(Posyandu untuk penyuluhan, tersedia atau tidak buku

pedoman, leaflet, booklet, poster, dll yang berhubungan dengan

pelaksanaan program SDIDTK pada balita).

2. Komponen Proses (Process)

1) Bagaimana perencanaan program SDIDTK di Puskesmas?

(adakah jadwal petugas turun kelapangan, masuk/tidak dalam

anggaran)

2) Adakah jadwal lokakarya mini dilaksanakan di Puskesmas?

3) Bagaimana Pengorganisasian untuk program SDIDTK di

Puskesmas?

(ada SK/tidak untuk pembentukan struktur pelaksanaan Program

SDIDTK? siapakah yang terlibat)

4) Bagaimana upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh

Puskesmas khususnya pelaksanaan Program SDIDTK?

Apakah ada Planning Of Action (POA) untuk pelaksanaan

program SDIDTK balita?

5) Supervisi dan Evaluasi

Bagaimana supervisi dan evaluasi yang dilaksanakan pada

program SDIDTK balita di Kota Jambi?(siapa yang terlibat,

berapa kali dilakukan dalam satu tahun, apakah ada pencatatan

dan pelaporan dalam pelaksanaan SDIDTK balita).

6) Pencatatan dan Pelaporan

Bagaimana pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program

SDIDTK balita?

3. Komponen Keluaran (Output)

a. Bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu tentang hasil pelaksanaan

program SDIDTK di Puskesmas yang bapak pimpin?

107

(penerapan pelayanan, indikator pelayanan, komponen yang perlu

dibenahi dalam pelaksanaan, penempatan dan distribusi nakes dalam

memberikan pelayanan SDIDTK balita, Apa saja hambatan)

2. Untuk Ibu Yang mempunyai Balita

Ibu Yang Mempunyai Balita

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM

Tanggal Wawancara : ………./………../……….

Tempat Wawancara : …………………………..

Waktu Wawancara : …………………………..

A. Identitas Responden

1 Nama Responden : ……………………………………………...

108

2 Umur Ibu : ……….. tahun

3 Umur Balita : ………..bulan

4 Pendidikan Terakhir : ………………

I. Petunjuk Umum

A. Mengucapkan salam dan terimaksih atas kesediaannya untuk

diwawancarai dan berpartisipasi dalam penelitian.

B. Memperkenalkan diri kepada Ibu Balita

C. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan wawancara dilakukan.

II. Petunjuk Khusus

A. Wawancara dilakukan oleh peneliti dibantu notulen dengan menggunakan

voice recorder handphone. Rekaman tidak akan memunculkan nama orang

yang menyatakan pendapat.

B. Pertanyaan mengangkat tema SDIDTK balita di Puskesmas, bertujuan

untuk mengatahui pendapat, pandangan, komentar, ide dan saran dari ibu

balita tentang SDIDTK balita

C. Ibu balita dipersilahkan menyampaikan pendapat, semua pendapat tidak

dinilai salah/benar, positif dan negatif tapi sesuai dengan pendapat dan

pengalaman masing-masing untuk peningkatan pelayanan kesehatan dan

tercapainya tujuan penelitian.

D. Semua yang ibu balita uraikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya

dipakai untuk tujuan penelitian

IV. Wawancara Mendalam

A. Apakah Ibu mengetahui tentang Program SDIDTK

B. Bagaimana pendapat Ibu tentang pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas?

C. Bagaimana peran petugas dalam melaksanaakan program SDIDTK?

D. Bagaimana pengalaman Ibu tentang pelaksanaan Program SDIDTK balita?

109

E. Apakah ada pencatatan di Buku KIA mengenai SDIDTK?

V. Penutup

A. Setelah melakukan wawancara tentang pelaksanaan SDIDTK, masih

ada/tidak hal yang akan disampaikan/ ditambahkan tentang SDIDTK?

B. Mengucapkan terimakasih atas perhatian dan pertisipasi Ibu balita.

Lampiran 4

HASIL WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW)

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI DAN

INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA DI

PUSKESMAS KOTA JAMBI TAHUN 2020

==========================================================

A. PETUGAS PUSKESMAS

1. INPUT

1.1 Kebijakan

Matriks 1. Pernyataan Informan Mengenai Kebijakan Program SDIDTK

balita

Informan

(Kode) Pernyataan

110

A1 Acuan Program SDIDTK itu yang pertama dari pusat, indikator-

indikator dari pusat, Angka Kematian Ibu, Angka kematian Bayi,

terus ee stunting, terus kemudian eee apa namanya status gizi balita

berapa yang gizi baik, gizi kurang, gizi buruk. Kemudian yang

penting eee standar dari pusat dari kemenkes, kemudian mengikuti

standar yang baik dari propinsi maupun dari dinas kota.

B1 Saya rasa kalo program SDIDTK ini merupakan dari program

kesehatan anak, mako yang menjadi dasar pelaksanaan SDIDTK ini

mengacu kepada kebijakan dari pusat yaitu buku pedoman

SDIDTK dan standar pelayanan minimal SPM nomor 43 tahun

2016 selain itu ado jugo buku standar operasional pelayanan atau

SOP

C1 Program SDIDTK ini dikerjakan berdasarkan buku pedoman

mengenai SDIDTK ada SOP di Puskesmas.

1.2 Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan Pedoman

Matriks 2. Pernyataan Informan tentang Standar Operasional Pelayanan

(SOP) dan Pedoman SDIDTK Balita

Informan

(Kode) Pernyataan A1

SOP ada. B1 Kalo SOP ado. Buku pedoman jugo ado pernah dibagi dari dinas

dipegang oleh petugas masing-masing. C1 SOP SDIDTK ada kami, berisi alur kegiatan dari pelaksanaan

kegiatannya dan prosedur kegiatannya. Kemudian buku pedoman

ada berisi tentang KPSP, pemeriksaan tumbuh kembang,

pemeriksaan daya lihat dan lain lain.

1.3 Sumber Daya Manusia

111

Matriks 3. Pernyataan Informan tentang Sumber Daya Manusia Program

SDIDTK Balita

Informan

(Kode) Pernyataan

A1 SDM nya ya? SDM nya kalo ee mulai dari kalo petugas

penanggung jawab program bidan. Bidan itu D3 Mmmm kalo yang

untuk MTBS kalo dak salah sudah mengikuti pelatihan MTBS.

Untuk petugas Gizi itu D3 Juga. pelatihan-pelatihannya dia ada

ikut pertemuan – pertemuan. Untuk eeee deteksi tumbuh kembang

juga sudah ada pertemuan – pertemuan. Kemudian untuk dokternya

dokternya umum, sudah ada pertemuan tentang MTBS. Kalo saya

sendiri, kalo sekarang ini kan buk saya jadi fusngsional buk ya.

Saya fungsional sudah pernah ikut pertemuan gizi buruk, sudah

pernah pelatihan MTBS, eeee sudah pernah ikut pelatih pertemuan

sih pertemuan tentang PONED. Jadi secara umum untuk sumber

dayanya sudah cukup menurut saya disini.

B1 Kalo SDM nyo tu belom cukup ra apolagi kalo turun ke lapangan.

di puskesmas ni hanyo kakak yang sudah pernah tersosialisasi.

Waktu itu pernah acaranyo di Dinas Provinsi tapi kami dak dapat

sertifikat. Pernah jugo di Dinkes Kota yang mengadokan orientasi

SDIDTK jugo dak ado sertifikatnyo. SDIDTK ni sudah kakak

sosialisasi jugo di lokmin ke semua petugas terutama pelaksana

SDIDTK yang ngerjokan yang membantu kakak di ruangan

tumbang.

C1 Saya sebagai pelaksana disini ya jadi mungkin saya belom pernah

pelatihan tapi saya disini ada pemegang programnya sudah pernah

ada pelatihan SDIDTK, sudah ada petugasnya. Petugasnya juga

pernah mensosialisasikan bagaimana cara pemeriksaan SDIDTK

nya kepada kami melalui lokmin.

1.4 Dana

112

Matriks 4. Pernyataan Informan tentang Dana ProgramSDIDTK Balita

Informan

(Kode)

Pernyataan

A1 Kalo yang di Puskesmas dana untuk kegiatan SDIDTK itu eee

semuanya berasal dari dana BOK. Terus untuk dana dari APBD

kota kayaknya sih dak ada. Dana dari BLUD itu lebih dari

penunjangnya itu seperti untuk ATK em untuk peralatan kantornya.

B1 Kalu karna SDIDTK ini masuk dalam program kesehatan anak,

dana sudah include dalam program itu. Dana dari BOK cukuplah.

C1 Ada, pakai dana BOK kurang lebih kami di POA pelaksanaan

kegiatannya kami apa program anak sekitar 20 jutaan di BOK.

Untuk kegiatan khususnya SDIDTK ini sekitar dibawah 6jt an.

1.5 Sarana dan Prasarana

Matriks 5. Pernyataan Informan tentang Sarana dan Prasarana Program

SDIDTK Balita

Informan

(Kode)

Pernyataan

A1 Sarana untuk di puskesmas eee sarananya ee kalo menurut saya

masih belum lengkap buk ya. Masih belum lengkap. Jadi untuk

melengkapinya itu kami mengusulkannya ke melalui Dinas

Kesehatan dan ee berusaha juga dari dana BLUD kalo misalnya

bisa dari dinas ataupun dari pusat ada bantuan kami tidak memakai

dari dana BLUD tapi kalo misalnya dari ee pemkot atapun dari

pusat tidak ada kami mencoba memakai atau menggunakan dana

BLUD. Kalo untuk sarananya perlengkapan untuk SDIDTK itu

pengukuran untuk status gizi balita itu timbangan-timbangan

kemudian pengukur tinggi badan sudah ada tapi jumlahnya tidak

cukup. Tidak cukup karena untuk pelayanan di pustu ataupun

sampai ke posyandu itu tidak cukup peralatannya. Kalo untuk

113

pelayanan di puskesmas sendiri juga tidak cukup karena ada Cuma

ada satu atau dua alat jadi ruangan – ruangan lain juga perlu jadi

kondisinya ada tapi tidak cukup.

B1 Kalo sarana prasarana tu memadai dan masih biso digunakan tapi

jumlahnyo tu dak cukup ra apolagi untuk kalo terutamo kito turun

posyandu e peralatan timbangan pengukur tinggi badan dak ado

jadi dibawala yang dari puskesmas kalo ruang khusus yo inilah

ruangannyo ra.

C1 Sarana dan prasarana cukup memadai, tersedia dapat bantuan juga

dari dinas sudah lengkap ya disini kami pakai ada timbangan,

pengukur tinggi badan, kartu E, ada mainan-mainan anak.

