fertilitas, mortalitas dan migrasi · pdf fileuntuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat...
TRANSCRIPT
fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester 2 2012
2
outline
ukuran migrasi
PENDAHULUAN
FERTILITAS MORTALITAS MIGRASI
konsep dasar
ukuran fertilitas tahunan
konsep dasar konsep dasar
tipe angka mortalitas
ukuran fertilitas kumulatif
metode perkiraan
migrasi
2 1 3
perh
itung
an
kons
ep
KOMPONEN DASAR DEMOGRAFI: • fertilitas • mortalitas • migrasi mempengaruhi perubahan penduduk
3
pendahuluan
SUMBER DATA: Sistem Registrasi Vital
Setiap kejadian dilaporkan dan dicatat segera setelah kejadian tersebut terjadi
Sensus Penduduk Kejadian dicatat setelah sekian lama peristiwa kematian itu terjadi
Survei Sampel Hampir sama dengan sensus
Apa perbedaan ketiga sumber data tersebut? Manakah sistem yang digunakan oleh Indonesia?
4
pendahuluan
5
MORTALITAS
PENGERTIAN Menurut UN dan WHO, “mati” adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup
KEGUNAAN Data mortalitas diperlukan untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan dan evaluasi program-program kebijakan penduduk
6
MORTALITAS – konsep dasar
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORTALITAS beberapa fakta: Tingkat kematian laki-laki lebih tinggi daripada perempuan Tingkat kematian penduduk dewasa muda lebih rendah
daripada bayi, anak dan penduduk usia lanjut Tingkat kematian negara berkembang lebih tinggi daripada
negara maju Tingkat kematian penduduk berstatus sosial ekonomi baik lebih
rendah daripada penduduk berstatus sosial ekonomi buruk dst Jadi, apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kematian?
7
MORTALITAS – konsep dasar
8
MORTALITAS – perhitungan
UKURAN MORTALITAS Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat kematian dan keadaan penduduk secara keseluruhan Dinyatakan dalam satuan angka (rate), ratio, person years lived Angka /Rate: ukuran yang menunjukkan terjadinya suatu kejadian
selama periode tertentu
Jumlah kejadian yang terjadi selama periode waktu tertentu
Jumlah penduduk yang mempunyai resiko mengalami kejadian tersebut selama
periode yang sama
Angka/Rate suatu kejadian=
9
MORTALITAS – perhitungan
Ratio: ukuran yang menyatakan hasil perbandingan antara dua angka
Dalam menyatakannya, harus dijelaskan populasi golongan mana yang tersangkut: kapan, siapa, apa Contoh : Angka Kematian Kasar (CDR) penduduk Indonesia tahun 1971 ‘Sex Ratio’ penduduk Indonesia tahun 1971 Sex ratio biasanya dinyatakan dalam persen atau perseribu
Jumlah penduduk laki-laki
Jumlah penduduk perempuan Sex ratio =
10
MORTALITAS – perhitungan
KONSEP PERSON YEARS LIVED Tahun Orang Hidup jumlah orang yang hidup dan berisiko (exposed to risk) dalam suatu periode tertentu Orang yang meninggal dalam suatu periode tidak berisiko contoh: PYL dalam periode 1 tahun • Seseorang yang mengalami hidup dari awal sampai akhir
periode berarti menjalani satu “tahun orang hidup” atau 1 PYL • Dua orang yang mengalami hidup dari awal sampai akhir
periode berarti menjalani dua “tahun orang hidup” atau 2 PYL • 100 orang yang mengalami hidup dari awal sampai akhir
periode berarti mengalami 100 PYL • Seseorang yang mengalami hidup dari awal sampai
pertengahan periode berarti menjalani 0,5 PYL • Lima orang yang mengalami hidup dari awal sampai
pertengahan periode berarti menjalani 5 x 0,5 PYL = 2,5 PYL
11
MORTALITAS – perhitungan
KONSEP PERSON YEARS LIVED Dalam perhitungan PYL, yang harus dipertimbangkan tidak hanya kematian, tetapi juga: • Kelahiran • Migrasi masuk dan keluar dalam suatu periode Contoh: 1 PYL = 1 tahun Orang yang pindah ke suatu kota pada awal tahun dan meninggal di kota tersebut setelah tiga bulan, berarti 3/12 = 0,25 PYL
12
MORTALITAS – perhitungan
KONSEP PERSON YEARS LIVED Pada kenyataannya, sulit memperoleh informasi yang akurat, terutama jika jumlah penduduknya besar Muncul pendekatan lain: penduduk tengah periode Asumsi: jumlah kematian/jumlah kelahiran/jumlah migrasi sama antara sebelum dan setelah pertengahan periode
P tengah periode = 0,5 (P awal periode +P akhir periode)
13
MORTALITAS – perhitungan
MORTALITAS
Angka Mortalitas Bayi
(IMR)
Angka Mortalitas Kasar
(CDR)
Angka Mortalitas menurut Umur
(ASDR)
TIPE ANGKA MORTALITAS
14
MORTALITAS – perhitungan
ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE = CDR)
PENGERTIAN jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Angka kematian untuk 1000 orang:
D
P x k CDR =
D = jumlah kematian pada tahun x P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x k = konstanta, 1000
Kelebihan : perhitungan sederhana dan data tersedia Kelemahan : perhitungan sangat kasar, tidak memperhitungkan
