evaluasi sistem pemungutan pajak hotel di …/evaluasi... · dibawah. siapkan diri kita ... ketika...
TRANSCRIPT
1
EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL
DI KABUPATEN KARANGANYAR
Tugas Akhir
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh :
DONI ASHARI
NIM. F3407095
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
ABSTRACT
EVALUATION SYSTEM TAX COLLECTIONS HOTEL
IN THE DISTRICT KARANGANYAR
DONI ASHARI
F3407095
The purpose of this study was to find out how the application procedure or
execution of voting systems in Karanganyar Regency Hotel Tax, as well as the
obstacles and solutions during the process of implementing the tax collection
system run hotel. The research object is the Office of Financial Management of
Income and Assets Area (DPPKAD) Karanganyar District.
Research conducted by researcher primary data that is procedure or system of tax
collection in Karanganyar Regency Hotel, and is equipped with a secondary data
describing how the institution being the object of research. Data collection
methods used in this study include observational methods, interview and library
research.
The results showed that the implementation of the collection system in District
Karanganyar Hotel Tax is not running optimally. Wide working area plus the
limited worker in the field and limited their ability to perform their duties, is
affecting the implementation of systems that have not been able to achieve the
target set. Besides the low awareness among entrepreneurs hotel as a compulsory
tax to pay taxes to make the implementation of hotel tax collection system is less
effective.
Based on this research, the author provides advice to the Office of Finance and
Asset Management Revenue Area (DPPKAD) Karanganyar District officers in the
field and add membekalinya with better skills, so that the maximum in the charge.
Keywords: Hotel Tax, taxpayers, System DPPKAD
3
4
5
6
7
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Roda kehidupan terus berputar, kadang kita di atas adapula saatnya kita
dibawah. Siapkan diri kita untuk menang dan kalah dalam
menjalani kehidupan ini
(Penulis)
Ketika kamu bahagia, amatilah kedalaman hatimu dan kau akan temukan
bahwa sesuatu yangmemberimu derita adalah sesuatu yang memberimu
bahagia juga.
(MQH, My Inspiration)
Jika anda membuat seseorang bahagia hari ini, anda juga membuat dia
berbahagia dua puluh tahun lagi, saat ia mengenang peristiwa itu.
(Sydney smith)
Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena
persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan.
(General Colin Powell)
Karya ini dipersembahkan kepada:
o Allah SWT
o Orang Tua ku tercinta
o Kakak dan adik tersayang
o Sahabat-sahabatku yang selalu membantuku
8
o Monalisa Queen Hermawan (My Inspiration)
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “EVALUASI SISTEM
PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DI KABUPATEN KARANGANYAR”
dengan baik.
Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
mencapai gelar sarjana Ahli Madya Progam Studi DIII Akuntansi Perpajakan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Penulisan
Tugas Akhir ini tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama serta bantuan dari
pihak lain. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT. yang selalu melimpahkan karunia-Nya dengan memberikan
kemudahan bagi penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma
III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Sri Suranta, SE, MSi, Ak, BKP, selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Keuangan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
5. Ibu Titik Setyaningsih, SE, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, yang
telah memberikan arahan serta bimbingannya.
9
6. Ayahku tercinta yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. Terima
kasih atas do‟a selama ini.
7. Ibunda tersayang yang tidak bosan-bosannya memberi nasehat berharga
kepada penulis selama menyusun Tugas Akhir ini.
8. „Aa Dadang yang telah membiayai kuliah sampai selesai dan selalu
memberikan dukungan. (Tanpamu…..mungkin aku tidak dapat seperti ini).
dan Adikku “Muhammad Surya Galang” yang memberikan keceriaan di
rumah.
9. Teman-teman terbaikku Akuntansi Perpajakan angkatan 2007 yang selalu
memberikan motivasi kepada penulis.
10. My Inspiration MQH yang selalu memberi motivasi dan semangat kepada
penulis untuk ngerjain Tugas Akhir. Thank‟s love u..
11. Semua pihak di DPPKAD Kabupaten Karanganyar yang telah membantu
penulis selama magang. Thanks all..
12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan dan kesadaran hati, penulis menyadari bahwa
tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
semua pihak sangat diharapkan untuk menyempurnakan. Semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... .3
D. Manfaat Penelitian ................................................................... .3
E. Metode Penelitian..................................................................... 4
11
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Evaluasi .................................................................. 8
B. Pengertian Sistem ..................................................................... 8
C. Pengertian Pajak ....................................................................... 9
D. Fungsi Pajak ............................................................................. 10
E. Syarat Pemungutan Pajak ......................................................... 11
F. Sistem Pemungutan Pajak ........................................................ 11
G. Hambatan Pemungutan Pajak .................................................. 12
H. Definisi Pajak Daerah .............................................................. 13
I. Pajak Hotel ............................................................................... 14
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ..................................................... 16
1. Sejarah Dinas Pegelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Karanganyar ………………………..... 16
2. Deskripsi Jabatan …………………………………………. 21
B. Laporan Magang Kerja ............................................................ . 38
1. Alasan Melakukan Magang ................................................. 38
2. Alasan Tempat Pemilihan Magang ..................................... 38
3. Alasan Pemilihan Divisi Magang ....................................... 38
4. Aktivitas Kegiatan Magang ................................................ 39
C. Pembahasan Masalah................................................................. 40
BAB IV PENUTUP
12
A. Kesimpulan .............................................................................. 53
B. Temuan ..................................................................................... 54
C. Saran dan Rekomendasi............................................................55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
III.1. Tabel Jumlah Wajib Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar
Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2009.. .............................................. 50
III.2. Tabel Realisasi Pendapatan Pajak Hotel di Kabupaten
Karanganyar Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2009 ......................... 51
13
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar III.1 Bagan Organisasi DPPKAD ...................................................... 26
Gambar III.2 Bagan Flowchart Bidang Pendaftaran.........................................44
Ganbar III.3 Bagan Flowchart Bidang Pendataan...........................................45
Gambar III.5 Bagan Flowchart Bidang Perhitungan dan Penetapan.................46
Gambar III,6 Bagan Flowchart Bidang Pemungutan.........................................47
Gambar III.7 Bagan Flowchart Bidang Penagihan............................................48
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan jenisnya, salah satu pajak daerah adalah Pajak Hotel. Hotel
adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/
istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya yang dipungut
bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh
pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. Pajak Hotel adalah
pajak yang dikenakan atas pelayanan hotel.
