faktor proteksi masker - digilib-batan – informasi …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

5
Prosidillg Semillar Tekllologi dall Keselamalall PLTN Serla Fasililas Nllklir FAKTOR PROTEKSI MASKER Oleh: Bunawas PSPKR - Badan tenaga Atom Nasional ABSTRAK SerpOllg, 9-10 Febmari 1993 PRSG, PPTKR -BATAN FAKTOR PROTEKSI MASKER. Telah dilakukan pengujian masker yang cocok secara quantitatif dengan menentukan faktor proteksi berdasarkanpengukuran konsentrasi areosol NaCI di luar dan di dalam masker menggunakan photometer hamburan cahaya. Faktor proteksi masker diukur dalam 5 kondisi kerja simulasi seperti bernafas dalam, menggerakkan kepala ke atas bawah, memutar kepala, bermuka masam dan berbicara. Faktor proteksi terdistribusi dari 25,3 - 236,9 untuk masker muka setengah dan dari 118,3 - 253,8 untuk masker muka penuh, bergantung pada orang dan kondisi kerja. Kedapat-ulangan antara 2 pengujian pada hari yang berbeda adalahjelek dibandingkan dengan 2 pengujian pada hari yang, sarna, ABSTRA CT MASK PROTECTION FACTOR. Quantitative fit mask has been tested by detern1ining protection factor based on measurement ofNaCI aerosol concentration outside and inside of mask using light scattering photometer. Mask protection factor was measured under 5 simulated working condition such as deep breathing, moving head up to down, turning head side to side, frowing and talking. Protection factor was distributed from 25.3 to 236.9 for halfface and 118.3 to 253.8 for full face mask, depending on the persons and working condition. Reproducibility between two tests on different day is poorer than two tests on teh same day. PENDAHVLVAN Paparan radiasi intema akibat menghirup udara yang terkontaminasi partikel radioaktif pada fasilitas instalasi nuklir seperti fasilitas pembuatan bahan bakar nuklir, fasilitas incenerator limbah padat dll perlu mendapat perhatian kllUSUS.Salah satu sarana proteksi untuk menekan bahaya radiasi intern a sehingga tercapai kondisi tingkat aman adalah dengan pemakaian masker (mask). Pada saat ini banyak beredar berbagaijenis masker dengan berbagai tipe (masker setengah muka, masker muka penuh dan seluruh tubuh) dengan berbagai ukuran (kecil, menengah dan besar). Tidaksemua masker cocok untukseseorang dan kalau asal pakai, fungsi dari masker tidak terpenuhi karena bolehjadi terjadi kebocoran yang menembus antara masker dan muka. Oleh karena itu pengujian pendahuluan masker adalah sangat penting untuk pendekatan praktis proteksi radiasi [lJ. Pengujian masker secara kuantitatif dengan menggunakan areosol untuk menentukan faktorproteksi masker (FP) atau laju kebocoran masker (LK) yaitu denganjalan membandingkan konsentrasi aerosol di luar dan di dalam masker [2J. Ada 3 jenis aerosol yang umumnya digunakan untuk menguji masker, yaitu : Aerosol natrium klorid (NaCl), Aerosol Dioctyl Pthalet; (DOP), Aerosol Di (2- ethylhexye) pthalete (DEHP) (2,3,4J. Pada makalah ini dibahas penggunaan aerosol N aCI untuk menentukan faktor proteksi dari 2 tipe masker untuk beberapa kondisi kerja secara simulasi. 304 PERALATAN 1. Alat uji masker MT-IOON, buatan SIBATA, Jepang 2. Masker muka setengah model Compo II, buatan MSA, USA 3. Masker muka penull, model Concorde, buatan MSA, USA Alat Vjl Masker Aerosol NaCI digunakan untuk pengujian masker karena toksisitasnya rendah dan mudah untuk membuatnya (4J. Pada gambar I diperlihatkan sistem generator aerosol dari 9 % larutan NaCI dengan menggunakan nebulizer. Udara dari nebulizer yang mengandung NaCI diencerkan dengan udara kering lalu diatomisasikan denganjalan dipanaskan pada suhu 180°C. Aerosol NaCI yang terbentuk berdiameter antara 0,15- 0,35 lAmdengan konsentrasi sekitar 10 ± 2m gram/m3• Udara dari luar dan dari dalam masker dicuplik secara" kontinyu dengan laju 2 Ipm menggunakan pompa diaphragma. Konsentrasi aerosol NaCI diukur mmenggunakan sistem intensitas hamburan cahaya. Minimum deteksi alat uji masker ini sebesar 0,01 % (5]. Proscdur Pengujlan masker. Pekerja dengan masker masuk ke ruang aerosol (hood) dan pasak (probe) pada masker dihubungkan ke saluran pencuplik yang ada di ruang aerosol. Kemudian pekerja tersebut melakukan 5 kondisi kerja simulasi seperti bernafas dalam-dalam, memutar kepala ke atas dan ke bawah, memutar kepala ke kanan dan ke kiri, bermuka masam (frowing), dan berbicara. Pada saat

