fikar bgi print

23
Makalah Bahan Galian Beku dan Ultrabasa Oleh : Agustinus E. Sair Geryt O. Sarwom Johanes V. Wiran Wus Katon L. Gumebyar Zakarias Felle Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri dan Kebumian Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Upload: tawi

Post on 06-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

MAkalah pertambangan

TRANSCRIPT

MakalahBahan Galian Beku dan Ultrabasa

Oleh :Agustinus E. SairGeryt O. SarwomJohanes V. WiranWus Katon L. GumebyarZakarias Felle

Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri dan KebumianUniversitas Sains dan Teknologi Jayapura2014

Kata PengantarPuji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan kasih karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahan Galian Asam dan Ultrabasa ini dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih terhadap orangtua kami masing-masing disana yang selalu mendukung serta mendoakan kami, dan juga terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa serta Dosen Pembimbing yang ikut serta dalam penulisan makalah ini.Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian, khususnya mahasiswa-mahasiswa Teknik Pertambangan dalam memperoleh pengetahuan mengenai Bahan Galian Asam dan Ultrabasa. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh sebab itu diharapkan para pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.

Penulis

Daftar IsiKata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2Bab I (Pendahuluan)A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3B. Permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3C. Maksud dan Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3D. Hasil dan Harapan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4Bab II (Pembahasan)A. Batuan Beku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5B. Batuan Beku Asam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5C. Batuan Beku Ultrabasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6D. Bahan Galian Industri dari Batuan Asam dan Ultrabasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .61. Bauksit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .62. Granit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .83. Mika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 104. Asbes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .12Bab III (Penutup)A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16Daftar Pustaka

Bab IPendahuluanA. Latar BelakangSudah menjadi kewajiban bagi para mahasiswa teknik pertambangan untuk mengetahui jenis-jenis batuan, khususnya pada batuan asam dan ultrabasa. Namun, permasalahan yang kita hadapi saat ini adalah banyak mahasiswa yang belum sepenuhnya mengetahui atau memahami akan batuan asam maupun ultrabasa itu sendiri. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran diri dari masing-masing mahasiswa dalam mempelajari ilmu ini.Batuan asam dan ultrabasa merupakan salah satu material alam yang sangat berguna bagi kehidupan kita sehari-hari. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari batuan tersebut, mulai dari proses terbentuknya hingga kegunaannya bagi kita semua.

B. Permasalahan Apa itu batuan beku asam dan ultrabasa ? Bagaimana proses terbentuknya batuan beku asam dan ultrabasa ? Apa saja bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan beku asam dan ultrabasa ? Dimana tempat dari bahan galian asam dan ultrabasa dapat ditemukan ? Bagaimana sistem penambangan dari bahan galian asam dan ultrabasa ? Apa kegunaan dari bahan galian asam dan ultrabasa ?

C. Maksud & TujuanMaksud dari pembuatan makalah ini adalah agar dapat menambah ilmu tentang bahan galian asam dan ultrabasa kepada teman-teman mahasiswa teknik pertambangan.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah ;a. Mahasiswa dapat mengetahui arti dari batuan beku asam dan ultrabasa.b. Mahasiswa dapat mengetahui proses terbentuknya batuan beku asam dan ultrabasa.c. Mahasiswa dapat mengetahui bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan beku asam dan ultrabasa.d. Mahasiswa dapat mengetahui cara atau sistem penambangan yang dilakukan pada bahan galian asam dan ultrabasa.e. Mahasiswa dapat mengetahui lokasi penyebaran dari bahan galian asam dan ultrabasa.f. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dari bahan galian asam dan ultrabasa.

D. Hasil & HarapanHasil dan harapan dari pembuatan makalah ini adalah agar wawasan teman-teman mahasiswa sekalian tentang bahan galian asam dan ultrabasa semakin bertambah, sehingga wawasan tersebut dapat disalurkan ke dalam dunia kerja kelak ataupun dibagi-bagikan kepada teman-teman mahasiswa yang lain.

