faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan …

12
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017 17 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp (0341)567886 Email: [email protected] ABSTRAK Kecamatan Kepanjen telah ditetapkan sebagai Ibu Kota Kabupatan Malang yang termuat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 dimana memiliki fungsi dan peran sebagai pusat pemerintahan kabupaten. Adanya pemindahan ibu kota kabupaten Malang berdampak pada perubahan guna lahan dari tak terbangun menjadi terbangun. Berdasarkan kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011- 2031 disebutkan bahwa, struktur pusat permukiman perkotaan wilayah Malang Raya diarahkan di Perkotaan Kepanjen. Dengan mengacu kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031, pemerintah berperan untuk merencanakan pengembangan permukiman di Kecamatan Kepanjen, yang menyangkut dengan kebutuhan akan lahan untuk bermukim. Permasalahan yang terdapat diwilayah studi adalah harga lahan yang bervariasi pada wilayah pusat kota dan sub pusat kota, dimana harga lahan tinggi dipengaruhi oleh nilai lahan, maka dari itu tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan permukiman pada lahan rumah di Kecamatan Kepanjen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Faktor yang mempengaruhi harga lahan permukiman adalah luas lahan, lebar jalan, jarak terhadap pusat kota, jarak terhadap sarana perkantoran, jarak terhadap sarana kesehatan, jarak terhadap sekolah, jumlah rute angkutan umum, dan ketersediaan jaringan air bersih. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk pemerintah terkait dengan pengembangan permukiman di Kecamatan Kepanjen. Kata Kunci: harga-lahan, nilai-lahan, lahan-permukiman, analisis-regresi-linear-berganda, rekomendasi ABSTRACT Kepanjen sub-district has been designated as the capital of Malang Regency which is contained in Government Regulation Republic of Indonesia Number 18 Year 2008 which has function and role as center of district government. The removal of the capital city of Malang district has affected the land use change from unbuilt area to built up area. Based on RTRW policy of East Java Province in 2011-2031 mentioned that the structure of urban residential center area of Malang Raya directed in Urban Kepanjen. With reference to the RTRW policy of East Java province in 2011-2031, the government plays a role in planning the development of settlements in Kepanjen sub-district concerned with the need for land to settle. The problems that exist in the study area is the price of land that varies in the area of city center and sub-city center, where high land prices are influenced by the value of land, therefore the purpose of this study is to know the factors that affect the price of settlement land in Kecamatan Kepanjen by using Multiple linear regression analysis. Factors affecting the price of settlement land are land area, road width, distance to city center, distance to office facilities, distance to health facilities, distance to school, number of public transportation routes, and availability of clean water network. Based on the results of this study can be used as a recommendation for the government related to the planning of settlements in Kepanjen district. Keywords: land-prices, land-value, settlement-land, multiple-linear-regression-analysis, recommendation PENDAHULUAN Lahan merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan masyarakat untuk dapat melangsungkan kehidupan dan melakukan berbagai macam aktivitas dan kegiatan. Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, vegetasi, serta benda yang ada diatasnya sepanjang pengaruhnya terhadap penggunaan lahan, dalam hal ini juga mengandung pengertian ruang dan tempat (Sitanala, 1989) Permukiman berdasarkan UU No 1 tahun 2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu-satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana dan fasilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan ataupun pedesaan. Nilai lahan dan harga lahan merupakan suatu penilaian atas lahan yang didasarkan pada kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategi ekonominya (Yunus, 2000). Nilai lahan berkaitan dengan harga lahan dimana memiliki hubungan

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI

KECAMATAN KEPANJEN

Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp (0341)567886

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kecamatan Kepanjen telah ditetapkan sebagai Ibu Kota Kabupatan Malang yang termuat dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 dimana memiliki fungsi dan peran sebagai pusat

pemerintahan kabupaten. Adanya pemindahan ibu kota kabupaten Malang berdampak pada perubahan guna

lahan dari tak terbangun menjadi terbangun. Berdasarkan kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-

2031 disebutkan bahwa, struktur pusat permukiman perkotaan wilayah Malang Raya diarahkan di Perkotaan

Kepanjen. Dengan mengacu kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031, pemerintah berperan

untuk merencanakan pengembangan permukiman di Kecamatan Kepanjen, yang menyangkut dengan kebutuhan

akan lahan untuk bermukim. Permasalahan yang terdapat diwilayah studi adalah harga lahan yang bervariasi

pada wilayah pusat kota dan sub pusat kota, dimana harga lahan tinggi dipengaruhi oleh nilai lahan, maka dari

itu tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan permukiman

pada lahan rumah di Kecamatan Kepanjen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Faktor yang

mempengaruhi harga lahan permukiman adalah luas lahan, lebar jalan, jarak terhadap pusat kota, jarak terhadap

sarana perkantoran, jarak terhadap sarana kesehatan, jarak terhadap sekolah, jumlah rute angkutan umum, dan

ketersediaan jaringan air bersih. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk

pemerintah terkait dengan pengembangan permukiman di Kecamatan Kepanjen.

Kata Kunci: harga-lahan, nilai-lahan, lahan-permukiman, analisis-regresi-linear-berganda, rekomendasi

ABSTRACT

Kepanjen sub-district has been designated as the capital of Malang Regency which is contained in Government

Regulation Republic of Indonesia Number 18 Year 2008 which has function and role as center of district

government. The removal of the capital city of Malang district has affected the land use change from unbuilt

area to built up area. Based on RTRW policy of East Java Province in 2011-2031 mentioned that the structure of

urban residential center area of Malang Raya directed in Urban Kepanjen. With reference to the RTRW policy

of East Java province in 2011-2031, the government plays a role in planning the development of settlements in

Kepanjen sub-district concerned with the need for land to settle. The problems that exist in the study area is the

price of land that varies in the area of city center and sub-city center, where high land prices are influenced by

the value of land, therefore the purpose of this study is to know the factors that affect the price of settlement land

in Kecamatan Kepanjen by using Multiple linear regression analysis. Factors affecting the price of settlement

land are land area, road width, distance to city center, distance to office facilities, distance to health facilities,

distance to school, number of public transportation routes, and availability of clean water network. Based on the

results of this study can be used as a recommendation for the government related to the planning of settlements

in Kepanjen district.

Keywords: land-prices, land-value, settlement-land, multiple-linear-regression-analysis, recommendation

PENDAHULUAN

Lahan merupakan sesuatu yang penting

bagi kehidupan masyarakat untuk dapat

melangsungkan kehidupan dan melakukan

berbagai macam aktivitas dan kegiatan. Lahan

diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri

atas iklim, relief, tanah, air, vegetasi, serta benda

yang ada diatasnya sepanjang pengaruhnya

terhadap penggunaan lahan, dalam hal ini juga

mengandung pengertian ruang dan tempat

(Sitanala, 1989)

Permukiman berdasarkan UU No 1 tahun

2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang

terdiri atas lebih dari satu-satuan perumahan yang

mempunyai prasarana, sarana dan fasilitas umum,

serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain

di kawasan perkotaan ataupun pedesaan.

