evaluasi penggunaan energi pada proses produksi di …eprints.ums.ac.id/54381/1/naskah publikasi up...
TRANSCRIPT
EVALUASI PENGGUNAAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI DI
UKM BATIK OGUD SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Teknik Industri Fakultas Teknik
Oleh:
DWITA TERA HANGESTI
D 600 130 123
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
ii
iii
1
EVALUASI PENGGUNAAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI DI UKM BATIK
OGUD SURAKARTA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Abstrak
Batik merupakan salah satu produk dari organisasi berbasis profit seperti UKM. Dalam
satu siklus proses produksi batik, dibutuhkan beberapa input seperti raw material, energi, dan
faktor pendukung lainnya. Energi-energi yang digunakan pada proses produksi batik yaitu
Listrik, Bahan Bakar dan Air. Penelitian dilakukan di UKM Ogud Surakarta. Tujuan dari
penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui dan mengevaluasi biaya penggunaan
energi dalam proses produksi. Penelitian menggunakan pendekatan metode Balanced
Scorecard.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari perspektif keuangan konsumsi energi yang
digunakan dalam proses produksi sejumlah 313 pieces kain sebesar Rp 461.878,50,
sedangkan pada perspektif pelanggan biaya penggunaan energi berada dalam kriteria sedang
ditunjukkan dari tren biaya energi yang mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil pembahasan
bahwa tren konsumsi energi yang mengalami kenaikan disebabkan oleh tiga faktor yaitu Man
dengan masalah yang disebabkan yaitu ketidakdisiplinan karyawan, ketidaktahuan karyawan
tentang prosedur kerja. Faktor material dengan masalah penyebab yaitu perbedaan jenis kain,
kualitas bahan bakar. Faktor method masalah penyebabnya yaitu belum diciptakan SOP pada
proses produksi.
Kata Kunci: Batik, Energi, Balanced Scorecard, Fishbone Diagram, SOP.
Abstract
Batik is one of the products of profit-based organizations such as SMEs. In a cycle of batik
production process, it takes some input such as raw material, energy, and other supporting
factors. The energy used in batik production process are Electricity, Fuel and Water. The
study was conducted in SME Ogud Surakarta. The purpose of the research is to know and
evaluate the cost of energy use in the production process. The research used Balanced
Scorecard method approach. The results showed that viewed from the perspective of
financial energy consumption used in the production process of 313 pieces of batik
amounting to Rp 461878,50, while on the perspective of customers energy use costs are in the
criteria of moderate to bad indicated from the trend of energy costs that have increased.
Based on the results of the discussion that the trend of energy consumption is experiencing an
increase caused by three factors, namely Man with problems caused by employee
indiscriminacy, employees unfairness about work procedures. Material factor with problem
of cause that is difference of fabric type, quality of fuel. Factor method causes problems that
have not been created SOP in the production process.
Keywords: Batik, Energy, Balanced Scorecard, Fishbone Diagram, SOP.
1. PENDAHULUAN
Batik merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang yang sampai saat ini masih
berkembang diberbagai wilayah di Indonesia. Kain batik dikenakan sebagai ciri khas pakaian
2
di Indonesia yang digunakan oleh semua kalangan. Terdapat 56 unit UKM (Usaha Kecil
Menengah)
batik di Solo yang berada di kampung batik Laweyan pada tahun 2012 (Rahma, 2014).
Ogud merupakan salah satu UKM yang memproduksi kain batik didaerah Laweyan,
Surakarta. Jenis kain batik yang dihasilkan oleh UKM ini yaitu jenis batik cap. Proses
produksi UKM Ogud dilakukan dengan cara semi manual, yaitu beberapa tahapan
menggunakan cara tradisional dan beberapa dilakukan dengan bantuan mesin. Satu siklus
proses produksi batik, dibutuhkan beberapa input seperti raw material, energi, dan faktor
pendukung lainnya. Raw material yang digunakan sebagai input pada proses produksi batik
yaitu berupa kain putih dan obat-obat yang digunakan dalam proses membatik. Sedangkan
energi yang diperlukan dalam proses produksibatik yaitu berupa air, listrik, dan bahan bakar.
