factor analysis affecting the cause of maternal …

15
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL DEATH IN PADANG CITY 2017 Nursal Asbiran 1 Miftah Amalia Yasti 2 Silvia 3 1,2,3 STIKes Fort De Kock Bukittinggi [email protected] Submitted: 29-11-2017, Reviewer: 05-01-2018, Accepted: 17-10-2018 ABSTRAK Angka Kematian Ibu Kota Padang tahun 2016 ada 10 kematian maternal disebabkan 3 kasus perdarahan, 2 infeksi serta 5 Hipertensi Dalam Kehamilan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor apa saja yang Mempengaruhi Penyebab Kematian Maternal di kota Padang tahun 2017. Penelitian bersifat Mixed Metodes dengan design sequential explanatory design dilakukan tanggal 16 Juni sampai 15 Juli 2017 di wilayah kerja Puskesmas se-Kota Padang, DKK Padang dan KUA Kuranji. Sampel berjumlah 49 orang terdiri dari 42 responden dan 7 informan.Pengolahan dan analisis kuantitatif dengan univariat, bivariat dan multivariat sedangkan kualitatif yaitu reduksi data, kategorisasi dan sintesisasi dituangkan bentuk matriks dan diuraikan bentuk narasi. Hasil penelitian tingkat pendidikandan tindakan 7T bidan memiliki hubungan pada kematian maternal. Variabel yang paling berpengaruh adalah tindakan 7T bidan.Disimpulkan Input, determinanjauh berupa pendidikan berhubungan terhadap kematian maternal. Proses, determinan antara semua program KIA dan KUA belum berjalan maksimal. Output, determinan dekat semua faktor resiko terjadi karena kualitas pelayanan yang diberikan belum optimal. Diharapkan Puskesmas menjalankan semua program KIA secara maksimal dan adanya Kerjasama lintas sektor dengan KUA. Kata Kunci: Angka Kematian Ibu, Penyebab Kematian Maternal, ANC, KIA, KUA ABSTRACT Maternal Mortality Rate of Padang in 2016 there are 10 maternal deaths due to 3 cases of bleeding, 2 infections and 5 Hypertension in Pregnancy. The purpose of this research is to know the Factors influencing the cause of Maternal Death in Padang city in 2017. The research is Mixed Metodes with design sequential explanatory design done on June 16 until July 15, 2017 in working area of Puskesmas as Padang City, DKK Padang and KUA Kuranji. The sample consisted of 49 people consisting of 42 respondents and 7 informants. Processing and quantitative analysis with univariate, bivariate and multivariate while qualitative data reduction, categorization and sintesisasi poured form of matrix and described form of narration. The results of research on the level of education and action of midwife 7T have a relationship to maternal deaths. The most influential variable is the midwife's 7T. Concluded Input, the remote determinant of education related to maternal deaths. The process, the determinant between all KIA and KUA programs has not been maximized. Output, a close determinant of all risk factors occurs because the quality of service provided is not optimal. Puskesmas is expected to run all KIA programs maximally and there is a cross-sectoral Cooperation with KUA Keywords : Maternal Mortality Rate, Cause of Maternal Death, Antenatal Care,Health Of Both Mother And Child, Ministry Of Religion . 155

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNALDEATH IN PADANG CITY 2017

Nursal Asbiran1 Miftah Amalia Yasti2 Silvia3

1,2,3 STIKes Fort De Kock [email protected]

Submitted: 29-11-2017, Reviewer: 05-01-2018, Accepted: 17-10-2018

ABSTRAKAngka Kematian Ibu Kota Padang tahun 2016 ada 10 kematian maternal disebabkan 3 kasusperdarahan, 2 infeksi serta 5 Hipertensi Dalam Kehamilan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahuiFaktor-Faktor apa saja yang Mempengaruhi Penyebab Kematian Maternal di kota Padang tahun 2017.Penelitian bersifat Mixed Metodes dengan design sequential explanatory design dilakukan tanggal 16Juni sampai 15 Juli 2017 di wilayah kerja Puskesmas se-Kota Padang, DKK Padang dan KUA Kuranji.Sampel berjumlah 49 orang terdiri dari 42 responden dan 7 informan.Pengolahan dan analisis kuantitatifdengan univariat, bivariat dan multivariat sedangkan kualitatif yaitu reduksi data, kategorisasi dansintesisasi dituangkan bentuk matriks dan diuraikan bentuk narasi. Hasil penelitian tingkatpendidikandan tindakan 7T bidan memiliki hubungan pada kematian maternal. Variabel yang palingberpengaruh adalah tindakan 7T bidan.Disimpulkan Input, determinanjauh berupa pendidikanberhubungan terhadap kematian maternal. Proses, determinan antara semua program KIA dan KUAbelum berjalan maksimal. Output, determinan dekat semua faktor resiko terjadi karena kualitaspelayanan yang diberikan belum optimal. Diharapkan Puskesmas menjalankan semua program KIAsecara maksimal dan adanya Kerjasama lintas sektor dengan KUA.

Kata Kunci: Angka Kematian Ibu, Penyebab Kematian Maternal, ANC, KIA, KUA

ABSTRACTMaternal Mortality Rate of Padang in 2016 there are 10 maternal deaths due to 3 cases of bleeding, 2infections and 5 Hypertension in Pregnancy. The purpose of this research is to know the Factorsinfluencing the cause of Maternal Death in Padang city in 2017. The research is Mixed Metodes withdesign sequential explanatory design done on June 16 until July 15, 2017 in working area of Puskesmasas Padang City, DKK Padang and KUA Kuranji. The sample consisted of 49 people consisting of 42respondents and 7 informants. Processing and quantitative analysis with univariate, bivariate andmultivariate while qualitative data reduction, categorization and sintesisasi poured form of matrix anddescribed form of narration. The results of research on the level of education and action of midwife 7Thave a relationship to maternal deaths. The most influential variable is the midwife's 7T. ConcludedInput, the remote determinant of education related to maternal deaths. The process, the determinantbetween all KIA and KUA programs has not been maximized. Output, a close determinant of all riskfactors occurs because the quality of service provided is not optimal. Puskesmas is expected to run allKIA programs maximally and there is a cross-sectoral Cooperation with KUA

Keywords : Maternal Mortality Rate, Cause of Maternal Death, Antenatal Care,Health Of Both MotherAnd Child, Ministry Of Religion

.

155

Page 2: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

PENDAHULUAN

Angka Kematian ibu di Indonesiamencapai 228/100.000 kelahiranhidup.Angka ini jauh lebih tinggidibandingkan Vietnam yaitu 59/100.00kelahiran hidup, dan Cina 37/100.000kelahiran hidup.Ini menempatkan Indonesiasebagai salah satu negara dengan angkakematian Ibu tertinggi di Asia, tertinggi ke-3 di kawasan ASEAN dan ke -2 tertinggi dikawasan SEAR. (WHO, 2013).