Pajak Hotel merupakan salah satu jenis pajak kabupaten/ kota. Besar
tarif pemungutan Pajak Hotel tiap daerah bisa dimungkinkan akan berbeda. Di
Kabupaten Karanganyar, menurut Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar
No.20 Tahun 2001 tentang Pajak Hotel, tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar
10% (sepuluh persen). Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah
pembayaran yang dilakukan kepada hotel yang disertai dengan bukti
pembayaran yang berupa bon/ nota penjualan.
Dalam tugas akhir ini, penulis akan meneliti tentang Pajak Hotel yang
bertujuan memaparkan bagaimana prosedur/ sistem pemungutan Pajak Hotel
yang terjadi atau dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar dan untuk
mengetahui prosedur/ sistem pemungutan tersebut sudah berjalan dengan
maksimal atau belum. Tujuan lainnya adalah penulis berusaha mengetahui
kendala apa yang terjadi menyangkut prosedur/ sistem pelaksanaan
15
pemungutan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar, serta mengetahui solusi
dari kendala yang muncul dari prosedur/ sistem pemungutan tersebut.
Oleh karena itu, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Karanganyar selaku perangkat daerah yang
bertanggung jawab atas pengelolaan Pajak Hotel perlu mengupayakan
optimalisasi dalam pemungutan guna memperoleh pendapatan daerah yang
cukup besar untuk pembangunan daerah Kabupaten Karanganyar. Besar
kecilnya penerimaan pendapatan pajak daerah terutama pajak hotel, tergantung
dari mekanisme pemungutannya.
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan tersebut, penulis
mengambil judul “EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL
DI KABUPATEN KARANGANYAR”.
B. Perumusan Masalah
Menyadari akan masalah-masalah yang melatar belakangi
penelitian ini, penulis membatasi permasalahan pada beberapa hal berikut ini:
1. Bagaimana prosedur/ sistem pelaksanaan pemungutan Pajak Hotel di
Kabupaten Karanganyar?
2. Kendala apa yang terjadi menyangkut prosedur/ sistem pelaksanaan
pemungutan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar?
3. Apa solusi dari kendala yang terjadi menyangkut prosedur/ sistem
pelaksanaan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar?
16
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana prosedur/ sistem pelaksanaan pemungutan Pajak
Hotel di Kabupaten Karanganyar.
2. Mengetahui kendala-kendala yang terjadi menyangkut prosedur
pelaksanaan pemungutan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar.
3. Mengetahui solusi untuk memecahkan permasalahan dalam prosedur/
sistem pelaksanaan pemungutan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi DPPKAD Kabupaten Karanganyar
Bagi DPPKAD Kabupaten Karanganyar, tugas akhir ini dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam usahanya meningkatkan prosedur/
sistem pemungutan Pajak Hotel.
2. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang prosedur/ sistem
pemungutan Pajak Hotel khususnya di Kabupaten Karanganyar.
3. Bagi Pembaca
Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan
ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan
referensi, serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dan menjadi dasar bagi
penelitian selanjutnya.
17
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode desain kasus, dimana
pertanyaan “bagaimana” menjadi permasaalahan utama penelitian dengan
keharusan membuat deskripsi/ análisis/ síntesis yang terbatas pada kasus
tertentu untuk menjawab permasalahan tersebut.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian berlokasi di Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karanganyar yang
berupa Pajak Hotel dimana terdapat prosedur/ sistem yang dimungkinkan
kurang tepat dalam proses pemungutannya dan kendala-kendala yang
dihadapi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Karanganyar.
3. Jenis dan Sumber Data
Lofland dalam Lexy J. Moeleong (2007) mengatakan bahwa sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini,
penulis memperoleh berbagai data dari berbagai sumber yaitu
(http://nagabiru86.wordpress.com/data-sekunder-dan-data-primer, 15 mei
2010, 16.30):
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis data:
a. Data Primer
Data Primer yaitu data yang didapat dari hasil pengamatan
langsung dari obyek penelitian dan merupakan sumber data yang
18
diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).
Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian. Data Primer didapat melalui observasi,
wawancara secara langsung, pengamatan langsung, serta bertanya
langsung kepada pegawai mengenai prosedur-prosedur pemungutan
Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari
sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan beberapa metode
sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi menurut Siagian (1987) adalah tehnik yang dilakukan
dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala dan fenomena yang diteliti oleh penulis. Dalam hal ini penulis
melakukan pengamatan terhadap prosedur pemungutan pajak restoran
19
di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Karanganyar. Kemudian mengetahui evaluasi
terhadap prosedur/ sistem pemungutan Pajak Hotel.
b. Wawancara
Lincoln dan Guba dalam Lexy J. Moleong (2007)
mendefinisikan wawancara adalah proses percakapan dengan maksud
untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
motivasi, perasaan yang dilakukan antara dua pihak yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai. Penulis
melakukan wawancara dengan narasumber yang berkompeten
dibidangnya. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada
pegawai di DPPKAD.
c. Riset Kepustakaan
Riset ini bertujuan untuk mendapatkan dasar-dasar teoritis
mengenai hal-hal yang diteliti dengan membaca literatur, peraturan-
peraturan dan bacaan yang lain yang ada hubungannya dengan masalah
yang diteliti.
5. Teknik Pembahasan
Penelitian ini mendasarkan pada metode analisis data kualitatif.
Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2007) berpendapat bahwa
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati, sedangkan Biklen dalam Lexy J. Moleong (2007)
20
mengatakan penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
F. Sistematika Penulisan
Penulis menggunakan sistematika penulisan yang sederhana tanpa
mengurangi pentingnya inti permasalahan dengan maksud agar mudah dalam
menerangkan.
Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini meliputi: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menyajikan tinjauan pustaka yang relevan
dengan masalah yang akan dibahas mengenai pajak hotel.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan masalah tentang evaluasi sistem
atau prosedur pemungutan pajak hotel di Kabupaten Karanganyar.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi temuan dari pembahasan masalah, kesimpulan dan
saran dari penulis.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris
Evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Menurut Stufflebeam dan
kawan-kawan 1971 mendefinisikan evaluasi sebagai proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan
suatu alternatif keputusan.
(http//mixingblogging.blogspot.com/2009/01/pengertian-evaluasi-
pendidikan.html)
B. Pengertian Sistem
Sistem adalah kumpulan atau jaringan dari beberapa unsur yang saling
berkaitan untuk suatu maksud tertentu yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan (Mulyadi, 2002:3). Pengertian sistem menurut Baridwan (1991:2)
adalah suatu entity (kesatuan) yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan (subsistem) yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Marshall B. (1996:9) pengertian sistem adalah rangkaian
dari dua atau lebih komponen-komponen yang salin berhubungan, yang
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Unsur-unsur sistem menurut Mulyadi (2001:9) yang terdapat dalam buku
Salemba Empat terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
22
2. Wewenang dan prosedur catatan.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
C. Pengertian Pajak
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Undang-
Undang No16 Tahun 2009 Pasal 1)
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak
mendapat prestasi kembali yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo dan Wirawan, 1999:1-2).
Pengertian pajak menurut Mr.Fieldman adalah prestasi yang dipaksakan
sepihak oleh dan terhutang kepada penguasa, (menurut norma-norma yang
ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata
digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Waluyo dan Ilyas,
2002:4).
Pengertian pajak menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja yang terdapat
dalam buku Erly Suandy (2003) adalah iuran wajib, berupa uang atau barang,
yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup
23
biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah iuran rakyat kepada
kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan
tiada mendapat balas jasa secara langsung.
Secara umum unsur-unsur pajak adalah sebagai berikut:
1. Iuran dari rakyat untuk negara.
Negara yang berhak memungut iuran dari rakyat. Iuran tersebut berupa
uang (bukan barang).
2. Berdasarkan Undang-Undang.
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-
undang serta aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal dan kontraprestasi dari negara secara langsung dapat
ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-
pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat (Mardiasmo, 2009).
D. Fungsi Pajak
Fungsi pajak dalam buku perpajakan 2009 Edisi Revisi
(Mardiasmo, 2009) ada dua, terdiri dari :
1. Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
24
2. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
E. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan
(Mardiasmo, 2009), maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis)
3. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis)
4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial)
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
F. Sistem Pemungutan Pajak
Dalam buku Perpajakan 2009 Edisi Revisi (Mardiasmo, 2009) ada tiga
sistem pemungutan pajak, yaitu:
1. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak terutang. Ciri-
cirinya:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus.
b. Wajib Pajak bersifat pasif.
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
25
2. Self assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-
cirinya:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada Wajib
Pajak sendiri.
b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak terutang.
c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan yang member wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus dan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
G. Hambatan Pemungutan Pajak (Mardiasmo, 2009)
Terdiri dari dua perlawanan, yaitu:
1. Perlawanan Pasif
Masyarakat enggan membayar pajak yang disebabkan antara lain :
a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.
b. Sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat.
c. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik.
2. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara
langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak.
26
H. Definisi Pajak Daerah
Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat (Undang-Undang Republik Indonesia No 28 tahun 2009
Pasal 1).
Pajak Daerah (Mardiasmo, 2009) adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah
daerah dan pembangunan daerah.
Ciri-ciri yang menyertai pajak daerah (Mardiasmo, 2009) terdiri dari
empat komponen, yaitu:
1. Pajak Daerah berasal dari negara yang diserahkan kepada daerah sebagai
pajak daerah.
2. Penyerahan berdasarkan Undang-Undang.
3. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai
penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah atau membiayai pengeluaran
daerah sebagai badan politik hukum.
4. Pemungutan Pajak daerah berdasarkan pada kekuatan Undang-Undang atau
peraturan hukum lainnya.
Pajak daerah dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
27
a. Pajak Provinsi, terdiri dari:
1) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air.
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air.
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
4) Pajak Pengsmbilan dan Pemanfaatab Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
b. Pajak Kabupaten / Kota, terdiri dari:
1) Pajak Hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
4) Pajak Reklame
5) Pajak Penerangan Jalan
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
7) Pajak Parkir dan Pajak lain-lain.
I. Pajak Hotel
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 20 Tahun
2000 tentang Pajak Hotel, maka Pajak Hotel dapat didefinisikan sebagai
berikut:
1. Pengertian Pajak Hotel
Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk
dapat menginap/ istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya
yang dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola
dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan
28
perkantoran. Sedangkan pengertian dari Pajak Hotel adalah pajak yang
dikenakan atas pelayanan hotel.
2. Subyek Pajak Hotel
Subyek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang
melaksanakan pembayaran atas pelayanan hotel dengan Wajib Pajak adalah
pengusaha hotel.
3. Objek Pajak Hotel
Objek Pajak Hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran di hotel termasuk:
a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek.
b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau
tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan
kenyamanan.
c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus tamu hotel,
bukan untuk umum.
d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.
4. Dasar Pengenaan Pajak Hotel
Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang
dilakukan kepada hotel yang disertai dengan bukti pembayaran yang
berupa bon/ nota penjualan.
5. Tarif Pajak Hotel
Tarif Pajak Hotel adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
29
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sejarah Dinas Pegelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karanganyar
Sejalan dengan diberlakukanya Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun
1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, peranan masyarakat atau publik di era reformasi dan
otonomi daerah dewasa ini menjadi semakin penting. Masyarakat bukan
lagi sebagai obyek pembangunan, tetapi juga subyek pembangunan.
Otonomi daerah akan berdampak pada semakin besarnya
wewenang dan tanggungjawab yang diberikan kepada daerah dalam
mengelola pembangunan dan keuangan didaerahnya masing-masing.
Disamping hal ini akan berdampak pada sejumlah dampak positif, perlu
diantisipasi kemungkinan timbulnya dampak negatif. Salah satu dampak
negatif desentralisasi dalam pengelolaan pembangunan dan keuangan
daerah adalah kemungkinan bergesernya korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN) dari pusat ke daerah. Guna mengantisipasi hal ini dimensi
partisipasi dan akuntabilitas publik dalam pengelolaan pembangunan dan
keuagan daerah menjadi penting.
Salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi dalam
pengeloloaan pembangunan keuangan daerah adalah dengan diwajibkanya
30
pimpinan unit kerja di Pemerintah Daerah untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan
di lingkungan kerja pada setiap akhir tahun anggaran. Di samping itu,
dalam pengeloloaan Anggaran daerah telah terjadi perubahan pendekatan
yang harus lebih menekankan pada pentingnya aspek kinerja
(performance). Dengan menerapkan anggaran kinerja (performance
budgeting), pihak eksekutif yang tidak saja dituntut untuk
mempertanggungjawabkan beberapa dan kemana setiap sumber dana yang
dimiliki daerah teralokasi, tetapi juga harus melihat apakah dana
teralokasi tersebut sesuai dengan keepentingan dan kebutuhan
masyarakat.
a. Kedudukan
Kedudukan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Karanganyar adalah sebagai pengelola sumber
Pendapatan Daerah yang bertanggung jawab kepada Bupati
karanganyar. Dibentuk berdasarkan ketentuan pasal 9 Peraturan
Daerah Kabupaten Karanganyar No 9 Tahun 2001 tentang
Organisasi dan tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar.
b. Kewenangan
Bidang kewenangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah adalah pengelola pendapatan daerah.
31
c. Visi
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karanganyar akan diarahkan atau dibawa agar dapat eksis dan apa
yang akan dicapai pada masa depan.
Visi DPPKAD adalah: “menjadi dinas yang professional di bidang
pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah melalui program
intensifikasi dan eksentifikasi dalam rangka mendukung kabupaten
karanganyar menuju tingkat pendapatan terkemuka di Jawa
Tengah”.
d. Misi
Dalam rangka mendukung atau mewujudkan misi yang telah
ditetapkan dan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, maka Misi
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karanganyar dapat ditetapkan sebagai berikut:
1) Meningkatkan sumber daya Pengelolaan Pendapatan Daerah
yang Profesional.
2) Meningkatkan fungsi pelayanan ketatausahan/administrasi
pengelolaan Pendapatan Daerah sesuai sistem manajemen
keuangan atau pendapatan daerah yang berlaku.
3) Meningkatkan pelayanan masyarakat dibidang pendapatan.
4) Meningkatkan pendapatan setiap tahun anggaran.
32
5) Meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang harmonis
dengan semua pihak yang terkait dalam upaya peningkatan
pendapatan daerah.
e. Tujuan
Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan
merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun
waktu tertentu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun ke depan. Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karanganyar menetapkan tujuan sebagai berikut :
1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola
sumber-sumber pendapatan daerah yang professional melalui
pembinaan pendidikan dan pelatihan teknis maupun
fungsional.
2) Meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen keuangan atau
pendapatan secara efektif dan efesien.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat di bidang
pendapatan daerah dan meningkatkan ke sasaran membayar
pajak daerah maupun retribusi daerah sesuai dengan ketentuan
dan prosedur.
4) Meningkatkan sarana dan prasarana sumber-sumber
pendapatan dalam menunjang pelayanan prima dan
peningkatan pendapatan daerah.
33
5) Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah tiap tahun
khususnya intensifikasi pengelolaan PAD dari sektor pajak
dana penimbangan retribusi daerah dan penerimaan lain-lain.
6) Meningkatkan upaya peningkatan pendapatan daerah
khususnya ekstensifikasi sumber-sumber baru pendapatan
daerah yang potensial.
7) Meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang harmonis
denagn semua pihak yang terkait dalam upaya peningkatan
pengelolaan pendapatan.
f. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang
akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu tertentu. Sasaran
merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis
dalam Dinas Pengelolaan dan Aset Daerah. Berdasarkan pengertian
tersebut Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karanganyar menetapkan sasaran sebagai berikut :
1) Tersedia data potensi sumber-sumber pendapatan daerah
khususnya pajak dan retribusi daerah melalui pendataan,
penelitian, dan pengkajian.
2) Terbangun dan terpeliharanya sarana dan prasarana sumber-
sumber pendaptan daerah yang memadai.
3) Makin efektif dan efesien pengelolaan sumber-sumber
pendapatan daerah.
34
4) Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah setiap tahun
anggaran.
5) Terjalin hubungan atau kerja sama yang hormonis dengan
semua pihak yang terkait dalam pengelolaan pendapatan
daerah.
6) Terselenggaranya koordianasi yang mantap antar unit kerja
pengelolaan pendapatan daerah dan dengan daerah tetangga di
bidang pendapatan daerah.
7) Makin bertambahnya jenis sumber pendapatan daerah yang
menunjang peningkatan pendapatan daerah.
2. Deskripsi Jabatan
a. Kepala Dinas
Tugas :
1) Membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan
daerah dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.
2) Merumuskan program kegiatan Dinas berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
3) Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara
lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas.
35
Fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
daerah yang meliputi pendaftaran dan pendataan, penetapan dan
penagihan, anggaran, perbendaharaan dan kas, akuntansi dan aset
daerah serta kesekretariatan.
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan
umum dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
daerah, yang meliputi pendaftaran dan pendataan, penetapan dan
penagihan, anggaran, perbendaharaan dan kas, akuntansi dan aset
daerah serta kesekretariatan.
b. Sekretaris
Tugas:
1) Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan
perencanaan, keuangan, umum, dan kepegawaian di lingkungan
Dinas.
2) Merumuskan program kegiatan Sekretariat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
1) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan
Dinas secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan
36
masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh hasil kerja yang optimal.
2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Sekretariat terdiri atas:
1) Kepala Sub Bagian Perencanaan
Tugas:
a) Menyusun program kegiatan Sub Bagian Perencanaan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan.
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan
dan peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Fungsi:
1) Menyiapkan konsep naskah dinas bidang perencanaan sesuai
dengan ketentuan berlaku.
2) Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA)/Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Dokumen Pelaksanaan
Perubahan Anggaran (DPPA) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
37
2) Kepala Sub Bagian Keuangan
Tugas:
a) Menyusun program kegiatan Sub Bagian Keuangan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan.
b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang
tugasnya, memberi petunjuk dan arahan secara lisan maupun
tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
Fungsi:
a) Menyiapkan proses pencairan dana dan pengelolaan
administrasi keuangan.
b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran
dengan cara membandingkan laporan perkembangan realisasi
belanja dengan rencana pembiayaan yang telah disusun untuk
bahan laporan kepada atasan.
3) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Tugas :
a) Menyusun program kegiatan Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan.
38
b) Menyiapkan konsep naskah dinas bidang administrasi umum
dan kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Fungsi:
a) Melaksanakan pengendalian dan verifikasi serta pelaporan
keuangan di lingkungan Dinas.
b) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
dasar pengambilan kebijakan.
c. Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan
Tugas:
1) Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan
dibidang Pendaftaran dan Pendataan.
2) Melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di
lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
Fungsi:
1) Merumuskan rencana kerja dan program kegiatan bidang
pendaftaran dan pendataan obyek dan subyek pajak dan retribusi
daerah serta pendataan PBB.
2) Merumuskan rencana kerja dan program kegiatan pendataan ijin
HO, ijin bangunan dan ijin perumahan.
39
Bidang Pendaftaran dan Pendataan terdiri atas:
1) Kepala Seksi Pendaftaran
Tugas:
a) Membantu Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan dalam
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi
Pendaftaran.
b) Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik
secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan
tugas.
Fungsi:
a) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pendaftaran wajib
pajak dan wajib retribusi kepada atasan.
b) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
dasar pengambilan kebijakan.
2) Kepala Seksi Pendataan
Tugas:
a) Menyusun rencana kegiatan dibidang pendataan, mencatat
data obyek dan subyek .
b) Menghimpun, mengelola, dan mencatat data obyek dan
subyek pajak dan retribusi daerah.
40
Fungsi:
a) Melaksanakan pendataan ijin HO, ijin bangunan, ijin
perumahan.
b) Melaksanakan kegiatan pendataan Notaris/PPAT dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
d. Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan
Tugas:
1) Merumuskan program kegiatan dibidang Penetapan dan
Penagihan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan.
2) Merekomendasi surat perjanjian yang ada hubungannya dengan
tontonan untuk Pemberian saran teknis pembayaran pajaknya.
Fungsi:
1) Melaksanakan penagihan pajak dan retribusi daerah yang telah
melampaui jatuh tempo sesuai peraturan yang berlaku agar
pembayaran pajak dan retribusi daerah tertib dan lancar.
2) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
41
Bidang Penetapan dan Penagihan terdiri atas:
1) Kepala Seksi Penetapan
Tugas:
a) Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik
secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan
tugas.
b) Menyiapkan blangko penerbitan surat ketetapan guna
mendapatkan penetapan pajak dan retribusi dari Kepala Seksi
Penetapan untuk diproses lebih lanjut.
Fungsi:
a) Menyerahkan surat ketetapan kepada wajib pajak dan wajib
retribusi untuk membayar pajak dan retribusi kepada
bendahara.
b) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi
kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui
sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan
kerja.
2) Kepala Seksi Penagihan
Tugas:
a) Membantu Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan dalam
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi
Penagihan.
42
b) Menyusun program kegiatan di Seksi Penagihan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data
yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
a) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala
Sub Bagian di lingkungan Dinas baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh hasil kerja yang optimal.
b) Menyusun rencana kerja di bidang penagihan pelaksanaan
administrasi dan pendistribusian surat menyurat dan
dokumentasi yang berhubungan dengan penagihan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
e. Kepala Bidang Anggaran
Tugas:
1) Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan di
Bidang Anggaran.
2) Merumuskan program kegiatan di Bidang Anggaran berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data
yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
43
1) Melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di
lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
2) Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan APBD
dan perubahan APBD perkembangan dan sebagai bahan
perumusan kebijakan atasan.
Bidang Anggaran terdiri dari:
1) Kepala Seksi Pengendalian Anggaran
Tugas:
a) Membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Pengendalian
Anggaran.
b) Menyusun program kegiatan di Seksi Pengendalian Anggaran
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan.
Fungsi:
a) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala
Sub Bagian di lingkungan Dinas baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
44
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh kerja yang optimal.
b) Menyelenggarakan pengendalian APBD sesuai dengan
ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan fungsi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Tugas:
a) Membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Perencanaan
dan Penyusunan Anggaran.
b) Menyusun program kegiatan di Seksi Perencanaan dan
Penyusunan Anggaran berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
a) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala
Sub Bagian di lingkungan Dinas baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh kerja yang optimal.
b) Membuat Surat Edaran Bupati tentang petunjuk penyusunan
RKA-SKPD, Penetapan APBD maupun Perubahan APBD.
45
f. Kepala Bidang Pembendaharaan dan Kas
Tugas:
1) Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di
Bidang Perbendaharaan dan Kas.
2) Merumuskan program kegiatan di Bidang Perbendaharaan dan
Kas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
1) Melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di
lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh kerja yang optimal.
2) Menyusun konsep peraturan, keputusan, edaran serta petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis Bupati dalam rangka
pelaksanaan APBD.
Bidang Perbendaharaan dan Kas terdiri dari:
1) Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas
Tugas:
a) Membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam
merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan
mengendalikan kegiatan di Seksi Perbendaharaan dan
Pengendalian Kas.
46
b) Menyusun program kegiatan di Seksi Perbendaharan dan
Pengendalian Kas berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
a) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala
Sub Bagian di lingkungan Dinas baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh kerja yang optimal.
b) Mengurus, mengajukan dan mencairkan dana-dana yang
berasal dari pusat, propinsi dan lainnya.
2) Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran
Tugas:
a) Membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam
melaksanakan penyiapan bahan perumuskan kebijakan,
koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan Seksi
Penerimaan dan Pengeluaran.
b) Menyusun program kegiatan di Seksi Penerimaan dan
Pengeluaran berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun lalu
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan.
47
Fungsi:
1) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala
Sub Bagian di lingkungan dinas baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh kerja yang optimal.
2) Mengumpulkan hasil analisis Seksi Anggaran belanja
langsung, belanja tidak langsung dan belanja modal untuk
disajikan sebagai bahan laporan dan evaluasi kepada atasan.
g. Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah
Tugas:
1) Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di
Bidang Akuntansi dan Aset Daerah.
2) Merumuskan program kegiatan Akuntansi dan Aset Daerah
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
1) Melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di
lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung
48
untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh kerja yang optimal.
2) Mengkoordinasi pelaksanaan akuntansi baik langsung maupun
tidak langsung dengan Bidang dan UPTD di lingkungan Dinas
maupun Bendahara pada SKPD terhadap keabsahan setoran
pendapatan Daerah maupun terhadap SP2D, pengeluaran, dan
pembiayaan yang telah diambil (sesuai pembebanan rekening).
