evaluasi pembinaan jamaah haji kelompok …€¦ · amalan-amalan haji tertentu.3 secara...
TRANSCRIPT
EVALUASI PEMBINAAN JAMAAH HAJI
KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)
AL-IHSAN LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
FEMMA RAUDHIA HASNI
NIM: 11140530000053
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2018 M
i
ABSTRAK
Femma Raudhia Hasni, 11140530000053, Evaluasi
Pembinaan Jamaah Haji Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (KBIH) Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan di
bawah bimbingan Dr. H. M. Sungaidi, MA.
Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap
segala macam pelaksanaan program agar dapat diketahui
secara jelas apakah sasaran-sasaran yang dituju dapat
tercapai atau belum. Evaluasi yang dilakukan dalam
pembahasan ini merupakan sebuah upaya penilaian
terhadap program pembinaan yang ditawarkan oleh
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan
Lebak Bulus Jakarta Selatan kepada jamaah dengan
berbagai macam program pembinaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan pembinaan jamaah haji dan
untuk mengetahui bagaimana evaluasi pelaksanaan
pembinaan jamaah haji melalui evaluasi input, evaluasi
proses dan evaluasi hasil yang terjadi dalam kegiatan
pembinaan jamaah haji di Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (KBIH) Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan.
Metode yang digunakan adalah metodologi
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu
dengan menggunakan penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan.
Dari hasil penelitian ini penulis dapat simpulkan
bahwa setiap rangkaian pembinaan yang dilakukan
secara berkala mulai pada saat bimbingan manasik haji,
pembinaan pelaksanaan haji hingga pembinaan pasca
haji berjalan efektif dan dapat memberikan pemahaman
sehingga jamaah dapat memahami hikmah dari ibadah
haji pada intinya untuk mendapatkan kemabruran haji.
Kata kunci : Evaluasi Pembinaan dan Jamaah Haji
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi
taufik, hidayah dan berbagai pertolongan. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita mendapat syafaatnya kelak di hari kiamatnanti.
Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Evaluasi Pembinaan Jamaah Haji Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta
Selatan”, dengan baik yang disusun untuk memenuhi persyaratan
dalam memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan, dan
penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang telah banyak berjasa dan
mendukung bagi penulis. Dengan selesainya skripsi ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar- besarnya kepada
pihak-pihak sebagai berikut:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed. Ph.D selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik, Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi, Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil
Dekan BidangKemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan
Manajemen Dakwah, dan Drs. Sugiharto, MA selaku
Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.
iii
3. Dosen penguji sidang skripsi Munaqasah Drs. Study Rizal,
LK, MA selaku Penguji I dan Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA
selaku Penguji II. Terima kasih banyak atas saran serta arahan
agar skripsi ini menjadi lebih baik.
4. Drs. M. Sungaidi, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
5. Mulkanasir, BA, SPd, MM selaku Dosen Penasihat Akademik,
serta seluruh dosen pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan.
6. Seluruh dosen pengajar Jurusan Manajemen Dakwah. Terima
kasih banyak atas semua ilmu-ilmu yang telah diberikan
kepadapenulis.
7. Seluruh staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
staff Perpustakaan Fakultas dan Utama UIN yang sudah
membantu penulis dalam administrasi surat-menyurat, syarat-
syarat sidang, peminjaman buku dan lain sebagainya. Semoga
selalu diberi kesehatan, Aamiin.
8. Keluarga besar Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-
Ihsan, yang telah memberikan izin, bantuan, arahan, serta saran
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsiini.
9. Ayahanda tercinta Selamet Riadi dan Ibunda tercinta
Hernawati, Kakak dan istri serta adik saya yang selalu
memberikan kasih sayang tiada batas, dukungan, semangat,
arahan, serta selalu percaya pada penulis dalam menyelesaikan
perkuliahan dan skripsi ini. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT, Aamiin.
iv
10. Ardi Kurniawan S.Sos yang selalu memberikan dukungan,
do’a, dan semangat. Semoga Allah SWT mencurahkan kasih
sayang yang melimpah.
11. Teman-teman Jurusan Manajemen Dakwah yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga silaturahmi
tetap terjaga, Aamiin.
12. Sahabat-sahabat terbaik Mela Aniah Veronika, Maudy Aulia,
Nabila Puteri, Novi Kumala Sari, Ulfa Tisyarifah yang selalu
memberikan semangat, Semoga silaturahmi tetap terjaga,
Aamiin.
13. Teman-teman HMI Komfakda, HMI Cabang Ciputat serta para
KAHMI, yang selalu menyemangati, memberi motivasi dan
masukan selama empat tahun dalam organisasi, yang membuat
penulis mempunyai wawasan yang cukup untuk menulis
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga bantuan dari bapak/
ibu dapat di manfaatkan oleh penulis dan diterima sebagai
amal soleh, Aamiin. Semoga karya tulis ini merupakan sebuah
refleksi studi S1 dan dapat memberikan sumbangan keilmuan,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang
berminat dengan tulisan ini. Aamiin yaa robbal’alamin.
Jakarta, 08 Oktober 2018
28 Shafar 1440
Femma Raudhia Hasni
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... 5
D. Tinjauan Pustaka ........................................................... 6
E. Metodologi Penelitian ................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG EVALUASI,
PEMBINAAN DAN PENGERTIAN HAJI
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi ................................................ 13
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi ................................... 15
3. Jenis-jenis Evaluasi ................................................ 16
4. Langkah-langkah Evaluasi ..................................... 19
B. Pembinaan Jamaah
1. Pengertian Pembinaan ............................................ 21
2. Pengertian Jamaah .................................................. 23
3. Tujuan Pembinaan Jamaah ..................................... 24
C. Pengertian Haji............................................................ 25
vi
BAB III GAMBARAN UMUM KBIH AL-IHSAN
A. Profil
1. Sejarah .................................................................... 28
2. Maksud dan Tujuan ................................................ 29
3. Struktur Organisasi ................................................. 29
4. Pembina Ibadah ...................................................... 31
5. Perkembangan Jumlah Jamaah............................... 31
B. Program-program Pembinaan di Tanah Air dan Arab
Saudi. .......................................................................... 31
1. Pembinaan Jamaah di Tanah Air ............................ 32
2. Pembinaan Selama di Mekkah dan Madinah ......... 33
3. Pembinaan Jamaah Setelah Pelaksanaan Ibadah
Haji ......................................................................... 34
BAB IV DATA DAN TEMUAN
A. Bimbingan Manasik Haji .............................................37
B. Proses Pelaksanaan Ibadah Haji...................................42
C. Pembinaan Pasca Haji..................................................46
BAB V PEMBAHASAN
A. Evaluasi Input ............................................................. 48
1. Evaluasi Klien (Jamaah) ....................................... 48
a. Jamaah Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 48
b. Jamaah Berdasarkan Usia ............................... 49
c. Jamaah Berdasarkan Pendidikan..................... 50
vii
2. Evaluasi Staff (Pembimbing) ............................... 50
a. Staff Berdasarkan Pendidikan ......................... 50
b. Staff Berdasarkan Pengalaman Kerja ............. 51
3. Evaluasi Materi Pembinaan Haji .......................... 53
a. Materi Berdasarkan Metode.............................53
b. Materi Berdasarkan Waktu ............................ 54
4. Evaluasi Tempat/Sarana........................................ 53
B. Evaluasi Proses ........................................................... 55
C. Evaluasi hasil .............................................................. 60
1. Analisis Pencapaian Tujuan dalam Pembinaan
Jamaah Haji.............................................................60
2. Upaya-upaya Perbaikan ..........................................62
BAB VI PENUTUP
A. kesimpulan .................................................................. 63
B. Saran. .......................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA.............................................................viii
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ibadah Haji merupakan rukun islam yang wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat istita’ah,
baik secara finansial, fisik, maupun mental. Kesempatan
menunaikan ibadah haji yang semakin terbatas juga menjadi
syarat dalam menunaikan kewajiban ibadah haji. Sehubungan
dengan hal tersebut, penyelenggara ibadah haji harus didasarkan
pada prinsip keadilan untuk memperoleh kesempatan yang sama
bagi setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam.1
Haji pada hakikatnya merupakan sarana dan media bagi
umat islam untuk melaksanakan ibadah ke Baitullah dan tanah
suci. Karena setiap tahun sebagian kaum muslimin dari seluruh
dunia datang untuk menunaikan ibadah haji.2
Ibadah haji adalah menziarahi Baitullah untuk menunaikan
amalan-amalan haji tertentu.3 Secara substansial haji merupakan
ritual keagamaan kaum Muslimin yang bersifat personal.
Meskipun demikian, sepanjang sejarahnya pelaksanaan ibadah
haji selalu mendapatkan perhatian Negara. Besarnya perhatian
Negara itu terutama karena haji melibatkan hubungan bilateral
1 Kementrian Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Bidang
Penyelenggaraan Haji, Zakat dan Wakaf, 2009), h. 21 2 A Muis, Komunikasi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2001), cet. ke-1, h.21 3 Nazwar Syamsu, Al-qur’an tentang Mekkah dan Ibadah Haji,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h.102
2
dua negara, yaitu Indonesia dan Arab Saudi. Di samping itu,
banyak komponen yang menuntut keterlibatan berbagai pihak
dalam rangkaian proses ibadah haji. Komponen itu mulai dari
pendaftaran, transportasi, akomodasi, kesehatan, keamanan, dan
sebagainya.4
Di Indonesia penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan
mutlak sebagai tanggung jawab pemerintah berdasar pada
undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 pasal 6 yang
menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban melakukan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan menyediakan
pelayanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi,
Transportasi, Pelayanan Kesehatan, Keamanan dan hal-hal
lainnya yang diperlukan oleh calon jamaah Haji.5
Minat umat Islam Indonesia untuk dapat menjalankan
ibadah haji sangatlah besar. Hal ini dapat dibuktikan dari
panjangnya daftar tunggu calon jamaah haji di setiap daerah di
Indonesia. Menunaikan ibadah Haji memang menjadi impian tiap
umat Islam. Maka setiap umat Islam berusaha untuk dapat
menjalankan rukun islam yang kelima ini.Selain mempersiapkan
biaya dan kesehatan fisik, umat muslim yang ingin menjalankan
ibadah Haji harus memiliki pemahaman tentang ibadah Haji.
Oleh sebab itu, calon jamaah haji harus mengikuti pembinaan
sebelum melaksanakan ibadah Haji.
4 M. Basyuni, Muhammad, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta: FDK
Press, 2008), h. 45 5 Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji, Pasal 6, Diterbitkan oleh Kementrian Agama pada tahun 2008
3
Keadaan jamaah Haji Indonesia yang majemuk dari segi
pendidikan, usia, dan tingkat pemahaman terhadap ilmu manasik
haji membutuhkan usaha yang maksimal.6 Oleh karena itu,
pembinaan terhadap calon jamaah haji sangat diperlukan guna
memberikan pengetahuan dan informasi yang penting serta
berguna bagi para calon jamaah haji.
Pembinaan jamaah haji menjadi tanggung jawab Kantor
Kementrian Agama Kabupaten/Kota, dalam hal ini seksi
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh. Dalam pelaksanaannya
bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama(KUA), Penyuluhan
Agama, Departemen Kesehatan, Alim Ulama, Lembaga/Ormas
Islam seperti Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan sebagainya.
Pembinaan jamaah haji sangat penting dilakukan karena
ibadah haji membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang
maksimal. Selain itu, menjaga kemabruran haji setelah
pelaksanaan haji menjadi hal yang utama. Jamaah haji dapat
dilihat dan dinilaikemabrurannyabukan hanya saat pelaksanaan
haji tetapi pasca haji, seperti perubahan prilaku jamaah yang
menjadi lebih baik, iman yang lebih meningkat, akhlak yang
lebih mulia serta hal-hal baik lainnya. Maka di situlah pentingnya
keberadaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan
menjalankan fungsi dan tugas dalam memberikan pembinaan dan
pelayanan kepada jamaah haji baik saat bimbingan manasik,
pelaksanaan haji di tanah suci dan pembinaan pasca haji.
6 Kementerian Agama RI (Ditjen Penyelenggaraan Haji dan
Umroh),Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, Jakarta,h.1
4
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan
merupakan salah satu kelompok bimbingan haji yang sudah
cukup lama keberadaannya dalam melakukan pembinaan jamaah
haji khususnya yang berada di daerah Jakarta Selatan. Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan didirikan oleh KH.
Abdul Mutholib pada tahun 1995 dan saat ini kepengurusannya
dilanjutkan oleh salah satu keturunan beliau yang bernama KH.
Arif Rahman Hakim. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
Al-Ihsan ini sudah cukup banyak memiliki alumni jamaah haji
sehingga seharusnya dapat memberikan pembinaan dengan baik
dan matang. Namun semua usaha yang dilakukan manusia masih
jauh dari kata sempurna, maka dari itu Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan selalu memperbaiki dan
mengevaluasi pembinaannya agar calon jamaah haji yang
berangkat bersama Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
Al-Ihsan mendapatkan bekal yang sangat berharga dan
bermanfaat.
