faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian asi...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMILIKI
BAYI USIA 0-12 BULAN DI RUMAH SAKIT SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA, TAHUN 2013
Laporan Penelitian
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA
KEDOKTERAN
OLEH :
Muhammad Fernando Pratama
NIM 1110103000052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H /2013 M
LEMBAR. }S,RI\TYATA*I\I KE,ASLIAN I(ARYA
Dengan ini sayamenyatakan bahwa:
1. Laporaa penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayabilah Ja}rlru
2. Semua sumber yang saya gunakan dalm penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullatr
{akglrtfl
3. Jika di kenurdian hd t€6ukti baliwa karya iai hrkan karya asli saya atau
menrpakaa hasil jiplakan dari krya orang lairq maka saya bemedia
menerirna sa$ksi yarg kldcu di UIN Syarif Hidayatrllatr J*ffita"
M. FERNANDOPRATAMA
LEMBAR PERSETTIJUAI\T PEMBIMBING
TAKTOR.TAKTOR YANG MEMPENGARUII PERILAKU PEMBERIAN
ASI EI(SKLUSM PADA IBU YAI{G MEMILIKI BAYI USIA 0.12 BULAhI
DI RUMATI SAKIT SYARIF HIDAYATI}LLAII JAKARTA TAHT]N 2013
Laporan penelitian
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatultatr Jakatrta Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh:
Mrrhamnad Ferrends Pratama
NIM: 1110103000052
Pembimhingll
Nqry-dr. Riva
^L'J, ^ M.Kes Silvia Fifiioa Nasutioru M.Bionred
PROGRAM STIII}I TEI\IDIDIKAI{ IX}KTER
T.AKUL?AS KE,IX}IffERAN DAI\5 ILMU KESEIIATAN
UNTYERSITAS ISLAM I\IE,GERI
SYARIF HII}AYATT]LLAH
JAKARTA
l43/tw 2013 M
fit
LEMBAR PENGESAIIAN
Laporan Penelitian berjudul FAKTOR-tr.AKTOR YAI{G MEMPENGARUHIPE,RILAKU PEMBERIAII ASI EKSKLU$T PADA IBU YAIYG MEMILIKIBAYI USIA O-12 BTJLAIY DI RT]MAI{ SAKIT SYARIF HIDAYATTILLAIIJAKARTA TAHtItrlt 2013 yatg diajrftan oleh Muhamnaad Fanando Pratama(NIM: I110103000052\, telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran danIlmu Kesehatwrpada hmi Rabu, 1l September 2A13. Laporan penelitian ini telahditeriraa sebagai salah satu syarat rnernperoleh geim Sarjara Kedolderan (Sked)pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Ciputat, 1 I September 2013
DEW PENGUJI
dr.Riva Sp.A, M. Kes
Pembimbing2
dr.RivaAu sirvia ,rM*.Bi**
dr.Yanti Susianti, Sp-A
DEKAI\T FKTK UIN
PIMHNAIY FAI(ULTAS
KAPROI}I FSPD FKIK T}IN
:*-
,hProf. Ddhc). dr. MK. Tadjudin, Sp.And
lv
dr.WitrlArdini, M.Gizi, Sp.GK
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah
diberikan atas izin-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu
yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah Jakarta 2013” ini.
Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dalam penyusunan
riset ini. Saya sadar, bahwa tanpa ada dukungan dari berbagai pihak, sulit bagi
saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Prof. DR. (HC). dr. M.K. Tadjudin Sp. And, selaku Dekan dan Pembantu
Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. dr. Witri Ardini Sp.GK M.Gizi sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua
dosen saya yang telah begitu banyak membimbing, memberikan saya
kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan
di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas
segala yang telah mereka berikan.
3. dr. Riva Auda, Sp.A, M.Kes selaku Pembimbing I dan Silvia Fitrina
Nasution M. Biomed sebagai Pembimbing II yang telah menyediakan
waktu, tenaga, pikiran, untuk membimbing dan mengarahkan saya selama
penyusunan riset ini. Mereka adalah yang terbaik.
4. dr. Yanti Susianti, Sp.A dan dr. Taufik Zain, Sp.OG(K) selaku dewan
penguji.
5. Direktur RS Syarif Hidayatullah dan seluruh staf khususnya staf poli anak
yang telah banyak membantu dan bekerja sama sampai selesainya
penyusunan riset ini
6. Ibu-ibu yang berada di poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta selaku
responden yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian ini.
7. Ir. H. Alex Noerdin selaku Gubernur Sumatera Selatan yang telah
memberikan saya kesempatan untuk menjadi salah satu anggota penerima
vi
Beasiswa Santri Jadi Dokter di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini.
8. Orang tuaku tercinta (H.M. Sochib & Hj. Maimun Bsc) serta adik-adikku
(M. Gian Azhari & Yolanda Salsabila) yang selalu memberikan kasih
sayang, perhatian, dorongan, doa, semangatnya hingga sampai selesainya
riset ini.
9. Terima kasih kepada teman-teman 1 kelompok riset, Cika Irlia Azzahra,
Mutiara Qori Akbar, Maulina Sulpi, Ummi Habibah yang selalu kompak
selama menyelesaikan riset ini.
10. Seluruh teman-teman di SJD-SS (Santri Jadi Dokter Sumatera Selatan)
yang telah memberikan semangat dan dorongan hingga penelitian ini dapat
terselesaikan.
11. Teman-teman di PSPD 2010, dengan semangat dan kekompakannya,
khususnya Fifin Fitriyani, yang telah memberikan bantuan, semangat, doa
hingga saya menyelesaikan penelitian ini, Thank you so much guys!.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah membantu saya
menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu khususnya
dalam bidang kedokteran.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ciputat, 11 September 2013
MUHAMMAD FERNANDO PRATAMA
vii
ABSTRAK
Muhammad Fernando Pratama. Program Studi Pendidikan Dokter. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-
12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013.
Pemberian ASI eksklusif merupakan program yang direkomendasikan oleh
WHO. ASI eksklusif yaitu bayi diberikan ASI saja tanpa makanan pendamping dari sejak
ia lahir hingga usia 6 bulan kecuali vitamin dan imunisasi. Di Banten, pemberian ASI
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan pada tahun 2010 hanya mencapai 52,7%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran umum terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitan ini bersifat deskriptif observatif
dengan desain cross-sectional. Metode sampling dilakukan secara consecutive sampling,
dengan instrumen kuesioner dan wawancara.
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak berusia 0-
12 bulan yang berkunjung ke RS Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013, dan
didapatkan jumlah sebesar 106 sampel yang memenuhi kriteria tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan responden yang memberikan ASI secara eksklusif sebesar 53,8%,
responden pengetahuan yang kurang terhadap ASI eksklusif sebesar 73,6%, responden
dengan sikap yang baik terhadap ASI eksklusif 97,2%, responden dengan perilaku yang
baik terhadap ASI eksklusif 54,7%, responden yang mendapat dukungan suami dalam
pemberian ASI eksklusif 97,2%, dan 61.3% responden yang mendapat dukungan suami
dalam pemberian susu formula.
Kata kunci: pemberian ASI eksklusif, bayi 0-12 bulan, perilaku, sikap, pengetahuan
ABSTRACT
Muhammad Fernando Pratama. Medical Education Program. Related factors and the
impact to mother’s behaviors in giving Exclusive breastfeeding for babies of age 0-12
month at Syarif Hidayatullah hospital in 2013.
Exclusive breastfeeding is one of the health program recommended by WHO. It
is described as baby given breast milk without additional meal since early born to age of
6 month except vitamin and immunization. Meanwhile in Banten, the data showed 52.7%
in 2010. The study aimed to provide the information about related factors and the impact
to mother’s behavior in exclusive breastfeeding for babies of age 0-12 month at Syarif
Hidayatullah hospital in 2013.
Design of the study was cross-sectional with descriptive observative analysis.
Consecutive sampling was performed to collect the samples by questioner and interview
methods. The selected respondent were mothers with the babies of age 0-12 month visited
RS Syarif Hidayatullah Jakarta in 2013, and 106 samples were matched with the criteria.
Result found determined 53.8% respondent gave exclusive breast milk, 73.6% respondent
with minimum knowledge of exclusive breast milk, 97.2% respondent with good
perspective of exclusive breastfeeding, 54.7% respondent with good behavior/respond to
exclusive breastfeeding, 97.2%, respondent with support from their husband to give the
babies exclusive breast milk, and 61.3% respondent with support from their husband to
give the babies formula feeding.
Keywords: Exclusive breastfeeding, babies of age 0-12 month, behavior, perspective,
knowledge.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL….......................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN......................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iv
KATA PENGANTAR….............................................................................. v
ABSTRAK/ ABSTRACT............................................................................ vii
DAFTAR ISI….............................................................................................viii
DAFTAR TABEL….....................................................................................xi
DAFTAR BAGAN....…................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN….......................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Rumusan masalah…................................................................... 2
1.3. Tujuan Umum......…................................................................... 2
1.4. Tujuan Khusus…........................................................................ 3
1.5. Manfaat penelitian….................................................................. 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 4
2.1. Pengertian ASI Eksklusif…....................................................... 4
2.2. Essensi menyusui dalam Islam…...............................................4
2.3. Berbagai macam kandungan dalam ASI.................................... 5
2.3.1. Karbohidrat....................................................................... 5
2.3.2. Protein............................................................................... 5
2.3.3. Lemak............................................................................... 5
2.3.4. Karnitin............................................................................. 6
2.3.5. Vitamin K..........................................................................6
2.3.6. Vitamin D........................................................................ 6
ix
2.3.7. Vitamin E..........................................................................6
2.3.8. Vitamin A.........................................................................6
2.3.9. Vitamin yang larut dalam air............................................6
2.3.10. Mineral........................................................................... .7
2.4. Komponen dan Komposisi ASI................................................. .8
2.5. Waktu produksi ASI....................................................................9
2.6. Manfaat ASI untuk bayi..............................................................9
2.6.1. ASI sebagai nutrisi.......................................................... .9
2.6.2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi.......................10
2.6.3. Mengurangi kejadian karies gigi.................................... 10
2.6.4. Kesehatan saluran cerna.................................................. 10
2.7. Manfaat Menyusui Bagi Kesehatan Ibu...................................... 11
2.8. ASI dalam 24 jam pertama......................................................... 12
2.9. Menyusui eksklusif 6 bulan........................................................ 12
2.10. Sepuluh Langkah menuju keberhasilan menyusui.................... 12
2.11. Faktor Internal ....................................................................... 13
2.11.1. Faktor Menyusui............................................................ 13
2.11.2. Faktor psikologis ibu..................................................... 14
2.11.3. Kelainan Ibu................................................................... 14
2.12. Faktor Eksternal........................................................................ 15
2.12.1. Ibu yang Bekerja............................................................ 15
2.12.2. Keadaan Ekonomi Keluarga.......................................... 16
2.13. Kerangka Teori......................................................................... 17
2.14. Kerangka Konsep...................................................................... 18
2.15. Definsi Operasional.................................................................. 19
BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................... 21
3.1. Desain Penelitian....................................................... 21
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................... 21
3.3. Kriteria Sampel.......................................................... 21
x
3.3.1. Kriteria Inklusi............................................... 21
3.3.2. Kriteria Eksklusi.............................................21
3.4. Populasi dan Sampel.................................................. 22
3.4.1. Populasi dan sampel yang diteliti...................22
3.4.2. Jumlah Sampel............................................... 23
3.5. Alur Penelitian........................................................... 24
3.6. Managemen Data....................................................... 24
3.6.1. Pengumpulan Data......................................... 24
3.6.2. Pengolahan Data............................................ 24
3.7. Penyajian Data........................................................... 25
3.8. Sarana Penelitian........................................................ 25
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 26
4.1. Karakteristik Subyek Penelitian.................................................. 26
4.2. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di poli anak RS Syarif
Hidayatullah Jakarta....................................................................27
4.3. Gambaran Faktor Internal Responden yang Mempengaruhi
Pemberian ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah
Jakarta Mei-Juli 2013..................................................................28
4.4. Gambaran faktor eksternal responden yang mempengaruhi
Pemberian ASI eksklusif di poli anak RS Syarif Hidayatullah
Jakarta Mei-Juli 2013..................................................................30
BAB 5. PENUTUP....................................................................................... 33
5.1. Kesimpulan................................................................................. 33
5.2. Saran........................................................................................... 33
5.2.1. Pelayanan Kesehatan....................................................... 33
5.2.2. Penelitian Kesehatan........................................................ 34
5.2.3. Pendidikan Kedokteran.................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 35
LAMPIRAN..................................................................................................43
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komponen dan komposisi ASI ……………………………...........8
Tabel 2.2 Definisi Operasional……………………………..................…… 19
Tabel 3.1 Matriks Kegiatan……………….......................................……… 22
Tabel 4.1. Gambaran karakteristik responden di poli anak RS Syarif
Hidayatullah…………………………............………………...... 26
Tabel 4.2. Distribusi kelompok ASI eksklusif dan non eksklusif di poli
anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta……...............…………... 27
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Internal
di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
(n=106)...………………………………………..............………. 28
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal
di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
(n=106)................................….............….............….................... 31
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kerangka Teori……………………………………………........ 17
Bagan 2. Kerangka Konsep………………………………….………....... 18
Bagan 3. Alur Penelitian…………………………………….………........ 24
Bagan 4. Distribusi kelompok ASI Eksklusif dan ASI Non-Eksklusif
di poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta (n=106)............... 27
xiii
DAFTAR SINGKATAN
ASI Air Susu Ibu
WHO World Health Organization
SUSENAS Survei Sosial Ekonomi Nasional
DHA Doksoheksanoic Acid
ARA Aracidonat Acid
MP-ASI Makanan Pendamping ASI
PASI Pendamping ASI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup............................................................ 37
Lampiran 2 Informed Consent & Kuesioner............................................. 38
Lampiran 3 Data Mentah Analisis Data.................................................... 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program yang direkomendasikan oleh
World Health Organization (WHO). ASI eksklusif yaitu bayi diberikan ASI saja
tanpa makanan pendamping dari sejak ia lahir hingga usia 6 bulan. ASI eksklusif
merupakan faktor yang penting bagi tumbuh kembangnya bayi. ASI mengandung
semua zat yang diperlukan bayi, seperti kolostrum, kandungan makro dan
mikronutrien dengan kadar yang cukup bagi si bayi. 1-5
Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI ke bayinya secara eksklusif.
Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2010. Ibu-ibu
yang memberikan ASI eksklusif hanya sebesar 33,6%. Menurut Profil Kesehatan
Indonesia 2011-2012, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan
di Indonesia menunjukkan kenaikan dari 61,3% pada 2009 menjadi 61,5% pada
tahun 2010. Namun, pada Indonesia sehat 2010, target ASI eksklusif selama 6 bulan
adalah 80%. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Banten sendiri
pada tahun 2010 hanya 52,7%.6
Masalah rendahnya pember ian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya
dan kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat.1-5
Masalah ini bisa disebabkan dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal ini dapat berasal dari ibu seperti, tingkat pengetahuan, sikap , perilaku, usia
ibu. Sedangkan faktor eksternal dapat dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, penghasilan
keluarga, dan dukungan dari suami dan keluarga kepada ibu untuk memberikan ASI
eksklusif. 6, 7
2
Untuk mengetahui data tentang ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayi
usia 0 – 12 bulan di sekitar Ciputat dan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam
memberikan ASI eksklusif tersebut, maka dilakukan penelitian di RS Syarif
Hidayatullah Jakarta pada periode Mei – Juli 2013 secara cross sectional.
1.2. Rumusan Masalah
Menurut data kesehatan Indonesia didapatkan jumlah bayi yang mendapatkan
ASI eksklusif di Indonesia dari 0-5 bulan hanya 15,3%. 6 Masalah rendahnya
pemberian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya dan kurangnya
pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat. Adapun pertanyaan dari
penelitian ini sebagai berikut.
Berapa besar presentasi ibu yang memberikan ASI eksklusif RS Syarif
Hidayatullah Jakarta?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu dalam
pemberian ASI eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta?
1.3. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif di RS Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3
1.4. Tujuan Khusus
Mengetahui persentase ibu yang memberikan ASI eksklusif dan non-
eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mengetahui gambaran umum faktor-faktor yg menjadi kendala ibu tidak
memberikan ASI eksklusif dan berapa persen distribusinya di RS Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Mengetahui faktor internal ibu yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mengetahui faktor eksternal ibu yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bagi masyarakat tentang pentingnya
memberikan ASI eksklusif dan manfaatnya bagi bayi di masa
pertumbuhan.
2. Memberikan informasi kepada dinas kesehatan setempat tentang
faktor-faktor yang menjadi kendala bagi ibu dalam memberikan ASI
eksklusif
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Apa Itu ASI Eksklusif?
ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi
ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, dan tim. Tidak ada cairan atau makanan yang diberikan begitu
juga dengan air kecuali larutan rehidrasi oral, atau vitamin drop/tetes, mineral atau
obat-obatan. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. 1-5
ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi di 6 bulan awal
kehidupannya. Ia dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan
pneumonia, dan mungkin juga memiliki efek jangka panjang seperti menurunkan
tekanan darah dan kolesterol, dan mengurangi prevalensi obesitas dan diabetes
melitus tipe 2.1, 3 ,7, 8
2.2.Essensi Menyusui dalam Islam
Menyusui bayi telah dibahas di dalam Al-Quran. Sebagaimana dijelaskan
dalam Q.S. Al-Baqarah : 233 9
Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Jangan lah seorang
ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena
anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah
dan ketahuilah bahwa Allah maha mwlihat apa yang kamu kerjakan.”
5
2.3.Berbagai Macam Kandungan dalam ASI
ASI mengandung komponen nutrien makro dan mikro. Contoh makronutrien
berupa karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan mikronutrien berupa vitamin dan
mineral. ASI tersusun atas 90% air, volume dan komposisinya dapat berbeda pada
setiap ibu menyusui, bergantung pada kebutuhan bayi. Hal ini dapat terlihat pada
masa menyusui mulai dari kolostrum, ASI transisi, ASI matang, dan ASI saat
penyapihan.10, 11, 12
2.3.1. Karbohidrat
ASI mengandung laktosa yang merupakan karbohidrat utama dan
berfungsi sebagai sumber energi otak. Kadarnya hampir 2 kali lipat lebih
banyak dalam ASI dibanding susu sapi maupun susu formula. Laktosa
dalam ASI lebih mudah diserap bayi, sehingga menurunkan angka kejadian
diare karena tidak dapat mencerna laktosa ( intoleransi laktosa). Kadar
karbohidrat meningkat terutama pada ASI transisi (7-14 hari setelah
melahirkan) dan cenderung stabil setelahnya.12
2.3.2. Protein
Memiliki kadar yang cukup tinggi dalam ASI. Komposisinya berbeda
dengan protein susu sapi, ia tersusun lebih banyak protein whey daripada
casein. Protein whey lebih mudah diserap usus bayi, dibandingkan
sedangkan casein yang terdapat dalam susu sapi. 10, 11
2.3.3. Lemak
Lemak memilki kadar yang paling tinggi diantara susu sapi dan susu
formula. Namun jenisnya berbeda pada ASI, diantaranya kandungan omega
3 dan omega 6 yang bermanfaat pada perkembangan otak bayi, asam
doksoheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan untuk
jaringan saraf dan retina mata. 9, 10
Selain itu ASI juga mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh
dalam komposisi yang seimbang, namun susu sapi cenderung lebih banyak
asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh ini tidak baik untuk jantung dan
pembuluh darah jika dikonsumsi berlebih. 10,11
6
2.3.4. Karnitin
ASI mengandung karnitin yang tinggi, terutama di tiga minggu awal
menyusui, kadarnya lebih tinggi didalam kolostrum. Karnitin ini berfungsi
membantu membentuk energi yang diperlukan oleh tubuh. 10, 11
2.3.5. Vitamin K
Vitamin K merupakan zat yang penting bagi tubuh terutama untuk
membantu pembekuan darah. Di dalam ASI kadar vitamin K hanya
seperempatnya dari susu formula. Sehingga bayi yang hanya mendapat ASI
perlu diberikan vitamin K tambahan agar mengurangi risiko terjadinya
perdarahan. 10, 11
2.3.6. Vitamin D
Jumlah vitamin D hanya sedikit dalam ASI, namun kekurangan
vitamin ini dapat disiasati dengan menjemur bayi pada pagi hari. Sehingga
kebutuhan bayi terpenuhi dan dapat mencegah penyakit tulang karena
defisiensi vitamin D.10, 11
2.3.7. Vitamin E
Vitamin E berperan mencegah terjadinya kerusakan sel darah merah
yang dapat menyebabkan anemia (anemia hemolitik). Kandungan vitamin
E tinggi pada ASI terutama kolostrum dan transisi awal.8
2.3.8. Vitamin A
ASI memiliki vitamin A dan beta karoten dalam jumlah yang tinggi.
Vitamin A berperan untuk pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan
pertumbuhan. Sehingga bayi yang mendapat ASI tumbuh kembang dan
daya tahan tubuhnya baik.10, 11
2.3.9. Vitamin yang Larut dalam Air
Kadar vitamin seperti vitamin B, asam folat, dan vitamin C terdapat
dalam ASI. Kadar vitamin ini jumlahnya bergantung pada status gizi ibu.
7
Seperti kadar asam folat, vitamin B6, B12 yang rendah pada ibu yang status
gizinya kurang. Padahal vitamin seperti B6 dibutuhkan saat awal
perkembangan syaraf bayi, sehingga perlu ditambahkan vitamin ini pada ibu
yang menyusui. Kadar vitamin B12 yang rendah dapat diatasi dengan
makanan sehari-hari, kecuali ibu yang vegetarian.11, 12
2.3.10. Mineral
Mineral juga terdapat dalam ASI, namun jumlahnya tidak dipengaruhi
oleh makanan ataupun status gizi ibu. Mineral dalam ASI memiliki kualitas
yang lebih baik jika dibandingkan dengan terdapat di susu sapi.11, 12
Mineral yang terdapat di ASI yang utama yaitu kalsium. Kalsium ini
berfungsi sebagai pertumbuhan jaringan, otot, dan rangka. Kadarnya sedikit
dalam ASI, namun penyerapannya lebih besar. Penyerapan ini dipengaruhi
oleh fosfor, magnesium, lemak, dan vitamin D dalam. Kekurangan kalsium
dapat mengakitbatkan kejang otot dan hal ini lebih banyak ditemukan pada
bayi yang mendapat susu formula.11,12
Mineral lainnya yaitu zat besi, kandungannya dalam ASI lebih sedikit
dibanding susu formula, namun sama dengan kalsium, zat besi dalam ASI
lebih mudah diserap, perbandingannya sekitar 20-50% pada ASI dan hanya
4-7% pada susu formula. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI lebih
kecil risikonya terhadap kekurangan zat besi dibanding bayi yang mendapat
susu formula.11, 12
Penyakit seperti acrodermatitis enterophatica, diare kronik, gelisah,
dan gagal tumbuh dapat disebabkan oleh kekurangan zink dalam tubuh bayi.
ASI juga mengandung mineral zink ini, namun jumlahnya juga lebih sedikit
dibanding susu formula. Walaupun demikian, kadar zink dalam ASI lebih
mudah diserap, sekitar 60% pada ASI dan 43-50 % pada susu sapi, dan 27-
32% pada susu formula. Begitu juga dengan mineral lain yang kadarnya
tinggi dalam ASI, selenium yang diperlukan untuk pertumbuhan anak
dengan cepat.11, 12
8
2.4.Komponen dan Komposisi ASI
Selain memiliki manfaat bagi bayi, ASI juga memiliki kandungan berbagai
macam zat dengan kadar mencukupi buat bayi. Berikut tabel berisi komposisi ASI,
susu sapi, dan kolostrum. Masing-masing memiliki kadar yang berbeda-beda.
Tabel 2.1. Komposisi ASI, Kolostrum, dan Susu Sapi Untuk Setiap 100 ml
Zat-Zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi
Energi (K Cal) 58 70 65
Protein (g)
- Kasein / whey
- Kasein (mg)
- Laktamil Bumil (mg)
- Laktoferin (mg)
- Ig A (mg)
Laktosa (g)
Lemak (g)
2,3
140
218
440
364
5,3
2,9
0,9
1 : 1,5
187
161
167
142
7,3
4,2
3,4
1 : 1,2
-
-
-
-
4,8
3,9
Vitamin
- Vit A (mg)
- Vit B1 (mg)
- Vit B2 (mg)
- Asam Nikotinmik (mg)
- Vit B6 (mg)
- Asam Pantotenik
- Biotin
- Asam Folat
- Vit B12
- Vit C
- Vit D (mg)
- Vit Z
- Vit K (mg)
151
1,9
30
75
-
183
0,06
0,05
0,05
5,8
-
1,5
-
75
14
40
160
12-15
246
0,6
0,1
0,1
5
0,04
0,25
1,5
41
43
145
82
64
340
2,8
0,13
0,6
1,1
0,02
0,07
6
Mineral
- Kalsium (mg)
- Klorin (mg)
- Tembaga (mg)
- Zat besi (ferum) (mg)
- Magnesium (mg)
- Fosfor (mg)
- Potassium (mg)
- Sodium (mg)
- Sulfur (mg)
39
85
40
70
4
14
74
48
22
35
40
40
100
4
15
57
15
14
130
108
14
70
12
120
145
58
30
(Sumber : Siregar, Arifin. 2002. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Sumatera Utara)
9
2.5.Waktu Produksi ASI
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kolostrum
Adalah cairan yang disekresi oleh kelenjar mammae berwarna kekuningan
saat sebelum dan sesudah melahirkan bayi. Kolostrum disekresi dari hari
pertama hingga hari ketiga atau keempat dari masa laktasi. Kolostrum
bermanfaat bagi bayi untuk membersihkan meconium di usus bayi yang baru
lahir agar siap menerima makanan selanjutnya. Selain itu ia juga bermanfaat
karena mengandung antibodi yang banyak sehingga dapat melindungi bayi di 6
bulan pertama kehidupannya. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam. 13
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
Peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur, ASI ini disekresi pada hari ke
4 hingga hari ke 10 masa laktasi. ASI ini memiliki kadar protein yang rendah,
namun kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi jumlahnya.13
3. Air Susu Matur
Pada hari ke 10 dan seterusnya ASI matur disekresi, ASI ini merupakan
makanan yang baik bagi bayi dari segi komposisi maupun volumenya.
Warnanya putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum,
dan karotin. Volume ASI ini 350-850ml /24 jam. Selain itu ASI ini juga
mengandung anti microbacterial factor seperti Antibodi terhadap bakteri dan
virus, enzim (lysozime, lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 binding
Protein), faktor resisten terhadap staphylococcus dan komplemen (C3 dan
C4).13
2.6.Manfaat ASI untuk Bayi
2.6.1. ASI Sebagai Nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI adalah makanan bayi
10
yang kualitas maupun kuantitas yang sempurna. Oleh karena itu pemberian
ASI akan cukup memenuhi kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan.8
2.6.2. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat
kekebalan tubuh) dari ibunya. Namun zat kekebalan ini akan menurun
dengan cepat segera setelah bayi lahir. Dengan pemberian ASI, zat
kekebalan yang menurun ini dapat di dapatkan bayi.
Dalam penbelitian terbukti dengan menyusui eksklusif selama 6
bulan memberikan risiko yang lebih kecil terhadap penyakit infeksi seperti
diare, infeksi saluran napas infeksi telinga, pneumonia, infeksi saluran
kemih dan penyakit lainnya (obesitas, diabetes, alergi, penyakit inflamasi
saliran cerna, kanker) di kemudian hari. Keperluan akan rawat inap pun
lebih sedikit pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat
susu formula. 10-13
2.6.3. ASI Dapat Mengurangi Kejadian Karies Gigi
Kejadian karies gigi lebih banyak ditemukan pada bayi yang
menggunakan susu formula. Hal ini disebabkan adanya kebiasaan menyusui
dengan botol sebelum tidur akan menyebabkan kontak dengan sisa susu
formula menjadi lebih lama sehingga akan menyebabkan kerusakan pada
gigi. 10,11,12
2.6.4. Kesehatan Saluran Cerna
Dalam tubuh bayi, ASI lebih mudah dicerna dibanding susu formula.
ASI juga ikut berperan dalam proses pematangan saluran cerna dan kaya
akan oligosakarida. Oligosakarida ini berperan dalam pertumbuhan bakteri
Bifidobactera dan Lactobacillus yang merupakan bakteri baik yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh. 12, 13
Selain itu ASI juga dapat membuat suasana asam dalam saluran
cerna, sehingga dapat meningkatkan pembentukan sIgA dan mukus pada
permukaan saluran cerna yang berfungsi untuk meningkatkan pertahanan
saluran cerna dari infeksi. 10
11
2.7.Manfaat Menyusui Bagi Kesehatan Ibu
Beberapa manfaat kesehatan bagi ibu dari pemberian ASI antara lain:
1. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan
Dengan menyusui bayi, kemungkinan terjadinya perdarahan setelah
melahrikan (post partum) dapat berkurang. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan kadar oksitosin yang juga berguna sebagai vasokonstriksi
pembuluh darah sehingga mempercepat berhentinya perdarahan. Hal ini
akan menurunkan angka kematian ibu karena perdarahan post partum.
13
2. Mengurangi terjadinya anemia
Seperti yang dijelaskan diatas, menyusui dapat mencegah
perdarahan karena reaksi vasokonstriksi dari oksitosin, hal ini juga dapat
mencegah terjadinya anemia pada ibu yang disebabkan oleh perdarahan
pasca melahirkan.13
3. Menjarangkan kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif , dapat menjadi cara untuk
kontrasepsi dengan murah, alami, aman, dan efektif. Cara ini dikenal
dengan istilah Metode Amenorea Laktasi (MAL). MAL harus memenuhi
tiga kriteria yaitu : tidak haid, Ibu menyusui secara eksklusif, umur bayi
kurang dari 6 bulan.13
4. Menyusui akan menyebabkan uterus berkontraksi sehingga
pengembalian uterus kepada kondisi fisiologis sebelum kehamilan
dapat lebih cepat.13
5. Mengurangi risiko terkena penyakit kanker, seperti kanker payudara
dan kanker ovum.13
6. Pemberian ASI lebih praktis , ekonomis dan higienis.13
7. Jalinan ikatan batin antara ibu dan bayi dibentuk dari proses menyusui.
11
12
2.8.ASI Dalam 24 Jam Pertama
Masa 24 jam pertama setelah ibu melahirkan merupakan saat yang penting
dalam keberhasilan menyusui selanjutnya. Dimana Hormon oksitosin dikeluarkan
pada menyusui di jam-jam pertama. Hormon ini bertanggung jawab terhadap
produksi ASI. Namun pada ibu yang menjalani bedah caesar mungkin perlu waktu
mengeluarkan ASI hingga 48 jam. Walaupun demikian, bayi tetap dianjurkan
diletakkan pada payudara ibu agar membantu merangsang produksi ASI. Proses
menyusui secara keseluruhan melibatkan 4 faktor yaitu : (1) bayi, (2) payudara, (3),
Air Susu Ibu, dan (4) otak ibu. 11
2.9.Menyusui Eksklusif 6 Bulan
Bayi dianjurkan untuk disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama
kehidupan dan pemberian ASI dilanjutkan dengan didampingi makanan
pendamping asi (MPASI) yang diberikan selama dua tahun pertama. Bayi yang
mendapat ASI eksklusif memiliki perlindungan infeksi paling besar yang
terjadi selama beberapa bulan pertama. Perlindungan itu juga semalin kuat
ketika bayi semakin lama mendapatkan ASI. Air, Jus, dan makanan lain secara
umum tidak dibutuhkan ketika bayi berusia 6 bulan pertama. Untuk
melengkapi nutrisi ASI, bayi dapat diperkenalkan dengan makanan padat pada
usia 6 bulan.9
2.10. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui :9
1. Untuk menyukseskan program menyusui dan mencegah pemberian
PASI, Pelayanan kesehatan telah membuat sepuluh langkah menuju
keberhasilan menyusui
2. Pelatihan para staf kesehatan dan lainnya pada setiap Yankes.
3. Memberikan edukasi dan konseling kepada ibu hamil
4. Inisiasi menyusui dini dan kontak ibu dengan bayi yang baru lahir (1/2
- 1 jam setelah lahir)
5. Mengedukasi ibu untuk melakukan teknik menyusui dengan benar
6. Menjelaskan dan mengedukasi ibu tentang pemberian ASI saja tanpa
minuman / makanan apapun sejak bayi lahir
7. Melakukan perawatan gabung ibu dan bayi
13
8. Pemberian ASI dilakukan sesering mungkin semau bayi
9. Tidak memberikan dot/ empeng kepada bayi
10. Mengevaluasi kondisi ibu dan bayi selepas pulang dari sarana kesehatan
2.11. Faktor Internal
Banyak saat ini ibu yang mengeluhkan ASI yang sulit keluar, cara
memperbanyak ASI, dan ibu yang merasakan ASI nya kurang. Padahal sebenarnya
ASI yang dimiliki ibu itu sudah cukup, namun ibu merasa kurang yakin.9 Untuk
mengetahui dan menolong ibu yang ASI nya kurang kita dapat memantau dari
berbagai macam faktor yaitu :
2.11.1. Faktor Menyusui
Berbagai macam hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI
seperti 1) tidak melakukan inisiasi menyusui dini 2) ibu menjadwal
sendiri pemberian ASI 3) bayi diberi minum sebelum ASI ibu keluar 4)
posisi menyusui ibu yang kurang baik 5) tidak mengosongkan salah satu
payudara. Banyak ibu yang beranggapan bahwa ASI tidak mencukupi
sehingga memutuskan untuk menambahkan atau mengganti dengan susu
formula. Sebetulnya hampir semua ibu yang melahirkan akan berhasil
menyusui bayinya dengan jumlah ASI yang cukup dan sesuai dengan
kebutuhan bayinya. Hal yang harus diperhatikan agar ASI dapat
diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang baik adalah teknik menyusui
yang benar, asupan gizi ibu, serta frekuensi menyusui. Semakin sering
bayi menghisap/ menyusu kepada ibunya maka produksi ASI semakin
lancar.10, 12
Ibu sebaiknya tidak menjadwal pemberian ASI, ASI baiknya
diberikan sesuai keinginan bayi, walaupun diwaktu malam sekalipun.
Produksi ASI dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusu. Hal ini
dilakukan setidaknya 8 kali sehari.10, 12
Produksi ASI dapat berkurang seiring dengan menurunnya waktu
bayi menyusui, biasanya hal ini terjadi pada minggu-minggu awal saat
bayi mudah tertidur. Untuk merangsang bayi menyusu, dapat dilakukan
pada telinga/telapak kaki agar bayi mudah mengisap.10, 12
14
Posisi menyusui yang tidak baik juga berpengaruh pada kondisi bayi
dan ibu, sering kali ibu mengeluhkan puting yang lecet saat menyusui,
penggunaan kempeng juga mengganggu bayi dalam menyusui karena hal
ini dapat menimbulkan perlekatan mulut bayi dengan puting ibu yang
tidak tepat.10, 12
Pemberian minuman tambahan sebelum pemberian ASI dapat
membuat bayi lebih cepat kenyang, nutrisi yang didapat oleh bayi dari
ASI cenderung sedikit, sehingga dapat mempengaruhi produksi ASI ibu.
10, 12
2.11.2. Faktor Psikologis Ibu
Dukungan secara psikologis sangat berpengaruh pada produksi
ASI ibu. Dibutuhkan keyakinan dari ibu sendiri agar tercapai produksi
ASI yang maksimal. Kondisi seperti stress, depresi, lelah mengakibatkan
berkurangnya produksi ASI ibu.10, 12
Selain itu dengan ada nya faktor dukungan dan dukungan positif
lainnya dari keluarga, dapat memicu produksi hormon oksitosin, hormon
ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Hormon ini dapat
memicu kontraksi otot di sekeliling payudara dan memeras ASI keluar
dari pabrik ke gudang ASI. Oleh karena itu, hal hal yang bersifat
mendukung, seprti dukungan suami untuk menyusui, dan orang selain
suami, diperlukan agar kondisi psikologis ibu tetap baik.10, 12
2.11.3. Kelainan Ibu
Adapun kelainan pada ibu yang sering dijumpai sebagai penyulit
ASI eksklusif yaitu Puting datar, puting luka, payudara bengkak.10
1. Puting lecet/Puting luka
Puting lecet merupakan kendala dalam pemberian ASI yang
disebabkan oleh posisi menyusui bayi yang kurang tepat. Hal ini dapat
menyebabkan bayi menarik, mengigit, dan menggesek kulit payudara
ibu, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri bagi ibu. Jika hal ini
berlangsung secara terus menerus, dapat menimbulkan perlukaan atau
retak pada puting.10
15
Adapun solusi yang dapat dilakukan bagi ibu yang pertama yaitu
memperhatikan posisi bayi dan perlekatannya saat menyusui. Puting
yang retak bisa menimbulkan luka dan dapat disertai jamur
(kandidiasis). Mulut bayi perlu di cek apakah terdapat jamur yang dapat
menganggu menyusui atau terdapat ikatan bawah lidah yang dapat
membuat lidah tidak menjulur keluar (tongue tie).8, 9, 11
Pemberian pengobatan harus dilakukan ke ibu dan bayi. Adanya
support dan untuk membangkitkan percaya diri juga diperlukan.10
Posisi menyusui juga perlu diperhatikan. Menyusui dengan posisi
yang baik dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu. Ibu tidak perlu
menghentikan menyusui untuk mengistirahatkan payudara, tetaplah
menyusui secara on demand. Jika diperlukan ibu dapat memerah ASI
nya dan diberikan ke bayi dengan cangkir. Pengobatan dengan antibiotik
atau antijamur dapat diberikan jika memang perlu. Hindari penggunaan
sabun, salep, lotion, menggosok-gosok dengan handuk saat
membersihkan payudara.10
2. Payudara Penuh dan/atau Bengkak
Ibu sering kali datang ke klinik dengan mengeluhkan payudaranya
bengkak dan terasa nyeri.
2.12. Faktor Eksternal
2.12.1. Ibu yang Bekerja
Ibu bekerja harus meninggalkan bayinya seharian penuh sehingga
ini menjadi alasan ibu menggantikannya dengan susu formula. Ibu yang
bekerja tetap dapat memberikan ASI secara eksklusif dengan dukungan
pengetahuan yang cukup dan benar dari ibu, perlengkapan memerah ASI,
serta dukungan lingkungan keluarga dan juga lingkungan tempat kerja.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memerah ASI dan memberikan ASI
yang di perah tadi dengan cangkir disaat bayi ingin menyusu. Ibu
dianjurkan untuk mengunjungi klinik laktasi agar ibu mengerti apa saja
yang harus dilakukan untuk persiapan menyusui saat ibu kembali
bekerja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Siregar A (2004)
16
menunjukkan bahwa peningkatan jumlah ibu yang bekerja menyebabkan
turunnya kesediaan menyusui dan lamanya menyusui.9, 11, 12
2.12.2. Keadaan Ekonomi Keluarga
Terjadinya perubahan sosial-budaya masyarakat dan keadaan
ekonomi yang bermacam-macam, menyebabkan ada penurunan jumlah
ibu yang menyusui bayinya. Pengaruh hidup yang mewah di kota-kota
besar ditemukan kencendrungan bayi menyusui dengan susu formula
lebih besar dibanding ASI. 13
Gencarnya promosi tentang susu formula serta kurangnya
pengetahuan ibu tentang ASI menyebabkan ibu yang beranggapan bahwa
susu formula sama baiknya atau bahkan lebih daripada ASI. Padahal
tidak ada alasan yang konkrit bagi ibu untuk beranggapan bahwa susu
formula sama baiknya atau bahkan lebih baik daripada ASI karena begitu
banyak manfaat dan kelebihan ASI dibandingkan susu formula, baik dari
sisi kesehatan bayi, kesehatan ibu, ataupun dari sisi ekonomi.10
17
2.13. Kerangka Teori
Berdasarkan hasil tinjauan teori tentang pemberian ASI yang telah dibahas
sebelumnya, peneliti merangkum dalam kerangka teori berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Teori
ASI
Manfaat ASI Kandungan ASI
Nilai Menyusui
Faktor-Faktor
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal
Ibu yang
bekerja
Keadaan
ekonomi
Dukunga
n suami
Dukunga
n
keluarga
Usia Ibu
Pengetah
uan
Presepsi
Perilaku
Pemberian ASI
Eksklusif = ibu
yang
memberikan
ASI saja kepada
anaknya selama
6 bulan
Non-eksklusif =
tidak
memberikan
ASI saja selama
6 bulan
18
2.14. Kerangka Konsep
Faktor internal meliputi usia, pengetahuan, sikap, perilaku ibu. Berikutnya
faktor eksternal meliputi bekerja/tidak, penghasilan per bulan, dukungan suami
terhadap ASI eksklusif, dukungan suami terhadap susu formula, dukungan selain
suami.
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Faktor Internal :
- Usia ibu
- Pengetahuan
- Sikap
- Perilaku
Faktor Eksternal :
- Ibu bekerja/tidak
- Penghasilan per bulan
- Dukungan suami terhadap
ASI eksklusif
- Dukungan suami terhadap
susu formula
- Dukungan selain suami
Pemberian ASI
eksklusif
19
2.15. Definsi Operasional
Fakor Internal
Variabel Definisi
operasional
Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Ukur
Jenis
Kelamin
Jenis kelamin
bayi
Wawancara Kuesioner 1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
Usia Usia ibu saat ini Wawancara Kuesioner 1. <21 tahun
2. 21-25
tahun
3. 26-30
tahun
4. >30 tahun
Skala
Sikap Pandangan yang
dipercaya
responden
terhadap ASI
eksklusif dan
pemberiannya,
yaitu tentang
setuju/ tidaknya
bayi berhak
menerima ASI,
keahlian dalam
menyusui,
setuju dengan
anjuran
menyusui 2
tahun dari
pemerintah, dan
masalah
menyusui
Wawancara Kuesioner 1. Kurang, jika
responden
mendapat
skor ≤41,8
2. Baik jika
responden
mendapat
skor ≥41,8
Ordinal
Perilaku Tindakan
responden
terhadap ASI
eksklusif dan
pemberiannya,
yaitu tentang
produksi ASI,
Diet, Pemberian
ASI yang
pertama, dan
perawatan
khusus pada
payudara.
Wawancara Kuesioner 1. Kurang, jika
responden
mendapat
skor ≤30,4
2. Baik jika
responden
mendapat
skor ≥30,4
Ordinal
20
Tabel 2.3. Definisi Operasional
Faktor eksternal
Variabel Definisi
Operasional
Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
Ibu bekerja
/ tidak
Pekerjaan ibu
di luar rumah
untuk
memenuhi
penghasilan
keluarga
Wawancara Kuesioner Bekerja (jenis
profesi) / tidak
(Ibu Rumah
Tangga)
Nominal
Penghasilan
per bulan
Penghasilan
keluarga per
bulan sebagai
pengaruh dari
faktor
ekonomi suatu
keluarga
Wawancara Kuesioner 1. <Rp1.000.000
2. Rp1.000.000-
3.000.000
3. >Rp3.000.000
Skala
Dukungan
suami
terhadap
ASI
eksklusif
Sumber
dorongan dari
suami ke ibu
dalam
pemberian
ASI eksklusif
Wawancara Kuesioner 1. Ya
(mendukung)
2. Tidak (Tidak
mendukung)
Ordinal
Dukungan
suami
terhadap
susu formula
Dorongan dari
suami ke ibu
dalam
pemberian susu
formula di usia
0-6 bulan
Wawancara Kuesioner 1. Ya
(mendukung)
2. Tidak (tidak
mendukung)
Ordinal
Dukungan
selain suami
Sumber
dorongan ke ibu
dalam
pemberian ASI
eksklusif selain
suami yang
didapat ibu
Wawancara Kuesioner 1. Orang tua
2. Mertua
3. Saudara
Kandung/
4. Saudara Ipar
5. Dan lain-lain
(tidak ada/
orang selain
yang
disebutkan)
Nominal
Pemberian
ASI
Eksklusif
Pemberian
ASI tanpa
disertai
tambahan
makanan/
minuman
selama 0-6
bulan
Wawancara Kuesioner 1. Ya
2. Tidak
Nominal
21
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observatif dengan
metode cross sectional (potong lintang).
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS Syarif Hidayatullah Tangerang, pada 27 Mei –
3 Juli 2013. Pengambilan data dilakukan setiap hari kecuali hari Selasa, hal ini
dikarenakan peneliti menyesuaikan hari dan waktu praktik dokter di poli anak RS
Syarif Hidayatullah. Setiap minggunya, peneliti menemui pembimbing untuk
melaporkan dan feedback dari jumlah sampel yang didapat. Adapun jenis kegiatan
dan waktunya dijabarkan dalam tabel yang terlampir di halaman selanjutnya.
3.3. Kriteria Sampel
3.3.1. Kriteria Inklusi
1. Ibu yang berusia produktif (15-45 tahun)
2. Ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan
3. Pasien/pengunjung poli anak RS Syarif Hidayatullah
4. Bersedia menjadi responden penelitian dan mengisi angket
3.3.2. Kriteria Eksklusi
1. Tidak melengkapi data angket
2. Tidak memahami bahasa Indonesia
3. Ibu yang anaknya telah berusia >12 bulan
22
Tabel 3.1. Matriks Kegiatan
Kegiatan
MATRIKS KEGIATAN
Mei Juni Juli Agustus
M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1. Persiapan
pembuatan
proposal
2. Kunjungan &
Observasi ke
lapangan
3. Perizinan dan
ACC lokasi
pengambilan data
4. Identifikasi
masalah dan
pendataan awal
5. Penelusuran
literatur
6. Pengambilan
data
7. Laporan
Pembimbing
8. Entry dan
analisis data
9. Penyusunan
dan revisi skripsi
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang membawa anaknya berobat
ke RS Syarif Hidayatullah. Jumlah sampel diambil secara consecutive sampling.15,
16
3.4.1. Populasi dan Sampel yang Diteliti
Populasi target adalah seluruh ibu yang berusia produktif (15-45 tahun)
yang datang ke RS Syarif Hidayatullah pada saat penelitian berlangsung
23
Populasi terjangkau adalah ibu berusia produktif yang memiliki bayi
usia 0-12 bulan dan berkunjung ke RS Syarif Hidayatullah
Sampel adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
3.4.2. Jumlah Sampel
Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan
rumus deskriptif kategorik sebagai berikut : 17
𝑁 = (𝑍𝛼2𝑥 𝑃 𝑥 𝑄
𝑑2)
Keterangan :
𝑍𝑎 = deviat baku alfa
P = Proporsi kelompok yang sudah diketahui nilainya
= 0.5 17
Q = 0,5
d = 0,1
𝑁 = (1,962 𝑥 (0,5(1 − 0,5))
0.12)
= 96 orang
Maka diperoleh jumlah sampel yang diperlukan adalah 95 subjek.
Untuk menjaga kemungkinan adanya drop out (DO) maka jumlah subjek
ditambah sebanyak 10 %. Jadi jumlah subjek adalah 96 + 9.6 = 105,6
dibulatkan menjadi 106 subjek.
24
3.5. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
3.6. Managemen Data
3.6.1. Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan wawancara dan angket yang disi oleh Ibu di
RS Syarif Hidayatullah.
3.6.2. Pengolahan Data
3.6.2.1.Editing
Editing dilakukan agar dapat mengecek dan memperbaiki
kuesioner yang diberikan pada responden. Peneliti memeriksa dan
mengecek kuesioner agar setiap pertanyaan dapat dipahami responden
dan dijawab dengan benar.
Survey Lapangan dan
observasi
Identifikasi masalah di
lapangan
Penyebaran kuesioner
Pengambilan data
Pengolahan dan analisis data
25
3.6.2.2.Coding
Hasil jawaban dari kuesioner selanjutnya dilakukan
pengkodean agar dapat dimasukkan ke program pengolah data agar
dapat diolah.
3.6.2.3.Data entry
Data-data yang telah diode tadi dimasukkan ke dalam program
pengolah data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 20. Peneliti memasukkan data 106 kuesioner
yang telah di coding dan editing.
3.6.2.4.Cleaning
Pada tahap ini dilakukan pengecekan data yang sudah terdapat
dalam paket komputer. Hal ini dilakukan agar menghindari data
yang salah kode, tidak lengkap dan sebagainya. Dari data yang
dimasukkan, tidak terdapat data missing.
3.6.2.5.Analisis Data
Pada penelitian ini dilakukan uji analisis univariat. Sehingga
akan didapatkan karakteristik data berupa frekuensi dan persentase
dari masing-masing variabel.
Variabel pengetahuan, sikap, dan prilaku diukur tidak dengan mean, karena
distribusi data tidak normal, sehingga diambil nilai median sebagai ukuran
pemusatan dan minimum-maksimum sebagai ukuran penyebaran.19
3.7. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk teks, grafik, dan tabel.
3.8. Sarana Penelitian
Sarana penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis,
komputer jinjing, kuesioner, surat izin penelitian, buku penelitian dan sepeda motor
untuk memudahkan perjalanan ke tempat penelitian.
26
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah semua Ibu yang memiliki anak usia 0-12 bulan
yang berkunjung ke poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta pada periode Mei
sampai dengan Juli 2013. Total sampel yang digunakan 106 orang yang memenuhi
kriteria sampel dan rumus besar sampel.
Tabel 4.1. Gambaran karakteristik responden di poli anak RS Syarif Hidayatullah
(n=106)
Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%)
Usia Responden
<30 tahun
>30 tahun
65
41
61,3
38,7
Pekerjaan ibu
Bekerja
Tidak bekerja
58
48
54,7
45,3
Penghasilan keluarga
<1.000.000
1.000.000-3.000.000
> 3.000.000
8
34
64
7,5
32,1
60,4
Jenis kelamin bayi
Laki-laki
Perempuan
51
55
48,1
51,9
Usia Bayi
0-6 bulan
7-12 bulan
58
48
54,7
45,3
TOTAL 106
Hasil diatas menunjukkan berdasarkan usia persentase tertinggi berada di
usia 26-30 tahun, hasil ini sesuai dengan data kependudukan kota Tangerang di
Kecamatan Pinang dengan jumlah wanita usia 20-29 tahun lebih banyak dari wanita
yang berusia 35 sampai 49 tahun.17 Namun penelitian yang dilakukan oleh
Hikmawati I (2008) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
umur dengan kegagalan pemberian ASI.18
27
Pada variabel pekerjaan didapatkan lebih banyak ibu yang bekerja yaitu
sebesar 54,7 % (58 orang) responden. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan
ibu maupun ekonomi, ibu yang bekerja ada yang tingkat pendidikannya tinggi
ataupun karena menambah penghasilan keluarga. Ibu yang tidak bekerja memiliki
kemungkinan besar untuk memberikan ASI eksklusif, namun pada penelitian ini
lebih banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Hal ini sejalan dengan penelitian
Subrata (2004) yang dikutip dari penelitian Pertiwi P (2012) yaitu ibu yang bekerja
memiliki peluang 7,9 kali lebih besar untuk tidak memberikan ASI eksklusif.6
Pada variabel penghasilan per bulan didapatkan lebih banyak ibu yang
penghasilannya > 3.000.000 yaitu sebesar 60,4% (64 orang) responden.
Penghasilan mempengaruhi status sosial ekonomi keluarga, ibu-ibu yang
berpendapatan rendah mendapatkan informasi kesehatan yang terbatas dibanding
ibu-ibu yang berpendapatan tinggi, hal ini mempengaruhi pemahaman ibu untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka.19
4.2. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah
Jakarta
Sebanyak 53% responden memberikan ASI nya secara eksklusif, sedangkan
sisanya 47% tidak memberikan ASI nya secara eksklusif. Secara rinci, datanya
terdistribusi pada diagram berikut.
Gambar 4. Distribusi kelompok ASI Eksklusif dan ASI Non-Eksklusif di poli
anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta (n=106)
53,8%(49 Orang)
46,2%(57 Orang)
ASI Eksklusif
ASI Non-Eksklusif
28
Hasil penelitian di poli anak RS Syarif Hidayatullah menunjukkan lebih
banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Namun persentase ini lebih besar
dibandingkan penelitian yang dilakukan Pertiwi P (2012) di kelurahan Kuciran
Indah Tangerang yaitu sebesar 91,5% responden melaksanakan ASI dan hanya
31,1% ASI eksklusif.6 Hasil ini juga masih jauh dari target Departemen Kesehatan
yaitu 80%. Perbedaan angka data yang didapat dalam penelitian ini untuk
pemberian ASI eksklusif dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ruang
lingkup penelitian yang berbeda, metode, dan lokasi yang berbeda.
4.3. Gambaran Faktor Internal Responden yang Mempengaruhi Pemberian
ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
Gambaran pengetahuan, sikap, perilaku responden diukur dengan
pertanyaan tentang pengetauan, sikap dan perilaku. Semua responden menjawab
pertanyaan ASI eksklusif. Variabel pertanyaan pengetahuan, sikap, dan prilaku ibu
diukur bukan menggunakan mean atau median, karena distribusi data tidak normal.
Penilaian pengetahuan sikap dan prilaku ditentukan dengan menngunakan nilai
median dari masing-masing nilai variabel.15
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Internal di Poli
Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013 (n=106)
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Pengetahuan Responden
Kurang
Baik
Sikap Responden
Kurang
Baik
Prilaku Responden
Kurang
Baik
78
28
3
103
48
58
73,6
26,4
2,8
97,2
45,3
54,7
Total 106
Hasilnya menunjukkan 73,6 % memiliki pengetahuan kurang tentang ASI
eksklusif. Sedangkan 26,4% memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI
eksklusif. Sikap responden terhadap ASI eksklusif juga diukur dengan pertanyaan
yang menggambarkan sikap ibu. Hasilnya menunjukkan hampir semua ibu 97,2%
29
memiliki sikap yang baik terhadap ASI eksklusif, sedangkan 2,8 % memiliki sikap
yang kurang terhadap ASI eksklusif.
Prilaku responden ASI eksklusif hasilnya menunjukkan 45,3 % memiliki
prilaku yang baik terhadap ASI eksklusif, sedangkan 54,7 % memiliki prilaku yang
kurang terhadap ASI eksklusif.
Sebanyak 73,6% responden kurang mengetahui ASI eksklusif. Mereka
pernah mendengar namun tidak memahami maksudnya. Pengetahuan yang kurang
inilah yang menyebabkan gagalnya pemberian ASI eksklusif. Penelitian yang
dilakukan Afifah DN (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi.19
Ahli filsafat, Keraf dan Dua (2001) yang dikutip dari Afifah DN (2007)
mengatakan bahwa pengetahuan dibagi menjadi 3 macam,yaitu tahu bahwa, tahu
bagaimana, dan tahu akan. ”Pengetahuan bahwa” adalah pengetahuan tentang
informasi tertentu, tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang
demikian adanya, bahwa yang dikatakan memang benar. Jenis pengetahuan ini
disebut juga pengetahuan teoritis, pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada
tingkat yang tidak begitu mendalam. Sedangkan “tahu bagaimana” adalah
menyangkut bagaimana seseorang melakukan sesuatu. Pengetahuan ini berkaitan
dengan keterampilan atau lebih tepat keahlian dan kemahiran teknis dalam
melakukan sesuatu. “Tahu akan” adalah jenis pengetahuan yang sangat spesifik
menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau
pengenalan pribadi.Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu-ibu sebatas pada “tahu
bahwa” sehingga ibu-ibu tidak memahami secara mendalam dan tidak memiliki
keterampilan untuk mempraktekkannya.19
Sebanyak 97,2% responden memiliki sikap yang baik terhadap pemberian
ASI eksklusif. Namun sikap belum merupakan suatu perbuatan karena hanya
menggambarkan kecenderungan tingkah laku yang mengarah pada suatu objek
tertentu. Sikap dapat terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman.20 Zuhana N
(2007) dalam penelitiannya menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan
antara sikap dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.21
30
Sebanyak 54,7% responden menunjukkan prilaku baik dalam memberikan
ASI eksklusif pada anaknya. Hasil didapatkan dari pertanyaan angket dan
wawancara dengan pasien. Sebagian besar responden tidak dapat segera menyusui
bayinya, sehingga mempengaruhi perilaku pemberian ASI kepada bayi, alasannya
bervariasi, diataranya terdapat responden yang mengeluhkan ASI nya sulit atau
hanya sedikit keluar, gaya hidup yang mempegaruhi produksi ASI ibu, dan
kurangnya waktu menyusui karena kesibukan yang padat.
Pada variabel ini, masih banyak kendala yang diahadapi peneliti, seperti
waktu dalam mewawancarai responden yang terbatas, pertanyaan dalam angket
mungkin masih harus diperbaiki agar lebih mudah dipahami responden. Untuk
penelitian selanjutnya, dapat menggunakan sampel yang lebih besar, sistem
penilaian yang lebih akurat, dan menggunakan wawancara yang lebih dalam agar
didapatkan data yang lebih akurat.
Pada penelitian ini tidak dapat dilakukan secara analitik disebabkan
homogenitasnya >70% dan didapatkan nilai p homegennya > 0.05. Berdasarkan
statistik hasilnya sebagai berikut :
4.4. Gambaran Faktor Eksternal Responden yang Mempengaruhi Pemberian
ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
Dukungan dari suami diukur dengan menjawab pertanyaan yang menunjukkan
ada atau tidaknya dukungan dari suami terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Klasifikasi Pengetahuan 7,068 1 104 ,009
Klasifikasi Sikap ,022 1 104 ,884
Klasifikasi Prilaku 2,577 1 104 ,111
Umur Responden (tahun) ,243 1 104 ,623
Gaji responden 1,484 1 104 ,226
Pekerjaan responden 2,910 1 104 ,091
Dukungan suami dalam
pemberian ASI eksklusif
2,078 1 104 ,152
Dukungan suami dalam
pemberian susu formula
42,900 1 104 ,000
Test of Homogeneity of Variances
31
menunjukkan 97,2 % didukung suaminya, sedangkan 2,8 % tergolong dalam
kategori kurang mendukung.
Dukungan suami pemberian susu formula ditanyakan untuk mengukur prilaku
ibu terhadap promosi susu formula untuk memilah nutrisi tambahan yang
diperlukan. Hasil menunjukkan sebanyak 61,3 % (65 orang) mendukung,
sedangkan 38,7 % (41 orang) termasuk dalam kategori kurang mendukung.
Dukungan selain suami ditanyakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
dukungan dari luar selain keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil
menunjukkan hampir seluruh ibu mendapat dukungan dari orang tua, 91,5 % (97
orang), sedangkan 15,09 % (16 orang) mendapat dukungan dari mertua, 4,71 % (5
orang) mendapat dukungan dari saudara kandung dan saudara ipar, 1,88 % (2
orang) mendapat dukungan dari lain-lain.
Secara rinci datanya terdistribusi dalam tabel berikut.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal di Poli
Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013 (n=106)
Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)
Dukungan Suami dalam
pemberian ASI eksklusif
Ya (Mendukung)
Tidak (kurang mendukung)
Dukungan Suami dalam
pemberian susu formula
Ya (mendukung)
Tidak(kurang Mendukung)
Dukungan Selain Suami
Orang Tua kandung
Mertua
Saudara Kandung
Saudara Ipar
Lain-Lain
103
3
65
41
97
16
5
5
2
97,2
2,8
61,3
38,7
91,5
15,09
4,71
4,71
1,88
Total 106
Hasil menunjukkan, dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif
tinggi, Mayoritas responden mendapat dukungan dari suami untuk ASI eksklusif
32
lebih besar dibanding susu formula, dukungan terbesar bukan keluarga diperoleh
dari orang tua kandung.
Hasil penelitian Suhendar (2002) menyatakan ibu memberikan ASI
Eksklusif karena anjuran keluarga, kemauan sendiri, anjuran tenaga kesehatan,
dan anjuran teman.22 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase terbanyak
didapat dari orang tua selaku keluarga ibu tersebut.
Menurut Purwanto (1999) perilaku manusia berasal dari dorongan baik dari
diri sendiri maupun dari luar, sedangkan dorongan merupakan suatu usaha untuk
memenuhi keinginan individu , dengan kata lain, dorongan mempengaruhi perilaku.
Oleh karena itu, dorongan dari orang-orang terdekat baik keluarga , petugas
kesehatan dan sebagainya mempengaruhi proses laktasi sehingga dapat membentuk
perilaku ibu dalam menyusui secara eksklusif.
Berdasarkan grafik di atas, dukungan dalam pemberian susu formula juga
tinggi, hal ini mungkin disebabkan oleh pertanyaan mengenai pemberian susu
formula dalam angket masih belum dipahami oleh responden, sehingga perlu untuk
penelitian selanjutnya agar dapat memperbaiki pertanyaan tersebut.
Pada saat pemberian angket tidak semua responden didampingi
(wawancara), sehingga jawaban yang diberikan responden bisa jadi tidak tepat
karena pertanyaan yang tidak dipahami responden. Jawaban yang diberikan
responden bersifat subjektif.
33
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka disimpulkan bahwa :
1. Mayoritas responden masih belum memahami tentang pemberian ASI
eksklusif.
2. Ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif secara statistik lebih banyak
dibanding non-eksklusif yaitu sebesar 53,8%.
3. Gambaran faktor internal dari responden sendiri pada variabel perilaku
dan pengetahuan, mayoritas responden berada dalam kategori
pengetahuan yang kurang sebesar 73,6 %, sikap yang baik sebesar
97,2% dan perilaku yang baik terhadap manfaat pemberian ASI
eksklusif yaitu sebesar 54, 7%.
4. Gambaran faktor eksternal responden diperoleh mayoritas termasuk
di ekonomi yang mampu. Lebih dari separuhnya (54,7%) bekerja.
Didapatkan juga dukungan yang tinggi dari suami terhadap ASI
eksklusif sebesar 91,7% dan dukungan selain suami paling tinggi dari
orang tua kandung sebesar 91,5%.
5.2. Saran
5.2.1. Pelayanan Kesehatan
Sebagai pelayanan kesehatan sebaiknya lebih kuat untuk
menerapkan dan memberikan edukasi ke masyarakat khususnya dalam
pemberian ASI eksklusif. Dengan edukasi dapat melihat apa saja manfaat
ASI, cara memberikannya, dan pengetahuan seputar ASI. Di Rumah Sakit
atau pelayanan kesehatan lain yang punya kontrol baik dengan ibu selaku
pasien hendaknya menyediakan tempat untuk konsultasi ASI. Begitu juga
dengan dapat mempublikasikan dalam bentuk media tentang bagaimana
pentingnya memberikan ASI eksklusif sehingga ibu-ibu yang atau akan
34
melahirkan paham akan hal tersebut dan dapat memutuskan untuk segera
memberikan ASI ke bayinya.
5.2.2. Penelitian Kesehatan
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti lain dianjurkan untuk
menggunakan instrumen penelitian yang telah baku, dan dapat dilakukan tes
terlebih dahulu ke responden agar pertanyaan yang diberikan dapat
dipahami oleh responden. Selain itu, peneliti lain juga disarankan agar dapat
menghubungkan variabel faktor internal dan eksternal sehingga dapat
diperoleh satu hubungan yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.
Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mengambil area penelitian yang
lebih besar agar didapatkan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga
hasilnya dan distribusinya dapat baik.
5.2.3. Pendidikan Kedokteran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki
oleh ibu tentang ASI eksklusif masih kurang. Hal ini memberikan masukan
kepada pendidikan kedokteran masih diperlukan edukasi kepada ibu terkait
pentingnya ASI eksklusif, selain itu masih banyak persepsi-persepsi ibu
tentang pemberian makanan tambahan di usia bayi yang belum mencapai 6
bulan. Perlu adanya pendekatan terkait budaya agar dapat memberikan
penjelasan dan sosialisasi terkait pemberian makanan/minuman disamping
ASI. Sehingga hal ini dapat berguna untuk mengoptimalkan edukasi yang
diberikan.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Winarno FG. Gizi dan Makanan bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan; 1998. hal.20.
2. Arifin. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif
[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian IPB; 2002 [diunduh 14 Juli 2013]. Tersedia
dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14776
3. Roseli U. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda;
2008. hal.20.
4. WHO | Breastfeeding – Exclusive breastfeeding; 2013. Tersedia dari :
http://www.who.int/elena/titles/exclusive_breastfeeding/en/index.html
5. Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya; 2001. Chapter
1, Mengenal ASI Eksklusif; hal.1-3.
6. Pertiwi P. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Eksklusif Di Kelurahan Kuciran Indah Tangerang [skripsi]. Jakarta: Fakultas
Ilmu Keperawatan UI; 2012 [diunduh 14 Juli 2013]. Tersedia dari:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20312381-S%2043138-
Gambaran%20faktor-full%20text.pdf
7. Profil Data Kesehatan Indonesia; 2011. Tersedia dari :
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDO
NESIA_TAHUN_2011.pdf
8. Zuhana N, Izzah N, Rusmariana A. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di kecamatan wonopringgo
kabupaten Pekalongan [skripsi]. Pekalongan; 2004 [diunduh 8 September
2013]. Tersedia dari: http://www.journal.stikesmuh-
pkj.ac.id/journal/index.php/jik/article/download/13/12
9. Al-Quranul Karim.Q.S. Al-Baqarah : 233
10. Hegar B, Suradi R, Hendarto A, Pertiwi IGA. Bedah ASI : Kajian Dari Berbagai
Pudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.
11. Proverawati A, Rahmawati E. Kapita Selekta ASI & Menyusui. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2010.
12. Suradi R, Hegar B, Partiwi IGAN, Marzuki ANS, Ananta Y. Indonesia
Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010.
36
13. Siregar MHDA. Pemberian Asi Ekslusif Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya [skripsi]. Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU; 2004 [diunduh 2013 Jul 08]. Tersedia dari:
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf
14. Kramer, M.S, & Kakuma, R dkk. Optimal duration of exclusive breastfeeding
(Review), Montreal, Wiley & Sons Publisher ,Ltd
15. Dahlan MS. Besar sampel dan Cara Pengambilan Sampel Ed.2. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika; 2009.
16. Notoatmodjo S. Metodologi Kesehatan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
17. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Ed. 4. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika; 2009
18. Hikmawati I. Faktor – Faktor Risiko Kegagalan Pemberian ASI Selama Dua
Bulan (Studi Kasus pada bayi umur 3-6 bulan di Kabupaten Banyumas) [tesis].
Semarang: Program Pasca Sarjana UNDIP; 2008 [diunduh 22 Juli 2013].
Tersedia dari: http://eprints.undip.ac.id/17887/1/Isna_Hikmawati.pdf
19. Afifah DN. Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASI
Eksklusif [tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana UNDIP; 2007 [diunduh 22
Juli 2013]. Tersedia dari:
http://eprints.undip.ac.id/17024/1/Diana_Nur_Afifah.pdf
20. Saleh LOA. Faktor-faktor yang menghambat praktik ASI eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan [skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2011 [diunduh 22 Pebruari 2013]. Tersedia dari:
http://eprints.undip.ac.id/35946/1/424_La_Ode_Amal_Saleh_G2C309009.pdf
21. Suhendar K. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekskusif dan
status gizi bayi usia 4-6 bulan [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian IPB; 2002.
22. Dahlan MS. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan Ed. 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009
23. Jessica RJ, Michael DK, Gopal KS, Deborah LD, and Laurence MG, Strawn.
Factors Associated With Exclusive Breastfeeding in the United States. AAFP.
