faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada usaha umkm di kabupaten manokwari
DESCRIPTION
semua tentang struktur modalTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal di Indonesia telah menjadi perhatian kepada banyak pihak,
khususnya pada masyarakat yang bergerak di bidang bisnis. Pasar modal merupakan
tempat yang tepat untuk para investor dan kreditur dalam menginvestasikan uangnya
agar menguntungkan bagi investor maupun kreditur. Melalui kegiatan pasar modal,
perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan
perluasan perusahaan. Dana dapat bersumber dari dana ekstern maupun intern dalam
mendirikan perusahaan tersebut. Dana intern berasal dari modal sendiri sedangkan
dana ekstern berasal dari modal pinjaman (investor dan kreditur) yang disebut modal
asing.
Pada aspek keuangan yang mencakup pengambilan keputusan pendanaan
perusahaan untuk membiayai usahanya, maka perusahaan harus memiliki cara
alternatif dalam menentukan sumber pendanaan. Hutang merupakan salah satu
alternatif di dalam mendapatkan sumber pendanaan bagi perusahaan. Penggunaan
hutang mampu menekan biaya modal sendiri dan memberikan keuntungan yang lebih
besar kepada pemilik perusahaan, tetapi dalam penggunaan hutang pemilik harus
memikirkan dalam mengembalikan uang yang dia pinjam. Dalam free cash flow
thoery menjelaskan tentang tingkat hutang yang tinggi selain berbahaya bagi
perusahaan, penggunaan hutang dapat juga meningkatkan nilai perusahaan (Keown,
2000) dalam Damayanti (2006). Kombinasi yang tepat dalam menentukan sumber
pendanaan yang dipilih akan mampu menentukan struktur modal yang optimal dan
mampu menjadi pondasi yang kuat bagi perusahaan untuk menjalankan aktivitas
produksinya, serta dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
1
Struktur Modal adalah perbandingan atau pertimbangan antara modal asing
dengan modal sendiri (Riyanto, 1995). Semakin besar modal asing yang dibutuhkan
maka semakin besar resiko yang ditanggung sebuah perusahaan, karena semakin
banyak hutang yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut. Apabila dalam pendirian
perusahaan tersebut perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri maka
resiko yang ditanggung akan semakin kecil, hal ini dikarenakan perusahaan tidak
begitu banyak mengeluarkan uang untuk membayar hutangnya pada saat perusahaan
mengalami kebangkrutan.
Kegunaan struktur modal adalah untuk mengetahui penggunaan hutang dalam
membiayai usahanya dan sumber pendanaannya. Dengan mengetahui struktur modal
investor dan kreditur dapat mengetahui tingkat resiko yang dia terima dengan tingkat
pengembalian investasinya. Apabila perusahaan memiliki tingkat resiko bisnis yang
tinggi maka investor dan kreditur juga menginginkan tingkat return yang tinggi, hal
ini dikarenakan resiko yang akan dihadapi oleh investor dan kreditur juga tinggi.
Investor dan kreditur menghendaki perusahaan melakukan pengungkapan keuangan
secara komprehensif, supaya investor maupun kreditur mengetahui resiko yang dia
hadapi. Untuk menarik para investor dan kreditur tersebut, maka perusahaan harus
memiliki struktur modal dan laporan keuangan yang baik.
Struktur modal yang baik adalah struktur modal yang efisien dapat mengurangi
biaya modal. Dengan menurunkan biaya modal maka akan meningkatkan pendapatan
bersih. Dalam menentukan biaya modal, perusahaan harus dapat menentukan
komposisi yang optimal antara hutang dengan modal sendiri (Hermanto, 1999).
Komposisi yang optimal tersebut pada kenyataannya dapat dicari secara trial and
error berdasarkan pengalaman, sehingga dalam menentukan jenis pendanaan
perusahaan harus memilih orang yang berpengalaman di bidangnya.
2
Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal merupakan perbandingan
antara modal sendiri dengan modal yang berasal dari ekstern dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal seperti
profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, tingkat
pajak, likuiditas perusahaan, dan resiko usaha.
