faktor non-medis penyebab dilakukannya abortus

49
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2014 UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKTOR NON MEDIS PENYEBAB DILAKUKANNYA ABORTUS OLEH : Juliarwon Putra C 111 09 284 PEMBIMBING : Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Upload: juliarwon-putra

Post on 15-Sep-2015

37 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Skripsi bagian IKM IKK Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Menyinggung mengenai faktor sosioekonomi dan demografi.

TRANSCRIPT

  • BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SKRIPSI

    FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2014 UNIVERSITAS HASANUDDIN

    FAKTOR NON MEDIS PENYEBAB DILAKUKANNYA ABORTUS

    OLEH :

    Juliarwon Putra

    C 111 09 284

    PEMBIMBING :

    Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc

    DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

    PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2014

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar proposal di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas

    Hasanuddin dengan Judul :

    FAKTOR NON MEDIS PENYEBAB DILAKUKANNYA ABORTUS

    Pada

    Hari / Tanggal : Senin / 28 April 2014

    Pukul : 10.00 WITA

    Tempat : Ruang Seminar PB. 622 IKM & IKK FK-UNHAS

    Makassar, 25 April 2014

    Menyetujui,

    Pembimbing

    Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar hasil penelitian di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran

    Universitas Hasanuddin dengan Judul :

    FAKTOR NON MEDIS PENYEBAB DILAKUKANNYA ABORTUS

    Pada

    Hari / Tanggal : Senin / 02 Juni 2014

    Pukul : 10.00 WITA

    Tempat : Ruang Seminar PB. 622 IKM & IKK FK-UNHAS

    Makassar, 30 Mei 2014

    Menyetujui,

    Pembimbing

    Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc

  • iv

    BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    DAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

    TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

    Judul Skripsi : FAKTOR NON MEDIS PENYEBAB DILAKUKANNYA ABORTUS

    Makassar, Juni 2014

    Menyetujui.

    Pembimbing

    Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc

  • v

    PANITIA SIDANG UJIAN FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    Skripsi dengan judul : FAKTOR NON MEDIS PENYEBAB DILAKUKANNYA ABORTUS telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Yang dibawakan oleh :

    Nama : Juliarwon Putra

    Stambuk : C 111 09 284

    Hari / Tanggal : Jumat / 06 Juni 2014

    Pukul : 10.00 WITA

    Tempat : Ruang Seminar PB. 622 IKM & IKK FK-UNHAS

    Makassar, Juni 2014

    Ketua Tim Penguji

    Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc

    Penguji I Penguji II

    Dr. Muh. Ikhsan Madjid, MS, PKK dr. M. Rum Rahim, M.Kes

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirahmanirrahim

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Faktor Non Medis Penyebab Dilakukannya Abortus yang disusun dalam rangka tugas kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

    Segala persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data serta penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun atas dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

    1. Kedua orang tua tercinta atas dukungan dan semangatnya. 2. Pimpinan Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin;

    Dekan, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III.

    3. Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, MSc selaku pembimbing atas waktu, saran, dan nasehatnya.

    4. Keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (para Dosen dan Staf).

    5. Teman-teman angkatan 2009 Prote09lycan atas bantuan moril dan materil. 6. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu yang telah

    turut membantu baik secara langsung dan tidak langsung dalam proses pembuatan skripsi ini.

    Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak

    kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, segala saran perbaikan demi kesempurnaan skripsi ini sangat diharapkan oleh penulis untuk menjadi sumbangsih ilmu yang sangat berharga. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

  • vii

    pembacanya dan mempunyai kontribusi dalam memperkaya khasanah ilmu kedokteran.

    Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Makassar, Juni 2014

    Penulis

  • viii

    SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN JUNI, 2014

    Juliarwon Putra, S.Ked C 11109284 Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc

    FAKTOR NON MEDIS PENYEBAB DILAKUKANNYA ABORTUS

    ABSTRAK

    Latar Belakang : WHO memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar 500.000 wanita meninggal setiap tahunnya karena masalah yang berkaitan dengan kehamilan. Di Indonesia, pada tahun 2000 diperkirakan terjadi sekitar 2 juta aborsi. Perkiraan ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia : dalam skala regional sekitar 29 aborsi terjadi untuk setiap 1.000 perempuan usia reproduksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk melakukan aborsi antara lain karena : masalah sosioekonomi; pandangan keluarga dan masyarakat; dan perencanaan berkeluarga serta ketersediaan pelayanan aborsi.

    Tujuan : Mengetahui faktor non-medis yang menjadi penyebab dilakukannya abortus.

    Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 3 orang.

    Hasil Penelitian : Wanita yang melakukan aborsi berusia 15-25 tahun sebanyak (66.7%), pendidikan tamatan SMA (100%), berpenghasilan menengah kebawah (66.7%), tinggal di daerah perkotaan (100%), belum pernah mendapatkan pendidikan seks (66.7%). Aborsi tersebut paling banyak dilakukan oleh diri sendiri dengan menggunakan Gastrul (misoprostol).

    Kesimpulan : Ada pengaruh faktor non-medis terhadap dilakukannya aborsi, khususnya dari masalah sosio-ekonomi yang memiliki pengaruh yang cukup signifikan.

    Kata Kunci : abortus, faktor non medis, sosio-ekonomi, pandangan

    Kepustakaan : 16 (1995-2014) (xiv + 31, 10 tabel, 3 grafik, 1 gambar, 3 lampiran)

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv KATA PENGANTAR ............................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................... xi DAFTAR GRAFIK ................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

    BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .......................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................... 5 1.4. Manfaat Penelitian ......................................................... 6

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aborsi ............................................................................ 7 2.2. Teknik Aborsi ................................................................ 9 2.3. Resiko dan Komplikasi Aborsi ....................................... 10 2.4. Hubungan Antara Faktor Sosio-ekonomi Terhadap Kemungkinan Dilakukannya Aborsi .............................. 12

    BAB III. KERANGKA KONSEP, KERANGKA TEORI, DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep ............................................................ 14 3.2. Kerangka Teori ............................................................... 14 3.3. Definisi Operasional ...................................................... 14

    BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ........................................................... 16 4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................... 16 4.3. Populasi dan Sample Penelitian ....................................... 16 4.4. Alur Penelitian ............................................................... 17 4.5. Pengumpulan Data ......................................................... 17 4.6. Manajemen Data dan Analisis Data ................................ 17 4.7. Etika Penelitian .............................................................. 17

  • x

    BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Lokasi Penelitian .................................................. 18 5.2. Visi dan Misi Rumah Sakit ............................................ 19 5.3. Prinsip Pelayanan Rumah Sakit ...................................... 19 5.4. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit ........................... 19

    BAB VI. HASIL PENELITIAN 6.1. Hasil Penelitian .............................................................. 21