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan selalu
memperhatikan faktor-faktor apa saja yang menghambat
pemahaman jamaah haji terkait pelaksanaan ibadah haji.
Memberikan pemahaman mengenai ibadah haji merupakan
kewajiban khususnya bagi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Al-Ihsan untuk membimbing jamaah haji dengan sebaik
dan semaksimal mungkin agar jamaah haji dapat dengan nyaman
menjalankan ibadahnya di tanah suci serta mampu menjadi haji
yang mabrur.
5
Berdasarkan berbagi uraian di atas, menurut penulis hal ini
sangat menarik untuk dibahas pada sebuah penelitian yang akan
dituangkan dalam sebuah skripsi. Maka penulis akan membuat
dan mengkaji sebuah penelitian yang berjudul “Evaluasi
Pembinaan Jamaah Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan Tahun 2018”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka
penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada Evaluasi
Pembinaan Jamaah Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan. Evaluasi hanya
meliputi pembinaan jamaah haji.
2. Perumusan masalah
Untuk mempermudah dalam melakukan penulisan, maka
penulis membuat perumusan masalah agar arah dan tujuan
penulisan ini jelas adanya. Adapun perumusan masalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana pelaksanaan pembinaan jamaah haji di
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan
Lebak Bulus Jakarta Selatan?
b. Bagaimana evaluasi pembinaan jamaah haji di
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan
Lebak Bulus Jakarta Selatan?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian :
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembinaan
jamaah haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan
b. Untuk mengetahui evaluasi program pembinaan jamaah
haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-
Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penulisan ini terbagi menjadi dua, yaitu
secara teoritis, dan secara praktisi.
a. Secara teoritis
Bagi akademis penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman baik bagi
penulis, para akademisi, maupun masyarakat agar
mengetahui pembinaan jamaah haji di kelompok
bimbingan ibadah haji Al-Ihsan, memberikan masukan
atau tambahan informasi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
b. Secara praktisi
Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menjadi
acuan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa/i
yang akan meneliti dan memberikan informasi yang
komprehensif tentang teori evaluasi dalam pembinaan di
kelompok bimbingan ibadah haji Al-Ihsan.
7
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum masuk lebih jauh mengenai pembahasan
penelitian ini, ada beberapa peneliti terdahulu yang mengangkat
pembahasan yang sama dengan yang dituliskan oleh penulis,
namun tentunya terdapat sudut pandang yang berbeda serta
terdapat perbedaan dalam hal pembahasan maupun obyek kajian
dalam penelitian ini, adapun penelitian tersebut diantaranya:
1. Abdus Somad, NIM: 108053000021, dengan judul “Evaluasi
Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umroh (DITJEN PHU)
Kementrian Agama Republik Indonesia tahun 2010-2011”
(Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1434 M/
2013 H.
Pada skripsi yang ditulis oleh saudara Abdus Somad ini
membahas tentang evaluasi penyelenggaraan ibadah haji dan
difokuskan di tahun 2010 dan 2011, saudara Abdus Somad
bermaksud membuat perbandingan antara kedua tahun tersebut
guna dijadikan sebagai salah satu sumber informasi yang
bermanfaat untuk publik tentang alur evaluasi selama proses
(PIH). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
yang menggunakan teknik wawancara dan pengambilan
dokumentasi berupa data atau laporan tertulis.
2. Ardi Kurniawan, 1111053000019, “Evaluasi Pembinaan
Tahfidzul Quran di Pesantren Tahfidzul Quran Cipondoh Kota
Tangerang”. (Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu
8
Dakwah dan Ilmu Komunikasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 1437 M/ 2016 H.
Skripsi ini membahas tentang pembinaan Tahfidzul
Qur’an yang dilakukan oleh Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara dalam metode
santri menghafal Al-Qur’an dan mengetahui evaluasi dalam
pelaksanaannya. Penulis bermaksud untuk mengetahui
seberapa efektif metode pembinaan tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif.
Dari hasil tinjauan pustaka yang peneliti lakukan, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk diajukan
proposal skripsi dengan judul “EVALUASI PEMBINAAN
JAMAAH HAJI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI
(KBIH) AL-IHSAN LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
TAHUN 2018”
E. Metodologi Penelitian
1. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan
proposal skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.7 Penelitian
deskriptif kualitatif diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat
7 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,2004)
9
responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
peneliti, kemudian dilakukan analisis dengan kata-kata yang
melatarbelakangi responden berprilaku seperti itu tidak seperti
lainnya.
Ada tiga hal yang digambarkan dalam penelitian kualitatif,
yaitu karakteristik pelaku, kegiatan atau kejadian selama
penelitian, dan keadaan lingkungan tempat penelitian
berlangsung8. Dalam hal ini penulis memilih metode kualitatif
agar dengan melalui informasi dari orang yang terlibat didalam
objek tersebut sehingga mendapatkan gambaran secara sistematis,
faktual dan akurat berkenaan dengan fenomena yang akan diteliti.
Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan
metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan
penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau produksi.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta
Selatan. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah
pembinaan jamaah haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan.
3. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini berlokasi di kelompok bimbingan ibadah haji
Al-Ihsan yang berada di Jl Batan No.02 RT.003/02 Lebak Bulus
Cilandak Jakarta Selatan Telp. 021-7500946 Hp 08176662150
8 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008), h. 130
10
4. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung yaitu penulis
mengadakan penelitian secara langsung terhadap objek dan
gejala observasi9. Penulis melakukan penelitian dengan cara
mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait
dengan masalah pembinaan calon jamaah haji yang dilakukan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan.
b. Wawancara
Wawancara (Interview) adalah percakapan antara dua
orang atau lebih yang dilakukan secara langsung. Metode ini
digunakan untuk mendapatkan dan menggali data tentang
suatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan pembinaan
jamaah haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-
Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti
keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan, koran, dan
bahan referensi lain.10
Maka peneliti mengambil berbagai data
dan dokumen yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti. Dalam hal ini peneliti mengambil data dari buku-buku
dan arsip-arsip yang berkaitan dengan Pembinaan Jamaah
Haji.
9 Jalaludin Rahmat. Metodologi Penelitian komunikasi, (Bandung : PT.
RemajaRosdakarya, 2002). h.24 10
S.Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung:
Tarsito,2003), h. 54
11
5. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis merujuk kepada
Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor : 507
Tahun 2017, Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ditetapkan
di Jakarta, pada tanggal 14 Juni 2017.
F. Sistematika penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulis
membuat sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, dengan
susunan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Pada bab ini merupakan pembahasan tentang Evaluasi
Pembinaan Jamaah Haji yang terdiri dari : pengertian evaluasi,
pengertian pembinaan, bentuk serta metode pembinaan yang
dilakukan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-
Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang profil
berdirinya Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan
Lebak Bulus Jakarta Selatan yang terdiri dari sejarah singkat,
12
visi, misi, tujuan dan struktur organisasi Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menggambarkan tentang hasil penelitian mengenai
pembinaan jamaah haji baik dari segi bagaimana pembinaan yang
dilakukan di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan
dan faktor pendukung serta faktor penghambat dalam pembinaan
jamaah haji.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran atas hasil
penelitian.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi adalah proses
bersistem dan objektif yang menganalisa sifat dan ciri pekerjaan
di dalam perusahaan atau organisasi. Menurut Firman B. Aji dan
Martin, “Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan
memberi nilai secara objektif pencapaian hasil-hasil yang telah
direncanakan sebelumnya. Hasil-hasil evaluasi dimaksudkan
menjadi umpan balik untuk perencanaan kembali.1
Sedangkan secara etimologi menurut Arikunto, evaluasi
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas pelaksanaan
program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan
keterlaksanaan program tersebut.2 Dengan kata lain evaluasi
adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan dari suatu
kegiatan atau program.
Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi,
dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi tersebut
menerangkan langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu
1 Firman B. Aji, S. Martin, Perencanaan dan Evaluasi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1990) Cet ke 3 . h. 30 2 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT.
Bina Aksara, 1998), Cet. 1 h. 8
14
kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat
dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami,
memberi arti, mendapatkan dan mengomunikasikan suatu
informasi bagi keperluan pengambil keputusan.3
Evaluasi sebagai fungsi manajemen adalah aktivitas untuk
meneliti dan mengetahui pelaksanaan yang telah dilakukan di
dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai
dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka
pencapaian tujuan serta menjadikannya sebagai indikator
kesuksesan atau kegagalan sebuah program sehingga dapat
dijadikan bahan kajian berikutnya.4
Evaluasi adalah bagian integral dari proses manajemen,
evaluasi dilakukan karena ingin mengetahui apa yang telah
dilakukan berjalan sesuai rencana, apakah semua masukan
kegiatan yang dilakukan memberi hasil dan dampak seperti yang
diharapkan.
Pengertian evaluasi dilaksanakan pada akhir pelaksanaan
program tidaklah suatu yang mutlak harus dilakukan sedemikian
rupa. Melakukan evaluasi tidak harus dilaksanakan menunggu
tahap akhir program, tetapi juga bisa dilakukan pertengahan
program kegiatan apabila ditemukan indikasi-indikasi
kejanggalan atau penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai
dengan sasaran yang telah ditentukan. Hal ini didasarkan pada
pertimbangan jika hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka
3 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oporsionalnya,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) Edisi. 1 Cet. ke-3 h. 1 4 M. Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Pustaka
Setia, 2010) Cet. 1, h.115
15
kesalahan dan kekurangan pada proses pelaksanaan kegiatan
semakin lama menjadi semakin besar dan semakin berat
perbaikannya. Oleh karena itu, melalui evaluasi terhadap
kekurangan dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya
dan tidak akan mengganggu kelancaran proses dan tahapan
kegiatan berikutnya. Penilaian hasil fungsinya adalah untuk
membantu penanggung jawab program dalam mengambil
keputusan, meneruskan memodifikasi atau menghentikan
program, penilaian hasil memerlukan perbandingan hasil program
dengan tujuan yang telah ditetapkan.5
Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa
evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam
pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah
sasaran-sasaran yang dituju dapat tercapai atau belum. Segala
bentuk program apapun baik itu dalam bentuk profit ataupun
nirlaba dalam pelaksanaan manajerialnya sangatlah disyaratkan
untuk melakukan Monitoring dan evaluasi.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan,
demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto, ada dua
tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan
tujuan khusus lebih di fokuskan pada masing-masing komponen.
Menurut Crawford, tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah:
5 Elly Irawan, dik, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1995), h. 43
16
a. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.
b. Untuk memberikan objektifitas pengamatan terhadap
prilaku hasil.
c. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan
kelayakan.
d. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang
dilakukan.6
3. Jenis-jenis Evaluasi
a. Jenis-jenis evaluasi yang dapat dilakukan dikelompokan
sesuai dengan fokus penilaian suatu program, Stufflebeam
membagi empat macam evaluasi yang dikutip oleh Farida
Yusuf Tayibnapis dalam bukunya yang berjudul Evaluasi
Pogram, yaitu antara lain:
1) Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks adalah evaluasi yang membantu
merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang
akan dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan
program.
2) Evaluasi Masukan
Evaluasi masukan adalah evaluasi yang mengatur
keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif
apa yang diambil, rencana dan strategi yang digunakan
untuk mencapai tujuan. Terdapat tiga unsur variabel utama
6 http://nurhasanahsanah.blogspot.co.id/2013/12/evaluasi.html di
akses pada tanggal 24 September 2018, pukul 15:35 wib
17
dalam evaluasi masukan yaitu: klien (peserta), staf
(pelaksana) dan program.
3) Evaluasi Proses
Evaluasi proses adalah diarahkan sampai sejauh mana
rencana telah dilaksanakan yang sesuai dengan rencana.
Evaluasi proses memfokuskan diri pada aktivitas program
yang melibatkan interaksi langsung kepada klien dan staf
pelaksana. Evaluasi ini untuk menilai bagaimana proses
kegiatan yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana yang telah dirumuskan.
4) Evaluasi Hasil
Ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui
ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian
tujuan, dan ketetapan tindakan yang diberikan dan tampak
dari program.7 Kriteria keberhasilan ini akan dapat
dikembangkan sesuai dengan kemajuan suatu program.
b. Jenis-jenis evaluasi yang dapat dilakukan dikelompokan
sesuai dengan fokus penilaian pada kinerja pekerja, secara
sederhana evaluasi kinerja berarti proses organisasi melakukan
penilaian terhadap pekerja dalam melaksanakan
pekerjaannya.8 Jenis-jenis evaluasi kinerja sebagai berikut:
1) Evaluasi kinerja dari substansinya terdiri dari:
7 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2000) Cet. 1, h. 14. 8 Hadari Nawawi, Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan
Perusahaan dan Industri, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006),
h. 70.
18
Evaluasi kinerja kuantitatif dengan standar pekerjaan
berbentuk bilangan yang ditetapkan berupa target kerja dan
tenggang waktu untuk melaksanakan dan/atau mencapai
menyelesaikannya. Kedua adaevaluasi kinerja kualitatif
dengan menggunakan standar pekerjaan berupa kualitas
atau mutu dari proses pelaksanaan pekerjaan atau jabatan
dan hasilnya.