Alasan pemilihan struktur modal di bidang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan
Menengah) karena usaha ini mampu tahan dalam kondisi apapun walaupun negara
sedang mengalami krisis sekalipun (Baswir, 2000). Pada dasarnya UMKM mampu
menekan tingkat pengangguran yang ada. Di Kabupaten Manokwari sendiri UMKM
dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan sehingga dapat mengurangi
pengangguran yang ada di Kabupaten Manokwari. Dari table dapat dilihat bahwa
jumlah UMKM dari tahun 2008 sampai 2012 mengalami peningkatan sebanyak 178
usaha. Data jumlah UMKM di Kabupaten Manokwari yang terbagi menjadi sebilan
distrik (Manokwari Barat, Manokwari Selatan, Manokwari Utara, Manokwari Timur,
Masni, Prafi, Warmare, Tanah Rubuh, dan Sidey) dari tahun ke tahun dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jumlah pedagang menurut jenisnya dari tahun 2008-2012
Tahun Perusahaan
dagang menengah
Perusahaan
dagang kecil
Jumlah
2008 93 178 271
2009 133 183 316
2010 152 301 453
2011 183 375 558
2012 271 390 661
Sumber : Badan Pusat Statistik ”Manokwari Dalam Angka”
Pada saat mendirikan UMKM pemilik harus mempertimbangkan dalam
menentukan struktur modal. Struktur modal yang baik adalah struktur modal yang
3
optimal. Perusahaan harus dapat menentukan struktur modal yang optimal, agar usaha
UMKM ini dapat berkembang. Biasanya struktur modal yang optimal terdiri dari
40%-50% pendanaan yang berasal dari ekstern (Riyanto, 1995).
UMKM merupakan usaha yang mampu mengurangi tingkat pengangguran di
Kabupaten Manokwari dan memiliki kontribusi yang besar di dalam pendapatan
daerah. Tetapi masalah yang seringkali dihadapi oleh UMKM adalah pada sumber
pendanaan. Kebanyakan UMKM tidak bisa berkembang karena kurangnya modal
dalam mengembangkan UMKM tersebut. Untuk mendapatkan modal tersebut
alternatifnya dengan melakukan pinjaman kepada kreditur. Kreditur sendiri dalam
memberikan pinjaman mereka akan melihat dari berbagai sisi. Sehingga akan sulit
bagi usaha UMKM dalam mendapatkan pendanaan tersebut. Maka dari itu pendiri
UMKM harus mengetahui faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh kreditur dalam
melakukan pinjaman, dan faktor-faktor yang sering dipertimbangkan oleh kreditur
dalam memberikan pinjaman adalah struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan resiko bisnis.
4
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis
berpengaruh terhadap struktur modal pada usaha UMKM di Kabupaten Manokwari?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva,
ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis terhadap struktur modal pada
usaha UMKM di Kabupaten Manokwari
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan kepada pemerintah daerah dalam menerapkan
kebijakan kredit untuk UMKM
2. Sebagai acuan dan referensi untuk para peneliti berikutnya
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik UMKM dalam menentukan
struktur modalnya
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2008 UMKM dapat didefinisikan sebagai
usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh orang perseorangan ataupun badan usaha
perseorangan yang memenuhi criteria sebagai usaha UMKM. Pengklasifikasian
UMKM sebagai barikut:
a. Usaha Mikro : Usaha produktif milik perorangan atau kelompok yang
memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 50 juta dan hasil penjualan tahunan
maksimal Rp. 300 juta rupiah.
b. Usaha Kecil : Usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang
memiliki kekayaan bersih dari Rp 50 juta – 500 juta dan hasil penjualan
tahunan antara 300 juta- 2,5 milyar.
