evelyn rifqi bhikuning d1215019.docx · web viewpenelitian deskriptif pada dasarnya adalah...

22

Click here to load reader

Upload: dodat

Post on 18-May-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

JURNAL

AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN PEDAGANG

KONVENSIONAL DI BTC TAHUN 2017

(Studi kualitatif tentang aktivitas komunikasi pemasaran pedagang konvensional

di BTC menggunakan media sosial Whatsapp, LINE, dan Instagram kepada

reseller online)

Oleh:

EVELYN RIFQI BHIKUNING

D1215019

Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat guna memperoleh

gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta Jurusan Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

Page 2: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN PEDAGANG

KONVENSIONAL DI BTC TAHUN 2017

(Studi kualitatif tentang aktivitas komunikasi pemasaran pedagang

konvensional di BTC menggunakan media sosial Whatsapp, LINE,

dan Instagram kepada reseller online)

Evelyn Rifqi Bhikuning, NIM D1215019, “Marketing Communicaton Activity by Conventional Traders in BTC 2017 (Analysis study of marketing communication activity by conventional traders in BTC using social media Whatsapp, LINE and Instagram to distribute the products towards online reseller)”, Thesis, Communication Science Department, Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University Surakarta.

Abstract

The background of this research is this late couple years, e-commerce has been tren on worldwide market. Social media like Whatsapp, LINE and Instagram have been choosen by conventional traders at BTC in order to distribute their products.

Methods of data collection using research methods in depth interview. In order to get datas the author using sampling techniques: purposive sampling to 4 conventional traders in BTC. The result of this research there’s kind of marketing communication activity on Whatsapp, LINE and Instagram. Those activities are formed of reseller grup communication on social media Whatsapp and LINE, where is all marketing activity like adding people, share a product picture, share a price and product details, persuasive activity, customers service and all transaksion are occur on that grup. Whereas on Instagram is a place to publish online store to audiences: introduce a product by uploading picture on Instagram, use features like comment; likers, and search engine as the indirect advertising.

Conclusion and suggestion based on this research have been found that there are some brand new marketing communication activities such as reseller group activity on Whatsapp and LINE, whereas Instagram used to publicity. All marketing communication activities on social media are based on AISAS theory which close meaning to a process of purchase and had been elaborated to marketing communication activity on conventional traders. Besides, Instagram has been media with a powerful effects of lifiting a brand.

Keywords: marketing communication activity, conventional traders, social media, Whatsapp, LINE, Instagram.

1

Page 3: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

Pendahuluan

Pada dasarnya, manusia membutuhkan barang dan jasa guna memenuhi

kebutuhan dan keperluan hidupnya sehari-hari. Kebutuhan itulah yang mendorong

orang atau kelompok atau perusahaan menawarkan berbagai barang dan jasa.

Namun, untuk menjalankan bsnis/jueal beli dibutuhkan sebuah tempat dimana

orang-orang dari berbagai tempat dapat datang dan mencari serta menemukan apa

yang mereka butuhkan. Maka dari itu, hadirlah kedai, warung, toko dan pasar

konvensional/tradisional.

Untuk dikenal oleh khalayak, seorang pedagang perlu menyusun

rancangan penjualan agar produk yang dipasarkan dikenal dan dibeli oleh

konsumen. Seorang pedagang harus memiliki relasi yang baik dengan

konsumennya. Komunikasi yang baik dengan konsumen akan menimbulkan

kepercayaan dari konsumen kepada pedagang. Perencanaan penjualan dengan

menggunakan media komunikasi inilah yang disebut komunikasi pemasaran

(marketing communications).

Media sosial saat ini sedang megalami pertumbuhan yang sangat pesat

secara signifikan dan bisa dikatakan sedang booming dalam dunia maya. Seiring

bertumbuhnya jumlah pengguna sosial media dari berbagai kalangan dan usia

maka pandangan masyrakat telah berubah tentang media sosial. Yang awalnya

mungkin hanya dipergunakan sebagai alat menjalin tali silaturrahmi dengan

keluarga da kerabat sekarang media sosial telah berubah fungsi oleh para

penggunanya khususnya bagi para pedagang konvensional dan onlineshop beralih

menjadi ajang promosi bisnis atau mencari peluang untuk mendapatkan reseller

sebanyak-banyaknya.

