fakultas syari’ah institut agama islam negeri...
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI UU NO. 32/2004 TENTANG PEMERINTAHAN DA ERAH
ANALISIS PELANGGARAN TINDAK PIDANA DALAM PEMILIHAN
BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN BATANG TAHUN 2006
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari’ah
Oleh
KHABIB GHOZI NIM : 2104190
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2011
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Alam semesta,keluarga pondok pesantren Roudlotul Muhtadin, Icha tercinta
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab,
penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak
berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain
atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak
berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi
yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 20 Desember 2010
Deklarator.
Khabib Ghozi
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Sang Maha Sempurna Allah Azza Wa Jalla yang telah
memberikan segala nikmat, rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Utusan Allah, Nabi Akhir
zaman Muhammad SAW yang telah membimbing umat sedunia, dari zaman
jahiliyah menuju zaman lslamiyah yang terang benderang, penuh kebahagiaan dan
kemaslahatan.
Penulisan skripsi yang berjudul, Implementasi Undang-Undang No 32/2004
Tentang Pemerintahan Daerah (Analisis Pelanggaran Pidana Dalam Pemilihan
Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Batang Tahun 2006), disusun untuk
memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu
(S.1), pada Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan pihak-pihak terkait, usaha
penulis tidak akan berarti, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Pjs Rektor IAIN Walisongo Semarang (Prof. Dr. H. Muhibbin, MA) dengan
semua usaha dan kebijakannya dalam membawa institusi sebagai Kawah
Candradimuka.
2. Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang (Dr. Imam Yahya, M.Ag)
yang telah memberi kebijakan teknis di tingkat Fakultas.
3. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag yang telah meluangkan waktu dan pikirannya
untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Ibu Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, yang telah
membekali ilmu pengetahuan serta karyawan dan staf Fakultas Syari’ah,
dengan pelayanannya.
5. Ke dua orang tua yang telah memberikan kasih sayang kepada penulis baik
berupa moral maupun material.
viii
6. Bapak Saroji, S.E (wakil ketua DPRD kab batang 2004-2009) yang telah
memompa semangat dan memberikan pelayanan penggalian data terutama
tentang perundang-undangan.
7. Pengurus DPC PPP kab batang, yang memberi dorongan dan semangat kepada
penulis untuk selalu mencari ilmu.
8. Mas Ikhwanudin (anggpta KPU kab batang) yang telah membantu dalam
proses penggalian data.
9. Mas Umar Abdul Jabar (anggpta panwas kab batang) yang telah membantu
dalam proses penggalian data.
10. Rekan – Rekanita PC IPNU kab Batang, PAC IPNU-IPPNU Limpung
11. Teman-teman KSU bumi santosa
12. Teman-teman KMBS
13. Icha-Ku tercinta
Tiada kata terindah yang pantas terucap kecuali do’a semoga bantuan dan
amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Sang
Hyang Maha Sempurna dengan berlipat ganda.
Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
dari berbagai pihak selalu penulis harapkan.
Semarang, 20 Desember 2010 Penulis
ix
ABSTRAK
Implementasi UU No 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah Analisis Pelanggaran
Tindak Pidana Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Batang
Tahun 2006.
Lahirnya UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
mengawali babakan baru sistem pemerintahan daerah di Indonesia. UU ini
disahkan untuk menjawab perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan
penyelenggaraan otonomi daerah. Yang dalam UU ini mengatur tentang pemilihan
kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat. Keterlibatan rakyat dalam
pemilihan kepala daerah secara langsung jelas merupakan terobosan baru dalam
perpolitikan di Indonesia.
Proses pemilihan secara langsung sebagai wujud demokrasi di daerah juga
diharapkan akan memunculkan partisipasi politik masyarakat lokal yang tinggi dan
kritis, juga diharapkan akan muncul 'civil society" yang kuat di daerah. Kalau
demokrasi berjalan dengan baik maka prinsip "chek and balance" akan otomatis
terjadi.
Sebagaimana daerah lain di seluruh Indonesia, untuk pertama kalinya pada
tahun 2006, Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati secara langsung oleh rakyat. Terdapat dua
pasang calon Bupati calon Wakil Bupati yang berpartisipasi dalam pemilihan
Kepala Daerah Batang, masing-masing adalah pasangan calon melalui PDI
Perjuangan dan gabungan PKB dan Partai Golkar.
x
Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Batang pada tahun
2006 ini walaupun bau pertama kali dapat dilalui dengan baik dan sudah
menghasilkan pemenangnya (Bupati dan Wakilnya). Meskipun dianggap sudah
baik dan lancar, sesungguhnya pemilihan kepada daerah Kabupaten Batang 2006
masih menyisakan “noda”, yaitu adanya beberapa temuan kasus pelanggaran
Pilkada. Beberapa kasus pelanggaran yang ditemukan panitia pengawas di
antaranya adalah terjadinya politik uang, kampanye di luar jadwal, penggunaan
fasilitas negara, pelibatan pegawai negeri sipil dan kepala desa, dan pemasangan
spanduk, stiker, baliho dan alat peraga kampanye lainnya di luar tempat yang
disepakati.
Dengan latar belakang yang sudah diuraikan diatas inilah penelitian ini
dilakukan. Yang bertujuan untuk mengetahui: Pelanggaran Tindak Pidana Dalam
Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Batang Tahun 2006.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penelitian
lapangan (Field research), yaitu mengadakan studi secara teliti di lapangan yang
berkaitan dengan pokok permasalahan. Teknik pengumpulan data yang lain adalah
Interview (wawancara), yakni dengan mewancarai tokoh dalam penelitian ini dan
teknik dokumentasi. Sedangkan teknik analissis data yang digunakan untuk
mengurai dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil
Bupati Kabupaten Batang Tahun 2006 adalah metode deskriptif analitis.
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian atas Implementasi UU
No 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah; terkait Pelanggaran Tindak Pidana
xi
Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Batang Tahun 2006. Dan
hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Pilkada Pada Pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati Kabupaten 2006.
� Tindak pidana pilkada pada umumnya dilakukan oleh para calon karena
adanya orientasi pada kekuasaan semata. Untuk mensukseskan
pencalonannya, mereka tak ragu melakukan kecurangan. Mulai dari kasus
ijazah palsu, kasus suap atau money politics, pembusukan karakter calon
pesaing dan lain sebagainya.
� Penegakan hukum belum ketat sehingga menjadikan pelanggaran pilkada
sebagai hal biasa. Kebanyakan pihak penegak hukum dalam melakukan
penyelesaian tindak pidana pemilu melakukan: (1) “pendekatan yang
bersifat lebih menjamin keselerasan atau kedamaian”; (2) menegaskan
bahwa tindakan yang dilakukan adalah salah, tetapi tidak harus menghukum
berat (terbukti dari tuntutan maupun putusan yang berupa hukuman
percobaan); (3) melihat bahwa kasus tindak pidana Pilkada lebih merupakan
konflik politik antar-parpol dan bukan untuk melindungi kepentingan
masyarakat atau demokrasi; (4) pendekatan yang sempit dalam melihat
suatu unsur tindak pidana terbukti atau tidak (misalnya dalam membuktikan
adanay pemberian yang diduga sebagai suap atau money politics); (5)
penyelasaian yang berlangsung lama padahal tahapan peilkada sudah lama
selesai
xii
2. Penyelesaian Tindak Pidana Pilkada Pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Batang 2006.
Penyelesaian pelanggaran tindak pidana pilkada yang diatur dalam
perundang-undangan pilkada sama dengan hukum acara pidana lainnya.
Kaitannya dengan pilkada batang 2006, karena tidak ada pengklasifikasian
pelanggaran yang termasuk dalam hukum tindak pidana pilkada. Namun
sebenarnya dugaan terjadinya tindak pidana pilkada sangat terjadi. Yakni kasus
dugaan money politics yang dilakukan oleh calon pasangan BIMA (Bambang
Bintoro-Achfa Mahfudz). Kasus ini tidak ditindak lanjuti dikarenakan
kurangnya alat bukti berupa saksi. Saksi yang ada hanya ada satu, padahal
dalam ketentuan diatur bahwa minimal harus ada dua saksi. Demi ketetapan
hukum penyidikan terhadap pelanggran tindak pidana ini kemudian dihentikan
dengan sendirinya.
Fakta ini juga sebagi bukti bahwa usaha penyelesaian usaha tindak
pidana pilkada pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di kabupaten Batang
tahun 2006 tidak maksimal.
3. Pelanggaran Tindak Pidana Pilkada Perspektif Hukum Islam
Hukum Islam bisa digunakan sebagai sumber dan referensi bagi
penyempurnaan hukum positif di Indonesia, termasuk hukum tentang tindak
pidana pilkada. Penjelasan tentang tindak pidana risywah dalam hukum Islam
bisa digunakan untuk mengevaluasi terhadap ketentuan hukum pidana pilkada.
Dalam aturan perundang-uandangan pilkada, UU No. 32/2004 tentang
Pemerintahan Daerah bahwa yang termasuk pelaku tindak pidana, sesuai pasal
xiii
117 ayat (2) tentang pemberian suap, adalah yang melakukan suap. Penerima
suap tidak termasuk menjadi pelaku tindak pidana pilkada. Sehingga para
penerima suap dalam pilkada tidak merasa takut terkena sanksi pidana. Dengan
melihat penjelasan hukum islam, hendaknya dapat digunakan sebagai
referensi untuk menyempurnakan aturan tentang tindak pidana pilkada. Hal ini
dialkukan sebagai usaha prefentif untuk menegakkan supremasi hukum dan
menjamin penyelenggraan pilkada yang adil dan demokratis.
xiv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
HALAMAN DEKLARASI .................................................................................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................. xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10
D. Telaah Pustaka ............................................................................. 10
E. Metodologi Penelitian .................................................................. 12
F. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 16
BAB II : UNDANG-UNDANG NO. 32/2004 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH DAN PEMILIHAN KEPALA
DAERAH SECARA LANGSUNG
A. Undang-Undang No. 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah ....... 18
1. Sejarah Tentang Pemerintahan Daerah di Indonesia ............. 18
2. Ruang Lingkup Undang-Undang No. 32/2004 ...................... 20
B. Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung .................................. 21
1. Landasan Yuridis ................................................................... 21
2. Asas-asas Pilkada Langsung ................................................. 23
3. Penyelenggara Pilkada .......................................................... 24
4. Pengawasan dan Pemantauan Pilkada langsung ................... 27
xv
C. Pelanggaran Pilkada ..................................................................... 29
D. Pelanggaran Tindak Pidana Dalam Pilkada ................................. 31
E. Pelanggran Tindak Pidana Pilkada Perspektif Hukum Islam ....... 39
BAB III : PEMILIHAN KEPALA DAERAH Di KABUPATEN
BATANG TAHUN 2006
A. Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Batang ........ 45
B. Tahapan Penyelenggaraan Pilkada Kabupaten Batang 2006 ....... 54
C. Pemantauan dan Pengawasan Pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati Kabupaten Batang .............................................................. 55
D. Pelanggaran-pelanggaran Pilkada pada Pemilihan Bupati dan
Wakl Bupati Kabupaten Batang 2006 ........................................... 59
1. Temuan Kasus Pelanggaran Pada Pilkada Batang ........................ 59
2. Pelanggaran Tindak Pidana Pada Pilkada Batang ........................ 61
3. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Tindak Pidana Pilkada
Batang ........................................................................................... 63
4. Merebaknya Politik Uang ............................................................. 65
BAB IV: ANALISIS PELANGGARAN TINDAK PIDANA
PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN
BATANG 2006
A. Penyelesaian Pelanggaran Tindak Pidana Pilkada Di
Kabupaten Batang 2006 ................................................................ 72
1. Peningkatan Peran Panwas.............................................................78
2. Peran Lembaga Peraadilan Pidana Dalam Penyelesaian Tindak
PidanaPilkada.................................................................................80
B. Analisis Tindak Pidana Pilkada Perspektif Hukum Pidana Islam . 82
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 90
B. Saran-saran ..................................................................................... 92
C. Penutup ........................................................................................... 93