c. Usaha Menengah : Usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang
menjadi bagian dari usaha mikro maupun kecil baik langsung maupun tidak
langsung dan memiliki kekayaan bersih dari Rp. 500 juta – 10 milyar dan
hasil penjualan tahunan antara 2,5 milyar – 10 milyar
2.1 Struktur Modal
Riyanto (1994) mengartikan struktur modal sebagai pertimbangan atau
perbandingan antara jumlah modal yang bersumber dari pinjaman dengan modal
sendiri. Pendanaan yang berasal dari modal sendiri didapat dari modal saham, laba
ditahan, dan dana cadangan, sedangkan modal yang berasal dari pinjaman adalah
pendanaan yang diperoleh dari obligasi, investasi dan hutang. Dalam pemenuhan di
bagian pendanaan maka perusahaan harus memiliki alternatif dalam pendanaan dan
salah satu alternatif tersebut adalah dengan melakukan pinjaman (hutang). Di dalam
pemilihan sumber dana perusahaan harus dapat memilih alternatif yang efisien.
6
Pendanaan yang efisien akan terjadi apabila perusahaan memiliki stuktur modal yang
optimal.
Menurut Riyanto (1995) struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang
dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya rata-rata,
sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur modal yang optimal dapat
diartikan juga sebagai keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga
memaksimalkan harga saham.
2.2 Struktur Aktiva
Aktiva merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva dapat
diklasifikasikan menjadi aktiva lancar (meliputi: kas, piutang, dan persediaan) dan
aktiva tetap (meliputi: mesin, bangunan, dan tanah). Pengklasifikasian ini kemudian
yang disebut sebagai struktur aktiva. Struktur aktiva menggambarkan sebagian
jumlah asset yang dapat dijadikan jaminan oleh perusahaan dalam melakukan
pinjaman. Struktur aktiva dapat diukur dengan mempertimbangkan antara aktiva tetap
dengan total aktiva (Kusumangtyas, 2012).
Struktur aktiva =Aktiva tetapTot alaktiva
2.3 Ukuran Perusahaan
Menurut Seftianne dan Handayani (2011) ukuran perusahaan menggambarkan
besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat ditinjau dari
lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya ukuran perusahaan dapat
ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, tingkat penjualan, dan rata-rata
total aktiva. Dalam penelitian ini menggunakan total asset sebagai proxy.
Firm size =Ln total aktiva
2.4 Profitabilitas
Profitabilitas menurut Utami (2009) merupakan tingkat keuntungan bersih yang
diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Profitabilitas juga dapat
diartikan sebagai kemampuan yang dicapai suatu perusahaan dalam suatu periode
7
tertentu. Hasil profitabilitas juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur tentang
efektivitas manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh, dibandingkan dengan
hasil penjualan dan investasi perusahaan. Berdasarkan Husnan dan Pujiastuti (2004)
proxy yang digunakan dalam profitabilitas adalah:
Profitabilitas =lababersihpenjualan
2.5 Resiko Bisnis
Resiko bisnis menurut Saidi (2004) terkait dengan ketidakpastian yang dialami
perusahaan dalam bisnisnya. Resiko bisnis secara sederhana dapat diartikan suatu
keadaan atau faktor yang mungkin memiliki dampak negatife pada operasi atau
profitabilitas suatu perusahaan. Untuk menanggulangi resiko perusahaan perlu
melakukan pengelolaan resiko. Cara mengurangi resiko dengan mengelolanya terdiri
dari lima langkah yang dimulai dari mengidentifikasi resiko, mengukur resiko,
merencanakan untuk membatasi kerusakan, menerapkan strategi dalam mengatasi
resiko, dan memantaunya agar perencanaan berjalan dengan efektif (Hanun, 2008).
Cara mengukur resiko sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan proxy dari
standar deviasi dari Return on Asset (Palupi, 2010).
2.6 Hubungan Antara Variabel Dependent Dengan Variabel Independent
2.6.1 Hubungan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
Struktur aktiva dengan struktur modal, perusahaan yang aktivanya sesuai sebagai
jaminan pinjaman akan cenderung menggunakan hutang dalam proses pendanaannya.
