evaluasi rendahnya penyerapan anggaran pada …
TRANSCRIPT
EVALUASI RENDAHNYA PENYERAPAN ANGGARAN PADA PROYEK HIBAH ORGANISASI NIRLABA: STUDI KASUS PADA
PROYEK HIBAH XYZ
Irma Santoso1, Muhammad Ichsan2
1. Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430 2. Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Depok, 16424
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan pada studi kasus Penyerapan Hibah Luar Negeri pada Proyek XYZ, dimana akan di analisa faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya daya serap dana Hibah pada proyek XYZ yang terjadi di tahun anggaran 2015 dan 2016 serta meberikan saran untuk mengatasi rendahnya daya serap hibah luar negeri pada Proyek XYZ. Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam mengkaji permasalahan tersebut adalah bersifat kualitatif, dengan harapan dapat digunakan secara tepat dan sesuai dengan permasalahan yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) kelompok metode analisis yaitu: (1) analisis siklus dan efektivitas proyek, (2) analisis manajemen keuangan dan aliran dana proyek. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa rendahnya penyerapan anggaran di Proyek XYZ dikarenakan adanya masalah paradigmatik, yaitu yang berhubungan dengan lingkungan pengendalian, masalah sistemik/ teknis serta masalah transisional. Kata kunci: Anggaran, Penyerapan, Proyek Hibah, Hibah Luar Negeri
EVALUATION OF LOW BUDGET DISBURSEMENT IN NONPROFIT ORGANIZATION : A CASE STUDY ON GRANT PROJECT XYZ
Abstract
This study aims to focus on case studies Evaluation of Low Budget Disbursement In Nonprofit Organization: A Case Study Grant Project XYZ, the factors that account for the low budget disbursement of Grant funds to the project XYZ is occurred in fiscal year 2015 and 2016 will be analyzed, and it also will address some advices to cope with low absorption matters on the Project XYZ. The research will use qualitative method to assessing the problem, in the future it could be used as appropriately and in accordance with the problems that occur in the field. This study used 2 (two) groups of methods of analysis, named: (1) the effectiveness analysis of the project cycle, (2) the financial management and the budget flow of project funds analysis. The results of this study indicates that the low uptake of the budget in XYZ project due to problems paradigmatic, that related to the control environment, the systemic problems / technical and transitional issues. Keywords: Budget, Absorption, Project Grants, Foreign Grants 1. Pendahuluan
Dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara menjelaskan mengenai pengertian Perbendaharaan Negara, yang
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
dimaksud dengan Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggung jawaban
keuangan negara termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, hal – hal tersebut
ditetapkan di dalam APBN dan APBD. Dalam Pokok – Pokok Siklus APBN di Indonesia
yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan (2014) dinyatakan bahwa struktur APBN
terdiri dari:
1. Pendapatan Negara dan Hibah, yang terdiri dari penerimaan perpajakan, penerimaan
negara bukan pajak (PNBP), dan penerimaan hibah
2. Belanja negara, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat, dan belanja yang ditransfer ke
daerah
3. Keseimbangan Primer
4. Surplus/ Defisit Anggaran
5. Pembiayaan
Sebagai komponen utama dalam APBN, Pendapatan negara dan hibah, yang
selanjutnya dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2011 Tentang Tata cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, yang dimaksud dengan Hibah
Pemerintah atau Hibah adalah setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang
dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan atau surat berharga yang diperoleh dari Pemberi Hibah
yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
Dari hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh Bappenas yang dituangkan ke
dalam Laporan Pelaksanaan Hibah Luar Negeri Triwulan I Tahun 2016 terdapat indikasi
bahwa seringkali output yang seharusnya dicapai dari Hibah Luar Negeri seringkali terhambat
sehingga tidak sesuai dengan tujuan awal yang ditetapkan (meskipun kasusnya dilaporkan
hanya untuk beberapa kegiatan pada Triwulan I Tahun 2016).
Seringkali pemerintah atau juga instansi teknis mengusulkan dana Hibah Luar Negeri
yang besar, padahal yang diperlukan untuk kegiatan proyek mungkin tidak sebesar yang
diusulkan. Akibatnya dana yang benar-benar dapat ditarik untuk menyelesaikan proyek hanya
sedikit dari yang diusulkan atau dengan kata lain, jumlah nominal yang diberikan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan riil proyek tersebut tidak akan habis digunakan. Konsekuensinya,
realisasi daya serap bantuan pun menjadi rendah. Evaluasi yang dilakukan Bappenas
menyatakan bahwa pemanfaatan Hibah Luar Negeri Pemerintah Indonesia selama ini kurang
efektif, dalam arti bahwa sebagian besar komitmen yang sudah diberikan donor tidak
dimanfaatkan secara optimal. Ini merupakan salah satu bentuk ketidak efektifan (Firman,
2009).
Sebagai contoh kasus dalam penelitian ini, akan dibahas proyek XYZ yang dibiayai
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
dari dana hibah GEF. Berdasarkan yang diperbandingkan antara realisasi penggunaan
Anggaran yang tertera di Quarterly Monitoring Report (Laporan per Kuarter) 2015 – 2016
dengan Annual Work Plan (AWP) 2015 & 2016, sebagai bentuk perencanaan anggaran yang
dibentuk, penyerapan dana hibah baru mencapai 14% di tahun pertama dan pada tahun
berjalan ada 41% yang sudah tercatat. Lebih lanjut mengenai kondisi pelaksanaan Proyek
Hibah XYZ dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menunjukkan Presentase Penyerapan Bantuan.
