fakultas seni rupa dan desain institut seni ......selanjutnya seperti pagar kawat berduri karya...
TRANSCRIPT
FLUID INTERNSHIP DI
FORUM FILM
DOKUMENTER JOGJA
(DIVISI ARSIP, MEDIA
DOKUMENTASI DAN PRODUKSI)
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Menyelesaikan Kuliah Kerja Profesi (KKP)
Progam Studi Televisi dan Film Jurusan Seni Media Rekam
Oleh :
ATHORY MALIK
NIM 15148145
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA
SURAKARTA
2019
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat – Nya, sehingga kegiatan Kuliah Kerja Profesi
(KKP) di Forum Film Dokumenter selama 72 Hari (2 Bulan 12 Hari), terhitung dari
tanggal 1 November 2018 hingga 11 January 2019 telah terlaksana. Keluaran dari
proses Kuliah Kerja Profesi ini adalah laporan yang memberikan gambaran mengenai
proses kerja dan kegiatan yang dilakukan selama KKP berlangsung. Laporan ini
disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Kuliah Kerja Profesi (KKP)
Program Studi Televisi dan Film, Seni Media Rekam, FSRD, Institut Seni Indonesia
Surakarta.
KKP yang dilaksanakan di Forum Film Dokumenter ini dapat berjalan dengan
lancar karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Titus Soepono Adji S.Sn. MA yang telah bersedia membimbing serta
memberi arahan selama pembuatan proposal KKP hingga terselesaikannya
laporan KKP.
2. Alia Damaihati, selaku Direktur Forum Film Dokumenter yang
memberikan kesempatan untuk berpartisipasi di Forum Film
Dokumenter dan tergabung dalam Divisi Arsip.
3. Her Raditya Mahendra Putra, selaku Chief Divisi Arsip di Forum Film
Dokumenter, yang telah memberikan dukungan dan pengarahan kepada
penulis dalam Divisi Arsip selama melakukan proses di Forum.
iv
4. Ukky Satya Nugrahani selaku Direktur Festival Film Dokumenter 2018
yang memberikan kami kesempatan untuk berpartisipasi di Festival Film
Dokumenter 17 yang tergabung dalam divisi Media dan Dokumentasi.
5. Krisna Eka Putranto selaku Koordinator tim Dokumentasi Festival Film
Dokumenter 17 yang memfasilitasi, memberikan kami kesempatan dan
pengarahan saat proses Festival berlangsung.
6. Kurnia Yudha Fitranto selaku Tim Produksi Forum Film Dokumenter
yang memberikan kami kesempatan dan pengarahan untuk melakukan
kerja lapangan yang berorientasi dengan cakupan akademik kami dalam
hal produksi dokumenter.
7. Anggota Forum Film Dokumenter yang telah memberikan kami kesempatan
untuk berproses bersama selama 2 bulan lebih melakukan proses KKP.
8. Tim Dokumentasi dan para volenteer yang telah memberi kami pegalaman
baru dalam berproses dan berjejaring di Festival Film Dokumenter 17.
9. Teman – teman Televisi dan Film yang juga ikut memberi semangat dan
membantu kami dalam berproses.
10. Semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses
kami KKP
iv
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagaimana
mestinya bagi semua pihak. Penulis tidak memungkiri bahwa laporan yang telah
diselesaikan ini masih belum sempurna, oleh sebab itu penulis berharap kritik dan
saran dari pembaca untuk menyempurnakan laporan.
Surakarta, July 2019
Athory Malik
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……..………………………………………........... i
DAFTAR ISI ………………………………………..……………………...iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Prolog............... …………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan……………………………………………………....…….... 3
1.3 Manfaat ……………………………………………………………. 4
1.4 Waktu Pelaksaan KKP……………………………………..………. 5
1.5 Lokasi Kuliah Kerja Profesi ……………………………...……....... 5
BAB II MATERI DAN METODE KULIAH KERJA PROFESI
2.1 Materi Kerja Profesi………………………………………………….. 7
2.2 Metode Kerja Profesi…………………………………………………. 11
BAB III PELAKSANAAN KERJA PROFESI
3.1 Forum Film Dokumenter Sebagai Institusi. .……………………....... 14
3.2 Pelaksanaan Kegiatan………………………….……………………… 25
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 34
4.2 Saran………………….………………………………………………. 35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 36
LAMPIRAN .............................................................................................. 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Prolog
Film dokumenter sangat erat kaitanannya dengan fenomena yang terjadi di dalam
masyarakat. Hal tersebut meliputi berbagai faktor yang menjadi elemen fundamental bagi
dokumenter untuk menjadi medium untuk menyampaikan informasi berupa fakta – fakta
yang konkret kepada masyarakat. Seiring dengan perkembangannya, film dokumenter
memiliki berbagai bentuk dan wajah baru untuk menyampaikan hal – hal tersebut kepada
para penontonnya. Sehingga tidak hanya sekedar penyampai fakta yang disampaikan
dengan sudut pandang yang objektif seiring dengan perkembangan budaya kontemporer
yang semakin pesat pembacaan film dokumenter kini pun semakin mengarah kepada
kekuatan subjektifitas dan estetis dari pembuat film.
Hal tersebut yang mendasari kami menjalani tugas akhir penciptaan film
Dokumenter, untuk mencari berbagai macam sumber referensi film dokumenter dengan
berbagai Tema dan Isu. Selain untuk membuka wacana kreatif yang akan mendasari proses
kami dalam penciptaan kelak, tentunya juga untuk mempelajari pola – pola baru yang bisa
di terapkan dalam Film Dokumenter. Oleh karena itu hal – hal tersebut menjadi alasan
utama untuk melaksanakan proses Kuliah Kerja Profesi yang relevan dengan kebutuhan
substansial akan tugas Akhir sekaligus juga dapat merasakan pola kerja profesional di
ranah Industri Dokumenter di Indonesia.
Hal – hal tersebut yang mendasari kami untuk menjalankan Mata Kuliah Kerja
Profesi di Forum Film Dokumenter, yang telah berdiri sejak tahun 2002 sebagai organisasi
yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dokumenter sebagai medium ekspresi dan
2
ekosistem pengetahuan lewat program eksebhisi, edukasi dan pengarsipan. Dengan
rentang waktu yang cukup matang di dalam Pengelolaan film Dokumenter di era
kontemporer ini menjadi alasan untuk menggali sumber referensi dan wawasan subjektif
akan bagaimana mengelola lembaga/forum yang berfokus pada perkembangan
dokumenter.
Forum Film Domenter sendiri merupakan motor berdirinya Festival Film
Dokumenter di tahun 2002 yang juga merupakan Festival Film Dokumenter pertama di
Indonesia dan Asia Tenggara yang berfokus pada pengembangan dokumenter sebagai
medium ekspresi dan ekosistem pengetahuan, melalui program – program eksebisi,edukasi
dan pengarsipan. Hal – hal tersebut yang memperkuat alasan kami untuk melakukan proses
Kuliah Kerja Profesi di forum dokumenter karena erat kaitannya dengan relevansi Tugas
Akhir yang akan kami tempuh. Penguatan referensi yang kami butuhkan sangatlah sesuai
dengan program pengarsipan Forum Film Dokumenter yang sudah berjalan sejak 2002 dan
tentunya didalamnya termuat berbagai film dokumenter yang sesuai dengan standar
festival dan berasal dari seluruh dunia dengan berbagai topik dan isu yang diangkat.
Sehingga kami dapat berpartisipasi langsung dalam pengolelolaan di dalam divisi Arsip
Forum Film Dokumenter tentunya juga dapat mengetahui bagaimana memanajemen film –
film dokumenter dari submisi yang datang tiap tahunnya dapat mengklasifikasikannya dan
mengorganisir kedalam platform mobile Arsip FFD yang dapat oleh masyarakat umum
melalui laman resmi dari FFD.
3
B. Tujuan
Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi di Forum Film Dokumenter selain sebagai salah
satu syarat pemenuhan kelulusan dan memperluas capaian pembelajaran dalam
lingkup Institut seni Indonesia memiliki tujuan yang terdiri dari :
1. Mendapatkan kesempatan kerja didalam pengelolaan divisi Arsip di Forum Film
Dokumenter.
2. Berbagi pengalaman pada ruang lingkup praktek pembuatan film dokumenter
dengan para praktisi.
3. Memperkaya wawasan mengenai perkembangan dunia perfilman Indonesia.
4. Mengasah hard skill dan soft skill dalam bidang Pengarsipan Film Dokumenter dan
produksi Dokumenter.
5. Menumbuhkan sikap profesional dalam mengemban tugas dan tanggung jawab di
lingkungan kerja.
6. Memperluas jaringan dengan para anggota dalam Forum Film Dokumenter dan para
Pembuat Film Dokumenter yang juga ikut berpartisipasi didalam Forum maupun Festival.
7. Membiasakan diri untuk beradaptasi dalam lingkungan kerja profesional.
4
C. Manfaat
Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) bagi mahasiswa Prodi Televisi dan
Film, Jurusan S-1 Seni Media Rekam, FSRD, Institut Seni Indonesia Surakarta ini
memberi manfaat baik bagi Mahasiswa, Lembaga Pendidikan (Prodi Televisi dan
Film, Jurusan Seni Media Rekam, FSRD, Institut Seni Indonesia Surakarta) dan
Forum Film Dokumenter.
1. Bagi Mahasiswa
a. Mengetahui proses kerja dalam pengelolaan arsip di sebuah Forum
yang menyelenggarakan Festival Film Dokumenter tahunan berskala
internasional.
b. Sebagai sarana mengasah kemampuan mahasiswa dalam penerapan
teori dan kemampuan.
c. Menjalin hubungan kerja yang sehat dan profesional antara
mahasiswa dan pihak Forum Film Dokumenter.
2. Bagi Institut Seni Indonesia Surakarta
a. Terwujudnya Tridharma Perguruan Tinggi yang diwujudkan melalui
keterlibatan mahasiswa peserta KKP dengan yayasan terkait.
b. Memberikan kesempatan kepada kampus untuk membuka relasi atau
jejaring dengan pihak Forum Film Dokumenter.
c. Mengetahui target Forum Film Dokumenter terkait kompetensi dan
kualifikasi SDM yang dibutuhkan.
5
3. Bagi Forum Film Dokumenter
a. Mendapatkan calon tenaga berkompetensi pada bidangnya untuk
turut memajukan perfilman Indonesia.
b. Mendapatkan referensi calon volunteer yang aktif dan dapat
bergabung di dalam organisasi di masa mendatang.
C. Waktu Pelaksanaan KKP
a. Durasi : 10 Minggu 2 Hari atau 72 hari
b. Tanggal : 01 November 2018 – 11 January 2019
c. Hari Kerja : Senin – Jumat
d. Jam Kerja : Pukul 10.00 – 18.00 WIB
D. Lokasi Kuliah Kerja Profesi
Gambar 1. Logo Forum Film
Dokumenter
Sumber : https://ffd.or.id
6
a. Institusi / Unit yang dituju
Nama Institusi : Forum Film Dokumenter
Unit/Divisi : Arsip
Bidang : Arsip dan Produksi
Alamat : Sidomulyo TR IV/278A, Kelurahan Bener, Tegalrejo,
Bener, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
55243
Telepon : 0811-2642-672
Email : [email protected]
7
BAB II
MATERI KULIAH KERJA PROFESI
A. Materi Kerja Profesi
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi di Forum Film Dokumenter yang secara
khusus tergabung dalam divisi arsip, memiliki berbagai dasar literasi secara akademik
maupun praktis. Hal tersebut yang mendasari pemaparan materi pengantar sebagai salah
satu substansi pemben tuk dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi.
1. Materi Umum
Istilah arsip secara etimologis berasal dari bahasan Yunani yaitu dari kata
arche, kemudian berubah menjadi archea dan selanjutnya mengalami perubahan
lagi menjadi archeon. Arche; permulaan dan berarti juga jabatan atau
fungsi/kekuasaan peradilan.Sedangkan archea artinya dokumen atau catatan
mengenai permasalahan, dan archeon berarti Balai Kota.1
Pengertian arsip menurut Undang-Undang No.43 Tahun 2009 adalah
rekaman kegitan atau peristiwa dalam bentuk berbagai dan diterima oleh lembaga
negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.2
Sejarah arsip film di Indonesia dimulai dari salah lembaga yang bernama
Sinematek Indonesia (SI) adalah lembaga arsip film pertama di Asia Tenggara. 1Yufid, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline (aplikasi), Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. 2Undang-Undang Dasar No.43 Tahun 2009
8
Sinematek Indonesia mulai dirintis sejak tahun 1970, lima tahun kemudian
lembaga ini diresmikan. Tak hanya eksis di negeri sendiri, SI mulai bergabung
dengan lembaga internasional. Pada tahun 1977, SI bergabung dalam Federation
Internationale des Archives du Film (FIAF), kemudian pada tahun 1997 SI
bergabung dalam South East Asia Pacific Audio Visual Archives Association
(SEAPAVAA). Dalam forum tersebut SI bertindak sebagai inspirator dan inisiator
dalam pembentukan forum serupa. Istilah sinematek digunakan untuk
meninggalkan kesan kaku pada lembaga ini. Sebab sesungguhnya, lembaga ini
adalah suatu aktivitas kebudayaan dan pusat aktivitas pengembangan budaya
sinema.SI menyimpan berbagai jenis film Indonesia, dan tidak ada seleksi atau
kriteria khusus agar film masuk dalam arsip SI.3
Program – program Sinematek Indonesia hingga 2012 tercatat sudah
memiliki koleksi hingga 187 judul Film Positif (Film yang visual dan audionya
sudah digabungkan) dan 548 judul film Negatif (Film yang visual dan audionya
masih terpisah) dengan banyaknya kuantitas koleksi arsip fisik dari Sinematek
Indonesia di tahun itu juga mulai muncul istilah Restorasi film dimana
mentransfer format film analog menuju Digital dengan debutdi era milenial ini
melalui film Lewat Djam Malam karya Usmar Ismail tahun 1954 yang mendapat
berbagai apresiasi di kancah internasional salah satunya di Cannes Film Festival
ditahun yang sama saat pemutaran hampir 80% dapat terisi penuh. Dengan
berbagai kerusakan fisik yang muncul dari format fisiknya, dapat direstorasi
dengan kualitas terbaik sejak pemutarannya di tahun 1954. Setelah itu sinematek
bekerjasama dengan Pusbang Film Indonesia (Pusat Pengembangan Film
Indonesia) dengan melakukan berbagai program Restorasi di tahun – tahun
3http://kebudayaanindonesia.net/sinematek-indonesia-pusatnya-arsip-film-indonesia-2/
9
selanjutnya seperti Pagar Kawat Berduri karya Asrul Sani (1960), Darah dan Doa
karya Usmar Ismail (1950), Tiga Dara karya Usmar Ismail (1956) dan lain
sebagainya.
Pengelolaan arsip dilakukan dalam hal penggunaan arsip selanjutnya.
Pada penggunaan arsip terdapat pelayanan peminjaman. Arsip akan efektif dalam
penggunaanya jika dikelola dengan baik dan benar. Pengelolaan arsip harus
dilaksanakan oleh badan yang memberikan titik perhatian dalam pengurusan
arsip. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 bab III tentang
pengelolaan hasil serah-simpan karya cetak dan rekam, disebutkan bahwa karya
rekam atau karya cetak diserahkan dan disimpan berdasarkan Undang-Undang
dilakukan oleh Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah yang
menerimanya, atau badan lain yang ditetapkan oleh pemerintah dalam hal karya
rekam yang berupa film cerita atau dokumenter.4
Seluruh film-film yang telah menjadi koleksi arsip lembaga tersebut
dalam praktiknya dapat diakses dengan mudah,terlebih lagi jika akses itu
ditujukan untuk kegiatan perfilman yang juga bersifat nonprofit seperti apresiasi
film atau festival film yang dilakukan oleh komunitas film atau komunitas
pelajar/mahasiswa.5
4Undang-Undang Dasar No. 4 Bab III 5Dyah Aryani P, Pengelolaan Arsip Film Oleh Swasta dan Jaminan Publik. Jakarta
10
2. Materi Khusus
Dalam pelaksanaan kegiatan organisasi, kadang diperlukan arsip yang
sudah lama disimpan. Sebelum kita menggunakan arsip, kita harus mengetahui
lebih dahulu fungsi dari arsip – arsip tersebut. Arsip dibedakan menjadi 2, yaitu :
1) Arsip Dinamis
Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam
perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada
umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi
negara. Arsip dinamis juga berarti informasi terekam, termasuk data dalam sistem
komputer, yang dibuat atau diterima oleh organisasi dalam melakukan
aktivitasnya.
2) Arsip Statis
Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk
perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun
untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara. Jadi arsip dinamis adalah
semua arsip yang masih berada di berbagai kantor, baik kantor pemerintah, swasta
atau organisasi kemasyarakatan, karena masih dipergunakan secara langsung
dalam perencanaan, pelaksanaan dan kegiatan administrasi lainnya. 6
6Sugiyono ,Metode Penelitian Manajemen. Alfabeta.
11
Arsip pada dasarnya memiliki banyak jenis. Berikut ini disampaikan beberapa
jenis arsip :
a) Berdasarkan Media
i. Arsip Berbasis Kertas (Conventional Archives/Records)
Merupakan arsip yang berupa teks atau gambar atau numerik
yang tertuang di atas kertas.
ii. Arsip Lihat-Dengar (Audio-Visual Archives/Records)
Merupakan arsip yang dapat dilihat dan didengar. Contohnya:
kaset video, film, VCD, cassette recording, foto.
iii. Arsip Kartografik dan Arsitektual (Cartographic and
Architectural Archives/Records) Merupakan arsip berbasis
kertas tetapi isinya memuat gambar grafik, peta, maket, atau
gambar arsiptek lainnya, dan karena bentuknya unik dan khas
maka dibedakan dari arsip berbasis kertas pada umumnya.
iv. Arsip Elektronik merupakan arsip yang dihasilkan oleh
teknologi informasi, khususnya komputer (machine readable). 7
B. Metode Kerja Profesi
Dalam Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi menggunakan beberapa metode –
metode kerja yang berkaitan dengan pengarsipan. Metode – metode tersebut
dilaksanakan dan diamalkan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi untuk
memaksimalkan pola kerja yang sudah ada dan berjalan dalam Insitusi terkait.
7Priansa, D. J. Perencanaan & Pengembangan SDM.Alfabeta
12
Berikut beberapa metode – metode yang berlangsung dalam proses pengarsipan di
Forum Film Dokumenter :
1. Metode Primer
a. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Cara pengumpulan data
melalui proses pencatatan perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian
yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-
individu yang diteliti.8
b. Partisipasi
Partisipasi adalah suatu kegiatan untuk membangkitkan perasaan dan di
ikut-sertakan atau ambil bagian dalam kegiatan suatu organisasi.9
c. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.10
2) Pengumpulan Data Sekunder
a. Analisis Dokumen
Pengumpulan data sekunder yang penulis lakukan seperti menggali dan
mencari informasi yang ada pada katalog dari setiap film untuk di isi di dalam
form arsip Forum Film Dokumenter.
8Sugiyono ,Metode Penelitian Manajemen. Alfabeta. 9I Nyoman, Suparyadi .Efektivitas Implementasi Kebijkan Otonomi Daerah.Citra Utama. 10Sugiyono ,Metode Penelitian Manajemen. Alfabeta.
13
b. Menonton Film
Dilakukan dengan menonton ulang dari sejumlah film yang telah di data
pertahun dimulai dari 2014 - 2017. setelah menonton kita menulis point point
yang di dapat dan menginterpretasikan kedalam sebuah tulisan untuk ditulis
sebagai sinopsis di dalam form data film Forum Film Dokumenter
14
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PROFESI
A. Forum Film Dokumenter Sebagai Insitusi
Gambar 2. Tampak Luar Kantor Sekretariat
Forum Film Dokumenter
Sumber: Athory Malik
Sebagai organisasi yang bergerak sejak 2002, Forum Film Dokumenter (FFD)
memiliki tujuan mengembangkan dokumenter sebagai medium ekspresi dan
ekosistem pengetahuan lewat program ekshibisi, edukasi, dan pengarsipan.
Berangkat dari sebuah gagasan yang lahir dari sebuah perbincangan ringan
sekelompok anak muda, muncul wacana untuk menggarap sebuah potensi dalam
dunia perfilman Indonesia yang pada saat itu jarang disentuh. Terdapat ciri khas
film dokumenter yang membedakannya dari produk audiovisual lainnya, sebuah
kekuatan signifikan sebagai media yang mencerdaskan, reflektif, dan dapat
melewati batas-batas ruang dan waktu. Di tengah arus media masa yang demikian
deras, film dokumenter memiliki peran penting sebagai media aspirasi yang
mandiri.
15
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
Di lain pihak, Forum Film Dokumenter menciptakan ruang bagi publik untuk
mendiskusikan permasalahan bersama melalui penciptaan ruang-ruang diskusi.
Berbagai medium yang dipilih oleh festival, dihadirkan untuk memicu pertanyaan
orang-orang yang hadir di festival ini. Melalui program-program diskusi,
pertanyaan pertanyaan tersebut dapat didiskusikan bersama sebagai respons
terhadap isu yang diangkat. Opini publik dibentuk melalui berbagai medium dan
proses diskusi yang mengedepankan pendapat-pendapat rasional. Bentuk ruang
yang sederhana ataupun jumlah tamu yang tidak terlalu berlebihan, memberikan
keuntungan lain bagi proses pembentukan opini yang lebih efektif. Pertemuan fisik
yang merupakan syarat dari pembentukan opini publik dalam ruang ini, juga
memberikan keuntungan bagi para peserta untuk menciptakan diskusi dan
pembentukan opini publik yang lebih berkualitas. Oleh sebab itu, ruang seperti
Festival Film Dokumenter masih dibutuhkan, selain sebagai ruang untuk
menciptakan opini publik yang mementingkan kebaikan bersama, tetapi juga
sebagai ruang yang menawarkan wacana alternatif bagi masyarakat.
1. Sejarah Forum Film Dokumenter
Berangkat dari sebuah gagasan yang lahir dari sebuah perbincangan ringan
sekelompok anak muda, muncul wacana untuk menggarap sebuah potensi dalam
dunia perfilman Indonesia yang pada saat itu jarang disentuh. Terdapat ciri khas
film dokumenter yang membedakannya dari produk audiovisual lainnya, sebuah
kekuatan signifikan sebagai media yang mencerdaskan, reflektif, dan dapat
melewati batas-batas ruang dan waktu. Di tengah arus media masa yang demikian
deras, film dokumenter memiliki peran penting sebagai media aspirasi yang
mandiri.
16
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
Sebagai organisasi yang bergerak sejak 2002, Forum Film Dokumenter (FFD)
memiliki tujuan mengembangkan dokumenter sebagai medium ekspresi dan
ekosistem pengetahuan lewat program ekshibisi, edukasi, dan pengarsipan.
Pada perhelatan rutinnya tiap tahun di bulan Desember, Festival Film
Dokumenter selalu mencoba mengangkat isu-isu sosial yang faktual sebagai fokus
utama festival, pun sebagai jembatan antara pembuat film dokumenter, pembuat
film profesional, dan khalayak yang lebih luas, dengan tujuan peningkatan kualitas
dan kuantitas film dokumenter di Indonesia.
17
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
2. Struktur Organisasi Forum Film Dokumenter
Struktur organisasi pada Forum Film Dokumenter terdiri dari 3 lapisan, di
antaranya bagian Middle Manager (MM), Program Officer (PO), dan
administrasi. Middle Manager meliputi Rachma Safitri, Yusuf Safary, dan Michael
Winanditya. Kemudian, Program Officer meliputi Tomyzul Habib Surapto
(Berisik.Id), Wucha Wulandari (Jalan Remaja 1208), dan Yusuf Novantoro
(Selamat Pagi). Sementara, bagian administrasi meliputi Murni Rohanita, Chandra
Maharani, dan Bekti Handayani.
Bagan. 1 Struktur pengurus harian.
Sumber : Forum Film Dokumenter
18
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
3. Program – program Forum Film Dokumenter
Forum Film Dokumenter memiliki beberapa program yang melibatkan
remaja. Adapun program – program Forum Film Dokumenter, antara lain :
1) Festival Film Dokumenter
Festival Film Dokumenter (FFD) merupakan festival film dokumenter
pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang didirikan pada tahun 2002 di
Yogyakarta. FFD fokus pada pengembangan film dokumenter sebagai medium
ekspresi dan ekosistem pengetahuan.
Gambar 3. Dokumentasi FFD 17
(Sumber: Pengantar Direktur Forum Film Dokumenter; Henricus Pria – 21/02/19)
Tiap tahunnya FFD menyelenggarakan program kompetisi dengan 3
kategori : kompetisi dokumenter panjang internasional, kompetisi dokumenter
pendek Indonesia, dan kompetisi dokumenter pelajar Indonesia. Di samping
program kompetisi, FFD juga menyajikan film-film dokumenter dari berbagai
negara di seluruh dunia, sesi diskusi yang membahas isu sosial maupun
perkembangan film dokumenter itu sendiri, eksibisi yang bekerjasama dengan
19
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
institusi film atau bidang seni lain dari Indonesia maupun luar negeri, serta
workshop yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas pelaku perfilman
Indonesia.
Dalam penyelenggaraannya yang sudah melewati angka 17 tahun, FFD
selalu menjalin kerjasama dengan institusi-institusi lain yang bergerak di bidang
perfilman atau kebudayaan pada umumnya, dan memiliki misi yang sejalan dengan
FFD, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya dengan Badan Ekonomi
Kreatif (BEKRAF), Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm)
KEMENDIKBUD, In-docs, Akatara, NHK World, Institut Français d'Indonésie,
Goethe Institut, The Japan Foundation Asia Center, Kedutaan Besar Kanada di
Indonesia, Instituto de Italiano, Taiwan Film Institute, dan banyak lagi.
20
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
2) Cafe Society
Café Society Cinema adalah sebuah bioskop mini yang menawarkan
pengalaman kolektif dengan menyajikan film, kuliner dan interaksi sosial dalam
suasana yang intim dan nyaman. Beragam jenis film dan kuliner dikurasi
oleh Forum Film Dokumenter, MES 56 dan Bakudapan Food Study Group untuk
mengemas peristiwa menonton yang sedap. Film ditayangkan setiap hari Selasa
pada jam 19.00 dan 21.00 WIB.
Gambar 4. Laman resmi Cafe Society
(Sumber: https://cafesociety.ffd.or.id/#tentang)
21
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
3) Le Mois du Documentaire [Bulan Dokumenter Prancis] "Amuse-bouches"
Program pemutaran apresiasi Bulan Dokumenter Prancis merupakan salah
satu program kolaborasi dengan IFI-LIP Yogyakarta (Institut Francais Indonesia)
yang menghadirkan berbagai film – film dokumenter yang berasal dari Prancis yang
menghadirkan kesempatan diskusi kebudayaan dan platform perkenalan budaya
prancis melalui medium film dokumenter yang dikurasi bersama oleh FFD dan IFI
– LIP Yogyakarta.
Diselenggarakan setiap tahunnya pada bulan November dengan berbagai tema
dan isu yang berbeda – beda tiap taunnya namun tetap menghadirkan kesempatan
untuk menilik perkembangan budaya di Prancis melalui medium film Dokumenter.
Pada tahun ini Le mois du Documentaire mengangkat tema kuliner sebagai wahana
eksplorasi budaya yang disajikan dalam berbagai pemutaran dan panel – panel
diskusi setema.
Gambar 5 : Poster Resmi Bulan Dokumenter Prancis “Amuse-Bouches” 2018.
(Sumber: https://www.instagram.com/p/BqmV_wRgkAL/)
22
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
Negara Prancis memiliki budaya kuliner yang sangat erat dengan tradisi kelas
sosial tertentu. Salah satu contohnya adalah sajian hidangan Haute Cuisine yang
klasik, elegan dan mewah untuk menegaskan status sosial dari bangsawan Prancis
kala itu. Kini, baurnya batas-batas geo-politik dan budaya membuat kita memiliki
kesempatan untuk mencicipi rasa yang liyan dari keseharian kita, bahkan masakan
Prancis sekalipun. Sementara, merayakan pangan tidak bisa lepas dari
permasalahan ekologi dan ekonomi global.
Menghadirkan Bakudapan Food Study Group dalam sebuah diskusi dan
presentasi, program ini hendak mengupas permasalahan pangan di balik kebiasaan
makan kita sehari-hari. Program ini didukung oleh Institut Francais d’Indonesia.
4) Kelas Kritik
Kelas kritik merupakan salah satu program Forum Film Dokumenter yang
lebih fokus pada wadah edukatif yang dapat berkontribusi langsung dalam proses
apresiasi film dokumenter melalui aspek tulisan dalam berbagai medium. Dalam
program ini FFD mengajak berbagai partisipan dalam hal ini penonton yang
tertarik dalam hal menulis kritik untuk mengikuti kelas rutin yang diadakan dalam
beberapa periode.
Berawal dari format kelas sederhana Kelas kritik FFD kini sudah
bekerjasama dengan berbagai media kritik Film nasional seperti Cinema Poetica,
In – Docs dan berbagai Departemen Kebudayaan Internasional seperti IFI-LIP dan
Goethe Haus Indonesia. Melalui Kelas kritik ini FFD bertujuan untuk memberi
wahana konkret akan apresiasi film dokumenter agar dapat mendistribusikan
23
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
perspektif melalui panel – panel diskusi dan transfer informasi dalam masyarakat
yang menghasilkan bentuk fisik berupa kritik dalam bentuk tulisan.
Di tahun 2018 Kelas Kritik FFD bekerjasama dengan Cinema Poetica
dengan menghadirkan Adrian Jonathan Pasaribu sebagai direktur dari Cinema
Poetica untuk menyelenggarakan Kelas Kritik yang berlokasi di Kantor
Sekertariat Forum Film Dokumenter. Format yang berupa kelas menulis bebas
dengan membuka pendaftaran bagi segala lini dan kalangan di Masyarakat,
dihadapkan pada bagaimana mereka dapat membaca dan merespon film sebagai
sebuah bentuk sajian Hiburan yang memiliki kedalaman informasi yang bisa
dikritisi secara bertanggung jawab. Proses kelas kritik diadakan setiap minggu
dalam kurun waktu 2 bulan dimana para peserta selain hanya diberi materi juga
mendapatkan berbagai penugasan untuk mempertajam capaian dari Kelas kritik
itu sendiri.
24
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
5) Arsip FFD
Sebuah program yang difokuskan untuk mengelola arsip – arsip berupa
film dokumenter yang berasal dari penyelenggaraan Festival Film Dokumenter
dari tiap – tiap tahunnya. Pada program ini selain mengarsipkan dalam bentuk
fisik juga dalam bentuk digital, sehingga memungkinkan bagi masyarakat untuk
mengakses data dan deskripsi film untuk kepentingan tertentu. Selain pengarsipan
dan pengklasifikasian dalam bentuk digital dan fisik, Program ini juga berperan
dalam pendistribusian film dalam program – program lain FFD seperti Cafe
Society dan pemutaran kolaborasi lainnya.
Gambar 7. Dokumentasi Penulis
25
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
B. Pelaksanaan Kerja Profesi
1. Rencana dan Realisasi Kegiatan
Gambar 9. Divisi Arsip FFD
Sejak awal rencana kuliah kerja profesi (KKP) penulis mengajukan proposal
KKP dalam divisi Arsip dan Katalogisasi. Hal ini sesuai dengan realisasi kerja
profesi. Penulis ditempatkan pada program Arsip FFD untuk mengisi pengarsipan
film – film dari Festival Film Dokumenter tahun 2014 hingga 2017.
Forum Film Dokumenter sedang dalam proses Maintanance untuk divisi
Arsip sendiri, sehingga sangat diperlukan pendataan ulang film – film yang
terdapat di Forum Film Dokumenter hingga pengkatalogisasian data – data ataupun
deskripsi tersebut kedalam program Arsip Digital FFD.
Penempatan mahasiswa magang sebagai dalam divisi arsip erat kaitannya
dengan menonton dan mengkatalogisasikan film – film dokumenter yang berasal
dari Festival Film Dokumenter 3 tahun belakang untuk kebutuhan arsip digital.
26
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
Gambar 10. Ruang Arsip Fisik FFD
(Sumber: Penulis, 2019)
2. Deskripsi Kegiatan
Sumber : Athory Malik 15 April 19
27
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
Pada Minggu pertama penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP)
di Forum Film Dokumenter, tergabung dalam divisi Arsip pada awalnya seiring
dengan kegiatan dan program dari forum kami pun secara fleksibel dapat
berpartisipasi dalam divisi – divisi lain seperti saat Festival Film Dokumenter 17
kami berpartisipasi dalam tim Media dan Dokumentasi, dan juga Tim Produksi
dalam Forum. Penugasan dalam divisi Arsip dan Katalogisasi dimulai dengan
mengerjakan film – film yang termasuk dalam program – program Festival Film
Dokumenter 2014.
Dalam Divisi Arsip sendiri kami diberi pengarahan dan dipimpin oleh Her
Raditya Mahendra putra sebagai Chief di divisi Arsip. Bersama beliau kami diberi
pengarahan mengenai proses pengarsipan hingga metode – metode yang
diterapakan dalam divisi arsip termasuk juga penanganan khusus apabila terjadi
permasalahan yang muncul didalamnya. Dalam proses pengarsipan yang berjalan
kami mengerjakan film – film yang berasal dari Festival Film Dokumenter sejak
tahun 2014 hingga 2018 yang kurang lebih berjumlah 177 film dokumenter.
Pada minggu kedua praktiknya kami diberi kebebasan dalam proses
pengarsipan dikarenakan dalam membaca film Dokumenter diperlukan atensi dan
pemahaman khusus dari masing – masing film. Sehingga kami diberikan
keleluasaan untuk mengatur target harian yang akan kami kerjakan. Dengan
keleluasan target capaian menonton tersebut kami mendapatkan rata – rata 4 – 5
Judul Film sudah termasuk penyortiran dan penulisan ulang.
Pada Minggu ketiga dan keempat proses pengarsipan berjalan penuh di sisa
bulan November terhitung dari awal dimulainya proses KKP sejak 1 November
2018, dikarenakan program utama Forum Film Dokumenter yang diselenggarakan
rutin tiap tahun yaitu Festival Film Dokumenter.
28
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
Dibulan desember pada minggu ke 5 pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi
kami pun ditugaskan untuk ikut berpartisipasi didalam Festival Film Dokumenter
2018 sebagai tim Media dan Dokumentasi di bawah pengarahan dari Krisna Eka
Putranto sebagai koordinator tim dokumentasi festival . Disana kami di posisikan
sebagai tim videografer yang memberikan materi untuk tim media dan publikasi
dalam jalannya festival hingga wawancara ke berbagai juri hingga filmmaker yang
datang untuk bahan publikasi dan berita yang disajikan di website selama jalannya
festival.
Selepas usainya Festival Film Dokumenter ke 17 di tahun 2018 kami pun
kembali mengerjakan sisa – sisa pekerjaan divisi Arsip yang belum usai, pada
kurun waktu pertengahan Desember kami diberi tugas oleh Kurnia Yudha selaku
tim produksi dari Forum Film Dokumenter untuk berkontribusi dalam proyek
pembuatan film Dokumenter untuk keperluan Pengarsipan Warisan Budaya Tak
Benda UNESCO, disini kami diposisikan sebagai video kontributor yang mana
kami bertugas untuk riset, mencari narasumber hingga proses produksi di berbagai
daerah sekitar Surakarta karena mengangkat bidang – bidang yang dekat seperti
Batik, Gamelan dan Jamu. Proses kami lakukan hingga sekarang seiring dengan
dilaksanakannya proses produksi kami juga mengerjakan proses pengarsipan
secara remote atau portable sehingga kami dapat mengerjakan tugas mengarsip
dimana saja dan selesai pada minggu kesepuluh pelaksanaan KKP terhitung sejak
1 November 2018.
29
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
1) Pegarsipan (Minggu ke 1 – 4)
Dalam proses penugasan kuliah kerja profesi dalam divisi Arsip sendiri
memiliki berbagai tahapan yang didapat dari sistem yang sudah diterapkan dalam
alur kerja Forum. Berikut tahapan – tahapan yang dilaksanakan selama proses
pengarsipan :
i. Menonton Ulang
Dalam hal ini menonton ulang film dokumenter yang akan diarsipkan
menjadi bagian yang fundamental dalam pelaksanaan program pengarsipan.
Karena dalam tahap ini kita dapat menginterpretasikan hal – hal yang ada dalam
film tersebut melalui sudut pandang kita sendiri sekaligus untuk meneliti
kemungkinan – kemungkinan kesalahan teknis yang terdapat dalam film tersebut.
ii. Pendataan Film ( Penulisan Ulang)
Setelah mendapatkan pengalaman visual dan interpretasi tersendiri akan
film yang sudah di tonton, tahap selanjutnya merupakan tahap pendataan
berkaitan dengan data – data atau identitas dalam film tersebut termasuk
didalamnya taun pembuatan, sutradara, rumah produksi hingga alamat surel
pembuat film. Selain itu yang menjadi menarik dan relevan dengan tahap pertama
adalah membuat tulisan berdasarkan interpretasi pengarsip berkaitan dengan
sinopsis dan review mengenai film tersebut. Tentunya tetap berdasarkan statement
global dari film tersebut sehingga tidak sepenuhnya tulisan tersebut berdasarkan
subjektifitas pengarsip.
30
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
iii. Katalogisasi
Dalam tahap ini setelah mendapatkan data dan tulisan yang cukup untuk
mendeskripsikan film yang sudah di tonton melalui sudut pandang ke dua
(Penonton). Katalogisasi artinya mengklasifikasikan film – film tadi kedalam
berbagai tema atau isu yang sudah disediakan dalam form yang sudah ada.
Biasanya topik – topik tersebut merupakan pangkal dari topik – topik turunan
yang dihadirkan dalam film tersebut. Seperti contoh Topik Politik, Agama, Rasial,
Seni dsb. Sehingga bagi para pencari yang ingin mencari film dokumenter tentang
topik – topik tertentu dapat dengan mudah memilih opsi yang ada pada topik
tersebut tanpa harus mencari melalui judul yang spesifik.
Selain itu pada tahap ini juga terdapat proses input ke website arsip, yang
didalamnya terdapat klasifikasi dan katalog dari film – film yang diarsipkan oleh
forum berdasarkan berbagai poin, seperti alphabet, topik, tahun dan negara.
2) Tim Media dan Dokumentasi (Minggu ke 5)
Festival Film Dokumenter ke 17 yang diadakan pada 5 – 12 Desember 2018,
dalam waktu yang bertepatan dengan waktu kami melaksanakan Kuliah Kerja
Profesi, disini kami ditugaskan untuk ikut berpartisipasi dalam Festival sebagai
videografer dalam tim Media dan Dokumentasi, disini kami di fasilitasi oleh
Forum untuk menyiapkan materi audiovisual untuk keperluan tim Publikasi yang
nantinya akan di terbitkan di website dan portal – portal media terkait lainnya.
Materi – materi yang kami sediakan antara lain :
i. Dokumentasi
Mendokumentasikan jalannya kegiatan Festival, materi yang kami sediakan
berupa footage – footage audiovisual yang nantinya akan menjadi arsip
31
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
dokumentasi audiovisual yang juga akan di publikasikan di website dan
platform – platform yang dimiliki oleh forum.
ii. Wawancara
Bekerjasama dengan tim publikasi terkait dengan materi dan topik apa yang
akan diangkat dalam wawancara tersebut, kami selaku tim dokumentasi
memfasilitasi secara teknis tentang jalannya wawancara. Wawancara tersebut
lebih kepada pembahasan tematik akan narasumber (filmmaker, Juri Festival
hingga Penonton) mengenai ruang lingkup perkembangan dokumenter dan
testimonial mereka mengenai pentingnya ruang apresiasi dan eksebisi dalam
bentuk Festival Film Dokumenter.
3) Produksi dan Pengarsipan Portable (Minggu ke 6 – 10)
Selepas usainya festival pada Pertengahan bulan desember kami diberikan
kepercayaan oleh salah satu anggota Forum yaitu Kurnia Yudha untuk
mengerjakan beberapa projek personal yang sedang ia kerjakan, disini kami diberi
kepercayaan untuk berkontribusi dalam produksi film dokumenter untuk
UNESCO dalam bidang Intangible Cultural Heritage of Asia Pacific (ICHAP)
atau Warisan budaya Tak Benda Asia Pasifik dalam hal pengarsipan audiovisual.
Disini kami ikut terlibat menjadi kontributor dalam beberapa objek yang dirasa
dekat dengan kami dari segi geografis maupun lokasi yakni Batik, Gamelan dan
Jamu.
Dalam projek tersebut kami berperan sebagai periset hingga produksi
dalam ketentuan – ketentuan atau yang sudah disediakan oleh Kurnia Yudha
selaku Chief Project. Kententuan tersebut antara lain :
i. Proses : Proses terbentuknya objek dari material hingga jadi.
ii. Transmisi : Proses transfer pengetahuan tentang objek yang diteliti.
32
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
iii. Narasi : Proses narasi mengenai objek yang diteliti dari berbagai perspektif
yang relevan
iv. Action Plan : Proses Pelestarian dan regenarasi kebudayaan.
Dalam jalannya proses produksi, tahap – tahap yang kami lakukan selama produksi
antara lain :
i. Riset
Dalam hal ini riset menjadi hal yang fundamental mengingat akses yang
dimiliki ke objek atau topik yang akan diproduksi cukuplah mudah dengan
akses media yang sangat beragam. Hal ini dapat dimaksimalkan sehingga
menjadi acuan referensi dalam pemilihan narasumber.
Disini kami mencoba mencari artikel – artikel relevan yang disesuaikan dengan
Kebutuhan yang kami perlukan dalam keberlangsungan produksi.
- Seperti saat dalam proses pembuatan gamelan kami mencari di artikel –
artikel yang termuat dalam media baru mengenai daerah pembuatan
gamelan yang ada di sekitar Sukiharjo, disitu kami menocokkan dengan
akses narasumber yang kami punya dan kami butuhkan.
Dalam hal ini proses riset dan produksi kami lakukan secara tentative
mengingat banyaknya objek dan subjek yang kami perlukan dan keterbatasan
waktu yang kami miliki selama produksi karena keterikataan dengan projek
tersebut. Proses produksi sendiri diseenggarakan dari minggu ke-enam hingga
minggu ke-sepuluh.
33
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
ii. Produksi
Proses produksi beriringan dengan proses riset sebagaimana dengan
keterbatasan waktu yang kami miliki. Proses produksi berjalan sekitar satu
bulan terhitung dari pertengahan desember hingga pertengahan desember
meliputi berbagai daerah di Karesidenan Surakarta. Proses produksi meliputi
pengambilan wawancara hingga proses produksi termasuk pengambilan footage
b – roll hingga establishing.
iii. Pengarsipan Portable
Untuk pengarsipan portable sendiri kami lakukan disela – sela proses
produksi ketika tidak ada jadwal produksi dengan narasumber dan pada hari itu
pula hanya sekedar data logging hingga riset di internet kami lakukan untuk
proses pengarsipan. Proses pengarsipan kami lakukan secara portable karena
tidak dilakukan di kantor Forum Film Dokumenter melainkan tentative sesuai
dengan keberadaan kami.
34
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan KKP di Forum Film Dokumenter telah membantu penulis
memahami cara merumuskan ide, riset visual sekaligus wahana menonton film
dokumenter sekaligus memahami metode pengarsipannya secara baik dan benar.
Penulis bisa belajar sekaligus meningkatkan softskill menonton mengapresiasi
dan mengkritisi sebuah film dokumenter sebagai salah satu karya yang sarat
akan wahana keilmuan lintas disiplin.
KKP membuat penulis sadar akan pentingnya sebuah obrolan diskusi
dalam memulai proses kreatif dalam forum apresiasi sebuah film dan juga secara
langsung berkesempatan untuk berpartisipasi dalam sebuah gelaran apresiasi Film
Dokumenter di Indonesia dalam skala Internasional, dan juga dapat terlibat secara
langsung dalam proses kreatif produksi sebuah film dokumenter dengan skala yang
kurang lebih sama.
KKP berguna untuk mempersiapkan dalam memasuki lapangan kerja,
sekaligus bisa mengingat kembali materi yang telah diterima ketika dalam
perkuliahan. Penulis bisa mengaplikasikan pengetahuan teori dan praktik yang
bisa digunakan sebagai panduan dalam melakukan suatu perkerjaan, dan
mendaatkan pengalaman yang tidak ada pada perkuliahan. Tentunya hal ini
mampu mengimbangi antara teori dengan praktiknya dilapangan, dan hal yang
paling penting KKP bisa menambah relasi hubungan untuk akses pekerjaan
maupun akses KKP untuk tahun yang akan datang.
35
3 https://ffd.or.id/tentang-kami/ diakses 15/03/19 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Dokumenter_Yogyakarta/ diakses pada 15/03/19
B. Saran
Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi yang dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat
sangat berguna untuk merasakan dan berkolaborasi dalam dunia profesional secara
Umum. Secara khusus dalam forum film dokumenter sebagai bentuk organisasi
independen yang berfokus pada Film Dokumenter dan wahana apresiasi dapat menjadi
acuan bagi para mahasiswa untuk menambah referensi film Dokumenter dari perspektif
Festival.
Saran untuk pribadi yang telah usai melaksanakan lebih kepada pertanggung jawaban
diri dalam melanjutkan Ilmu yang didapat agar dapat menjadi kanal baru bagi mahasiswa
yang lain ketika akan melaksanakan Kuliah Kerja Profesi yang berkaitan dengan medium
eksebisi dokumenter. Secara khusus merujuk pada introspeksi pribadi lebih kepada
kesadaran dan manajemen waktu yang masih dirasa kurang dikarenakan fleksibilitas jam
kerja. Hal tersebut menjadi tantangan karena menonton dan mengarsipkan fokus dan
waktu yang berbanding lurus. Sehingga dengan manajemen waktu yang masih kurang
sering menghambat proses pelaksanaan kuliah kerja profesi.
36
DAFTAR
PUSTAKA
BUKU
Yufid, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline (aplikasi), Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional Indonesia.
Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Manajemen. Jakarta : Alfabeta.
Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijkan Otonomi
Daerah. Jakarta: Citra Utama.
Priansa, D. J. 2014. Perencanaan & Pengembangan SDM. Bandung:
Alfabeta.
GerzonR.Ayawaila.2008.DariIdeSampai Produksi.Jakarta:FFTVIKJ
Press
HimawanPratista.2017.MemahamiFilmEdisi2.SlemanDIY:Montase Press
Undang-Undang Dasar No. 43 & 4
INTERNET
https://www.ffd.or.id/ 19Desember2018
https://cafesociety.ffd.or.id/Diakses 19Desember2018
http://kebudayaanindonesia.net/sinematek-indonesia-pusatnya-arsip-
film-indonesia-2/Diakses 15 Maret 2019
40
Dokumentasi
Gambar 01 :
Proses Pengarsipan
diruang Arsip FFD
Sumber, Muhammad Robby 20
November 2018
Gambar 02 :
Rehat saat pengarsipan
diruang Arsip FFD
Sumber, Muhammad Robby 20
November 2018
Gambar 03 :
Lokasi Sekretariat (Kantor) Forum
Film Dokumenter
Sumber, Athory Malik 22
November 2018
Gambar 04 :
Divisi Arsip Forum Film
Dokumenter
41
Sumber, Athory Malik 22 November 2018
Gambar 05 :
Proses wawancara Sebastian
Winkels sutradara Talking
Money dalam rangkaian
program Festival Film
Dokumenter 17 untuk
kebutuhan newsletter
website.
Sumber, Anom Parikesit – Tim Media Dokumentasi 7 Desember 2018
Gambar 06 :
Sudut lain, proses wawancara
Sebastian Winkels sutradara
Talking Money dalam rangkaian
program Festival Film Dokumenter
17 untuk kebutuhan newsletter
website.
Sumber, Anom Parikesit – Tim
42
Media Dokumentasi 7
Desember 2018
Gambar 07 :
Suasana ruang putar Festival
Film Dokumenter – Gd.
Societet Militair Taman
Budaya Yogyakarta.
Sumber, Tim Media
Dokumentasi FFD17 8 Desember 2018
Gambar 08 :
Proses wawancara dengan
produsen Batik Tulis di
Girilayu Matesih Jawa Tengah.
Sumber, Muhammad Robby –
02 Januari 2019
Gambar 09 :
Proses pengambilan b-roll
proses produksi gamelan di
Wirun Sukoharjo Jawa Tengah
Sumber, Muhammad Robby – 17 Desember 2018
43
Gambar 10 :
Proses wawancara dengan
produsen jamu sasetan
(pabrik Bima Sehat) di
Nguter Sukoharjo Jawa
Tengah
Sumber, Muhammad Robby – 09 Januari 2019
PANDUAN WAWANCARA NARASUMBER FILM DOKUMENTER
UNTUK UNESCO (INTERVIEW GUIDELINES FOR RESOURCE
PERSON)
1. BATIK
a. Pakar Batik Tulis (B. Hani Winotosastro)
. 1) Apakah makna motif batik “dalam siklus kehidupan” (motif tertentu
dalam kelahiran, pernikahan, pemakaman dan strata sosial), apakah
masih berlaku adanya motif tertentu yang hanya diperbolehkan dipakai
untuk kalangan Keraton?
. 2) Peran penting batik dalam filosofi dan dunia kehidupan nyata (budaya).
44
. 3) Apakah pesan filosofis kepada masyarakat untuk terus melestarikan
batik pada generasi muda
. 4) Apakah tantangan yang dihadapi dunia batik tulis dalam
pelestariannya, terutama trerhadap membanjirnya batik cap dan batik
impor?
. 5) Apakah pada saat ini pelestarian pakem dalam membatik masih
penting?
b. Pengrajin Batik (Girilaya, Imogiri)
1) Bagaimana proses & tahapan pembuatan batik tulis, apakah
pada saat ini ternacam oleh batik cap dan batik impor?
2) Apakahandaberasaldarikeluargapengrajinbatikdanapakah
bapak memiliki keinginan jika ada keturunan bapak yang
meneruskan menjadi pengrajin batik?
3) Apa saja jalur distribusi yang masih banyak digunakan
untuk memasarkan batik?
4) Menurut bapak, apakah tantangan yang dihadapi dunia
45
pengrajin Batik?
c. Pemerhati Batik (B.Wiendu,)
1) Bagaimana peran batik sebagai asset penting dalam ekonomi
kreatif?
2) Bagaimana peran batik dalam pemberdayaan perempuan secara
luas?
3) Apakahperananbatikdalamidentitasbudayadanidentitasderah? d.
Pengusaha batik (Danarhadi)
. 1) Batik sudah begitu melekat pada keluarga Danarhadi,
bagaimana strategi dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama?
. 2) Cita-cita terkait dengan batik?
. 3) Darimana saja dukungan yang diperoleh ?
. 4) Apa tantangan yang dihadapi?
e. Pelaku pasar batik – (Ps.Klewer)
. 1) Siapa pembeli batik? Dari golongan mana saja?
46
. 2) Bagaimana apresiasi pembeli terhadap kualitas batik, terkait
dengan keberadaan batik cap dan batik impor?
f. Desainer batik & generasi muda pecinta batik (Nita Kenzo)
. 1) Motivasi menyukai batik? Apakah sekedar fashion atau ingin
melestarikan budaya?
. 2) Apakah tantangan yang dihadapi sebagai desainer batik masa
kini?
. 3) Siapakah yang menjadi pasar anda?
. 4) Siapa yang mendorong menyukai batik?
. 5) Apa saja tantangan yang dihadapi dalam pelestarian batik?
. 6) Saran-saran agar batik tetap lestari secara lintas generasi
PANDUAN WAWANCARA NARASUMBER FILM DOKUMENTER
UNTUK UNESCO (INTERVIEW GUIDELINES FOR RESOURCE
PERSON)
47
1. GAMELAN
a. Pakar Gamelan (Rahayu Supanggah)
. 1) Apakah makna Gamelan bagi kehidupan berbudaya masyarakat?
Apakah Gamelan masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
sehari-hari?
. 2) Keunikan Gamelan dibandingkan dengan alat musik lain?
. 3) Apakah tantangan yang dihadapi Gamelan dalam pelestariannya?
Terkait dengan perkembangan teknologi yang dapat menampilkan
rekaman gamelan dan mahalnya menampilkan Gamelan secara live?
b. Pengrajin Gamelan ()
. 1) Bagaimana proses & tahapan pembuatan Gamelan?
. 2) Apakah ada syarat bahan dasar untuk membuat Gamelan Pelog
& Slendro (kualitas & jenis logam tertentu)? Berapa lama proses
produksi satu set gamelan?
48
. 3) ApakahandaberasaldarikeluargapengrajinGamelandanapakah
anda memiliki keinginan jika ada keturunan anda yang
meneruskan menjadi pengrajin Gamelan?
. 4) Apakah tantangan yang dihadapi dunia pengrajin Gamelan?
c. PenabuhGamelan(Senior)
. 1) Sudah berapa lama menggeluti Gamelan? Dari golongan mana
saja yang menjadi pelanggan Gamelan?
. 2) Bagaimana apresiasi masyarakat terhadap Gamelan pada saat
ini?
. 3) Bagaimana tantangan yang dihadapi Gamelan?
d. Penabuh Gamelan Cilik (Hasilnya di-dialogkan dengan penabuh senior)
1) Sejak kapan anda belajar Gamelan?
2) Mengapa tertarik pada Gamelan?
3) Apakah cita-cita kedepan terkait Gamelan?
5. PROSEDUR PENGARSIPAN
49
Prosedur Pengarsipan Film
Forum Film Dokumenter
Arsip Fisik:
Mengumpulkan film dari tiap festival
Melakukan pendataan film
Menyortir ke tiap kategori. Pembagiannya ada film finalis kompetisi, film
program, film non finalis, film koleksi
Membuat copyfile fisik film (DVD)
Cek film (bisa diputar atau tidak)
Membuat calling number tiap DVD
Penataan arsip fisik sesuai dengan calling number
Arsip Softcopy:
Mengecek data film
Menyortir ke tiap kategori. Pembagiannya ada film finalis kompetisi, film
program, film non finalis, film koleksi
Membuat copyfile (folder) film ke dalam tiap kategori yang telah dibuat
Menonton ulang film
Mengisi form data deskripsi film pada entry data website arsip (data
online)
Melakukan sortir film dengan klasifikasi sesuai tagformentry data ke
dalam tiap Hardisk-Eksternal
50
Akses Arsip:
Mengunjungi website FFD
Pilih film sesuai kebutuhan ataupun keinginan
Menghubungi FFD melalui surel [email protected]. Jika kebutuhan film
untuk kepentingan pemutaran suatu acara, harap menyertakan TOR (Term
of Reference).
Membuat janji dengan pihak FFD untuk mengakses arsip melalui alamat
surel di atas. Akses arsip hanya bisa dilakukan di Sekretariat FFD dengan
fasilitas alat putar yang disediakan oleh Arsip FFD.
Bagi akses arsip untuk kepentingan pemutaran di luar Sekretariat, film
akan diberikan melalui flashdisk yang terenkripsi.
Setelah mengakses arsip FFD, pengakses diharap mengisi sumbangan
sukarela pada tempat yang tersedia di Ruang Arsip FFD.
Treatment dan Rekap Produksi
Rekap Produksi Intangible Cultural Heritage - ASIA PACIFIC (ICHAP)
December 2018 - January 2019
December 2018
No Date
Time
Activity Location Subject Budget
Flow
Notes
1 17/12/201
8
08 AM -
05 PM
Proses Produksi Gamelan (Penempaan hingga
penyeteman Gong Kempul) + Interview Produsen
Wirun, Mojolaban, Sukoharjo
Pak Sarno Rp 50.00
0
Proses +
Narasi
51
2 20/12/201
8
11 AM -
02 PM
Riset + Interview Pengusaha Batik tulis Klasik : Batik
Martawi
Gajahan, Ps Kliwon,
Surakarta
Pak Ananda
Noor Cahya
Rp 20.00
0
Transmisi +
Proses
3 20/12/201
8
03 PM -
05 PM
Proses Produksi Gamelan(Proses Peleburan
Material Gamelan)
Wirun, Mojolaban, Sukoharjo
Pak Sarno Rp 30.00
0
Proses
4 21/12/201
8
01 PM -
04 PM
Interview Dosen Karawitan + Take proses praktik
perkuliahan Karawitan
FSP ISI Surakarta
(Kampus 1)
Pak Suraji Rp 20.00
0
Transmisi +
Action Plan
Sub Total Desember
Rp 120.0
00
Januar
y 201
9
No Date
Time
Activity Location Subject Budget
Flow
Notes
1 02/01/201
9
01 PM -
07 PM
Take Proses Produksi Nyanting - Nglowongi - Nembok
Girilayu, Matesih,
Karanganyar
Bu Ngadiyem
Rp 40.00
0
Proses
2 04/01/201
9
07 AM -
11 AM
Take Proses Mbabar/Nyogan *Minus Interview + Proses
Pencelupan
Gulon, Jebres,
Surakarta
Pak Parto Rp 20.00
0
Proses
3 05/01/201
9
06 AM -
11 AM
Interview Proses Mbabar/Nyogan + Proses
Pencelupan
Gulon, Jebres,
Surakarta
Pak Parto Rp 20.00
0
Proses +
Narasi
4 05/01/201
9
02 PM -
05 PM
Take Proses Medel (Pencelupan warna dasar (Biru
Tua) + Follow Interview
Kaliwingko,Grogol,
Sukoharjo
Pak Sarwono
Rp -
Proses +
Narasi
5 06/01/201
9
02 PM -
05 PM
Take Proses Ngesik/Mbironi (Proses Mencanting ulang
pasca Medel)
Girilayu, Matesih,
Karanganyar
Bu Sri Lestari
Rp 40.00
0
Proses +
Narasi
52
6 07/01/201
9
01 PM -
03 PM
Riset Dosen/Akademisi Batik + Interview Mahasiswa Batik
FSRD ISI Surakarta
(Kampus 2)
Bu Sri Wuryani +
Wahyu Hidayat
Rp 20.00
0
Transmisi +
Action Plan
7 08/01/201
9
09 AM -
11 AM
Interview Pakar Jamu Sekertariat KOJAI ,
Sukoharjo
Bu Moertedj
o
Rp 20.00
0
Narasi +
Action Plan
8 08/01/201
9
01 PM -
04 PM
Interview Pedagang Pasar Nguter + Establishing Produk Jamu dan Pasar Jamu Nguter
Pasar Jamu Nguter,
Sukoharjo
Pak Priyono
Rp -
Narasi +
Action Plan
9 09/01/201
9
11 AM -
01 PM
Take Proses Pembuatan Jamu Pabrikan
Pabrik Bisma Sehat, Nguter
Pak Agus Rp 40.00
0
Proses
10 09/01/201
9
02 PM -
06 PM
Take Proses Produksi Jamu Gendong + Interview Subjek +
Establishing
Kampung Jamu Nguter
Sukoharjo
Wiwin + Bu
Moertedjo
Rp 350.0
00
Proses +
Narasi
11 10/01/201
9
08 AM -
11 AM
Take Penjual Jamu Gendong di Pasar Jamu nguter + Interaksi dengan Pembeli + Interview
Pasar Jamu Nguter,
Sukoharjo
Wiwin + Bu
Pariyem
Rp 20.00
0
Transmisi +
Action Plan
12 30/01/201
9
11 AM -
01 PM
Interview Dosen Muda Batik di ISI Surakarta
FSP ISI Surakarta
(Kampus 1)
Mas Toyib Rp 20.00
0
Transmisi
13 30/01/201
9
08 PM -
01 AM
Take Ujian Karawitan klasik mahasiswa ISI Surakarta +
Footage narasumber terkait
Sanggar Seni Benowo - Rahayu
Supanggah
Mahasiswa
Karawitan ISI Solo
Rp 20.00
0
Action Plan
Rp 610.0
00
Rp (350.000)
Sub Total January
Rp 260.0
00
Total Rp