Elsas dan Florysiak (2008) dalam Indrajaya (2011) bahwa penelitiannya menunjukan
aktiva tetap dapat dijadikan jaminan/ collateral dalam melakukan pinjaman, dan
karenanya dapat mereduksi biaya dari kesulitan keuangan (cost of financial distress)
dan ini akan semakin meningkatkan kapasitas tingkat hutang yang dapat
menguntungkan perusahaan. Hipotesis ini sesuai dengan teori trade-off di mana
perusahaan perlu menyeimbangkan manfaat dan biaya dari penggunaan hutang.
Menurut Adrianto dan Wibowo (2007) Jumlah aktiva yang semakin besar akan
8
menunjukan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi
untuk mendapatkan pinjaman dari pihak kreditor, maka perusahaan akan memakai
hutang lebih banyak untuk mendapatkan keuntungan dalam pemakaian hutang.
2.6.2 Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Ukuran perusahaan, menggambarkan besar kecilnya perusahaan di mana
perusahaan yang berukuran besar biasanya lebih memiliki profitabilitas dari pada
perusahaan kecil, hal ini dikarenakan jangkauan usahanya yang lebih luas. Ukuran
perusahaan dapat menjadi jaminan akan kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan hutangnya maupun mencari sumber pendanaan lain. Skala
perusahaan berhubungan positif dengan hutang karena kemudahan akses dalam
mendapatkan sumber dana yang berasal dari hutang (Brigham dan Houston, 2006).
Perusahaan yang berukuran besar cenderung menggunakan hutang dalam sumber
pendanaannya karena kemudahan dalam memperoleh pinjaman dibandingkan
perusahaan kecil (Indrajaya, 2011).
2.6.3 Hubungan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
biasanya selama satu tahun. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan
lebih banyak menggunakan modal sendiri dari pada yang berasal dari hutang. Hal ini
dikarenakan perusahaan mampu menyediakan dana yang cukup dalam menjalankan
usahanya melalui sejumlah dana yang ditahan oleh perusahaan untuk mengurangi
resiko (Brigham dan Houston, 2006).
2.6.4 Hubungan Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal
Resiko bisnis, perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang tinggi cenderung
menggunakan hutang yang sedikit karena kreditor akan meminta biaya hutang yang
tinggi (Atmaja, 2008). Menurut Brigham dan Houston (2006) bahwa semakin tinggi
resiko maka akan semakin rendah hutang optimalnya. Karenanya jika perusahaan
mengalami kegagalan dalam menjalankan usahanya, maka pemilik perusahaan tidak
perlu menanggung biaya pengembalian hutang yang besar.
9
2.7 Review Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian1 Palupi Pengaruh resiko
bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, dan likuiditas terhadap struktur modal (Kajian empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2004-2007)
Struktur Modal, Resiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan likuiditas
Resiko bisnis, profitabilitas, dan likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan struktur aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.
2 Nuril hidayati Pengaruh struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, dan resiko bisnis terhadap struktur modal studi pada perusahaan yang masuk kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2005-2007
Struktur Modal, Struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, dan resiko bisnis
Secara parsial semua variabel tidak berpengaruh terhadap struktur modal
3 Rizka Ayu Kusumaningtyas
Analisis Pengaruh Struktur Aktiva, Return On Asset, Size, Arus Kas Operasi, dan Tingkat Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008-20011
Struktur Modal, Struktur Aktiva, Return On Asset, Size, Arus Kas Operasi, dan Tingkat Likuiditas
Struktur aktiva, Retun On Asset, Size, dan Tingkat Likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal, sedang kan Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap struktur modal
4 Yuke Prabansari dan Hadri
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal,
Ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva,
10
Kusuma Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Jakarta
Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas, dan Struktur Kepemilikan
profitabilitas, dan struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan resiko bisnis berpengaruh negatif tehadap struktur modal
5 Sarsa Meta Nugrahani
Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Struktur Modal (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)
Struktur Modal, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, dan Kepemilikan Manajerial
Secara simultan kelima variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent, sedangkan secara parsial hanya variabel ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap struktur modal dan variabel lainnya tidak berpengaruh
2.8 Kerangka Pemikiran
Struktur modal adalah pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri
maupun pinjaman, dan dapat diartikan juga sebagai perbandingan antara modal
sendiri maupun modal yang berasal dari hutang jangka panjang (Modal asing). Di
dalam mendapatkan sumber pendanaan yang berasal dari modal sendiri perusahaan
biasanya mendapatkannya dari laba yang ditahan, modal saham, dan dana cadangan.
