evprog hadiyanto rengas

Upload: hadiyanto-tiono

Post on 09-Mar-2016

265 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ev

TRANSCRIPT

Bab IPendahuluan

1.1. Latar BelakangMasalah kepadatan penduduk merupakan masalah besar bagi kebanyakan Negara di dunia khususnya Negara berkembang. Menurut BKKBN 2006, hasil sensus penduduk tahun 2000, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 205,1 juta. Jumlah penduduk tersebut tidak mencakup penduduk yang bertempat tinggal tetap sebesar 421.339 juta jiwa dan pada tahun 2004 sebesar 216,2 juta jiwa dan meningkat menjadi 219,2 jiwa pada tahun 2005. Menempatkan Indonesia sebagai Negara ke empat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Jumlah penduduk di Indonesia sebesar 3,41% dari jumlah penduduk di dunia, dimana jumlah penduduk dunia menurut Population Reference Bureau tahun 2012 adalah 7.057.075.000 jiwa.Untuk melaksanakan kebijakan kependudukan, pemerintah telah mencanangkan berbagai program dan KB merupakan bagian yang penting. Sesuai dengan undang-undang no 10 tahun 1992 tentang pengembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, KB didefinisikan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.2Program keluarga berencana (KB) di Indonesia di bawah koordinasi Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pernah dinyatakan berhasil oleh bangsa-bangsa di dunia dalam mengendalikan tingkat kelahiran. Kegiatan-kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) KB yang intensif dan pelibatan semua unsur pemerintah, masyarakat dan swasta pada periode tahun 1970 - 1990an telah berhasil membuat diterimanya Norma Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) di kalangan penduduk. Pada periode 1970 - 2004, angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) wanita Indonesia berhasil diturunkan dari 5,6 per wanita menjadi 2,6 per wanita. Indonesia juga dapat menekan jumlah penduduk sebanyak 79 juta jiwa selama dari tahun 1970 hingga 2000. Laju pertumbuhan penduduk nasional menurun dari 2,34% pada periode 1971 - 1980 menjadi 1,49% pada periode 1991 - 2000.1 Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205.1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000 - 2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990 - 2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1.49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000 - 2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.2 Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi juga berhasil ditingkatkan dari 15% pada tahun 1970 menjadi 61% pada tahun 2004.1 Dalam satu dekade terakhir, Program Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia mengalami suatu keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa indikator pelayanan KB. Dampaknya, Total Fertility Rate (TFR) Indonesia tidak menunjukkan adanya tren yang menurun, tetapi menetap pada angka 2,6 per wanita dalam kurun waktu 4 tahun yaitu dari tahun 2003 hingga 2007.2Pertama, angka kesertaan ber-KB (Contraseptive Prevalence Rate=CPR) pada kurun waktu 1997 - 2002 mencapai 60,3% (SDKI 2002) hanya naik menjadi 61,4% pada kurun waktu 2002 - 2007 (SDKI 2007), angka ini masih belum mencapai sasaran BKKBN 2012 -2014 yaitu sebesar 65%2. Kedua, persentase kelompok unmet need justru meningkat dari 8,6% pada tahun 2002 menjadi 9,1% pada tahun 2007. Kedua indikator tersebut diharapkan akan memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kesejahteraan ibu.2 Oleh karena itu peningkatan pelayanan KB tidak semata-mata untuk pengendalian penduduk namun akan berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Hal ini berhubungan dengan tujuan kelima MDGs 2015 adalah peningkatan kesejahteraan ibu dimana indikator utamanya adalah persalinan oleh tenaga kesehatan yang dihubungkan dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, maka akan semakin rendah angka kematian ibu.2Data BKKBN didapatkan Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 390/100.000 kelahiran hidup (SDKI 1991) menjadi sebesar 228/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007)3 sementara target pencapaian MDGs 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup,2 dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34/1.000 kelahiran hidup.3Hasil Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan adanya peningkatan dalam angka prevalensi kontrasepsi dari 50% pada tahun 1991 menjadi 62% pada tahun 2012.3 Data BKKBN tahun 2007 menunjukkan jumlah peserta KB baru di Indonesia sebanyak 7,5 juta akseptor.1,4 Dilihat dari jenis metode kontrasepsi yang banyak dipilih/paling popular adalah suntik 74,40%; disusul pil 17,81%; dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sekitar 1,08%. Cara lain yang meningkat peminatnya adalah metode operasi wanita (MOW atau sterilisasi) sekitar 1,92% dan pengguna susuk KB (0,79%). Akan tetapi tingkat penggunaan kontrasepsi pria masih sangat rendah (sterilisasi pria 1,33% dan kondom 0,79%).4 Proporsi tingkat putus pemakaian kontrasepsi (discontinuitation rate) masih cukup tinggi sebesar 26%, angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) masih sekitar 7%.4 Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak terjadi kehamilan yang perlu dihindari dan masih banyaknya pasangan yang belum memiliki kesadaran yang mantap untuk ber-KB. Hal lain yang masih memprihatinkan adalah masih tingginya angka ibu hamil dengan kondisi 4 Terlalu yaitu sebesar 62,7%. Hal ini lah yang akan menjadi prioritas program KB agar kedepan dapat menurunkan angka ibu hamil dengan kondisi 4 Terlalu. Karena apabila tidak bias ditekan maka akan berkontribusi besar dalam meningkatnya Angka Kematian Ibu.4Cakupan peserta KB Aktif terhadap Pasangan Usia Subur di UPTD Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 masih kurang dari tolok ukur 70%, yakni sebesar 47,28%. Oleh karena belum diketahuinya penyebab masalah-masalah yang terdapat di dalam sistem kinerja program Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas Rengasdengklok yang dimulai pada periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012, oleh karena itu diperlukan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan program tersebut, masalah yang dihadapi dan menentukan solusi pemecahan masalah tersebut.