Tabel 1. 1. Presentase Penyerapan Anggaran Proyek XYZ Tanggal Efektif
Tanggal Penutupan
Jumlah Anggaran
Jumlah Terpakai
Jumlah Belum Terpakai
Presentase Penyerapan
1 2 3 4 5 6 1 Apr 2015 31 Des 2015
11.506.810.650 1.705.791.483 9.801.019.167 14 % 1 Jan 2016 31 Des 2016
16.983.465.300 7.102.858.774 9.880.606.526 41 % Sumber: Data Diolah Kembali 1. Kolom 1 berisi Tanggal Efektif
2. Kolom 2 adalah Tanggal Penutupan
3. Kolom 3 adalah Tanggal Efektif
4. Kolom 4 adalah Jumlah Terpakai
5. Kolom 5 adalah jumlah anggaran yang akan digunakan selama tahun anggaran tersebut
berjalan
6. Kolom 6 adalah Presentase Penyerapan
Berdasarkan laporan kegiatan dari Proyek XYZ, mulai efektif pada tanggal 1 April
2015 dan direncanakan akan berakhir pada 1 April 2020, dimana diharapkan pada akhir
proyek seluruh output yang sudah direncanakan sebelumnya dan diwujudkan dalam
komitmen yang dibukukan dalam Project Document sepenuhnya selesai, tercapai, dan tepat
sasaran. Proyek ini dibentuk dalam rangka membantu Rencana Kerja Pemerintah yang
dikerjakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, khususnya dalam
manajemen konservasi di Sulawesi (Project Document Proyek Hibah XYZ, 2015).
Penelitian terhadap proyek XYZ ini sangat menarik, mengingat tujuan dari proyek ini
sangat penting dalam upaya peningkatan wilayah konservasi termasuk biodiversitas di
dalamnya. Wilayah Konservasi di Sulawesi merupakan pulau nomor 11 (sebelas) terbesar di
dunia dengan beraneka ragam jenis flora dan fauna dan juga varietas ekosistem kehutanan
(Project Document Proyek Hibah XYZ, 2015). Semakin berkurang dan langkanya
biodiversitas dan ekosistem akibat dari perlakuan manusia yang memanfaatkan untuk
keuntungannya sendiri dengan tidak bijaksana. Peran dan fungsi dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sebagai penjaga Kawasan Konservasi dan areanya.
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
Dengan rendahnya pencapaian target yang sudah ditetapkan sebelumnya dalam
perencaan anggaran dan penyerapan dana yang rendah dan keterlambatan dalam penyelesaian
proyek ini sangat merugikan Negara dan juga khususnya seluruh kegiatan yang terjadi di
dalam wilayah proyek. Seperti contoh: Negara dirugikan karena pelaksanaan proyek tidak
mencapai hasil dan memakan waktu yang panjang, target tidak terpenuhi, yang sebenarnya
kegiatan dari proyek hibah merupakan bentuk dari rangkaian rencana kerja pemerintah,
karena kegiatan dilaksanakan terlambat maka keseluruhan RKP menjadi terganggu.
Kegiatan yang dilaksanakan khususnya di daerah target percontohan proyek, akibat
dari keterlambatan pencairan dan keterlambatan penyelesaian fisik proyek, menyebabkan
kawasan konservasi tidak dapat melakukan kegiatan konservasi dengan baik, contohnya
adalah tidak adanya peningkatan kemampuan manajerial dari para tenaga kehutanan, dan juga
pelaksanaan pembangunan untuk fasilitas yang diajukan menjadi rumah untuk biodiversitas di
kawasan lindung yang terkait dengan proyek menjadi tidak ada.
Penelitian ini akan membahas rendahnya penyerapan anggaran yang terjadi di dalam
Proyek Hibah XYZ yang didanai oleh hibah luar negeri dalam usahanya untuk meningkatkan
kemampuan kawasan konservasi di wilayah manajememen dan pemberdayaan biodiversitas di
kawasan lindung yang dikelola oleh pemerintah. Khususnya untuk melihat apa saja hal- hal
yang menjadi kendala dalam pelaksanaan proyek yang menyebabkan anggaran tidak secara
efektif digunakan untuk melaksanakan program yang telah ditentukan. Unsur- unsur yang
menghambat proyek hibah menjadi penting karena pekerjaan dalam proyek hibah merupakan
rangkaian dari Rencana Kerja Pemerintah.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut diatas, permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya daya serap hibah luar negeri
dalam Proyek XYZ di tahun anggaran 2015?
2. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya daya serap hibah luar negeri
dalam Proyek XYZ di tahun anggaran 2016?
3. Apa saja saran yang harus dilakukan untuk mengatasi rendahnya penyerapan anggaran
dana hibah Proyek XYZ?
3. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian yang akan memfokuskan pada studi kasus Penyerapan Hibah Luar
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
Negeri pada Proyek XYZ tersebut, diharapkan dapat diketahui:
1. Faktor – faktor yang menjadi penyebab rendahnya daya serap dana Hibah pada proyek
XYZ yang terjadi di tahun anggaran 2015.
2. Faktor – faktor yang menjadi penyebab rendahnya daya serap dana Hibah pada proyek
XYZ yang terjadi di tahun anggaran 2016.
3. Saran apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi rendahnya daya serap hibah luar
negeri pada Proyek XYZ.
4. Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan adalah metodologi analisis kualitatif dan diskriptif,
dimana analisis dikriptif yang digunakan mengacu pada studi yang dilakukan pada tinjauan
literature dan data primer yang didapat melalui interaksi secara online ataupun offline
terhadap unsur- unsur yang menjadi penggerak dan yang berhubungan dengan proyek hibah
XYZ, seperti contohnya adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bappenas,
dokumen penyaluran hibah luar negeri yang di keluarkan oleh berbagai instansi, dan juga data
sekunder yang diambil dari publikasi akademis berupa buku, jurnal, artikel, dan laporan
lainnya.