    BAB VII. PENUTUP 7.1. Kesimpulan .................................................................... 28 7.2. Saran .............................................................................. 29

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 30 LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Tingkat aborsi pada negara-negara di dunia dari tahun 1985-1991 per 1.000 wanita yang berusia 15-44 tahun .................................... 1

    Tabel 2.1 Komplikasi dari 170.000 aborsi yang dilakukan pada trimester pertama .......................................................................................... 11

    Tabel 2.2 Tingkat kematian per kasus aborsi berdasarkan tipe prosedur yang digunakan dan usia gestasi di Amerika Serikat tahun 1974-1987 .............................................................................................. 11

    Tabel 6.1 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan usia .......... 21

    Tabel 6.2 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan pendidikan ..................................................................................... 22

    Tabel 6.3 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan pekerjaan diri sendiri ..................................................................................... 22

    Tabel 6.4 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan pekerjaan suami ............................................................................................. 23

    Tabel 6.5 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan penghasilan .................................................................................... 23

    Tabel 6.6 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan agama ...... 24

    Tabel 6.7 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan ras/etnis .... 24

  • xii

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1.1 Jumlah (%) perempuan yang melakukan aborsi di tempat-tempat pelayanan kesehatan di Indonesia .................................................. 2

    Grafik 1.2 Rasio aborsi (1:1.000) di Amerika Serikat pada tahun 1973-2001 berdasarkan kelompok usia ............................................................ 3

    Grafik 2.1 Teknik aborsi yang digunakan di Indonesia .................................... 10

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 5.1 Peta Lokasi RSKD IA Siti Fatimah Makassar .............................. 18

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lembar Persetujuan 2. Form Kuisioner dan Checklist 3. Persuratan Perizinan Penelitian

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Di seluruh dunia, sekitar 46 juta wanita melakukan aborsi setiap

    tahunnya, dan sekitar setengah dari prosedur tersebut merupakan prosedur ilegal dan dikategorikan sebagai tindakan tidak aman oleh WHO; prosedur

    tersebut dilaksanakan baik oleh orang yang tidak terlatih atau pada keadaan yang tidak aman, atau keduanya.(1) Secara global, sekitar 15% dari kematian ibu terjadi karena aborsi yang tidak aman. (2)

    WHO memperkirakan bahwa diseluruh dunia sekitar 500.000 wanita meninggal setiap tahunnya karena masalah yang berkaitan dengan kehamilan. Sebagian besar dari masalah tersebut merupakan akibat dari komplikasi aborsi. Lebih lanjut, 98% kematian ibu terjadi di negara berkembang. (2)

    Di Amerika Serikat, pada tahun 1940an, lebih dari 1.000 wanita meninggal setiap tahunnya karena komplikasi dari aborsi. Pada tahun 2001, tingkat aborsi nasional adalah sekitar 246 aborsi setiap 1.000 kelahiran hidup, dan 16:1.000 untuk wanita yang berusia 15-44 tahun. Kebanyakan dari wanita yang melakukan aborsi adalah wanita yang tidak menikah (82%), serta perbandingan aborsi yang dilakukan oleh wanita yang tidak menikah 9 kali lebih tinggi dari wanita yang menikah. Data tersebut menunjukkan bahwa 18% wanita yang melakukan aborsi berusia 19 tahun, dan 51,3% berusia 24 tahun. (1)

    Tabel 1.1 Tingkat aborsi pada negara-negara di dunia dari tahun 1985-1991 per 1.000 wanita yang berusia 15-44 tahun (1)

  • 2

    Di Indonesia, pada tahun 2000 diperkirakan terjadi sekitar 2 juta aborsi. Angka ini berasal dari penelitian yang dilakukan terhadap sampel dari fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada. Estimasi aborsi berdasarkan penelitian ini adalah angka tahunan aborsi sebesar 37 aborsi untuk setiap 1.000

    perempuan usia reproduksi (15-49 tahun). Perkiraan ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia : dalam skala regional

    sekitar 29 aborsi terjadi untuk setiap 1.000 perempuan usia reproduksi. (3)

    Grafik 1.1 Jumlah (%) perempuan yang melakukan aborsi di tempat-tempat pelayanan kesehatan di Indonesia (3)

    Aborsi merupakan suatu indikator pasti adanya kehamilan yang tidak

    diinginkan. Rasio aborsi berdasarkan kelompok usia mengindikasikan bahwa dilakukannya aborsi paling sering terjadi pada wanita usia muda dan paling jarang terjadi pada wanita berusia akhir 20an atau awal 30an. (1)

    Diestimasikan bahwa sekitar 30% wanita di Amerika akan melakukan aborsi karena kehamilan yang tidak diinginkan. Pada tahun 2008, sebanyak

  • 3

    51% kehamilan tidak diinginkan, dan 40% diantaranya berakhir dengan aborsi. (4)

    Grafik 1.2 Rasio aborsi (1:1.000) di Amerika Serikat pada tahun 1973-2001 berdasarkan kelompok usia(1)

    Komplikasi aborsi juga merupakan penyebab utama mortalitas untuk wanita pada negara berkembang. Walaupun insidensnya tinggi, akurasi data

    morbiditas terkait aborsi yang lengkap sulit didapatkan. Infertilitas, disabilitas kronik, infeksi terkait transfusi, dan perawatan darurat untuk komplikasi aborsi menjadi tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai kesehatan maternal. (2)

  • 4

    Ada banyak alasan mengapa seorang wanita memutuskan untuk melakukan aborsi, termasuk : (5-7)

    Masalah personal

    Kehamilan terjadi karena kejadian yang bersifat traumatik, contohnya pemerkosaan

    Kondisi fisik atau mental yang beresiko terhadap kesehatan ibu jika kehamilan dilanjutkan

    Kemungkinan besar anaknya akan mengalami kelainan medis

    Kontrol kehamilan (kontrasepsi) yang gagal Ketidakmampuan untuk merawat anak tersebut

    Mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan

    Salah satu alasan yang sering diungkapkan oleh perempuan yang mengupayakan aborsi adalah bahwa mereka sudah mencapai jumlah anak yang diinginkan. Selain itu, banyak dari perempuan yang belum menikah melakukan aborsi karena mereka ingin meneruskan pendidikannya sebelum mereka menikah. Data salah satu penelitian ditemukan bahwa hanya 4% dari klien yang melakukan aborsi mengakhiri kehamilannya karena alasan untuk

    menjaga kesehatan fisik mereka. (3) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ellie Lie dkk (Juni 2004),

    faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita di Inggris untuk melakukan aborsi antara lain karena : masalah sosioekonomi; pandangan keluarga dan masyarakat; dan perencanaan berkeluarga serta ketersediaan pelayanan aborsi. (8) Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh

    Sousa et al, 3 variabel yang secara positif dan signifikan berhubungan dengan kemungkinan dilakukannya suatu aborsi adalah : 1) apakah wanita tersebut melaporkan kehamilan yang tidak tepat waktu; 2) apakah wanita tersebut melaporkan kehamilan yang tidak diinginkan; dan 3) jika wanita tersebut memiliki 3 atau lebih anak pada saat dilakukannya aborsi. (9)

  • 5

    1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

    rumusan masalah dari penelitian ini adalah : Belum diketahuinya faktor-faktor non-medis yang menjadi penyebab dilakukannya abortus

    1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

    Mengetahui faktor non-medis yang menjadi penyebab dilakukannya abortus.

