fgmi berkumpul&berbagifgmi.iagi.or.id/wp-content/uploads/2012/12/buletin_fgmi_2012-09.pdf ·...

28
FORUM GEOSAINTIS MUDA INDONESIA Indonesian Young Geoscientist Forum BULETIN http://forum.iagi.or.id Webforum: Website: http://fgmi.iagi.or.id Gabung, Kunjungi dan Unduh E-Buletin di: Dipublikasikan oleh: FGMI FGMI Berkumpul&Berbagi Karya Geosaintis Muda FGMI Go Online An Analogue Flume Model and Stream Table Experiments Edisi 1 September 2012 Divisi Informasi dan Teknologi (Website & Webforum) Halaman 7 Halaman 10 Halaman 14 MSRK-2011

Upload: hoangkhuong

Post on 15-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FORUM GEOSAINTIS MUDA INDONESIAIndonesian Young Geoscientist Forum

BULETIN

http://forum.iagi.or.idWebforum:

Website: http://fgmi.iagi.or.id

Gabung, Kunjungi dan Unduh E-Buletin di:

Dipublikasikan oleh:

FGMI

FGMI Berkumpul&Berbagi

Karya Geosaintis Muda

FGMI Go Online

An Analogue Flume Model a n d S t r e a m T a b l e Experiments

Edisi 1September 2012

Divisi Informasi dan Teknologi (Website & Webforum)

Halaman 7

Halaman 10

Halaman 14

MSRK-2011

HALAMAN 1Edisi No.1-2012

PPeennaanngggguunngg JJaawwaabb

Penanggung JawabRovicky Dwi Putrohari,

Bhaskara Aji

Pimpinan RedaksiAldis Ramadhan

Anggota RedaksiPrihatin S. , Ratna W., Elok G.K. ,

KontributorBhaskara A. , Agung B. , Alfiady A. ,

Ahmad A., Aveliansyah. , Rizqi S. ,

Syahrul K. , Aldis R, . Gayuh P. ,

Diky S. ,

SAMBUTAN PENGURUS

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telahmelimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga edisi perdana

ini dapat terbit. Tahun ini merupakan tahun yangsangat berarti bagi Forum Geosaintis Muda Indonesia, hal inidikarenakan tahun ini merupakan tahun kelahiran Forum GeosaintisMuda Indonesia, yang tentu saja diharapkan visi dan misi ForumGeosaintis Muda Indonesia yaitu menjadi ajang berkumpulnya paraprofessional geosaintis muda yang bergerak di bidang geosaintisdapat terwujud, sehingga Forum Geosaintis Muda Indonesiabersama dengan para profesional geosaintis muda dapat berperanaktif dalam kemajuan ilmu kebumian di bumi Indonesia.Kami berharap ini dapat menjadi media publikasi kegiatan

kegiatan yang dilakukan oleh Forum Geosaintis Muda Indonesia,tidak hanya berupa kegiatan aktivitas fisik akan tetapi juga menjadiaktivitas diskusi yang terjadi di web Forum Geosaintis MudaIndonesia (www.forum.iagi.or.id). Tidak lupa kami mengucapkanterimakasih kepada seluruh pihak atas sumbangan pikiran dan tenaganya demi terbitnya .Semoga buletin ini akanmenjadi wadah komunikasi efektif antara tidak hanya bagiprofesional geosaintis muda tetapi juga masyarakat luas, sehinggaakan membuka tabir ilmu kebumian bagi seluruh masyarakat.Jabat Erat,Bhaskara Aji (Ketua Formatur Forum Geosaintis Muda Indonesia)

*PROLOG* FGMI#

Forum Geosaintis Muda Indonesia

Website Resmi FGMI :http://fgmi.iagi.or.id

Gabungdi WebForum FGMI :http://forum.iagi.or.id

Tempat Berdiskusidan Berbagi Ilmu

HALAMAN 2 Edisi No.1-2012

Pemikiran tentang regenerasi di IAGImuncul setelah adanya beberapa keluhansulitnya terjadi regenerasi yang mulus dalamsebuah organisasi profesi. Dalam hal iniIAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia).Namun permasalahan ini sepertinya tidakhanya dialami IAGI saja. Hampir semuaorganisasi pasti pernah mengalami krisisregenerasi atau kaderisasi. Seperti yangpernah diuraikan Mohammad Syaiful, KetuaBidang Humas, Pendidikan dan PertemuanTahunan,“Salah satu masalah IAGI adalahkaderisasi. Mengapa di dalam kesan saya,seolah­olah hanya menjadi IAGI­1 saja?”Mengapa tidak mulai membesarkan atau

membenahi sejak sekarang saja?. Selama iniIAGI sebenarnya sudah melakukan programkerja cukup banyak dan selalu melibatkangenerasi mudanya. Sebagai dosen pengajar,Pak Lambok sudah mengajak semuakomponen IAGI untuk bersama­samamembesarkan IAGI, sebelumnya Pak Lutfi­pun juga banyak mengajak generasi mudarekan­rekan sekantor beliau bahkanmengadakan PIT pertama di luar pulau jawa(Pekanbaru) sebagai ajakan langsung.Apalagi Ketum sebelumnya, Pak Andang, ygselalu dengan semangat saintisnya malahmasih melakukan hingga kini, dan juga AbahYanto dan Pak Koesoema saat ini pun masihaktif berkiprah. Namun kenapa masih seringterdengar bahwa proses regenerasi di IAGItidak berjalan ?Coba kita runut saja organisasi yg diikutisejak mahasiswa hingga bekerja. DiLingkungan mahasiswa kita lihat adaHimpunan yang menggodok para aktivisorganisasi, juga saat ini ada AAPG StudentChapter yang tentu saja merupakan sebuahkegiatan bergengsi di lingkungan kampus.Apalagi di dukung pendanaan dariorganisasi profesi internasional dari luar.

Dalam lingkungan profesi seperti IAGI jugaada kegiatan berkumpul yang didalam IAGIdiikuti oleh para profesional yang sudahkondang dalam dunia kerja dan juga duniariset sampai praktisi bahkan yang sudahbergeser ke bisnis atau bahkan merambahindustri lain. Dengan demikian kita bisa lihatbahwa diujung awal (ketika masihmahasiswa) dan diujung akhir (ketikamemasuki masa kegiatan profesi) IAGIsudah memiliki dua kegiatan, nahbagaimana ditengah ?Setelah seorang aktivis ini lulus kuliah danbertungkus­lumus mencari pekerjaan,kegiatan organisasi seringterlupakan. Bagi yangberuntung akandengan mudahmasukkelingkungankerja.Seringkali jugasetelah terengah­engahmendapatkan kursi ­meja kerja yangdiperebutkan ribuanpelamar kerja. Sebagaiinfo bahwa programrekrutmen Pertamina BPSkemarin diikuti puluhan ribupencari kerja dan hanyamenerima ratusan (walaupunbukan hanya geosaintis). Artinyaperbandingannya 1:200­300… doh!Tentu saja mereka sudah sangatkecapaian ketika menduduki posisi meja­kerja.Selama 1­5 tahun pertama boleh dibilangmasa yang sibuk buat geosaintis muda ini.Mungkin dengan alasan inilah mengapa

Sambutan Oleh : Rovicky Dwi Putrohari , Ketua Umum - IAGI

#FGMI *SAMBUTAN KETUM IAGI*

HALAMAN 3Edisi No.1-2012

hanya sedikit sekali yang akhirnya masihmeneruskan hobi­nya dalam berorganisasi.Entah di IAGI, HAGI atau JSC atau MGEIatau FOSI ,dll. Sehingga terkesan bahwayang ada di organisasi IAGI ini 4L (lu lagi lulagi). Karena memang kesempatanberorganisasi profesi ini menduduki rentangcukup lebar.For um Geosaintist MudaIndonesia (YoungGeoscientist Forum )

Salah satu cara menggaetgenerasi muda dalam

kegiatan organisasiprofesi adalah

memberi wadahkepada mereka

untuk berkiprahsesuai dengan

masa­nya.Mereka

sedangdalam

masabelajarbe

kerja.Tentu saja perlu

adanya trainingkhusus bagi mereka yang

dikelola oleh organisasi profesisekaligus untuk menjaring

organisatoris handal di masa depan.Alhamdulillah saat ini IAGI sudah memilikiFGMI. Salah satu pertanyaan selanjutnya,bagaimana bentuk dan sepak terjangnya ?.Generasi Pendiri IAGI merupakan generasikumpul fisik serta generasi surat­menyuratdengan pos kilat khusus, generasiselanjutnya adalah generasi telepon dan faxyang jarang bertemu tetapi komunikasi

elektroniknya sudah berjalan, dan jugadimulainya generasi sms. Sedangkangenerasi masa kini adalah generasi Facebookdan Kaskuser (iyakan, gan ?)“Salah satu masalah IAGIadalah kaderisasi.Mengapa di dalam kesansaya, seolah­olah hanyamenjadi IAGI­1 saja?”

Generasi geosaintis saat ini sudah terbiasadengan surel (email) atau bahkan bbm.Tanpa bertemupun mereka sangat akrab.Saya mengikuti kaskus dan dapat melihatbagaimana generasi ini sangat akrab dansaling tolong menolong didalam forumKaskus maupun Facebook. Pingin tahumereka dan bagaimana mereka berinteraksi? Tanpa mengerti bagaimana generasipenerus kita menjalani cara hidup yangberbeda dengan kita, maka proses regenerasiakan terputus ditengah jalan. Modal kitauntuk regenerasi sudah ada, tinggalbagaimana kita bersama IAGImenjalankannya dalam sebuah programkerja yang matang.Dan seperti uraian yg sudah ditulis PakSaiful diatas, bahwa regenerasi bukan berartiharus ada di pucuk pimpinan IAGI­1 saja.Regenerasi dan pengkaderan itu dimulaisejak masih mahasiswa hingga setelahbekerja.Rovicky Dwi Putrohari adalah Ketua UmumIAGI Periode 2012 ­ 2014. Menyelesaikanstudinya pada tahun 1986 dari Teknik GeologiUniversitas Gadjah Mada. Beliau memilikipengalaman dalam Industri Perminyakanselama 20 tahun dalam bidang eksplorasimaupun pengembangan lapangan. Sekarangbekerja di HESS Amerada.