Sumber pendanaan yang berasal dari modal sendiri biasanya masih banyak memiliki
kekurangan, untuk mengatasi biasanya perusahaan mencari alternatifnya yaitu dengan
melakukan pinjaman (Hutang).
11
Dalam menentukan komposisi struktur modal haruslah dipilih orang yang
memang berpengalaman di bidangnya, sehingga manajer dapat memilih manakah
komposisi yang tepat untuk menentukan struktur modal. Menurut Houston dan
Brigham (1994) perusahaan harus dapat menentukan perbandingan proposional
sumber dana antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri yang akan
digunakan perusahaan untuk membiayai tambahan investasinya. Dalam menentukan
sumber pendanaan perusahaan harus memilih alternatif pendanaan yang efisien.
Sumber pendanaan efisien akan terjadi bila perusahaan memiliki struktur modal yang
optimal, sedangkan pengertian struktur modal yang optimal adalah struktur modal
yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau modal rata-rata,
sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Dalam menentukan sumber pendanaan
tersebut manajer harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi
struktur modal seperti struktur aktiva, ukuran perusahaan, resiko bisnis, dan
profitabilitas.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka pemikiran yang dibuat untuk
menggambarkan pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
resiko bisnis terhadap struktur modal sebagai berikut:
Struktur Aktiva
Ukuran Perusahaan
Struktur modal Profitabilitas
Resiko Bisnis
Keterangan:
= Dipengaruhi
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
12
2.9 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Berdasarkan kerangka pemikiran dan rumusan masalah maka, dapat ditarik suatu
hipotesis sebagai berikut:
a. Struktur Aktiva (Asset Tangibility)
Struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap sumber-sumber pembiayaan
perusahaan. Perusahaan yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas pinjaman
cenderung lebih banyak menggunakan hutang. Hal ini didukung pula oleh
penelitian dari Palupi (2010) yang meniliti tentang pengaruh struktur aktiva
terhadapa struktur modal dan hasilnya menunjukan bahwa struktur aktiva
berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan pertimbangan di atas
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha-1 : Struktur aktiva diduga berpengaruh positif terhadap struktur modal
b. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan memainkan peranan yang sangat penting dalam
menentukan struktur modal. Kreditur akan lebih suka memberikan pinjaman di
perusahaan yang lebih besar karena kemungkinan bangkrut lebih kecil. Menurut
Elsas dan Florysiak (2008) dalam Indrajaya (2011) mengemukakan bahwa
perusahaan yang berukuran besar mempunyai resiko yang lebih rendah dan
probabilitas kebangkrutan yang lebih rendah dari pada perusahaan kecil. Sehingga
menurut teori Trade-off bahwa semakin besar perusahaan maka perusahaan dapat
memakai hutang yang lebih banyak, ini terkait rendahnya resiko kebangkrutan
yang akan dialami oleh perusahaan besar. Hal ini didukung oleh Penelitian yang
dilakukan Prabansari dan Kusuma (2005) yang meneliti pengaruh ukuran
13
perusahaan terhadap struktur modal dan hasilnya menunjukan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ha-2 : Ukuran perusahaan diduga berpengaruh positif terhadap struktur modal
c. Profitabilitas (Profitability)
Setiap perusahaan menginginkan adanya pertumbuhan modal (laba ditahan)
karena dapat mengurangi penggunaan hutang. Perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi akan menggunakan sumber pendanaan internal (laba
ditahan). Teori pecking order yang lebih lanjut yang di kembangkan oleh Myers
dan Manjluf (1984) dalam Husnan (1996) menyatakan bahwa perusahaan akan
memilih pendanaan internal dibandingkan pendanaan eksternal ketika perusahaan
membutuhkan dana. Prioritas penggunaan dana internal dalam pecking order
theory disebabkan penggunaan pendanaan internal terbebas dari adanya asimetri
