evaluasi penatalaksanaan kasus kelainan … · evaluasi penatalaksanaan kasus kelainan hematologi...
TRANSCRIPT
EVALUASI PENATALAKSANAAN KASUS KELAINAN HEMATOLOGI
PADA KEMOTERAPI KANKER PARU-PARU DI RSUP Dr.SARDJITO
YOGYAKARTA TAHUN 2008
( Kajian Anemia, Trombositopenia dan Netropenia)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Yosafat Reno Ogata
NIM : 068114009
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
EVALUASI PENATALAKSANAAN KASUS KELAINAN HEMATOLOGI
PADA KEMOTERAPI KANKER PARU-PARU DI RSUP Dr.SARDJITO
YOGYAKARTA TAHUN 2008
( Kajian Anemia, Trombositopenia dan Netropenia)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Yosafat Reno Ogata
NIM : 068114009
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN Life continues.... Be like fireworks, Enlighten the dark sky and turn everyone’s emotion into happiness You form the pattern of you. Make yourself beautiful and people will stare amazingly to you, Because, life is too short for fireworks…
_Enjoy life, because life is phenomenal It’s a magnificent trip_
Kupersembahkan karyaku ini untuk : Tuhan Yesus Kristus... Papah dan mamah tercinta... Adek tersayang... Almamaterku...
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat,
rahmat, tuntunan serta penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Evaluasi Penatalaksanaan Kasus Kelainan
Hematologi Pada Kemoterapi Kanker Paru-Paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
Tahun 2008”. Sripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
kesarjanaan Strata Satu (S1) Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan, doa, saran dan motivasi hingga
terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada :
1. Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk melakukan penelitian di RSUP Dr. Sardjito.
2. Bapak dan Ibu di Bagian Rekam Medik RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta yang
telah membantu kelancaran proses pengambilan data.
3. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing dan penguji yang
telah memberikan bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Ibu Maria Wisnu Donowati , M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu dr.Fenty, M.Kes., SP.PK selaku dosen penguji yang telah memberikan
vii
saran demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Papa dan mamaku tercinta atas kasih sayang, doa, dan motivasi yang telah
diberikan.
7. Adekku tercinta atas perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan.
8. Sita, teman seperjuangan yang telah memberikan saran, motivasi dan
kebersamaan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
9. Ina yang telah memberikan dukungan, doa dan perhatian selama ini.
10. Alfa dan Bagas yang telah memberikan saran, motivasi dan kebersamaannya
selama ini, persahabatan yang indah.
11. Bayu, Boim, Robbi, Adit, Shinta, Lulu, Nia, Dissa, Nimoo, Vica, Lyl, Mew
atas kebersamaan dan dukungannya.
12. Winny, Yuni dan Switi atas persahabatan dan dukungan selama ini.
13. Teman-teman FKK 2006 atas kebersamaannya.
Penulis menyadari bahwa skipsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Yogyakarta, 13 Januari 2010
Penulis
viii
INTISARI
Kemoterapi merupakan salah satu upaya pengobatan pada kanker. Penatalaksanaan kemoterapi pada pasien kanker paru-paru dapat menimbulkan beberapa efek samping diantaranya adalah kelainan hematologi seperti anemia, trombositopenia dan netropenia. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai profil pasien kanker paru-paru yang meliputi umur, stadium, penyakit penyerta dan riwayat merokok, profil pengobatan pada pasien kanker paru yang meliputi kelas terapi, golongan dan jenis obat, adanya DRPs dan dampak pasien kanker paru –paru yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito tahun 2008 setelah menjalani perawatan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif dan menggunakan metode retrospektif. Bahan penelitian menggunakan data rekam medik pasien kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari 26 kasus kelainan hematologi, paling banyak pada usia 60-69 tahun dengan persentase 53%, dan pada stadium IV dengan persentase 49%. Terdapat 3 kasus hipertensi sebagai penyakit penyerta dan persentase merokok 7,7%. Dari 26 kasus kelainan hematologi ditemukan 4 kasus DRPs yang meliputi 3 kasus butuh tambahan terapi, dan 1 kasus obat tidak tepat/salah. Dampak pasien kanker paru-paru setelah menjalani perawatan yaitu belum sembuh 11,5% dan membaik 88,5%.
Kata kunci : kanker paru, anemia, trombositopenia, netropenia, DRPs
x
ABSTRACT
Chemotherapy is one of the efforts in cancer treatments. Chemotherapy treatments to lungs cancer patients may cause some effects. One of them is hematology abnormality like anemia thrombocytopenia, and netropenia. This research will discuss the profile of lungs cancer patients covering the age, stadium, other disease, and smoking history, the profile of treatments to lungs cancer patients covering therapy classes, groups, and medicines, DRPs possibility and the effects to lungs cancer patients who were taken care in RSUP Dr. Sardjito in 2008 after the treatments. This research is a non-experimental research which used descriptive-evaluative framework and employed retrospective methods. The research material was medical record data of lungs cancer patients in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta in 2008. The result shows that from 26 cases of hematology abnormality, the highest population occurs in patients which the ages ranges from 60-69 years old with the total of percentage reaches 53%. From 26 cases, 46% were classified in the fourth stadium. The result also shows 3 hypertension cases as following disease and percentage of smoking 7,7%. From 26 cases of hematology abnormality, the researcher found 4 DRPs cases which show 3 cases which need for additional drug, and 1 case of wrong drug. The effects to the patients after treatments are 11,5% patients were not recover yet and 88,5% patients were getting better. Keywords: lungs cancer, anemia, thrombocytopenia, netropenia, DRPs
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ix
INTISARI ........................................................................................................ x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I PENGANTAR....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
1. Permasalahan .......................................................................................... 2
2. Keaslian Karya ....................................................................................... 3
3. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
B. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
1. Tujuan Umum ......................................................................................... 4
2. Tujuan Khusus ......................................................................................... 4
xii
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .............................................................. 6
A. Kanker Paru ................................................................................................ 6
1. Anatomi dan fisiologi paru-paru ............................................................ 6
2. Definisi kanker paru-paru ........................................................................ 7
3. Epidemiologi .......................................................................................... 8
4. Etiologi .................................................................................................... 8
5. Tanda dan gejala ..................................................................................... 9
6. Klasifikasi dan Stadium .......................................................................... 9
7. Diagnosis ................................................................................................ 11
8. Prognosis ................................................................................................ 11
B. Kemoterapi dan Efek Samping Kemoterapi ............................................... 11
C. Anemia ........................................................................................................ 12
1. Pengertian .............................................................................................. 12
2. Penyebab ................................................................................................ 13
3. Penanganan ............................................................................................ 13
D. Trombositopenia ......................................................................................... 13
1. Pengertian .............................................................................................. 13
2. Penyebab ................................................................................................ 14
3. Penanganan ............................................................................................ 14
E. Netropenia .................................................................................................. 14
1. Pengertian .............................................................................................. 14
2. Penyebab ................................................................................................ 15
3. Penanganan ............................................................................................ 16
xiii
F. Drug Related Problems ............................................................................. 16
1. Tidak perlu obat ..................................................................................... 16
2. Butuh tambahan obat ............................................................................. 17
3. Obat salah .............................................................................................. 17
4. Dosis berlebih ......................................................................................... 17
5. Dosis kurang .......................................................................................... 17
6. Adverse Drug Reaction ........................................................................... 17
7. Ketidaktaatan pasien ............................................................................... 18
G. Keterangan Empiris ................................................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 19
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 19
B. Definisi Operasional ................................................................................... 19
C. Subyek Penelitian ....................................................................................... 21
D. Bahan Penelitian ......................................................................................... 21
E. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 22
F. Tata Cara Penelitian ................................................................................... 22
G. Analisis Hasil .............................................................................................. 23
H. Kesulitan Penelitian ................................................................................... 25
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 26
A. Profil Pasien Kanker Paru-paru .................................................................. 26
1. Persentase jumlah pasien kanker paru-paru berdasarkan interval umur. 26
2. Persentase jumlah pasien kanker paru-paru berdasarkan stadium .......... 27
3. Jenis dan jumlah penyakit penyerta pada pasien kanker paru-paru ........ 28
xiv
4. Persentase riwayat merokok pada kasus kanker paru-paru.................... 28
B. Profil Pengobatan Kanker Paru-paru ......................................................... 29
C. Evaluasi Penatalaksanaan Kelainan Hematologi ........................................ 36
D. Drug Related Problems ............................................................................. 39
E. Dampak Pasien Kanker Paru-paru ............................................................ 41
F. Rangkuman Pembahasan ........................................................................... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 43
A. Kesimpulan ................................................................................................ 43
B. Saran ........................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 45
LAMPIRAN .................................................................................................... 47
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 85
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Klasifikasi Stadium Kanker Paru-paru .......................................... 10
Tabel II. Jenis dan jumlah penyakit penyerta pada kasus kemoterapi
kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 ................... 28
Tabel III. Golongan dan jenis obat gastrointestinal dan sistem
hepatobilier pada kasus kanker paru-paru di RSUP
Dr.Sardjito tahun 2008 …………………………………….......... 31
Tabel IV. Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskular dan
hematopoietik pada kasus kanker paru-paru di RSUP
Dr.Sardjito tahun 2008 ………………………………………….. 31
Tabel V. Golongan dan jenis obat sistem pernafasan pada kasus
kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 ………........... 32
Tabel VI. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat pada kasus
kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 ……………... 32
Tabel VII. Golongan dan jenis obat hormonal pada kasus kanker paru-
paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 ………………………….. 33
Tabel VIII. Golongan dan jenis obat antiinfeksi pada kasus kanker
paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 ................................. 33
Tabel IX. Golongan dan jenis obat kemoterapi pada kasus kanker
paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 ................................. 34
Tabel X. Golongan dan jenis vitamin dan mineral pada kasus kanker
paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 ................................. 34
xvi
Tabel XI. Golongan dan jenis nutrisi pada kasus kanker paru-paru di
RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 ………………………................... 35
Tabel XII. Golongan dan jenis lain-lain pada kasus kanker paru-paru
di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 .................................................... 35
Tabel XIII. Kejadian hematologi pada kemoterapi kanker paru-paru ........... .. 37
Tabel XIV. DRPs, obat tidak tepat pada kasus kanker paru-paru di
RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008 .................................... 39
Tabel XV. DRPs, butuh tambahan obat pada kasus kanker paru-paru
di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008 .............................. 40
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Paru-paru ………………………………………………………. 6
Gambar 2. Persentase interval umur pasien kanker paru-paru di RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008 ……………………………... 26
Gambar 3. Persentase stadium kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta tahun 2008 ………………………………………….. 27
Gambar 4. Persentase riwayat merokok pada kasus kanker paru-paru di
RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008.................................... 29
Gambar 5. Persentase kelas terapi pada kasus kanker paru-paru di
RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008 ………..................... 30
Gambar 6. Angka kejadian kelainan hematologi pada pasien kanker
paru-paru yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta tahun 2008 .................................................................. 36
Gambar 7. Persentase dampak pasien kanker paru-paru yang dirawat
di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 setelah menjalani
perawatan ..................................................................................... 41
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Kasus Kelainan Hematologi Pada Kemoterapi Kanker
Paru-Paru ................................................................................. 48
Lampiran 2. Tabel evaluasi Drug Related Problems .................................. 80
Lampiran 3. Daftar komposisi obat yang digunakan pada kasus
kemoterapi kanker paru di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
tahun 2008 ............................................................................... 83
Lampiran 4. Laporan 10 Besar Diagnosa di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. 84
xix
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel
yang berada di dalam paru-paru. Secara umum kanker paru-paru dibedakan
menjadi 2 yaitu Small Cell Lung Cancer (SCLC) dan Non Small Cell Lung
Cancer (NSCLC). American Cancer Society memperkirakan di Amerika Serikat
pada tahun 2009 terdapat sekitar 219.440 kasus baru dari kanker paru-paru
(116.090 di antara laki-laki dan 103.350 di antara wanita) dan akan ada sekitar
159.390 kematian akibat kanker paru-paru (88.900 di antara laki-laki dan 70.490
di antara wanita).
Pengobatan pada penyakit kanker paru-paru dapat dilakukan dengan cara
operasi, kemoterapi, radioterapi maupun kombinasi antara radioterapi dengan
kemoterapi. Kemoterapi pada pengobatan kanker dapat membunuh sel kanker
termasuk sel darah sehingga dapat menurunkan tingkat sel darah merah yang
menyebabkan anemia (Anonim, 2006). Pada penatalaksanaan kemoterapi, obat-
obat sitostatika mempunyai indeks terapi yang sempit dan tidak hanya menyerang
sel-sel kanker saja tetapi dapat menyerang sel-sel tubuh normal yang sifatnya
cepat membelah. Salah satu efek dari obat sitostatika ini adalah terganggunya
sistem hemopoetik yang diketahui dengan menurunnya jumlah sel darah di dalam
tubuh. Penurunan jumlah sel darah ini dapat berupa penurunan jumlah sel darah
merah, sel darah putih, dan sel trombosit. Anemia adalah keadaan dimana jumlah
1
2
sel darah merah atau jumlah sel hemoglobin dalam sel darah merah dibawah
normal. Dampak dari anemia menyebabkan rasa lelah pada pasien kanker, hal ini
akan memperburuk kualitas hidup pasien. Penurunan sel darah putih terutama
netrofil (netropenia) akan melumpuhkan respon imun sehingga mikroorganisme
dapat masuk ke dalam sirkulasi darah dan meningkatkan resiko terjadinya infeksi.
Penurunan jumlah sel trombosit akan meningkatkan resiko terjadinya pendarahan.
Berdasarkan uraian tersebut kondisi ini menarik untuk diteliti. Penelitian
ini ditekankan pada evaluasi penatalaksanaan anemia, trombositopenia dan
netropenia sehingga penelitian ini berjudul ”Evaluasi Penalaksanaan Kasus
Kelainan Hematologi Pada Kemoterapi Kanker Paru-paru di RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta Tahun 2008 (Kajian Anemia, Trombositopenia dan Netropenia)”.
Penelitian ini mengambil tempat di RSUP Dr.Sardjito karena rumah sakit
ini merupakan rumah sakit rujukan dari rumah sakit lain dan RSUP Dr.Sardjito
mempunyai pelayanan spesialis kanker terpadu sehingga terdapat kemungkinan
lebih banyak kasus yang terjadi.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana profil pasien kanker paru-paru yang mengalami kelainan
hematologi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008 yang meliputi
umur, stadium, penyakit penyerta, dan riwayat merokok?
3
b. Bagaimana profil pengobatan pada pasien kanker paru-paru yang
mengalami kelainan hematologi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun
2008 yang meliputi kelas terapi, golongan dan jenis obat?
c. Apakah ada DRPs yang meliputi :
(1). Penggunaan obat tidak perlu (unnecessary drug)
(2). Butuh tambahan obat (need for additional drug)
(3). Penggunaan obat tidak tepat/salah (wrong drug)
(4). Dosis terlalu tinggi (dosage too high)
(5). Dosis terlalu rendah (dosage too low)
(6). Interaksi antar obat (adverse drug reaction)
d. Bagaimana dampak pasien kanker paru-paru yang dirawat di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta tahun 2008 setelah menjalani perawatan?