    1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengaruh faktor non medis terhadap dilakukannya abortus. 2. Mengetahui pengaruh masalah sosio-ekonomi terhadap dilakukannya

    abortus. 3. Mengetahui pengaruh pandangan keluarga dan masyarakat terhadap

    dilakukannya abortus.

    1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Memberikan informasi baru kepada masyarakat mengenai faktor non-

    medis penyebab dilakukannya aborsi. 1.4.2. Sebagai bahan referensi dalam pengembangan keilmuan khususnya bagi

    civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

    1.4.3. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan dalam upaya penyuluhan kesehatan di masa yang akan datang.

    1.4.4. Memberikan rangsangan bagi rekan sejawat untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor non-medis penyebab dilakukannya aborsi.

    1.4.5. Menjadi pengalaman berharga bagi peneliti dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang penelitian.

  • 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Aborsi

    2.1.1.Aborsi

    Aborsi adalah sebuah proses medis yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan sehingga tidak terjadi lahirnya seorang bayi dengan cara melepaskan bayi dan plasenta dari rahim ibu (uterus). Biasa disebut juga sebagai terminasi atau terminasi kehamilan. (5, 6)

    Aborsi tidak sama dengan keguguran, dimana keguguran merupakan kehamilan yang berhenti dengan sendirinya / tanpa adanya intervensi medis sebelum usia 20 minggu (walaupun pengobatan medis mungkin diperlukan setelah terjadinya keguguran). (5, 6)

    Setiap tahunnya jumlah wanita yang meninggal karena aborsi yang tidak aman diestimasikan sekitar 68.000, 13% dari semua kematian ibu di seluruh dunia, dan 17% di Amerika Latin, dengan rasio mortalitas rata-rata aborsi yang tidak aman adalah 34 per 100.000 kelahiran hidup di negara

    bagian dimana aborsi itu illegal. (9)

    Aborsi yang tidak aman dikarakteristikkan dengan tidak ada atau kurangnya kemampuan penyedia jasa aborsi, teknik yang berbahaya, dan/atau tempat yang tidak bersih. WHO mendefinisikan kehamilan tidak aman sebagai sebuah prosedur terminasi kehamilan yang tidak diinginkan baik oleh individu yang tidak memiliki keahlian yang diperlukan, atau dilakukan di lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal, atau

    keduanya. Tipe pekerja kesehatan yang memiliki keahlian yang diperlukan dapat bervariasi tergantung standar legal dan medis di masing masing

    negara. (9)

    3 faktor yang berhubungan signifkan terhadap kemungkinan dilakukannya aborsi yang tidak aman adalah : apakah rumah tangga wanita

    tersebut termasuk miskin; lama pendidikan; dan asal daerah wanita tersebut. (9)

  • 7

    Sousa et al menemukan bahwa aborsi yang tidak aman secara signifikan berhubungan dengan status ekonomi yang lebih rendah, daerah asal wanita tersebut, dan lamanya pendidikan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian dari negara lain dimana aborsi itu illegal. Sebagai contoh di

    Amerika Serikat, ketika aborsi masih illegal, wanita miskin dan minoritas terpaksa melakukan prosedur yang tidak aman jika dibandingkan dengan wanita dengan kemampuan finansial yang mampu mendapatkan prosedur yang aman.(9)

    2.1.2.Hukum mengenai Aborsi

    Di Indonesia saat ini hukum tentang aborsi didasarkan pada hukum kesehatan tahun 1992. Walaupun bahasa yang digunakan untuk aborsi adalah samar-samar, secara umum hukum tersebut mengizinkan aborsi bila perempuan yang akan melakukan aborsi mempunyai dokter yang mengatakan bahwa kehamilannya membahayakan kehidupannya, surat dari suami atau anggota keluarga yang mengijinkan pengguguran kandungannya, tes laboratoritum yang menyatakan perempuan tersebut positif dan pernyataan yang menjamin bahwa setelah melakukan aborsi perempuan tersebut akan menggunakan kontrasepsi. (3)

    Berdasarkan hukum di Inggris, aborsi dapat dilakukan selama 24 minggu pertama kehamilan selama kriteria The Abortion Acttahun 1967 terpenuhi : (5, 8)

    Aborsi harus dilakukan di rumah sakit atau di klinik dokter spesialis yang memiliki surat izin.

    2 orang dokter harus setuju bahwa aborsi memiliki efek yang lebih sedikit terhadap fisik dan mental wanita tersebut daripada melanjutkan kehamilan.

    Adapun keadaan-keadaan lain dimana aborsi dapat dilakukan setelah 24 minggu pertama kehamilan :(5)

    Perlu untuk menyelamatkan nyawa ibu

  • 8

    Untuk mencegah trauma permanen yang berat terhadap fisik dan mental ibu

    Jika ada resiko kalau anaknya dilahirkan, akan memiliki kelainan fisik/mental yang berat

    2.2. Teknik Aborsi

    Vakum Kuretase

    Vakum kuretase (juga disebut sebagai suction kuretase atau uterine aspiration) merupakan metode aborsi yang paling banyak digunakan di Amerika Serikat. (10)

    Kebanyakan aborsi pada trimester pertama dilakukan dengan

    teknik vakum kuretase. Prosedurnya dilakukan dengan anestesi lokal tanpa sedasi, biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan di klinik dokter spesialis atau kantor dokter. Dilatasi serviks menggunakan dilator metal, atau dengan laminaria atau misoprostol 400 g yang diberikan per vaginal atau buccal 3 sampai 4 jam sebelum prosedur. Kanul vakum plastik dengan diameter 5 sampai 12 mm digunakan dengan sumber vakum manual atau pompa vakum elektrik.(1)Tetracycline, doxycycline atau minocycline biasanya diberikan untuk mencegah infeksi karena memiliki efek antimikroba spektrum luas dan absorbsi oral yang baik. (1, 10)

    Komplikasi akibat vakum kuretase sebelum usia gestasi 14 minggu dipaparkan pada Tabel 2.1. (1)

