farmasetika

7
FARMASETIKA DAN FORMULASI DASAR Resep: Permintaan tertulis dari dokter (dr, drg, drh) kepada apoteker pengelola apotek untuk memberi atau meracik obat untuk pasien, baik manusia maupun hewan. Beda Resep dan Formula: Resep biasanya diberikan dengan dosis yang disesuaikan dengan kondisi pasien yang bersangkutan sedangkan dosis formula sudah ditentukan seragam oleh formulator. Definisi Obat: Bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakam untuk mendiagnosis, mengurangi rasa sakit, memperlambat penyakit, menyembuhkan penyakit atau mencegah penyakit. Macam-macam Obat 1. Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dikter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi lingkaran hijau. Contoh obat bebas antara lain analgesik (parasetamol), vitamin, mineral.Biasa disebut daftar atau OTC (Over The Counter). 2. Obat Bebas Terbatas adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. OBT termasuk keras bila pada setiap takaran diberi batas. W (Warschuwing). Contoh obat ini adalah pain relief, obat pilek, dan krim antiseptik. Ekspektoran (mengencerkan dahak) : minyak atsiri. Antitusif (menghilangkan refklek batuk): dekstrometorfan dan efedrin. 3. Obat Keras adalah obat yang boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan ditandai dengan lingkaran merah dengan huruf K di dalamnya. Obat-obatan psikotropik dan narkotik, dan obat-obatan baru termasuk kedalam obat keras. Biasa disebut daftar obat Gevarlijk (G). Obat Psikotropik adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada SSP yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh: diazepam dan phenobarbital. Obat Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman, sintetis, maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran, hilangnya rasa sakit, dan menimbulkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin. Obat Wajib Apotek adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien dan bertujuan untuk memperluas jangkauan obat untuk masyarakat. Contoh OWA adalah: Obat antiinflamasi: asam mefenamat Obat alergi kulit: salep hidrokortison Infeksi kulit dan mata Alergi sistemik (CTM) Obat KB hormonal Obat Generik adalah obat yang mengandung zat aktif sesuai nama generiknya atau nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia.

Upload: ratih-wijayanti-purnomo-putri

Post on 13-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahan sidang

TRANSCRIPT

Page 1: FARMASETIKA

FARMASETIKA DAN FORMULASI DASAR

Resep: Permintaan tertulis dari dokter (dr, drg, drh) kepada apoteker pengelola apotek untuk memberi atau meracik obat untuk pasien, baik manusia maupun hewan.

Beda Resep dan Formula: Resep biasanya diberikan dengan dosis yang disesuaikan dengan kondisi pasien yang bersangkutan sedangkan dosis formula sudah ditentukan seragam oleh formulator.

Definisi Obat: Bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakam untuk mendiagnosis, mengurangi rasa sakit, memperlambat penyakit, menyembuhkan penyakit atau mencegah penyakit.

Macam-macam Obat1. Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli

tanpa resep dikter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi lingkaran hijau. Contoh obat bebas antara lain analgesik (parasetamol), vitamin, mineral.Biasa disebut daftar atau OTC (Over The Counter).

2. Obat Bebas Terbatas adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. OBT termasuk keras bila pada setiap takaran diberi batas. W (Warschuwing). Contoh obat ini adalah pain relief, obat pilek, dan krim antiseptik. Ekspektoran (mengencerkan dahak) : minyak atsiri. Antitusif (menghilangkan refklek batuk): dekstrometorfan dan efedrin.

3. Obat Keras adalah obat yang boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan ditandai dengan lingkaran merah dengan huruf K di dalamnya. Obat-obatan psikotropik dan narkotik, dan obat-obatan baru termasuk kedalam obat keras. Biasa disebut daftar obat Gevarlijk (G). Obat Psikotropik adalah obat keras baik

alamiah maupun sintetis bukan narkotik yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada SSP yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh: diazepam dan phenobarbital.

Obat Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman, sintetis, maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran, hilangnya rasa sakit, dan menimbulkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin.

Obat Wajib Apotek adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien dan bertujuan untuk memperluas jangkauan obat untuk masyarakat. Contoh OWA adalah:

Obat antiinflamasi: asam mefenamat Obat alergi kulit: salep hidrokortison Infeksi kulit dan mata Alergi sistemik (CTM) Obat KB hormonal

Obat Generik adalah obat yang mengandung zat aktif sesuai nama generiknya atau nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia.

Obat Paten adalah obat dengan nama dagang dan menggunakan nama yang merupakan milik produsen obat yang bersangkutan.

Beberapa Bentuk Sediaan Serbuk adalah campuran obat atau zat kimia

yang dihaluskan untuk pemakaian oral dan pemakaian luar.

Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamn atau bahan pengemas lain yang cocok.

Pulvis adalah serbuk tidak terbagi. Unguenta (Salep) adalah sediaan setengah

padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar dengan bahan obat yang harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.

Pilulae adalah sediaan kecil yang berbentuk bulat yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Pil memiliki bobot antara 100mg hingga 500mg.

Gelatinae adalah sediaan obat untuk pemakaian luar pada kulit, memiliki warna yang transparan.

Granula adalah pil ukuran kecil (antara 30mg).

Solutiones (Larutan) adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, digunakan pelarut air suling kecuali dinyatakan lain.

Eliksir adalah sediaan cair yang mengandung zat aktif obat dan menggunakan etanol sebagai pembawa.

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk serbuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.

Guttae (Obat Tetes) adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi, suspensi dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan

Page 2: FARMASETIKA

dengan ara diteteskan dengan penetes yang sesuai dengan penetes baku farmakope.

Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, berbentuk torpedo, dapat melunak, melarut atau meleleh pada suhu tubuh

Tablet adalah sediaan padat kompak berisi satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa zat pengisi.

Kapsul adalah sediaan berupa obat yang terdapat dalam cangkang (keras maupun halus) yang dapat melarut dalam air.

CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK (CPOB)

Tujuan CPOB adalah menjamin obat dibuat secara konsisten memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Managemen MutuIndustri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya yang memenuhi persyaratan dalam izin edar dan tidak membahayakan penggunanya.Prinsip dasar manajemen mutu adalah:

Infrastruktur atau sistem yang mencakup organisasi, prosedur, dan sumber daya

Tindakan sistematis untuk mendapat kepastian.

Pemastian MutuSistem pemastian mutu harus memastikan Desain dan pengembangan obat sesuai CPOB. Langkah produksi diuraikan secara jelas dan

CPOB diterapkan. Tanggung jawab sesuai jabatan. Pengawasan produk antara, in process control

yang divalidasi. Dokumentasi Obat tidak dijual sebelum dipastikan lulus uji

kelayakan Pemastian mutu pada saat pendistribusian. Prosedur inspeksi untuk memastikan produk

mutu Penanganan pelaporan Tersedia sistem persetujuan pada perubahan

yang berdampak pada mutu produk Prosedur pengelolaan ulang dan evaluasi Evaluasi mutu produk secara berkala.

CPOBBagian pemastian mutu untuk memastikan obat dibuat dan dikendalikan scara konsisten untuk mencapai satndar mutu obat yang sesuai. Semua proses pembuatan obat dijabarkan

secara sistematis Pengawasan proses, sarana penunjangan, dan

validasi proses kritis

Operator mendapat pelatihan menjalankan prosedur secara benar

Pencatatan dan dokumentasi selama pembuatan

Pencatatan dan dokumentasi selama distribusi untuk penelusuran obat

Tersedia sistem penarikan kembali batch obat maupun dari peredaran

Kejian dan penelusuran terhadap produk yang sudah beredar.

Quality Control Bagian CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel spesifikasi dan pengujian untuk memastikan pengujian sudah relevan dan sesuai mutu. Persyaratan quality control Sarana dan prasarana yang memadai, personil

yang terlatih, prosedur yang telah disetujui Pengambilan sampel bahan awal, bahan

pengemasan, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi.

Metode pengujian disiapkan dan di validasi Pengawasan mutu secara menyeluruh (bahan

baku hingga sampai du tangan konsumen) Personil pengawasan mutu memiliki akses ke

area produksi untuk pengambilan sampel bila diperlukan.

Pengkajian Mutu ProdukPengendalian mutu produk secara berkala termasuk pendaftaran, ekspor, pengemasan.

Obat Yang Ruangannya Harus Terpisah Beta-Laktam Hormon seks Produk Biologis Sitostatik

Page 3: FARMASETIKA

SEDIAAN NON STERIL

TabletSediaan padat kompak berisi satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa zat pengisi.

Keuntungan tablet Dosis tepat dan ukuran seragam Memerlukan biaya produksi rendah Sediaan oral paling ringan Mudah didistribusikan Mudah diberi tanda sbg identitas Kemungkinan tertinggal ditenggorokan

kecil Pelepasannya bisa di modifikasi Mudah diproduksi besar-besaran Memiliki sifat pencampuran terbaik

Kerugian tablet Beberapa obat tidak dapat dikempa pada

keadaan amorf, flokulasi, dan berat jenis rendah.

Obat sukar dibasahkan, lambat melarut, dosis tinggi, absorpsi maksimum di saluran cerna dan sulit di formulasikan untuk mendapat bioavabilitas yang cukup

Obat dengan rasa pahit tidak dapat dihilangkan, peka terhadap oksigen atau kelembaban udara

Jenis Tablet Tablet yang melewati saluran

pencernaan, contoh tablet konvensional Tablet bekerja di rongga mulut. Contoh

tablet sublingual, tablet buka, tablet hisap.

Tablet yang melewati liang tubuh, contoh rektal dan vaginaal.

Metode Pembuatan Tablet Granulasi basah untuk zat yang tahan

pemanasan. Adanya pengikat untuk proses granulasi.

Granulasi kering untuk yang tidak tahan pemanasan. Dibuat slug atau tablet besar sebelum digranul

Kempa langsung, untuk bahan tambahan yang memungkinkan untuk dikempa langsung (nilai kompresibilitas baik)

Zat Tambahan Zat pengisi. Tujuan untuk menambah

bobot tablet agar dapat dicetak. Contoh eksipien avicel, laktosa, amprotab

Zat pengikat. Tujuannya untuk mengikat komponen tablet menjadi granuh. Contoh amilum, metolose, avicel, gom arab, na-cmc

Zat penghancur. Tujuannya untuk menghilangkan kohesi tablet dengan adanya air sehingga tablet pecah. Contohnya amilum, avicel, ac-di-sol, primojel.

Lubrikan. Mencegah pelengketan tablet pada punch dan die. Contohnya mg stearat, PEG, asam stearat.

Antiaheren, mencegah lengketnya massa cetak pada punch dan die. Contoh Avicel, Amilum, Talkum

Glidan. Memperbaiki aliran massa cetak. Avicel, aerosil amilum, talkum.

Evaluasi Massa Cetak LOD Laju alir Sudut Istirahat Kompresibilitas Distribusi ukuran partikel

Evaluasi Sediaan Tablet Bobot Ukuran Kadar Kekerasan Friabilitas Waktu Hancur Disolusi

SEDIAAN STERIL

Bentuk Sediaan Steril Padat steril merupakan obat steril untuk

injeksi, yaitu obat kering yang disuspensikan bila akan digunakan. Contoh: sodium ampisilin. Karena ampisilin tidak stabil dalam cairan, maka dibuat padat.

Semi padat, misal salep mata. Cair, misal injeksi.

Syarat Sediaan Steril Efikasi, mencakup kemanjuran suatu obat

yang dalam terapi termasuk efektivitas obat dalam terapi.

Safety, Keamanan ini antara lain meliputi: eamanan dosis obat dalam terapi, memberikan efek terapi sesuai dengan yang diinginkan dan tidak memberikan efek toksik atau efek samping yang tidak diinginkan.

Aceeptable atau disukai oleh pasien. Jadi obat perlu dibuat sedemikian menarik dan mudah dipakai konsumen.

Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas sediaan1. Terapi

Obat dibuat dalam dosiss yang disesuaikan dengan dosis terapi efektif obat tersebut.

Page 4: FARMASETIKA

Lama penggunaan obat. Hal ni juga berpengaruh pada penentuan bentuk sediaan obat yang akan dibuat dan besarnya dosis obat, sehingga pasien tetap merasa nyaman selama terapi.

Farmakokinetka obat. Meliputi waktu paruh, absorpsi, t ½ eliminasi, Vd, Cl, dan lain-lain.

2. Sifat disika-kimia meliputi: ukuran partikel sifat alir kompaktibilitas ketahanan terhadap kelembapan

Sifat fisika kimia inilah yang menetukan formulasi dan pemilihan metode pembuatan sediaan obat.

Sediaan ParenteralKeuntungn sediaan parenteral:

aksi obat lebih cepat cocok untuk obat inaktif jika diberikan

secara oral obat yang mengiritasi bila diberikasn

secara oral kondisi pasien (pingsan, dehidrasi)

sehingga tidak memungkinkan obat diberikan secar oral.

Kerugian sediaan parenteral: tidak praktis butuh alat khusus (untuk injeksi) sakit risiko, kalau alergi atau salah obat maka

tidak bisa langsung dighilangkan butuh personil khusus, misal di rumah

sakit oleh dokter atau perawat.

Faktor-faktor farmasetik yang berpengaruh pada penggunaan parenteral1. Kelarutan obat dan volume injeksi 2. Karakteristik bahan pembawa

water: air ada spesifikasi khusus water-miscible solvent (solven yang

campur dengan air) water-immiscible solvent (solven yang

tidak campur dengan air)3. pH dan osmolalitas injeksi

Isohidris yaitu pH larutan sama dengan pH darah.

Isotonis, yaitu tekanan osmosis larutan sama dengan tekanan osmosis cairan tubuh.

hipotonis yaitu tekanan osmosis larutan lebih kecil dari tekanan osmosis cairan tubuh (NaCl 0,9%).

hipertonis, yaitu tekanan osmosis larutan lebih besar dari tekanan osmosis cairan tubuh.

4. Tipe bentuk sediaan larutan

suspensi emulsi solid

5. Kecepatan pelepasan obat dari bentuk sediaan: aquous solution aquous suspensi oleagonous solution oil in water (o/w) water in oil (w/o) oleagenous

6. Mekanisme pelepasan:Suspensi: berlaku sebagai obat yang hipertonis, mengambil cairan dari jaringan sekitar. Maka, akhirnya bisa larut. Walau sudah larut semua, cairan tetap sebagai hipertonis.

Jenis Pelarut1. Air2. Pelarut yang dapat campur dengan air

(water miscible solvent). Jika zat aktif dari sediaan injeksi tidak stabil dalam air, maka pengatasannya dengan dibentuk sediaan kering steril atau dengan sistem kosolvensi.

3. Pelarut yang tidak dapat campur dengan air (water immiscible solvent).Contoh: minyak kacang (peanut oil), minyak wijen (oleum sesame), minyak biji kapas (cotton seed), minyak jagung (corn oil), minyak zaitun (olive), paraben cair.

Reverse OsmosisReverse Osmosis yaitu metode pemurnian air dengan prinsip pemisahan solute melalui membran semipermiabel dari konsentrasi tinggi ke kosentrasi rendah. Maka akan terjadi penolakan terhadap solut pada permukaan filter sehingga tidak bisa menembus membran. RO merupakan kebalikan dari osmosis. Osmosis adalah dari konsentrasi rendah ke tinggi.Filter dipasang untuk menyaring partikel kasar. Berdasarkan ukuran partikel, filter dibuat berbeda ukuran porinya.Partikel besar↓Bakteri↓Virus↓Pirogen↓IonUntuk membunuh nikroba dapatdengan klorinasi/penambahan kaporit. Namun kaporit ini tidak boleh ada dalam air, jadi harus dihilangkan dengan karbon aktif. Selanjutnya karbon aktif dapat dipisahkan dari air dengan filter.

Page 5: FARMASETIKA

Keuntungan RO:1. energi lebih efisien dibanding dengan destilasi2. hasil labih banyak3. biaya lebih murah

Kerugian RO:1. In process control lebih ketat2. air segera digunakan pada waktu 24 jam, jikalebih dari itu maka harus disimpan pad suhu 70-80oC agar kualitas air tidak menurun.

Metode SterilisasiSumber pencemaran produk:1. Manusia2. Bahan awal3. Produk sendiri (pencemaran sendiri). Untuk

kontrol kebersihan, kotoran maksimal 10 ppm.4. Air di pabrik5. Udara atau lingkungan pabrik6. Makanan dan minuman7. Sisa bahan pembersih8. Limbah pabrik (harus diproses dengan baik)9. Instalasi pembuangan10. Serangga dan hewan lain (pengerat), atau

hewan percobaan..Uji sterilitas1. Direct inoculation of culture medium

Meliputi pengujian langsung dari sampel dalam media pertumbuhan. Menurut British Farmakope Media tioglikolat cair yang mengandung

glukosa dan Na Tioglikolat cocok untuk pembiakan aerob. Suhu inkubasi 30-35oC.

Soya bean casein digest medium. Media ini membantu pertumbuhan bakteri anaerob dan fungsi. Suhu inkubasi 30-35oC, sedang fungi 20-25oC.

2. Membran filtrasiTeknik yang banyak direkomendasikan farmakope, meliputi filtrasi cairan melalui membran steril. Filter lalu ditanam dalam media. Masa inkubasi 7-14 hari karena mungkin organisme perlu adaptasi dulu.

3. Introduction of concentrate culture mediumMedium yang pekat langsung dimasukkan dalam wadah sampel yang akan ditumbuhkan. Tidak banyak digunakan, hanya dipakai bila ada kecurigaan akan adanya bakteri.

Uji pirogen1. Secara kualitatif: Rabbit test

Berdasarkan respon demam pada kelinci. Digunakan kelinci karena kelinci menunjukkan respon terhadap  pirogen sesuai dengan keadaan manusia. Kenaikan suhu diukur melalui rektal.

2. Secara kuantitatif: LAL testCara uji in vitro dengan menggunakan sifat membentuk gel dari lisat amebasit dari

limulus polifemus. Uji ini 5-10 kali lebih sensitif dari Rabbit test. Kondisi LAL-test: pH larutan 6-7 suhu 37oC kontrol negatif: aquadest (pelarut) kontrol positif (pirogen/endotoksin) keuntungan: cepat, mudah, praktis