eyd (format word)

17
I. Pemakaian huruf A. Abjad Indonesia menggunakan 26 huruf yang masing- masing memiliki jenis huruf besar dan kecil. B. Didalam huruf abjad itu terdapat lima huruf vokal, yaitu a, e, i, o, dan u. Tanda aksen é dapat digunakan pada huruf e jika ejaan kata menimbulkan keraguan. Sisanya adalah konsonan sebanyak dua puluh satu, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. 1. Huruf c, q, v, w, x, dan y tidak punya contoh di akhir kata. 2. Huruf x tidak punya contoh di tengah kata. 3. Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu. C. Huruf diftong ada 3, yaitu ai, au, dan oi. D. Gabungan huruf konsonan ada 4, yaitu kh, ng, ny, dan sy. II. Penulisan huruf A. Huruf kapital 1. Huruf pertama kata pada awal kalimat 2. Huruf pertama petikan langsung 3. Huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan

Upload: alex-adipati

Post on 30-Jun-2015

246 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Eyd (Format word)

I. Pemakaian huruf

A. Abjad Indonesia menggunakan 26 huruf yang masing-masing memiliki jenis

huruf besar dan kecil.

B. Didalam huruf abjad itu terdapat lima huruf vokal, yaitu a, e, i, o, dan u. Tanda

aksen é dapat digunakan pada huruf e jika ejaan kata menimbulkan keraguan.

Sisanya adalah konsonan sebanyak dua puluh satu, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m,

n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

1. Huruf c, q, v, w, x, dan y tidak punya contoh di akhir kata.

2. Huruf x tidak punya contoh di tengah kata.

3. Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu.

C. Huruf diftong ada 3, yaitu ai, au, dan oi.

D. Gabungan huruf konsonan ada 4, yaitu kh, ng, ny, dan sy.

II. Penulisan huruf

A. Huruf kapital

1. Huruf pertama kata pada awal kalimat

2. Huruf pertama petikan langsung

3. Huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan

agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan

4. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang

diikuti nama orang (tidak dipakai jika tidak diikuti nama orang)

5. Huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, instansi, atau

tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang (tidak dipakai jika

tidak diikuti nama orang, instansi, atau tempat) huruf pertama nama

jabatan atau instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya

6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang (tidak dipakai pada de, van, der,

von, da, bin, atau binti) huruf pertama singkatan nama orang yang

digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran (tidak dipakai untuk

nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran)

Page 2: Eyd (Format word)

7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa (tidak dipakai

untuk nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk

dasar kata turunan)

8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan unsur-unsur nama

peristiwa sejarah (tidak dipakai untuk peristiwa sejarah yang tidak

digunakan sebagai nama)

9. Huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi dan unsur-unsur nama

geografi yang diikuti nama diri geografi (tidak dipakai untuk unsur

geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi dan nama diri geografi

yang digunakan sebagai penjelas nama jenis) nama diri atau nama diri

geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya

10. Huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga

ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas,

seperti dan, oleh, atau, dan untuk (tidak dipakai untuk kata yang bukan

nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan

nama dokumen resmi)

11. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada

nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi,

dan judul karangan

12. Huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna)

di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas

seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi

awal

13. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang

digunakan dengan nama diri.

14. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang digunakan

dalam penyapaan atau pengacuan (tidak dipakai jika tidak digunakan

dalam pengacuan atau penyapaan)

15. Huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan

Page 3: Eyd (Format word)

16. Huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan, dan misalnya yang

didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan

dengan pernyataan lengkap itu.

B. Huruf miring

1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan

2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata

3. Menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia (Dalam tulisan

tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digarisbawahi)

Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya

diperlakukan sebagai kata Indonesia

C. Huruf tebal

1. Menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang,

daftar pustaka, indeks, dan lampiran

2. Tidak dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,

atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring.

3. Menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang

menyatakan polisemi dalam cetakan kamus

III. Penulisan kata

A. Kata dasar. Ditulis sebagai satu kesatuan

B. Kata turunan

1. Ditulis serangkai dengan kata dasarnya: dikelola, permainan

2. Imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau

mendahuluinya, tapi unsur gabungan kata ditulis terpisah jika hanya mendapat

awalan atau akhiran: bertanggung jawab, garis bawahi

3. Imbuhan dan unsur gabungan kata ditulis serangkai jika mendapat awalan dan

akhiran sekaligus: pertanggungjawaban

Page 4: Eyd (Format word)

4. Ditulis serangkai jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam

kombinasi: adipati, narapidana

5. Diberi tanda hubung jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya

adalah huruf kapital: non-Indonesia

6. Ditulis terpisah jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan

kata yang bukan kata dasar: maha esa, maha pengasih

C. Kata ulang. Ditulis lengkap dengan tanda hubung: anak-anak, sayur-mayur

D. Gabungan kata

1. Ditulis terpisah antarunsurnya: duta besar, kambing hitam

2. Dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur

yang bersangkutan untuk mencegah kesalahan pengertian: alat pandang-dengar,

anak-istri saya

3. Ditulis serangkai untuk 47 pengecualian: acapkali, adakalanya, akhirulkalam,

alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah,

beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa,

dukacita, halalbihalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa,

kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal,

paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan,

saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita,

sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, wasalam

E. Suku kata - Pemenggalan kata

1. Kata dasar

1. Di antara dua vokal berurutan di tengah kata (diftong tidak pernah

diceraikan): ma-in.