4.1. Teknik Analisa Data
Teknik analisa yang penulis gunakan adalah analisis diskriptif, dengan melakukan
pengumpulan data, menyusun, menginterprestasikan, hingga akhirnya diperoleh suatu
gambaran yang dapat menjelaskan keadaan dan masalah terhadap penelitian yang dilakukan.
Data pendekatan digunakan data kualitatif yaitu informasi langsung yang didapatkan dari
narasumber dan kemudian dianalisa secara sistematis berdasarkan kejadian lapangan yang
nyata.
Analisa pendukung didapatkan dari data kuantitatif berupa laporan kegiatan, laporan
bulanan, laporan keuangan, tabel monitoring sebagai pendukung dan pelengkap data kualitatif
yang sudah diambil.
Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada serta mempertimbangkan jenis data
yang ada, maka dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) kelompok metode analisis yaitu: (1)
analisis siklus dan efektivitas proyek, (2) analisis manajemen keuangan dan aliran dana
proyek.
4.1.1. Analisis Siklus dan Efektivitas Proyek
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
Menurut Bappenas (2004), siklus proyek adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh
proyek semenjak diindentifikasikan atau dipilih sampai seluruh proses pembangunannya
dinyatakan selesai (completed). Siklus proyek dapat merupakan siklus makro dan siklus
mikro. Siklus makro adalah perencanaan, persiapan, penilaian dan pelaksanaan serta
pengendalian pembangunan nasional/proyek. Siklus mikro adalah siklus mulai tahap
identifikasi atau memilih proyek investasi, persiapan atau formulasi proyek, penilaian,
pelaksanaan, manajemen atau pengendalian dan evaluasi kinerja proyek. Dalam penelitian ini,
tahapan-tahapan dalam siklus proyek didasarkan pada Pedoman Pengelolaan Kegiatan Hibah
UNDP (2006).
4.1.2. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
Tahap Pelaksanaan kegiatan hibah UNDP meliputi:
1. Start up workshop, Annual Work Plan (AWP);
2. Mekanisme penarikan dana hibah;
3. Mekanisme pengadaan barang/jasa;
4. Revisi dokumen kegiatan; dan
5. Bagian lain-lain yang mencakup perjalanan dinas, mekanisme pemrosesan visa dan izin
tinggal bagi tenaga ahli asing, serta pembebasan bea masuk dan perpajakan
4.1.3. Monitoring, Pelaporan, Evaluasi dan Audit
Mekanisme pelaporan untuk kegiatan yang dibiayai hibah yang disalurkan melalui
UNDP terdiri dari pelaporan secara triwulanan (quarterly), laporan tahunan, dan laporan akhir
(project completion report), Evaluasi kegiatan, dan Audit.
5. Analisis
5.1. Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi di Tahun Anggaran 2015
Pada awal pelaksanaannya, Proyek Hibah XYZ sudah dihadapkan dengan beberapa
kendala yaitu kurangnya sumber daya manusia yang dapat menangani seluruh kegiatan yang
direncanakan oleh Proyek. Dalam seluruh kegiatan yang terjadi di Triwulan II hingga IV
permasalahan terjadi pada sisi komunikasi yang terjalin antara pihak stake holder, sementara
banyak kegiatan yang perlu mendapatkan usulan dan perhatian dari masing- masing
stakeholder; beberapa surat keputusan yang mengandung perintah tugas terhadap pejabat yang
mengawal proyek juga belum ditandatangani, permintaan dana yang kesannya mendadak dan
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
tidak berkaitan dengan keluaran proyek. Berikut merupakan tabel permasalahan yang
dikelompokkan menurut Output yang direncanakan oleh Proyek Hibah XYZ.
Dari hasil kajian tersebut ditemukan masalah – masalah yang diklasifikasikan dalam
tiga kelompok, yaitu:
1. Masalah Paradigmatik
Masalah paradigmatik yang muncul di tahun anggaran 2015 dalam hal Lingkungan
pengendalian yang buruk adalah:
a. Tidak adanya pembagian wewenang dan tugas yang jelas dalam tahun 2015 sehingga
seolah – olah seluruh pekerjaan dan kegiatan dilaksanakan oleh pelaksana proyek,
sementara Kementerian Kehutanan hanya berwenang mengotorisasi dokumen dan
mengawasi.
b. Kementerian Kehutanan tidak terlalu paham peraturan yang ada di UNDP seperti,
peraturan pembayara, standar pembayaran, dll. yang berbeda dengan peraturan yang
ada dalam Kementerian Kehutanan. Beberapa penggunaan anggaran masih
dilaksanakan dengan Pedoman Standar Biaya Kegiatan Tahun 2015, padahal yang
diutamakan adalah peraturan yang diatur dalam Harmonized Rate UNDP
c. Prosedur pencatatan dan akuntansi masih mengacu pada peraturan yang dibuat oleh
UNDP, sementara Kementerian Kehutanan perlu mencatatkan ke DIPA sehingga
pencatatan dan akuntansi harus disesuaikan.
d. Birokrasi dan proses yang rumit di lingkungan kementerian maupun di UNDP
e. Seluruh kegiatan, tugas, dan tanggung jawab harus melalui persetujuan National
Project Director (NPD) yang dijabat oleh Direktur Konservasi dan Keanekaragaman
Hayati, seringkali mengalami keterlambatan atau karena pejabat yang bersangkutan
berhalangan hadir/ tidak sedia/ tidak bisa diminta tanda tangannya.
2. Masalah Sistemik/ Teknis
a. Masalah teknis generik
Dua kategori dalam permasalahan yang umum terjadi dalam rendahnya
penyerapan anggaran hibah.