Penggunaan energi disetiap tahapannya memungkinkan terjadinya pemborosan penggunaan
energi. Pemborosan-pemborosan yang terjadi dapat menambah biaya penggunaan energi pada
UKM. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran energi untuk mengetahui bagaimana
kinerja energi pada proses produksi di UKM Ogud sehingga dapat meningkatkat produtifitas
dari UKM Ogud. Menurut Ramadhani (2011) produktifitas merupakan konsep yang bersifat
universal untuk meningkatkan jumlah produk atau jasa dengan meminimalisir jumlah input.
Pengukuran kinerja energi proses produksi dilakukan dengan pendekatan metode
balanced scorecard. Rangkuti (2012) mengatakan bahwa balanced scorecard merupakan
kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan mempertimbangkan aspek
finansial dan non finansial, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor
internal dan eksternal. Balanced scorecard menurut Hansen dan Mowen (2004)
pertanggungjawaban sistem akuntansi dengan mempertimbangkan empat perspektif yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengukur konsumsi
energi yang digunakan pada proses produksi batik pada UKM Ogud dengan
mempertimbangkan empat perspektif mengikuti perspektif balanced scorecard.
2. METODE
2.1 Batik Cap
Batik cap merupakan jenis batik yang proses pembuatannya dilakukan dengan teknik cap
menggunakan canting cap yang telah dilapisi lilin yang sudah dicairkan, (Suharto dkk, 2014).
Proses produksi dapat digambarkan kedalam bentuk peta proses operasi atau operation
process chart (OPC). Operation process chart (OPC) dibuat untuk menggambarkan
3
keseluruhan proses kerja yang terjadi, (Sutalaksana 1979). Gambar 1 merupakan proses
produksi pada UKM Ogud.
Bahan Baku
pengeringanPencelupan Pencucian Mesin
WaterglassPenjemuran 1
Smok dan
MukpelorotanPengecappanPenjemuran 2
Packing
Pencucian 2
Gambar 1. Proses Produksi Batik Cap
2.2 Energi dan Produktivitas
Energi diperlukan dalam proses produksi, dalam proses produksi batik input energi yang
diperlukan yaitu berupa energi listrik, air dan bahan bakar. Menurut Pratiwi (2009), energi
dibedakan menjadi dua yaitu energi langsung dan energi tidak langsung. Energi langsung
berupa bahan bakar dan listrik sedangkan energi tidak langsung yaitu energi yang digunakan
pada proses produksi selain listrik dan bahan bakar. Evalauasi penggunaan energi perlu
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas UKM. Pengertian produktivitas menurut
Doktrin dalam konferensi Olso 1984 yang dikutip dari penelitian Maulidiawati (2008) yaitu
produktivitas merupakan ratio hasil (Output) terhadap keseluruhan input yang secara terpadu
berinteraksi sehingga dapat meningkatkan mutu yang lebih baik.
2.3 Perspektif Balanced Scorecard
2.3.1 Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh
organisasi berbasis profit seperti UKM selain itu perspektif keuangan juga digunakan sebagai
tolak ukur bagi lembaga keuangan dalam memberikan bantuan berupa kredit untuk UKM
(Erwina dkk, 2015). Kaplan dan Norton (1996) mengatakan bahwa parameter perspektif
keuangan yaitu pengukuran laba operasi, return on capital employed (ROCE) atau nilai
tambah ekonomis (economic value added).
2.3.2 Perspektif Pelanggan
Pelanggan merupkan stakeholder yang penting dalam organisasi profit seperti UKM.
Tanpa adanya pelanggan kehidupan UKM tidak akan berjalan. Parameter ukuran
perspektif pelanggan menurut Mulyadi (2001) yaitu pangsa pasar, akuisisi pelanggan,
kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan.
2.3.3 Perspektif Proses Bisnis Internal.
Widodo (2011) mengatakan bahwa tujuan dan ukuran dari perspektif proses bisnis
internal diturunkan dari strategi eksplisit yang ditujukan untuk memenuhi harapan para
4
pemegang saham pelanggan sasaran. Menurut Kaplan dan Norton (1996) perspektif proses
bisnis internal merupakan rantai nilai yang terbagi menjadi dua pokok fokus utama yaitu
proses operasi dan proses inovasi.