Angka Kematian Ibu (AKI) diIndonesia tahun 2012 adalah 359/100.000kelahiran hidup, sedangkan pada tahun2010 diketahui bahwa AKI di Indonesiasebesar 214/100.000 kelahiran hidup dantahun 2008 adalah 228/100.000 kelahiranhidup. Angka kematian Ibu di SumateraBarat pada tahun 2012 adalah 104/100.000kelahiran hidup dan pada tahun 2011 adalah129/100.000 kelahiran hidup (SurveiDemografi dan Kesehatan Indonesia,2012).

McCarthy dan Maine (1992)mengemukakan adanya 3 faktor yangberpengaruh terhadap proses terjadinyakematian maternal. Proses yang palingdekat terhadap kejadian kematian maternal,disebut sebagai determinan dekat yaitukehamilan itu sendiri dan komplikasi yangterjadi dalam kehamilan, persalinan danmasa nifas (komplikasi obstetri).

Determinan dekat secara langsungdipengaruhi oleh determinan antara yaitustatus kesehatan ibu, status reproduksi,akses ke pelayanan kesehatan, perilakuperawatan kesehatan / penggunaanpelayanan kesehatan dan faktor – faktorlain yang tidak diketahui atau tidak terduga.

Determinan jauh yang akanmempengaruhi kejadian kematian maternalmelalui pengaruhnya terhadap determinanantara, yang meliputi faktor sosio – kulturaldan faktor ekonomi, seperti status wanitadalam keluarga dan masyarakat, status

keluarga dalam masyarakat dan statusmasyarakat.

Tergambar bahwa penyebab terjadinyakematian ibu diantaranya disebabkan oehperdarahan dan preeklampsia didapatkanpada saat dilakukan diskusi kelompokterarah (Fokus Group Discussion /FGD)pada kegiatan posyandu pada tanggal 6 Mei2017 di Padang Sarai ternyata hal inidisebabkan oleh pernikahan pada usia dini,dikarena banyaknya status perekonomiankeluarga yang masih relatif rendah yangumumnya mereka bekerja sebagai nelayan,tani dan masih banyak sebagai Ibu RumahTangga, disamping itu masih banyaknyapasangan menikah dengan statuspendidikan berada pada strata SekolahMenengah Pertama (SMP). PUS denganjumlah paritas yang lebih dari 3 bahkan adasampai 9 orang sehingga karena hal ini paraorangtua banyak yang melepaskan anaknyauntuk menikah lebih cepat pada usiadibawah 20 tahun, alasan berparitas banyakadalah karena suami tak mendukung untukmenggunakan KB pada istrinya.

Menurut Profil Kesehatan Indonesiatahun 2013, Provinsi Sumatra Barat sesuaidata Ditjen Bina Gizi dan KIA, KemenkesRI 2014, menduduki posisi ke- 11 terendahdari 33 provinsi yang ada di Indonesiadengan tingginya Angka Kematian Ibu.Kasus kematian ibu di Kota Padang daritahun 2011 sampai 2015 mengalamikenaikan pada 5 tahun terakhir yaitu 16sampai 15 kematian ibu dan naik padatahun 2015 naik menjadi 17 kematian ibu.(Profil Kesehatan Kota Padang,2015).

Kota Padang memiliki 22 puskesmasmasih banyak memiliki angka kematian ibuyang tinggi serta dari laporan DKK Padangtahun 2016 diketahui penyebab kematianmaternal banyak disebabkan oleh penyebabLangsung kematian maternal berupaPerdarahan dan PEB serta Infeksi, sehinggaAKI bisa diminimalisir maka peneliti

156

Page 3: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

tertarik untuk melakukan penelitianmengenai“Analisis Faktor yangMempengaruhi Penyebab KematianMaternal di Kota Padang Tahun 2017”

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dengan metodepenelitian kombinasi, dengan desainsequential explanatory design (urutanpembuktian). Penelitian kuantitatif adalahdengan desain case control denganmenggunakan kuisioner. Sedangkanpenelitian kualitatif dengan melakukanwawancara mendalam atau interviewterhadap informan.Pengolahan dataKuantitatif diolah secara komputerisasi.Analisis Data yaitu analisa univariat,Analisa Bivariat dan analisamultivariat.Sedangkan pada kualitatif Datayang telah dikumpulkan dari informan atauHasil yang diperoleh dituangkan kedalambentuk matriks. Data yang terkumpuldikelompokkan sesuai dengan kategori dantujuan penelitan dan setelahnya dilakukananalisis isi.Hasil yang telah diringkas ke

dalam bentuk matriks diuraikan kembali kedalam bentuk narasi untuk kemudiandilakukan konseptualisasi dan konfigurasidata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Tabel 1 terlihat bahwa tingkatpendidikan ibu pada kelompok kasus ada 3ibu (42.9%) memiliki tingkat pendidikanrendah dan pada ibu kontrol ada 9 ibumemiliki tingkat pendidikan rendah(25.7%). Dimana tingkat rendah ini adalahibu tidak menamatkan pendidikan SMU

157

Page 4: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

Pada Tabel 2 terlihat bahwa standarasuhan 7 T ANC oleh bidan kepada ibukasus adalah 6 ibu (85.7%) pada saat ANCmendapatkan tindakan 7T yang tidaklengkap. Sedangkan dari 35 ibu padakontrol ada 18 ibu (51.4%) tidak lengkapmendapatkan standar asuhan 7T ANC aribidan.Pada Tabel 3 terlihat dari 12 respondenyang berpendidikan rendah ada 3 ibu (25%)yang mengalami kematian maternal serta dari30 responden yang berpendidikan tinggi ada 4ibu (13.3%) mengalami kematian maternal. Pada tabel 3 menunjukkan hasil analisisbivariat dengan uji Chi-Square didapatkanρ value 0.038 < 0.05 artinya terdapathubungan yang signifikan antara tingkatpendidikan ibu dengan kematian maternaldi kota Padang Tahun 2017. Nilai ORdidapatkan sebesar 2.167 yang berarti ibuyang memiliki pendidikan rendahberpeluang 2 kali mengalami kematianmaternal. Pada tabel 4 menunjukkan hasilanalisis bivariat dengan uji Chi-Squaredidapatkan ρ Value 0.020 < 0.05 artinyaterdapat hubungan yang signifikan antaratindakan 7T bidan dengan kematianmaternal di kota Padang Tahun 2017. NilaiOR didapatkan sebesar 5.667 yang berartiibu yang tidak lengkap mendapatkantindakan 7T dari bidan berpeluang 5 kalimengalami kematian maternal dibandingibu yang lengkap mendapatkan tindakan 7Tdari bidan.

Analisis Multivariat Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan

variabel yang paling berpengaruh terhadapkematian maternal di kota Padang tahun2017 adalah Tindakan 7T Bidan pada ibudengan nilai ρValue paling rendah yaitu0.008 dengan OR 12.743 dengan rentang CI95% (0.737 – 220.296) berarti tindakan 7Tbidan mempunyai peluang 12 kali penyebabkematian maternal dibanding ibu yangmengalami status anemia.

