fermentasi karbohidrat
TRANSCRIPT
MODUL V
AKTIVITAS ENZIM INTRASELULER : UJI FERMENTASI DAN
OKSIDASI
PERCOBAAN 19
A. FERMENTASI KARBOHIDRAT
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme mendegradasi dan memfermentasi
karbohidrat dengan menghasilkan asam atau asam dan gas.
2. Untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme menghasilkan enzim dalam
melakukan reaksi bioksidasi.
II. PRINSIP
Pada percobaan ini digunakan medium kaldu nutrisi yang ditambahkan sumber
karbohidrat (glukosa, sukrosa, dan laktosa) dan fenol merah sebagai indikator, serta
tabung Durham untuk menangkap gas yang terbentuk. Hasil positif bila fenol merah
berubah menjadi kuning dan kemungkinan terbentuk gas. Hasil negatif bila warna
tetap merah dan tidak terbentuk gas. Percobaan harus diamati paling lama 48 jam,
karena perpanjangan inkubasi akan menyembunyikan hasil produksi asam.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Kultur biakan bakteri Escerichia coli, Bacillus subtilis,Bakteri A dan Bakteri B
berumur 24-48 jam.
2. Pembakar bunsen.
3. Jarum inokulasi.
4. 16 tabung reaksi yang berisi kaldu laktosa, glukosa, sukrosa, dan manitol
( masing-masing empat ) yang dilengkapi tabung durham.
IV.TEORI DASAR
Metabolisme adalah semua reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang
menghasilkan energi dan yang menggunakan energi untuk sintesis komponen-
komponen sel dan untuk kegiatan-kegiatan selular, seperti pergerakan. Reaksi
kimiawi yang membebaskan energi melalui perombakan nutrient disebut reaksi
disimilasi atau penguraian; jadi merupakan kegiatan katabolik sel. Sedangkan reaksi
kimiawi yang menggunakan energi untuk sintesis dan fungsi-fungsi sel lainnya
disebut reaksi asimilasi atau anabolik. Jadi, reaksi disimilasi menghasilkan energi,
dan reaksi asimilasi menggunakan energi.
Proses metabolisme dibedakan menjadi dua jenis yaitu anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme (Biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit molekul-
molekul sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks. Misalnya
pembentukkan protein dari asam amino. Secara umum proses anabolik
membutuhkan energi. Sedangkan katabolisme yaitu reaksi biokimia yang memecah
atau menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih
sederhana. Proses katabolik melepaskan energi yang dibutuhkan oleh sel.
Aktivitas metabolisme tidak terlepas dari adanya enzim. Berdasarkan tempat
bekerjanya, bakteri memiliki juga jenis enzim yaitu endoenzim dan eksoenzim.
Endoenzim yaitu enzim yang berkerja dalam sel. Sistem endoenzim selain bersifat
anabolik dapat juga bersifat katabolik.sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang
disekresikan ke luar sel dan berdifusi ke dalam media. Sebagian besar eksoenzim
bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim menguraikan molekul kompleks
menjadi molekul yang molekul-molekul yang lebih sederhana. Molekul-molekul yang
lebih kecil ini kemudian dapat memasuki sel dan digunakan untuk kepentingan sel.
Macam-macam fermentasi karbohidrat :
1. FERMENTASI ALKOHOL
Dalam keadaan anaerob, asam piruvat yang dihasilkan oleh proses glikolisis
akan diubah menjadi asam asetat dan CO2. Selanjutnya, asam asetat diubah
menjadi alkohol. Proses perubahan asam asetat menjadi alkohol tersebut diikuti
pula dengan perubahan NADH menjadi NAD+. Dengan terbentuknya NAD+,
peristiwa glikolisis dapat terjadi lagi. Dalam fermentasi alkohol ini, dari satu mol
glukosa hanya dapat dihasilkan 2 molekul ATP. Fermentasi alkohol, secara
sederhana, berlangsung sebagai berikut.
Sebagaimana halnya fermentasi asam laktat, reaksi ini merupakan suatu
pemborosan. Sebagian besar dari energi yang terkandung di dalam glukosa
masih terdapat di dalam etanol, karena itu etanol sering dipakai sebagai bahan
bakar mesin. Reaksi ini, seperti fermentasi asam laktat, juga berbahaya. Ragi
dapat meracuni dirinya sendiri jika konsentrasi etanol mencapai 13% (Hal ini
menjelaskan kadar maksimum alkohol pada minuman hasil fermentasi seperti
anggur).
2. FERMENTASI ASAM LAKTAT
Proses glikolisis menghasilkan asam piruvat. Jika cukup oksigen, glikolisis
akan dilanjutkan dengan siklus Krebs. Bila kondisi anaerob (kurang oksigen)
yang terjadi, asam piruvat akan diubah menjadi asam laktat. Akibatnya, rantai
transpor elektron tidak terjadi karena tidak lagi menerima elektron dari NADH
dan FADH2 yang dalam keadaan aerob dihasilkan oleh siklus Krebs. Karena
tidak terjadi penyaluran elektron, maka NAD+ dan FAD yang mutlak diperlukan
dalam siklus Krebs juga tidak terbentuk sehingga daur Krebs terhenti. Reaksi ini
merupakan suatu pemborosan, karena hanya 7% dari energi yang terdapat pada
asam piruvat yang dibebaskan. Meskipun fermentasi asam laktat menghasilkan
senyawa yang merugikan otot, tetapi poses ini menghasilkan ATP bagi sel yang
tidak dapat melakukan respirasi secara aerob. Pada fermentasi asam laktat ini,
dari satu molekul glukosa dihasilkan ATP sebanyak 2 molekul. Secara
sederhana, fermentasi asam laktat berlangsung sebagai berikut.
Mungkin Anda heran mengapa didalam fermentasi asam laktat dapat dihasilkan
energi. Sebab kalau dipikir, molekul asam piruvat tidak lebih teroksidasi daripada
molekul glukosa. Jika rumus molekulnya diperhatikan, C3H4O3, maka seakan-
akan apa yang terjadi pada glikolisis hanyalah pemecahan molekul glukosa,
(C6H12O6), menjadi dua bagian (C3H6O3), yang kemudian kehilangan 2
elektronnya dalam bentuk 2 atom hidrogen. Hal ini memang benar. Tetapi,
penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa apa yang terjadi bukan sekedar
itu. Satu ujung dari molekul asam piruvat (–CH3) sekarang lebih tereduksi
daripada yang terdapat pada glukosa, sedangkan pada ujung lainnya (–COOH)
lebih teroksidasi. Reaksi reduksi dan oksidasi inilah yang kemudian
membebaskan energi yang sedikit tersebut.
3. FERMENTASI ASAM CUKA
Fermentasi asam cuka merupakan satu contoh fermentasi yang
berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini biasa dilakukan oleh bakteri
asam cuka (Acetobacter) dengan substrat etanol. Jika diberikan oksigen yang
cukup, bakteri-bakteri ini dapat memproduksi cuka dari bermacam-macam
bahan makanan yang beralkohol. Bahan makanan yang biasa digunakan yaitu
sari buah apel, anggur, biji-bijian fermentasi, malt, beras, atau bubur kentang.
Dari proses fermentasi asam cuka, energi yang dihasilkan lima kali lebih besar
daripada energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol. Secara umum reaksi
kimia yang terfasilitasi oleh bakteri ini adalah:
C2H5OH + O2 —> CH3COOH + H2O
KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid (aldose) atau polihidroksi keton (ketose)
dan turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah satu
atau kedua komponen diatas. Karbohidrat berasal dari bahasa Jerman, yaitu
“Kohlenhydrate” dan dari bahasa Perancis, yaitu “Hydrate de Carbon”. Penamaan ini
didasarkan atas komposisi unsur karbon yang mengikat hidrogen dan oksigen dalam
perbandingan yang selalu sama seperti pada molekul air yaitu perbandingan 2 : 1.
Karbohidrat memegang peranan penting dalam sistem biologi khususnya dalam
respirasi. Karbohidrat dihasilkan oleh proses fotosintesa di dalam tanaman-tanaman
berdaun hijau. Karbohidrat dapat dioksida menjadi energi, misalnya glukosa dalam
sel jaringan manusia dan binatang. Fermentasi karbohidrat oleh kamir atau mikroba
lain dapat menghasilkan CO2, alkohol, asam organik dan zat-zat organik lainnya.
Karbohidrat merupakan sumber energi bagi aktivitas kehidupan manusia
disamping protein dan lemak. Dalam bahan-bahan pangan nabati, karbohidrat
merupakan komponen yang relatif tinggi kadarnya. Beberapa zat yang termasuk
golongan karbohidrat adalah gula, dekstrin, pati, selulosa, hemiselulosa, pektin, gum
dan beberapa karbohidrat yang lain. Unsur-unsur yang membentuk karbohidrat
hanya terdiri dari karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), kadang-kadang juga
nitrogen (N). Pentosa dan hektosa merupakan contoh karbohidrat sederhana,
misalnya arabinosa, glukosa, fruktosa, galaktosa dan sebagainya.
a. LAKTOSA
Laktosa adalah gula bisakarida yang tersusun atas glukosa dan galaktosa.
Laktosa dapat diuraikan menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim
β – galaktosidase. Bakteri dalam hidupnya dapat memanfaatkan baik laktosa
maupun glukosa tergantung gula mana yang tersedia di lingkungan. Bakteri
mempunyai kemampuan mensintesis β – galaktosidase sehingga bila laktosa
dimanfaatkan sebagai sumber karbon maka bakteri tersebut akan mampu
mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Namun bila tersedia laktosa
dan glukosa maka bakteri akan memilih glukosa sebagai sumber karbon, karena
glukosa merupakan gula yang lebih langsung dimanfaatkan dalam proses
metabolisme.
Molekul Laktosa
b. GLUKOSA
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan.
Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.
Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri
pangan.
Gambaran Proyeksi Haworth struktur glukosa (α-D-glukopiranosa)
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan
karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan mono- dan disakarida, terutama
glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi ATP,
pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam produksi protein
dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada
metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.
Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan.
Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak,
sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai
glikogen ("pati hewan") dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak.
Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali
menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak
simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara
langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang
dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang
mengkonversinya menjadi glukosa.
c. SUKROSA
Sukrosa ialah gula kristal yang manis rasanya, dibuat dari tebu atau beet,
mempunyai rumus kimia C12H22O11, mempunyai sifat aktif optik (memutar bidang
polarisasi). Dengan adanya sifat ini maka kadar gula (sukrosa, atau zat aktif
optik lainnya) dalam suatu larutan gula dapat ditentukan kadarnya dengan cara
polarisasi. Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Sukrosa terbentuk melalui proses fotosintesis yang ada pada tumbuh-
tumbuhan. Pada proses tersebut terjadi interaksi antara karbon dioksida dengan
air didalam sel yang mengandung klorofil. Bentuk sederhana dari persamaan
tersebut adalah :
6 CO2 + 6 H2O —–> C6H12O6 + 6 O2
Struktur Sukrosa
d. MANNITOL
Mannitol adalah sebuah senyawa dengan formula (C6H8(OH)6) dan termasuk
dalam sugar alcohol. Mannitol sering digunakan dalam perusahaan makanan
dan farmasi karena keunikan dari strukturnya. Tingkat kemanisan mannitol
adalah 50% sama dengan kemanisan gula sukrosa. Mannitol juga hanya
mengandung 1,6 kalori pergram nya dan cocok untuk pengidap diabetes.
Struktur Mannitol
V. CARA KERJA
VI. HASIL PERCOBAAN
No
.
Bakteri Reagen Hasil Percobaan
1 Escerichia coli Glukosa
Warna kuning cerah, ada gelembung
Laktosa
Warna kuning keruh,gelembung udara sedikit.
Sukrosa
Warna ungu,tidak ada gelembung udara
Mannitol
Warna kuning cerah,ada gelembung udara
2 B.subtilis Glukosa
Warna kuning,tidak ada gelembung udara
Laktosa
Warna ungu,tidak ada gelembung udara
Sukrosa
Warna ungu,tidak ada gelembung udara
Mannitol
Warna ungu, tidak ada gelembung udara
3. Bakteri A Glukosa
Warna kuning, ada gelembung udara
Laktosa
Warna kuning keruh,gelembung udara sedikit
Sukrosa
Warna ungu,tidak ada gelembung udara
Mannitol
Warna kuning,ada gelembung udara
4. Bakteri B Glukosa
Warna kuning,tidak ada gelembung udara
Laktosa
Warna ungu,tidak ada gelembung udara
Sukrosa
Warna kuning, tidak ada gelembung udara
Mannitol
Warna ungu, tidak ada gelembung udara
VII. ANALISIS
1. Bakteri Escherichia coli
Dari hasil percobaan yang dilakukan, bakteri Escherichia coli memberikan hasil
positif pada reagen glukosa, laktosa, dan mannitol. Hal ini dibuktikan dengan
adanya gas yang ditangkap oleh tabung Durham. Pada tiga reagen ini juga
menghasilkan warna kuning pada larutan reagen. Warna kuning berarti bakteri ini
maenghasilkan asam saat bereaksi dengan reagennya. Sementara pada reagen
sukrosa, larutan menjadi warna ungu dan tidak menghasilkan gelembung udara,
berarti bakteri Escherichia coli memberikan hasil negatif untuk sukrosa. Hal ini
sesuai dengan literatur bahwa bakteri Escherichia coli dapat memfermentasi
glukosa dan laktosa dan kemampuan ini dapat digunakan untuk mendeteksi bakteri
Escherichia coli dengan lebih mudah.
2. Bakteri Bacillus subtilis
Dari hasil percobaan yang dilakukan, bakteri Bacillus subtilis memberikan hasil
negatif pada semua reagen dengan tidak terbentuknya gelembung udara. Semua
larutan reagen berubah menjadi warna ungu kecuali pada reagen glukosa, berarti
reagen-reagen ini menghasilkan basa. Hal ini tidak sesuai dengan literatur, karena
harusnya bakteri Bacillus subtilis memberikan hasil positif pada reagen karbohidrat
contohnya pada glukosa. Hal ini mungkin disebabkan karena waktu pengamatan
yang sudah lebih dari 48 jam, sehingga fermentasi malah menyembunyikan hasil
produksi asam dan menghasilkan basa pada substrat selain karbohidrat pada
medium.
3. Bakteri A
Dari hasil percobaan yang dilakukan, bakteri A memberikan hasil positif pada
semua reagen dengan terbentuknya gelembung udara. Lalu larutan reagen berubah
menjadi kuning kecuali pada sukrosa, yang berarti reagen ini menghasilkan asam
dari fermentasinya.
4. Bakteri B
Dari hasil percobaan yang dilakukan, bakteri B memberikan hasil negatif pada
semua reagen yang dibuktikan dengan tidak terbentuknya gelembung udara. Pada
reagen laktosa dan mannitol, larutan berubah menjadi ungu. Sementara pada
glukosa dan sukrosa, larutan menjadi kuning.
E.coli B.subtilis Bakteri A Bakteri B
Glukosa + - + -
Laktosa + - + -
Sukrosa - - + -
Mannitol + - + -
VIII. KESIMPULAN
1. Bakteri Escherichia coli mampu memfermentasi karbohidrat sehingga akan lebih
mudah dikenali dan mudah mengisolasinya.
2. Bakteri Bacillus subtilis bereaksi negatif pada fermentasi negatif padahal
seharusnya bakteri ini mampu memfermentasi karbohidrat.
3. Bakteri A memberikan hasil positif pada semua reagen sehingga diperkirakan
bakteri ini adalah bakteri Bacillus yang dapat memfermentasi karbohidrat.
4. Bakteri B memberikan hasil negatif pada semua reagen sehingga diperkirakan
bakteri ini adalah bakteri Pseudomonas.
IX. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glukosa
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laktosa
http://www.risvank.com
http://wikipedia.org/w/index.php?title=D-mannitol