pengaruh struktur umur penduduk
15
MORTALITAS – perhitungan
ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE = CDR)
CONTOH SOAL: Tahun 2009 di Kabupaten Blora terdapat 35 kematian. Jumlah penduduk Kabupaten Blora pada tahun tersebut adalah 858.874 Berarti pada tahun 2009 di Kabupaten Blora terdapat 0,04 kematian per seribu penduduk
D
P x k CDR =
35 858.874
x 1000 = 0,04 CDR =
16
MORTALITAS – perhitungan
ANGKA KEMATIAN MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC DEATH RATE = ASDR) PENGERTIAN Risiko kematian antarkelompok umur berbeda-beda Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk kelompok umur tersebut pada tahun tertentu Angka Kematian untuk 1000 orang:
Di
Pi x k ASDR =
Di = jumlah kematian orang berumur i pada tahun x Pi = jumlah penduduk berumur i pada pertengahan tahun x k = konstanta, 1000
Kelebihan: hasil lebih rinci dan akurat, sudah memperhitungkan pengaruh struktur umur penduduk
17
MORTALITAS – perhitungan
ANGKA KEMATIAN MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC DEATH RATE = ASDR) CONTOH SOAL Jumlah kematian penduduk berusia 40-44 tahun di Kabupaten Tegal pada tahun 2001 adalah 1.825. Jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut adalah 1.100.213 orang. Berarti ASDR penduduk 40-44 tahun pada tahun 2001 di Kabupaten Tegal sebesar 1,7 per seribu penduduk
Di
Pi x k ASDR =
1.825 1.100.213
x 1000 = 1,7 ASDR =
18
MORTALITAS – perhitungan
ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE = IMR) PENGERTIAN Jumlah kematian bayi usia di bawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu Indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat
D0
B x k IMR =
D0 = jumlah kematian bayi berumur dibawah 1 tahun pada tahun x
B = jumlah kelahiran selama tahun x k = konstanta, 1000
19
MORTALITAS – perhitungan
ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE = IMR)
CONTOH SOAL Pada tahun 2000 di Jember terdapat 6.658 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun. Jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut adalah 343.692
Artinya, pada tahun 2000 di Jember terdapat 19,4 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
6.658
343.692 x 1000 = 19,4 IMR =
D0
B x k IMR =
20
FERTILITAS
PENGERTIAN hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita/sekelompok wanita menyangkut banyaknya bayi lahir hidup
FERTILITAS vs NATALITAS? berbeda dalam ruang lingkupnya Fertilitas peranan kelahiran pada perubahan penduduk Natalitas peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan
reproduksi manusia
21
FERTILITAS – konsep dasar
22
FERTILITAS – konsep dasar
Lahir hidup kelahiran bayi dengan menunjukkan tanda-tanda kehidupan
Lahir mati
kelahiran bayi tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan
Abortus kematian bayi dalam kandungan
masa reproduksi (childbearing age) - usia subur
masa dimana wanita mampu melahirkan, yaitu usia 15-49 tahun
Wanita usia subur (WUS)
wanita berusia 15-49 tahun
Pasangan usia subur (PUS)
pasangan suami istri, dimana istri berusia 15-49 tahun
23
FERTILITAS – konsep dasar
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS Secara umum: • Anggapan/kepercayaan yang dianut masyarakat • gender Dilihat dari pendekatan sosial • menurut pemikiran Davis dan Blake, terdapat faktor sosial,
ekonomi dan budaya (variabel antara) dimana perempuan dan masyarakat tinggal mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas Contoh: tingkat pendidikan, penghasilan, gender
• menurut Freedman, faktor sosial, ekonomi dan budaya mempunyai hubungan erat dengan norma sosial dalam masyarakat: adat istiadat, tingkat kemajuan perempuan dan masyarakatnya
24
FERTILITAS – konsep dasar
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS Dilihat dari pendekatan ekonomi • Pada tingkat makro, fertilitas dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan ekonomi, urbanisasi dan modernisasi • Pada tingkat mikro, fertilitas dipengaruhi oleh keputusan
pasangan suami istri dalam hal jumlah anak • menurut pemikiran Leibenstein, anak dilihat dari dua sisi:
manfaat/kegunaan dan biaya untuk merawat anak • menurut pemikiran Becker, anak dianggap sebagai barang
konsumsi tahan lama akan memberikan kepuasan (manfaat) ada pilihan antara kualitas dan kuantitas anak
25
FERTILITAS – perhitungan
UKURAN FERTILITAS pada dasarnya sama dengan mortalitas
angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian jumlah kelahiran dengan penduduk yang menanggung resiko melahirkan (exposed to risk)
BEBERAPA PERSOALAN PENGUKURAN • Pengukuran fertilitas lebih kompleks daripada pengukuran
mortalitas karena seorang wanita hanya meninggal 1 kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.
• Tidak semua wanita mengalami risiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga atau bercerai
26
FERTILITAS – perhitungan
BEBERAPA PERSOALAN PENGUKURAN • Angka fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu: jangka
pendek (1 tahun) dan jangka panjang (jumlah kelahiran selama masa reproduksi)
• Kelahiran hanya diukur berdasarkan fertilitas wanita, jarang yang memperhitungkan fertilitas laki-laki
27
FERTILITAS – perhitungan
FERTILITAS
FERTILITAS KUMULATIF
FERTILITAS TAHUNAN
Angka Fertilitas Total (TFR)
Angka Reproduksi Bruto (GRR)
Tingkat Fertilitas Kasar (CBR)
Tingkat Fertilitas Umum (GFR)
Angka Reproduksi
Bersih (NRR)
2 1
Tingkat Fertilitas menurut Umur
(ASFR)
28
FERTILITAS – perhitungan
PENGUKURAN FERTILITAS TAHUNAN – YEARLY PERFORMANCE
PENGERTIAN mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan
dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko untuk melahirkan pada tahun tersebut
menunjukkan fertilitas suatu kelompok penduduk untuk jangka waktu satu tahun
MELIPUTI: • Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate) • Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate) • Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Spesific Fertility Rate)
29
FERTILITAS – perhitungan
TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS KASAR (CRUDE BIRTH RATE = CBR) PENGERTIAN
banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun Kelebihan : perhitungan sederhana dan data tersedia Kelemahan: perhitungan kasar, tidak memisahkan penduduk laki-
laki dan perempuan yang masih kanak-kanak dan berumur 50 tahun ke atas.
B
P x k CBR =
B = jumlah kelahiran pada tahun x
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x
k = 1000
30
FERTILITAS – perhitungan
TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS KASAR (CRUDE BIRTH RATE = CBR) CONTOH SOAL Pada tahun 2009 terdapat 69.376 kelahiran hidup di Kab Blora. Adapun jumlah penduduk Kab Blora pada pertengahan tahun adalah 858.874 orang. Jadi, dari setiap 1000 penduduk Blora, terdapat 80-81 kelahiran hidup pada tahun 2009
69.376
858.874 x 1000 = 80,78 per 1000 penduduk CBR =
31
FERTILITAS – perhitungan
TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS UMUM (GENERAL FERTILITY RATE = GFR)
PENGERTIAN membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk wanita usia 15-44 atau 15-49 tahun
B
Pf(15-49) x k GFR =
B
Pf(15-44) x k GFR =
B = jumlah kelahiran pada tahun x
Pf (15-49) = jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun x
Pf (15-44) = jumlah penduduk wanita umur 15-44 tahun pada pertengahan tahun x
k = bilangan konstan, 1000
32
FERTILITAS – perhitungan
TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS UMUM (GENERAL FERTILITY RATE = GFR) Kelebihan: Lebih cermat karena hanya memasukkan wanita berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun sebagai penduduk yang “exposed to risk”
Kekurangan: Tidak membedakan risiko kelahiran dari berbagai kelompok umur wanita 40 tahun dianggap mempunyai risiko yang sama dengan wanita 20 tahun
33
FERTILITAS – perhitungan
TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS UMUM (GENERAL FERTILITY RATE =GFR) CONTOH SOAL Pada tahun 2003 terdapat sekitar 3.127.404 wanita berumur 15-49 tahun di Palembang. Jumlah kelahiran hidup sebesar 187.974 Berarti bahwa pada tahun 2003 terdapat 60 bayi yang lahir tiap 1000 perempuan usia subur di Palembang
187.974
3.127.404 x 1000 = 60,1 per 1000 penduduk
perempuan 15-49 th GFR =
34
FERTILITAS – perhitungan
TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC FERTILITY RATE = ASFR) PENGERTIAN banyaknya kelahiran dari wanita pada suatu kelompok umur pada tahun tertentu per seribu wanita pada kelompok umur dan pertengahan tahun yang sama
Bi = jumlah kelahiran bayi dari wanita pada kelompok umur i Pi = jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun k = bilangan konstan, 1000
Bi
Pi x k ASFRi =
35
FERTILITAS – perhitungan
TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC FERTILITY RATE = ASFR) Kelebihan: • Ukuran lebih cermat, memperhitungkan perbedaan risiko menurut
kelompok umur • Memungkinkan dilakukan studi fertilitas menurut kohor* • Dasar perhitungan untuk menghitung ukuran fertilitas lainnya (TFR,
GRR, dan NRR) Kelemahan: • Data terinci sehingga data sulit didapatkan
*kohor sekelompok orang yang mempunyai pengalaman waktu yang sama dari suatu peristiwa tertentu. Contoh: kohor kelahiran orang yang dilahirkan dalam tahun/periode yang sama
36
FERTILITAS – perhitungan
TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC FERTILITY RATE = ASFR) CONTOH SOAL Perhitungan ASFR Jakarta 2000
Umur wanita (1)
Jml penduduk wanita (2)
Jumlah kelahiran (3)
ASFR (4) = (3)/(2) x 1000
15-19 585.414 15.221 26
20-24 589.946 57.225 97
25-29 505.509 61.672 122
30-34 399.754 33.979 85
35-39 330.342 13.544 41
40-44 257.850 2.579 10
45-49 188.589 754 4
jumlah 2.857.404 187.974
37
FERTILITAS – perhitungan
PENGUKURAN FERTILITAS KUMULATIF – REPRODUCTIVE HISTORY PENGERTIAN mengukur rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita pada waktu wanita itu memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (umur 15-49 tahun) menunjukkan kumulatif fertilitas selama masa reproduksinya MELIPUTI Angka fertilitas total (Total Fertility Rate =TFR) Angka reproduksi bruto (Gross Reproduction Rate=GRR) Angka reproduksi bersih (Net Reproduction Rate=NRR)
38
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA FERTILITAS TOTAL (TOTAL FERTILITY RATE =TFR) PENGERTIAN Jumlah kelahiran hidup tiap 1000 wanita hingga akhir masa reproduksinya Dalam praktiknya, TFR dihitung dengan cara menjumlahkan tingkat fertilitas wanita menurut umur (ASFR). Jika umur tersebut berjenjang 5 tahun, maka: Kelebihan: angka TFR dapat dijadikan ukuran kelahiran seorang
wanita selama masa reproduksinya (15-49 tahun) dan telah memperhitungkan masa subur tiap kelompok umur
39
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA FERTILITAS TOTAL (TOTAL FERTILITY RATE =TFR)
CONTOH SOAL TFR = 5 (26+97+122+85+41+10+4)
= 5 x 385 = 1.925 per 1000 penduduk usia
15-49 tahun = 1,9 anak untuk setiap wanita
usia 15-49 tahun Berarti rata-rata setiap wanita Jakarta sampai akhir masa reproduksinya akan mempunyai 1-2 anak
Umur wanita ASFR
15-19 26
20-24 97
25-29 122
30-34 85
35-39 41
40-44 10
45-49 4
ASFR Jakarta tahun 2000
40
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) PENGERTIAN Banyaknya bayi wanita yang akan dilahirkan oleh suatu kohor wanita selama usia reproduksinya. Kohor kelahiran sekelompok wanita yang mulai melahirkan pada usia yang sama dan bersama-sama bereproduksi sampai masa usia subur selesai ADA DUA CARA: • Menggunakan TFR • Menggunakan ASFR
41
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) MENGGUNAKAN TFR DENGAN RASIO JENIS KELAMIN PADA SAAT LAHIR Data yang diketahui adalah TFR dan rasio jenis kelamin bayi laki-laki dan wanita saat lahir CONTOH SOAL: TFR per 1000 wanita usia 15-49 tahun di Tasikmalaya tahun 2001 adalah 1925. Adapun rasio jenis kelamin saat lahir adalah 105 (terdapat 105 bayi laki-laki dibanding 100 bayi perempuan). Hitung GRRnya
Jumlah kelahiran bayi wanita
Jumlah kelahiran bayi laki-laki dan wanita x TFR GRR =
42
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) CONTOH SOAL: Jadi, akan ada sekitar 939 anak wanita yang akan menggantikan 1000 ibu untuk melahirkan jumlah penduduk Tasikmalaya akan berkurang
100
205 x 1.925 = 939 anak wanita per 1000
wanita usia 15-49 tahun GRR =
43
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) MENGGUNAKAN ASFR BAGI PEREMPUAN Data yang diketahui adalah ASFR dan rasio jenis kelamin bayi laki-laki dan wanita saat lahir Kelemahan: mengabaikan kemungkinan anak wanita meninggal
sebelum mengakhiri masa reproduksinya
ASFRfi : angka kelahiran menurut umur untuk bayi perempuan untuk perempuan pada kelompok umur i
44