2. PROSES

2.1 Perencanaan

Matriks 6. Pernyataan Informan Tentang Perencanaan Program SDIDTK

Informan

(Kode)

Pernyataan

A1 POA nya ada. POA nya dibikin setiap tahun ee POA nya itu

terbagi kedalam ee kegiatan pokok puskesmas, jadi kegiatan

pokok puskesmas itu untuk KIA kesehatan ibu anak ada ee POA

nya sendiri sudah dibikin oleh pengelola programnya baik dari

kesehatan ibunya maupun kesehatan anak. Kemudian dari

program gizi juga mempunyai POA sendiri itu e apa namanya

diusulkan setiap tahunnya kemudian dari Promkes juga karena

sedikit banyak juga berkaitan dengan promkes juga ada disitu

termasuk sudah ada POA nya.

B1 Kalu perencanaan tu ra dibuatlah setiap tahun rencana usulan

kegiatan RUK dan jugo ado rencana pelaksanaan kegiatan RPK.

C1 Kami punya POA, RUK dan RPK nya didalam gedung kami

melakukan bersama Lintas Program pertama promkes, petugas

114

gizi, gigi kemudian ada juga dokter kalau ada masalah-masalah

ditemukan pada bayi kami konsultasikan kepada dokter.

Kemudian ada juga kegiatan diluar gedung itu bekerjasama

dengan lintas program kami punya sekolah KB, Paud dan TK

sekitar 18 TK dan paud.

2.2 Lokakarya Mini

Matriks 7. Pernyataan Informan tentang Lokakarya Mini Program SDIDTK

Balita

Informan

(Kode)

Pernyataan

A1 Untuk lokakarya mini ee dilaksanakan tapi tidak rutin karena

kondisi dari pandemi covid tahun kemaren dan tahun ini jadi tidak

rutin dilaksanakan. eee biasanya itu sebelum-sebelumya

dilaksanakan secara rutin tetapi untuk ee perencanaan maupun

evaluasi program biasanya kami langsung ke petugasnya, tidak bisa

melaksankan dalam paparan ini secara bersama-sama dengan

program lainnya

B1 Kalo sebelum pandemi ni kami tiap bulan lokakarya mini ra, tapi

semenjak corona ni tiap tigo bulan setelah selesai pelayanan di

puskesmas tapi kadang idak semua pegawai jugo yang ngikuti karno

ado yang lagi turun lapangan ado yang posyandu pokoknyo

banyakla kendalanyo. Jadi kadang dak semua masalah tu kendala

diprogram tu tersampaikan semua. Tapi biasonyo kepala puskesmas

tu yang evaluasi program langsung ke petugasnyo masing-masing.

Kalo duo tahun ni memang kakak dak fokus ke program ra karena

kakak lagi kuliah.

115

C1 Mungkin karena corona ini ya, lokmin kami biasa setiap bulan,

tahun ini setiap triwulan sekali dilakukan mini lokakarya ini

melibatkan semua program dan staf puskesmas membahas tentang

masalah-masalah program yg ada di puskesmas.

2.3 Pengorganisasian

Matriks 8. Pernyataan Informan tentang Pengorganisasian Program

SDIDTK Balita

Informan

(Kode)

Pernyataan

A1 Kalo untuk pengorganisasiannya ee SK nya kemungkinan belum

ada ya secara khusus untuk program SDIDTK nya belom ada.

B1 Kalu kami ado SK penunjukan tugas ra dari kapus. Kakak sebagai

bidan penanggungjawab program kesehatan anak termasuklah

SDIDTK di dalamnyo.

C1 Ada SK nya sebagai pelaksana program SDIDK ada. disini ada

kami bekerjasma dengan LP yang masing masing melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

2.4 Pelayanan Kesehatan

Matriks 9. Pernyataan Informan tentang Pelayanan Kesehatan Program

SDIDTK Balita

116

Informan

(Kode)

Pernyataan

A1 Upaya pelayanan program SDIDTK itu ee kita mengikuti daripada

kegiatan puskesmas. Jadi Puskesmas itu ada yg UKM nya usaha

kesehatan masyarakatnya, puskesmas turun ke lapangan

pemantauan pemantauan. pemantauan itu mulai dari e posyandu

kemudian pemberian vitamin A kemudian pemantauan pemberian

obat cacing ke sekolah-sekolah dan surveilans kalo misalnya ada

kasus-kasus misalnya kasus gizi buruk, kasus ee bayi resti,

misalnya ada bayi dengan BBLR. Nah, kemudian pertemuan

pertemuan untuk peningkatan kemampuan dari kader kader

posyandu. Ee untuk yg kegiatan UKP pelayanan di Puskesmas ada

ruang konsultasi gizi, ada ruang MTBS, ada ruang imunisasi, ada

pelayanan ee laboratorium, obat. Untuk pelayanan di dalam

puskesmas yg pelayanan SDIDTK nya itu kita ada ruangan tumbuh

kembangnya dan ada petugasnya. Ada alur pelayanannya juga ada.

SOP juga ada.

B1 Menurut kakak ra, pelayanan kesehatan khusus untuk program

SDIDTK ni sangat penting kerena fokusnyo kepada anak anak

calon penerus bangsa. Selain kedisiplinan dan tanggung jawab

petugas dalam melaksanakan jugo harus ado peran dan pertisipasi

masyarakat yang menjadi penting untuk dapat terlibat aktif

membawa anaknyo ke fasilitas kesehatan baik sehat maupun sakit

agar mendapat pelayanan yg optimal jadi program ini terlaksana

dengan baik jugo dapat berhasil sesuai dengan target yang

ditetapkan baik dari pusat maupun kebijakan daerah.

C1 Disini sayo sebagai pelaksana yoh, saya melakukan kegiatan

SDIDTK setiap hari, bayi datang saya catat, saya periksa kemudian

saya catat dalam buku register kemudian akan dilihat oleh

pemegang programnya.

117

2.5 Supervisi dan Evaluasi

Matriks 10. Pernyataan Informan Tentang Supervisi dan Evaluasi Program

SDIDTK Balita

Informan

(Kode)

Pernyataan

A1 Untuk evaluasi daripada kegiatan SDIDTK di puskesmas dari

kepala puskesmas terhadap e kegiatan yg dipuskesmas itu

dilakukan pertama dilakukan melihat dari laporan kegiatan yg

dilaporkan petugas kepada kepala puskesmas, kepala puskesmas

memberikan penilaian dan melihat capaian kegiatannya kemudian

kalo tidak mencapai kendalanya apa. Setelah diketahui kendalanya

maka akan dicarikan alternatif penyelesaiannya apakah masalahnya

di masyarakat atau petugas atau bagaimana. Kemudian hasilnya

juga disampaikan kepada yang terkait misalnya ee apakah itu dari

imunisasinya atau dari anaknya atau mungkin dari ibunya

kemudian ke petugas promkes juga ee kalo misalnya berkaitan juga

kita tanyakan ke petugas promkesnya. Kalo itu yg dari dalam

puskesmas. Kalo yg dari dinas kesehatan itu pembinaan tetap ada

dimulai dengan melihat laporan puskesmas yang dikirim dari dinas

kesehatan, jika ada laporan yang tidak lengkap atau kurang jelas

maka dinas kesehatan akan menyampaikan ke puskesmas dan

kepala puskesmas akan menyampaikan ke petugasnya.

118

B1 Kalu di puskesmas ado ra khusus program SDIDTK selalu

dievaluasi setiap setiap bulan dari kapus langsung ke petugas

penanggungjawab. Kalo supervisi dari dinkes biasonyo dak khusus

untuk program SDIDTK sekalian dengan program kesehatan anak

karno SDIDTK include di dalamnyo.

C1 Supervisi sudah dilakukan dengan baik. Dinas Kesehatan

melakukan supervisinya. Kalau evaluasi dilakukan oleh dokter

setiap bulan sekali. Supervisi dilakukan oleh dinas kesehatan yang

khusus program SDIDTK.

2.6 Pencatatan dan Pelaporan

Matriks 11. Pernyataan Informan Tetntang Pencatatan dan pelaporan

Program SDIDTK Balita

Informan

(Kode)

Pernyataan

A1 Pencatatan pelayanan program yang di puskesmas untuk yang

kegiatan ee diluar misalnya dari posyandu itu petugas penanggung

jawab program menerima laporan dari petugas yang turun ke

posyandu. Jadi setelah turun ke posyandu petugas membuat laporan

kegiatannya kemudian menyampaikannya ke petugas SDIDTK

atau petugas gizi melalui buku posyandu kemudian direkap oleh

petugas gizi di puskesmas. Dari laporan petugas posyandu tersebut,

petugas gizi membuat laporan gizi, laporan itu dalam bentuk

laporan tertulis setiap bulan kemudian disampaikan ke kepala

puskesmas dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan laporan tersebut.

Ada juga bentuk laporannya dengan dengan aplikasi melalui

internet EPPBGM. Kalo untuk SDIDTK kan karena menyangkut

beberapa program, beberapa penanggung jawab ee sesudah

laporannya itu dibuat oleh penanggung jawab masing-masing baik

itu dari gizi, anak, MTBS itu dikumpulkan dilaporkan ke kepala

119

puskesmas kemudian disampaikan ke Dinas Kesehatan.

B1 Kalu untuk program SDIDTK ni kami ado duo laporan tu laporan

pelayanan kesehatan anak dilaporkan tiap bulan dan laporan

pelayanan kesehatan keluarga dilaporkan setiap triwulan. Untuk

teknis pencatat dan pelaporan tu biasonyo setelah pelayanan

khususnyo waktu turun ke lapangan dak langsung dicatat sampe

selesai apo yang dikerjokan tapi pada saat hari pelaksanaan.

Harusnyo kan langsung dicatat tapi setelahnyo tetap dicatat dan

tetap dilaporkan ke penanggung jawab oleh Pembina wilayah

masing masing. Kalo untuk kegiatan dalam gedung tiap hari

langsung direkap catatan kunjungannyo.

C1 Pencatatan dan pelaporan ada laporan indikator setiap bulannya

kemudian ada laporan triwulannya akan dikirim ke DKK terus

kalau turun lapangan kami mencatat saja dulu tidak langsung di

kohort terus kami tandai mana yang kira kira ada masalah kami

curigai baru kami isi ke formulir SDIDTK ini.

3. Output

Matriks 12. Pernyataan Informan Tentang Output Program SDIDTK Balita

120

Informan

(Kode)

Pernyataan

A1 Kalo hasil pelayanan SDIDTK di Puskesmas ee pertama berkaitan

dengan peralatan, tapi yang ada di puskesmas e yang sudah e apa

namanya pelayanan yg ada di puskesmas ini sudah sesuai dengan

standar yg sudah kita lakukan baik melalui standar dari pusat

maupun standar dari daerah. Pelayanan ini meliputi dari semuanya

mulai dari di lapangan seperti di posyandu sesuai dengan standar.