2.3.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan perspektif terakhir dalam
metode balanced scorecard dalam penelitian ini, dimana tujuan dari perspektif
pembelajaran dan petumbuhan dalam penelitan ini yaitu untuk mewujudkan tujuan-tujuan
strategis dari ketiga perspektif sebelumnya. Menurut Kaplan dan Norton (1996) parameter
pengukuran dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dihasilkan dari tiga faktor
yaitu: Kapabilitas pekerja, kapabilitas sistem informasi dan Motivasi,pemberdayaan dan
keselaran.
2.4 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dibuat untuk memudahkan langkah-langkah penelitian yang akan
dilakukan. Penelitian yang akan dilakukan terbagi menjadi dua tahap penelitian yaitu tahap
pertama merupakan tahapan perencanaan dan perancangan kinerja dan tahap kedua yaitu
pengukuran dan analisis kinerja. Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dilihat pada
gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Penelitian
2.5 Metode Analisis
2.5.1 Sasaran Strategis
Sasaran strategis dalam penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 1. Sasaran
strategis terbagi menjadi empat perspektif mengikuti perspektif balanced scorecard.
Start
UKM Batik Ogud
Surakarta
Perspektif Keuangan
Balance
Scorecard
Analisis
Balance
scorecard Inisial
Menerjemahkan konsumsi energi berdasarkan
pendekatan Balance Skorecard
Perspektif
Pembelajaran Dan
Pertumbuhan
Perspektif Pelanggan
Perspektif
Proses Bisnis
Internal
Analisis Kinerja
Energi
Finish
Tah
ap 1
Peren
canaan
dan
Peran
cang
an K
inerja
Tah
ap I
I
Pen
gu
ku
ran
dan
an
alis
is k
iner
jaPerhitungan
Jumlah biaya
energi
Tren dari
Perhitungan biaya
energi
Perhitungan biaya
energi tiap proses
produksi
Langkah –
langkah
penghematan
Kesimpulan dan Saran
Baik
BurukAnalisis dan perhitungan
pengukuran tiap perspektif
Analisis dan perhitungan
pengukuran tiap perspektif Evaluasi
Fishbone Diagram
Evaluasi
Fishbone Diagram
A
A
5
Tabel 1. Sasaran Strategis Pengukuran Konsumsi Energi
2.5.2 Analisis Perhitungan
a. Perhitungan Penggunaan Listrik
........................................................ (1)
Keterangan:
KWH ( Kilo Watt Hour) listrik : (Rupiah)
TDL : Tarif dasar listrik (Rupiah)
P : Daya listrik (Watt)
t : Waktu (Hour)
Sumber: Adini, (2012)
b. Perhitungan Penggunaan Bahan Bakar
................................ (2)
Keterangan:
t : Waktu (Hour)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Perhitungan Energi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pengukuran penggunaan energi memiliki
empat tujuan strategis yang terbagi dalam empat perspektif mengikuti perspektif balanced
scorecard. Keempat tujuan strategis tersebut yaitu: mengoptimalkan biaya konsumsi energi,
menjaga kualitas tanpa menambah harga jual produk, mengetahui biaya energi tiap proses
produksi, meningkatkan produktifitas kinerja energi.
Energi yang digunakan dalam proses produksi batik berupa energi listrik, air dan bahan
bakar. Lama waktu atau proses penggunaan energi dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Lama Waktu Konsumsi Energi
Tujuan Strategis Pengukuran Strategis
KeuanganMengoptimalkan biaya
konsumsi energi
Total Biaya Energi per Satu
Siklus Proses Produksi
(Rp)
Primer dan
SekunderKuantitatif
Pelanggan
Menjaga kualitas tanpa
menambah harga jual
produk
Mengetahui Tren Biaya
Energi tiap siklus proses
produksi sejumlah N kali
produksi
Primer Kuantitatif
Proses Bisnis InternalMengetahui Biaya Energi
Tiap Proses Produksi
Menghitung biaya konsumsi
energi tiap proses produksiPrimer Kuantitatif
Perspektif
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Meningkatkan
produktifitas kinerja
energi
usulan penghematan yang
mungkin dilakukan
Primer dan
SekunderKualitatif
Jenis DataPerspektifSumber
dataBSC Energi
6
Lanjutan Tabel 2
(Sumber: Observasi Lapangan)
Berdasarkan data lama waktu proses produksi makan langkah selanjutnya yaitu menghitung
biaya konsumsi energi selama proses produksi. Tabel hasil perhitungan biaya konsumsi
energi dapat dilihat pada Tabel 3.