2. Keaslian Karya
Penelitian ini merupakan penelitian hasil karya penulis sendiri dan bukan
hasil plagiat dari penelitian orang lain. Sejauh ini penelitian mengenai evaluasi
penatalaksanaan kelainan hematologi pada pasien kanker paru-paru belum pernah
diteliti. Penelitian serupa mengenai kelainan hematologi pernah dilakukan oleh
Antyaning (2007) dan Winarti (2005). Penelitian yang dilakukan Antyaning
adalah Evaluasi Penatalaksanaan Kelainan Hematologi Pasca Kemoterapi Pada
Pasien Kanker Payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta Tahun 2005
sedangkan penelitian yang dilakukan Winarti adalah Evaluasi Penatalaksanaan
Netropenia dan Anemia Pada Kasus Kanker Leher Rahim di Rumah Sakit Panti
4
Rapih Yogyakarta Periode Tahun 2004. Perbedaan dengan kedua penelitian
sebelumnya terletak pada jenis kanker yang diteliti dan tahun penelitian.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
pendukung dalam proses terapi pada pasien kanker paru-paru di RSUP Dr.
Sardjito sehingga mutu pelayanan yang diberikan akan semakin meningkat.
b. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi khususnya
kerasionalan penatalaksanaan kelainan hematologi dalam proses terapi pada
pasien kanker paru-paru.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penatalaksanaan kasus
kelainan hematologi pada kemoterapi kanker paru-paru yang dirawat di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta pada tahun 2008.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui profil pasien kanker paru-paru yang mengalami kelainan
hematologi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008 yang meliputi
umur, stadium, penyakit penyerta, dan riwayat merokok.
b. Mengetahui profil pengobatan pada pasien kanker paru-paru yang
mengalami kelainan hematologi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun
2008 yang meliputi kelas terapi, golongan dan jenis obat.
5
c. Mengetahui adanya DRPs yang meliputi :
(1). Penggunaan obat tidak perlu (unnecessary drug)
(2). Butuh tambahan obat (need for additional drug)
(3). Penggunaan obat tidak tepat/salah (wrong drug)
(4). Dosis terlalu tinggi (dosage too high)
(5). Dosis terlalu rendah (dosage too low)
(6). Interaksi antar obat (adverse drug reaction)
d. Mengetahui dampak pasien kanker paru-paru yang dirawat di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta tahun 2008 setelah menjalani perawatan.
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kanker Paru-paru
1. Anatomi dan Fisiologi Paru-paru
Gambar 1. Paru-paru (Anonim, 2007)
Paru-paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan
(respirasi) yaitu proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik
napas, melalui saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong
udara) O2 akan ditranfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir antara
lain sel sel darah merah untuk dibawa ke sel-sel sel di berbagai organ tubuh lain
sebagai energi dalam proses metabolisme. Pada tahap berikutnya setelah
metabolisme maka sisa-sisa metabolisme itu terutama karbondioksida (CO2) akan
6
7
dibawa darah untuk dibuang kembali ke udara bebas melalui paru-paru pada saat
membuang napas (Syahruddin, 2006).
2. Definisi kanker paru-paru
Dalam keadaan normal sel akan tumbuh sesuai kebutuhan tubuh dengan
melalui tahapan tahapan dalam prosesnya. Mekanisme itu penting sebagai
pengganti sel-sel tubuh yang rusak dan perlu peremajaan. Pertumbuhan sel yang
berjalan dalam beberapa tahapan dan dikontrol oleh gen (pembawa informasi)
yang sebagian bertindak sebagai pemicu, penghambat pertumbuhan dan gen
pengkontrol proses lain dalam sel agar berjalan baik. Gangguan pada gen atau
proses pertumbuhan itu dapat menyebabkan sel tumbuh tidak terkendali. Pada
beberapa kondisi tidak semua gangguan itu berkembang cepat namun dapat
berhenti sebelum berubah menjadi ganas itulah yang dikenal dengan tumor jinak.
Jika gangguan itu lebih berat dan gangguan pertumbuhan berlangsung terus dan
menyebar ke tempat lain (metastasis) disebut dengan tumor ganas atau kanker
(Syahruddin, 2006).
Kanker paru-paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di
paru-paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) dan
metastasis tumor di paru. Metastasis tumor di paru-paru adalah tumor yang
tumbuh sebagai akibat penyebaran (metastasis) dari tumor primer organ lain.
Definisi khusus untuk kanker paru-paru primer yakni tumor ganas yang berasal
dari epitel bronkus (Syahruddin, 2006).
8
3. Epidemiologi
Kanker paru-paru merupakan penyebab paling banyak untuk kematian-
kematian yang disebabkan kanker pada pria dan wanita di seluruh dunia. The
American Cancer Society memperkirakan bahwa 213.380 kasus-kasus baru
kanker paru-paru di Amerika akan didiagnosis dan 160.390 kematian-kematian
yang disebabkan kanker paru-paru akan terjadi pada tahun 2007. Kanker paru-
paru sebagian besar adalah suatu penyakit dari orang tua, hampir 70% dari orang-
orang yang terdiagnosis dengan kondisi ini adalah berumur di atas 65 tahun,
dimana kurang dari 3% kasus-kasus terjadi pada orang-orang di bawah umur 45
tahun (Anonim, 2008a).
4. Etiologi
Paparan atau inhalasi yang berkepanjangan suatu zat yang bersifat
karsinogenik merupakan faktor penyebab utama di samping adanya faktor lain
sepeti kekebalan tubuh, genetik. Terdapat hubungan antara rata-rata jumlah rokok
yang dihisap per hari dengan tingginya insiden kanker paru-paru, 1 dari 9 perokok
berat akan menderita kanker paru-paru. Anak-anak yang terpapar asap rokok
selama 25 tahun pada usia dewasa akan terkena resiko kanker paru-paru dua kali
lipat dibandingkan dengan yang tidak terpapar dan perempuan yang hidup dengan
pasangan perokok akan terkena resiko kanker paru-paru 2-3 kali lipat.
Diperkirakan 25% kanker paru-paru dari bukan perokok adalah berasal dari
perokok pasif (Sudoyo, 2006).
Merokok menyebabkan sampai 40 kali lipat peningkatan untuk mengalami
resiko karsinoma paru bronkogenik dibandingkan dengan bukan perokok yang
9
memiliki resiko seumur hidup kurang dari 1%. Resiko terkait pajanan diukur
dalam bungkus-tahun. Berhenti merokok akan menurunkan resiko tersebut seiring
berjalannya waktu, bekas perokok memiliki resiko dua kali lipat menderita kanker
paru-paru daripada mereka yang tidak pernah merokok (Jeremy, 2002).
Kanker paru-paru disebabkan oleh paparan zat-zat karsinogen melalui
rokok. Kecepatan kematian akibat kanker paru-paru berhubungan dengan jumlah
rokok yang dihisap, resiko akan meningkat 60-70 kali lipat pada orang laki-laki
dewasa yang merokok 2 bungkus per hari selama 20 tahun dibandingkan dengan
orang yang tidak merokok (Minna, 2001).
5. Tanda dan gejala
Gejala dari kanker paru-paru bervariasi tergantung dari banyak faktor
termasuk tipe dari sel kanker tersebut. Penyebaran yang langsung dari tumor
menuju jaringan yang ada didekatnya dan metastasis yang tidak langsung melalui
darah, sekresi hormon dan agen lain dari tumor (Harman, 2002). Gejala kanker
paru-paru tergantung kepada jenis, lokasi dan cara penyebarannya. Gejala kanker
paru-paru yaitu batuk dengan atau tanpa dahak, sesak nafas, nafas pendek, suara
serak, nyeri pada bagian dada, suara serak dan timbul bunyi saat bernafas
(Syahruddin, 2006).
6. Klasifikasi dan stadium
Penentuan stadium merupakan penilaian luasnya tumor, dan sebagian
besar menentukan pemilihan pengobatan dan prognosis. Sistem penentuan
stadium yang berbeda digunakan untuk kanker Small Cell dan Non Small Cell.
Kanker Small Cell ditentukan stadiumnya sebagai penyakit terbatas atau penyakit
10
luas. Penentuan stadium kanker Non Small Cell didasarkan pada sistem klasifikasi
tumor (T), nodus (N), dan metastatis (M).
Tabel I. Klasifikasi Stadium Kanker Paru-paru Stadium TNM
IA IB IIA IIB IIIA IIIB IV
T1 N0 M0 T2 N0 M0 T1 N1 M0 T2 N1 M0 T3 N0 M0 T1-2-3 N2 M0 T4 N0-1-2-3 M0 T1-2-3-4 N3 M0 Any T any N M1
T : Tumor Primer T0 Tidak ada bukti tumor primer Tx 1). Tumor terbukti ganas didapat dari sekret bronkopulmoner, tapi tidak
terlihat secara bronkoskopis dan radiologis. 2). Tumor tidak bisa dinilai pada staging retreatment
Tis carcinoma in situ (pre invasive carcinoma), kanker hanya ada di daerah dimana tumor mulai dan belum menyebar ke jaringan
T1 tumor, diameter <3cm T2 tumor, diameter >3cm atau terdapat ateleksitas pada distal hilus T3 tumor ukuran apapun meluas ke pleura, dinding dada, diafragma,
perikardium, < 2 cm dari carina, terdapat atelektasis total T4 tumor ukuran apapun invasi ke mediastinum atau terdapat efusi pleura
malignan N : Kelenjar getah bening regional (KGB) Daerah NX kelenjar getah bening tidak dapat dinilai N0 tidak ada kelenjar getah bening (KGB) yang terlibat N1 metastatis KGB bronkopulmoner atau ipsilateral hilus N2 metastatis KGB mediastinal atas sub carina N3 metastatis KGB mediastinal kontra lateral atau hilus atau KGB skaleneus
atau supraklavikular M : Metastasis MX Kanker menyebar tidak dapat dinilai M0 tidak ada metastatis jinak M1 metastatis jinak pada organ (otak, hati) (Minna, 2001)
11
7. Diagnosis
Anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang lengkap merupakan
kunci dari diagnosis yang tepat. Beberapa faktor perlu diperhatikan pada pasien
yang diduga mengidap kanker paru-paru yaitu faktor umur, kebiasaan merokok,
terpapar zat karsinogen, dan adanya riwayat kanker dalam keluarga (Sudoyo,
2006).
Suatu tanda dan gejala pada kanker paru-paru dapat ditegakkan dengan
test diagnostic yang sesuai. Test diagnostik tersebut antara lain Sinar X pada
rongga dada, CT scan dan Positron Emission Tomography (PET). Sinar X pada
rongga dada merupakan metode utama dalam mendeteksi kanker paru-paru dan
juga digunakan untuk mengukur ukuran tumor, pembesaran kelenjar getah bening
dan membantu mendeteksi adanya penyebaran tumor (Dipiro, 2005).
8. Prognosis
Pada small cell lung cancer (SCLC) dengan adanya perubahan terapi 15
tahun kebelakang ini, kemungkinan hidup rata-rata meningkat dari < 3 bulan
menjadi 1 tahun, 30% meninggal karena komplikasi lokal dari tumor dan 50%
bermestatasis ke otak. Pada pasien non small cell lung cancer (NSCLC) dengan
jenis karsinoma skuamosa kemungkinan hidup 5 tahun setelah operasi adalah 30%
(Sudoyo, 2006).
B. Kemoterapi dan Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu tindakan dalam pengobatan kanker menggunakan
obat-obat antikanker. Senyawa kemoterapi merupakan senyawa yang manjur,
namun berpotensi memberikan efek yang merugikan. Toksisitas dan efek
12
sampingnya sering menimbulkan kerusakan pada pembelahan sel. Sel itu sangat
mudah diserang sehingga kecepatan pembelahan selnya terganggu, sel tersebut
ditemukan dalam sumsum tulang, folikel rambut, dan gastrointestinal (Berkery,
1997). Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan
yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Banyak obat yang digunakan dalam kemoterapi. Kemoterapi dapat diberikan
dengan cara infus, suntikan langsung (otot, bawah kulit, rongga tubuh) dan cara
diminum (tablet/kapsul). Jenis dan jangka waktu kemoterapi tergantung pada jenis
kanker dan obat yang digunakan.
Efek samping kemoterapi yang sering terjadi adalah gejala gastrointestinal,
supresi sumsum tulang dan kerontokan rambut (Sudoyo, 2006). Efek samping
dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah
pengobatan.
C. Anemia
1. Pengertian
Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas
hemoglobin, dan volume padat sel darah merah (hematokrit) per seratus
millimeter darah kurang dari normal (Price, 1995). Reduksi sementara jumlah sel-
sel darah merah yang bersirkulasi dan kadar hemoglobin yang disebabkan oleh
destruksi sel selama kemoterapi, mengarah pada hipoksis jaringan karena
kerusakan kapasitas pembawa oksigen (Price, 1995). Sel darah merah terdiri dari
hemoglobin dan hematokrit. Kadar hemoglobin (Hb) normal 12-16 g/dl dan
hematokrit sebesar 37%-48% untuk wanita, sedangkan untuk pria kadar
13
hemoglobin (Hb) normal 13-18 g/dl dan hematokrit sebesar 42%-52% (Tietze,
2004).
2. Penyebab
Anemia dapat terjadi akibat efek langsung dari kanker ataupun efek
samping dari penggunaan obat-obat sitostatika. Kanker yang bermestatasis atau
yang mempengaruhi sumsum tulang langsung dapat mempengaruhi sumsum
tulang untuk memproduksi sel darah merah. Gejala yang terjadi pada pasien yang
mengalami anemia adalah kelelahan, sakit kepala, pucat, kesulitan bernafas,
denyut jantung cepat dan tidak teratur.
3. Penanganan
Jika level hemoglobin yang rendah maka dapat ditingkatkan dengan cara
pemberian tranfusi darah atau dengan pemberian eritropoetin. Untuk mendukung
eritropoesis maka dilakukan terapi zat besi tambahan. Pemberian tranfusi darah
mampu menaikan kadar hemoglobin secara cepat (Anonim, 2006).
D. Trombositopenia
1. Pengertian
Trombositopenia merupakan kelainan hematologis yang ditandai oleh
adanya penurunan jumlah trombosit dalam darah perifer. Hal ini bisa disebabkan
oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam produksi trombosit yang memadai
dan peningkatan destruksi trombosit perifer atau sekuestrasi trombosit dalam
limpa. Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik kulit
seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan adanya
14
kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme hemostatis secara
normal.
2. Penyebab
Beberapa jenis kemoterapi dapat merusak sumsum tulang sehingga
sumsum tulang tidak dapat memproduksi platelet. Trombositopenia yang
disebakan oleh obat sitostatika biasanya hanya bersifat sementara. Obat-obat lain
juga dapat menurunkan jumlah platelet. Meskipun jarang, trombositopenia dapat
terjadi jika kanker lainnya seperti kanker prosat atau kanker payudara menyebar
menuju ke sumsum tulang (Anonim, 2009a).
3. Penanganan
Orang yang mengalami masalah trombositopenia dapat diberikan tranfusi
platelet, beberapa pasien yang menerima kemoterapi dapat diberikan obat yang
disebut oprelvekin (neumega) untuk membantu mencegah trombositopenia berat
(Anonim, 2009a).