Nilai lahan dan harga lahan merupakan

suatu penilaian atas lahan yang didasarkan pada

kemampuan lahan secara ekonomis dalam

hubungannya dengan produktivitas dan strategi

ekonominya (Yunus, 2000). Nilai lahan berkaitan

dengan harga lahan dimana memiliki hubungan

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN

18 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

fungsional, harga lahan ditentukan oleh nilai

lahan atau harga lahan mencerminkan tinggi

rendahnya nilai lahan. Lahan akan memiliki nilai

atau harga yang lebih tinggi bila terletak pada

lokasi yang strategis (aktivitas ekonomi yang

tinggi, lokasi mudah dijangkau dan tersedia

infrastruktur yang lengkap). Harga akan bergerak

turun seiring dengan jarak dari pusat kota ke arah

pedesaan. Pada daerah sub-sub pusat kota, harga

lahan tersebut naik kemudian turun mengikuti

jarak dan tingkat aktivitas diatasnya.

Adanya pemindahan Ibu Kota Kabupaten

Malang dari wilayah Kota Malang ke wilayah

Kecamatan Kepanjen disebabkan regulasi

pemerintah Kota Malang tentang pemberian

kewenangan untuk pengelolaan wilayah yang

termuat dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2008. Wilayah

Kecamatan Kepanjen memiliki fungsi dan peran

sebagai pusat pemerintahan kabupaten. Dengan

adanya pemindahan ibu Kota Kabupaten Malang

berdampak pada perubahan guna lahan dari lahan

tak terbangun menjadi lahan terbangun. Dalam

kondisi sekarang jumlah sarana dan prasarana

mengalami peningkatan untuk memenuhi

kebutuhan perkotaan yang semakin pesat.

Dalam penelitian sebelumnya pula dibahas

mengenai identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi masyarakat penghuni perumahan

dalam membeli rumah di Kecamatan Kepanjen

meggunakan analisis regresi linear berganda dan

didapatkan kesimpulan bahwa faktor yang

berpengaruh adalah terdapatnya sarana dan

prasarana yang lengkap, luas bangunan yang

diinginkan, kedekatan dengan pusat perdagangan

serta kedekatan dengan pasar skala kelurahan

(Rahmaladuni, 2012) berdasarkan hasil tersebut

dapat dijadikan masukan untuk variabel bebas

dalam penelitian ini.

Dengan menjadinya Kecamatan Kepanjen

sebagai pusat pemerintahan mengakibatkan

jumlah penduduk mengalami peningkatan dari

adanya pertumbuhan alami maupun penduduk

yang bermigrasi, sehingga aktivitas kegiatan

perkotaan menjadi semakin meningkat serta

mengalami perkembangan kota. Berdasarkan

Kebijakan RTRW Provinsi Jaw Timur tahun

2011-2031 struktur pusat permukiman perkotaan

Wilayah Perkotaan Malang Raya diarahkan di

Perkotaan Kepanjen menjadi kawasan hinterland.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

bermukim di perkotaan dimana kebutuhan lahan

yang terbatas akan mempengaruhi nilai lahan,

semakin sulitnya mendapatkan lahan di pusat

kota dengan permintaan yang tinggi menjadikan

nilai lahan menjadi meningkat serta keberadaan

lokasi lahan mempengaruhi tinggi rendahnya

harga lahan. Berdasarkan survei pendahuluan

harga lahan di pusat kota dan sub pusat kota

bervariasi, fokus penelitian terkait dengan

permukiman yang ada di Kecamatan Kepanjen

dimana harga lahan permukiman yang tinggi

dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Permasalahan yang muncul

adalah keberadaan permukiman mengalami

perbedaan harga karena keberadaan lokasi

maupun kemudahan aksesibilitas selain itu,

keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas umum

yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan

permukiman juga dimungkinkan mempunyai

pengaruh terhadap faktor yang mempengaruhi

harga lahan permukiman. Berdasarkan kondisi

tentang permasalahan diatas maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi harga lahan permukiman di

Kecamatan Kepanjen. Dari hasil penelitian ini

dapat membantu pemerintah dalam perencanaan

dan pengembangan permukiman.

Adapun identifikasi masalah yang mendasari

penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi

harga lahan permukiman meliputi :

1. Jumlah penduduk Kecamatan Kepanjen

berdasarkan tahun 2011 yaitu sebanyak

92.967 jiwa sedangkan pada tahun 2014

sebesar 101.268 jiwa. Peningkatan jumlah

penduduk dalam tiga tahun terakhir sebesar

8301 jiwa akibat pertambahan penduduk

secara alami maupun secara migrasi yang

akan membutuhkan kawasan permukiman

untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

(Kecamatan Kepanjen dalam Angka 2015)

2. Perumahan akhir-akhir ini mulai berkembang

di Kecamatan Kepanjen dengan lokasi yang

menyebar dan cenderung mengarah ke bagian

selatan, timur dan barat sedangkan untuk

permukiman umum menyebar di seluruh

Kecamatan Kepanjen, dan memiliki harga

yang bervariasi. (RDTR BWP Kepanjen tahun

2013-2033)

3. Keberadaan lokasi permukiman di pusat kota

dengan di sub pusat kota memiliki harga lahan

yang bervariasi hal tersebut dipengaruhi oleh

nilai lahan. Keberadaan lahan permukiman

yang ada di pusat kota memiliki jumlah

permintaan yang tinggi sedangkan

ketersediaan lahan tetap maka terjadilah

kelangkaan lahan di pusat kota sehingga lahan

memiliki nilai dan berdampak pada semakin

tingginya harga lahan.