Kualitatif

Input “bagaimana dengan daerahlingkungan kita ini memastikanpelayanan sudah berkualitas ada tidakdalam mencapai kebijakan kesehatandalam penurunan angka kematian ibudan bagaimana cara auditnya?”Adastandar ukurnya ,ini ada standar terbaruANC ,SPF terbaru menurut kemenkes RI2016 sampai dipandu apa itu,SOP nyabagaimana pencapaian kinerjanya, sayarasa semua puskesmas sama.”(inf-2R)

“mungkin dari tingkat pengetahuan ibudan sistem pelayanan kita yangberkesinambungan yang belummaksimal...kendala nya mungkin daripengetahuan ibu maka nya kita selaluwanti-wanti untuk melakukan kelas ibuhamil, diposyandu seandainya ibu nyatidak ada ,melakukan kunjangan kita akanlakukan kunjungan rumah.”(inf-3A).

158

Page 5: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

“Dinas kesehatan kota padangkhususnya kesehatan KIA, program inimengacu pada pemerintah pusat programKIA ini mengacu ke program kesehatanbumil mulai dari anc, kemudan persalinanatau 58 langkah persalinan, program ibunifas seperti KN1 sampai KN3, kunjunganneonatal ada standarnya anc juga adastandar sesuai dengan standar dalamacuan, program pemerintah pusat yangkita lakukan di kota padang. Sudahdilaksanakan di kota padang. Kemudianada program kesehatan anak termasuk bbl,baduta, balita, anak pra sekolah kalaudisni lengkap ada uksnya,terkait dengankematian ibu dan anak tentunya programKIA juga sudah ada kegiatan yangdilakukan untuk itu, contohnya auditperinatal yang dilakukan setiap tahunnyapertemuan manual rujukan yangpertemuannya dilakukan setiap tahunnya.Kemudian ada pelatihan-pelatihan yangmendukung program tersebut adapelatihan APN, poned 2015, manajemenasfiksia 2016, APN 2017 sudah selesai, inidalam rangka penurunan angka kematianibu dan bayi....kalau penyebab langsungkematian ini ada HPP, eklampsia, infeksiitu bagian dari penyebab langsung, tapifactor penyebab dari ibu hamil inikanbanyak yaitu kemauan, pendidikan,lingkungan seperti ibu hamil yangberpindah-pindah tempat tinggal. Itulahyang menjadi kendalanya”(inf-6P)

Berdasarkan hasil wawancara sebagianbesar informan mengatakan bahwakebijakan sudah diatur dan ditetapkanlangsung oleh pemerintah, namunpenjalanan program dari masing-masingpuskesmas belum memberikan pelayananyang maksimal. Salah satu kendala terkaitpelaksanaan program yang belum tercapaikarena pengetahuan ibu, kemauan,pendidikan ibu serta lingkungan ibu yangberpindah-pindah menyebabkan perilaku

kesehatan ibu belum bisa dikatakan sadarkesehatan.

a. Proses“bagaimana gambaran secara umum ibuhamil diwilayah yang ibuk bina apakahsering berkonsultasi dengan ibuk ,masihbanyakah pernikahan dini atau dibawah20tahun dan berparitas banyak serta jarakkehamilan yang dekat? “kalau untuk pernikahan dini dikatakantidak ada ,dia ada .tapi dikatakan banyakdia tidak banyak hanya beberapa persensekitar 5 persen lah kalu kita cakupkan dankita kumulatifkan dengan rata-rata umuribu hamil. Dengan paritas yang banyakmasih banyak..” (inf-1R)

“gambaran umum ibu hamil di daerahyang saya bina,rata-rata sasaran kita 1tahun itu sekitar 212 ibu hamil selamasetahun. Itu konsultasi nya bukan hanya kepembina wilayah ,kita didaerah perkotaanini perkelurahan itu nama nya pembinawilayah, jadi untuk konsultasi itu kita adakunjungan rumah dan juga kita di kotapadang ada konsultasi nya ke BPM, kepuskesmas atau ke PUSTU dan secaraumumnya kita pantau perkembanganyabaik dari segi resti nya,kalau untukpernikahan dini mungkin tidak terlalubanyak di perkotaan umumnya menikahdiatas 20 tahun. Kemudian yang berparitasbanyak rata-rata 2 sampai 3 lebih banyakkurang lebih dari 4 mungkin termasukjarang.”(inf-3A)

“2017 ini ada program dari kemenagyang kerjasama dengan dinas kesehatan.Sudah ada skrining atau kursus catin.Kalau biasanya kursus catin ini materinya1x, sekarang 3x 8jam, kursus catin akandilaksanakan dikota padang leeadernyadepag”(inf-6P)

Berdasarkan hasil wawancara sebagianbesar informan mengatakan bahwa masihadanya ibu dengan resiko tinggi (resti) baik

159

Page 6: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

itu ibu dengan kehamilan karena terlalumuda karena masih adanya pernikahandibawah umur 20tahun, ada ibu restidengan kehamilan terlalu tua karena hamildiatas umur produktif (lebih dari 35tahun),masih ada ibu resti dengan jarak kehamilansebelumnya yang masih dekat atau kurangdari 2tahun atau <24bulan. Dan masihadanya ibu resti dengan terlalu banyaknamun rata-rata berparitas 2-3 orang.

b. Output“bagaimana penilaian ibuk terhadapkasus kematian maternal tersebut?”“kematian maternal tersebut ada 4 Faktorada 4 T nya ,kalau perkotaan 4 T terlambatkarna tidak ada transportasikan itutidak,dia kan ada faktor individunya adadari faktor tenaga kesehatannya ada daritempat pelayanan,kalau dari faktorindividu kita tingkatkan penyuluhan.Faktor resiko nya seperti ibu hamil restikita dampingi .sistem rujukan sesuai,yangmasalah nya kematian ibu diperkotaan kanbanyak di rumah sakit itu yang terlambat.Apakah penanganan di rumah sakit yangterlambat.Tapi bagaimana pun rumah sakitkita lihat lagi kebelakang apakah ANC nyamasih kurang berkualitas.”(inf-2R)“Mungkin dari lintas sektoral dikatakantidak ada mungkin ada ,tapi untuk kontiniunya secara berkelanjutan itu yang masihsusah kita lakukan walaupun gerakansayang ibu sudah terbentuk tapi tidakberjalan sebagaimana mestinya,Belumoptimal .”(inf-1R) “Kalau 2 kematian tahun 2016 itu terjadidi rumah sakit, nah kemudian kalaukewajiban kita dalam rangka peningkatankesejahteraan dan kesehatan ibu khususnyaibu hamil dan ibu bersalin kita punyaprogram KIA contahnya banyak dimulaidari ibu hamil sampai pada nanti ibu itunifas. Untuk pelaksaan hal itu oleh bidanpada puskesmas ambacang. Masing masing