    Aborsi dengan obat medis

    3 regimen yang sangat efektif untuk aborsi medis dini yang tersedia adalah : 1) mifepristone (RU486) dengan misoprostol, 2) methotrexate dengan misoprostol, dan 3) misoprostol saja. (10)

    Mifepristone (juga disebut sebagai Mifeprex atau RU486) merupakan analog dari progestin norethindrone. Bekerja dengan cara menghambat efek dari hormon progesteron, sehingga menyebabkan

    penghentian pertumbuhan plasenta, mengenyalkan serviks, dan

  • 9

    membuat uterus siap untuk proses melahirkan. (1, 11)Obat ini secara efektif menyebabkan aborsi pada tahap awal kehamilan; namun kombinasi antara mifepristone dengan prostaglandin dosis rendah terbukti sangat efektif, menyebabkan aborsi pada 96% sampai 99% kasus. (1, 10)

    Antifolat methotrexate merupakan pendekatan medis lain untuk

    terminasi kehamilan. Methotrexate bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan plasenta. Tidak seefektif mifepristone dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengakhiri kehamilan. (1, 11)

    Grafik 2.1 Teknik aborsi yang digunakan di Indonesia (3)

    2.3. Resiko dan Komplikasi Aborsi

    Tidak ada prosedur klinis yang bebas resiko, namun aborsi memiliki sedikit resiko terhadap kesehatan fisik ibu, khususnya jika dilakukan selama 12 minggu pertama kehamilan. Faktor resiko terkait aborsi antara lain : (5, 6)

    Perdarahan terjadi pada 1 dari 1.000 aborsi

  • 10

    Kerusakan serviks (leher rahim) terjadi pada sekitar 10 dari 1.000 aborsi

    Kerusakan rahim terjadi pada sekitar 4 dari 1.000 aborsi Infeksi uterus atau tuba fallopi

    Perforasi uterus

    Tabel 2.1 Komplikasi dari 170.000 aborsi yang dilakukan pada trimester pertama (1)

    Tabel 2.2 Tingkat kematian per kasus aborsi berdasarkan tipe prosedur yang digunakan dan usia gestasi di Amerika Serikat tahun 1974-1987 (1)

    Selain itu, ada juga komplikasi aborsi terhadap status kesehatan mental, seperti : (12)

    Depresi

    Anxietas (kecemasan) Penggunaan obat-obatan

    Perilaku ingin bunuh diri

  • 11

    Perilaku membahayakan diri sendiri

    Resiko mortalitas aborsi akan meningkat sesuai dengan usia gestasi,

    awalnya sekitar 0.1 per 100.000 pada usia gestasi 8 minggu atau kurang. (1)

    2.4. Hubungan Antara Faktor Sosio-ekonomi Terhadap Kemungkinan Dilakukannya Aborsi

    Keputusan seorang wanita muda untuk melakukan aborsi atau tidak cenderung lebih bergantung kepada konteks ekonomi dan sosial dalam kehidupan mereka, daripada pandangan moral yang abstrak. Ada hubungan

    yang kuat antara proporsi kehamilan wanita dibawah usia 18 tahun yang berakhir dengan dilakukannya aborsi dengan proporsi kehamilan orang

    dewasa yang berakhir dengan aborsi. Hal ini menunjukkan bahwa hal yang berhubungan dengan keluarga dan/atau proses kultural juga memiliki peranan penting. (8)

    Dokter atau klinisi jarang memiliki peranan secara langsung terhadap pengambilan keputusan untuk mengakhiri atau melanjutkan suatu kehamilan. Kebanyakan wanita muda telah memutuskan hal tersebut sebelum mereka

    membuat janji untuk bertemu dengan dokter. Namun analisis statistik menunjukkan bahwa proporsi aborsi berhubungan dengan ketersediaan layanan melalui 3 cara : tersedianya layanan family planning pada suatu klinik; proporsi kehamilan wanita secara umum; dan ketersediaan sektor layanan aborsi yang independen. Dapat dikatakan bahwa faktor sosio-

    ekonomi dan/atau kultural memiliki hubungan yang independen terhadap proporsi kehamilan wanita. (8)

    Menurut penelitian yang dilakukan Sousa et al, ada perbedaan sosio-ekonomi yang besar terhadap dilakukannya aborsi yang tidak aman : wanita

    yang lebih miskin cenderung melakukan aborsi yang tidak aman jika dibandingkan dengan wanita yang lebih kaya; wanita dengan masa

    pendidikan 6-9 tahun dan yang pendidikannya lebih dari 13 tahun lebih jarang untuk melakukan aborsi yang tidak aman; dan wanita pribumi memiliki kemungkinan yang lebih untuk melakukan aborsi. Jadi,

    kemungkinan seorang wanita pribumi miskin dengan pendidikan < 5 tahun

  • 12

    untuk melakukan aborsi 9 kali lebih tinggi dari wanita non pribumi yang kaya dan berpendidikan. (9)

    Lebih rinci, masih dari penelitian yang sama, wanita miskin memiliki

    kecenderungan 2,5 kali lebih besar untuk melakukan aborsi daripada wanita kaya. Wanita dengan lama pendidikan 6-9 tahun memiliki kecenderungan 70% lebih kecil untuk melakukan aborsi tidak aman dibandingkan dengan wanita tidak mengenyam pendidikan. Wanita dengan pendidikan lebih dari 13 tahun

    memiliki kecenderungan 93.5% lebih kecil untuk melakukan aborsi tidak aman dibandingkan dengan wanita tidak mengenyam pendidikan. Wanita

    pribumi 5 kali lebih mungkin untuk melalukan aborsi yang tidak aman dibandingkan wanita non pribumi. Selain itu, juga ditemukan ketimpangan geografis bahwa wanita yang tinggal di daerah yang sangat miskin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk melakukan aborsi yang tidak aman(9)

    Informasi mengenai mengapa seorang wanita melakukan aborsi berbeda dari 1 negara ke negara lainnya; usia mungkin merupakan karakteristik yang paling umum. Kelompok wanita dengan kemungkinan

    tingkat aborsi yang tinggi cenderung memiliki kesulitan untuk mencegah kehamilan atau memiliki motivasi yang kuat untuk mengakhiri kehamilan

    tersebut. (13)

    Pada banyak kelompok, wanita muda yang belum menikah yang aktif secara seksual memiliki kesulitan untuk mencegah kehamilan yang tidak

    diinginkan, karena ketakutan akan stigma yang melekat pada aktifitas seksual sebelum menikah menghambat mereka untuk mendapatkan layanan

    kontrasepsi dan menggunakan metode kontrasepsi yang tepat. (13)

    Faktor lain yang dapat mempengaruhi pola usia saat melakukan aborsi adalah usia saat perkawinan, serta keinginan untuk subur dan memiliki anak. Usia rata-rata perkawinan telah meningkat di banyak negara, dan resiko

    kehamilan yang tidak diinginkan serta aborsi diantara kalangan wanita yang aktif secara seksual pada awal usia 20an mereka juga meningkat. (13)

  • 13

    BAB III KERANGKA KONSEP, KERANGKA TEORI, DAN

    DEFINISI OPERASIONAL

    3.1. Kerangka Konsep

    3.2. Kerangka Teori

    Variabel independen Variabel dependen

    3.3. Definisi Operasional

    Aborsi Adalah suatu prosedur medis yang dilakukan untuk mengakhiri

    kehamilan sehingga tidak terjadi lahirnya seorang bayi. Sosio-ekonomi

    Sosio-ekonomi yang dimaksud disini adalah segala hal yang menyangkut sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi ibu / wanita yang hamil untuk melakukan aborsi.