4. Harga jual lahan di Kecamatan Kepanjen

mengalami perubahan harga yaitu pada Jalan

Panji, merupakan salah satu koridor pusat

pemerintahan harga per meter mencapai

2.500.000- 3.000.000, sedangkan pada 3-5

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

19

tahun yang lalu harga jual tanah permeter

kisaran 900.000/meter, selain itu harga lahan

pada Jalan Trunojoyo, Harga lahan permeter

juga cukup tinggi, meskipun tidak semahal

pada Jalan Panji, per meter antara 1.700.000 -

2.200.000, sedangkan 3-5 tahun yang lalu

harganya hanya antara 500.000-600.000 per

meter. (Malang post, 2016)

5. Naiknya harga jual tanah dikarenakan

semakin majunya Kota Kepanjen dari tahun

ketahun. Banyaknya pembangunan gedung

atau instansi pemerintah seperti pembangunan

blok office, serta beberapa banyak gedung

lain yang ikut menyumbang kenaikan harga

jual tanah tersebut, Sugianto. (Malang post,

2014)

6. Harga NJOP dan Harga Pasar sangatlah

berbeda jauh pada salah satu ruas jalan

disebutkan bahwa harga NJOP per meter

sebesar Rp 334.000 sedangkan pada kondisi

eksisting harga lahan pasar permeter sebesar

Rp 3.500.000, dapat diketahui bahwa harga

NJOP dengan harga lahan pasar berbeda

dengan prosentase 948%. Hal ini

menyebabkan harga NJOP yang digunakan

sebagai acuan dalam kegiatan jual beli

menjadi tidak akurat mengingat harga lahan

pasar yang terlalu melambung tinggi. (survei

pendahuluan, 2016) Berdasarkan adanya beberapa identifikasi

masalah tersebut, peneliti ingin mengetahui

karakteristik harga lahan permukiman di

Kecamatan Kepanjen dan ingin mengetahui

faktor yang mempengarhui harga lahan

permukiman di Kecamatan Kepanjen. kemudian

dari hasil penelitian digunakan sebagai

rekomendasi untuk pemerintah terkait dengan

pengembangan permukiman.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi pada wilayah studi adalah

populasi dengan jumlah kavling rumah yang

terdapat di jalan kolektor dan lokal, atau berada

di 17 desa/kelurahan di Kecamatan Kepanjen

sebesar 2122 unit.

Sampel pada studi ini ditujukan pada

kavling rumah di Kecamatan Kepanjen. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik simple

random sampling karena setiap kavling rumah

diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi. Dengan taraf signifikansi sebesar 0.075

maksudnya adalah penelitian dengan batas

kesalahan sebesar 7.5% memiliki tingkat akurasi

92.5%. Berikut persamaan yang dirumuskan oleh

Slovin dalam Sugiyono (2011).

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁(𝑒)2

n = 165

Dengan penyebaran kuisioner yang

dilakukan didistribusikan berdasarkan kelas jalan

kolektor dan lokal yang telah ditentukan di

Kecamatan Kepanjen.

Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian No Kelas

Jalan

Jumlah

persil rumah

Prosentase Jumlah

sampel

1 Kolektor

Primer 606

0.29 47

2 Kolektor

Sekunder 21

0.01 2

3 Lokal

Primer 1180

0.56 92

4 Lokal

Sekunder 316

0.15 25

Jumlah 2122 1.00 165

Sumber : Hasil pemikiran, 2016

Berdasarkan tabel 1 proporsi yang telah

dihitung, dapat diketahui pembagian jumlah

sampel yang berada pada kelas jalan. Dengan

jumlah sampel di Kecamatan Kepanjen sebanyak

165 persil.

Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode

analisis deskriptif statistik untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan data yang

terkumpul yaitu mengetahui karakteristik harga

lahan permukiman berdasarkan variabel yang

mempengaruhinya. Selain itu untuk peta

karaktersitik harga lahan permukiman

menggunakan metode Kriging dengan

menggunakan aplikasi ArcGis didapatkan hasil

peta harga lahan permukiman di Kecamatan

Kepanjen, dan metode analisis regresi linear

berganda untuk mendapatkan hasil faktor-faktor

yang mempengaruhi harga lahan permukiman.

Tabel 2. Variabel Penelitian

No. Variabel

Penelitian

Sub

variabel

Sub-sub

Variabel Sumber

1. Nilai lahan

Faktor fisik Luas lahan

(X1)

Raeka,

(2012);

Peraturan

Menteri

Negara

Agraria,

Kepala badan

pertanahan

Nasional No

1 tahun 1994

Aksesibilit

as dan

lokasi

Lebar jalan

(X2)

Maulana

(2013);

Andika

(2008);

Tilaar

(2013);

Fahirah,

dkk dalam

Kondisi

Perkerasan

jalan (X3)

Jarak

terhadap

pusat kota

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN

20 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

No. Variabel

Penelitian

Sub

variabel

Sub-sub

Variabel Sumber

(X6) Rusdi,

2013);

Buku Ajar

Tata Guna

Lahan,

(Ariastita.2

009)

Jarak

terhadap

pasar (X7)

Jarak

terhadap

fasilitas

kesehatan

(X8)

Jarak

terhadap

perkantoran

(X9)

Jarak

terhadap

sekolah

(X10)

Jumlah rute

angkutan

umum

(X11)

Legalitas

tanah

Status

kepemilikan

lahan

(X12)

Mayasari,

(2009);

Peraturan

Menteri

Negara

Agraria,

Kepala badan

pertanahan

Nasional No

1 tahun 1994

Prasarana Ketersediaa

n jaringan

air bersih

(X4)

Peraturan

Menteri

Negara

Agraria,

Kepala badan

pertanahan

Nasional No

1 tahun 1994

Ketersediaa

n jaringan

drainase

(X5)

Sumber : Hasil pemikiran, 2016

Variabel penelitian yang dijelaskan pada

Tabel 2 befungsi sebagai input dari penggunaan

analisis regresi linear berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kecamatan Kepanjen

1. Letak Geografi

Kecamatan Kepanjen terletak pada bagian

tengah selatan wilayah Kabupaten Malang.

Berbatasan dengan tujuh Kecamatan di wilayah

Kabupaten Malang, Kecamatan Kepanjen terdiri

dari 4 Kelurahan dan 14 Desa. Adapun batas

administrasi Kecamatan Kepanjen adalah sebagai

berikut:

• Sebelah Utara : Kecamatan Pakisaji dan

Kecamatan Ngajum

• Sebelah Timur : Kecamatan Bululawang

dan Kecamatan Gondanglegi

• Sebelah Barat : Kecamatan Ngajum dan

Kecamatan Sumberpucung

• Sebelah Selatan:Kecamatan Pagak dan

Kecamatan Pagelaran

Luas Kecamatan Kepanjen secara keseluruhan

adalah sekitar 46.25 km2 atau sekitar 1.55 persen

dari total luas Kabupaten Malang.

2. Penggunaan lahan

Secara umum pola penggunaan lahan yang

berkembang menggambarkan pengelompokan

kegiatan, dimana pola perkembangan yang ada

menunjukkan kecenderungan memusat di pusat

kota, kemudian berkembang linear ke arah sub

pusat kota. Penggunaan lahan di Kecamatan

Kepanjen didomnasi oleh lahan sawah, yaitu

seluas 2424 Ha dan persentase sebesar 52.3%

sedangan permukiman seluas 903.7 Ha dan

persentase sebesar 19.5% dari total

keseluruhan.Berikut merupakan peta Penggnaan

lahan di Kecamatan Kepanjen.

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

21

Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Kepanjen

Tabel 3. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan luas lahan permukiman

N

o Kelas Harga Lahan

Kecil < 300 m2 Sedang 301-600 m2 Besar > 600m2

f rata-rata harga

(Rp/m2) f

rata-rata harga

(Rp/m2) f

rata-rata harga

(Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 25 1.556.000 12 1.183.333 15 1.303.333

2 Rp 1.947.285 – Rp

2.771.002 30 2.270.000 10 3.492.857 2 2.400.000

3 Rp 2.771.003 – Rp

3.594.270 11 3.177.273 4 3.112.500 - -

4 Rp 3.594.721 – Rp

4.418.438 13 4.023.077 1 4.000.000 1 4.000.000

5 Rp 4.418.439 – Rp

5.242.156 13 4.742.308 4 4.900.000 1 5.000.000

6 Rp 5.242.157 – Rp

6.065.874 6 5.541.667 1 5.250.000 - -

7 Rp 6.065.875 – Rp

6.889.096 9 6.500.000 - - 1 6.500.000

8 Rp > 6.889.096 4 8.000.000 1 10.000.000 1 7.000.000 111 4.476.290 33 4.562.670 21 4.367.222

3. Karakteristik Harga Lahan Permukiman

Karakteristik harga lahan permukiman di

Kecamatan Kepanjen akan dijelaskan

berdasarkan analisis deskriptif statistik dengan

penjabaran pada tabel, dimana menentukan

jumlah kelas harga lahan, interval kelas

berdasarkan frekuensi dan rata-rata pada masing-

masing variabel.

Penentuan Kelas harga lahan

menggunakan metode Sturgess dan didapatkan

jumlah 8 Kelas harga.

C = 1 + 3.3 Log N

C = 1 + 3.3 Log 165

C= 8.32 dibulatkan menjadi 8

Sedangkan untuk besaran nominal

interval kelas harga didapatkan berdasarkan hasil

analisis menggunakan metode kriging pada peta

harga lahan.

Berdasarkan Tabel 3 hasil survei

penelitian di lapangan diketahui bahwa harga

lahan permukiman berdasarkan luas lahan jumlah

yang mendominasi adalah permukiman yang

memiliki luas < 300 m2 dan memiliki jumlah

frekuensi sebesar 111 dengan harga lahan rata-

rata sebesar Rp 4.476.290/m2. Sedangkan luas

lahan sebesar >600m2 memiliki jumlah frekuensi

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN

22 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

paling sedikit yaitu sebesar 21 dengan harga

lahan rata-rata adalah sebsar Rp 4.367.222/m2.

Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa harga lahan

dengan luas semakin besar cenderung harga

lahannya semakin murah.

Tabel 4. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan lebar jalan

No Kelas Harga Lahan 4,7-7.12 m 7.13-9.56 m 9.57-12 m

f rata-rata harga (Rp/m2) f rata-rata harga (Rp/m2) f rata-rata harga (Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 50 1.389.000 - - 2 1.600.000

2 Rp 1.947.285 – Rp 2.771.002 37 2.256.757 1 2.000.000 4 2.362.500

3 Rp 2.771.003 – Rp 3.594.270 14 3.135.714 - - 1 3.500.000

4 Rp 3.594.721 – Rp 4.418.438 12 4.004.167 1 4.250.000 2 4.000.000

5 Rp 4.418.439 – Rp 5.242.156 14 4.842.857 4 4.612.500 - -

6 Rp 5.242.157 – Rp 6.065.874 4 5.625.000 3 5.333.333 - -

7 Rp 6.065.875 – Rp 6.889.096 7 6.457.143 3 6.600.000 - -

8 Rp > 6.889.096 3 7.333.333 3 9.000.000 - - 141 4.380.496 15 5.299.306 9 2.865.625

Tabel 5. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan kondisi perkerasan jalan

No Kelas Harga Lahan

Baik Sedang Buruk

f Rata-rata harga (Rp/m2) f Rata-rata harga (Rp/m2) f Rata-rata harga

(Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 42 1.417.857 10 1.310.000 - -

2 Rp 1.947.285 – Rp 2.771.002 42 2.260.714 - - - -

3 Rp 2.771.003 – Rp 3.594.270 15 3.160.000 - - - -

4 Rp 3.594.721 – Rp 4.418.438 15 4.020.000 - - - -

5 Rp 4.418.439 – Rp 5.242.156 18 4.791.667 - - - -

6 Rp 5.242.157 – Rp 6.065.874 7 5.500.000 - - - -

7 Rp 6.065.875 – Rp 6.889.096 10 6.500.000 - - - -

8 Rp > 6.889.096 6 8.166.667 - - - - 155 4.477.113 10 1.310.000 - -

Tabel 6. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jumlah rute angkutan umum

N

o Kelas Harga Lahan

Ada, ≥ 2 rute Ada, hanya 1 rute Tidak ada rute

f Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 - -

2

2 1.556.818

3

0 1.280.000

2

Rp 1.947.285 – Rp

2.771.002 4 2.312.500

2

8 2.244.643

1

0 2.285.000

3

Rp 2.771.003 – Rp

3.594.270 6 3.241.667 9 3.105.556 - -

4

Rp 3.594.721 – Rp

4.418.438 4 4.062.500

1

1 4.004.545 - -

5

Rp 4.418.439 – Rp

5.242.156

1

0 4.785.000 8 4.800.000 - -

6

Rp 5.242.157 – Rp

6.065.874 5 5.450.000 2 5.625.000 - -

7

Rp 6.065.875 – Rp

6.889.096

1

0 6.500.000 - - - -

8 Rp > 6.889.096 6 8.166.667 - - - -

4

5 4.931.190

8

0 3.556.094

4

0 1.782.500

Pada Tabel 4 hasil analisis lebar jalan

yang terdapat di Kecamatan Kepanjen terbagi

menjadi 3 kelompok lebar jalan berdasarkan

standar jalan lingkungan, kelas jalan lokal dan

kelas jalan kolektor dan masing-masing memiliki

lebar yang bertingkat. Harga lahan permukiman

tertinggi didapatkan pada lebar jalan 7.13m

hingga 9.56m dengan rata-rata harga sebesar Rp

5.299.306/m2. Sedagkan harga lahan permukiman

terendah terdapat pada lebar jalan antara 9.57m

hingga 12m dengan rata-rata harga sebesar Rp

2.865.625/m2.

Pada Tabel 5 didapatkan 2 kondisi

perkerasan jalan aspal yang terdapat di

Kecamatan Kepanjen dengan kondisi baik dan

sedang, kondisi ini dilihat dari jenis perkerasan

jalan aspal yang berbeda antara jalan kolektor

dengan jalan lokal. Harga lahan permukiman

tertinggi terdapat pada aspal baik dengan rata-

rata sebesar Rp 4.477.113/m2. Sedangkan harga

lahan rata-rata terendah terletak pada perkerasan

jalan sedang, dengan harga rata-rata sebesar

1.310.000/m2. Dapat disimpulkan bahwa harga

lahan permukiman dengan kualitas jalan yang

baik akan memiliki harga lahan permukiman

lebih tinggi dibandingkan dengan jalan yang

memiliki kualitas sedang.

Pada Tabel 6 hasil survei eksisting

terdapat 3 kategori untuk rute angkutan umum

dimana jumlah rute angkutan umum yang paling

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

23

mendominasi adalah terdapat ≥ 2 angkutan umum dengan frekuensi sebesar 45 dan rata-rata

harga sebesar Rp 4.931.190/m2, sedangkan

dengan tidak tersedianya rute angkutan umum

juga mempengaruhi rendahnya harga yaitu

dengan jumlah frekuensi sebesar 40 memiliki

harga lahan rata-rata sebesar Rp 1.782.500/m2.

Berdasarkan hasil nilai rata-rata harga lahan

permukiman pada masing-masing kategori dapat

dilihat semakin banyak jumlah rute angkutan

umum yang melewati maka semakin tinggi pula

harga lahan yang terdapat pada lokasi penelitian.

Tabel 7. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan ketersediaan jaringan air bersih

No Kelas Harga Lahan

PDAM, lancar PDAM, tidak lancar Tidak tersedia jaringan PDAM

f Rata-rata harga (Rp/m2) f Rata-rata harga

(Rp/m2) f Rata-rata harga (Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 17 1.500.000 - - 35 1.347.143

2 Rp 1.947.285 – Rp 2.771.002 11 2.204.545 - - 31 2.280.645

3 Rp 2.771.003 – Rp 3.594.270 6 4.025.000 - - 9 3.216.667

4 Rp 3.594.721 – Rp 4.418.438 12 4.025.000 - - 3 4.000.000

5 Rp 4.418.439 – Rp 5.242.156 14 4.860.714 - - 4 4.550.000

6 Rp 5.242.157 – Rp 6.065.874 7 5.500.000 - - - -

7 Rp 6.065.875 – Rp 6.889.096 10 8.166.667 - - - -

8 Rp > 6.889.096 6 8.166.667 - - - -

83 4.806.074 - - 82 3.078.891

Tabel 8. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan ketersediaan jaringan drainase

N

o Kelas Harga Lahan

Ada, tidak banjir Ada, banjir Tidak ada

f Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 49 1.390.816 3 1.500.000 - -

2

Rp 1.947.285 – Rp

2.771.002 18 2.286.111

1

8 2.227.778 6 2.283.333

3

Rp 2.771.003 – Rp

3.594.270 12 3.179.167 3 3.083.333 - -

4

Rp 3.594.721 – Rp

4.418.438 13 4.003.846 2 4.125.000 - -

5

Rp 4.418.439 – Rp

5.242.156 11 4.845.455 7 4.707.143 - -

6

Rp 5.242.157 – Rp

6.065.874 6 5.500.000 1 5.500.000 - -

7

Rp 6.065.875 – Rp

6.889.096 8 6.475.000 2 6.600.000 - -

8 Rp > 6.889.096 5 7.800.000 1 10.000.000 - -

12

2 4.717.907

3

7 4.435.049 6 2.283.333

Tabel 9. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jarak terhadap pusat kota

No Kelas Harga Lahan

300-2200 m 2201-4400 m >4400 m

f rata-rata harga

(Rp/m2) f rata-rata harga (Rp/m2) f rata-rata harga (Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 5 1.650.000 18 1.305.556 29 1.410.345

2 Rp 1.947.285 – Rp 2.771.002 13 2.253.846 17 2.273.529 12 2.250.000

3 Rp 2.771.003 – Rp 3.594.270 6 3.033.333 8 3.243.750 1 3.750.000

4 Rp 3.594.721 – Rp 4.418.438 12 4.045.833 3 3.916.667 - -

5 Rp 4.418.439 – Rp 5.242.156 16 4.796.875 2 4.750.000 - -

6 Rp 5.242.157 – Rp 6.065.874 7 5.500.000 - - - -

7 Rp 6.065.875 – Rp 6.889.096 10 6.500.000 - - - -

8 Rp > 6.889.096 5 8.400.000 1 7.000.000 - -

74 4.522.486 49 3.748.250 42 2.470.115

Pada tabel 7 hasil eksisting terdapat dua

kategori dimana harga lahan rata-rata yang

mendominasi adalah ketersediaan air bersih

dengan PDAM lancar, memiliki jumlah frekuensi

83 sama dengan jumlah frekuensi tidak terdapat

jaringan air bersih PDAM, namun yang

membedakan terletak pada rata-rata harganya

dimana ketersediaan PDAM lancar memiliki rata-

rata harga sebesar Rp 4.806.074/ m2, sedangkan

rata-rata harga dengan kategori tidak terdapat

jaringan air bersih memiliki rata-rata harga lebih

rendah yaitu sebesar Rp 3.078.891/ m2. Dapat

diketahui bahwa harga lahan permukiman

cenderung lebih tinggi jika memiliki ketersediaan

air bersih PDAM, lancar.

Pada tabel 8 diatas dapat diketahui

jumlah yang paling mendominasi adalah

ketersediaan jaringan drainase dengan kategori

ada, dan tidak terjadi banjir yaitu dengan

frekuensi sebesar 122 dan rata-rata harga lahan

sebesar Rp 4.717.907/m2. Sedangkan rata-rata

harga terendah berdasarkan tabel diatas diketahui

pada permukiman yang tidak terdapat saluran

drainase pada wilayah depan rumah dengan

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN

24 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

frekuensi sebesar 6 dan rata-rata harga sebesar

Rp 2.283.333/m2. Dapat diketahui berdasarkan

kategori diatas harga lahan tinggi dipengaruhi

oleh ketersediaan jaringan drainase yang

memadai.

Pada tabel 9 diatas dapat diketahui harga

lahan permukiman rata-rata yang paling

mendominasi adalah harga Rp 4.546.375/m2

dengan frekuensi sebesar 44. Harga lahan

permukiman memiliki nilai semakin rendah jika

menjauhi pusat kota, dapat dilihat harga

berdasarkan jarak paling jauh pada jarak 4260m –

6900m memiliki rata-rata harga sebesar Rp

2.316.269/m2 dengan frekuensi sebesar 43.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa

harga lahan rata-rata semakin menjauhi pusat

kota maka harga lahan rata-rata cenderung

semakin murah atau rendah.

Tabel 10. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jarak terhadap pasar

N

o Kelas Harga Lahan

10-2497m 2498-4995m >4995m

f Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 35 1.438.571

1

1 3.462.500 6 1.483.333

2

Rp 1.947.285 – Rp

2.771.002 13 2.242.308

2

3 2.271.739 6 2.258.333

3

Rp 2.771.003 – Rp

3.594.270 6 3.033.333 8 3.243.750 1 3.250.000

4

Rp 3.594.721 – Rp

4.418.438 13 4.023.077 2 4.000.000 - -

5

Rp 4.418.439 – Rp

5.242.156 17 4.808.824 1 4.500.000 - -

6

Rp 5.242.157 – Rp

6.065.874 7 5.500.000 - - - -

7

Rp 6.065.875 – Rp

6.889.096 10 6.500.000 - - - -

8 Rp > 6.889.096 5 8.400.000 1 7.000.000 - -

10

6 4.493.264

4

6 4.079.665

1

3 2.330.556

Tabel 11. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jarak terhadap sarana

kesehatan

N

o Kelas Harga Lahan

10-527 m 528-1045 m >1046 m

f

Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 40 1.433.750

1

1 1.227.273 1 1.800.000

2

Rp 1.947.285 – Rp

2.771.002 27 2.312.963

1

4 2.178.571 1 2.000.000

3

Rp 2.771.003 – Rp

3.594.270 11 3.172.727 3 3.166.667 1 3.000.000

4

Rp 3.594.721 – Rp

4.418.438 10 4.025.000 5 4.010.000 - -

5

Rp 4.418.439 – Rp

5.242.156 15 4.736.667 1 5.000.000 2 5.200.000

6

Rp 5.242.157 – Rp

6.065.874 7 5.500.000 - - - -

7

Rp 6.065.875 – Rp

6.889.096 10 6.500.000 - - - -

8 Rp > 6.889.096 5 8.400.000 1 7.000.000 - -

12

5 4.510.138

3

5 3.763.752 5 3.400.000

Tabel 12. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jarak terhadap kantor

pemerintah

N

o Kelas Harga Lahan

10-473 m 474-947 m >948 m

f Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 27 1.429.630

2

0 1.395.000 5 1.230.000

2

Rp 1.947.285 – Rp

2.771.002 23 2.252.174

1

2 2.225.000 7 2.350.000

3

Rp 2.771.003 – Rp

3.594.270 7 3.214.286 8 3.112.500 - -

4

Rp 3.594.721 – Rp

4.418.438 11 4.027.273 4 4.000.000 - -

5

Rp 4.418.439 – Rp

5.242.156 18 4.791.667 - - - -

6 Rp 5.242.157 – Rp 7 5.500.000 - - - -

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

25

N

o Kelas Harga Lahan

10-473 m 474-947 m >948 m

f Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2)

6.065.874

7

Rp 6.065.875 – Rp

6.889.096 10 6.500.000 - - - -

8 Rp > 6.889.096 6 8.166.667 - - - -

10

9 4.485.212

4

4 2.683.125

1

2 1.790.000

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui

bahwa harga lahan permukiman yang paling

mendominasi harga rata-rata adalah terletak pada

jarak antara 10m hingga 2497m dimana harga

rata-rata sebesar Rp 4.493.264/m2, sedangkan

jarak terjauh dengan jarak >4995m memiliki

frekuensi terendah yaitu sebesar 13 dan harga

rata-rata terendah sebesar Rp 2.330.556/m2.

Berdasarkan hasil penjelasan tabel diatas dapat

diketahui rata-rata harga lahan cenderung

semakin rendah bila menjauhi pasar atau

sebaliknya semakin mendekati pasar maka rata-

rata harga lahan semakin tinggi. Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui

bahwa harga lahan yang paling mendominasi

dilihat dari jumlah frekuensi adalah dengan jarak

mulai 10m-527m dimana memiliki jumlah

frekuensi sebesar 125 dengan rata-rata harga

lahan Rp 4.510.138/m2. Sedangkan harga lahan

semakin menjauhi sarana kesehatan dengan jarak

>1046m memiliki harga rata-rata sebesar Rp

3.400.000/m2. Dengan demikian berdasarkan

tabel 11 dapat disimpulkan bahwa harga lahan

berdasarkan jarak terhadap sarana kesehatan

semakin menjauhi maka rata-rata harga lahan

semakin berkurang atau semakin murah atau

semakin mendekati sarana kesehatan maka rata-

rata harga lahan semakin mahal.

Pada tabel 12 diatas dapat diketahui

harga lahan rata-rata yang paling mendominasi

terletak pada jarak terendah mulai dari 10m

hingga 473m memilki frekuensi tertinggi adalah

sebesar 109 dengan kisaran harga rata-rata

sebesar Rp 4.485.212/m2. Sedangkan harga lahan

dengan jarak >948 m memiliki frekuensi sebesar

12 dan harga lahan semakin berkurang yaitu rata-

rata harga sebesar Rp 1.790.000/m2. Dengan

demikian berdasarkan hasil tabel 12 dapat

disimpulkan bahwa harga lahan permukiman

semakin menjauhi kantor pemerintah maka rata-

rata harga lahan semakin rendah.

Tabel 13. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jarak terhadap sekolah

N

o Kelas Harga Lahan

10-267 m 268-525 m >526 m

f Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2) f

Rata-rata harga

(Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 41 1.412.195

1

0 1.355.000 1 1.200.000

2

Rp 1.947.285 – Rp

2.771.002 27 2.238.889

1

0 2.275.000 5 2.354.167

3

Rp 2.771.003 – Rp

3.594.270 14 3.171.429 1 3.000.000 - -

4

Rp 3.594.721 – Rp

4.418.438 9 3.972.222 6 4.091.667 - -

5

Rp 4.418.439 – Rp

5.242.156 14 4.757.143 4 4.912.500 - -

6

Rp 5.242.157 – Rp

6.065.874 2 5.625.000 5 5.450.000 - -

7

Rp 6.065.875 – Rp

6.889.096 5 6.510.000 5 6.490.000 - -

8 Rp > 6.889.096 6 8.166.667 - - - -

11

8 4.481.693

4

1 3.939.167 6 1.777.083

Tabel 14. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan status kepemilikan lahan

No Kelas Harga Lahan

SHM Bukan SHM Tidak Bersertifikat

f Rata-rata harga (Rp/m2) f Rata-rata harga (Rp/m2) f Rata-rata harga

(Rp/m2)

1 Rp 800.000 – 1.947.284 40 1.378.750 12 1.458.333 - -

2 Rp 1.947.285 – Rp 2.771.002 27 2.259.259 15 2.263.333 - -

3 Rp 2.771.003 – Rp 3.594.270 9 3.188.889 6 3.116.667 - -

4 Rp 3.594.721 – Rp 4.418.438 12 4.045.833 3 3.916.667 - -

5 Rp 4.418.439 – Rp 5.242.156 13 4.796.154 5 4.780.000 - -

6 Rp 5.242.157 – Rp 6.065.874 7 5.500.000 - - - -

7 Rp 6.065.875 – Rp 6.889.096 10 6.500.000 - - - -

8 Rp > 6.889.096 5 7.800.000 1 10.000.000 - -

123 4.433.611 42 4.255.833 - -

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN

26 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

Gambar 2. Peta Harga Lahan Permukiman di Kecamatan Kepanjen

Pada tabel 13 diatas dapat diketahui

jarak lahan permukiman terhadap sarana

kesehatan yang paling mendominasi adalah jarak

mulai 10-267m dimana memiliki frekuensi

sebesar 118 dan rata-rata harga lahannya Rp

4.481.693/m2. Sedangkan harga lahan dengan

jarak semakin menjauhi sekolah cenderung

berkurang dapat dilihat berdasarkan jarak >526m

harga lahan rata-rata didapatkan Rp

1.777.083/m2.

Pada tabel 14 hasil survei didapatkan

data bahwa harga lahan permukiman memiliki

karakteristik berdasarkan status kepemilikan

hanya SHM dan selain SHM, namun jumlah yang

mendominasi berdasarkan status kepemilikan

yaitu SHM, sebesar 123 dengan rata-rata harga

sebesar Rp 4.433.611/m2. Sedangkan status

kepemilikan bukan SHM hanya terdapat 42

dengan rata-rata harga sebesar Rp 4.255.833/m2

Berdasarkan hasil rata-rata tersebut dapat

diketahui bahwa harga lahan permukiman di

Kecamatan Kepanjen memiliki nilai lebih tinggi

jika terdapat status kepemilikan Sertifikat Hak

Milik, dibanding dengan status kepemilikan

bukan Sertifikat Hak Milik.

Pada Gambar 2 diketahui peta harga

lahan permukiman di Kecamatan Kepanjen.

Dapat dijelaskan dengan warna dari merah

hingga hijau dimana harga lahan semakin

mendekati pusat kota, warna cenderng berwarna

merah yang artinya semakin mendekati pusat

kota maka harga lahan permukiman semkin

mahal, sedangkan warna hijau menjelaskan

bahwa harga lahan permukiman semakin

menjauhi pusat kota maka harga lahan semakin

rendah/murah.

Analisis Regresi Linear Berganda

Sebelum dilakukan analisis regresi linear

berganda, dilakukan uji asumsi klasik terlebih

dahulu yaitu uji normalitas, uji multikolinerar,

dan uji Heteroskedastisitas dan terpenuhi.

Kemudian dapat dibaca hasil analisis korelasi

ganda R sebesar 0.887 dapat dikatakan bahwa

terjadi hubungan sangat kuat antara variabel-

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Sedangkan hasil perolehan angka Adjusted R

square sebesar 0.771 hal ini menunjukkan bahwa

prosentase sumbangan pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat sebesar 77.1% atau

variasi variabel nilai lahan yang digunakan dalam

model mampu menjelaskan sebesar 0.771

variabel harga lahan, dan sisanya sebesar 0.229

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini. Kemudian

untuk uji F didapatkan nilai signifikansi sebesar

0.000 atau lebih kecil dari 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi linear layak

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

27

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel

luas lahan, lebar jalan, kondisi perkerasan jalan,

ketersediaan air bersih, ketersediaan drainase,

jarak terhadap pusat kota, jarak terhadap pasar,

jarak terhadap sarana kesehatan, jarak terhadap

sarana perkantoran, jarak terhadap sekolah,

jumlah rute angkutan umum dan status

kepemilikan lahan terhadap variabel harga lahan.

Dengan menggunakan analisis regresi linear

berganda dapat diketahui faktor faktor yang

mempengaruhi harga lahan permukiman di

Kecamatan Kepanjen. Pada analisis regresi linear

berganda untuk mengetahui variabel yang

mempengaruhi harga lahan permukiman dilihat

berdasarkan uji T parsial dengan melihat nilai

signifikansi < 0.05

Tabel 15. Uji T untuk mengetahui variabel

yang berpengaruh terhadap harga lahan Variabel Unstandardized

Coefficient

Standa

rdized

Coeffic

ient

t Sig.

B Std.

Error

(Constant) 5031 912.531 ,006 ,996

Luas lahan

(X1)

719 250 ,127 2,874 ,005

Lebar

jalan(X2)

252.717 57.427 ,179 4,401 ,000

Kondisi

Perkerasan

jalan (X3)

126.817 164.032 ,034 ,773 ,441

Ketersediaan

air bersih

(X4)

382.435 112.879 ,166 3,388 ,001

Ketersediaan

drainase (X5)

-37.018 100.949 -,015 -,367 ,714

Jarak

terhadap

pusat kota

(X6)

-530 60 -,467 -8,781 ,000

Jarak

terhadap

pasar (X7)

112 63 ,096 1,768 ,079

Jarak

terhadap

sarana

kesehatan

(X8)

-812 202 -,154 -4,014 ,000

Jarak

terhadap

sarana

perkantoran

(X9)

-595 266 -,103 -2,239 ,027

Jarak

terhadap

sekolah(X10)

-904 413 -,091 -2,187 ,030

Jumlah Rute

Angkutan

Umum (X11)

973.216 99.004 ,454 9,830 ,000

Status

Kemepemilik

an Lahan

(X12)

5646.27

7

101.746 ,002 ,055 ,956

Sumber: Hasil analisis, 2017

Berdasarkan Tabel 15 hasil Uji T Parsial

tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel

independen yang berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen adalah variabel yang

memiliki nilai sig < 0.05 pada tabel signifikansi.

Dari hasil analisis SPSS diketahui hasil variabel

yang berpengaruh terhadap variabel Y adalah

variabel X1, X2, X4, X6, X8, X9, X10, X11.

Sehingga persamaan yang terbentuk adalah

sebagai berikut.

Y = 5.031 + 719X1 + 252.717X2 + 382.435X4 –

530X6 – 812X8 – 595X9 – 904X10 +

973.216X11

Dimana :

Y = Harga lahan permukiman (per m2)

a = 5.031 (konstanta)

X1 = Luas lahan (m2)

X2 = Lebar jalan (m)

X4 = Ketersediaan air bersih

X6 = Jarak terhadap pusat kota (m)

X8 = Jarak terhadap sarana kesehatan (m)

X9 = Jarak terhadap kantor pemerintah (m)

X10 = Jarak terhadap sekolah (m)

X11 = Jumlah rute angkutan umum

Interpretasi Model Persaman Regresi

Dapat diketahui bahwa nilai koefisien

regresi terbesar terdapat pada variabel jumlah

rute angkutan umum yaitu sebesar Rp 973.216,

sedangkan nilai koefisien regresi terkecil terdapat

pada variabel jarak terhadap sekolah yaitu

sebesar Rp -904. Variabel yang memiliki nilai

koefisien positif menunjukkan arah hubungan

positif/searah terhadap harga lahan, sedangkan

variabel yang memiliki nilai koefisien negatif

menunjukkan arah hubungan negatif/berbanding

terbalik terhadap harga lahan.

Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui

bahwa variabel yang mempengaruhi harga lahan

terdapat 8 variabel. Harga lahan permukiman

cenderung lebih tinggi jika memiliki luas yang

besar, lebar jalan yang besar, ketersediaan air

bersih PDAM, lancar, dekat dengan pusat kota,

dekat dengan sarana kesehatan, dekat dengan

sarana perkantoran, dekat dengan sekolah dan

jumlah rute yang semakin banyak.

Jika dikaitkan dengan teori

perkembangan kota berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Burgess dalam Yunus, 2000

mengenai morfologi kota, menurutnya suatu kota

yang besar mempunyai kecenderungan

berkembang kearah luar atau masing-masing

zona tumbuh sedikit demi sedikit kearah luar,

maka pola keruangan yang dihasilkan akan

berbentuk seperti lingkaran yang berlapis-lapis

dengan daerah pusat kegiatan sebagai intinya.

Teori Sector yang dikemukakan oleh

Homer Hoyt dalam Yunus, 2000 menyatakan

bahwa perkembangan perkembangan baru yang

terjadi di dalam suatu kota, menghasilkan

karakter dimana didasarkan pada adanya

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN …

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN

28 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017

kenyataan bahwa di dalam kota terdapat variasi

sewa tanah atau sewa rumah yang besar. Keadaan

ini sangat banyak dipengaruhi oleh faktor

transportasi karena perembetan pertumbuhannya

akan terlihat nyata pada sepanjang rute

transportasi.

Berdasarkan teori sektor oleh Homer

Hoyt dalam Yunus, 2000 tentang pertumbuhan

datar centrifugal tematis atau pertumbuhan lateral

suatu kota tidak mengikuti arah jalur transportasi

yang ada, tetapi dilatarbelakangi oleh keadaan

khusus, sebagai contoh didirikannya pusat

pendidikan sehingga akan menarik penduduk

untuk bertempat tinggal di daerah sekitarnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah yang

terdapat dalam penelitian ini peneliti ingin

mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi

harga lahan permukiman di Kecamatan Kepanjen

dan didapatkan hasil bahwa faktor yang

mempengaruhi harga lahan permukiman di

Kecamatan Kepanjen berdasarkan hasil analisis

menggunakan regresi linear berganda didapatkan

persamaan model regresi sebagai berikut,

Y = 5.031 + 719X1 + 252.717X2 + 382.435X4 –

530X6 – 812X8 – 595X9 – 904X10 +

973.216X11

Berdasarkan hasil model persamaan regresi diatas

dapat diketahui bahwa, faktor yang

mempengaruhi harga lahan permukiman

berdasarkan urutan adalah sebagai berikut,

1. X11 atau Jumlah rute angkutan umum

memiliki nilai koefisien regresi tertinggi

urutan pertama sebesar Rp 973.216

2. X4 atau Ketersediaan air bersih memiliki

nilai koefisien regresi tertinggi kedua

sebesar Rp 382.435

3. X2 atau Lebar jalan memiliki nilai koefisien

regresi urutan ketiga sebesar Rp 252.717

4. X1 atau Luas lahan, memiliki nilai koefisien

regresi urutan keempat sebesar Rp 719

5. X6 atau Jarak rumah terhadap pusat kota

memiliki nilai koefisien regresi urutan

kelima sebesar Rp – 530

6. X9 atau Jarak rumah terhadap sarana

perkantoran memiliki nilai koefisien regresi

urutan keenam sebesar Rp – 595

7. X8 atau Jarak rumah terhadap sarana

kesehatan memiliki nilai koefisien regresi

urutan ketujuh sebesar Rp – 812

8. X10 atau Jarak rumah terhadap sekolah

memiliki nilai koefisien regresi urutan

terakhir sebesar Rp – 904

Hasil penelitian ini dapat dijadikan

rekomendasi bagi pemerintah dalam

merencanakan kawasan permukiman seperti yang

telah disebutkan dalam Rencana Tata Ruang

Wilatah Provinsi Jawa Timur, dimana untuk

Kecamatan Kepanjen ditetapkan sebagai kawasan

hinterland permukiman, sehinggauntuk kegiatan

pembangunan permukiman dapat diketahui harga

lahan tinggi disebabkan oleh beberapa falktor.

DAFTAR PUSTAKA

Ariastita. 2009. Buku Ajar Tata Guna dan

Pengembangan Lahan. Surabaya.ITS

Yunus, Hadi S. 2000. Struktur Tata Ruang Kota.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sitanala, Arsyad. 1989. Konservasi Tanah dan

Air. Bogor: Penerbit IPB Press

Raeka, Rahmawati. 2012. Model Perkembangan

Nilai Lahan Perkotaan di Surabaya.

Surabaya. Jurnal Institut Teknologi Sepuluh

November (ITS) Vol. 1 no 1 ISSN: 2301-

9271

Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2008

tentang kewenangan pengelolaan wilayah

Mayasari, Karina. 2009. Faktor yang

mempengaruhi harga lahan di Kawasan

Khusus Kota Baru Berbasis Industri dan

Pusat Kota Samarinda. Jurnal PWK UB.

Malang

Rahmaladuni, Ayu. 2013. Identifikasi Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Penghuni

Perumahan Sederhana dalam Membeli

Rumah. Skripsi PWK (tidak dpublikasikan)

Rusdi, Muhammad. 2013. Faktor faktor yang

mempengaruhi Harga Lahan dan

Penggunaan Lahan di Sekitar Jalan Lingkar

Salatiga. Jurnal Teknik PWK Undip Vol. 9

No 3 hal 317-329

Rizki, Maulana. 2013 Pola spasial Harga Lahan

Sepanjang Koridor Merr pada Ruas

Rungkut sampai Arif Rahman Hakim di Kota

Surabaya. Jurnal Teknik Pomits Vol. 1 no 2

ISSN: 2301-9271

Undang-Undang No 1 tahun 2011 tentang

Perumahan dan Permukiman.

Peraturan Mentri Negara Agraria, Kepala Badan

Pertanahan No 1 Tahun 1994 mengenai

Pengadaan Tanah Bagi pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa

Timur tahun 2011-2031.

Dokumen Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan

Kepanjen tahun 2013-2033