Kendalanya di posyandu itu yang pertama peralatan, peralatan itu

seperti alat pengukur berat badan, alat pengukur panjang badan

atau tinggi badan. Alat pengukur berat badan menggunakan

timbangan dacin, nahh timbangan dacin itu kendalanya kalo sesuai

standar harus dikalibrasi setiap tahun tetapi dalam pelaksanaannya

itu hampir tidak pernah dikalibrasi. Jadi pengukuran BB,

pengukuran anak di posyandu itu bisa saja tidak sesuai dengan

sebenarnya, dengan standarnya karena peralatan itu tidak akurat

lagi. Kemudian kurang seperti pengukuran panjang badan bayi itu

sampai ke posyandu itu tidak ada. Kalo untuk pengukuran tinggi

badan bayi anak anak yg sudah bisa berdiri itu ada dengan

menggunakan tempelan, mikrotoise itu tidak semua posyandu

punya. Untuk didalam gedung puskesmas sendiri peralatan ada

cuma sedikit dan kunjungan juga karena dalam pandemi covid

sekarang ini kunjungan agak berkurang ee apa namanya

menghindari kontak kemudian pelayanan juga lebih bersifat dengan

telpon dengan sarana komunikasi jadi tidak langsung berhadapan.

Harapan dan saran dari kami sebagai kepala puskesmas disini yang

pertama yg sudah kami lakukan terkait dengan kondisi seperti ini

terutama dari segi sarana. Jadi untuk sarana puskesmas berusaha

untuk secara mandiri melengkapi peralatan-peralatan yang ada

seperti sarana untuk pengukuran TB pengukuran BB kemudian

sarana-sarana penunjang seperti komputer peralatan kantor itu bisa

121

menggunakan dari dana BLUD. Kemudian untuk petugas sudah

memenuhi standar kemampuan kompetensi sudah cuma mungkin

perlu ditambah lagi pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya.

Nah, kemudian untuk peralatan yg diposyandu kerena peralatan di

posyandu katakanlah sudah tidak memenuhi persyaratan kerena

tidak di kalibrasi usualan kami agar timbangan tersebut dikalibrasi.

pernah petugas…

B1 Memang masih kurang ra, dak sesuai dengan target yang

ditetapkan selain karno waktu itu kendala kakak yang kurang

fokus karena lagi sibuk kuliah jadi pelaksanaan disini jadi yang

bekerjo biso bagi wilayah tapi karena kondisi tadi akhirnyo bidan

pelaksananyo kerjo dewekla. Selain tu jugo kurangnyo target

pencapaian SDIDTK di puskesmas talang banjar sudah sayo

jelaskan sedikit diatas yo banyak faktor pendukung agar program

ini berjalan dengan baik harusnyo bilo balita tidak datang maunyo

kan kito sweeping iyoo mudah mudahan untuk tahun ini dan

kedepannyo kami lebih memperhatikan lagi pelaksanaan program

ini supayo menjadi lebih baik dan berkualitas sehingga target yang

ditetapkan dapat dipenuhi

C1 Mungkin saya sebagai pelaksana mungkin saya merasa kurang

maksimal untuk melaksanakan pelayanan ini ya ee seperti apa

karena saya belum terlatih terus e saran saya mungkin ada

pelatihan-pelatihan untuk yang belum mengikuti pelatihan

kemudian sosialisasi ke masyarakat itu sendiri mm bagaimana

tentang SDIDTK itu agar masyarkat tau masalah masalah yg timbul

pada bayi dan balita jadi secara dini mereka membawa anaknya ke

puskesmas jadi kalo ada penyimpangan penyimpangan itu harus

122

tau secara dini dulu jadi semakin cepat penanganan yang akan di

lakukan pada anak tersebut.

B. IBU YANG MEMILIKI BALITA

Matriks 13. Pernyataan Informan tentang Program SDIDTK Balita

Informan

(Kode) Pernyataan

D1 Kalau stimulasi ni, kalau dari kegiatan puskesmas sendiri kan

jarang ikut. Jadi Cuman pas saat imunisasi aja ikut gitu na. Kalo

program - programnya kurang ini sih kurang tau gitu untuk saya

sendiri yo. Tp kl ada imunisasi atau apa pasti di informasikan

samo petugasnyo. Kl ada imunisasi tambahan atau apa pasti

diinformasikan ke saya. Kl programnya sedetail apa saya tidak

paham.

D2 Baiklah, baik la bu. Baik la kayak gitu la. Anaknya sehat. Kasih

makan, Kasih bermain.

D3 Kurang tau bu.

D4 Stimulasi perkembangan anak itu kan? Perkembangan anak itu

biasanya kl sudah 6 bulan sudah bisa apa. Sudah bisa genggam

apa gitu. 9 bulan sudah bisa apa. Gunanya ya untuk kita jugo la

biar bisa kita supaya kita bisa meneliti anak, sudah bisa dak.

D5 Ga tau, tujuan juga ga tau. Disini dak pernah main.

Matriks 14. Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan SDIDTK Balita di

Puskesmas

Informan

(Kode) Pernyataan

123

D1 Ya bagus la. Kadang saya suka lupa. Dari pemberitahuan

petugasnya itu bagus sih. Kadang dari RT ado jugo ngasih tau ke

saya apo ini nyo, informasi2 nya ini. Menurut saya pelayanannya

Bagus jugo. Informasi2 selalu dikasih gitu.

D2 Baiklah.

D3 Baik. Bagus. Saat kita imunisasi anak cara melayaninya, cara itu

la,cara anu anak kita gitu la saat imunisasi, pengarahannya gitu .

D4 Cukup bagus. Bagusnya tu kayak anak main, kita ngantrikan, ada

nomor antriannyo. Dak begitu lama jugo sih nunggunyo. Untuk

Pelayanannyo bagus jugo.

D5 Mungkin ditalang banjar ni dak terlalu lama bu, kami baru pindah

kesini setahun bu.

Matriks 15. Pernyataan Informan Tentang Peran Petugas Dalam

Melaksanakan Program SDIDTK Balita

Informan

(Kode) Pernyataan

D1 Arahnya ke bagus atau apo yo? Bagus semua. Welcome dengan

anak kecik. Kalo bawa sama anak Sabar. Sabar semua la.

D2 Mendukung.

124

D3 Baiklah. Bagus gitu kan. Cara penyampaian. Cara dio komunikasi

kekurangan anak kelebihan anak kurang ini kurang ini. Sebisa kita

bisa, kita lakukan.

D4 Bagus juga la. Petugasnyo kan dak 1 satu orang, ado 2 orang.

Kadang dibantu jugo kayaknya tu. Diliatin.

D5 Biaso bu.

Matrik 16. Pernyataan Informan Tentang Pengalaman Pelaksanaan

Program SDIDTK Balita

Informan

(Kode) Pernyataan

D1 Karena apa ya saya ni kadang saya ini suka pelupa ikut2 itu tu.

Informasinya bagus semua ya, yang dikasih itu.Cuma saya nya ini,

saya pribadi pelupa ya dak mengingat itu. Kalo dia ngasih

penjelasan lebih detail2 gitu na. Ilmu nya tu beda, jadi sebentar aja

dah ini, tapi bagus la ngasih informasinya tu. Apa ini pertumbuhan

anak tu sampai dimana ini itunya tu sesuai umur. Kalau arahannya

saya lupa lagi.

D2 Senang

D3 Pengalamannya tu ngikuti anak main tadi. Liat kembang apo

tumbuh kembang anak itu.

D4 Mengarahkan terus la. Kayak kita imunisasi, bu, bulan depan

imunisasi ini lagi ya. Untuk saat ini sih bagus - bagus bae sih

pengalamannyo. Dak ado kek mano-manonyo. Palingan kami

nanyo kayak sekarang petugasnyo anak sudah biso apo kayak

gitu–gitu. Puas bu. Alhamdulillah puas.

D5 Main kadang2 ada buku, ado belajar A, B pake buku.

125

Matriks 17. Pernyataan Informan Tentang Ada Atau Tidak Adanya

Pencatatan Dilembar Perkembangan Buku KIA Milik

Informan

Informan

(Kode) Pernyataan

D1 Lembar pemantauan ya, berat badan. Cuma ditulis ini nya be.

Kalo perkembangan di sampaikan. Kadang kita juga baca sendiri

sih. Kadang anak umur segini sudah bisa apa. Kadang sudah lewat

sini ada yang lebih mengejutkan. Yang namanya perkembangan

anak kan dak bisa kita ini…

D2 Dicatat la bu. Ada timbangannya. Ada bu, perkembangannya.

D3 Ada sih.

D4 Untuk yang sekarang iyo. Kalau yang pertamo idak. Kalau yang

sekarang iyo. Kayak 3 bulan tu sudah biso apo kayak gitu.

Sekarang kan 5 bulan sudah bisa genggam mainan.

D5 Ado bu.

Lampiran 5. Transkrip Wawancara Dengan Informan

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN A1

P Ini terkait dengan kebijakan. Apa yang menjadi acuan dalam

pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas?

126

A1 Acuannya ya bu ya?

P Iya

A1 Kalo acuannya SDIDTK itu yang pertama dari pusat, eee… indikator –

indikator dari pusat angka kematian ibu, angka kematian bayi, terus eee

stunting, terus kemudian eee… apa namanya status gizi balita, berapo

yang gizi baik, yang gizi kurang, yang gizi buruk. Mengikuti eee standar

dari pusat, dari kemenkes. dan mengikuti standar yang baik dari provinsi

maupun dinas kota.

P Terimakasih ya pak ya. Nah, kemudian terkait dengan SDIDTK ini ya

kan, eee seharusnya segala kegiatan apapun itu terutama pada fokus kita

pada pagi hari ini yaitu tentang SDIDTK, apakah eee… standar

operasional pelayanannya ada tau enggak?

A1 SOP, SOP ada.

P Ada ya pak ya.

P Nah, yang ketiga lagi pak ya, bagaimana dengan sumber daya

manusianya? Bagaimana menurut bapak tentang SDM dalam

pelaksanaan program SDIDTK balita ini?

A1 SDM nyo yo?

P Iya

127

A1 SDMnyo mulai dari, kalo petugas penanggung jawab program itu bidan,

bidan pendidikannya D3. Kalo untuk yang MTBS kalo ga salah sudah

pernah mengikuti pelatihan MTBS. Untuk petugas gizi itu D3 juga

eee… pelatihan – pelatihannya dia ada ikut pertemuan – pertemuan

untuk eee… deteksi tumbuh kembang juga sudah ada pertemuan –

pertemuan kemudian untuk dokternya dokternya dokter umum eee…

sudah ada pertemuan tentang MTBS, kalo saya sendiri sekarang kan jadi

fungsional sudah pernah ikut pelatihan gizi buruk, pernah pelatihan

MTBS eee… sudah pernah ikut pertemuan tentang PONED eee… jadi

secara umum untuk sumber dayanya sudah cukup menurut saya disini.

P sudah cukup ya pak?

A1 Aaaaaa….

P Nah, terkait dengan dana.

A1 Eemmm…

P Tentunya dana ini mempengaruhi segala eee… kegiatan – kegiatan yang

ada di program – program masing – masing. Sehubungan dengan ini

SDIDTK eee apakah ada dana untuk penunjang programnya?

A1 Dana untuk eee…

P Dana untuk SDIDTK. Adakah dari pusat? Apakah dari APBD daerah?