E. Netropenia
1. Pengertian
Pertahanan melawan infeksi adalah peranan utama dari leukosit atau sel
darah putih. Batas normal jumlah sel darah putih berkisar dari 4000 sampai 10000
per mm3. Jika jumlah sel darah putih di bawah normal, maka berpotensi terjadi
netropenia karena sebagian besar isi sel darah putih adalah netrofil. Lima jenis sel
darah putih yang diidentifikasi dalam darah perifer adalah netrofil, eosinifil,
basofil, monosit dan limfosit. Netropenia menyatakan penurunan jumlah absolut
netrofil, peranan netrofil untuk pertahanan hospes, maka jumlah netrofil yang
15
kurang dari 1000/mm3 mempengaruhi individu terhadap infeksi (Price,1995).
Netropenia adalah kondisi dimana jumlah dari netrofil dalam aliran darah
berkurang. Netrofil adalah tipe dari sel darah putih juga dikenal sebagai
polymorphonuclear leucocytes atau PMNs. Netropenia mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi-infeksi (Anonim, 2008b).
2. Penyebab
Netropenia mungkin timbul sebagai akibat dari banyak kondisi-kondisi
medis:
a. Infeksi-infeksi (lebih umum infeksi-infeksi virus, namun juga infeksi-
infeksi bakteri atau parasit). Misalnya HIV, tuberculosis, malaria, Epstein
Barr Virus (EBV).
b. Obat-obat yang merusak sumsum tulang (bone marrow) atau netrofil,
termasuk kemoterapi kanker.
c. Kekurangan vitamin (anemia megaloblastik yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12 dan/atau folate).
d. Penyakit-penyakit sumsum tulang seperti leukemia, myelodysplastic
syndrome, aplastic anemia, myelofibrosis.
e. Terapi radiasi.
f. Penyakit-penyakit bawaan (sejak lahir) dari fungsi sumsum tulang atau
dari produksi netrofil. Contohnya Kostmann syndrome.
g. Penghancuran autoimun dari netrofil (sebagai kondisi primer atau
berhubungan dengan penyakit lain seperti Felty's syndrome) atau dari
obat-obat yang menstimulasi sistem imun untuk menyerang sel-sel.
16
3. Penanganan
Penanganan untuk seseorang yang mengalami netropenia antara lain :
a. Obat-obat antibiotik atau obat-obat anti jamur untuk membantu melawan
infeksi-infeksi.
b. Pemasukan dari faktor-faktor pertumbuhan sel-sel darah putih seperti
recombinant granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF, filgrastim)
pada beberapa kasus-kasus dari netropenia yang parah.
c. Transfusi granulosit.
d. Terapi kortikosteroid atau intravenous immune globulin untuk beberapa
kasus-kasus dari netropenia yang ditengahi oleh imun (Anonim, 2008b).
F. Drug Related Problems (DRPs)
Permasalahan dalam farmasi klinis muncul karena pemakaian obat. DRPs
adalah kejadian atau efek yang tidak diharapkan yang dialami pasien dalam proses
terapi dengan obat dan secara langsung berhubungan dengan outcome pasien
setelah mendapat perawatan akibat dari suatu penyakit.
Masalah-masalah yang menjadi kajian Drug Related Problems sebagai
berikut:
1. Tidak perlu obat, jika pasien mengalami komplikasi akibat obat yang tidak
dibutuhkan, tidak ada indikasi pada saat itu, menelan obat dengan jumlah yang
toksik, pemakaian dosis ganda yang seharusnya cukup dengan terapi dosis
tunggal, pasien minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang
seharusnya dapat dihindarkan.
17
2. Butuh tambahan obat, jika pasien akan mendapatkan resiko yang lebih tinggi
bila tidak mendapatkan terapi tambahan, meliputi kondisi medis yang
membutuhkan terapi obat baru, keadaan kronis yang membutuhkan kelanjutan
terapi, kondisi yang membutuhkan kombinasi obat untuk mendapatkan efek
sinergis atau potensiasi, kondisi dengan resiko dan butuh obat untuk
mencegahnya.
3. Obat salah, jika obat yang diberikan kurang efektif untuk indikasinya, pasien
alergi terhadap obat tertentu, faktor resiko yang kontraindikasi dengan obat
lain yang dibutuhkan, efektif tetapi bukan yang paling murah dan aman.
Antibiotika yang resisten terhadap infeksi pasien, penyakit sukar disembuhkan
dengan terapi obat baru, kombinasi yang tidak perlu.
4. Dosis obat yang berlebih, jika dosis obat yang diberikan terlalu tinggi,
konsentrasi obat dalam serum terlalu tinggi, dosis terlalu cepat dinaikkan,
akumulasi obat karena penyakit kronis, obat, dosis, rute, konversi formula
yang tidak sesuai untuk pasien.
5. Dosis terlalu rendah, jika dosis obat yang diberikan terlalu rendah untuk
memberikan respon, konsentrasi obat di bawah therapeutic range ( obat, dosis
rute, atau konversi formula obat tidak cukup).
6. Efek yang tidak diiinginkan atau efek samping obat dan adanya interaksi
obat,jika obat yang diberikan diberikan terlalu tinggi kecepatannya, pasien
mengalami alergi, faktor resiko, adanya interaksi obat-obat atau makanan,
hasil laboratorium yang berubah akibat obat.
18
7. Ketidaktaatan pasien, jika pasien tidak menerima obat sesuai regimen karena
medication error, tidak taat pada instruksi, harga obat terlalu mahal, tidak
dapat menelan, tidak mengetahui cara pemakaian obat (Cipolle et all,2004).
G. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
penatalaksanaan kelainan hematologi pada kasus kanker paru-paru yang dirawat
di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008 terkait dengan Drug Related
Problems dan solusinya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai ”Evaluasi Penalaksanaan Kasus Kelainan Hematologi
Pada Kemoterapi Kanker Paru-paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Tahun 2008
(Kajian Anemia, Trombositopenia dan Netropenia)” merupakan jenis penelitian
non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif dan menggunakan
metode retrospektif. Jenis penelitian non eksperimental karena tidak ada
perlakuan yang diberikan kepada subjek uji. Rancangan deskriptif evaluatif yaitu
menggambarkan data yang ada secara jelas tanpa ada analisis lebih lanjut.
Evaluasi yang dilakukan adalah untuk melihat apakah terjadi anemia,
trombositopenia dan netropenia pada saat kemoterapi dan bagaimana
penatalaksanaannya kemudian mengidentifikasikannya ke dalam drug related
problems. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif yaitu dengan
melakukan penulusuran terhadap data rekam medik pasien kanker paru-paru di
RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008.
B. Definisi Operasional
1. Evaluasi DRPs adalah melihat kembali dan mengumpulkan tindakan terapi
dengan obat dan menyesuaikannya dengan prosedur yang ada.
2. Kasus kelainan hematologi adalah frekuensi pasien ke rumah sakit untuk
menjalani kemoterapi kanker paru-paru dan mengalami satu atau lebih
kelainan hematologi (anemia, trombositopenia dan netropenia).
19
20
3. Anemia adalah kondisi dimana suplai sel darah merah tidak mencukupi yang
mengakibatkan penurunan kemampuan darah dalam membawa oksigen
dengan Hb < 11 g/dL.
4. Kejadian netropenia dilihat dari nilai white blood cell (WBC) kurang dari
4.103/UL.
5. Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit/platelet di dalam darah
yang dapat mengakibatkan pendarahan dengan nilai normal lebih dari
150.103/UL.
6. Drug Related Problems adalah suatu permasalahan yang dialami pasien
mengenai obat yang diberikan saat proses terapi yang meliputi penggunaan
obat tidak perlu (unnecessary drug), butuh tambahan obat (need for
additional drug), penggunaan obat tidak tepat/salah (wrong drug), dosis
terlalu tinggi (dosage too high), dosis terlalu rendah (dosage too low), dan
interaksi antar obat (adverse drug reaction).
7. Tidak perlu obat adalah pasien mengalami komplikasi akibat obat yang tidak
dibutuhkan dan tidak ada indikasi yang mengharuskan pasien
mengkonsumsi suatu obat.
8. Butuh tambahan obat adalah pasien membutuhkan terapi obat baru sebagai
tambahan untuk memperbaiki keadaannya.
9. Obat tidak tepat adalah pemberian obat yang tidak sesuai dengan kebutuhan
pasien.
10. Dosis terlalu tinggi adalah dosis obat yang diberikan kepada pasien melebihi
aturan pemberian yang seharusnya.
21
11. Dosis terlalu rendah adalah dosis yang diberikan kepada pasien tidak
mencukupi untuk memberikan efek terapi yang diharapkan.
12. Interaksi antar obat adalah adanya efek terapi yang tidak diinginkan dari
terapi obat yang diketahui efek farmakologinya.
13. Data rekam medik adalah lembar catatan yang diberikan oleh dokter atau
perawat yang berisi data-data pasien kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito
tahun 2008.
14. Jenis obat adalah obat yang diresepkan pada pasien yang disebutkan dalam
nama generik atau zat aktif tunggal yang terkandung di dalamnya, kecuali
dalam bentuk kombinasi disebutkan dalam nama paten.
15. Dampak pasien adalah kondisi pasien setelah menjalani perawatan di rumah
sakit (belum sembuh, membaik).
C. Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kasus kelainan
hematologi pada kemoterapi kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
pada tahun 2008. Kasus kemoterapi pada kanker paru-paru sebanyak 83 kasus dan
jumlah kasus kelainan hematologi yang terjadi sebanyak 26.
D. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen rekam medik
pasien kemoterapi kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito pada tahun 2008.
Dokumen rekam medik ini ditulis oleh dokter, perawat dan apoteker yang berisi
data klinis pasien dan juga data-data laboratorium selama pasien menjalani
perawatan di RSUP Dr.Sardjito.
22
E. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian mengenai Evaluasi Penalaksanaan Kasus Kelainan
Hematologi Pada Kemoterapi Kanker Paru-paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
Tahun 2008 (Kajian Anemia, Trombositopenia dan Netropenia) dilakukan di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Jalan Kesehatan 01 Sekip Yogyakarta 587333,
khususnya di bagian Instalasi Catatan Medis.
F. Tata Cara Penelitian
1. Perencanaan
Tahap ini dimulai dengan melihat pola penyakit kanker paru-paru di RSUP
Dr.Sardjito yang diperoleh dari instalasi catatan medik. Laporan tersaji dalam
bentuk catatan terdistribusi pola penyakit tiap tahun. Dari penulusuran dokumen
rekam medik pasien kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008, dapat
diketahui jumlah kasus kemoterapi kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun
2008.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah kasus kemoterapi kanker paru-
paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008 sebanyak 83 kasus.
2. Pengambilan data
a) Berdasarkan laporan data di unit rekam medik RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta dilakukan penelusuran data pasien kanker paru-paru tahun
2008. Tahap ini dilakukan dengan cara mencatat nomor rekam medik,
tanggal masuk, dan tanggal keluar pasien pada lembar peminjaman
dokumen rekam medik. Nomor rekam medik digunakan sebagai dasar
dalam penelusuran dokumen rekam medik di ruang penyimpanan.
23
b) Pengambilan data dilakukan pada semua kasus kanker paru-paru periode
tahun 2008 yang menjalani kemoterapi.
c) Data rekam medik yang digunakan dan kemudian dicatat yaitu nomor
rekam medik, jenis kelamin, umur pasien, diagnosis penyakit, pemeriksaan
fisik, data laboratorium, lama perawatan, dan dampak pasien kanker paru-
paru di RSUP Dr. Sardjito tahun 2008.
3. Tahap analisis data
Dari 83 kasus kemoterapi kanker paru-paru kemudian didapat 26 kasus
kelainan hematologi. Data dikelompokan berdasarkan kelompok umur pasien,
stadium kanker paru-paru, penyakit penyerta, dan penggolongan obat. Data
dianalisis secara deskriptif dan hasilnya disajikan dalam bentuk gambar dan tabel
dengan penjelasannya. Selanjutnya dilakukan evaluasi berdasarkan DRPs dari
setiap kasus kelainan hematologi pada kasus kanker paru-paru yang mendapatkan
kemoterapi.
G. Analisis Hasil
Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan
gambar:
1) Kasus kanker paru-paru yang mengalami kelainan hematologi
dikelompokan berdasarkan beberapa kelompok umur dengan interval 30-
39 tahun, 40-49 tahun, 50-59 tahun, 60-69 tahun, dan 70-79 tahun. Data
yang diambil adalah seluruh kasus kemoterapi kanker paru-paru yang
mengalami kelainan hematologi yaitu sebanyak 26. Persentase kelompok
24
umur dihitung berdasarkan jumlah kasus pada masing-masing kelompok
umur, dibagi dengan keseluruhan kasus lalu dikalikan 100%.
2) Stadium kanker paru-paru meliputi stadium I, II, III, dan IV. Persentase
stadium kanker paru-paru dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus
setiap stadiumnya kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus
kelainan hematologi pada kemoterapi kanker paru-paru kemudian
dikalikan 100%.
3) Jenis dan jumlah penyakit penyerta didapat dengan cara melihat jenis
penyakit penyerta dalam lembar rekam medik kasus kemoterapi kanker
paru-paru yang mengalami kelainan hematologi.
4) Persentase riwayat merokok dihitung dengan cara membagi jumlah kasus
yang mempunyai riwayat merokok dengan keseluruhan kasus kelainan
hematologi pada kemoterapi kanker paru-paru kemudian dikalikan 100%.
5) Kelas terapi obat yang digunakan mengikuti pembagian kelas terapi
berdasarkan MIMS (2009). Persentase kelas terapi obat dihitung dengan
jumlah kelas terapi obat yang digunakan, dibagi dengan jumlah
keseluruhan kasus kelainan hematologi pada kemoterapi kanker paru-paru
dikalikan 100%.
6) Evaluasi penalaksanaan kasus kelainan hematologi pada pasien kanker
paru-paru dilakukan dengan cara mengidentifikasi aspek ketidakrasionalan
yang terjadi kemudian dibandingkan dengan standar yaitu Pharmaceutical
Care Practice 2004. Aspek ketidakrasionalan yang akan dievaluasi
meliputi :
25
a. Penggunaan obat tidak perlu (unnecessary drug)
b. Butuh tambahan obat (need for additional drug)
c. Penggunaan obat tidak tepat/salah (wrong drug)
d. Dosis terlalu tinggi (dosage too high)
e. Dosis terlalu rendah (dosage too low)
f. Interaksi antar obat (adverse drug reaction)
Setiap aspek tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dan diberi
penjelasan.
e). Dampak pasien kanker paru-paru setelah menjalani perawatan dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu belum sembuh dan membaik. Persentase
dihitung berdasarkan jumlah pasien tiap kelompok, dibagi dengan
keseluruhan kasus lalu dikalikan 100%.
H. Kesulitan penelitian
Kesulitan yang dialami peneliti selama penelitian adalah saat proses
pengambilan data antara lain kurangnya pengalaman dalam membaca rekam
medik, dan data-data laboratorium yang kurang lengkap.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Profil Pasien Kanker Paru-paru
1. Persentase jumlah pasien kanker paru-paru berdasarkan interval umur
Penentuan dosis obat kemoterapi berdasarkan luas permukaan tubuh
namun juga penting dilakukan pengelompokan pasien berdasarkan umur.
Penentuan umur digunakan untuk pemberian terapi lain selain pemberian obat
kemoterapi. Umur akan mempengaruhi jenis, dosis, sediaan dan cara pemberian
obat misalnya pada pasien geriatri yang fungsi organ-organ di dalam tubuh telah
mengalami penurunan.