2) Evaluasi kinerja dari segi prosesnya terdiri dari:
Evaluasi kinerja dengan observasi langsung dilakukan
dengan mengamati dan menilai pekerja/ karyawan pada saat
mereka melaksanakan pekerjaannya atau jabatannya dan
evaluasi kinerja dengan observasi tidak langsung dilakukan
dengan mengamati pelaksanaan pekerjaan melalui kondisi
kerja yang direkayasa.
3) Evaluasi kinerja dari segi penilaian atau evaluator terdiri
dari:
Evaluasi kinerja subyektif yakni penilaian kinerja yang
dilakukan oleh suatu orang penilai atau evaluator, tanpa
didasarkan pada pendapat perseorangan. Evaluasi kinerja
obyektif yakni penilaian yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih penilai atau evaluator terhadap seseorang pekerja
atau karyawan yang dinilai, dengan menggunakan standar
pekerjaan yang sama.
4) Evaluasi kinerja dari segi sifatnya terdiri dari:
Evaluasi kinerja relatif dilakukan dengan
membandingkan nilai skor antar karyawan dalam satu
kelompok atau unit kerja. Evaluasi kinerja absolut
19
dilakukan dengan membandingkan nilai skor yang dicapai
oleh karyawan dengan nilai skor tertinggi yang seharusnya
dicapai sebagai tolak ukur yang bersifat standar yang
berlaku bagi semua pekerjaan atau jabatan di lingkungan
sebuah organisasi atau perusahaan.9
4. Langkah-langkah Evaluasi
Dalam mengevaluasi suatu kegiatan, para pelaku evaluasi
(evaluator) pastinya melakukan langkah-langkah evaluasi,
adapun langkah-langkah evaluasi sebagai berikut:
a. Perencanaan Evaluasi
Dalam melaksanakan suatu kegiatan tentunya harus
sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Hal ini
dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.
Perencanaan itu penting, karena akan mempengaruhi langkah-
langkah selanjutnya, bahkan akan mempengaruhi keefektifan
prosedur evaluasi secara menyeluruh.10
b. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara
melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan
evaluasi. Dalam perencanaan evaluasi telah disinggung semua
hal yang berkaitan dengan evaluasi. Seperti tujuan evaluasi,
sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada tahap
9 Hadari Nawawi, Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan
Perusahaan dan Industri, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006),
h.80 10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h.88
20
perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi angan bergantung
pada jenis evaluasi yang digunakan.
c. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi. Jika dalam pelaksanaan evaluasi
Tujuan dari Monitoring pelaksanaan evaluasi adalah untuk
mencegah hal-hal yang negatif dan meningkatkan pelaksanaan
evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama
untuk melihat relevansi pelaksanaan dengan perencanaan
evaluasi. Kedua untuk melihat hal-hal apa saja yang terjadi
selama terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka evaluator
harus mencatat, melapor dan menganalisis faktor-faktor
penyebabnya.11
d. Pengolahan Data Hasil Evaluasi
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaiam adalah
sebagai berikut:
1) Menskor, yakni memberikan skor pada hasil evaluasi
yang dapat dicapai oleh pihak bersangkutan. Untuk
menskor atau memberikan angka diperlukan tiga jenis
alat bantu, yaitu kunci jawaban, kunci skorsing dan
pedoman konversi.
2) Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai
dengan norma tertentu.
3) Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik
berupa huruf atau angka.
11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h.88
21
4) Melakukan analis soal untuk mengetahui derajat
validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal dan
daya pembeda.12
e. Pelaporan Hasil Evaluasi
Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagi
pihak yang berkepentingan, seperti pengurus-pengurus
program, aktivis dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan
agar proses pelaksanaan pemprograman diketahui oleh
berbagai pihak sehingga pengurus bisa menentukan sikap yang
objektif dan mengambil langkah-langkah yang pasti sebagai
tindak lanjut dalam laporan tersebut.
f. Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah laporan.
Laporan dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada
semua pihak yang terlibat dalam pemprograman, baik secara
langsung maupun tidak langsung.13
B. Pembinaan Jamaah
1. Pengertian Pembinaan
Kata pembinaan berasal dari akar bahasa Arab yaitu
membangun, mendirikan, membina. Kata bina berasal dari bahasa
Arab kemudian menjadi bahasa Indonesia baku dan kata bina itu
sendiri dalam kamus lengkap bahasa Indonesia modern artinya
bangunan.14
Kata bina mendapat awalan –pe dan akhiran –an
12
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h.90 13
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. h. 92 14
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern,
(Jakartra: Pustaka Amani, 1973), Cet 1, h.73
22
menjadi pembinaan yang berarti membangun, memperbaiki atau
memperbaharui.
Pembinaan dalam kamus bahasa Indonesia Kontemporer
adalah proses pembinaan, membina, membangun atau
menyempurnakan upaya mendapat hasil yang lebih baik.
Pembinaan menurut istilah adalah suatu kegiatan untuk
mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu yang telah ada
sebelumnya. Begitu pula pembinaan dapat mengandung arti
usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan
efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Menurut Majdi Hilali, pembinaan adalah membangun dan
mengisi akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat
berbagai zikir, serta memompa dan menguatkan lewat introspeksi
diri.15
Menurut Miftah Thoha, pembinaan adalah suatu tindakan,
proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini
menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan,
evolusi atas berbagi kemungkinan, berkembang atau peningkatan
atas sesuatu. Ada dua unsur dari pengertian ini yakni pembinaan
itu sendiribisa berupa suatu tindakan, proses atau pernyataan dari
suatu tujuan dan kedua pembinaan itu bisa menunjukkan kepada
perbaikan atas sesuatu.
Pembinaan dalam pembahasan inimerupakan sebuah
kegiatan yang ditawarkan oleh KBIH Al-Ihsan kepada jamaah
dengan berbagai macam program yang telah disusun guna
15
Majdi Hilali, 38 Sifat Generasi Unggulan, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1999), h. 138
23
meningkatkan pengetahuan jamaah mengenai haji serta mampu
menjalankanrangkaian ibadah haji sesuai hukumnya. Program
pembinaan secara berkala mulai pada saat bimbingan manasik
haji, pembinaan pelaksanaan haji hingga pembinaan pasca haji
merupakan suatu usaha pembinaan dalam meningkatkan nilai
ibadah serta menjaga kemabruran haji para jamaah.
2. Pengertian Jamaah
Secara bahasa kata jamaah memiliki beberapa pengertian
antara lain: berkumpul, berkelompok, bersama-sama dan
berserikat. Menurut Drs. E. Ayub, dkk yang dimaksud jamaah
adalah sejumlah besar manusia atau sekelompok manusia yang
berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama.16
Menurut Drs. Ibrahim Muhammad bin Abdullah la
Buraikan kriteria jamaah ada empat, yakni:
a. Orang-orang yang berkumpul.
b. Tidak terpecah belah.
c. Manhaj atau konsep yang diikuti.
d. Qudwah atau teladan.17
Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam hal inijamaah
dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang secara
bersama-sama membangun, mengusahakan, mengembangkan
kemampuan dalam kegiatan ibadah haji untuk mencapai tujuan
haji yang diinginkan dan cita-citakan.
16
Moh. E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1996), h.128 17
Prisma Creative, Risalah Penyubur Iman, (Jakarta: Prisma
Creative, 2007)
24
3. Tujuan Pembinaan Jamaah
Mengamati setiap jamaah haji yang berangkat dari tahun ke
tahun memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda,
minim pengetahuan tentangibadah haji dan pengalaman
bepergian jauh, tidak dapat menggunakan bahasa asing menjadi
faktor penghambat dalam menjalankan ibadah haji jamaah saat di
tanah suci. Sedangkan pelaksanaan ibadah haji kenyataannya
mengharuskan mereka menghadapi kenyataan yang tidak pernah
terbayangkan oleh mereka.
Melihat kondisi tersebut, maka pembinaan mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan berbagai hal yang menimbulkan
kekagetan budaya tersebut sangat diperlukan sejak dini bahkan
sebelum calon jamaah haji mendaftarkan dirinya untuk ibadah
haji.18
Pelaksanaan pembinaan haji bisa dilakukan dengan
berbagai metode seperti tatap muka, buku panduan ibadah haji,
internet seperti sosial media, melalui telepon pribadi dengan
pembina sejak sebelum masa pendaftaran haji, periode
pendaftaran, sampai saat pemberangkatan, selama di Arab Saudi
sampai setelah kembali ke tanah air.
Pembinaan haji tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan
keilmuan ibadah haji saja, melainkan upaya untuk menumbuhkan
rasa kekeluargaan di antara para jamaah agar dapat saling
18
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji: Studi Kasus
dan Telaah Implementasi Knowledge Wokers, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2001)
Cet.1, hal. 71-72
25
membantu ketika pelaksanaan ibadah haji di tanah suci serta terus
dapat menjalin silaturahmi pasca haji.
Pembinaan dilakukan demi keselamatan, kelancaran
pelaksanaan ibadah haji, tentu pada intinya untuk mendapatkan
kemabruran haji yang membutuhkan pembekalan ilmu
pengetahuan dan gambaran yang akan dilaksanakan selama
ibadah haji.
C. Pengertian Haji
Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima yang
merupakan salah satu kewajiban umat islam dunia untuk
menjalankannya bagi mereka yang mampu. Secara bahasa, kata
haji berasal dari bahasa Arab, hajj yang berarti ziarah. Dalam hal
ini adalah ziarah ke tempat-tempat yang diagungkan oleh agama
Islam, yakni Baitullah dan Madina, tepatnya adalah menziarahi
ka’bah dengan syarat dan rukun tertentu.19
Sesuai dengan yang
disebutkan dalam Al-Quran:
وما كان صالتهم عند البيت إال مكاء وتصدية فذوقىا
﴾٥٣العذاب بما كنتم تكفرون ﴿
Artinya : “Tiada lain sembahyang mereka di sekitar Baitullah
itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka
rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.” (Al-Anfal : 35)
Secara istilah kata haji bisa diartikan sebagai rukun islam
kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu
19
M Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Ciputat: Bumbu Dapur
Communication – PT. Mitra Cahaya Utama, 2008), h. 39
26
tertentu yaitu antara tanggal 8 sampai dengan 13 Dzulhijjah
setiap tahun.20
Dalam pelaksanaan ibadah haji,ada beberapa hal penting
terkait syarat, rukun, wajib dan macam-macam haji yang perlu
diperhatikan agar menghasilkan ibadah haji yang mabrur.
1. Syarat Haji
Dalam pelaksanaan ibadah haji terdapat syarat-syarat yang
harus dipenuhi, yaitu :
a. Islam
b. Baligh (dewasa)
c. Aqil (berakal sehat)
d. Merdeka
e. Istita’ah (mampu) dalam arti mampu melaksanakan ibadah
haji ditinjau dari segi kesehatan, ekonomi dan keamanan.
2. Rukun Haji
Rukun haji adalah syarat wajib yang harus dilakukan saat
menunaikan ibadah haji. adapun rukun haji adalah :
a. Ihram
b. Wukuf di Arafah
c. Thawaf Ifadhoh
d. Sa’i
e. Bercukur
f. Tertib
20
Ahmad Nidjam, Alatif Hanan, Manajemen Haji: Studi Kasus dan
Telaah Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2001)Cet. 1
h.1
27
3. Wajib Haji
wajib haji adalah serangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan selama ibadah haji, yaitu :
a. Niat ihram dari miqot
b. Mabit di Muzdalifah
c. Mabit di Mina
d. Melontar Ula, Wustha, Aqobah
e. Meninggalkan larangan-larangan dalam ihram
f. Tawaf wada
4. Macam-macam Haji
Menurut cara pelaksanaannya, haji itu terbagi menjadi tiga
macam, yaitu Haji Ifrad, Haji Tamattu dan Haji Qiran.
a. Haji Ifrad adalah proses ibadah haji yang terpisah antara
ibadah haji dan umroh. Dalam pelaksanaannya,
mengerjakan ibadah haji terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan ibadah umroh.
b. Haji Tamattu adalah ibadah haji yang dikerjakan dengan
mendahulukan ihram untuk umrah lalu kemudian baru
melaksanakan ihram haji setelah pekerjaan-pekerjaan
umrah lainnya telah selesai dikerjakan,
c. Haji Qiran adalah melakukan ihram untuk ibadah haji
sekaligus bersamaan dengan niat untuk umrah.
28
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG KBIH AL-IHSAN
A. Profil
1. Sejarah
Yayasan / KBIH AL-IHSAN adalah sebuah yayasan yang
bergerak pada bidang jasa pelayanan dan penyelenggaraan ibadah
haji dan umroh yang beralamat di Jl. Batan No.2 RT 03/02 Lebak
Bulus Cilandak Jakarta Selatan. Yayasan / KBIH AL-IHSAN
dirintis pertama kali oleh almarhum KH. Abdul Muthalib dengan
mendapatkan SK Menag No. 394 A – 1995.