Beberapa media sosial yang digunakan antara lain adalah seperti

Whatsapp, LINE, dan Instagram. Salah satu keuntungan Whatsapp dan LINE

adalah memiliki fitur group sebagai peluang yang tak terbatas dan lingkup bisnis

yang efektif bagi para pedagang konvensional dalam memasarkan produknya

kepada reseller online yang tergabung dalam group tersebut. Sedangkan

Instagram yang pada umumnya digunakan para online shop sebagai sarana

memasarkan produknya, namun hal ini tidak diterapkan oleh para pedagang

konvensional. Instagram digunakan sebagai sarana publikasi produk pedagang

2

Page 4: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

konvensional agar dikenal oleh calon konsumen yang akan membeli produk

mereka lewat para reseller online.

Rumusan Masalah

Bagaimana aktivitas komunikasi pemasaran pedagang konvensional di

BTC melalui media sosial Whatsapp, LINEdan Instagram kepada para reseller

online ?

Telaah Pustaka

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada

orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik

secara lisan (langsung) maupun tidak langsung (melalui media) (Effendy, 2004 :

4).

Effendy (dalam Liliweri, 1997: 12) mengemukakan bahwa pada

hakikatnya komunikasi antarpribadi atau interpersonal adalah komunikasi antara

seorang komunkator dengan seorang komunikasn. Jenis komunikasi tersebut

dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia

beruubung prosesnya yang dialogis.

Model komunikasi interpersonal menurut Wood (2013: 19-20) dibagi

menjadi tiga, yaitu Model Linear, Model Interaktif dan Model Transasksional.

Di dalam BTC itu sendiri, sudah terdapat banyak pedagang konvensional

yang menggunakan media sosial sebagai sarana baru untuk berdagang. Mereka

memasarkan produk mereka melalui media sosial dengan membuat sebuah akun

sebagai identitas toko mereka. Lewat akun tersebut, mereka melakukan aktivitas

pemasaran dengan strategi-strategi pemasaran guna menaikkan penjualan dari

yang hanya secara offline kini bertambah secara online. Komunikasi kelompok

atau group communication adalah komunikasi anatara seseorang (komunikator)

dengan sejumlah orang (komunikator) yang berkumpul bersama-sama dalam

bentuk kelompok (Effendy, 1998: 5)

Little John menawarkan definisi yang baru mengenai komunikasi massa,

merupakan proses dimana organisasi-organisasi media memproduksi dan

menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak luas dan proses di mana pesan-

3

Page 5: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

pesan dicari, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh khalayak ( Little John

dalam Pawito, 2007 : 16).

Munculnya new media seperti LINE serta Instagram yang menawarkan

fasilitas Ads memberikan pandangan baru terhadap media massa tradisional

menjadi media massa elektronik yang dapat dibawa kemanapun dan diakses

kapanpun.

Komunikasi pemasaran adalah proses pertukaran informasi yang

dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara

efektif dan efisien (Purba, 2006 : 126).

Satu hal lagi yang perlu ditekankan dalam melihat sifat dari komunikasi

pemasaran yaitu komunikasi pemasaran bukanlah suatu proses sistem yang

berjalan satu arah melainkan dua arah (Prisgunanto, 2006 : 14).

Disamping hal tersebut di atas, ada juga kegunaan lain yang dikategorikan

tidak langsung dalam komunikasi pemasaran, tujuan ini sebenarnya menyangkut

dalam upaya menjaga hubungan dengan pelanggan. Pola pemasran tidak langsung

erat dengan kerja public relations yang pada perkembangan selanjutnya akan

memunculkan kajian baru dalam perpaduan ilmu pemasaran dengan public

relations. Kegunaan komunikasi menurut Prisgunanto (2006 : 59-60) adalah

kegunaan langsung (direct benefit) dan tidak langsung (indirect benefit).

Pemasaran Media Sosial

Menurut Kotler (2004 : 256) pemasaran online adalah pemasaran yang

dilakukan melalui sistem komputer online interaktif yang menghubungkan

konsumen dan penjual secara elektronik. Jasa online komersial adalah jasa yang

menawarkan jasa informasi dan pemasran online kepada pelanggan yang

membayar iuran bulanan.