Persentase jumlah pasien kanker paru-paru berdasarkan interval umur
12%
8%
15%
53%
12%
30-39 tahun40-49 tahun50-59 tahun60-69 tahun70-79 tahun
Gambar 2. Persentase interval umur pasien kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
tahun 2008 Dari data tersebut tampak bahwa persentase pasien kanker paru-paru pada
interval 30-39 tahun ada 12%, 40-49 tahun ada 8%, 50-59 tahun ada 15%, 60-69
26
27
tahun 53%, 70-79 tahun ada 12%. Data tersebut menunjukan bahwa persentase
pasien kanker paru-paru paling banyak terdapat pada interval 60-69 tahun yaitu
53%. Menurut Harman (2002) frekuensi paling banyak dari kejadian kanker paru-
paru berkisar pada interval 60-70 tahun dan meningkat pada usia diatas 65 tahun.
2. Persentase jumlah pasien kanker paru-paru berdasarkan stadium
Persentase jumlah pasien kanker paru-paru berdasarkan stadium
0% 8%
12%
49%
31%Stadium 1Stadium 2Stadium 3Stadium 4Lain-lain
Gambar 3. Persentase stadium kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008
Stadium kanker paru-paru dapat ditentukan dengan pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium. Penentuan stadium kanker paru-paru akan berpengaruh
terhadap terapi yang akan diberikan pada pasien kanker paru-paru.
Dari diagram diatas tampak bahwa tidak ada pasien yang terdiagnosis
kanker paru-paru pada stadium I, persentase stadium II ada 8%, stadium III ada
12% dan stadium IV ada 49%. Sebanyak 31% tidak diketahui pada stadium
berapa terdiagnosis kanker paru-paru karena pada data rekam medik tidak terdapat
penjelasan mengenai stadium tersebut.
28
Banyaknya jumlah pasien kanker paru-paru yang datang ke RSUP
Dr.Sardjito pada stadium IV, menunjukkan bahwa kurang adanya kesadaran untuk
melakukan pemeriksaan secara dini dan juga RSUP Dr. Sardjito merupakan
rumah sakit rujukan dari rumah sakit yang lain. Pasien yang datang ke rumah sakit
dengan kondisi stadium kanker tinggi, maka tingkat kesembuhan akan semakin
kecil.
3. Jenis dan jumlah penyakit penyerta pada kasus kanker paru-paru
Berdasarkan data rekam medik di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun
2008, pada kasus kemoterapi kanker paru-paru ditemukan juga penyakit lain yang
menyertainya dan sudah diderita pasien saat diagnosis awal. Hal ini akan
berpengaruh terhadap terapi yang akan diterima oleh pasien. Pasien akan
memerlukan obat-obat lain selain obat kemoterapi untuk mengatasi penyakit
penyerta tersebut. Jika tidak ditangani secara tepat, maka penyakit penyerta dapat
memperburuk kondisi pasien.
Beikut ini jenis dan jumlah penyakit penyerta pada pasien kemoterapi
kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 dapat dilihat dalam tabel II.
Tabel II. Jenis dan jumlah penyakit penyerta pada kasus kemoterapi kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008
No Jenis penyakit Jumlah 1. Hipertensi 3
4. Persentase riwayat merokok pada kasus kanker paru-paru
Merokok merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker paru-paru, 1
dari 9 perokok berat akan menderita kanker paru-paru. Berikut ini disajikan
persentase merokok pada kasus kemoterapi kanker paru-paru yang mengalami
29
kelainan hematologi. Sebanyak 7,7% terdapat riwayat merokok dan 92,3% tidak
terdapat keterangan mengenai riwayat merokok pada lembar catatan medik.
Persentase riwayat merokok
7,7%
92,3%
Merokok
Tidak tahu
Gambar 4. Persentase riwayat merokok pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta tahun 2008
B. Profil Pengobatan Kanker Paru-paru
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medis, pengobatan yang
diberikan tidak hanya obat kemoterapi saja namun juga menggunakan obat-obat
lain guna mendukung pengobatan pada pasien. Obat-obatan yang diberikan
kepada pasien biasanya digunakan untuk mengatasi efek samping kemoterapi,
mengatasi penyakit penyerta dan juga meningkatkan kualitas hidup pasien. Pada
penelitian ini ditemukan 10 kelas terapi yang digunakan dalam kasus kanker paru-
paru yaitu obat gastrointestinal dan sistem hepatobilier, obat sistem
kardiovaskular dan hematopoietik, obat sistem pernafasan, obat sistem saraf pusat,
obat hormonal, obat antiinfeksi, obat kemoterapi, vitamin dan mineral, nutrisi, dan
lain-lain.
30
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
70,0%
80,0%
90,0%
100,0%
Kelas Terapi Obat gastrointestinal dansistem hepatobilier
Obat sistemkardiovaskular danhematopoietikObat sistem pernafasan
Obat sistem saraf pusat
Obat hormonal
Obat antiinfeksi
Obat kemoterapi
Vitamin dan mineral
Nutrisi
Lain-lain
Gambar 5. Persentase kelas terapi pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
tahun 2008
Golongan dan jenis obat yang digunakan dalam kasus kanker paru-paru
secara rinci akan diuraikan sebagai berikut :
1. Obat gastrointestinal dan sistem hepatobilier
Obat gastrointestinal ini sebagian besar diberikan kepada pasien pada saat
pre medikasi dan digunakan untuk meminimalkan terjadinya efek samping yang
timbul akibat penggunaan obat-obat kemoterapi yaitu mual muntah. Obat yang
paling banyak digunakan adalah dexamethasone yang digunakan pada 19 kasus
dengan persentase 73,1%. Namun ada juga obat-obat antitukak yang digunakan
31
seperti simetidin, ranitidin, omeparazol, dan pantoprazol. Total frekuensi
penggunaan obat gastrointestinal dan sistem hepatobilier sebanyak 83.
Tabel III. Golongan dan jenis obat gastrointestinal dan sistem hepatobilier pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008
No Golongan Obat Jenis Obat Frekuensi Persentase (%)
1 Antasida,obat antirefluks,& antiulserasi
Esomeprazol Omeprasol Pantoprazol Ranitidin Simetidin
2 1 4 12 1
7,7 3,8 15,4 46,2 3,8
2 Regulator GIT, antiflatulen, & antiinflamasi, antiemetik
Cisapride DiphenhydramineDexamethasone Metoclopramide Ondansetron
2 17 19 7 12 2 4
7,7 65,4 73,1 26,9 46,2 7,7 15,4
Palonosetron Tropisetron
2. Obat sistem kardiovaskular dan hematopoietik
Tabel IV. Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskular dan hematopoietik pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008
Persentase No Golongan obat Jenis obat Frekuensi (%)
1 ACE Inhibitor Captopril Lisinopril 1 1
3,8 3,8
2 Diuretikum Furosemid Hidroklorotiazid
4 3
15,4 11,5
3 Hematopoietik Epoetin α Filgrastim
2
3 7,7 11,5
4 Obat antiangina Amlodipin maleat 1 3,8 5 Obat dislipidemia Kolestiramin
Simvastatin 1 1
3,8 3,8
Obat-obat kardiovaskular yang digunakan pada kasus kanker paru-paru
dimaksudkan untuk mengatasi masalah hipertensi, dari data yang diperoleh
terdapat 3 kasus hipertensi. Obat sistem kardiovaskular yang paling banyak
digunakan adalah furosemid yang termasuk golongan diuretik dengan persentase
32
penggunaan 15,4%. Obat golongan ACE inhibitor dapat menyebebkan penurunan
tekanan darah yang sangat cepat sehingga perlu diperhatikan cara penggunaan dan
dosisnya. Epoetin α digunakan untuk mengatasi anemia dan filgrastim digunakan
untuk menurunkan durasi netropenia pada pasien dengan tumor padat. Total
frekuensi penggunaan obat sistem kardiovaskular dan hematopoietik sebanyak 17.
3. Obat sistem pernafasan
Tabel V. Golongan dan jenis obat sistem pernafasan pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008
No Golongan obat Jenis obat Frekuensi Persentase (%)
1
Obat batuk & pilek
Ambroxol Asetil sistein Codein Dekstrometorfan Levodropropizen
1 1 4 1 3
3,8 3,8 15,4 3,8 11,5
Obat-obat ini diberikan untuk mengatasi gangguan pernafasan yang sering
dialami pasien yaitu batuk. Gangguan pernafasan ini kemungkinan muncul akibat
kanker yang diderita oleh pasien.
4. Obat sistem saraf pusat
Tabel VI. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008
Persentase No Golongan obat Jenis obat Frekuensi
(%) 1 Analgesik (Opiat) Morfin sulfat 2 7,7 2 Nootropik & neurotopik Mecobalamin 4 15,4 3 Obat anti inflamasi non
steroid (OAINS) Celecoxib Ketorolac Na Diklofenak
1 3 1
3,8 11,5 3,8
Penggunaan obat pada sistem saraf pusat harus hati-hati karena obat ini
mempunyai zat adiktif yang kuat apabila digunakan dalam jangka waktu yang
lama. Penggunaan analgetik untuk mengatasi keluhan nyeri sedang hingga berat
33
akibat kanker yang diderita pasien maupun nyeri setelah operasi. Nyeri akibat
kanker yang diderita pasien dikarenakan pertumbuhan sel kanker yang mendesak
sel normal di dalam tubuh.
5. Obat hormonal
Tabel VII. Golongan dan jenis obat hormonal pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008
Persentase No Golongan obat Jenis obat Frekuensi (%) 1 Hormon kortikosteroid Deksametason 1
1 3,8 3,8 Metil
prednisolon
Obat hormonal yang digunakan adalah golongan kortikosteroid.
Kortikosteroid digunakan sebagai terapi pengganti hormon dan antiinflamasi.
Cara kerjanya melalui interaksi dengan protein spesifik di organ target untuk
mengatur ekspresi genetik yang menghasilkan perubahan dalam sintesis protein.
6. Obat antiinfeksi
Tabel VIII. Golongan dan jenis obat antiinfeksi pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008
Persentase No Golongan obat Jenis obat Frekuensi (%) 1 Kuinolon Moxifloxacin 1 3,8 2 Makrolid Azitromycin 1 3,8 3 Sefalosporin Cefepime
Cefixim Ceftazidime
1 1 1
Ceftriaxone
1
3,8 3,8 3,8 3,8
Penggunaan antibiotika harus hati-hati dan sesuai dosis, karena
penggunaan antibiotika yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi pada
antibiotika itu sendiri. Golongan obat ini untuk pasien yang mengalami infeksi,
tetapi kemungkinan juga digunakan sebagai profilaksis untuk mencegah infeksi
yang akan memperparah kondisi pasien. Sefalosporin bekerja dengan
34
menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada
dinding sel bakteri.
7. Obat kemoterapi
Tabel IX. Golongan dan jenis obat kemoterapi pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008
Persentase No Golongan obat Jenis obat Frekuensi (%) 1 Kemoterapi Sitotoksik Carboplatin
Cisplatin Doxetacel Doxorubicin Gemcitabine Megestrol asetat
14 3 4 2 6 4 12 2
53,8 11,5 15,4 7,7 23,1 15,4 46,2 7,7
Paclitaxel Siklofosfamid
Obat-obat kemoterapi mempunyai indeks terapi yang sempit dan dapat
menimbulkan efek samping seperti mual,muntah, rambut rontok, diare, dan
supresi sumsum tulang. Maka dari itu perlu diperhatikan beberapa hal sebelum
merencanakan kemoterapi, antara lain regimen pengobatan, dosis, cara pemberian
dan jadwal pemberian. Jenis obat kemoterapi yang paling digunakan adalah
carboplatin, terdapat 14 kasus yang menggunakan obat ini dengan persentase
53,8%. Total frekuensi penggunaan obat kemoterapi sebesar 47.
8. Vitamin dan mineral
Tabel X. Golongan dan jenis vitamin dan mineral pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008
Persentase No Golongan obat Jenis obat Frekuensi (%) 1 Elektrolit dan atau mineral Kalium klorida 1 3,8 2 Vitamin B kompleks/
dengan vitamin C Grahabion ® Neurodex ®
1 1
Vitamin B6 1
3,8 3,8 3,8
35
Pemberian vitamin dibutuhkan untuk memelihara metabolisme,
pertumbuhan dan pemeliharaan normal pada pasien kanker paru-paru. Jenis-jenis
vitamin yang paling banyak digunakan dari golongan vitamin B kompleks dan
vitamin C.
9. Nutrisi
Pasien kanker paru sangat rentan mengalami malnutrisi karena nafsu
makan menurun tetapi kebutuhan nutrisi di dalam tubuh meningkat. Malnutrisi
dapat mempengaruhi hasil pengobatan dan juga dapat menyebabkan kematian.
Oleh karena itu pasien kanker perlu mendapat tambahan nutrisi untuk
memperbaiki kondisi tubuh.
Tabel XI. Golongan dan jenis nutrisi pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008 Persentase No Golongan obat Jenis obat Frekuensi
(%) 1 Suplemen & terapi
penunjang Coenzim Q10 4
2 15,4 7,7 Fucoidan
10. Lain-lain
Larutan intravena yang paling banyak digunakan adalah packed red cell
(PRC) dengan persentase 57,7%. PRC mengandung eritrosit dan sel-sel darah
lainnya. Indikasi pemakaian untuk menaikan kapasitas angkut oksigen pada
anemia yang tidak dapat dikoreksi dengan obat-obat hematinik atau dalam
kondisi hemoglobin perlu dinaikan dengan segera.
Tabel XII. Golongan dan jenis lain-lain pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito tahun 2008
Persentase No Golongan obat Jenis obat Frekuensi
(%) 1 Larutan intravena dan
larutan steril PRC 15 57,7
2 Sediaan tambahan Biobran ® 3 11,5
36
C. Evaluasi Penatalaksanaan Kelainan Hematologi
Berikut ini merupakan gambaran kejadian anemia, trombositopenia
dan netropenia pada pasien kemoterapi kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito
tahun 2008.
30,1%
2,4% 1,2%
0,0%5,0%
10,0%15,0%20,0%25,0%30,0%35,0%
Angka kejadian kelainan hematologi pada kemoterapi kanker paru-paru
AnemiaTrombositopeniaNetropenia
Gambar 6. Angka kejadian kelainan hematologi pada pasien kanker paru-paru yang menjalani
kemoterapi di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008
Dari data tersebut nampak angka kejadian anemia sebesar 30,1%, angka
kejadian trombositopenia sebesar 2,4% dan netropenia 1,2%.
Kelainan hematologi umumnya terjadi pada pasien kanker paru-paru yang
mendapatkan obat kemoterapi, hal ini merupakan efek samping dari obat-obat
kemoterapi yang bersifat menekan sumsum tulang. Adanya supresi sumsum
tulang ini akan menyebabkan produksi sel darah di dalam tubuh pasien kanker
tersebut berkurang dan akan mengalami anemia, trombositopenia dan netropenia.
Berikut ini disajikan tabel kejadian hematologi pasien kanker paru-paru pada saat
sebelum menerima kemoterapi dan sesudah menerima kemoterapi.