Pelorotan Pencucian
Batch
1 9,0000 4,0000 47
2 9,0000 5,0000 62
3 9,0000 6,3333 52
4 9,0000 5,6667 61
5 9,1667 5,3333 47
6 9,0000 6,1667 44
Proses Jumlah Produk
(pieces)
Lama Waktu (Jam)
7
Tabel 3 Hasil dari Perhitungan Konsumsi Energi
Lanjutan Tabel 3
(Sumber: Pengolahan Data)
Tabel 3 merupakan tabel hasil perhitungan konsumsi energi. Proses pengambilan data
penelitian dilakukan pada bulan Mei dengan total produksi sebanyak 26 kali. Berdasarkan
tabel 3 terdapat enam batch produksi dengan total kain batik yang dihasilkan sebanyak 313
pieces kain.
3.2 Analisis Perhitungan Tiap Perspektif
Adapun analisa hasil perhitungan tiap perspektif akan dipaparkan sebagai berikut:
3.2.1 Perspektif Keuangan
Pelorotan Pencucian
Batch
1 56250,00 1908,40
2 56250,00 2385,50
3 56250,00 3021,63
4 56250,00 2703,57
5 57291,67 2544,53
6 56250,00 2942,12
Nama Proses
Biaya (Rupiah)
8
Tabel 4 Konsumsi Energi Berdasarkan Perspektif Keuangan
Analisa: Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa pada bulan Mei terdapat enam kali
proses produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan pada bulan Mei 313 pieces kain
batik dan konsumsi energi yang dibutuhkan dalam proses produksi sebesar Rp
461878,50. Konsumsi energi berbeda-beda pada tiap produksinya bergantung pada
jumlah kain batik yang dihasilkan.
3.2.2 Perspektif Pelanggan
Gambar 3 Tren Penggunaan Energi.
Analisa: Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa tren dari penggunaan energi yang
terjadi pada bulan Mei yaitu fluktuatif dan cenderung naik. Kecenderungan tren dari
konsumsi energi yang fluktuatif dan mengalami kenaikan menunjukkan bahwa kinerja
dari konsumsi energi disetiap proses berjalan dalam keadaan sedang hingga buruk.
Batch Produksi ke
Jumlah
Produk
(pieces)
Total Biaya
(Rupiah)
1 47 74009,42
2 62 80141,38
3 52 77098,20
4 61 79696,30
5 47 76584,53
6 44 74348,67
Total 313 461878,50
800 1000 1200 1400 1600 1800
1 2 3 4 5 6 7 8
Rata-rata biaya / Produk
9
3.2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Tabel 5. Perhitungan Biaya Konsumsi Energi Per Proses
Lanjutan Tabel 5
(Sumber: Pengolahan Data)
Pengukuran berdasarkan proses bisnis internal yaitu pengukuran konsumsi energi
disetiap proses produksi yang memerlukan energi. Tujuan dari pengukuran konsumsi
energi pada perspektif proses bisnis internal adalah untuk mengetahui konsumsi energi
tiap proses untuk selanjutnya dapat dievaluasi berdasarkan hasil pengukuran. Hasil dari
perhitungan konsumsi energi tiap proses produksi dapat dilihat pada tabel 5.
3.2.4 Evaluasi Permasalahan
Evaluasi permasalahan dilakukan dengan fishbone diagram. Permasalahan yang terjadi
dalam proses produksi sehingga menyebabkan tren konsumsi energi yang naik dapat
dilihat pada gambar 4.