2011 Nov 28;128(6):1117-1120. Tersedia dari:
http://pediatrics.aappublications.org/content/128/6/1117.full.html
37
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PERSONAL
Nama : M. Fernando Pratama
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 20 Januari 1993
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Bukit Sejahtera Jl. Kelapa
Gading IV Blok AC-04 Palembang
Nomor Telepon / HP : 083893188748
Email : [email protected]
Pengalaman Organisasi : Anggota SJD-SS Sumatera Selatan Tahun
2010
Anggota USMR (UIN Syahid Medical
Rescue) tahun 2010 div. Logistik
RIWAYAT PENDIDIKAN
1999-2005 : SD Islam Az-Zahrah Palembang
2005-2008 : SMP Negeri 17 Palembang
2008-2010 : MAN 3 Palembang
2010-sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
38
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu
Yang Memiliki Bayi Usia 0-12 Bulan Di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013”, sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan pemberian ASI Ekslusif
terhadap Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku pemberian ASI
eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan.
Untuk terlaksananya penelitian ini Kami mengharapkan kepada Ibu menjadi
responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam
kuesioner dengan jujur dan sesuai perilaku pemberian ASI pada anak ibu.
Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Data-data ini hanya akan
dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Atas bantuan dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Ciputat, Juni 2013
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Responden Peneliti
( ) M. Fernando Pratama
39
KUESIONER
Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif
pada Ibu di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013”
Identitas responden :
1. Nama anak :
2. Jenis kelamin :
3. Usia : _____ Bulan
4. Anak ke_____ dari ____ saudara
5. Nama Ayah :
6. Nama Ibu :
7. Pekerjaan Ayah :
8. Pekerjaan Ibu :
9. Usia Ibu :
10. Alamat :
11. No Telp/Ibu :
12. Penghasilan / bulan : a. <1.000.000
b. 1.000.000-3.000.000
c. > 3.000.000
ASI EKSLUSIF
IMD(Inisiasi Menyusi Dini) : Ibu yang mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi
lahir dengan memfokuskan pada kemampuan alami (sendiri) bayi dengan cara bayi
melangkah didada Ibunya.
1. Apakah anak ibu hanya menggunakan ASI eksklusif 0-6 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
2. Sejak kapan anak ibu diberi ASI?
a. Beberapa menit setelah lahir IMD
b. Setelah Ibu siap menyusui (tanpa IMD)
c. dan lain-lain, sebutkan (…………)
3. Saat ini apakah anak bungsu Ibu telah diberi makanan lain selain ASI ?
a. Ya
b. Tidak
4. Sejak kapan ASI dicampur dengan PASI?
a. Tidak dicampur sampai usia 6 bulan
b. Sejak usia 0-6 bulan
c. Sejak usia 3-6 bulan
d. Sejak usia 0- >6 bulan
e. Sampai saat ini belum diberikan PASI
40
5. Apakah dalam 6 bulan ibu pernah memberikan Susu formula ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
6. Apabila pernah diberikan sejak kapan ?
a. sejak usia 0-6 bulan
b. Sejak usia 3-6 bulan
c. Sejak usia 0->6 bulan
7. Apakah anak ibu lahir langsung menangis atau tidak ?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anak ibu pernah dirawat karena penyakit berat ?
a. Pernah (sebutkan:....)
b. Tidak
Pengetahuan, Sikap Perilaku Ibu dalam Pelaksanaan ASI Eksklusif
A1 Menurut ibu sampai usia berapa bayi harus di berikan ASI saja?
a) < 4 bulan
b) 0 – 6 bulan
c) 6 – 12 bulan
d) lain-lain….
A2 Menurut ibu apakah komposisi susu formula saat ini bisa
menyamai komposisi ASI?
a) Ya
b) Tidak
A3 Menurut ibu keunggulan dari ASI apa? (pilih salah satu)
a) Mudah di cerna oleh bayi
b) Lebih ekonomis
c) ASI mengandung zat antibodi
d) Lain-lain………
A4 Menurut ibu manfaat dari menyusui itu apa? (pilih salah satu)
a) Lebih mudah pemberiannya
b) Mempererat hub kasih sayang Ibu dan Anak
c) Mencegah obesitas pada bayi
d) lain-lain….
41
A5 Menurut ibu bahaya apa yang dapat di timbulkan dari
pemberian susu formula ? (pilih salah satu)
a) Botol susu mudah tercemar dan sulit di bersihkan
b) Pencernaan bayi terganggu
c) Tidak mengandung zat antibodi
d) Lain-lain…..
B1 Apakah Ibu setuju bila setiap bayi berhak menerima ASI
eksklusif ?
a) Setuju
b) Tidak B2 Apakah Ibu setuju bahwa dalam pemberian ASI
diperlukan keahlian atau latihan khusus ?
a) Setuju
b) Tidak B3 Bila jawaban no. B2 setuju, apakah alasannya ? (pilih salah
satu)
a) Dengan cara menyusui dengan benar, ASI dapat
diberikan seluruhnya
b) Produksi ASI menjadi lancar
c) Posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi pada saat
menyusui
d) Lain-lain : ____________ B4 Apakah Ibu setuju dengan anjuran pemerintah, menyusui
bayi sampai berumur 2 tahun ?
a) Setuju
b) Tidak
( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no.B5 ) B5 Bila jawaban no. B4 setuju, apakah alasannya ? (pilih salah
satu)
a) Bermanfaat bagi bayi
b) Tanggung jawab sebagai seorang ibu
c) Menghemat pengeluaran B6 Masalah apa saja yang Ibu hadapi dalam memberikan ASI
pada bayi ? __________________
Jika Ibu tidak bekerja, Poin C berikut harap diabaikan C1 Selama ibu bekerja, apakah anda memeras/memompa Asi dan
kemudian disimpan untuk diberikan ke bayi anda?
a) Ya
b) Tidak, Alasannya…..
C2 Tahukah anda bahwa undang-undang tenaga kerja mengatur
bahwa pekerja wanita patut di beri kesempatan un tuk menyusui
bayinya?
a) Ya
b) Tidak
C3 Apakah tempat anda bekerja memberikan waktu atau
kesempatan bagi ibu untuk menyusui bayi ibu?
42
a) Ya
b) Tidak
C4 Apakah di tempat anda kerja tersedia ruang khusus untuk
memeras/memompa Asi?
a) Ya
b) Tidak, sebutkan dimana Ibu memeras Asi
(.............................................................................)
C5 Apakah fasilitas yang diberikan perusahaan sesuai keinginan
ibu?
a) Ya
b) Tidak
D1 Apakah suami ibu mendukung ibu dalam pemberian ASI ?
a) Ya
b) Tidak, alasan………
D2 Siapa yang mendukung ibu dalam pemberian ASI selain
suami? (boleh lebih dari satu) a) Orang Tua
b) Mertua
c) Saudara Kandung/
d) Saudara Ipar
e) Dan lain-lain (sebutkan.......)
D3 Apakah suami ibu mendukung ibu dalam pemberian susu
formula ?
a) Ya
b) Tidak, alasan…………
E1 Apakah produksi ASI Ibu sudah mencukupi kebutuhan bayi ?
a) Cukup
b) Kurang
E2 Apakah Ibu mengikuti pantangan makanan atau diet selama
menyusui ?
a) Ya
b) Tidak
E3 Apakah Ibu pernah gagal dalam menyusui ?
a) Ya
b) Tidak
( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no. B6 )
E4 Bila jawaban no E3 ya, menurut Ibu apakah faktor penyebab
kegagalan menyusui ? (pilih salah satu)
a) Produksi ASI yang sedikit atau tidak ada sama sekali
b) Kurangnya waktu untuk menyusui karena kesibukan
yang padat
c) Ibu kekurangan gizi
d) Gaya hidup
e) Semua benar
f) Lain-lain
43
E5 Apakah Ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar pada
bayi ? Kenapa ?
a) Ya, karena ________
b) Tidak, karena _________
E6 Apakah Ibu melakukan perawatan khusus pada payudara untuk
memperlancar ASI ?
a) Ya
b) Tidak
44
Lampiran 3
DATA MENTAH ANALISIS DATA
usia ibu 2 kelompok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <30 tahun 65 61,3 61,3 61,3
>30 tahun 41 38,7 38,7 100,0
Total 106 100,0 100,0
Gaji responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<1.000.000 8 7,5 7,5 7,5
1.000.000-3.000.000 34 32,1 32,1 39,6
> 3.000.000 64 60,4 60,4 100,0
Total 106 100,0 100,0
usia bayi kelompok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0-6 bulan 58 54,7 54,7 54,7
7-12 bulan 48 45,3 45,3 100,0
Total 106 100,0 100,0
Jenis kelamin Bayi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 51 48,1 48,1 48,1
perempuan 55 51,9 51,9 100,0
Total 106 100,0 100,0
45
ASI Eksklusif/tidak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Eksklusif 57 53,8 53,8 53,8
Non-Eksklusif 49 46,2 46,2 100,0
Total 106 100,0 100,0
Pekerjaan responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
kerja 58 54,7 54,7 54,7
Tidak Kerja 48 45,3 45,3 100,0
Total 106 100,0 100,0
Dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 103 97,2 97,2 97,2
Tidak 3 2,8 2,8 100,0
Total 106 100,0 100,0
Dukungan suami dalam pemberian susu formula
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 65 61,3 61,3 61,3
Tidak 41 38,7 38,7 100,0
Total 106 100,0 100,0
Klasifikasi Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Kurang 78 73,6 73,6 73,6
Baik 28 26,4 26,4 100,0
Total 106 100,0 100,0
46
Klasifikasi Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Kurang 53 50,0 50,0 50,0
Baik 53 50,0 50,0 100,0
Total 106 100,0 100,0
Klasifikasi Prilaku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Kurang 60 56,6 56,6 56,6
Baik 46 43,4 43,4 100,0
Total 106 100,0 100,0