Teknologi baru memudahkan semua orang utnuk membuat dan yang

terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Instagram yang dapat

dilihat oleh jutaan orang ataupun di group pada Whatsapp dan LINE.

Disaat aliran teknologi sudah semakin deras, Dentsu mencoba

merekomendasikan sebuah proses pembelian yang dikenal dengan nama AISAS

(Awareness, Interest, Search, Action, Sharing).

4

Page 6: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

Model AISAS memiliki peran yang sangat penting untuk menghadapi

perilaku pasar di era internet in. Para pemasar harus cukup jeli menggunakan

model ini dengan strategi yang mumpuni sehingga bisa dengan mudah menangkap

para pelanggan yang tidak sekedar membeli produk saja, akan tetapi mampu

mempengaruhinya sehingga dia bisa menceritakan produk tersebut kepada orang

lain.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitin ini adalah deskriptif-

kualitatif. Penelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan

kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 : 84).

Deskriptif kualitatif adalah usaha untuk mengungkapkan suatu masalah, keadaan,

peristiwa, sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar mengungkap fakta.

Peneliti bertindak sesuai pengamat, dimana ia membuat kategori perilaku,

mengamati gejala dan mencatat informasi yang didapatkan dari sumber data

sekunder yang berbentuk dokumentasi.

Teknik pengumpulan data secara wawancara yang dilakukan secara offline

berlokasi di kios-kios pedagang terpilih di BTC. Sedangkan yang bersifat online,

peneliti mengamati aktivitas media sosial LINE, Whatsapp dan Instagram yang

dimiliki oleh kios pedagang terpilih.

Penelitian ini menggunakan sampling techniques dimana peneliti

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dimana peneliti mengambil 4

sampel pedagang di BTC untuk diwawancara. Untuk memudahkan penulis dalam

memilih pedagang yang akan diwawancara, penulis menetapkan kriteria sebagai

berikut:

a. Bertempat kios di BTC

b. Aktif berjualan selama 3 bulan terakhir

c. Menggunakan media sosial Whatsapp, LINE dan Instagram atau

minimal satu dari ketiga media tersebut

d. Memiliki reseller aktif

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data dari Miles

dan Huberman yaitu interactive modle. Pada teknik analisa data ini terdiri tiga

komponen yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan

5

Page 7: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

serta pengujian kesimpulan (drawing and verivying conclusions) (Punch, 1998 :

202-204 dalam Pawito, 2007 : 104)

Sajian dan Analisis Data

Hasil penelitian yang disajikan dibawah ini sudah dikategorisasi oleh

penulis sesuai dengan pernyataan dari para responden penelitian. Kategori

aktivitas yang tersaji merupakan kategori-kategori yang penulis susun sedemikian

rupa untuk memudahkan penulis dalam mengkaji dan menganalisa hasil temuan

dari penelitian ini yang selanjutnya pada dianalisa menggunakan model AISAS.

Model AISAS menjelaskan bagaimana target audiens Whatsapp, LINE, dan

Instagram dalam melakukan notifikasi dan atensi (awareness) terhadap objek

yang kemudian muncul ketertarikan (interest) dan akhirnya melakukan pencarian

informasi terhadap produk terkait secara lengkap (search), kemudian dilanjutkan

dengan melakukan pembelian (action) dan yang terakhir, membagi

pengalamannya kepada khlayak setelah melakukan pembelian (share)

Pada penelititan ini penulis menemukan fenomena baru dalam komunikasi

pemasaran online yaitu grup penjualan atau dalam penelitian ini disebut dengan

grup reseller. Grup reseller merupakan inovasi terbaru dari kombinasi yang

terjadi di antara personal selling dan komunikasi kelompok. Pedagang di BTC

memanfaatkan grup reseller sebagai alat beriklan, publikasi serta berjualan secara

elektronik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Effendy (1998 : 5) mengenai

komunikasi kelompok yaitu komunikasi antara seseorang (komunikator) dengan

sejumlah orang yang berkumpul bersama dalam bentuk kelompok.

