f 21 kebangkitan kaum 99% - ftp.unpad.ac.id filenew york dan chicago. kalau gerak

1
9% 21 SELASA, 18 OKTOBER 2011 TERNASIONAL monstrasi ini juga merupakan bagian dari gerakan “Occupy Wall Street”. MENUNTUT HAK: Seorang demonstan di Kanada menato tubuhnya dengan tulisan menuntut hak berdemonstrasi. Ribuan warga Kanada turun ke jalan untuk mengikuti gerakan Occupy Bay Street, di Toronto, Sabtu (15/10). merasa tidak puas atas kondisi yang ter- jadi di Blok Barat maupun Blok Timur. Hal serupa kini terjadi pada gene- rasi muda saat ini. Hanya, kesenjangan ekonomi merupakan satu-satunya pen- dorong ketidakpuasan tanpa pretensi ideologi. Tim Hardy, penulis blog Beyond Click- tivism, mengaku merasakan antusiasme para demonstran terhadap teori Karl Marx sebagai alat analisis. “Namun, saya tidak pernah mendengar ada yang menyerukan solusi ala Marx. Selain itu, ada perhatian kepada model anarkisme, mungkin karena itu adalah satu-satunya mazhab yang belum pernah dicoba.” Kalau pun ada ideologi, generasi muda masa kini mungkin bisa digolongkan sebagai pengikut (John Maynard) Keynes yang militan. Itu ditandai dengan tuntut- an penggelontoran stimulus oleh negara, penguasaan aset-aset bernilai oleh ne- gara, dan pengendalian arus modal. Meski demikian, perjuangan OWS sejatinya memang tidak dilatarbelakangi suatu ideologi tertentu. Lepas dari ide- logi, para demonstran semakin skeptis terhadap para politikus yang dianggap kehilangan legitimasi dan menyalahgu- nakan mandat rakyat. “Politisi harus terus didesak. Anda tidak bisa berharap mereka akan melakukan tindakan yang benar,” pungkas Kazin. (AP/Reuters/I-2) [email protected] GERAKAN Occupy Wall Street mun- cul di New York, beberapa pekan lalu. Alih-alih mengendur, gerakan tersebut menyebar ke berbagai tempat di dunia. Apa pemicu munculnya gerakan ini? Bagaimana bentuknya di masa depan? Untuk mengetahuinya, Media Indonesia mewawancarai pakar kajian Amerika Serikat dari Universi- tas Indonesia, Suzie Sudarman. Apa yang melatarbelakangi Oc- cupy Wall Street? Jadi begini, AS itu adalah sebuah negara yang didasari believe, keper- cayaan. Kepercayaan mereka adalah individualisme, demokrasi, dan ke- adilan. Dalam kurun waktu tertentu andaikata nilai itu tidak sesuai dengan institusi yang berlaku itu biasanya terjadi moral uprising. Nah, setelah kelihatan Presi- den Barack Obama terjepit dalam usaha meloloskan undang-undang pekerjaan, orang Amerika yang siap melakukan moral uprising itu muncul. Apalagi, anak-anak muda sekarang sulit mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari universitas dan tidak bisa membayar utang yang sebelumnya dipakai untuk membayar biaya perkuliahan. Jadi faktor ekonomi penyebab utamanya? Jelas. Utang AS mencapai US$15 triliun dan defisit setiap tahun sampai 20 tahun mendatang sampai US$1,4 triliun. Saya bersyukur ini muncul se- bab bisa menjadi inspirasi bagi bangsa kita yang harus bergerak melawan kapitalisme yang terlalu tamak. Ada sejumlah pihak yang menya- takan tujuan Occupy Wall Street tidak jelas, pandangan Anda? Lihat proporsi kekayaan di Ame- rika, itu sangat tidak setara antara orang kaya dan orang tidak kaya. Yang membayar pajak tertinggi hanya 400 orang. Asumsinya, orang-orang di luar 400 orang itu adalah mereka yang tidak punya pengaruh dalam sistem politik. Jika menilik ke gejolak di dunia Arab, apakah Occupy Wall Street terinspirasi dari gejolak tersebut? Terinspirasi. Kehidupan di Amerika sekarang sulit sekali, harga makanan mahal, harga pakaian mahal, bisa terasa betul saat Amerika masih lan- car ekonominya dan setelah Amerika mengalami disfungsi. Gerakan ini sudah mulai merebak ke berbagai kota di AS, ke depan akan seperti apa? Kalau dia solid dan membentuk kelompok-kelompok political economy, mungkin mereka merupakan political economy group yang baru. Apakah ini kelompok berwarna atau rainbow co- alition yang menjadi pemicu dan akan menjadi landasan Partai Demokrat untuk menyelamatkan pemerintahan mereka? Itu butuh waktu. Apakah Occupy Wall Street akan menjadi batu sandungan bagi Obama? Kalau dia pandai, dia memfor- mulasikan ini sebagai bagian dari dukungan dia untuk pemilihan. Seperti misalnya FDR (Franklin Delano Roosevelt), dia memakai kelas menengah urban, kaum buruh, imigran, dan warga daerah selatan. Obama harus bisa membuat gerakan ini sebagai daya gerak suatu pemba- ruan yang disebut Clinton, “American dream is under assault.” Inilah bahasa romantik untuk sebuah gerakan. Saya pikir daya romantik itu menjadi daya perekat untuk melakukan suatu pe- rubahan seperti perang Vietnam. Apakah ini bisa dibilang sebagai berakhirnya era kapitalisme? Belum, banyak yang percaya sistem kapitalisme lebih cepat jika diban- dingkan dengan sistem-sistem lain- nya. Jadi jika berpikir ini adalah pemicu rakyat Amerika semua an- tikapitalis itu tidak. Bedanya antara Demokrat dan Republik adalah satunya right-right, lainnya left-right. Semua harus sentris akhirnya tidak ada yang mempertanyakan esensi dasar fondasi ekonomi karena pada dasarnya mereka percaya bahwa me- reka bisa hidup secara ekspresif untuk merealisasikan bakat. Apakah Occupy Wall Street akan berakhir seperti di Yunani? Ini kan menjelang musim dingin di Amerika. Iklim akan sangat dingin di New York dan Chicago. Kalau gerak- an itu mempunyai kontak langsung dengan kelompok-kelompok akar rumput di seputar Asia, saya harap- kan bisa hidup terus semacam anti- globalization protest yang menyebar ke mana-mana dan akhirnya ditangani Institute of Global Justice, misalnya, untuk menimbang ada sesuatu yang tidak benar. (*/I-5) American Dream is Under Assault REUTERS/ JOE SKIPPER AP/ CHRIS YOUNG WAWANCARA