informasi. Hal ini didukung oleh penelitian Nugrahani (2012) yang meneliti
tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal, hasilnya bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif dengan struktur modal. Berdasarkan keterangan
di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ha-3 : Profitabilitas diduga berpengaruh negatif terhadap struktur modal
d. Resiko Bisnis ( Bussines Risk)
Perusahaan yang mempunyai resiko bisnis yang tinggi akan cenderung
menggunakan hutang yang lebih rendah, karena pihak kreditor akan meminta
tingkat bunga yang tinggi. Semakin tinggi resiko bisnis, maka profitabilitas
terjadinya financial distress juga semakin tinggi apalagi ketika perusahaan
menggunakan banyak hutang. Di dalam penelitian Hidayati (2009) yang meneliti
tentang hubungan resiko bisnis dengan struktur modal, dan hasilnya resiko bisnis
14
berpengaruh negatif dengan struktur modal. Dari penjelasan di atas maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Ha-4 : Resiko bisnis diduga berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
e. Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Riyanto (2001) terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi
struktur modal seperti tingkat bunga, stabilitas dari earning, struktur aktiva,
besarnya jumlah modal, keadaan pasar modal, sifat manajemen, profitabilitas,
dan ukuran perusahaan. Variabel di atas berhubungan positif dengan struktur
modal. Menurut Brigham dan Houston (2006) variabel-variabel yang
mempengaruhi struktur modal adalah: stabilitas penjualan, struktur asset, leverage
operation, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen,
kondisi pasar, dan fleksibilitas keuangan. Dengan banyaknya variabel yang
memiliki pengaruh terhadap struktur modal, maka peneliti hanya mengambil 4
variabel seperti: struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko
bisnis. Hal ini didukung oleh Penelitian yang dilakukan Palupi (2010) yang
menunjukan bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko
bisnis berpengaruh terhadap struktur modal. Dari keterangan di atas dapat
diuraikan bahwa:
H-5 : Struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis diduga
berpengaruh positif terhadap struktur modal
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu di dalam menjalankan penelitian ini kurang lebih satu bulan setelah
proposal ini disetujui dan tempat penelitian dilakukan di Kabupaten Manokwari yang
meliputi distrik Manokwari Barat, Manokwari Selatan, Manokwari Utara, Manokwari
Timur, Masni, Prafi, Warmare, Tanah Rubuh, dan Sidey.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode
korelasional adalah metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel-variabel dalam situasi tertentu dapat mempengaruhi variabel lain.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian atau objek penelitian
tersebut.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM yang berada di Kabupaten
Manokwari yang berdasarkan data, jumlah UMKM diperoleh sebesar 661 usaha
(BPS, 2012). Dalam penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan 10%.
n= N
1+N (e)2
Dari perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel sebesar:
16
n=661
1+661(10 %)2
n= 86.86
n= 87 sampel
Sedangkan tehnik pengambilan sampel menggunakan metode purposive
sampling. Purposive sampling adalah tehnik yang digunakan dalam menentukan
sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti UKMK yang akan dijadikan
sampel harus sudah berdiri minimal satu tahun.
3.5 Metode Pengambilan data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:
1. Wawancara yang terstruktur, merupakan teknik wawancara yang
pertanyaannya telah ditetapkan dengan menggunakan kuisioner.
2. Kuisioner, merupakan daftar pertanyaan yang telah ditetapkan oleh peneliti.
3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat (Dependent) dan empat variabel
bebas (Independent). Masing masing variabel ini akan diwakili oleh satu proxy (wakil
pengukur).