Upload: haanh

Post on 01-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR PROTEKSI MASKER - Digilib-BATAN – Informasi …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/PPTKR_93/pros... · muka setengah dan dari 118,3 - 253,8 untuk masker

Prosidillg Semillar Tekllologi dall Keselamalall PLTNSerla Fasililas Nllklir

FAKTOR PROTEKSI MASKER

Oleh:

Bunawas

PSPKR - Badan tenaga Atom Nasional

ABSTRAK

SerpOllg, 9-10 Febmari 1993PRSG, PPTKR -BATAN

FAKTOR PROTEKSI MASKER. Telah dilakukan pengujian masker yang cocok secara

quantitatif dengan menentukan faktor proteksi berdasarkanpengukuran konsentrasi areosol NaCI diluar dan di dalam masker menggunakan photometer hamburan cahaya. Faktor proteksi masker diukurdalam 5 kondisi kerja simulasi seperti bernafas dalam, menggerakkan kepala ke atas bawah, memutarkepala, bermuka masam dan berbicara. Faktor proteksi terdistribusi dari 25,3 - 236,9 untuk maskermuka setengah dan dari 118,3 - 253,8 untuk masker muka penuh, bergantung pada orang dan kondisikerja. Kedapat-ulangan antara 2 pengujian pada hari yang berbeda adalahjelek dibandingkan dengan

2 pengujian pada hari yang, sarna,

ABSTRA CTMASK PROTECTION FACTOR. Quantitative fit mask has been tested by detern1ining

protection factor based on measurement ofNaCI aerosol concentration outside and inside of mask usinglight scattering photometer. Mask protection factor was measured under 5 simulated working conditionsuch as deep breathing, moving head up to down, turning head side to side, frowing and talking.Protection factor was distributed from 25.3 to 236.9 for halfface and 118.3 to 253.8 for full face mask,

depending on the persons and working condition. Reproducibility between two tests on different dayis poorer than two tests on teh same day.

PENDAHVLVANPaparan radiasi intema akibat menghirup udara

yang terkontaminasi partikel radioaktif pada fasilitasinstalasi nuklir seperti fasilitas pembuatan bahan bakarnuklir, fasilitas incenerator limbah padat dll perlumendapat perhatian kllUSUS.Salah satu sarana proteksiuntuk menekan bahaya radiasi intern a sehingga tercapaikondisi tingkat aman adalah dengan pemakaian masker(mask).

Pada saat ini banyak beredar berbagaijenis maskerdengan berbagai tipe (masker setengah muka, maskermuka penuh dan seluruh tubuh) dengan berbagai ukuran(kecil, menengah dan besar). Tidaksemua masker cocokuntukseseorang dan kalau asal pakai, fungsi dari maskertidak terpenuhi karena bolehjadi terjadi kebocoran yangmenembus antara masker dan muka. Oleh karena itu

pengujian pendahuluan masker adalah sangat pentinguntuk pendekatan praktis proteksi radiasi [lJ.

Pengujian masker secara kuantitatif denganmenggunakan areosol untuk menentukan faktorproteksimasker (FP) atau laju kebocoran masker (LK) yaitudenganjalan membandingkan konsentrasi aerosol di luardan di dalam masker [2J.

Ada 3 jenis aerosol yang umumnya digunakanuntuk menguji masker, yaitu : Aerosol natrium klorid(NaCl), Aerosol Dioctyl Pthalet; (DOP), Aerosol Di (2­ethylhexye) pthalete (DEHP) (2,3,4J.

Pada makalah ini dibahas penggunaan aerosol N aCIuntuk menentukan faktor proteksi dari 2 tipe maskeruntuk beberapa kondisi kerja secara simulasi.

304

PERALATAN

1. Alat uji masker MT-IOON, buatan SIBATA, Jepang2. Masker muka setengah model Compo II, buatan MSA,

USA

3. Masker muka penull, model Concorde, buatan MSA,USA

Alat Vjl MaskerAerosol NaCI digunakan untuk pengujian masker

karena toksisitasnya rendah dan mudah untukmembuatnya (4J. Pada gambar I diperlihatkan sistemgenerator aerosol dari 9 % larutan NaCI denganmenggunakan nebulizer. Udara dari nebulizer yangmengandung NaCI diencerkan dengan udara kering laludiatomisasikan denganjalan dipanaskan pada suhu 180°C.Aerosol NaCI yang terbentuk berdiameter antara 0,15­0,35 lAmdengan konsentrasi sekitar 10 ± 2 m gram/m3•

Udara dari luar dan dari dalam masker dicuplik secara"kontinyu dengan laju 2 Ipm menggunakan pompadiaphragma. Konsentrasi aerosol NaCI diukurmmenggunakan sistem intensitas hamburan cahaya.Minimum deteksi alat uji masker ini sebesar 0,01 % (5].

Proscdur Pengujlan masker.Pekerja dengan masker masuk ke ruang aerosol

(hood) dan pasak (probe) pada masker dihubungkan kesaluran pencuplik yang ada di ruang aerosol. Kemudianpekerja tersebut melakukan 5 kondisi kerja simulasiseperti bernafas dalam-dalam, memutar kepala ke atasdan ke bawah, memutar kepala ke kanan dan ke kiri,bermuka masam (frowing), dan berbicara. Pada saat

Page 2: FAKTOR PROTEKSI MASKER - Digilib-BATAN – Informasi …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/PPTKR_93/pros... · muka setengah dan dari 118,3 - 253,8 untuk masker

Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTNSerta Fasililas Nuklir

yang bersamaan konsentrasi aerosol di clalam clan di luarmasker dicuplik secara kontinyu clan diukur dengansistem intensitas hamburan cahaya. Waktu pengukuranadalah 3 menit per 1 putaran untuk setiap pengujian.Andaikata faktor proteksi masker (FK) melebihi hargapatokan yang telah ditentukan, yaitu 20[61 maka penguji-

Serpong, 9-10 Februari 19~jPRSG, PPTKR - BATAJ.

an diulangi lagi. faktor proteksi (FP) masker ditentukandengan persamaan :

FP = Co/Ci

dengan Co, Ci = konsentrasi aerosol di luar clan di clalammasker .

~;..•..-,..tI

a) Masker mukasetengah

Gambar 1. Alat Uji Masker

II-I

'i~

b) Masker mukapenuh

.:Ii .-~

Gambar 2. Masker yang diuji dengan aerosol NaCl

305

Page 3: FAKTOR PROTEKSI MASKER - Digilib-BATAN – Informasi …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/PPTKR_93/pros... · muka setengah dan dari 118,3 - 253,8 untuk masker

Prosiding Seminar Teknologi don Keselamalan PLTNSerta Fasililas Nuklir

Hasil dan Pcmbahasan

Faktor proteksi masker bervariasi untuk 5 simulasikondisi kerja baik untuk masker muka setengah maupunmasker muka pcnuh (Iihat Tabcll). Bcrdasarkan tabcllterlihat bahwa faktor proteksi tcrcndah pada kondisikerja bermuka masam dan tertinggi pada kondisi nafasdalam-dalam. hal ini dapat dijelaskan sebagai berikutpada saat wajah kita bennuka masam maupun berbicara,maka bo leh j adi terjadi kebocoran yang menem bus antaramaskerdan wajah (Pipi) dengan penurunan faktorproteksiantara 30 %. Oleh karena itu pada waktu kerja denganmenggunakan masker sebaiknya dihindari bermukamasam dan sedikit berbicara.