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) CONTOH SOAL Jumlah kelahiran bayi laki-laki dan bayi wanita berturut-turut adalah 105 dan 100
Umur wanita
(1)
Jumlah penduduk wanita (2)
Jumlah kelahiran
L+P (3)
Jumlah kelahiran bayi wanita
(4)= (3) x (100/205)
ASFR bayi wanita (5)=
(4)/(2) x 1000
15-19 585.414 15.221 7.425 13
20-24 589.946 57.225 27.915 47
25-29 505.509 61.672 30.084 60
30-34 399.754 33.979 16.575 42
35-39 330.342 13.544 6.607 20
40-44 257.850 2.579 1.258 4
45-49 188.589 754 368 2
jumlah 2.857.404 187.974 90.232 188
45
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) CONTOH SOAL
= 5 x 188 = 940 Berarti ada sekitar 940 bayi wanita yang akan menggantikan 1000 ibu melahirkan tanpa memperhitungkan kemungkinan kematian bayi wanita sebelum masa reproduksinya
46
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI NETTO (NET REPRODUCTION RATE-NRR) PENGERTIAN jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah kohor dari 1000 wanita dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalnya bayi-bayi wanita itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya NRR merupakan ukuran kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya (remplacement level) nilai NRR = 1, berarti satu penduduk digantikan dengan satu penduduk (exact remplacement) ASUMSI bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibunya.
47
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI NETTO (NET REPRODUCTION RATE-NRR) CONTOH SOAL
Umur wanita
(1)
Jml penduduk wanita (2)
Jumlah kelahiran bayi
wanita (3)
ASFR bayi wanita utk bayi
wanita (4) = (3)/(2)
Rasio bayi masih hidup sampai usia
ibu* (5)
Bayi yang diharapkan tetap
hidup per 1000 wanita (6)=(4)
x(5)
15-19 585.414 7.425 13 0,8849 11,5
20-24 589.946 27.915 47 0,8766 41,2
25-29 505.509 30.084 60 0,8662 51,9
30-34 399.754 16.575 42 0,8543 35,9
35-39 330.342 6.607 20 0,8404 16,5
40-44 257.850 1.258 4 0,8238 3,3
45-49 188.589 368 2 0,8030 1,6
jumlah 2.857.404 90.232 188 161,9
* Rasio bayi masih hidup diperoleh dari tabel kematian
48
FERTILITAS – perhitungan
KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI NETTO (NET REPRODUCTION RATE-NRR) CONTOH SOAL NRR= 5 x 161,9 = 809,5 per 1000 wanita = 0,89 per wanita Berarti bahwa 1000 wanita di Jakarta akan digantikan dengan 809 – 810 anak wanita yang akan tetap hidup sampai seumur ibu yang melahirkan wanita
49
MIGRASI
50
MIGRASI – konsep dasar
PENGERTIAN − perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah
ke daerah lain − bagian dari mobilitas penduduk − migrasi terkait dengan pull dan push factors − dibatasi oleh ketidakmampuan fisik atau kemampuan individu
dalam biaya untuk melakukan pergerakan (psikologi maupun finansial)
− terkait dengan isu yang lebih luas di bidang sosial, politik, dan budaya
− pelaku disebut migran − membawa konsekuensi (baik positif dan negatif) bagi:
• daerah tujuan • daerah asal
51
MIGRASI – konsep dasar
PENGERTIAN Terdapat unsur tempat asal dan tempat tujuan pergerakan, melibatkan dimensi ruang dan waktu: Dimensi ruang: unit-unit administrasi dukuh, desa, kabupaten/
kota/ propinsi atau unit-unit geografis, yaitu daerah pegunungan, dataran, pedalaman, pantai, unit fungsional atau berdasarkan blok sensus
Dimensi waktu: periode gerak perpindahan penduduk, dari hanya beberapa jam sampai puluhan hari
(tambahan) motivasi: tujuan penduduk untuk melakukan pergerakan, bisa berupa motif ekonomi, sosial-budaya
52
MIGRASI – konsep dasar
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI • Faktor-faktor daerah asal • Faktor-faktor yang terdapat pada daerah tujuan • Rintangan antara • Faktor-faktor individual
Sumber: Lee,1966 dalam Parnwell, 1993
53
MIGRASI – konsep dasar
Faktor-faktor daerah asal (faktor pendorong): • Makin berkurangnya sumber daya alam, contoh: hasil tambang,
kayu • Menyempitnya lapangan pekerjaan (misal: akibat teknologi
yang masuk) • Ada tekanan (misal: diskriminasi politik, agama atau ras) • Ketidakcocokan dengan adat dan budaya setempat • Alasan pekerjaan/perkawinan tidak bisa mengembangkan
