fakultas ekonomi - digilib.uns.ac.id/kegiatan...kegiatan promosi internasional pada hotel best...
TRANSCRIPT
KEGIATAN PROMOSI INTERNASIONAL PADA HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO
Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : Diana Toriq Abdat
F3107018
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010 MOTTO
Jangan tunda sampai besuk apa yang bisa engkau kerjakan hari ini.
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.
Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik
terhadap diri sendiri. ( Benyamin Franklin )
Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan – kesalahan, tetapi
jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi
kesalahan lagi.
Jangan Berfikir dirimu miskin, hanya karena mimpimu tadi tidak terpenuhi.
Miskin adalah seorang yang dia tidak memiliki impian.
PERSEMBAHAN
Karya ini Penulis persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang memberikan rahmat dan
hidayah.
2. Orang tua yang selalu memberikan doa
dan dorongan moril maupun materil.
3. Adik-kakak tersayang.
4. Honey Bunny Sweety ku yang selalu
setia membantu dalam penyelesaian TA.
5. Sahabatku “Mbok Emban Beauty”.
6. Teman seperjuanganku make-up.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah
melimpahkan anugerah – Nya kepada Penulis sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini
Penulis memilih judul ” KEGIATAN PROMOSI INTERNASIONAL PADA
HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO ”.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari segala bentuk bantuan
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunya laporan ini,
khususnya kapada :
1. Bapak Prof.Dr.Bambang Sutopo, M.Comp.Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs.Harimurti, M.Si, selaku ketua program DIII Bisnis Internasional
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai
pembimbing yang sabar dalam memberikan pengarahan, nasehat dan
pembimbing hingga tersusunya Tugas Akhir ini.
3. Ibu Lidya Dyah, selaku Director Of Sales Hotel Best Western Premier Solo
yang telah memberikan izin magang kerja dan melakukan penelitian untuk
penyusunan Tugas Akhir.
4. Mbak Tania, selaku Sales Manager Hotel Best Western Premier Solo
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi kegiatan
promosi yang dilakukan Hotel Best Western Premier Solo.
5. Mbak Mya, selaku Sales Secretary Hotel Best Western Premier Solo yang
selalu memberikan kesempatan kepada penulis untuk selalu belajar.
6. Mas Gie dan Mbak Umi, Selaku Reservasi Hotel Best Western Premier
Solo yang senantiasa membantu penulis dalam pelaksanaan magang.
7. Seluruh staf dan karyawan Hotel Best Western Premier Solo yang telah
memberikan semangat kepada Penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu pesatu yang telah
membatu hingga terselesainya Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan laporan ini, Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dengan demikian Penulis
berharap adanya kritik dan saran dari untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Surakarta, 16 Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
ABSTRAKSI ........................................................................................ ii
PERSETUJUAN .................................................................................. iv
PENGESAHAN ................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................... 5
E. Metode Penelitian .................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Jasa ........................................................ 9
B. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa ............................. 10
C. Kepuasan Pelanggan dan Kualitas Jasa .................. 14
D. Pengertian Hotel ....................................................... 16
E. Klasifikasi Hotel ........................................................ 19
F. Jenis Kamar ............................................................. 21
G. Jenis Tamu ............................................................... 22
H. Pendapatan Hotel .................................................... 23
I. Pengertian Promosi Internasional ............................. 24
J. Tujuan Promosi Internasional ................................... 25
K. Bauran Promosi Internasional ................................. 26
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
1. Sejarah Berdirinya Hotel ...................................... 29
2. Lokasi Hotel ........................................................ 31
3. Stuktur Organisasi Hotel ..................................... 32
4. Departemen di Hotel .......................................... 33
5. Fasilitas Hotel ..................................................... 35
6. Bidang Usaha ...................................................... 36
7. Jenis Kamar ........................................................ 41
8. Letak Kamar ....................................................... 41
9. Harga Kamar ..................................................... 42
10. Promosi Hotel ..................................................... 44
B. PEMBAHASAN
1. Kegiatan promosi internasional pada HOTEL
BEST WESTERN PREMIER SOLO .................. 48
2. Hambatan yang dihadapi HOTEL BEST
WESTERN PREMIER SOLO dalam kegiatan
Promosi internasional ........................................... 52
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................. 54
B. Saran ....................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Meeting rooms dan event .............................................. 38
Tabel 3.2 Meeting package ............................................................. 39
Tabel 3.3 Weeding package .......................................................... 39
Tabel 3.4 Rooms composition ....................................................... 41
Tabel 3.5 Connecting room ............................................................ 41
Tabel 3.6 Harga jual kamar ............................................................ 42
Tabel 3.7 Room rates .................................................................... 42
Tabel 3.8 Daftar jenis corporate ..................................................... 43
DAFTAR LAMPIRAN
1. Contract rate agreement
2. Confirmation letter
3. Room rates
4. Hot deal package
5. BEST WESTERN PREMIER HOTEL SOLO Brochure
6. Bhuvana spa Brochure
7. Spa treatment menu
8. Flyers special event
9. Flyers special promotion
10. Flyers about solo tourism
11. Fack sheet
12. BEST WESTERN PREMIER HOTEL SOLO room view
s
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi global yang dua tahun belakangan ini membelit
perekonomian negara-negara di dunia perlahan mulai sirna.
Perekonomian dunia mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dari
krisis meskipun belum sepenuhnya pulih Indonesia yang juga merupakan
korban krisis tidak lepas dari upaya-upaya untuk menegakkan kembali
pilar-pilar perekonomiannya yang sempat goyah. Dengan kerja keras
yang disertai kemauan yang kuat dan semangat pantang menyerah
pemerintah dengan dukungan seluruh rakyat berhasil membangun
ketahanan ekonomi yang cukup tangguh sehingga dapat meredusir atau
memperkecil dampak negatif dari krisis global. Meskipun awalnya sempat
mengalami kegoncangan akibat hantaman badai krisis, namun pada
akhirnya Indonesia mampu mengatasi gonjang-ganjing tersebut dan
mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif sebesar 4,3 persen pada
tahun 2009 dibandingkan dengan banyak negara lain yang justru
mengalami pertumbuhan negatif seperti AS (-2,5%), Eropa (-4,0%),
Jepang (-5,3%), Singapura Taiwan (-3,9%) serta Malaysia dan Thailand
(mendekati 0%).(bataviase.co.id:2010)
Pemerintah telah berhasil menerapkan langkah kebijakan ekonomi
yang efektif, strategis dan konsisten dalam menangkal gejolak krisis yang
terjadi sehingga perekonomian nasional tetap tumbuh dan bergerak.
Salah satu sektor perekonomian yang tetap tumbuh adalah sektor
kepariwisataan. Sektor kepariwisataan Indonesia terbukti mampu
bertahan menghadapi tekanan badai krisis global.
Era globalisasi memberikan warna tersendiri dalam dunia saat ini,
demikian juga yang terjadi dalam dunia kepariwisataan. Dunia pariwisata
saat ini telah memberikan sumbangan yang tidak kecil dalam
perekonomian di suatu negara, tidak terkecuali Indonesia. Kenyataan
menunjukan bahwa banyak negara maju dan negara berkembang di
dunia yang tulang punggung perekonomianya adalah sektor pariwisata.
Salah satu peranan pemerintah untuk menghasilkan devisa negara
dengan dari sektor pariwisata melalui program Visit Indonesia Year 2009
sektor pariwisata berhasil menjaring dan mendatangkan wisatawan
mancanegara sebanyak 6,5 juta orang dengan perolehan devisa USD7,5
juta dimana hasil tersebut sesuai dengan target yang dicanangkan oleh
pemerintah.
Berkaca pada hasil yang diperoleh dari program Visit Indonesia Year
2009 yang dianggap sukses, pemerintah untuk tahun 2010 ini
menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 7 juta orang,
naik dari 6,5 juta orang dengan memperhitungkan situasi global yang
semakin membaik serta kondisi dalam negeri yang kondusif dari sisi
politik, ekonomi, sosial dan budaya. Program Visit Indonesia Year untuk
tahun 2010 nampaknya tetap dilanjutkan dengan mempertahankan logo
Visit Indonesia Year yang pertama kali diluncurkan tanggal 6 Januari
2008 bertepatan dengan peringatan satu abad kebangkitan bangsa. Ini
tandanya pemerintah berketetapan hati untuk siap berlari kencang
menyongsong masa keemasan dunia kepariwisataan Indonesia yang
terbentang dihadapan mata. (bataviase.co.id:2010)
Salah satu upaya pemerintah dalam program Visit Indonesia Year
dengan membuat program kegiatan wisata bagi wisatawan yang datang
ke Indonesia baik untuk keperluan bisnis maupun wisata. Dengan adanya
aktivitas perjalanan tersebut, orang akan memerlukan sarana dan
prasarana transportasi, alat komunikasi, fasilitas penginapan dan lain –
lain.
Pelaksanaan usaha menjual jasa terdiri dari berbagai macam mulai
dari segi pengelolaan sendiri, jasa yang dilakukan oleh perorangan,
berkelompok, ataupun yang banyak ditemui pada saat ini adalah dikelola
oleh suatu perusahaan profesional dan terorganisasi dengan baik. Salah
satu usaha di bidang jasa yang berperan dalam mendatangkan
wisatawan adalah usaha penginapan atau lebih di kenal dengan sebutan
hotel, selain sebagai sarana menginap bagi para tamu, hotel di era
modern ini selain menjual kamar juga menjual fasilitas hotel bertujuan
komersil dengan keramah–tamahan yang diberikan kepada tamu hotel.
Selain menjual keramah tamahan, usaha perhotelan juga menjual
kepraktisan, kenyamanan, keamanan, dan yang pasti adalah
kemewahan, salah satu hotel di Solo yang menjual itu semua adalah
HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO, hotel yang mampunyai
Internasional Chain HOTEL BEST WESTERN ini sangat menarik bagi
para wisatawan domestik maupun mancanegara.
HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO merupakan satu-satunya
hotel etnik dikota Solo dengan desain interior batik, BEST WESTERN
juga melestarikan kebudayaan daerah dimana HOTEL BEST WESTERN
berdiri. Dengan adanya hal tersebut maka akan menimbulkan
ketertarikan para wisatawan domestik maupun mancanegara yang akan
mengunjungi kota Solo dan ingin menikmati kebudayaan kota Solo.
Selaras dengan keunikan HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO
maka diperlukan tenaga profesional untuk mempromosikan dan
meningkatkan mutu pelayanan untuk kepuasan konsumen. Salah satu
departemen yang merupakan ujung tombak, serta departemen yang
menjadi pusat kegiatan promosi hotel adalah Sales Departemen. Tugas
Sales dalam sebuah hotel adalah menjual kamar tamu dan menjual
fasilitas yang ada di hotel yang bertujuan untuk memperoleh revenue.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini digunakan sebagai pedoman
untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan
prinsip-prinsip penelitian ilmiah. Berdasarkan pada uraian latar belakang
masalah maka pokok permasalahan yang dapat dijadikan bahan
penelitian adalah :
1. Bagaimana kegiatan promosi internasional pada HOTEL BEST
WESTERN PREMIER SOLO ?
2. Hambatan apa yang dihadapi HOTEL BEST WESTERN PREMIER
SOLO dalam kegiatan promosi internasional ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan judul dan perumusan masalah diatas, adapun tujuan
penelitian yang dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui kegiatan promosi internasional yang pada HOTEL
BEST WESTERN PREMIER SOLO.
2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi HOTEL BEST WESTERN
PREMIER SOLO dalam kegiatan promosi internasional.
D. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan sebagai
berikut :
1. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan masukan mengenai hal – hal yang
berhubungan dengan kegiatan promosi dan dapat digunakan sebagai
dasar pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan
perusahaan.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian dapat dijadikan dasar dalam pembuatan kebijakan yang
berkaitan dengan promosi internasional dan dapat digunakan sebagai
salah satu evaluasi dengan mengambil kebijakan untuk meningkatkan
kedatangan wisatawan asing bagi negara Indonesia.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya
bagi mahasiswa bisnis internasional yang sedang menyusun tugas
akhir sehingga memperoleh masukan untuk mengembangkan
penelitian lebih lanjut dengan pokok permasalahan yang sama.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu
penelitian, metode ini terdiri dari :
1. Ruang Lingkup
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dari sebuah
studi kasus yaitu mengambil objek tertentu untuk dianalisa secara
mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah yaitu kegiatan
promosi internasional pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER
SOLO.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya ataupun diperoleh secara langsung dalam melakukan
pengamatan pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO.
Contoh : Fasilitas hotel, promosi hotel, dll.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung dari sumbernya atau data yang diperoleh dari studi
pustaka yang berhubungan dengan masalah yang diteliti pada
HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO.
Contoh : Departemen di hotel, dll.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Data yang diperoleh dengan banyak bertanya langsung kepada
pembimbing magang pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER
SOLO.
Contoh : penulis bertanya secara langsung kepada karyawan
tentang kegiatan promosi yang dilakukan HOTEL BEST WESTERN
PREMIER SOLO.
b. Observasi
Data yang diperoleh dengan melihat atau mengamati langsung
selama kegiatan magang pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER
SOLO.
Contoh : penulis secara langsung melihat ke lapangan kegiatan
promosi yang dilakukan pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER
SOLO seperti melakukan sales call, blitz, dll.
c. Study Pustaka
Data yang diperoleh dengan membaca buku–buku yang relevan
dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Contoh : penulis mencari referensi untuk dipelajari dan dijadikan
pedoman dalam menulis tugas akhir.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Jasa
Perbedaan secara tegas antara barang dan jasa sering kali sukar
dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang sering kali disertai
dengan jasa – jasa tertentu. Misalnya pemberian garansi, pelatihan dan
bimbingan operasional, perawatan, dan reparasi. Dan sebaliknya
pembelian suatu jasa sering kali juga melibatkan barang – barang yang
melengkapinya. Misalnya makanan di restoran, telepon dalam jasa
telekomunikasi. Jasa dapat didefinisikan sebagai :
1. A service is an activity or a series of activities which take place in
interactions with a contact person or physical machine and which
proumer satisfactio (Lehtinen:1983).
2. A service is any activity of benefit that one party can offer to another
that is essentially intangible and does not result in the ownership of
anything. Its production may or may not be tied to a physical product
(Kotler:1988).
3. A service is an activity or series of activities of more or less intangible
nature that normally, but not necessarile, take place take place in
interactions between the customer and service employees and/or
physical resources or good/or system of the service provider, which
are provided as solutions to customer problems (Gronroos:1990).
4. Service is all economic activities whose output is not a physical
product or construction is generally consumed at the time it is
produced, and provides added value in forms (such as convenience,
amusement, comfort or health) (Valarie A. Zethaml and Mary Jo Bitner,
1996).
Jadi pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang
biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang
dihasilkan dan memberikan nilai tambah atau pemecahan atas masalah
yang dihadapi konsumen. Misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan,
kesehatan.
Dari berbagai definisi di atas, tampak bahwa di dalam jasa selalu ada
aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun
piha–pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa juga bukan barang,
jasa adalah suatu proses atau aktivitas, dan aktivitas–aktivitas tersebut
tidak berwujud.
B. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa
Karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang,
ada empat yaitu :
1. Intangibility
Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu objek,
alat, atau benda, dan barang dapat dimiliki. Jasa adalah suatu
perbuatan , kinerja (performance), atau usaha dan jasa hanya dapat
dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki.
Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,
dicium, didengar sebelum dibeli. Konsep Intangible ini sendiri memiliki
dua pengertian (Berry dalam Enis dan Cox, 1988), yaitu :
a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.
b. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, atau
dipahami secara rohaniah.
Seseorang tidak dapat melihat menilai hasil dari jasa sebelum ia
menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, maka ia hanya
menggunakan dan memanfaatkan, dan menikmati jasa tersebut.
Pelanggan tersebut tidak lantas merasa memiliki jasa yang dibelinya
dan untuk membedakan antara produk barang dan produk jasa
dengan menggunakan marketing mix produk barang terdiri dari 4P
yaitu product, price, place, promotion sedangkan untuk jasa keempat
hal tersebut dirasa kurang mencukupi. Para ahli menambah tiga unsur
lagi hingga marketing mix produk jasa terdiri dari 7P yaitu product,
price, place, promotion, people, process, costomer service.
Oleh karena itu, tugas penyedia jasa adalah “manage the
evidence”, dan “tangibilize the intangible” (Levitt:1987). Dalam hal ini
perusahaan jasa menghadapi tantangan untuk memberikan bukti-bukti
fisik dan perbandingan pada penawaran abstraknya.
2. Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi.
Jasa bersifat Inseparability, artinya tidak dapat dipisahkan dari
proses produksi, distribusi, dan konsumsi produk jasa. Kunci
keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, pelatihan,
pengembangan karyawan, dan pemberian perhatian khusus pada
tingkat partisipasi atau keterlibatan pelanggan dalam proses jasa.
3. Variability
Jasa bersifat Variability, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan
jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut
dihasilkan. Bovee dkk (1995) membagi tiga faktor yang menyebabkan
variabilitas kualitas jasa, yaitu :
a. Kerja sama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa.
b. Moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan.
c. Beban kerja perusahaan.
Para pembeli jasa sangat peduli terhadap variabilitas yang tinggi ini
dan sering kali mereka meminta pendapat orang lain sebelum
memutuskan untuk memilih penyedia jasa. Dalam hal ini penyedia jasa
dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya,
yaitu :
a. Melakukan investasi dalam seleksi pelatihan personil yang baik.
b. Melakukan standarisasi proses pelaksanaan jasa (service
performance process).
c. Memantau kepuasan pelanggan melalui kritik dan saran pelanggan.
4. Perishability
Jasa bersifat Perishability, artinya tidak tahan lama, tidak dapat
disimpan, dan akan berlalu begitu saja bila tidak digunakan.
Menurut Stanton dkk (1991), ada pengecualian dalam karakteristik
Perishability dan penyimpanan jasa. Jasa dapat disimpan, yaitu dalam
bentuk pemesanan. Misalnya reservasi tiket pesawat dan kamar hotel.
Peningkatan permintaan akan suatu jasa pada saat permintaan sepi
(minivacation weekends di hotel-hotel tertentu), dan penundaan
penyampaian jasa. Misalnya asuransi.
Klasifikasi jasa pertama, didasarkan atas tingkat kontak konsumen
dengan pemberi jasa sebagai bagian dari sistem saat jasa tersebut
dihasilkan. Kedua, jasa diklasifikasikan berdasarkan kesamaanya dengan
operasi manufaktur.
Berdasarkan tingkat kontak konsumen, jasa dapat dibedakan ke
dalam kelompok ;
1. High-contract system, untuk menerima jasa, konsumen harus menjadi
bagian dari sistem. Misalnya pendidikan, rumah sakit, transportasi.
2. Low-contract system, untuk menerima jasa, konsumen tidak harus
menjadi bagian dari sistem. Misalnya reparasi kendaraan, konsumen
tidak harus ada dalam kontrak pada saat kendaraanya yang rusak
diperbaiki oleh teknisi bengkel.
Berdasarkan kesamaan dengan operasi manufaktur, jasa dibedakan
ke dalam kelompok :
1. Pure Service, jasa yang tergolong high contract dengan tanpa
persediaan. Misalnyas tukang cukur, ahli bedah dengan memberikan
perlakuan khusus (unik) dan memberikan jasanya saat konsumen ada.
2. Quasimanufacturing Service, jasa yang tergolong Low contract dan
konsumen tidak harus menjadi bagian dari proses produksi jasa.
Misalnya jasa pengantar (kantor pos).
3. Mixed Service, jasa yang tergolong moderate contract yang
menggabungkan Pure Service dan Quasimanufacturing Service.
Misalnya laundry, ambulans, pemadam kebakaran.
C. Kepuasan Pelanggan dan Kualitas Jasa
Kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, pada akhirnya
akan berujung pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai
kepuasan yang dirasakan. Kepuasan adalah tingkat perasaan di mana
seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk atau jasa
yang diterima dan yang diharapkan (Kotler:1997).
Di era globalisasi ini, perusahaan akan selalu menyadari pentingnya
faktor pelanggan. Dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan,
terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu
pertama, kualitas produk. Pelanggan akan merasa puas apabila hasil
evaluasi menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
Kedua, kualitas pelayanan. Pelanggan akan merasa puas apabila
mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
Ketiga, Emosional. Pelanggan akan puas dan merasa bangga apabila
menggunakan produk dengan merek tertentu. Keempat, Harga. Produk
yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang
relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
pelangganya. Kelima, Biaya. Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya
tambahan dan membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau
jasa.
Pencapaian kepuasan pelanggan melalui kualitas pelayanan, dapat
ditingkatkan dengan beberapa pendekatan sebagai berikut (Kotler:1997) :
1. Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara pihak
manajemen dan pelanggan. Misalnya dengan cara mengedarkan
kuesioner untuk mengetahui pelayanan menurut pelanggan.
2. Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk
menciptakan visi di dalam perbaikan proses pelayanan dengan cara
memperbaiki cara berfikir, perilaku, kemampuan, dan pengetahuan
sumber daya manusia yanga ada. Misalnya dengan diadakanya
kegiatan trainning karyawan secara rutin.
3. Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan
keluhan dengan cara membentuk complaint and suggestion system.
Misalnya dengan hotline bebas pulsa.
4. Mengembangkan dan menerapkan accountable, proactive, dan
patnership Marketing sesuai dengan situasi pemasaran. Perusahaan
menghubungi pelanggan setelah proses pelayanan terjadi untuk
mengetahui kepuasan dan harapan pelanggan (accountable).
Perusahaan menghubungi pelanggan dari waktu kewaktu untuk
mengetahui perkembangan pelayanannya (proactive). Pendekatan di
mana perusahaan membangun kedekatan dengan pelanggan yang
bermanfaat untuk meningkatkan citra dan posisi perusahaan di pasar.
Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk
atau jasa akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Apabila
pelanggan merasa puas, maka besarnya kemungkinan untuk membeli
produk dan menggunakan jasa yang sama dan akan memberikan
referensi yang baik terhadap produk atau jasa kepada orang lain.
Sedangkan pelanggan yang tidak puas dapat melakukan tindakan
pengembalian produk atau complaint untuk penggunaan jasa dan dapat
mengajukan gugatan terhadap perusahaan dengan jalur hukum.
Ketidakpuasan pelanggan harus dapat diantisipasi agar tidak merusak
citra perusahaan.
D. Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM
(bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata
hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk
membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar)
yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut
dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada
masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu,
yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan
semua tamu-tamu yang selama menginap harus tunduk kepada
peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL).
Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin
mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang
terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun
mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang
atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi
Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang. Hotel didefinisikan sebagai
Berikut :
1. “Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan
penginapan berikut makan dan minum“ (SK. Menhub. RI. No. PM
10/PW.391 /Phb-77).
2. “Hotel adalah sejenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan
minuman serta lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial“
(SK> Menparpostel No. KM 37 / PW 340 / MPPT-86).
3. “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau seluruh bangunannya untuk menyediakan jasa pelayanan,
penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang
ditetapkan didalam keputusan pemerintah” (Pengantar Akomodasi dan
Restoran:9).
4. Hotel didefinisikan oleh Endar Sri (1996) adalah bangunan yang
dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan
untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai jasa penginapan,
pelayanan makanan dan minuman, pelayanan barang bawaan,
pencucian pakaian, penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan
yang ada di dalamnya.
Dari berbagai definisi di atas, dapat di simpulkan pengertian hotel
adalah suatu jenis akomodasi mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan
minuman, barang bawaan, pencucian pakaian, penggunaan fasilitas
perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta fasilitas jasa
lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat
umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka
yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu yang
dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang
ditetapkan didalam keputusan pemerintah.
E. Klasifikasi Hotel
1. Klasifikasi hotel berdasarkan penentuan tarif
a. European Plan (E.P) : Hotel dimana harga kamar yang ditetapkan
terdiri dari harga kamar saja.
b. Continental Plan (C.P) : Hotel dimana harga kamar yang ditetapkan
terdiri dari harga kamar termasuk makan pagi.
c. Modified American Plan (M.E.P) : Hotel dimana harga yang telah
ditetapkan terdiri dari harga kamar termasuk satu kali makan siang
atau satu kali makan malam.
d. Full American Plan (F.A.P) : Hotel dimana harga yang telah
ditetapkan terdiri dari harga kamar termasuk tiga kali makan
(breakfast, lunch, dinner) atau fullboard.
2. Klasifikasi hotel berdasarkan luas dan jumlah kamar
a. Hotel kecil (small hotel) : Hotel yang mempunyai 25 kamar atau
kurang.
b. Hotel sedang (average hotel) : Hotel yang mempunyai lebih dari 25
kamar dan kurang dari 100 kamar.
c. Hotel menengah (above average hotel) : Hotel yang mempunyai
lebih dari 100 kamar dan kurang dari 300 kamar.
d. Hotel besar (large hotel) : Hotel yang mempunyai lebih dari 300
kamar.
3. Klasifikasi hotel berdasarkan tamu yang menginap
a. Hotel keluarga (family hotel) : Hotel yang dirancang untuk keluarga.
b. Hotel bisnis (business hotel) : Hotel yang dirancang untuk para
usahawan, biasanya berdiri di pusat kota.
c. Hotel wisatawan (tourist hotel) : hotel yang dirancang untuk turis.
d. Hotel transit : Hotel yang dirancang untuk orang-orang yang
melakukan persinggahan sementara dalam perjalanan.
e. Cure hotel (hotel perawatan kesehatan) : Hotel yang dirancang
untuk orang-orang yang menginginkan penyembuhan penyakit atau
meningkatkan kesehatanya.
f. Convention hotel : Hotel untuk penyelenggaraan MICE (Meeting,
Insentive, Conference, Exhibition).
4. Klasifikasi hotel berdasarkan fasilitas
a. Hotel bintang 1 : Jumlah kamar terdiri dari 15 standard room
dengan private ballroom. Luas kamar standard room hotel 20 m2.
Salah satu fasilitas rekreasi yang tersedia adalah kolam renang,
fitness center, sauna atau lapangan tennis.
b. Hotel bintang 2 : Jumlah kamar terdiri dari ±20 standard room
termasuk 1 suite room dengan private ballroom. Luas kamar 44 m2.
Salah satu fasilitas rekreasi yang tersedia adalah kolam renang,
fitness center, sauna atau lapangan tennis.
c. Hotel bintang 3 : Jumlah kamar terdiri dari ±30 standard room, 2
suite room dengan private ballroom. Luas kamar 48 m2. Fasilitas
rekreasi yang harus tersedia adalah kolam renang, fitness center,
sauna atau lapangan tennis.
d. Hotel bintang 4 : Jumlah kamar terdiri dari ±50 standard room, 3
suite room dengan private ballroom. Luas kamar 48 m2. Fasilitas
rekreasi yang harus tersedia adalah kolam renang, fitness center,
sauna, lapangan tennis atau.lebih.
e. Hotel bintang 5 : Jumlah kamar terdiri dari ±100 standard room, 4
suite room dengan private ballroom. Luas kamar 26 m2 untuk
standard room dan 52 m2 untuk suite room. Fasilitas rekreasi yang
harus tersedia adalah kolam renang, sport center, sauna atau
lapangan tennis.
F. Jenis Kamar
Jenis kamar dapat dibedakan berdasarkan :
1. Menurut Jenis dan jumlah tempat tidur
a. Single room : Kamar yang dilengkapi dengan saru buah tempat tidur
berukuran single (untuk satu orang saja).
b. Twin room : Kamar yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur
berukuran single.
c. King room : kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur
king size.
d. Double room : Kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat
tidur dengan ukuran double (dua orang).
e. Double-double room : Kamar yang dilengkapi dengan dua buah
tempat tidur yang ukuranya double.
2. Menurut letak
a. Adjoining Room : Dua buah kamar atau lebih yang letaknya
berdampingan tanpa pintu penghubung dari kamar satu ke kamar
yang lain.
b. Connecting room : Dua kamar yang letaknya berdampingan dan
mempunyai pintu penghubung dari kamar satu ke kamar yang lain.
c. Adjacent room : Dua kamar yang letaknya berhadapan.
d. Cabana : Kamar yang letaknya menghadap ke air (laut, danau).
e. Duplex : Dua kamar yang bertingkat dihubungkan dengan anak
tangga.
3. Menurut fasilitas yang tersedia
Jenis kamar tergantung dari hotel masing-masing karena
penggolongan berdasarkan harga kamar. Misalnya standard room,
superior, moderate, dll.
G. Jenis Tamu
Jenis tamu yang menginap di hotel :
1. Walk-in guest : Tamu yang datang ke hotel untuk menginap tanpa
melakukan reservasi terlebih dahulu.
2. Regular guest : Tamu hotel biasa bukan tamu penting dan tidak
menginap berulang-ulang.
3. VIP (Very Important Person) : Tamu yang dianggap penting karena
jabatanya dalam pemerintahan, perusahaan, organisasi hotel, atau
anggota dari organisasi tertentu.
4. Customer guest : Tamu langganan yang bukan baru sekali saja datang
dan menginap ke hotel tetapi sudah berkali-kali atau berulang kali
menggunakan fasilitas serta pelayanan hotel.
5. Long staying guest : Tamu yang menginap atau tinggal di hotel dalam
waktu yang relative lama.
6. Group guest : Tamu yang datang menginap di hotel secara rombongan
biasanya dikoordinasi oleh travel agent atau biro perjalanan tertentu.
7. Individual guest : Tamu yang datang atau menginap di hotel bukan
dalam suatu kelompok.
H. Pendapatan Hotel
Suatu bisnis hotel dimana sebuah hotel yang mengutamakan
pelayanan dan keramah-tamahan pada tamu untuk mendapatkan
keuntungan komersil, didalam sebuah hotel terdapat beberapa
departemen yang masing-masing departemen berpotensi untuk
mendapatkan keuntungan melalui tugas dan tanggung jawab.
Pendapatan hotel menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Revenue Producing Departmen yaitu bagian hotel yang dioperasikan
unuk mengahsilkan barang dan jasa untuk dijual kepada tamu. Dibagi
menjadi dua bagian yaitu pertama, Major Departmen (nilai penjualan
tinggi) adalah income atau revenue hotel terbesar biasanya didapatkan
dari revenue room atau Front Office department dan Food & Baverage
atau Food & Baverage department. Kedua, Minor Departmen (nilai
penjualan lebih kecil) adalah income atau lain dengan kontribusi yang
lebih kecil berasal dari beberapa outlet atau fasilitas hotel yang lain
seperti Bussiness Center, Sport & Recreation, Laundry & Dry
Cleaning.
2. Non-Revenue Producing Departmen yaitu bagian yang diusahakan
untuk menghasilkan barang atau jasa untuk keperluan hotel maupun
tamu, tetapi tidak untuk tujuan mendapatkan revenue.
3. Concession atau Store Rental
Bagian yang tidak dioperasikan dan menghasilkan barang atau jasa
untuk dijual kepada tamu hotel, tetapi dikelola oleh penyewa dengan
suatu bentuk perjanjian dengan pihak hotel.
I. Pengertian Promosi Internasional
Promosi merupakan faktor terpenting dalam komunikasi pemasaran,
tanpa adanya promosi yang tepat maka kegiatan dari suatu pemasaran
tidak akan berjalan dengan lancar. Promosi merupakan kegiatan
memberikan informasi secara global kepada khalayak banyak mengenai
keberadaan suatu produk yang sedang dipasarkan, sehingga
memberikan peluang pasar yang lebih luas bagi perusahaan untuk
melakukan pengembangan usaha agar dapat diterima oleh masyarakat
global.
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran
yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan
produk atau jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat
komunikasi antara perusahan dan konsumen, melainkan juga sebagai
alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau
penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi.
J. Tujuan Promosi Internasional
Tujuan promosi bagi perusahaan lokal maupun internasional pada
intinya adalah sama. Tujuan utama promosi yang dilakukan perusahaan
dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Menginformasikan produk atau jasa
a. Menginformasikan kepada pasar mengenai produk baru.
b. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan.
c. Menjelaskan pengoprasian atau cara kerja suatu produk.
d. Menginformasikan perubahan harga produk atau jasa kepada
pasar.
e. Membangun citra perusahaan dengan meluruskan kesan yang
salah, dan untuk mengurangi kekhawatiran konsumen.
2. Mempengaruhi dan membujuk konsumen
a. Membentuk pilihan merek.
b. Mengalihkan pilihan ke merek lain.
c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap produk atau jasa baru.
d. Mendorong konsumen untuk belanja atau menggunakan jasa saat
itu juga.
e. Mendorong konsumen untuk menerima kunjungan sales.
3. Mengingatkan pelanggan dengan produk atau jasa yang ditawarkan
a. Mengingatkan konsumen tempat-tempat yang menjual produk atau
jasa tersebut.
b. Menjaga agar ingatan pertama konsumen jatuh pada produk atau
jasa tertentu.
K. Bauran Promosi Internasional
Bauran promosi merupakan gabungan dari berbagai jenis promosi
suatu produk atau jasa untuk berkomunikasi dengan pasar agar kegiatan
promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum
melakukan promosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang
mencakup bauran promosi (promotional mix), yaitu :
1. Advertising (periklanan)
Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk
membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang
ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa
yang ditawarkan, untuk membujuk calon buyer agar membeli atau
menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan diri perusahaan
satu dengan perusahaan lain.
Media yang digunakan untuk melakukan periklanan, antara lain :
a. Media cetak : surat kabar, majalah, broshur, katalog, kemasan.
b. Media penyiaran : televise, radio
c. Media electronic atau audio visual : video, CD room
d. Media internet : website dengan menyediakan format pemesanan.
2. Sales promotion
Semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus
barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya.
Merupakan alat promosi untuk merangsang pembelian produk atau
jasa secara lebih cepat dan lebih banyak oleh buyer dalam jangka
waktu pendek. Promosi penjualan dapat dilakukan dengan
membagikan sampel, pemberian potongan harga, garansi, souvenir,
dll.
3. Public relation (PR)
Public relation merupakan perantara komunikasi antara perusahaan
dengan publik dengan mengupayakan produk dapat diterima
masyarakat.
Tugas Public relation dalam pemasaran produk atau jasa yaitu :
a. Membangun image (citra)
b. Mendukung aktivitas komunikasi lainya
c. Mengatasi permasalahan dan isu yang ada
d. Memperkuat positioning perusahaan
e. Mempengaruhi publik yang spesifik
f. Mengadakan launching untuk produk atau jasa
4. Personal selling (penjualan pribadi)
Personal selling dapat dikatakan lebih efektif karena seller dapat
secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan
kebutuhan dan perilaku masing-masing buyer. Selain itu, seller juga
dapat segera mengertahui reaksi buyer terhadap penjualan, sehingga
dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian di tempat pada saat itu
juga.
5. Word of mounth (mulut ke mulut)
Peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Para
pelanggan jasa tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang
berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut,
sehingga word of mouth sangat besar pengaruhnya dan dampaknya
terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi
lainnya.
Dari semua bauran promosi diatas, kegiatan promosi bukan saja
sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen,
melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam
kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan buyer.
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Hotel Best Western Premier Solo
1. Sejarah Berdirinya Hotel
Best Western merupakan jaringan hotel terbesar di dunia yang
tersebar lebih dari 88 negara dengan lebih dari 4200 hotel yang
dikelola secara professional, Best Western di dirikan oleh
Mr.M.K.Guertin pada tahun 1946 di daerah barat negara bagian dari
United State of America tepatnya di daerah sungai Mississippi.
Mr.M.K.Guertin berpengalaman selama 23 tahun di dunia
perhotelan, pada awal di dirikan hanya dari sebuah organisai yang
tidak di tujukan untuk mendapatkan profit, tapi dengan berjalanya
waktu Best Western menjadi salah satu penginapan terbesar pada
tahun 1963 di USA dan motel pertama di Kanada, Best Western mulai
mendirikan hotel di daerah Mexico, Selandia Baru, Australia, dan
benua Eropa pada tahun 1975 dan menjadi jaringan hotel terbesar di
dunia, dan sekarang Best Western masuk ke Asia yang tersebar di
seluruh Asia dengan 136 hotel dengan 24.000 kamar.
Best Western terbagi menjadi dua klasifikasi hotel menurut bintang
dari hotel tersebut yaitu, Best Western untuk hotel bintang tiga sampai
empat, sedangkan Best Western Premier untuk hotel bintang empat
sampai lima. Perkembangan Best Western di Indonesia sangat pesat,
sekarang terdapat tiga Hotel Best Western yang sudah berdiri di
Indonesia yaitu Best Western Resort Kuta Bali, Best Western Premier
Padang, Best Western Premier Solo dan akan berdiri 16 hotel lagi
yang tersebar di seluruh Indonesia dengan Keunikan Best Western
yaitu melestarikan kebudayaan daerah dimana Hotel Best Western
berada.
Visi dari Best Western memimpin industri dalam pelayanan
unggulan sedangkan Misi dari Best Western adalah mengembangkan
nama besar dan meningkatkan nilai manfaat bagi para anggotanya
(owner).
Hotel Best Western Premier Solo berada dibawah naungan PT
Sunindo Primaland yang merupakan anak perusahaan PT Sun Motor
Group dengan memulai kiprahnya di dunia properti pada tahun 1996.
Proyek pertama PT Sunindo Primaland adalah hotel Novotel di Solo.
Perusahaan kemudian melebarkan sayap bisnisnya ke Yogyakarta
pada tahun 2004 dengan mendirikan hotel Grand Mercure yang
sekarang menjadi The Phoenix Hotel. Hanya berselang satu tahun,
perusahaan membidik Semarang dengan mendirikan hotel Novotel
Semarang pada tahun 2005. Solo kembali menjadi pilihan investasi
lagi dengan mendirikan Ibis Hotel pada tahun 2008 dan Best Western
Premier Hotel pada tanggal 16 Oktober 2009 dan peresmiannya
dihadiri oleh walikota Solo.
2. Lokasi Hotel
Hotel Best Western Premier Solo berdiri di ujung dari jalan utama
yang ada di kota Solo ini sangat strategis di Jalan Brigjen Slamet
Riyadi 4-6 Solo Jawa Tengah. Selain terletak di jantung kota Solo
Hotel Best Western Premier Solo juga dekat dengan pusat
perbelanjaan pakaian, baik pasar modern (PGS) atau tradisional
(pasar Klewer), dan para tamu tidak akan memerlukan waktu lama
untuk menuju obyek wisata sekaligus pusat budaya kota solo yakni
kraton kasunanan surakarta dan pure mangkunegaran. Hotel Best
Western Premier Solo dekat dengan pusat wisata kuliner kota Solo
yaitu Galabo (gladak langen bogan).
Hotel Best Western Premier Solo juga dekat dengan bandar udara
Adi Sumarmo, stasiun Balapan, dan terminal Tirtonadi, waktu yang di
perlukan dari bandar udara menuju Hotel Best Western Premier Solo
hanya 20 menit, dari stasiun Balapan hanya 10 menit, dan dari
terminal Tirtonadi hanya 10 menit. Maka dari itu banyak wisatawan
lokal maupun mancanegara yang ingin menikmati pariwisata kota Solo
untuk tinggal sementara di Hotel Best Western Premier Solo.
4. Departemen di Hotel
a. HRD (Human Recource Department)
Departmen yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu
yang berkaitan dengan kekaryawanan, mulai dari proses
penyediaan karyawan, pelatihan dan penempatan, kesejahteraan,
aktifitas sosial dan olah raga, serta memastikan kebijakan
kekaryawanan sesuai dengan undang undang dan peratuan yang
berlaku di Indonesia.
b. Finance & Accounting
Departmen yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
keuangan di hotel, dari perhitungan pemasukan, pengeluaran,
kontrol biaya, laporan keuangan dan perhitungan atau pembayaran
pajak.
c. Food & Baverage Division
1) Food & Baverage Service
Departmen yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu
yang berkaitan dengan penyajian makanan dan minuman di
setiap F&B outlet di hotel, dimulai dari persiapan dan set up
tempat, standard penyajian makanan dan minuman, clear up,
serta terlibat dalam program F&B sales & marketing.
2) Food & Baverage Product
Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan
dengan proses produksi makanan, dari pemilihan bahan,
persiapan, penentuan menu, kualitas makanan, kebersihan,
biaya bahan baku dan penentuan harga makanan, untuk semua
F&B outlet di hotel.
d. Room Division
1) Front Officee
Departemen yang bertanggung jawab terhadap proses
penyambutan tamu dimulai dari saat tamu melakukan
pemesanan kamar, penjemputan, check in, check out, serta
segala pelayanan informasi yang dibutuhkan oleh tamu.
2) Housekeeping
Departmen yang bertanggung jawab terhadap kebersihan,
kerapihan, dan kenyamanan seluruh area hotel, kecuali area
kitchen. Departmen housekeeping berkewajiban menyediakan
kamar siap huni bagi para tamu, termasuk segala kelengkapan
(guest supplies) yang tamu butuhkan.
e. Sales & Marketing
Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang berkaitan
dengan penjualan dan pemasaran hotel. Melakukan analisa
terhadap pasar mengenai permintaan, harga, strategi penjualan,
promosi, juga menjaga hubungan baik dengan setiap pelanggan
ataupun calon pelanggan hotel.
f. Maintenance & Engineering
Departmen yang bertanggung jawab terhadap perawatan dan
perbaikan semua peralatan yang digunakan di hotel, termasuk
instalasi seluruh suplai energi, dan peralatan keamanan serta
pemadam kebakaran.
g. Security
Departemen yang bertanggung jawab memonitori pengawasan
peralatan, menjaga keamanan tamu, pengunjung dan karyawan.
5. Fasilitas Hotel
Fasilitas hotel di bagi menjadi dua yaitu :
a. Fasilitas di luar kamar
1) Restaurant lounge
2) Gedung pertemuan (meeting room)
3) Business center
4) Fitnes center dan spa
5) Kolam renang
b. Fasilitas di dalam kamar
1) Air conditioner
2) Televisi
3) 24 hours room service
4) Mini bar
5) Pembuat teh atau kopi (tea and coffee maker)
6) Pengering rambut (hair dryer)
7) Akses internet gratis
8) Telepon
9) Personal safe deposit box
10) Setrika dan papan setrika (iron and iron board)
11) Guest supplies amenities
6. Bidang usaha
Bidang usaha penghasil revenue di Hotel Best Western Premier
Solo adalah :
a. Kamar (room)
Revenue terbesar yang di peroleh Hotel Best Western Premier
Solo berasal dari penjualan kamar. Hotel Best Western Premier
Solo memiliki 148 kamar yang tersebar di sembilan lantai dan terdiri
dari beberapa jenis kamar. Jenis kamar yang ditawarkan Hotel Best
Western Premier Solo adalah superior, deluxe, executive, junior
suite, executive suite. Penggolongan berdasarkan harga kamar
tergantung pada fasilitas yang tersedia. Waktu untuk check – in
biasanya pada pukul 15.00 dan waktu untuk check – out pada pukul
13.00.
b. Makanan dan minuman (food & baverage)
1) Srikandi Restaurant
Menu yang di tawarkan Hotel Best Western Premier Solo
sangat bervariasi, tanpa meninggalkan konsep dari Best Western
yang memadukan makanan tradisional dimana Hotel Best
Western berdiri dengan makanan Internasional.
2) Pastry shop
Hotel Best Western Premier Solo mempunyai pastry shop
dimana produk dari pastry akan ditampilkan disini dan customer
dapat membelinya langsung atau melalui pemesanan terlebih
dahulu.
3) Room service
Tamu yang menginginkan pemesanan makanan melalui
kamar Hotel Best Western Premier Solo menyediakan pelayanan
room service yang siap melayani selama 24 jam.
4) Mini bar
Di dalam kamar tamu disediakan mini bar yang berisi
makanan ringan (snack) atau minuman dan akan dikenakan
charge jika tamu mengkonsumsinya.
5) Pool bar
Tirtotedjo poolbar Hotel Best Western Premier Solo, selain
untuk berenang para pengunjung juga dapat memesan makanan
kecil (snack) atau minuman yang tidak beralkohol.
c. Gedung pertemuan (meeting room)
1) Borobudur ballroom
Borobudur ballroom adalah gedung pertemuan terbesar yang
dimiliki Hotel Best Western Premier Solo dengan ruangan yang
dapat di bagi menjadi tiga bagian yaitu
borobudur I, borobudur II, borobudur III, tergantung dari
pemesanan tamu.
2) Truntum
Truntum adalah meeting room terbesar kedua setelah
Borobudur, truntum cocok di gunakan untuk keperluan meeting
kantor.
3) Srikaton
Srikaton mempunyai kapasitas terkecil di antara yang lainya,
Srikaton cocok untuk keperluan private meeting.
Tamu yang akan menyelenggarakan meeting dapat mengatur
penataan ruangan sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan.
Kapasitas dan penataan ruangan yang ditawarkan Hotel Best Western
Premier Solo.
Tabel 3.1 Meeting rooms dan event
Name of Room Theater
Class Room
Reception
Banquet
U Shape
Sido Mukti ballroom 730 306 602 368 122
Sido Mukti I 340 143 280 171 56
Sido Mukti II 220 92 182 111 37
Sido Mukti III 169 71 139 85 28
Truntum 182 76 150 91 30
Srikaton 57 24 47 28 10
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
Meeting package yang ditawarkan oleh Hotel Best Western Premier
Solo.
Tabel 3.2 Meeting package
Halfday Fullday Fullboard Fullboard Halfboard Halfboard
meeting meeting twin single twin Single
1 x Coffee Break
2 x Coffee Break
Superior Room
Superior Room
Superior Room
Superior Room
1 x Lunch 1 x Lunch 2 x Coffee
Break 2 x Coffee
Break 2 x Coffee
Break 2 x Coffee
Break
1 x Lunch 1 x Lunch 1 x Lunch 1 x Lunch
1 x Dinner 1 x Dinner
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
Weeding package yang ditawarkan oleh Hotel Best Western
Premier Solo.
Tabel 3.3 Weeding package
Weeding package A Weeding package B Weeding package C
Rp.30.000.000
Rp.35.000.000
Rp.42.000.000
Dinner buffet for 250 person
Dinner buffet for 250 person
Dinner buffet for 250 person
Standard decoration
Medium decoration
Medium decoration
Soft drink
Soft drink
Soft drink
Sound system + mike
Sound system + mike
Sound system + mike
Spa for 2 person
Single electone + MC
Single electone + MC
1 night stay at Exc.King room
Spa for 2 person
Spa for 2 person
Fruit basket
1 night stay at Jr.Suite room
1 night stay at Jr.Suite room
Medium flower at room
Fruit basket
Fruit Basket
Mini garden
Medium flower at room
Medium flower at room
Single Electone
Mini garden
Mini garden
Test food for 5 person Dinner Rp. 80.000 net
Test food for 5 person Dinner Rp.70.000 net
Test food for 5 person Dinner Rp.130.000 net
Room decoration
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
d. Olah raga dan kebugaran
1) Fitnes center
Para tamu Hotel Best Western Premier Solo yang ingin
membugarkan diri Hotel Best Western Premier Solo mempunyai
fasilitas fitnes center yang dapat dipakai oleh para tamu selain itu
fitnes center di Hotel Best Western Premier Solo dibuka untuk
umum dengan menjadi member dan di kenakan biaya tertentu.
2) Spa
Bhuvana my spa dengan semboyanya exlusively for Best
Western Hotels, dan itu sudah menjadi standar Best Western
group di Indonesia, dengan demikian para tamu dapat melakukan
perawatan spa khas Best Western.
e. Business center
Tamu dapat membeli aneka pernak-pernik khas solo di business
center yang di sediakan Hotel Best Western Premier Solo sebagai
oleh-oleh untuk kerabat, selain itu tamu juga dapat menggunakan
fasilitas komunikasi dan informasi yang ada di hotel yang dikenakan
biaya, seperti telepon, faximile, rental, print, dll. Fasilitas tersebut di
harapkan supaya tamu yang menginap tidak kesulitan dalam
berhubungan dengan rekan bisnis atau keluarga.
7. Jenis Kamar
Menurut Jenis kamar dan jumlah tempat tidur Hotel Best Western
Premier Solo mempunyai dua jenis tipe tempat tidur yaitu 64 king
room dan 84 twin room.
Tabel 3.4 Rooms Composition
Floor Superior Deluxe Executive
Junior Suite
Executive Suite Total
King Twin King Twin King Twin King Twin King Twin
3rd 4 3 2 3 0 0 1 0 0 0 13
5th 4 4 1 13 1 3 2 0 0 0 28
6th 4 4 1 13 1 3 2 0 0 0 28
7th 4 4 1 13 1 3 2 0 0 0 28
8th 0 2 1 14 5 2 2 0 0 0 26
9th 6 0 12 0 5 0 0 0 2 0 25
Total 22 17 18 56 13 11 9 0 2 0 148
39 74 24 9 2
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
8. Letak Kamar
Berdasarkan letak kamar, Hotel Best Western Premier Solo
memiliki connecting room. Connecting room biasanya dipesan oleh
group guest.
Tabel 3.5 Connecting Rooms
Floor Room
3rd 311 (Sup.Twin) - 312 (Sup.King)
5th 501 (Deluxe.King) - 503 (Deluxe.Twin)
502 (Exc.Twin) - 504 (Exc.King) 517 (Sup.Twin) - 520 (Sup.King)
6th 602 (Exc.Twin) - 604 Exc.King) 617 (Sup.Twin) - 618 (Sup.King)
619 (Sup.Twin) - 620 (Sup.King)
7th
701 (Deluxe.King) - 703 (Deluxe.Twin) 702 (Exc.Twin) - 704 (Exc.King) 717 (Sup.Twin) - 718 (Sup.King) 719 (Sup.Twin) - 720 (Sup.King)
8th 801 (Deluxe.King) - 803 (Deluxe Twin) 802 (Exc.Twin) - 804 (Exc.King) 819 (Deluxe.Twin) - 821 (Exc.King)
9th 912 (Deluxe.King) - 915 (Exc.Suite King) 922 (Exc.Suit) - 925 (Deluxe.King)
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
9. Harga Kamar
Hotel memiliki berbagai jenis harga kamar. Harga kamar berbeda-
beda bergantung pada jenis, luas kamar, dan fasilitas yang tersedia.
Tabel 3.6 Harga jual kamar
HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO
Price
Plubish Rate
(USD ++)
Foreingner non corporate
Domestice rate Corporate rate Agent rate Hotel package
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
a. Publish rate (harga publish)
Harga penawaran kamar yang dikeluarkan oleh manajemen Hotel
Best Western Premier Solo dalam bentuk brochure, merupakan
harga kamar yang tidak bisa ditawar atau tidak mendapat potongan.
Tabel 3.7 Room rates
Room category Publish rate Special rate
Superior Rp 950.000 ++ Rp 805.000 nett
Deluxe Rp 1.250.000 ++ Rp 905.000 nett
Executive Rp 1.500.000 ++ Rp 1.005.000 nett
Junior Suite Rp 2.000.000 ++ Rp 1.315.000 nett
Executive Suite Rp 2.500.000 ++ Rp 1.615.000 nett
Extra Bed Rp 250.000 Rp 250.000
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
b. Domestic rate
Domestic rate ditawarkan pada saat reservasi ataupun tamu
yang datang ke hotel untuk menginap tanpa melakukan reservasi
terlebih dahulu, dan tanpa atas nama corporate (individual guest).
Tamu yang termasuk dalam domestic rate adalah tamu yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia.
c. Corporate rate
Corporate rate ditawarkan kepada sebuah perusahaan yang
sudah menjalin kerjasama dengan hotel yang tertulis dalam
contractrate dan di setujui oleh kedua belah pihak.
Tabel 3.8
Daftar jenis corporate yang bekerjasama dengan
HOTEL BEST WESTERN PREMIER HOTEL SOLO
- Air lines
- Contractor
- Banking
- Finance
- Factory
- Insurance
- Textile
- pharmeeheuticd
- Consultant
- MLM
- Chemical
- Government
- Embassy
- LSM / NGO
- Electronic
- Education
- EO
- Retail
- Cargo
- Association
- Media advertising
- Hospital
- Distributor
- Telecomunication
- Furniture
- Church
- Automotive
- Tobacco
- Oil company
- Plastic
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
d. Agent rate
Agent rate adalah contract rate yang ditawarkan dari hotel untuk
perusahaan travel agen, dan di setujui oleh kedua belah pihak, yaitu
pihak hotel dan travel agen.
e. Hotel package
Harga khusus yang di tawarkan kepada semua jenis tamu,
dengan harga tidak lebih rendah dari harga yang di tawarkan travel
agen, dan biasanya pada waktu–waktu tertentu.
10. Promosi Hotel
Agenda kegiatan promosi Hotel Best Western Premier Solo
selama satu tahun di antaranya adalah:
a. Promosi lokal
1) Jawa Barat Travel Exchange (JTX Bandung)
JTX merupakan acara promosi pariwisata Jawa Barat
terbesar. Acara ini melibatkan berbagai perkumpulan
pemangku kepentingan pariwisata yang bekerja sama dengan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat. Perkumpulan
pelaku usaha pariwisata di Jawa Barat yang terlibat di
antaranya Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI),
Indonesian Congress and Convention Association (INCCA),
dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita).
JTX yang merupakan acara tahunan dan bertujuan
memasarkan produk wisata Jawa Barat. Peserta terdiri dari
penyedia jasa pariwisata lokal (seller) dan penggunanya dari
luar Jawa Barat (buyer). Para buyer menawarkan paket wisata
di Jawa Barat kepada seller yang akan menjual dan
mempromosikannya di negara masing-masing.
Wisatawan terutama turis asing yang berkunjung ke Jawa
Barat diharapkan semakin banyak. Acara ini juga diharapkan
menjadikan Bandung sebagai kota meeting, incentive,
conference, exhibition (MICE) lebih populer di kalangan dunia
usaha.
2) Majapahit travel fair (MTF Surabaya)
MTF adalah tempat yang tepat untuk mempromosikan
potensi pariwisata, khususnya di Jawa Timur dan Indonesia
pada umumnya.
MTF diadakan setiap tahun, ini adalah tahun ke sepuluh
MTF diadakan di Surabaya dengan tujuan utama memberikan
peluang usaha bagi industri perjalanan dan pariwisata untuk
pasar tempat-tempat wisata Jawa Timur, hotel, lingkungan
alam, budaya dan industri kreatif untuk wisata domestik dan
internasional.
3) MG table top
Table Top digelar MG Holiday (Travel Agent Whole Seller
dari beberapa Sub Agent). Table Top merupakan ajang
pertemuan bisnis antara travel agen dan hotel. Di kesempatan
ini hotel diundang untuk mempromosikan produknya kepada
buyers dan juga untuk mengadakan transaksi dengan para
sales & marketing dari lokal dan internasional chain hotel di
seluruh Indonesia.
4) Dunia wisata table top
Pameran telah menjadi salah satu acara tahunan yang
bertujuan antara lain untuk mendorong pemerintah daerah dan
stakeholders pariwisata agar lebih ofensif melakukan promosi
dan pemasaran produk-produk industri pariwisata. Selain juga
sebagai wujud nyata kebersamaan pihak-pihak terkait dalam
upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Para seller akan menawarkan fasilitas dan jasa akomodasi,
kuliner dan tempat berlibur atau tempat peristirahatan kepada
buyer yang terdiri dari kalangan biro perjalanan wisata,
perencana perjalanan dinas pejabat pemerintah, BUMN dan
diplomat ke daerah-daerah di Indonesia. Diharapkan akan
terjadi kesepakatan atau transaksi pemesanan fasilitas hotel
atau penginapan, jasa layanan kuliner, dll.
5) Asosiasi The Indonesia Tours & Travel Agencies (ASITA)
ASITA adalah satu-satunya diakui secara hukum, aliansi
nirlaba dari kewirausahaan perjalanan Indonesia. Beroperasi di
bawah Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Pariwisata, ASITA memberikan kepemimpinan kepada upaya
komunal dari agen perjalanan Indonesia.
b. Promosi Internasional
1) ASEAN Tourism Forum (ATF)
ATF merupakan kerjasama antara sepuluh negara anggota
ASEAN diantaranya Brunei Darusalam, Kamboja, Indonesia,
Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand,
Vietnam untuk mempromosikan ASEAN dengan menyatukan
semua sektor industri pariwisata sebagai tujuan wisata dan
khususnya daerah dari masing-masing negara.
2) Malaysia association of tour and travel Agent (Matta Travel Fair)
MATTA pada awalnya merupakan sekumpulan agen tour
dan travel yang berinisiatif untuk membentuk sebuah asosiasi
yang mampu mempresentasikan keinginan anggotanya.
Tujuan utama pembentukannya adalah untuk menyediakan
suatu platform untuk MATTA (Malaysia Association of Tour and
Travel Agents) anggotanya untuk memiliki akses yang lebih
mudah kepada masyarakat pada umumnya dan juga bagi publik
untuk memenuhi kebutuhan perjalanan mereka semua di bawah
satu atap.
3) The Pacific Asia Travel Association (PATA)
PATA adalah asosiasi keanggotaan bertindak sebagai katalis
untuk pengembangan bertanggung jawab atas perjalanan Asia
Pasifik dan industri pariwisata. Dalam kemitraan dengan sektor
publik swasta dan anggota PATA, dengan meningkatkan
pertumbuhan yang berkelanjutan, nilai dan kualitas perjalanan
dan wisata.
4) World Travel Market (WTM Lodon)
WTM diadakan setiap tahun di London, WTM merupakan
peristiwa global terkemuka untuk industri perjalanan dengan
bisnis menyajikan beragam tujuan dan sektor industri untuk
Inggris dan profesional perjalanan Internasional. Ini adalah
kesempatan yang unik untuk seluruh perjalanan perdagangan
global untuk mendapatkan jaringan, bernegosiasi dan
melakukan bisnis di bawah satu atap. Dengan menghadiri
World Travel Market, peserta efisien, efektif dan produktif
mendapatkan keuntungan kompetitif langsung untuk bisnis
mereka dan tetap sejajar dengan perkembangan terakhir di
industri perjalanan.
B. Pembahasan
1. Kegiatan promosi Internasional pada Hotel Best Western Premier
Solo yang sudah diikuti selama kegiatan magang berlangsung adalah :
a. ASEAN Tourism Forum (ATF)
Keindahan alam dan kebudayaan yang sangat kental adalah
salah satu kelebihan dari negara–negara yang terletak di kawasan
Asia Tenggara atau yang tergabung di sebuah perserikatan yang
bernama ASEAN, negara–negara di kawasan ASEAN mempunyai
ciri khas khusus pada setiap kebudayaan yang ada di masing-
masing negara tersebut, dengan memperkuat sektor di bidang
pariwisata. Negara–negara di kawasan ASEAN membuat sebuah
forum dengan nama ASEAN Tourism Forum (ATF) yang di
selenggarakan pada tanggal 25-29 Januari 2010 di Brunei
Darusalam yang dihadiri oleh 378 buyer, sebagian besar dari buyer
berasal dari Australia, Malaysia, Rusia, Jerman, Italia, Singapura,
Spanyol, India, Polandia, Inggris, Jepang, Amerika Serikat, United
Arab, Belgia, Suriah, Cina, Hong Kong, Perancis , Belanda,
Thailand, Vietnam.
Tujuan Hotel Best Western Premier Solo mengikuti kegiatan
promosi internasional ASEAN Tourism Forum (ATF) adalah untuk
mempromosikan Indonesia di ATF khususnya kota Solo agar para
wisatawan tertarik untuk berkunjung ke kota Solo, dan
mempercayakan hunian selama berkunjung di kota Solo di Hotel
Best Western Premier Solo.
b. Malaysia association of tour and travel Agent (Matta Travel Fair)
Hotel Best Western Premier Solo sebagai internasional chain
hotel terbesar didunia selalu turut aktif dalam setiap kegiatan
promosi Internasional Malaysia association of tour and travel Agent
(Matta Travel Fair) yang di selenggarakan pada tanggal 12-14 Maret
2010 di Putra World Trade Centre (PWTC), Kuala Lumpur, Malaysia
yang dihadiri oleh 114 seller dan selama pameran ada lebih dari
3000 buyer, sebagian besar buyer berasal dari warga negara
Malaysia dan negara lain.
Tujuan Hotel Best Western Premier Solo mengikuti kegiatan
promosi internasional Malaysia association of tour and travel Agent
(Matta Travel Fair) adalah untuk menarik agen perjalanan wisata
Malaysia dengan mempromosikan kota Solo sebagai tujuan wisata,
dengan keunikan yang dimiliki kota Solo sebagai salah satu kota
budaya yang masih memiliki banyak peninggalan bersejarah, selain
daripada itu Solo juga mempunyai kebudayaan yang menarik.
Wisatawan yang berkunjung ke kota Solo dapat menikmati
berbagai suguhan atraksi budaya yang di miliki kota Solo, dari sini
terlihat bahwa kota Solo memiliki nilai jual yang tinggi disektor
pariwisata untuk dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun
mancanegara, Hotel Best Western Premier Solo sebagai satu –
satunya hotel yang bertema batik di Indonesia sekaligus sebagai
pelestari nilai budaya sangat cocok untuk tempat tinggal sementara
selama berkunjung di kota Solo, selain bertemakan batik Hotel Best
Western Premier Solo juga menggabungkan antara konsep modern
dan tradisional khas Solo.
Dalam melaksanakan kegiatan promosi Internasional Hotel Best
Western Premier Solo menggunakan beberapa media promosi
diantaranya periklanan (advertising), penjualan perorangan (personal
selling), promosi penjualan (sales promotion). Dari media promosi
tersebut Hotel Best Western Premier Solo sangat terbantu dalam
pelaksanaan promosi internasional.
Kegiatan promosi dengan media periklanan (advertising) yang
digunakan oleh Hotel Best Western Premier Solo dengan cara
menyebarkan brochure, flayers, facksheet yang biasanya disebut sales
kit kepada calon buyer.
Kegiatan promosi dengan penjualan perorangan (personal selling)
biasanya dilakukan oleh sales, dimana seorang sales secara langsung
menawarkan produk hotel kepada para calon buyer yang biasanya
disebut sales call.
Kegiatan promosi dengan promosi penjualan (sales promotion)
Hotel Best Western Premier Solo dilakukan dengan Kegiatan sales
Hotel Best Western Premier Solo bekerjasama dengan para agen biro
perjalanan (travel agent) dengan memberikan product knowledge
sebagai pegangan dalam menjual produk Hotel Best Western Premier
Solo biasanya dengan presentasi, penyebaran sales kit dan Cassete
Disc (CD).
Dari rangkaian kegiatan promosi internasional tersebut, buyer dapat
menginap di Hotel Best Western Premier Solo, dan para buyer yang
sudah menginap di Hotel Best Western Premier Solo sudah terdaftar
secara otomatis dalam member web Best Western dunia dan
keuntungan dari member web adalah memudahkan layanan reservasi
online Best Western diseluruh dunia.
2. Hambatan yang dihadapi Hotel Best Western Premier Solo dalam
kegiatan promosi internasional
a. Persaingan
Para pesaing Hotel Best Western Premier adalah hotel yang
memiliki jaringan Internasional (International Chain hotel) dan sudah
berdiri lama di kota Solo, sedangkan Best Western termasuk brand
baru di Solo, dan belum banyak masyarakat mengenal Best
Western selain daripada itu ada beberapa hotel yang mempunyai
brand lokal dan jaringan yang kuat di Solo, strategi pemasaran yang
diterapkan oleh brand lokal tersebut dengan menurunkan harga
sehingga harga yang dijual menjadi lebih rendah dibanding dengan
harga yang dijual oleh Best Western.
b. Ketersediaan agen
Kebanyakan dari para pengunjung pameran adalah agen-agen
yang ada di ASEAN dan para agen tersebut belum terlalu mengenal
Indonesia yang mempunyai banyak kota dengan potensi pariwisata
yang menarik, para agen tersebut hanya mengenal pulau bali
sebagai obyek kunjungan utama pariwisata di Indonesia. Indonesia
memiliki banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, kota
Solo salah satunya, Solo mempunyai nilai budaya tinggi sehingga
menjadi nilai tersendiri untuk kota wisata.
c. Biaya promosi Internasional mahal
Untuk mengadakan promosi di pameran dagang internasional
membutuhkan dana yang besar, karena untuk menyewa booth
dengan tempat yang strategis dan juga biaya operasional pada saat
pameran.
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian mengenai kegiatan promosi Internasional pada Hotel Best
Western Premier Solo, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan promosi Internasional pada Hotel Best Western Premier Solo
Dalam melaksanakan kegiatan promosi Internasional ASEAN
Tourism Forum (ATF) dan Malaysia association of tour and travel
Agent (Matta Travel Fair) Hotel Best Western Premier Solo
menggunakan beberapa media promosi diantaranya periklanan
(advertising), penjualan perorangan (personal selling), promosi
penjualan (sales promotion). Dari media promosi tersebut Hotel Best
Western Premier Solo sangat terbantu dalam pelaksanaan promosi
internasional dan para buyer dapat menikmati layanan member web
Best Western dunia setelah buyer menginap di Hotel Best Western
Premier Solo.
1. Hambatan yang dihadapi Hotel Best Western Premier Solo dalam
kegiatan promosi internasional
a. Persaingan
Para pesaing Hotel Best Western Premier adalah hotel yang
memiliki jaringan Internasional (International Chain hotel) dan sudah
berdiri lama di kota Solo, sedangkan Best Western termasuk brand
baru di Solo, dan belum banyak masyarakat mengenal Best
Western selain daripada itu ada beberapa hotel yang mempunyai
brand lokal dan jaringan yang kuat di Solo, strategi pemasaran yang
diterapkan oleh brand lokal tersebut dengan menurunkan harga
sehingga harga yang dijual menjadi lebih rendah dibanding dengan
harga yang dijual oleh Best Western.
b. Ketersediaan agen
Kebanyakan dari para pengunjung pameran adalah agen-agen
yang ada di ASEAN dan para agen tersebut belum terlalu mengenal
Indonesia yang mempunyai banyak kota dengan potensi pariwisata
yang menarik, para agen tersebut hanya mengenal pulau bali
sebagai obyek kunjungan utama pariwisata di Indonesia. Indonesia
memiliki banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, kota
Solo salah satunya, Solo mempunyai nilai budaya tinggi sehingga
menjadi nilai tersendiri untuk kota wisata.
c. Biaya promosi Internasional mahal
Untuk mengadakan promosi di pameran dagang internasional
membutuhkan dana yang besar, karena untuk menyewa booth
dengan tempat yang strategis dan juga biaya operasional pada saat
pameran.
B. SARAN
Setelah mengetahui kegiatan promosi internasional dan hambatan
yang dihadapi Hotel Best Western Premier Solo, penulis dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kegiatan promosi internasional
a. Diharapkan dapat menarik buyer yang datang berkunjung sehingga
buyer dapat mengenal Hotel Best Western Premier Solo.
b. Diharapkan agar Hotel Best Western Premier Solo dapat selalu
mengikuti kegiatan promosi internasional yang diadakan secara
rutin dan para sales yang ikut dalam kegiatan promosi internasional
dapat menjalin hubungan baik dengan buyer, sehingga buyer dapat
memberikan pesanan di kemudian hari.
c. Diharapkan Hotel Best Western Premier Solo agar tetap konsisten
untuk melestarikan budaya tradisional khas Solo yang melakat
pada konsep Hotel Best Western Premier Solo.
2. Untuk mengatasi hambatan Kegiatan promosi Internasional
a. Persaingan
Degan tetap konsisten menjaga harga jual kepada para tamu tapi
di imbangi dengan peningkatan di kualitas service kepada tamu,
sehingga tamu yang menginap di Hotel Best Western Premier Solo
merasa puas, dan akan kembali untuk menginap di Hotel Best
Western Premier Solo pada kunjungan berikutnya.
b. Ketersediaan agen
Dengan menjalin hubungan baik dengan Travel agen di kawasan
ASEAN dan lebih mengenalkan kota Solo sebagai kota yang
menarik untuk dikunjungi dan mempunyai nilai budaya tinggi
sehingga menjadi kota wisata agar lebih dikenal wisatawan
domestik maupun mancanegara.
c. Biaya promosi Internasional
Pada saat pameran dengan booth yang kurang strategis,
diharapkan para sales yang ikut dalam kegiatan promosi tersebut
dapat lebih aktif melakukan sales call saat acara berlangsung untuk
menarik para buyer.
i
DAFTAR PUSTAKA
Murti, Hari, 2007, Panduan Magang Kerja dan Penulisan Tugas D3 Bisnis
Internasional, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret,
Surakarta
Budiarto, Teguh dan Fendy Ciptono, 2001, Pemasaran Internasional,
BPFE, Yogyakarta
Wilson, Aubrey , 1982, Manajemen Pemasaran Jasa, PT Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta
Lupiyoadi, Rambal, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat,
Jakarta
Abriyanto, Dwiko, 2007, General Hotel Knowledge, International Hotel
Management School, Surakarta