Berdasarkan pengujian masker terhadap 5 subyektemyata masker muka penuh mempunyai faktorproteksirerata yang lebih tinggi dibandingkan dengan maskermuka setengah. Hal ini dapat dipahami karena maskermuka penuh mempunyai dua (2) penghalang yang akanmemperkecillaju kebocoran 14J. Faktor proteksi maskeruntukjenis yang sarna selalu bervariasi antara subyek Adengan subyekB, karena setiap orang mempunyai bentukraut muka yang berbeda, misal oval, bulat, persegi, buahpir, scgitiga.

Keda pat-ulangan faktorproteksi untuk maskermukasetengah untuk subyek yang sarna tetapi harinya berbedaadalah rendah berkisar antara 4,4 - 236,9. Hal ini dapatterjadi karena bcberapa hal misalnya kondisi tubuh yang

DAFTAR PUSTAKA

Serpong. 9-10 Februari 1993 .PRSG. PPTKR - BATAN

tidak fit (capai), adanya kumis dan jenggot, dan tcrlalutergesa-gesa dalam memakai masker [7J. Tetapi kedapat-

. ulangan itu baik, apabila dilakukan pengukuran padasaat yang sarna dcngan variasi pcrbcdaan hanya sckitar17 % (lihat Tabel 2). Oleh karena itu apabila sesorangakan memasuki daerah yang udaranya terkontaminasi,maka pengujian masker sangat penting dalam upayamenekan kontaminasi intema melalui saluran pemafasan.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Faktor proteksi muka penuh relatif lebih tinggi diban­dingkan dcngan masker muka setengah, scbab maskermuka penuh mempunyai dua penghalang.

2. Faktor proteksi untuk kondisi bermuka masam danberbicara lebih rendah dibandingkan kondisi menariknafas dalam-dalam, sebab pada waktu bennuka masamterjadi kebocoran yang menembus antara masker danplpl.

3. Faktor proteksi suatu masker tergantung pada bentukmasker dan wajah.

4. Kedapat-!llangan faktor proteksi rendah untuk subyekyang sarna, sebab adanya kumis,jenggot, tubuh yangtidak fit, dan tergesa-gesa dalam memakai masker.

5. Perlu dilakukan penelitian korelasi antara faktorproteksimasker dengan diameter aerosol, sebab makin kecilaerosol faktor proteksi masker akan kecil pula.

1. AMERICAN NATIONAL STANDARDS INSTITUTE, American National Standard Practice for RespiratoryProtection, ANSI - Z88. 2-980 .

2. WILLEKE. K., AYER. H.E., and BLANCHARDJ.D., New Methodsfor Quantitative Respirator Fit Testing with

Aerosols, American Industrial Hygiene Association Journal, 42 (1981)

3. HARDIS. K.E., CADENA. CA, CARLSON. BJ., ROZA. R.A., HELD BJ., Correlation of Qualitative and Qua­

litativefrom Testing Respirator Fit. American Industrial Hygiene Association Journal, 44 (1983) 78-87

4. IKEZA WA. Y., MURATA. M., and YOSIDA. Y., Lakage Test of the Worn Respirators by Sodium - Chloride

Pa,rticles, Hoken Butsuri, 11 (1976) 45 - 50

5. Manual alat uji masker model MT-I00N, SIBAT A.

6. Komunikasi pribadi dengan IKEJA W A. Y., JAERI 1992

7. Da ROZA. T.A., CADENA-FIX. C.A., CARLSON. GJ., HARD IS. K.E., HELD. BJ., Reproducibility of Respi­

rator Fit as Measured by Quantitative Fitting Test, American Industrial Hygiene Association Journal, 44 (1983)788-794

8. HOLTON. P.A.m TACKETT. D.L., and WILLEKE. K., Particle Size Dependent Lekage and Losse of Aerosols

in Respirator, American Industrial Hygiene Association Journal, 48 (1987) 848-854

306

Page 4: FAKTOR PROTEKSI MASKER - Digilib-BATAN – Informasi …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/PPTKR_93/pros... · muka setengah dan dari 118,3 - 253,8 untuk masker

Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTNSerla Fasililas Nuklir

Ta1?el1. Faktor proteksi masker dalam 5 kondisi kerja simulasi

Serpong, 9-10 Februari 199jPRSG. PPTKR - SATA},

Faktor proteksi 5 kondisi kerjaFPSUBYEK

JENIS MASKERI

IIIIIIVVrerata

A

Masker muka63,759,246,349,360,255,7setengah

B

Masker muka222,2322,6227,3200212,7236,9setengah

C

Masker muka28,026,026,122,423,225,3setengah

D

Masker muka243,9270,3192,3178,6188,7214,7setengah

E

Masker muka227,3250222,283,3129,8182,5setengah

A

Masker muka212,7357,1285m7140,8163,9233,5penuh

B

Masker muka322,675,532,122,5136,9118,3penuh

C

Masker muka307,3279,6260,4201,6220,1253,8penuh

D

Masker muka270,0246,2251,4210,2219,0239,4penuh

E

Masker muka224,3270,8220,1190,4210,3223,2penuh

Catatan : Faktor proteksi minimum = 20I. Menarik nafas dalam

II. Menggerakkan kepala ke atas dan ke bawahIII. Memutar kepala ke kiri clan kc kananIV. Bermuka masamV. Berbicara

307

Page 5: FAKTOR PROTEKSI MASKER - Digilib-BATAN – Informasi …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/PPTKR_93/pros... · muka setengah dan dari 118,3 - 253,8 untuk masker

Prosidi/lg Semi/lar Tek/lologi da/l Keselamala/l PLTNSerta Fasilitas Nllklir

Tabel 2. Kedapat-ulangan faktor proteksi masker muka setengahwaktu pemakaian

Serpo/lg. 9-10 Febrllari 1993PRSG. PPTKR - BATAN

TANGGALFAKTOR PROTEKSI (PF) 5 KONDISIPFSUBYEK PENGUKURAN

IIIIIIIVVrerata

B

4-6-92212,7263,1222,2140,8149,2197,6

B

8-6-92 9,78,64,65,914,48,6

B

2-7-9219,514,012,58,711,213,2

B

3-7-92 5,16,25,32,5:3,04,4

B

6-7-92222,2322,5227,3200212,8236,9

B

6-7-92285,7344,8256,4208,8172,4253,5

B

6-7-92243,9270,3192,3188,6128,2204,6

B

6-7-92227,3250222,83,3129,9182,5

B

6-7-92222,2263,1200232,5232,5230,1

DISKUSI

J.B. HERSUBENO :

Saudara menyatakan membersihkan Hot Cell dengan Masker. setahusaya bila memasuki Hot Cell harus menggunakanperalatan khusus yang disebut "Frogman". Bagaimana dengan pemyataan Saudara tersebut ?

BUNAWAS:

Memang untuk membersihkan Hot Cell, orang harus ~enggunakan peralatan khusus ( Frogman ), tetapi apabilatingkat kontaminasi udara relatif rendah dan harus dilakukan dekontaminasi hanya pada beberapa tempat makapemakaian masker muka penuh diperbolehkan.

SRI MUDYONO :

Proteksi masker ini adalah dalam rangka K-3. Dari mana dasar/pedoman langkah yang anda lakukan dalam rangkaProteksi Pengkajian Masker tersebut. (mungkin dari JAERI-IAEA Safety, series)

BUNAWAS:

Menurut rekomendasi terakhir KRP (KRP 60) disebutkan konsep ALARA, yang berarti meminimasi dosis radiasi,salah satunya berasal dari radiasi intern a melalui saluran pemafasan. Salah satu upaya menekan bahaya radiasi intematersebut yaitu dengan memakai masker.

308