Upload: hoangnhan

Post on 11-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kebangkitan Kaum 99%21 SELASA, 18 OKTOBER 2011Fokus internasional

warga miami: Ribuan warga Miami menggelar demonstrasi Occupy Miami, Sabtu (15/10). Demonstrasi ini juga merupakan bagian dari gerakan “Occupy Wall Street”. menuntut haK: Seorang demonstan di Kanada menato tubuhnya dengan tulisan menuntut hak berdemonstrasi. Ribuan warga Kanada turun ke jalan untuk mengikuti gerakan Occupy Bay Street, di Toronto, Sabtu (15/10).

merasa tidak puas atas kondisi yang ter­jadi di Blok Barat maupun Blok Timur.

Hal serupa kini terjadi pada gene­rasi muda saat ini. Hanya, kesenjangan ekonomi merupakan satu­satunya pen­dorong ketidakpuasan tanpa pretensi ideologi.

Tim Hardy, penulis blog Beyond Click-tivism, mengaku merasakan antusiasme para demonstran terhadap teori Karl Marx sebagai alat analisis. “Namun, saya tidak pernah mendengar ada yang menyerukan solusi ala Marx. Selain itu, ada perhatian kepada model anarkisme, mungkin karena itu adalah satu­satunya mazhab yang belum pernah dicoba.”

Kalau pun ada ideologi, generasi muda masa kini mungkin bisa digolongkan sebagai pengikut (John Maynard) Keynes yang militan. Itu ditandai dengan tuntut­an penggelontoran stimulus oleh negara, pe nguasaan aset­aset bernilai oleh ne­gara, dan pengendalian arus modal.

Meski demikian, perjuangan OWS sejati nya memang tidak dilatarbelakangi suatu ideologi tertentu. Lepas dari ide­logi, para demonstran semakin skeptis terhadap para politikus yang dianggap kehilangan legitimasi dan menyalahgu­nakan mandat rakyat. “Politisi harus terus didesak. Anda tidak bisa berharap mereka akan melakukan tindakan yang benar,” pungkas Kazin. (AP/Reuters/I­2)

[email protected]

GeRAKAN Occupy Wall Street mun­cul di New York, beberapa pekan lalu. Alih­alih mengendur, gerak an tersebut menyebar ke berbagai tempat di dunia. Apa pemicu munculnya gerakan ini? Bagaimana bentuknya di masa depan? Untuk mengetahuinya, Media Indonesia mewawancarai pakar kajian Amerika Serikat dari Universi­tas Indonesia, Suzie Sudarman.