A1 Kalau untuk puskesmas dana untuk kegiatan SDIDTK itu eee…

semuanya berasal dari dana BOK. Dana BOK itu dari provinsi atau

128

mana ya saya ga tau.

P Dari pusat.

A1 Ya itu, menggunakan dana BOK. Terus untuk dana dari APBD Kota

eee… saya rasa sih dak ada. Dana dari BLUD itu lebih ke penunjangnya

seperti untuk ATK, Untuk eee peralatan kantornya.

P Nah tentunya seperti yang bapak sampaikan itu berarti ada ya pak

dananya?

A1 Ada.

P Nah terkait dengan sarana dan prasarana, bagaimana sarana dan

prasarana untuk mendukung pelaksanaan program SDIDTK balita

diwilayah kerja Puskesmas Talang Banjar ini?

A1 Sarana, sarana untuk di dipuskesmas eee… sarananya eee… kalau

menurut saya masih belum lengkap bu ya. masih belum lengkap. Eee…

untuk melengkapinya itu kami mengusulkannya melalui dinas kesehatan

dan eee berusaha juga dari dana BLUD kalo misalnya bisa dari dinas

ataupun dari pusat ada bantuan, tapi kami tidak memakai dana BLUD

tapi kalau misalnya dari eee… pemkot atau dari pusat tidak ada, kami

mencoba memake dana menggunakan dana BLUD.

P Berarti tadi bapak sampaikan masih

A1 Kurang.

129

P Kurang?

A1 Hmmm

P Nah kalo boleh saya tau, yang sudah ada itu, kira – kira apa pak?

A1 Kalau untuk sarana program SDIDTK itu eee sarananya perlengkapan

untuk untuk eee… pengukuran status gizi balita itu timbangan –

timbangan, kemudian pengukur tinggi badan sudah ada tapi jumlah tidak

cukup. Tidak cukup karena untuk pelayanan di pustu ataupun sampai

posyandu itu tidak cukup peralatannya. Kalau untuk peralatan di di

puskesmas sendiri eee… juga tidak cukup karena cuma ada satu atau

dua alat, jadi ruang lain juga perlu jadi ada tapi tidak cukup.

P Tidak cukup ya?

A1 Ya

P Terkait dengn proses, apakah ada POA untuk pelaksanaan SDIDTK di

Puskesmas? Ada?

A1 Ada. Eee… POA nya ada. POA nya dibikin setiap tahun. POA nya itu

terbagi kedalam eee… kegiatan pokok puskesmas. jadi kegiatan pokok

puskesmas itu untuk KIA kesehatan ibu anak ada POA nya sendiri,

dibikin programnya baik dari kesehatan ibunya maupun kesehatan anak,

kemudian dari program gizi mempunya POA sendiri itu untuk eee… apa

namanya diusulkan setiap tahunnya. Kemudian dari promkes juga,

karena sedikit banyak berkaitan dengan promkes jadi itu termasuk.

Sudah ada POAnya.

130

P Nah, ini yang menjadi pertanyaan kami terkait SDIDTK ini kan hanya

sebagian dari program yang ada di Puskesmas, nah apakah jadwal

lokakarya mini dilaksanakan di puskesmas?

A1 Untuk lokakarya mini dilaksanakan tapi tidak tidak rutin karena kondisi

dari pandemik covid tahun ini dan tahun kemarin jadi tidak rutin

dilaksanakan. Biasanya itu dilaksanakan secara rutin tapi untuk

perencanaan dan evaluasi program biasanya kami langsung ke

petugasnya. Tidak bisa melaksanakan bersama – sama dengan teman

lainnya. Gitu.

P Ok. Gitu aja ya pak ya. Kemudian bagaimana pengorganisasian untuk

program SDIDTK di Puskesmas kita ini pak?

A1 Kalo untuk pengorgnisasian eee… SKnya, kalo untuk SK nya

kemungkinan belum ada secara khusus, khusus untuk program

SDIDTKnya belum ada.

P Bagaimana upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas

khususnya program SDIDTK pak? bagaimana upaya kita?

131

A1 Upaya pelayanan program SDIDTK itu eee… kita meliputi daripada

kegiatan puskesmas. Jadi puskesmas itu ada yang UKMnya. Usaha

Kesehatan Masyarakatnya, jadi puskesmas turun kelapangan melakukan

pemantauan – pemantauan. Pemantauan itu mulai dari posyandu,

kemudian pemberian vitamin A, kemudian pemantauan pemberian obat

cacing di sekolah – sekolah dan kemudian misalnya kalau ada kasus –

kasus seperti gizi buruk eee… bayi resti misalnya, eee… bayi dengan

BBLR nah kemudian eee… pertemuan – pertemuan untuk peningkatan

kemampuan dari kader posyandu eee… untuk kegiatan yang UKP

pelayanan yang di dalam puskesmas itu ada kita. Ada ruang konsultasi

gizi, ada ruang MTBS, ada ruang imunisasi, ada ruang pelayanan eee…

laboratorium. Untuk pelayanan didalam Puskesmas yang untuk

pelayanan SDIDTKnya itu kita ada ruang tumbuh kembang dan ada

petugasnya, ada alur pelayanannya juga ada, eee… SOPnya ada tadikan?

SOP juga ada.

P Terkait dengan supervisi dan evaluasi, tentunya kegiatan ini

dilaksanakan oleh petugas anak ya pak ya. Bagaimana supervisi dan

evaluasi yang dilakukan pada program SDIDTK Balita di Kota Jambi

khususnya di Puskesmas Talang banjar ini? Ini sebagai peran bapak

terhadap kegiatan yang dilakukan oleh petugas – petugas kita.

132

A1 Untuk evaluasi daripada kegiatan SDIDTK di Puskesmas dari Kepala

Puskesmas terhadap kegiatan di Puskesmas yang dilakukan pertama

dengan melihat dari laporan. Dari laporan kegiatan yang dilaporkan

petugas kepada kepala puskesmas, Kepala Puskesmas melakukan

penilaian kemudian melihat pencapaian kegiatannya dan misalnya tidak

mencapai kendalanya apa? Kemudian sesudah diketahui kendalanya

maka akan dicarikan alternatif penyelesaiannya apa apa. Apakah

masalahnya dimasyarakat atau dipetugas atau bagaimana. Nah,

kemudian, hasilnya juga disampaikan kepada terkait misalnya apakah

dari imunisasinya atau misalnya dari anaknya atau dari ibunya .itu yang

didalam puskesmas. Kalo yang dari dinas kesehatan itu pembinaan tetap

ada dari dinas kesehatan juga dimulai dari dengan melihat laporan –

laporan puskesmas yang dikirim ke Dinas Kesehatan. Ntah ada

laporannya itu yang tidak lengkap kalau misalnya eee… kurang jelas

maka Dinas Kesehatan akan menyampaikan ke Puskesmas dan Kepala

Puskesmas akan menyampaikan ke petugasnya.

P Ok. Nah, sebagian terkait dengan pencatatan dan pelaporan sebagian

sudah bapak sampaikan. Tentunya disini kami mau mendapatkan lebih

spesifik bagaimana pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program

SDIDTK Balita?

133

A1 Pencatatan pelayanan programnya di puskesmas, untuk yang kegiatan

eee… diluar dari posyandu itu eee… petugas, petugas penanggung

jawab program itu menerima laporan dari petugas yang turun ke

posyandu. Jadi petugas yang sudah turun ke posyandu membuat

laporannya lalu menyampaikan laporannya ke petugas SDIDTK, petugas

gizi melalui buku posyandu kemudian direkap oleh petugas gizi

puskesmas. Dari laporan petugas posyandu tersebut, petugas gizi

membuat laporan gizi, laporan itu dalam bentuk laporan tertulis setiap

bulan kemudian disampaikan ke kepala puskesmas kemudian

disampaikan ke Dinas Kesehatan. Laporan tersebut. Ada juga

laporannya dalam bentuk dengan aplikasi melalui internet yang

SDIDTK karena menyangkut beberapa program, beberapa penanggung

jawab, eee… sesudah laporannya itu dibuat oleh penanggung jawabnya

masing – masing dari gizi, anak, MTBS, dikumpulkan ke Kepala

Puskesmas terus dilaporkan ke Dinas Kesehatan.

P Ini terkait dengan output pelaksanaan program SDIDDK

A1 Hmmmm…

P Bagaimana menurut bapak tentang cakupan balita yang mendapatkan

pelayanan SDIDTK yang sesuai dengan standar di Puskesmas yang

bapak pimpin?

134

A1 Kalo eee… hasil pelayanan SDIDTK di puskesmas eee… itu pertama

berkaitan dengan peralatan tapi yang ada di puskesmas yang sudah

eee… apa namanya pelayanan yang ada di puskesmas ini sudah

memenuhi sesuai dengan standar yang ditetapkan baik melalui standar

dari pusat maupun standar dari daerah. Pelayanan ini meliputi semuanya

seperti diluar lapangan seperti posyandu eee… sesuai dengan standar.

Kendalanya diposyandu itu peralatan. Yang pertama peralatan itu seperti

alat pengukur berat badan, alat pengukur panjang badan atau tinggi

badan. Alat pengukur berat badan menggunakan timbangan dacin. Nah,

timbangan dacin itu kendalanya kalo sesuai standar harus dikalibrasi

setiap tahun, tapi dalam pelaksanaannya itu eee… hampir tidak pernah

dikalibrasi, jadi eee… pengukuran berat badan, pengukuran anak di

posyandu itu bisa saja tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Yang

standarnya, karena peralatannya tidak akurat lagi, karena tidak

dikalibrasi ataupun tidak ini. Kemudian kurang seperti pengukuran

panjang badan bayi kita tidak punya diposyandu kita tidak ada. Kalo

untuk pengukuran tinggi badan untuk anak – anak yang bisa berdiri itu

ada dengan menggunakan tempelan tapi tidak semua posyandu punya.

Untuk di dalam gedung puskesmas sendiri, peralatannya itu ada tapi

cuman sedikit dan kunjungannya karena dalam sekarang ini pandemik

covid juga kunjungan agak berkurang. Karena eee… eee… apa namanya

eee… menghindari kontak supaya tidak tertular, terus juga pelayanan

juga lebih banyak bersifat dengan telpon atau sarana komunikasi jadi

tidak langsung.

P Kemudian bagaimana saran bapak berkaitan dengan pelaksanaan

program SDIDTK balita di Puskesmas Talang Banjar dengan

permasalahan – permasalahan baik itu terkait sarana dan prasarana

dilapangan dan juga dipuskesmas? Harapan bapak terhadap petugas

135

dengan kekurangan sarana prasarana ini? Apa yang sudah dan akan

bapak lakukan?

A1 Harapan dan saran dari kami sebagai Kepala Puskesmas sini yang

pertama yang sudah kami lakukan terkait dengan kondisi seperti ini

terutama dari segi sarana. Dari sarana puskesmas berusaha secara

mandiri untuk melengkapi peralatan yang ada seperti sarana untuk

pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan kemudian eee…

sarana – sarana penunjang seperti komputer peralatan kantor, bisa

menggunakan dana dari BLUD. Kemudian untuk petugas mungkin

eee… apa namanya petugas sudah memenuhi standar kompetensi. Cuma

mungkin perlu ditambah pelatihan – pelatihan untuk menambah

kemampuannya. Nah, kemudian untuk peralatan yang di posyandu

karena perlayanan di posyandu itu sudah tidak memenuhi standar karena

tidak dikalibrasi. Usulan kami agar timbangan – timbangan itu

dikalibarasikan. Dulu pernah petugas kami me, eee… apa namanya

mengusulkan ke kantor lurah supaya timbangan – timbangan itu semua

dikalibrasi ke tempat dinas metrologi supaya alatnya menjadi lebih

akurat. Kemudian untuk peralatan lainnya seperti pengukur panjng

badan atau pengukur tinggi badan itu kami juga usulkan baik dari kantor

lurah karena mereka punya dana kemudian juga melalui dinas kesehatan.

Kalo dari puskesmas memang belum bisa untuk menganggarkan ke

posyandu – posyandu.

P Terima kasih atas penjelasan – penjelasan bapak terkait dengan

pelaksanaan program SDIDTK yang ada di Puskesmas Talang Banjar

demikian juga capaian dan harapan – harapan yang kita inginkan dalam

pelayanan SDIDTK di puskesmas talang banjar. Semoga dengan adanya

permasalahan khususnya sarana dan prasarana ini bisa kita mungkin

nanti, eee… atau kita usulkan untuk anggaran tahun berikutnya.

136

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN B1

P Selamat siang bu.

B1 Siang.

P Terima kasih atas kesediaan ibu meluangkan waktu bersedia

diwawancarai terkait pelaksanaan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini

Tumbuh Kembang atau yang selalu disingkat dengan SDIDTK Balita di

Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020. Pastinya semua

jawaban mendapat pengalaman serta saran dan komentar yang akan ibu

sampaikan sangat bermanfaat untuk penelitian yang akan saya lakukan

dan saya jamin kerahasiaannya bu. Terlebih dahulu izinkan saya

memperkenalkan diri bu, saya Esra Lasmarida mahasiswa dari

Universitas Jambi. Saat ini saya di semester 4 untuk menyelesaikan

penelitian saya dan saya hadir disini untuk mewawancari ibu, menggali

informasi dan tanggapan ibu khususnya mengenai SDIDTK di Puskesmas

Talang Banjar. Boleh kita mulai wawancaranya bu ya? Di Puskesmas

Talang Banjar ini ada program SDIDTK yang pada balita di wilayah

kerja puskesmas. Apa yang menjadi dasar atau acuan dalam pelaksanaan

program yang ibu jalankan?

P Ya mungkin hanya itu yang sang bisa saya sampaikan, sekali saya saya

ucapkan terimakasih kepada bapak karena sudah meluangkan waktunya

untuk memberikan waktu guna melakukan wawancara pada pagi hari

ini.

A1 Sama – sama

137

B1 Saya rasa kalau Program SDIDTK ini merupakan dasar dari program

kesehatan anak mampu menjadi dasar pelaksanaan SDIDTK ini mengacu

kepada kebijakan dari pusat yaitu buku pedoman SDIDTK dan standar

pelayanan minimal SPM Nomor 43 Tahun 2016. Selain itu ada jugo buku

standar operasional pelayanan atau SOP.

P Ada ya bu yo? Kemudian bu, selanjutnya bu, setelah adanya dasar atau

acuan yang ibu sebutkan tadi kan suatu program biasanya akan berjalan

dengan baik jika ada penguatan sistem sehingga pembuatan peraturan

pendukung seperti SOP, standar operasional prosedur dan pedoman untuk

pelaksanaan program SDIDTKnya berjalan dengan baik. bagaimanadi

Puskesmas Talang Banjar bu? Untuk SOP dan buku pedomannya masing

– masing ada juga ya ?

B1 Kalau SOP ado, buku pedoman jugo ado. Pernah di bagi dari Dinas.

Dipegang oleh petugas masing – masing.

P Ado yo bu di bagi yo? Kalo SOP ada juga ya bu. Bagaimana pendapat ibu

untuk sumber daya manusia yang menjalankan program SDIDTK di

Puskesmas ini?

B1 Kalo SDM nyo tu belum cukup, Ra. Apolagi kalau turun kelapangan

Puskesmas ni hanya kakak yang sudah pernah tersosialisasi.

P Ooo… kakak yang sudah pernah. Baru kakak sendiri yo kak?

B1 Yo, waktu tu pernah acaranyo di Dinas Provinsi tapi kami tidak dapat

sertifikat. Pernah jugo di Dinkes Kota yang mengadakan orientasi

SDIDTK, jugo dak ado sertifikatnyo. SDIDTK ni sudah kakak sosilisasi

138

jugo di lokmin ke semua petugas terutama pelaksana SDIDTK yang

mengerjokan membantu kakak di ruangan tumbang.

P Berarti untuk kakak sudah pernah dilatih, tapi sertifikatnyo dak ado. Dak

dapat yo kak yo? Terus gini kak kita tahu kan bahwa melaksanakan suatu

kegiatan tuh pastinya membutuhkan pembiayaan atau dana yang juga

mempengaruhi segala kegiatan untuk masing – masing program SDIDTK

kalau boleh saya tahu kak biso dak dijelaskan untuk dana penunjang

untuk program SDIDTK ini?

B1 Kalo karena ini termasuk dalam program kesehatan anak, dana sudah

include dalam program itu dananya dari BOK. Cukuplah.

P Cukup yo kak yo? Bagaimana dengan sarana dan prasarana kak yang

mendukung program SDIDTK di puskesmas khususnya di ruangan

tumbuh kembang yang kakak tanggung jawabi?

B1 Kalo sarana prasarana tu memadai dan masih bisa digunakan tapi

jumlahnya tidak cukup, Ra. Apo lagi untuk kalo kito mau turun

posyandu, ee peralatan timbangan, pengukur tinggi badan dak ado jadi

dibawala yang dari puskesmas. Kalo ruang khusus, yo inilah ruangannyo,

Ra. Jadi untuk peralatan di ruangan cukup kak yo, hanya pada saat turun

kelapangan kurang. jadi alat yang didalam ruangan ini yang di bawa ke

posyandu.

P Kayak gitu kak ya? Selanjutnya kak untuk suatu kegiatan biasanya juga

ada perencanaan, selain dana ada perencanaan agar fungsi menajemennya

dilaksanakan dengan baik. Bagaimana untuk pelaksanan program

SDIDTKnya disini kak? Eee… perencanaannya?

139

B1 Kalau perencanaan tu ra dibuat la setiap tahun. Rencana Usulan Kegiatan

(RUK), dan jugo ado Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

P Boleh saya lihat nanti ya kak dokumennya. Selanjutnya kak SDIDTK ini

hanya satu program di puskesmas ini banyak program lain bagaimana

eee… untuk pelaksanaan lokakarya mini kak? Apakah ada eee…

pelaksanan lokmin untuk program SDIDTK ini?

B1 Kalo sebelum Pandemi ni, kami tiap bulan lokakarya mini, Ra. Tapi

semenjak korona ni tiap tigo bulan. Setelah selesai pelayanan Puskesmas

tapi kadang tidak semuo pegawai jugo yang ngikuti karena ado yang lagi

turun lapangan, posyandu, pokoknyo banyaklah kendalonyo. Jadi, kadang

dak semua masalah tu kendala program tu tersampaikan. Tapi biasonyo

kepala puskesmas tu evaluasi program langsung ke petugasnyo masing –

masing. Kalo duo tahun ni memang kakak dak fokus ke program ra,

karno kakak lagi kuliah.

P Ooo, kakak lagi kuliah yo kak? Jadi kalo lokmin tetap terlaksana hanya

karena korona ni agak waktunyo ngulur yo kak yo? Biaso setiap bulan

jadi tigo bulan. Ok kak. Selanjutnya sebagai penanggung jawab program

SDIDTK. Bagaimana menurut kakak pengorganisasian untuk program

ini? Karena kita kan tahu hal yang paling pokok dalam fungsi

pengorganisasian adalah bisa adanya pembagian tugas yang jelas.

Menurut kakak gimana kak?

B1 Kalo kami ado SK penunjukkan tugas, Ra dari Kapus. Kakak sebagai

bidan penanggung jawab program kesehatan anak termasuk la SDIDTK

didalamnyo.

140

P Biso kami liat jugo nanti yo kak?

B1 Yo boleh.

P Selanjutnyo kak, untuk menjamin suatu eee… kegiatan atau suatu

rencana kegiatan tuh dibuat setelah dilaksanakan sesuai dengan yang

ditetapkan seharusnya dilakukan supervisi dan evluasi yo kak yo.

Bagaimana pelaksanaan di Puskesmas Talang Banjar ini? Supervisi dan

evaluasinya khusus untuk program SDIDTK?

B1 Kalo di Puskesmas ado, Ra. Khusus program SDIDTK selalu di evaluasi

setiap bulan. Kalo supervisi dari Dinkes biasonyo dak khusus untuk

program SDIDTK, sekalian dengan program kesehatan anak karno

SDIDTK itu didalamnyo.

P Berarti untuk program ini setiap bulan selalu di evaluasi? Biasonyo yang

evaluasi siapo yo kak yo?

B1 Dari Kapus langsung la.

P Berarti dari Kapus ke berarti ke petugas penanggung jawab SDIDTK.

Selanjutnya terkait pencatatan pelaporan kami juga ingin melihat dan

mengetahui mengenai pencatatan pelaporan untuk program SDIDTK.

Bisa kakak jelaskan sedikit kak bagaimana pencatatan dan pelaporannya?

B1 Kalo untuk program SDIDTK ni kami ado duo laporan. Laporan

pelayanan kesehatan anak dilaporkan tiap bulan dan laporan pelayanan

kesehatan keluarga dilaporkan setiap triwulan. Untuk teknis pencatatan

dan pelaporan tu biasonyo setelah pelayanan khususnya setelah turun ke

141

lapangan dan langsung dicatat sampai selesai apo yang dikerjokan pada

saat hari pelaksanaan. seharusnyokan langsung dicatat. Tapi setelahnyo

tetap dicatat dan tetap dilaporkan ke penanggung jawab. Kalo untuk

kegiatan dalam gedung tiap hari langsung direkap catatan kunjungannyo.

P Oooo… berarti untuk dalam gedung direkap langsung, yang untuk

posyandu seperti turun lapangan itu pada besok harinya atau pada akhir

bulan mungkin kak?

B1 Dilakukan pencatatan nanti Pembina wilayah melaporkan ke sayo selaku

PJ program.

P Selanjutnya kak sebagai penanggung jawab program SDIDTK,

bagaimana pendapatnya tentang cakupan balita di wilayah kerja

Puskesmas talang banjar ini untuk ee mendapatkan pelayanan SDIDTK?

B1 Masih kurang, Ra. Tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Selain

karena waktu itu terkendalo kakak yang kurang fokus kareno lagi sibuk

kuliah jadi pelaksanaan disini jadi

P Agak menurun yo kak?