Setelah melakukan bimbingan jamaah haji pada tahun 1997
ke tanah suci kepada sebanyak 250 orang jamaah lebih, beliau
sakit dan qaddarullah Allah SWT wafatkan almarhum dan
kemudian beliau dimakamkan di Pesantren Al Hidayah
Rawadenok Kecamatan Pancoran Mas Depok sebuah lembaga
pendidikan yang almarhum ikut merintis dan mendirikannya
bersama dengan guru beliau Habib Muhammad bin Yahya bin
Usman cucu dari Muth Betawi pada zaman VOC Belanda.
Kemudian setelah wafatnya KH. Abdul Muthalib,
kepemimpinan yayasan / KBIH AL-IHSAN dilanjutkan oleh
menantunya yaitu KH. Hilmi Zaini Thohir sampai beliau wafat
karena serangan jantung pada tahun 2013 dan setelah itu
dilanjutkan dan diteruskan hingga saat ini oleh KH. Arif Rahman
Hakim sebagai anak kandung almarhum KH. Abdul Mutholib.
29
2. Maksud dan Tujuan
- Melakukan pembinaan dan bimbingan ibadah haji & umroh
kepada masyarakat agar mereka dapat melaksanakan kegiatan
ibadah haji dengan baik dan benar sesuai dengan ajaran agama
islam.
- Melakukan khidmat dan pelayanan kepada masyarakat dalam
kegiatan bimbingan ibadah haji & umroh.
- Mencerdaskan masyarakat dalam bidang keagamaan
khususnya aspek pelaksanaan ibadah haji & umroh,
- Menumbuhkan kepada masyarakat rasa keagamaan dan
tanggung jawab sebagai orang muslim melakukan kewajiban
rukun islam kelima yaitu pergi haji ke Baitullah sebagaimana
firman Allah SWT :
على النهاس حج الب يت من استطاع إليه سبيل ولله
Artinya : Mengerjakan Haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah ( Ali Imran 3 : 97 )
- Membantu pemerintah secara nasional dalam mewujudkan
kemandirian jamaah haji dan pelaksanaan ibadah haji & umroh
dengan tertib, baik dan benar.
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan hal yang sangat penting
dalam membangun sebuah organisasi. Dengan kata lain, struktur
organisasi mendeskripsikan bagaimana organisasi tersebut
mengatur dirinya dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Struktur organisasi merupakan jaringan peranan sosial yang
30
masing-masing dinyatakan secara normatif, sehingga keseluruhan
pembagian kerja menghasilkan usaha terpusat yang efisien.
Dengan demikian, agar organisasi bekerja dan tetap menjaga
keberadaannya, perlu adanya struktur dan prosedur pelaksanaan
pekerjaan.1 Adapun struktur organisasi KBIH AL-IHSAN adalah
sebagai berikut:
Gambar 1: Struktur Organisasi KBIH Al-Ihsan
Sumber: Proposal Permohonan Perpanjangan Izin Operasional
KBIH Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan.
1 Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen, (Bandung, Alfabeta:
2014), h.82
PEMBINA
KH. M. Saidi
Hj. Suwaibah Islamiyah
PENGAWAS
Drs. H. A. Syarif
H. M. Najib, BA
KETUA
Drs. H. Arif Rahman H.
BENDAHARA
H. M. Jaeri, SE
SEKRETARIS
H. Musthafa Kamil, SE
ANGGOTA
H. Umar Syarif
Dra. Hj. Munyati
Hj. Hikmah
Hj. Ida Farida
31
4. Pembina Ibadah
- Drs. H. Arif Rahman Hakim
- H. Zen Rofiq Fakhrudin
- H. M Iwan Zawawi
5. Perkembangan Jumlah Jamaah
Sebelum mendapatkan SK Kementrian Agama pada tahun
1995, KBIH Al-Ihsan telah memberangkatkan ratusan jamaah
yang terdiri dari jamaah pengajian masyarakat dan dari berbagai
daerah seperti Depok dan Jakarta. Setelah resmi mendapatkan SK
Kementrian Agama, jumlah jamaah pun tidak sebanyak
sebelumnya. Pada tahun 2016 jumlah jamaah di KBIH Al-Ihsan
sebanyak 23 orang, kemudian pada tahun 2017 jumlah jamaah
hanya 17 orang dan pada tahun 2018 jumlah jamaah menjadi 23
orang. Siklus naik turun jumlah jamaah di KBIH Al-Ihsan
memang lumrah terjadi, banyak faktor yang menyebabkan
turunnya jumlah jamaah, seperti banyaknya pilihan KBIH lain
dan jamaah harus memilih KBIH sesuai dengan daerah tempat
tinggal.
B. Program-program Pembinaan di Tanah Air dan Arab Saudi
Yayasan KBIH AL-IHSAN Lebak Bulus membuat
perencanaan pembinaan dan bimbingan manasik haji & umroh
selama 14 kali secara teori dan praktek di dua tempat, yaitu di
Pasar Jumat Lebak Bulus dan di Pesantren Al-Hidayah
Rawadenok Pancoran Mas Depok.
Kegiatan bimbingan manasik haji ini dilakukan setelah
jamaah diketahui sudah masuk ke dalam porsi haji. Jamaah
diketahui sudah akan berangkat dan masuk ke dalam porsi haji
32
melalui aplikasi HAJI PINTAR dan konfirmasi ke Departemen
Agama. Setelah itu jamaah yang masuk ke dalam porsi haji akan
diinformasikan oleh KBIH AL-IHSAN untuk mengikuti
bimbingan manasik haji.2
1. Pembinaan Jamaah di Tanah Air
Pembinaan terhadap jamaah haji KBIH AL-IHSAN
dilakukan pada saat calon jamaah mendaftarkan diri untuk
mendapat bimbingan dari KBIH AL-IHSAN bahkan sebelum
mengetahui tahun keberangkatannya. Sebelum menjadi jamaah,
calon jamaah haji akan dimasukan ke dalam grup whatsapp yang
akan berisi tausiah dan informasi berkaitan dengan haji.
Ketika calon jamaah haji telah masuk ke dalam porsi haji,
maka akan diinformasikan oleh KBIH AL-IHSAN guna
mengikuti bimbingan manasik haji.
Adapun ruang lingkup manasik haji adalah :
a. Pengenalan kota Mekkah, Masjidil Harom dan sekitarnya
b. Pengenalan kota Madinah, Masjid Nabawi dan sekitarnya
c. Perjalanan ibadah haji dari tanah air ke tanah suci dan
sebaliknya perjalanan pulang dari tanah suci ke tanah air
d. Manasik haji tentang syarat haji, rukun haji, wajib haji,
hikmah haji dan cara melaksanakan ibadah umroh dan
ibadah haji
e. Kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan ibadah haji
2 Data wawancara kepada K.H Arif Rahman Hakim, Ketua Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 31 Juli 2018
pukul 16:22 wib
33
f. Bimbingan kesehatan oleh team kesehatan puskesmas
Cilandak Jakarta Selatan
g. Bahasa Arab sehari-hari di tanah suci atau di Arab Saudi
h. Sholat Rawatib dan Nawafil di tanah suci
i. Adab atau akhlak tamu Allah
j. Sholat qoshor dan jama’ dan sholat di dalam pesawat
k. Tayammum pengganti wudu khususnya saat sholat di
dalam pesawat3
2. Pembinaan selama di Mekkah dan Madinah
Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan jamaah haji
selama di Mekkah antara lain : Thawaf Qudum dan umroh,
ibadah di masjidil haram, pemotongan hewan urban, ziarah ke
jabal tsur, jabal nur, jabal rahmah, dan ARMINA (ARAFAH-
MINA), umroh sunah Miqot dan Tan’im, membayar DAM
karena melakukan haji Tamattu, Tausiyah, wukuf, melontar
jumroh ula, wustho, dan aqobah, ceramah agama tentang fathul
Mekkah (penaklukan kota Mekkah), belanja oleh-oleh, Thawaf
Wada, dan Tahullul.
Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan jamaah
selama di Madinah antara lain : sholat Arba’in, ziarah ke makam
nabi Muhammad SAW, pemakaman baqi’, ziarah ke masjid
3 Data wawancara kepada K.H Arif Rahman Hakim, Ketua Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 31 Juli 2018
pukul 16:22 wib
34
Quba, Qiblatain dan jabal uhud, Tausiah agama, berkunjung ke
percetakan Al-Quran, dan belanja oleh-oleh.4
Semua kegiatan yang dilakukan di Arab Saudi baik di
Mekkah ataupun Madinah selalu dalam pengawasan pembimbing
dan mendapatkan pembinaan dari para pembimbing.
3. Pembinaan Jamaah setelah pelaksanaan ibadah haji
Setelah seluruh rangkaian kegiatan jamaah selesai
dilaksanakan dan jamaah pun sudah kembali kepada keluarga
masing-masing. KBIH AL-IHSAN pun merancang berbagai
program bagi para alumni untuk merekatkan silaturahmi antara
jamaah dan pengurus KBIH AL-IHSAN. Dan program-program
tersebut adalah :
a. Melakukan pembinaan setelah kepulangan dari haji (pasca
haji) kepada alumni haji dalam bentuk pertemuan
silaturahmi dan pengajian secara periodik 2 atau 3 bulan
sekali secara bergiliran dari rumah ke rumah yang lain.
b. Melakukan pertemuan secara umum para alumni haji &
umroh dan jamaah calon haji yang berada dalam waiting
list atau daftar tunggu bergabung dengan masyarakat dalam
bentuk pelaksanaan kegiatan hari besar islam seperti isra
mi’raj.
c. Melakukan pertemuan kegiatan halal bihalal bagi alumni
haji dan umroh dan para calon haji.
d. Melakukan pengajian majlis ta’lim
4 Data wawancara kepada K.H Arif Rahman Hakim, Ketua Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 31 Juli 2018
pukul 16:22 wib
35
e. Ziarah ke makam para Wali Songo
f. Berpartisipasi aktif dalam pendidikan pondok pesantren Al-
Hidayah Rawadenok Pancoran Mas yang dirintis oleh
almarhum KH. Abdul Muthalib.5
5 Data wawancara kepada K.H Arif Rahman Hakim, Ketua Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 31 Juli 2018
pukul 16:22 wib
36
BAB IV
DATA DAN TEMUAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan data dan temuan
yang diperoleh dari KBIH Al-Ihsan tentang kegiatan pembinaan
jamaah haji yang dilaksanakan di KBIH Al-Ihsan. Penulis
melakukan penelitian pada KBIH Al-Ihsan dengan mengamati
kegiatan pembinaan yang dilaksanakan pada saat di tanah air dan
mendapatkan data mengenai pelaksanaan pembinaan di tanah
suci melalui wawancara dan dokumentasi.
Ketua KBIH Al-Ihsan menjelaskan: “Kegiatan pembinaan
sudah dirumuskan sejak awal didirikannya KBIH Al-Ihsan.
Kegiatan pembinaan itu sendiri sudah di sesuaikan dan dipikirkan
sejauh mana manfaatnya untuk kemabruraan jamaah. selain itu
banyak saran dari jamaah tiap tahunnya seperti melakukan
kegiatan manasik dengan cerdas cermat atau seperti meminta
ustad tertentu untuk mengisi salah satu acara pembinaan. Maka
itu semua kita usahakan demi untuk membuat jamaah merasa
bahwa sarannya dapat diterima dan membuat mereka nyaman
dalam mengikuti kegiatan1”
Pelaksanaan pembinaan jamah haji di KBIH Al-Ihsan
telah disusun dan direncanakan ke dalam program-program
pembinaan. Adapun program-program pembinaan jamaah haji
yang dilakukan KBIH Al-Ihsan dimulai dari pembinaan manasik
haji baik secara teori dan praktek.
1 Data wawancara kepada K.H Arif Rahman Hakim, Ketua Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 06
November 2018 pukul 14:54 WIB
37
Berikut materi, jadwal dan rangkaian kegiatan pembinaan
yang dilaksanakan dalam program pembinaan pada bimbingan
manasik haji, proses pelaksanaan ibadah haji dan pembinaan
pasca haji di KBIH Al-Ihsan:
A. Bimbingan Manasik Haji
Pada saat melaksanakan bimbingan manasik haji KBIH Al-
Ihsan menerapkan standar bimbingan manasik yang telah
ditetapkan oleh pemerintah sehingga jamaah mendapatkan
informasi yang jelas dan akurat mengenai tata cara pelaksanaan
ibadah haji sehingga dapat melaksanakan haji dengan baik dan
benar.
Dalam aplikasinya KBIH Al-Ihsan menghadirkan
pembimbing yang berpengalaman baik pembimbing dari kantor
wilayah Kementrian Agama Jakarta Selatan ataupun pembimbing
dari KBIH Al-Ihsan itu sendiri. Bimbingan manasik haji telah
direncanakan dalam 14 kali pertemuan yang telah terjadwal
dengan materi-materi yang telah disusun agar dapat
dimaksimalkan dalam setiap pertemuan manasik haji.
Untuk merealisasikan perencanaan program kegiatan
manasik haji tersebut maka Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Al-Ihsan membuat materi manasik yang diikuti oleh
jamaah calon haji baik secara teori maupun praktek. Berikut
jadwal dan materi manasik haji di Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (KBIH) Al-Ihsan.
38
Gambar 2: Jadwal dan Materi manasik haji
Waktu Materi Uraian Materi
pertemuan
ke 1
Pembukaan Silaturahmi, taaruf dan sosialisasi
jadwal kegiatan bimbingan manasik
haji
Pertemuan
ke 2.
Bimbingan
manasik haji
Panduan
perjalanan
haji
Pengertian dan ketentuan umum
tentang haji dan umroh. Macam-
macam haji dan cara
pelaksanaannya.
Kegiatan di asrama haji, di bandara
menuju pesawat, di bandara Saudi
Arabia sampai Madinah
Pertemuan
ke 3
Panduan
perjalanan
haji
Hikmah
ibadah haji
Persiapan :
a. Pengelompokan dan bimbingan
b. Pemeriksaan kesehatan
c. Persiapan pemberangkatan, baik
persiapan mental, spiritual
maupun persiapan material
d. Pemberangkatan dari rumah ke
asrama haji
Pengertian dan ketentuan umum
tentang hikmah ibadah haji,
pengertian hikmah, hikmah
disyariatkan dan mengerjakan haji
39
Pertemuan
ke 4
Hikmah
ibadah haji
Bimbingan
manasik haji
Hikmah pakaian ihrom, berihrom,
talbiah terhadap panggilan Allah,
hikmah tawaf, dan penjelasan
tentang ka’bah, hajar aswad,
multazam, dan lainnya sekitar
ka’bah.
Penjelasan tentang syarat haji dan
umroh, rukun, wajib, serta tertib haji
Pertemuan
ke 5
Panduan
perjalanan
haji
Hikmah
ibadah haji
Kegiatan-kegiatan di Mekkah
sebelum wukuf di Arafah, di
Muzdalifah dan di Mina baik
gelombang I maupun gelombang II
Kandungan hikmah dalam
pekerjaan sa’i, bercukur, wukuf,
mabit di Muzdalifah dan di Mina,
melontar jamarat, dam, urban, nafar
awal dan Sani, tawaf, wada’ dan
bada haji
Pertemuan
ke 6
Bimbingan
manasik haji
Pelaksanaan ibadah haji dan umroh,
kegiatan di Jeddah, di Madinah, di
Mekkah sebelum wukuf, wukuf di
Arafah, di Mekkah sesudah wukuf
40
Sholat wajib
dan sunah
Kaifiat wudu dan tayamum untuk
melaksanakan sholat wajib dan
sholat sunat yang di qoshor jama
Pertemuan
ke 7
pengertian
dan
pengenalan
tempat-
tempat ziarah
Fadhilah
sholat wajib
dan sholat
sunah di
Madinah dan
Mekkah
Pengertian, tujuan, hukum ziarah
Tempat-tempat ziarah di Mekkah
dan Madinah
Sholat jamaah di masjid Nawawi
dan di masjidil Sharon
Pertemuan
ke 8
Doa-doa
manasik haji
Praktek
Doa dalam perjalanan, doa tawaf
dan sa’i, bacaan talbiyah dan
sholawat, doa berangkat dan masuk
Arofah, doa wukuf dan lain-lain.
Praktek tawaf dan sa’i
Pertemuan
ke 9
Pengetahuan
bahasa Arab
Praktek
Penggunaan bahasa Arab sehari-hari
di Saudi arabia
Lanjutan praktek manasik haji dan
doa-doa berangkat dan masuk
41
Arafah di Muzdalifah, di Mina, doa
tawaf wada’
Pertemuan
ke 10
Panduan
perjalanan
haji
Bimbingan
manasik haji
Pembinaan dan penyuluhan
kesehatan di tanah air dan di Arab
Saudi
Lanjutan praktek
Pertemuan
ke 11
Praktek Lanjutan praktek manasik haji dan
doa-doa berangkat dan masuk
Arafah, di Muzdalifah, di Mina, doa
tawaf wada’
Pertemuan
ke 12
Pengetahuan
bahasa Arab
Praktek
Penggunaan bahasa Arab sehari-hari
di Saudi arabia
Lanjutan praktek manasik haji dan
doa-doa berangkat dan masuk
Arafah, di Muzdalifah, di Mina, doa
tawaf wada’
Pertemuan
ke 13
Praktek dan
pemantapan
akhir
Lanjutan praktek manasik haji dan
doa-doa berangkat dan masuk
Arafah, di Muzdalifah, di Mina, doa
tawaf wada’
Pertemuan
ke 14
Halal bihalal Silaturahmi dan ceramah
pembekalan haji
Sumber: Proposal Permohonan Perpanjangan Izin Operasional
KBIH Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan.
42
B. Proses Pelaksanaan Ibadah Haji
Kemudian program pembinaan jamaah haji yang diberikan
pada saat pelaksanaan kegiatan ibadah haji. Dalam hal ini
program ataupun fasilitas yang diberikan berupa pendampingan
jamaah haji pada saat rangkaian kegiatan haji dan umroh serta
kegiatan-kegiatan wajib ataupun sunah sejak awal tiba di Arab
Saudi hingga kembali ke tanah air.
Setiap kegiatan yang dilakukan di Tanah suci oleh jamaah
tidak pernah lepas dari pengawasan pembimbing ibadah haji.
Serta pembimbing terus memberikan saran dan masukan kepada
jamaah dalam melaksanakan kegiatan ibadah.
Pembimbing dalam hal ini terus memberikan bimbingannya
baik selama perjalanan ibadah haji, pelaksanaan ritual haji
ataupun doa-doa yang perlu dibaca pada setiap rangkaian
kegiatan ibadah haji. Untuk merealisasikan program kegiatan di
Arab Saudi maka dibuat rangkaian program kegiatan saat
keberangkatan dari tanah air menuju tanah suci dan saat berada di
tanah suci serta saat kembali atau pulang dari tanah suci ke tanah
air.
Gambar 3: Rangkaian kegiatan jamaah haji saat
keberangkatan hingga kepulangan
No Kegiatan
1. Zikir, doa dan pelepasan di masjid As’sadah
2. Berangkat dengan bis ke asrama haji Pondok Gede
3. Di asrama menyerahkan SPMA, cek kesehatan/buku hijau,
43
menerima paspor, gelang haji dan living cost, mendiami
kamar yang sudah ditentukan
4. Menuju Airport Halim Perdana Kusuma
5. Berangkat menuju Jeddah bandara King Abdul Aziz
6. Tiba di bandara Jeddah, penerimaan paspor dan barang
bawaan
7. Berpakaian Ihrom di bandara, wudu, sholat ihrom dan niat
ihrom umroh
8. Berangkat dengan bis ke pemondokan Mekkah,
memperbanyak talbiyah dan zikir
9. Tiba di pemondokan Bakhutmah, membawa barang
bawaan dan menempati kamar yang telah di tentukan
10. Istirahat di kamar pemondokan Mekkah
11. Berangkat dengan bis menuju Masjidil Haram untuk
thowaf, sa’i dan tahallul menggunting rambut
12. Kembali ke pemondokan setelah selesai tahallul/ibadah
umroh di pemondokan ganti pakaian biasa
13. Melaksanakan kegiatan ibadah sehari-hari zikir, baca
Quran, I’tikaf, tawaf sunah di Masjidil Haram
14. Ziarah ke jabal Tsur, jabal Nur, jabal Rohmah, Mina,
Miqot di Ja’ronah untuk niat ihrom umroh sunah
15. Miqot di tan’im untuk niat ihrom umroh sunah, waktu
sesuai dengan kesepakatan
16. Melaksanakan kegiatan ibadah sehari-hari zikir, baca
Quran i’tikaf, tawaf sunah di Masjidil Harom
17. Persiapan ibadah haji: mandi ihrom, berpakaian ihrom,
44
sholat sunah ihrom, niat ihrom haji di kamar
18. Berangkat ke Arofah dengan bis sistem taroddudi atau
bergantian
19. Tiba di tenda Arofah dan menempatinya sesuai yang telah
ditentukan, menginap satu malam
20. Persiapan wukuf
21. Wukuf di Arofah diawali dengan mendengarkan khutbah,
sholat zuhur dan Ashar jama qoshor, zikir dan doa
22. Sholat magrib dan isya jama qoshor lalu meninggalkan
Arofah dengan bis berangkat ke Muzdalifah
23. Di Muzdalifah mabit berzikir dan doa, serta mencari batu-
batu kerikil untuk melontar jumroh esoknya
24. Setelah lewat tengah malam dari muzdalifah, berangkat
naik bis ke mina
25. Tiba di Mina menempati tenda ber-AC yang sudah
ditentukan, istirahat, berzikir dan berdoa
26. Melontar jumroh aqobah saja dengan 7kali kerikil batu
tanggal 10 Dzulhijjah, lalu gunting rambut (tahallul awal)
Dan setelah tiba di tenda ganti pakaian ihrom dengan
pakaian biasa
27. Melontar ketiga jumroh masing-masing 7 batu kerikil (ula,
wustho, aqobah)
28. Meninggalkan Mina (nafar awal) dengan bis menuju
pemondokan Bakhutmah Mekkah
29. Melaksanakan tawaf ifadhoh (rukun haji), sa’i dan gunting
rambut (tahallul tsani). Maka selesailah pekerjaan haji.
45
30. Melaksanakan kegiatan ibadah sehari-hari zikir, baca
Quran i’tikaf, tawaf sunah di Masjidil Harom
31. Melaksanakan umroh sunah dengan mengambil miqot
32. Melaksanakan kegiatan ibadah sehari-hari
33. Tawaf wada’ pamit akan meninggalkan Mekkah menuju
Madinah, tanpa sa’i
34. Persiapan berangkat dengan bis menuju Madinah, dan
berangkat ke Madinah
35. Tiba di pemondokan Madinah, menempati kamar
36. Sholat Fardu, zikir, baca Quran, i’tikaf, sholat sunah
arba’in di masjid Nabawi
37. Sholat sunah di raudhoh dan berdoa
38. Ziarah ke makam Rasulullah SAW, Kholifah Abu Bakar
dan Kholifah Umar bin Khottob RA
39. Ziarah ke makam baqi’, para sahabat
40. Ziarah ke masjid Quba, jabal Uhud, (Syuhada Uhud),
masjid qiblatain, kebun Kurma
41. Sholat Fardu, zikir, baca Quran, i’tikaf, sholat sunah
arba’in di masjid Nabawi
42. Persiapan meninggalkan Madinah
43. Berangkat menuju bandara Madinah
44. Tiba di bandara, pemeriksaan paspor, dan tas handbag ke
kabin
45. Naik pesawat menuju tanah air
46. Tiba di bandara Halim Perdana Kusuma
47. Menuju asrama haji pondok gede
46
48. Berangkat dengan bis ke masjid as sajadah lebak bulus
49. Penyambutan jamaah haji, bersyukur dan berdoa
50. Pulang ke rumah masing-masing.
Sumber: Proposal Permohonan Perpanjangan Izin Operasional
KBIH Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan.
C. Pembinaan Pasca Haji
Program pembinaan jamaah yang terakhir adalah
pembinaan yang diberikan KBIH Al-Ihsan kepada jamaah haji
pasca pelaksanaan kegiatan ibadah haji. KBIH Al-Ihsan memiliki
program-program yang bermanfaat guna melanjutkan pembinaan
terhadap jamaah haji pasca pelaksanaan ibadah haji.
Program-program pembinaan alumni jamaah haji terbagi
dalam beberapa macam, seperti melakukan pertemuan
silaturahmi dan pengajian yang mana dilakukan setiap 2 atau 3
bulan sekali secara bergilir dari rumah ke rumah alumni haji yang
lain, kegiatan ini akan di isi dengan ceramah agama dari ketua
KBIH Al-Ihsan ataupun tokoh agama lainnya.
Kemudian ada kegiatan peringatan hari besar Islam seperti
Isra Mi’raj yang rutin dilaksanakan di Pesantren Al-Hidayah
Rawadenok Pancoran Mas Depok dengan mengundang para
alumni haji & umroh dan calon jamaah haji yang berada dalam
daftar tunggu bergabung dengan masyarakat sekitar. Melakukan
kegiatan halal bihalal dan pengajian majlis ta’lim di rumah ketua
KBIH Al-Ihsan serta melakukan perjalanan ziarah ke makam para
Wali Songo.
47
Seperti yang dikatakan sekretaris KBIH Al-Ihsan mengenai
kegiatan ziarah “Para jamaah memang tidak diwajibkan
mengikuti kegiatan ziarah, tetapi mereka hampir semua ingin ikut
karena merasa kegiatan menarik dan bermanfaat. Tidak hanya
jalan-jalan tapi bisa menambah pengetahuan tentang wali songo,
bisa berziarah ke makamnya dan mendoakan para wali.”2
Kegiatan pasca haji ini bukan hal yang hanya formalitas
dilakukan KBIH Al-Ihsan, namun menjadi bukti komitmen KBIH
Al-Ihsan untuk memberikan fasilitas pembinaan serta pelayanan
kepada jamaah. Dengan menuntaskan pembinaan hingga tahap
pembinaan pasca haji maka KBIH Al-Ihsan telah menjalankan
fungsi dan tugas sebagaimana mestinya.