karir • Bencana alam
Faktor-faktor daerah tujuan (faktor penarik): • Ada harapan memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kehidupan dan mendapatkan pendidikan yang lebih baik • Keadaan lingkungan dan hidup yang lebih menyenangkan • Aktivitas-aktivitas di kota besar: tempat hiburan, pusat
kebudayaan
54
MIGRASI – konsep dasar
Rintangan antara: • Jarak dari daerah asal ke daerah tujuan • Biaya transportasi/perjalanan • Alat transportasi • Informasi tempat tujuan • Keterikatan dengan keluarga • Larangan pemerintah terhadap pergerakan
Faktor pribadi: • Faktor utama terkait persepsi individu dalam menyikapi suatu
hal • Tergantung pada: kepekaan pribadi, kesadaran akan kondisi di
tempat tujuan, kecerdasan
55
MIGRASI - perhitungan
MIGRASI
METODE PERKIRAAN MIGRASI
UKURAN MIGRASI
Intercensal Component Method
Forward Census Survival Ratio
Angka Mobilitas
Angka Migrasi Masuk
Reverse Census Survival Ratio
2 1
Angka Migrasi Keluar
Angka Migrasi Netto
Angka Migrasi Bruto
INTERCENSAL SURVIVAL RATIO METHOD
BALANCING EQUATION
56
MIGRASI – perhitungan
UKURAN MIGRASI - ANGKA MOBILITAS (m) PENGERTIAN Rasio/perbandingan antara (M) banyaknya penduduk yang pindah secara lokal dalam suatu jangka waktu tertentu terhadap (P) total jumlah penduduk yang berisiko pindah Dalam kenyataan, sulit mengetahui jumlah penduduk yang pindah secara lokal
M
P x k m =
m = angka mobilitas
M = jumlah perpindahan
P = jumlah penduduk yang berisiko
k = 1000
57
MIGRASI – perhitungan
UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI MASUK (mi) PENGERTIAN Menunjukkan banyaknya (I) migran yang masuk, per 1000 penduduk di daerah tujuan (P) dalam waktu setahun
I
P x k mi =
mi = angka migrasi masuk
I = jumlah migran masuk
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
k = 1000
58
MIGRASI – perhitungan
UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI KELUAR (mo) PENGERTIAN Menunjukkan banyaknya (O) migran yang keluar, per 1000 penduduk di daerah asal (P) dalam waktu setahun
O
P x k mo =
Mo = angka migrasi keluar
O = jumlah migran keluar
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
k = 1000
59
MIGRASI – perhitungan
UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI NETTO (mn) PENGERTIAN Selisih antara banyaknya (I) migran yang masuk ke dan (O) migran yang keluar dari suatu wilayah, per 1000 penduduk (P) dalam satu tahun
I-O
P x k mn =
mn = angka migrasi netto
I = jumlah migrasi masuk
O = jumlah migran keluar
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
k = 1000
60
MIGRASI – perhitungan
UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI BRUTO (mg) PENGERTIAN Menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan baik (I) migrasi masuk dan (O) migrasi keluar dari suatu wilayah, per 1000 penduduk tempat asal dan tujuan
mg = angka migrasi bruto
I = jumlah migran yang masuk
O = jumlah migran yang keluar
P1 = jumlah penduduk di tempat tujuan
P2 = jumlah penduduk di tempat asal
k = 1000
I + O
P1 + P2 x k mg =
61
MIGRASI – perhitungan
CONTOH PENGGUNAAN Migrasi antara dua tempat: Semarang dan Kendal. Migrasi keluar dari Semarang ke Kendal tahun 2000 sebesar 26.124 jiwa. Migrasi masuk dari Kendal ke Semarang pada tahun 2000 sebesar 49.133 jiwa. Penduduk Semarang tahun tersebut sebesar 4.350.710 jiwa. Penduduk Kendal sebesar 21.176.248 jiwa. Hitung: Mi di Semarang dari Kendal Mo di Semarang ke Kendal Mn di Semarang terhadap Kendal Mg di Semarang dengan Kendal
62
MIGRASI – perhitungan
Mi di Semarang dari Kendal
Mo di Semarang ke Kendal
I P
x k mi = 49.133 4.350.710
x 1000 =
mi = 11,3 perseribu penduduk
O P
x k mo = 26.124 4.350.710
x 1000 =
mo = 6 perseribu penduduk
63
MIGRASI – perhitungan
Mn di Semarang terhadap Kendal
Mg di Semarang dengan Kendal
I-O P
x k mn = 49.133 – 26.124 4.350.710
x 1000 =
mn = 5,3 perseribu penduduk
I+O P1+P2
x k mg = 49.133 + 26.124
4.350.710 + 21.176.248 x 1000 =
mg = 2,9 perseribu penduduk
64
MIGRASI – perhitungan
METODE PERKIRAAN MIGRASI – BALANCING EQUATION DENGAN INTERCENSAL COMPONENT METHOD PENGERTIAN Metode perkiraan migrasi netto (I-O) dengan menggunakan jumlah penduduk (P) dan jumlah kelahiran (B) serta kematian (D) antara dua sensus. I-O = (P1 - P0) – (B - D) I-O = migrasi netto P1-P0 = perubahan penduduk antara dua sensus B-D = pertambahan alamiah penduduk antara dua sensus
65
MIGRASI – perhitungan
METODE PERKIRAAN MIGRASI – BALANCING EQUATION DENGAN INTERCENSAL COMPONENT METHOD CONTOH SOAL Perkiraan migrasi netto Kebumen? jika: Penduduk pada sensus 1990 sebesar 8.987.000 jiwa Penduduk pada sensus 2000 sebesar 10.508.000 jiwa Kelahiran sebesar 1.544.000 jiwa Kematian sebesar 601.000 jiwa Pi-P0 = 10.508.000 - 8.987.000 = 1.521.000 B-D = 1.544.000 - 601.000 = 943.000 I-O = (Pi - P0) – (B – D) = 1.521.000 – 943.000 = 578.000 Perkiraan migrasi netto di Kebumen antara tahun 1990-2000 adalah 578.000 jiwa
66
MIGRASI – perhitungan
METODE PERKIRAAN MIGRASI – INTERCENSAL SURVIVAL RATIO PENGERTIAN Memperkirakan jumlah migrasi netto di suatu daerah dalam suatu negara Asumsi: Tingkat kematian dan tingkat kesalahan dalam distribusi umur adalah sama untuk semua daerah dalam satu negara Migrasi netto untuk negara secara keseluruhan adalah nol ADA DUA CARA: Forward cencus survival ratio Reverse cencus survival ratio
67
MIGRASI – perhitungan
METODE PERKIRAAN MIGRASI – INTERCENSAL SURVIVAL RATIO - FORWARD CENCUS SURVIVAL RATIO PENGERTIAN FCSR adalah pecahan yang pembilangnya adalah jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam suatu sensus, dan penyebutnya adalah jumlah penduduk kelompok umur yang 10 tahun lebih muda pada sensus sebelumnya
Catatan: berlaku jika sensus dilakukan setiap 10 tahun Perkiraan Migrasi Netto Penduduk Umur 10-14 pada tahun 2000 (MNP10-14) adalah: MNP10-14 (2000) = P10-14(2000) – FCSR. P0-4(1990)
P10-14 Indonesia Tahun 2000
P0-4 Indonesia Tahun 1990 FCSR =
68
MIGRASI – perhitungan
METODE PERKIRAAN MIGRASI – INTERCENSAL SURVIVAL RATIO - REVERSE CENCUS SURVIVAL RATIO PENGERTIAN RCSR adalah pecahan yang pembilangnya adalah jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam suatu sensus, dan penyebutnya adalah jumlah penduduk kelompok umur yang 10 tahun lebih tua pada sensus sesudahnya.
Catatan: berlaku jika sensus dilakukan setiap 10 tahun Perkiraan (MNP0-4) Migrasi Netto Penduduk Umur 0-4 pada tahun 1990 adalah
MNP0-4 (1990) = RCSR.P10-14(2000) –P0-4(1990)
P0-4 Indonesia Tahun 1990 P10-14 Indonesia Tahun 2000
RCSR = = 1
FCSR
69
MIGRASI – perhitungan
METODE PERKIRAAN MIGRASI – INTERCENSAL SURVIVAL RATIO CONTOH SOAL Jumlah penduduk di Kota Magelang Jumlah penduduk usia 10-14 tahun pada 1991 berdasar sensus adalah 4.665 jiwa Jumlah penduduk usia 0-4 tahun pada tahun 1981 berdasar sensus adalah 5.414 jiwa Hitung: Forward Cencus Survival Ratio (FCSR) dan migrasi netto usia 10-14 tahun pada 1991 Reverse Cencus Survival Ratio (RCSR) dan migrasi netto usia 0-4 tahun pada 1981
70
MIGRASI – perhitungan
METODE PERKIRAAN MIGRASI – INTERCENSAL SURVIVAL RATIO CONTOH SOAL
Perkiraan penduduk usia 10-14 tahun pada 1991 = 0,86 x 5.414 = 4.656 Migrasi netto 1991 Mn = P10-14 berdasar sensus – P10-14 berdasar perkiraan Mn = 4.665 – 4.656 = 9 migrasi masuk
P10-14 Magelang Tahun 1991
P0-4 Magelang Tahun 1981 FCSR0-4 =
4.665
5.414 FCSR0-4 = = 0,86
71
MIGRASI – perhitungan
METODE PERKIRAAN MIGRASI – INTERCENSAL SURVIVAL RATIO CONTOH SOAL
Perkiraan penduduk usia 0-4 tahun pada 1981 = 1,16 x 4.665 = 5.411 Migrasi netto 1981 Mn = P0-4 berdasar perkiraan - P0-4 berdasar sensus Mn = 5.411 - 5.414 = - 3 migrasi keluar
P0-4 Magelang Tahun 1981
P10-14 Magelang Tahun 1991 RCSR0-4 =
4.665
5.414 RCSR0-4 = = 1,16
72
LATIHAN SOAL
1. Jumlah penduduk Kabupaten Blora Tahun 2009 adalah 858.874 orang, sedang jumlah penduduk laki laki dan perempuan masing-masing sebanyak 425.967 dan 432.907. berapakah besaran sex ratio kabupaten Blora tahun 2009?