1) Perencanaan yang kurang matang sehingga pelaksana proyek memang belum
siap untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
2) Kegiatan tidak jadi dilaksanakan karena waktu yang tersedia tidak mecukupi
Contoh dari permasalahan teknis yang terjadi adalah tidak adanya kegiatan yang
berkaitan dengan review dan monitoring proyek, hal ini karena tidak ada persiapan
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
dan waktu yang memadai untuk melaksanakan kegiatan sehubungan dengan
monitoring dan evaluasi
b. Masalah Teknis Pencairan
Pencairan dana hibah melalui rekening khusus menggunakan cek diotorisasi
oleh KPA yang dijabat oleh staf di KK dan NPD yang dijabat oleh Direktur
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati, seringkali mengalami keterlambatan
karena kesibukan masing – masing pejabat.
c. Masalah Sumber Daya Manusia
Belum terekrutnya sebagian besar anggota pelaksana proyek menjadi
permasalahan utama dalam lemahnya pelaksanaan kegiatan yang menyebabkan daya
serap yang rendah pada anggaran hibah. Selain itu dengan adanya rotasi di
lingkungan Kementerian Kehutanan yang juga menyebabkan pergantian orang di
posisi yang ada di Proyek Hibah XYZ. Contohnya adalah penunjukkan KPA yang
sampai dua kali dilaksanakan, pada akhirnya sampai dengan akhir 2015 belum
menunjuk lagi orang yang menjadi KPA Proyek Hibah XYZ.
d. Derajat risiko kegagalan
Perumusan dari derajat risiko kegagalan dalam pelaksanaan hibah Proyek
XYZ:
1) Karena tingkatan pemerintah yang terlibat makin banyak dilihat dari susunan
keanggotaan, maka banyak birokrasi yang harus dilalui, hal ini juga
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan proyek terhadap penyerapan anggaran
hibah
2) Dengan menggunakan mekanisme rekening khusus, tahapan dalam
melaksanakan dan mencairkan dana semakin rumit sesuai dengan analisis di
atas
3. Masalah Transisional
Permasalahan utama dan tidak bisa dihindari dalam Proyek Hibah XYZ adalah adanya
rotasi kepegawaian di lingkungan Kementerian Kehutanan. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap Proyek XYZ karena pejabat yang ada dalam struktur organisasi Proyek Hibah XYZ
merupakan pejabat di Lingkungan Kementerian Kehutanan, sehingga setiap ada rotasi yang
mempengaruhi orang dalam struktur Proyek Hibah XYZ, mengakibatkan pergantian dengan
pejabat baru yang ditunjuk.
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
Dari hasil rotasi dan penempatan orang baru maka akan muncul beberapa permasalahan
seperti perlunya penyesuaian kembali/ adaptasi, kemampuan yang berbeda dari pejabat yang
sebelumnya, dll.
5.2. Kendala dan Permasalahan yang Dihadapi di Tahun Anggaran 2016
Dengan kendala dan permasalahan yang sudah penulis sajikan di tiap Kuartal selama
tahun 2016, berikut merupakan analisa kendala dan permasalahan dicerminkan dari prosesnya
yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi.
Dari hasil penelitian penyerapan anggaran 2016 berdasarkan Analisis Siklus dan
Efektivitas Proyek berlandaskan Pedoman Pengelolaan Kegiatan Hibah UNDP (2009) yang
mengadaptasi peraturan yang berlaku di Indonesia dengan prosedur dan kebijakan yang
berlaku di UNDP, serta menganalisis Manajemen Keuangan dan Dana Aliran Proyek dengan
pendekatan diagnostik yang dikaji dengan kasus – kasus yang digali lebih mendalam secara
kualitatif merujuk pada konteks tiap kasus yang tertera dalam Lampiran 2: Analisa Anggaran,
Realisasi, dan Penyebab Rendahnya Penyerapan Anggaran Proyek XYZ 2016. Dari hasil
kajian tersebut ditemukan masalah – masalah yang diklasifikasikan dalam tiga kelompok,
yaitu:
1. Masalah Paradigmatik
Meskipun ada peningkatan dalam hal tata usaha dan pengorganisasian proyek, seperti
penunjukkan PPK dan KPA yang bertanggung jawab pada Proyek XYZ, masih terdapat
permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan pengendalian, hal – hal tersebut
meliputi:
a. minimnya kontribusi Direktorat KKH Kementerian Kehutanan sebagai pemilik
proyek terhadap kegiatan yang dilakukan oleh proyek, hal ini dilihat dari kehadiran
perwakilan dari Direktorat KKH dalam beberapa rapat penting. Namun seluruh
kegiatan menjadi tanggung jawab dari KKH.
b. adanya perbedaan standar pembayaran berdasarkan peraturan yang diatur oleh
UNDP (Harmonized Rate) dan peraturan pemerintah. Sementara dalam SOP
dituliskan bahwa yang dipegang adalah standar Harmonized Rate, apabila tidak
tercantum maka menggunakan Pedoman Standar Biaya Kegiatan Tahun 2016
c. Permasalahan birokrasi seperti penandatanganan dan persetujuan National Project
Director (NPD) yang dijabat oleh Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati,
masih menjadi penyebab keterlambatan diselenggarakannya suatu kegiatan karena
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
pejabat yang bersangkutan berhalangan hadir/ tidak sedia/ tidak bisa diminta tanda
tangannya.
2. Masalah Sistemik/ Teknis
a. Masalah teknis generik
Dua kategori dalam permasalahan sistemik yang masih terjadi dalam
rendahnya penyerapan anggaran hibah di anggaran Tahun 2016 adalah:
1) Perencanaan yang kurang matang sehingga pelaksana proyek memang belum
siap untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
2) Kegiatan tidak jadi dilaksanakan karena waktu yang tersedia tidak mecukupi
b. Masalah Teknis Pencairan
Permasalahan yang sama yang terjadi di tahun 2015 masih teruang di tahun
2016 yaitu pencairan dana hibah melalui rekening khusus menggunakan cek
diotorisasi oleh KPA yang dijabat oleh staf di KK dan NPD yang dijabat oleh
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati, seringkali mengalami
keterlambatan karena kesibukan masing – masing pejabat. Belum ditemukan solusi
yang baik dari permasalahan ini karena otorisasi cek di Bank hanya menunjuk orang
tertentu dan apabila ingin melakukan perubahan harus mendapatkan persetujuan dari
Bank.
c. Masalah Sumber Daya Manusia
Perekrutan konsultan yang terlambat sampai dengan bulan Juli menjadi
penyebab beberapa kegiatan mundur pelaksanaannya.