Sambutan Oleh : Rovicky Dwi Putrohari , Ketua Umum - IAGI

*SAMBUTAN KETUM IAGI* FGMI#

HALAMAN 4 Edisi No.1-2012

#FGMI *KISAH*Beliau Pensiunan Mudlogger di PerusahaanKelas Dunia. Secara kebetulan beliau ikutmendaftar di Acara ESK II. Beliau MeresumeKegiatan tersebut, Dikemas dengan Apik sertaMelibatkan Pengalamannya sebagai Mudlogger.

#FGMI *KONTEN*

#FGMI*EXPERIENCE SHARING KNOWLEDGE*

Salah Suatu Program Kerja dari FGMI yangTelah Dilaksanakan Dua Kali. Dan Akan TerusDiadakan yang Mengundang Geosaintis Mudamaupun Geosaintis Senior. Dari Dua ESK yangTelah Diadakan, Selalu Terjadi Diskusi danSharing Ilmu yang Seru.

#FGMI *PROFIL*"Forum Geosaintis Muda Indonesia"

Mengulas Visi dan Misi serta Syarat Untukmenjadi Anggota FGMI,Serta MengenaliProgram Kerja yang Ada di FGMI

#FGMI *KARYA GEOSAINTIS MUDA*

#FGMI *GEO­PANORAMA*Jepretan Apik Geosaintis Muda, perpaduan dariSisi Geologidan Sisi Estetika. Dua Hal yang TidakBisa Dipisahkan.

#FGMI *GALERI*Kumpulan Foto Sisi Lain dari Kegiatan­KegiatanFGMI

HALAMAN 5Edisi No.1-2012

Visi Forum Geosaintis MudaIndonesiaMenjadi forum yang dapat berperan aktif dalamdalam pengembangan kompetensi dan karaktergeosaintis muda Indonesia sehingga dapatdiaplikasikan dan membawa manfaat bagiseluruh masyarakat Indonesia.Misi Forum Geosaintis MudaIndonesiaBerperan aktif dalam pengembangankompetensi dan karakter geosaintis mudaIndonesia.Latar belakang Pendirian OrganisasiMenghadapi tantangan zaman global saat ini,mengharuskan kita untuk mempersiapkanindividu yang memiliki kompetensi baik teknismaupun softskill. Oleh karena itu diperlukanbeberapa aspek pokok atau pendukung yangtidak hanya diperoleh melalui pendidikanpelatihan teknis di tempat bekerja. Menjawabtantangan itu, Ikatan Ahli Geologi Indonesia(IAGI) membentuk sebuah organisasi yaituForum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI) yangdianggotai oleh profesional geosaintis (ahligeologi dan ahli geofisika) muda.Pembentukan organisasi ini diperuntukan bagipara geosaintis muda untuk dapatmengeksplorasi potensi diri. Pengembangankompetensi ini diharapkan dapat menjadi proses

pembentukan individu yang memilikikompetensi baik teknis maupun softskill sertasiap dan mampu menghadapi tantangan zamanglobal.Tujuan OrganisasiForum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI)bertujuan untuk proses kaderisasi dan regenerasipengurus IAGI diberbagai bidang, meningkatkanpartisipasi geosaintis muda dalam organisasi dankegiatan­kegiatan kegeosaintisan di Indonesiaserta wadah untuk mendekatkan mahasiswageosaintis dengan para professional geosaintis.Kegiatan OrganisasiExperience Sharing KnowledgeExperience Sharing Knowledge adalah sebagaiajang sharing oleh expert geosaintis / geosaintismuda yang didapatkan berdasarkan pengalamankerja yang pernah dilakukan. Sharing ilmu iniakan meliputi berbagai macam aspek sepertiilmu teknis kebumian dan softskill. Targetpeserta kegiatan ini rencananya adalah parageosaintis muda dan mahasiswa geosaintis.Kegiatan ini rencananya akan dilakukan 10 kalidalam 1 tahun. FGMI hingga saat ini sudahmelakukan 2 kali kegiatan ini yaitu pada BulanJuni 2012 dan Bulan Juli 2012WebForum FGMISaat ini FGMI telah memiliki web forum FGMIdengan alamat http://forum.iagi.or.id. Webforum tersebut diharapkan dapat menjadi wadah

*PROFIL* FGMI#

Forum Geosaintis MudaIndonesia

HALAMAN 6 Edisi No.1-2012

sharing online tidak hanya bagi para geosaintismuda dan mahasiswa geosaintis akan tetapi jugabagi masyarakat umum yang tertarik terhadapilmu kebumian. Saat ini anggota web forum yangtelah aktif mendaftar di web tersebut sudahmencapai 270 anggota. Sehingga dengansemakin bertambahnya user dan lalu lintasinformasi, maka diperlukannya penyempurnaandan pengelolaan dari web forum yang ada.Website FGMISaat ini FGMI telah memiliki website resmidengan alamat http://fgmi.or.id yang nantinyaakan dikelola dan diupdate dengan info­infokegiatan terbaru FGMI.Pembuatan e­bulletin FGMIe­bulletin FGMI merupakan salah satu metodepublikasi yang diadopsi untuk akan diisi denganberbagai macam tulisan ilmiah dan informasinon ilmiah yang disusun oleh anggota FGMI danmelibatkan expert geosaintis sebagai QC teknis.Penerbitan bulletin ini rencananya akandilakukan 4x dalam 1 tahun.FGMI Goes to CommunityPenyelenggaraan acara “FGMI Goes toCommunity” diharapkan agar dapat menjadikanilmu kebumian dapat menjadi lebihmemasyarakat. Kegiatan ini rencananya akandilakukan 4 x dalam 1 tahun.KeanggotaanSyarat Anggota FGMI adalah*Ahli Geologi dan atau Geofisika*Anggota IAGI*Mahasiswa Teknik Geologi atau TeknikGeofisika*Anggota FGMI dibagi menjadi 2:A. Anggota profesional, anggota utama FGMI,

yaitu ahli geologi dan atau geofisika yang sudahlulus kuliah dan berumur < 30 tahun.B. Anggota mahasiswa, mahasiswa S1 denganjurusan / prodi ilmu kebumian (geologi dangeofisika). Anggota Mahasiswa ini berlaku hanyapada saat YBS sedang menempuh pendidikan S1.Jika mahasiswa aktif S1 yang sudah berumur >23 tahun, pada saat pendaftaran dapatmenunjukan kartu mahasiswa S1 yang masihaktif.Pembiayaan keanggotaan:Anggota profesional sebesar 120rb/tahunAnggota mahasiswa sebesar 60rb/tahunPembayaran dialamatkan pada rekening FGMI

Bank Mandiri KCP UGM1370005775149

A/N Bhaskara AjiKeuntungan menjadi anggota FGMI:#Anggota profesional FGMI berhak memilihketua FGMI pada saat pemilihan Ketua FGMI,sedangkan anggota mahasiswa tidak diberikanhak untuk memilih.#Info lowongan pekerjaan secara berkala dariFGMI melalui email yang didaftarkan.# Menjadi prioritas ketika diadakan kegiatanFGMI.#Diskon/CashBack untuk setiap produk dariperusahaan yang bekerjasama dengan FGMI.#Dapat mendonlod e­bulletin.#Networking*Bhaskara Aji (Ketua Formatur FGMI)*

FGMI *PROFIL*

FORUM GEOSAINTIS MUDA INDONESIAGedung Mineral dan Batubara Lantai 6

Jalan Prof Dr Supomo SH 1 0, Menteng Dalam, Tebet,

Jakarta -1 2870

Telepon :(021 ) 83702577 - (021 ) 83702848

Fax :(021 ) 83702848

HALAMAN 7Edisi No.1-2012

*PROFIL* FGMI

PendahuluanSesuai dengan bentuk organisasi ini adalahFORUM, bukan Persatuan atau Ikatan atauHimpunan atau Partai. Forum artinya literallyadalah sebuah tempat bertemu publik untukberdiskusi atau sebuah media diskusi terbukadan pengekspresian ide­ide. Jadi intinya adalahtempat komunikasi yang interaktif danproduktif. Di era global village yang diperikanThomas Friedman sebagai the world is flat,komunikasi sudah tidak pantas untukdipisahkan oleh jarak dan media.Oleh karenanya, di tahapan awal berdirinyaorganisasi ini, Divisi IT mengemban tugas untukmembangun suatu media dan sistem komunikasiuntuk para anggotanya termasuk pengurus danstake holder yang lainnya. Maka dibentuklahmedia­media komunikasi tersebut dalambentuk:1.Mailing list (pengurus dan anggota)2.Media jaringan sosial (facebook dan twitter)3.Forum online4.Website“Setting up” media­media tersebut hanyalahlangkah awal. Hal yang terpenting adalahkomunikasi yang interaktif (dan harus produktif)dan berkesinambungan di dalam media tersebut.Satu lagi, teknologi komunikasi dan informasiterus akan berkembang pesat. Dan olehkarenanya, Divisi IT ini akan terus mengupdatekemampuan dan media komunikasi­informasi

untuk kepentingan para anggota FGMI.Yang telah dilakukan1. Merancang Forum Diskusi Online dihttp://forum.iagi.or.id (Admin Paulus T.A.,Gayuh P., Rizqi S.)2. Mailing list [email protected] (Admin PaulusT.A., Gayuh P.)3. Mailing list untuk internal formatur FGMI :[email protected] (adminGayuh P.)4. Merancang Website Resmi FGMI :http://fgmi.iagi.or.id (admin Aksin dan Gayuh)5. Membuat Grup Facebook FGMI(http://www.facebook.com/groups/FGMI.IAGI/) dan Twitter (http://twitter.com/fgmindo) .Keduanya dikelola oleh Gayuh P., dan Rizqi S.Program Kerja1.Mengelola Websitea.Posting rutin di website, dipimpin oleh timredaksi (tidak harus IT Div)b.Kontrol, Mengelola, dan Memperbaharuiwebsitec.Pendataan untuk keanggotaan baru, bekerjasama dengan Divisi Keanggotaan2.Mengelolag Forum Diskusi onlinea.Kontrol, Mengelola, dan Memperbaharuiforum onlineb.Menyelenggarakan “online 1 jam bersamatokoh” di forum diskusi secara rutinc.Bekerja sama dengan divisi lainmenyelenggarakan gathering (kopi darat)anggota forum online3.Mempromosikan website dan forum secaraonline4.Bekerja sama dengan sponsor FGMI untukmemasangkan iklan/thread/banner di websitedan forum online*Gayuh Putranto (Divisi IT FGMI)*