Bidang Akuntansi dan Aset Daerah terdiri dari:
1) Kepala Seksi Akuntansi
Tugas:
a) Membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah dalam
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan Seksi
Akuntansi.
b) Menyusun program kegiatan Seksi Akuntansi berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data
yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
a) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala
Sub Bagian di lingkungan Dinas baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh kerja yang optimal.
49
b) Menyusun laporan bulanan, triwulanan, dan tahunan
pendapatan dan belanja serta pembiayaan Daerah berdasarkan
catatan akuntansi sebagai bahan penyajian data kepada atasan
maupun penyusunan laporan kinerja daerah.
2) Kepala Seksi Aset Daerah
Tugas:
a) Membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah dalam
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan Seksi Aset
Daerah.
b) Menyusun program kegiatan di Seksi Aset Daerah
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
a) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala
Sub Bagian di lingkungan Dinas baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh kerja yang optimal.
b) Melaksanakan pengawasan pembukuan secara sistematis dan
kronologis mengenai aset.
50
51
B. Laporan Magang Kerja
1. Alasan Melakukan Magang
Dalam hal ini kegiatan magang sangat penting bagi para mahasiswa.
Disamping menjadikan pengalaman bagi mahasiswa, juga menjadikan
manfaat dalam menghadapi dunia kerja untuk yang akan datang. Kegiatan
magang diwajibkan bagi para mahasiswa karena kegiatan magang
merupakan kelanjutan atau syarat untuk membuat Tugas Akhir. Dari
kegiatan magang pastinya kita mempunyai pandangan dalam pembuatan
Tugas Akhir.
2. Alasan Tempat Pemilihan Magang
Alasan memilih melakukan magang di kantor Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar karena
dalam fungsinya mengurusi berbagai hal mengenai macam-macam pajak
daerah dan juga sebagai pengelola sumber pendapatan daerah. Kantor
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan
wadah dalam melakukan pendataan, pendaftaran, dan menentukan tarif
pajak daerah.
3. Alasan Pemilihan Divisi Magang
Untuk Pemilihan divisi Magang diatur oleh petugas pengurus
magang di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Karanganyar.
52
4. Aktivitas Kegiatan Magang
Aktivitas yang dikerjakan di bagian penetapan dan penagihan
Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
dimulai hari pertama dengan pengenalan staf karyawan yang terdapat
pada bagian tersebut. Pada hari kedua penulis meminta ijin untuk tidak
masuk magang selama dua hari karena ada kepentingan keluarga diluar
kota. Pada hari keempat barulah penulis mengerjakan kegiatan, yaitu
menyusun dan mengedit Raperda Karanganyar tahun 2010 selama empat
hari. Pada hari ke delapan penulis ijin selama lima hari dikarenakan sakit
dan tidak mungkin melakukan aktivitas magang.
Pada hari ke lima belas, penulis dipindah kebagian Penetapan dan
Penagihan, karena dilakukan rotasi para peserta magang. Aktivitas yang di
kerjakan di bagian Penetapan dan Penagihan pada hari pertama adalah
mengetik laporan PBB. Pekerjaan tersebut kurang lebih berlangsung
selama dua hari. Pada hari ke tujuh belas kegiatan magang, penulis
mendapatkan pekerjaan untuk memasukkan data kepala dusun se-
kecamatan Karanganyar. Pada hari berikutnya tepatnya pada hari ke
delapan belas magang, penulis mendapatkan tugas untuk membuat
undangan, dimana undangan tersebut dibuat untuk merapatkan Raperda
Kabupaten Karanganyar.
Di hari berikutnya penulis mendapatkan pekerjaan untuk mengedit
SPPD dan merekap DHKP. Kegiatan tersebut dilaksanakan kurang lebih
selama dua hari. Pada hari selanjutnya penukis mendapat kegiatan berupa
53
menstempel tanda bukti setoran pajak dan merekap DHKP serta membuat
daftar STTS, kegiatan tersebut dilakukan selama dua sampai tiga hari.
Para peserta magang mulai kembali masuk magang pada tanggal 1
Maret tepatnya pada hari ke dua puluh sembilan dikarenakan libur
nasional dan cuti bersama serta libur hari minggu pada hari sebelumnya.
Pada tanggal 1 Maret tersebut tidak banyak kegiatan yng dilakukan,
dikarenakan adanya rapat penyusunan Raperda Kabupaten Karanganyar.
Sehingga hari tersebut digunakan para peserta magang untuk mencari data
yang dibutuhkan dalam pembuatan Tugas Akhir. Kegiatan tersebut
dilakukan selama seminggu terakhir mahasswa melakukan magang.
Kegiatan magang yang lain selama semiggu terakhir mislnya, membuat
surat tunggakan untuk reklame yang dilakukan selama dua hari,
menyiapkan tanda bukti setoran dan mengoreksi laporan Realisasi
Pendapatan pada hari berikutnya.
Jadwal kegiatan magang di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah dalam satu minggu memiliki 6 hari kerja,
dimulai pada pukul 07.30 – 14.00 untuk hari Senin – Kamis. Sedangkan di
hari Jumat dimulai pada pukul 07.30 – 11.00, serta pada hari Sabtu pukul
07.30 – 13.00.
C. Pembahasan Masalah
Pajak Hotel merupakan salah satu pajak daerah yang menjadi salah satu
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Karanganyar yang
pelaksanaannya dikelola oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
54
Aset Daerah Kabupaten Karanganyar. Penerimaan pajak hotel di Kabupaten
Karanganyar dientukan dari penerapan prosedur/ sistem pemungutan pajak
hotel apakah sistem yang diterapkan dapat berjalan dengan baik atau tidak.
Bila prosedur/ sistem pemungutan berjalan dengan baik maka pendapatan
daerah dari sektor pajak hotel akan maksimal. Sebaliknya, bila sistem/
prosedur berjalan dengan tidak baik akan mendatangkan kerugian bagi
pemerintah kabupaten Karanganyar. Tidak berjalannya sistem/ prosedur
tersebut, dimungkinkan karena adanya kendala-kendala dari sistem
pemungutan tersebut. Berikut pembahasan mengenai sistem pemungutan
pajak hotel yang diterapkan di Kabupaten Karanganyar:
1. Pihak yang terkait dalam prosedur pemungutan
a. Bidang Pendaftaran
Petugas dari Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar mendatangi Wajib Pajak
untuk mendata dan mendaftar objek pajak yang ada di wilayah
Kabupaten Karanganyar. Petugas menyerahkan SPTPD, SKPD, SSPD
berdasarkan survey lapangan masing-masing rangkap dua, satu untuk
Wajib Pajak, satu lagi untuk Petugas guna diproses lebih lanjut.