37
Tabel XIII. Kejadian hematologi pada kemoterapi kanker paru-paru
No Kelainan hematologi Pre Kemoterapi
Post Kemoterapi
1 Anemia - 2 Anemia Trombositopenia 3 Trombositopenia x 4 Anemia - 5 Anemia 6 Anemia x 7 Anemia - 8 Anemia 9 Anemia x 10 Anemia - 11 Anemia - 12 Anemia 13 Anemia x 14 Anemia x 15 Anemia - 16 Anemia 17 Anemia - 18 Anemia 19 Anemia x 20 Anemia 21 Anemia x 22 Anemia - 23 Anemia - 24 Anemia x 25 Anemia x 26 Anemia Netropenia -
Keterangan: = terjadi kelainan hematologi
x = tidak ada data lab
- = tidak terjadi kelainan hematologi
Dari tabel diketahui bahwa hampir seluruh kelainan hematologi terjadi
sebelum menerima kemoterapi. Terdapat 8 kasus yang tidak ada data lab setelah
menerima kemoterapi, tidak adanya data lab akan mempersulit pemantauan
keadaan pasien.
38
1. Anemia
Penatalaksanaan anemia pasien kanker paru-paru yang dilakukan oleh
RSUP Dr.Sardjito adalah dengan memberikan transfusi darah dan obat
antianemia. Transfusi adalah pemindahan darah atau komponen darah dari donor
kepada resipien. Komponen meliputi komponen selular dan humoral yang telah
dipisahkan maupun sebagai plasma utuh. Menurut guideline NCCN pemberian
transfusi pada pasien dapat menyebabkan terjadinya reaksi transfusi seperti
hemolitik, demam, gagal jantung kongestif, kadar besi meningkat, dan
peningkatan resiko infeksi akibat kontaminasi bakteri. Pemberian eritropoietin
rekombinan pada pasien kanker paru-paru yang mengalami anemia akan memacu
produksi eritrosit sehingga akan meningkatkan jumlah sel darah merah tetapi efek
negati dari pemberian eritropoietin adalah terjadinya pertumbuhan tumor yang
sangat cepat dan menyebabkan peningkatan resiko kematian. Maka dari itu pilihan
pertama untuk mengatasi masalah anemia adalah dengan pemberian transfusi
packed red cell (PRC). Dari 25 kasus anemia yang terjadi, terdapat 3 kasus DRP
dan perlu monitoring karena nilai hemoglobin di bawah 10 g/dL.
2. Trombositopenia
Pasien kanker paru-paru yang mengalami trombositopenia mendapatkan
terapi transfusi trombosit untuk membantu meningkatkan jumlah trombosit.
Berdasarkan data, terdapat 2 kasus yang mengalami trombositopenia. Dari 2 kasus
tersebut 1 kasus tidak mendapat transfusi trombosit dan 1 kasus lainnya
mendapatkan transfusi trombosit.
39
3. Netropenia
Pasien yang mengalami netropenia akan mudah mengalami infeksi
sehingga akan membahayakan kondisi pasien tersebut. Pemberian granulocyte
colony stimulating factor (G-CSF) dapat memacu produksi sel darah putih
sehingga akan meningkatkan angka leukosit. Peningkatan leukosit ini dapat
menurunkan resiko infeksi pada pasien. Dari data yang diperoleh, terdapat 1 kasus
netropenia.
D. Drug Related Problems
Dari hasil evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pada kasus
kanker paru-paru terhadap DRPs, ditemukan 3 kasus butuh tambahan obat, 1
kasus obat salah dan 2 kasus obat tidak perlu. Evaluasi DRPs dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel XIV. DRPs, obat tidak tepat pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008
Kasus Problem Assessment Recommendation
1 Anemia
Pasien mengalami anemia dan diberi terapi eritropoetin.
Pasien diberi transfusi darah untuk menaikan kadar hemoglobin
Pada kasus DRP obat tidak tepat, pasien kanker paru mendapatkan
terapi eritropoetin untuk mengatasi masalah anemia yang terjadi. Pemberian terapi
eritropoetin itu sendiri dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker yang lebih
cepat sehingga terapi yang diberikan kepada pasien sebaiknya diganti dengan
pemberian transfusi PRC tetapi sebelum pemberian transfusi sebaiknya perlu
mempertimbangkan resiko dan keuntungan pemberian transfusi packed red cell.
Keuntungan pemberian transfusi packed red cell peningkatan nilai hemoglobin
40
dan hematokrit yang lebih cepat, sedangkan resiko pemberian transfusi adalah
adanya reaksi transfusi dan kontaminasi bakteri.
Tabel XV. DRPs, butuh tambahan obat pada kasus kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008
Kasus Problem Assessment Recommendation
16, 24, 25 Anemia
Data lab hemoglobin menunjukan bahwa pasien mengalami anemia.
Perlu dilakukan monitoring keadaan pasien karena nilai Hb <10 g/dL dengan pertimbangan resiko dan manfaat,dapat diberikan transfusi PRC untuk menaikkan kadar Hb.
Pada kasus anemia dengan nilai hemoglobin kurang dari 10 g/dL, pasien
memerlukan terapi untuk meningkatkan nilai hemogloblin hingga lebih dari 10
g/dL. Rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu perlu adanya transfusi
packed red cell. Transfusi ini berguna untuk menaikkan nilai hemoglobin dalam
waktu yang relatif lebih cepat tetapi disisi lain ada resiko dari pemberian transfusi,
sehingga perlu diketahui kondisi pasien sebelum menerima transfusi packed red
cell.
E. Dampak Pasien Kanker Paru-paru Yang Dirawat Di RSUP Dr. Sardjito Tahun 2008 Setelah Menjalani Perawatan
Dampak pasien kanker paru-paru setelah menjalani perawatan yaitu belum
sembuh 11,5% dan membaik 88,5%. Dampak ini menggambarkan kondisi umum
pasien setelah keluar dari rumah sakit dibandingkan dengan keadaan umum pasien
ketika pertama masuk rumah sakit. Dampak pasien kanker paru-paru setelah
menjalani perawatan dapat dilihat pada gambar 6.
41
Persentase Dampak Pasien Kanker Paru-paru Yang Dirawat Di RSUP Dr. Sardjito Tahun 2008
Setelah Menjalani Perawatan
88,5%
11,5%
Membaik
Belum sembuh
Gambar 7. Persentase dampak pasien kanker paru-paru yang dirawat di RSUP Dr.Sardjito tahun
2008 setelah menjalani perawatan
F. Rangkuman Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penatalaksanaan kasus
kelainan hematologi pada kemoterapi kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta tahun 2008. Karakteristik pasien kanker paru-paru di RSUP
Dr.Sardjito dapat digambarkan sebagai berikut : kasus kanker paru-paru paling
banyak dijumpai pada interval umur 60-69 tahun dengan persentase 53%,
sebanyak 49% kasus dijumpai kanker paru-paru dengan stadium IV. Terdapat 3
kasus hipertensi pada kasus kanker paru-paru yang mengalami hematologi dan
terdapat riwayat merokok sebesar 7,7%
Dari hasil penelitian, profil pengobatan berdasarkan kelas terapi kasus
kelainan hematologi pada kemoterapi kanker paru-paru di RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta tahun 2008 adalah obat gastrointestinal dan sistem hepatobilier
84,6%, obat sistem kardiovaskular dan hematopoietik 34,6%, obat sistem
pernafasan 26,9%, obat sistem saraf pusat 34,6%, obat hormonal 7,7%, obat
antiinfeksi 19,2%, obat kemoterapi 100%, vitamin dan mineral 11,5%, nutrisi
42
19,2%, dan lain-lain 61,5%. Terdapat 26 kasus kelainan hematologi dan 4 kasus
DRP. Diperoleh 3 kasus butuh tambahan terapi, dan 1 kasus obat tidak tepat/salah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kasus kanker paru-paru paling banyak ditemukan pada interval umur 60-
69 tahun dengan persentase 53%, dan pada stadium IV dengan persentase
49%. Jenis penyakit penyerta paling banyak adalah adalah hipertensi dan
terdapat riwayat merokok sebesar 7,7%. Profil pengobatan diperoleh 10
kelas terapi pada kasus kemoterapi kanker paru-paru yaitu obat
gastrointestinal dan sistem hepatobilier 84,6%, obat sistem kardiovaskular
dan hematopoietik 34,6%, obat sistem pernafasan 26,9%, obat sistem saraf
pusat 34,6%, obat hormonal 7,7%, obat antiinfeksi 19,2%, obat
kemoterapi 100%, vitamin dan mineral 11,5%, nutrisi 19,2%, dan lain-lain
61,5%.
2. Terdapat 26 kasus kelainan hematologi dan ditemukan 4 kasus DRPs yang
meliputi 3 kasus butuh tambahan terapi, dan 1 kasus obat tidak tepat/salah.
3. Persentase dampak pasien kanker paru-paru yang dirawat di RSUP Dr.
Sardjito tahun 2008 setelah menjalani perawatan adalah belum sembuh
dan membaik dengan persentase 11,5% dan 88,5%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan adanya pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap
terhadap data hematologi baik sebelum maupun setelah kemoterapi.
43
44
2. Penelitian dapat dilanjutkan di rumah sakit lain untuk mendapatkan
gambaran penatalaksanaan kelainan hematologi pada kasus kemoterapi
kanker paru-paru sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan.
3. Penelitian serupa dapat dilakukan dengan menggunakan metode prospektif
sehingga peneliti akan mendapatkan informasi tentang keadaan pasien
yang lebih jelas.
45
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2004, Kanker Paru,
http://kankerparu.org/main/index.php?option=com_content&task=view&id=17&Itemid=31 , diakses tanggal 30 Agustus 2009
Anonim, 2007,
http://www.canhope.com.sg/indo/images/education/lung/indo/lung1.jpg , diakses tanggal 1 September 2009
Anonim, 2006, Cancer Information, http://patient.cancerconsultants.com/.,
diakses 1 September 2009
Anonim, 2008 a, http://www.totalkesehatananda.com/lungcancer1.html, diakses tanggal 1 September 2009
Anonim, 2008 b, Netropenia,
http://www.totalkesehatananda.com/neutropenia1.html, diakses tanggal 1 September 2009
Anonim, 2008 c, MIMS Indonesia, PT Info Master, Jakarta Anonim, 2009 a,
http://www.cancer.net/patient/All+About+Cancer/Treating+Cancer/Managing+Side+Effects/Thrombocytopenia, diakses tanggal 1 September 2009
Anonim, 2009 b, Cancer and Chemotherapy Induced Anemia, http://nccn.orgdiakses tanggal 1 September 2009
Anonim, 2009 c. Myeloid Growth Factors, http://nccn.org, diakses tanggal 1
September 2009 Berkery, R , Cleri , L.B., Skarin, A.T, 1997, Oncology Pocket Gidu to
Chemotherapy, third Edition, 251-253, Medical Communication Mosby-Wolfe, London
Cipolle, R., 2004, Pharmaceutical Care Practice, 171-199, McGraw-Hill, New
York Dipiro, J. T, 1999, Pharmacotherapy : A Patophysiologic Approach, 6th ed,2368,
McGraw-Hill, USA Harman, R. J., Mason. P., 2002, Handbook of Pharmacy Healthcare 2nd, 205-206,
Pharmaceutical Press, USA
46
Jeremy, P. W., 2002, At a Glance Sistem Respirasi, 83-85, Penerbit Erlangga,
Jakarta Minna, J.D., 2001, Principles of Internal Medicine : Neoplasms Of The Lung,
volume 1, ed 15, 562-570, The McGraw Hill Companies inc, USA Price, S.A., Wilson, L.M., 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, 207, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Rang, H.P, Dale, M.M., Ritter, J.M., Moore, P.K., 2003, Pharmacology, fifth
edition, Churchill Livingstone, London Sudoyo, Aru W., 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, edisi IV, 1015-
1020, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta Syahruddin, E, 2006, Kanker Paru,
http://www.kankerparu.org/main/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=33, diakses tanggal 30 Agustus 2009
Tietze, Karen, 2004, Clinical Skill For Pharmachist: A Patient-Focused
Approach, Second Edition, 119, Mosby Inc, USA
47
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Kasus Kelainan Hematologi Pada Kemoterapi Kanker Paru-Paru
no RM u m u r
Riwayat penyakit Diagnosis utama
LP tindakan Keluhan Obat Tanggal pemberian
Hasil lab dan non lab
Outcome
1 01.02.15.04 18/6/08- 21/6/08