Divisi Informasi danTelekomunikasi FGMI

HALAMAN 8 Edisi No.1-2012

Logo ,yang lebih familiar dikenal sebagailambang, merupakan suatu identitas yangmewakili visi dan misi suatu lembagaataupun organisasi. Oleh karena itu sudahseharusnya setiap komponen dari logo suatuorganisasi mewakili semangat serta tujuan­tujuan dibentuknya organisasi tersebut. Begitupula FGMI, organisasi yang baru terbentuk pada25 Maret 2012. Baru­baru ini melaunchingkegiatan Lomba Logo dengan hadiah Rp. 2 juta.Kegiatan Lomba Logo ini di lakukan FGMIsebagai wujud langkah agresif sosialisasi FGMI

kepada rekanan profesional geosaintis danmahasiswa geosaintis.Lomba logo ini mendapat respon positif mulaidari mahasiswa geosaintis hingga profesional.Hal ini ditandai dengan jumlah karya yangmasuk sangat banyak. Hingga pada saatpemilihannya pun diwarnai dengan prosesdiskusi yang cukup panjang, hal ini dikarenakankualitas logo yang dikirimkan kepada FGMIseluruhnya sangat bagus hingga pada akhirnyapemenang lomba logonya selesai.Akhirnya setelah dilakukan diskusidiputuskan Mas Akhmad Aksin(Seismologist, Geo DataProcessing Division PT. Elnusa,Tbk) merupakan pemenang darilomba logo FGMI. Adapun logodan filosofi lomba logo nyaadalah sebagai berikut

1. Bentuk Dasar Logo : Bulat.2. Jenis Huruf : Arial.

3. Komposisi warna : dodominasi warna merahdan biru.4. Makna Logo:A. Tulisan ‘’FORUM GEOSAINTIS MUDAINDONESIA’’ dan ‘’25.03.2012’’ merupakanakronim dan tanggal terbentuknya FGMI.Komposisi warna perpaduan warna merah danputih menggambarkan semangat yang ada dalamsetiap diri anggota FGMI dalam membela sertamemajukan bangsa dan negara Indonesia.Diharapkan setiap kegiatan FGMI memiliki andilyang nyata bagi kemajuan bangsa dan negara,terutama dalam bidang geosain.B. Palu geologi dan Geophone: menggambarkanbidang keahlian para anggota FGMI yaitu geologidan geofisika.C. Sketsa dua pemuda: menggambarkankebersamaan seluruh komponen pemudaanggota FGMI. Sketsa warna kuningmenggambarkan sikap optimis dan warnaoranye menggambarkan semangat yang tinggidari kaum muda anggota FGMI dalamberkontribusi positif bagi bangsa dan negara.Bayangan pada sketsa menunjukkan bahwasetiap angoota FGMI diharapkan selalu terdepandalam melakukan perubahan positif dimanapundia berada.D. Gambar peta Indonesia yang berwarna hijaudengan latar berwarna biru, menggambarkandaratan Indonesia yang kaya akan sumber dayaalam, serta bahtera lautan terdampar luas. Sabukgeologi berwarna merah menunjukkan deretanpegunungan yang ada di Indonesia. Semua itumenjadi tanggungjawab para pemuda Indonesiauntuk menjaga dan memajukannya.E. Tulisan FGMI berwarna hitam merupakansingkatan dari Forum Geosaintis MudaIndonesia.

Pemakaian lomba logo ini rencananyaakan diresmikan bersamaan denganperesmian FGMI pada PIT IAGI 17­19 Sept 2012.Selamat untuk pemenang !!

#FGMI *LOGO*

Rapat Penentuan Pemenang Lomba Logo

LOMBA LOGO FORUMGEOSAINTIS MUDAINDONESIA

HALAMAN 9Edisi No.1-2012

** FGMI#

Di tengah era tahun 2010 ke atas, mediasosial menjadi wahana baru bagi parapenikmat dunia maya, apalagi dukungangadget­gadget yang didukung oleh sistemoperasi seperti Android, RIM, Apple, danberbagai operasi sistem lainnya membuat duniaini makin sempit. Mungkin rekan­rekan jugasudah tak asing dengan “dongeng geologi”, blogyang di tulis oleh ketua IAGI saat ini yang isinyameliputi dongengan geologi dengan bahasan dantulisan yang santai namun tepat sasaran. Laluapa hubungannya dengan judul “ MengeologikanTeknologi Informasi”, saya rasa tulisan initerlalu basi, tapi tak henti hentinya saya ingatkanbahwa saat ini teknologi informasi akan terusmeningkat seiring teknologi dan kebutuhan.Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauanyang di pisahkan oleh lautan dengan 8 Pulaubesar dan 10000 ribu lebih pulau kecil lainnya.Sangat sulit tentunya bila dipikirkan bagaimanamenyatukan halk tersebut, namun dengancakupan teknologi informasi yang sudah cukupmaju saya rasa, sudah saatnya juga organisasiprofessional geologi juga harus menyelaraskan.Ya saat ini tentu perlu melakukan digitalisasikeilmuan geologi dan memanfaatkan mediasosial sebagai media informasi yang sangatpenting apalagi di tengah isu kebencanaan yangtak lepas dari tatanan geologi Indonesia, makateknologi informasi juga harus di lakukan.Ambillah cerita bagaimana detik.com (Situsberita online) yang dahulu di buat oleh pemiliksitusnya dimana kondisi saat itu Internet dankemudahan Internet Mobile melalui smartphonetak semudah sekarang, namun dengankepercayaan dan tekad yang kuat makaDetik.com saat ini sudah menjadi salah satusitus berita online tentunya yang tak ingin dilewatkan, lalu bagaimana dengan Geologi????Coba sebutkan berapa banyak media komunikasidunia maya geologi yang banyak orang ketahui ?,mungkin hanya beberapa saja yang bisadisebutkan seperti http://ensiklopediseismik.blogspot.com/ , http://rovicky.wordpress.com,tetapi itu hanya blog pribadi tetapi jarang orang

yang melihat sepintas lembaga kegeologianataupun IAGI sendiri. Jadi perlu tampaknyadipikirkan untuk membuat komunikasi yanginteraktif melalu media sosial dan tentunyamengupdate kondisi geologi Indonesia, denganharapan masyrakat awam mengerti garis­garisbesar positif dan negatifnya berada di kondisigeografis Indonesia dengan wilayah yangterbentang sepanjang 3.977 mil di antaraSamudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luasdaratan Indonesia adalah 1.922.570 km² danluas perairannya 3.257.483 km². serta gunungapi yang aktif 127 gunung yang siap kapan sajamelontarkan laharnya dan 95.181 km garispantai yang punya potensi tsunami yang sulituntuk diprediksi.Tentunya mengikuti perkembangan teknologisudah menjadi suatu keharusan, apalagi saat iniada sekitar 4500 orang professional IAGI yangterdaftar mempunya sharing informasi yang luarbiasa yang tulisan dan opininya bias di nikmatikhalayak umum. FGMI sebagai biro geosaintismuda di bawah IAGI, juga tak akan lepas untukmeningkatkan komunikasi melalui dunia maya,lambat laun tapi pasti, keberadaan media mediasosial akan menjadi jalan terbaik untuk salingberbagi, di tengah kepadatan waktu yangtentunya tak semua orang bias melakukanpertemuan kapan saja. Melaluihttp://forum.iagi.or.id saya mengajak parapembaca untuk aktif dan ikut berbagi opini danpengetahuannya, nantinya bila ini terusberlanjut dan berkembang, bukan tak mungkinforum ini akan menjadi pioneer pioneer organisaprofessional lainnya untuk ikut membagikansharing informasi.Menggeologikan teknologi informasi juga akanberdampak positif sebagai media mitigasibencana tentunya dengan bahasa yang khalayakmudah mengerti, selain itu juga menggeologikmelihat keadaan di pulau­pulau lainnya, sertameningkatkan perekonomian negeri ini, karenakemudahan akses komunikasi, membuatinformasi yang berkembang dapat beredar lebihcepat dan tentunya akan banyak manfaat­manfaat lainnya. *Rizqi Syawal (Divisi Humas FGMI)*

HALAMAN 10 Edisi No.1-2012

#FGMI *EXPERIENCE SHARING KNOWLEDGE*

Forum Geosaintis MudaIndonesia (FGMI)merupakan organisasidibawah IAGI yang anggotanyaterdiri dari profesionalgeosaintis muda Indonesia,memiliki beberapa kegiatanyang telah berjalan. Salah satukegiatan yang telah dilakukandan berjalan dengan baik yaituFGMI Experience SharingKnowledge (ESK), kegiatan inidirencakan diadakan tiap satubulan sekali. Bentuk programini adalah berbagi pengetahuanberdasarkan pengalaman teknismaupun non­teknis darigeosaintis muda dan seniorgeosaintis kepada geosaintismuda lainnya. Tujuannyasebagai media silaturahmi,berbagi pengetahuan daninformasi, serta secara tidaklangsung menjadi mediageosaintis muda untuk belajarmenyiapkan dan mengasahkemauan diri dalam berbagipengetahuan di bidang ilmukebumian ke siapapun yangmembutuhkan guna kemajuanilmu kebumian di Indonesia.Media SilaturahmiGeosaintis MudaIndonesiaBerdasarkan data keanggotaanyang didapat dari sekretariatIAGI tahun 2012, angota IAGIyang berusia kurang dari 30tahun atau dapat disebutgeosaintis muda adalahberjumlah 476 orang. Itu belumtermasuk geosaintis muda yangbelum mendaftar menjadianggota IAGI, disamping itupula di dunia kampus banyakyang sedang berjuang untukmencapai kelulusannya sertayang baru saja lulus. Darijumlah itu kita bisa melihatsebetulnya kita mempunyaisegitu besar potensi pemuda

untuk mengembangkan ilmudan organisasi kebumian diIndonesia. Melalui acarabulanan FGMI ExperienceSharing Knowledge ini, parageosaintis muda dapatmenjadikan acara ini menjadimedia silaturahmi danmemperkuat jaringan. Dengansilaturahmi dan komunikasiyang baik, semoga dapatmembantu terwujudnyapersatuan geosaintis yang kokohserta ide­ide yang segar, yangkemudian dapat menjadi modalbesar dalam mengembangkan

ilmu dan organisasi kebumian diIndonesia.Berbagi Ilmu Teknis danNon TeknisKegiatan FGMI ExperienceSharing Knowledge (ESK) yangdiadakan secara santai danmurah biaya namun tetapmengedepankan pencapaianmanfaat ini telah diadakan duakali sejak launching FGMI padabulan April 2012. Pada tanggal23 Juni 2012 diadakan ESK I diWisma Mulia dari pukul 09.00

sampai dengan 13.00. Kegiatanini berlangsung santai daninteraktif ini dihadiri oleh 23peserta dan disajikan tiga temadiskusi oleh tiga geosaintismuda Indonesia. Diskusi inidiikuti dengan antusias olehpeserta diskusi dan terjadi tanyajawab yang alot pada setiaptema yang disampaikan olehpara pemateri. Tema diskusiyang pertama adalah “Overviewand Scope of WorkGeochemistry In GeothermalEnergy” oleh Alfiady (PertaminaGeothermal Energy), kemudian

sharing berikutnya olehBhaskara Aji (BP MIGAS)dengan tema “Fisika Batuandan Implikasi Terhadap ResponSeismik” dan yang terakhirdisampaikan presentasi dandiskusi dengan tema “CoalbedMethane Challenge” oleh RatnaWidiarti (ExxonMobil).Pada tanggal 28 Juli 2012,FGMI Experience SharingKnowledge (ESK) IIdilaksanakan. Dalam acara inidipresentasikan dandidiskusikan tiga tema diskusiyaitu ”Pore Presure Analysis”

EXPERIENCE SHARINGKNOWLEDGE

Foto Peserta FGMI Experience Sharing Knowledge I

HALAMAN 11Edisi No.1-2012

#FGMI *EXPERIENCE SHARING KNOWLEDGE* *EXPERIENCE SHARING KNOWLEDGE* FGMI#

yang disampaikan oleh Diky Setiawan (HESS),kemudian diskusi yang kedua bertema“Quantitative Experimental Flume Modeling:Basin Fill Analogue in Growth Faulted MahakamDelta System” dipresentasikan oleh AgungBudiman (GPRG Indonesia), dan diskusi yangterakhir disampaikan oleh Rizqi Syawal (ETTI)dengan tema “Coal Character in MahakamDelta”. Diskusi yang berlangsung dari pukul9.00 sampai dengan 13.00 di Wisma Mulia inidiikuti oleh 27 peserta dan terlaksana secara baikdan interaktif dengan diskusi serta tanya jawabyang mengalir. ESK II ini dihadiri juga olehseorang senior geosaintis, beliau tertarik dengantema yang dibahas dalam acara ini. Semboyanbeliau yang perlu para geosaintis muda tiruberkaitan dengan pencarian ilmu adalah “usiaboleh tua, tapi dalam belajar tidak ada tua danmuda, yang ada adalah dalam spesialisasitertentu saya lebih dulu tahu daripada anda parapemuda, dan jangan berhenti untuk mencari danberbagai ilmu dan pengalaman”Belajar untuk MengajarkanDari kegiatan ini diharapkan dapat terwujudpembelajaran tentang nilai pentingnya kitadapat mengajarkan ilmu kebumian kepadasesama. Pra geosaintis muda dapat belajar darisesama geosaintis muda dan juga utamanya mau

belajar kepada senior geosaintis yanggemar membagi atau mengajarkanilmunya kepada yang membutuhkantanpa pamrih. Dengan semakinseringnya geosaintis muda mengikutiacara FGMI Experience SharingKnowledge ini dapat terasah danterbentuk jiwa­jiwa pemuda yanggemar membagi ilmunya gunakemajuan ilmu kebumian diIndonesia.Untuk kedepannya, gunamempertahankan kelangsungan dankesinambungan acara ExperienceSharing Knowledge dari dan untukgeosaintis muda ini, FGMImengundang para geosaintis mudauntuk ambil bagian dalam acara inisebagai pemateri ataupun pesertadiskusi, dan tentunya kami juga

berharap ada beberapa senior geosaintisbersedia untuk dapat berbagi pengalamannyaataupun sekedar membantu membakarsemangat generasi muda untuk lebih mencintaiprofesinya dan mengembangkan ilmu kebumianIndonesia. Viva Geosaintis Muda Indonesia!!*Prihatin T.S (Divisi Pengembangan Keahlian FGMI*

Suasana tukar ilmu pada Experience Sharing Knowledge II

Diskusi pada Experience Sharing Knowledge II

HALAMAN 12 Edisi No.1-2012

“Tua itu adalah sebuah kepastian, sedangkandewasa itu pilihan”, begitu anekdot yang seringkita dengar ketika merujuk kepada seseorangyang belum bisa bijak dalam menjalanipermasalahan kehidupannya, walaupun secaraumur dia sudah tidak muda lagi. Jika bertemudengan orang seperti itu maka hal­hal positifsulit didapatkan dari dirinya. Berbandingterbalik dengan kondisi tersebut, ada pula orangyang secara umur sudah tidak bisa dikatakanmuda lagi, akan tetapi semangat mudanya tetapmembara, dan kedewasaan tetap keluar daritingkah laku serta perkataannya, dialah PakMimbar Bambang Saputro, seorang geologsenior yang menyempatkan diri untukbersilaturahmi ke FGMI dalam acara sharingFGMI.Seperti apa kisahnya? Berikut saya kutip tulisanapik beliau mengenai kesannya selamamengikuti acara Experience Sharing KnowledgeFGMI :"Lantai 35 BPMIGAS

Dalam anggaran dasarnya komunikasi anakmuda ini menyebut usia anggota dibawah 30tahun, lalu disyaratkan bagi yang baru lulussekolah, lalu secara bergilir setiap anggota harusmenjadi pembicara sebuah rumus rahasia ­kepingin menonjol dalam sebuah organisasi –harus kental gandeng­renteng dengan PPT­Power Point Presentation. Tapi jujur saja sayabaru tahu setelah kesasar “enak” di WismaMulia lantai 22 kemudian naik ke 35.****Pagi itu anak saya bilang mau mengikuti seminarmengenai Pore Pressure Prediction dan Coal BedMethane dua topik yang so­pasti menghipnotissaya sehingga tanpa sadar minta untukdidaftarkan. Janji kepada anggota keluargambak Liena Wijaya dengan berat hati terpaksaminta di re­schedule. Terbayang duduk manisdiruang AC, mendengarkan anak­anak mudacerdas dari Indonesia yang telah membuang

waktu, uang, pikiran untuk menulis topik ilmiahagar bisa dicerna oleh umat manusia lainnya.Pekerjaan yang saya kagum dibuatnya. Mudah­mudahan kita selalu banyak stok anak muda kitaseperti Jeruk Mandarin menjelang Sincia yangbanyak berlimpah dan herannya selalu murahtidak seperti...Kedelai ..Upss..Pertama tentunya kami berdua harus menjalaniproses pendaftaran ke lantai 35, tukar badge, laluturun kelantai 22. Masuklah saya ke ruang Tunu,lalu bersalaman dengan mbak Elok yangberjilbab tapi masih sudi salaman, lantas denganketua panitianya mas Koko (Bhaskara AJi) yangmemang berbaju Koko Coklat. Nggak kebayangsaya berada di ruang BPMIGAS, nama yangmampu memveto apakah sebuah proyekpengeboran bisa dilanjutkan atau tidak, Barumasuk aku telah melihat daftar tungguperusahaan minyak dan CBM yang haruspresentasi di ruang ini.Sudah barang tentu panitia bingung melihatseorang lanjut usia nanak­nunuk tapi mainselonong saja kekelompok mereka. Usia Pepabri­ hati AKABRI kali ya. Tapi sekali lagi, ilmu kalautidak bisa baik­baik diminta ya direnggut. Pukulsembilan belum nampak banyak peserta, sayamengisi daftar hadir di laptop. Seorangpembicara yang kemudian saya tahu namanyamas Diky mencoba presentasi kelayar putih .Tapi…..

Ruang ini zonder proyektor. Hendak dibawakemana presentasi tanpa proyektor. Makagaduhlah panitia sesaat, sampa iditemui jalankeluar yang tidak disangka­sangka. Kami pindahtempat yaitu ke ruang keramat “MINAS” dilantai 35, ada beberapa spot dimana paramenteri yang terkait kebijakan dengan energikebutuhan bangsa duduk disana. Mas Kokobilang begitu jam 13:00 otomatis AC akan distop.Kalau ndak ada anak muda ini kapan sih sayabisa duduk disana. Tidak lama datang parapeserta. Saling salaman – dan atmosfirpembicaraan jadi ramai – para geosaintis kalausudah berkumpul ya seperti umumnya anakmuda. Sesaat saya seperti di dunia Teletubbiesserba sempurna. Di dunia nyata yang saya alamiadalah "Chromatograph sudah dikalibrasi, kabelRPM kok putus?".Kemudian acara dibuka oleh mbak Elok. Setelahberbasa­basi yang menurut saya perlu dan enaksebab aku baru ngeh, mereka anak muda sehatdan cerdas yang merasa organisasi induknyasudah kelewat besar dan mapan sehinggacenderung menggencet “aspirasi arus bawah”.Sayapun kebagian memperkenalkan diri. Kalau

#FGMI *KISAH*

HALAMAN 13Edisi No.1-2012

semua bicara sambil berdiri,saya sambil duduk. Berbanggamencatat 4 kali pensiun (dalamhati sedih juga siapa yang tahu).Usia mengaku 25 tahun keritinggondrong. Dan mudah­mudahan beberapa joke “tua”saya mencairkan suasana lebihsecair dan seasli­aslinya.Sesi pertama diisi mas Diky,mengenai Pore Pressure

Prediction sehingga sayaberhayal kalau saja paramudlogger­ku ikut mendengarseminar gratis ini, tentunyabermanfaat karena suasananyalebih santai. Giliran memasukidetail gas detection, mas Diky,yang tadi mendengar sayapensiunan sebuah perusahaanmenyediakan tenagaGeopressure Analysis ini, lalumeminta pendapat saya. Sayamemberikan komen denganjargon khas mudlogger seperticonnection gas, swab gas danbackground gas.Pembicara kedua, juga bikinsaya geleng­geleng kepala. MasAgung, menjelaskan bagaimanamelipat perjalanan sejarah bumi6 jutaan tahun di Delta sungaiMahakam – cukup dengan 6jam lebih sedikit. Ia berceritamengatur air dalam bakpercobaan buatannya gunamensimulasi proses pasangnaik, pasang turun. Di lift sayadengar beliau keluar dari kocek"2 Jeti" untuk eksperimen luarbiasa ini. Struktur geologi yangdikenal Channel berpindah dari

masa ke masa, mengapa ukuranbutir pasir disatu tempatberbeda ditempat lain dibahassecara ciamik.. lagi­lagi akumenghayal kalau mudlogger kuada disana.Pembicara ketiga, mas Rizqi,berbicara mengenai seluk belukCoal bed Methane. Ada batubaraChungky,ada batubara tipis­tipismacam arang batok dibelah

tujuh. Ia jelaskan satu per satu.Ada arang batu yang kualitetnyasuper yakni Antrasit, tapi kalauharus mengebor diatas 1000meter sudah tidak ekonomis.Kedalaman batubara 500 meteritu ekonomis sekalipunkualitetnya agak KW. Kalaubatubara tersingkap roknyasampai keatas, harus ditepiskansebab air meteorit bakal antakhabis­habisnya nggerojogisingkapan ini sementara prosesCBM yang mahal adalahdewatering batubara.Ia melakukan pemetaanpermukaan lalu ada dia tulisPulau Balangan dan satu lagitempat bernama Lunch Stop.Keruan saja ada peserta lama diKalimantan pada bertanya­tanya nama daerah tersebut. EhRizqi enteng bilang "Secara guemakan siang di situ loh". Agakketeteran saya mencatatpresentasi yang berjalan begitucepat. Apalagi ini hari ada crewMOB anggota ke Prabumulihyang saya belum tahu dimanamereka berada sehingga tilpunsana­sini.

Sebuah organisasi yang lahir diSolaria April lalu ini nampaknyaakan berkembang pesat danperlu diikuti terus. Profisiat buatForum Geosaintis MudaIndonesiaWismaMulia lt.35Sabtu 28­Juli 2012MimbarSaputroJiwa Geologi yang terjebakdalam Petroleum Engineer"Ada banyak inspirasi dannilai­nilai positif yang bisakami ambil dari perjumpaankami dengan bapak yang satuini, dan tulisan diatas jugamerupakan bentuk apresiasiterhadap FGMI yang bisadijadikan pemicu semangatbagi kawan­kawan FGMIuntuk bisa memberikankontribusi yang lebih baiklagi untuk kemajuangeosaintis Indonesia.“Tua itu adalah sebuahkepastian, sedangkan berjiwamuda dan tetap bijaksana ituadalah pilihan yangmengasyikkan”. *Aveliansyah*

Mimbar Mambang Saputromerupakan lulusan sarjanamuda di Teknik PerminyakanUPN Veteran Yogyakarta.Bekerja sebagai mudlogger diberbagai perusahaanmudlogging. Sebelum pensiun,beliau bekerja di Baker HughesInteq.

*KISAH* FGMI#

Pak Mimbar (tanda panah) Berpose Bersama Peserta ESK II

HALAMAN 14 Edisi No.1-2012

IntroductionPhysical sequence stratigraphicreconstructions of a particularsedimentary system is importantto better understand thestratigraphic architectures,successions, and stratal patterns.Analogue studies arepredominantly qualitative innature and based on thesimilarity of process principle(Hooke, 1968; Posamentier et al.,1992; Wood et al., 1993; Koss etal., 1994;Milana, 1998).The purpose of this study is tointroduce flume and stream tableexperiments in order to modelthe sequence stratigraphicframework of fluvial deltaicenvironment (any examples ofparticular area?). Severalsequence stratigraphic modelshave been proposed by Nystuezet al.,(1998) and Catuneanu etal., (2002), including thedepositional sequence model(e.g., Mitchum et al., 1977; Vail etal., 1977; Haq et al., 1987;Posamentier and Vail, 1988; VanWagoner et al., 1988, 1990;Christie­Blick, 1991), the geneticstratigraphic sequence model(Frazier, 1974; Galloway, 1989),the transgressive­regressivesequence model (Curray, 1964;Embry, 1993; 2003), and theforced regression sequencemodel (Hunt and Tucker, 1992;1995; Helland­Hansen andGjelberg, 1994; Plint andNummedal, 2000). Practically,the fundamental of thisexperiment is depositionalsequence II (Haq et al, 1987;Posamentier et al., 1988) (Figure1).

Experimental MethodThis study used the flume tankand stream table experimentalfacilities located in theSedimentology Laboratory, UPN”Veteran” Yogyakarta. The toolscan model not only fluvial­dominated deltaic environment,but also other different systems,depending on geology dataavailability.

A. Stream TableThe stream table is a 1.8 X 0.8X0.16 m­sizedbox with aninclined base at the lower end, tosimulate the depositionalenvironment, as seen in Figure 2.The experiment materials consistof polymodal ­very fine to coarsequartz sands (74 ­ >300 µm) asthe sediment supply and water.The water depth in the basin iscontrolled by adjustingthe baselevel of the standpipe. Thesediment supply, waterdischarge, and subsidence in the

An Analogue Flume Model And Stream Table Experiments : Introductionto Fluvial Deltaic Morphology And Basic Of Sequence StratigraphyIqbal Fardiansyah & Agung Budiman*; Octavika Malda & Ferry Andika Cahyo**; Isnianto Saputra****GeoPangea Research Group (GPRG)**Sedimentology Lab., Dept. of Geology, UPN”Veteran”Yogyakarta***Department of Geology, UPN”Veteran”YogyakartaCorresponding author : [email protected], [email protected]

#FGMI *KARYA GEOSAINTIS MUDA*

Figure 1. Stratal geometry of each system tract in depositional sequence II(Posamentier et al., 1988).

Figure 2. (a) Schematic plan view and (b) cross section of stream tableexperimental setup.

HALAMAN 15Edisi No.1-2012

*KARYA GEOSAINTIS MUDA* FGMI#

tools are constantly set­up,except the baselevel.Ultimately,this tool canprovide morphologyand sedimentology model invarious types of fluvial anddeltaic formations(e.g.,conformable deposition,erosion, and river system).B. Flume TankThe flume tank is designed torepresent growth­faults, coastalplain, shelf, slope and basinconfiguration. The tank is a 1.95X 0.07 X 0.24 m­sized open­topped glass to analogue thedepositional basin (Figure 3).The dimension of fault window is0.18 X 0.07 X 0.12 m. A glasssheet at the right side of thewindow represents a hanging­wall block moved by analuminum plate. A water pumpcirculates water from the pool tothe flume tank, and a sediment

feeder controls the sedimentsupply rate. The appliedsediments are polymodal ­veryfine to coarse quartz sand (74 ­>300 µm), mixed by medium tofine of coal (149 – 300 µm). Themixing sediments consist of 80%of quartz sand and 20% of coalpowder, respectively. The variousgrain sizes and density of quartz

sand and coal represent theanalogue of sedimentheterogeneity in the real system.A very low­density coal powdermakes a surrogate for suspendedload transportation of fine­grained materials (e.g., clay,shale, silt, mud & carbonaceoussediments). Water supply,sediment supply and spatial

Figure 3 . (a) Schematic plan view and (b) crosssection of the flume experimental setup.

Figure 4. (a) Meandering stream in theexperimental landscape (b) Detail landscape showshigstand delta morphology and (c) Lowstand deltaformation during base-level fall.

Figure 5 . Braided stream simulation yields braidedchannel, longitudinal and side bars morphology.Experimental landscape both in (a) plane and (b)perspective views.

HALAMAN 16 Edisi No.1-2012

#FGMI *KARYA GEOSAINTIS MUDA*

pattern were not changed duringexperiment, except thesubsidence and the baselevel.Regional subsidence andaccommodation space of thebasinare independentlycontrolled by water andsediments inputs, while thegrowth­fault is additional factor,which influences the localsubsidence.Results of ExperimentalModelingThe experiment was conductedin various geological settings,with (flume) and without (streamtable) fault involved. The resultsof the modeling were evaluated

in two different views: landscapeview and cross­sectional view.The stream table experiment hassuccessfully displayed severalfluvial deltaic morphologies(e.g.,distributary channel, incisedvalley, fluvial point bar, fluvialmeandering channel, highstand& lowstand delta, longitudinal &side bar, braided channel) asshown in Figure 4 and Figure 5.Preliminary results of this 3­hours experiment demonstratethat the distribution of themorphology is dominantlycontrolled by basin slope inresponse to base level changes.The slug model of each sedimentpackages during the experimentprovides a better understandingof chronostratigraphy

reconstruction and its system­tract development (Figure 6a).The flume experiment wasoperated about 6 hours of 4sequences experiment. All of thesequence boundaries in themodel were generated while thebase level dropping as followedthe type­1 of sequence boundaryformation (Figure 6b). The cross­sectional views in right and leftsides of flume tank in Figure 7and Figure 8 display varioussedimentary successions at theboth sides of the growth­fault,whereas the hanging­wallsuccession is characterized bylowstand, early transgressive,and highstand deposits, while thefoot­wall succession, in contrast,

Figure 7. A-B stratigraphic section showing clinoform patternsresulted by flume experimental model (top) and itschronostratigraphic interpretation (bottom). The interestedfeature of the updip pinch-out of strata is highlight in detail line.

Figure 8. C-D stratigraphic section showing clinoform patternsresulted by flume experimental model (top) and itschronostratigraphic interpretation (bottom). The detail line ofthe section showing lowstand-channel fill features.

Figure 6. (a) Slug model reconstruction during HST2 to LST 3 example from sequence 4 (b) run time ofbase level change and system tract modeled samples(noted by various color). Base level is defined fromregional eustatic curve with amplitude of sea levelchange 80m =80 mm in model (Haq et al, 1998) andsystem tracts referring to depositional sequence II(Haq et al., 1987; Posamentier,1985).

HALAMAN 17Edisi No.1-2012

*KARYA GEOSAINTIS MUDA* FGMI#dominantly composes of latetransgressive deposit.DiscussionThe physical experimentalmodeling hints a critical role toestablish the fundamental ofsedimentologyand stratigraphymodel by acknowledging thesediment materials, the basinmodels, the structuralcomplexities, and the drivingmechanisms. The advantage ofusing experimental workisable toanswer the sedimentaryprocesses from a small scale inthe laboratory applied to abasinal scale.Applied experimental model arevery useful in petroleumindustry, especially for seismicstratigraphy interpretation toidentify significance plays suchas reservoir facies, hydrocarbontraps that possible exist in fluvialdeltaic environment and growth­faulted delta settings. Therefore,we should develop this methodand its tools by supporting it witha high computation technology toavoid human error risks, sincethe tools are still operatedmanually and rare to date inIndonesia.Conclusion1. The stream table experimenthas been successful to displayseveral fluvial deltaicmorphology.2. Distribution of the fluvialdeltaic morphology in streamtable experiment was dominantly

controlled by basin slope andresponse of base­level changes.3. The slug model of eachsediment packages during theflume experiment provides abetter understanding ofchronostratigraphyreconstruction and its system­tract development.4. The flume experiment displaya difference of sedimentarysuccessions on both sides ofhanging and foot­wall blocks ingrowth­faulted delta settings.AcknowledgementThe authors would like tothankSedimentology Laboratory,Dept. of Geology, UPN "Veteran”Yogyakarta which provides theexperimental tools, GPRGmember whoever to help forsetting­up the apparatus, FOSI topublish this article andnumerous others unmentionedto help with the enormous task ofrunning these experiments.References

Catuneanu, O., 2006, Principleof Sequence Stratigraphy, 1stEdition, Elsevier, Oxford, UK.Heijst, M.W.I.M.V., Postma, G.,Meijer, X.D., Snow,J.N.,Anderson, J.B., 2001,Quantitative Analogue Flume­Model Study Of River­ShelfSystem : Principles AndVerification Exemplified By TheLate Quaternary Colorado River­Delta Evolution, Basin ResearchJournal, Volume. 13, pp. 243­268.Heijst, M.W.I.M.V., Postma, G.,

2001, Fluvial Response To Sea­Level Change : A QuantitativeAnalogue, ExperimentalApproach, Basin ResearchJournal, Volume. 13,pp. 269­292.Heijst, M.W.I.M.V., Postma, G.,Kesteren, W.P.V., Jongh, R.G.D.,2002, Control OfSyndepositional Faulting OnSystem Tract Evolution AcrossGrowth­Faulted Shelf Margins :An Analog Experimental ModelOf The Miocene Imo River Field,Nigeria, AAPG Bulletin, Volume.86, No. 8, pp. 1335­1366.Martin, J., Paola, C., Abreu, C.,Neal, J., Sheets, B., 2009,Sequence Stratigraphy OfExperimental Strata UnderKnown Conditions OfDifferential Subsidence AndVariable Base Level, AAPGBulletin, Volume. 93, No.4, pp.503­533.

Strong, N., Paola, C., 2006,Fluvial Landscapes andStratigraphy in a Flume, TheSedimentary Record, SEPM,Volume.4, No. 2, pp. 4­7.

HALAMAN 18 Edisi No.1-2012

Fenomena Gas Beracun Puncak MahameruMohammad Syahrul Romadhon KamilProgram Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas DiponegoroKampus UNDIP Tembalang, Semarang, 50275, Telepon : 024 - 76480786, Fax : 024 – 76480786

PendahuluanGunung Semeru merupakanpuncak tertinggi di pulau Jawayang terletak pada posisigeografis 8o 06’ 30” LS dan112o 55’ BT dan secaraadministratif masuk kedalamWilayah Kabupaten Lumajangdan Malang, Jawa Timur .Semeru memiliki puncaktertinggi Mahameru (3676 mdpl)dan Kawah Jonggring Selokoyang tak pernah berhentimeletus. Tipe erupsi yang umumterjadi di Semeru adalah tipestrombolian­vulkanian lemahyang terjadi dengan intervalantara 5 menit sampai 15 menit,yang merupakan karakteristikaktivitas gunungapi Semerusejak 1967 (Wahyudin, 2010).

Menurut Van Bemmelen (1937,h. 170), Gunung Semeru terletakpada rusuk selatan geantiklinJawa, di bagian yang tenggelam,yang setempat amblas lebih dari3 m. Dengan demikian kaki dari

gunungapi raksasa ini dipisahkandari Gunungapi Jembangan diutara dan dari PegununganSelatan di Selatan oleh terumbuyang khas berkedudukan timur­barat. Dilihat dari selatangunungapinya menunjukankerucut yang sempurna. Namunpuncaknya rumit disebabkanperpindahan kawahnya daribarat laut ke tenggara. Pematangpuncak Kawah Mahameru yangpaling tinggi (3676 mdpl) kinimenjulang di atas kawah tertua.Setelah melalui berbagai stadiakawah yang sekarang, JonggringSeloko yang lahir pada tahun1973 dan sejak 1946 diisi olehsuatu kubah lava. Tinggi kubahini di akhir November 1973pernah melebihi puncakMahameru setinggi 68,80 m,mejadi 3744, 5 mdpl (Hadian

dan Mitrohartono, 1972) danpada saat itu masih giatberaktivitas. Di sebelah selatan,kubah ini telah mendobrak tepikawah yang menyebabkan aliranlava mengalir ke arah ini (Data

Dasar Gunungapi Indonesia,1979)Geologi GunungapiSutawidjaja drr., (1986 dan 1996)dan Wahyudin (1991), telahmenguraikan litologi yangmenyusun kompleks vulkanikGunung Semeru yang terdiri darialiran lava, endapan piroklastik(jatuhan dan aliran) dan kerucutskoria sebagai endapan primer.Endapan vulkanik KompleksGunung Semeru umumnyaberkomposisi basaltik sampaiandesitik. Endapan vulkaniksekunder seperti guguran puing(longsoran vulkanik) dan laharjuga ditemukan pada beberapabagian di Kompleks VulkanikGunung Semeru. Penamaansatuan batuan terutamadidasarkan pada sumber/lubangletusan, jenis litologi dan posisistratigrafi.Berdasarkan jenis litologi, posisistratigrafi dan sumber letusan,Sutawidjaja drr., (1996) membagibatuan Kompleks GunungSemeru menjadi beberapakelompok batuan, dari tua kemuda adalah endapan vulkanikGunung Mahameru (SemeruTua), dan endapan vulkanikGunung Semeru (Muda)(Gambar 1). Gunung Semeruterdiri dari dua kerucut yaituMahameru (Semeru Tua) danSemeru (Muda). Terdiri daribeberapa aliran piroklastik,jatuhan piroklastik, dan endapanlahar. Batuan Semeru mudadihasilkan dari lubang letusanpusat (puncak) dan 5 lubangletusan samping, yang terletakpada kelurusan di lereng selatandan utara kerucut Semeru.Produk dari lubang letusan pusat(puncak) tersusun dari satuanbatuan aliran lava, beberapaaliran piroklastik, beberapa

#FGMI *KARYA GEOSAINTIS MUDA*

Gambar 1. Peta Geologi Gunungapi Semeru dan sekitarnya (Solikhin et al(2010) berdasarkan Situmorang, 1989; Wahyudin, 1991; Simkin and Siebert, 1994;Sutawidjaja drr., 1996; Siswowidjoyo dr., 1997; Carn 1999; Thouret et al., 2007,dan TOPO-DEM). (Insert : Lokasi Gunung Semeru)

HALAMAN 19Edisi No.1-2012

satuan batuan jatuhanpiroklastik, serta beberapasatuan batuan endapan gugurandan lahar sebagai endapansekunder. Produk dari letusansamping terdiri dari empat aliranlava dan satu kerucut sinder,yaitu aliran lava Tawonsongo,aliran lava Leker, aliran lavaWonorejo, aliran lava Bantengan(lava 1941), dan endapan kerucutsinder Totogan Malang(Sutawijaya drr., 1996). Disekitar gunung Semeru terdapatpaling sedikit tiga buah kawah,yaitu Kawah Kepolo, Mahamerudan Jonggring Seloko. KawahKepolo dan dan KawahMahameru tidak aktif lagi,sedangkan Kawah JonggringSeloko merupakan pusatkegiatan vulkanik Semeru saatini. Selain itu terdapat dua buahmaar (kawah berisi air) di lerengselatan­tenggara Gunung Semeruyaitu Ranu Pakis dan RanuDarungan yang merupakanbekas lubang/pusat letusansamping (Wahyudin, 2010).Struktur GeologiStruktur geologi KompleksGunung Semeru ditandai denganadanya sesar, kaldera, kawah,dan maar (Wahyudin 1991)(Gambar 2). Tidak kurang dari 4sesar atau struktur kelurusanterdapat di Kompleks GunungSemeru. Struktur sesar iniberarah baratlaut­tenggara,timur­barat dan timurlaut­baratdaya dan umumnyamemperlihatkan adanyapergeseran litologi dan dianggapsesar normal. Dua buah kalderadi Kompleks Gunung Semeruyaitu Kaldera Jembangan danKaldera Ajek­ajek antara 3 kmdan 6 km. Tidak kurang 5 buahmaar terdapat di KompleksGunung Semeru­Jambangan,yaitu Ranu Pani, Ranu Regulo,Ranu Kumbolo (Gambar 6),Ranu Pakis dan Ranu Darungan.Semua maar diisi oleh air danmempunyai diameter antara 200m dan 1000 m.

Struktur geologi Gunung Semerudan sekitarnya juga telahdiidentifikasi oleh Solikhin(2009) dengan menggunakanmetode remote sensing melaluiimage resolosi tinggi dariIKONOS. Dari hasilpenelitiannya terdapat struktursesar yang diperkirakan terdapatdi sekitar Kompleks VulkanikGunung Semeru (Gambar 3).Tipe Erupsi SemeruSetiap gunungapi dapatmengalami berbagai macam tipeerupsi yang ada, seperti tipe

erupsi yang dikemukakan olehEscher (1952). Akan tetapipenentuan tipe erupsi suatugunungapi ditentukanberdasarkan ciri khas jenis erupsiyang umum terjadi pada suatugunungapi tersebut. Sejak tahun1967, tipe erupsi Gunung Semeruadalah Tipe Strombolian­Vulkanian Lemah (Gambar 9)dengan interval letusan 5samapai 15 menit.Tipe erupsi ini merupakangabungan dari dua jenis tipeerupsi, yaitu Tipe Stromboliandan Tipe Vulkanian Lemah. Tipe

*KARYA GEOSAINTIS MUDA* FGMI

Gambar 2. Sket Struktur Geologi Kompleks Gunung Semeru, Jawa Timur

Gambar 3. A. Gambar dari IKONOS pada 10 April 2008 dan B. Gambar dariIKONOS pada 20 Agustus 2009 menunjukan daerah sekitar PuncakMahameru, Jonggring Seloko dan bukaan utama berarah tenggara. Stratifikasipada dinding kawah menunjukkan tumpukan lava yang dipisahkan olehendapan jatuhan piroklastik dan endapan aliran piroklastik. Patahan padacincin kawah terlihat dalam gambar ini. C. Peta sketsa berdasarkan gambarIKONOS 20 Agustus 2009 menunjukan bentukan-bentukan struktur dangeomorfologi kerucut Puncak Semeru.

HALAMAN 20 Edisi No.1-2012

Strombolian pertama kalidipamerkan di GunungStromboli (Italia), itulahsebabnya disebut TipeStrombolian, ciri khasnya adalahsemburan lava pijar ke arahvertikal yang terjadi susul­menyusul dalam selang waktusingkat (setiap 2 – 10 detik). Bilamalam hari terlihat bagaikankembang api. Sedangkan TipeVulkanian adalah ciri khas dariMt. Vulcanian (Italia), cirikhasnya adalah asap erupsinyadihembuskan ke atas dan padapuncaknya mengembangbagaikan bunga kol atau miripcendawan. Gunungapi yangmempertunjukan tipe inibiasanya sudah memiliki pipakawah yang sudah terbuka(Wittiri, 2007).Fenomena Gas BeracunGas yang muncul dari gunungapitidak selalu didahului olehletusan, tetapi dapat keluardengan sendirinya melalui celahbebatuan yang ada, meskipunkerap kali diawali oleh letusan.Gas utama yang biasa munculdari celah bebatuan gunungapiadalah CO2, H2S, HCl, SO2 danCO. yang paling kerap ditemukandan sering menjadi penyebabkematian adalah CO2. Sifat gasjenis ini lebih berat dari udarasehingga cenderung menyelinapke dasar lembah atau cekunganterutama bila malam hari, cuacakabut atau tidak berangin.Karena dalam suasana temaramtersebut konsentrasinya akanbertambah besar (Wittiri, 2007).Gas beracun yang muncul diPuncak Mahameru dansekitarnya diperkirakan berasaldari erupsi yang dihasilkan dariKawah Jonggring Seloko.Fenomena yang berkembangsejak dahulu di kalangan pendakigunung adalah “Sebelum pukul9.00 WIB para pendaki harussudah turun dari PuncakMahameru, dikarenakan bahayagas beracun”, fenomena inidiperkirakan berkembang sejak

tewasnya Soe Hok Gie dan IdhanDhanvantari Lubis di PuncakMahameru pada tahun 1969akibat menghirup asap beracun(Gambar 5).Gas CO2 yang sifatnya berat dantidak terlihat memang sangatmembahayakan bagikeselamatan para pendaki,terlebih intensitas erupsi diPuncak Mahameru yang terjadipada setiap interval 5 hingga 15menit, karena gas CO2 yangkeluar di Puncak Mahamerutersebut diperkirakan keluarberbarengan dengan erupsi,namun tidak semua erupsidisertai dengan gas tersebut, gasyang keluar tidak dibarengidengan erupsi akan cenderunglangsung mengarah ke bukaanKawah Jonggring Seloko yangmengarah ke tenggara. Apabilagas tersebut keluar berbarengandengan erupsi, maka gas tersebutakan dilontarakan ke udara danjatuh mengikuti arah angin. Adaanggapan, saat menjelang siangarah angin diperkirakanmengarah ke utara, dimana jalurpendakian menuju PuncakMahameru berada. Jika memangarah angin pada siang hari selalumenuju ke arah utara, maka jikapernah keluar gas CO2 dalam

konsentrasi tinggi pasti sudahmenewaskan banyak orang yangkemping di sekitar Pos Kalimati(2700 mdpl), karena Kalimatiterletak pada sebuah saddleantara Puncak Mahameru danGunung Kepolo.(Gambar 15),anggapan tersebut tidak valid,karena justru apabila ada anginmengarah ke utara gas tersebutakan larut dan terbawa olehangin, sifat gas CO2 lebih beratdari udara sehingga cenderungmenyelinap ke dasar lembah ataucekungan terutama bila malamhari, cuaca kabut atau tidakberangin. Yang berbahaya adalahjika terjadi erupsi berbarengandengan keluarnya gas CO2 padakondisi tidak berangin dan gastersebut jatuh tepat di PuncakMahameru.Namun demi keselamatan parapendaki di Puncak Mahameru,fenomena tersebut sebaiknyadibiarkan tetap berkembanguntuk menghidari jatuhnyakorban jiwa. Fenomena tersebutjuga dinilai masih efektif, karenadi pagi hari memang selalubanyak angin berhembus yangtentunya akan membawa jauh­jauh gas CO2 dari PuncakMahameru, sehingga parapendaki tidak berada di puncak

#FGMI *KARYA GEOSAINTIS MUDA*

Gambar 5. Morfologi Kompleks Semeru dari digital elevation map (DEM)menunjukan keberadaan Kalimati pada saddle antara Puncak Mahamerudengan Gunung Kelopo.

HALAMAN 21Edisi No.1-2012

pada siang hari, dimana anginberhembus tidak sebesar di pagihari. Dengan demikian masihcukup aman bagi para pendakiuntuk berada di PuncakMahameru sebelum pukul 09.00WIB untuk menikmati indahnyapanorama alam KompleksPegunungan Tengger (Gambar6).KesimpulanGunung Semeru adalah puncaktertinggi di Jawa (3676 mdpl),banyak kalangan pendakigunung mendaki GunungSemeru dan di kalangan tersebuttelah berkembang fenomenamengenai gas beracun (CO2) diPuncak Mahameru. Gas CO2merupakan gas beracun yangmemiliki sifat lebih berat dariudara sehingga cenderung lebihmenyelinap ke dasar lembah ataucekungan terutama bila malamhari, cuaca kabut atau tidakberangin. Selain itu gas tersebuttidak berwarna sehinggamenyulitkan para pendaki untukmengidentifikasinya.Gas tersebut keluar kepermukaan tidak selalu dibarengidengan erupsi, dan apabilaangin mengarah ke jalurpendakian menuju puncak, gas

tersebut akan langsung terbawaoleh angin dan tidak mengenaijalur pendakian. Yang berbahayaadalah gas yang keluar disertaierupsi dan jatuh tepat di bawahPuncak Mahameru karena tidakada angin yang membawanya.Di pagi hari angin masih banyakberhembus, maka fenomenatersebut dinilai masih cukupefektif untuk menghindarijatuhnya korban jiwa, sehinggapara pendaki tidak berada dipuncak pada siang hari, dimanaangin berhembus tidak sebesardi pagi hari. Dengan demikianpara pendaki masih bisamenikmati keindahan panoramaalam Kompleks GunungapiTengger dengan aman.Daftar PustakaAris, 2012, Foto Koleksi PribadiKawah Jonggring Seloko.Escher, 1952, Tipe ErupsiGunungapi.Kusumadinata, K., 1979, DataDasar Gunungapi Indonesia,Direktorat Vulkanologi,Bandung.Dokumentasi Patupala, 2001,Foto erupsi Gunung Semeru.Solikhin, A., 2009, Application ofRemote Sensing on Geological

Structure Study of SemeruVolcano. Jurnal Gunung api &Mitigasi Bencana Geologi, Vol 1.No. 2, hal. 1­11.Solikhin, A., Thouret, J.C.,Gupta, A., Haris, A.J.L., andLiew, S.C., 2012, Geology,tectonics, and the 2002 – 2003eruption of the Semeru volcano,Indonesia: Interpreted fromhigh­spatial resolution satelliteimagery, Journal ofGeomorphology 138, 364 – 379.Sutawijaya, I.S., Asmoro, P.,Rachmat, H., Abdurachman,E.K., Suparman dan Effendi, W.,1986, Laporan PemetaanGeologi Gunungapi Semeru,Direktorat Vulkanologi,Bandung, Tidak diterbitkan.Sutawijaya, I.S., Wahyudin, D.,dan Kusdinar, E., 1996, PetaGeologi Gunung api Semeru,Jawa Timur, DirektoratVulkanologi, Bandung.Van Bemmelen, R.W., 1937, Thevolcano – tectonic and structureof the Residency Malang(Eastern Java), De Ingenieur inNederl. Ind,, v. 4, n. 4, p. 159­172.Voskuil, Robert, 2006. VolcanoHazard Assessment AndMitigation. ITC.Wahyudin, D., 1991,Volcanology and petrology ofMt. Semeru volcanic complex,East Java, Indonesia. Dipl. App.Sc thesis, Victoria University ofWellington, New Zealand.Wahyudin, D., 2010, Aliran lavaproduk letusan celah Tahun 1941serta kemungkinan terjadinyaletusan samping baru di GunungSemeru Jawa Timur. JurnalLingkungan dan BencanaGeologi, Vol. 1 No.3, 199 – 211.Wittiri, S. R., 2007, GunungapiIndonesia, Pusat VulkanologiDan Mitigasi Bencana Geologi,Bandung.Wormser, C.W.,1928Bergenweelde, N. V. MIJ.Vorkink, Bandung.

*KARYA GEOSAINTIS MUDA* FGMI

Gambar 6. Panorama keindahan alam Kompleks Gunungapi Tengger dariPuncak Mahameru.

HALAMAN 22 Edisi No.1-2012

#FGMI *GEO-PANORAMA*

Tectonic Effect(Alfiady)

Relief Marapi(Alfiady)

HALAMAN 23Edisi No.1-2012

*GEO-PANORAMA* FGMI#

Gunung Sumbing-Sondoro(Syahrul Kamil)

Serpihan Cangkang(Alfdiady)

HALAMAN 24 Edisi No.1-2012

Beberapa dekade terakhir, Amerika Serikattelah berhasil memproduksi gas secaramasif dari shale gas walaupun sebenarnyaupaya dalam memproduksi shale gas ini telah adasekitar tahun 1820. Namun pada saat itu belumadanya teknologi yang cukup baik untuk dapatmemproduksi shale gas menjadi kendala, makadengan ditemukannnya metode yang tepat dancanggih untuk memproduksi gas alam dari shaleini , telah terjadi peningkatan recovery dari initialgas in­place dari 2% menjadi 50%. Barnett shale(cekungan Fort Wort) merupakan role modelshale gas play serta lapangan yang berhasildiproduksi gasnya (Gambar.1). Dengan jumlah gasyang berlimpah menyebabkan adanya penurunanharga gas yang cukup signifikan. Dengan harapandapat mendongkrak produksi gas di Indonesiamaka pendekatan model­model ekplorasi yangdigunakan di Barnet shale coba diterapkan diIndonesia.

Karakteristik Shale GasSecara geokimia shale merupakan batuan sedimenberbutir halus dengan kandungan organik yangtinggi dengan nilai total organic carbon minimumsekitar 0.5 wt %, sedikit matang (0,4­0,6 % Ro)hingga matang atau lewat matang (0.6 ­ >2,0 %

Ro) dan kemungkinan mengandung biogenikdan/atau termogenik komponen. Diperlukankematangan yang telah masuk dalam zona gaspada kerogen tipe I dan kerogen tipe II (oil­prone)untuk menghindari keberadaaan minyak padapori­pori shale tersebut. Tingkat kematangandalam rentang zona minyak diperlukan padakerogen tipe III (gas­prone) untuk menghasilkangas secara termogenik maupun biogenik, karenajika terlalu matang maka mikroba tidak dapatcukup makanan untuk hidup.Biasanya kedalamanshale yang berpotensi untuk dapat menghasilkangas dengan kedalaman > 7000 kaki.

Secara geomekanik, keberadaaan mineralogipenyusun formasi yang akan diproduksi gasnyasangat menentukan kelaikan dari formasipembawa shale. Litologi­litologi yang bersifatbrittle sangat penting untuk membuat rekahan­rekahan pada shale tersebut. Biasanya dilakukananalisa XRD (X­Ray Diffraction) atau FTIR (InfraRed Spectoscopy) untuk menentukan proporsimineral kuarsa, karbonat, serta lempung padaformasi tersebut. Nilai brittle index yang baiksekitar >40% kandungan mineral kuarsa. Makadari itu dibutuhkan data batuan inti yang cukup

#FGMI *OPINI*

Di saat energi nasional bergantung kepada energi BBM konvensional, masih adakah peluangpengembangan energi lainnya untuk memenuhi kebutuhan energi di negeri ini? Beberapa tahunbelakang sedang marak dikembangkan diversifikasi energi yang dimaksudkan agar negeri ini tidakhanya bergantung pada energi konvensional (minyak bumi). Sebut saja Coal Bed Methane, gas yangdihasilkan dari batubara ini sedang banyak dilakukan eksplorasi dan pengembangannya di beberapacekungan­cekungan dengan kuantitas batubara yang besar. Dan sepertinya pemerintah kembalimencoba energi alternatif non­konvensional lainnya untuk dikembangkan, yaitu gas yangterperangkap dalam shale atau yang sering disebut Shale Gas.

Gambar 2. Integrasi Data Log Sumur, Data Batuan Inti,Data Komposisi MIneral serta Data FMI (Prof RogerSlatt Hand Out)

Gambar 1. Aktivitas produksi di Barnet Shale (Prof RogerSlatt Hand Out)

HALAMAN 25Edisi No.1-2012

banyak untuk menganalisis komponen ini. Tetapinantinya akan diintegrasi dengan data log GammaRay yang memungkinkan analogi komposisimineralogi dengan corak kurva log (Gambar 2).Organo­porosity (pori­pori skala mikro dan nanodalam material organic pada shale) sangat pentingdalam penyimpanan serta migrasi dari gas. Tipe­tipe pori yang berbeda akan memberikan jumlahgas yang tersimpan yang beda pula. Prof. RogerSlatt telah melakukan studi tipe pori ini padaBarnett dan Woodford Shale. Permeabilitasmatriks shale yang kecil yaitu hanya sekitar 1 –1000 nanodarcy mengharuskan adanya rekahanyang ekstensif (alami ataupun yang dibuat) untukmemproduksi kuantitas gas yang komersial.Dengan permeabilitas yang kecil ini, maka dapatdilakukan perekahan dengan hydro­fracturingatau metode lainnya. Biasanya sumur yangbersifat directional digunakan karena dapatmencakup luasan yang lebih besar.Gas yang telahterbentuk nantinyadisimpan secara insitusebagai absorb gas (padamaterial organik)maupun free gas padaruang pori atau rekahanyang terbentuk olehdekomposisi materialorganic atau diagenesislain atau proses­preosestektonik.Potensi Shale Gas di IndonesiaKeberadaan shale­shale tebal batuan induksebagai penghasil minyak dan gas di cekungan­cekungan profilik tidak diragukan lagi sebagaipotensi shale gas play di Indonesia. Berdasarkanhasil identifikasi yang dilakukan pemerintah,hingga saat ini terdapat 7 cekungan di Indonesiayang mengandung shale gas. Cekungan terbanyakberada di Sumatera yaitu berjumlah 3 cekungan,seperti Baong Shale yang terdapat pada cekungansumatera utara. Kemudian Telisa Shale untukshale gas play dengan biogenik gas, serta formasiBrownshale dengan shale gas play dengantermogenik gasnya serta Gumai Shale yangterdapat pada cekungan Sumatera Selatan.Sedangkan di cekungan Jawa Barat Utaradiharapkan shale gas play pada formasi TalangAkar, sedangkan pada cekungan Jawa TimurUtara pada Ngimbang Shale. Di Kalimantan,cekungan yang berpotensi menghasilkan shale gasyaitu pada cekungan Barito dan cekungan Kutaidengan shale gas play pada formasi Tanjung,sedangkan di Papua, shale gas play pada Klasafet

formation di cekungan Salawati (Gambar.3).Dengan banyaknya cekungan yang berpotensi,diharapkan hal ini meningkatkan semangateksplorasi pada sumber energi non­konvensionalini.Perkembangan Eksplorasi Shale GasBeberapa tahun belakangan mulai dilakukanstudi­studi shale gas yang melibatkan universitas,Dirjen Migas serta investor. Ada 4 joint studyperusahaan yang disetujui oleh Dirjen Migas yaituPT.Pertamina di Sumatera bagian utara,konsorsium Pogi­Bukit Energy di Sumatera bagianutara, konsorsium Central Sumatra Energy­Indrillco Bakti di Sumatera Tengah, dan PT.MITIvel Geoscience­Central Sumatera Energy diSumatera Tengah. Tantangan dalam eksplorasishale gas di Indonesia adalah kurangnya data­datapendukung (seperti data batuan inti, data logsumur dari sumur­sumur yang menembuskedalaman lebih >7000 kaki, seismic 3D, dll) sertapengalaman baru yangharus menanggalkanteori­teori hidrokarbonkonvensional (hal inimasih dengan cepatdapat diatasi). Data­datasumur yang yang minimpada kedalaman >7000kaki disebabkan selamaini pihak KKKS hanyamengebor kedalamanreservoir yang notabenememang lebih dangkal.Dan studi­studi analogisangat diperlukan dalam pengembangan shale gasdi Indonesia. Selain itu, kerogen tipe yang selamaini terbukti menghasilkan shale gas play adalahkerogen tipe II yang merupakan marine sourcerock (Barnet Shale), tetapi di cekungan SumateraTengah memiliki kerogen tipe I (Brownshale) yangbersifat lacustrine source rock. Maka diperlukanstudi lebih lanjut untuk mengetahui jumlahabsorbed gas pada kerogen tipe I ini berdasarkankandungan material organiknya serta apakahmaterial organic tipe ini dapat dioptimalisasipengambilan gasnya.Jika melihat prospek shale gas yang sangat baikkedepan, sepertinya shale gas akan memainkanperan yang semakin penting ke depan. Tinggalbagaimana pemerintah dan kita (para geosaintis)bersama­sama bersinergi untuk mempersiapkansalah satu sumber energi masa depan negeri ini.*Aldis Ramadhan (Divisi Pengembangan Keahlian FGMI)*

Referensi :Prof Roger Slatt Multi Scale Characterization Hand Outhttp://www.esdm.go.id/berita/323­energi­baru­dan­terbarukan/4758­eia­potensi­shale­gas­di­dunia­6622­tcf.htmlhttp://m.majalahtambang.com/detail_berita.php?category=18&newsnr=5540

*OPINI* FGMI#

Gambar 3. Potensi Shale Gas di Indonesia(Dirjen Migas,2011)

HALAMAN 26 Edisi No.1-2012

#FGMI *GALERI*

Tim Formutar Forum Geosaintis Muda Indonesia(Jakarta, 25 Maret 2012)

Buka Bersama Forum Geosaintis Muda Indonesia(Pasar Festival, Kuningan)

Bersiap-siap Foto setelah ESK I(Wisma Mulia)

Sekretariat

Gedung Mineral dan Batubara Lt 6

Jakarta 12870 IndonesiaPhone : 62-21 837 02848 Fax : 62-21 837 02577

e-mail: [email protected]

Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No 10

FGMI

webforum: http://forum.iagi.or.id website : http://fgmi.iagi.or.id

FGMI

Disponsori oleh

alatgeologi.com tandike.com ranseloke.com

Bunga Mas International Company

park hotel