1.2. PermasalahanBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah : 1. Dalam satu dekade terakhir, angka kesertaan ber-KB (Contraseptive Prevalence Rate=CPR) pada kurun waktu 1997 - 2002 mencapai 60,3% (SDKI 2002) hanya naik menjadi 61,4% pada kurun waktu 2002 - 2007 (SDKI 2007), angka ini masih belum mencapai sasaran BKKBN 2012 - 2014 yaitu sebesar 65%.2. Total Fertility Rate (TFR) Indonesia tidak menunjukkan adanya tren yang menurun, tetapi menetap pada angka 2,6 per wanita dalam kurun waktu 4 tahun yaitu dari tahun 2003 hingga 2007.3. Data BKKBN didapatkan Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 390/100.000 kelahiran hidup (SDKI 1991) menjadi sebesar 228/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007) sementara target pencapaian MDGs 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup, 4. Tingkat penggunaan kontrasepsi pria masih sangat rendah (sterilisasi pria 1,33% dan kondom 0,79%) (SDKI 2007).5. Proporsi tingkat putus pemakaian kontrasepsi (discontinuitation rate) masih cukup tinggi sebesar 26% (SDKI 2007).6. Masih tingginya angka ibu hamil dengan kondisi 4 Terlalu yaitu sebesar 62,7% (SDKI 2007).7. Cakupan peserta KB Aktif terhadap Pasangan Usia Subur di UPTD Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 masih kurang dari tolok ukur 70%, yakni sebesar 47,28%.

1.3. Tujuan1.3.1.UmumUntuk menemukan dan menyelesaikan masalah - masalah yang terdapat didalam unsur-unsur sistem pada program KB di UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Rengadengklok, Karawang, Jawa Barat, periode Januari 2012 - Desember 2012 dengan harapan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dan Menurunnya Angka Fertilitas Total (TFR) sehingga terdapat peningkatan kesejahteraan ibu sesuai tujuan MDGs 2015.1.3.2.KhususDiketahuinya :1. Cakupan konseling peserta KB di UPTD Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012,2. Cakupan peserta KB aktif berdasarkan jenis atau metode kontrasepsi yang digunakan di UPTD Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012,3. Cakupan pelayanan kontrasepsi di Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012.4. Cakupan pembinaan peserta KB di UPTD Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012,5. Cakupan penanganan efek samping dan komplikasi di UPTD Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012,6. Cakupan pelayanan rujukan KB di UPTD Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012.

1.4. Manfaat1.4.1.Bagi Evaluator a. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliahb. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi gerakan Keluarga Berencana di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.c. Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam menjalankan program Puskesmas khususnya pada Pelayanan Keluarga Berencana dan merangsang cara berpikir kritis dan ilmiah.1.4.2.Bagi Puskesmasa. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalahnya.b. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program KB sehingga memenuhi target cakupan program.c. Memberikan masukan terhadap jalinan kerjasama dan membina peran serta masyarakat dalam melaksanakan program KB secara optimal, sehingga Pelayanan KB di UPTD Puskesmas Rengasdengklok dapat menjadi lebih baik.1.4.3. Bagi Masyarakata. Memperbaiki program sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dari Puskesmas.5

1.5. SasaranPasangan Usia Subur (PUS) di UPTD Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012.

Bab IIMateri dan Metode

a. MateriMateri yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program KB di Puskesmas Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012, yang berisi kegiatan :1. Konseling2. Pelayanan kontrasepsi3. Pembinaan dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)4. Pengayoman medis5. Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan6. Pelayanan rujukan

b. MetodeMetode yang digunakan untuk evaluasi program KB di UPTD Puskesmas Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 ini adalah pendekatan sistem dengan mengidentifikasi masalah yang terdapat pada masukan, proses, keluaran, umpan balik dan lingkungan, yang dilakukan dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis dan mengintepretasikan masalah tersebut kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem. Hasil evaluasi disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

Bab IIIKerangka Teoritis

3.1. Bagan Pendekatan Sistem

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.5

3.2. Tolok Ukur KeberhasilanTerdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik, dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program KB.

Bab IVPenyajian Data

4.1 Sumber Data :Data sekunder : Wawancara dengan petugas Puskesmas dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana. Data Demografi UPTD Puskesmas Rengasdengklok tahun 2012. Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Rengasdengklok tahun 2012. Laporan Bulanan PLKB evaluasi peserta KB baru dan KB aktif di Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat periode Januari 2012 sampai Desember 2012. Laporan Bulanan program kegiatan KB UPTD Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2012 sampai Desember 2012

4.2 Jenis Data4.2.1 Data UmumA. Lokasi PuskesmasLokasi gedung Puskesmas Rengasdengklok terletak di Jalan Tugu Proklamasi RT 022/ RW 012, Rengasdengklok, Karawang B. Luas Wilayah Kerja Luas wilayah kerja 1,575 Ha yang terdiri dari 6 desa, dengan 32 dusun dan 156 RT. Dengan pembagian desa meliputi: DesaJarak ke Puskesmas1. Desa Dewisari 3 km2. Desa Kertasari 2 km3. Desa Rengasdengklok Utara 1 km4. Desa Rengasdengklok Selatan 150 m5. Desa Amansari 4 km6. Desa Dukuh Karya 4 km

333

DewisariKertasariRengasdengklok Utara

Rengasdengklok SelatanKecamatanRengasdengklok Dukuh Karya Amansari

Kec. RawamertaKec. KutawaluyaKec. JayakertaU

Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan RengasdengklokC. Bangunan Gedung Bangunan gedung Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok Karawang adalah gedung konkrit 1 lantai dengan luas 220 m2 dibangun di atas tanah seluas 600 m2.D. Batas Wilayah KerjaBatas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok : Sebelah Utara: Wilayah Puskesmas Jayakerta & Medangasem Sebelah Selatan: Wilayah Pusesmas Kalangsari Kecamatan Rengasdengklok Sebelah Barat: Dibatasi Sungai Citarum Kabupaten Bekasi Sebelah Timur: Wilayah Puskesmas Kutamukti & Kutawaluya

Data Demografi1. Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang adalah 111.867 jiwa.2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki 59.312 jiwa dan perempuan 52.555 jiwa.3. Terdiri dari 6 desa dengan jumlah kepala keluarga 21.340 Kepala Keluarga (KK).4. Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang adalah pedagang sebanyak 55.147 penduduk (72,43%).5. Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang yang terbanyak adalah tamat SMP sebanyak 35.625 orang (46,79%). 4.2.2 Data Khusus1. Masukana. Tenaga (Man) Dokter umum: 2 orang Bidan : 11 orang PLKB : 1 orang/desa Pasangan Usia Subur sejumlah : 15.018b. Dana (Money) APBD: Ada Swadaya Masyarakat: Adac. Sarana (Material, Machine) Sarana Medis Stetoskop: 2 buah Tensimeter: 2 buah Sarung tangan steril: 100 pasang Timbangan berat badan: 1 buah Meja ginekologi: 1 buah IUD Kit: 2 set Sarana Kontrasepsi/bulan IUD Cu T380 A: 40 buah Vial Suntikan + Disposable Syringe: 400 buah Cyclogestone: 100 vial Depogestone: 200 vial Implant: 25 set Pil Kontrasepsi: 1500 strip Alat kontrasepsi lain (kondom): 50 lusin Sarana Obat-obatan/bulan Cairan antiseptik betadine: 1 botol Tablet analgetik: 300 tablet Kapas alkohol dan kasa steril: 3 toples Vitamin B6: 1000 tablet Sarana Non medis Toples alkohol : 6 buah Indo duk: 22 buah Kasa steril: 40 dus Waskom pencuci alat: 3 buah Tempat sampah: 2 buah Perlak karet: 2 buah Handuk kecil: 4 buahd. Metode (Method) Konseling Tidak dilakukannya konseling terhadap klien yang terlihat tidak tersedianya ruang konseling KB. Pelayanan kotrasepsi Pil: Pemakaian secara teratur seperti petunjuk yang tertulis pada kartu.Pil pertama diminum pada hari kelima setelah permulaan haid, kemudian berturut-turut setiap hari satu pil secara teratur. SuntikanCyclogeston: 1x / bulan, dosis 0,5cc, IM di deltoidDepogeston: 1x / 3 bulan, dosis 3cc, IM di gluteus Implant:Pemasangan sesuai prosedur legeartisLokasi di lengan kiri atas bagian voler, kira-kira 10 cm dari lipat siku Kondom: pemasangan sesuai dengan prosedur IUD / AKDR: pemasangan sesuai dengan prosedur legeartis MOW/MOP: dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Karawang Pembinaan peserta KB Dilakukan pada peserta KB agar tetap menggunakan KB Penanganan efek samping dan komplikasi Dilakukan pada setiap kasus dengan efek samping atau komplikasi ringan yang diakibatkan oleh pemakaian kontrasepsi

Pelayanan rujukan KB Dilakukan pada setiap kasus efek samping dan komplikasi berat yang diakibatkan oleh pemakaian kontrasepsi, yang tidak dapat ditangani di Puskesmas Pencatatan dan pelaporan Dilakukan dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP2TP) LB 3 dan dilaporkan setiap satu bulan sekali ke Dinas Kesehatan Karawange. Waktu (Minute)Dilakukan di poli KB setiap hari Senin-Jumat pukul 08.00-12.00.f. Sasaran (Market)Pasangan Usia Subur sejumlah : 15.018g. Informasi (Information) Terdapatnya pamflet tentang KB di lingkungan puskesmas dan poli KB. Menurut wawancara dengan bidan desa terdapat penyuluhan mengenai KB di dalam maupun di luar puskesmas, namun tidak ditemukan laporan penyuluhan.

2. Proses a. Perencanaan (Planning) Terdapat penentuan sasaran peserta KB sejumlah 15.018 berdasarkan laporan perencanaan tahun 2012. Terdapat secara tertulis mengenai perencanaan Perencanaan pelayanan kontrasepsiDilakukan pada setiap hari kerja Perencanaan pembinaan peserta KBDilakukan pada setiap hari kerja Penanganan efek samping dan komplikasiDilakukan pada setiap hari kerja Pelayanan rujukan KBDilakukan pada setiap hari kerja Pencatatan dan pelaporanPencatatan dilakukan setiap akhir bulan b. Pengorganisasian (Organizing)Pengorganisasian tertulis dan pembagian tugas dalam melaksanankan program Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas Rengasdengklok, Karawang tidak ditemukan.

