faktor produksi « jurusan tambang undana

16
JURUSAN TAMBANG UNDANA Mining Never Die Beranda PROFIL Survei Fatumetan 09 Rocker's 09 Mining 07 Faktor Produksi 16 01 2010 1 Votes Kegiatan penambangan selalu berhubungan dengan alat-alat mekanis. Faktor yang mempengaruhi produksi alat-alat mekanis tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tahanan Gali (Digging Resistance) Adalah tahanan yang dialami oleh alat-alat pada waktu melakukan penggalian meliputi : a. Gesekan antara alat gali dan Tanah b. Kekerasan tanah/batuan 2. Tahanan Gulir/Gelinding (Rolling Resistance) Besarnya tahanan gulir dinyatakan dalam “pounds” lbs dari tractive pull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur jalan mendatar dengan kondisi jalan tertentu. Keadaan bagian kendaraan yang berkaitan dengan permukaan jalur jalan : a. Kalau memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah ukuran ban, tekanan dan keadaan permukaan bannya apakah masih baru atau gundul dan macam kembangan pada ban tersebut. b. Jika memakai crawler track maka keadaan dan macam track kurang berpengaruh tetapi yang lebih berpengaruh adalah keadaan jalan. Tabel Angka-Angka Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan Macam Jalan Crawler Ban Karet Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/ 1 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Upload: viongdanon

Post on 02-Jul-2015

121 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

JURUSAN TAMBANG UNDANAMining Never Die

BerandaPROFILSurvei Fatumetan 09Rocker's 09Mining 07

Faktor Produksi16 01 2010

1 Votes

Kegiatan penambangan selalu berhubungan dengan alat-alat mekanis. Faktor yang mempengaruhi produksialat-alat mekanis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahanan Gali (Digging Resistance)

Adalah tahanan yang dialami oleh alat-alat pada waktu melakukan penggalian meliputi :

a. Gesekan antara alat gali dan Tanahb. Kekerasan tanah/batuan

2. Tahanan Gulir/Gelinding (Rolling Resistance)

Besarnya tahanan gulir dinyatakan dalam “pounds” lbs dari tractive pull yang diperlukan untukmenggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur jalan mendatar dengan kondisi jalantertentu.

Keadaan bagian kendaraan yang berkaitan dengan permukaan jalur jalan :

a. Kalau memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah ukuran ban, tekanan dan keadaan permukaanbannya apakah masih baru atau gundul dan macam kembangan pada ban tersebut.

b. Jika memakai crawler track maka keadaan dan macam track kurang berpengaruh tetapi yang lebihberpengaruh adalah keadaan jalan.

Tabel Angka-Angka Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan

Macam Jalan Crawler Ban Karet

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

1 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 2: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

Type (lb/ton) Tek. BanTinggi

Tek. BanRendah Rata-Rata

1. Smooth concrete 55 35 45 402. Good aspalt 60 – 70 40 – 65 50 – 60 45 – 603. Hard earth, smooth, wellmaintained 60 – 80 40 – 70 50 – 70 45 – 70

4. Dirt road, averageconstruction road, little maintenance

70 – 100 90 – 100 80 – 100 85 – 100

5. Dirt road, soft, rutted,poorly maintained 80 – 110 100 – 140 70 – 100 85 – 120

6. Earth, muddy, rutted, nomaintenance 140 – 180 180 – 220 150 – 220 165 – 210

7. Loose sand and gravel 160 – 200 260 – 290 220 – 260 240 – 2758. Earth, very muddy & soft 200 – 240 300 – 400 280 – 340 290 – 370

3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)

Yaitu besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yangdilaluinya. Kalau jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif (plus slope) maka tahanan kemiringan (graderesistance) akan melawan gerak kendaraan sehingga memperbesar tractive effort atau rimpull yangdiperlukan. Sebaliknya jika jalur jalan itu turun disebut kemiringan negative (minus slope) maka tahanankemiringannya akan membantu gerak kendaraan artinya mengurangi rimpull yang dibutuhkan.