Menurut penulis kegiatan yang diberikan KBIH Al-Ihsan
sangat membantu jamaah dalam menjaga kemabruran. KBIH
sudah memberikan pelayanan dan fasilitas yang sesuai dengan
tujuannya. Didukung dengan sikap terbuka dari para pembimbing
membuat jamaah merasa nyaman untuk mendapatkan pembinaan
baik itu secara perkelompok ataupun secara personal.
2 Data wawancara kepada H. Musthafa Kamil, Sekretaris Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 07
November 2018 pukul 15:35 WIB
48
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara dan dokumentasi yang penulis
paparkan pada hasil temuan lapangan dibawah ini, bahwa
pembinaan jamaah haji kelompok bimbingan ibadah haji (kbih)
Al-Ihsan meliputi pembinaan jamaah di tanah air, pembinaan
selama di Mekkah dan Madinah serta pembinaan jamaah setelah
pelaksanaan ibadah haji. Dalam bab ini analisis data dijelaskan
melalui jenis evaluasi input, proses dan hasil.
A. Evaluasi Input
1. Evaluasi Klient (Jamaah)
Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan bapak K.H
Arif Rahman Hakim selaku ketua KBIH Al-Ihsan tentang
kegiatan pembinaan jamaah haji menjelaskan bahwa jamaah
yang mengikuti kegiatan pembinaan di KBIH Al-Ihsan datang
dari berbagai latar belakang profil, Usia dan pendidikan.1
Untuk mempermudah pengkajian karakteristik jamaah
haji yang mengikuti program pembinaan di KBIH Al-Ihsan
ini, maka penulis akan menjelaskan latar belakang dari jamaah
berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan.
a. Jamaah berdasarkan jenis kelamin
Dari hasil data yang penulis dapatkan bahwa pada
tahun 2018 jumlah jamaah yang mengikuti pembinaan di
1 Data wawancara kepada K.H Arif Rahman Hakim, Ketua Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 25
September 2018 pukul 15:21 wib
49
KBIH Al-Ihsan berjumlah 23 orang dengan jamaah
perempuan 12 orang dan jumlah jamaah laki-laki 11 orang.
Dan dari jumlah jamaah tersebut hanya ada satu atau dua
orang yang tidak rutin mengikuti kegiatan pembinaan
dikarenakan ada kesibukan dan tidak sungguh-sungguh
dalam mengikuti pembinaan.
b. Jamaah Berdasarkan Usia
Dari hasil data yang penulis temukan bahwa pada
tahun 2018 jamaah yang mengikuti pembinaan haji di
KBIH Al-Ihsan berkisar antara usia 40-60 tahun dan
terdapat pula jamaah yang berusia 61-80 tahun sedangkan
hanya satu jamaah muda yang berusia 24 tahun.
Idealnya usia jamaah untuk melaksanakan ibadah haji
adalah sekitar 25-45 tahun karena pada usia tersebut
keadaan fisik dan tenaga masih kuat. Namun banyaknya
jamaah berusia lanjut juga terjadi dikarenakan baru
tercukupinya biaya atau ongkos untuk ibadah haji dan
daftar tunggu yang panjang.
Hal ini membuat KBIH Al-Ihsan terus meningkatkan
pelayanan kepada jamaah terutama jamaah lansia agar
dapat terbantu dalam melaksanakan ibadah haji.
Dalam wawancara dengan staff KBIH Al-Ihsan ibu Hj
Ida Farida mengatakan “setiap jamaah memiliki keunikan
masing-masing, ada yang sudah tua tapi tetap terlihat segar
dan rajin mengikuti kegiatan pembinaan yang diberikan
KBIH Al-Ihsan, semua tetap kami perlakukan dengan baik
karena kami ini kan tugasnya memberikan pelayanan.
50
Hanya mungkin untuk jamaah dengan kategori usia lanjut
akan lebih kami perhatikan apalagi yang berangkat tidak
dengan keluarganya”2
c. Jamaah berdasarkan pendidikan
Di Indonesia pendidikan terbagi kepada berbagai
jenjang seperti taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah
menegah pertama, sekolah menengah atas dan perguruan
tinggi. Dalam hal ini pendidikan merupakan hal yang
penting untuk KBIH Al-Ihsan dalam memutuskan metode
pembinaan yang tepat bagi jamaahnya. Pada tahun 2018
jamaah haji KBIH Al-Ihsan memiliki jamaah yang
keseluruhannya telah melewati jenjang pendidikan sekolah
menengah atas dan beberapa merupakan sarjana.
2. Evaluasi Staff (pembimbing)
a. staff berdasarkan pendidikan
Pembinaan yang dilakukan KBIH Al-Ihsan bukan
hanya manasik haji tetapi juga diharuskan membina jamaah
haji saat pelaksanaan dan pasca haji. tugas berat
pembimbing pada KBIH Al-ihsan guna membina jamaah
haji agar dapat melanggengkan kemabruran mengharuskan
KBIH Al-ihsan memilih pembimbing yang berkompeten
secara pendidikan.
2 Data wawancara kepada Hj Ida Farida, Anggota Yayasan Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 08 November 2018
pukul 16:15 WIB
51
KBIH Al-Ihsan dalam hal ini memiliki 3 orang
pembimbing yaitu : K.H Arif Rahman Hakim, K.H Zen
Rofiq dan Ustad Iwan Jawawi. K.H Arif Rahman Hakim
dan K.H Zen Rofiq merupakan magister agama sedangkan
Ustad Iwan Jawawi adalah lulusan sarjana agama.
Selain itu, KBIH Al-Ihsan juga kerap mengundang
Ustad-ustad lain untuk memberikan pendidikan saat
pelaksanaan pembinaan agar memberikan lebih banyak
referensi untuk jamaah dalam meningkatkan keilmuan.
b. Staff berdasarkan pengalaman kerja
Dari hasil data yang penulis dapatkan, diketahui bahwa
K.H Arif Rahman Hakim selaku ketua KBIH Al-Ihsan yang
juga pembimbing sudah memiliki pengalaman
membimbing jamaah haji pada saat manasik dan
pelaksanaan haji di tanah suci. Selain sebagai pembimbing
beliau juga merupakan seorang Da’i, pengasuh Pondok
Pesantren Al-Hidayah serta ketua MUI Pancoran Mas
Depok maka tidak diragukan lagi keilmuan beliau dalam
bidang keagamaan.
Menurut ibu Fatimah yang merupakan salah satu
jamaah KBIH Al-Ihsan mengatakan “Pa Kyai itu orangnya
sabar dan telaten kalau lagi bimbingan. Saya sama jamaah
lain senang bimbingan dengan beliau. Sama jamaah yang
fahamnya lama juga beliau sabar terus perhatian. Kalau
52
saya sama yang lain belum faham beliau mau ulang-ulang
materinya sampai kita faham.”3
Kemudian atas nama K.H Zen Rofiq selain sebagai
pembimbing, keseharian beliau adalah seorang Da’i. Beliau
kerap kali di undang dalam berbagai kegiatan keagamaan
untuk memberikan ceramah-ceramah. Penyampaian beliau
yang lucu dan menghibur membuat jamaah sangat tertarik
ketika beliau memberikan bimbingan. Menurut bapak Mad
Syukur yang merupakan salah satu jamaah mengatakan
“ustad Zen Rofiq merupakan pembimbing yang
penyampaiannya gampang difahami oleh saya dan jamaah
yang lainnya. Penyampaiannya itu yang buat para jamaah
itu tertarik dan tidak membuat bosan ketika beliau
memberikan bimbingan”.4
Yang ketiga ada Ustad Iwan Jawawi, beliau adalah
pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Depok. Sama
seperti K.H Zen Rofiq, dalam keseharian beliau adalah
seorang Da’i. Dengan pengalaman mengasuh santri di
Pondok Pesantren serta menjadi seorang Da’i maka beliau
tidak diragukan lagi kecakapannya dalam menyampaikan
bimbingan kepada jamaah.
3 Wawancara pribadi dengan Ibu Fatimah salah satu jamaah KBIH
Al-Ihsan, Tanggal 25 September 2018 pukul 16:40 wib 4 Wawancara pribadi dengan Bapak Mad Syukur salah satu jamaah
KBIH Al-Ihsan, Tanggal 25 September 2018 pukul 17:00 wib
53
3. Evaluasi Materi Pembinaan Haji
a. Materi Berdasarkan Metode
Metode yang di gunakan dalam penyampaian materi
pembinaan baik itu pembinaan manasik haji, pelaksanaan
haji dan pasca haji yang dilakukan KBIH AL-Ihsan berupa
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, simulasi, dan
praktik. Namun KBIH Al-Ihsan juga memanfaatkan media
sosial seperti Facebook dan Whatsapp sebagai sarana dalam
melaksanakan kegiatan pembinaan.
Seperti yang dikatakan oleh K.H Arif Rahman Hakim
selaku ketua KBIH Al-Ihsan tentang materi pembinaan,
yaitu: “Faktor pendukungnya pembinaan dari sisi materi
kita menyesuaikan dengan kondisi perkembangan zaman.
Kita pakai dengan istilah AVA (Audio Visual Aids) jadi
pakai proyektor, pakai screen pakai suara. Saat manasik
kita bagi dua dalam bentuk teori dan dalam bentuk praktek.
Selain itu, kita menggunakan media-media medsos jadi
materi-materi itu di samping disampaikan saat tatap muka,
juga melalui Facebook dan Whatsapp grup, materi-materi
itu saya share jadi mereka bisa baca kapanpun dan
dimanapun.”5
b. Materi Berdasarkan Waktu
Pada pembinaan manasik haji KBIH Al-Ihsan
membuat perencanaan pembinaan dan bimbingan manasik
5 Data wawancara kepada K.H Arif Rahman Hakim, Ketua Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 25
September 2018 pukul 15:21 wib
54
haji & umroh selama 14 kali secara teori dan praktek di dua
tempat yaitu di Pasar Jumat Lebak Bulus dan di Pesantren
Al-Hidayah Rawadenok Pancoran Mas Depok.
Adapun pelaksanaan pembinaan selama di Mekkah
dilaksanakan ketika kegiatan haji sedang berlangsung dan
Pembinaan pasca haji dilakukan setelah jamaah haji tiba
kembali ke tanah air. Pelaksanaan kegiatan pembinaan
pasca haji seperti pertemuan silaturahmi dan pengajian
secara periodik 2 atau 3 bulan sekali dan dilaksanakan
bergilir dari rumah ke rumah yang lain. dan kegiatan-
kegiatan yang lain disesuaikan dengan waktu dan
keperluan.
4. Evaluasi Tempat/Sarana
Pelaksanaan pembinaan haji KBIH Al-Ihsan pada
umumnya dilakukan di dua tempat yaitu di Pasar Jumat Lebak
Bulus dan di Pesantren Al-Hidayah Rawadenok Pancoran Mas
Depok. Kegiatan berupa manasik di dukung oleh sarana dan
prasarana yang sudah disediakan oleh KBIH Al-Ihsan seperti
terdapat miniatur ka’bah yang dibangun secara permanen, alat
peraga untuk sofa dan marwah serta proyektor dan layarnya.
Sedangkan untuk kegiatan pasca haji, seperti disampaikan
K.H Arif Rahman Hakim : “Kalau pasca itu dengan sisi
berbeda tidak dengan pembelajaran secara khusus jadi pasca
itu misalnya acara tasyakuran yang menjadi acara pertama
setelah haji, ada jamaah haji yang punya rumah di puncak, jadi
55
kami mengadakan acara di sana tapi pada umumnya di sini
(rumah K.H Arif Rahman Hakim).”6
B. Evaluasi Proses
Evaluasi proses memfokuskan diri pada aktivitas program
yang melibatkan interaksi langsung kepada klien (jamaah) dan
staf pelaksana. Evaluasi ini untuk menilai bagaimana proses
kegiatan yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana
yang telah dirumuskan.
Evaluasi proses ini diawali dengan analisis dari sistem
pemberian layanan dari suatu program. Adapun indikator dalam
evaluasi proses pembinaan jamaah haji yaitu metode, waktu
pelaksanaan, materi pembinaan dan lokasi.
Maka untuk mengetahui evaluasi proses dalam pembinaan
jamaah haji yang telah dilaksanakan di KBIH Al-Ihsan meliputi
proses bimbingan manasik haji, proses pembinaan saat
pendampingan jamaah haji di tanah suci, serta proses pembinaan
pasca haji yang telah ditetapkan oleh KBIH Al-Ihsan yaitu :
Evaluasi proses diawali dengan pembinaan jamaah pada saat
masih di tanah air yaitu saat bimbingan manasik haji. Bimbingan
manasik haji yang diberikan oleh KBIH Al-Ihsan adalah
sebanyak 14 kali dengan materi manasik haji telah di rumuskan
dan dijadwalkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
Kementrian Agama.
6 Data wawancara kepada K.H Arif Rahman Hakim, Ketua Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 25
September 2018 pukul 16:10 wib
56
Metode penyampaian bimbingan manasik haji yaitu berupa
ceramah, tanya jawab, diskusi, simulasi, dan praktek. Adapun
praktek yang dilakukan baik itu praktek ibadah seperti misalnya
tawaf dan sa’i, praktek memakai kain ihrom ataupun praktek
membaca doa-doa ketika haji. selain itu terkadang pembimbing
membuat permainan cerdas cermat sebagai tolak ukur
pemahaman jamaah terhadap materi yang sudah diberikan.