Bab IIPembahasanA. Batuan BekuBatuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma, baik di bawah permukaan bumi maupun di atas permukaan bumi. Magma adalah zat cair-liat-pijar yang merupakan senyawa silikat dan ada dibawah kondisi tekanan dan suhu tinggi di dalam tubuh bumi. Batuan beku merupakan salah satu dari tiga jenis batuan utama. Dua diantaranya merupakan batuan sedimen dan batuan metamorf. Berdasarkan kandungan silika, batuan beku terbagi atas ; batuan beku asam, batuan beku intermediet, batuan beku basa, dan batuan beku ultrabasa. Contoh dari batuan beku yang umum dijumpai adalah granite dan juga basalt.

Gambar 1 : Contoh Batuan Beku

B. Batuan Beku AsamBatuan beku asam merupakan batuan beku yang bersifat asam, yang memiliki kandungan silika lebih besar dari 66%. Selain itu batuan beku asam juga mempunyai indeks warna kurang dari 20%. Batuan ini terbentuk langsung dari pembekuan magma yang merupakan proses perubahan fase dari cair ke padat di daerah vulkanik dengan temperatur yang tinggi. Pada umumnya batuan beku asam memiliki warna yang terang, karena batuan ini terletak pada golongan felsik.Batuan beku asam memiliki komposisi-komposisi mineral, baik mineral utama maupun mineral tambahan. Komposisi mineral utama dari batuan ini adalah Hornblende, Muskovite, Kuarsa, dan K-feldspar. Sedangkan komposisi mineral tambahannya adalah Apatite, Rulite, Bijih, Sphare, dan Zircon.

C. Batuan Beku UltrabasaBatuan beku ultrabasa adalah batuan beku yang secara kimia mengandung kurang dari 45% SiO2 dari komposisinya. Kandungan mineralnya didominasi oleh mineral-mineral berat dengan kandungan unsur-unsur seperti Fe (besi) dan Mg (magnesium) yang disebut juga mineral ultramafik. Batuan beku ultrabasa hanya bisa terbentuk secara plutonik, hal ini dikarenakan materi magma asalnya yang merupakan magma induk yang berasal dari asthenosfer. Komposisi mineral dari batuan ini adalah Olivin, Piroksin, Hornblende, Biotit dan sedikit Plagioklas. Batuan beku ultrabasa hanya bertekstur afanitik karena sifat tempat terbentuknya yang plutonik.

D. Bahan Galian Industri dari Batuan Asam dan Ultrabasa1. BauksitBauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3.3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 65%, SiO2 1 12%, Fe2O3 2 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 36%.

Gambar 2 : Bauksit

1.1 Proses Terbentuknya BauksitBauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan, mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral mineral alkali, sedangkan mineral mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, maka akan menghasilkan endapan lateritik.Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses laterisasi.Kondisi-kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah ;a. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya akan alumunium.b. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan.c. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah.d. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering).e. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan.f. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum.g. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan.

1.2 Sistem Penambangan dan PengolahanPenambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka, yang diawali dengan land clearing. Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loader yang sekaligus memuat bijih bauksit tersebut ke dalam dump truck untuk diangkut ke instalansi pencucian.Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian untuk meningkatkan kualitasnya, dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang tidak diinginkan, misalnya kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang besar melalui pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan (screening). Bersamaan dengan itu dilakukan pula proses pemecahan (size reduction) dari butiran-butiran yang berukuran >3 inchi dengan menggunakan jaw crusher. Setelah itu barulah masuk ke dalam tahap pengolahan dengan proses bayer (teknik pemurnian bauksit).

Gambar 3 : Alat-alat dalam penambangan Bauksit

1.3 Daerah Ditemukannya BauksitBijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan terjadinya pelapukan yang sangat kuat. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kep. Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.