2. Sebelum huruf konsonan yang diapit dua vokal di tengah kata: ba-pak.

3. Di antara dua konsonan yang berurutan di tengah kata: man-di.

4. Di antara konsonan pertama dan kedua pada tiga konsonan yang berurutan

di tengah kata: ul-tra.

Page 5: Eyd (Format word)

2. Kata berimbuhan: Sesudah awalan atau sebelum akhiran: me-rasa-kan.

3. Gabungan kata: Di antara unsur pembentuknya: bi-o-gra-fi

F. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali

daripada, kepada, kesampingkan, keluar, kemari, terkemuka

G. Partikel

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya:

betulkah, bacalah

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya: apa pun, satu kali

pun

3. Partikel pun ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya untuk adapun,

andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun,

meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun

H. Singkatan dan akronim

1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan

tanda titik: A.S. Kramawijaya, M.B.A.

2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau

organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis

dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik: DPR, SMA

3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik:

dst., hlm.

4. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf diikuti tanda titik pada setiap huruf:

a.n., s.d.

5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang

tidak diikuti tanda titik: cm, Cu

6. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital: ABRI, PASI

7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan

suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital: Akabri, Iwapi

Page 6: Eyd (Format word)

8. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun

gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf

kecil: pemilu, tilang

I. Angka dan lambang bilangan. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan

atau nomor yang lazimnya ditulis dengan angka Arab atau angka Romawi.

1. Fungsi

1. Menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai

uang, dan (iv) kuantitas,

2. Melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat,

3. Menomori bagian karangan dan ayat kitab suci,

2. Penulisan

1. Lambang bilangan utuh dan pecahan dengan huruf

2. Lambang bilangan tingkat

3. Lambang bilangan yang mendapat akhiran -an

4. Ditulis dengan huruf jika dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, kecuali

jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam

perincian dan pemaparan

5. Ditulis dengan huruf jika terletak di awal kalimat. Jika perlu, susunan kalimat

diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua

kata tidak terdapat pada awal kalimat

6. Dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca bagi bilangan utuh yang

besar

7. Tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di

dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi

8. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat

J. Kata ganti

1. Ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: kusapa, kauberi

Page 7: Eyd (Format word)

2. Ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: bukuku,

miliknya

K. Kata sandang. si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya: sang

Kancil, si pengirim

IV. Penulisan unsur serapan

1. Serapan kata dari bahasa asing ke bahasa Indonesia

2. Serapan akhiran bahasa asing ke bahasa Indonesia

V. Pemakaian tanda baca

A. Tanda titik (.)

1. Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan

2. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar

(tidak dipakai jika merupakan yang terakhir dalam suatu deretan)

3. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan

waktu atau jangka waktu

4. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda

tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka

5. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya (tidak dipakai jika

tidak menunjukkan jumlah)

6. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala

ilustrasi, tabel, dan sebagainya

7. Tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama

dan alamat penerima surat

B. Tanda koma (,)

1. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan

2. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara

berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan

3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu

mendahului induk kalimatnya (tidak dipakai jika anak kalimat itu mengiringi

induk kalimatnya)

Page 8: Eyd (Format word)

4. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat

pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,

meskipun begitu, akan tetapi

5. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang

lain yang terdapat di dalam kalimat

6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat

(tidak dipakai jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda

seru)

7. Dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan

tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan

8. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar

pustaka

9. Dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki

10. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk

membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga

11. Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang

dinyatakan dengan angka

12. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi

13. Dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk

menghindari salah baca

C. Tanda titik koma (;)

1. Dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara

2. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat

yang setara di dalam kalimat majemuk

3. Dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang kompleks

D. Tanda titik dua (:)

Page 9: Eyd (Format word)

1. Dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau

pemerian (tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang

mengakhiri pernyataan)

2. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian

3. Dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam

percakapan

4. Dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat

dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv)

nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan

E. Tanda hubung (-)

1. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian

baris (Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau

pangkal baris)

2. Dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau

akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris (Akhiran -i tidak

dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris)

3. Dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang

4. Dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian

tanggal

5. Dapat dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau

ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata

6. Dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan

huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan

berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap

7. Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing

F. Tanda pisah (_)

Page 10: Eyd (Format word)

1. Dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan

di luar bangun kalimat

2. Dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain

sehingga kalimat menjadi lebih jelas

3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau 'sampai

dengan'

4. Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa

spasi sebelum dan sesudahnya

G. Tanda tanya (?)

1. Dipakai pada akhir kalimat tanya

2. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang

disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya

H. Tanda seru (!)

1. Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah

yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang

kuat

I. Tanda elipsis (....)

1. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus

2. Dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian

yang dihilangkan

3. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat

buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai

akhir kalimat

J. Tanda petik (“....”)

1. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan

tertulis lain

2. Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat

Page 11: Eyd (Format word)

3. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti

khusus

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda

petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada

ujung kalimat atau bagian kalimat

6. Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu

ditulis sama tinggi di sebelah atas baris

K. Tanda petik tunggal (‘....’)

1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain

2. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing

L. Tanda kurung ((....))

1. Mengapit keterangan atau penjelasan

2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok

pembicaraan

3. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan

4. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan

M. Tanda kurung siku ([...])

1. Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada

Kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa

kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli

2. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung

N. Tanda garis miring (/)

1. Dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu

tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim

Page 12: Eyd (Format word)

2. Dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap

O. Tanda penyingkat (‘)

1. Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun