faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap
TRANSCRIPT
i
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESULITAN BELAJAR DARING
TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA
KELAS XI SMA NEGERI 3 GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Oleh :
NUR ADILA
10533 11073 16
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ســــــم اللـه الرحـمن الرحيــــم
SURAT PERNYATAAN
Mahasiswa yang bersangkutan:
Nama Mahasiswa : Nur Adila
Stambuk : 10533 1073 16
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dengan Judul : Faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring
terhadap pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI
SMA Negeri 3 Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan
Nur Adila
NIM. 10533 11073 16
Terakreditasi Instisusi
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar
Telp : 0411-860837/860132 (Fax)
Email : [email protected]
Web : www.fkip.unismuh.ac.id
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
بســــــم اللـه الرحـمن الرحيــــم
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Nur Adila
Stambuk : 10533 11073 16
Jurusan : Pendidikaan Bahasa dan Sastra Indoneisa
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Perjanjian
Nur Adila
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar
Telp : 0411-860837/860132 (Fax)
Email : [email protected]
Web : www.fkip.unismuh.ac.id
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Mulailah tempatmu berada, gunakan yang kau punya, lakukan yang kau
bisa.
Persembahan
Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah swt, karena kepada-
Nyalah kami menyembah dan kepada-Nyalah kami mohon pertolongan. Sekaligus
ungkapan terima kasihku kepada:
Ayahanda Lallo dan Ibunda Sunniati yang selalu memberikan motivasi dalam
hidupku.
Kakak (Fajri anas ) dan Adikku (Mei ariska andriani) yang selalu memberikan
inspirasi dalam hidupku.
Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan yang tak pernah lelah
mendukung, memotivasi serta memberi nasihat. Terima kasih atas semuanya.
vii
ABSTRAK
Nur Adila. 2020. Faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 6 Takalar. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Munirah
sebagai pembimbing I dan A. Syamsul Alam sebagai pembimbing II.
Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan faktor yang memengaruhi
kesulitan belajar daring terhadap pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI
SMA Negeri 3 Gowa dan mendeskripsikan upaya mengatasi faktor yang
memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap pembelajaran bahasa indonesia
siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa.Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Data
penelitian ini berupa hasil observasi secara langsung dan wawancara dengan guru
yang dilakukan secara online melalui WhatsApp yang merupakan jawaban dari
subjek mengenai deskripsi faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring
terhadap pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh atau dikumpulkan secara langsung
dari sumber datanya. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah
melalui observasi dan wawancara dengan guru yang memberikan informasi
sehubungan dengan masalah yang diteliti.
Hasil peneilitian mengenai faktor yang memengaruhi kesulitan belajar
daring terhadap pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3
Gowa yaitu hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran bahasa
indonesia melalui daring membuat peserta didik kurang aktif. Mencakup tiga
faktor yaitu dari segi jaringan internet, kuota terbatas dan kegiatan belajar
mengajar (KBM) tidak efektif. Tingkat kesulitannya, guru sulit menjelaskan
materi,Selain itu, hanya bermasa bodoh saat belajar daring, mereka pintar
beralasan kuota tidak ada, sulit untuk diskusi. Upaya mengatasi kesulitan tersebut
dengan cara menyuruh orang tuanya untuk mendidik atau memantau dengan baik
anaknya, memberi tugas yang mengutarakan pendapat.
Kata kunci : Daring dan pembelajaran bahasa indonesia.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga, penulis panjatkan kehadirat Allah Swt.
karena atas berkat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring
terhadap pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 6 Takalar”.
Salam serta shalawat senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
Saw. yang mampu membentangkan sajadah kemenangan dan meniadakan
keterpurukan umatnya dari alam kegelapan menuju alam terang benderang.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak atas segala bantuan yang diberikan
terutama kepada Dr. Munirah, M.Pd. sebagai pembimbing I dan A. Syamsul
Alam, S.Pd., M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi ini.
Selain itu, penulis ucapkan terima kasih pula kepada
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph. D sebagai Dekan FKIP Unismuh
Makassar, Dr. Munirah, M.Pd. sebagai Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP Unismuh Makassar, serta Bapak dan Ibu dosen Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unismuh Makassar yang telah
memberikan bekal ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
Sejak dalam penyusunan hingga terselesainya skripsi ini, penulis
menghadapi berbagai tantangan dan rintangan namun semangat, motivasi dan doa
serta petunjuk dari Allah Swt. berbagai kesulitan dapat diatasi dengan baik. Oleh
karena itu, melalui kesempatan yang sangat berharga ini penulis menyampaikan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua tercinta yaitu bapak
Lallo dan Ibu Sunniati yang telah membesarkan, mendidik, dan mendoakan
keberhasilan serta senantiasa mengikhlaskan segalanya untuk kesuksesan penulis.
Semuanya itu tidak mampu penulis balas selain memohon dihadapan Allah Swt.
semoga segala keikhlasan dan ketulusannya dapat bernilai ibadah disisi-Nya.
Penulis telah berusaha untuk menjadikan skripsi ini sebagai sebuah karya
yang bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan menuju
kesempurnaan. Semoga segala aktivitas kita senantiasa bernilai ibadah di sisi-
Nya. Amiiiin ……
Makassar, September 2020
Penulis
Nur adila
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENEGESAHAN ..................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .......................... 7
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 7
1. Penelitian Relevan ........................................................................... 7
2. Faktor dan Kesulitan ....................................................................... 8
3. Daring .............................................................................................. 8
4. Pembelajaran Bahasa Indonesia ...................................................... 11
xi
B. Kerangka Pikir ...................................................................................... 19
C. BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 21
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 21
B. Objek dan Subjek Penelitian ................................................................ 21
C. Data dan Sumber Data .......................................................................... 21
D. Definisi Istilah ...................................................................................... 22
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 22
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 23
D. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 23
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 23
1. Deskripsi faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring
terhadap pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA
Negeri 6 Takalar............................................................................ 30
2. Deskripsi upaya mengatasi kesulitan belajar daring terhadap
kemampuan bahasa Indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 6
Takalar .......................................................................................... 37
B. Pembahasan .......................................................................................... 40
E. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 44
A. Simpulan .............................................................................................. 44
B. Saran ..................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 47
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya virus covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang
luar biasa hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan.
Adanya virus covid-19 ini membuat proses pembelajaran menjadi berubah
dari yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Tetapi dalam keadaan
seperti ini pun guru masih tetap harus melaksanakan kewajibanya sebagai
pengajar, dimana guru harus memastikan siswa dapat memperoleh informasi
atau ilmu pengetahuan untuk diberikan kepada siswa.
Pembelajaran jarak jauh atau daring ini dimulai pada maret 2020,
dimana siswa mulai belajar dari rumahnya masing-masing tanpa perlu pergi
kesekolah. Berbicara mengenai pembelajaran jarak jauh atau daring maka
pentingnya penguasaan ilmu teknologi bagi seorang guru agar pembelajaran
jarak jauh tetap berjalan dengan efektif disaat pandemi seperti ini.
Pada saat itu, pemerintah memberlakukan kebijakan social distancing
(menjaga jarak fisik) sebagai upaya untuk menekan laju penyebaran Covid-19
di tengah masyarakat. Konsekuensi dari kebijakan ini adalah terbatasnya
ruang gerak masyarakat dalam beraktifitas, sehingga banyak yang harus
bekerja dari rumah (untuk pekerja tertentu), beribadah di rumah, dan tak
terkecuali siswa juga harus belajar dari rumah secara daring atau online. Oleh
karena itu, kebijakan pembelajaran melalui daring atau online merupakan
langkah yang dinilai tepat sebagai solusi untuk menjamin berlangsungnya
2
2
proses pendidikan (formal) bagi generasi bangsa di tengah pandemi Covid-
19, dengan melihat konteks kemajuan teknologi sebagai perspektif untuk
pemecahan masalah. Memang banyak sekali produk-produk dari kemajuan
teknologi modern yang dapat dipertimbangkan sebagai sarana untuk
pembelajaran melalui daring, seperti aplikasi yang dapat diakses melalui
platform semisal melalui grup WhatsApp, email, google classroom, atau
media lainnya. Umumnya, langkah yang dilakukan guru mulai dari
menyiapkan konten materi pelajaran yang disampaikan pada setiap pertemuan
lantas diunggah di media daring. Berikutnya siswa mempelajari materi dan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sementara guru memonitoring
pelaksanaan yang dilakukan siswa termasuk juga menjawab pertanyaan dan
memberikan umpan balik proses pembelajaran.
Permasalahan tidak hanya berhenti itu saja. Belajar daring yang
membutuhkan pengetahuan tentang teknologi dan fasilitas canggih dirasa
tidak mudah bagi beberapa orang. Selain itu, peran guru yang mengajar
sekaligus membimbing siswa di sekolah, baik dalam hal karakter maupun
moral, juga tidak terealisasi ketika siswa belajar di rumah. Hal tersebut
membutuhkan peran pihak lain dalam membimbing siswa, salah
satunya orang tua siswa itu sendiri.
Sistem pembelajaran daring merupakan implementasi dari pendidikan
jarak jauh melalui online. Sistem pembelajaran ini pun bertujuan untuk
meningkatkan pemerataan akses terhadap pembelajaran yang lebih baik dan
bermutu. Sebab, dengan sistem pembelajaran daring, akan memberikan
3
3
peluang bagi pelajar untuk dapat mengikuti suatu pelajaran tertentu.
Pembelajaran secara daring merupakan cara baru dalam proses belajar
mengajar yang memanfaatkan perangkat elektronika khususnya internet
dalam penyampaian belajar.
Dalam mengimplementasikan pembelajaran daring sebenarnya tidak
mudah diberlakukan di Indonesia. Dalam proses pelaksanaannya, banyak
keterbatasan dan permasalahan yang terjadi di lapangan. Pertama, masih
banyak guru yang mempunyai keterbatasan dari sisi akses maupun
pemanfaatan gawai yang dimiliki. Bagi guru yang melek teknologi, tentu hal
ini tidak menjadi masalah. Sebaliknya, bagi guru yang gagap teknologi tentu
hal ini menjadi masalah. Padahal pembelajaran daring memerlukan kreativitas
dalam proses pembelajaran. Artinya, guru harus pintar mengkreasikan materi
pelajaran agar mudah dipahami oleh siswa dengan memanfaatkan media
daring yang ada. Kedua, kemandirian belajar siswa di rumah tidak dapat
sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik. Keterbatasan untuk bertatap muka
langsung dengan guru membuat siswa harus mandiri dalam memahami materi
dan mengerjakan tugas yang ada. Dalam memahami dan mengerjakan tugas
tersebut, tentu proses aktivitas belajar siswa tidak semulus dan semudah yang
dibayangkan. Ketidakpahaman terhadap suatu materi mungkin saja terjadi,
apalagi jika materi yang diberikan membutuhkan penjelasan yang lebih detail
dan mendalam. Ketiga, tugas yang diberikan guru membebani siswa.
Pembelajaran daring selayaknya tidak membebani siswa dalam belajar, siswa
harusnya mempunyai kebebasan dalam aktivitas belajarnya. Tidak terbebani
4
4
dengan banyaknya tugas dan waktu penugasan yang pendek. Termasuk juga
dikejar-kejar deadline pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru.
Keempat, pembelajaran daring terkendala dengan signal internet yang tidak
stabil dan pulsa (kuota data) yang mahal. Kita tidak tahu, bahwa Indonesia
mempunyai kondisi geografis yang beragam. Keragaman kondisi letak
geografis rumah siswa yang beragam menjadi masalah terutama terkait
kestabilan signal internet.
Pada pembelajaran daring ini menjadi tantangan bagi guru. Oleh
karena itu, salah satu tantangan guru dalam pembelajaran bahasa indonesia
dengan pembelajaran daring. Pembelajaran bahasa indonesia merupakan
salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan pada pendidikan di
Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela
mata pelajaran lain dan karenanya harus berada di depan semua mata
pelajaran lain. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan manusia serta untuk menguasai ilmu dan teknologi.
Oleh karena itu, peneliti menemukan bahwa model pembelajaran
daring mengakibatkan pembelajaran bahasa indonesia cenderung lambat. Hal
tersebut dilihat dari model pembelajaran yang tidak efektif karena
kebanyakan siswa tidak memungkinkan untuk mengikuti pembelajaran secara
daring.
5
5
Berdasarkan permasalahan tersebut, akhirnya peneliti tertarik meneliti
mengenai “Faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan, yaitu
1. Apa faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa?
2. Apa upaya mengatasi kesulitan belajar daring terhadap pembelajaran
bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah
1. Mendeskripsikan faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring
terhadap pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3
Gowa.
2. Mendeskripsikan upaya mengatasi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara teoretis dan praktis oleh
pihak-pihak yang terkait. Secara rinci manfaat tersebut diuraikan sebagai
berikut.
6
6
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkann untuk
menambah wawasan atau ilmu terkait dengan pembelajaran daring dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Dapat dijadikan masukan serta umpan balik sebagai bahan
evaluasi dan pertimbangan/referensi dalam pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan.
b. Bagi Siswa
Memperkaya dan memperluas wawasan siswa dalam
memahami pembelajaran secara daring.
c. Bagi Peneliti
Dapat dibuat artikel untuk dimuat dalam jurnal.
Selanjutnya, dijadikan sebagai bahan referensi untuk para peneliti
selanjutnya berkenaan dengan penelitian ini.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada
dasarnya dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian.
Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti mengenai Faktor yang
memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap pembelajaran bahasa
indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa”, maka teori yang relevan
dengan penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
1. Penelitian yang Relevan
Nisaul Choiroh (2020) dengan judul “Efektivitas pembelajaran
berbasis daring/ E-Learning dalam pandangan siswa”. Persamaan penelitian
ini dengan peneliti Nisaul Choiroh merupakan sama-sama membahas
mengenai pembelajaran daring, sedangkan perbedaannya yaitu penelitian ini
membahas mengenai kesulitan belajar daring sedangkan peneliti Nisaul
Choiroh yaitu membahas mengenai efektivitas pembelajaran daring.
Ericha Windhiyana Pratiwi (2020) dengan judul “Dampak Covid-19
terhadap Kegiatan Pembelajaran Online di Sebuah Perguruan Tinggi Kristen
di Indonesia”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
keduanya merupakan jenis penelitan deskriptif kualitatif dan masing-masing
membahas pembelajaran daring atau online, Sedangkan perbedaannya
terdapat pada hasil dan subjek penelitian. Hasil penelitian ini
8
mendeskripsikan dampak Covid-19 terhadap kegiatan pembelajaran online
bagi mahasiswa dan dosen di Perguruan Tinggi Kristen.
Mega Ratnawati (2019) dengan judul “pemanfaatan E-Learning pada
mata pelajaran bahasa Indonesia”. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama
membahas mengenai E-Learning/daring pada mata pelajaran bahasa
Indonesia sedangkan perbedaannya yaitu peneliti Mega Ratnawati membahas
mengenai pemanfaatan E-Learning dan penelitian ini membahas mengenai
kesulitan belajar daring.
2. Faktor dan Kesulitan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), faktor dapat diartikan
sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (memengaruhi)
terjadinya sesuatu, sedangkan kesulitan dapat diartikan sebagai keadaan yang
sulit atau sesuatu yang sulit.
3. Daring
a. Pengertian daring
Menurut KBBI Kemendikbud, Daring adalah akronim dari dalam
jaringan. Artinya terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan
sebagainya.
Daring berarti berada dalam dunia maya atau dunia semu. Selain
itu, juga dapat diartikan sebagai proses pemindahan informasi dari orang
satu ke orang lain melalui jaringan internet.
b. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring
Kelebihan pembelajaran daring di antaranya:
9
a. Waktu belajar singkat
Dengan mudahnya mengakses materi pembelajaran atau
mengikuti video tatap muka, maka para pelajar memiliki waktu yang
lebih cepat untuk belajar, sehingga tidak memerlukan banyak waktu
untuk pergi ke sekolah atau kampus seperti biasa.
b. Pendidikan Indonesia lebih maju
Dengan adanya sistem belajar online setidaknya pendidikan
Indonesia lebih maju walaupun sedikit. Salah satu kemajuannya
yaitu Indonesia sudah bisa memanfaatkan teknologi yang ada dan
cara belajar Indonesia lebih bervariasi.
c. Siswa bisa mengembangkan diri
Belajar online yang tidak memakan waktu banyak dapat
membuat pelajar bisa mengembangkan diri pada hal lain, seperti
membaca, menulis atau menggambar. Dengan begitu, para pelajar
tidak hanya sekadar belajar saja atau mencari ilmu saja, tapi bisa
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.
Kekurangan pembelajaran daring di antaranya:
a. Tugas-tugas menumpuk
Meski belajar di rumah, para pelajar tidak bisa hidup tenang
karena harus menghadapi tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar.
Waktu di rumah dihabiskan untuk mengerjakan tugas-tugas
menumpuk. Para pengajar memberikan tugas agar siswa tetap
mendapat nilai dan materi pembelajaran.
10
b. Menghabiskan banyak data internet / kuota
Para siswa yang biasanya membeli paket internet sebulan sekali,
kini bisa membeli paket internet dua sampai tiga kali dalam sebulan.
Selain itu, yang memakai wi-fi juga berpengaruh karena batas
internet yang sudah ditentukan mengalami pemakaian berlebihan
ditambah kadang wi-fi bermasalah, entah dari perusahaan atau hal
lain.
c. Materi pelajaran sulit didapat
Sistem belajar online memang lebih menghemat waktu, tapi
belum tentu belajar online lebih efektif dalam penerimaan materi
pelajaran bagi para pelajar. Banyak yang mengeluhkan belajar online
hanya memberikan tugas-tugas yang menumpuk yang menambah
stres para pelajar selama di rumah. Selain itu, kondisi rumah yang
kondusif mungkin akan membuat seseorang menerima pelajaran atau
tidak.
d. Adu pendapat yang sulit
Jika di sekolah atau di kampus ada sesuatu yang sulit
dimengerti atau terjadi perbedaan pendapat mungkin akan lebih
mudah didiskusikan, namun dalam hal belajar online akan terasa
sulit karena dalam cara belajar tersebut jika ada satu yang bicara, ada
kemungkinan yang lain ikut bicara dan pengajar sulit mengontrol
situasi ketika banyak yang berbicara, dengan kata lain suara dalam
video pertemuan saling tumpang tindih. Selain itu, bagi pelajar yang
11
memiliki koneksi jaringan yaang buruk akan kesulitan mendengar
audio yang saling tumpang tindih tersebut.
4. Pembelajaran bahasa indonesia
Pembelajaran merupakan langkah merealisasikan konsep
pembelajaran dalam bentuk perbuatan. Pembelajaran merupakan suatu
proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling
berkaitan. Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan
menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya adalah
keterampilan membelajarkan dan keterampilan belajar (Mulyasa,
2007:69).
Pembelajaran menurut Suprijono (2011:13) diartikan sebagai
upaya guru mengorganisir lingkungan dan menyediakan fasilitas belajar
bagi peserta didik untuk mempelajarinya.Pelaksanaan pembelajaran adalah
suatu rangkaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan meliputi
tahap persiapan, penilaian, kesimpulan. Pembelajaran sastra Indonesia
merupakan proses pengubahan perilaku pada siswa. Pembelajaran terdiri
dari beberapa komponen yaitu guru, siswa, tujuan, metode, strategi, media,
dan evaluasi.
1. Guru
Menurut Hamalik (1994:9), guru atau tenaga kependidikan
merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan
pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,
melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan
12
pelayanan teknik dalam bidang pendidikan. Guru merupakan komponen
pembelajaran yang berperan sebagai pelaksana dan penggerak kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berlangsung dan berhasil dengan
sukses, guru harus merancang pembelajaran secara baik, dalam arti
dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
karakteristik siswa. Selain itu, guru harus merumuskan tujuan,
menetapkan materi, memilih metode, dan media, serta mengevaluasi
pembelajaan yang tepat dalam rancangan pembelajarannya.
Menurut Hermawan, dkk (2008:94), guru menempati posisi
kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif
dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai
tujuan secara optimal. Guru harus mampu menempatkan dirinya
sebagai diseminator, informator, transmitter, transformator, organizer,
fasilitator, motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses
pembelajaran siswa yang dinamis dan inovatif. Guru adalah suatu kerja
yang dihormati dari masyarakat. Guru merupakan pemandu dalam
proses belajar, mulai dari tidak memahami suatu pengetahuan sampai
memahami pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Guru juga
merupakan instruktur dan tanda arah dalam hidup kepada peserta
didik.Dapat diambil kesimpulan bahwa guru adalah seorang pengajar
suatu ilmu dan seorang pendidik professional dengan tugas utamanya
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan mengevaluasi
peserta didik.
13
2. Siswa
Menurut Hermawan, dkk (2008:94), siswa sebagai peserta didik
merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran. Keberhasilan
pencapaian tujuan banyak tergantung kepada kesiapan dan cara belajar
yang dilakukan siswa. Siswa adalah komponen utama dalam kegiatan
belajar. Siswa mempunyai potensi untuk pengembangan dengan sebuah
proses pembelajaran. Siswa adalah pelaku belajar yang berusaha secara
menggeluti pengetahuan, menemukan pengetahuan, mengumpulkan
pengetahuan, menganalisa persoalan, sedangkan guru adalah fasilitator
dan pengarah, sehingga peserta didik memasuki arah yang tepat untuk
mencari ilmu.
Menurut Hamalik (1994: 99), siswa adalah salah satu komponen
yang terpenting dalam pembelajaran disamping faktor guru, tujuan dan
metode pengajaran, siswa adalah unsur penentu dalam proses belajar
mengajar. Siswa adalah peserta didik yang mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran dan merupakan subyek utama dalam usaha
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebagai acuan
kegiatan belajar mengajar
3. Tujuan
Menurut Hermawan (2008: 94) tujuan pembelajaran merupakan
rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak pada
diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan.
Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas terhadap pemilihan
14
materi/ bahan ajar, strategi, media, dan evaluasi. Tujuan dalam
pembelajaran merupakan komponen yang paling penting yang harus
ditetapkan dalam proses pembelajaran yang mempunyai fungsi sebagai
tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Menurut Sanjaya (2008: 66)
tujuan pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus
dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasa tertentu
dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.Tujuan
pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance)
siswa yang diharapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran
yang diajarkan.
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan
bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
Menurut Tarigan (1986: 8) tujuan merupakan apa yang yang
harus dikuasai, diketahui, atau dapat dilakukan oleh peserta didik setelah
mereka selesai melakukan kegiatan belajar mengajar. Tujuan dapat
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dapat diambil kesimpulan
bahwa tujuan pembelajaran adalah proses dan hasil belajar yang
dicapaikan oleh peserta didik yang disesuaikan dengan kompetensi dasar
yangakan diajarkan
4. Materi Pelajaran
15
Menurut Sudjana (2000:25), materi pelajaran adalah inti yang
diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar, sehingga materi harus dibuat secara sistematis agar mudah
diterima oleh siswa. Materi pembelajaran merupakan pengetahuan yang
disampaikan ke peserta didik sesuai tujuan pembelajaran.
Menurut Suryosubroto (2002: 42–43) bahan atau materi ajar adalah
isi dari materi pelajaran yang diberikan kepada siswa sesuai dengan
kurikulum yang digunakan. Tanpa materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran akan tidak bisa dilakukan, karena guru tidak mungkin bisa
langsung mengajar di ruang kelas tanpa persiapan. Kualitas materi
pembelajaran dapat berpengaruh pada hasil pembelajaran dan nilai peserta
didik.Materi pembelajaran berarti materi ajar yang harus dipelajari siswa
dalam rangka mencapai kompetensi. Disimpulkan bahwa, materi pelajaran
adalah semua bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa pada
proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
5. Metode
Menurut Azhar (1993:95), metode adalah cara yang di dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Semakin baik
metode yang dipakai semakin efektif pencapaian tujuan. Sebagai tenaga
pendidik, metode pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran.
Sebagai peserta didik, bisa atau tidak bisa menguasai ilmu yang diajarkan
oleh guru, sesuai mutu metode pembelajaran. Oemar Hamalik (1994: 81)
menegaskan metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang
16
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada
saat berlangsungnya pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Jadi, metode pembelajaran adalah metode dan teknik yang
digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan
pengajaran sampai kepada siswa, sehingga siswa menguasai tujuan
pengajaran.
6. Strategi
Menurut Tarigan dkk, (1994: 4), strategi merupakan prosedur-
prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Strategi pembelajaran adalah pendekatan umum mengajar yang
berlaku dalam berbagai bidang materi dan digunakan untuk memenuhi
berbagai tujuan pembelajaran.Strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Strategi belajar mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat
kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu.Menurut Sanjaya (2008:124) strategi digunakan untuk
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu penyusunan
langkah-langkah konsep pembelajaran yang terencanakan dan digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan serta
ditetapkan secara prosedural baik oleh guru maupun sekolah sesuai dengan
tolak ukur akan pencapaian tingkat keberhasilan.
17
7. Media
Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah juga merupakan media. Media adalah teknologi
pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran, atau sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran.
Menurut Arsyad (2009: 4), media pembelajaran adalah alat yang
membawa pesan–pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud–maksud pengajaran. Pesan–pesan pengajaran yang
disampaikan guru kepada siswa harus dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, minat, dan perhatian siswa dalam belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat diambil kesimpulan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan–pesan pengajaran
dari guru kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, minat, dan perhatian siswa dalam belajar.
8. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif
keputusan. Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja
18
direncanakan untuk memperoleh informasi atau data, berdasarkan data
tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Ada tiga aspek yang
perlu diperhatikan untuk lebih memahami pengertian evaluasi, khususnya
evaluasi pengajaran, yaitu Purwanto (2010: 3-4).Kegiatan evaluasi
merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi merupakan
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan.
a. Kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang berupa
perilaku atau penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil
ulangan atau tugas-tugas pekerjaan rumah, nilai ujian akhir caturwulan,
nilai midsemester, nilai akhir semester, dan sebagainya.
b. Setiap kegiatan evaluasi tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan
pengajaran yang hendak dicapai.
Menurut Daryanto (2008:127) evaluasi merupakan suatu proses
untuk mengumpulkan informasi, mengadakan pertimbangan–
pertimbangan mengenai informasi, serta mengambil keputusan–
keputusan berdasarkan pertimbangan–pertimbangan yang telah
dilakukan. Evaluasi mempunyai tujuan untukmengetahui kemampuan
siswa, untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan siswa, untuk
mengetahui perkembangan siswa serta untuk mengukur kesuksesan guru
dalam pembelajaran. Evaluasi adalah suatu kegiatan menilai yang
dilakukan oleh guru untuk menge tahui tingkat keberhasilan siswa
dengan cara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang
telah ditetapkan.
19
B. Kerangka Pikir
Kurikulum 2013 (K13) memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran. Kurikulum 2013 (K13) tidak terlepas dan saling berkaitan
dengan mata pelajaran, khususnya bahasa Indonesia. Pada tahun 2020 ini
terjadi adanya virus corona atau covid-19 sehingga dinas pendidikan
mengusulkan pembelajaran daring. Pembelajaran daring merupakan salah
satu solusi agar siswa tetap bisa belajar seperti biasanya dalam keadaan
pandemi covid-19. Pembelajaran secara daring merupakan cara baru dalam
proses belajar mengajar yang memanfaatkan perangkat elektronika
khususnya internet dalam penyampaian belajar. Pembelajaran daring
sepenuhnya bergantung pada akses jaringan.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor yang
memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap pembelajaran bahasa
indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa”.. Untuk lebih jelasnya,
berikut skema bagan kerangka pikir.
20
Bagan Kerangka Pikir
Kurikulum 2013 (K13)
Bahasa Indonesia
Analisis
Hasil
Faktor yang memengaruhi
kesulitan belajar daring
Pembelajaran Daring Pembelajaran Tatap muka
(Luring)
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang berlandaskan filsafat post positivisme yang
digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, peneliti sebagai
instrumen kunci dan hasil penelitiannya lebih menekankan makna daripada
generalisasi (Sugiyono, 2009). Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang dilakukan untuk mendeskripsikan suatu variabel, baik satu variabel
atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya (Sugiyono, 2009).
B. Objek dan Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai subjek adalah guru
kelas XI mata pelajaran bahasa Indonesia, Ibu Nur Wahidah, S.Pd dan Ibu
Novianti Usman, S.Pd. Objek penelitian ini adalah faktor yang
memengaruhi kesulitan belajar daring.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data penelitian ini berupa hasil observasi dan wawancara dengan
guru yang merupakan jawaban dari subjek mengenai deskripsi faktor
yang memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap pembelajaran
bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa dan upaya
22
mengatasi faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh atau dikumpulkan
secara langsung dari sumber datanya. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data ialah melalui observasi dan wawancara dengan
guru yang memberikan informasi sehubungan dengan masalah yang
diteliti.
D. Definisi Istilah
1. Kesulitan adalah keadaan yang sulit atau sesuatu yang sulit.
2. Daring adalah fasilitas secara online yang digunakan guru dalam
pelaksanaan belajar mengajar.
3. Menulis cerpen adalah materi pembelajaran yang dilakukan dengan
berfokus pada unsur intrinsik dan ekstrinsik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui teknik
observasi dan teknik wawancara. Observasi merupakan salah satu cara
untuk memperoleh hasil penelitian dengan meninjau objek. Wawancara
merupakan salah satu cara untuk memperoleh data penelitian yang
dilakukan melalui proses tanya jawab dengan sumber data untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Teknik wawancara yang
dilakukan termasuk dalam teknik wawancara tidak terstruktur dan hanya
memuat inti faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap
23
menulis cerpen dan upaya mengatasi faktor yang memengaruhi kesulitan
belajar daring terhadap pembelajaran bahasa indonesia. Dalam penelitian
ini observasi dan wawancara pertama bersama guru (Ibu Nur wahidah,
S.Pd) dan wawancara kedua dilakukan pada guru bahasa Indonesia, (Ibu
Novianti Usman, S.Pd).
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010:244), analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
a. Data yang diperoleh dari proses observasi dan wawancara
dikelompokkan atau diklasifikasikan.
b. Data yang telah dikelompokkan sebelumnya, kemudian dideskripsikan
satu per satu.
c. Setelah semua data dikelompokkan dan dideskripsikan satu per satu,
barulah menarik kesimpulan.
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian serta pembahasan
yang dilakukan saat observasi dan wawancara bersama Ibu Nur Wahidah, S.Pd
dan wawancara kedua bersama seorang guru yang bernama Novianti Usman,
S.Pd.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi pada proses belajar mengajar melalui
daring terhadap pembelajaran bahasa indonesia, sebagian peserta didik tidak
mampu belajar dengan aktif. Rencana pembelajaran yang dilakukan oleh guru
pada pembelajaran melalui daring yaitu pertama, guru menanyakan kabar
peserta didik, memberi motivasi-motivasi, mengingatkan materi pekan lalu,
dan menjelaskan materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Kedua, mengabsen peserta didiknya terlebih dahulu dengan cara
membuat list absen, kemudian para peserta didik mengetik namanya sendiri
lalu mengirim kembali ke WhatsApp grupnya. Pada pembelajaran daring ini,
masing–masing mata pelajaran memiliki waktu belajar yang berbeda-beda.
Jadi, jika pembelajaran sedang berlangsung kemudian peserta didik tidak
mengabsen dirinya di list absen, maka peserta didik dinyatakan alfa apabila
waktu belajar telah selesai.
Ketiga, masuk pada materi pembelajaran. Pada saat pemberian materi,
guru mengirim materi di WhatsApp grup dalam bentuk file kemudian guru
menjelaskan dengan cara Voice Note (VN) atau rekam suara. Setelah guru
25
menjelaskan materi, para peserta didik menulis kembali apa yang telah
dijelaskan oleh gurunya dan diperiksa saat ingin memasuki ulangan akhir
semester.
Keempat, pemberian tugas. Pada saat pemberian tugas, guru memberi
arahan atau menjelaskan mengenai tugas yang akan diberikan kepada peserta
didik. Setelah peserta didik telah paham atau mengerti, barulah peserta didik
mengerjakan tugasnya dan diberi waktu sampai mata pelajaran telah selesai.
Apabila mata pelajaran telah selesai dan tidak mengirim tugas ke WhatsApp
grup, maka nilai peserta didik dinyatakan tidak masuk. Kelima, guru dan
siswa masing-masing menyimpulkan hasil pembelajaran. Setelah itu, barulah
guru menutup pembelajaran.
Pada pembelajaran bahasa indonesia melalui belajar daring tersebut
dinyatakan hanya sebagian peserta didik yang aktif. Saat pembelajaran
berlangsung ada beberapa peserta didik yang hanya menyimak, tetapi tidak
mendengar arahan gurunya dan ada juga yang mengisi list absen tetapi tidak
mengikuti proses belajar mengajar melalui belajar daring. Salah satunya yaitu
peserta didik tidak mengirim tugas. Gurunya pun menjelaskan bahwa jika
peserta didik tidak pernah mengirim tugas, maka diberi arahan untuk tetap
menulis catatan materi yang kemudian akan diperiksa saat ingin
melaksanakan ulangan akhir semester.
Berikut hasil wawancara peneliti bersama guru (Ibu Nur Wahidah,
S.Pd).
1) Peneliti : Apakah siswa menyukai pembelajaran bahasa indonesia?
26
Guru : Tidak. Cuman sebagian siswa menyukai pelajaran bahasa
indonesia, Jika diberi tugas mereka hanya mengambil hasil karya orang
lain di internet.
2) Peneliti : Dalam pembelajaran daring ini, apakah semua siswa
mengikuti proses pembelajaran.
Guru : Tidak semua siswa mengikuti belajar daring, mereka
sering mengeluh dengan beralasan kuotanya tidak ada.
3) Peneliti : Apa faktor kesulitan belajar daring?
Guru : Kalau bagi saya, faktornya yaitu siswa sering mengeluh
kuota tidak ada, dapat berdampak pada siswa karena siswa yang tidak
mengikuti belajar daring nilainya akan menurun. Kesulitannya yaitu susah
untuk dipantau satu persatu.susah untuk diskusi dengan baik.tidak bisa di
kenal maksimal belajarnya. Jika diberi pertanyaan, siswa tidak spontan
langsung menjawab. Beda dengan pada saat belajar tatap muka, mereka
langsung spontan menjawab jika ditanya.
4) Peneliti : Apa kesulitan ibu saat mengajar bahasa indonesia melalui
belajar daring?
Guru : Kesulitan saya saat mengajar bahasa indonesia, kan
sekarang belajarnya bukan tatap muka, jadi saya sulit mengetahui
kefokusan siswa dan saat saya menjelaskan dengan panjang lebar, saya
tidak tau apakah mereka sudah paham atau tidak. Kemudian, saat di
arahkan untuk menulis materi, hanya sebagian yang menulis.
27
5) Peneliti : Bagaimana pemberian tugasnya?
Guru : Kalau pemberian tugasnya, saya suruh cari di internet
pengertian cerpen, unsur-unsur cerpen dan struktur cerpen, kemudian saya
suruh menulis cerpen dengan satu tema yang membuat mereka tertarik
untuk menulis. Kemudian saya menyuruh membacakan cerpen dengan
cara memvideokan dirinya.
6) Peneliti : Apakah dengan cara seperti ini siswa bisa lebih aktif?
Guru : Siswa sulit untuk aktif dalam pembelajaran daring seperti
ini, karena mereka lebih mementingkan kehidupan apa yang ingin meraka
lakukan. Mereka seringkali diancam agar bisa mengikuti belajar daring.
Mereka diancam dengan cara ditakut-takuti untuk tidak naik kelas jika
tidak mengumpulkan tugas atau catatan.
7) Peneliti : Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut?
Guru : Cara mengatasi siswa yang malas mengikuti belajar daring
yaitu dengan cara, pada saat tanya jawab saya undang secara bergilirian,
lima orang satu video call di WhatsAapp. Selain itu, saya menyuruh
masing-masing orang tuanya untuk memantau dengan baik, karena anak
SMA zaman sekarang sudah tidak memperdulikan sekolahnya.
Berikut hasil wawancara kedua, peneliti bersama guru (Ibu Novianti
Usman, S.Pd).
1) Peneliti : Apa faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring?
28
Guru : ada tiga faktor yang memengaruhi kesulitan belajar
daring, yaitu jaringan 25%, kuota internet terbatas 40%
dan KBM tidak efektif 35%.
2) Peneliti : Selama belajar daring ini, berapa jam waktu belajar
mengajar?
Guru : hanya satu jam.
3) Peneliti : Apa kesulitan ibu saat mengajar bahasa indonesia
melalui belajar daring?
Guru : Ada banyak kesulitan, pertama cara menjelaskan materi
susah, sebagian siswa tidak mengikuti arahan saya,
kemudian setelah saya menjelaskan lalu saya
mengevaluasi siswa, belum paham dan hanya meng-
iyakan, dan saat diberi tugas mereka hanya men-copy
paste tugas temannya.
4) Peneliti : Apakah siswa menyukai pelajaran menulis cerpen
melalui daring?
Guru : Sebagian siswa minat menulis cerpen masih kurang,
karena pertama, menyita waktu dan kedua benar-benar
dari pikiran. Sedangkan siswa sering mengeluh dan
cepat bosan belajar, apalagi saat belajar daring ini.
5) Peneliti : Bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar daring
terhadap pembelajaran bahasa indonesia?
29
Guru : Cara mengatasi kesulitan tersebut, dengan cara
memberikan motivasi dan arahan yang positif,
mengarahkan mencari materi di google lalu ditulis d
buku kemudian dikirim melalui WhatsApp pribadi.
6) Peneliti : Bagaimana cara pemberian tugasnya?
Guru : Memberi tugas dengan cara memaparkan atau menjelaskan
dengan pendapat sendiri agar menghindari copy paste.
7) Peneliti : Apakah ada cara lain untuk pemberian tugasnya agar
siswa lebih aktif?
Guru : Memberi tugas menulis cerpen melalui pengalaman
yang pernah mereka alami, kemudian mengirim di
beranda facebook lalu menandai facebook saya.
30
1. Faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3
Gowa
Hasil wawancara bersama ibu Nur Wahidah, S.Pd, yaitu:
1) Peneliti : Apakah siswa menyukai pembelajaran
bahasa indonesia?
Guru : Tidak. Cuman sebagian siswa menyukai pelajaran
bahasa Indonesia, contohnya pada materi cerpen, Jika diberi
tugas menulis cerpen, mereka hanya mengambil hasil karya
orang lain di internet.
Pada pembelajaran cerpen, hanya sebagian peserta didik
yang menyukai karena dalam pembelajaran menulis cerpen
peserta didik menilai kurang menarik untuk dipelajari.
Begitupun dengan pemberian tugas menulis cerpen, mereka
hanya menulis hasil karya orang lain di internet. Padahal
pembelajaran menulis cerpen ini jika dipahami dengan baik,
maka penulisan akan dianggap mudah.
2) Peneliti : Dalam pembelajaran daring ini, apakah
semua siswa mengikuti proses pembelajaran.
Guru : Tidak semua siswa mengikuti belajar daring,
mereka sering mengeluh dengan beralasan kuotanya tidak
ada..
31
Dapat di lihat pada lingkungan sekitar kita, mereka
mengeluh dengan alas an kuota tidak ada. kebanyakan anak
yang hanya bersantai-santai tanpa memikirkan sekolahnya.
Apalagi dalam keadaan seperti ini yang hanya belajar dalam
bentuk daring, guru sulit memantau peserta didik. Jadi, peserta
didik yang betul-betul fokus mengikuti belajar daring,
merekalah yang memang aktif di sekolahnya saat belajar tatap
muka.
3) Peneliti : Apa faktor kesulitan belajar daring?
Guru : Kalau bagi saya, faktornya yaitu siswa sering
mengeluh kuota tidak ada, dapat berdampak pada siswa
karena siswa yang tidak mengikuti belajar daring nilainya
akan menurun. Kesulitannya yaitu susah untuk dipantau
satu persatu.susah untuk diskusi dengan baik.tidak bisa di
kenal maksimal belajarnya. Jika diberi pertanyaan, siswa
tidak spontan langsung menjawab. Beda dengan pada saat
belajar tatap muka, mereka langsung spontan menjawab
jika ditanya.
Belajar daring tidak seefektif dengan belajar tatap muka,
karena guru sulit mengetahui sampai diamana tingkat
pemahaman peserta didik, sulit untuk dipantau satu persatu.
Belajar daring ini pun akan berbahaya pada nilai peserta didik
yang tidak mengikuti belajar daring.
32
4) Peneliti : Apa kesulitan ibu saat mengajar bahasa
Indonesia melalui belajar daring?
Guru : Kesulitan saya saat mengajar bahasa indonesia,
kan sekarang belajarnya bukan tatap muka, jadi saya sulit
mengetahui kefokusan siswa dan saat saya menjelaskan
dengan panjang lebar, saya tidak tau apakah mereka sudah
paham atau tidak. Kemudian, saat di arahkan untuk menulis
materi, hanya sebagian yang menulis.
Pada pembelajaran daring terhadap pembelajaran bahasa
indonesia ini mengakibatkan guru sulit mengetahui sampai
dimana tingkat pemahaman peserta didik dan sulit untuk di
evaluasi. Sulit untuk diarahkan menulis tugas maupun catatan.
5) Peneliti : Apakah dengan cara seperti ini siswa bisa
lebih aktif?
Guru : Siswa sulit untuk aktif dalam pembelajaran
daring seperti ini, karena mereka lebih mementingkan
kehidupan apa yang ingin meraka lakukan. Mereka
seringkali diancam agar bisa mengikuti belajar daring.
Mereka diancam dengan cara ditakut-takuti untuk tidak
naik kelas jika tidak mengumpulkan tugas atau catatan.
Keadaan sekarang ini yaitu zamannya belajar daring,
peserta didik sulit untuk belajar lebih aktif dalam pembelajaran
daring. Belajar tatap muka di sekolah seringkali tidak masuk
33
kelas, apalagi zaman sekarang yang hanya belajar daring yang
tidak bisa dipantau dengan baik oleh gurunya. Diancam dengan
cara ditakut-takuti untuk tidak naik kelas jika, tidak
mengumpul tugas atau catatan adalah cara yang tidak asing
didengar.
6) Peneliti : Bagaimana cara mengatasi kesulitan
tersebut?
Guru : cara mengatasi siswa yang malas mengikuti
belajar daring yaitu satu-satunya cara, saya menyuruh
masing-masing orang tua siswa yang malas mengikuti
belajar daring untuk memantau dengan baik, karena anak
SMA zaman sekarang sudah tidak memperdulikan
sekolahnya.
Cara mengatasi siswa yang malas mengikuti belajar daring
yaitu satu-satunya cara dengan mengarahkan orang tuanya
lebih tegas dalam mendidik anaknya, karena guru zaman
sekarang tidak bisa memantau peserta didiknya dengan baik.
Sekarang hanya didikan orang tua yang paling penting. Jadi,
peran orang tua sekarang bernilai 50% dan peran guru juga
bernilai 50%.
Adapun hasil wawancara bersama ibu Novianti Usman
S.Pd. mengenai faktor yang memengaruhi kesulitan belajar
34
daring, yaitu pembelajaran menulis cerpen pada saat belajar
daring kurang efektif.
1) Peneliti : Apa faktor yang memengaruhi kesulitan
belajar daring?
Guru : ada tiga faktor yang memengaruhi kesulitan belajar
daring yaitu jaringan25%, kuota internet terbatas 40% dan
KBM tidak efektif 35%.
Beberapa faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring yaitu,
dari segi jaringan internet 25%, kuota internet terbatas 40 %, dan
kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak efektif 35%. Para peserta
didik tidak semua memiliki gawai, peneliti menanggapi bahwa
peserta didik yang tidak memiliki gawai dia bisa memimjam ke
keluarga atau meminjam ke tetangganya. Begitu pun dengan
jaringan yang sering tidak mendukung atau jaringan jelek.
Kemudian dengan kuota internet terbatas, orang tua peserta didik
yang berpenghasilan rendah sulit untuk membelikan anaknya.
2) Peneliti : Selama belajar daring ini, berapa jam waktu
belajar mengajar?
Guru : hanya satu jam.
Daring tentu tidak seefektif pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi
karena beberapa faktor. Misalnya pengurangan jam mengajar.
Guru-guru yang biasanya mengajar empat jam di sekolah, terpaksa
hanya mengajar selama satu jam. Sedangkan dalam pembelajaran
35
bahasa indonesia jika hanya menggunakan waktu selama satu jam
tersebut kurang efisien.
3) Peneliti : Apa kesulitan ibu saat mengajar materi
cerpen melalui belajar daring?
Guru : Ada banyak kesulitan, pertama cara
menjelaskan materi susah, sebagian siswa tidak mengikuti
arahan saya, kemudian setelah saya menjelaskan lalu saya
mengevaluasi, siswa belum paham dan hanya meng-iyakan,
dan saat diberi tugas mereka hanya men-copy paste tugas
temannya.
Pada pembelajaran bahasa indonesia melalui belajar daring, guru
sulit menjelaskan materi, karena dari banyaknya peserta didik
hanya sebagian yang bisa fokus memperhatikan arahan gurunya.
Selain itu, belum lagi ada peserta didik yang membuat alasan yang
mengada-ada. Artinya, banyak juga peserta didik yang
mengatasnamakan jaringan jelek lalu mengurung niatnya
mengikuti kegiatan pembelajaran online. Hal ini sangat mungkin
terjadi. Karena tidak mungkin guru-guru maupun kepala sekolah
bisa memantau peserta didiknya satu persatu secara langsung
keberadaan mereka di rumah.
Pada saat guru menjelaskan, kemudian guru kembalikan
kepada peserta didik, apakah peserta didik sudah mengerti atau
tidak, Jawaban peserta didik yaitu hanya dua, sudah paham ibu
36
atau sudah mengerti ibu. Kemudian, saat guru kembali
mengevaluasi peserta didik hasilnya hanya sebagian yang paham.
Kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajar bahasa indonesia
adalah ketika mengajar guru terlalu cepat menyampaikan materi,
sehingga peserta didik yang berkemampuan rendah kesulitan dalam
memahami materi. Guru cenderung menuntut peserta didik agar
mencapai semua kompetensi dengan cepat, akibatnya bagi peserta
didik yang belum menguasai pelajaran secara keseluruhan akan
kesulitan dalam mengikutinya. Hal inilah yang merupakan faktor
yang memengaruhi kesulitan belajar daring terdahap pembelajaran
bahasa indonesia.
4) Peneliti : Apakah siswa menyukai pelajaran bahasa
indonesia melalui daring?
Guru : Sebagian siswa minat bahasa indonesia
masih kurang, karena pertama, menyita waktu dan kedua
benar-benar dari pikiran. Sedangkan siswa sering mengeluh
dan cepat bosan belajar, apalagi saat belajar daring ini.
Selain itu, faktor kurangnya minat peserta didik belajar bahasa
indonesia. Karena dalam bahasa indonesia memerlukan waktu
dan pikiran, Sedangkan peserta didik sering mengeluh dan
bosan saat pembelajaran berlangsung. Apalagi saat keadaan
seperti ini, hanya belajar daring. Peserta didik hanya bermasa
bodoh saat belajar daring. Contohnya, saat diberi tugas oleh
37
gurunya, peserta didik hanya men-corpy paste tugas temannya
yang dikirim pada grup WhatsApp.
2. Deskripsi upaya mengatasi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 3
Gowa
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dan guru (Ibu Nur
wahidah, S.Pd) dapat dilihat,
7) Peneliti : Bagaimana cara mengatasi kesulitan
tersebut?
Guru : Cara mengatasi siswa yang malas
mengikuti belajar daring yaitu dengan cara, pada saat tanya
jawab saya undang secara bergilirian, lima orang dalam
satu kali video call di WhatsAapp. Selain itu, saya
menyuruh masing-masing orang tuanya untuk memantau
dengan baik, karena anak SMA zaman sekarang sudah tidak
memperdulikan sekolahnya.
Cara mengatasi siswa yang malas mengikuti belajar daring
yaitu pada saat tanya jawab saya undang secara bergilirian,
lima orang dalam satu kali video call di WhatsAapp. Selain itu,
dengan cara mengarahkan orang tuanya lebih tegas dalam
mendidik anaknya, karena guru zaman sekarang tidak bisa
terlalu memantau peserta didiknya dengan baik. Sekarang
38
hanya didikan orang tua yang paling penting. Jadi, peran orang
tua sekarang bernilai 50% dan peran guru juga bernilai 50%.
Hasil wawancara peneliti bersama guru (Ibu Novianti
Usman, S.Pd). Berdasarkan faktor yang memengaruhi kesulitan
belajar daring terhadap pembelajaran bahasa indonesia tersebut,
maka cara guru untuk mengatasi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran menulis cerpen, yaitu pada pertanyaan selanjutnya.
5) Peneliti : Bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar
daring terhadap bahasa indonesia?
Guru : Cara mengatasi kesulitan tersebut, dengan
cara memberikan motivasi dan arahan yang positif,
mengarahkan mencari materi di google lalu ditulis d buku
kemudian dikirim melalui WhatsApp pribadi.
Cara guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, yaitu
dengan memberikan motivasi-motivasi dan memberikan arahan
dengan baik agar peserta didik tidak bosan dan tidak sering lagi
mengeluh dalam pembelajaran daring tersebut. Selain itu, ada
beberapa cara untuk mengatasi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran bahasa indonesia yaitu pada saat materi cerpen
berlangsung, guru memberi arahan untuk mencari materi di internet
kemudian ditulis kedalam buku lalu mengirim kembali hasil tulisan
kepada gurunya melalui WhatsApp pribadi, buka melalui
WhatsApp grup.
39
6) Peneliti : Bagaimana cara pemberian tugasnya?
Guru : Memberi tugas dengan cara memaparkan atau
menjelaskan dengan pendapat sendiri agar menghindari
copy paste.
Begitupula saat diberi tugas, guru memberi arahan untuk tugas
mengutarakan atau menjelaskan dengan pendapatnya sendiri,
karena jika soal seperti ini sudah yakin peserta didik tidak akan
men-copy paste tugas temannya.
7) Peneliti : Apakah ada cara lain untuk pemberian
tugasnya agar siswa lebih aktif?
Guru : Memberi tugas menulis cerpen melalui
pengalaman yang pernah mereka alami, kemudian mengirim
di beranda facebook lalu menandai facebook saya. Cara lain
untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan cara memberi tugas
menulis cerpen melalui pengalaman yang pernah mereka
alami, kemudian mengirim di beranda facebook lalu menandai
facebook gurunya. Karena zaman sekarang peserta didik lebih
sering aktif di facebook. Hal seperti ini merupakan salah satu
cara untuk peserta didik lebih aktif.
40
B. Pembahasan
Hasil dari analisis observasi dan wawancara yang dilaksanakan di
SMA Negeri 3 Gowa. Setelah ditelaah, peneliti telah menemukan beberapa
kesulitan mengenai faktor yang memengaruhi kesuliatan belajar daring
terhadap pembelajaran bahasa indonesia. Hal tersebut senada dengan rumusan
masalah penelitian, yaitu “Apa faktor yang memengaruhi kesulitan belajar
daring terhadap pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3
Gowa?” dan “Apa upaya mengatasi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa?”. Pada
rumusan masalah tersebut juga sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu
“Mendeskripsikan faktor yang memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa” dan
“Mendeskripsikan upaya mengatasi kesulitan belajar daring terhadap
pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa”.
Berdasarkan observasi, rencana pembelajaran dalam belajar daring
tersebut, yaitu pertama, guru menanyakan kabar peserta didik, memberi
motivasi-motivasi, mengingatkan materi pekan lalu, dan menjelaskan materi
yang akan dipelajari selanjutnya. Kedua, mengabsen peserta didiknya terlebih
dahulu dengan cara membuat list absen, kemudian para peserta didik
mengetik namanya sendiri lalu mengirim kembali ke WhatsApp grupnya.
Ketiga, masuk pada materi pembelajaran. Pada saat pemberian materi, guru
mengirim materi di WhatsApp grup dalam bentuk file kemudian guru
menjelaskan dengan cara Voice Note (VN) atau rekam suara. Keempat,
41
pemberian tugas. Pada saat pemberian tugas, guru memberi arahan atau
menjelaskan mengenai tugas yang akan diberikan kepada peserta didik.
Peneliti telah menelaah faktor yang memengaruhi kesulitan belajar
daring terhadap bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 3 Gowa,
menyebabkan para peserta didik kurang aktif. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI), Daring adalah akronim dari dalam jaringan. Artinya
terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Pembelajaran
daring ini masih sulit dilaksanakan oleh para guru, karena para peserta didik
sangat bermasa bodoh saat belajar daring ini berlangsung. Contohnya saja
pada pembelajaran bahasa indonesia, guru sulit mencari cara untuk bisa
menjelaskan materi agar para peserta didik dapat mengerti dengan baik dan
lebih fokus memperhatikan arahan gurunya. Begitu pun dengan terbatasnya
kuota internet dan tidak setiap peserta didik memiliki gawai. Hal tersebut
peserta didik juga sulit mengikuti pembelajaran daring. Kesulitan dapat
dijelaskan bahwa, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kesulitan
dapat diartikan sebagai keadaan yang sulit atau sesuatu yang sulit.
Pada pembelajaran bahasa indonesia melalui belajar daring ini, para
peserta didik lebih mengedepankan egonya untuk tidak mengikuti belajar
daring, karena dalam pembelajaran bahasa indonesia juga memerlukan waktu
dan pikiran agar bisa mendapatkan karya yang baik dan elok untuk dibaca.
Belajar mengajar dengan cara bertatap muka biasanya peserta didik
sering bulus, apalagi saat keadaan seperti ini yang hanya proses belajar
mengajar melalui belajar daring. Guru pun susah mengontrol satu persatu
42
peserta didiknya. Oleh karena itu, saat keadaan seperti ini peran orang tua
lebih penting untuk memperhatikan dan mendidik anak-anaknya. Saat
pengumpulan tugaspun hanya sebagian peserta didik yang mengumpul.
Meskipun gurunya memberi berbagai cara untuk peserta didik lebih aktif,
hanya beberapa saja peserta didik yang ingin mendengar arahan gurunya.
Bahkan gurunya pun memberi keringanan bagi peserta didik yang malas
mengirim tugas untuk tetap menulis catatan yang akan dikumpul saat ingin
ualangan semester. Pembelajaran daring merupakan salah satu cara untuk
terlaksananya kegiatan proses belajar mengajar, walaupun pembelajaran
daring sampai sekarang masih kurang efektif dilaksanakan.
Hasil penelitian ini berkaitan dengan penelitian yang diteliti oleh
Nisaul Choiroh (2020) dengan judul “Efektivitas pembelajaran berbasis
daring/ E-Learning dalam pandangan siswa”. Persamaan penelitian ini dengan
peneliti Nisaul Choiroh merupakan sama-sama membahas mengenai
pembelajaran daring, sedangkan perbedaannya yaitu penelitian ini membahas
mengenai kesulitan belajar daring sedangkan peneliti Nisaul Choiroh yaitu
membahas mengenai efektivitas pembelajaran daring. Peneliti kedua, yaitu
Ericha Windhiyana Pratiwi (2020) dengan judul “Dampak Covid-19 terhadap
Kegiatan Pembelajaran Online Di Sebuah Perguruan Tinggi Kristen Di
Indonesia”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
keduanya merupakan jenis penelitan deskriptif kualitatif dan masing-masing
43
membahas pembelajaran daring atau online, Sedangkan perbedaannya
terdapat pada hasil dan subjek penelitian. Hasil penelitian ini
mendeskripsikan dampak Covid-19 terhadap kegiatan pembelajaran online
bagi mahasiswa dan dosen di Perguruan Tinggi Kristen.
44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa,
hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran bahasa
indonesia daring membuat peserta didik kurang aktif. Pada pembelajaran
daring ini, rencana pembelajarannya yaitu (1) guru memberi motivasi,
mengingatkan materi pekan lalu dan menjelaskan materi yang akan dipelajari
selanjutnya, (2) mengabsen peserta didik dengan cara memberi list absen di
WhatsApp grup, (3) menjelaskan materi dengan cara Voice Note (VN) atau
rekam suara, dan (4) pemberian tugas yang jelaskan melalui Voice Note (VN)
atau rekam suara.
Kemudian hasil wawancara kedua guru mengenai faktor yang
memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap pembelajaran bahasa
indonesia yaitu (1) hanya sebagian peserta didik yang menyukai pembelajaran
bahasa indonesia, guru sulit menjelaskan materi mengenai materi cerpen dan
peserta didik juga sulit menerima materi yang dijelaskan melalui
pembelajaran daring. (2) Saat pemberian tugas, peserta didik hanya men-copy
paste tugas temannya, karena tugasnya dikirim melalui WhatsApp grup. (3)
faktornya dapat berdampak pada siswa, karena siswa yang tidak mengikuti
belajar daring nilainya akan menurun. Kesulitannya yaitu susah untuk
dipantau satu persatu. hanya sebagian peserta didik yang benar-benar fokus
mengikuti pembelajaran bahasa indonesia melalui belajar daring. (4)
45
Perbedaan saat belajar tatap muka, guru-guru biasanya mengajar empat jam
sedangkan saat belajar daring waktunya dibatasi hanya satu jam. (5) peserta
didik sulit untuk aktif dalam pembelajaran daring seperti ini, karena mereka
lebih mementingkan kehidupan apa yang ingin meraka lakukan. (6) sekarang
belajarnya bukan tatap muka, jadi guru sulit mengetahui kefokusan peserta
didik dan saat guru menjelaskan dengan panjang lebar, guru tidak tau apakah
mereka sudah paham atau tidak
Oleh karena itu, kesulitan-kesulitan tersebut guru dapat mengatasi
dengan cara mengarahkan orang tuanya lebih tegas dalam mendidik anaknya,
karena guru zaman sekarang tidak bisa terlalu memantau peserta didiknya
dengan baik. Sekarang hanya didikan orang tua yang paling penting. cara
mengarahkan peserta didik untuk mencari materi di internet kemudian ditulis
ke dalam buku lalu dikirim melalui WhatsApp pribadi, dikirim melalui
WhatsApp pribadi karena untuk menghindari copy paste dengan temannya
sendiri. Selain itu, memberikan tugas dengan cara mengutarakan atau
menjelaskan melalui pendapatnya sendiri kemudian dikirim melalui
WhatsApp pribadi dan memberi tugas menulis cerpen dengan cara mengirim
diberanda facebook lalu menandai gurunya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara mengenai faktor
yang memengaruhi kesulitan belajar daring terhadap pembelajaran menulis
cerpen, maka saran dari penelitian sebagai berikut :
46
1. Bagi guru, peneliti berharap untuk lebih tegas dalam menghadapi peserta
didik agar bisa lebih aktif.
2. Peneliti berharap ada peneliti lanjutan yang lebih spesifik menelaah belajar
daring dengan materi pembelajaran yang berbeda.
3. Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta Rajawali Pers.
Azhar, L.M.1993. Proses Belajar Mengajar Pola CBSA. Surabaya: Usaha
Nasional.
Azhar, Azmi. 2015. Pengertian Cerpen, Ciri-ciri Cerpen, Struktur Cerpen, Unsur
Intrinsik Cerpen, dan Unsur Ekstrinsik Cerpen. (Online).
http://gopengertian.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-ciri
struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik.html. (Kamis, 02 Januari 2020).
Azis, Siti Aida. 2012. Apresiasi dan Kajian Prosa Fiksi. Surabaya: Bintang
Surabaya.
Choiroh, Nisaul. 2020. Efektifitas pembelajaran berbasis daring/E-Learning
dalam pandangan siswa. (Online). https://iain-
surakarta.ac.id/%EF%BB%BFefektifitas-pembelajaran-berbasis-daring-
e-learning-dalam-pandangan-siswa/. (senin, 10 Agustus 2020).
Dalman. 2013. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
Depdiknas. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Gerlach, V.G. dan Ely, D.P.1971. Teaching and Media. Englewod Coliffs :
Prenice Hall, Inc.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Hermawan, A.H dkk. 2008. Pengembangkan Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Krismarsanti, Ermina. 2009. Karangan Fiksi dan Nonfiksi. Surabaya: JePe Press
Media Utama.
Mulyasa. 2007. Kurikuluam Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Pratiwi, Ericha Windhiyana. 2020. Dampak cocid-19 terhadap Kegiatan
Pembelajaran Online Di Sebuah Perguruan Tinggi Kristen Di Indonesia.
Jurnal . Surakarta: Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwanto, D.M. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ratnawati Mega.2019. Pemanfaatan E-Learning Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Jurnal. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,
Indonesia
Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Beriontasi Standar Proses Pendidikan.
Sketsa Aksara Latitya.
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Reneka
Cipta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampailan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Zainurrahman. 2013. Menulis:Dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
MELALUI BELAJAR DARING
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : XI/GANJIL
Materi Pembelajaran : Menulis Cerpen
Hari/Tanggal : Senin, 03/Agustus/2020
Beri tanda ceklis (√) pada nilai sesuai pengamatan anda!
Keterangan :
1 = Kurang
2= Cukup
3= Baik
4= Sangat Baik
No. Kegiatan 1 2 3 4 JS
1. Membuka pelajaran √ 3
2. Memberikan Motivasi √ 4
3. Merefleksi materi yang telah berlalu √ 3
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ 4
5. Menyampaikan materi pembelajaran √ 3
6. Membimbing siswa menyelesaikan tugas √ 3
7. Menyampaikan kepada siswa untuk
membacakan kembali hasil tulisannya
√ 4
8. Menyampaikan kepada siswa untuk mengamati
tugas temannya, lalu diperiksa
√ 3
9. Menyampaikan kepada siswa agar
bertanya/menanggapi
√ 4
10. Memberikan penguatan kepada siswa
√ 3
11. Menyimpulkan hasil pembelajaran √ 3
12. Menutup pembelajaran √ 4
Jumlah skor 41
Gowa, 01 Agustus 2020
Peneliti
Nur Adila
Lampiran 2
KORPUS DATA I
Wawancara bersama guru (Ibu Nur wahida, S.Pd)
Peneliti Guru kode
Apakah siswa menyukai
pembelajaran bahasa
indonesia?
Tidak. Cuman sebagian
siswa menyukai materi
cerpen, Jika diberi tugas
bahasa indonesia, mereka
hanya mengambil hasil karya
orang lain di internet.
(1)
Dalam pembelajaran daring ini,
apakah semua siswa mengikuti
proses pembelajaran?
Tidak semua siswa
mengikuti belajar daring,
mereka sering mengeluh
dengan beralasan kuotanya
tidak ada.
(2)
Apa faktor kesulitan belajar?
daring?
Kalau bagi saya, faktornya
yaitu siswa sering mengeluh
kuota tidak ada, dapat
berdampak pada siswa
karena siswa yang tidak
mengikuti belajar daring
nilainya akan menurun.
Kesulitannya yaitu susah
untuk dipantau satu
persatu.susah untuk diskusi
dengan baik.tidak bisa di
(3)
kenal maksimal belajarnya.
Jika diberi pertanyaan, siswa
tidak spontan langsung
menjawab. Beda dengan
pada saat belajar tatap muka,
mereka langsung spontan
menjawab jika ditanya..
Apa kesulitan ibu saat
mengajar materi cerpen
melalui belajar daring?
Kesulitan saya saat mengajar
materi cerpen, kan sekarang
belajarnya bukan tatap muka,
jadi saya sulit mengetahui
kefokusan siswa dan saat
saya menjelaskan dengan
panjang lebar, saya tidak tau
apakah mereka sudah paham
atau tidak. Kemudian, saat di
arahkan untuk menulis
materi, hanya sebagian yang
menulis.
(4)
Bagaimana pemberian
tugasnya?
Kalau pemberian tugasnya,
saya suruh cari di internet
pengertian cerpen, unsur-
unsur cerpen dan struktur
cerpen, kemudian saya suruh
menulis cerpen dengan satu
tema yang membuat mereka
tertarik untuk menulis.
Kemudian saya menyuruh
membacakan cerpen dengan
cara memvideokan dirinya.
(5)
Apakah dengan cara seperti ini
siswa bisa lebih aktif?
Siswa sulit untuk aktif dalam
pembelajaran daring seperti
ini, karena mereka lebih
mementingkan kehidupan
apa yang ingin meraka
lakukan. Mereka seringkali
diancam agar bisa mengikuti
belajar daring. Mereka
diancam dengan cara ditakut-
takuti untuk tidak naik kelas
jika tidak mengumpulkan
tugas atau catatan.
(6)
Bagaimana cara mengatasi
kesulitan tersebut?
Cara mengatasi siswa yang
malas mengikuti belajar
daring yaitu dengan cara,
pada saat tanya jawab saya
undang secara bergilirian,
lima orang dalam satu kali
video call di WhatsAapp.
Selain itu, saya menyuruh
masing-masing orang tuanya
untuk memantau dengan
baik, karena anak SMA
zaman sekarang sudah tidak
memperdulikan sekolahnya.
(7)
Lampiran 3
KORPUS DATA II
Wawancara bersama guru (Ibu Novianti Usman, S.Pd)
Peneliti Guru kode
Apa faktor yang memengaruhi
kesulitan belajar daring?
Ada tiga faktor yang memengaruhi
kesulitan belajar daring, yaitu
jaringan 25%, kuota internet terbatas
40% dan KBM tidak efektif 35%.
(1)
Selama belajar daring ini,
berapa jam waktu belajar
mengajar?
hanya satu jam. (2)
Apa kesulitan ibu saat mengajar
materi bahasa indonesia melalui
belajar daring?
Ada banyak kesulitan, pertama cara
menjelaskan materi susah, sebagian
siswa tidak mengikuti arahan saya,
kemudian setelah saya menjelaskan
lalu saya mengevaluasi, siswa belum
paham dan hanya meng-iyakan, dan
saat diberi tugas mereka hanya men-
copy paste tugas temannya.
(3)
Apakah siswa menyukai
pelajaran bahasa indonesia
melalui daring?
Sebagian siswa minat belajar bahasa
indonesia masih kurang, karena
pertama, menyita waktu dan kedua
benar-benar dari pikiran. Sedangkan
siswa sering mengeluh dan cepat
bosan belajar, apalagi saat belajar
daring ini.
(4)
Bagaimana cara mengatasi
kesulitan belajar daring
Cara mengatasi kesulitan tersebut,
dengan cara memberikan motivasi
(5)
terhadap pembelajaran bahasa
indonesia?
dan arahan yang positif,
mengarahkan mencari materi di
google lalu ditulis d buku kemudian
dikirim melalui WhatsApp pribadi.
Bagaimana cara pemberian
tugasnya?
Memberi tugas dengan cara
memaparkan atau menjelaskan
dengan pendapat sendiri agar
menghindari copy paste.
(6)
Apakah ada cara lain untuk
pemberian tugasnya agar siswa
lebih aktif?
Memberi tugas menulis cerpen
melalui pengalaman yang pernah
mereka alami, kemudian mengirim
di beranda facebook lalu menandai
facebook saya.
(7)
Lampiran 4
DOKUMENTASI PADA SAAT WAWANCARA DAN
OBSERVASI BERSAMA GURU (Ibu Nur Wahidah, S.Pd)
Lampiran 5
HASIL PERCAKAPAN ANTARA PENELITI DAN
GURU (Novianti Usman, S.Pd) SMA NEGERI 3
GOWA
60
lxiii
RIWAYAT HIDUP
Nur Adila, Lahir di Sela pada tanggal 24 Agustus 1998 tepatnya
di Kel.Kalase’rena, Kec.Bontonompo, Kab.Gowa. Anak kedua
dari tiga bersaudara pasangan dari ayahanda Lallo dan ibunda
Sunniati. Saudara Peneliti yang pertama bernama Fajri Anas (LK)
dan saudara yang terakhir bernama Mei Ariska Andriani (PR).
Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah dasar (SD) di SDN Kalase’rena,
Kec.Bontonompo, Kab.Gowa Pada tahun 2010. Pada tahun itu juga peneliti
melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Polongbangkeng
Utara, Kelurahan Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten
Takalar, tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah
atas di SMA Negeri 3 Gowa, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo,
Kabupaten Gowa dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama peneliti
melanjutkan perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (S1).