Gambar 4 : Pulau Bintan

1.4 Manfaat dari BauksitBauksit (aluminium) dapat dimanfaatkan dalam pembuatan alat-alat rumah tangga, seperti ; wajan, panci, dll. Bauksit juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri, seperti ; keramik, logan, maupun abrasive. Dalam dunia transportasipun bauksit sangat berguna, baik transportasi di darat (mobil), laut (kapal) serta di udara (pesawat). Aluminium untuk mobil memiliki sifat termal dan sekaligus estetika. Aluminium juga digunakan untuk membuat benda yang harus ringan bebannya, seperti pesawat terbang atau bahan-bahan untuk atap.Selain itu, dengan kandungan alumina yang terdapat di dalam mineral bauksit dapat dimanfaatkan sebagai penyangga (buffer) katalis yang digunakan dalam proses Hydrotreating yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang masih terdapat pada minyak bumi, seperti senyawa sulfur, nitrogen, dan logam.

Gambar 5 : Macam-macam kegunaan dari Bauksit

2. GranitGranit adalah jenis batuan intrusif, felsik, dan igneus yang umum dan banyak ditemukan. Batu granit memiliki warna yang terang, bertekstur kasar dengan susunan mineral acak. Granit juga memiliki kilau yang bagus dan tahan cuaca serta hujan asam.

Gambar 6 : Granit

2.1 Proses Terbentuknya GranitGranit ditemukan dalam pluton-pluton besar pada benua, ketika kerak bumi telah mengalami pengikisan yang besar. Granit mengalami proses pendinginan yang sangat lambat pada kedalaman jauh dari permukaan tanah, untuk membentuk butiran-butiran mineral besar. Pluton yang ukurannya kurang dari 100 km2 disebut dengan galang dan yang lebih besar disebut batolit.Ada tiga hal yang membedakan batuan granit dengan batuan lainnya, yaitu ;a. Granit terbentuk dari butiran-butiran mineral besar yang bersatu erat.b. Granit selalu terdiri atas mineral kuarsa dan feldspar, dengan atau tanpa jenis mineral lain di dalamnya.c. Hampir semua jenis granit berbentuk beku dan plutonik. Pengaturan acak butiran pada batu granit merupakan bukti otentik asal plutoniknya.

2.2 Sistem Penambangan dan PengolahanTeknik penambangan granit dilakukan sama seperti penambangan yang dilakukan pada andesit. Mempertimbangkan warna dan tekstur granit lebih indah jika dibandingkan dengan andesit, penambangan dalam bentuk balok untuk kemudian dipotong atau digrenda sesuai ukuran tertentu, kemudian dianjurkan untuk melakukan pemolesan. Sisa dari pemotongan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan teraso.

Gambar 7 : Penambangan Granit

2.3 Daerah Ditemukannya GranitBatuan granit dapat ditemukan di DI Yogyakarta, Lampung dan Riau.

Gambar 8 : DI Yogyakarta

2.4 Manfaat dari GranitBatu granit begitu bermanfaat, karena dapat membantu melengkapi kebutuhan manusia. Di beberapa belahan dunia memanfaatkan batu granit untuk menjadi batu nisan dan tugu peringatan. Selain itu, lembaran granit yang sudah dipoles dapat dimanfaatkan sebagai lantai atau ornamen dinding. Sisa dari potongan granit dicetak bersama semen putih untuk membuat teraso.

Gambar 9 : Macam-macam kegunaan Granit

3. MikaMika adalah sejenis mineral. Kata mika berasal dari bahasa latin micare, yang berarti bergemerlapan, sebab mineral satu ini terlihat gemerlap (khususnya saat berskala kecil).