1. Komunikasi Pemasaran melalui Whatsapp

Hasil wawancara penulis dengan pedagang mengenai media Whatsapp

menunjukkan adanya klasifikasi aktivitas komunikasi pemasaran yang

digolongkan oleh penulis sesuai dengan AISAS. Klasifikasi tersebut

diperoleh penulis dari beragamnya akivitas yang dilakukan oleh pedagang

dan disesuaikan dengan teori AISAS. Dimulai dari Group Expansion dimana

pedagang memperluas jaringan personal calon reseller yang bertujuan untuk

mengumpulkan reseller sebanyak-banyaknya dengan cara adding and inviting

people. Disamping itu, secara tidak langsung kegiatan pedagang ini

menimbulkan bias kepada orang lain dimana reseller akan melakukan

6

Page 8: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

percakapan persuasif kepada temannya melalui media sosial. Aktivitas

tersebut disebut penulis sebagai electronic WOM .

Selanjutnya pada tahap Interest, penulis menemukan bentuk aktivitas

persuasif yang berasal dari gambar produk. Dari hasil wawancara dengan

pedagang, gambar produk merupakan senjata utama mereka dalam menjual

produk. Gambar yang bagus akan menarik perhatian calon pembeli.

Disamping itu, pedagang selalu melontarkan kalimat persuasif untuk

memberikan ikatan emosional kepada reseller yang tergabung dalam grup

reseller. Hal ini dilakukan pedagang secara berkala sebagai reminding kepada

reseller. Jika reseller kesulitan dalam mencari produk, mereka dapat

menggunakan search engine pada halaman chat mereka dengan menuliskan

nama produk yang dimaksud. Tersedianya search engine ini tentunya

memudahkan pedagang dalam bentuk personal selling secara tidak langsung.

Dari hasil wawancara dengan pedagang dan aktivitas di dalam grup,

penulis mendapatkan bentuk jual beli elektronik baru berupa product keep,

dimana reseller melakukan keep pada produk yang mudah terjual dengan

cepat.

Hasil temuan penulis menemukan proses keep ini dimulai dari reseller

memilih produk padapesan gambar produk yang dikirimkan lewat grup.

Setelah itu, resellermelakukan booking (pemesanan) produk kepada admin

grup melalui personal chat, kemudian untuk menjamin sebuah pemesanan

tersebut reseller perlu melakukan pembayaran via transfer ke rekening

pedagang. Selanjutnya resellermengirimkan bukti transfer berupa foto kepada

admin toko. Proses jual beli ini dianggap selesai ketika reseller berhasil pergi

ke kios untuk mengambil barang ‘keep’ miliknya.

Selanjutnya, reseller dalam grup membantu pedagang memberikan

informasi kepada reseller lain ketika admin grup sedang sibuk. Kondisi ini

terjadi ketika pertanyaan yang dilontarkan berkaitan dengan sesuatu yang

penting ataudisaat informasi yang dibagikan di dalam grup tidak jelas.

Mengingat ada grup reseller yang tidak memperbolehkan anggota grup yang

saling berkomunikasi secara langsung di dalam grup. Bentuk bantuan yang

dilontarkan oleh reseller ini menunjukkan bentuk loyalitas pembeli, dimana

7

Page 9: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

pembeli mempercayai toko online terkait sehingga tanpa berat hati membantu

reseller lain yang sedang dalam kesulitan. Kemurahan hati reseller yang

membantu reseller lain dalam memberikan informasi ini menunjukkan bahwa

terjadi sebuah feedback secara tidak langsung menceritakan kebaikan toko

dan atau produk kepada orang lain.

2. Komunikasi Pemasaran melalui LINE

Grup reseller LINE merupakan grup kedua setelah kehadiran grup

reseller Whatsapp. Kegiatan komunikasi pemasaran yang terjadi di dalam

grup LINE ini tidak akan terjadi jika Riri tidak memperkenalkan grup ini

kepada reseller-nya yang berada di Whatsapp. Melalui broadcast message

yang di bagikan melalui grup di Whatsapp merupakan salah satu bentuk awal

dari aktivitas awareness yang dilakukan Riri kepada para reseller.

Melalui grup reseller di LINE ini Riri menunjukkan kemudahannya

dalam memperkenalkan produk terbaru yang ia keluarkan melalui foto album

yang akan dibahas pada poin photo albums LINE dalam Interest.

Fitur album foto yang terdapat pada LINE biasa digunakan para

pengguna (user) untuk membagikan serta mengabadikan foto mereka di

sesama chat room atau group. Bentuk aktivitas komunikasi pemasaran

melalui foto album ini merupakan bentuk promosi penjualan melalui sebuah

gambar. Fitur ini digunakan oleh Riri sebagai sarana berjualan virtual.

Pemanfaatannya adalah Riri mengunggah foto produk miliknya yang

kemudian digolongkan menjadi beberapa album sesuai dengan harga dan

nama produk. Bentuk komunikasi pemasaran yang seperti ini memberikan

kemudahan seorang reseller dalam mendapatkan foto produk. Disamping itu

kualitas foto produk yang diunduh adalah kualitas tinggi yang nantinya

berguna bagi reseller untuk mengunggah foto-foto tersebut di toko online-

nya.

Di era yang serba praktis ini, penulis menemukan cara bagaimana

pembeli atau pada penelitian ini reseller menegetahui operasional toko

langganannya, mengingat aktivitas komunikasi pemasaran pedagang BTC

yang dilakukan di media sosial. Adanya grup reseller dimanfaatkan pedagang

sebagai sarana untuk memberikan informasi mengenai kapan toko buka dan

8

Page 10: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

kapan toko tutup. Hal ini cukup sering dilakukan oleh pedagang Riri yang

menggunakan LINE sebagai sarana kedua untuk membuat grup reseller.

Hasil wawancara dan observasi penulis kepda Riri dan grup reseller

nya, menunjukkan Riri rajin memberikan informasi mengenai list barang

yang selesai dijahit dan siap untuk dijual di toko. Hal ini tentunya

memudahkan reseller yang mencari barang yang sudah sold out tapi kembali

restock melalui produk yang datang hari itu juga.

Keterbukaan antara penjual dan pembeli memberi dampak positif

untuk kelangsungan jual dan beli di antara mereka. Hasil wawancara dengan

pedagang Riri, menunjukkan Riri menerima feedback positif dari para

reseller berupa pujian mengenai jahitan produknya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan reseller yang mengatakan jahitan Riri adalah jahitan terbagus

diantara pedagang lain yang penulis wawancarai.

3. Komunikasi Pemasaran melalui Instagram

Instagram sebagai sebuah aplikasi sosial media digunakan sebagai

alat publisitas personal yang dikelola oleh satu orang atau lebih. Hasil

wawancara penulis dengan reseller menunjukkan bahwa hal yang dilakukan

mereka setelah mengetahui keberadaan toko fisik di BTC adalah membuka

Instagram nya untuk mengetahui lebih jauh mengenai produk apa saja yang

dijual oleh toko terkait.

Untuk membuat seorang calon konsumen tertarik dan coba mengenal

suatu produk memerlukan sebuah kepercayaan terhadap produk terkait.

Bentuk aktivitas awareness yang berkaitan dengan kepercayaan ini terjadi di

Instagram, dimana followers (pengikut) merupakan bentuk simbolik dari

kepercayaan calon pembeli.

Hasil wawancara penulis dengan pedagang menunjukkan bahwa

pedagang menggunakan media sosial Instagram sebagai sarana mereka

dalam menarik perhatian pembeli. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cision

Navigator (2013) bahwa “Instagram as an effective way to build brands and

increase customer loyalty.” (Cision Navigator dalam jurnal Jeanine D.

Guidry, "From #mcdonaldsfail to #dominossucks: An analysis of Instagram

images about the 10 largest fast food companies", CCIJ 2015, hal 345)

9

Page 11: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

Pedagang memanfaatkan fitur foto likes dan followers untuk menarik

perhatian calon konsumen. Penulis menemukan, foto yang bagus dan menarik

akan dengan mudah mendapatkan likes dari khalayak Instagram. Semakin

banyak likes suatu foto, semakin menarik perhatian pula produk yang terdapat

dalam foto tersebut. Hasil wawancara penulis dengan seorang reseller

menunjukkan bahwa reseller mendapati pembeli mereka tertarik dengan foto

yang memiliki banyak likes. Menurut mereka, semakin banyak likes yang

didapat suatu foto, maka semakin terpercaya dan menarik perhatian calon

konsumen.

Ketertarikan calon konsumen juga didukung oleh caption foto yang

dilampirkan di bawah foto produk. Caption foto merupakan sarana yang

bagus bagi pedagang untuk memaparkan keterangan produk yang tidak

terdapat pada gambar. Kalimat persuasif melalui hashtag juga menjadi salah

satu faktor yang dapat menarik perhatian calon konsumen.

Untuk mendapatkan informasi mengenai produk maupun toko yang

dicari, pedagang mengandalkan search engine ini dengan harapan calon

konsumen dapat menemukan toko yang dicari.

Diketahui hasil wawancara dengan seorang reseller Elsire yang

menyatakan bahwa dia mengetahui keberadaan Elsire melalui Instagram

dengan cara mengetikkan nama ‘Elsire’ di kolom search. Aktivitas

komunikasi pemasaran yang secara tidak langsung tersirat pada fitur search

engine ini membawa calon reseller untuk mengikuti akun Elsire yang

kemudian akan berakhir pada tahap action atau pembelian.

Fitur Instagram lain yang berfungsi sangat fleksibel dan mudah

adalah hashtag atau tagar. Tagar ini merupakan fitur dimana penggunaan

simbol # menjadi tanda pengenal sebagai kata kunci suatu bahasan tertentu.

Penulis menemukan Wulan menggunakan tagar #suppliersolo sebagai sarana

Wulan untuk beriklan secara gratis agar profil serta fotonya dapat dilihat dan

mudah ditemukan oleh reseller dan calon pembelinya.

Tombol like dan komentar berada tepat dibawah unggahan foto,

dimana bentuk like dan komentar baik itu dari calon pembeli maupun reseller

merupakan salah satu bentuk feedback yang diberikan reseller untuk

10

Page 12: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

pedagang. Sedangkan kolom komentar dapat mengekspresikan salah satu

bentuk feedback ke dalam kalimat dan dapat dilihat oleh khalayak luas.

Dimana ini merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran tidak

langsung yang dimanfaatkan oleh pedagang untuk memberikan kesan positif

bagi siapa saja yang berkunjung ke akun Instgaram milik pedagang.

Dalam dunia toko online, reseller menggunakan Instagram sebagai

sarana mereka untuk menjual kembali produk yang dipasarkan oleh para

pedagang. Hasil wawancara dan observasi peneliti mengenai akun Instagram

reseller, menunjukkan feedback berupa produk-produk yang berasal dari

pedagang diunggah melalui toko online pada Instagram milik para reseler.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap aktivitas

pemasaran pedagang konvensional di BTC, penulis mendapatkan kesimpulan

dimana bentuk personal selling, advertising, serta sales promotion pada

komunikasi pemasaran terdahulu mulai mengalami transformasi dengan kehadiran

media sosial serta e-commerce. Teori AISAS yang penulis terapkan pada

penelitian ini melahirkan sebuah bentuk komunikasi pemasaran baru di dunia

perdagangan konvensional.

Publisitas melalui Instagram memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam

membentuk karakter dan citra toko dari pedagang konvensional kepada khalayak

luas. Publisitas di Instagram ditujukan kepada calon pembeli, calon reseller, serta

calon pembeli toko online dari reseller pedagang di BTC. Sejak pemanfaatan

media sosial Whatsapp dan LINE dengan membuat grup reseller sebagai sarana

para pedagang memasarkan produknya, penulis menilai hal ini menjadi praktis

dan mudah dilakukan melalui media sosial.

Penulis tidak bisa menjelaskan lebih jauh mengenai berapa besar pedagang

konvensional yang telah menggunakan media sosial tersebut, karena hal ini diluar

dari jangkauan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menemukan beragam

pedagang konvensional yang menggunakan media sosial sebagai sarana

komunikasi dan terdapat banyak hal yang dapat dikaji mengenai karakteristik

pedagang konvensional dan reseller yang terlibat dalam komunikasi pemasaran

digital ini seperti usia, gender, latar belakang, dan temuan korelasi lainnya

11

Page 13: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

DAFTAR PUSTAKA

Abbott, Jessie Donaghey, Joanna Hare, and Peta Hopkins. (2013)."An Instagram is worth a thousand words: an industry panel and audience Q&A". Library Hi Tech News. Vol. 30 Issue: 7, Hal 1-6.