Dan juga beberapa posisi pelaksana kegiatan sampai dengan Desember 2016
belum juga direkrut. Beberapa pejabat pelaksana PPK di daerah juga mengalami
pergantian akibat dari rotasi jabatan yang terjadi di lingkup Kementerian
Kehutanan.
d. Derajat risiko kegagalan 2016
Perumusan dari derajat risiko kegagalan dalam pelaksanaan hibah Proyek
XYZ:
1) Karena tingkatan pemerintah yang terlibat makin banyak, maka banyak
birokrasi yang harus dilalui, hal ini juga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan
proyek terhadap penyerapan anggaran hibah
2) Dengan menggunakan mekanisme rekening khusus, tahapan dalam
melaksanakan dan mencairkan dana semakin rumit sesuai dengan analisis di
atas
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
3. Masalah Transisional
Permasalahan utama dan tidak bisa dihindari dalam Proyek Hibah XYZ adalah adanya
rotasi kepegawaian di lingkungan Kementerian Kehutanan. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap Proyek XYZ karena pejabat yang ada dalam struktur organisasi Proyek Hibah
XYZ merupakan pejabat di Lingkungan Kementerian Kehutanan, sehingga setiap ada
rotasi yang mempengaruhi orang dalam struktur Proyek Hibah XYZ, mengakibatkan
pergantian dengan pejabat baru yang ditunjuk.
Dari hasil rotasi dan penempatan orang baru maka akan muncul beberapa
permasalahan seperti perlunya penyesuaian kembali/ adaptasi, kemampuan yang berbeda
dari pejabat yang sebelumnya, dll.
5.3. Saran yang Diusulkan untuk Mengatasi Rendahnya Daya Serap Proyek
XYZ
GEF menunjuk UNDP sebagai project assurance atau penanggung proyek agar proyek
bisa terlaksana dengan baik. Melihat daya serap yang rendah terhadap anggaran yang diajukan
maka perlunya evaluasi dini mengingat di pertengahan berjalannya proyek akan diadakan
Evaluasi Pertengahan Proyek, dalam evaluasi tersebut akan dikeluarkan keputusan dari
proyek apakah proyek itu akan diteruskan, ditunda, atau ditutup. Keputusan diteruskan,
ditunda maupun ditutup menurut Project Assurance Person UNDP berdasarkan keputusan –
keputusan yang mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut:
1. Efektifitas Proyek Hibah dilihat dari penyerapan yang terjadi
2. Manfaat yang diperoleh dari berlangsungnya Proyek Hibah XYZ
3. Atau dana yang disediakan sudah habis/ tidak mencukupi lagi untuk dimanfaatkan dalam
kinerja proyek
Melihat penyerapan yang dilakukan oleh Proyek Hibah XYZ tidak terlalu baik
meskipun masih berjalan, maka saran yang memungkinkan untuk dilakukan menurut Project
Assurance Person UNDP adalah sebagai berikut:
1. Karena sifat proyek adalah milik negara dan banyak instansi yang terkait dengan proyek
hibah XYZ, maka komunikasi perlu ditingkatkan sehubungan dengan kegiatan proyek
agar efektif dan tepat dilakukan
2. Banyak kegiatan yang tidak dilaksanakan akibat dari perencanaan yang kurang baik dan
waktu yang bisa dimanfaatkan oleh pelaksana proyek baik dari manajemen proyek dan
pejabat yang ditunjuk menjadi PPK atau pejabat berwenang melakukan pencairan dana,
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
maka diperlukan tahap perencanaan yang memuat timeline sehingga seluruh pihak paham
kapan waktu yang harus digunakan untuk melaksanakan kegiatan proyek
3. Perlunya rekrutmen terhadap tempat – tempat yang kosong sehingga pekerjaan proyek
dapat dilakukan dengan maksimal
4. Penganggaran perencanaan yang baik, karena dalam pelaksanaannya Output 4 selalu
melebihi anggaran yang ditetapkan, walaupun saat ini masih terbantu dengan anggaran
dari Output – Output yang lain, namun di kemudian hari kemungkinan akan mengganggu
5. Pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan SOP dan peraturan yang terkait, karena proyek
hibah pekerjaan terbesarnya adalah bagian administrasi, maka hal ini perlu menjadi
perhatian
6. Pelaporan yang ditetapkan seperti pelaporan keuangan dan QMR (Quarterly Monitoring
Report) diusahakan untuk dikumpulkan tepat waktu, hal ini ditujukan agar UNDP juga
bisa melakukan review dengan baik.