B1 Iyo. Yang bekerjo biaso bagi wilayah. Tapi karno kondisi tadi akhirnyo

bidan pelaksanonyo kerjo dewekla. Selain itu jugo kurangnya target

puskesmas talang banjar sudah saya jelaskan sedikit diatas yo banyak

faktor pendukung agar program ini berjalan dengan baik. Harusnyo bila

balita tidak datang maunyo kan kito sweeping. Yo, mudah – mudahan

untuk tahun ini dan kedepannyo kami lebih memerhatikan pelaksanaan

SDIDTK ini supayo menjadi lebih baik dan berkualitas sehinggo target

yang ditetapkan dapat terpenuhi.

142

P Ok kak, untuk pertanyaan terakhir ni kak, dari sekian banyak atau cukup

banyak yang saya dapatkan informasi dan penjelasan dari kata program

SDIDTK ini terakhir yang saya ingin tanyakan sampai tanyakan kepada

kakak, apakah saran – saran adakah saran kakak untuk kemajuan program

SDIDTK khususnya saran untuk Puskesmas Talang Banjar ini atau untuk

Dinas Kesehatan terkait program ini?

B1 Menurut sayo, sarannyo tu adola apo pelatihan atau sosialisasi itu jangan

terputus, berkesinambungan jadi biso nanti bukan hanya PJ program saja

yang mendapat sosialisasi SDIDTK dan jugo kalo biso ado kader – kader

posyandu secara bergantian jugo bisa jadi lebih mendalam, mengerti apa

itu SDIDTK.

P Ooo… berarti usulannyo supayo kader jugo dilatih gitu kak yo, supaya

jadi perpanjangan tangan. trus kalo boleh tau ni kak, eee… pelatihannyo

tu kak, maunyo satu tahun sekali ada pelatihan atau gimana kak?

B1 Yo, kalo biso dlm kurun waktu satu tahun. Apo lagi kader tu kan dari

sekian banyak posyandu biso secara bergantian.

P Ok. Baik kak, terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan

kepada saya untuk mewawancarai kakak. Apabila masih ada ee hal yang

kurang terkait pelaksanaan SDIDTK yang masih perlu saya tanyakan

saya bisa kembali lagi ke kakak, menghubungi kakak, dan kembali lagi

ke sini untuk bertanya langsung. Terimakasih kak. Selamat siang.

143

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN C1

P Selamat Pagi, bu.

C1 Selamat pagi.

P Terima kasih atas waktu yang diberikan oleh ibu untuk saya wawancarai

hari ini terkait dengan skripsi saya yang saya angkat yaitu mengenai

program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang atau

SDIDTK khususnya di Puskesmas Talang Banjar. Boleh saya mulai

wawancara kita bu?

C1 Boleh.

P Baik. Eee… untuk yang pertama, maaf dengan ibu siapa ya bu?

C1 Dengan ibu Lenny.

P Terima Kasih bu. Dipuskesmas Talang Banjar ini yang menjadi acuan

pelaksanaan program SDIDTKnya apa bu?

C1 Eee… program SDIDTK ini dikerjakan berdasarkan ada buku pedoman

mengenai SDIDTK eee… itu ada SOP nya di Puskesmas.

P Buku pedoman dan SOP. Untuk SOP nya bu, yang terkait dengan program

ini bagaimana bu?

144

C1 Eee… SOP SOP SDIDTK ni ada kami berisi alur kegiatan dari dari

pelaksanaan kegiatannya dan prosedur kegiatannya eee… kemudian kalo

buku pedomannya disini ada berisi tentng KPSP eee… pemeriksaan

tumbuh kembang eee ada pemeriksaan daya lihat eee dan lain – lain.

P Ooo, begitu. Berarti di SDIDTK ada buku pedoman khusus ya bu?

C1 Ya, ada.

P Baik bu. Untuk tenaga nih bu, sumber daya manusianya menurut ibu,

untuk pelaksanaan SDIDTK ini bagaimana sumber daya manusia atau

tenaga di Puskesmas ini bu?

C1 Eee… saya sebagai pelaksana disini ya jadi mungkin saya belum pernah

pelatihan tapi disini ada eee… pemegang programnya sudah pernah

pelatihan SDIDTK. Eee… sudah ada petugasnya eee… petugasnya juga

pernah mensosialisasikan bagaimana cara pemeriksaan SDIDTK pada

kami melalui lokmin.

P Ooo gitu. Kalo mengenai dana bu, dana penunjang untuk program

SDIDTK di Puskesmas ini apakah ada tau tidak? Atau bagaimana bu?

C1 Ada. Pake dana BOK. Kurang lebih kami di POA eee… pelaksanaan

kegiatannya kami eee… apa program anak kami sekitar 20 jutaan didalam

dana BOK. Untuk kegiatan khususnya SDIDTK ini sekitar dibawah 6

jutaan.

P Berarti untuk program SDIDTK itu masuk ke dana pelayanan anak ya bu?

145

C1 Ya, dana kesehatan anak.

P Ooo, bagaimana dengan sarana dan prasarananya bu? Yang mendukung

pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar ini?

C1 Eee,,, kalo sarana dan prasarana cukup memadai, sudah tersedia dapat

bantuan juga dari dinas ya, sudah lengkap ya. Disini kami pake ada

timbangan, pengukur tinggi badan, eee,,, kartu E, kemudian ada mainan –

mainan anak.

P Nanti boleh saya lihat ya bu? Atau boleh saya foto?

C1 Boleh, boleh.

P Untuk tadi seperti yang ibu katakan ada RUK, ada RPK ya bu ya?

C1 Ya

P Itu yang saya tahu itu termasuk dalam POA (Plan Of Action) untuk

pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas ini ada ga bu?

C1 Eee kami punya POA, RUK, dan RPKnya. Eee didalam gedung ini kami

melakukannya bekerja sama dengan lintas program. Eee… pertama

promkes, petugas gizi, gigi, kemudian ada jugo dokter kalo misalnya ada

masalah – masalah yang ditemukan pada bayi kami konsultasikan pada

dokter. Kemudian ada juga kegiatan diluar gedung itu bekerja sama

dengan lintas program. Kami punya sekolah. Sekolah KB, PAUD dan Tk

tu sekitar 18 TK dan PAUD.

146

P Banyak ya bu di wilayah ini berarti ada 18 TK dan PAUD. Gabungan itu

sudah yo bu?

C1 Yo.

P Untuk pelaksanaan lokmin di Puskesmas bagaimana bu?

C1 Eee… mungkin karena korona ni ya, lokmin kami biasa setiap bulan, eee

tahun ini setiap triwulan sekali dilakukan mini lokakarya. Ini melibatkan

semua program dan staf Puskesmas. eee… itu membahas tentang masalah

– masalah yang ditemukan di Puskesmas.

P Masalah program gitu ya?

C1 Masalah program.

P Dibahas bersama bu?

C1 Ya, bersama.

P Bagaimana selanjutnya untuk pengorganisasiannya bu, khususnya untuk

program SDIDTK ini. Maksud saya disini pengorganisasian bu, apakah

ada SK penunjukkan pelaksana untuk petugas atau bagaimana?

C1 Eee… ada SK nya. Eee sebagai pelaksana program SDIDTK ada. Disini

ada kami eee… bekerja sama dengan lintas program yang masing –

masing melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawabnya masing –

masing.

147

P Berarti sudah terkoordinir dengan baik yo bu untuk program ini?

C1 Insyaallah.

P Selanjutnya bagaimana upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan

Puskesmas Talang Banjar khususnya untuk pelaksanaan program

SDIDTK bu?

C1 Disini saya sebagai pelaksana yo, saya melakukan kegiatan SDIDTK ni

setiap hari, eee… pas bayi datang saya catat, saya periksa, terus saya catat

dalam buku register nanti akan dilihat oleh pemegang programnya.

P Berarti ibu mencatat kemudian ibu melaporkannya lagi ke penanggung

jawab ya bu?

C1 Iya

P Baik bu. Kemudian untuk supervisi dan evaluasi bu, Baik di Puskesmas

ini sendiri maupun dari Dinas Kesehatan menurut pendapat ibu sendiri

bagaimana?

C1 Supervisi sudah dilakukan dengan baik eee… Dinas Kesehatan sudah

melakukan supervisinya eee… kalo evaluasi dilakukan oleh dokter tiap

bulan setiap bulan sekali. Supervisi sudah dilakukan dinas kesehatan yang

khusus program SDIDTK.

P Baik bu. Kalau untuk tadi bu, untuk pencatatan dan pelaporannya bu,

tolong dijelaskan kembali bu, bagaimana alurnya atau bagaimana

pelaksanaannya di Puskesmas Talang Banjar ini bu?

148

C1 Eee… pencatatan pelaporan itu ada setiap bulan, laporan indikator tiap

bulannya, eee… kemudian ada laporan triwulan, terus akan dikirim ke

DKK eee… terus kalo turun lapangan, ini kami apa eee… mencatat saja

dulu tidak langsung di Kohort terus kemudian kami tandain mana – mana

yang kira – kira ada masalah, kami curigai baru kami isi ke formulir

SDIDTK ini.

P Ooo gitu. Eee… kemudian mungkin yang terakhir dan endingnya ni bu,

menurut pendapat ibu, bagaimana tentang cakupan di Puskesmas Talang

Banjar ini untuk pelayanan program SDIDTK ?

C1 Eee… mungkin kalau saya sebagai pelaksana mungkin eee… saya merasa

kurang maksimal untuk melaksanakan pelayanan ini ya. eee… seperti

karena saya belum terlatih trus eee saran saya mungkin ada pelatihan –

pelatihan untuk yang belum belum belum belum mengikuti pelatihan,

kemudian sosialisasi ke masyarakat itu sendiri. Bagaimana tentang

SDIDTK itu bagaimana, agar masyarakat itu tahu masalah – masalah yang

timbul pada bayi dan balita, jadi secara dini mereka membawa membawa

anaknya ke Puskesmas. Jadi kalo ada penyimpangan – penyimpangan tu

harus tau secara dini dulu, jadi semakin cepat penanganan yang akan

dilakukan pada anak tersebut.

P Baik bu, saya disini cukup salut ke ibu, walaupun belum dilatih tapi ibu

melaksanakan program SDIDTK dengan baik dan bisa terlaksana.

terimakasih untuk ibu. Eee… selanjutnya bu, untuk waktu yang akan

datang apabila diperlukan kembali mohon kiranya ibu bersedia

diwawancari kembali bila ada kekurangan atau Eee… kesulitan saya

dalam atau kekurangan dalam pertanyaan yang saya ajukan pada hari ini.

Apakah ibu bersedia kembali untuk diwawancari?

149

C1 Ya, boleh boleh.

P Terima kasih ibu, atas waktunya. Kita akhiri sekian. Terimakasih bu

C1 Ya, sama –sama.

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN D1

p Terimakasih kepada ibu yang telah menyempatkan waktunya untuk saya

wawancarai. Saya Esra Lasmarida ingin bertanya sedikit kepada ibu

tentang program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDITK) balita khususnya di Puskesmas Talang Banjar yang menjadi

wilayah dari alamat ibu ya bu?

D1 Iya.

P Bisa kita mulai ya bu?

D1 Ya, mudah – mudahan bisa bantu.

P Ya, bisa bantu. Baik ibu ya, ibu ga usah anu, apa namanya itu, ga usah

kaku terkait dengan pertanyaan – pertanyaan apa yang kami sampaikan

ini, tentunya yang kami sampaikan ini yang pernah anak ibu rasakan

terkait dengan SDIDTK. Baik ibu ya, apakah ibu mengetahui tentang

program SDIDTK atau Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh

Kembang atau boleh dikatakan ee apakah ibu mengerti tentang eee apa

namanya itu tentang balita sehat yang mendapatkan pelayanan stimulasi

perkembangan yang di Puskesmas?

150

D1 Aaa, yang itunyo yo… Kalau stimulasinya ini, apo, kalau dari kegiatan

puskesmas sendiri kan jarang ikut, jadi cuman pas saat imunisasi aja ikut.

Kalau program – programnya kurang ini sih, kurang tau kalau untuk saya

sendiri yo, tapi kalau ada pas imunisasi apa itu pasti diinformasikan sama

petugasnya.

P Ok. Pas ada imunisasi ya?

D1 Iyo, Kalau ada imunisasi tambahan atau apa pasti diinformasikan ke saya

gitu.

P Ok jadi,

D1 Kalau programnya sendiri sedetail apa saya tidak hapal.

P Ok, ok, ok, yang kedua ya bu, Bagaimana pendapat ibu tentang stimulasi

tumbuh kembang di puskesmas ini?

D1 Ya bagus la. Bagus la ininyo. Aaa… kadang kan kalo sayo ini kan banyak

ininyo cumo kadang suka lupa gitu kan dari pemberitahuan petugasnya itu

bagus sih. Kadang dari RT-nyo jugo ngasih tau ke saya apo ininyo kan

P Apa - apanya?

D1 Informasi - informasinya ini. menurut saya pelayanannya bagus jugo la.

Informasinyo selalu dikasih gitu. Yo oo aa... biso masuk dak hahahahaha

jawabannyo?

P Kita lanjutkan, bagaimana peran petugas dalam pelaksanaan program

SDIDTK ini? Seperti apa, apa namanya itu perlakuan atau peran petugas

disaat melaksanakan apa ini SDIDTK ini? Seperti apa peran ibu Desy itu

terhadap program ini?

D1 Arahnya kebagus atau itu ya?

151

P Arahnya ke ibu?

D1 Yo, bagus semua yo.

P Bagus?

D1 Aaa… Bagus

P Bagusnya seperti apo?

D1 Welcome samo anak kecik tu. Kalau bawa samo anaknyo tu.

P Welcome yo?

D1 Aaa… aaaa….

P Sabar dak bu ya?

D1 Sabar. Sabar semua ini la anak – anak

P Ok. Bagaimana pengalaman ibu tentang pelaksanaan program SDIDTK

Balita? Apa yang ibu rasakan terkait dengan peran Ibu Dessy itu tadi

terhadap anak ibu? Bagaimana?

D1 Karena apa ya, saya ni kadang suka pelupa sebenarnya kalo ikut – ikut itu

tu, informasinya bagus semua ya yang dikasih tu, cuman sayanya ini

pribadi ya agak pelupa ya, dak dak mengingat itu.

P Apa yang dak ibu ingat?

D1 Kalo dio ngasih penjelasan kayak gitu. Lebih detail – detailnya tu na,

P Itu yo?

D1 Yo, ilmunyo tu beda, jadi sebentar aja dah ini, tapi bagus la ngasih

informasinyo tu.

152

P Ngasih informasinya salah satunya apa yang disampaikan?

D1 Na kalau itu tah, yang saya ini suka lupa.

P Suka lupa?

D1 Heeh… Apo ini pertumbuhan anak tu sampai dimano- mano ininyo gitu

na

P Kalau ibu biasanyakan

D1 Sesuai umur

P Ya sesuai umur, nah kalau ibu kan hanya itu tadi melakukan apa stimulasi

ini atau pemantauan perkembangan ini setelah anak ibu melakukan

imunisasi, tentunya kan disana ada kelompok – kelpompok umur untuk

mendapatkan stimulasi sesuai dengan kelompok umur. misal anak ibu

diusia 6 bulan, apa yang seharusnya ibu dapatkan, stimulasi yang seperti

apa yang harusnya ibu dapatkan pada umur 6 bulan, 7 bulan iya kan 9

bulan. ya itu tadi untuk pelaksanaan program SDIDTK mereka tadi.

D1 Ya. Eeemmm…

P Nah, bagaimana arahan mereka? Ibu yang rasakan seperti apa?

D1 Kalo arahannya saya lupa lagi. 6 bulan eee

P Kita lanjutkan lagi berarti itu tadi apa namanya itu tadi. Galak lupo ibu ni!

D1 Hahahaha…

153

P Ada pencatatan di buku KIA di lembar pemantauan? Ada bu? Liat bu? Ibu

kan bawa anak imunisasi atau disaat ibu mau menimbang anak, disaat ibu

berobat tentunya kan membawa buku KIA itu. Apakah didalam buku KIA

itu ada dicatat untuk pemantauan?

D1 Ado.

P Ada dicatatakan ya bu?

D1 Hmmmm..

P Kalau yang disini nya?

D1 Berat badan. Cuma ini ditulis ininya be pas lagi

P Kalau yang ininya diajarkan ga bu? Yang untuk perkembangannya tadi?

Yang ini? 6 bulan sudah bisa apa? 12 bulan bisa apa?

D1 Hmmm heem. Iyo iyo

P Itu disampaikan sama ibu Desy?

D1 Yo, disampaikan.

P Cuma

D1 Kadang kita juga baca sendiri sih, ini sih. Anak kito tuh umur sekian

sudah bisa apa kadang lebih kemaren lewat sini kadang balek ini kan ee

perkembangannyo kan ada yang lebih mengejutkan sih, namanya juga

perkembangan anak kan kita kan dak bisa di ini yo..

154

P Ok bu, jadi ini nanti untuk kesimpulannya peneliti yang bisa menuangkan

di skripsi. sebelumnya karena ibu sudah memberikan apa yang ibu

rasakan , apa yang ibu dapatkan, apa yang ibu laksanakan, terimakasih ibu

telah meluangkan waktunya untuk memenuhi undangan kami terkait

dengan penelitian kami tentang SDIDTK atau stimulasi dini Intervensi

DIni Tumbuh kembang balita. Terimaksih ibu.

D1 Sama – sama.

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN D2

P Apa kabar bu?

D2 Baik.

P Pertama – tama kami mengucpakan syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa. Terimakasih pada ibu yang telah meluangkan waktunya untuk

menghadiri wawancara kami atau undangan kami pada pagi hari ini, ibu

sudah bela – belain datang dan melakukan wawancara ini. Ibu rileks aja,

saya berharap apa yang ibu rasakan, apa yang ibu alami terkait dengan

tumbuh kembang anak di program anak yang dilakukan oleh petugas anak

di Puskesmas Talang Banjar. Saya mulai ya bu… Saya mulai ya bu

pertanyaannya

P Apakah ibu mengetahui tentang program itu tadi tumbuh kembang itu atau

SDIDTK? Kalau bahasa itunya sehari – harinya program tumbuh kembang

anak atau disini eee... Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh

Kembang? Program tumbuh kembang. Apakah ibu ini mengetahu tentang

program tumbuh kembang?

D2 Kurang tahu bu.

155

P Kurang tau? Kenapa kurang tahu?

D2 Apanya tu?

P Kenapa kurang tau? Ibu?

D2 Kayak mano yo bu… Kurang tahu.

P Nah ok, kurang tau. Bagaimana pendapat ibu tentang tumbuh kembang

yang ada di Puskesmas Talang Banjar ini?

D2 Baik. Bagus.

P Baik. Bagus

D2 Hehem…

P Bagusnya gimana?

D2 Ya saat kita imunisasi anak, cara melayaninya, cara itula

P Cara melayani cara apalagi bu?

D2 Cara anu anak kita gitu la saat imunisasi kayak gitu, pengarahannya

aponyo gitu.

P Saat imunisasi?

D2 Hmmm…

P Bagaimana peran petugas dalam pelaksanaan program SDIDTK?

Maksudnya gini, bagaimana eee… Ibu Desy, Ibu Desy kan sebagai

penanggung jawab program SDIDTK, nah bagaimana aaa… ibu Desy

tersebut melayani sehubungan dengan program tumbuh kembang ini

terhadap ibu atau kawan – kawan ibu?

156

D2 Baik la, bagus gitu kan. Cara penyampaian, caro dio komunikasi

kekurangan anak, kelebihan anak gitu. Kekurangan anak kita kan misalnya

kurang ini, kurang ini.

P Apakah itu ibu lakukan?

D2 Iya

P Ibu lakukan stimulasinya?

D2 Maksudnya tu?

P Ibu lakukan apa yang disampaikan ibu Desy kepada anak?

D2 Iya, iya, sebisa kita la kita lakukan.

P Heh?

D2 Sebisa kita lah kita lakukan

P Bagaimana pengalaman ibu tentang pelaksanaan program tumbuh

kembang anak itu tadi?

P Bagaimana? Kan ibu kan ini, disini ka nada program tumbuh kembang

anak atau SDIDTK itu tadi, bagaimana pengalaman ibu disaat

mendapatkan pelayanan SDIDTK dari Ibu desy? Kan di SDIDTK itu kan

untuk bermain ya dan disana itukan dilayani oleh orang sehat. Pengalaman

ibu saat mendapatkan program SDIDTK itu seperti apa? Ibu yang punya

anak?

D2 Pengalamannyo yo ngikutin anak main tadi. Lihat kembang, kembang,

apo tumbuh kembang anak itu.

P Bagaiman ibu melihat itu, tumbuh kembang anak itu?

157

D2 Setiap bulan adolah perubahannyo tu kan

P Ooo… ok. Nah ini, didalam buku KIA ini kan ada ini pencatatan

perkembangan. Didalam buku KIA ini bisa kita pantau. Maksud saya

adakah ibu lihat – lihat atau pantau oh… Ternyata anak saya ini ada

perkembangannya, ada ga bu yang di buku KIA ini?

D2 Ada sih.

P Ada dicatatkan ga oleh petugasnya bu?

D2 Ini dak sih bu? ini bu.

P Berarti ada ya.

P Jadi bu, semoga kedepannya walaupun anak ibu tidak lagi mendaparkan

imunisasi atau sudah selesai atau sudah tamat imunisasinya, maka ibu bisa

bermain atau bisa memantau perkembangan anak ibu. Ya ibu ya. Bisa

ditanya dengan petugasnya Ibu Desy. Ok ibu selamat siang, terima kasih

atas kehadirannya yang telah membantu kami dalam melancarkan kegiatan

kami terkait dengan studi kami. terima kasih

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN D3

P Apakah ibu mengetahui SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi

Dini Tumbuh Kembang) Balita?