Apa yang melatarbelakangi Oc-cupy Wall Street?

Jadi begini, AS itu adalah sebuah negara yang didasari believe, keper­cayaan. Kepercayaan mereka adalah individualisme, demokrasi, dan ke­adilan. Dalam kurun waktu tertentu andaikata nilai itu tidak sesuai dengan institusi yang berlaku itu biasanya terjadi moral uprising.

Nah, setelah kelihatan Presi­den Barack Obama terjepit dalam usaha meloloskan undang­undang pekerjaan, orang Amerika yang siap melakukan moral uprising itu muncul. Apalagi, anak­anak muda sekarang sulit mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari universitas dan tidak bisa membayar utang yang sebelumnya dipakai untuk membayar biaya perkuliahan.

Jadi faktor ekonomi penyebab utamanya?

Jelas. Utang AS mencapai US$15 triliun dan defisit setiap tahun sampai 20 tahun mendatang sampai US$1,4 triliun. Saya bersyukur ini muncul se­bab bisa menjadi inspirasi bagi bangsa kita yang harus bergerak melawan kapitalisme yang terlalu tamak.

Ada sejumlah pihak yang menya-takan tujuan Occupy Wall Street tidak jelas, pandangan Anda?

Lihat proporsi kekayaan di Ame­rika, itu sangat tidak setara antara orang kaya dan orang tidak kaya. Yang membayar pajak tertinggi hanya 400 orang. Asumsinya, orang­orang di luar 400 orang itu adalah mereka yang tidak punya pengaruh dalam sistem politik.

Jika menilik ke gejolak di dunia Arab, apakah Occupy Wall Street terinspirasi dari gejolak tersebut?

Terinspirasi. Kehidupan di Amerika sekarang sulit sekali, harga makanan mahal, harga pakaian mahal, bisa terasa betul saat Amerika masih lan­car ekonominya dan setelah Amerika mengalami disfungsi.

Gerakan ini sudah mulai merebak ke berbagai kota di AS, ke depan akan seperti apa?

Kalau dia solid dan membentuk kelompok­kelompok political eco nomy, mungkin mereka merupakan political economy group yang baru. Apakah ini kelompok berwarna atau rainbow co-alition yang menjadi pemicu dan akan menjadi landasan Partai Demokrat untuk menyelamatkan pemerintahan mereka? Itu butuh waktu.

Apakah Occupy Wall Street akan menjadi batu sandungan bagi Obama?

Kalau dia pandai, dia memfor­mulasikan ini sebagai bagian dari dukungan dia untuk pemilihan. Seperti misalnya FDR (Franklin Delano Roosevelt), dia memakai

kelas menengah urban, kaum buruh, imigran, dan warga daerah selatan. Obama harus bisa membuat gerakan ini sebagai daya gerak suatu pemba­ruan yang disebut Clinton, “American dream is under assault.” Inilah bahasa romantik untuk sebuah gerakan. Saya pikir daya romantik itu menjadi daya perekat untuk melakukan suatu pe­rubahan seperti perang Vietnam.

Apakah ini bisa dibilang sebagai berakhirnya era kapitalisme?

Belum, banyak yang percaya sistem kapitalisme lebih cepat jika diban­dingkan dengan sistem­sistem lain­nya. Jadi jika berpikir ini adalah pemicu rakyat Amerika semua an­tikapitalis itu tidak. Bedanya antara Demokrat dan Republik adalah satunya right-right, lainnya left-right.

Semua harus sentris akhirnya tidak ada yang mempertanyakan esensi dasar fondasi ekonomi karena pada dasarnya mereka percaya bahwa me­reka bisa hidup secara ekspresif untuk merealisasikan bakat.

Apakah Occupy Wall Street akan berakhir seperti di Yunani?

Ini kan menjelang musim di ngin di Amerika. Iklim akan sangat dingin di New York dan Chicago. Kalau gerak­an itu mempunyai kontak langsung dengan kelompok­kelompok akar rumput di seputar Asia, saya harap­kan bisa hidup terus semacam anti-globalization protest yang menyebar ke mana­mana dan akhirnya ditangani Institute of Global Justice, misalnya, untuk menimbang ada sesuatu yang tidak benar. (*/I­5)

American Dream is Under Assault

REUTERS/ JoE SkippER ap/ ChRiS YoUng

WAWANCARA