Pencelupan 1 Mesin Waterglass Pencucian
1 47 405,54 197,01 397,71
2 62 270,36 393,91 588,42
3 52 135,18 308,28 397,58
4 61 135,18 385,35 413,49
5 47 270,36 299,72 516,86
6 44 135,18 291,15 389,63
Total 313 1351,78 1875,42 2703,69
Biaya (Rupiah)Batch
Produksi ke Jumlah Produk
(pieces)
pencucian Pelorotan Pencucian
Lampu Gas
495,12 14125,00 230,65 56250,00 1908,40
891,96 18987,50 373,73 56250,00 2385,50
749,27 15950,00 286,26 56250,00 3021,63
870,23 18525,00 413,49 56250,00 2703,57
688,79 14662,50 310,12 57291,67 2544,53
625,96 13325,00 389,63 56250,00 2942,12
4321,32 95575,00 2003,87 338541,67 15505,75
Biaya (Rupiah)
Pengecappan
10
Tren Penggunaan
Energi Naik
Meterial
Man Method
Ketidakdisiplinan
Karyawan
Kualitas Bahan Bakar Jelek
Jenis Kain Yang
digunakan Berbeda
Tidak Mematikan Listrik
ketika selesai menggunakan
Jumlah Produk
Tiap batch diproduksi Berbeda
Karyawan
Kurang Terampil
Lama Proses
Produksi bertambah
Material Kayu Yang
Digunakan Belum Kering
Tidak Tahu Prosedur Kerja
Prosedur Kerja
Terlalu Manual
Belum Dibuatkan
SOP dalam Proses Produksi
Gambar 4. Fishbone Diagram
3.2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) Produksi Batik Cap
Standar operasional prosedur (SOP) dibuat untuk memudahkan karyawan dalam
melakukan proses produksi. Dengan dibuatkan SOP proses produksi pada UKM Batik
Cap Ogud akan memudahkan karyawan dalam melakukan proses produksi sehingga
dapat meminimalisisr kegiatan-kegiatan tidak produktif yang dapat memicu pemborosan.
SOP proses produksi batik cap pada UKM Ogud dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. SOP Proses Produksi Batik Cap
Departemen Produksi
No Dokumen Prod 1/07/17
Tanggal Terbit 27/02/2017
Revisi 0
Halaman 1
NoProses / Alur / urutan
Pengecekkan
Penanggung
Jawab
1
14. Lakukan Berulang
8. Setelah kering, lakukan proses pengecapan
Kepala
Produksi
6. Cuci kain dengan air pada bak yang tersedia
7. Jemur kain pada tempat yang telah disediakan
9. Setelah kain selesai di cap, cuci kain dengan Kaporit
dan Sir
13. Lakukan packing dengan melipat kain sesuai prosedur
10. lakukan proses pelorotan selama 15 menit
11. Cuci kain dengan air bersih yang mengalir
12. Jemur kain batik hingga kering
1. Bahan berupa kain mori putih diambil
2. Lakukan pencelupan sampai kain basah kemudian
tiriskan
3. Paparkan kain kemudian mulai proses smok dan muk
4. Setelah smok dan muk selesai jemur kain dibawah
sinar matahari langsung
5. Kemudian setelah kering masukkan kain kedalam
mesin waterglass, setelah proses diamkan kain selama
kurang lebih 2 jam
OGUD Standar Operasional Prosedur
UKM
BATIK
CAP
Proses Produksi Batik Cap
Deskripsi
Bahan Baku
Pencelupan
Smok dan
Muk
Penjemuran 1
Mesin
Waterglass
Pencucian
Penjemuran 2
Pengecapan
Pencucian
pelorotan
Pencucian 2
pengeringan
Packing
11
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data penggunaan energi pada proses produksi
UKM Ogud dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Energi yang digunakan dalam proses produksi batik pada UKM Ogud yaitu: energi
listrik, air dan bahan bakar berupa gas LPG dan kayu bakar.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pengukuran konsumsi energi memiliki
empat tujuan strategis yang terbagi dalam empat perspektif mengikuti perspektif
balanced scorecard. Keempat tujuan strategis tersebut yaitu: mengoptimalkan biaya
konsumsi energi, menjaga kualitas tanpa menambah harga jual produk, mengetahui biaya
energi tiap proses produksi, meningkatkan produktifitas kinerja energi.
3. Hasil perhitungan penggunaan energi berdasarkan perspektif keuangan menunjukkan
bahwa konsumsi energi yang digunakan untuk memproduksi sebanyak 313 pieces kain
membutuhkan biaya sebesar Rp 461878,50.
4. Perhitungan pada perspektif pelanggan berada pada posisi sedang hingga buruk dilihat
dari tren penggunaan energi tiap satu siklus prodes produksi yang cenderung mengalami
kenaikan.