3.6.1 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah struktur modal (Y), yang dimaksud
dengan struktur modal di sini adalah perbandingan antara hutang dengan modal
sendiri. Secara matematis proxy dapat dinyatakan sebagai berikut:
Struktur Modal = hutang
modal sendiri
17
3.6.2 Variabel Bebas (X)
a. Struktur Aktiva
Struktur aktiva (Assets tangibility) dalam penelitian ini menggunakan
perbandingan aktiva tetap dibagi dengan total aktiva. Secara matematis proxy
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Struktur aktiva =Aktiva tetapTotal aktiva
b. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan (firm size) memiliki kemungkinan paling besar yang
menimbulkan heteroskedastisitas sehingga harus diubah ke Log natural. Dari
pernyataan tersebut secara matematis proxy dapat dinyatakan sebagai berikut:
Firm size =Ln total aktiva
c. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.
Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan ratio of operating income to
sales. Secara matematis proxy dapat dinyatakan sebagai berikut:
Profitabilitas =lababersihpenjualan
d. Resiko Bisnis
Resiko bisnis (Bussines risk) sebagai faktor penentu kebijakan struktur modal
perusahaan, dalam penelitian ini menggunakan standar deviasi dari Return On
Asset (ROA) sebagai proxy. Secara matematis proxy dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Resiko Bisnis= 𝜎ROA
ROA =Laba BersihPenjualan
18
3.7 Metoda Analisa Data
Dalam penelitian ini, data diolah menggunakan program statistical package for
social science (SPSS). Dalam penelitian ini terdapat beberapa metode analisa data
yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent, yaitu:
3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk membantu model regresi bahwa variabel yang
digunakan benar-benar signifikan dalam pengambilan keputusan. Uji asumsi klasik
yang digunakan antara lain:
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
yang digunakan terdapat korelasi atau tidak, multikolonieritas biasanya terjadi
karena variabel yang digunakan saling terkait dalam suatu model regresi.
Multikolonieritas dapat diketahui jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF (Variance
inflation factor) > 10, jika tidak ada yang melebihinya maka multikolonieritas
yang terjadi tidak berbahaya. Dampak dari multikolonieritas (Sasmita, 2003):
1. Pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat dideteksi atau
dibedakan
2. Probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu varian
terdapat perbedaan residual atau tidak. Jika varian dari residual satu pengamatan
kepengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Cara pengujiannya dengan menggunakan uji glejser,
pengujian ini dilakukan dengan meregresikan nilai residu terhadap variabel
19
variabel independent. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai
observasi dengan nilai prediksi.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Jika variabel
residual tersebut memiliki distribusi tidak normal maka hasil uji akan kurang
baik. Untuk menguji normalitas ini digunakan uji kolmogorov-smirnov. Level of
significant yang digunakan adalah 0.05 dan apabila nilai pada p-value > level of
significant maka data berdistribusi normal dan sebaliknya.
3.7.2 Regresi Linear Berganda
Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel idependent
terhadap variabel dependent. Pada penelitian ini terdapat satu variabel dependent dan
empat variabel independent maka dari penjelasan tersebut dapat ditulis persamaan
sebagai berikut :
Y= a+ b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ e
Keterangan :
Y = Struktur modal
a = Konstanta ( harga Y apabila X=0)
b = Koefisien variabel bebas
X1 = Struktur aktiva
X2 = Ukuran perusahaan
X3 = Profitabilitas
X4 = Resiko bisnis
e = Standar eror
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model dalam
menjelaskan variasi yang terjadi antara variabel independent terhadap variabel
dependent. Nilai R2 yang mendekati 1 maka model dikatakan semakin baik karena
20
R2 = 1 yang berarti variabel independent berpengaruh sempurna terhadap variabel
dependent.
