evaluasi penggunaan tepung garut, tepung ubi … · diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan...

30
EVALUASI PENGGUNAAN TEPUNG GARUT, TEPUNG UBI JALAR DAN ONGGOK SEBAGAI PEREKAT PELLET TERHADAP PERSENTASE BOBOT KARKAS, LEMAK ABDOMEN DAN ORGAN DALAM AYAM BROILER FREDIANSYAH FIRDAUS DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: vukiet

Post on 28-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EVALUASI PENGGUNAAN TEPUNG GARUT, TEPUNG UBI

JALAR DAN ONGGOK SEBAGAI PEREKAT PELLET

TERHADAP PERSENTASE BOBOT KARKAS, LEMAK

ABDOMEN DAN ORGAN DALAM AYAM BROILER

FREDIANSYAH FIRDAUS

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Penggunaan

Tepung Garut, Tepung Ubi Jalar dan Onggok sebagai Perekat Pellet terhadap

Persentase Bobot Karkas, Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam Broiler

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Frediansyah Firdaus

NIM D24080278

ABSTRAK

FREDIANSYAH FIRDAUS. Evaluasi Penggunaan Tepung Garut, Tepung Ubi

Jalar dan Onggok sebagai Perekat Pellet Terhadap Persentase Bobot Karkas,

Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam Broiler. Dibimbing oleh YULI

RETNANI dan SUMIATI

Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan tepung garut, ubi jalar

dan onggok sebagai perekat pellet terhadap persentase bobot karkas, lemak

abdomen dan organ dalam ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 32 ekor

ayam broiler dari 240 ekor Day Old Chick yang dipelihara dalam kandang litter

selama lima minggu. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap

dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu: A1 = pakan

basal, A2 : A1 + 2% tepung garut, A3 : A1 + 2% tepung ubi jalar dan A4 : A1 +

2% onggok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung garut,

tepung ubi jalar dan onggok tidak mempengaruhi berat karkas, organ dalam dan

lemak abdomen ayam broiler. Rata-rata persentase berat karkas, lemak abdomen,

jantung, hati dan rempela pada penelitian ini adalah 64.03%-64.41%, 0.87%-

1.14%. 0.58%-0.61%, 2.52%-2.79%, 2.09%-2.20%. Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh pada persentase

berat karkas, lemak abdomen dan organ dalam ayam broiler.

Kata kunci: broiler, karkas, lemak abdomen, organ dalam, perekat

ABSTRACT

FREDIANSYAH FIRDAUS. Evaluation of the Usage of Garut Flour, Sweet

Potato and Onggok As Pellet Binder on Percentage of Carcass Weight,

Abdominal Fat and Viscera of Broiler Chicken. Supervised by YULI RETNANI

and SUMIATI.

The experiment was conducted to evaluation of the usage of garut flour,

sweet potato, and onggok as pellet binder on percentage of carcass, abdominal fat

and viscera of broiler chickens. Thirty two broilers were slaughtered from 240

Day Old Chiks were kept in litter house system for five weeks for this experiment.

A Completely Randomized Design was used in this experiment with four

treatments and four replications. The treatment diets were : A1 = the basal ration,

A2 : A1 + 2% garut fluor, A3 = A1 + 2% sweat potato fluor and A4 = A1 + 2%

onggok. The results showed that using of garut flour, sweet potato and onggok as

pellet binder did not affect the persentage of carcass, abdominal fat and viscera of

broiler chickens. The average of percentage of carcass weight, abdominal fat,

heart, liver and gizzard in this experiment were 64.03%-64.41%, 0.87%-1.14%,

0.58%-0.61%, 2.53%-2.79% and 2.09%-2.20%. Conclusion of this research that

treatments had not different effect on percentage of carcass weight, abdominal fat

and viscera of broiler chicken.

Key words: broiler, binder, carcass, abdominal fat, viscera

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

EVALUASI PENGGUNAAN TEPUNG GARUT, TEPUNG UBI

JALAR DAN ONGGOK SEBAGAI PEREKAT PELLET

TERHADAP PERSENTASE BOBOT KARKAS, LEMAK

ABDOMEN DAN ORGAN DALAM AYAM BROILER

FREDIANSYAH FIRDAUS

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Judul Skripsi : Evaluasi Penggunaan Tepung Garut, Tepung Ubi Jalar dan

Onggok sebagai Perekat Pellet Terhadap Persentase Bobot Karkas,

Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam Broiler

Nama : Frediansyah Firdaus

NIM : D24080278

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc

Pembimbing I

Dr Ir Sumiati, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Judul Skripsi : Evaluasi Penggunaan Tepung Garut, Tepung Ubi Jalar dan Onggok sebagai Perekat Pellet Terhadap Persentase Bobot Karkas, Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam Broiler

Nama : Frediansyah Firdaus NIM : D24080278

Disetujui oleh

~-~.

Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc Dr Ir Sumiati, MSc Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

-.,?

\ ..~ anca Dewi MHK MSi

Tanggal Lulus : 19 [ f B 2014

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian

dilaksanakan pada bulan September - Desember 2011, dengan judul Evaluasi

Penggunaan Tepung Garut, Tepung Ubi Jalar dan Onggok sebagai Perekat Pellet

Terhadap Persentase Bobot Karkas, Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam

Broiler.

Terciptanya kondisi pakan yang berkualitas dengan struktur yang kompak

dan tidak mudah hancur merupakan hal yang diinginkan oleh konsumen.

Penggunaan bahan perekat pada saat pengolahan pakan menjadi salah satu

pertimbangan untuk meningkatkan sifat fisik pakan ayam broiler untuk

meningkatkan konsumsi pakan dan memperbaiki performa ayam broiler.

Kolaborasi antara perekat yang tepat dan tidak memberikan dampak negatif

menginspirasi penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh

penggunaan tepung garut, tepung ubi jalar dan onggok sebagai perekat pellet

terhadap persentase bobot karkas, lemak andomen dan organ dalam ayam broiler.

Peran aktif dan kontributif penelitian ini mudah-mudahan dapat

memberikan informasi positif mengenai pentingnya menjaga kualitas pellet

dengan penambahan perekat dengan harga terjangkau dan tidak memberikan

dampak negatif bagi ayam broiler.