Gambar 10 : Mika

3.1 Proses Terbentuknya MikaMika dapat terbentuk di tiga batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen atupun batuan metamorf. Dengan karakteristik yang tipis dan umumnya fleksibel atau rapuh, mika dapat bertahan dalam proses metamorfik yang dipengaruhi suhu dan tekanan. Mineral mika yang umum dikenal yaitu muskovit, biotit, dan lepidolite, meskipun sebenarnya mika terdiri dari 30 jenis mineral.

3.2 Sistem Penambangan dan PengolahanPenambangan mika dapat dilakukan dengan menggunakan cara open pit mining (tambang terbuka) dan pengambilannya dapat dilakukan dengan bucket. Mika dari tambang lalu dipisahkan berdasarkan ukurannya (1 inci atau 2 inci). Kemudian mika dibersihkan dari batuan pengotornya dengan cara memukul, memotong, menggiling, serta mengkonsentreernya. Pengerjaan ini membutuhkan keahlian khusus karena lembaran-lembaran mika ini mudah pecah.

Gambar 11 : Penambangan Mika

3.3 Daerah Ditemukannya MikaMika dapat ditemukan di Aceh, Sumatera Utara (Pangaribuan), Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah (Towuti dan P. Peleng), dan Papua (Wandamen).

Gambar 12 : Towuti (Sulawesi Tengah)3.4 Manfaat dari MikaMika biasanya digunakan untuk isolasi alat-alat listrik, misalnya untuk tabung-tabung radio, alat komunikasi, alat-alat radar, setrika listrik, dll. Mika yang digiling biasanya digunakan untuk pembuatan dinding kertas, cat, serta salju pohon natal. Papan mika juga merupakan hasil dari pemanfaatan dari mika itu sendiri.

Gambar 13 : Macam-macam kegunaan dari Mika

4. AsbesAsbes merupakan nama kelompok mineral berserabut yang terdiri dari mineral-mineral krisotil, krokidolit dan aktinolit.

Gambar 14 : Asbes

4.1 Proses Terbentuknya AsbesAsbes terbentuk dari batuan ultrabasa yang kaya akan magnesia (dunite dan peridotite). Asbes terjadi karena proses metamorfisme batuan yang bersifat basa atau ultra basa. Asbes juga ada yang terbentuk dari pelapukan batuan gamping magnesia (dolomit), namun memiliki presentase yang sedikit jumlahnya. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi dua, yakni ;a. Golongan serpentin : yaitu mineral krisotil yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(SiO411)H2O.b. Golongan amfibol : yaitu mineral krosidolit, antofilit, amofit, aktinolit, dan tremolit.

4.2 Sistem Penambangan dan PengolahanProses penambangan asbes dapat dilakukan dengan metode tambang terbuka maupun tambang bawah tanah, adapun tahapannya meliputi pemboran, peledakan, kemudian dilanjutkan dengan pemisahan asbes dengan batuan lainnya, setelah itu dilanjutkan dengan proses pengolahan.Asbes yang telah dipisahkan kemudian digiling di dalam mesin. Pada instalasi yang biasa, digunakan 3 macam mesin (hammer mill, cone, dan jaw atau gyratory crusher). Pada penggilingan asbes ini diusahakan agar memperoleh serabut panjang yang banyak, karena harganya yang relatif tinggi dan banyak pemakaiannya. Hasil dari proses penggilingan asbes berupa serabut panjang, serabut pendek, serta serabut halus akan dipisahkan dengan jalan menyaring dan penghisapan udara, setelah itu serabut yang panjang di atas belt diambil dengan tangan sebelum proses selanjutnya dilakukan. Dan selanjutnya akan diolah sebagai bahan baku dari bahan dasar serabut asbes ini.

Gambar 15 : Mesin-mesin pengolahan pada Asbes

4.3 Daerah Ditemukannya AsbesTempat dimana dapat menemukan asbes ada di Weda (Pulau Seram), Kebumen, Papua, Kuningan (Jawa Barat), dan Pulau Halmahera (Maluku).