3.7. 3 Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent berpengaruh
terhadap variabel dependent secara bersama-sama. Keputusan untuk menerima
H1 yaitu dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel. Apabila Fhitung > Ftabel
maka hipotesis tersebut dapat diterima dan semua variabel independent
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.
b. Uji Parsial (uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependent secara terpisah. Keputusan untuk menolak
dan menerima H1 yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Apabila
thitung > ttabel maka H1 dapat diterima yang artinya variabel independent tersebut
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Apabila thitung < ttabel maka H1
ditolak dan variabel independent tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel
dependent
21
Daftar PustakaAdriyanto dan Wibowo, B. (2007). Pengujian Teori Pecking Order Pada Perusahaan
Non Keuangan LQ45 Pada Periode 2001-200. Manajemen Usahawan Indonesia. Volume 12
Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori Dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi
Brigham, E.F. dan Houston, J.F. (1994). Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Brigham, E.F. dan Houston, J.F. (2001). Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Brigham, E.F. dan Houston, J.F. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, E.F. dan Houston, J.F. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Damayanti, Isrina. (2006). Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur
Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan
Manufaktur di Indonesia. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia
Hanun, Nurul. (2008). “Pengelolaan Resiko dan Penerapan Manajemen Resiko
Hukum Dibidang Perkreditan. Fakultas Hukum. Universitas Indonesia.
Hidayati, Nuril. (2009). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva dan Resiko Bisnis Terhadap Struktur
Modal Studi Pada Perusahaan Yang Masuk Pada Jakarta Islamic Index
Tahun 2005-2007. Fakultas Syari’ah. Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Husnan, Suad. (1996). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang), Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE UGM.
Husnan, Suad dan Pujiastuti Eni. (2004). Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: YKPN.
Indrajaya, Glenn. (2011). “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat
Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal:
22
Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Listing di BEI
Periose 2004-2007. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No 6 Tahun Ke 2.
Kusumaningtyas, Rizka Ayu. (2012). “Anilisis Pengaruh Struktur Aktiva, Return On
Assets, Size, Arus Kas Koperasi, Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Tahun 2008-2011. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang.v
Nurohim, Hasa. (2008). Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol
Kepemilikan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Indonesia. Yogyakarta: Sinergi.
Palupi. (2010). “Pengaruh Resiko Bisnis, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal
(Kajian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2004-2007)”. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret.
Prabansari, Yuke dan Kusuma, Hadi. (2005). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Publik Di Bursa Efek Jakarta.
Yogyakarta: Sinergi
Riyanto, Bambang. (1994). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ketiga,
Yogyakarta: BPFE.
Riyanto, Bambang. (1995). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,
Yogyakarta: BPFE.
Riyanto, Bambang. (1997). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,
Yogyakarta: BPFE.
Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,
Yogyakarta: BPFE.
Saidi. (2004). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Go Publik Di BEI Tahun 2005-2007. Jurnal Riset
Indonesia
23
Seftianne dan Handayani, Ratih. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi
Utami, Endang Sri.(2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur. Yogyakarta: Fenomena
Referensi Online
Hendry. (2010). “Metode Pengumpulan Data”.
Http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/ Diakses
Minggu, 2 Juni 2014 jam 00.28 WIT
Hadi, Mutaqin. (20130. Karateristik Perusahaan dan Pengungkapan Resiko.
Http://pustakabakul.blogspot.in/2013_06_01_archive.html?m=1 Diakses
Sabtu 7 Juni 2014 jam 04.00 WIT
Sasmita, Novi Reandy. (2011). “Dampak Dari Adanya Multikolonieritas”.
Http://rianprestasi.blogspot.in/2011/05/multikolonieritas-dalam-regresi.html?
m=1 Diakses Minggu, 2 Juni 2014 jam 01:20 WIT
Setiawan, Rahmat Darma. (2011). Teori Struktur Modal.
Http://setiawanzenegger10.blogspot.in/2011/06/teori-struktur-modal.html?
m=1 Diakses Kamis 29 Mei 2014 jam 11:15 WIT
24
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR
MODAL PADA USAHA UMKM DI KABUPATEN MANOKWARI
Proposal Skripsi
Disusun Oleh:
Riyanto Nugroho
2010-50-100
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2014
25