Bogor, Februari 2014

Frediansyah Firdaus

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1 METODE 3

Bahan Penelitian 3 Kandang dan Peralatan 3

Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Prosedur Percobaan 4

Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 Hasil Analisis Bahan Perekat Pellet 7 Hasil Analisis Proksimat Pakan Perlakuan 7

Rataan Bobot Badan Akhir, Persentase Karkas dan Lemak Abdomen Ayam

Broiler 8 Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Organ Dalam dan Saluran Pencernaan

Ayam Broiler 9

SIMPULAN 11

SARAN 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 14

RIWAYAT HIDUP 16

UCAPAN TERIMA KASIH 17

DAFTAR TABEL

1 Komposisi dan perhitungan nutrient pakan ayam broiler 4 2 Kandungan nutrien bahan perekat alami (% BK)* 7 3 Kandungan nutrient pakan bentuk pelet berdasarkan analisis (% BK)* 7 4 Rataan bobot badan akhir, persentase karkas dan lemak abdomen ayam

broiler 9 5 Rataan konsumsi serat kasar (SK) setiap minggu (gr ekor-1) 9

6 Rataan persentase organ dalam ayam broiler 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sidik ragam bobot badan akhir ayam broiler 14

2 Sidik ragam bobot karkas 14 3 Sidik ragam persentase karkas 14 4 Sidik ragam lemak abdomen 14

5 Sidik ragam persentase lemak abdomen 14 6 Sidik ragam persentase bobot jantung 14 7 Sidik ragam persentase bobot hati 14 8 Sidik ragam persentase bobot rempela 15 9 Sidik ragam panjang duodenum 15

10 Sidik ragam panjang jejenum 15 11 Sidik ragam panjang ileum 15 12 Sidik ragam panjang seka 15

PENDAHULUAN

Pakan yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas memegang peranan

penting dalam menentukan produktivitas ternak dan efisiensi pemeliharaan ayam

broiler. Pakan berkualitas tidak hanya ditinjau dari segi nutrisi namun juga dari

bentuk fisik. Bentuk fisik yang baik akan meningkatkan konsumsi pakan dan

memperbaiki performa ayam broiler. Salah satu bentuk pakan yang biasa

diberikan adalah bentuk pellet.

Pellet merupakan salah satu bentuk pakan yang dapat digunakan sebagai

pakan ayam broiler. Pellet merupakan pakan yang dipadatkan, dikompakkan

melalui proses mekanik. Pellet dapat dicetak dalam bentuk gumpalan dan silinder

kecil yang berbeda diameter, panjang dan tingkat kekuatannya (Ensminger et al.

1990). Kendala penggunaan pakan bentuk pellet yaitu mudah mengalami

kerusakan pada saat pengangkutan dan penyimpanan karena strukturnya yang

kurang kuat dan mudah hancur. Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan

menggunakan bahan perekat saat pembuatan pakan sehingga pellet yang

dihasilkan akan lebih baik. Perekat merupakan suatu bahan yang berfungsi untuk

mengikat komponen dalam pakan bentuk pellet sehingga strukturnya tetap

kompak dan kuat. Bahan perekat yang dapat kita gunakan dalam proses

pengolahan antara lain onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut. Bahan perekat

onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut mengandung pati yang merupakan

bahan pembentuk zat perekat (gel). Pati akan membentuk gel yang sangat

membantu dalam proses pembuatan pakan agar menjadi lebih padat, keras dan

tidak mudah pecah (Rasidi 1997).

Rahmayeni (2002) melaporkan bahwa penambahan onggok sebesar 2%

dapat menjadi perekat pellet ayam broiler. Hal yang sama pula diberlakukan

terhadap bahan perekat tepung garut dan ubi jalar dengan kadar penambahan 2%,

diharapkan dapat menjadi bahan perekat pellet. Onggok merupakan hasil samping

industri tapioka yang berbentuk padat (Supriyati et al. 2005). Menurut Retnani et

al. (2009), onggok memiliki kandungan pati berkisar 69.9% dengan persentase

hasil produksi sebesar 5%-10% umbi segar. Farada (2012) melaporkan bahwa

penambahan onggok sebagai perekat pellet dengan taraf 2% melalui proses

pemanasan dengan steam 45 menit dapat digunakan sebagai perekat pakan broiler

bentuk crumble.

Ubi jalar (Ipomea batatas L.) merupakan sumber pangan yang efisien dalam

memproduksi karbohidrat. Ubi jalar yang baru dipanen mengandung 16%-40%

BK yang terdiri atas karbohidrat 75%-90% (Flanch dan Rumawas 1996). Tepung

ubi jalar merupakan tanaman potensial yang mengandung pati sebesar 66.7%-

70.7% (Hamed et al. 1973). Kandungan pati tersebut dapat digunakan sebagai

perekat bagi pakan berbentuk pellet.

Tanaman garut merupakan umbi-umbian yang dapat tumbuh hampir di

semua belahan dunia. Tanaman garut termasuk dalam famili Marantaceae, genus

Maranta, dan spesies Maranta arundinaceae L (Kay 1973). Tepung garut

merupakan salah satu tanaman sumber karbohidrat alternatif, dimana bukan saja

digunakan untuk pangan tetapi juga untuk bahan baku industri pakan. Pati garut

dapat digunakan sebagai bahan baku makanan dan minuman, farmasi, kertas dan

2

bahan perekat pakan. Berdasarkan penelitian Mariati (2001), kandungan pati pada

tepung garut berkisar antara 29.67%-31.34%.

Nilasari (2012) menyatakan bahwa perekat tepung ubi garut, ubi jalar dan

onggok sangat nyata (p<0.01) berpengaruh terhadap sudut tumpukan, kerapatan

tumpukan dan Pellet Durability Index (PDI). Pellet berperekat tepung garut, ubi

jalar dan onggok tidak ditemukan serangga selama penyimpanan enam minggu.

Jenis perekat yang paling baik dalam mempertahankan kualitas pellet adalah

onggok, karena paling baik dalam mempertahankan kekuatan dan kekokohan fisik

pellet dengan nilai kerapatan pemadatan tumpukan (0.639±0.01 g ml-1

), kerapatan

tumpukan (0.57±0.01 g ml-1

), ketahanan benturan pellet (94.48±3.18 %) dan PDI

(83.54±12.77 %).

Nilai efisiensi pakan ayam broiler dapat dilihat dari hasil bobot badan

akhir yang diperoleh, lemak abdomen yang terdapat pada tubuh ternak dan berapa

banyak daging dalam bentuk karkas yang diperoleh dari pakan yang dikonsumsi.

Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pengamatan berat karkas dan lemak

abdomen pada ayam broiler.

McNitt (1983) menyatakan bahwa persentase bobot karkas ayam broiler

berkisar 65%-75%. Persentase karkas akan meningkat sejalan dengan peningkatan

berat hidup, genetik dan laju pertumbuhan komposisi tubuh meliputi distribusi

berat, komposisi kimia dan komponen karkas (Soeparno 1994). Lemak abdomen

merupakan lemak yang terdapat pada bagian tubuh ayam di sekitar perut. Apabila

lemak dalam pakan meningkat maka bobot badan dan persentase lemak abdomen

juga meningkat. Persentase lemak abdomen pada ayam berkisar antara 2.64%-

3.3% (North and Bell 1990).

Kerja dari organ dalam diduga pula akan terpengaruh oleh pakan yang

diberikan sehingga dilakukan pula pengamatan terhadap organ dalam ayam broiler.

Jantung adalah organ yang memegang peranan penting dalam peredaran darah

dari jantung ke semua sel di dalam tubuh dan mempunyai empat ruang yaitu dua

atrium dan dua ventrikel (North and Bell 1990). Dalam keadaan normal

persentase bobot jantung unggas berkisar antara 0.5%-1.42% dari bobot badan

(Nickel et al. 1977). Hati mempunyai fungsi kompleks diantaranya berperan

dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, metabolisme protein, metabolisme

karbohidrat, metabolisme zat besi, fungsi detoksifikasi dan penyimpanan vitamin.

Kelainan pada hati ditandai dengan adanya perubahan warna, pembengkakan,

pengecilan pada salah satu lobi atau tidak adanya kantung empedu (Ressang

1984). Rempela merupakan organ terpenting dalam sistem pencernaan unggas

yang terletak diantara proventrikulus dangan batas atas duodenum. Bagian dalam

rempela terdapat lapisan yang sangat keras dan kuat yang berwarna kuning yang

dapat dilepaskan. Otot rempela akan berkontraksi apabila ada makanan yang

masuk ke dalamnya (North and Bell 1990). Putnam (1991) menyatakan bahwa

berat rempela ayam broiler berkisar antara 1.6%-2.3% dari berat hidup.

Usus halus terbagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan

ileum. Duodenum merupakan bagian pertama dari usus halus yang letaknya amat

dekat dengan dinding tubuh dan terikat pada mesentri yang pendek yaitu

mesoduodenum. Jejenum dengan mudah dapat dipisahkan dengan duodenum

yang letaknya kira-kira bermula pada posisi ketika mesentri mulai terlihat

memanjang. Jejenum dan ileum letaknya bersambungan dan tidak ada batas yang

jelas diantaranya. Bagian terakhir dari usus halus adalah ileum yang

3

bersambungan dengan usus besar (Frandson 1992). Usus halus mempunyai jutaan

benjolan kecil yang disebut vili dan melalui vili tersebut bahan pakan diserap dan

masuk ke dalam sel darah. Usus besar terdiri dari sekum yang merupakan suatu

kantung buntu dan kolon yang terdiri dari bagian yang naik, mendatar dan turun.

Seka terletak antara usus halus dan usus besar (Gillespie 2004).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung

garut, tepung ubi jalar dan onggok sebagai perekat pellet pakan ayam broiler

terhadap persentase karkas, lemak abdomen dan organ dalam ayam broiler.

METODE

Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan 240 ekor DOC (Day Old Chick) ayam broiler

CP 707 yang dipelihara selama 35 hari dan pada akhir penelitian diambil sampel

sebanyak 32 ekor ayam untuk pengamatan organ dalam. Pakan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pakan basal yang diberi bahan perekat tepung ubi jalar,

tepung garut atau onggok masing-masing sebanyak 2%. Bahan baku penyusun

pakan antara lain dedak padi, jagung, tepung ikan, bungkil kedelai, MBM, CPO,

DL-Methionin, CaCO3, L-lysin, tepung garut, tepung ubi jalar, dan onggok.

Susunan dan kandungan nutrien pakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan adalah kandang sistem litter (beralaskan sekam

padi), yang terdiri atas 16 petak berukuran 1.5 m x 1.5 m x 1 m dan pada setiap

petak diisi 15 ekor ayam. Setiap petak kandang dilengkapi dengan dua buah

tempat pakan, dua buah tempat air minum dan lampu pijar 60 watt sebagai

pemanas (brooder). Brooder digunakan sampai ayam berumur 14 hari. Peralatan

yang digunakan dalam proses pembuatan pakan yaitu mesin pellet farm feed

pelleter. Penimbangan pakan dan ayam digunakan timbangan kasar 5 kg, selain

itu digunakan peralatan prosessing seperti pisau (cutter), pinset, gunting bedah,

timbangan digital (empat digit) dan meteran untuk pengamatan organ dalam.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September - Desember 2011 melalui

beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu proses pembuatan pakan dilaksanakan

di Laboratorium Industri Pakan. Pemeliharaan ayam broiler penelitian bertempat

di Kandang C, Fakultas Peternakan dan pengamatan organ dalam dilakukan di

Laboratorium Ilmu Nutrisi Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

4

Prosedur Percobaan

Pembuatan Pakan

Semua bahan baku penyusun pakan ditimbang sesuai dengan persentase

penggunaan bahan dalam komposisi pakan. Komposisi yang digunakan yaitu

pakan broiler starter dengan kandungan protein kasar 22% dan energi metabolis

3050 kkal/kg pakan dibuat berdasarkan Leeson dan Summers (2005). Formulasi

pakan dibuat dengan menggunakan metode trial and error. Formula pakan dapat

dilihat pada Tabel 1.

Pencampuran pakan dilakukan dari bahan baku dengan persentase paling

besar. Campuran yang sudah homogen dimasukkan dalam mesin farm feed

pelleter untuk dibentuk pellet dengan ukuran 3.5mm, setelah itu pellet

didinginkan. Pakan yang sudah berbentuk pellet dikemas dalam karung dengan

kapasitas 50 kg.

Tabel 1 Komposisi dan kandungan nutrien pakan ayam broiler penelitian

Bahan Pakan Perlakuan

A1 A2 A3 A4

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -% - - -- - - - - - - - - --- - - - - - - - - - - - - - -

Jagung 39.4 39.4 39.4 39.4

Dedak padi 18.5 18.5 18.5 18.5

Bungkil kedelai 27.5 27.5 27.5 27.5

MBM 5 5 5 5

Tepung ikan 5 5 5 5

CPO 3.5 3.5 3.5 3.5

CaCO3 0.5 0.5 0.5 0.5

L-lysin 0.4 0.4 0.4 0.4

DL-Methionin 0.2 0.2 0.2 0.2

Perekat 0 2 2 2

Total 100 102 102 102

Harga (Rp kg-1) 4 119 4 178 4 459 4 518

Kandungan Nutrien Berdasarkan Perhitungan

Energi metabolis (kkal kg-1) 2 749.2 2 794 2 755.7 2 755.6

Protein kasar (%) 22.2 22.22 22.3 22.21

Serat kasar (%) 4.43 4.65 4.47 4.43

Ca (%) 1.143 1.143 1.143 1.3

Pavl (%) 0.55 0.55 0.55 0.55

Met (%) 0.58 0.58 0.58 0.58

Lysin (%) 1.5 1.5 1.5 1.5

Keterangan : A1 = Pakan basal tanpa perekat; A2 = Pakan + perekat onggok 2 %; A3 = Pakan + perekat

tepung ubi jalar 2%; A4 = Pakan + perekat tepung garut 2%.

Persiapan Kandang

Satu minggu sebelum kandang digunakan, kandang dibersihkan,

dikapur dan disemprot secara merata dengan desinfektan. Setelah itu, setiap petak

kandang diberi alas sekam padi dengan tebal 5 cm. Sekeliling kandang dilapisi

dengan terpal sebagai pelindung untuk mengurangi pengaruh dari luar. Peralatan

tempat makan dan minum dibersihkan terlebih dahulu, kemudian disiapkan dalam

kandang. Lampu pijar 60 watt dipasang ditengah pada setiap petak kandang.

5

Pemeliharaan Ayam

Sebelum dilakukan penimbangan dan pengacakan, DOC yang baru datang

diberi air minum yang mengandung larutan gula 2% dengan tujuan menyediakan

energi yang dapat diserap secara langsung oleh saluran alat pencernaan ayam

dalam menggantikan energi yang hilang akibat stres selama pengangkutan.

Setelah satu sampai dua jam pakan disiapkan pada feeder tray yang terbuat dari

kardus bekas tempat DOC yang ditempatkan dekat dengan pemanas.

Lampu pijar 60 watt sebagai pemanas dinyalakan selama 24 jam sampai

ayam berumur 14 hari atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan, untuk

selanjutnya lampu hanya berfungsi sebagai penerang yang dinyalakan pada saat

menjelang malam atau pada saat cuaca mendung dan dingin. Tirai yang berfungsi

sebagai pelindung, dipasang setelah kandang disterilkan sehingga seluruh bagian

kandang tertutupi sampai ayam berumur 15 hari dan hari berikutnya hanya

dipasang setengah bagian dinding kandang dan dipasang hanya pada malam hari

untuk melindungi ayam dari udara dingin.

Pakan dan air minum diberikan ad libitum, pencucian tempat air minum

dilakukan setiap hari sebelum penggantian air minum. Pencegahan stres dilakukan

dengan pemberian Vitastress pada air minum selama satu minggu pertama dan

dua hari sebelum dan sesudah vaksinasi dan penimbangan bobot badan ayam.

Penimbangan bobot badan ayam dilakukan sekali dalam seminggu demikian juga

penimbangan pakan dan sisanya.

Pada hari ke-35 dilakukan pemanenan. Tiga puluh dua ekor ayam (dua

ekor dari masing-masing petak) diambil dan dipuasakan selama ±12 jam, setelah

itu dilakukan penimbangan bobot badan akhir dan kemudian dilakukan

pemotongan. Ayam yang sudah dipotong dicelupkan ke dalam air panas selama

±2 menit kemudian bulunya dicabuti, setelah itu ayam dibedah untuk diambil

organ dalamnya. Organ dalam yang terdiri dari hati, jantung, rempela, usus halus

dan seka yang sudah dipisahkan dibersihkan dengan tujuan untuk menghilangkan

sisa-sisa pencernaan dan ditimbang dengan menggunakan timbangan digital. Pada

usus halus dan seka dilakukan pengukuran panjang dan pengukuran ketebalan

usus dengan cara memotong bagian usus halus (duodenum, jejenum dan ileum)

sepanjang 10 cm kemudian dilakukan penimbangan.

Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan,

dengan perlakuan sebagai berikut:

A1 = Pakan basal tanpa perekat;

A2 = Pakan A1 + bahan perekat onggok 2 %;

A3 = Pakan A1 + bahan perekat tepung ubi jalar 2%;

A4 = Pakan A1 + bahan perekat tepung garut 2%.

Model matematika dari rancangan percobaan tersebut adalah sebagai

berikut (Mattjik dan Sumertajaya, 2006) :

Yij = μ + τi + εij

6

Keterangan :

Yij = Perlakuan pengolahan ke-i dan ulangan ke-j

μ = Rataan umum

τi = Pengaruh perlakuan ke-i

εij = Eror (galat) perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam ANOVA (Steel dan

Torrie, 1993).

Peubah yang Diamati 1. Bobot Karkas.

Bobot karkas yang dihitung dengan menimbang tubuh ayam yang

telah dipotong pada umur 35 hari dikurangi dengan darah, bulu, kepala,

kaki dan organ dalam selain paru - paru.

2. Persentase Karkas (%).

Persentase karkas merupakan nisbah antara bobot karkas dengan

bobot hidup ayam dikalikan 100%.

3. Persentase Lemak Abdomen (%).

Lemak abdomen didapat dari lemak yang tedapat pada sekeliling

gizzard dan lapisan yang menempel antara otot abdomen dan usus.

Persentase lemak abdomen merupakan nisabah antara bobot lemak

abdomen dengan bobot hidup ayam dikalikan 100%.

4. Persentase Bobot Jantung

Persentase bobot jantung diperoleh dari pembagian antara bobot

jantung dengan bobot akhir ayam dikalikan 100%.

5. Persentase Bobot Hati

Persentase bobot hati diperoleh dari pembagian antara bobot hati

dengan bobot badan akhir ayam dikalikan 100%.

6. Persentase Bobot Rempela

Persentase bobot rempela diperoleh dari pembagian antara bobot

rempela dengan bobot badan akhir ayam dikalikan 100%.

7. Ketebalan Duodenum

Ketebalan duodenum diasumsikan dari bobot duodenum yaitu

penimbangan bobot 10 cm duodenum.

8. Ketebalan Jejenum

Ketebalan jejenum diasumsikan dari bobot duodenum yaitu

penimbangan bobot 10 cm jejenum.

9. Ketebalan Ileum

Ketebalan ileum diasumsikan dari bobot duodenum yaitu

penimbangan bobot 10 cm ileum.

10. Panjang Relatif Usus Halus dan Seka

Panjang relatif dinyatakan dalam panjang per gram bobot badan (cm

g-1 bobot badan).

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Bahan Perekat Pellet

Bahan perekat merupakan bahan yang mempunyai fungsi mengikat

komponen-komponen pakan dalam bentuk pellet sehingga strukturnya tetap

kompak (Raharjo 1997). Kandungan nutrien bahan perekat alami disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2 Kandungan nutrien bahan perekat alami (% BK)*

Nutrien Bahan Perekat

Onggok Tepung Ubi Jalar Tepung Garut

--------------------------------(%)--------------------------------------

Pati**

Karbohidrat

Protein kasar

Lemak kasar

Abu

Serat Kasar

69.0

93.85

5.23

0.71

0.9

23.9

65.06

85.26

5.5

0.54

2.29

2.1

63.97

85.2

0.7

0.2

-

- Keterangan : *) Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas

Peternakan IPB (2012).