Struktur Organisasi Pengurus Program KB UPTD Puskesmas Rengasdengklok

c. Pelaksanaan (Actuating)a.KonselingTidak dilakukan pada semua pasien baru oleh bidan

b.Pelayanan kontrasepsiDilakukan pada setiap hari kerja oleh bidan

c.Pembinaan peserta KBDilakukan pada setiap hari kerja oleh bidan, namun tidak ada bukti tertulis

d.Pengayoman medis peserta KBTidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan ini

e.Penanganan efek samping dan komplikasiDilakukan pada setiap hari kerja oleh dokter maupun bidan

f.Pelayanan rujukan KBDilakukan pada setiap hari kerja oleh dokter maupun bidan

g.Pencatatan dan pelaporanDilakukan pada setiap akhir bulan oleh bidan

d. Pengawasan (Controlling) Pencatatan dan pelaporan Bulanan lengkap Rapat Rapat evaluasi bulanan dilakukan pada akhir bulan oleh para bidan dengan kepala puskesmas Terdapat rapat 3 bulanan dengan Dinas Kesehatan Karawang, namun tidak ditemukan bukti tertulis berupa surat undangan ataupun hasil rapat.

3. Keluarana. Cakupan konseling peserta KB : 8,44%b. Cakupan pelayanan kontrasepsi Cakupan peserta KB aktif : 47,28% Cakupan peserta KB aktif berdasarkan metode kontrasepsi Pil: 17,81% Suntik: 74,40% Implan: 2,63% IUD: 1,08% Kondom: 0,79% MOW: 1,92% MOP: 1,33%c. Cakupan pembinaan: 100%d. Cakupan penanganan efek samping dan komplikasi: 0,18%e. Cakupan pelayanan rujukan KB (tidak ada kasus)

4. Lingkungana) Fisik : Lokasi: Mudah dijangkau oleh akseptor KB Transportasi: Tersedia sarana transportasi, seperti angkutan umumb) Fasilitas kesehatan lain: No. Sarana & Prasarana Jumlah

1Rumah Sakit 1

2Rumah Bersalin 1

3Poliklinik (Klinik 24 Jam)2

4Praktek Bidan14

5Dokter Praktek12

6Posyandu 57

c) Non Fisik Pendidikan: Mayoritas berpendidikan rendah sebesar 46,79 % Sosial Ekonomi: Mayoritas berdagang sebesar 72,43% Agama: Mayoritas Islam sebesar 99,99% (tidak menjadi faktor penghambat)

5. Umpan Balik Pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan program KB yang digunakan sebagai masukan dalam program KB tidak lengkap Ada hasil rapat kerja yang membahas laporan kegiatan setiap bulannya untuk mengevaluasi program yang telah dijalankan

6. Dampaka) Langsung Menurunkan CBR (Crude Birth Rate)Belum dapat dinilai Meningkatkan jumlah peserta KB baruBelum dapat dinilai Meningkatkan jumlah peserta KB aktifBelum dapat dinilaib) Tidak Langsung Pengendalian Laju Pertumbuhan PendudukBelum dapat dinilai Pengendalian TFR (Total Fertility Rate)Belum dapat dinilai Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anakBelum dapat dinilai

Bab VPembahasan

5.1 Masalah Menurut Variabel MasukanNo.VariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1.2.3.4.Disposable syringeIUD T 380 AImplantInformasi60013%10%Terdapat penyuluhan KB4004025Tidak ditemukan bukti tertulis+(33,3%)+(48,05%)+(57,81%)+

5.2 Masalah Menurut Variabel ProsesNo.VariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1.

2.

Organisasi

Pencatatatan dan pelaporanAda organisasi dan pembagian tugasBulanan adadan lengkapTriwulanan ada dan lengkapTidak ditemukan secara tertulis

Bulanan ada, tetapi tidak lengkapTriwulanan tidak ada+

+

5.3 Masalah Menurut Variabel KeluaranNo.VariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.Cakupan konselingCakupan KB AktifCakupan penggunaan IUDCakupan penggunaan MOWCakupan penggunaan MOPCakupan penggunaan kondomCakupan penggunaan implantCakupan PembinaanCakupan penanggulangan efek samping dan komplikasi yang ringanRujukan100%70%13%9%2%2.5%10%100 %