38 Pasien perempuan umur 38 tahun dengan riwayat ca servix 8 tahun yang lalu dan saat ini sedang menjalani kemoterapi untuk ca paru (ke III) yang direncanakan tanggal 21 Juni 2008
Ca paru std IV pro ss III
3 Kemoterapi dengan Brexel dan Carboplatin
Mual (-) Muntah (-) Demam (-) Lemas (-)
Protokol kemo: Infus dextrose 5% Inj. Pantosol 1A Paloxi 1A Inj Diphenhidramin 50 mg Inj Dexametason 20 mg Brexel 120 ml Carboplatin 200 ml Post kemo: Inj leukogen 1A Inj hemapo 1A Metycobalamin 3 x 1 Narfos 8 mg 3 x 1 Megace 1 x 20 cc Obat yang dibawa pulang: Narvos 3 x 1 (12)
21/6 21/6 21/6 21/6 21/6 21/6 21/6 21/6 21/6 21/6 21/6 21/6
18/6 T: 120/80 N: 90 R:20 T: afebris 19/06 WBC: 5,9.103/uL RBC : 3,54.106/uL HGB : 9,29 g/dL HCT : 29,5% MCV : - 83,3 fL MCH : 26,0 pg MCHC : 31,2 g/dL PLT : 98.103/uL LYM % : 21,3 % MXD% : 1,3 % NUET % : 77,4 % LYM # : 1,3. 103µL MXD# : 0,1. 103µL NEUT # : 4,5. 10-3µL
Membaik
48
Nexium 1 x malam (6)
Tot. Bili: 0,5 mg/dL Tot.protein : 6,7 g/dL Albumin : 3,20 g/dL AST / GOT : 16 u/L ALT / GPT : 12 u/L Urea nitrogen : 38 mg/dL Creatinin : 4,7 mg/dL Uric Acid: 9,3 mg/dL Kolesterol: 182 mg/dL Trigliserida : 159 mg/dL HDL : 42 mg/dL LDL : 108 mg/dL Glukosa : 72 mg/dL Sodium : 140 mmol/L Potassium : 4,96 mmol/L Chloride : 119 mmol/L 22/6
49
WBC: 4,5.103/uL RBC : 4,25.106/uL HGB : 11,5 g/dL HCT : 35,4% MCV : 83,3 fL MCH : 27,1 pg MCHC : 32,5 g/dL PLT : 282.103/uL LYM % : 22,8 % MXD% : 8,1 % NUET % : 69,1 % LYM # : 1,0. 103µL MXD#: 0,4. 103µL NEUT # : 3,1. 10-3µL
2 01.02.15.04 06/10/08 – 09/10/08
38 Os adalah penderita tumor kandungan (Ca Servix) 10 tahun yang lalu mengalami kemoterapi. Os juga menderita Ca Paru, dikatakan metastase dan telah mengalami kemoterapi sejak 3 juli 2008 dengan siklus 3
Tumor paru (std IV) metastase dari Ca uterus
3 Kemoterapi Dengan brexel dan carboplatin
Mual (-) Muntah (-) Demam (-) Lemas (-)
Tranf. PRC 2 kolf Tranf. Albumin 25% 100 cc Tranf. Trombosit 5kolf Premed: Pantozol 1A i.v Dipenhidramin 50mg i.v Dexamethasone 20mg i.v
07/10 07/10 08/10 08/10 08/10 08/10
06/10 T: 100/65 N: 96 R:20 WBC: 9,5.103/uL RBC : 3,22.106/uL HGB : 9,5 g/dL HCT : 29,0% MCV : 90,1 fL MCH : 29,5 pg MCHC : 32,8 g/dL PLT : 53.103/uL Lym : 15,4 %
membaik
50
mingguan. Problem keperawatan: Anemia Trombositopenia hipoalbuminemia
Sitostatika: Brexel 120mg Carboplatin 200mg Post kemo: Hemapo Leukogen Obat dibawa pulang: Methylcobalt 3x1 Narfoz 2x8mg
08/10 08/10 08/10 08/10
PPW : 16,8 fL MPV : 11,7 fL P-LCR : 36,5% Tot.protein : 6,0 g/dL Albumin : 2,72 g/dL AST / GOT : 26 u/L ALT / GPT : 21 u/L Urea nitrogen : 50 mg/dL Creatinin : 5,3 mg/dL Glukosa : 82 mg/dL Sodium : 144 mmol/L Potassium : 4,87 mmol/L Chloride : 117 mmol/L
3. 00.34.95.94 Masuk tanggal : 18-2-2008 Keluar : 19-2-2008
59 OS dengan NCSCLC stadium IV post paxus dan carboplatin ke 6 dengan keluhan nyeri pada telapak kaki
NSCLC Stadium IV
1 Kemoterapi dengan regimen paxus dan carboplatin
Celebrex 1x0,2 (pagi) Nexium 1x40 mg MST 2x10 mg Guarfosid 2x5 mg Premed : Nexium 40ml
18/2
18/2 WBC: 6,8. 103/uL RBC : 3,55.106/uL HGB : 11 g/dL HCT : 33,4 % MCV : 94,1 fL MCH : 31,0 pg MCHC : 32,9 g/dL
Belum sembuh
51
Kalmethason 2A Dypenhidramin 2A Vomceran 8ml Paxus 270 mg Carboplatin 400 mg
18/2 18/2 18/2 18/2 18/2
PLT : 113.103/uL Lym : 23,5 % Mxd : 10 % Neut : 66,5 % LYM # : 1,6. 103µL MXD#: 0,7. 103µL NEUT # : 45. 10-3µL
4 00.48.83.20 Masuk tanggal : 19-8-2008 Keluar : 8-9-2008
62 Pasien adalah penderita SCLC tegak. Keluhan saat ini batuk,dahak,demam, mual, badan kuning. Pasien pro SS I. Pasien mengalami problem hepatomegali, anemia, dislipidemia, pneumonia
SCLC 20 Kemoterapi dengan paxus 259,24 mg dan carboplatin 447,4 mg. Kemoterapi tanggal 5/9
Terapi yang diberikan : -diet -infus D5% -tranfusi PRC -simvastatin -Inj.ceftazidim 1gr/8jam Obat yang diberikan: -ranitidin 2x1 -metolclopramid 3x1 -cholestiramin 3x1 sachet -Ketorolac 3x1 -simvastatin -fluimucul Syr 3xCI
22/8 WBC: 16,46.103/uL RBC : 5,58.106/uL HGB : 12,3 g/dL HCT : 37,3 % MCV : 66,8 fL MCH : 22 pg MCHC : 33 g/dL PLT : 383.103/uL Ne % : - LYM % : - Mo% : 5,2 % Eo : 0,7 % Ba : - Ne # : - LYM # : -. Mo# : 0,85. 103µL Eo #: 0,12. 103µL Ba #: -
Membaik
52
- paxus 259,24mg - carboplatin 447,4 mg
5/9 5/9
1/9 WBC: 10,93.103/uL RBC : 4,97.106/uL HGB : 11,1 g/dL HCT : 33,2 % MCV : 66,8 fL MCH : 22,3 pg MCHC : 33,4 g/dL PLT : 305.103/uL Ne % : - LYM % : - Mo% : 6,9 % Eo : 2 % Ba : 1,8 % Ne # : - LYM # : - Mo# : 0,75. 103µL Eo #: 0,22. 103µL Ba #: 0,2.103µL
5 00.48.83.20 Masuk tanggal : 25-9-2008 Keluar : 29-9-2008
62 Pasien penderita SCLC tegak. Terakhir kemo tanggal 5/9/2008 Pro SS II. Komplikasi metastase ductus choledochus, anemia mikrositik
SCLC metastase ductus choledochus
4 Kemoterapi dengan paxus dan carboplatin. Kemoterapi tanggal 29/9
Post kemo pasien langsung pulang, sehingga belum dilakukan pemeriksaan TLS
infus NaCl 0,9% -tranfusi PRC II kolf -Inj.sotatik 10mg -dexametason 2A -ranitidin 2A -dipenhidramin 2A
Sampai Hb >10 28/9 28/9 28/9 28/9
25/9 WBC: 12,88.103/uL RBC : 4,4.106/uL HGB : 9,4 g/dL HCT : 27,5 % MCV : 62,5 fL MCH : 21,4 pg MCHC : 34,2 g/dL PLT : 225.103/uL
Belum sembuh
53
hipokromik, hiperbilirubinemia (peningkatan enzim transaminase).
SS : -Paxus 259,4mg -carboplatin 447,4 mg
28/9 29/9
Ne % : 72,6 % LYM % : 17,3 % Mo% : 8,9 % Eo : 0,4 % Ba : 0,8 % Ne # : 9,36. 103µL LYM # : 2,23. 10-3µL Mo# : 1,14. 103µL Eo #: 0,05. 103µL Ba #: 0,1.103µL 28/9 WBC: 8,55.103/uL RBC : 4,74.106/uL HGB : 10,8 g/dL HCT : 31,8 % MCV : 67,1 fL MCH : 22,8 pg MCHC : 34 g/dL PLT : 159.103/uL Ne % : 72,7 % LYM % : 16,5 % Mo% : 8,3 % Eo : 1,8 % Ba : 0,7 % Ne # : 6,22. 103µL LYM # : 1,41. 10-3µL Mo# : 0,71. 103µL
54
Eo #: 0,15. 103µL Ba #: 0,06.103µL
6 00.48.83.20 Masuk tanggal : 20-10-2008 Keluar : 23-10-2008
62 Pasien penderita SCLC metastase ductus choledochus. Pro SS III. Kemoterapi terakhir tanggal 29/9
SCLC metastase ductus choledochus
3 Kemoterapi dengan paxus dan carboplatin. Kemoterapi tanggal 22/10
Post kemo pasien tidak mengeluh mual-muntah
diet TKTP Premed : -Inj.dexametason 2A -inj.deladryl 2A -inj.ranitidin 2A -inj,cedantron 8mg SS : -paxus 259,24 mg -carboplatin 447,4 mg
22/10 22/10 22/10 22/10 22/10 22/10
20/10 WBC: 5,4.103/uL RBC : 4,78.106/uL HGB : 10,3 g/dL HCT : 32,4 % MCV : 67,7fL MCH : 21,6 pg PLT : 228.103/uL Ne % : 44,1 % LYM % : 35,1 % Mo% : 19,2 % Eo : 0,9 % Ba : 0,7 %
Membaik
7 00.48.83.20 Masuk tanggal : 12-11-2008 Keluar : 17-11-2008
62 Pasien adalah penderita SCLC tegak. Pro SS IV. Kemoterapi terakhir tanggal 22/10. Pasien mengalami problem : -anemia mikrositik
SCLC metastase ductus choledochus
5 Kemoterapi dengan paxus dan carboplatin. Kemoterapi tanggal 15/11
Post kemo tidak ada keluhan
-diet TKTP -infus NaCl 0,9% -tranfusi PRC 1 kolf -kapsul garam Premed: -radin 2A - delladryl 2A - dexamethason 2A - ondansetron 1A
Hb >10 g/dl 15/11 15/11 15/11 15/11
12/11 WBC: 7,61.103/uL RBC : 4,63.106/uL HGB : 9,7 g/dL HCT : 31 % MCV : 67 fL MCH : 21 pg MCHC : 31,3 g/dL PLT : 186.103/uL Ne % : 55,9 % LYM % : 32,3 % Mo% : 9,2 %
Membaik
55
hipokromik -hiponatromia -hiperbilirubinemia
SS : -paxus 259,2 mg -carboplatin 447,4 mg
15/11 15/11
Eo : 1,8 % Ba : 0,8 % Ne # : 4,25. 103µL LYM # : 2,46. 10-3µL Mo# : 0,70. 103µL Eo #: 0,14. 103µL Ba #: 0,06.103µL 16/11 WBC: 14,61.103/uL RBC : 5,33.106/uL HGB : 11,9 g/dL HCT : 35 % MCV : 65,7 fL MCH : 22,3 pg MCHC : 34 g/dL PLT : 222.103/uL Ne % : 83,7 % LYM % : 13,1 % Mo% : 3,1 % Eo : 0 % Ba : 0,1 % Ne # : 12,23. 103µL LYM # : 1,91. 10-3µL Mo# : 0,45. 103µL Eo #: 0. 103µL Ba #: 0,02.103µL
56
8 00.48.83.20 Masuk tanggal : 3-12-2008 Keluar : 7-12-2008
62 Pasien adalah penderita SCLC tegak. Pro SS V. Kemoterapi terakhir tanggal 15/11.
SCLC metastase ductus choledochus
4 Kemoterapi dengan paxus dan carboplatin. Kemoterapi tanggal 6/12
Post SS pasien merasa baik-baik saja
-diet TKTP -Inf.NaCl 0,9% -metilcobal 3x1 SS : -paxus 259,4 mg -carboplatin 447,4 mg
4/12 6/12 6/12
3/12 WBC: 5,6.103/uL RBC : 4,64.106/uL HGB : 10 g/dL HCT : 30,6 % MCV : 65,9 fL MCH : 21,6 pg MCHC : 32,7 g/dL PLT : 168.103/uL Ne % : 49,8 % LYM % : 31,4 % Mo% : 15,8 % Eo : 2,2 % Ba : 0,8 % Ne # : 3,1. 103µL LYM # : 1,8. 10-3µL Mo# : 0,6. 103µL Eo #: 0,1. 103µL Ba #: 0.103µL 7/12 WBC: 12,5.103/uL RBC : 4,71.106/uL HGB : 10,2 g/dL HCT : 31,2 % MCV : 66,1 fL MCH : 21,5 pg MCHC : 32,6 g/dL PLT : 313.103/uL
Belum sembuh
57
Ne % : 83,2 % LYM % : 11,9 % Mo% : 4,8 % Eo : 0 % Ba : 0,1 % Ne # : 10,4. 103µL LYM # : 1,5. 10-3µL Mo# : 0,6. 103µL Eo #: 0. 103µL Ba #: 0.103µL
9 00.48.83.20 Masuk tanggal : 24-12-2008 Keluar : 28-12-2008
62 Pasien adalah penderita SCLC tegak. Pro SS VI. Kemoterapi terakhir tanggal 6/12. Pasien mengalami problem anemia mikro-hipo dan hipertensi stadium I
SCLC metastase ductus choledochus
4 Kemoterapi dengan paxus dan carboplatin. Kemoterapi tanggal 27/12
Post SS, TLS baik, KU baik,
-diet TKTP -Inf.NaCl 0,9% -Oksigen -HCTl -Neurodex Premed: -dexamethason 2A -delladry 2A - sotatik 1A SS : -paxus 271,5 ng -carboplatin 408,5mg
27/12 27/12 27/12 27/12 27/12
TD : 140/90 N : 64x R : 20 T : afeb 24/12 WBC: 4,6.103/uL RBC : 4,72.106/uL HGB : 10,3 g/dL HCT : 32,7 % MCV : 69,2 fL MCH : 21,8 pg MCHC : 31,6 g/dL PLT : 184.103/uL Ne % : 19,7 % LYM % : 58,6 % Mo% : 19,4 % Eo : 2,1 % Ba : 0,2 %
Membaik
58
10 01.18.26.16 Masuk tanggal : 22-4-2008 Keluar : 24-4-2008
45 Pasien penderita NSCLC dengan efusi pleura. Pasien ada indikasi anemia.
Tumor Paru kiri (NSCLS) dengan efusi pleura stadium III B. Pro SS seri IV
2 Kemoterapi brexel dan carboplatin.
- tranfusi prc II kolf Premed: - paloxi 1A - pantosal 1A - dipenhidramin 5A - deksametason 4A SS: - brexel 120 mg dalam NaCl 250 cc - carboplatin 600 mg dalam NaCl 250 cc Obat dibawa pulang: -metochlopramid 3x1 -vit B6 3x1 -Na diklofenak -Narfoz 8mg -megace 3x1 C
22/4,23/4 23/4 23/4 23/4 23/4 23/4 23/4
21/4 WBC: 4,8.103/uL RBC : 4,1.106/uL HGB : 11,4 g/dL HCT : 35 % PLT : 188.103/uL
membaik
11 01.17.01.95
68 KU: lemas RPS: Os adalah penderita Ca Paru st IV pos ss III saat dirawat tanggal 7/01/08 – 12/01/08.
Adenocarsinoma paru std IV post ss IV
7 Kemoterapi dengan Carboplatin dan Taxol
Mual (-) Muntah (-) Demam (-) Lemas (+) Batuk (+) Dahak (+)
Dexamethasone 2A Diphenhidramin 2A Radin 2A Metoclopramide 2A
15/02 15/02 15/02 15/02
10/02 T: 120/80 N: 80 RR:20 T: afebris WBC: 4,59.103/uL
membaik
59
HMRS Os datang pro ss IV jadwal tanggal 1/02/08 regimen Taxal 175/m2, Carboplatin AUC 5. Riwayat DM (-) HT (+) dengan captopril Problem: anemia
Noperten Captopril HCt Amdixal Tranfusi PRC 2 kolf Obat dibawa pulang: Noperten 1x10mg Amdixal 1x5mg HCt 25mg 1-0-0
11-16/02 11-16/02 11-16/02 11-16/02 13/02
RBC : 3,06.106/uL HGB : 8,9 g/dL HCT :27,1 % MCV : 88,6 fL MCH : 29,1 pg MCHC : 32,8 g/dL 13/2 WBC: 5,8.103/uL RBC : 4,35.106/uL HGB : 12,6 g/dL HCT :38,3 % MCV : 88 fL MCH : 28,9 pg MCHC : 32,8 g/dL PLT : 447 .103/µL
12 01.35.65.92 6/10/2008- 9/10/2008
51 Os sudah menjalani kemoterapi 3x, terakhir kemoterapi tanggal 9 Sept 2008 dengan Brexel dan Carboplatin (data RM tidak tersedia).
