faktor penyebab anemia pada ibu hamil trimester ii …
TRANSCRIPT
FAKTOR PENYEBAB ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III
( STUDI ANALISIS DI PUSKESMAS SELOGIRI )
Sri Handayani
Dosen Akper Giri Satria Husada Wonogiri
Abstrak
Anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan serius di negara berkembang
termasuk di Indonesia. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
korelasional menggunakan pendekatan retrospektif. Tujuan penelitian adalah untuk
menganalisis faktor penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil trimester II dan III. Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II dan III yang anemia pada bulan Januari
sampai September tahun 2016 yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Selogiri
Wonogiri berjumlah 206 ibu hamil. Sampel penelitian sebanyak 60 ibu dengan teknik
proportional random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan dokumentasi.
Analisa data dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan positif dan bermakna antara kecukupan konsumsi tablet Fe dan jarak kehamilan
dengan kejadian anemia. Tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dan status gizi
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Selogiri Wonogiri
Kata kunci : Anemia, Ibu Hamil, Analisis
Abstract
Anemia in pregnant women is still become a serious health problem in developing countries,
including Indonesia. This study was correlational quantitative research design using
retrospective approach. The research objective is to analyze the causes of anemia in
pregnant women trimester II and III. The population in this study were pregnant women
second and third trimester anemia in January to September 2016 were checkups in Selogiri
health center in Wonogiri totaled 206 pregnant women. The research sample of 60 women
with proportional random sampling technique. The research instrument was a questionnaire
and documentation. Data analysis using Chi Square test. The results showed a positive and
significant relationship between the adequacy of iron tablet consumption and spacing
pregnancies with anemia. There is no significant relationship between parity and nutritional
status and anemia in pregnant women at the Selogiri Health center in Wonogiri
Keywords : Anemia, Pregnant Women, Analysis
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah suatu masa yang
membutuhkan adaptasi baik secara
fisiologis dan psikologis. Kebutuhan
energi dan zat gizi lainnya meningkat
selama kehamilan. Peningkatan energi dan
zat gizi tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan,
serta perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga
kekurangan zat gizi tertentu yang
diperlukan saat hamil dapat menyebabkan
janin tidak tumbuh sempurna.Pola makan
yang salah pada ibu hamil membawa
dampak terhadap terjadinya gangguan gizi
antara lain anemia. World Health
Organization (WHO) melaporkan bahwa
terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia
di negara berkembang. Anemia dalam
kehamilan merupakan salah satu faktor
resiko yang berperan 20 – 40 % terhadap
kematian ibu ( Prakash, 2015).
Anemia pada kehamilanmerupakan
salah satu masalahnasional karena
mencerminkan nilaikesejahteraan sosial
ekonomimasyarakat dan
pengaruhnyasangat besar terhadap
kualitassumber daya manusia. Anemia
padaibu hamil disebut “ Potensial
dangerto mother and child ”
(potensialmembahayakan ibu dan anak).
Olehkarena itulah anemia
memerlukanperhatian serius dari semua
pihakyang terkait dalam
pelayanankesehatan (Manuaba, 2007).
Faktor resiko yang secara langsung
berperan dalam meningkatkan prevalensi
anemia antara lain : kecukupan konsumsi
tablet besi, jarak kehamilan, paritas dan
status gizi ibu. Besarnya angka kejadian
anemia ibu hamil pada trimester I
kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar
70%, dan trimester III sebesar 70%.Hal ini
disebabkan karena pada trimester pertama
kehamilan, zat besi yang dibutuhkan
sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan
pertumbuhan janin masih lambat.
Menginjak trimester kedua hingga ketiga,
volume darah dalam tubuh wanita akan
meningkat sampai 35%, ini ekuivalen
dengan 450 mg zat besi untuk
memproduksi sel-sel darah merah. Sel
darah merah harus mengangkut oksigen
lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat
melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350
mg akibat kehilangan darah. Sampai saat
melahirkan, wanita hamil butuh zat besi
sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat
kebutuhan kondisi tidak hamil.(Ojofeitimi,
2008).