kelurahan itu kita ada pembina wilayaholeh bidan. Kita juga punya beberapabidan praktek mandiri, yang penting bagikita bagaimana memberikan kualitaspelayanan pada ANC kemudian persalinan.Kalau kita dipuskesmas ambacang bisa kitaukur bahwa kita telah melaksanakan yang10 T itu, yang kita permasalahkansekarang kalau untuk khusus di puskesmasambacang adalah kualitas pelayanan padabidan praktik mandiri. Kadang kadangmereka tidak sepenuhnya melaksanakanANC yang standartnya 10 T. Kemudianjuga kopentensi mereka, perlengkapansegala macam karena pada saat kitamengadakan supervisi oleh bidankoordinator ada beberapa item yang perludisikapi yang kadang sampai batas akhirkita melaksanakan supervisi belum merekalaksanakan. Jadi salah satu pendarahan itubisa disebabkan kematian maternal 2016itu disebabkan oleh HPP. HPP itupenyebabnya salah satunya bisa karnaanemi. Anemi itu tindakan kita salahsatunya adalah harus pemeriksaan laborpada masa kehamilan. Itu pada bidanpraktek mandiri, ini yang jarang merekalakukan. Nah seharusnya kalau merekatidak punya alat itu mereka bisa koordinasidengan puskesmas dengan menganjurkanibu hamil itu datang ke puskesmas,khususnya untuk pemeriksaan labor. Kitamelayani kok menyiapkan pemeriksaan itudipuskesmas. Nah inilah yang belummaksimal untukdijalankan......kejadiaannya di rumah sakit,rujukan kita berjalan barangkali itupenanganan ya tapi itu tergantung lagi iyatapi itu kita tidak punya hak untuk menilaiitu, kita tidak bisa menilai karena kitakewajiban kita melaksanakan 10 T, rujukansampai dengan kelurahan siaga, sampaiprogram p4K, kelas ibu hamil kitajalankan.”(inf-5A)

160

Page 7: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

“kalau penyebab langsung kematian iniada HPP, eklampsia, infeksi itu bagiandari penyebab langsung, tapi factorpenyebab dari ibu hamil inikan banyakyaitu kemauan, pendidikan, lingkunganseperti ibu hamil yang berpindah-pindahtempat tinggal. Itulah yang menjadikendalanya”(inf-6P)

Berdasarkan hasil wawancara sebagianbesar informan mengatakan bahwapenyebab kejadian kematian maternalterlambat penanganan dan terlambatpemantauan di Rumah Sakit namun bisakarena kebelakangnya pelayanan ANCyang belum berkualitas karena masihbanyaknya pemberi layanan tidakmenerapkan 10T dalam ANC.

Hal ini juga dipicu karena GSI yangjuga belum maksimal sehinggaketerlambatan dalam rujukan bisa terjadi.Ditambah untuk pelayanan kedepannyaatau untuk kontiniu nya secaraberkelanjutan susah dilaksanakan disinibisa dinilai continuum of care belummaksimal ada di masing-masingpuskesmas. “Pak bagaiman di daerah bapak inimenikah dibawah umur 20 tahun pak?”“...Masyarakat dia masih meyakini fikihmunafaat dia belum seratus persen belimmeyakini undang-undang no 1 tahun 1974.Kalau seandainya meyakini undang-undang itu ini tidak akan terjadipernikahan dibawah umur,tapi dia masihmenerapkan fikih munafaat di benak nya.Karna katanya fikih munafaat tidak adahalangan menikah dibawah umuritu ,hanya jika kalau laki-laki itu dibatasumurnya adalah bermimpi,kalauberperempuan kedatangan bulan. Itu bagifikih munakaat yang umumnya dikuasaioleh masyarakat muslim pada umumnya.Kalau undang-undang no 1 tahun 1974tidak boleh menikah selain daripada yangditentukan oleh undang-undang no 1 tahun

1974 itu yaitu yang pertama laki-laki harusberumur 19 tahun dan perempuan harusyang berumur 16 tahun. Tidak boleh yaitutidak boleh melebihi umur yang ditetapkanundang-undang no 1 tahun 1974 danKHI.Kalau seandai dia laki-laki berumur17 tahun kebawah itu sudah dikatakanpernikahan dini begitu juga perempuankalau dibawah 15 tahun itu sudahpernikahan dibawah umur.Masyarakat initidak tahu membedakan yang dua ini diaberpedoman pada kehendak nafsunya diatidak mengetahui seluk beluk undang-undang tahun 1974. Dan datang orang itukesini sudah banyak tapi tidakditerima,tidak kami terima orang yangnikah dibawah umur itu. Kenapa karenakami yang kenak,maka kami tolak lah makadia harus pergi kepengadilan untuk mintakrekomendasi,maka dia baru bisa datangkesini....”(inf-7K)

Berdasarkan hasil wawancara tersebutdapat disimpulkan bahwa penyebabkejadian kematian maternal Pada KUAhubungannya dengan adanya pernikahan dibawah umur 20tahun yaitu dengan adanyakebijakan UU No.1 Tahun 1974 tentangpernikahan yang mengatur usia pernikahanmasih adanya masyarakat yang menikahberpedoman pada fikih munafaat yang tidakada halangan untuk menikah dibawah umurtersebut, mereka dinikahkan setelahmendapatkan surat rekomendasi dan suratdispensasi dari pengadilan agama sertabelum adanya tenaga kesehatan dari DKKataupun nakes Puskesmas dalam pemaparanmateri pernikahan dan materi reproduksiuntuk para calon pengantin.

PembahasanAnalisa Univariat

1. Inputa. Determinan jauh

Berdasarkan hasil wawancara tersebutdapat disimpulkan bahwa kebijakan sudah

161

Page 8: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

diatur dan ditetapkan langsung olehpemerintah, namun penjalanan program darimasing-masing puskesmas belummemberikan pelayanan yangmaksimal.Salah satu kendala terkaitpelaksanaan program yang belum tercapaikarena pengetahuan ibu, kemauan,pendidikan ibu serta lingkungan ibu yangberpindah-pindah menyebabkan perilakukesehatan ibu belum bisa dikatakan sadarkesehatan.Pada KUA juga sudah adakebijakan yang mendasar yaitu adanyaUndang-Undang No 1 tahun 1974 yangmengatur tentang pernikahan.

Pada Tabel 1 terlihat bahwa tingkatpendidikan ibu pada kasus dan kontrolkematianmaternal di Kota Padangtahun2017adalahdari 42 ibu 12 (28.6%)ibu dengan tingkat pendidikan rendah.