Alexander, Morissan. (2010). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa.

Anonim. (2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Kbbi.web.id. diakses pada tanggal 27 Desember 2017, pukul 12.25 Wib. Surakarta.

Anonim. (2017). www.dictionary.com. Diakses pada tanggal 27 Desember 2017, pukul 12.57 Wib. Surakarta.

Budyatna, Muhammad & Ganiem, Leila Mona. (2011). Teori Komunikasi Antar. Pribadi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Cangara, Hafied. (2006). PengantarIlmuKomunikasi. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Castranovo, Cristina and Lei Huang. 2012. Social Media in Alternative Marketing Communication Model. Canada.

D. Guidry, Marcus Messner, Yan Jin, and Vivian Medina-Messner. (2015).From #mcdonaldsfail to #dominossucks: An analysis of Instagram images about the 10 largest fast food companies. Corporate Communications: An International Journal, Vol. 20 Issue: 3, pp.344-359.

Effendy,Onong Uchjana.(1998).Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Edisi 1).Bandung : PT. RemajaRosdaKarya. 

Effendy, UchjanaOnong. (2004). IlmuKomunikasiTeoridanPrkatek (Edisi 2). Bandung: PT. RemajaRosda Karya

Effendy, Onong Uchjana. (2000). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Elson Anderson, Katie. (2016).Getting acquainted with social networks and apps: Instagram’s instant appeal. Library Hi Tech News, Vol. 33 Issue: 3. Hal11-15

Gitosudarmo. Indriyo. (2010). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : BPFE

Gibbs, James Meese, Michael Arnold, Bjorn Nansen & Marcus Carter.(2015).#Funeral and Instagram: death, social media, and platform vernacular. Australia: Information, Communication & Society.Vol 18 No. 3. Hal: 255-268.

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.

12

Page 14: EVELYN RIFQI BHIKUNING D1215019.docx · Web viewPenelitian deskriptif pada dasarnya adalah mempertimbangkan kesesuaian metode dengan tujuan serta subjek penelitian (Pawito, 2007 :

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang.

Kotler, Philip danKevin Lane Keller. (2012). Marketing Management (14th Edition). New Jersey : Pearson Education, Inc.

Lasmadiarta, Made. (2011). Extreme Facebook Marketing for Giant Profits. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Liliweri. (1997). Komunikasi Antarpribadi. Bandung, PT. Citra Aditya Bakti

Lupiyoadi, Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Selemba Empat.

Mayzlin, Dina and Judith Chevalier. (2006). The Effect of Word of Mouth on Sales: Online Book Reviews. Journal of Marketing Research: August, Vol. 43, No. 3, pp. 345-354.

Mc Quail, Dennis. (2000). Mc Quail’s Communication Theory (4th Edition). London: Sage Publications.

Miles, Matthew dan Huberman,Michael. (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : PT. Lkis.

Prisgunanto, Ilham. (2006). Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Puntoadi, Danis, (2011). MenciptakanPenjualanMelalui Social Media, Jakarta : PT ElexKomputindo.

Purba, Amir,Suwardi Lubis, dan Nurbani. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa.

Rosen, Emanuel. (2004). Kiat Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Zoelkifli). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Soemanagara, Dermawan. (2006). Marketing Communication - Taktik dan Strategi. Jakarta: Buana Ilmu Populer.

Stuart, Ema, David Stuart, Mike Thelwall.(2016).An investigation of the online presence of UK universities on Instagram. United Kingdom: Emerald Insight.

Tubbs, dan Sylvia Moss. (2001). Human Communication. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Ward, Ian.(1995). Politics of The Media. Melbourne: Mac Milan.

Wiryanto. (2000). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Balai Pustaka.

Wood, Julia.(2013). Komunikasi Interpersonal: Komunikasi Kesehatan(Edisi: 6). Jakarta: Salemba Humanika.

13