Pemerintah melakukan program
penanggulangan anemia pada ibu hamil
yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe
kepada ibu hamil selama periode
kehamilanya dengan tujuan menurunkan
angka anemia ibu hamil. Cakupan
pemberian tablet Fe di Jawa Tengah tahun
2015 adalah 90,13 % tetapi angka
kejadian anemia masih cukup tinggi
terutama di Kabupaten Wonogiri tercatat
ada 889 orang ibu hamil dengan anemia (
Data Dinas Kesehatan Kabupaten
Wonogiri tahun 2015 ). Data ibu hamil di
Puskesmas Selogiri tahun 2015 berjumlah
602 orang. Dari jumlah keseluruhan, 510
ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan Hb
dengan menggunakan fotometer diketahui
yang mengalami anemia sejumlah 322
orang. Jumlah ibu hamil yang mengalami
anemia di dapatkan sebanyak 60%.
Berdasarkan data tersebut, diwilayah kerja
Puskesmas Selogiri kejadian anemia pada
ibu hamil masih cukup tinggi. Berdasarkan
latar belakang di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Analisis
faktor penyebab terjadinya anemia pada
ibu hamil trimester II dan III di wilayah
kerja Puskesmas Selogiri.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan rancangan
korelasional menggunakan pendekatan
retrospektif. Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu hamil trimester II dan III yang
anemia pada bulan Januari sampai
September tahun 2016 yang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Selogiri
Wonogiri yaitu berjumlah 206 ibu hamil.
Sampel penelitian sebanyak 60 ibu dengan
teknik proportional random
sampling.Instrumen penelitian berupa
kuesioner dan dokumentasi. Analisa data
dengan menggunakan ujiChi Square
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
1. Kecukupan Konsumsi Tablet Fe
Tabel 1. Distribusi Kecukupan Konsumsi
Fe
Berdasarkan data pada tabel 1
didapatkan distribusi kecukupan
konsumsi tablet Fe menunjukkan
distribusi tertinggi adalah kategori
kurang baik yaitu jumlah tablet Fe
yang dikonsumsi oleh ibu hamil
kurang dari 90 tablet selama
kehamilan sebanyak 49 responden (
81,67 %) dan distribusi terendah
sebanyak 11 responden ( 18,33 %)
termasuk dalam kategori lebih baik
yaitu jumlah tablet Fe yang
dikonsumsi oleh ibu hamil ≥ 90 tablet
selama kehamilan
2. Jarak Kehamilan
81.67%
18.33%
< 90 tablet
> 90 tablet
Tabel 2. Distribusi Jarak Kehamilan
Data pada tabel 2 menunjukkan
distribusi jarak kehamilan untuk
distribusi tertinggi adalah resiko
rendah yaitu jarak ibu melahirkan bayi
≥ 2 tahun sampai < 10 tahun
sebanyak 42 responden ( 70 %) dan
distribusi terendah sebanyak 18
responden ( 30 %) dalam kategori
resiko tinggi yaitu jarak ibu
melahirkan bayi < 2 tahun atau ≥ 10
tahun.
3. Paritas
Tabel 3. Distribusi Paritas
Distribusi paritas pada tabel 3
menunjukkan distribusi tertinggi
adalah paritas rendah yaitu jumlah
anak yang pernah dilahirkan ibu baik
hidup maupun mati < 4x kelahiran
sebanyak 56 responden (93,33%) dan
distribusi terendah sebanyak 4
responden (6,67%) dalam kategori
paritas tinggi yaitu jumlah anak yang
pernah dilahirkan ibu baik hidup
maupun mati ≥ 4x kelahiran
4. Status Gizi Ibu Hamil
Tabel 4. Distribusi Status Gizi
Berdasarkan tabel 4 distribusi
status gizi ibu hamil menunjukkan
distribusi tertinggi adalah status gizi
normal yaitu Indeks berat badan
menurut tinggi badan ibu selama
hamil (IMT) 18,5 − 25,0 sebanyak 51
responden ( 85 %) dan distribusi
terendahadalah status gizi kurus
ringan yaitu indeks berat badan
menurut tinggi badan ibu selama
hamil (IMT) < 17,0 sebanyak 2
responden ( 15 %). Tujuh responden
dengan Indeks berat badan > 27,0.