**) Hasil Analisis Laboratorium PAU Fakultas Teknologi Pangan IPB (2012)

Hasil Analisis Proksimat Pakan Perlakuan

Komposisi nutrien pakan akan tergantung pada bahan baku yang

digunakan dalam penyusunan pakan. Hasil analisis laboratorium pakan penelitian

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kandungan nutrien pakan bentuk pelet berdasarkan analisis (% BK)* Jenis Perekat**

Nutrient A1 A2 A3 A4

Bahan kering (%) 86.68 87.37 85.6 87.96

Abu (%) 11.32 10.68 10.76 9.94

Protein kasar (%) 25.5 21.08 22.99 22.77

Serat kasar (%) 9.77 10.45 9.99 9.44

Lemak kasar (%) 4.22 4.62 4.47 3.69

Beta-N (%) 49.19 53.16 51.79 54.16

Energi Bruto (kkal kg-1) 3.956 3.893 3.921 3.906

Keterangan :*Hasil analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, 2011 **A1 =

kontrol; A2 = Perekat nggok; A3 = Perekat tepng ubi jalar; A4 = Perekat

tepung garut

Pati yang dipanaskan menggunakan air akan mengalami gelatinisasi yang

berfungsi sebagai perekat sehingga mempengaruhi kekuatan pelet (Balagopalan et

al. 1988). Kandungan pati onggok menurut penelitian Retnani et al. (2009) adalah

sekitar 69.9%. Hasil analisis menunjukkan kandungan pati tidak berbeda jauh,

8

yaitu sebesar 69.0%. Kandungan pati tepung ubi jalar menurut Hamed et al.

(1973) berkisar antara 66.7%-70.7% dan hasil analisis menunjukkan perbedaan

yang tidak berbeda jauh, yaitu sebesar 65.06%. Kandungan pati tepung garut

menurut Mariati (2001) berkisar antara 29.67%-31.34%, dan hasil analisis

menunjukkan perbedaan yang jauh, yaitu sebesar 63.97%. Hal ini diduga ada

perbedaan umur panen tepung garut antar penelitian. Tingkat kematangan

rimpang berumur 9 bulan telah mencapai umur optimal sebagai organ penyimpan

makanan. Pada tahap selanjutnya, pati sebagai cadangan makanan mulai dirombak

membentuk serat dan pertumbuhan tunas, sehingga kandungannya semakin

menurun (Maulani et al. 2012)

Rataan Bobot Badan Akhir, Persentase Karkas dan Lemak Abdomen

Ayam Broiler

Rataan bobot akhir, persentase karkas dan lemak abdomen ayam broiler

setelah dipuasakan dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil analisis ragam menunjukkan

bahwa perlakuan pakan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap bobot badan

akhir ayam broiler. Jika melihat rendahnya bobot badan ayam broiler pada

penelitian ini berkisar 939-1116 gram disebabkan rendahnya konsumsi ayam

broiler yang disebabkan oleh tinggi nya kadar serat kasar pakan berkisar antara

8.3% - 9.13%. Kadar ini sudah sangat melampaui batas yang ditetapkan oleh SNI

No. 01-3930.2006 (Direktorat Bina Produksi, 2006) yaitu maksimal 6%. Standar

bobot badan ayam broiler CP 707 data PT Charoen Pokphand (2006) umur 5

minggu adalah 2049 gram. Semakin tinggi serat kasar dalam suatu bahan

makanan maka semakin rendah daya cerna makanan tersebut.

Selanjutnya pengaruh suhu yang tinggi di siang hari pada saat dilakukan

penelitian yang berada pada kisaran 32.09ºC-33.06

ºC pada kandang ayam broiler

ikut pula menjadi indikasi rendahnya konsumsi ayam broiler penelitian.

Kuczynski (2002) melaporkan bahwa pemeliharaan ayam broiler sampai umur 35

hari pada suhu diatas 31ºC menyebabkan penurunan bobot badan mencapai 25%,

jika dibandingkan dengan pemeliharaan pada suhu 21.1ºC-22.2

ºC. Tingginya suhu

lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan panas dalam tubuh,

sehingga ternak mengalami cekaman panas. Ayam broiler termasuk hewan

homeothermis dengan suhu nyaman 24ºC, akan berusaha mempertahankan suhu

tubuhnya dalam keadaan relative konstan antara lain melalui peningkatan

frekuensi pernafasan dan jumlah konsumsi air minum serta penurunan konsumsi

pakan. Akibatnya, pertumbuhan ternak menjadi lambat dan produksi menjadi

rendah.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pakan tidak

berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap berat lemak abdomen umur 5 minggu.

Pakan kontrol memiliki lemak abdomen yang paling rendah yaitu sebesar 0.87%

di bandingkan dengan pakan berbahan perekat alami onggok, tepung ubi jalar dan

tepung garut masing-masing sebesar 0.99%, 1.07% dan 1.14%. Persentase lemak

abdomen tersebut masih di bawah kisaran yang dihasilkan North and Bell (1990)

yaitu 2.64%-3.3%. Hal ini diduga karena rendahnya konsumsi ayam kontrol

sehingga menyebabkan rendahnya bobot badan dan berpengaruh pula terhadap

lemak abdomen. Hasil penelitian Siregar (2012) nilai konsumsi pellet berperekat

9

onggok, tepung ubi jalar atau tapung garut adalah 1,715.4-1,814.8 g ekor-1 lebih

rendah dibandingkan rataan konsumsi CP 707 standar PT Charoen Phokpand

(2006) sebesar 3,283 g ekor-1.

Tabel 4 Rataan bobot badan akhir, persentase karkas dan lemak abdomen

ayam broiler

Peubah Jenis Pakan

A1 A2 A3 A4

Bobot Badan Akhir (g ekor-1) 939±88.21 1116±118.94 1111±129.89 1079±77.62

Bobot Karkas (g ekor-1) 602±51.57 718±85.16 715±80.84 690±51.78

Persentase Karkas (%) 64.38±5.57 64.26±1.69 64.41±2.41 64.03±3.12

Bobot Lemak Abdomen (g) 7.58±2.57 11.25±3.04 11.90±3.74 12.87±2.63

Persentase Lemak

Abdomen(%)

0.87±0.41 0.99±0.19 1.07±0.34 1.14±0.54

Keterangan : A1 = Pakan basal tanpa perekat; A2 = Pakan + perekat onggok 2 %; A3 = Pakan + perekat

tepung ubi jalar 2%; A4 = Pakan + perekat tepung garut 2%.

Tingginya serat kasar (SK) pakan menyebabkan semakin rendahnya daya

cerna bahan makanan pada pakan tersebut sehingga membuat bobot karkas

menurun. Rataan konsumsi SK tiap perlakuan yang disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Rataan konsumsi serat kasar setiap minggu (g ekor-1)

Minggu Jenis

A1 A2 A3 A4

1 6.16±0.34 7.46±0.92 6.38±0.88 6.59±0.48

2 31.86±0.90 31.07±0.55 30.69±0.93 29.97±1.24

3 37.63±2.48 41.81±1.70 33.55±3.44 34.73±1.68

4 47.24±5.93 39.45±1.85 42.47±7.56 40.33±3.59

5 29.68±4.28 35.53±5.07 32.90±7.13 30.76±6.12

Jumlah 152.5±14.30 155.30±14.71 146.0±13.34 142.30±12.28 Keterangan : A1 = Pakan Kontrol tanpa perekat; A2 = Pakan + perekat onggok 2 %; A3 = Pakan + perekat

tepung ubi jalar 2%; A4 = Pakan + perekat tepung garut 2%.

Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Organ Dalam dan Saluran

Pencernaan Ayam Broiler

Pakan yang diberikan pada ternak dapat mempengaruhi kerja organ dalam

dan pencernaan ayam broiler. Kelainan pada organ dalam dapat disebabkan oleh

penyakit maupun racun yang terdapat pada pakan. Hasil analisis ragam

menunjukkan bahwa perlakuan pakan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap

persentase bobot hati, jantung, rempela, duodenum, jejenum, ileum dan seka.

Rataan persentase organ dalam dan saluran pencernaan yang diperoleh pada

penelitian ini tercantum pada Tabel 6.

10

Jantung

Persentase bobot jantung ayam broiler menurut Putnam (1991) sekitar

0.42%-0.70% dari bobot hidup. Rataan bobot jantung yang diperoleh dari

penelitian ini berkisar antara 0.58%-0.61% (Tabel 5), dengan demikian dapat

dikatakan bahwa penggunaan perekat onggok, tepung garut dan tepung ubi jalar

tidak mengganggu kinerja jantung dalam mengedarkan darah secara efisien ke

dalam paru-paru untuk menyokong proses metabolisme tubuh (North dan Bell

1990).

Hati Rataan persentase bobot hati yang diperoleh pada penelitian ini berkisar

antara 2.53%-2.79% dari bobot badan akhir. Bila kita bandingkan dengan kisaran

bobot hati yang di laporkan oleh Putnam (1991) sebesar 1.7%-2.8% dari bobot

badan, maka dapat dinyatakan bahwa penggunaan perekat onggok, tepung garut

dan tepung ubi jalar tidak bersifat racun yang dapat menyebabkan kinerja hati

menjadi berlebih. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan perekat

onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut tidak berpengaruh terhadap persentase

bobot hati. Hati akan berfungsi sebagai detoksifikasi racun apabila terjadi kelainan

pada hati yang ditunjukkan dengan pembesaran atau pengecilan hati (Ressang

1984).

Tabel 6 Rataan persentase organ dalam ayam broiler

Peubah Jenis Pakan

A1 A2 A3 A4

Jantung (g ekor-1) 5.59±0.87 6.78±1.01 6.53±0.93 6.25±0.91

(%) 0.60±0.09 0.61±0.08 0.59±0.06 0.58±0.07

Hati (g ekor-1) 26.03±7.98 29.75±6.63 27.84±6.87 28.24±6.15

(%) 2.79±0.77 2.69±0.34 2.53±0.31 2.63±0.43

Rempela (g ekor-1) 20.58±4.09 24.18±6.73 23.33±2.54 23.12±2.80

(%) 2.20±0.47 2.09±0.64 2.20±0.19 2.16±0.23

Duodenum (cm g-1) 3.74±0.30 3.38±0.33 3.17±0.44 3.23±0.62

Jejenum (cm g-1) 5.18±1.25 4.55±0.57 4.56±0.39 4.82±0.85

Ileum (cm g-1) 7.28±1.59 6.17±0.95 6.48±0.80 6.18±0.81

Seka (cm) 15.31±3.32 18.94±3.43 17.25±1.43 16.44±1.15

Seka (cm g-1) 8.49±1.42 7.55±1.61 7.73±1.22 7.94±1.32

Keterangan : A1 = Pakan basal tanpa perekat; A2 = Pakan + perekat onggok 2 %; A3 = Pakan + perekat

tepung ubi jalar 2%; A4 = Pakan + perekat tepung garut 2%.

Adanya peningkatan kandungan serat pada pakan akan menghambat

penyerapan asam-asam empedu ke dalam darah sehingga hati akan mensintesis

asam-asam empedu dari kolesterol tubuh dan ini akan menyebabkan terjadinya

peningkatan ektivitas hati. Serat akan bergabung dengan asam-asam empedu pada

saluran pencernaan lalu keluar lewat feses sebelum sempat diserap oleh darah

(Nishima and Freedland 1990). Semakin tinggi kandungan serat pada pakan

semakin rendah konsumsi pakan dan semakin rendah energinya sehingga aktivitas

organ hati semakin meningkat untuk melakukan fungsinya sebagai penghasil

energi untuk mensuplai energi berbagai aktivitas ternak.

11

Rempela Menurut Putnam (1991) persentase bobot rempela berkisar antara 1.6%-

2.3% dari bobot hidup, sedangkan rataan persentase bobot rempela ayam broiler

pada penelitian ini adalah sekitar 2.09%-2.20%. Berdasarkan hal tersebut dapat

dinyatakan bahwa rempela dapat bekerja normal pada penambahan bahan perekat

onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut. Persentase rempela yang berada di

ambang batas yang diberikan oleh Putnam (1991) diduga karena penggunaan

pakan yang berserat tinggi. Hal tersebut mengakibatkan rempela mengalami

beban yang lebih besar untuk memperkecil ukuran partikel pakan secara fisik,

akibatnya urat daging rempela akan lebih tebal sehingga memperbesar ukuran

rempela.

Usus Halus

Organ usus halus berfungsi mengabsorbsi nutrisi makanan. Pengukuran

bobot halus pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketebalan usus halus.

Tebalnya usus halus menunjukkan bahwa usus memiliki dinding yang lebih tebal,

begitu pula sebaliknya.

Sturkie (1976) melaporkan bahwa bobot duodenum adalah 4.03 gram,

jejenum 6.3 gram dan ileum 4.5 gram, sedangkan rataan panjang duodenum,

jejenum dan ileum pada penelitian ini masing-masing berkisar antara 3.17-3.74

cm g-1; 4,55-5,18 cm g-1; dan 6,17-7,28 cm g-1 bobot badan.

Tingginya bobot ileum diduga karena kandungan serat kasar tinggi yang

diberikan pada pakan. Semakin tinggi serat kasar dalam pakan, maka laju

pencernaan dan penyerapan zat makanan akan semakin lambat sehingga kerja

usus halus akan semakin berat. Sturkie (1976) pula mengatakan bahwa unggas

yang diberikan serat kasar tinggi cenderung memiliki saluran pencernaan yang

lebih besar dan panjang.

Seka

Nickle et al. (1977) melaporkan bahwa panjang seka unggas normal

berkisar antara 12-25 cm, sedangkan kisaran panjang seka pada penelitian ini

berkisar antara 15.31-18.94 cm. Hal ini memperlihatkan bahwa penggunaan

perekat onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut tidak berpengaruh terhadap

panjang seka. Panjang dan bobot seka akan meningkat sejalan dengan

meningkatknya kandungan serat kasar pakan. Peningkatan serat kasar pakan akan

sejalan dengan peningkatan selulosa sehingga menyebabkan peningkatan kinerja

seka. Meningkatnya panjang seka disebabkan adanya kemampuan meregang

untuk dapat menampung dan mencerna pakan yang bersifat bulky.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penggunaan bahan perekat onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut

sebesar 2% dalam pakan bentuk pellet tidak memberikan efek negatif terhadap

persentase bobot karkas, lemak abdomen, bobot jantung, bobot hati, bobot

12

rempela, ketebalan duodenum, ketebalan jejenum, ketebalan ileum dan panjang

relatif seka.