2. Jika ingin menentukan PYL selama periode 1 tahun, seorang yang masuk ke suatu kota pada awal periode dan kemudian meninggal di kota tersebut setelah 4 bulan berarti orang tersebut mengalami berapa PYL? Jelaskan dengan perhitungan!
3. Jika ingin menentukan PYL selama periode 10 tahun, seorang yang menjalani hidup dari awal sampai pertengahan periode berarti orang tersebut mengalami berapa PYL?
4. Jumlah penduduk Semarang pada pertengahan tahun 2010 sebesar 136.000.000 jiwa. Jumlah kematian sepanjang tahun tersebut sebesar 2.298.400 jiwa. Berapa CDR nya dan beri penjelasan hasil!
73
LATIHAN SOAL
5. Di suatu daerah, pada tahun 2005 jumlah kematian bayi sebesar 263.000 orang dan jumlah kelahiran sebesar 1.594.000 orang. Berapa IMR nya dan beri penjelasan hasil secara singkat!
6. Pada tahun 2009 jumlah penduduk Surabaya 150.000.000 orang, sedangkan jumlah kelahiran 6.830.900. Berapa CBR nya dan beri penjelasan hasil!
7. Pada tahun 2004 jumlah penduduk wanita 15-49 tahun di Malang besarnya 34.560.750, sedangkan jumlah kelahiran pada tahun tersebut sebesar 2.878.200 bayi. Berapa GFRnya dan beri penjelasan hasil!
74
LATIHAN SOAL
8. Hitung ASFR dari tabel kelahiran berikut ini
Kelompok Umur Jumlah Penduduk Wanita Pertengahan Tahun Jumlah Kelahiran
0-14 300.000 - 15-19 260.000 15.000 20-24 200.000 40.000 25-29 200.000 50.000 30-34 160.000 50.000 35-39 150.000 20.000 40-44 110.000 7.000 45-49 60.000 1.000 50+ 260.000 -
Total 1.700.000 183.000
75
LATIHAN SOAL
9. Hitung GRR dari tabel kelahiran negara B berikut ini
Kelompok Umur Jumlah Penduduk
Wanita Pertengahan Tahun
Jumlah Kelahiran bayi wanita
15-19 5.373.500 8.624 20-24 4.572.400 250.389 25-29 4.206.800 416.112 30-34 4.110.100 172.793 35-39 3.751.000 35.380 40-44 3.231.700 4.805 45-49 2.697.200 228 Total
76
LATIHAN SOAL
10. Lengkapilah tabel berikut ini dengan menggunakan metode perkiraan migrasi FCSR. Berikan contoh perhitungan salah satu interval dan interpretasinya!
Kelompok umur
Cencus Survival
Ratio Indonesia
Pddk laki-laki Bengkulu
sensus 1991
Perkiraan pddk laki-laki
Bengkulu 2001
Pddk laki-laki Bengkulu
sensus 2001
Perkiraan migrasi netto pddk laki-
laki Bengkulu 1991-
2001
0-4 ? 5.414 - 5.970 -
5-9 ? 4.896 - 6.034 -
10-14 ? 2.731 ? 4.665 ?
15-19 ? 2.420 ? 3.547 ?
20-24 ? 2.200 ? 2.204 ?
25-29 ? 2.525 ? 2.567 ?
30-34 ? 2.396 ? 2.357 ?
35-39 ? 2.215 ? 2.714 ?
40-44 ? 1.615 ? 2.023 ?
45-49 ? 1.294 ? 1.615 ?
50-54 ? 1.100 ? 1.239 ?
55-59 ? 594 ? 714 ?
60-64 ? 667 ? 661 ?
65+ ? 740 (65-69) ? 336 ?
(70-74) ? 305 ?
(75+) ? 217 ?
total