Hal ini sejalan dengan Hasil PenelitianNurul Aeni tahun 2013 tentang Faktorresiko kematian ibu menunjukkan bahwaFaktor nonmedis yang mempengaruhikematian ibu secara tidak lang sungadalah kondisi ekonomi, sosial, dan budayadi lingkungan tempat tinggal ibuhamil.Pada penelitian ini, determinan jauhyang meliputi tingkat pendidikan, statuspekerjaan, dan pendapatan keluarga tidakberhubungan dengan kematian ibu. Hasiltersebut berbeda dengan hasil penelitiansebelumnya di Provinsi Nusa Tenggaradimana faktor sosial ekonomi dandemografi, seperti kemiskinan, tingkatpendidikan yang rendah, budaya, biasgender dalam masyarakat, dan keluargaserta lokasi tempat tinggal yang terpencilmenyebabkan AKI yang tinggi di daerahtersebut.Persebaran kematian ibu diKabupaten Pati menunjukkan bahwajumlah kematian ibu terbanyak tidak terjadidi kecamatan dengan persentasekemiskinan tertinggi. Hal tersebutmengindikasikan bahwa kemiskinan bukanfaktor penyebab kematian ibu di Kabupaten

Pati. Program Jaminan Persalinan(Jampersal) menyebabkan aksespemeriksaan kehamilan dan persalinan ditenaga kesehatan terbuka bagi keluargamiskin. Pada penelitian didapatkan masing-masing puskesmas sudah menjalankanprogram KIA sesuai standarnya. Jika adakasus rujukan, maka bidan di puskesmasseandainya kasus sudah ditangani di rumahsakit, nakes dipuskesmas akan memintasurat rujukan balik dari rumah sakit kepadapasien. Puskesmas tidak menelantarkanakan hal rujukan balik dari rs

ProsesDeterminan AntaraProgram KIA

Berdasarkan hasil wawancara tersebutdapat disimpulkan bahwa masih adanya ibudengan resiko tinggi (resti) baik itu ibudengan kehamilan karena terlalu mudakarena masih adanya pernikahan dibawahumur 20tahun, ada ibu resti dengankehamilan terlalu tua karena hamil diatasumur produktif (lebih dari 35tahun), masihada ibu resti dengan jarak kehamilansebelumnya yang masih dekat atau kurangdari 2tahun atau <24bulan. Dan masihadanya ibu resti dengan terlalu banyaknamun rata-rata berparitas 2-3 orang. PadaDinas Kesehatan Kota Padang itu sudahdirencanakan program lintas sektor denganDepartemen Agama dalam upayapenekanan 3Terlalu ini berupa atau kursuscatin yang akan diadakan 3x8jam untukcalon pasangan yang akan menikah.

Pada Tabel 5.2 terlihat bahwa tindakan7 T ANC oleh bidan kepada ibu kasus dankontrol kematian maternal di Kota Padangtahun 2017 adalah dari 42 ibu ada 24 ibu(57.1%) tidak lengkap mendapatkantindakan 7T Bidan.

Hasil Penelitian Rahma Kusuma PW,Anneke Suparwati, Putri Asmita W tahun2016 menunjukkan bahwa Dalam

162

Page 9: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

pemberian pelayanan Antenatal Care bidanbelum sepenuhnya melaksanan pelayananAntenatal Care Terpadu atau 11 T masihada beberapa pemeriksaan yang tidakdilakukan oleh bidan seperti tidak selaludilakukannya KIE efektif hal inidikarenakanterbatasnya tenaga dan waktu.Banyaknya ibu hamil yang berkunjungtapi tidak diimbangi dengan terbatasnyajumlah sumber daya manusia yangmelakukan pelayanan ANC membuat bidanterkadang lupa untuk memberikan KIEefektif kepada ibu hamil.

Pemeriksaan antenatal adalahpemeriksaan kehamilan yang dilakukanuntuk memeriksa keadaan ibu dan janinnyasecara berkala, yang diikuti dengan upayakoreksi terhadap penyimpangan yangditemukan. Pemeriksaan antenataldilakukan oleh tenaga kesehatan yangterlatih dan terdidik dalam bidangkebidanan, yaitu bidan, dokter dan perawatyang sudah terlatih. Tujuannya adalahuntuk menjaga agar ibu hamil dapat melaluimasa kehamilan, persalinan dan nifasdengan baik dan selamat. Pemeriksaanantenatal dilakukan minimal 4 kali selamakehamilan, dengan ketentuan satu kalipada trimester pertama (usia kehamilansebelum 14 minggu), satu kali selamatrimester kedua (antara 14 sampai dengan28 minggu), dan dua kali selama trimesterketiga (antara minggu 28 s/d 36 minggu dansetelah 36 minggu). Pemeriksaan antenataldilakukan dengan standar ‘5 T’ yangmeliputi 1) timbang berat badan, 2) ukurtekanan darah, 3) ukur tinggi fundus uteri,4) pemberian imunisasi tetanus toksoid, dan5) pemberian tablet tambah darah 90 tabletselama hamil. (McCarthy dan Maine ,1992)

Menurut asumsi peneliti kualitaspelayanan juga tergantung dari sumber dayamanusianya (SDM). Kualitas SDM bisadinilai dari faktor pengalaman, pengetahuandan pendidikan. Salah satu dari faktor

pengetahuan, umunya semua bidan sudahd3 sesuai kebijakan pemerintah danorganisasi profesi, tapi dilapanganpendidikan saja tidak cukup tanpadiimbangi dengan pembaharuanpengetahuan dan pengalaman seseoranguntuk meningkatkan kualitas pelayananyang diberikan. Disini kesempatan bidandesa untuk mengikuti pembaharuanilmunya sangat terbatas. Dari penelitiandidapatkan bidan desa terakhir mengikutipelatihan kurang lebih 2 tahun yang lalu,sebisanya bidan desa yang dilapangan yanglangsung menyentuh masyarakat ini terusdiberi kesempatan untuk mendapatkanpembaharuan ilmu seperti workshop sehariataupun seminar sehari yang akan sangatmembantu para bidan ini untukmeningkatkan kualitas kerjanya.

Pada program KIA antara 2 wilayahpuskesmas yang menjadi subjek penelitian,didapat disimpulkan bahwa masing-masingpuskesmas sudah menjalankan programmasing-masing sesuai kebijakan yangsudah ditetapkan oleh pemerintah. Masing-masing program kerja puskesmas ada SOPdan tujuan yang akan dicapai, namun disinimetode dalam menjalankan programlahperbedaannya.

Program KUA

Berdasarkan hasil wawancara tersebutdapat disimpulkan bahwa pada programKUA terkait hal kesehatan dalam upayapenurunan angka kejadian kematianmaternal adalah adanya kebijakan berupaUU No.1 tahun 1974 tentang pernikahanyang menjadi dasar hukum dalammenjalankan program di KUA, sudahadanya kegiatan penceramahan agamauntuk setiap calon pasangan yang akanmenikah berupa pemberian 10 materimengenai pernikahan, salah satu syaratuntuk bisa dinikahkan oleh KUA adalah

163

Page 10: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

memperoleh surat keterangan sudah suntikcatin yang calon pengantin perempuannyalangsung meminta ke puskesmas. Terkaitlintas sektor dengan kesehatan itu belumada, tetapi sudah ada tim dari Unandberupa tim untuk pernikahan yangdihadirkan dalam kegiatan penceramahanuntuk calon pasangan yang akan menikah,tetapi ini tidak dari nakes DKK ataupundari nakes Puskesmas daerah setempatdikarenakan belum adanya programkerjasama lintas sektor dengan nakes jugaterkendala dana dan anggaran.