Saran

Perlu dilakukan pengujian kandungan nutrisi bahan baku pakan sebelum

diolah menjadi bentuk pellet, sehingga dapat menghasilkan pakan pellet dengan

kualitas fisik yang baik. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir ketidaktepatan

evaluasi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Balagopalan C, Padmaja G, Nanda SK, Moorthy SN. 1988. Cassava in Food,

Feed, and Industry. Florida (US): IRC Press.

Charoen Pokphand Indonesia. 2006. Manual Broiler Manajemen CP 707. Jakarta

(ID): Charoen Pokphand Indonesia.

Direktorat Bina Produksi. 2006. Kumpulan SNI Ransum: Ransum Ayam Ras

Pedaging (Broiler Starter). SNI 01-3930.2006. Jakarta(ID): Direktorat

Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian.

Ensminger ME, Oldfield JE, Heinnmann WW.1990. Feed and Nutrition. 2nd

Edition. California (US): The Ensminger Publishing Company.

Lia EF. 2012. Evaluasi penggunaan perekat berbahan baku singkong dengan taraf

berbeda terhadap sifat fisik pakan ayam broiler bentuk crumble [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Flanch M, Rumawas F. 1996. Plant Resourches of South-East Asia No. 9: Plant

Yielding Non-seed Carbohydrates. Leiden (NL): Backhuys Publisher.

Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Ed ke- 4. Terjemahan:

Srigandono. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Gillespie RJ. 2004. Modern Livestock and Poultry Production. 7th

Edition. New

York (US):Inc. Thomson Learning.

Hamed MGE, Hussein MF, Refai FY, El-Samahy SK. 1973. Preparation and

chemical composition of sweet potato flour. Cereal Chem. 50 (2): 133-139.

Siregar HP. 2012. Pengaruh penggunaan tepung garut, ubi jalar dan onggok

sebagai bahan perekat alami pelet terhadap kualitas fisik pakan dan

performa ayam broiler [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kay DE. 1973. Root Crops. TPI crop and product digest no. 2. London (UK): The

Tropical Products Institute.

Kuczynski T. 2002. The application of poultry behaviour responses on heat stress

to improve heating and ventilation systems efficiency. J Pol Agric Univ.

5:1-11.

Leeson S, Summers JD. 2005. Commercial Poultry Nutrition. 3rd

Ed. University

of book, Guelph.

Mariati. 2001. Karakteristik fisikokimia pati dan tepung garut (Maranta

arundinaceae L.) dari beberapa varietas local [skripsi]. Bogor (ID):Institut

Pertanian Bogor.

Maulani RR, Budiasih R, Immaningsih N. 2012. Karakteristik fisik dan kimia

rimpang dan pati garut (Marantha arundinacea L.) pada berbagai umur

13

panen. Di dalam: Slamet S, Mahfud E, Sinar S, Darimiyya H, Andrie KS,

Eko M, editor. Kedaulatan Pangan dan Energi. Seminar Nasional. Madura

(ID): Universitas Trunojoyo.

McNitt JL. 1983. Livestock Husbandry Techniques. London (UK): Granada

Publishing Limited.

Nickle R, Schummer A, Seifrle E. 1977. Anatomy of Domestic Bird. Berlin (UK):

Verlag Paul Parey.

Nilasari. 2012. Pengaruh penggunaan tepung ubi jalar, garut dan onggok terhadap

sifat fisik dan lama penyimpanan ayam broiler bentuk pellet [skripsi]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Nishima PM, Freedland RA. 1990. The effect of dietary fiber feeding on

colesterol metabolism. J Nutr. 120:800-805.

North MO, Bell DD. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th

Edition.

New York (US): Van Nostrad Rein Hold.

Putnam PA. 1991. Handbook of Animal Science. San Diego (US): Academic Press.

Raharjo A. 1997. Bahan perekat pakan udang. Majalah Trubus No. 328 Th

XXVIII Maret 1997.

Rahmayeni. 2002. Uji sifat fisik pakan ayam broiler starter bentuk pelet dengan

penambahan perekat onggok [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rasidi 1997. Formulasi Pakan Lokal Alternatif untuk Ransum Unggas. Jakarta

(ID): PT Penebar Swadaya.

Ressang AA. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Edisi Kedua. Denpasar (ID): NV

Percetakan.

Retnani Y, Harmiyanti Y, Fibrianti DAP, Herawati L. 2009. Pengaruh

penggunaan perekat sintetis terhadap kualitas fisik pakan ayam broiler. J.

Agripet. 01:11-23.

Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada

University Press.

Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Edisi Kedua.

Terjemahan: Sumantri B. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka.

Sturkie PD. 1976. Avian Phisiology. 3rd

Edition. New York (US): Spinger-Verlag

New York Inc.

Supriyati, Zaenudin D, Kompiang IP, Soekamto, Abdurachman D. 2005. Onggok

untuk bahan baku pakan. Majalah Poultry Indonesia. April. 300:56-57.

14

Lampiran 1 Sidik ragam bobot badan akhir

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 92830.938

Perlakuan 3 35288.813 11762.938 2.453 5.96 3.49 NS

Galat 12 57542.125 4795.177

Lampiran 2 Sidik ragam bobot karkas

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 210281.734

Perlakuan 3 83195.172 27731.724 2.619 5.96 3.49 NS

Galat 12 127086.563 4795.177

Lampiran 3 Sidik ragam persentase karkas

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 3.68

Perlakuan 3 0.016 0.0053 0.017 5.96 3.49 NS

Galat 12 3.66 0.3053

Lampiran 4 Sidik ragam lemak abdomen

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 11.904

Perlakuan 3 1.229 0.41 0.46 5.96 3.49 NS

Galat 12 10.675 0.89

Lampiran 5 Sidik ragam persentase lemak abdomen

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 210281.734

Perlakuan 3 83195.172 27731.724 2.619 5.96 3.49 NS

Galat 12 127086.563

Lampiran 6 Sidik ragam persentase bobot jantung

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 2.124E-04

Perlakuan 3 9.518E-06 3.172E-06 0.179 5.96 3.49 NS

Galat 12 2,219E-06 1.770E-05

Lampiran 7 Sidik ragam persentase bobot hati

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 2.784

Perlakuan 3 0.443 0.144 0.737 5.96 3.49 NS

Galat 12 2.351 0.196

15

Lampiran 8 Sidik ragam persentase bobot rempela

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 0.070

Perlakuan 3 0.004 0.001 0.222 5.96 3.49 NS

Galat 12 0.066 0.006

Lampiran 9 Sidik ragam panjang duodenum

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 0.150

Perlakuan 3 0.050 0.017 2.002 5.96 3.49 NS

Galat 12 0.100 0.008

Lampiran 10 Sidik ragam panjang jejenum

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 0.116

Perlakuan 3 0.008 0.003 0.303 5.96 3.49 NS

Galat 12 0.108 0.009

Lampiran 11 Sidik ragam panjang ileum

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 1.079

Perlakuan 3 0.423 0.141 2.584 5.96 3.49 NS

Galat 12 0.655 0.055

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Desember 1990 di

Kalianda, Lampung Selatan. Penulis adalah anak pertama

dari dua bersaudara pasangan Bapak Sutisna dan Ibu Ida

Arini. Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 01 Sidomulyo pada tahun 2002 hingga 2005

kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah

Atas Tri Sukses Natar pada tahun 2005 yang diselesaikan

pada tahun 2008.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun

2008 melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Kementrian Agama dan

diterima di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009. Penulis pernah aktif di Divisi Ilmu dan

