faktor-faktor risiko pada tahap konstruksi …

20
FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA WAKTU Haureta Nova Aisyah, Yusuf Latief, Suratman Teknik Sipil,Fakultas Teknik ,Universitas Indonesia [email protected] Abstrak Meningkatknya kebutuhan akan fasilitas kesehatan harus selalu diselaraskan dengan pembangunan infrastruktur tersebut yaitu Rumah Sakit. Namun beberapa Rumah Sakit dalam tahap konstruksi atau pembangunan mengalami keterlambatan. Terdapat faktor-faktor permasalahan yang mungkin mengakibatkan keterlambatan tersebut. Faktor faktor permasalahan merupakan salah satu sumber risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berpengaruh, penyebab risiko dominan dan rekomendasi risiko. Melalui metode survey terhadap kontraktor utama untuk mengetahui sumber risiko yang selanjutnya dianali dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui peringkat risiko, kemudian dengan faktor risiko SNI dicari risk level. Untuk menganalisis risiko dominan digunakan metode korelasi antara risiko yang muncul dengan kinerja waktu proyek dari metode survey. Hasil penelitian berupa faktor risiko dominan yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pada tahap konstruksi Rumah Sakit yaitu. Terdapat dua faktor risiko dominan yaitu “Periode Pembayaran Tidak Sesuai Kontrak” dan “Perubahan Desain”. Faktor-faktor risiko tersebut dibahas secara menyeluruh dari penyebab risiko, dampak risiko hingga rekomendasi respon risiko. Risk Factors in Construction Phase of Hospital Project that Affect on Time Project Performance Abstract The increasing need for health facilities should always be aligned with the infrastructure development ie Hospital. However, several hospitals are under construction or development has been delayed. There are factors that may lead to problems such delay. Factors issues are one source of risk. The purpose of this study was to identify factors influencing risk, the risk causes dominant and recommendation of risk. Through survey methods against the main contractor to find out the source of risk is then analyzed by Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine the risk rating, then the risk factor SNI sought risk level. To analyze the risk of correlation between the predominantly used method of risk that comes with the project time performance of survey methods. The results is the dominant risk factors that affect the performance of time at the hospital construction. There are two dominant risk factor is "Payment Period that Not Suitable from The Contract " and "Change Design". The risk factors discussed thoroughly of the cause of the risk, the impact of risk until risk response recommendations. Keyword: hospital; project time ; risk analysis; risk identification; risk response Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT YANG BERPENGARUH

TERHADAP KINERJA WAKTU

Haureta Nova Aisyah, Yusuf Latief, Suratman Teknik Sipil,Fakultas Teknik ,Universitas Indonesia

[email protected]

Abstrak Meningkatknya kebutuhan akan fasilitas kesehatan harus selalu diselaraskan dengan pembangunan infrastruktur tersebut yaitu Rumah Sakit. Namun beberapa Rumah Sakit dalam tahap konstruksi atau pembangunan mengalami keterlambatan. Terdapat faktor-faktor permasalahan yang mungkin mengakibatkan keterlambatan tersebut. Faktor faktor permasalahan merupakan salah satu sumber risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berpengaruh, penyebab risiko dominan dan rekomendasi risiko. Melalui metode survey terhadap kontraktor utama untuk mengetahui sumber risiko yang selanjutnya dianali dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui peringkat risiko, kemudian dengan faktor risiko SNI dicari risk level. Untuk menganalisis risiko dominan digunakan metode korelasi antara risiko yang muncul dengan kinerja waktu proyek dari metode survey. Hasil penelitian berupa faktor risiko dominan yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pada tahap konstruksi Rumah Sakit yaitu. Terdapat dua faktor risiko dominan yaitu “Periode Pembayaran Tidak Sesuai Kontrak” dan “Perubahan Desain”. Faktor-faktor risiko tersebut dibahas secara menyeluruh dari penyebab risiko, dampak risiko hingga rekomendasi respon risiko.

Risk Factors in Construction Phase of Hospital Project that Affect on Time Project Performance

Abstract

The increasing need for health facilities should always be aligned with the infrastructure development ie Hospital. However, several hospitals are under construction or development has been delayed. There are factors that may lead to problems such delay. Factors issues are one source of risk. The purpose of this study was to identify factors influencing risk, the risk causes dominant and recommendation of risk. Through survey methods against the main contractor to find out the source of risk is then analyzed by Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine the risk rating, then the risk factor SNI sought risk level. To analyze the risk of correlation between the predominantly used method of risk that comes with the project time performance of survey methods. The results is the dominant risk factors that affect the performance of time at the hospital construction. There are two dominant risk factor is "Payment Period that Not Suitable from The Contract " and "Change Design". The risk factors discussed thoroughly of the cause of the risk, the impact of risk until risk response recommendations. Keyword: hospital; project time ; risk analysis; risk identification; risk response

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 2: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

Pendahuluan

Pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan setiap orang. Pelayanan kesehatan yang

optimal juga harus didukung oleh berbagai infrastuktur nya.Kebutuhan yang meningkat akan

infrastruktur Rumah Sakit akan selalu diselaraskan dengan pembangunan infrastuktur

tersebut. Namun pada kenyataan nya tidak selamanya pembangunan Rumah Sakit selalu

berjalan lancar. Beberapa Rumah Sakit dalam tahap konstruksi atau pembangunan mengalami

keterlambatan. Beberapa Rumah Sakit yang mengalami keterlambatan diantara nya :

a. RSUD Malang, terhitung dari tanggal 9 April 2013 baru terselesaikan 60%

pekerjaan. Ditargetkan selesai akhir tahun 2013, namun diragukan dalam

penyelesaian nya [1].

b. Rumah Sakit Sanglah Denpasar, direncanakan selesai dalam 129 hari kerja, namun

eksekusi nya menjadi 131 hari kerja [2].

c. Rumah Sakit Mohammad Husein Palembang, direncanakan selesai dalam 132 hari

kerja namun eksekusi nya menjadi 164 hari kerja [3].

d. Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh, direncanakan selesai dalam 139 hari kerja

namun eksekusi nya menjadi 168 hari kerja [3].

e. Rumah Sakit Ulin Banjarmasin, direncanakan selesai dalam 168 hari kerja namun

eksekusi nya menjadi 199 hari kerja [3].

f. Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mataram,terlambat penyelasaian pekerjaan

karena masalah finansial. Pekerjaan yang tidak dilaksanakan sudah dibayarkan serta

adanya item Contract Change Order yang tidak sesuai [4].

g. Rumah Sakit Pendidikan UGM, terlambat karena masalah finansial. Terdapat ketidak

sesuaian dalam harga penawaran oleh penyedia jasa dengan anggaran yang

diberikan. Selain itu masalah penetapan estimasi Rencana Anggaran Biaya yang

tidak berdasarkan faktual dan gambar rencana [5].

Permasalahan yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan penyelesaian tahap

konstruksi, dapat disebabkan banyak faktor. Faktor-Faktor negatif merupakan salah satu

sumber risiko dan ketidakpastian yang selalu ada dalam proyek konstruksi sehingga akan

mempengaruhi kinerja proyek yaitu dapat mengakibatkan tertunda nya jadwal pelaksanaan

[6].

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 3: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

Pada penelitian ini akan dilakukan proses identifikasi faktor-faktor risiko yang terjadi

selama tahap konstruksi Rumah Sakit. Kemudian faktor-faktor tersebut akan dianalisis

dampaknya terhadap kinerja waktu proyek.

Manajemen proyek terdiri dari beberapa aspek pengetahuan, diantaranya adalah

manajemen risiko dan manajemen waktu proyek. Risiko merupakan hal atau kondisi yang

tidak pasti yang dapat terjadi di proyek konstruksi. Risiko tidak dapat serta merta dihilangkan

namun dapat secara efektif ditangani untuk memitigasi dampak yang dapat memperngaruhi

kinerja proyek [7]. Proses-proses identifikasi risiko yang berdampak pada kinerja waktu

merupakan usaha untuk meningkatkan kinerja waktu proyek.

Adanya faktor-faktor risiko yang muncul akan sulit dihindari dalam suatu proyek

konstruksi. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam proyek (internal) maupun berasal

dari luar proyek (eksternal). Hal ini tentunya akan memiliki dampak terhadap kinerja proyek

terutama waktu pelaksanaan proyek.

Maksud dan tujuan penelitian “Faktor-faktor Risiko Pada Tahap Konstruksi

Pembangunan Rumah Sakit yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu” adalah sebagai

berikut:

a. Mengidentifikasi risiko yang terjadi pada tahap konstruksi Rumah Sakit yang

beperngaruh terhadap kinerja waktu proyek.

b. Identifikasi penyebab faktor risiko dominan yang terjadi.

Tinjauan Teoritis

Risiko adalah kejadian yang tidak pasti, jika terjadi mempunyai dampak negatif atau

positif terhadap tujuan dan sasaran proyek [8]. Harold Kezner mendefinisikan risiko sebagai

kegiatan-kegiatan atau faktor-faktor yang apabila terjadi akan meningkatkan kemungkinan

tidak tercapainya tujuan proyek yaitu sesuai dengan waktu, biaya dan performa. PMBOK

guide 2008 mendefinisikan manajemen risiko proyek adalah proses yang sistematik dari

identifikasi, analisis, respon dan pengendalian risiko proyek. Tujuan manajemen risiko adalah

memaksimalkan peluang dan konsekuensi dari kejadian-kejadian positif dan meminimalkan

peluang dan konsekuensi dari kejadian-kejadian negatif terhadap sasaran proyek.

Proses-proses dalam manajemen risiko menurut PMBOK Guide (2008) [9] adalah:

a. Risk Management Planning-menetapkan bagaimana pendekatan dan rencana

aktivitas pengelolaan risiko pada proyek.

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 4: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

b. Risk Identification-menentukan risiko yang mana yang mempengaruhi proyek dan

mendokumentasikan karakteristik/sifat-sifatnya.

c. Qualitative Risk Analysis-melakukan analisis kualitatif risiko dan kondisi/ syarat-

syarat untuk prioritas pengaruhnya terhadap kinerja proyek.

d. Quantitive Risk Analysis- mengukur peluang dan kosekuensi risiko dan estimasi

implikasinya terhadap kinerja proyek.

e. Risk Response Planning-mengembangkan prosedur dan teknik untuk mempertinggi

kesempatan dan mengurangi ancaman sasaran proyek.

f. Risk Monitoring and Control-memonitor sisa risiko, identifikasi risiko yang baru,

melaksanakan rencana merespon risiko dan menghitung efektifitasnya selama umur

proyek.

Menurut Harold Kerzner (1995), risiko memiliki tiga elemen utama, yaitu:

a. Kejadian (event), yaitu peristiwa atau situasi yang terjadi pada tempat tertentu selama

selang waktu tertentu.

b. Probabilitas atau kemungkinan (likelihood), merupakan deskripsi kualitatif dari

probabilitas atau frekuensi.

c. Dampak (consequences), yaitu hasil dari sebuah kerjadian, baik kuantitatif, maupun

kualitatif, yang berupa kehilangan atau kerugian

Salah satu tujuan utama dalam mendirikan perusahaan adalah mencari keuntungan.

Setiap kegiatan usaha akan memunculkan adanya peluang memperoleh keuntungan yang

selalu berdampingan dengan risiko menderita kerugian baik secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu, salah satu fungsi manajemen yang termasuk penting adalah

melaksanakan manajemen risiko, menganalisis dan memberikan respons yang baik, serta

melakukan pengendalian terhadap kemungkinan terjadinya risiko yang telah teridentifikasi

Risk Response Planning adalah tindakan yang merupakan proses, teknik, dan strategi

untuk menanggulangi risiko yang mungkin timbul. Tanggapan dapat berupa tindakan

menghindari risiko, tindakan mencegah kerugian, tindakan memperkecil dampak negative

serta tindakan mengkesploitasi dampak positif. Tanggapan tersebut termasuk juga tata cara

untuk meningkatkan pengertian dan kesadaran personil dalam organisasi [10].

Risk respon yang direncanakan harus tepat terhadap risiko yang signifikan, biaya

yang sesuai, tepat waktu, realistis didalam konteks proyek dan harus disetujui oleh pihak-

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 5: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

pihak yang terlibat. Strategi untuk risk response dapat dilakukan dengan bantuan tools dan

technique, antara lain [11] :

a. Strategi untuk risiko negatif atau ancaman

Ada tiga strategi yang biasa dilaksanakan untuk risiko yang mempunyai dampak

negatif terhadap kinerja proyek. Strategi-strategi tersebut adalah :

a) Avoid, menghindari risiko dengan cara melakukan perubahan terhadap rencana

manajemen proyek untuk mengeliminasi ancaman risiko, mengisolasi sasaran

dari dampak yang akan timbul, seperti mengurangi scope pekerjaan atau

memperpanjang waktu pekerjaan.

b) Transfer, mentransfer dampak negatif risiko termasuk tanggung jawab kepada

pihak ketiga. Transfer risiko selalu terkait dengan pembayaran suatu premi

risiko kepada pihak yang menerima pelimpahan risiko, seperti asuransi.

Kontrak dapat digunakan untuk mentransfer risiko termasuk tanggung jawab

kepada pihak lain. Didalam banyak kasus, penggunaan kontrak type cost based

adalah mentransfer risiko kepada pemilik (owner), sementara kontrak type

fixed-price risiko ditransfer ke kontraktor jika desain proyek sudah matang.

c) Mitigate, mengurangi peluang dan dampak dari suatu kejadian risiko kepada

ambang batas yang dapat diterima. Melakukan tindakan dini untuk mengurangi

peluang dan atau dampak risiko di proyek sangat efektif daripada melakukan

perbaikan setelah kerusakan terjadi. Langkah-langkah mitigasi dilakukan

dengan mengadopsi proses yang tidak kompleks, melakukan perbaikan setelah

kerusakan terjadi. Langkah-langkah mitigasi dilakukan dengan mengadopsi

proses yang tidak kompleks, melakukan lebih banyak test, atau memilih

supplier/vendor yang lebih berpengalaman.

Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis harus mengusahakan agar hasil penelitian yang

didapat relevan dan optimal. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, penulis harus

melakukan pemilihan strategi penelitian yang tepat. Untuk menjawab pertanyaan –

pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini, maka dikembangkan suatu metode penelitian

yang sesuai. Menurut Yin, R. K. Dalam buku Case Study Research : Design and method,

terdapat beberapa jenis strategi penelitian.

Berdasarkan referensi tersebut, dapat ditentukan jenis strategi penelitian yang akan

digunakan dengan mengkaitkan strategi dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 6: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

sebelumnya. Untuk menjawab pertanyaan “apa” dan “bagaimana”, maka berdasarkan tabel di

atas, strategi penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian adalah metode survey dan

studi kasus.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka akan digunakan suatu penelitian yang

menerapkan strategi penelitian survey dan studi kasus. Identifikasi faktor-faktor risiko awal

dilakukan dengan mencari referensi mengenai sumber risiko. Dilanjutkan dengan

menggunakan kuisioner terhadap para pakar risiko konstruksi agar faktor-faktor risiko yang

telah dikumpulkan dapat diminmalisir dan lebih valid. Survey, pengambilan dan pengolahan

data langsung dilakukan dari kontraktor pelaksana proyek.

Urutan dari tahapan penelitian diperlihatkan pada diaram alir di bawah ini

Gambar 1. Tahapan penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama yaitu variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y). Variabel X berupa jenis risiko yang terjadi pada tahapan konstruksi Rumah Sakit,

dan variabel Y berupa kinerja waktu proyek. Dimana variabel X bersumber dari studi

literatur maupun survey langsung ke lokasi proyek, yang kemudian akan diproses pada

tahapan penelitian.

Survey contoh proyek Rumah

Sakit Studi Literatur

(jurnal dan buku) Penemuan Variabel

Penelitian Kuisioner I

(Validasi Pakar)

Kuisioner II (Pilot Survey)

Kuisioner III (Responden Tim

Proyek) Analisis Non Parametrik

Uji Validitas dan Reliabilitas

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis Peringkat Risiko dengan Metode

AHP

Penentuan Level Risiko dengan Metode SNI

Analisis Korelasi Variabel Ranking

Risiko

Kuisioner IV (Validasi akhir

Pakar)

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 7: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

Tabel 2. Variabel X penelitian

Kode Variabel Sumber

X1 Adanya kerusuhan, ketidak amanan dan tindak kejahatan Soon Kim, Deepak Bajaj, 2000 X2 adanya tindak KKN di lingkungan Akintoye, Macleod,1997 X3 perbedaan kebudayaan antar pekerja He Zhi,1995 X4 Banjir He Zhi,1995 X5 Gempa He Zhi,1995 X6 Longsor Al Bahar, Crandaal, 1990 X7 Kebakaran Al Bahar, Crandaal, 1990

X8 Angin puting beliung Chul Kim, Seoon Yooon Hoon Pack, 2005

X9 Kontraktor tidak cukup baik mengontrol kinerja kuantitas kerja, penjadwalan dan biaya subkon He Zhi,1995

X10 Inflasi He Zhi,1995

X11 Naik turun nya suku bunga dan tidak stabil nya nilai mata uang He Zhi,1995

X12 Lemahnya Kekuatan keuangan dari subkon He Zhi,1995 X13 Periode pembayaran tidak sesuai kontrak karena adanya

keterlambatan pembayaran dari owner Al Bahar, Crandaal, 1990

X14 Kemacetan di sekitar lokasi proyek Al Bahar, Crandaal, 1990 X15 Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi proyek Al Bahar, Crandaal, 1990 X16 adanya limbah yang ditimbulkan dan berbahaya Al Bahar, Crandaal, 1990 X17 gangguan warga sekitar lokasi proyek Al Bahar, Crandaal, 1990

X18 Pemahaman yang kurang atas pelaksanaan kontruksi yang ramah lingkungan Al Bahar, Crandaal, 1990

X19 Pemahaman spesifikasi pelaksanaan yang berbeda Al Bahar, Crandaal, 1990 X20 standar penerimaan suatu pekerjaan yang berbeda Al Bahar, Crandaal, 1990 X21 penambahan fungsi, terkait kebutuhan penggunaan ruangan Alfata 2011 X22 campur tangan atau intervensi owner Alfata 2011 X23 Dispute, masalah kontraktual Kerzer 2009 X24 Penyerahan lahan oleh pihak lain terlambat Rudi Iskandar 2002 X25 keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang mendahului Hawari 2009 X26 sumber daya belum tersedia di awal pekerjaan Alfata 2011

X27 pengadaan tenaga kerja, material dan peralatan tidak sesuai dengan jadwal He Zhi,1995

X28 Flow koordinasi dan komunikasi kurang efisien karena belum/ tidak disepakati bersama He Zhi,1995

X29 Akurasi yang buruk dari program proyek Asiyanto, 2009

X30 Kondisi yang bervariasi pada keadaan tanah, karena ketidaksesuaian antara hasil survey dengan kondisi lapangan Asiyanto, 2009

X31 Keterlambatan pada pekerjaan di jalur kritis (critical path) Asiyanto, 2009 X32 Kurangnya keahlian pekerja dan jumlah staf yang berkualitas Asiyanto, 2009 X33 Perencanaan Penjadwalan yang buruk Asiyanto, 2009 X34 buruknya koordinasi dengan subkon Asiyanto, 2009 X35 Fluktuasi upah pekerja dan harga material He Zhi,1995 X36 Kenaikan harga yang tidak diperhitungkan dalam kontrak Flanagan And Norman 1985 X37 turunnya produktivitas kerja Flanagan And Norman 1985

X38

Kualitas penyusunan WBS yang kurang baik karena tidak dilakukan klarifikasi semua spesifikasi pekerjaan yang tidak jelas sebelum memulai pekerjaan Flanagan And Norman 1985

X39 Tidak membuat database mengenai WBS dari proyek sejenis Flanagan And Norman 1985

X40 Tidak tersedianya atau tidak terpakainya job description masing masing fungsi atau jabatan Al Fata 2011

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 8: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

Tabel 2. Sambungan

Kode Variabel Sumber

X41 tidak tersedianya prosedur operasi proyek untuk setiap kegiatan atau proses Asiyanto 2009

X42 Kesalahan penanganan pekerjaan oleh manajemen Soon Kim, Deepak Bajaj, 2000

X43 Ketidakjelasan lingkup pekerjaan antara main contractor dan subkon Flanagan And Norman 1985

X44 perubahan desain Flanagan And Norman 1985 X45 Informasi desain yang tidak lengkap maupun salah He Zhi,1995 X46 Bahan yang digunakan dalam desain tidak tersedia di pasaran He Zhi,1995 X47 perubahan lingkup proyek He Zhi,1995 X48 kecelakaan kerja He Zhi,1995 X49 Pembagian tanggung jawab pekerjaan kurang jelas Asiyanto, 2009 X50 Kurang familiar dengan kondisi proyek Asiyanto, 2009 X51 permasalahan pekerja Asiyanto, 2009 X52 perbedaan sistem pengukuran Asiyanto, 2009

X53 Kinerja subkon tidak memenuhi standar kualitas yang diharapkan Asiyanto 2009

X54 Pemesanan material yang terlambat Asiyanto 2009 X55 kerusakan atau kehilangan material dan peralatan Asiyanto 2009

X56 kekurangan tempat penyimpanan material yang baru maupun sisa material Asiyanto 2009

X57 kurangnya ketersediaan material dan peralatan serta kapasitas alat berat yang tidak memenuhi standar Ritter 2009

X58 ketidaksesuaian material dengan spesifikasi yang diminta Al Fata 2011

X59 Adanya pekerjaan yang harus diulang (rework) karena tidak memenuhi standar kualitas Ritter 2009

X60 Metode yang salah diterapkan pada proyek, baik metode baru maupun metode yang sudah dikenal Asiyanto 2009

X61 penyusunan rangkaian proyek yang kurang baik Al Fata 2011

X62 Tidak memakai Alat Perlindungan Diri (APD) dengan semestinya Hlaing,Singh,Tiong, 2008

X63 Rambu-rambu keselamatan di sekitar proyek dan di tempat pengoperasian alat berat tidak ada/belum lengkap Hlaing,Singh,Tiong, 2008

X64 Ketaatan dalam menjalankan aturan keselamatan kerja kurang Hlaing,Singh,Tiong 2008

X65 Pekerjaan dihentikan oleh owner karena standar keselamatan kerja tidak digunakan dengan baik Hlaing,Singh,Tiong 2008

X66 kesalahan intrepretasi dari kontraktor terhadap kontrak Hlaing,Singh,Tiong, 2008

X67 Prosedur persetujuan perencanaan dan ijin yangyang berbelit belit Hlaing,Singh,Tiong 2008

X68 Perubahan hukum dan peraturan pemerintah Hlaing,Singh,Tiong, 2008 Sumber: Hasil olahan

Berikut merupakan penjelasan dari Gambar 1. Tahapan penelitian yang dikaitkan

dengan variabel penelitian

a. Survey Contoh Proyek Rumah Sakit

Melakukan survey langsung proyek Rumah Sakit dalam tahap konstruksi untuk

mengetahui variabel risiko yang berpengaruh pada tahap Konstruksi Proyek Rumah

Sakit.

b. Studi Literatur

Mempelajari jurnal dan buku mengenai Manajemen Risiko untuk mengetahui

variabel penelitian pada jurnal maupun buku yang sudah terpublikasi.

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 9: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

c. Penemuan Variabel Penelitian

Variabel terangkum dari Survey Proyek dan Studi Literatur

d. Kuisioner I

Merupakan kuisioner yang bertujuan untuk memvalidasi variabel bebas oleh pakar-

pakar yang sudah berpengalaman dalam bidang konstruksi Rumah Sakit maupun

bangunan gedung. Jumlah variabel bebas dapat dieleminasi sesuai dengan hasil

analisis pakar. Karena format pengisian kuisioner hanya berupa kolom variabel dapat

digunakan atau tidak.

e. Kuisioner II

Untuk mengetahui kekurangan kuisioner, dengan cara menyebarkan kepada contoh

responden yaitu tim proyek Rumah Sakit. Kuisioner berisi variabel hasil validasi

pakar, kuisioner I. Dimana cara pengisian didasarkan tingkat frekuensi terjadi dan

dampak akibat risiko.

f. Kuisioner III

Hasil dari validasi pakar awal (Kuisioner I) dan masukan dari Kuisioner II.

Penyebaran kuisioner ini kepada tim proyek dari kontraktor yang pernah menangani

proyek Rumah Sakit, untuk mengetahui nilai frekuensi dan dampak risiko. Dengan

kriteria responden yang memiliki pendidikan yang menunjang dan pengalaman yang

memadai di bidang konstruksi. Sehingga variabel hasil validasi pakar sebanyak 68

variabel.

g. Analisis Non Parametrik

Analisis non parametrik bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dari

pendidikan terakhir, penalaman dan jabatan responden. Analisis ini akan dikaitkan

dengan jawaban yang diberikan para responden pada pengumpulan data tahap ketiga.

Analisis non parametrik ini menggunakan bantuan program statistik SPSS 21.0 untuk

membantu pengujian.

h. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk menguji instrumen penelitian berupa variabel, diperlukan instrumen yang

valid dan reliabel. Validitas menunjukan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya. Reliabilitas menunjukan hasil pengukuran konsisten

walau digunakan mengukur berkali kali. Pengujian ini juga menggunakan SPSS 21.0

i. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan langkah untuk mengetahui gambaran dari data yang

diperoleh. Data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif ini berupa data mean,

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 10: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

median, nilai maksimum, nilai minimum dan modus. Pengujian ini juga

menggunakan SPSS 21.0

j. Analisis Peringkat Risiko dengan Menggunakan AHP

Sampel data yang berupa frekuensi dan dampak risiko pada setiap variabel yang

merupakan hasil pengisian responden, menjadi input analisis dengan metode AHP

yang dimulai dengan perlakuan normalisasi matriks, perhitungan konsistensi matriks,

konsistensi hirarki dan tingkat akurasi, perhitungan nilai lokal frekuensi, dan

perhitungan nilai lokal dampak, lalu dari hasil perhitungan ini akan didapat nilai

akhir faktor risiko (FR) dan peringkat berdasarkan bobot hasil perhitungan. Pada

pengujian ini dilakukan dengan bantuan Ms. Excel untuk tabulasi dan perhitungan

metode AHP.

k. Penentuan Level Risiko

Dari perhitungan rata-rata nilai lokal frekuensi dan dampak terhadap perubahan

lingkup, selanjutnya dapat ditentukan tingkat risiko dengan persamaan faktor risiko.

i. Analisis Korelasi

Analisisi Korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara variabel X dan Y yang

memiliki kerkuatan hubungan yang baik berdasarkan peringkat risiko dari proses

sebelumnya. Analisis ini menggunakan program SPSS 21.0

l. Kuisioner IV

Kuisioner ini merupakan validasi akhir dari data-data yang telah didapat dan

diproses. Merupakan tindakan preventif serta korektif ,untuk mencegah terjadinya

risiko yang signifikan yang dapat menganggu kinerja waktu proyek pada masa

konstruksi rumah sakit.

Dalam penelitian terdapat skala pengukuran yang digunakan. Dikarenakan metode

pengumpulan data dengan menggunakan pengisian kuisioner. Ukuran yang digunakan

menggunakan skala ordinal yang memungkinkan setiap pengisian dapat disusun menurut

peringkatnya yang dihasilkan. Dari yang paling buruk hingga paling baik. Data tersebut

dinamakan data peringkat.

Pada Kuisioner II dan III pengisian berupa tingkat frekuensi dan dampak dari vaiabel

risiko. Terdapat suatu skala pengukuran yang dapat dipilih oleh responden dalam menjawab

pertanyaan kuisioner. Skala yang digunakan pada kolom “Frekuensi” adalah 1=sangat rendah;

2=rendah; 3=sedang; 4=tinggi dan 5=sangat tinggi. Sedangkan skala yang digunakan pada

kolom “Dampak” adalah 1= tidak berpengaruh; 2=rendah; 3=sedang; 4=tinggi dan 5= sangat

tinggi.

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 11: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

Hasil Penelitian

Dengan mengikuti tahapan penelitian yang telah disebutkan di atas, maka akan

dihasilkan hasil penelitian. Pertama, dari profil dari responden yang akan dilanjutkan dengan

analisis non parametrik akan diproses untuk mengetahui perbedaan persepsi masing-masing

responden mengenai kuisioner yang diisi.

Gambar 2. Diagram Pie untuk kategori Pendidikan Terakhir

Gambar 3. Diagram Pie untuk kategori Jabatan Responden

11%  

86%  

3%  

Pendidikan  

1  D3  

2  S1  

3  S2  

5%  

20%  

20%  6%  

3%  6%  

8%  6%  

17%  

3%  

6%  

Jabatan  

1  Direktur  

2  PM  

3  SEM  

4  SOM  

5  Administra>on  Manager  

6  Cost  Adminitra>on  

7  QS  

8  QC  

9  Engineer  

10  GSI  

11  Procurement  

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 12: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

Gambar 4.2. Diagram Pie untuk kategori Pengalaman Kerja

Dari pengujian validitas, dinyatakan ke-68 variabel seluruhnya valid. Dengan

pengujian reliabilitas akan menghasil nilai Cronbach Alpha yang menyatakan tingkat

reliabilitas. Berdasarkan pengujian tersebut didapat nilai 0,988 yang menunjukakan bahwa

kuisioner penelitian memiliki faktor reliabilitas yang sempurna.

Karena keseluruhan variabel valid dan reliabel, maka keseluruhan variabel dapat

diproses untuk tahap penentuan level risiko dengan menggunakan metode AHP. Hasil akhir

proses AHP berupa rata-rata nilai lokal frekuensi dan dampak. Selanjutnya yang akan

diproses untuk menentukan peringkat risiko dengan cara SNI. Dalam penentuan risiko dapat

dicari dengan persamaan faktor risiko SNI berikut.

FR= L+I-(LxI)

Dimana : FR=faktor risiko dengan skala 0-1

L= probabilitas atau frekuensi kejadian risiko

I = besaran dampak risiko dalam bentuk terlambatnya

kinerja waktu proyek dari perencanaan

Dibawah ini merupakan acuan tabel SNI yang digunakan untuk pengkategorian

level risiko.

43%  

17%  

13%  

10%  

17%  

Pengalaman  Kerja  

1  0-­‐5  tahun  

2  6-­‐10  tahun  

3  11-­‐15  tahun  

4  16-­‐20  tahun  

5  21-­‐25  tahun  

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 13: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

Tabel 2. Faktor Risiko dan peringkat Frekuensi dan Dampak

Nilai FR Kategori Langkah Penanganan

> 0,7 Risiko Tinggi Harus dilakukan penurunan risiko ke tingkat yang

lebih rendah

0,4-0,7 Risiko Sedang Langkah penanganan dibutuhkan dalam jangka

waktu tertentu

<0,4 Risiko Rendah Langkah perbaikan bila memungkinkan

Sumber: Risk Management Guidelines (1993)

Berikut hasil peringkat risiko berdasarkan peringkat tertinggi

Tabel 2. Faktor Risiko dan peringkat Frekuensi dan Dampak

Kode Variabel Rata-rata

Nilai Lokal Frekuensi

Rata-rata Nilai Lokal

Dampak FR Peringkat

X13

Periode pembayaran tidak sesuai kontrak karena adanya keterlambatan pembayaran dari owner 0.376 0.560 0.725 1

X44 Perubahan desain 0.380 0.544 0.717 2

X31 Keterlambatan pada pekerjaan di jalur kritis (critical path) 0.349 0.521 0.688 3

X24 Penyerahan lahan oleh pihak lain terlambat 0.344 0.488 0.664 4

X45 Informasi desain yang tidak lengkap maupun salah 0.334 0.489 0.660 5

X47 Perubahan lingkup proyek 0.369 0.446 0.650 6

X36 Kenaikan harga yang tidak diperhitungkan dalam kontrak 0.347 0.443 0.636 7

X67 Prosedur persetujuan perencanaan dan ijin yangyang berbelit belit 0.320 0.439 0.619 8

X5 Gempa 0.291 0.457 0.615 9

X10 Inflasi 0.351 0.403 0.612 10 Sumber: Hasil olahan

Dari hasil nilai FR atau faktor risiko akan dikategorikan dalam tiga golongan yaitu:

>0,7=risiko tinggi; 0,4-0,7=risiko sedang;<0,4=risiko rendah.

Namun dari hasil peringkat risiko belum mewakili risiko dominan, harus ada uji

korelasi variabel peringkat risiko. Dimana pengujian melibatkan variabel X (kecuali X13 dan

X44 karena peringkat risiko tertinggi dengan kategori risiko tinggi) terhadap variabel Y yaitu

kinerja waktu proyek. Kinerja waktu proyek didapat dari pengisian kuisioner oleh responden.

Nilai korelasi yang diambil adalah nilai negatif yang menyatakan hubungan linier yang saling

meniadakan. Dengan analogi, ketika variabel X sering terjadi maka akan menurunkan kinerja

sesuai variabel Y. Berikut adalah hasil dari uji korelasi yang merupakan variabel dominan:

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 14: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

Tabel 3. Faktor Risiko dan peringkat Frekuensi dan Dampak

Variabel Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N Keterangan Korelasi

X24 -.484  * .049 35 Korelasi cukup dan memiliki signifikansi sangat baik X31 -.330  * .043 35 Korelasi cukup dan memiliki signifikansi sangat baik X36 -.372  * .028 35 Korelasi cukup dan memiliki signifikansi sangat baik X47 -.362  * .032 35 Korelasi cukup dan memiliki signifikansi sangat baik X54 -.324  * .058 35 Korelasi cukup dan memiliki signifiknsi cukup baik

X66 .207 .232 35 Korelasi rendah dan tidak signifikan  

Sumber: Hasil olahan

Variabel yang dinyatakan memiliki tingkat korelasi yang cukup dan signifikansi baik

adalah X 31,X 24, X 47,X 67, X 14 dan X 54. Sehingga variabel-variabel dominan yang akan

dibahas lebih lanjut tertera pada tabel berikut :

Tabel 4. Risiko Dominan terhadap Kinerja Waktu Proyek

No Variabel Deskripsi Level Risiko

Penyebab Risiko

1 X13

Periode pembayaran tidak sesuai kontrak karena adanya keterlambatan pembayaran dari owner T

Keuangan pemilik proyek tidak kuat

2 X44 Perubahan desain T Ketidaksesuaian kondisi di lapangan dengan perencanaan

3 X31 Keterlambatan pada pekerjaan di jalur kritis (critical path) S

Kurangnya sumber daya yang optimal dalam pengerjaan pekerjaan jalur kritis

4 X24 Penyerahan lahan oleh pihak lain terlambat S

Sengketa lahan antara masyarakat dengan owner

5 X47 Perubahan lingkup proyek S Adanya permintaan perubahan dari pemilik proyek

6 X36 Kenaikan harga yang tidak diperhitungkan dalam kontrak S

Kebijakan pemerintah mengenai ketentuan harga yang berubah sewaktu waktu

7 X67 Prosedur persetujuan perencanaan dan ijin yangyang berbelit belit S

Birokrasi yang panjang dan berbelit-belit

8 X54 Pemesanan material yang terlambat S

Perencanaan penjadwalan yang tidak memperhitungkan faktor kebutuhan material dan kedatangan material

Sumber: Hasil olahan

Dari tabel 6 di atas, merupakan risiko dominan yang akan dibahas dengan bersumber

dari hasil Kuisioner IV yaitu Validasi Pakar Akhir. Format kuisioner berisi variabel,

penyebab, tindakan preventif dan korektif. Pengisian kuisioner dilakukan oleh 5 pakar yang

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 15: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

terlibat dalam proyek Rumah Sakit yang sedang berjalan. Hasil kuisioner dikembangkan oleh

penulis dengan membaca literatur-literatur terkait. Pembahasan

Temuan dari penelitian ini adalah analisis risiko dengan menggunakan Analytical

Hierarchy Process serta analisis SNI risiko untuk mengetahui peringkat dan level dari faktor-

faktor risiko teridentifikasi. Tujuan dari analisis ini adalah menjawab pertanyaan penelitian

mengenai faktor-faktor risiko dominan apa saja yang mempengaruhi terhadap kinerja waktu

proyek pada tahap konstruksi rumah sakit. Variabel-variabel yang akan dibahas tertera pada

Tabel 6.

Variabel pertama yaitu Periode Pembayaran Tidak Sesuai Kontrak Karena

Keterlambatan Pembayaran dari Owner. Pemilihan kontrak untuk suatu proyek konstruksi

didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut pandang

pemilik proyek (owner), hal ini erat kaitannya dengan antisipasi dan penanganan risiko yang

ada pada proyek tersebut. Dalam kontrak juga harus disebutkan dengan jelas jangka waktu

penyelesaian proyek tersebut dan kewajiban yang harus dipenuhi kontraktor jika terjadi

keterlambatan dan perubahan lingkup proyek. Penyebab dari penyimpangan tersebut yaitu

kekuatan keuangan dari owner yang kurang mumpuni. Biasanya hal ini dapat terjadi jika dana

aliran proyek berasal dari pihak swasta, dimana kekuatan keuangan yang belum terjamin

dengan baik. Namun, jika proyek memiliki dana aliran dari pemerintah, maka hal ini akan

jarang terjadi. Karena dalam anggaran negara sudah tercatat jelas kapan dana keluar dalam

bentuk pembayaran proyek. Sehingga ketersediaan dana proyek terjamin. Penyimpangan yang

terjadi adalah jika progress proyek tidak sesuai degan rencana maka akan terlambat pula

pembayaran dari pemilik proyek. Karena sistem pembayaran per progress pekerjaan yang

digunakan.

Selanjutnya adalah Perubahan Desain. Dalam pelaksanaan kontruksi seharusnya

tidak terjadi perubahan terhadap desain yang sudah disepakati dalam kontrak. Perubahan

desain ini dapat berupa penambahan atau pengurangan pekerjaan. Perubahan desain dapat

disebabkan oleh berbagai faktor, terutama jika situasi proyek dengan kepemilikan yang

kurang berpengalaman dapat mengarahkan kepada ketidakpastian desain yang mengakibatkan

perubahan rencana, spesifikasi hingga perubahan pasal kontrak. Perubahan desain juga dapat

terjadi pada perubahan manajemen dalam pemberian kerja. Perubahan desain merupakan

suatu hal yang wajib diperhatikan. Hal-hal terkait perubahan desain harus segera

dikonfirmasikan kepada pemberi kerja. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan desain harus

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 16: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

diawali dengan surat dalam format yang diakui secara kontraktual, yaitu berupa Surat

Instruksi (SI).

Variabel selanjutnya adalah Keterlambatan Pada Pekerjaa di Jalur Kritis. Jalur kritis

adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total durasi

terlama dan menunjukkan waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Makna jalur kritis

penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila

pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.

Dengan pengertian mengenai jalur kritis telah jelas bahwa keterlambatan merupakan hal yang

harus dihindari pada pekerjaan tersebut. Dengan memiliki jalur terpanjang pada durasi

proyek, jika terjadi keterlambatan pada salah satu pekerjaan nya akan mengakibatkan efek

domino terhadap pekerjaan yang lain dan berpengaruh secara siginifikan dalam penambahan

durasi proyek secara keseluruhan

Selanjutnya adalah Penyerahan Lahan Oleh Pihak Lain Terlambat. Sebelum

memulainya proyek konstruksi pihak pemilik proyek sudah menetapkan di lahan manakah

proyek tersebut akan dikerjakan. Namun permasalahan persengketaan lahan sering terjadi di

Indonesia. Walaupun pada dasarnya kontraktor tidak ikut terlibat dalam proses penyerahan

lahan melainkan pemilik proyek yang harus menyediakan dan memastikan lahan siap

dibangun, permasalahan keterlambatan penyerahan lain praktis akan membuat mulainya

proyek akan terlambat. Sehingga terjadi ketidakjelasan kapan proyek dapat dimulai.

Variabel kelima adalah Perubahan Lingkup Proyek. Perubahan lingkup kerja adalah

hal yang umum terjadi dalam suatu proyek. Kontraktor terutama akan sangat memperhatikan

perubahan ini. Perubahan lingkup kerja yang tidak teridentifikasi, akan mengakibatkan

tambahan biaya yang tidak diimbangi dengan tambahan income bagi Kontraktor. Akibatnya

terjadi budget overrun, target margin tidak tercapai atau bahkan proyek akan rugi. Dalam

perubahan lingkup terdapat prosedur pengajuan yang akan datang dari kedua belah pihak

yaitu pemilik proyek dan kontraktor agar terdokumentasi dengan baik setiap perubahan yang

ada. Pemilik akan mengeluarkan permintaan perubahan yang berisi penjelasan tentang

perubahan yang diperlukan. Kontraktor menganalisa cost / time impact dari perubahan

tersebut dan mengajukan Change Proposal. Setelah me-review Change Proposal dari

Kontraktor, Client akan memutuskan apakah perubahan tersebut dilaksanakan atau tidak. Jika

perubahan dilaksanakan, pemilik akan mengeluarkan surat perintah perubahan sebagai suatu

perintah formal.

Variabel selanjutnya adalah Kenaikan Harga yang Tidak Diperhitungkan Dalam

Kontrak. Pada proyek konstruksi, penyedia jasa atau kontraktor telah memiliki acuan harga

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 17: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

sumber daya yang digunakan dan tertera dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). RAB tertera

dalam dokumen lelang yang berisi volume dan harga satuan pekerjaan berdasarkan sumber

daya yang digunakan. Harga sumber daya tersebut berasal dari jurnal tahunan yang bersumber

dari harga pasaran. Ketika terjadi kenaikan harga yang tidak diperhitungkan dalam kontrak

sebelumnya, maka kontraktor harus mengajukan semacam claim kepada pemilik proyek

dikarenakan tidak mungkin mengorbankan neraca keuangan proyek. Proses klaim sendiri

merupakan proses yang panjang yang harus diketahui oleh kedua belah pihak yaitu pemilik

proyek dan kontraktor.

Variabel Prosedur Persetujuan Perencanaan dan Ijin yang Berbelit Belit sangat

berkaitan dengan jenis proyek pemerintah. Jika proyek yang dilaksanakan adalah proyek

pemerintah, maka proses perijinan akan jauh lebih sulit karena banyak pihak yang terlibat.

Walaupun dalam perijinan dan persetujan tidak sepenuhnya kontraktor yang mengurus, jika

proses ini memakan waktu lama maka akan mepengaruhi waktu mulai nya proyek. Ketika

pemenang lelang proyek telah diumumkan, dan pembuatan detail engineering design telah

dibuat namun masalah perijinan mulai nya proyek di lokasi tertentu belum juga tuntas, maka

waktu mulai nya proyek pun akan semakin lama, yang mengakibatkan durasi proyek akan

makin tertunda.

Variabel yang terakhir yaitu Pemesanan Material yang Terlambat. Salah satu

komponen yang diperhitungkan adalah ketersediaan material penunjang proyek. Sehingga

jadwal yang telah dibuat dalam proses perencanaan telah memperhitungkan faktor

ketersediaan material. Ketika proyek berjalan, dengan acuan jadwal yang ada maka tim

proyek dapat memperhitungkan kapan harus memesan material sebelum suatu pekerjaan

dilakukan. Jika material yang dibutuhkan terlambat untuk dipesan tentunya akan

mempengaruhi pekerjaan proyek. Akan ada tenggat waktu yang diperlukan hingga material

datang dan suatu pekerjaan akan dimulai kembali.

Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:

a. Faktor-faktor risiko dominan dari hasil pengolahan data yang terjadi pada tahapan

konstruksi Rumah Sakit yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek sesuai

hasil analisis peringkat risiko AHP serta level risiko SNI faktor risiko dengan bobot

kategori Sedang (S) dan Tinggi (T)

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 18: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

b. Faktor-faktor risiko dominan tiap sumber risiko yang memengaruhi perubahan waktu

pekerjaan bangunan gedung Rumah Sakit. Level Risiko yang dihasilkan merupakan

hasil dari validasi pakar akhir. Terdapat dua variabel dengan level risiko tinggi yaitu

variabel “Periode Pembayaran Tidak Sesuai Kontrak Karena Adanya Keterlambatan

Pebayaran dari Owner” dan “Perubahan Desain”.

c. Risiko dominan yang dihasilkan tentunya memiliki penyebab timbulnya risiko.

Penyebab risiko masing masing variabel tersebut terdapat pada tabel di bawah ini

Tabel 5. Penyebab Risiko

No Variabel Deskripsi Penyebab Risiko

1 X13

Periode pembayaran tidak sesuai kontrak karena adanya keterlambatan pembayaran dari owner Keuangan pemilik proyek tidak kuat

2 X44 Perubahan desain Ketidaksesuaian kondisi di lapangan dengan perencanaan

3 X31 Keterlambatan pada pekerjaan di jalur kritis (critical path)

Kurangnya sumber daya yang optimal dalam pengerjaan pekerjaan jalur kritis

4 X24 Penyerahan lahan oleh pihak lain terlambat Sengketa lahan antara masyarakat dengan owner

5 X47 Perubahan lingkup proyek Adanya permintaan perubahan dari pemilik proyek

6 X36 Kenaikan harga yang tidak diperhitungkan dalam kontrak

Kebijakan pemerintah mengenai ketentuan harga yang berubah sewaktu waktu

7 X67 Prosedur persetujuan perencanaan dan ijin yang berbelit belit Birokrasi yang panjang dan berbelit-belit

8 X54 Pemesanan material yang terlambat

Perencanaan penjadwalan yang tidak memperhitungkan faktor kebutuhan material dan kedatangan material

Sumber : Hasil olahan a. Risk response preventif dan korektif terhadap risiko dominan yang muncul yang

berdampak terhadap kinerja waktu, antara lain:

Tabel 6. Respon Risiko

No Variabel Respon Preventif Respon Korektif

1 X13

Kesepakatan yang baik antara kontraktor dan owner jika keuangan pemilik proyek tidak memungkinkan membayar jasa

Perubahan kontraktual terhadap cara pembayaran dan tenggat waktu

2 X44

Memastikan dari tahap awal kontrak, hal-hal terkait standar pelaksanaan, seperti gambar teknis, spesifikasi, kesepakatan desain, bill of quantity sudah jelas tanpa adanya perubahan

Jika perubahan desain berada dalam zona pekerjaan jalur kritis, maka bersiap untuk melakukan klaim permintaan tambahan waktu segera

3 X31

Menyediakan dan menambah sumber daya (manusia,material, perubahan metode) pada keterlambatan di jalur kritis

Menyiapkan kegiatan jalur kritis secara terencana lebih dari pekerjaan lain

4 X24

Melakukan negosiasi sebelum proyek dimulai dengan jagka waktu yang telah diperhitungkan sebelumnya

Mempersiapkan segala kelengkapan dokumen yang diperlukan sebagai alat argumentasi atas pemanfaatan lahan

5 X47 Membuat kesepakatan dalam klausul Sistem pelaporan dan pencatatan harian

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 19: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

Tabel 6. Sambungan

No Variabel Respon Preventif Respon Korektif

kontrak mengenai perubahan lingkup, yang hanya direspon setelah adanya surat persetujuan

sebagai bukti kegiatan yang dilakukan dalam bentuk formal

6 X36

Melakukan berbagai skenario RAB dengan memperhitungkan kenaikan biaya pada level tertentu

Perubahan kontraktual sesuai denan kesepakatan antara kontraktor dan pemilik proyek

7 X67

Melengkapi setiap kelengkapan dokumen yang dibutuhkan dalam perijinan

Koordinasi dengan setiap pemangku jabatan

8 X54

Memperhitungkan dalam penjadwalan proyek, kapan pekerjaan harus dimulai disertai dengan jadwal pengadaan

Adanya mekanisme yang jelas mengenai pemesanan material dan diketahui oleh setiap tim proyek yang bertanggung jawab

Sumber : Hasil olahan Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini adalah:

a. Melakukan penelitian serupa pada jenis proyek yang telah terkategori, seperti proyek

Design and Build, Semi-Design and Build, Detailed Design, Fasttracking.

b. Melakukan penelitian serupa dengan mengidentifikasi faktor dominan penyebab

perubahan lingkup pekerjaan, namun dilihat dampaknya terhadap biaya dan kualitas

pelaksanaan proyek.

c. Perlu dilakukan penelitian sejenis terutama pada proyek fasilitas umum dimana

pemilik proyek nya adalah pemerintah

Daftar Referensi [1] Awang Sukmawan, Dewan Desak Dinas Kesehatan Segera Tuntaskan Pembangunan

RSUD Malang, 9 April 2013, http://rri.co.id/index.php/berita/48482/Dewan-Desak-Dinas-Kesehatan-Segera-Tuntaskan-#.UfksPdKmh7A.

[2] Dewa Ketut Sudarsana, Pengendalian Biaya dan Jadual Terpadu Pada Proyek

Konstruksi, Jurnal ilmiah teknik sipil vol 12, No2, 2008, hal 1. [3] Bab 1 Tesis Universitas Bina Nusantara, Februari 2010,

http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2010-2-00464-TI%20BAB%201.pdf. [4] Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mataram Dilanjutkan, 18 Juni 2012,

http://lomboknews.com/2012/06/18/rumah-sakit-pendidikan-universitas-mataram-dilanjutkan/.

[5] Anggi Kusumadewi, Mohammad Adam, Pengelolaan Anggaran di UGM juga

Bermasalah, 2 Februari 2012, http://nasional.news.viva.co.id/news/read/284939-bpk--ada-masalah-pengelolaan-anggaran-di-ugm.

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013

Page 20: FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI …

[6] Kim soon and Deepak Bajaj ,Risk Management in Construction: An approach for

Contractors in South Korea, (Proquest Journal, Januari 2000), hal 1.

[7] Mark W Cohen and Glen R Palmer ,Project Risk Identification and Management, (Proquest Journal, 2004), hal 1.

[8] A guide to the Projet Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 2008 4th

edition, hal 275. [9] A guide to the Projet Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 2008 4th

edition, hal 273. [10] A guide to the Projet Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 2008 4th

edition, hal 301. [11] A guide to the Projet Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 2008 4th

edition, hal 303.  

Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013