    FAKTOR-FAKTOR

    NON-MEDIS

    ABORSI

    FAKTOR-FAKTOR

    NON-MEDIS

    ABORSI

    Sosio-ekonomi

    Pandangan

    keluarga dan

    masyarakat

  • 14

    Faktor-faktor sosioekonomi tersebut terbagi menjadi : - Umur

    Umur yang kami maksud disini adalah usia yang dihitung dengan menggunakan satuan tahun.

    - Pendidikan Pendidikan yang kami maksud di sini adalah pendidikan formal

    terakhir yang sudah dilalui, misalnya tamat SMA. - Pekerjaan Pekerjaan yang kami maksudkan disini adalah pekerjaan normal,

    baik pekerjaan yang dilakukan oleh ibu tersebut atau yang dilakukan oleh suaminya.

    - Pendapatan / Penghasilan

    Pendapatan / penghasilan yang kami maksud disini adalah jumlah uang yang didapatkan perbulannya dari pekerjaan yang dilakukan, dihitung dengan satuan mata uang rupiah.

    - Agama

    Agama yang kami maksudkan disini adalah misalnya agama Islam, Kristen, dan seberapa sering responden beribadah yang dihitung dalam satuan kali/bulan.

    - Ras / Etnis Ras / etnis yang kami maksudkan disini adalah misalnya ras

    Mongoloid, etnis misalnya etnis Tionghoa. - Daerah Tempat Tinggal

    Daerah tempat tinggal yang kami maksudkan disini adalah dimana tempat tinggal sampel, misalnya di daerah perkotaan atau di daerah pedesaan.

    Pandangan keluarga dan/atau masyarakat Adalah bagaimana pendapat dari keluarga dan/atau masyarakat di sekitar

    tempat tinggal ibu / wanita hamil tersebut mengenai aborsi.

  • 15

    BAB IV METODE PENELITIAN

    4.1. Desain Penelitian

    Rancangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data-data mengenai faktor-faktor penyebab dilakukannya abortus melalui penggunaan kuisioner. Desain dalam penelitian ini menggunakan metode

    studi kasus deskriptif / descriptive case study.

    4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan dengan mengambil sampel di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 minggu.

    4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

    4.3.1. Populasi penelitian ini adalah semua wanita yang telah melakukan aborsi. Populasi terjangkau adalah semua wanita yang telah melakukan aborsi di Makassar.

    4.3.2. Sampel penelitian ini adalah sebagian dari populasi terjangkau, khususnya kasus aborsi yang dilakukan di RSKD Ibu dan Anak Siti

    Fatimah Makassar yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sampel yang akan digunakan tergantung dari jumlah kasus yang ditemukan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total sampling.

    Kriteria Inklusi

    Wanita usia 15-45 tahun.

    Domisili tetap.

    Kriteria Eksklusi

    Memiliki gangguan kejiwaan. Riwayat gangguan kandungan sebelumnya.

    Riwayat melahirkan anak dengan cacat fisik/mental sebelumnya.

  • 16

    4.4. Alur Penelitian

    Penelitian ini akan dimulai dengan melakukan kunjungan ke RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar untuk mendapatkan sampel secara acak. Setelah itu, sampel diminta untuk mengisi kuisioner. Dari hasil kuisioner yang telah diisi tersebut selanjutnya dilakukan analisa dan dibuat kesimpulan mengenai faktor-faktor non-medis penyebab dilakukannya aborsi.

    4.5. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan kuisioner.

    4.6. Manajemen Data dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner akan diinput dan diolah menggunakan program SPSS. Setelah itu ditarik kesimpulan sesuai dengan

    rumusan masalah yang ada.

    4.7. Etika Penelitian

    Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah :

    4.7.1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak pemerintah dan instansi kesehatan terkait sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.

    4.7.2. Responden yang diwawancarai untuk pengisian kuisioner pada penelitian ini diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak untuk menolak menjadi responden. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu responden diberi informed consent dan menandatanganinya untuk legalitas persetujuan.

  • 17

    BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    5.1. Profil Lokasi Penelitian (14)

    Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar awalnya bernama Rumah Bersalin Melania yang didirikan pada tanggal 11 Agustus 1931 oleh organisasi wanita Katolik bernama Since Melania Werk yang bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan.

    RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tanggal 4 Februari 2002 berubah

    nama dari Rumah Sakit Bersalin Siti Fatimah menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi

    Selatan No. 12 tahun 2002.Pada tanggal 19 Agustus 2008 terakreditasi Tipe B Khusus sesuai surat Nomor 775/Menkes/SK/VIII/2008.

    Rumah sakit ini memiliki luas tanah 2.381 m2 dengan luas bangunan 1.808 m2, terletak di Jl. Gunung Merapi No. 75 Kelurahan Lajanggiru Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar.

    Gambar 5.1 Peta Lokasi RSKD IA Siti Fatimah Makassar(15)

  • 18

    Saat ini, Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar dipimpin oleh dr. H. Leo Prawirodihardjo, Sp.OG (K), M.Kes, MM, Ph.D selaku direktur. (14)

    5.2. Visi dan Misi Rumah Sakit (16)

    5.2.1. Visi

    Menjadikan Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah sebagai Center of Excellence di Indonesia bagian Timur Tahun 2015

    5.2.2. Misi

    Meningkatkan sumber daya Manusia yang Profesional dan mampu memberikan pelayanan prima menuju kemandirian.

    Meningkatkan sistem Manajemen dan Klinis yang terkemuka dan handal.

    Meningkatkan dan mengembangkan Informasi Teknologi terkini.

    Pengembangan Infrastruktur Rumah Sakit berbasis Go Green. Mempertahankan dan meningkatkan Continyuitas Quality Rumah

    Sakit.