NSCLC stad IIIB
3 Kemoterapidengan Brexel 120 mg dan Carboplatin 450 mg
Mual (+) Muntah (-)
Premed: -dexamethason 2A -ondansetron 1A -ranitidin 1A -dipenhidramin 1A Brexel 120 mg Carboplatin 450mg Ranitidin 2x150mg Guarposid 5mg 3x1Biobran 3x1 tab Codein 30mg 3x1
6/10 6/10 6/10 6/10 6/10 6/10 06-09/10 06-09/10 06-09/10 06-09/10
06/10 Tot.protein : 6,0 g/dL AST: 21 IU/L ALT: 18 IU/L ALB: 2,6 IU/L BUN: 7 mg/dL CREA: 0,88 mg/dL URIC: 4,4 mg/dL GLU: 82 mg/dL LD-P: 424 IU/L NA: 137,2 mmol/L
membaik
60
DMP 3x2tab 06-09/10 K : 3,55 mmol/L Cl: 108,0 mmol/L WBC: 4,93 .103/uL RBC :3,89 .106/uL HGB : 10,6 g/dL HCT : 32,9 % MCV : 84,6 fL MCH : 27,2 pg MCHC :32,2 g/dL PLT :230 .103/µL Lym :29,4 % Neut : 50,1 % MONO: 12,2% LYM # : 1,45.10-3µL NEUT # :2,47. 10-3µL MONO#: 0,60. 10-3µL 09/10 WBC:5,58 .103/uL RBC :3,79 .106/uL HGB : 10,1 g/dL HCT : 31,9% MCV : 84,2 fL MCH : 26,6 pg MCHC :31,7 g/dL
61
PLT : 244 .103/µL LYM # : 0,74.103µL NEUT # : 2,81.103µL MONO#: 0,02.103µL
13 01.35.68.08 15/09-18/09
50 KU: post ss IV pada NSCLC RPS: os telah mendapatkan 3x kemoterapi dari 6x yang direncanakan. Selama kemoterapi rambut rontok (+), Mual (+), muntah (+) HMRS Os control poli untuk masuk kemoterapi IV, opname bangsal. Keluhan saat ini lemes (-), mual muntah (-), rambut rontok (+)
NSCLC stad IIB
3 Kemoterapi IV dengan Paklitaksel dan Carboplatin
Tidak termonitor dan tercatat
Dexamethasone 2A Premed: Ranitidin 1A Dipenhidramin 50mg Ondancentron 1A Sitostatika: Paclitaxel Carboplation Obat dibawa pulang: (-)
16/09 17/09 17/09 17/09 17/09 17/09
18/09 WBC: 5,6.103/uL RBC : 3,59.106/uL HGB : 10,2 g/dL HCT: 30,3 % MCV : 84,2 fL MCH : 28,3 pg MCHC : 33,6 g/dL PLT : 278.103/uL LYM % : 34,1 % MXD% : 4,8 % NEUT% : 60,8% LYM # : 1,9.103µL MXD# : 0,3.103µL NEUT # : 3,4.10-3µL Tot.protein: 6,03 g/dL Albumin :2,99 g/dL AST / GOT : 27 u/L ALT / GPT : 19 u/L
Membaik
62
Creatinin: 0,67 mg/dL Uric Acid: 3,4 mg/dL Na: 144,1 mmol K : 3,71 mmol/L Chloride : 115,1 mmol/L
14 01.35.02.99 31/07/08-02/08/08
44 KU: post kemoterapi IV Masalah keperawatan: anemia, cemas Masalah yang perlu ditindaklanjuti dirumah: mual dan muntah
NSCLC stad IIB
2 Kemoterapi IV dengan paxus dan cisplatin
Mual (+) Muntah (-)
Tranfusi PRC 2 kolf Premed: OMZ 1 fL Paloxi 1fL Dipenhidramin 50mg Dexamethasone 20mg Paxus 315mg dalam NaCl 0,9% 250cc Cisplatin 125mg dalam NaCl 0,9% 250cc 60tpm Obat dibawa pulang: metylcobalt 3x1
31/07 & 01/08 01/08 01/08 01/08 01/08 01/08 01/08
31/07 T: 120/80 N: 84 T: 36°C WBC: 9,1.103/uL RBC : 3,67.106/uL HGB : 10,6 g/dL HCT : 31,6 % MCV : 86,1 fL MCH : 28,9 pg MCHC : 33,5 g/dL PLT: 372 103/uL LYM % : 50,1 % MXD% : 9,1 % NEUT % : 40,8 % LYM # : 4,6.103µL MXD# : 0,8.103µL NEUT # : 3,7.10-3µL
Membaik
63
Narfoz 8mg 3x1 Megace syr 1x20cc
15 01.34.31.67 Masuk tanggal : 9-4-2008 Keluar : 15-4-2008
76 Pasien laki-laki umur 76 yang terdiagnosis Ca paru stadium IV. Ketika masuk RS pasien mengeluh sesak nafas, batuk dan demam. Pasien mengalami anemia dan hypoalbuminemia.
Ca paru std IV
6 Kemoterapi dengan paxus dan Ecosul
Obat oral : Megace Syr MST 10 mg Obat suntikan : Avelox inf 400 ml Pantozol Lasix Medixan Plasmanate Premed : -Inj dexamethason 4A -Inj dipenhydramin 2A -Inj vomceran 8 mg -Inj ranitidine 1A - Tranfusi PRC - Tranfusi albumin
20%
10/4-16/4 12/4-16/4 10/4-16/4 12/4-16/4 14/4-16/4 14/4 14/4 Premed diberikan sebelum pasien diberi obat kemoterapi Hb>10 g/dl Alb> 3
9/4 WBC: 10,1.103/uL RBC : 2,95.106/uL HGB : 7,5 g/dL HCT : 21,6 % MCV : 73,2 fL MCH : 24,7 pg MCHC : 33,8 g/dL PLT : 255.103/uL LYM % : 11,4 % Mo% : 10,1 % NUET % : 75,2 % Eo : 2,9 % Ba : 0,4 % LYM # : 1,3. 103µL Mo# : 0,1. 103µL NEUT # : 4,5. 10-3µL Eo : 0,3. 103µL Ba : 0,0 103µL Tot. Bili: 0,5 mg/dL Tot.protein : 5,9 g/dL Albumin : 2,56 g/dL AST / GOT : 91,2
membaik
64
u/L ALT / GPT : 37,1 u/L Urea nitrogen : 22,5 mg/dL Creatinin : 0,9 mg/dL Uric Acid: 5,5 mg/dL Glukosa : 108 mg/dL Sodium : 134 mmol/L Potassium : 4,3 mmol/L Chloride : 98,1 mmol/L 14/4 WBC: 13,8.103/uL RBC : 4,86.106/uL HGB : 12,6 g/dL HCT : 39,5% MCV : 81,3 fL MCH : 25,9 pg MCHC : 31,9 g/dL PLT : 333.103/uL LYM % : 8,8 % MXD% : 9,7 %
65
NUET % : 81,5 % LYM # : 1,2. 103µL MXD#: 1,2. 103µL NEUT # : 11,3. 10-3µL
16 01.34.31.67 Masuk tanggal : 26-5-2008 Keluar : 30-5-2008
76 Pasien merupakan penderita adeno Ca paru dextra, pro SS II Ketika masuk RS pasien mengeluhkan sesak nafas. Pasien mengalami anemia dan hipoalbuminemia
Adeno Ca paru dextra stadium IV
4 Kemoterapi dengan regimen paxus
Pasien mengeluhkan mual dan muntah setelah kemoterapi 1
Premed: -Infus NaCl 100cc -Dexametason inj 2 amp - cedantron inj 8 mg i.v -Inj.deladryl 2cc A -Inj.ranitidin 2A SS: -Paxus 90 mg - Tranfusi PRC 1 kolf
-Tranfusi albumin 1 btl
29/5 29/5 29/5 29/5 29/5 29/5 Sebelum SS
26/5 WBC: 11.103/uL RBC : 3,48.106/uL HGB : 9,2 g/dL HCT : 28,5 % MCV : 81,9 fL MCH : 26,5 pg MCHC : 32,3 g/dL PLT : 342.103/uL LYM % : 18 % Mo% : 2,2 % NUET % : 66,8 % Eo : 5,1 % Ba : 7,9 % LYM # : 2,0. 103µL Mo# : 0,2. 103µL NEUT # : 7,3. 10-3µL Eo #: 0,6. 103µL Ba #: 0,9 103µL 30/5 WBC: 12,5.103/uL RBC : 3,70.106/uL
membaik
66
HGB : 9,9 g/dL HCT : 28,8 % MCV : 77,8 fL MCH : 26, 8 pg MCHC : 34,4 g/dL PLT : 298.103/uL LYM % : 7,5 % Mo% : 7,5 % NUET % : 84,3 % Eo : 0,1 % Ba : 0,6 % LYM # : 0,9. 103µL Mo# : 0,9. 103µL NEUT # : 10,6. 103µL Eo #: 0,0. 103µL Ba #: 0,1 103µL
17 01.34.31.67 Masuk tanggal : 17-6-2008 Keluar : 25-6-2008
76 Pasien merupakan penderita adeno Ca paru dextra, pro SS III. Selama perawatan,pasien mengalami anemia dan hipoalbuminemia
Adeno Ca paru dextra stadium IV
8 Kemoterapi dengan paxus
- Infus NaCl 0,9 % - Tranfusi PRC 1 kolf
- Terapi albumin 200 cc
Diet TKTP SS: -paxus
19,21/6 18,21 dan 24/6
16/6 WBC: 11,2.103/uL RBC : 3,63.106/uL HGB : 9,6 g/dL HCT : 28 % MCV : 77 fL MCH : 26,3 pg MCHC : 34,2 g/dL PLT : 339.103/uL LYM % : 9,8 % Mo% : 9,7 % Ne % : 80,1 %
membaik
67
Eo : 0,4 % Ba : 0,0 % LYM # : 1,1. 10-3µL Mo# : 1,1. 103µL Ne # : 9,0. 103µL Eo #: 0,0. 103µL Ba #: 0,0.103µL TP : 5,5 Alb : 2,0 AST : 38 ALT : 29 BUN : 12 CRE : 0,92 URIC : 5,7 24/6 WBC: 9,12.103/uL RBC : 4,63.106/uL HGB : 12,1g/dL HCT : 39,7 % MCV : 85,7 fL MCH : 26,1 pg MCHC : 30,5 g/dL PLT : 168.103/uL Ne % : 84,9 % LYM % : 10 % Mo% : 4,4 % Eo : 0,4 %
68
Ba : 0,3 % Ne # : 7,74. 103µL LYM # : 0,91.103µL Mo# : 0,40. 103µL Eo #: 0,04. 103µL Ba #: 0,03.103µL
18 01.35.90.91 Masuk tanggal : 4-8-2008 Keluar : 7-8-2008
64 Pasien telah menjalani kemoterapi sebanyak 1x. Pasien mengalami anemia dan mual.
NSCLC (Adeno carcinoma) stadium IV Pro SS II
3 Kemoterapi dengan gemcitabine dan carboplatin
- - biobran 2x1 - fucoidan 2x1 Premed: -dexamethason -citrovel SS: - gemcitabin 140
mg - carboplatin 400
mg - tranfusi prc 2 kolf
5/8-7/8 5/8-7/8 6/8 6/8 6/8 6/8 4-5/8
4/8 WBC: 15.103/uL RBC : 2,82.106/uL HGB : 8,8 g/dL HCT : 26,5 % MCV : 84 fL MCH : 31,2 pg MCHC : 33,2 g/dL PLT : 237.103/uL 6/8 WBC: 6,8.103/uL RBC : 3,49.106/uL HGB : 10,5 g/dL HCT : 32,2 % MCV : 92,3 fL MCH : 30,1 pg MCHC : 32,6 g/dL PLT : 584.103/uL
Membaik
19 01.35.90.91
64 Pasien telah menjalani
NSCLC (Adeno
7 Kemoterapi dengan
- - cefepime - albumin
- 15/8 dan
15/8 WBC: 7,0.103/uL
Membaik
69
Masuk tanggal : 14-8-2008 Keluar : 21-8-2008
kemoterapi sebanyak 2x, terakhir 1 minggu yang lalu. Pasien mengeluh sesak nafas.
carcinoma) stadium IV
gemcitabin - tranfusi prc 1 kolf - levopront Syr 3x1 - Q ten 60mg 1x1 - BRM 1x1 - Remopain 1A premed: - Deksametason
2A - Dipenhidramin
2A - Setrovel 1A kemoterapi: - gemcitabin 1400
mg
20/8 14/8-21/8 15/8-21/8 15/8-21/8 17/8 20/8 20/8 20/8 20/8
RBC : 2,95.106/uL HGB : 8,9 g/dL HCT : 26,4 % MCV : 89,5 fL MCH : 30,2 pg MCHC : 33,7 g/dL PLT : 296.103/uL 18/8 WBC: 8,6.103/uL RBC : 3,32.106/uL HGB : 10,1 g/dL HCT : 29,7 % MCV : 89,5 fL MCH : 30,4 pg MCHC : 34,0 g/dL PLT : 211.103/uL
20 01.35.90.91 Masuk tanggal : 31-8-2008 Keluar : 5-9-2008
64 Pasien mengalami masalah anemia.
NSCLC (Adeno carcinoma) stadium IV
5 Kemopterapi dengan gemcitabin
- - Q ten 1x1 - codypront 3x1 C - fucoidan 100 mg
2x1 -macef 1 g/24 jam - tranfusi prc Premed: -dexamethason 20
mg i.v -cetrovel 1A i.v SS: - gemcitabin 1400
3/9-4/9 3/9-5/9 4/9 2/9-4/9 1/9-2/9 3/9 3/9 3/9
31/8 WBC: 10,7.103/uL RBC : 2,79.106/uL HGB : 8,4 g/dL HCT : 25,4 % MCV : 92,1 fL MCH : 30,1 pg MCHC : 32,7 g/dL PLT : 241.103/uL 3/9 WBC: 9,6.103/uL RBC : 3,51.106/uL
Membaik
70
mg dalam NaCl 0,9% 500cc
HGB : 10,3 g/dL HCT : 31,6 % MCV : 90,0 fL MCH : 29,3 pg MCHC : 32,6 g/dL PLT : 197.103/uL
21 01.35.90.91 Masuk tanggal : 9-9-2008 Keluar : 12-9-2008
64 Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk.
NSCLC (Adeno carcinoma) stadium IV
3 Kemoterapi dengan gemcitabin
- - codypront syr 3x1 C
- levopront syr 3x1 - macef Premed: -dexamethasone 20
mg i.v -tropisentron 8 mg SS: - gemcitabin 1400
mg dalam NaCl 0,9%500 ml drip i.v
10/9 11/9-12/9 10/9-12/9 11/9 11/9 11/9
10/9 WBC: 6,1.103/uL RBC : 3,5.106/uL HGB : 10,2 g/dL HCT : 31,4 % MCV : 89,7 fL MCH : 29,1 pg MCHC : 32,5 g/dL PLT : 314.103/uL
Membaik
22 01.35.90.91 Masuk tanggal : 23-9-2008 Keluar : 29-9-2008
64 Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk. Pasien mengalami anemia.
NSCLC (Adeno carcinoma) stadium IV Pro SS IV
6 Kemoterapi dengan gemcitabin
- - comsporin 2x1 - levopront syr 3x1
C - biobran 2x1 - remopain 1A 2x1 - macef + NaCl
1x1 - lasix - leukogen - tranfusi prc
23/9-29/9 23/9-29/9 24/9-29/9 27/9-28/9 27/9-29/9 24/9-25/9 28/9 24/9-26/9
23/9 WBC: 4,1.103/uL RBC : 2,48.106/uL HGB : 7,2 g/dL HCT : 22,4 % MCV : 90,3 fL MCH : 29,0 pg MCHC : 32,1 g/dL PLT : 174.103/uL
Membaik
71
SS: - gemcitabin Obat dibawa
pulang: -levopront 3x1 -biobran 2x1 Q ten 1x1S
-
27/9 WBC: 4,3.103/uL RBC : 4,12.106/uL HGB : 12 g/dL HCT : 36,4 % MCV : 88,3 fL MCH : 29,1 pg MCHC : 33,0 g/dL PLT : 381.103/uL
23 01.35.90.91 Masuk tanggal : 4-11-2008 Keluar : 7-11-2008
64 Pasien mengeluh seak nafas dan mengalami anemia. Pasien mengalami hipertensi stadium 1
NSCLC (Adeno carcinoma) stadium IV
3 Kemoterapi dengan gemcitabin
- - Q ten 30 mg 1x1 - macef 1x1 - injeksi lasix extra - tranfusi prc 1 kolf SS: -gemcitabin
6/11-8/11 5/11-7/11 5/11 4 dan 5/11 6/11
6/11 WBC: 9,2.103/uL RBC : 4,09.106/uL HGB : 12 g/dL HCT : 37 % MCV : 90,5 fL MCH : 29,3 pg MCHC : 32,4 g/dL PLT : 271.103/uL
Membaik
24 01.37.74.75 14/10/08-16/10/08
58 KU: NSCLC pro ss V RPD : HT (-), DM (-)
NSCLC stad IIIB
2 Kemoterapi dengan carboplatin dan Paxus
Mual (-) Muntah (-)
Protocol kemoterapi:
Infus NaCl 100cc/30”
Dexamethasone inj 2A i.v/12jam
Cedantron 8mg inj i.v/12jam
Inj Delladryl 2cc/i.m
15/10 15/10 15/10 15/10
14/10 T: 105/60 N: 88x/mnt R: 22x/mnt t: 37,5°C WBC: 10,38.103/uL RBC : 3,34.106/uL HGB : 9,6 g/dL HCT : 30,4 %
Membaik
72
Inj Ranitidin 2A i.v ½ jam kemudian: Paxus 215,2mg
dalam intralid 500cc/3jam
Carboplatin 303mg dalam D5% 100cc/½jam
15/10 15/10 15/10
MCV : 91,0 fL MCH : 28,7 pg MCHC : 31,6 g/dL PLT: 301.103/uL LYM % : 17,6 % MXD% : 5,3 % NEUT % : 75,5 % LYM # : 1,83.103µL MXD# : 0,55.103µL NEUT # : 7,83.103µL Tot. Bili; 0,5 mg/dL Tot.protein: 8,1 g/dL Albumin : 2,9 g/dL AST / GOT : 19 u/L ALT / GPT : 17 u/L Cre: 0,76 mg/dL Uric acid: 3,9 mg/dL Glukosa : 171 mg/dL Na: 139,6 mmol/L K: 4,08 mmol/L Cl: 105,2 mmol/L
73
15/10 WBC: 9,27.103/uL RBC : 3,26.106/uL HGB : 9,3 g/dL HCT : 29,9 % MCV : 91,7 fL MCH : 28,5 pg MCHC : 31,1 g/dL PLT: 269.103/uL LYM % : 12,1 % MXD% : 5,5 % NEUT % : 79,9 % LYM # : 1,12.10-3µL MXD# : 0,51.10-3µL NEUT # : 7,41.10-3µL
25 01.35.81.74 04/07/08-24/07/08
65 KU: sesak nafas RPS: 3HSMRS Os mengeluh sesak nafas (+), batuk (+), dahak (+) warna merah, mual muntah (-). Os periksa ke puskesmas
NSCLC Diagnosis lain: Vana Cava Superior Syndrome dan Hipertensi St 1
20 AJH Paru, kemoterapi dengan Carbo[latin, Doxorubicin,cisplatin
Mual (+) Muntah (+)
O2 3 Lpm Inf. D5% 20 tpm Inj. Ceftriaxone
1g/12jam Codein 2x10mg Ambroxol 3x1 Azitromicin
1x500mg HCT 2x12,5
05-15/07 05-08/07 05-16/07 05-09/07 07-24/07 11/07 17-24/07
04/07 T: 160/90 N: 92x/mnt R: 24x/mnt t: afebris WBC: 12,9.103/uL RBC : 3,66.106/uL
Membaik
74
dirujuk ke RS Wates dilakukan Ro thorax diduga ada massa paru.mondok 3 hari diterapi dengan inj.ceftazidime, inj kalnex, inj vit K, Codein 3x10. HMRS Os dirujuk ke RSS, mondok bangsal. RPD : HT (-), DM (-) Masalah keperawatan: sesak nafas, anemia, hipoalbumin. Mual muntah post kemo dengan terapi sotatik 1A, dilanjutkan dexamethasone 2A/12 jam
Premed: Dexametasone 2A Dipenhidramin 1A
i.m Metoklopramid 1A Sitostatika: Cyclofosfamid
568mg Doxorubicin 57 mg
dalam NaCl 100cc
Cysplatin 85,2 mg Sotatik 1A Furosemid 1A Dexamethasone
2A/12jam Ranitidin 1A Metoklopramid 1A Obat dibawa
pulang: (-)
22/07 22/07 22/07 22/07 22/07 22/07 23/07 23/07 23/07 24/07 24/07
HGB : 9,4 g/dL HCT : 29,5 % MCV : 80,6 fL MCH : 26,5 pg MCHC : 32,9 g/dL PLT: 543.103/uL LYM % : 9,7 % MXD% : 7,0 % NEUT % : 81,6 % LYM # : 1,3.103µL MXD# : 0,9.103µL NEUT # : 10,5.10-3µL Tot.protein: 6,3g/dL Albumin : 3,3 g/dL AST / GOT : 15 u/L ALT / GPT : 8 u/L Cre: 0,85 mg/dL Uric acid: 4,1 mg/dL Glukosa : 102 mg/dL Na:133,5 mmol/L K: 4,32 mmol/L Cl: 104,8 mmol/L 11/07
75
WBC: 10,61.103/uL RBC : 3,68.106/uL HGB : 9,5 g/dL HCT : 31,2 % MCV : 84,8 fL MCH : 26,6 pg MCHC : 31,4 g/dL PLT: 461.103/uL LYM % : 9,7 % MXD% : 3,3 % NEUT % : 84,0 % LYM # : 1,03.10-3µL MXD# : 0,35.10-3µL NEUT # : 8,92.10-3µL Tot.protein: 6,5g/dL Albumin : 3,0 g/dL AST / GOT : 16 u/L ALT / GPT : 10 u/L Cre: 0,74 mg/dL Uric acid: 3,5 mg/dL Glukosa : 97 mg/dL Na: 140 mmol/L
76
K: 3,50 mmol/L Cl: 104,5 mmol/L
26. 01.35.08.66 15/09/08-19/09/08
30 KU: sesak nafas RPS: ±1HSMRS Os mengeluh sesak nafas (+), batuk (-), nyeri dada (-). Os control ke poli paru, keluhan sesak nafas menetap. Os telah kemoterapi 4 kali terakhir tanggal 21/08/08, kemoterapi ke 5 akan dilakukan tanggal 17/09/08. Problem keperawatan: hiponatremi hipoosmolar, hipoalbuminemia, hipokalemia, hipoklorid. Mual dan muntah post kemo.
Adenocarcinoma paru
8 kemoterapi dengan cysplatin, cyclofosfamid, dan doxorubicin
Mual (+) Muntah(+) Sesak (+)
Inf. NaCl 0,9% lini KSR 1x1 tab Sitostatika: Cisplatin 80mg/m2 Doxorubicin
600mg/m2 Cyclofosfamid
80mg/m2 Obat dibawa
pulang: Grahabion 2x1 tab Ranitidine 2x1 tab Metoklopramid
2x1
17/09 17-18/09 17/09 17/09 17/09
15/09 TD: 110/90 N: 82x/mnt R: 24x/mnt T: 36,8°C BB:48kg TB: 158cm RBW: 82,75% LPT: 1,45 15/09 WBC: 2,11.103/uL RBC : 3,61.106/uL HGB : 10,4 g/dL HCT : 32,5 % MCV : 90 fL MCH : 28,8 pg MCHC : 32 g/dL PLT: 274.103/uL LYM % : 28 % LYM # : 0,59.10-3µL
Membaik
77
RPD : HT (-), DM (-)
Tot.protein:7,83 g/dL Albumin : 2,7 g/dL AST / GOT : 19,7 u/L ALT / GPT : 15,4 u/L Urea nitr:12,7mg/dL Cre: 0,49 mg/dL Uric acid: 1,9 mg/dL Glu: 7,5 mg/dL Sodium:132,3mmol/L Pottasium:2,79 mmol/L Cl: 90,8 mmol/L 18/09 WBC: 5,39.103/uL RBC : 3,76.106/uL HGB : 10,9 g/dL HCT : 33,2 % MCV : 88,3 fL MCH : 29 pg MCHC : 32,8 g/dL PLT: 303.103/uL LYM % : 13,3 % MXD% : 15 %
78
NEUT % : 69,5 % LYM # : 0,72.103µL MXD# : 0,81.103µL NEUT # : 3,74.103µL Tot.protein: 6,77g/dL Albumin : 2,53 g/dL AST / GOT : 25 u/L ALT / GPT : 12 u/L Cre: 0,57 mg/dL Uric acid: 2,8 mg/dL Glu: 118 mg/dL Na: 136,6 mmol/L K: 3,44 mmol/L Cl: 103,1 mmol/L
79
80
Lampiran 2. Tabel evaluasi Drug Related Problems
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pada nomor 1 di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008 Subjective
RM 01.02.15.04 , umur 38 , masuk 18/6/08-21/6/08 Diagnosis utama : Ca paru std IV pro ss III
Objective
Hasil lab tanggal 19 Juni 2008
WBC: 5,9.103/uL RBC : 3,54.106/uL HGB : 9,29 g/dL HCT : 29,5% MCV : - 83,3 fL MCH : 26,0 pg MCHC : 31,2 g/dL PLT : 98.103/uL
Hasil lab tanggal 22 Juni 2008
WBC: 4,5.103/uL RBC : 4,25.106/uL HGB : 11,5 g/dL HCT : 35,4% MCV : 83,3 fL MCH : 27,1 pg MCHC : 32,5 g/dL PLT : 282.103/uL
Kelainan hematologi
Anemia
Identifikasi DRPs
Assesment 1. Obat tidak tepat/salah
Pasien mengalami anemia dan diberi obat hemapo. Recommendation 1. Pasien diberi transfusi darah untuk menaikan kadar hemoglobin
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pada nomor 16 di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008 Subjective
RM 01.34.31.67, umur 67 , masuk: 26/5/2008 – 30/5/2008 Diagnosis utama : Adeno Ca paru dextra stadium IV
Objective
Hasil lab tanggal 26 Mei 2008
WBC: 11.103/uL RBC : 3,48.106/uL HGB : 9,2 g/dL
Hasil lab tanggal 30 Mei 2008
WBC: 12,5.103/uL RBC : 3,70.106/uL HGB : 9,9 g/dL
81
HCT : 28,5 % PLT : 342.103/uL NUET % : 66,8 % NEUT # : 7,3. 103µL
HCT : 28,8 % PLT : 298.103/uL NUET % : 84,3 % NEUT # : 10,6. 103µL
Kelainan hematologi
Anemia
Identifikasi DRPs
Assesment 1. Butuh tambahan obat
Dari data lab ditunjukan bahwa pasien mengalami anemia. Recommendation
1. Pasien perlu mendapat terapi untuk memperbaiki nilai hemoglobin
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pada nomor 24 di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008 Subjective
RM 01.37.74.75 , umur 58 , masuk 14/10/08-16/10/08 Diagnosis utama : NSCLC stad IIIB
Objective
Hasil lab tanggal 14 Oktober 2008
WBC: 10,38.103/uL RBC : 3,34.106/uL HGB : 9,6 g/dL HCT : 30,4 % MCV : 91,0 fL MCH : 28,7 pg MCHC : 31,6 g/dL PLT: 301.103/uL
Hasil lab tanggal 15 Oktober 2008
WBC: 9,27.103/uL RBC : 3,26.106/uL HGB : 9,3 g/dL HCT : 29,9 % MCV : 91,7 fL MCH : 28,5 pg MCHC : 31,1 g/dL PLT: 269.103/uL
Kelainan hematologi
Anemia
Identifikasi DRPs
Assesment 1.Butuh tambahan obat
Pasien mengalami anemia tetapi tidak mendapat terapi untuk mengatasinya.
Recommendation 1.Pasien perlu mendapat transfusi PRC untuk meningkatkan kadar
hemoglobin.
82
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pada nomor 25 di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2008
Subjective
RM 01.35.81.74 , umur 65 , masuk: 4/7/2008-24/7/2008 Diagnosis utama : NSCLC Diagnosis lain : Vana Cava Superior Syndrome dan Hipertensi St 1 Objective
Hasil lab tanggal 4 Juli 2008
WBC: 12,9.103/uL RBC : 3,66.106/uL HGB : 9,4 g/dL HCT : 29,5 % MCV : 80,6 fL MCH : 26,5 pg MCHC : 32,9 g/dL PLT: 543.103/uL NEUT % : 81,6 % NEUT # : 10,5.103µL
Hasil lab tanggal 11 Juli 2008
WBC: 10,61.103/uL RBC : 3,68.106/uL HGB : 9,5 g/dL HCT : 31,2 % MCV : 84,8 fL MCH : 26,6 pg MCHC : 31,4 g/dL PLT: 461.103/uL NEUT % : 84,0 % NEUT # : 8,92.103µL
Kelainan hematologi
Anemia
Identifikasi DRPs
Assesment 1.Butuh tambahan obat
Pasien mengalami anemia tapi tidak mendapat terapi untuk mengatasinya. Rekommendation
1.Pasien perlu mendapat transfusi PRC.
Lampiran 3. Daftar komposisi obat yang digunakan pada kasus kemoterapi kanker paru di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008
No Kelas Terapi Golongan Obat Jenis Obat Komposisi Obat
Grahabion ® Vitamin B1, B6, dan B12 1 Vitamin dan mineral Vitamin B kompleks/dengan vitamin C
Neurodex ® Vitamin B1, B6, dan B12 2 Lain-lain Sediaan tambahan Biobran ® MGN 3 Arabinoxylan
83
84
Lampiran 4. Laporan 10 Besar Diagnosa di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
85
BIOGRAFI PENULIS
Yosafat Reno Ogata adalah anak pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Albertus Agung Harianto dan
Christiana Retno Indriastuti, lahir di Banyumas tanggal 26
Oktober 1988. Penulis mulai masuk bangku sekolah di TK
Karitas Purwokerto pada tahun 1993-1994. Pendidikan
Sekolah Dasar ditempuh di SD Santo Yosef Purwokerto pada tahun 1994-2000.
Kemudian jenjang selanjutnya ditempuh di SLTP Negeri 1 Purwokerto pada tahun
2000-2003. Sekolah Lanjut Tingkat Atas ditempuh di SMA Negeri 2 Purwokerto
pada tahun 2003-2006. Penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah di Fakultas Farmasi,
penulis aktif di berbagai kepanitiaan diantaranya sebagai Sie Keamanan pada
Titrasi 2007, Ketua Bidang Umum Titrasi 2008, Ketua Panitia Hari AIDS JMKI-
Ismafarsi pada tahun 2007, Sie Acara Pengobatan Gratis tahun 2007. Penulis juga
mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa dan lolos mengikuti Pekan Ilmiah
Mahasiswa Nasional di Universitas Brawijaya Malang pada bulan Juli tahun
2009.