5. Kejadian Anemia
Tabel 5. Distribusi Kejadian Anemia
70%
30% ≥ 2 s.d 10 thn
˂ 2 atau ≥ 10 thn
93.33%
6.67%
˂ 4 X kelahiran
≥ 4 X kelahiran
3.33%35%
50%
11.67%
IMT 17.0 -18.5
IMT 18.5 -25.0
IMT 25.0 -27.0
58.33
41.67 Hb ≥ 8 s.d ˂ 11 gr %
Hb < 8 gr %
Pada tabel 5 di atas menunjukkan
distribusi kejadian anemia dimana
distribusi tertinggi adalah yang
mengalami anemia ringan yaitu kadar
hemoglobin (Hb) ibu selama hamil ≥
8 g% − < 11 g% sebanyak 35
responden (58,33%) dan distribusi
terendah sebanyak 25 responden
(41,67%) adalah mengalami anemia
berat yaitu kadar hemoglobin (Hb) ibu
selama hamil < 8 g%.
Analisis Bivariat
Tabel 6. Hubungan Kecukupan Konsumsi
Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil di Wilayah kerja Puskesmas
Selogiri Wonogiri
Konsumsi
Fe
Kejadian Anemia Total
Berat Ringan
F % F % F %
Kurang
Baik
22 44,90 27 55,10 49 100,0
Baik 3 27,28 8 72,72 11 100,0
Total 25 41,67 35 58,33 60 100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 6 hubungan
kecukupan konsumsi tablet Fe dengan
kejadian anemia didapatkan hasil adanya
kecenderungan ibu hamil yang
mengkonsumsi tablet Fe baik yaitu jumlah
tablet Fe yang dikonsumsi ibu hamil ≥ 90
tablet selama kehamilan memiliki resiko
kejadian anemia lebih rendah
dibandingkan ibu hamil yang
mengkonsumsi tablet Fe kurang baik yaitu
jumlah tablet Fe yang dikonsumsi ibu
hamil < 90 tablet selama hamil. Pada ibu
hamil dengan konsumsi kurang baik yaitu
< 90 tablet sebagian besar mengalami
anemia ringan yaitu jumlah kadar
hemoglobin (Hb) ibu hamil ≥ 8 g% − <
11 g% sebanyak 27 responden ( 55,10 %)
dan anemia berat yaitu kadar hemoglobin
(Hb) ibu hamil < 8 g% sebanyak 22
responden (%). Sedangkan pada responden
dengan konsumsi tablet Fe baik yaitu ≥
90 tablet sebagian besar yaitu 8 responden
( 72,72%) mengalami anemia ringan yaitu
kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil ≥ 8 g%
− < 11 g% dan hanya 3 responden ( 27,28
%) yang mengalami anemia berat yaitu
kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil < 8 g%.
Hasil pengujian hubungan
kecukupan konsumsi tablet fe dengan
kejadian anemia diperoleh nilai X2
hit
sebesar 8,934 dengan p-value = 0,003.
Kesimpulan uji adalah H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan yang bermakna kecukupan
konsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di Wilayah kerja
Puskesmas Selogiri Wonogiri.
Tabel 7.Hubungan Jarak Kehamilan
dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
di Wilayah kerja Puskesmas Selogiri
Wonogiri
Jarak
Kehamilan
Kejadian Anemia Total
Berat Ringan
F % F % F %
Resiko
Rendah
14 33,33 28 66,67 42 100,0
Resiko
Tinggi
11 61,11 7 38,89 18 100,0
Total 25 41,67 35 58,33 60 100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 7 tentang
distribusi hubungan jarak kehamilan
dengan kejadian anemia didapatkan hasil
pada ibu hamil dengan jarak kehamilan
resiko rendah yaitu jarak ibu melahirkan
bayi ≥ 2 tahun sampai <10 tahun
sebagian besar mengalami anemia ringan
yaitu kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil ≥
8 g% − < 11 g% sebanyak 28 responden
(66,67 %) dan mengalami anemia berat
yaitu kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil < 8
g% sebanyak 14 responden (33,33 %).
Sedangkan pada ibu yang memiliki jarak
kehamilan resiko tinggi yaitu jarak ibu
melahirkan bayi < 2 tahun atau ≥ 10 tahun
sebagian besar mengalami anemia berat
yaitu kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil < 8
g% sebanyak 11 responden (61,11 %) dan
sisanya 7 responden (38,89 %) mengalami
anemia ringan yaitu kadar hemoglobin
(Hb) ibu hamil ≥ 8 g% − < 11 g%.
Hasil pengujian hubungan jarak
kehamilan dengan kejadian anemia
diperoleh nilai X2
hit sebesar 6,612
dengan p-value = 0,010. Kesimpulan uji
adalah H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan yang
bermakna jarakkehamilan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di Wilayah kerja
Puskesmas Selogiri Wonogiri.
Tabel 8. Hubungan Paritas
denganKejadian Anemia pada Ibu Hamildi
Wilayah kerja Puskesmas Selogiri
Wonogiri
Paritas Kejadian Anemia Total
Berat Ringan
F % F % F %
Tinggi 3 75 1 25 4 100,0
Rendah 24 42,86 32 57,14 56 100,0
Total 25 41,67 35 58,33 60 100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 8
hubunganparitas dengan kejadian
anemiamenunjukkan bahwa pada ibu
hamildengan paritas rendah yaitu
jumlahanak yang pernah dilahirkan ibu
baikhidup maupun mati < 4x
kelahiransebagian besar mengalami
anemiaringan yaitu kadar hemoglobin
(Hb)ibu hamil ≥ 8 g% − < 11 g%sebanyak
32 responden (57,14 %) danmengalami
anemia berat kadarhemoglobin (Hb) ibu
hamil < 8 g%sebanyak 24 responden
(38,0%).Sedangkan pada ibu hamil
denganparitas tinggi yaitu jumlah anak
yangpernah dilahirkan ibu baik
hidupmaupun mati ≥ 4x kelahiransebagian
besar mengalami anemiaberat yaitu kadar
hemoglobin (Hb)ibu hamil < 8 g%
sebanyak 3responden (75,0%) dan sisanya
1responden (25,0%) mengalamianemia
ringan yaitu kadarhemoglobin (Hb) ibu
hamil ≥ 8 g% −< 11 g%.
Hasil pengujian hubunganparitas
dengan kejadian anemiadiperoleh nilai
X2
hit sebesar 3,061dengan p-value = 0,080.
Kesimpulanuji adalah H0 diterima,
sehinggadapat disimpulkan tidak
adahubungan yang bermakna
paritasdengan kejadian anemia pada
ibuhamil di Wilayah kerja Puskesmas
Selogiri Wonogiri.
Tabel 9. Hubungan Status Gizi Ibu
Hamildengan Kejadian Anemia pada
IbuHamil di Wilayah kerja
PuskesmasSelogiri Wonogiri
Status
Gizi
Kejadian Anemia Total
Berat Ringan
F % F % F %
Gizi
Kurang
0 0 2 100,0 2 100,0
Gizi
Sedang
10 47,61 11 52,39 21 100,00
Gizi
Baik
13 43,33 17 56,67 30 100,0
Gizi
Lebih
2 28,57 5 71,43 7 100,0
Total 25 41,67 35 58,33 60 100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 9 tentang
hubunganstatus gizi dengan kejadian
anemiamenunjukkan bahwa pada ibu
hamildengan status gizi kurang
yaituindeks berat badan menurut
tinggibadan ibu selama hamil (IMT) <
17,0sebanyak 2 responden
(100%)mengalami anemia ringan
yaitukadar hemoglobin (Hb) ibu hamil ≥
8g% − < 11 g%, selanjutnya pada ibuhamil
dengan status gizi sedangyaitu Indeks
berat badan menuruttinggi badan ibu
selama hamil (IMT)18,5- 25,0 sebagian
besarmengalami anemia ringan yaitukadar
hemoglobin (Hb) ibu hamil ≥ 8g% − < 11
g% sebanyak 11responden (52,39 %), dan
mengalamianemia berat yaitu
kadarhemoglobin (Hb) ibu hamil < 8
g%sebanyak 10 responden ( 47,61 %),pada
ibu dengan status gizi baikyaitu Indeks
berat badan menuruttinggi badan ibu
selama hamil (IMT)25,0 – 27,0 sebagian
besar yaitu 17responden (56,67 %)
mengalamianemia ringan yaitu
kadarhemoglobin (Hb) ibu hamil ≥ 8 g%
−< 11 g%, dan mengalami anemiaberat
yaitu kadar hemoglobin (Hb)ibu hamil < 8
g% sebanyak 13responden ( 43,33 %),
sedangkanpada ibu hamil dengan status
gizilebih yaitu Indeks berat badanmenurut
tinggi badan ibu selamahamil (IMT) >27,0
terdapat 5responden ( 71,43 %)
mengalamianemia ringan yaitu
kadarhemoglobin (Hb) ibu hamil ≥ 8 g%
−< 11 g%, dan yang mengalamianemia
berat yaitu kadarhemoglobin (Hb) ibu
hamil < 8 g%sebanyak 2 responden (
28,57 %).
Hasil pengujian hubunganstatus
gizi ibu hamil dengan kejadiananemia
diperoleh nilai X2
hit sebesar 4,300 dengan
p-value = 0,231.Kesimpulan uji adalah H0
diterima,sehingga dapat disimpulkan
tidakada hubungan yang bermaknastatus
gizi ibu hamil dengan kejadiananemia
pada ibu hamil di Wilayahkerja Puskesmas
Selogiri Wonogiri
PEMBAHASAN
Penelitian Hubungan Kecukupan
Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah
kerja Puskesmas Selogiri Wonogiri
Hasil pengujianhubungan
kecukupan konsumsitablet Fe dengan
kejadian anemiadiperoleh nilai X2hit
sebesar 4,059dengan p-value =
0,044.Kesimpulan uji adalah H0ditolak,
sehingga dapatdisimpulkan ada hubungan
yangbermakna kecukupan konsumsitablet
fe dengan kejadian anemiapada ibu hamil
di Wilayah kerjaPuskesmas Selogiri
Wonogiri
Selanjutnya berdasarkantabel
hubungan kecukupankonsumsi tablet Fe
dengankejadian anemia
menunjukkanadanya kecenderungan ibu
hamilyang mengkonsumsi tablet Felebih
baik memiliki resikokejadian anemia lebih
rendahdibandingkan ibu hamil
yangmengkonsumsi tablet fe kurangbaik.
Sehingga disimpulkansemakin baik
kecukupankonsumsi tablet Fe, maka
tingkatkejadian anemia semakinrendah.
Makin sering seorangwanita
mengalami kehamilandan melahirkan akan
makinbanyak kehilangan zat besi dan
menjadi makin anemia(Manuaba, 2007).
Ibu hamil sangat memerlukan
konsumsitablet Fe, karena tablet Fe (tablet
besi) adalah tablet tambah darahuntuk
menanggulangi anemiagizi besi yang
diberikan kepadaibu hamil. Di samping
itukehamilan memerlukantambahan zat
besi untukmeningkatkan jumlah sel
darahmerah dan membentuk sel
darahmerah janin dan plasenta.
Hasil penelitian yangmenunjukkan
adanya hubungankecukupan konsumsi
tablet Fedengan kejadian anemia ini
mendukung hasilpenelitian Nurhidayati (
2013 ) tentang Analisis faktor penyebab
anemia di Puskesmas Tawangsari
Kabupaten Sukoharjo yang menyimpulkan
Ibu yang memiliki kecukupan konsumsi
tablet Fe baik mengalami anemia lebih
rendah dibandingkan ibu hamil dengan
kecukupan tablet Fe kurang.
Penelitian Hubungan JarakKehamilan
dengan KejadianAnemia pada Ibu
Hamil diWilayah kerja Puskesmas
Selogiri Wonogiri
Hasil pengujianhubungan jarak
kehamilandengan kejadian
anemiadiperoleh nilai X2
hitsebesar
8,233dengan p-value = 0,004.Kesimpulan
uji adalah H0ditolak, sehingga
dapatdisimpulkan ada hubungan
yangbermakna jarak kehamilandengan
kejadian anemia padaibu hamil di Wilayah
kerjaPuskesmas Selogiri Wonogiri.
Selanjutnyaberdasarkan tabel
distribusihubungan jarak kehamilandengan
kejadian anemiamenunjukkan pada ibu
hamildengan jarak kehamilan
rendahmemiliki tingkat kejadian
anemialebih rendah dibandingkan
ibudengan jarak kehamilan tinggi.Jarak
yang terlalu dekatakan menyebabkan
kualitasjanin atau anak yang rendah danibu
tidak memperolehkesempatan untuk
memperbaikitubuhnya sendiri. Ibu
hamildengan persalinan terakhir ≥ 10tahun
yang lalu seolah-olahmenghadapi
kehamilan ataupersalinan yang pertama
lagi.Umur ibu biasanya lebihbertambah
tua. Apabila asupangizi ibu tidak terpenuhi
makadapat mempengaruhi KEK padaibu
hamil dan menyebabkananemia (Roechjati
P, 2003 dalam Nur Hayati 2013).
Hubungan yangbermakna jarak
kehamilandengan kejadian anemia padaibu
hamil di wilayah kerjaPuskesmas Selogiri
Wonogiri mendukungpenelitian yang
dilakukan Ridwan Amiruddin,
Wahyuddin(2004) tentang Studi
KasusKontrol Faktor BiomedisTerhadap
Kejadian Anemia IbuHamil Di
PuskesmasBantimurung. Penelitian
inimenyimpulkan bahwa variabelyang
berhubungan adalah jarakkelahiran dan
umur ibu hamil.Dengan demikian
makadisarankan bahwa untukmenekan
kejadian anemiadengan berbagai
dampaknyamaka pengaturan
jarakkelahiran sangat diperlukanmelalui
perencanaan kelahiranmelalui keluarga
berencana
Penelitian Hubungan Paritas
denganKejadian Anemia pada Ibu
Hamildi Wilayah kerja Puskesmas
Selogiri Wonogiri
Hasil pengujianhubungan paritas
dengankejadian anemia diperoleh nilaiX2
hit
sebesar 0,608 dengan pvalue= 0,436.
Kesimpulan ujiadalah H0 diterima,
sehinggadapat disimpulkan tidak
adahubungan yang bermaknaparitas
dengan kejadian anemiapada ibu hamil di
Wilayah kerjaPuskesmas Selogiri
Wonogiri.
Hasil penelitian tentangtidak
adanya hubunganbermakna paritas
dengankejadian anemia pada ibu
hamilsesuai dengan hasil penelitianDarsya
(2008) tentang beberapafaktor yang
berhubungan denganstatus anemia ibu
hamil diKabupaten Dati II Lahat
PropinsiSumatera Selatan. Penelitian
inimenyimpulkan bahwa usiakehamilan,
intervensi, tingkatpendidikan, usia, paritas,
danANC tidak memiliki hubunganyang
bermakna dengan kejadiananemia pada ibu
hamil.
Penelitian Hubungan Status Gizi Ibu
Hamildengan Kejadian Anemia
padaIbu Hamil di Wilayah
kerjaPuskesmas Selogiri Wonogiri
Hasil pengujianhubungan status
gizi ibu hamildengan kejadian
anemiadiperoleh nilai X2hit sebesar
4,817dengan p-value = 0,186.Kesimpulan
uji adalah H0diterima, sehingga
dapatdisimpulkan tidak ada hubunganyang
bermakna status gizi ibuhamil dengan
kejadian anemiapada ibu hamil di Wilayah
kerjaPuskesmas Selogiri Wonogiri.
Hasil penelitian tentangtidak
adanya hubungan statusgizi dengan
kejadian anemiapada ibu hamil di
Puskesmas Selogiri Wonogiri
ternyatamendukung hasil penelitianErinta
(2012) dan Nurhidayati (2013). Hasil
penelitiandidapatkan kesimpulan tidak
adahubungan antara status gizidengan
kejadian anemia padaibu hamil trimester I.
Kondisitersebut disebabkan apabila
ibuhamil status gizinya baik
makakemungkinan masih dapatmengalami
anemia, sebab masihterdapat faktor lain
yang dapatmempengaruhi
terjadinyaanemia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Terdapat hubungan positif dan
bermakna kecukupan konsumsi
tablet Fe dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Selogiri Wonogiri. Ibu
yang memiliki kecukupan
konsumsi tablet Fe baik mengalami
anemia lebih rendah dibandingkan
ibu hamil dengan kecukupan tablet
Fe kurang.
2. Terdapat hubungan positif dan
bermakna jarak kehamilan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Selogiri
Wonogiri. Ibu yang memiliki jarak
kehamilan resiko rendah memiliki
kejadian anemia lebih rendah
dibandingkan dengan ibu yang
memiliki jarak kehamilan resiko
tinggi.
3. Tidak terdapat hubungan bermakna
paritas dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Selogiri Wonogiri.
Kondisi ini dimungkinkan karena
jumlah ibu dengan paritas rendah
sangat dominansehingga tidak bisa
memberikan dampak kepada
kejadian anemia.
4. Tidak terdapat hubungan bermakna
status gizi ibu hamil dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Selogiri
Wonogiri. Kondisi ini karena
jumlah ibu dengan status gizi
normal lebih dominandibandingkan
status gizi lainnya, sehingga
hubungan status gizi ibu hamil
dengan kejadian anemia tidak
bermakna.
Saran
1. Masih tingginya ibu hamil dengan
anemia di Puskesmas Selogiri
Wonogiri maka diperlukan
peningkatan upaya promotif dan
preventif dari petugas kesehatan
malalui penyuluhan kesehatan
kepada ibu hamil dan keluarga
untuk mencegah terjadinya anemia
pada ibu hamil trimester II dan III
2. Untuk penelitian selanjutnya perlu
dilakukan peningkatan luas
cakupan penelitian, dengan
menganalisis faktor – faktor
dominan sehingga diperoleh hasil
kesimpulan yang lebih general.
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin, Wahyuddin, 2004, StudiKasus
Kontrol FaktorBiomedis
Terhadap Kejadian Anemia
Ibu Hamildi Puskesmas
BantimurungMaros, Vol. 25
No. 2. JurnalMedika
Arisman. 2009. Gizi Dalam
DaurKeidupan. Jogyakarta
:Muha Medika.
Arisman, 2004. Gizi Dalam DaurHidup.
Jakarta : EGC.
BKKBN. 2008. Gender dalamKesehatan
Reproduksi.ISBN: 978-979-
16549-0-6.
Bobak, Lowdermilk, Jensen,2004. Buku
AjarKeperawatan
Maternitasedisi 4. Jakarta:
BukuKedokteran EGC.
Depkes RI,. 2012 ProfilKesehatan
Indonesiatahun 2012. Jakarta
:Depkes RI.
DKK Wonogiri, 2015. Data Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonogiri
Dyah Nurhidayati, Rohmah, 2013. Analisis
Faktor Penyebab Terjadinya
Anemia Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas
Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo, Naskah Publikasi.
Diunduh dari www.google.com
pada tanggal 15 Januari 2015
Dinas Kesehatan Provinsi Jateng. 2015.
Profil Kesehatan Jawa Tengah
tahun 2015. Jawa Tengah.
Djamilus, Herlina, 2008, FaktorRisiko
Kejadian AnemiaIbu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas
Bogor,Artikel, from :
http://www.motekar.tk/topik/pen
gkajia n-anemia-pada
ibuhamil.Html
E.O Ojofeitimi, at. All, 2008. Poor Dietary
Intake Of Energy And Retinol
Among Pregnant Women :
Implications For Pregnancy
Outcome in Shouthwest Nigeria.
Pakistan Journal Of Nutrition
7(3) : 480 – 484. 2008.ISSN
1680-5194
Kristiyanasari, Weni. 2010. GiziIbu Hamil.
Yogyakarta:Nuha Medika.
Manuaba. 2007. PengantarKuliah
Obstetri. Jakarta:EGC.
Maulana, Mirza. 2010. PanduanLengkap
Kehamilan:Memahami
KesehatanReproduksi,
CaraMenghadapi
Kehamilan,dan Kiat Mengasuh
Anak.Jogjakarta: Kata Hati.
Notoadmojo, S. 2010.
MetodologiPenelitian
Kesehatan.Jakarta : Rineka
Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep danPenerapan
MetodelogiPenelitian
IlmuKeperawatan
Profesional,Edisi Kedua.
SalembaMedika, Jakarta.
Nusantara.Arikunto, S . 2006.
ProsedurPenelitian
SuatuPendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Prawiroharjdo, Sarwono. 2008.Ilmu
Kebidanan. Jakarta:Yayasan
Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjdo.Proverawati, A
dan Siti A. 2009.Buku ajar gizi
untukkebidanan. Yogyakarta
:Nuha Medika
Satam Prakash, Khushbu Yadav. 2015.
Maternal Anemia In Pregnancy
: An Overview. International
Journal Of Pharmacy And
Pharmaceutical Research
Ridwan Amiruddin, Wahyuddin.2004.
Studi Kasus KontrolFaktor
Biomedis TerhadapKejadian
Anemia Ibu HamilDi Puskesmas
Bantimurung.Jurnal Medika
Nusantara,Volume 25 No 2.
Rochjati,Poedji. 2003. SkriningAntenatal
Pada Ibu Hamil.Surabaya : FK
UNAIR
Sugiyono. 2006. Statistika
UntukKesehatan.
Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode
PenelitianKuantitatif Kualitatif
danR&D. Bandung: Alfabeta.