fahmi abdillah efektivitas penerapan konsep smart …

17
Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah 96 Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020 EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART PEOPLE DALAM MEMBANGUN SMART VILLAGE DI KAMPUNG BANJARAN HILIR KABUPATEN MAJALENGKA (STUDI PADA DIMENSI SMART PEOPLE) Fahmi Abdillah Email: [email protected] Abstract The Research titled “The Effectiveness of the smart village in the development of human resources in Kampung Banjaran Hilir Kabupaten Majalengka (study in smart people dimension). Background of this research is to arraign recognition of Banjaran Hilir as smart village. Focus on how effectiveness smart village concept in the development of human resources di Banjaran Hilir, whatever be a barrier in the application of smart village and how the ideal model of smart village concept in Banjaran Hilir.Effectiveness in this research which is the concept of Sondang P. Siagian while to smart village derive from Smart City Communication and Innovation Center (SCCIC), Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) and Boyd Cohen. This study using qualitative research method and the informan was chosen to use sampling techniques purposive and snowballing sampling. Techniques to collection data in this research with observation, interviews and from supporting document with the main instrument in this research is his writer own. Data analysis technique such as by data reduction, data presentation and withdrawal of conclusion.The result of this study that the application of the concept of smart village in development of human resources in Banjaran Hilir enough effective because they met 4 from 8 indicators set by Sondang P. Siagian, but in the application not integrated the technology information and communication from LIPI. The resistor factor namely the absence of an electronic device, the absence of the particular internet network for operating program (Wifi), funding not yet stable and places and implementation time that is inadequate. The ideal model of smart village concept in Banjaran Hilir namely involving the government, private sector, academics and the community, then must have a smart house that became the center of activities and will spawn programs to the problem and needs in Banjaran Hilir. Keywords: Smart Village; Smart People; Public Satisfaction. PENDAHULUAN Kampung Banjaran Hilir merupakan salah satu desa (kampung) yang sudah mulai menerapkan konsep Smart Village. Letaknya yaitu di Desa Banjaran, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, provinsi Jawa Barat. Letaknya yang cukup strategis yaitu dilalui oleh jalur utama yang menghubungkan antar Kota Majalengka dengan

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

96

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART PEOPLE DALAM MEMBANGUN SMART VILLAGE

DI KAMPUNG BANJARAN HILIR KABUPATEN MAJALENGKA (STUDI PADA DIMENSI SMART PEOPLE)

Fahmi Abdillah

Email: [email protected]

Abstract The Research titled “The Effectiveness of the smart village in the development of human resources in Kampung Banjaran Hilir Kabupaten Majalengka (study in smart people dimension). Background of this research is to arraign recognition of Banjaran Hilir as smart village. Focus on how effectiveness smart village concept in the development of human resources di Banjaran Hilir, whatever be a barrier in the application of smart village and how the ideal model of smart village concept in Banjaran Hilir.Effectiveness in this research which is the concept of Sondang P. Siagian while to smart village derive from Smart City Communication and Innovation Center (SCCIC), Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) and Boyd Cohen. This study using qualitative research method and the informan was chosen to use sampling techniques purposive and snowballing sampling. Techniques to collection data in this research with observation, interviews and from supporting document with the main instrument in this research is his writer own. Data analysis technique such as by data reduction, data presentation and withdrawal of conclusion.The result of this study that the application of the concept of smart village in development of human resources in Banjaran Hilir enough effective because they met 4 from 8 indicators set by Sondang P. Siagian, but in the application not integrated the technology information and communication from LIPI. The resistor factor namely the absence of an electronic device, the absence of the particular internet network for operating program (Wifi), funding not yet stable and places and implementation time that is inadequate. The ideal model of smart village concept in Banjaran Hilir namely involving the government, private sector, academics and the community, then must have a smart house that became the center of activities and will spawn programs to the problem and needs in Banjaran Hilir. Keywords: Smart Village; Smart People; Public Satisfaction. PENDAHULUAN

Kampung Banjaran Hilir merupakan salah satu desa (kampung) yang sudah mulai menerapkan konsep Smart Village. Letaknya yaitu di Desa Banjaran, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, provinsi Jawa Barat. Letaknya yang cukup strategis yaitu dilalui oleh jalur utama yang menghubungkan antar Kota Majalengka dengan

Page 2: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

97

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

kota-kota lain di Jawa Barat sepeti Kota Kuningan, Ciamis dan Tasikmalaya. Kampung Banjaran Hilir mempunyai visi yaitu Mewujudkan Banjaran Hilir menjadi kampung yang Mandiri dan Berprestasi. Kampung Banjaran Hilir mencoba mewujudkan visi tersebut dengan mencoba mengembangkan dan meningkatakan kualitas sumber daya manusia yang ada di Banjaran Hilir dan juga mencoba menintegrasikan instrument Teknolgi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam prosesnya. Dalam upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya ini, Banajaran Hilir benar-benar Mandiri karena dalam operasionalnya Banjaran Hilir tidak bergatung pada dana dari pemerintah Kabupaten ataupun pemerintah Desa, melainkan dengan dana mandiri yang diperoleh dari berbegai sumber. Dalam upaya utntuk mewujudkan visi diatas, kampung Banjaran Hilir merumuskan dan melaksanakan beberapa program pada tahun 2016 guna untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia di Banjaran Hilir.

Program pertama yang diusung oleh kampung Banjaran Hilir yaitu pembuatan website dan akun media sosial. Di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, sebuah lembaga maupun individu rasanya harus memliki yang namanya akun media sosial dan jika diperlukan adalah sebuah website, dimana hal terseut merupakan suatu keharusan dan tidak bisa ditawar lagi. Tujuannya adalah bukan hanya untuk eksistensi semata, melainkan dapat menjadi wadah atau rumah bagi lembaga atau individu tersebut di dunia maya/digital. Berikut adalah gambar yang menunjukan beranda website Banjaran Hilir:

Gambar 1. Beranda website Banjaran Hilir

Sumber: kompasiana.com Untuk website Banjaran Hilir, yaitu pada www.banjaranhilir.org, akun

Instagram yaitu @banjaranhilir dan akun Youtube pada “Banjaran Hilir”. Dengan adanya akun media sosial dan website diatas, masyarakat Banjaran Hilir bisa

Page 3: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

98

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

mempublikasikan apa yang ada dan apa yang sedang terjadi di Banjaran Hilir. Lewat publikasi tersebut, masyarakat luas bisa mengetahui apa itu Banjara Hilir, dimana Banjaran Hilir dan seperti apa Banjaran Hilir. Dengan hal tersebut, banyak hal positif bagi Banjaran Hilir yang salah satunya adalah menarik donatur untuk kepentingan pengembangan sumber daya manusia di Banjaran Hilir.

Program kedua dari kampung Banjaan Hilir yaitu Program Pendidikan Agama Islam Anak-Anak (P2AIA). Program P2AIA ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan dasar agama kepada masyarakat kurang mampu di Banjaran Hilir yang dilakanakan di Masjid Nurul Muslimin Banjaran Hilir, setiap hari mulai pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB. Kegiatan ini berupa pengajian dan belajar membaca Alquran pada umumnya. P2AIA ini memliki tujuan untuk memberikan pendidikan dasar agama sehingga menjadi pondasi yang kokoh untuk menghasilkan generasi yang berkualitas kedepannya, dengan prinsip baik agamanya maka akan baik manusianya. Sebagian besar peserta P2AIA adalah anak-anak dari keluarga kurang mampu sehinga kegiatan ini tidak dipungut biaya sama sekali. Bahkan sebaliknya, bagi peserta P2AIA yang berprestasi akan diberikan beasiswa.

Beasiswa bagi santri yang berprestasi dan kurang mampu adalah program ketiga dari kampung Banjaran Hilir. Masih banyaknya keluarga yang dikategorikan kurang mampu di banjaran Hilir sehinga mengancam terpustusnya pendidikan, menggerakan kampung Banjaran Hilir untuk memberikan beasiswa kepada santri P2AIA yang berprsetasi dan kurang mampu. Untuk tahan pertama pada Juni 2016 sudah ada 3 (tiga) orang santri yang mendapatakan beasiswa. Disatu sisi, masih banyak santri berprestasi yang kurang mampu belum bisa menerima beasiswa dengan alas an utama yaitu ketersediaan dana. Atas dasar hal tersebutlah, kampung Banjaran Hilir masih mengundang dan mengharapakan para donator baik individu maupun lembaga untuk memerikan donasinya.

Operasional program kedua dan ketiga diatas oleh kampung Banjaran Hilir adalah murni berasal dari donasi pihak luar baik individu maupun lembaga. Banjaran Hilir dalam hal ini telah sukses menggaet donatur baik individu maupun lembaga dengan mengajukan proposal kepada calon donatur. Banjaran Hilir bekerja sama dengan salah satu komunitas sosial yaitu ProAktif Foundation untuk memberikan beasiswa kepada santri P2AIA yang berprestasi. Selain itu, Banjarana Hilir bekerja sama dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). PT. KAI mempercayakan kampung Banjaran Hilir untuk mengelola sebagain dana CSRnya untuk pembiayaan operasional kegiatan program-program sosial kemasyarakatan di Banjaran Hilir. Kerja sama antara kampung Banajaran Hilir dengan PT. KAI ditandatangani dan diserahterimakan secara langsung dananya pada hari selasa, 31 Mei 2016 dikantor pusat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di Bandung yang diwakili oleh bagian CRS PT. KAI dan Kadus Banjaran Hilir Bapak Eye.

Page 4: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

99

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

Gambar 2. Serah Terima Dana CSR PT. KAI dengan Kadus Banjaran Hilir Sumber: kompasiana.com Kerjasama anatara Banjaran Hilir dengan PT. KAI dan ProAktif Foundation

tersebut dapat membantu dalam pengoperasionalan program-program di Banjaran Hilir. Sebagai bentuk tanggung jawab, Banjaran Hilir setiap bulan secara berkala memberikan pelaporan kegiatan termasuk pelaporan penggunaan dana, secara online dan terpadu melalui website www.banjaranhilir.org.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, terdapat beberapa permasalahan didalam pengimplementasian konsep smart village di Banjaran Hilir. Hal tersebut terjadi baik karena faktor eksternal maupun internal dari Banjaran Hilir sendiri. Berdasarkan wawancara awal pra penelitian dengan bapak Gelar S. Ramadhan dimana beliau merupakan ketua panitian P2AIA mengatakan bahwasanya “Banjaran Hilir Smart Village tersebut sekarang terkendala SDM dilapangan dan juga anggaran”. Pada saat yang sama beliau juga menuturkan bahwa untuk program pengajian dan P2AIA masih berjalan hingga sekarang.

Sementara untuk website Banjaran Hilir, berdasarkan penuturan dari bapak Ari Riyandi selaku salah satu panitia P2AIA dan tokoh pemuda di Banjaran Hilir bahwasanya ”untuk website gak bisa diakses lagi semenjak sewa domainnya habis”. Website Banjaran Hilir sendiri baru mulai beroperasi pada januari 2016 dan berakhir sewa domainnya pada akhir tahun 2016 sehingga mengakibatkan website Banjaran Hilir sudah tidak dapat diakses lagi pada hari ini. Dengan tidak dapat diaskesnya website tersebut, masyarakat yang ingin melihat dan mengetahui tentang Banjaran Hilir sudah tidak dapat mengaksesnya lagi melalui website dimaksud.

Hal yang sama belaku pada akun media sosial Banjaran Hilir dimana akun instagram pada @banjaranhilir sudah tidak ada yang mengelola lagi. Berdasarkan pemantauan langsung yang dilakuakan oleh penulis dengan mencoba mengakses akun instagram Banjaran Hilir, sudah tidak ditemukan lagi konten-konten yang beruapa informasi mengenai Banjaran Hilir. Pada akun tersebut bahkan sudah tidak menunjukan lagi profil Banjaran Hilir pada berandanya. Berdasarakan pemantauan

Page 5: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

100

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

langsung oleh penulis pada akun Youtube Banjaran Hilir didapati bahwasanya kiriman terbaru pada akun tersebut adalah pada 2 tahun yang lalu.

Penyelenggaraan P2AIA dan program beasiswa yang penyelenggaraannya menggunakan dana dari donatur mengaharuskan Banjaran Hilir harus melaporkan baik dari segi keuangan, rencana pembelajaran mengaji, realisasi rencana belajar kepada para donatur setiap bulanya secara langsung dan juga diumumkan melalui website Banjaran Hilir. Dengan sudah tidak bisa diaksesnya website Banjaran Hilir makan pelaporan melalui website hanya bisa dilakukan sampai dengan akhir 2016, sementara pelaporan kepada setiap donatur tetap dilakukan secara kontiniu dan melalui ketua panitia P2AIA. Untuk pelaporan sendiri sudah berakhir pada februari 2019, setelah itu tidak ada lagi pelaporan karena sumbangan dari donatur sudah dihentikan. Untuk pemberian gaji kepada pengajar di P2AIA, beasiswa dan donatur hanya diprogramkan kurang lebih selama satu tahun yang dimulai pada awal 2016. Sementara untuk program P2AIA berdasarkan penuturan dari pak Ari Riyandi bahwasanya “sekarang kegiatan tersebut (P2AIA) hanya mengandalakan tenaga sukarela, Alhamdulillah selalu ada orang yang mau mengajar anak-anak mengaji selepas maghrib”. METODE PENELITIAN

Menurut Wasistiono dan Simangunsong, Desain penelitian akan berhubungan langsung dengan metode yang akan digunakan didalam suatu penelitian. Bersepakat menyatakan metode penelitian sebagai cara kerja yang berhubungan dengan rancangan penelitian, prosedur-prosedur dalam pengumpulan data penelitian dan dalam menganalisi data. Berdasarakan penejelasan diatas, maka dalam penulisan ini, penulis membutuhkan desain penelitian yang tepat untuk menjawab rumusan masalah penelitian sehingga apa yang ingin diketahui dari penelitian ini dapat tercapai. Sejalan dengan yang ditegaskan oleh Silalahi bahwa desain peneliti sebagai rencana dan struktur penyelididkan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dalam penelitiannya.

Desain penelitian yang digunakan penulis yaitu deskriptif-kualitatif. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah actual dan peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberika perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Keunggulan metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai suatu objek pada suatu saat tertentu, mengidentifikasi data yang menunjukan gejala-gejala dari suatu peristiwa, menemukan data yang diperlukana dalam penelitian yang berdasarkan realitas ibjek dilapangan dan mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk menujukan realisasi suatu gagasan/ide dalam penerpana konsep smart village di Banjaran Hiilir.

Penulis kemudian memilih untuk mengguakan pendekatan kualitatif dalam penulisan penelitian ini karena penulis menganggap sejalan dengan paradigm dan berbabagi permasalahan yang ada di Banjaran dalam Hilir dalam upayanya untuk

Page 6: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

101

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

menerapkan konsep smart village. Dengan pendekatan kualtatif ini,memungkinkan penulis untuk dapat beriteraksi secara langsung dan melakukan wawancara secara lugas dan mendalam terhadap para pelaksana dalam penerapan konsep smart village di Banjaran Hilir sehingga penulis dapat mengumpulkan data yang lengkap dan jelas berdasarkan fenomena-fenomena yang real serta fakta yang secara langsung disaksikan, dilihat dan dirasakan oleh penulis.

HASIL PENELITIAN Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village 1. Kejelasan Tujuan

Smart Village dalam penelitian ini difokuskan pada dimensi Smart People pada area kerja education (pendidikan) yang indikatornya Secondary Education yang dimana pada Banjaran Hilir Smart Village ini yaitu berupa Program Pendidikan Agama Islam Anak-Anak (P2AIA). Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa P2AIA ini adalah sebuah program pembangunan sumber daya manusia Banjaran Hilir yang bertujuan untuk menghasilkan generasi muda yang berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta mempersiapkan generasi muda Banjaran Hilir yang Mandiri dan Berprestasi.

P2AIA juga merupakan hasil pemikiran beberapa masyarakat Banjaran Hilir yang merasa miris dengan keadaan Banjaran Hilir yang tidak memiliki tempat pengajian bagi anak-anak, sebagaimana disampaikan oleh drg. Gelar S. Ramadhani selaku penggagaas konsep Banjaran Hilir Smart Village dan juga sebagai ketua panitia P2AIA mengatakan bahwa “iya, saya miris melihat keadaan kampung saya, masa gk ada tempat ngaji kan”. Sejalan dengan apa yag disampaikan oleh Agus Abdul Syukur S.Pd.I selaku pengajar di P2AIA, Bahwa:

“intinya tuh tujuan dari dilaksanakannya P2AIA ini untuk regenerasi di Banjaran Hilir, pendidikan agama, dikarenakan para sepuh dan tokoh di Banjaran Hilir sudah pada tua, kami takut apabila kedepannya masa di banjaran Hilir gak ada sholat jumat karena gak ada yang bisa ceramah kan, apa kata orang kalau di Banjaran Hilir gak ada shalat jumat. Makanya, kami para pemuda di Banjaran Hilir berusa untuk regenerasi terutama di pendidikan agama anak-anak untuk persiapan kalau kalau para sepuh dan tokoh agama sudah gak ada kan

Berdasarkan data Proposal P2AIA Online kampung Banjaran Hilir , tujuan dari program ini sangatlah jelas, yaitu untuk mngahsilkan genrasi muda yang berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta mempersiapkan generasi muda Banjaran Hilir yang mandiri dan berprsetasi. 2. Kejelasan Strategi

Berdasarkan pengamatan penulis, sepertinya belum ada strategi khusus yang diterapkan untuk mensukseskan Banjaran Hilir Smart Village ini dengan P2AIAnya. Namun penulis melihat ada beberapa hal yang telah dilakukakan untuk menumbuhkan

Page 7: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

102

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

konsistensi dalam kegiatan P2AIA, baik bagi pengajar maupun bagi para santri. Konsistensi dari para pengajar P2AIA dihadirkan dengan memberikan honorarium bagi para pengajar sebesar Rp. 200.000, per bulan agar ada rasa tanggungjawab sehingga selalu hadir dalam kegiatan P2AIA. Sedangkan bagi para santri, agar tumbuh konsistensi dan semangat mengikuti P2AIA maka bagi santri berprestasi dan kurang mampu diberikan beasiswa sebesar Rp. 150.000, per bulan selama 6 (enam) bulan berturut-turut kepada 3 (tiga) orang santri berprestasi dan kurang mampu. Selain itu diberikan juga hadiah berupa buku tulis kepada santri yang mengikuti perlombaan Isra’ dan Mi’raj.

Kedepannya, ada beberapa strategi yang akan diterapkan guna mensuskeskan Banjaran Hilir Smart Village ini melalui P2AIAnya, seperti yang disampaiakn oleh drg. Gelar S. Ramdhani yaitu:

“kedepannya saya punya 3 (tiga) strategi sih untuk mensukseskan P2AIA ini, yaitu yang pertama gimana caranya pendanaan, kalau untuk ekspan itu kan harus ada pendanaan, kemudian yang kedua SDM di internalnya sendiri untuk yang mengurusinya dan lain sebagainya kemudian yang ketiga saya pengen ada dukungan gitu, khususnya dari, saya lebih senang didukung sama swasta ketimbang didukung sama lembaga pemerintah, tapi bukan berarti saya anti pemerintah, saya kan keluarga pemerintahan juga Cuma selagi birokrasi seperti itu, membuat saya malas gitu, tapi kalau lantai birokrasi dipermudah okelah bisa gitu. Tapi kalau misalnya lantai birokrasi masih seperti itu, saya lebih open ke swasta aja lah gitu” Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya belum

ada strategi khusus yang dijalankan dalam rangka mensuskeskan Banjaran Hilir Smart Village dengan P2AIAnya ini, akan tetapi beberapa treatment sudah dilakukan untuk lebih memotivasi dan menumbuhkan semangat dalam menghadiri P2AIA baik itu bagi pengajar dan juga para santri. Sedangkan untuk kedepannya, sudah dipersipakan beberaa strategi dalam rangka mensukseskan Banjaran Hilir Smart Village ini yaitu dengan 3 strategi yang telah direncanakan oleh drg. Gelar S. Ramdhani yang merupakan penggagas dari konsep Smart Villge di Banjaran Hilir yaitu:

1. Pendanaan. Pendanaan disini adalah pendanaan yang diharapkan bisa konsisten dan bisa mencover seluruh kegiatan dan operasioan kegiatan di P2AIA. Pendanaan yang sifatnya berkelanjutan dan sifatya tetap.

2. Sumber Daya Manusia. SDM yang dimaksud disini adalah SDM pengelola dan akan menjalankan operasional kegiatan di Banjaran Hilir khususnya di bidang IT yang kemudian diharapkan bisa konsisten untuk mengelolanya.

3. Dukungan. Dukungan sangat dibutuhkan dalam mensukeskan Banjaran Hilir Smart Village ini, tetapi dukungan yag diharapkan disini adalah dukungan dari pihak swasta, bukan dari pemrintah dikarenakan dalam birokrasi pemerintahan masih dianggap terlalu berbelit-belit.

Page 8: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

103

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

3. Proses Analisis dan Perumusan Kebijakan, dan Perencanaan yang Matang

Proses analisis dan perumusan kebijakan dalam penerpana konsep Smart Village di Banjaran Hilir berdasarkan pengamatan penulis hanya dilaksanan secara spontan saja dalam perencanannya, namun memiliki tujuan yang sangat mulia. Akibat dari spontanitas tadi dan karena Banjaran Hilir Smart Village ini hanya merupakan program dari masyarakat, bukan program dari pemerintah khususnya Pemerintah Desa maka dipastikan tidak ada kebijakan yang membawahi Banjaran Hilir Smart Village ini baik itu yang sifatnya internal di Banjaran Hilir sendiri maupun eksternal dari lembaga Pemerintahan. Dengan keterlibatan pemerintah, maka proses perumsan kebijakan akan dapat dilaksanakan dengan baik yang nantinya program dan kegiatan di Banjaran Hilir Smart Vilage bisa dimasukan kedalam agenda pembahasan rencana pembangunan Desa kedepanya sehingga program dapat berjlaan denga efektiif, sebagaimana dijelaskan oeh SCCIC bahwa peran pemerintah sangatlah vital.

Dengan lokus yang begitu kecil dan sasaran yang hanya pada anak anak, namun perencanaan yang telah dilakukan untuk mensukseskan Banjaran Hilir Smart Village ini dirasa cukup matang. Faktor utamanya dapat dikarenakan keungulan dalam jaringan sosial dan komunikasi yang dimilki oleh drg. Gelar S. Ramdhani sehingga dengan prencanaan yang spontan namun dapat mendapatkan donasi yang jumlahnya cukup banyak. Yang apabila dilihat dari total pemasukan P2AIA yaitu sejumlah Rp. 9.000.000, yang kemudian digunak untuk kegiatan dan operasional P2AIA.

Perencanaan dalam mengoperasionalkan Banjaran Hilir Smart Village dengan P2AIAnya ini dikatakan matang karena dilihat dari hasil dan tercapainya tujuan. Yaitu sebagaiman telah dijelaskan sebelumnya yaitu bertujuan untuk mengahsilkan genrasi muda Banjaan Hilir yang berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa. Dari segi hasil, P2AIA dikatakan sukses karena mayoritas santri sebelum mengikuti P2AIA belum pandai membaca hufur Arab (AlQuran) dan setelah mengikuti P2AIA kemudian bisa dan cukup pandai membaca hufur Arab (AlQuran), sebagaimana disampaikan oleh bapak Eye yang merupakan salah satu orang tua Santri P2AIA, beliau mengatakan “awalnya gak bisa ngaji, shalat, hafalan”. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Regita cahya Ilahi yang merupakan santri P2AIA, mengatakan bahwa “awalnya gak bisa ngaji, lama kelamaan bisa ngaji”. 4. Penyusunan Program

Banjaran Hilir Smart Village dengan Program Pendidikan Agama Islam Anak-Anak dalam penyusunannya dilatar belakangi oleh keadaan penduduk Banjaran Hilir yang mayoritas adalah Petani, baik menggarap sawah sendiri atau menjadi buruh tani. Artinya kondisi perekonomian di Kampung Banjaran hillir masih banyak masyarakatnya yang termasuk kategori menengah kebawah. Masih banyak pula masyarakat yang tidak bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi karena terhambat biaya. Dalam hal pendidikan non formal khususnya pendidikan keagamaan belum tersedia

Page 9: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

104

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

secara terorganisir dengan permasalahan klasik yaitu motivasi anak naik turun dan susahnya guru mengaji dalam mengatur waktu mengajar.

Pokok permasalahannya yaitu tidak adanya pendidikan non formal (keagamaan) di Banjaran Hilir, motivasi anak naik turun dan susah untuk mencari guru mengaji yang fokus. Atas dasar latar belakang dan pokok permasalahan tersebut di atas dan setelah dilakukannya analisa masalah, maka ditemukanlah solusi terbaik yang perlu ditempuh yaitu dengan merevitalisasi kegiatan pengajian agar lebih terorganisir dan lebih produktif yaitu dengan Program Pendidikan Agama Islam Anak-Anak (P2AIA).

Pihak yang terlibat dalam P2AIA ini mempunyai peran masing-masing yaitu, donatur: beprna dalam memberikan donasi dan sumbangan untuk menjamin program terus berjalan, dan berhak menerima laporan keuangan, laporan perkembangan santri, laporan mengajar dan laporan absensi santri dan pengajar, kemudian pengelola program: berperan mempromosikan P2AIA kepada calon donaur, menampung dan menyalurkan donasi menerima semua laporan kegiatan P2AIA yang kemudian dilaporkan ke pihak-pihak terkait. Selanjutnya Guru mengaji (pengajar): berperan dalam mendidik dan mengajar santri, mengelolal anggaran, membuat rencana pembeljaran, laporan kegiatan, laporan keuangan dan berhak menerima honor bulanan yang dananya berasal dari sumbangan donatur. Kemudian yaitu orang tua santri: berperan memotivasi, membimbing dan mengawasi putra-putrinya yang menjadi antri serta berhak tau akan laporan keuangan dan laporan kegiatan beajar mengajar. Selanjutnya yaitu santri: berperan aktif dalam kegiatan belajar, wajib memiliki akhlak terpuji, senantiasa menjaga nama baik diri sendiri, keluarga dan kampung Banjaran Hilir serta berhak untuk mendapatkan pendidikan dan pembelajaran yang baik dan mnyenangkan dari Guru Mengaji. Adapun santri yang menjadi sasaran untuk mengikuti P2AIA yaitu anak anak di Kampung Banjaran Hilir dengan rentang usia 5 sampai dengan 15 Tahun atau usia TK sampai dengan SMP. Terakhir adalah Masyarakat Banjaran Hilir: berperan aktif mendukung dan mengawasi pelaksanaan kegiatan P2AIA serta berhak tahu atas laporan keuangan P2AIA.

Untuk anggaran bulanan P2AIA, dalam tahap prtama memerlukan anggaran dana setiap bulannya sebesar Rp.600.000, dengan rincian Honor 2 orang Pengajar sebesar 2x Rp. 250.000, dan juga biaya lain lain (operasional) sebesar Rp. 100.000,. apabila dalam 1 (satu) bulam melebihi teraget pencapaian sumbangan maka akan dimasukan kedalam kas program, begitu juga dengan biaya lain-lain (operasional) apabila dalam 1 (satu) bulan tidak sampai Rp. 100.000, maka sisanya akan dimasukan ke dalam kas program. Uang kas proram akan digunakan untuk pengembangan P2AIA seperti pengadaan alat kegiatan belajar mengajar, pemberian beasiswa kepada santri berprestasi dan sebagainya.

P2AIA pada tahap pertama ini akan dilaksanakan di Masjid utama Banjaran Hilir yaitu Masjid Nurul Muslmin dengan waktu pelaksanaan mulai dari Bulan Januari samapi dengan bulan Desember 2016 yang kemudian akan dievaluasi secara komprehensif terhadap pencapaian target.

Page 10: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

105

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

Pengelola program ini yaitu Kepala Desa Banjaran sebagi Pelindung, Gelar S. Ramadhani sebagai ketua, Yayan sebagai Bendahara dan Rahmat sebagai sekretaris. Kemudian pengajar yaitu bapak Eye dan Agus Abdul Syukur.

Untuk donasi di P2AIA dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu donatur tetap, donatur tidak tetap dan donatur barang. Doantur tetapadalah siapa saja (baik individu, instansi, lembaga atau perusahaan) yang dengan sukarela memberikan donasi (uang) secara rutin, donatur tidak tetap adalah siapa saja (baik individu, instansi, lembaga atau perusahaan) yang ingin memberikan sumbangan kapan saja tanpa harus rutin dan tanpa adanya batasan jumlah donasi dan terakhir adalahdonatur barang yaitu P2AIA selain menerima donasi dalam bentuk uang, juga menerima dalam bentuk barang yang mendukung kegiatan belajar mengajar seperti buku tulis, Al Quran, pensil, pulpen, spidol, whiteboard, buku bacaan dan lain lain. Apabila ingin berdonasi uang, dipersilahkan unuk mentransfer ke nomor Rekening atas Nama Gelar Subhakti Ramdhani, Bank Mandiri 134-00-0647682-3 dan Bank BCA 3121042981 dengan langsung menhubungi nomor 081322143148 atas nama Gelar Subhakti Ramdhani untuk dikonformasi.

P2AIA sangat terbuka apabila ada pihak yang ingin mengajak kerja sama baik dengan perusahaan atau lembaga maupun dengan kampung Binaan Perguruan Tinggi. Namun Banjaran Hilir mempunyai komitmen dalam bekerjasam, diantaranya; kerjasama yang dilakukan memiliki prinsip saling menguntungkan, berbasis kearifan local, religious, mempunyai komitmen dalam melestarikan lingkungan, berorientasi pada masa depan dan juga bebas dari unsure politik praktis. Faktor Penghambat dalam Penerapan Konsep Smart People

Faktor penghambat dalam penerapan konsep Smart Village di Banjaran Hilir dengan P2AIAnya berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti di Banjaran Hilir yaitu dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Belum adanya perangkat elektronik yang digunakan dalam mendukung kegiatan

operasional P2AIA. Perangkat elektronik seharusnya menjadi poros utama dalam operasional kegiatan di Banjaran Hilir dengan P2AIAnya, kerana apbila ingin mempertahankan atau mendapatkan status sebagai Smart Village maka perangkat elektronik harus diintegrasikan kedalam program dan prosespembelajaran di P2AIA.

2. Tidak adanya jaringan internet khusus untuk operasional P2AIA maupun di tempat pelaksanaan P2AIA. Jaringan internet dalam hal ini adalah wifi adalah pendamping utama bagi perangkat elektrnoik yang harus diintegrasikan dalam setiap kegiatan pembelajaran di P2AIA. Berdsarkan pengamatan langsung, penulis menemukan bahwa dalam proses pembeljaran di P2AIA masih secara manual dan belum ada bantuan dari perangkat elektronik serta jaringan internet.

3. Pendanaan yang belum stabil.

Page 11: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

106

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

Pendanaan adalah sendi paling utama untuk menggerakan seluruh aktivitas di P2AIA. P2AIA dianggap masih belum stabil dalam hal pendanaan, sehingga mengakibatkan terganggunya beberapa kegiatan, seperti pemberian Honorarium bagi pengajar, berhentinya pemberian beasiswa bagi santri berprestasi dan lain lain. Namun perlu di apresiasi bahwa dengan pendanaan yang hanya bersumber dari donatur yang sifatnya tidak tetap, Banjaran Hilir mampu mengoperasikan P2AIA sampai sekarang.

4. Tempat dan waktu pelaksanaan P2AIA yang belum memadai Tempat pelaksanaan kegiatan pembelajaran P2AIA adalah di serambi Masjid Nurul Muslimin Banjaran Hilir. Para santri hanya duduk dilantai tanpa adanya meja juga kondisi teras masjid yang tidak terlalu luas sehingga santri harus bersempit sempitan dalam proses belajar mengajar di P2AIA. Begitu juga dengan waktu pelaksanaan, yaitu hanya antara shalat Maghrib dan Shlata Isha, kurang lebih hanya 45 menit, waktu yang sangat singkat apabila digunakan untuk mengajar santri yang jumlah lebih dari 20 orang.

5. Sarana dan prasarana yang belum lengkap Berdasarkan pengamatan langsung di Banjaran Hilir, Sarana dan Prasara penunjang P2AIA dirasa masih kurang lengkap, karena untuk prasarana masih menggunakan serambi masjid yang tidak terlalu luas, kemudian sarana berua AlQuran, Buku Bacaan, Papan Tulis, Spidol masih belum memenuhi dan sesuia dengan jumlah santri. Dengan kondisi sarana dan prasarana seperti tersebut di atas, makan sarana dan prasaran merupakan salah satu faktor penghambat dalam kegiatan beajar mengajar di P2AIA.

Model Ideal Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village

Model ideal yang ditawarkan oleh penulis yaitu berdasarkan dari teori yang disampaikan oleh Smart City and Community Inovation Center (SCCIC) dan juga yang disampaiakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI). SCCIC menyatakan bahwa Smart Village adalah sebuah ekosistem yang memungkinakan pemerintah, industri (swasta), akademisi maupun elemen masyarakat terlibat untuk menjadikan desa lebih baik. Sedangkan menurut LIPI menyatakan bahwa desa cerdas adalah inisiatif berbasis komunitas yang digagas untuk memanfaatkan teknologi informasi bagi masyarakat pedesaan. Inisiatif ini merupakan upaya untuk mencerahkan dan mengedukasi masyarakat lokal dengan memobilisasi kekuatan kolektif komunitas dari berbagai suku/etnisitas dan profesi untuk mendorong pelaksanaan program pelayanan public berkualitas yang diintegrasikan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat desa. Lanjutan dari pernyataan dari LIPI bahwa pengembangan konsep Desa Cerdas memiliki dua tahapan, pertama yaitu tahapan persiapan dengan penentuan rumah cerdas, menyiapkan piranti rumah cerdas (computer, jaringan internet dll), rekruitmen sumber daya manusia,

Page 12: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

107

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

pemetaan masalah (masterplan) dan penentuan fokus masalah. Tahap kedua yaitu tahapan pelaksanaan, dimulai dari menyusun program, penentuan peserta dan evaluasi.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Desa Cerdas adalah sebuah konsep yang didalamnya terlibat beberapa pihak yaitu Pemerintah, Swasta, Akademisi dan juga masyarakat yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan di Desa dan juga menjadikan Desa lebih baik, dibantu dengan adanya rumah cerdas yang mampu memetakan pokok permasalahan yang ada di Desa serta menawarkan solusinya dan tentu saja dalam operasional kegiatannya selalu diintergrasikan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Berikut adalah model ideal yang ditawarkan oleh peneliti bagi Kmapung Banjaran Hilir dalam menerpakan konsep Smart Village di Banjaran Hilir:

• Pihak yang Terlibat Pihak yang terlibat di Banjaran Hilir berdasarkan pengamatan penulis yaitu pihak

swasa/industry dalam hal PT. KAI yang memberikan donasi, akademisi yaitu drg Gelar S. Ramdhani dan Agus Abdul Syukur, S.Pd.I yang merupakan beberapa pemuda di Banjaran Hilir yang bisa menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi dan juga Masyarakat yang memberikan dukungan dan motivasi demi suksesnya P2AIA.

Apbila mengacu pada pernyataan dari SCCIC bahwa Smart Village adalah sebuah ekosistem yang didalamnya terbagung dan bekerjasama antara Pemerintah, Swasta, Akademisi dan juga Masyarakat, maka Banjaran Hilir Smart Village dengan P2AIAnya masih belum melibatkan pemerintah. Yang apabila ditelaah, maka kedepannya apabila pemerintah ikut dilibatkan diharapkan dapat memberikan dukungan dan konsistensi terhadap penyelenggaraan P2AIA dengan harapan utama adalah pada sector pendanaan dan kelembagaan. Bisa saja kedepannya Banjaran Hilir Smart Village dengan P2AIAnya bisa dimasukan kedalam daftar pembiayaan APBDes Desa Banjaran dan mendapatkan tempat khusus di Struktur Organisasi Tata Kerja Pemerintah Desa Banjaran.

Keterlibatan pemerintah dalam Banjaran Hillir Smart Village dengan P2AIAnya merupakan suatu keharusan apabila ingin ada konsistensi dan kejelasan pembiayan kedepannya. Maka akan sangat ideal apabila nantinya jika Pemerintah Desa ikut bergabung sehingga menjadikan Banjaran Hilir Smart Vilage yang empat elemen pentingnya bisa bersatu padu yaitu Pemerintah, swasta, akademisi dan juga masyarakat dalam membangun Banjaran Hilir lebih baik kedepannya melalui Banjaran Hilir Smart Village.

• Rumah Pintar Apabila ditarik dari pernyataan LIPI bahwa rumah cerdas memiliki fungsi

sebagai center of exelent (pusat pencerdasan) dan juga sekaligus sebagai center of activity (pusat kegiatan) dari desa pintar itu sendiri. Rumah cerdas ini apabila dijabarkan dari pernyataan di atas yaitu berfungsi sebagai pusat operasional dan control terpadu, sebagai otak dari semua kegiatan (menampung aspirasi, ide dan gagasan, membuat Branding Desa cerdas secara online, merencanakan kegiatan secara

Page 13: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

108

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

partisipatif, mengimplemetasikan kegiatan secara gotong royong dan mengendalikan infrastruktur teknologi) dan terakhir yaitu sebagai tempat untuk mengoperasionalkan manajemen rumah cerdas (menyusun jadwal petugas rumah cerdas, membagi informasi kegiatan, memperbaharui informasi dan mengelola informasi baik secara online maupun offline.

Banjaran Hilir Smart Village dalam kegiatan dan operasional P2AIAnya tidak mempunyai satu tempat khusus sebagaimana disampaikan oleh drg. Gelar S. Ramdhani bahwa “gak ada, gak ada tempat khusus. Paling kami ngumpul-ngumpul aja dirumah Agus sambil ngopi, ya gitulah1”. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada tempat khusus yang dijadikan sebagai posko dalam mengatur dan merencanakan kegiatan di P2AIA.

Dengan adanya rumah pintar, diharapkan Banjaran Hilir Smart Village dengan P2AIAnya bisa lebih terarah, terorganisir serta ada tempat untuk mengendalikan kegitaannya. Sebagaimana yang direncanakan oleh drg. Gelar S. Ramdhani bahwa kedepannya mereka berencana akan membuat sebuah Madrasah khusus kegiatan P2AIA ini, maka akan sangat tepat apabila Madrasah tersebut juga dijadikan sebagai Rumah Cerdas bagi Banjaran Hilir Smart Village ini. Dirumah Cerdas itu juga website banjaranhilir.org akan diaktifkan kembali, akun media sosial Banjaran Hilir di Instagram dan Youtube akan dikeolala kembali dengan memasukan konten konten berbau Banjaran Hilir khususnya kegiatan P2AIA ini. Kemudian juga dengan adanya Rumah Cerdas ini akan memudahkan proses Branding bagi kampung Banjaran Hilir seperti yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Namun perlu diperhatikan lagi, bahwa hal tersebut diatas akan terwujud apabila di Rumah Cerdas tersebut terdapat perengkat komputer dan juga terhubung dengan jaringan internet (melalui wifi/wireless fidelity).

• Program Program yang dimaksud disini adalah menyesuaikan dengan permasalahan yang

ada di Desa kemudian di integrasikan kedalam indikator Smart City oleh Boyd Cohen Smart Government, Smart People, Smart Mobility, Smart Environment, Smart Economy dan Smart Living. Berdasarkan permasalahan yang ada dan ingin diangkat di Desa yang kemudian di integrasikan dengan 6 (enam) indikator Smart City dari Cohen tadi maka akan lahir sebuah program yang sesuai dengan permasalahan di Desa. Banjaran HIlir dengan P2AIAnya telah memenuhi Indikator Smart People dengan area kerja Education (Pendidikan) dengan indikatornya yaitu Secondary Education.

Apabila dilihat dari kacamata P2AIA yang dalam proses pembelajarannya masih menggunakan cara manual, maka penulis akan menawarkan tata cara dalam memberikan pelajaran Agama, baca tulis Alquran, Aqidah Akhlak dan lain lain dengan cara menghadirkan atau mengadakan beberapa peralatan berikut:

1. Proyektor beserta layar proyektor

1 Ibid

Page 14: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

109

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

Proyektor disini untuk menyajikan tayangan kepada para santri dalam proses pembelajarannya yang akan sedikit mengurangi peran pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sebagai contoh, pada pembelajaran mengenai Doa memakai pakaian, bisa diputarkan video tentang Doa memakai pakaian. Dengan adanya video tersebut diharapkan anak anak dapat dengan secara langsung melihat bagaimana tata cara memakai pakaian, kapan saat membaca doanya dan lain lain. Metode pengajaran dengan cara melihat langsung (melalui video) dirasa akan lebih efektif diterima dan dipahami oleh santri ketimbang hanya dihafalkan dan dilafalkan tanpa melihat langsung.

Proyektor akan sangat berguna dalam proses belajar mengajar di P2AIA karena bisa memberikan gambaran visual secara langsung terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh para pengajar.

2. Jarinagn Internet/ wifi Jaringan internet atau wifi akan sangat membantu dalam proses pembelajaran

dimana materi yang disajikan kepada para santri umumnya sudah tersedia di beberap platform penyedia jasa berbagi video, salah satu contohnya seperti Youtube. Melalui Youtube ini beberapa materi pembeljaran bisa didapatkan seperti, tata cara shalat, macam-macam doa dan juga tata cara baca dan tullis Arab (AlQuran).

Dengan jaringan internet ini pula berbagai kegiatan di Banjaran Hilir bisa di upload ke kanal Youtube dan Instagram milik Banjaran Hilir yang kemudian secara tidak langsung menjadi Branding bagi Banjaran HIlir itu sendiri. Dengan demikian, kehadiran jaringan internet akan sangat membantu dalam proses belajar mengajar di P2AIA Banjaran Hilir.