Menurut peneliti program KUA sudahberjalan sebagaimana mestinya kebijakandari Departemen Agama(Depag), namunpada penelitian ini kaitan program KUAdengan kematian maternal adalahkerjasama lintas sektor KUA dengan KIA.Karena saat akan dinikahkan inilah langkahawal penyuluhan kesehatan reproduksiyang tepat dilakukan karena disini bertemudengan calon pasangan. Namun sudahdiisue kan akan ada suatu program daridepag untuk memberikan arahan tentangkesehatan pada calon pasangan, tentu iniharus ada partisipasi dari dinas kesehatan.Diharapkan ke depannya, program ini bisaterlaksana, dari tenaga kesehatan ikut andildalam penyuluhan kespro saat penasehatanpernikahan dilakukan sehingga ini bisasebagai upaya promotif dan preventif kita.

Pada program lintas sektor kesehatandengan keagamaan khususnya KUA,setelah dilakukan wawancara didapat belumadanya tenaga kesehatann yang terjundalam skreening langsung memberikanpengarahan langsung kepada calonpasangan yang akan menikah. Denganadanya kehadiran nakes dalam memberikankonseling ketika penasehatan pernikahansebelum nikah di KUA diharapkan resikotinggi dapat diminimalisir dan deteksi dinibisa lebih maksimal dilakukan.

Hal lain menurut pendapat penelitikoordinasi lintas sektor dari KUA kepuskesmas juga mempunyai peran pentingdalam pencatatan dan pelaporan. Dimanajika KUA akan menikahkan pasanganberumur <20tahun dan >35tahunhendaknya KUA melaporkan data pasangantersebut ke Puskesmas wilayah setermpatdimana resiko pada umur tersebut sangatrentan. Sehingga data pasangan usia suburyang akan menikah dan akan menghadapikehamilan pada umur yang beresiko dapatditerima puskesmas dan diintervensi sedinimungkin oleh nakes di puskesmas dannakes dapat mengetahui akan adakehamilan dengan umur yang beresikosehingga puskesmas bisa memberikankonseling dan penyuluhan terhadappersiapan kehamilan yang tindakan dimulaidari saat imunisasi catin.

OutputDeterminan Dekat

Berdasarkanhasilwawancaratersebutdapatdisimpulkanbahwa penyebabkejadian kematian maternal terlambatpenanganan dan terlambat pemantauan diRumah Sakit namun bisa karenakebelakangnya pelayanan ANC yang belumberkualitas karena masih banyaknyapemberi layanan tidak menerapkan 10Tdalam ANC. Pada KUA, adanya kebijakanUU No.1 Tahun 1974 tentang pernikahanyang mengatur usiapernikahan masihadanya masyarakat yang menikahberpedoman pada fikih munafaat yang tidakada halangan untuk menikah dibawah umurtersebut, mereka dinikahkan setelahmendapatkan surat rekomendasi dan suratdispensasi dari pengadilan agama sertabelum adanya tenaga kesehatan dari DKKataupun nakes Puskesmas dalam pemaparanmateri pernikahan dan materi reproduksiuntuk para calon pengantin.

164

Page 11: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

Hasil Penelitian Mohd. Andalas, IsmiFauzia, Monadilla dan Dean Reza tentangGambaran kematian maternal di rsud dr.Zainoel abidin selama tahun 2010 dan 2011menunjukkan bahwa Perdarahan, terutamaperdarahan postpartum memberikankontribusi 25% pada kematian maternal,khususnya bila ibu menderita anemiaakibat keadaan kurang gizi. Sepsis/infeksimemberikan kontribusi 15% terhadapkematian maternal, yang pada umumnyamerupakan akibat dari rendahnya higienesaat proses persalinan atau akibat penyakitmenular seksual yang tidak diobatisebelumnya.

Menurut analisis peneliti, penyebabkematian maternal masih tertinggi karenapenyebab langsung mencakup kematian ibuakibat penyulit obstetri padakehamilan,persalinan, atau masa nifas, danakibat dari intervensi, kelalaian,kesalahanterapi atau rangkaian kejadian yangdisebabkan oleh faktor-faktor tersebut.Penyebab langsung kematian maternal dikota Padang masih tertinggi disebabkanoleh Perdarahan, Preeklampsi Berat danInfeksi. Perdarahan yang terjadi pada masanifas, dimana kematian akibat perdarahanpostpartum ini salah satunya karenaketerlambatan penanganan, hal ini mungkindisebabkan karena rasio jumlah pasiendengan rasio jumlah tenaga kesehatan untukpelayanan tidak sebanding, jadi kurangmengontrol pasien akibatnya terjadilahketerlambatan dalam menangganiperdarahan postpartum pada pasien.Kebelakangnya, kualitas ANC memegangperanan penting dalam kesehatan ibu hamil,disini kematian maternal terjadi juga karenakualitas ANC yang belum maksimal karenabelum lengkapnya asuhan yang diberikanpada ibu, yaitu 5T belum berjalan sesuaistandar. Hal ini dapat dilihat di buku KIAibu, dimana masih ada ibu yang tidakdiberikan imunisasi TT, pemeriksaan HB

ataupun pemeriksaan labor lainnya, masihada ibu yang tidak diberikan Tablet Fe, jugakurangnya pendidikan kesehatan yangdiberikan nakes kepada ibu hamil ketikaANC, hal ini dikatakan oleh saudara atausuami ibu yang menemani ibu ketika ANC,hal ini berarti konseling bidan dirasakanbelum maksimal. Dari segi kesehatan ibuitu sendiri, terjadinya perdarahan bisakarena ibu hamil yang anemia.Sebagaimana ditemukan dalam buku KIArata-rata ibu hamil hanya diperiksa HB nya1x selama kehamilan dan banyak ditemuiibu yang anemia, sehingga salah satupemicu terjadinya perdarahan yangberujung pada kematian maternal.

Tingkat pendidikanPada Tabel 5.3 terlihat dari 12

responden yang berpendidikan rendah ada3 ibu (25%) yang mengalami kematianmaternal serta dari 30 responden yangberpendidikan tinggi ada 4 ibu (13.3%)mengalami kematian maternal.

Pada tabel 5.3 menunjukkan hasilanalisis bivariat dengan uji Chi-Squaredidapatkan ρ Value 0.038 < 0.05 artinyaterdapat hubungan yang signifikan antaratingkat pendidikan ibu dengan kematianmaternal di kota Padang Tahun 2017. NilaiOR didapatkan sebesar 2.167 yang berartiibu yang memiliki pendidikan rendahberpeluang 2 kali mengalami kematianmaternal.

Hal ini sejalan dengan penelitian AghoKE, Ezeh OK, Issaka AI, Enoma AI,Baines S, Renzaho AM tahun 2015 tentangPerkiraan risiko yang timbul dari populasiuntuk faktor yang terkait denganpenggunaan layanan perawatanpascakelahiran di antara wanita di Nigeriamenunjukkan bahwa Layanan PNC non-penggunaan dikaitkan dengan 68% (95%CI 56% sampai 76%) dari ibu yang

165

Page 12: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

melahirkan di rumah, 61% (95% CI 55%sampai 75%) dari mereka yang melahirkandengan bantuan non- profesional kesehatandan 37% (95% CI 31% sampai 45%) darimereka yang kekurangan pengetahuantentang komplikasi persalinan padapopulasi penelitian. Beberapa analisisvariabel menunjukkan bahwa penggunaanlayanan PNC non-ibu di antara ibudikaitkan secara bermakna dengan tempattinggal di pedesaan, kemiskinan rumahtangga, tidak ada atau rendahnya tingkatpendidikan formal ibu, ukuran bayi yangdianggap kecil, pengetahuan tentangkomplikasi terkait persalinan, danketerbatasan atau tidak ada akses ke mediamassa ( BMJ Open,2016).

Menurut analisis peneliti tingkatpendidikan berhubungan langsung dengankematian maternal adalah semuatergantung tingkat pendidikan seseorangbaik itu kesadaran akan kesehatantergantung pendidikan seseorang, apa yangbaik dan buruk yang akan mereka kerjakanterhadap kesehatan mereka tergantungpendidikannya. Namun disini kurangnyamasyarakat yang sadar dan peduli akankesehatan itu lah penyebab yangmempengaruhi seseorang untuk bertindak,kesadaran kesehatan tentunya dipengaruhidengan adanya pengetahuan kesehatan,nakes memberikan konseling, bidanmemberikan konseling saat ANC pada ibuhamil secara lebih optimal lebih berperanpenting dalam pengaruh sadar kesehatanmasyarakat sehingga kematian maternaldapat diminimalisir.

a. Tindakan 7T oleh bidan Pada Tabel 5.4 terlihat dari 24 ibu

yang tidak lengkap mendapatkan tindakan7T Bidan ada 6 ibu (25%) mengalamikematian maternal. Serta dari 18 ibu yanglengkap mendapatkan tindakan 7T Bidan

ada 1 ibu (5.6%) mengalami kematianmaternal.

Pada tabel 5.4 menunjukkan hasilanalisis bivariat dengan uji Chi-Squaredidapatkan ρ Value 0.020 < 0.05 artinyaterdapat hubungan yang signifikan antaratindakan 7T bidan dengan kematianmaternal di kota Padang Tahun 2017. NilaiOR didapatkan sebesar 5.667 yang berartiibu yang tidak lengkap mendapatkantindakan 7T dari bidan berpeluang 5 kalimengalami kematian maternal dibandingibu yang lengkap mendapatkan tindakan7T dari bidan.

Pelayanan/ standar asuhan antenatalcare 7T yang diberikan pada pemeriksaankehamilan, tenaga kesehatan harusmemberikan pelayanan yang berkualitassesuai dengan standar yaitu : TimbangBerat Badan, Ukur Tekanan darah, ukurtinggi fundus uteri, pemberian imunisasiTT lengkap, pemberian tablet besi, tesPMS dan temu wicara (konseling)(Kementrian Kesehatan RI, 2012)

Menurut analisis peneliti tindakan 7Tbidan yang kurang didapat pasien adalahtemu wicara baik itu dalam persiapanrujukan ataupun saat penemuan kasus halini diketahui dari responden kontrol yangmengatakan hal demikian padahal tabletbesi diberikan tapi tidak dijelaskan secaradetail indikasi dan kontraindikasi akantablet besi tersebut jika dikonsumsi ibuhamil sehingga banyak ibu yang ketikaminum tablet Fe dan ibu mengalamikonstipasi lalu ibu memutuskan tidakmengkonsumsi tablet Fe lagi. Hal ini tentukarena kurangnya pengetahuan ibuterhadap indikasi dari tablet Fe hal inidipicu kurangnya konseling dari nakeskhususnya bidan di BPS terhadaptatalaksana kasus anemia pada pemberiantablet Fe ini.

166

Page 13: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

Hal lainnya menurut peneliti yangkurang dilakukan pada 7T ANC adalah testerhadap pms. Sedangkan pada wawancaradengan salah satu kepala puskesmasdidapat bahwa 10T ANC belum optimal.Pada 10T pemeriksaan labor sangatpenting dilakukan untuk mengetahuikomplikasi yang ada pada ibu hamil.Disini salah satu layanan 10T tidakdilakukan bidan di BPS hal ini bisadisebabkan alat yang kurang lengkapataupun ketidakdisiplinan nakes itu sendirikarena di BPS tidak adanya monitoringlangsung oleh kepala puskesmas dalampemberian layanan seperti di puskesmas.

Sesuai penelitian Chukwuma A, WosuAC, Mbachu C, Weze K tahun 2015tentang Kualitas perawatan antenatalmemprediksi retensi pada kehadirankelahiran terampil: analisis multilevelterhadap 28 negara Afrika menunjukkanbahwa Di antara klien ANC dalam sampelpenelitian, 66% menerima SBA.Menyesuaikan untuk semua kovariatdemografi dan indikator negara,kemungkinan retensi pada SBA lebih tinggidi antara klien ANC yang diperiksa tekanandarahnya, mendapat informasi tentangkomplikasi kehamilan, tes darah dilakukan,menerima setidaknya satu suntikan tetanus,dan tes urine dilakukan.Kualitas ANC yanglebih tinggi memprediksi retensi SBA diAfrika. Meningkatkan kualitas perawatanterampil yang diterima secara prenataldapat meningkatkan retensi klien selamamelahirkan, mengurangi AKI.(BiomedCentral,2017).

Hal ini terkait dengan kematian maternalkarena kurangnya kualitas pelayanan darinakes khususnya bidan dalam pemberianstandar asuhan 7T pada ANC. Banyak tesHB hanya dilakukan 1x selama kehamilanoleh bidan. Hal ini tentu kembali kekualitas pelayanan yang diberikan bidandalam pelayanan yang kurang optimal.

Analisis MultivariatBerdasarkan tabel 5 didapatkan

variabel yang paling berpengaruhterhadap kematian maternal di kotaPadang tahun 2017 adalah Tindakan 7TBidan pada ibu dengan nilai ρValuepaling rendah yaitu 0.008 dengan OR12.743 dengan rentang CI 95% (0.737 –220.296) berarti tindakan 7T bidanmempunyai peluang 12 kali penyebabkematian maternal dibanding ibu yangmengalami status anemia.

