fdm: getaran paksa

Upload: arnold-giovanni

Post on 07-Jul-2018

433 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    1/19

    MS 3202 - PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN

    LAPORAN PRAKTIKUM MODUL 11

    PERCOBAAN GETARAN PAKSA

    Kelompok : 12

    Anggota Kelompok : Almas Hardiantoro 13112026

    F X Arnold Giovanni Heryanto 13112029

    Kevin Angga Gunawan 13112036

    Eko Budi Satriyo 13112041

    Irvin Shandy 13112044

    Dionisius Denny Bramantyo 13112046

    Singgih Candra Prayoga 13112048

    Tanggal Praktikum : 25 Maret 2015

    Tanggal Pengumpulan Laporan : 30 Maret 2015

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2015

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    2/19

    1.  Tujuan Praktikum

    Berikut tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini:

    a.  Menentukan Kurva respon frekuensi untuk menentukan putaran kritis pada frekuensi pribaditerendah sistem getaran

    b.  Menentukan beda sudut fasa dan damping ratio

    c.  Menentukan besarnya redaman yang digunakan

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    3/19

    2.  Landasan Teori

    Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan. Kesetimbangan di sini maksudnya

    adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada

    benda tersebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang

    sama.

    Jenis-jenis getaran yang terjadi:

    •  Getaran bebas, tidak ada gaya luar, getaran yang terjadi akibat massa sistem itu sendiri.

    •  Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena adanya gaya luar yang bekerja pada suatu

    sistem sehingga sistem tersebut bergetar. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu

    frekuensi natural sistem, maka akan terjadi fenomena resonansi, yang menghasilkan

    simpangan yang besar.

    Frekuensi natural (ωn) merupakan karakteristik dinamik dari suatu sistem yang besarnya dipengaruhi

    oleh kekakuan pegas (k) dan massa dari sistem tersebut.

    Simpangan dari getaran dapat dinyatakan ke dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

    x(t)= X .sin(2 ωt + θo) atau x(t)= X .sin(ω t + θo ) 

    Xo = amplitudo sinyal getaran [m]

    f = frekuensi sinyal getaran [Hz]

    ω = kecepatan putar [rad/s] 

    θo = fasa awal dari sinyal getaran [rad] 

    Dari kedua persamaan diatas, lebih banyak dipakai fungsi sinus. Dikarenakan pada saat waktunya

    nol, akan menghasilkan simpangan yang bernilai nol juga. Dari rumus simpangan tersebut, dapat

    diturunkan sehingga mendapatkan hubungan kecepatan dan percepatannya.

    (

    ) =

    =

     ωX . sin(

    ω t +

    θo ) 

    () = = −ω2X . sin(ω t + θo ) 

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    4/19

    Salah satu eksitasi getaran yang sering terjadi pada mesin rotasi adalah massa tak balans. Model

    mekanika untuk sistem satu derajat bebas yang mengalami eksitasi jenis ini diperlihatkan pada

    gambar di bawah ini.

    Dalam hal ini, massa tak balans dinyatakan oleh bulatan kecil massa sebesar m [kg] dengan

    eksentrisitas e [m] yang berputar pada kecepatan sudut konstan ω [rad/s]. Akibat pergerakan massa

    tak balans, akan timbul gaya inersia (gaya sentrifugal) yang besarnya:

    F(t) = m e ω2 sinωt 

    Sehingga persamaan diferensial gerak system sesuai dengan hukum newton

    Mẍ + cẋ + k x = m e ω2 sinωt 

    Output getaran akibat input eksitasi massa tak balans akan mempunyai frekuensi yang sama dengan

    frekuensi input dan disertai pergeseran fasa.

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    5/19

    Kurva amplitudo dan beda fasa dapat digambarkan sebagai fungsi kecepatan untuk berbagai nisbah

    redaman sebagai berikut:

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    6/19

    3.  Prosedur Praktikum

    Berikut prosedur praktikum yang telah kami lakukan:

    •  Mencari kurva respon frekuensi

    1.  Persiapkan alat akuisisi data dan gunakan kacamata pelindung. Cek kabel dan peralatan

    apakah berfungsi dengan baik atau tidak

    2.  Set kalibrasi strain amplifier pada 1000 µstrain = 2V. sensitivitas sistem untuk set-up

    diatas adalah 0.9805 g/V dengan g menyatakan percepatan gravitasi. 

    3.  Jalankan perangkat lunak LABVIEW. Atur frekuensi dan sampling dan lamanya

    pencuplikan

    4.  Jalankan motor listrik dengan mengatur tegangan input pada pengatur tegangan, cek

    pada saat getaran maksimum, setelah maksimum dan sebelum maksimum

    5.  Cek kecepatan putar piringan dengan menggunakan Tachometer pada masing masing

    kondisi

    6.  Mulai lakukan pencuplikan data pada masing masing kondisi tersebut

    7.  Simpan data dan lakukan pengolahan data

    •  Mencari besarnya redaman

    1.  Persiapkan alat akuisisi data

    2.  Jalankan perangkat lunak LABTECH. Atur frekuensi dan sampling dan lamanya

    pencuplikan3.  Pukul batang penyangga dengan tangan

    4.  Mulai lakukan pencuplikan data pada saat tangan memukul batang

    5.  Simpan data dan lakukan pengolahan data

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    7/19

    4.  DATA PENGAMATAN

    4.1. Hasil Percobaan

    Dari percobaan yang kami lakukan didapatkanlah sekelompok set data yang menyatakan

    hubungan antara waktu dan percepatan dalam format Excel . Sekelompok data ini diolah

    menggunakan program Matlab agar menjadi grafik-grafik yang dapat lebih mudah dimengrti.

    Berikut data hasil percobaan kami yang telah dipetakan menjadi grafik:

    4.1.1.  Grafik Resonansi

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    8/19

    4.1.2.  Grafik High Frequency

    4.1.3.  Grafik Low Frequency

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    9/19

    4.1.4.  Grafik Free Vibration

    Selain data dari Labview , kami juga mendapatkan data kecepatan putar motor yang diukur

    dengan menggunakan tachometer. Berikut datanya:

    No Kondisi Voltase ω (rpm)  a (m/s2) 

    1 Low Frequency 8.4 V 1250 0.105388

    2 Natural Frequency 11.1 V 1555 1.348185

    3 High Frequency 12.8 V 1950 0.438678

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    10/19

    5.  PERHITUNGAN DAN ANALISIS

    5.1. Perhitungan

    5.1.1.  Membuat Kurva Respon Frekuensi

    Kita mendapatkan nilai kecepatan putar dengan menggunakan tachometer  dan nilaipercepatan dari data yang diambil oleh accelerometer. Berikut data antara

    kecepatan putar (ω) dan percepatan (m/s2) 

    No Kondisi Voltase ω (rpm)  a (m/s2) 

    1 Low Frequency 8.4 V 1250 0.105388

    2 Natural Frequency 11.1 V 1555 1.348185

    3 High Frequency 12.8 V 1950 0.438678

    Untuk menghitung simpangan kita dapatkan dari persamaan di bawah ini: 

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    1.6

    0 500 1000 1500 2000 2500

       P   e   r   c   e   p   a   t   a

       n    (   m    /   s        2    )

    Kecepatan Putar (rpm)

    Kurva Respon Frekuensi

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    11/19

    Dengan demikian, hubungan antara besarnya amplitudo simpangan, kecepatan, dan

    percepatan dapat dinyatakan sebagai:

    ω (rpm)  ω (rps) a (m/s2)  x (m) X (mm)

    1250 130.83 0.105388 6.15679E-06 0.006157

    1555 162.76 1.348185 5.08946E-05 0.050895

    1950 204.1 0.438678 1.05308E-05 0.010531

    0

    0.01

    0.02

    0.03

    0.04

    0.05

    0.06

    0 500 1000 1500 2000 2500

       S   i   m   p   a   n   g   a   n    (   m   m    )

    Kecepatan Putar (rpm)

    Kurva Simpangan vs Kecepatan Putar

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    12/19

    5.1.2.  Menghitung beda fasa (Ф) 

    Dalam mencari beda fasa, data yang kita butuhkan yaitu kurva input dan kurva

    output dari 11.1 V (natural frekuensi). Berikut kurvanya :

    •  Jarak dari titik puncak satu ke titik puncak lainnya adalah

    T = 0.038750 s

    •  Perbedaan waktu antara titik maksimum input dan titik maksimum output

    adalah

    ∆t = 0.010898 s

    •  Sehingga beda fasa antara input dan output adalah

    ∅ = ∆   3600 

    ∅= 101.2459° 

    •  Berdasarkan perhitungan diatas, didapatkan beda fasa yaitu 101,250. Secara

    teoritis seharusnya beda fasa yang dihasilkan yaitu 900. Beda fasa yang

    didapatkan berbeda dengan secara teoritis dikarenakan saat perhitungan banyak

    pembulatan yang dilakukan sehingga hasil perhitungannya kurang akurat. Dan

     juga saat pengambilan data, sistem yang ditinjau belum stabil sehingga

    menyebabkan penyimpangan data dan saat dilakukan perhitungan

    menyebabkan kesalahan.

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    13/19

     

    5.1.3.  Menghitung nilai damping ratio (ξ) 

    Dalam mencari nilai damping ratio, data yang kita butuhkan yaitu kurva input dan

    kurva output dari free vibration. Berikut kurvanya :

    •  Nilai 3 dan 4 dari kurva tersebut adalah3 = 0.16034 = 0.139•  Maka dari data tersebut kita dapat menggunakan rumus logaritmik decrement

    = ln

    3

    4

    =

    2 1 − 2

     

    = ln 0.16030.139

      = 2 1 − 2 

    =    42 +  

    •  Sehingga nilai damping rationya adalah = 0.0633

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    14/19

    5.2.  Analisis

    5.2.1.  Analisis Kurva Respon Frekuensi

    •  Pada voltase 11.1V, getaran yang terjadi pada batang memiliki percepatan yang

    paling tinggi. Hal ini disebabkan oleh terjadinya resonansi pada sistem. 

    •  Resonansi pada sistem terjadi karena frekuensi putar motor sama dengan frekuensipribadi batang uji, yaitu sekitar 1555 rpm atau sekitar 25,9 Hz.

    5.2.2.  Analisis Beda Fasa

    •  Beda fasa getaran dalam percobaan berbeda dengan beda fasa teoritis (101,25° vs

    90°). Hal ini diakibatkan oleh belum stabilnya sistem saat pengambilan data diambil

    sehingga terjadi penyimpangan data dan mengakibatkan adanya kesalahan saat

    perhitungan. 

    5.2.3.  Analisis Getaran Bebas

    •  Data hasil akuisisi cukup kasar dan sulit untuk dibaca sehingga nilai amplitudo tidak

    dapat diperoleh dengan mudah. Akibatnya, timbul kesalahan pada perhitunganmeskipun kesalahannya cukup kecil. 

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    15/19

    6.  Diskusi dan Simpulan

    6.1. Simpulan

    Setelah kami berdiskusi, berikut beberapa hal yang dapat kami simpulkan dari percobaan ini:

    1.  Berdasarkan kurva respons frekuensi, didapat frekuensi resonansi yaitu saat tegangan

    input 11,1 Volt dan kecepatan putar motor 1555 RPM.

    2.  Frekuensi resonansi akan terjadi ketika frekuensi putar motor (massa tak balans) sama

    dengan frekuensi pribadi dari sistem tersebut. Maka dari itu, kita dapat mengetahui

    frekuensi pribadi sistem yaitu saat frekuensi putar motor 1555 RPM.

    3.  Fenomena resonansi dapat dibuktikan melalui kurva simpangan vs kecepatan putar.

    Frekuensi resonansi akan menghasilkan simpangan terbesar yaitu 0,05 mm.

    4.  Beda fasa sebesar 101,2459° terjadi saat resonansi.

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    16/19

    DAFTAR PUSTAKA

    Nurprasetio, Ignatius Pulung, dan Tandian, Nathanael Panagung. 2003. Panduan Praktikum

    Fenomena Dasar Mesin. Departemen Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung.

    Thomson, William T. 1993. Theory of Vibration with Applications, 4th

     Edition. New York: Prentice Hall

    International, Inc.

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    17/19

    LAMPIRAN

    Tugas Setelah Praktikum

    1.  Turunkan asal-usul persamaan diferensial gerak sistem (6).

    2.  Turunkan secara lebih rinci solusi getaran akibat eksitasi massa tak balans seperti yang

    tersaji di persamaan (7) ÷ (8).

    3.  Olah data yang diperoleh dan gambarkan kurva respons frekuensi (simpangan dan beda fasa

    terhadap kecepatan sudut, ω).

    4.  Dari kurva respons frekuensi, tentukan putaran kritis (frekuensi pribadi terendah) sistem

    getaran.

    Jawab

    1.  Gambar diagram benda bebas dari sistem tersebut

    Gunakan

    = 0 Maka akan didapat

     ̈ +  ̇ +   −    2 sin = 0  ̈ +  ̇ +   =   2 sin 

    my 

    mx 

     ̈ 

    2  ̇ 

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    18/19

    2.  Gunakan persamaan yang telah dibuktikan di nomor 1

     ̈ +  ̇ +   =   2 sin....... (1)Misal : x(t ) = X sin�ωt – φ ............ (2)Maka dapat diketahui

    ̇() = ω   cos(ωt −  φ) ..................... (3)̈() = − ω2X sin(ωt −  φ) ................. (4)Substitusikan persamaan (2),(3), dan (4) ke dalam persamaan (1), maka akan didapat

    . [− ω2X sin(ωt −  φ)] +  [ω   cos(ωt −  φ) ] + [X sin(ωt – φ)] =   2 sin Persamaan diatas dapat kita atur agar menjadi lebih rapih

    . [− ω2X sin(ωt −  φ)] +  ω   sin (ωt – φ + π2

    ) + X sin(ωt – φ) =   2 sin Dari persamaan di atas kita dapat menggambarkan diagram fasornya

    Sehingga kita bisa dapatkan nilai X dan nilai    =   2 ( −2 )2 + ( )2 

    tan =      ( −2 ) Lalu agar bentuk di atas serupa dengan bentuk yang ada di modul maka kita harus membagi

    ruas kanan dari persamaan di atas dengan k, sehingga kita akan dapat persamaan berikut

       

         

     

  • 8/18/2019 FDM: Getaran Paksa

    19/19

     

    3.  Hasil pengolahan data dan kurva respons frekuensi telah terdapat di bagian data serta di

    bagian perhitungan. Berikut kurva hasil perhitungan.

    4.  Dari hasil pengolahan data dan kurva kita dapat melihat bahwa putaran kritis terjadi saat

    tegangan input 11,1 Volt dan kecepatan putar 1555 RPM.

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    1.6

    0 500 1000 1500 2000 2500

       P   e   r   c   e   p   a   t   a   n    (   m    /

       s        2    )

    Kecepatan Putar (rpm)

    Kurva Respon Frekuensi