158

D3 Baik. Semuanya baik lah.

P Apakah ibu mengetahui apa itu perkembangan? tau ibu sebelum

imunisasi anaknya ini, apakah ada main disini atau ?

D3 Dak ada.

P Bu, bagaimana pendapat ibu tentang SDIDTK di puskesmas yang

ibu dapatkan?

D3 Baik la

P Baiknya seperti apa bu?

D3 Baiknyo gitu la. Anaknyo sehat.

P Anak sehat. Apa yang ibu lakukan untuk menuju anak sehat? dikasih

makan atau dikasih bermain?

D3 Dikasih main. Dkasih bermain juga.

P Nah, kemudian yang ke tiga, bagaiman peran petugas sebelum

imunisasi, sesudah imunisasi kan anak pengen main, apa yang

dilakukan?

D3 Pengen imunisasi la bu, biak sehat.

P Setelah imunisasi atau sebelum imunisasi dihungkan dengan

permainan yang ada disini, apa kata petugas? Apakah mereka

mendukung atau eee melarang? Melarang dak?

D3 Melarang lah

P Melarang bermain disini?

D3 Dak lah

159

P Jadi apa?

D3 Mendukung la.

P Disuruh kan? Berarti mendukung ya?

D3 Ya, mendukung.

P Bagaimana pengalaman ibu? nah, disaat anak – anak ibu tadi

sebelum imunisasi, anak kan bermain,

D3 Yo

P Nah bgaimana pengalaman ibu terkait dengan anaknya bermain

disitu sebelum imunisasi atau sesudah imunisasi? Apakah anak itu

tidak mau pulang? Apakah anak itu senang? Apakah anak itu tidak

mau main?

D3 Senanglah.

P Nah, ibu kan ini, ada buku KIA, dengan ibu memiliki buku KIA ini

apakah ada tercatatkah semua perkembangan anak ibu di dalam

buku ini? Ibu pernah lihat dak? Ibu pantau dak? Seperti apa

perkembangan anak saya di usia 3 tahun?

D3 Dicatat la bu.

P Ada disini ya bu?

D3 Timbangan ya bu?

P Bukan bu, perkembangannya.

D3 Ada bu.

160

P Baik bu, terima kasih atas informasi yang ibu sampaikan terkait

dengan SDIDTK yang ibu alami, rasakan, dapatkan di program

SDIDTK di Puskesmas Talng Banjar. Terima kasih ibu.

D3 Iya bu.

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN D4

P Selamat pagi Ibu, saya disini sedang menyelesaikan skripsi saya dan

melakukan penelitian di Puskesmas Talang Banjar, dan ibu serta anak

ibu, Shifa kan berada di lingkungan puskesmas ini, jadi kami memohon

kerjasamanya, apapun yang ibu rasakan dan pengalaman ibu, mohon

bantuannya ya bu?

P Kita Mulai ya bu. Apakah ibu mengetahui program SDIDTK

(Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) Balita?

D4 Dio main.

P Ndak. Apakah ibu tau program SDIDTK itu?

D4 Idak.

P Tujuannyo?

D4 Idak?

P Dak tau ibu?

D4 Idak.

P Pernah ga si Shifa bermain disini?

161

D4 Pernah. Main dengan kawan – kawannyo la disini, didepan

P Disini?

D4 Disini dak pernah.

P Jadi dimana?

D4 Didepan.

P Didepan mana?

D4 Didepan rumah tu la.

P Ok. Bagaimana pendapat ibu tentang SDIDTK yang dilaksanakan di

Puskesmas Talang Banjar? Di Puskesmas ini?

D4 Mungkin di Talang Banjar ni belum lamo, baru pindah sini, baru

setahun bu.

P Jadi kalau imunisasi ga disini?

D4 Disini la imunisasi.

P Sebelum ibu membawa shifa imunisasi, shifa kan bermain dulu,

D4 Iyo

P Bagaimana ibu melihat petugas anak – anaknya kalau anak – anaknya

bermain di situ?

D4 Biaso bu.

P Ga ada diarahakan atau ga ada membina atau dalam hal ini menyuruh,

bu mainlah anaknya?

162

D4 Ndak la bu. Belum la bu. Kalo bawa kesini baru besak ini lah baru mau

main.

P Bagaimana pengalaman ibu tentang program tumbuh kembang?

D4 Main, kadang – kadang terus ada buku tuh bu , Biso dio belajar baca,

aaa dio Cuma tau A be, B. pake buku.

P Ini anak ibu ya?

D4 Iya bu. 2. Yang sikoknyo belum biso ngomong, 8 tahun sudah.

P Apakah ibu ada buku KIA? didalam buku KIA ini apakah ada

pencatatan perkembangan anak ibu di dalamnya?

D4 Minum?

P Bu, di KIA apakah ada pencatatan perkembangan anak ibu?

D4 Ada bu.

P Ada ya?

D4 Eee..kan tumpah kan..

P Eee… basah

P Ok bu, terima kasih atas bantuannya. Terimakasih sudah meluangkan

waktunya untuk saya. Terimakasih ya bu.

D4 Iya bu

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN D5

163

P Selamat pagi ibu. Terimakasih atas kehadiran dan kedatangan ibu di

Puskesmas Talang Banjar dan mau memenuhi undangan kami untuk

melakukan wawancara terkait program anak SDIDTK. Disini, kami

memohon kesediaan ibu untuk semampu ibu menjawabnya sesuai

dengan yang ibu dapatkan, ibu rasakan tentang program SDIDTK. kita

mulai ya bu?

P Apakah ibu mengetahui tentang SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang)?

D5 Stimulasi pertumbuhan kembang anak itu kan?

P Iya bu.

D5 Eee… Apa pertumbuh perkembangan anak itu biasanya kan kalau

misalkan 6 bulan kayak 6 bulan itu sudah bisa apa, sudah bisa genggam

apa gitu.

P Oke.

D5 Heemm….

P Gitu ya bu?

D5 Iya.

P 6 bulan bisa apa,

D5 Iya. 9 bulan sudah bisa apa?

P Terus gunanya itu apa bu? Untuk kita mengetahui SDIDTK itu?

D5 Gunanya?

P Heem…

164

D5 Gunanya ya untuk kita ini jugo la ini apa eee biar kita bisa tu neliti jugo

anak kito tu bener dak? Sudah biso dak?

P Ok. Bagaimana pendapat ibu, eee… ibu kan disini ni melaksanakan

atau mendapatkan pelayanan kesehatan dalam hal ini imunisasi,

sehubungan dengan imunisasi, anak bermain eee… SDIDTK

bagaimana tentang pelaksanaannya di puskesmas menurut ibu?

D5 Cukup bagus.

P Bagus. Bagusnya dimana?

D5 Bagusnya tu kayak anak main eee… kita ngantri kan nanti gek ada

nomor antriannya, dak begitu lamo jugo sih nunggunyo, untuk

pelayanannyo jugo bagus jugo.

P Bagaimana sikap petugas bu? kan disana ada ruang main,

D5 Iya

P Bagaiman peran petugas dalam melaksanakan program SDIDTK

terhadap pasiennya?

D5 Perannya?

P Perannya? Apakah cuek? Atau apa ya?

D5 Ndak. Bagus jugo la gitu. Maksudnyo tu kan petugasnyo kan ndak ado

satu orang. Ndak ado satu orang. Ado 2 orang kadang dibantu jugo

mungkin kayaknyo tu, Dilihatin kayak gitu.

P Kemudian, eee… bagaimana pengalaman ibu tentang pelaksanaan

SDIDTK? kan ibu bawa bayi

D5 Hemmm…

165

P Ini sudah anak kedua, sebelum imunisasi sebelum mendapatkan

pelayanan bagaimana petugas SDIDTK di Puskesmas ini?

D5 Maksudnya baik?

P Iya, pengalaman ibu dalam mendapatkan program SDIDTK

D5 Selalu mengarahkan kan la. Misalnya kayak kita datang mau imunisasi.

“Bu, bulan depan imunisasi lagi ya…”

P Nah, kemudian pengalamannya?

D5 Untuk saat ini sih bagus – bagus bae sih pengalamannyo. Hmmm…

Ndak ado kek mano – manonyo. Palingan kami nanyo kayak sekarang

kayak petugasnyo kan sekarang anaknyo sudah biso apo kayak gitu –

gitu.

P Apakah ini memuaskan apa tidak?

D5 Puas bu, Alhamdulillah.

P Kan anak ibu kan sudah 2

D5 Hemmm….

P Apakah dengan buku KIA ini ibu pantau dak pertumbuhan dan

perkembangan. ibu pantau dak perkembangannya melalui buku ini?

D5 Kalau untuk yang sekarang, iyo. Kalau yang pertamo, idak. Hahaha..

Kalo yang sekarang iyo. kalau 3 bulan tu sudah bisa apa, sekarang kan

sudah 5 bulan sudah bisa genggam mainan , ooo berarti sudah bisa ini

kayak gini, harus kayak gini

P Jadi sudah bisa pegang ini ya, kan sudah ada pedomannya

166

D5 Iya

P Nah, jadi sebenarnya dengan ada buku KIA ini sudah lengkap untuk

nak kita sampai balita terkait dengan pertumbuhan dan

perkembangannya. Ooo… yang ini lho kalau anakku 5 bulan

seharusnya sudah bisa ini.

D5 Iya.

P Nah, jika tidak sesuai dengan ya skrinningnya ini dengan

perkembangan anak, maka kita mundurkan skrinningnya, jika itu tidak

ada perubahan maka kita konsulkan lagi ke puskesmas.

P Ada dicatat ga bu di buku KIA ibu oleh petugasnya?

D5 Ada bu. saya liat dan pantau terus bu.

P Baik bu, terimakasih. kami berharap apa yang telah ibu sampaikan

terkait SDIDTK bisa ibu tingkatkan lagi stimulasinya kepada anak ibu

dan juga memberi edukasi kepada ibu balita lain dan sekitar. mohon

diajak ya bu, teman – teman ibu yang lain.

D5 Ooo… Iya bu.

P Baik, terimakasih ya bu atas waktu dan kesediaannya melakukan

wawancara ini.

D5 Ooo iya, sama – sama bu.

Lampiran 6. Hasil Observasi dan Telaah Dokumen

167

SOP Puskesmas dalam Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini

Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota

Jambi

Dana Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

168

Sarana dan Prasana Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

169

Plan Of Action (POA) Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang

Banjar Kota Jambi

Daftar Hadir Lokakarya Mini di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

170

Surat Keputusan (SK) Pengoganisasian Pelaksanaan Pogram Stimulasi

Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi

Pelayanan Kesehatan dan Supervisi Pelaksanaan Pogram Stimulasi Deteksi

dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas

Talang Banjar Kota Jambi

171

Pencatatan dan Pelaporan Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi dan

Intevensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang

Banjar Kota Jambi

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

172

173