Dengan melihat dari hasil penelitian yang dijabarkan sebelumnya dan berdasarkan
hasil analisa yang dijabarkan di dalam Tabel 4.2.: Analisis Siklus dan Efektivitas 2015 dan
Tabel 4.8.: Analisis Siklus dan Efektivitas 2016 sebagai hasil analisa yang dilakukan dengan
cara Analisis Siklus Efektivitas Proyek mengacu pada Bappenas 2004 dengan melakukan
perbandingan antara Peraturan mengenai Pedoman Pelaksanaan Hibah UNDP, dan hasil
analisa pada Manajemen Keuangan dan Aliran Dana Proyek yang tertera pada Lampiran 1:
Analisa Anggaran, Realisasi dan Penyebab Rendahnya Anggaran 2015 dan Lampiran 2:
Analisa Anggaran, Realisasi dan Penyebab Rendahnya Anggaran 2016. Dapat dilihat bahwa
beberapa hal yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan penyerapan anggaran memang
terjadi di dalam lingkungan Proyek Hibah XYZ, permasalahan tersebut terutama terjadi di
dalam struktur organisasi yang berlaku di Proyek Hibah XYZ. Banyaknya permasalahan yang
dikelompokkan menjadi permasalahan Paradigmatik, permasalahan teknis, dan permasalahan
transisional seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya sangat dipengaruhi oleh
permasalahan komunikasi dari orang – orang yang ada di dalam struktur organisasi tersebut,
seperti yang diungkapkan oleh Project Assurance di atas, hal tersebut sangat memperngaruhi
Proyek Hibah XYZ, baik itu adalah dari pihak Kementerian Kehutanan, pelaksana proyek,
atau pihak UNDP.
Permasalahan paradigmatik yang terjadi di dalam Proyek Hibah XYZ sangat bisa
dihindari apabila seluruh level organisasi Proyek Hibah XYZ melaksanakan sesuai dengan
topoksi kerja masing – masing. Untuk melaksanakan hal tersebut maka seluruh personil dan
tingkatan harus berpegang pada peraturan yang berlaku. Jadi apabila sekiranya kewajiban
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
suatu pelaksanaan harus dikerjakan oleh Kemenhut, maka tugas itu harus sampai dan
didelegasikan ke pejabat Kemenhut yang berwenang, begitu pula dengan kewajiban –
kewajiban atas personal yang lainnya. Yang dapat meningkatkan efektifitas kinerja ini adalah
komunikasi antar pihak, apabila memang kesibukan sangat mengganggu, maka dari awal bisa
ditetapkan komitmen kapan saja pertemuan yang sifatnya reguler harus diadakan yang
sifatnya membahas apa saja yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan proyek hibah,
jadi disini bisa diambil jalan keluarnya, dan kontribusi Kemenhut yang selama ini
dipertanyakan oleh Pelaksana Proyek dapat terlihat.
Begitu pula apa yang bisa dihindari dari Permasalahan Teknis yang berhubungan
dengan masalah teknis generik, pertemuan yang sudah ditetapkan waktunya akan menjadi
komitmen masing – masing pihak yang dapat digunakan sebagai pencegahan awal untuk
menghindari perencanaan yang kurang matang dan waktu yang kurang mencukupi dalam
pelaksanaan kegiatan. Untuk masalah teknis pencairan dana, bisa dilakukan pengubahan
ketentuan seperti siapa pejabat yang bisa menandatangani cek/ berapa jumlah tanda tangan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pencairan dari beberapa orang yang menjadi sampel
dalam tanda tangan cek tersebut. Permasalahan yang menyangkut perekrutan sumber daya
alam juga harus segera dilaksanakan rekrutmen karena menyangkut pelaksanaan kegiatan di
dalam Proyek Hibah XYZ.
Permasalahan rotasi yang sifatnya tidak bisa dihindari karena bawaan dari Kemenhut
sebagai pemilik proyek bisa dihindari dengan cara memasukkan jabatan dalam Struktur
Organisasi, jadi siapapun yang menjabat di posisi itu otomatis menjadi pihak yang berwenang
di dalam Proyek Hibah XYZ.
Dengan membenahi jalur komunikasi dan menambah komitmen untuk melaksanakan
komunikasi dengan baik akan mengubah seluruh kinerja proyek dan juga meluruskan apa
yang menjadi harapan UNDP sebagai wakil dari pemberi dana hibah, Kemenhut sebagai
pemilik dana hibah, dan juga menjabarkan seluruh kebutuhan dan permasalahan Pelaksana
Proyek.
6. Simpulan
Dari analisis dan pembahasan yang tertera, maka didapatkan apa saja faktor – faktor
yang menjadi penyebab rendahnya penyerapan anggaran yang terjadi di dalam Tahun
Anggaran 2015 dan 2016 adalah sebagai berikut, untuk permasalahan paradigmatik atau
Permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan pengendalian, yang terjadi adalah
Kontribusi Direktorat KKH Kementerian Kehutanan yang tidak signifikan terhadap
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
pelaksanaan proyek, wewenang terbesarnya adalah dalam hal memberikan persetujuan
sedangkan perencanaan sampai dengan tahap monitoring lebih banyak dilakukan oleh
pelaksana proyek, lalu Perbedaan pengaturan pembayaran yang tertera dalam Pedoman
Standar Biaya Kegiatan Tahun 2016 dan Harmonized Rate UNDP, dan Birokrasi yang
berlapis juga mempengaruhi waktu pencairan dana hibah yang digunakan untuk pelaksanaan
kegiatan hibah. Dalam 2015 permasalahan yang utama adalah Kontribusi dari Kementerian
Kehutanan sebagai pemilik proyek, hal ini tercermin dari belum ada pembentukan PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen) yang perannya sangat penting dalam struktur Proyek Hibah,
sedangkan di tahun 2016 masalah yang sangat mengganggu adalah kesediaan pejabat yang
bertugas dalam menandatangani cek, karena banyak kasus keterlambatan pencairan cek akibat
dari tidak sedianya pejabat yang berwenang.
Dalam permasalah Sistemik/ Teknis yang terjadi dibagi menjadi tiga bagian, yang
pertama adalah Masalah teknis generik atau permasalahan yang sering terjadi yang
mengakibatkan rendanhya penyerapan dana hibah karena pelaksanaan kegiatan yang mundur/
tidak terlaksana, hal – hal tersebut diakibatkan oleh perencanaan yang kurang matang
sehingga pelaksana proyek memang belum siap untuk melaksanakan kegiatan tersebut, dan,
waktu yang tersedia tidak mencukupi sehingga kegiatan gagal dilaksanakan. Yang kedua
adalah Masalah Teknis Pencairan, hal ini terjadi karena pencairan melalui rekening khusus
dilakukan dengan penggunaan cek yang otorisasinya berlapis, dan orang yang berwenang
belum tentu bisa langsung melakukan tanda tangan cek. Dan yang ketiga adalah Masalah
Sumber Daya Manusia yang diakibatkan oleh Perekrutan konsultan yang terlambat dan
perekrutan tenaga pelaksana proyek yang tidak selesai sampai dengan Desember 2016,
sementara pelaksana proyek hibah yang ada kurang dibekali pengetahuan yang cukup
mengenai Proyek Hibah sehingga menyebabkan rendahnya penyerapan anggaran hibah
Proyek XYZ di tahun 2015. Kekurangan tenaga SDM juga asih terjadi di tahun 2016,
perekrutan karyawan sampai dengan Desember 2016 juga belum seluruhnya terjadi.
Sementara perumusan dari derajat risiko kegagalan dalam pelaksanaan hibah Proyek XYZ
disebabkan karena tingkatan pemerintah dan stakeholder yang terlibat bermacam – macam
yang terlibat makin banyak, mengindikasikan banyaknya birokrasi yang harus dilalui, hal ini
juga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan proyek terhadap penyerapan anggaran hibah. Selain
itu dengan menggunakan mekanisme rekening khusus, tahapan dalam melaksanakan dan
mencairkan dana semakin rumit sesuai dengan analisis yang dijabarkan sebelumnya
Masalah Transisional yang dialami oleh Proyek Hibah XYZ dalam 2015 dan 2016
dipengaruhi oleh rotasi jabatan yang terjadi di Lingkungan Kementerian Kehutanan yang
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
mempengaruhi pejabat yang ditunjuk dalam susunan organisasi Proyek Hibah XYZ, apabila
ada pejabat tersebut yang terkena rotasi, maka harus dilaksanakan penunjukkan pejabat yang
baru.
7. Saran
Berdasarkan temuan – temuan tersebut, berdasarkan hasil analisa yang dilakukan
dengan wawancara, maka saran yang dapat diajukan untuk dilakukan oleh Proyek XYZ dalam
rangka mengatasi rendahnya daya serap anggaran yang terjadi adalah sebagai berikut. Dalam
mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan pengendalian, sebaiknya
Proyek Hibah XYZ tetap berpegang dengan SOP Proyek Hibah XYZ, dimana disitu sudah
diterangkan dengan jelas peraturan mana yang digunakan sebagai peraturan utama, peraturan
mana yang dijadikan pelengkap apabila ada perihal yang tidak diatur dalam peraturan utama.
Juga dalam SOP sudah dijelaskan rincian kerja tiap posisi dalam proyek, jadi seharusnya
apabila ada bagian yang harus dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan, maka sebaiknya
tugas itu diteruskan kepada pejabat yang berwenang. Adapun kunci utama yang harus
diperkuat adalah komunikasi sehingga tiap pihak bukan saling menyalahkan kekurangan satu
sama lainnya, namun bersama – sama turun tangan untuk melaksanakan seluruh aspek di
Proyek Hibah XYZ mengatasi permasalahan yang terjadi. Komunikasi yang sering terhambat
dari kesibukan masing – masing pihak dapat diatasi dengan kesepakatan untuk mengadakan
pertemuan yang sifatnya reguler untuk diadakan dalam rangka membahas seluruh kebutuhan
dan permasalahan yang terjadi di Proyek Hibah XYZ. Dengan adanya komitmen untuk
memperbaiki komunikasi ini permasalahan komunikasi dapat ditanggulangi dan masing –
masing pihak dapat saling mengerti apa yang menjadi kekurangan dan apa yang menjadi
kebutuhan pelaksanaan kegiatan Proyek Hibah XYZ.
Kunci dari penanggulangan permasalahan sistemik yang terjadi dalam Proyek Hibah
XYZ adalah komunikasi yang intensif dengan pihak – pihak yang berkaitan, dan melakukan
persiapan dengan baik sehingga kegiatan dapat dilakukan dengan maksimal. Dengan adanya
perbaikan komunikasi yang diajukan di permasalahan paradigmatik sebelumnya,
permasalahan sistemik juga dapat terhindarkan. Sedangkan dalam permasalahan teknis
pencairan, dapat diambil solusi untuk mengganti ketentuan penandatangan dokumen yang
diperlukan dalam hal pencairan, misalnya cek bisa dicairkan dengan tanda tangan beberapa
orang sampel tanda tangannya ada dalam ketentuan yang diajukan ke Bank Rekening Khusus.
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
Lalu permasalahan kekosongan jabatan pada pelaksana untuk segera dilakukan rekrutmen
dalam rangka mengisi kekosongan SDM tersebut.
Karena proyek hibah XYZ hidup di Kementerian Kehutanan, maka tidak bisa
dipungkiri masalah Transisional yang terjadi dalam lingkup Kementerian Kehutanan harus
dilaksanakan, yang dapat dilakukan adalah dengan cara menambah waktu persiapan sehingga
pelaksanaan dapat terjadi tepat waktu, dan penanganan yang responsif dari tiap kejadian untuk
menghindari kekosongan jabatan dalam struktur organisasi Proyek Hibah XYZ. Selain itu
pencantuman di dalam SK yang menetapkan pejabat yang berwenang bisa ditulis jabatannya
saja, jadi tidak masalah apabila orang yang menjabat dipindah ke tempat lain karena secara
otomatis orang yang menggantikan juga akan menggantikan posisi sebagai pejabat berwenang
di Proyek Hibah XYZ.
8. Keterbatasan Penelitian
Demikian yang dapat disampaikan dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dalam
keadaan waktu dan data yang sangat terbatas. Meskipun penelitian ini sangat sederhana,
namun semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca khususnya dalam pengorganisasian
Proyek XYZ untuk menjadi bahan reviu ke depannya agar pelaksanaan proyek hibah dapat
berjalan dengan lebih efektif, serta kepada masyarakat dan Negara pada umumnya.
Selanjutnya sangat disarankan untuk dapat dilakukan penelitian yang lebih mendalam
di waktu yang akan datang utamanya agar dapat diketahui lebih rinci seberapa besar kerugian
pemerintah akibat penyerapan dana hibah luar negeri yang rendah pada suatu proyek.
Daftar Referensi Aman Khan, W. Bartley Hildreth, Editors. 2000. Budget Theory in Public Sector. Quorum Books
Anthony, Robert N. and Young, David W. (2003). Management Control in Nonprofit Organizations 7th ed. Boston: McGraw-Hill.
Ascarya. 2009. “Toward Optimum Synergy of Monetary Policy in Dual Financial/Banking System”. Journal of Indonesian Economy and Business, Vol.24, No.1.
Ariadi, Kurniawan (2001). Hibah Luar Negeri dan Grant Trap
Bappenas, 2008. Tata Cara Pelaksanaan/ Penatausahaan, dan Pemantauan Pinjaman/ Hibah Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan APBN
Bappenas, 2015. Laporan Kinerja Pelaksanaan Proyek Pinjaman Luar Negeri. BPKP 2004, Evaluasi atas Rendahnya Penyerapan Dana Pinjaman Luar Negeri
Carol J. Pierce Colfer, Ganga Ram Dahal, dan Doris Capistrano. 2009. Pelajaran dari Desentralisasi Kehutanan : Mencari Tata Kelola yang Baik dan Berkeadilan di Asia – Pasifik
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
Dian Juliani dan Mahfud Solihin. 2004. Pengaruh Faktor – Faktor Kontekstual terhadap Persepsian Penyerapan Anggaran Terkait Pengadaan Barang dan Jasa
Edison Firman, 2009; Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Daya Serap Proyek – Proyek Yang Dibiayai ADB
Erlina. 2011. Metode Penelitian. USU Press.
Freeman, Robert J. & Craig D. Shoulders. 2003. Governmental and Nonprofit Accounting–Theory and Practice. Seventh edition. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
Hagen, Terje P., Rune J. Sorensen, & Oyvind Norly. 1996. Bargaining strength in budgetary process: The impact of institutional procedures. Journal of Theoretical Politics 8(1): 41-63.
Howes, Stephen. (2011) An Overview of Aid Effectiveness Determinants and Strategies’, Development Policy Centre Discussion Paper 1, Crawford School of Economics and Government, The Australian National University, Canberra.
Hutahayan, Riana. 2003. Analisis Efektivitas Bantuan Hibah UNDP bagi Indonesia Studi Kasus Program
Pemulihan Keberdayaan Masyarakat
ISO 14031, 2013. Environmental Managemet, Environmental Performance Evaluation
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), Jakarta: Balai Pustaka.
Kementerian Keuangan 2014, Pokok – Pokok Siklus APBN Indonesia
Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 459/KMK.03/1999 dan Kep. 264/Ket/09/1999, tentang Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pemantauan Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan APBN
Martin, Lawrence L. “Management Notes: Budgeting for Outcomes in State Human Service Agencies.” Administration in Social Work, 24 (2000): 71–88.
Modul Manajemen DIPA, Dirjen Perbendaharaan (2010)
Modul Pedoman Pelaksanaan Anggaran II, BPKP (2007)
PP no 10 2011, Tata Cara Pendanaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah
Project Document Proyek Hibah XYZ. 2014. UNDP
Robbins, Stephen dan Maria Coulter. 2010. Manahemen Jilid 2 Edisi 10. Jakarta: Erlangga
Rubin, Irene S. 1993. The Politics of Public Budgeting: Getting and Spending, Borrowing and Balancing. Second edition. Chatam, NJ: Chatham House Publishers, Inc.
Siagian, P. Sondang. 1994. Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi Cetakan Keempat. Jakarta. CV. Haji Masagung.
Sistem Administrasi Keuangan Daerah II. 2007. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP. Edisi ke VI
Sitorus, MT Felix. 1998. Penelitian Kualitatif: Suatu Perkenalan. Bogor: Kelompok Dokumentasi Ilmu-ilmu Sosial.
Suminto. 2004. Pengelolaan APBN Dalam Sistem Manajemen Keuangan Negara. Jakarta : Ditjen Anggaran, Depkeu.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung.
Supriatna, Jatna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017
Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 459/KMK.03/1999
Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Bappenas No. 185/KMK.03/1995 tentang Tata Acara Perencanaan, Pelaksanaan/ Penata Usahaan dan Pemantauan Pinjaman / Hibah Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan APBN
Sofitri, Liliek. 2013. Mencari Model Implementasi Pengelolaan Hibah Luar Negeri
UNDP. 2009. PMIG (Project Management Implementation Guideline)
UNDP, 2009. Handbook on Planning, Monitoring and Evaluating for Development Results. New York: Author. Diunduh tanggal 18 Juni 2014. http://web.undp.org/evaluation/evaluations/handbook/english/documents/pme-handbook.pdf.
UNICEF, 2003. Programme Policy and Procedures Manual: Programme Operations. New York: Author.
Diunduh tanggal 18 Juni 2014. http://www.unicef.org/spanish/evaluation/files/PPP_excerpt_ch5.pdf.
UU RI No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
UU RI No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU RI No. 32Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Weiss, C.H., 1998. Evaluation: Methods for Studying Programs and Policies 2nd ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
Evaluasi Rendahnya ..., Irma Santoso, FEB UI, 2017