Hal ini sejalan dengan hasil PenelitianRahma Kusuma PW, Anneke Suparwati,Putri Asmita W yang berjudul Analisisfaktor yang mempengaruhi kinerja bidandalam pelayanan antenatal care dipuskesmas kagok kota semarang tahun2016 menunjukkan bahwa Dalampemberian pelayanan Antenatal Care bidanbelum sepenuhnya melaksanan pelayananAntenatal Care Terpadu atau 11 T masihada beberapa pemeriksaan yang tidakdilakukan oleh bidan seperti tidak selaludilakukannya KIE efektif hal inidikarenakanterbatasnya tenaga dan waktu.Banyaknya ibu hamil yang berkunjungtapi tidak diimbangi dengan terbatasnyajumlah sumber daya manusia yangmelakukan pelayanan ANC membuat bidanterkadang lupa untuk memberikan KIEefektif kepada ibu hamil. Terbatasnyajumlah sumber daya manusia yang dimilikipuskesmas Kagok dalam pelayanan ANCmasih kurang sesuai dengan Permenkes No75 Tahun 2014 tentang Pusat KesehatanMasyarakat jumlah bidan dalam 1wilayahkerja 8 Puskesmas adalah 4orang bidan.Dilihat dari segi sarana dan prasara,didapatkan informasi bahwa sarana danprasarana di Puskesmas Kagok sudah cukuplengkap dan layak pakai, namun ruangpemeriksaan ibu hamil masih dirasa kurangmemadai oleh bidan. Bidan merasa ruangan

167

Page 14: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

pemeriksaan sempit karena banyaknyaperlengkapan untuk melakukanpemeriksaan ibu hamil.

Pemeriksaan antenatal adalahpemeriksaan kehamilan yang dilakukanuntuk memeriksa keadaan ibu dan janinnyasecara berkala, yang diikuti dengan upayakoreksi terhadap penyimpangan yangditemukan. Pemeriksaan antenataldilakukan oleh tenaga kesehatan yangterlatih dan terdidik dalam bidangkebidanan, yaitu bidan, dokter dan perawatyang sudah terlatih. Tujuannya adalahuntuk menjaga agar ibu hamil dapat melaluimasa kehamilan, persalinan dan nifasdengan baik dan selamat. Pemeriksaanantenatal dilakukan minimal 4 kali selamakehamilan, dengan ketentuan satu kalipada trimester pertama (usia kehamilansebelum 14 minggu), satu kali selamatrimester kedua (antara 14 sampai dengan28 minggu), dan dua kali selama trimesterketiga (antara minggu 28 s/d 36 minggu dansetelah 36 minggu) (McCarthy danMaine ,2005).

KESIMPULANSetelah dilakukan penelitian pada tanggal16 Juni sampai 15 Juli 2017tentangAnalisis Faktor yang MempengaruhiPenyebab Kematian Maternal di KotaPadang Tahun 2017 dapat diambilkesimpulan bahwa Proses berupa semuaprogram KIA dan KUA yang merupakandeterminan antara pada kasus kematianmaternal belum berjalan maksimal.Program KIA yang berupa 7T, 10T terpaduANC pada masing-masing BPM masihjarang dilakukan. Untuk kunjungan ANC,k4 sesuai target namun k1 masih banyakditemui ibu tidak tahu kalau hamil sehinggak1 tidak ada Pelaksanaan program KIAlainnya yaitu dalam menangani 4Terlaludan 3Terlambat yang ada. Meskipun

program KB sesuai target, namundiperlukannya peran serta suami.

DAFTAR PUSTAKA

Aeni, Nurul. 2013. Faktor Risiko KematianIbu. Jurnal Kesehatan MasyarakatNasional Volume 7 Nomor 10 Mei 2013

Agho KE, Ezeh OK, Issaka AI, Enoma AI,Baines S, Renzaho AM.2015. Populationattributable risk estimates for factorsassociated with non-use of postnatal careservices among women in Nigeria. BMJOpen 2016

Chukwuma A, Wosu AC, Mbachu C, WezeK.2015. Quality of antenatal carepredicts retention in skilled birthattendance: a multilevel analysis of 28African countries. Biomed Central 2017

Goodman DM, Ramaswamy R, Jeuland M,Srofenyoh EK, Engmann CM, OlufolabiAJ, Owen MD.2017. The Costeffectiveness of a quality improvementprogram to reduce maternal and fetalmortality in a regional referral hospitalin Accra,Ghana. Journal Plos One July2017.

Goodman DM, Srofenyoh EK, OlufolabiAJ, Kim SM, Owen MD. The birthdelay: understanding waiting time forobstetric referrals at a large regionalhospital in Ghana. Biomed Central 2017

Guspianto. 2012. Determinan KepatuhanBidan di desa terhadap standar AntenatalCare. Jurnal Kesehatan MasyarakatNasional Volume 7 nomor 2 September2012.

Hartanto,Hanafi.2002. Keluarga Berencanadan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka SinarHarapan

http://kua-pauh.blogspot.co.id/p/program-kerja.html diakses 27 Agustus 2017pukul 00.18 WIB

Ika, Arulita Fibriani. 2007. Faktor- FaktorRisiko yang Mempengaruhi Kematian

168

Page 15: FACTOR ANALYSIS AFFECTING THE CAUSE OF MATERNAL …

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3(October,2018): 155 – 168 Jurnal Human Care

Maternal (Studi Kasus di KabupatenCilacap). E-Jurnal Undip

Kementrian Kesehatan RepublikIndonesia.2014. Profil KesehatanIndonesia Tahun 2013. Jakarta:Kementrian Kesehatan RepublikIndonesia

Kementrian Kesehatan RepublikIndonesia.2015. Profil KesehatanIndonesia Tahun 2014. Jakarta:Kementrian Kesehatan RepublikIndonesia

Kusuma, Rahma PW, Anneke Suparwati,Putri Asmita W. 2016. Analisis Faktoryang Mempengaruhi Kinerja Bidandalam Pelayanan Antenatal Care diPuskesmas Kagok kota Semarang.Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 4 Nomor 4 Oktober2016.

Lisnawati, Lilis. 2013. Asuhan KebidananTerkini Kegawatdaruratan Maternaldan Neonatal. Jakarta : CV. Trans InfoMedia

Maryunani, Anik, Eka Puspita. 2013. BukuSaku Program PerencanaanPersalinan dan PencegahanKomplikasi. Jakarta: CV.Trans InfoMedia.

Mirkovic KR, Lathrop E, Hulland EN,Jean-Louis R, Lauture D, D'Alexis GD,Hanzel E, Grand-Pierre R.2015.Quality and uptake of antenatal andpostnatal care in Haiti. BiomedCentral2017

Paramita, Astridyam Niniek Lely Pratiwi.2007. Persepsi Organisasi MasyarakatTentang Konsep Peran Serta Masyarakatdan Kontribusi Organisasi Masyarakatterkait Upaya Akselerasi PenurunanAngka Kematian Ibu dan Angkakematian Bayi. Pusat Penelitian danPengembangan Sistem dan KebijakanKesehatan volume 10 Nomor 4 Oktober2007.

Prawihardjo, Sarwono.2010.IlmuKandungan.Jakarta : Yayasan BinaPustaka Sarwono Prawihardjo

Proverawati,Atikah. 2009. Buku Ajar GiziUntuk Kebidanan. Yogyakarta: NuhaMedika

Saifudin AB, dkk.2009. Buku acuannasional pelayanan kesehatanmaternal dan neonatal.Jakarta: yayasanBina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sugiyono.2014.Metode PenelitianManajemen. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.2016.Metode PenelitianKuantitatif kualitatif, dan R&D.Bandung :Alfabeta.

169