    5.3. Prinsip Pelayanan Rumah Sakit (16)

    5 S : Senyum, Sapa, Salam, Sentuh, Santun

    Kepuasan pasien adalah kebahagiaan kami

    5.4. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit (16)

    5.4.1. Tugas Pokok

    a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang

    dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan

    b. Melaksanakan pelayanan bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit

  • 19

    c. Melaksanakan pembinaan kepada unit pelayanan kesehatan dasar di sekitarnya.

    5.4.2. Fungsi

    a. Pelayanan Medis b. Pelayanan penunjang medis dan non medis c. Pelaksanaan upaya pencegahan akibat penyakit dan pemulihan

    kesehatan

    d. Pelayanan dan asuhan keperawatan e. Pelayanan rujukan f. Pendidikan dan pelatihan g. Penelitian dan pengembangan

    h. Pelayanan administrasi umum dan keuangan

  • 20

    BAB VI

    HASIL PENELITIAN

    6.1. Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil pengumpulan sampel di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar selama 3 minggu dari tanggal 12 Mei 31 Mei 2014,

    didapatkan jumlah sampel sebanyak 3 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi, dengan hasil pengolahan data sebagai berikut :

    6.1.1. Data Sosioekonomi Responden

    Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan data sosio-ekonomi

    dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini :

    Tabel 6.1 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan usia

    Usia n %

    15-25 tahun 2 66.7

    26-35 tahun 1 33.3

    36-45 tahun 0 0

    Total 3 100

    Sumber : Data Primer 2014

    Tabel 6.1 menunjukkan bahwa responden yang berusia 15-25 tahun sebanyak 2 orang (66.7%), dan yang berusia 26-35 tahun sebanyak 1 orang (33.3%).

    Kelompok usia tersebut kami golongkan kedalam 2 kelompok besar, yaitu usia muda (15-25 tahun) serta usia tua (26-35 tahun dan 36-45 tahun).

  • 21

    Tabel 6.2 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan pendidikan

    Pendidikan n %

    Tamat SD 0 0

    Tamat SMP 0 0

    Tamat SMA / sederajat 3 100 Lulusan S1 0 0

    Lulusan S2 0 0

    Total 3 100

    Sumber : Data Primer 2014

    Tabel 6.2 menunjukkan bahwa responden yang tamat SMA sebanyak 3 orang (100%). Pendidikan tersebut kami golongkan kedalam 2 kelompok besar, yaitu menengah kebawah (tamat SD dan tamat SMP) serta menengah keatas (tamat SMA, lulusan S1, dan lulusan S2).

    Tabel 6.3 - Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan pekerjaan diri sendiri

    Pekerjaan n % Wiraswasta 0 0

    Pegawai Negeri 0 0

    Pegawai Swasta 1 33.3

    IRT 1 33.3

    Tidak bekerja 1 33.3 Total 3 100

    Sumber : Data Primer 2014

    Tabel 6.3 menunjukkan bahwa responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 1 orang (33.3%), IRT 1 orang (33.3%), dan tidak bekerja sebanyak 1 orang (33.3%).

  • 22

    Tabel 6.4 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan pekerjaan suami

    Pekerjaan n % Belum menikah 1 33.3

    Wiraswasta 1 33.3

    Pegawai Negeri 0 0

    Pegawai Swasta 1 33.3

    Buruh Harian 0 0

    Tidak Bekerja 0 0 Total 3 100

    Sumber : Data Primer 2014

    Tabel 6.4 menunjukkan bahwa responden yang belum menikah sebanyak 1 orang (33.3%), suami responden yang bekerja sebagai wiraswasta 1 orang (33.3%), dan suami responden yang bekerja sebagai pegawai swasta 1 orang (33.3%).

    Tabel 6.5 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan penghasilan

    Penghasilan n %

    Rp 500.000 Rp 1.000.000 0 0

    Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 2 66.7

    Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 1 33.3

    Rp 2.000.000 Rp 3.000.000 0 0

    Total 3 100

    Sumber : Data Primer 2014

    Tabel 6.5 menunjukkan bahwa responden yang memiliki penghasilan perbulan sebesar Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 sebanyak 2 orang (66.7%), dan yang berpenghasilan Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 sebanyak 1 orang (33.3%). Penghasilan tersebut kami golongkan kedalam 2 kelompok besar,

  • 23

    yaitu menengah kebawah (Rp 500.000 Rp 1.000.000 dan Rp 1.000.000 Rp 1.500.000) serta menengah keatas (Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 dan Rp 2.000.000 Rp 3.000.000).

    Tabel 6.6 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan agama

    Agama n %

    Islam 3 100

    Kristen 0 0

    Katolik 0 0

    Hindu 0 0

    Buddha 0 0

    Total 3 100

    Sumber : Data Primer 2014

    Tabel 6.6 menunjukkan bahwa responden yang beragama Islam adalah sebanyak 3 orang (100%).

    Tabel 6.7 Distribusi wanita yang melakukan abortus berdasarkan ras/etnis

    Ras/etnis n %

    Bugis 2 66.7

    Makassar 0 0

    Bugis Makassar 1 33.3

    Jawa 0 0

    Total 3 100

    Sumber : Dara Primer 2014

    Tabel 6.7 menunjukkan bahwa responden yang memiliki ras/etnis Bugis sebanyak 2 orang (66.7%), dan yang memiliki ras/etnis Bugis Makassar sebanyak1 orang (33.3%).

  • 24

    Sedangkan untuk daerah tempat tinggal, kami membaginya menjadi 2 kelompok besar, yaitu di daerah perkotaan serta di daerah pedesaan. Dari 3

    responden, semuanya (100%) tinggal di daerah perkotaan.

    6.1.2. Data tambahan

    Dari 3 responden yang kami dapatkan, semuanya masuk rumah sakit

    dengan keluhan utama keluar darah dari jalan lahir (vagina). Usia rata-rata kehamilan pada saat dilakukan aborsi adalah 11.33

    minggu (9 minggu 14 minggu). Rencana penatalaksanaan selanjutnya adalah kuretase yang akan

    dilakukan kepada 3 responden tersebut.

    6.1.3. Data pertanyaan seputar abortus

    Dari 3 orang responden, ketiganya mengetahui apa itu aborsi dan dapat menjelaskannya secara tepat sesuai dengan pemahaman mereka sendiri. Responden A : Aborsi itu menggugurkan kandungan dok. Responden N : Menggugurkan kandungan dok. Responden H : Mengeluarkan janin dari kandungan dok.

    Untuk alasan dilakukannya aborsi, responden A hanya diam dan tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut. Responden N menjawab : Ditinggal ma sama pacarku dokter. Pigi mi, nda tau mi dimana ki sekarang. Sementara responden H menjawab : Pernah ka jatuh dokter, 5 hari yang lalu (sebelum masuk rumah sakit). Terus berdarah ki. Keluar darah. Jadi saya kira kalau gugur mi, mati mi anakku, nda bisa mi diselamatkan. Jadi saya mau kasih keluar ki. Saya kasih masuk batang tanaman ke dalam baru saya tusuk-tusuk ki.

    Dari ketiga responden tersebut, ketiganya (100%) melakukan aborsi tersebut sendiri. 2 orang (66.67%) dengan menggunakan Gastrul (misoprostol), yaitu responden A dan N. Informasi mengenai metode aborsi ini diperoleh dari rekam medis responden, karena responden tidak

  • 25

    mau menceritakan mengenai hal tersebut kepada peneliti secara langsung. Sementara 1 orang lainnya (33.33%), yaitu responden H melakukan aborsi dengan menggunakan batang jarak seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Responden H : Saya cuma ikut-ikut ji caranya tetangga ku dok. Saya pernah dengar kalau dulu dia pake cara begini ji juga, kasih masuk batang tanaman.

    Hanya 1 orang responden yang mengetahui tentang efek samping dan

    komplikasi yang dapat terjadi jika melakukan aborsi, yaitu responden N. Iya dok, saya tau ji efek sampingnya kalau aborsi. Bisa berdarah, perdarahan dok. Sementara responden H yang tidak mengetahui efek sampingnya menjawab : Saya kan cuma ikut ji caranya tetangga dok. Tapi dia dulu bikin begitu, nda kenapa-kenapa ji, nda ada ji efek samping nya atau apa dok.

    Semua responden memiliki pandangan yang buruk mengenai aborsi serta mengetahui pandangan keluarga dan masyarakat yang juga menyatakan bahwa aborsi itu tidak baik. Responden A : Iya dok, tidak

    baik itu aborsi karena menggugurkan, membunuh janin. Kalau keluarga pasti sama ji pendapatnya, nda baik itu melakukan aborsi. Sama ji juga pendapatnya masyarakat. Pasti semua bilang kalau aborsi itu tidak baik. Responden N : Iya dok, saya tau ji kalau nda baik itu aborsi. Tapi mau mi diapa, ditinggal ma sapa pacarku. Terpaksa mi kodong. Keluarga juga pasti bilang tidak baik buat begitu, apalagi orang-orang kalo sampe ditau. Responden H : Iya dok. Nda baik itu aborsi. Tapi saya nda tau kalo yang saya buat ini aborsi. Saya kira tidak ji, karena berdarah memang mi, saya kira gugur memang mi ini kandunganku.

    Semua responden mengaku menyesal telah melakukan aborsi tersebut. Responden A : Iya dok, menyesal ja. Responden N : Menyesal pasti dok, tapi begitu mi.. Responden H : Iya dok, menyesal sekali ka. Seandainya saya tau kalo masih selamat ji anakku, nda keguguran ji ini, nda begitu ka dok. Ini menyesal sekali ka, apalagi infeksi mi ini sekarang.

    Semua responden berasal dari keluarga dengan latar belakang agamis yang rajin beribadah. Responden A : Iya, keluarga yang lain rajin semua

  • 26

    ji beribadah dok. Saya juga rajin ji, shalat 5 kali sehari. Responden N : Keluarga yang lain rajin ji dok. Kalau saya biasa 5 kali, biasa 4 kali, tergantung keadaan ji dok. Responden H : Iya, keluarga rajin ji beribadah dok. Kalau saya tergantung pekerjaan, tergantug waktu karna sibuk bekerja. Biasa 5 kali ji, biasa juga cuma 4 kali sehari.

    Sebanyak 2 orang responden (66.67%) mengaku belum pernah mendapatkan pendidikan seks sebelumnya. Hanya 1 orang (33.33%) yang menjawab sudah pernah mendapatkan pendidikan seks sebelumnya, yaitu responden A : Saya dapat pendidikan seks dulu waktu pas SMK dok.

    Tapi saya lupa-lupa mi juga apa-apa saja yang dijelaskan, karna agak lama mi.

  • 27

    BAB VII PENUTUP

    7.1. Kesimpulan

    Berdasarkan kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka ada 2 faktor non-medis yang dinilai, yaitu faktor sosio-ekonomi serta faktor pandangan keluarga dan masyarakat terhadap aborsi yang dilakukan tersebut.

    Dari hasil pengolahan data yang didapatkan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

    1. Ada pengaruh faktor non-medis terhadap dilakukannya aborsi. 2. Dari faktor non-medis tersebut, masalah sosio-ekonomi memiliki

    pengaruh yang cukup signifikan terhadap dilakukannya aborsi, dengan

    rincian sebagai berikut : a. Sebanyak 2 orang responden (66.7%) yang melakukan aborsi adalah

    mereka yang berusia muda (15-25 tahun). b. Ketiga responden (100%) yang melakukan aborsi adalah mereka yang

    memiliki tingkat pendidikan menengah keatas. c. Sebanyak 2 orang responden (66.7%) yang melakukan aborsi adalah

    mereka yang memiliki penghasilan menengah kebawah. d. Ketiga responden (100%) yang melakukan aborsi adalah mereka yang

    beragama Islam. Namun, semuanya berasal dari keluarga berlatar

    belakang agamis, dan juga rajin beribadah. e. 2 orang responden (66.7%) yang melakukan aborsi adalah mereka

    yang berasal dari ras/etnis Bugis. f. Ketiga responden (100%) yang melakukan aborsi bertempat tinggal di

    daerah perkotaan. 3. Tidak terdapat pengaruh pandangan keluarga dan masyarakat terhadap

    dilakukannya aborsi.

    Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan, diantaranya :

    1. Aspek yang diteliti pada penelitian ini merupakan hal yang sangat sensitif (aborsi), sehingga banyak data yang kemungkinan dibuat-buat, atau

  • 28

    dengan kata lain responden tidak memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.

    2. Jumlah responden yang sangat kurang sehingga tidak mencakup semua aspek yang ingin dinilai.

    7.2. Saran

    1. Perlunya peranan aktif pemerintah, lembaga kesehatan, ormas-ormas, serta petugas kesehatan (dokter, perawat, dan bidan) untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya aborsi serta penyuluhan dan pendidikan seksual sejak dini kepada masyarakat.

    2. Perlu dibuat suatu kebijakan atau peraturan untuk membatasi dan mengawasi penjualan obat-obat aborsi secara bebas, khususnya Gastrul (misoprostol).

    3. Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor non-medis penyebab dilakukannya abortus dengan jumlah responden yang lebih banyak.

  • 29

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Berek JS. Berek & Novak's Gynecology, 14th Edition: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.

    2. WHO. Complications of Abortion : Technical and Managerial Guidelines for Prevention and Treatment. Geneva: World Health Organization; 1995. p. 11, 5.

    3. Aborsi di Indonesia USA: Guttmacher Institute; September 2008.

    4. Jones RK, Jerman J. Abortion Insidence and Service Availability in United States, 2011. March 2014;46.

    5. Abortion [Internet]. [cited 27-04-2014]. Available from: http://www.nhs.uk/conditions/Abortion/Pages/Introduction.aspx.

    6. Abortion - Surgical [Internet]. [cited 27-04-2014]. Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002912.htm.

    7. Abortion - Reasons Women Choose Abortion [Internet]. WebMD Medical Reference from Healthwise. [cited 10 May 2014]. Available from: http://www.webmd.com/women/tc/abortion-reasons-women-choose-abortion.

    8. Lie E. Influences on Young Womens Decisions About Abortion or Motherhood. June 2004:2.

    9. Sousa A, Lozano R, Gakidou E. Exploring the determinants of unsave abortion : improving the evidence base ini Mexico. Health Policy and Planning. 2010;25(300-310).

    10. Stubblefield PG, Carr-Ellis S, Borgotta L. Methods for Induced Abortion. The American College of Obstetricians and Gynecologists. July 2004;104.

    11. Abortion - Choices: Medical Abortion [Internet]. WebMD Medical Reference from Healthwise. [cited 10 May 2014]. Available from: http://www.webmd.com/women/tc/abortion-choices-medical-abortion.

    12. Fergusson DM, Horwood LJ, Boden JM. Abortion and mental health disorders : evidence from a 30-year longitudinal study. The British Journal of Psychiatry. 2008;193:444.

  • 30

    13. Sedgh G, Bankole A, Singh S, Eilers M. Legal Abortion Levels and Trends By Womans Age at Termination. September 2012;38.

    14. RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar [Internet]. [cited 25 Mei 2014]. Available from: http://rskdiasitifatimah.blogspot.com/.

    15. Peta Lokasi RSKD IA Siti Fatimah Makassar [Internet]. [cited 25 Mei 2014]. Available from: https://www.google.com/maps/place/RS+Siti+Fatimah/.

    16. Profil Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2012.

  • BIODATA PENULIS

    Nama : Juliarwon Putra, S.Ked

    Stambuk : C 11109284

    Alamat : Jln. Sungai Limboto 29 Baru, Makassar

    Tempat / Tanggal Lahir : Ujung Pandang / 05 Juli 1991 Agama : Buddha

    Jenis Kelamin : Pria

    Suku : Tionghoa

    Kebangsaan : Indonesia

    Pendidikan Formal

    SD : SD Katolik Beringin (1997-2003) SMP : SMP Kristen Ujung Pandang (2003-2006) SMA : SMA Katolik Rajawali (2006-2009) Universitas : Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

    (2009-sekarang)

  • LEMBAR PERSETUJUAN

    Informed Consent

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama :

    Tempat / Tanggal Lahir :

    Alamat :

    dengan ini menyatakan bahwa :

    1. Telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian ini termasuk kerahasiaan data dan identitas responden.

    2. Bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini. 3. Bersedia untuk mengisi kuisioner yang akan diberikan kepada saya.

    4. Bersedia untuk memberikan informasi yang sejujur-jujurnya dan selengkap-lengkapnya tanpa adanya paksaan dan intervensi dari pihak manapun.

    Makassar, Mei 2014

    Responden

    _____________________

  • FORM KUISIONER & CHECKLIST

    Faktor Non Medis Penyebab Dilakukannya Abortus

    Petunjuk Pengisian : 1. Sebelum saudara responden mengisi kolom yang diminta, terlebih dahulu

    untuk membaca petunjuk selengkapnya. 2. Data yang saudara responden berikan akan kami gunakan sebagai data sumber

    untuk penelitian ini dan dalam penggunaannya tetap dalam koridor etika penelitian diantaraya menjaga kerahasiaan identitas responden.

    3. Sangat diharapkan saudara responden memberikan informasi yang sejujur-jujurnya demi keabsahan data penelitian ini.

    A. IDENTITAS Nama :

    Tanggal Lahir : - -

    Usia : 15-25 thn 26-35 thn 36-45 thn Alamat :

    Suku / Bangsa : Bugis Makassar (Ras / Etnis) Bugis Makassar Jawa Lain-lain :

    Agama : Islam Kristen Katolik

    Hindu Buddha

    Lain-lain :

    Pendidikan Terakhir : Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Lulusan S1 Lulusan S2

    Lain-lain :

  • Penghasilan rata-rata : Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00 dalam keluarga / bulan Rp 1.000.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 3.000.000,00

    Lain-lain :

    Pekerjaan Diri Sendiri : Wiraswasta Pegawai Negeri Pegawai Swasta IRT Tidak Bekerja Pekerjaan Suami : Wiraswasta Pegawai Negeri (Kalau sudah menikah) Pegawai Swasta Buruh Harian Tidak Bekerja Lain-lain :

    Riwayat Kehamilan : Hamil Melahirkan

    Jumlah Anak Abortus

    B. INFORMASI TAMBAHAN 1. Masuk ke Rumah Sakit : 2. Tanggal Masuk Rumah Sakit : 3. Keluhan Utama : 4. Usia Kehamilan :

    5. Diagnosis Medis : 6. Rencana Penatalaksanaan Selanjutnya :

    C. PERTANYAAN SEPUTAR ABORSI 1. Apakah anda mengetahui apa itu aborsi?

    Ya Tidak

    Kalau ya, sebutkan : .................................................................................. ...................................................................................................................

    2. Apa alasan utama anda melakukan aborsi? ...................................................................................................................

    ...................................................................................................................

  • 3. Dimanakah anda melakukan aborsi? Dokter Bidan Dukun Diri Sendiri :

    4. Apakah anda mengetahui resiko dan efek samping dilakukannya aborsi?

    Ya Tidak Kalau ya, sebutkan : ..................................................................................

    ...................................................................................................................

    5. Bagaimana pandangan anda terhadap aborsi yang anda lakukan? ...................................................................................................................

    ...................................................................................................................

    6. Bagaimana pandangan keluarga anda terhadap aborsi yang anda lakukan? ...................................................................................................................

    ...................................................................................................................

    7. Bagaimana pandangan orang-orang di sekitar anda terhadap aborsi yang anda lakukan? ...................................................................................................................

    ...................................................................................................................

    8. Apakah anda merasa menyesal telah melakukan hal tersebut? Ya Tidak

    9. Apakah latar belakang keluarga anda termasuk keluarga agamis? Ya Tidak

    Berapa kali kah anda shalat dalam sehari? ...................................................................................................................

    Bagi yang non muslim, berapa kali kah anda beribadah dalam seminggu? ...................................................................................................................

    10. Apakah anda telah mendapatkan pendidikan seks sebelumnya? Ya Tidak

    Kalau ya, kapan anda mendapatkannya? SMP SMA Kuliah