5. Perhitungan perspektif proses bisnis internal dapat disimpulkan bahwa proses produksi
yang memakan biaya paling besar yaitu pada proses pelorodan dengan biaya rata-rata
perbatch produksi Rp 56423,61, dan proses produksi yang memakan biaya terendah yaitu
proses pencelupan tahap 1 dengan rata-rata memakan biaya sebesar Rp 202,-.
6. Evaluasi perbaikan dilakukan pada perspektif pelanggan karena tren mengalami
kenaikan. Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa penyebab ketidakstabilan konsumsi
energi pada proses produksi disebabkan oleh tiga faktor yaitu: Man, Method, Material.
Pada fator Man masalah yang terjadi yaitu ketidakdisiplinan karyawan, ketidaktahuan
karyawan tentang prosedur kerja, kurang terampilnya karyawan dalam melakukan
pekerjaan. Pada faktor method yaitu prosedur kerja yang terlalu manual karena belum
ditetapkan SOP. Adapun pada faktor material masalah yang disebabkan yaitu kualitas
bahan bakar kayu jelek, jumlah produk yang diproduksi tiap batch berbeda dan jenis kain
yang digunakan berbeda.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, peneliti memiliki beberapa saran.
Berikut saran-saran yang diberikan peneliti:
12
1. Penelitian ini masih banyak keterbatasan. Oleh sebeb itu, bagi peneliti berikutnya dapat
menyempurnakannya.
2. Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan metode Balanced Scorecard dengan studi
kasus pada proses produksi batik cap, peneliti menyarankan untuk mengkaji dengan
kajian yang sama namun menggunakan studi kasus yang lain.
3. Bagi pihak UKM, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk perbaikan bagi
UKM.
DAFTAR PUSTAKA
Adini, G. D. 2012. “Analisis Potensi Pemborosan Energi Listrik Pada Gedung Kelas
Fakultas Teknik Universitas Indonesia”. Depok: Universitas Indonesia.
Erwina., Sukmawati, A., Sumerta, I. M. 2015. “Perancangan Balancedd Scorecard Untuk
Mengembangkan Modal Insani dan Meningkatkan Kinerja Pada Usaha Kecil
Menengah (UKM)”. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 13. No. 3. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Hansen dan Mowen. 2004. “Managemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia”. Edisi kedua.
Jakarta: Salemba Empat.
Kaplan, R. S. dan Norton David, P. 1996. “Balanceddd Scorecard: Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi”. Jakarta: Erlangga.
Maulidiyawati, D. 2008. “Hubungan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Karyawan Pada
Divisi Produksi PT. Pupuk Kujang Persero”. Bandung: Universitas Islam Bandung.
Mulyadi. 2001. “Balanceddd Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan”. Jakarta: Salemba Empat.
Murti, A.N.W. 2017. “Penentuan Prioritas Pengurangan Limbah Dengan Metode Multi
Attribute Utiity Theory (MAUT) dan Technique Of Order Preference By Similiary To
Ideal Solution (TOPSIS)”. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pratiwi, Hera. 2009. “Audit Energi Pada Proses Produksi Pupuk Urea di PT. Pupuk
Kujang”. Bogor: Intitut Pertanian Bogor.
Rahmah, A.W. 2014. “Surakarta Batik Center”. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.
Ramadhani. 2011. “Analisis Efisiensi, Skala Dan Elastisitas Produksi dengan Pendekaan
Cobb-Douglas Dan Regresi Berganda”. Jurnal Teknik industri. Vol. 4, No. 1. Institut
Sains & Teknologi AKPRIND.
Rangkuti, F. 2012. “SWOT Balancedd Scorecard”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
13
Suharto,. Suryanto,. Priyo, T., Suwondo, A. 2014. “Bahan Alternatif Pembuatan Canting
Batik Cap (CBC)”. Prosiding SNST. Vol 1, No. 1. Fakultas Teknik. Semarang:
Universitas Wahid Hasyim.
Sutalaksana. 1979. “Teknik Tata Cara Kerja”. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Widodo, I. 2011. “Analisis Perusahaan dengan Menggunakan Pendekatan Balancedd
Scorecard studi kasus pada perusahaan Mebel PT Jansen Indonesia”. Semarang:
Universitas Diponegoro Semarang.