Kemudian petugas kembali ke Kantor.
b. Bidang Pendataan
Petugas menyerahkan SPTPD, SKPD, SSPD pendataan untuk
dirinci dan diproses pada bidang pendataan.
55
c. Bidang Penetapan dan Penagihan
Setelah diproses di bidang Pendataan, kemudian SKPD diproses
pada bidang penetapan dan penagihan untuk menetapkan besarnya
pajak yang terutang dengan rangkap dua, satu untuk Wajib Pajak guna
melakukan pembayaran sesuai dengan SKPD waktu yang telah
ditentukan, satu untuk dijadikan arsip Kantor Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar.
d. Petugas Pemungut
Setelah pada waktunya, petugas kembali lagi mendatangi Wajib
Pajak untuk menagih pajak yang terutang sesusi SKPD. Kemudian
petugas memberikan cap lunas kepada Wajib Pajak atas pembayaran
pajak. Petugas mencatat pada juranal penerimaan kas dan
memasukkannya dalam laporan realiasasi.
e. Bidang Penagihan
Jika terdapat Wajib Pajak yang belum membayar pajak
terutangnya, Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Karanganyar mengirim petugas untuk
mengadakan negosiasi atas keterlambatan Wajib Pajak.
2. Dokumen atau formulir yang digunakan
a. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) adalah surat yang
digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan
pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang –
undangan perpajakan daerah.
56
b. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang (SKPD) adalah surat keputusan
yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terhutang.
c. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah surat yang digunakan oleh
Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Pajak yang
terutang ke Kas Daerah atau ketempat lain yang ditetapkan oleh Bupati
Kepala Daerah.
d. Formulir Penagihan
1) Surat Perintah
Surat yang diberikan kepada Wajib Pajak dari Kantor Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karanganyar
2) Surat Teguran
Surat yang diberikan kepada Wajib Pajak atas keterlambatan
pembayaran Pajak.
3) Surat Paksa
Surat yang diberikan Wajib Pajak apabila mengabaikan Surat
Teguran.
4) Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
Surat terakhir yang diberikan Wajib Pajak yang berisi tentang
perintah penyitaan akibat mengabaikan surat teguran dan surat
paksa.
57
3. Flowchart
a. Bidang Pendaftaran
Gambar III.2 Bagan Flowchart Bidang Pendaftaran
Mulai
Petugas datang ke
tempat WP
Berdasar
survey
lapangan
Menyerahkan
SPTPD, SDKPD,
dan SPD
SPTPD
SSPD
SSPD
SKPD
SSPD
SSPD
WP
Petugas kembali
ke DPPKAD
1
58
b. Bidang Pendataan
Gambar III.3. Bagan Flowchart Bidang Pendataan
1
SPTPD
SKPD
SSPD
Memproses dan
merinci data WP
SPTPD
SSPD
SSPD
SKPD
SSPD
2
59
c. Bidang Perhitungan dan Penetapan
Gambar III.4 Bagan Flowchart Bidang Perhitungan dan Penetapan
2
Menetapkan Pajak
dan mengeluarkan
SKPD
SKPD
WP N
WP melakukan
pembayaran sesuai
SKPD yang ditentukan
Tidak Ya
4 3
60
d. Petugas Pemungut
3
SKPD
SPTPD
SSPD
WP menyetor Pajak
sesuai SKPD yang
ditentukan
Petugas
Membubuhi cap
lunas/tanda telah
membayar
Membuat target
laporan dan
realisasi
Dilampiri dengan laporan target
dan realisi
Menyerahkan uang
penerimaan pajak
ke bag, keuangan
Selesai
61
Gambar III.5 Bagan Flowchart Bidang Pemungutan
e. Bidang Penagihan
Gambar III.6 Bagan Flowchart Bidang Penagihan
4
WP tidak membayar
pajak sesuai dengan
SKPD yang ditentukan
Petugas melakukan
penagihan dengan
negosiasi keterlambatan
Selesai
49
Berdasarkan pembahasan di atas adapun kendala-kendala yang
dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Dengan sistem jemput bola diharapkan para petugas aktif dalam
memungut pajak hotel. Namun dalam kenyataannya para petugas
pemungut kurang aktif, karena jumlah petugas pemungut yang terbatas
dan cakupan wilayah pemungutan pajak hotel di Kabupaten
Karanganyar yang cukup luas.
Misalnya: di hari yang sama petugas pemungut harus memungut di
wilayah Tawangmangu dan di Colomadu.
2. Sistem atau prosedur pemungutan yang diterapkan belum sesuai
dengan target yang ditentukan, hal ini dikarenakan pengaruh intern
petugas dilapangan dan juga tingkat kesadaran wajib pajak yang masih
kurang.
3. Anggapan wajib pajak atas pembayaran pajak yang terutang dirasa
akan mengurangi penerimaan pengahasilan bersih pengusaha jasa
hotel maupun penginapan.
Berdasarkan dari kendala-kendala yang dihadapi, penulis
memberikan solusi sebagai berikut :
1. Sebaiknya DPPKAD menambah jumlah petugas pemungut pajak
hotel, agar dalam memungut pajak hotel bisa semaksimal mungkin
hasilnya. DPPKAD Sebaiknya juga memberikan Bonus Kepada
50
pegawai yang bisa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, hal ini
bertujuan untuk memberikan motivasi kepada pegawai agar
menjalankan tugasnya dengan baik.
2. Sebaiknya DPPKAD memperbaiki prosedur dan sistem yang
digunakan dalam pelaksanaan pemungutan pajak hotel. Disamping itu
perlu diadakan sosialisasi agar Wajib Pajak mengetahui dan
menjalankan sistem sesuai dengan yang sebenarnya.
3. Sebaiknya DPPKAD memberikan Penyuluhan kepada Wajib pajak
tentang Betapa pentingnya penerimaan pajak bagi negara, hal ini
dimaksudkan agar wajib pajak sadar membayar pajak sesuai dengan
yang sebenarnya.