Teknologi (IT) Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak

(HIMASITER) IPB dan Sekretaris Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum

Metodologi Penelitian dan Perancangan Percobaan pada tahun ajaran 2010/2011

dan Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan pada tahun ajaran

2011/2012. Penulis juga pernah mengisi Training Pembuatan Silase pada Temu

Nasional Mahasiswa Beasiswa Berprestasi Kementrian Agama di Ponpes Nurul

Ikhlas Jembrana Bali (2011), Ponpes Al-Ashiriyah Nurul Iman Parung (2012).

Mengisi Materi Beternak Bebek BAKTI HIMASITER “Peternakan Sehat

Bangsaku Cerdas” (2012), Trainer Feed Formulation Training (FFT)

HIMASITER IPB (2013) , Trainer FFT SMKN 2 Kalianda (2013), Trainer Pakan

Lele dengan software Winfeed Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan

(P2MKP) angkatan 140 (2013). Supervisor perbaikan pakan UPTD Balai

Pengembangan dan Perbibitan Ternak (BPPT) Sapi Potong Ciamis kerjasama

Disnak Pemprov Jabar dan DPP Forum Peternak Sapi Indonesia (FPSI) (2013).

Trainer Bimbingan Teknis Pakan Ternak tingkat Jawa Barat Tahun 2013. Asisten

pelatihan pembuatan pakan ternak dari limbah pertanian kerjasama kantor

perwakilan BI wilayah VI dan Dinas Peternakan Jawa Barat. Manajer Feedlot PT

Karya Nusa Tujuh dan disela-sela aktivitas penulis menyempatkan mengisi blog

www.forsum.wordpress.com dan www.beritaternak.com

Penulis pernah melaksanakan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa

(PKM) di berbagai bidang, diantaranya “Fungsionalisasi Cangkang Kerang Hijau

(Pena Viridis) sebagai Peningkat Kadar Kalsium Susu Fermentasi” PKM-Gagasan

Tertulis (2010). “Evektivitas Penggunaan Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam Susu

terhadap Penurunan Populasi Bakteri Helicobacter phylori Penyebab Penyakit

Maag” PKM-Penelitian (2011). “Agricultural Business Games sebagai Sarana

Bermain dan Belajar Siswa SMA di Bidang Bisnis Komoditi Pertanian” PKM-

Pengabdian Masyarakat (2012). “4-ransum.com, Training Online Formulasi

Ransum sebagai Bisnis Bidang Peternakan Berbasis Web Edukasi” PKM-

Kewirausahaan (2013).

17

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillaahirabbil„aalamiin. Puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT atas segala rahmat serta nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Dengan penuh rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih

yang sangat besar kepada Bapak H Sutisna, S.PKP, Hj Ida Arini, dan my brother

M Ridwansyah tercinta atas segala doa, dukungan dan kasih sayang yang selalu

diberikan. Terima kasih penulis sampaikan kepada Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc pembimbing skripsi sekaligus pembimbing akademik dan kepada Dr Ir Sumiati,

MSc selaku pembimbing skripsi atas masukan, semangat dan motivasi yang

selalu diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Rita Mutia, MSc selaku dosen

penguji seminar, Dr Rudi Afnan, S.Pt MSc.Agr dan Dr Ir Ahmad Darobin Lubis,

MSc selaku dosen penguji sidang serta Ir Widya Hermana, MSi selaku panitia

sidang pada tanggal 19 Desember 2013 atas masukan dan koreksi dalam skripsi

ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan perjuangan sepenelitian

Handrio Purnama Siregar, S.Pt dan Nilasari, S.Pt atas dedikasi, semangat,

kerjasama yang telah dilakukan selama penelitian berlangung.

Selanjutnya, dalam kehidupan sehari-hari penulis tidak terlepas dari

kegiatan bersosial bersama rekan-rekan yang banyak memberikan inspirasi.

Kepada Nur Laylli, Vito, Arif, Dicky, Laylla, Tekad, Lilis dan Ici atas banyak

masukan diskusi Program Kreativitas Mahasiswa, Ari Akbar dan Ismail atas

sharing mengenai feedlot sapi. Terimakasih juga kepada Toni Panji, Riadhi, Adit,

Jihad, Vipa, Andre, Rossi, Aul, dan seluruh rekan-rekan pada saat titik nadir

menjelang kelulusan atas motivasi dan semangat yang diberikan.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu pengembaraan penulis dalam mencari jati diri dunia peternakan dalam

periode dua tahun ini. Kepada kelompok tani ikan Kecamatan Palas, Kepala

SMKN 2 Kalianda, Kang Hakim Domba Santri Sejahtera Farm, Kang Ishak

Pakan, Deni RJK Farm, Direktur Pengembangan Peternakan PTPN 7 Ir Tantan

Roswana, Ibu Pipin Bagian Kerjasama Usaha Disnak Jabar, Ir Bambang Murti

Kepala Bagian Ketenagaan BPSDMKP-Kementrian Perikanan dan Kelautan.

Abdhur dan Alfan Barokah Farm, Amin dan Tono pengembang pakan lokal ikan

Solo, Sumanri P2MKP Kabita, rekan alumni P2MKP 140, dan masih banyak lagi

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Syukur dan terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan HPMB

Pijar, Dicky, Rizal, Endi, rekan FKMI Reza, Yogo, Silvy, Leli, Ita, Rere, dll. Juga

rekan-rekan Pondok Asad, Tio, Azkari, Brian, Arif, Dicky, Daus, Bahrun, Faqih,

Royan, Hasan, Rizal, Abdhur, Agassi, Alfan, Amarta, Dwi, Leli, Ita, Upi, Citra,

Dini, Ibu Sekretaris Tria, Feby. Kedekatan, keceriaan, masukan, saran, motivasi,

semua itu memberikan kenangan khusus yang telah memberikan warna bagi

penulis. Penulis harapkan silaturahim ini dapat terus terjaga selamanya.