Tahanan kemiringan itu terutama tergantung dari dua faktor yaitu :

Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan 1 % berarti jalur jalanitu naik atau turun 1 meter untuk tiap jarak mendatar sebesar 100 meter ; atau naik turun 1 ft untuksetiap 100 ft jarak mendatar.

1.

Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam “gross ton”.Besarnya rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan ini harus dijumlahkan secara aljabar denganrimpull untuk mengatasi tahanan gulir.

2.

Pengaruh Kemiringan Jalan Terhadap Tahanan Kemiringan

Kemiringan(%)

GR(lb/ton)

Kemiringan(%)

GR(lb/ton)

Kemiringan(%)

GR(lb/ton)

1 20,0 9 179,2 20 392,32 40,0 10 199,0 25 485,23 60,0 11 218,0 30 574,74 80,0 12 238,4 35 660,65 100,0 13 257,8 40 742,86 119,8 14 277,4 45 820,87 139,8 15 296,6 50 894,48 159,2

Akan tetapi perlu diingat bahwa alat-alat pemindahan mekanis itu jarang yang dapat mengatasi kemiringanlebih besar dari 15 %. Jadi kalau dipakai tahanan kemiringan 20 lb/ton/%, maka angka-angkanya tidaklahterlalu menyimpang sampai kemiringan 15 %.

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

2 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 3: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

Cara menentukan tahanan kemiringan itu dapat dengan memakai teori mekanika (ilmu pesawat) yangsederhana.

Cara Menentukan Tahanan Kemiringan

Dari gambar diatas terlihat bahwa DEF sebangun ABC, maka :

EF BC P BC BC— = — —> —= — atau P = W—DF AC W AC AC

Bila W = 1 ton = 2.000 lbs

1 m AB 100m/100ftSedangkan BC = —– dan AC = ———- = ——————

1 ft Cos α Cos α

sedangkan 1 % = 1 / 100 dan cos α = 10

maka persamaan diatas menjadi :

1P = 2000 lbs—————–= 20 lbs

1000/Cos 10

Perlu diingat bahwa kemiringan negative itu selalu membantu mengurangi rimpull kendaraan, maka sedapatmungkin harus diusahakan agar pada waktu alat itu mengangkut muatan melalui jalur jalan yang menurun,sedangkan pada waktu kosong menaiki atau mendaki jalur jalan itu.

Sehingga dengan demikian pada waktu berisi muatan dapat bergerak lebih cepat dan membawa muatan lebihbanyak karena rimpull yang diperlukan sudah dikurangi dengan kemiringan negative yang membantu. Iniberarti bahwa sedapat mungkin tempat penimbunan atau tempat membuang material harus dipilihkan yangletaknya lebih rendah pada tempat penggaliannya sendiri.

4. Coefficient of Traction/Tractive CoefficientMerupakan suatu faktor yang menunjukan berapa dari seluruh berat kendaraan itu pada ban atau track yangdapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi harus dikali untuk menunjukan rimpull maksimum antaraban atau track dengan permukaan jalur jalan tepat sebelum selip. Jadi CT itu terutama tergantung :

Keadaan ban, yaitu keadaan dan macamnya bentuk kembangan ban tersebut, untuk crawler tracktergantung dari keadaan dan bentuk tracknya.

1.

Keadaan permukaan jalur jalan, basah atau kering, keras atau lunak, bergelombang atau rata, dst.2.Berat kendaraan yang diterima oleh roda penggeraknya.3.

Coefficient of Traction Untuk Bermacam-Macam Keadaan Jalur Jalan

Macam Jalan Ban Karet Crawler Track% %

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

3 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 4: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

1. Dry, rough concrete 0,80 – 1,0080 – 1000,45 452. Dry, clay loam 0,50 – 0,7050 – 70 0,90 903. Wet, clay loam 0,40 – 0,5040 – 50 0,70 704. Wet sand & gravel 0,30 – 0,4030 – 40 0,35 355. Loose, dry sand 0,20 – 0,3020 – 30 0,30 30

Contoh perhitungan :

Sebuah kendaraan mempunyai jumlah berat 40.000 lbs (20 ton) yang seluruhnya diterima oleh rodapenggeraknya dan akan bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari tanah liat yang kering dengan CT = 0,50(50%), RR = 100 lb/ton dan kemiringan 5 %.

Jawab :

Rimpull yang dapat diberikan oleh mesin kendaraan pada macam jalan seperti diatas sebelum selip bila bebanyang diterima roda penggerak 100 % adalah sebesar :RP/TP/TE/DBP = 40.000 lbs x 0,50 = 20.000 lbs

Sedangkan rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir adalah sebesar :

RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x GR x kemiringan20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs

RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x RR20 ton x 100 = 2.000 lbs

Jumlah RP/TP/TE/DBP = 4.000 lbs

Maka kendaraan itu pada keadaan jalur jalan tersebut tidak akan selip

Seandainya kendaraan yang sama bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari pasir lepas dengan RR 250lbs/ton dan CT =0,20 serta kemiringan 5 % sedangkan berat kendaraan yang diterima oleh roda penggerak 50% yaitu :

Untuk mengatasi RR :

RP/TP/TE/DBP = 20 ton x 250 lbs/ton = 5.000 lbs

Untuk mengatasi GR :

RP/TP/TE/DBP = 20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs

Jumlah RP/TP/TE/DBP = 7.000 lbs

Sedangkan rimpull yang dapat diterima oleh kendaraan 50 % nya adalah :40.000 lbs x 0,20 x 50 % = 4.000 lbs,

maka kendaraan tersebut tidak akan dapat bergerak atau selip.

5. Rimpull/Tractive Pull/Tractive Effort/Drawbar Pull

Merupakan besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin suatu alat kepadapermukaan jalur jalan atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan. Bila coeffisien of

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

4 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 5: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

traction cukup tinggi untuk menghindari terjadinya selip maka rimpull maksimum adalah fungsi dari tenagamesin (HP) dan gear ratios (persnelling) antara mesin dan roda-rodanya, tetapi jika selip maka rimpullmaksimum akan sama dengan besarnya tenaga pada roda penggerak dikalikan coeffisien of traction.

Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs) dan dihitung dengan rumus :

HP x 375 x effesiensi mesinRP = —————————————-

kecepatan, mph

dimana :RP = Rimpull atau kekuatan tarik (lb)HP = Tenaga mesin, HP375 = Angka konversi

Istilah rimpull itu hanya dipakai untuk kendaraan yang beroda ban karet, untuk yang memakai roda rantai(crawler track) maka istilah yang dipakai ialah drawbar pull (DBP).

Kecepatan Maksimum Pada Tiap-Tiap Gigi (Gear)

Kendaraan Roda Ban Karet 140 HPCrawler Track/Tractor 15 tonKecepatan (mph) RP (lb) Kecepatan (mph) RP (lb)3,25 13.730 1,72 28.0197,10 6.285 2,18 22.69912,48 3.576 2,76 17.26521,54 2.072 3,50 13.76933,86 1.319 4,36 10.074

7,00 5.579

6. Percepatan (Acceleration)

Merupakan waktu yang diperlukan untuk mempercepat gerak kendaraan dengan memakai kelebihan rimpullyang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaraan pada keadaan jalur jalan tertentu. Lamanya waktuyang diperlukan untuk mempercepat gerak kendaraan tergantung dari beberapa faktor yaitu :

Berat kendaraan, semakin berat maka semakin lama waktu yang digunakan untuk mempercepat gerakkendaraan

1.

Kelebihan rimpull yang ada, semakin besar rimpull yang berlebihan semakin cepat kendaraan itu dapatdipercepat. Jadi kalau kelebihan rimpull itu tidak ada maka percepatan pun tidak akan timbul artinyakendaraan tersebut tidak bisa dipercepat.Untuk menghitung percepatan secara tepat dapat diperkirakandengan rumus newton yaitu :

2.

W FgF = —— αatauα = —

g W

dimana :F = Kelebihan rimpull (lbs)g = Percepatan karena gaya grafitasi (32,2 ft per sec2)W = Berat alat yang harus dipercepat (lbs)

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

5 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 6: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

Cara lain untuk menghitung percepatan secara tidak langsung adalah dengan menghitung kecepatanrata-ratanya. Rumus sederhana yang dipakai adalah :

Kecepatan rata-rata = Kecepatan maximal x Faktor kecepatan

Faktor kecepatan dipengaruhi jarak yang ditempuh kendaraan, semakin jauh jaraknya maka semakin besarfactor kecepatan kendaraan tanpa memperhatikan bagaimana keadaan jalur jalan yang dilalui.

Faktor Kecepatan

Jarak Yang Ditempuh (ft)Faktor Kecepatan500 – 1.000 0,46 – 0,781.000 – 1.500 0,59 – 0,821.500 – 2.000 0,65 – 0,822.000 – 2.500 0,69 – 0,832.500 – 3.000 0,73 – 0,833.000 – 3.500 0,75 – 0,843.500 – 4.000 0,77 – 0,85

Contoh :Sebuah kendaraan bergerak diatas suatu jalur jalan sehingga memiliki kecepatan maksimum 12,48 mph padagigi ketiga. Bila jarak yang ditempuh adalah 1.250 ft berarti faktor kecepatannya = 0,70 (lihat tabel diatas),maka kecepatan rata-ratanya adalah : 12,48 x 0,70 = 8,74 mph.

7. Ketinggian Permukaan Air Laut (Altitude or Elevation)Ketinggian letak suatu daerah ternyata berpengaruh terhadap hasil kerja mesin-mesin karena mesin-mesintersebut bekerjanya dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara luar. Semakin rendah tekanan udaranyamaka semakin sedikit jumlah oksigennya.

Dari pengalaman ternyata untuk mesin 4 tak (four cycle engines) maka kemerosotan tenaga karenaberkurangnya tekanan, rata-rata adalah ± 3% dari HP diatas permukaan air laut untuk setiap kenaikan tinggi1.000 ft kecuali 1.000 ft yang pertama. Sedangkan untuk mesin 2 tak ternyata kemerosotan lebih kecil yaitusebesar ± 1% dari HP diatas permukaan air laut untuk setiap kenaikan tinggi 1.000 ft kecuali 1.000 ft yangpertama.

Contoh :

Sebuah mesin 4 tak dan 2 tak dengan tenaga 100 HP diatas permukaan air laut pada ketinggian 10.000 fthanya akan memiliki HP sebesar :

3% x 100 x (10.000 – 1.000)100 –————————————–= 73

1.0001% x 100 x (10.000 – 1.000)

100 –————————————–= 911.000

Akan tetapi semakin tinggi letak tempat itu maka temperaturnya semakin rendah dan hal ini akan membantumesin menaikkan hasil kerja mesin-mesin bakar (bensin dan diesel). Untuk menghitung pengaruh temperatureudara biasanya dihitung dengan suatu rumus dimana sudah diperhitungkan pengaruh tekanannya pula, yaitu :

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

6 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 7: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

Ps ToHo = —- √—-

Po Ts

Dimana :

Hc = HP yang harus dikoreksi dari pengaruh ketinggian yaitu pada ketinggian 0 ftHo = HP yang dicatat pada ketinggian tertentuPs = Tekanan barometer baku (standart), 29,92 inciHgPo = Tekanan barometer pada ketinggian tertentu, inciHgTs = Temperatur absolute pada keadaan baku (standart), (4600 + 600 F) = 5200 F (=2730 C)To = Temperatur absolute pada ketinggian tertentu dalam 0 F atau (460 + Temp)

8. Efisiensi Operator (Operator Efficiency)

Merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat yang sangat sukar untuk ditentukan effisiensinyasecara tepat karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam tergantung dari keadaancuaca, keadaan alat yang dikemudikan, suasana kerja, dll. Kadang-kadang suatu perangsang dalam bentukupah tambahan (insentive) dapat mempertinggi effisiensi operator.

Sebenarnya effisiensi operator tidak hanya disebabkan karena kemalasan pekerjaan itu tetapi juga karenakelambatan-kelambatan dan hambatan-hambatan yang tak mungkin dihindari seperti melumasi kendaraan,mengganti yang aus, membersihkan bagian-bagian penting sesudah sekian jam dipakai, memindahkanketempat lain, tidak adanya keseimbangan antara alat muat dan alat angkut, menunggu peledakan disuatudaerah yang akan dilalui, perbaikan jalan, dll.

Karena hal-hal tersebut diatas selama satu jam jarang ada operator betul-betul dapat bekerja selama 60 menit.Berdasarkan pengalaman maka bila operator dapat bekerja selama 50 menit dalam satu jam, ini berartieffisiensinya adalah 83 %, maka hal ini dianggap baik sekali jika alatnya berban karet. Sehubungan denganeffisiensi operator diatas maka perlu juga diingat keadaan alat mekanisnya karena hal tersebut mempengaruhieffisiensinya.

Operator Efficiency

Macam Alat

Effisiensi

Baik Sekali SedangKurang Baik

(Malam Hari)

CrawlerTracktor

92 % = 55min/jam

83 % = 50min/jam

75 % = 45min/jam

Berban Karet 83 % = 50min/jam

75 % = 45min/jam

67 % = 40min/jam

Beberapa pengertian yang dapat menunjukan keadaan alat mekanis dan effektifitas penggunaannya antaralain :

a. Availability Index atau Mechanical Availability

Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat yang sedangdipergunakan.

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

7 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 8: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

WAI = ——– x 100%

W + R

Dimana :

W = Working hours atau jumlah jam kerja alat

Waktu yang dibebankan kepada seorang operator suatu alat yang dalam kondisi dapat dioperasikan artinyatidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap hambatan (delay time) yang ada. Termasuk dalam hambatan tersebutadalah waktu untuk pulang pergi ke permuka kerja, pindah tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar,hambatan karena keadaan cuaca, dll.

R = Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan

Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena menuggu alat perbaikan termasuk juga waktu untukpenyediaan suku cadang (spare parts) serta waktu untuk perawatan preventif.

b. Physical Availability atau Operational AvailabilityMerupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan.

W + SPA = ———— x 100%

W + R + S

S = Standby hours

Jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaansiap beroperasiW+R+S = Schedule hoursJumlah seluruh jam jalan dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi

Physical Availability pada umumnya selalu lebih besar daripada Availability Index. Tingkat effisiensi darisebuah alat mekanis naik jika angka Physical Availability mendekati angka Availability Index

c. Use of Availability

Menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebutdapat dipergunakan (Availability).

WUA = ——- x 100%

W + S

Angka Use of Availability biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang tidak sedang rusakdapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan (management) peralatan yangdipergunakan.

d. Effective Utilization

Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif.Effective Utilization sebenarnya sama dengan pengertian effisiensi kerja.

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

8 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 9: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

WEU = ———— x 100%

W + R + S

Dimana :

W+R+S = T = Total Hours Available atau Schedule hours (Jumlah jam kerja tersedia)

Contoh :

Dari pengoperasian sebuah power shovel dalam sebulan dapat dicatat data sebagai berikut :

Jumlah jam kerja (working hours) = W = 300Jumlah jam untuk perbaikan (repair hours) = R = 100Jumlah jam siap tunggu (hours on standby) = S = 200Jumlah jam yang dijadwalkan (schedule hours or Total hours) = T = 600

Maka :

300AI = ———— x 100% = 75 %

300 + 100300 + 200

PA = ———— x 100% = 83 %600300

UA = ———— x 100% = 60 %300 + 200300

EU = —–x 100% = 50 %600

Dalam keadaan lain datanya sebagai berikut :

W = 450R = 150S = 0, berarti alat tersebut tak pernah menunggu (standby)W+R+S = 600

Maka :

450AI = ———— x 100% = 75 %

450 + 150450 + 0

PA = —————- x 100% = 75 %450 + 150 + 0450

UA = ————x 100% = 100 %450 + 0

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

9 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 10: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

450EU = —–x 100% = 75 %

600

Terlihat bahwa operasi alat pada contoh kedua lebih effisien daripada operasi alat pada contoh pertama.

9. Faktor Pengembangan (Swell Factor)Material dialam diketemukan dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikitbagian-bagian yang kosong atau ruangan-ruangan yang terisi udara (voids) diantara butir-butirnya, lebih-lebihkalau butir-butir itu halus sekali. Akan tetapi bila material tersebut digali dari tempat aslinya, maka akanterjadi pengembangan atau pemuaian volume (swell).

Jadi 1,00 cu yd tanah liat dialam bila telah digali dapat memiliki volume kira-kira 1,25 cu yd. ini berarti terjadipenambahan volume sebesar 25% dan dikatakan material tersebut mempunyai faktor pengembangan (swellfactor) sebesar 0,80 atau 80%. Sebaliknya bila bank yard ini dipindahkan lalu dipadatkan ditempat laindengan alat gilas (roller) mungkin volumenya berkurang, karena betul-betul padat sehingga menjadi berkurangdari 1,00 cu yd. tanah sesudah dipadatkan hanya memiliki volume 0,90 cu yd, ini berarti susut 10%, dandikatakan shrinkage factor nya 10 %.

Contoh :

Sebuah power scraper yang memiliki kapasitas munjung 15 cu yd akan mengangkut tanah liat basah denganfactor pengembangan 80%, maka alat itu sebenarnya hanya mengangkut 80% x 15 cu yd = 12 cu pay yardatau bank cu yd atau insitu cu yd.

Beberapa persamaan faktor -faktor diatas :

V loosePercent Swell = ( ———————- – 1) x 100%

V undisturbedV undisturbed

Swell Factor = ( ———————- ) x 100%V loose

V compactedShrinkage Factor = ( 1 –———————– ) x 100%

V undisturbed

Kalau angka untuk shrinkage factor tidak ada biasanya dianggap sama dengan percent swell. Beberapa istilahpenting yang berkaitan dengan kemampuan penggalian yaitu :

Faktor Bilah (blade factor), yaitu perbandingan antara volume material yang mampu ditampung olehbilah terhadap kemampuan tampung bilah secara teoritis.

1.

Faktor Mangkuk (bucket factor), yaitu perbandingan antara volume material yang dapat ditampungoleh mangkuk terhadap kemampuan tampung mangkuk secara teoritis.

2.

Faktor Muatan (payload factor), yaitu perbandingan antara volume material yang dapat ditampung olehbak alat angkut terhadap kemampuan bak alat angkut menurut spesialisasi teknisnya.10. Beratmaterial (Weight of Material)Berat material yang akan diangkut oleh alat-alat angkut dapatmempengaruhi :

3.

Kecepatan kendaraan dengan HP mesin yang dimilikinya.Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir dari

1.

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

10 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 11: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

jalur jalan yang dilaluinya.Membatasi volume material yang dapat diangkut.Oleh sebab itu berat jenis material harusdiperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas alat muat maupun alat angkut.Bobot Isi danFaktor Pengembangan dari Berbagai Material

Macam Material

Bobot Isi(Density) Swell Factor

lb/cu yd insitu (in bank correctionfactor)

1. Bauksit 2.700 – 4.325 0,0752. Tanah liat, kering 2.300 0,853. Tanah liat, basah 2.800 – 3.000 0,82 – 0,804. Antrasit (anthracite) 2.200 0,745. Batubara bituminous (bituminouscoal) 1.900 0,74

6. Bijih tembaga (cooper ore) 3.800 0,747. Tanah biasa, kering 2.800 0,858. Tanah biasa, basah 3.370 0,859. Tanah biasa bercampur pasir dankerikil (gravel) 3.100 0,90

10. Kerikil kering 3.250 0,8911. Kerikil basah 3.600 0,8812. Granit, pecah-pecah 4.500 0,67 – 0,5613. Hematit, pecah-pecah 6.500 – 8.700 0,4514. Bijih besi (iron ore),pecah-pecah 3.600 – 5.500 0,45

15. Batu kapur, pecah-pecah 2.500 – 4.200 0,60 – 0,5716. Lumpur 2.160 – 2.970 0,8317. Lumpur sudah ditekan (packed) 2.970 – 3.510 0,8318. Pasir, kering 2.200 – 3.250 0,8919. Pasir, basah 3.300 – 3.600 0,8820. Serpih (shale) 3.000 0,7521. Batu sabak (slate) 4.590 – 4.860 0,77

« Geology PP UU MINERBA »

Tindakan

Komentar RSS Lacak balik

Information

Tanggal : 16 Januari 2010

Kategori : Uncategorized

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

11 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 12: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

Suka Be the first to like this post.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan.

Nama

Email

Situs web

Komentar

Anda dapat menambahkan HTML serta atribut-atribut berikut: <a href="" title=""> <abbr title=""><acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <pre> <del datetime=""> <em><i> <q cite=""> <strike> <strong>

Beritahu saya mengenai komentar-komentar selanjutnya melalui surel.

Beritahu saya tulisan-tulisan baru melalui surel.

Arsip

November 2010Oktober 2010Agustus 2010Juli 2010Juni 2010Mei 2010April 2010Maret 2010Januari 2010Desember 2009Oktober 2009September 2009

Kategori

Gempa BumiGeofisika

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

12 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 13: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

GeologyGeothermal&Minyak BumiKuliahKuliah Semester 1Mining InfoMining SoftwarePETAUmumUncategorizedUNDANG-UNDANG

Tulisan Terkini

Daftar kode Blue Screen dan Solusinya pada Win XPTUTORIAL SCILABJENIS-JENIS PERANGKAP MINYAK BUMIGRATIS DATA INDONESIADownload SRTM Kontur

Blog Stats

32,490 hits

Komentar Terakhir

Denso Mining Westlif… on Daftar kode Blue Screen dan So…

Denso Mining Westlif… on Daftar kode Blue Screen dan So…

Simpet Soge on Survei Fatumetan 09

Sumur Resapan « JURU… on Sumur Resapan

BARKA on PROFIL

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

13 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 14: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

Januari 2010S S R K J S M

« Des Mar »

1 2 34 5 6 7 8 9 1011 12 13 14 15 16 1718 19 20 21 22 23 2425 26 27 28 29 30 31

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

14 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 15: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

S S R K J S M« Des Mar »

Kategori

Gempa BumiGeofisikaGeologyGeothermal&Minyak BumiKuliahKuliah Semester 1Mining InfoMining SoftwarePETAUmumUncategorizedUNDANG-UNDANG

Halaman

Mining 07PROFILRocker’s 09Survei Fatumetan 09

Klik tertinggi

banyumilih.blogspot.comagungyuliantonugroho.com/…inigis.info/blog/download…banyudata.blogspot.com/20…arcscripts.esri.com/detai…grandis.files.wordpress.c…geo-explorer.org/index.ph…miningundana07.files.word…

Flickr Photos

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

15 of 16 3/6/2011 8:25 AM

Page 16: Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA

More Photos

Tulisan Teratas

METODE GEOLISTRIKCiri-ciri akan terjadi Gempa Bumi dan TsunamiSIKLUS HIDROLOGIPerbandingan Seismik Refraksi dan Seismik RefleksiRocker's 09Faktor ProduksiSEISMIK REFRAKSIJENIS-JENIS PERANGKAP MINYAK BUMISurvei Fatumetan 09Batuan Sedimen Klastik

Blog pada WordPress.com. Theme: Freshy by Jide.

Faktor Produksi « JURUSAN TAMBANG UNDANA http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/

16 of 16 3/6/2011 8:25 AM