4. Jumlah Wajib Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar dari tahun
2006 sampai dengan tahun 2009
Tabel III.1
Tabel Jumlah Wajib Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar
Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2009
Tahun Jumlah WP Hotel
2006 90
2007 112
2008 122
2009 128
( Sumber : DPPKAD Karanganyar )
Berdasarkan tabel III.1 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah
Wajib Pajak Hotel semakin meningkat dari tahun 2006 sampai dengan
51
tahun 2009. Sejalan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak hotel
tersebut, maka pendapatan daerah dari sektor pajak hotel akan meningkat.
5. Realisasi Pendapatan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar
Realisasi pendapatan pajak hotel di Kabupaten Karanganyar dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel III.2
Tabel Realisasi Pendapatan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar
Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2009
Tahun Rencana Anggaran Realisasi Prosentase
2006 375.000.000 377.673.020 100,71 %
2007 437.525.000 440.428.766 100,66 %
2008 486.027.000 575.420.710 118,39 %
2009 595.713.000 673.963.200 113,13%
( Sumber : DPPKAD Karanganyar )
Berdasarkan data dari tabel III.2 yang diperoleh dari DPPKAD
Karanganyar, dapat diketahui pendapatan pajak hotel di Kabupaten
Karanganyar dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 selalu melebihi
Rencana Anggaran yang telah direncanakan DPPKAD Karanganyar.
6. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Hotel
Sistem pemungutan pajak hotel harus dilakukan seefektif mungkin
agar pendapatan daerah dari sektor pajak hotel dapat meningkat. Jika
dilihat dari tabel III.1 dan tabel III.2 mengenai jumlah Wajib Pajak Hotel
dan Realisasi Pendapatan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar, maka
52
dapat disimpulkan bahwa Sistem Pemungutan Pajak Hotel di Kabupaten
Karanganyar sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah
Wajib Pajak hotel dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Selain itu
Realisasi pendapatan pajak hotel juga semakin meningkat dan melebihi
target yang direncanakan oleh DPPKAD Karanganyar.
53
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada bab-bab yang
berhubungan dengan sistem pemungutan pajak hotel di Kabupaten
Karanganyar, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pajak hotel merupakan salah satu pajak daerah yang dikelola oleh Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dimana sistem yang
dijalankan adalah sistem jemput bola. Sistem jemput bola lebih menuntut
kepada para petugas pemungut untuk lebih aktif mendatangi Wajib Pajak
untuk memungut pajak terutang.
2. Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam sistem pemungutan pajak
hotel yaitu petugas yang harus datang ketempat Wajib Pajak untuk
memungut pajak yang terutang, Kabupaten Karanganyar memiliki wilayah
yang luas, dan kurangya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pajak
sebagai sumber penerimaan daerah.
3. Berikut solusi dari kendala yang terjadi dalam sistem pemungutan pajak
hotel yaitu dengan menambah petugas lapangan untuk mempermudah
pemungutan pajak di Kabupaten Karanganyar yang cukup luas dan
memberikan penyuluhan kepada Wajib Pajak untuk menjalankan sistem
yang diterapkan di kabupaten Karanganyar.
54
B. Temuan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis selama magang di
DPPKAD Karanganyar, penulis menemukan beberapa kelebihan dan
kelemahan dalam sistem pemungutan pajak hotel di Kabupaten Karanganyar.
Temuan tersebuat antara lain:
1. Kelebihan
Sistem pemungutan pajak hotel di kabupaten Karanganyar dari tehun 2006
sampai tahun 2009 mengalami peningkatan, baik dari jumlah WP yang terus
bertambah maupun dari pendapatan daerah yang diterima kabupaten
Karanganyar dari sektor pajak hotel.
2. Kelemahan
Sistem pemungutan yang diterapkan sudah berjalan dengan baik dengan
peran aktif para petugas penarik pajak yang langsung mendatangi Wajib
Pajak, namun petugas penarik pajak yang jumlahnya terbatas dengan luasnya
wilayah Kabupaten Karanganyar dapat menghambat proses penarikan pajak
hotel tersebut.
C. Saran dan Rekomendasi
Meninjau dari masalah adanya kendala-kendala yang terkait dengan
sisem pemungutan pajak hotel di Kabupaten Karanganyar, penulis berusaha
memberikan saran yang nantinya dapat bermanfaat bagi Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar dalam
membuat prosedur/ sistem pemungutan pajak hotel selanjutnya. Saran tersebut
antara lain sebagai berikut:
55
1. Sebaiknya DPPKAD meninjau ulang tentang sistem pemungutan yang
diterapkan yaitu sistem jemput bola. Sistem jemput bola yang menuntut
kinerja pemungut pajak untuk lebih aktif mendatangi Wajib Pajak dirasa
kurang berjalan dikarenakan petugas pemungut yang jumlahnya kurang
serta ditambah lagi cakupan pemungutan pajak di wilayah Kabupaten
Karanganyar yang luas.
2. Sebaiknya DPPKAD menambah petugas pemungut pajak yang lebih
berkompeten guna meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk dapat
mengikuti sistem pemungutan pajak hotel yang diterapkan di kabupaten
Karanganyar.
3. Sebaiknya DPPKAD memberikan penyuluhan kepada Wajib Pajak tentang
betapa pentingnya kontribusi pembayaran pajak yang sesuai dengan
sebenarnya.
56
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Yunita. 2007. Evaluasi Penerimaan Pajak Restoran dan Pajak
Hotel sebelum maupun setelah berlakunya Peraturan Daerah
tentang Pemisahan Pajak Restoran dan Pajak Hotel di
Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar. Surakarta: Tugas
Akhir.
Arifin, E. Zaenal dan S. Arman Tasai. 2000. Cermat Berbahasa
Indonesia. Jakarta: Akademi Pressindo.
Baridwan, Zaki. 1991. Sistem Akuntansi Edisi ke 2. Yogyakarta: BPFE
UGM.
http://nagabiru86.wordpress.com/data-sekunder-dan-data-primer, 15
mei 2010, 16.30
http//mixingblogging.blogspot.com/2009/01/pengertian-evaluasi-
pendidikan.html
Idrus, Muhammad. 2007. Metode Penelitian Ilmu-ilmu sosial.
Yogjakarta: UII Pers.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan 2009 Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remadja Rosda.
Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi Edisi ke 3. Yoyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Pajak Hotel.
Suandy, Erly. 2005. Perencanaan Pajak Edisi Revisi. Jakarta: Salemba
Empat.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Peraturan Daerah Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2008 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi.
Undang-Undang Republik Indonesia No 28 tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi.