farmasi

2
FARMASI : Terdapat 2 pegawai farmasi, yaitu: 1. Bapak Sinum sebagai Apoteker 2. Ibu Indah sebagai Asisten apoteker Obat yang sering keluar dari Farmasi, antara lain: 1. Paracetamol 2. CTM 3. Amoxilin 4. Dexametaxon 5. Antalgin 6. Antasit 7. Sirup (paracetamol, amoxilin, dan antalgin) Pasien puskesmas yang menggunakan BPJS dan Jamkesmas gratis dari mulai pendaftaran sampai dengan obat, untuk pasien umum dikenakan pungutan pembayaran sebesar 5.000 pada pendaftaran, sedangkan obat gratis. Obat yang disediakan puskesmas 99% generic, sedangkan obat paten hanya sedikit dan bisa dihitung jari. Ada perlakuan khusus bagi usia 60 tahun keatas, dimana akan didahulukan pengambilan obatnya dibandingkan pasien usia muda. Mekanisme dari penebusan resep: Setelah pasien diperiksa, resep diserahkan ke farmasi selanjutnya diteruskan dengan mekanisme pemberian obat : 1. Baca resep 2. Apabila list obat yang diberikan tersedia di farmasi maka akan diberikat bersama dengan etiket ( mencakup tanggal, nama , dan aturan pakai obat) 3. Apabila terdapat obat yang tidak ada di bagian farmasi, dilakukan konfirmasi ke poli yang menuliskan obat, jikalau bisa diganti dengan jenis obat lain, kalau tidak bisa maka pasien terpaksa harus menebus di apotik luar puskesmas

Upload: jamie-alvarado

Post on 10-Jul-2016

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

FARMASI

TRANSCRIPT

Page 1: FARMASI

FARMASI :

Terdapat 2 pegawai farmasi, yaitu:

1. Bapak Sinum sebagai Apoteker2. Ibu Indah sebagai Asisten apoteker

Obat yang sering keluar dari Farmasi, antara lain:

1. Paracetamol2. CTM3. Amoxilin4. Dexametaxon5. Antalgin 6. Antasit7. Sirup (paracetamol, amoxilin, dan antalgin)

Pasien puskesmas yang menggunakan BPJS dan Jamkesmas gratis dari mulai pendaftaran sampai dengan obat, untuk pasien umum dikenakan pungutan pembayaran sebesar 5.000 pada pendaftaran, sedangkan obat gratis.

Obat yang disediakan puskesmas 99% generic, sedangkan obat paten hanya sedikit dan bisa dihitung jari.

Ada perlakuan khusus bagi usia 60 tahun keatas, dimana akan didahulukan pengambilan obatnya dibandingkan pasien usia muda.

Mekanisme dari penebusan resep:

Setelah pasien diperiksa, resep diserahkan ke farmasi selanjutnya diteruskan dengan mekanisme pemberian obat :

1. Baca resep2. Apabila list obat yang diberikan tersedia di farmasi maka akan diberikat bersama dengan etiket (

mencakup tanggal, nama , dan aturan pakai obat)3. Apabila terdapat obat yang tidak ada di bagian farmasi, dilakukan konfirmasi ke poli yang

menuliskan obat, jikalau bisa diganti dengan jenis obat lain, kalau tidak bisa maka pasien terpaksa harus menebus di apotik luar puskesmas

Farmasi pada puskesmas ini sudah terbilang cukup maju, dimana puyer sudah menggunakan blender obat dan pengemasannya sudah modern menggunakan alat press, bungkus puyer, pembelian obat dan pemeliharaan alat dengan menggunakan uang operasional.

Waktu tutup farmasi menyesuaikan jumlah pasien yang masuk ke puskesmas, selain itu juga farmasi harus menginput resep ke simpus.

Page 2: FARMASI

Mekanisme jika obat habis:

1. Pembelian obat terdiri atas 2 cara , antara lain :a. E-katalog : Jika stok obat habis, maka mengajukan list obat yang dibutuhkan kepada UPKS

dinas, dan akan diteruskan dinas sampai dengan obat dikirimkan ke puskesmasb. Non E-katalog : puskesmas membeli obat sendiri tanpa perantara DINAS. Namun 1 kali

pembelian dibatasi tidak boleh lebih dari 20 juta. Caranya adalah dengan pembuatan SP oleh apotekerdan mengajukannya dengan 3 pembanding PBF (Pedagang besar Farmasi), dari ketiga PBF yang menawarkan obat, dipilih yang harganya paling murah dengan kualitas yang baik.

Penyimpanan Obat:

Dipisah tempat penyimpanan obat :

1. Tablet2. Sirup3. Salap

Obat yang Expired Datenya lebih dulu, maka harus digunakan paling awal