Materi manasik haji di KBIH Al-Ihsan berupa bimbingan
manasik haji, panduan perjalanan haji, hikmah ibadah haji, sholat
wajib dan sunah, pengertian dan pengenalan tempat-tempat
ziarah, fadhilah sholat wajib dan sholat sunah di Mekah dan
Madinah, doa-doa manasik haji, praktek ibadah, serta
pengetahuan bahasa Arab.
Pelaksanaan kegiatan manasik haji dilakukan di yayasan
KBIH Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan dan Pondok
Pesantren Al-Hidayah Rawadenok. Namun jika terdapat opsi atau
tawaran tempat lain seperti di vila atau aula milik salah satu
jamaah maka akan dipertimbangkan. Jamaah sering kali
menawari tempat untuk kegiatan bimbingan manasik haji agar
mendapatkan suasana baru dan tidak monoton.7
Fasilitas yang dimiliki oleh KBIH Al-Ihsan adalah berupa
buku panduan, miniatur Ka’bah, alat peraga untuk sofa dan
marwah serta memiliki proyektor dan layarnya guna mendukung
berjalanannya proses bimbingan manasik haji.
7 Data wawancara kepada K.H Arif Rahman Hakim, Ketua Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 06
November 2018 pukul 14:54 WIB
57
Evaluasi proses yang kedua yakni pada saat pendampingan
jamaah haji di tanah suci. Adapun pembinaan saat pelaksanaan
ibadah haji adalah berupa pendampingan. Pendampingan yang
dilakukan disesuaikan dengan keadaan di tanah suci. Semua
kegiatan yang dilakukan di Arab Saudi baik di Mekkah ataupun
Madinah selalu dalam pengawasan pembimbing dan
mendapatkan pembinaan dari para pembimbing.
Selain itu pembimbing akan terus mengingatkan jamaah
agar senantiasa menjaga adab ketika di tanah suci. Pembimbing
memiliki kewajiban mengingatkan jamaah apa saja yang boleh
dilakukan dan apa yang tidak boleh, dalam tujuannya
mengingatkan jamaah bahwa haji bukan soal selesai melakukan
semua kegiatan ibadahnya, tapi bagaimana mendapatkan
kemabruran. Kemudian pembimbing juga terus menuntun jamaah
dalam hal ritual ibadah, dalam hal larangan dan kewajiban
ataupun dalam hal doa-doa.8
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan
jamaah haji selama di Mekkah antara lain : Thawaf Qudum dan
umroh, ibadah di masjidil haram, pemotongan hewan qurban,
ziarah ke jabal tsur, jabal nur, jabal rahmah, dan ARMINA
(ARAFAH-MINA), umroh sunah Miqot dan Tan’im, membayar
DAM karena melakukan haji Tamattu, Tausiyah, wukuf,
melontar jumroh ula, wustho, dan aqobah, ceramah agama
8 Data wawancara kepada Hj Ida Farida, Anggota Yayasan Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 08 November 2018
pukul 16:15 WIB
58
tentang fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah), belanja oleh-
oleh, Thawaf Wada, dan Tahullul.
Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan jamaah
selama di Madinah antara lain : sholat Arba’in, ziarah ke makam
nabi Muhammad SAW, pemakaman baqi’, ziarah ke masjid
Quba, Qiblatain dan jabal uhud, Tausiah agama, berkunjung ke
percetakan Al-Quran, dan belanja oleh-oleh.9
Kemudian yang terakhir adalah evaluasi proses pembinaan
pasca haji. Pada tahapan inilah seorang jamaah dituntut agar
mampu menjaga kemabruran hajinya. Proses ini sering kali
dilewati oleh beberapa jamaah karena dirasa ketika selesai
mengerjakan haji maka selesai juga rangkaian proses
pembinaannya. Akan tetapi KBIH Al-Ihsan terus menghimbau
jamaah untuk mengikuti kegiatan pembinaan pasca haji sebagai
penyempurna proses pembinaan dan juga penyempurna ibadah
haji.
Untuk tetap menjaga para alumni haji agar mengikuti
rangkaian kegiatan pembinaan pasca haji maka seluruh staff
KBIH Al-Ihsan berusaha menjaga komunikasi dan silaturahmi
dengan para alumni jamaah haji. Komunikasi dilakukan dengan
persuasif agar jamaah tergerak mengikuti kegiatan pembinaan
pasca haji.
Kegiatan pasca haji dilakukan dengan menggunakan
metode yang sama dengan bimbingan manasik haji yaitu berupa
9 Data wawancara kepada K.H Arif Rahman Hakim, Ketua Yayasan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ihsan pada tanggal 31 Juli 2018
pukul 16:22 wib
59
ceramah, tanya jawab, diskusi, simulasi, dan praktek. Namun ada
beberapa perbedaan seperti pemateri dalam proses pembinaan ini
tidak hanya seorang pembimbing haji namun pemateri lain yang
dinilai memiliki kemampuan dalam hal agama sehingga dapat
menuntun jamaah menjaga kemabruran hajinya.
Adapun metode praktek dalam hal ini tidak seperti pada
proses bimbingan manasik haji. Jika dalam proses manasik haji
praktek yang dilakukan berupa tata cara pelaksanaan ibadah haji,
memakai kain ihrom ataupun doa-doa, maka dalam proses
pembinaan pasca haji praktek lebih ditekankan pada ibadah-
ibadah yang lain.
Materi pembinaan pasca haji di KBIH Al-Ihsan berupa
materi-materi umum tentang keagamaan yang bukan hanya
mengenai ibadah haji melainkan mengenai ibadah yang lainnya.
Materi pembinaan pasca haji ini dapat disesuaikan dengan
kondisi dan juga tema dari pertemuan yang dilakukan.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan pasca haji dilakukan di
yayasan KBIH Al-Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan dan Pondok
Pesantren Al-Hidayah Rawadenok. Sama halnya dengan
bimbingan manasik haji yaitu KBIH Al-Ihsan akan menerima
usulan dari jamaah terkait tempat pelaksanaan pembinaan.
Pelaksanaan pertemuan bulanan dilaksanakan di rumah jamaah
dan bergantian setiap bulannya. Sedangkan pertemuan secara
umum para alumni haji baik itu kegiatan hari besar islam atau
kegiatan halal bihalal dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-
Hidayah Rawadenok. Kegiatan wisata rohani atau ziarah ke
60
makam para wali biasanya akan disepakati bersama terkait lokasi
tujuan oleh ketua KBIH Al-Ihsan dan para alumni jamaah haji.
C. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil ini merupakan evaluasi yang diartikan pada
keseluruhan dampak atau hasil dari suatu program terhadap
penerima layanan.
1. Analisis Pencapaian Tujuan dalam Pembinaan Jamaah
Haji
Berdasarkan uraian yang terdapat sebelumnya mengenai
pembinaan jamaah haji bahwa KBIH Al-Ihsan memiliki
program pembinaan manasik haji, pelaksanaan haji dan pasca
haji yang dilakukan secara berkala. Seluruh kegiatan
pembinaan sudah direncanakan dengan membuat jadwal-
jadwal pembinaan.
Kegiatan-kegiatan pembinaan yang dilakukan pasti
mempunyai tujuan-tujuan. Maka tujuan dari pembinaan
jamaah haji adalah untuk melanggengkan kemabruran haji dan
untuk mendapatkan mabrur itu ada 3 tahapan yang perlu
dilalui jamaah yang pertama melalui pembinaan manasik haji
yang memberikan jamaah bekal ilmu untuk menjalankan
ibadah haji. kedua, ada saat pelaksanaan haji agar hajinya
betul-betul sesuai dengan ajaran kemudian yang ketiga adanya
pembinaan pasca haji guna memperkuat kerohanian.
Kegiatan evaluasi senantiasa dilakukan oleh KBIH Al-
Ihsan sebagai upaya perbaikan dari tahun ke tahun.
Memanfaatkan media sosial dan melalui jaringan telepon
61
maka KBIH Al-Ihsan dapat berdialog dengan jamaah.
Kemudian dialog dengan jamaah juga dilakukan saat staff
KBIH Al-Ihsan melakukan kunjungan ke rumah beberapa
jamaah. Dengan kegiatan dialog tersebut KBIH Al-Ihsan
mendapatkan hal-hal yang perlu di evaluasi serta mendapatkan
keluhan dan masukan dari jamaah.
Tujuan lain dari pembinaan tersebut adalah agar jamaah
haji dapat mengamalkan pesan moral yang diperoleh ketika
berhaji dengan merefleksikannya dalam keseharian dan di
lingkungan sekitar. Jamaah haji dapat memberikan motivasi
kepada masyarakat agar senantiasa berusaha menyempurnakan
keimanan.
Kegiatan pembinaan jamaah haji juga dapat
menumbuhkan rasa toleransi dan kepedulian kepada sesama
jamaah dengan saling membantu baik memberikan informasi
ataupun bantuan secara fisik. Salah satu contoh dari saling
membantu adalah ketika terdapat seorang jamaah yang sudah
berusia 75 tahun dan beliau berangkat haji tanpa keluarganya
tetapi jamaah tersebut merasa terbantu oleh rekan-rekannya
dalam setiap rangkaian kegiatan.
Dan analisis dari hasil pencapaian pelaksanaan pembinaan
jamaah haji yaitu setiap rangkaian pembinaan yang dilakukan
telah mencapai apa yang direncanakan dan apa yang telah
ditentukan. Setiap rangkaian pembinaan berjalan dengan
lancar serta mampu memberikan bimbingan dan pemahaman
sehingga jamaah dapat memahami hikmah dari ibadah haji.
62
2. Upaya-upaya Perbaikan
KBIH AL-Ihsan terus berupaya melakukan perbaikan-
perbaikan dari berbagai sisi untuk memberikan kenyamanan
jamaah haji dalam kegiatan pembinaan seperti perbaikan dari
sisi sarana dan administrasi serta menambah jumlah pemberi
materi. Terus berupaya menjalin hubungan baik dengan
Kementrian Agama khususnya Kementrian Agama wilayah
Jakarta Selatan baik secara personal ataupun secara
kelembagaan.
63
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mencermati pemaparan hasil dan analisis yang
dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembinaan jamaah haji di KBIH Al-Ihsan adalah
upaya dalam membina jamaah melanggengkan kemabruran
haji dengan memberikan pembinaan 3 tahapan yang perlu
dilalui jamaah yang pertama melalui pembinaan manasik haji
yang memberikan jamaah bekal ilmu untuk menjalankan
ibadah haji. kedua, ada saat pelaksanaan haji agar hajinya
betul-betul sesuai dengan ajaran kemudian yang ketiga adanya
pembinaan pasca haji guna memperkuat kerohanian.
2. Dalam hal evaluasi pembinaan jamaah KBIH Al-Ihsan, dapat
disimpulkan bahwa :
a. Evaluasi jamaah haji memiliki latar belakang usia yang
berbeda-beda. Namun rata-rata jamaah berkisar antara usia
40-60 tahun dan terdapat pula jamaah yang berusia 61-80
tahun sedangkan hanya satu jamaah muda yang berusia 24
tahun. Hal ini membuat jamaah sedikit kesulitan dalam
mengikuti rangkaian kegiatan yang memerlukan tenaga
karena rata-rata jamaah berusia lanjut. Sedangkan dari segi
pendidikan, jamaah KBIH Al-Ihsan keseluruhannya telah
melewati jenjang pendidikan sekolah menengah atas dan
beberapa merupakan sarjana. Hal ini membuat jamaah
64
lebih mudah memahami materi dan lebih kritis untuk
menyampaikan pertanyaan pada hal-hal yang belum di
mengerti.
b. Evaluasi pembimbing dilihat dari latar belakang
pendidikan dan profesi sudah sangat profesional dan sesuai
standar yang ditetapkan KBIH Al-Ihsan dalam upayanya
membina jamaah haji. Pembimbing fokus dalam seluruh
rangkaian pembinaan mulai dari manasik haji,
membimbing saat di tanah suci serta kegiatan-kegiatan
pasca haji.
c. Untuk evaluasi materi berdasarkan metode untuk
pembinaan manasik haji, pelaksanaan haji dan pasca haji
yang dilakukan KBIH AL-Ihsan berupa metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, simulasi, dan praktik. Dan
berdasarkan waktu sesuai dengan standar 14 kali
pertemuan manasik dan berbagai kegiatan pembinaan yang
disesuaikan. Seluruh kegiatan pembinaan dijadwalkan
dengan baik untuk kenyamanan jamaah.
d. Evaluasi tempat dan sarana pembinaan di KBIH Al-Ihsan
dilakukan di dua tempat yaitu di Pasar Jumat Lebak Bulus
dan di Pesantren Al-Hidayah Rawadenok Pancoran Mas
Depok dengan di dukung adanya miniatur Ka’bah
permanen dan alat peraga yang sudah cukup layak untuk
digunakan manasik haji.
e. Evaluasi proses yang dilakukan KBIH Al-Ihsan dimulai
dari pembinaan manasik haji baik secara teori dan praktek
pada saat melaksanakan bimbingan manasik haji,
65
memberikan pelayanan dan pendampingan pada saat
rangkaian kegiatan di Mekkah dan Madinah dan yang
terakhir pembinaan pasca haji dengan merencanakan
program-program yang bermanfaat guna melanjutkan
pembinaan terhadap jamaah haji pasca pelaksanaan ibadah
haji agar jamaah dapat terus menjaga kemabruran hajinya.