3. Perangkat Komputer Perangkat komputer yang dimaksud disini adalah berupa Laptop yang kemudian

akan menjadi sarana utama penunjang dalam proses belajar mengajar di P2AIA. Dengan adanya perangkat komputer ini bisa menjadi media untuk mendapatkan dan juga sebagai tempat menyimpan data-data mengenai meteri pemberlajaran santri. Juga dengan laptop tersebut akan menjadi alat utama dalam penayangan materi pembelajaran yang ditampilkan melalui proyektor tadi. Peran perangkat komputer nantinya akan sangat vital karena sebagai sarana utama penunjang kegiatan P2AIA.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model ideal untuk peneraan konsep Smart Village di Banjaran Hilir dengan P2AIAnya yaitu harus melibatkan beberapa pihak diantara pemerintah, swasta, akademisi dan juga masyarakat. Kemudian dalam kegiatan dan operasionalnya harus ada satu lokasi yang dijadikan sebagai Rumah Cerdas yang nantinya akan menjadi pusat kegiatan, operasional dan juga Branding bagi Banjaran Hilir Smart Village dengan P2AIAnya. Terakhir adalah program yang digaungkan adalah harus sesuai dengan permasalahan dan kondisi yang ada di Banjaran Hilir, dengan P2AIA dirasa sudah sesuai namun dalam operasinal dan kegiatan pembelajarannya harus diintegrasikan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi.Model ideal yang ditawarkan oleh penulis yaitu

Page 15: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

110

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

berdasarkan dari teori yang disampaikan oleh Smart City and Community Inovation Center (SCCIC) dan juga yang disampaiakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI). SCCIC menyatakan bahwa Smart Village adalah sebuah ekosistem yang memungkinakan pemerintah, industri (swasta), akademisi maupun elemen masyarakat terlibat untuk menjadikan desa lebih baik. Sedangkan menurut LIPI menyatakan bahwa desa cerdas adalah inisiatif berbasis komunitas yang digagas untuk memanfaatkan teknologi informasi bagi masyarakat pedesaan. Inisiatif ini merupakan upaya untuk mencerahkan dan mengedukasi masyarakat lokal dengan memobilisasi kekuatan kolektif komunitas dari berbagai suku/etnisitas dan profesi untuk mendorong pelaksanaan program pelayanan public berkualitas yang diintegrasikan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat desa. Lanjutan pernyataan dari LIPI bahwa pengembangan konsep Desa Cerdas memiliki dua tahapan, pertama yaitu tahapan persiapan dengan penentuan rumah cerdas, menyiapkan piranti rumah cerdas (computer, jaringan internet dll), rekruitmen sumber daya manusia, pemetaan masalah (masterplan) dan penentuan fokus masalah. Tahap kedua yaitu tahapan pelaksanaan, dimulai dari menyusun program, penentuan peserta dan evaluasi. Kemudian dengan teori diatas akan dibagi kedalam 3 kelas sumber daya manusia yang ada di Banjaran Hilir yaitu berdasarkan Pendidikan, Lapangan Pekerjaan dan Perdagangan. model ideal penerapan konsep Smart Village di Kampung Banjaran Hilir yaiu sebagai berikut:

Page 16: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

111

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

Sumber: diolah peneliti, 2020. PENUTUP

Model ideal penerapan konsep Smart Village di Banjaran Hilir adalah dengan menghadirkan pihak yang harus ikut terlibat didalamnya yaitu Pemerintah, Swasta, Akademisi dan juga masyarakat. Selanjutnya harus adanya Rumah Pintar yang kemudian akan menjadi pusat pengoperasionalan kegiatan Smart Village di Banjaran Hilir dan juga berfungsi sebagai Branding Banjaran Hilir kedepannya dan terntu saja di Rumah Pintar ini harus ada perangkat Komputer serta terhubung ke Jaringan Internet untuk memudahkan kegiatan disana nantinya. Melalui Rumah Pintar tesebut maka akan lahir program yang disesuikan dengan kondisi permasalahan di Kampung Banjaran Hilir yang dalam penerapan program tersebut harus diintegrasikan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi sehingga dapat menyandang status sebagai Smart Village.

DAFTAR PUSTAKA Akrikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Smart People (Pendidikan Agama Islam Anank-Anak)

Smart Living

Smart

Economy

Smart

Goverment

Smart

Environmen

Smart Mobility

Rumah Pintar

pemerintah

akademis

Swasta

Masyarak

Page 17: Fahmi Abdillah EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSEP SMART …

Efektivitas Penerapan Konsep Smart People dalam Membangun Smart Village di kampung Banjaran Hilir Kabupaten

Majalengka (Studi pada Dimensi Smart People) Fahmi Abdillah

112

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

Bryson, John M. 2007. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial.Yogyakarta: PustakaPelajar.

Creswell, John W. 2016. Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran. Edisi Keempat. Yogayakarta: PustakaPelajar.

Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Moleong, J Lexy. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyadi, Muhammad. 2014. Metode Penelitian Praktis: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Publica Institute.

Nam, Taewoo. and Theresa A. Pardo. 2011. Conceptualizing Smart city with Dimensions of Technology, People and Institutions. New York: Center for Technology in Government, University of Albany

Noor, Juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media. Rangkuti, Freddy. 2014. Teknik Membedah Kasus Analisis SWOT. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama. Siagian, P. Sondang. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta. Silalahi, Uber. 2010. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Siong dan Chen. 2011. Dynamic Governance: Embedding Culture, Capabilities and

Change In Singapore.. Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. Steers, M. Ricahrd. 1980. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga. Subagyo, Joko. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta. Sugiono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Syafri, Wirman. 2008. Implementasi Kebijakan Publik dan Etika Profesi Pamong

Praja. Bandung: Alqa Prisma Interdelta. Wahab, Abdul Solichin. 2008. Analisis Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara. Wasistiono, Sadu dan Simangungsong, Fernandes. 2015. Metodologi Ilmu

Pemerintahan. Jatinangor: IPDN Press. Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Bayumedia Publishing. Wijaya, AW. 1987. Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen. Jakarta: PT. Bina

Aksara. Yusuf, A. Musri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Prenada Media. Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses dan studi Kasus) Edisi dan

Revisi Terbaru 2012. Yogykarta: CAPS. Zygiaris, S. 2013. Smart City Reference Model: Assisting Planners to Conceptualize

the Building ofSmart City Innovation Ecosystems. J Knowl Econ.