B. Saran
Berdasarkan hasil pemaparan yang penulis cantumkan di
atas dan dari hasil data yang penulis temukan dengan ini penulis
berikan saran kepada KBIH Al-Ihsan dalam pelaksanaan
pembinaan jamaah haji yang mudah-mudahan bermanfaat.
Adapun saran-sarannya sebagai berikut :
1. Menambah jumlah staff terutama untuk menyusun
administrasi di KBIH Al-Ihsan. Agar seluruh data jamaah
setiap tahunnya dapat disusun dengan rapih.
2. Kepada jamaah Al-Ihsan agar mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan pembinaan dari pembinaan manasik sampai
pembinaan pasca haji sebagai upaya melanggengkan
kemabruran haji dan memperkuat kerohanian.
viii
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Firman B, S Martin, Perencanaan dan Evaluasi (Jakarta:
Bumi Aksara, 1990) Cet. 3
Ali, Muhammad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern
(Jakarta: Pustaka Amani, 1973), Cet. 1
Ardani, M, Fikih Ibadah Praktis (Ciputat: Bumbu Dapur
Communications – PT Mitra Cahaya Utama, 2008)
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012)
Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan (Jakarta: PT
Bina Aksara, 1998) Cet .1
Athoillah, Anton Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Pustaka
Setia, 2010) Cet 1
Ayub, Moh, E, dkk, Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani
Press, 1996)
Hilali, Majdi, 38 Sifat Generasi Unggulan (Jakarta: Gema Insani
Press, 1999)
Irawan, Elly, dkk, Pengembangan Masyarakat (Jakarta:
Universitas Terbuka, 1995)
Kementerian Agama RI (Ditjen Penyelenggaraan Haji dan
Umroh),Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, Jakarta
Kementrian Agama RI. 2009.Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta: Bidang
Penyelenggaraan Haji, Zakat dan Wakaf.
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya,2004)
ix
M Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) edisi 1 Cet 3
M. Basyuni, Muhammad, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta:
FDK Press, 2008)
Muis, Andi, Abdul. Komunikasi Islam. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2001) cet. ke-1.
Nawawi, Hadari, Evaluasi dan Manajemen Kinerja di
Lingkungan Perusahaan dan Industri (Yogyakarta:
Gadjah Mada Universitas Press, 2006)
Nidjam, Achmad dan Hanan Alatief, Manajemen Haji: Studi
Kasus dan Telaah. Implementasi Knowledge Wokers
(Jakarta: Zikrul Hakim 2001) Cet. 1
Prisma Creative, Risalah Penyubur Iman (Jakarta: Prisma
Creative, 2007)
Proposal Permohonan Perpanjangan Izin Operasional KBIH Al-
Ihsan Lebak Bulus Jakarta Selatan tahun 2017
Rahmat, Jalaludin, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2002)
S.Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung:
Tarsito,2003)
Syamsu Nazwar, Al-qur’an tentang Mekkah dan Ibadah Haji,
(Jakarta: Ghalia Indonesia)
Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2000), cet. 1
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua,
(Jakarta : balai pustaka, 1995) Cet 4
x
Torang, Syamsir, Organisasi & Manajemen (Bandung: Alfabeta,
2014)
Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji, Pasal 6, Diterbitkan oleh Kementrian Agama
pada tahun 2008
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi
Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008)
INTERNET
http://m.facebook.com/kbih.alihsan di akses pada tanggal 15
september 2018, pukul 14:54 wib
http://nurhasanahsanah.blogspot.co.id/2003/12/evaluasi.html di
akses pada tanggal 24 september 2018, pukul 15:35 wib
BUKTI WAWANCARA
Narasumber : H Musthafa Kamil, SE
Jabatan : Sekretaris Yayasan KBIH Al-Ihsan
Hari, Tanggal : Senin, 27 Agustus 2018
Waktu : 15:40 WIB sampai selesai
Tempat : Yayasan KBIH Al-Ihsan
Poin-poin wawancara :
- Tanya (T)
- Jawab (J)
1. T : Bagaimana pelaksanaan pembinaan di KBIH Al-Ihsan ?
J : Jadi KBIH Al-Ihsan itu memberikan pelayanan kepada
jamaah calon haji sebelum haji dalam bentuk manasik 14 kali
pertemuan, saat di tanah suci memberikan bimbingan dan itu
ada pendampingan. Meskipun terkadang saya sendiri karena
menyangkut porsi tidak masuk tetap marger dengan kawan
(KBIH lain) yang pembimbingnya berangkat jadi di sana tetap
dapat pelayanan bimbingan. Kemudian pasca diantaranya
kemarin melakukan syukuran haji dan diputarkan video juga
ada tausiah jadi dalam rangka menjadikan para haji itu
mengingat kenangan haji untuk melanggengkan kemabruran
haji termasuk ada program ziarah untuk menjalin silaturahmi
juga untuk melanggengkan kemabruran dan memperkuat
kerohanian. Hal-hal semacam itu menjadi salah satu bentuk
pelayanan untuk jamaah haji mulai dari manasik, pelaksanaan
haji dan pasca haji.
2. T : Bagaimana sarana prasarana dan tempat yang disediakan di
KBIH Al-Ihsan ?
J : Pertama ada miniatur Ka’bah, itu permanen dan itu juga
menjadi semacam memberikan sentuhan baik kepada jamaah
haji, alumni maupun calon jamaah dan masyarakat dengan
melihat miniatur Ka’bah dan dapat mengingat sebagai kiblat
umat muslim. Itu kita jadikan media sarana sebagai miniatur
Ka’bah, sementara untuk sofa dan marwah kita pakai alat
peraga. Juga terkadang kita membuat miniatur Ka’bah yang
tidak permanen yang ukurannya sedikit lebih besar. Ketika di
akhir biasanya kita pakai secara keseluruhan itu di asrama haji
Pondok Gede. Serta kita juga mempunyai proyektor dan
layarnya sebagai sarana.
3. T : Bagaimana perencanaan pembinaan ke depan ?
J : Pertama apa yang sudah baik kita pertahankan bahkan
upaya untuk ditingkatkan dan masukan dari jamaah itu
menjadi evaluasi untuk tahun ke depan agar lebih
meningkatkan dari sisi mengupayakan kehadiran jamaah untuk
kegiatan-kegiatan. Mengoptimalkan media-media sosial secara
khusus untuk komunikasi kepada jamaah.
BUKTI WAWANCARA
Narasumber : K.H Arif Rahman Hakim
Jabatan : Ketua Yayasan KBIH Al-Ihsan
Hari, Tanggal : Selasa, 25 September 2018
Waktu : 15:20 WIB sampai selesai
Tempat : Pondok Pesantren Al-hidayah
Poin-poin wawancara :
- Tanya (T)
- Jawab (J)
1. T : Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
pembinaan di KBIH Al-Ihsan ?
J : Faktor pendukungnya pembinaan dari sisi penyampaian
materi kita jelas menyesuaikan dengan kondisi perkembangan
zaman. Kita pakai dengan istilah AVA (Audio Visual Aids)
jadi pakai proyektor, pakai screen, pakai suara. Saat manasik
kita bagi dua ada dalam bentuk teori dan ada dalam bentuk
praktek. Prakteknya itu keseluruhan ketika di asrama haji
Pondok Gede. Kedua praktek untuk tawaf di sini yang
memang ada bangunan permanen dan yang ketiga kita
menggunakan media-media sosial. Jadi materi-materi itu di
samping disampaikan saat manasik melalui tatap muka juga
melalui Facebook dan Whatsapp grup jadi materi-materi itu
saya share jadi mereka bisa baca. Bahkan pernah ada yang
bilang ke saya “pak ustad saya lebih senang baca materi di
hape daripada di buku” itu makanya di Facebook ada materi-
materi manasik baik dalam bentuk foto maupun video. Itu
semua merupakan upaya-upaya untuk mendukung proses
pemahaman manasik untuk lebih baik karena kita punya KBIH
ini ingin menjadikan jamaah itu memiliki kemandirian.
2. T : Apa makna dari usaha pembinaan yang KBIH Al-Ihsan
lakukan selama ini ?
J : Maknanya bahwa mereka itu ketika di tanah suci tidak
bergantung 100% kepada pembimbing. Jadi ada kemandirian,
maknanya apa ? dia bisa bertawaf sunah sendiri jadi tidak
bergantung bahkan bisa baca doa sendiri jadi pembimbing bisa
menjadi hanya fasilitator mediator. Itu jadi biar jamaah ada
kemandirian haji. Kemudian ada silaturahmi dan itu punya
nilai yang efeknya sangat bagus terbukti ada jamaah yang
sudah tua umurnya 75 tahun dia berangkat sendiri tidak
dengan keluarganya tapi dia merasa terbantu oleh rekan-
rekannya. Karena dibantu 14 kali pertemuan itu bukan hanya
dapat ilmu tapi kekeluargaannya terbentuk silaturahmi nah di
situ sebetulnya inti dari pertemuan manasik itu bukan semata-
mata dapat ilmunya saja. Tapi bisa silaturahmi sehingga
terbentuk jiwa kekeluargaannya jadi Diana saling bantu dan
setelah selesai (pasca haji) ada grup Whatsapp hajinya itu
mereka saling membuka candaan, saling mengingat jadi
seperti keluarga, jadi betul-betul menganggap saya (jamaah)
ke sana tidak sendiri.
3. T : Apa saja yang menjadi faktor penghambat pembinaan di
KBIH Al-Ihsan ?
J : Faktor-faktor yang menjadi penghambat itu ada beberapa
jamaah yang manasik memang sering kali tidak hadir. Jadi
ketika di sana memiliki pengaruh seperti hubungan interaksi
dengan jamaah lain tidak dekat. Kemudian yang kedua dari
segi ilmu juga itukan kurang. Yang ketiga akhirnya membuat
terkadang itu rasa tasamuh toleransinya itu sedikit berkurang.
Satu sisi ketidakhadiran itu bisa saya maklumi misalnya
karena kesibukan atau karena kurang memang ketidak ada
sungguhan itu yang membuat faktor itu sedikit menghambat
dalam proses membentuk kekeluargaan sesama jamaah.
4. T : Bagaimana rencana untuk mengatasi faktor penghambat
yang ada?
J : Saya ingin membuat sebuah absen tapi dalam hal ini kita
tidak dapat menyatakan misalnya jamaah banyak tidak
hadirnya tidak boleh berangkat pergi haji. kita tidak bisa
seperti itu, kita tidak punya wewenang karena ini bukan
masalah naik kelas atau tidak persoalannya seperti itu, itu
salah satunya. Bagaimana caranya ke depan ? memang selalu
saya share (via Facebook dan Whatsapp) selalu ada
komunikasi terus agar jangan sampai terlalu banyak tidak
hadir. Kemudian buku pedoman itu kita sudah siapkan di
samping buku yang dari Kementrian Agama juga ada CD yang
berisi manasik haji jadi ada audio visual jadi bisa mendengar
dan melihat ketika tawaf, sa’i dan lain-lain. saya juga
membuat video dokumentasi agar jamaah selanjutnya bisa
melihat proses haji dari foto-foto saya satukan menjadi video.
5. T : Adakah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan berbeda
dengan pembinaan pada umumnya ?
J : Tentu ada, seperti manasik yang dilakukan outdoor satu
malam di Mega Mendung kegiatan sesungguhnya adalah
manasik tapi manasik yang berbeda. Ada game, cerdas cermat,
jadi kita sudah programkan dan itu ternyata lebih efektif.
Ternyata mereka kekeluargaannya lebih akrab karena
menginap dan penyampaian materi dengan cerdas cermat
dibuat kelompok cerdas cermat dengan nama-nama terkait haji
seperti Muzdalifah, Mina dan lain-lain. juga ada yang lain
untuk menumbuhkan kekeluargaan ada permainan dan ketika
malam ada bangun malam dan renungan malam. Sholat
tahajud dan subuh berjamaah. Jadi kegiatan manasik haji
menjadi tidak monoton. Kemudian ketika kegiatan pasca haji
kami mengadakan sukuran ada tausiah dan silaturahmi. Ini ada
jamaah haji yang punya rumah di Puncak jadi mengadakan di
Puncak.
Pendaftaran Haji di Kantor Wilayah Kementrian Agama
Jakarta Selatan
Kegiatan Manasik Haji
Ziarah ke Makam Para Wali
Ziarah ke Makam Para Wali
Kegiatan Halal Bihalal Alumni Jamaah Haji
Manasik Haji dengan Cerdas Cermat
Kegiatan Manasik Haji
Jamaah Haji di Tanah Suci