Gambar 16 : Kebumen

4.4 Manfaat dari AsbesSerabut asbes yang dihasilkan memiliki manfaat yang begitu besar bagi kehidupan kita sehari-hari, seperti ;a. Serat asbes yang dapat dipintal digunakan untuk : kopling, sarung tangan, kantong-kantong asbes, kampas rem, pakaian pemadam kebakaran, alat pemadam kebakaran, benang asbes, dll.b. Serat asbes yang tidak dapat dipintal digunakan untuk : semen asbes untuk pelapis tanul dan ketel serta pipanya, kertas asbes untuk dinding dan atap, dsb.

Gambar 17 : Macam-macam kegunaan dari Asbes

Selain memberikan manfaat, asbes pun memiliki dampak negatif, hal ini dikarenakan serat-serat asbes ini menguap di udara dan tidak larut dalam air. Jika terhirup oleh paru-paru akan menetap disana dan akan menyebabkan berbagai macam penyakit.Asbes dapat membahayakan tubuh kita jika ada bagian asbes yang rusak, sehingga serat-seratnya bisa lepas, ini sangat berbahaya karena sulit untuk mendeteksi bagaimanakah yang dikatakan asbes rusak, dan terkadang kita tidak sadar kalau asbes yang kita gunakan sudah rusak. Kondisi lain yang sangat beresiko adalah saat asbes yang diperbaiki atau dipotong akan mengeluarkan serpihan yang berupa serbuk yang sangat berbahaya bagi paru-paru (WHO, 1995).

Berikut merupakan penyakit yang disebabkan oleh asbes :a. Asbestosis yaitu luka pada paru-paru hingga kesulitan bernafas dan dapat mengakibatkan kematian.b. Mesothelioma, sejenis kanker yang menyerang selaput pada perut dan dada, muncul gejalanya setelah 20-30 tahun setelah pertama menghirup.c. Kanker paru-paru, biasanya asbes putih penyebab utama penyakit kanker paru-paru.

Oleh sebab itu banyak negara-negara industri telah menghimbau untuk mengurangi jumlah produksi dari asbes.

Bab IIIPenutup

A. KesimpulanBatuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma, baik di bawah permukaan bumi maupun di atas permukaan bumi. Berdasarkan kandungan silika, batuan beku terbagi atas ; batuan beku asam, batuan beku intermediet, batuan beku basa, dan batuan beku ultrabasa. Batuan beku asam merupakan batuan beku yang bersifat asam, yang memiliki kandungan silika lebih besar dari 66%. Sedangkan batuan beku ultrabasa adalah batuan beku yang secara kimia mengandung kurang dari 45% SiO2 dari komposisinya.Bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan asam dan ultrabasa adalah bauksit, granit, mika, dan asbes. Setiap keempat bahan galian ini memiliki proses terbentuk, dan sistem penambangan yang saling berbeda-beda. Selain itu bahan galian tersebut juga memiliki keunggulan yang dapat dimanfaatkan guna membantu memenuhi kebutuhan manusia di era ini. Misalnya bauksit dapat dimanfaatkan menjadi wajan, panci, abrasive,dsb. Granit dapat dimanfaatkan menjadi batu nisan, ornamen dinding serta teraso. Mika dapat dimanfaatkan menjadi papan mika, dinding kertas, dan sebagai isolasi alat-alat listrik. Asbes pun dimanfaatkan menjadi benang asbes, kampas rem, kertas asbes, dsb.Sistem penambangan yang dilakukan pada keempat bahan galian di atas memiliki persamaan, yakni merupakan sistem penambangan tambang terbuka. Khusus pada penambangan asbes tidak hanya dapat dilakukan dengan sistem penambangan tambang terbuka saja, namun dapat pula dilakukan dengan metode tambang bawah tanah, tergantung lokasi pada bahan galian tersebut.

Daftar Pustaka

Anonim,1987.Bahan Galian Industri Granit dan Andesit.Bandung:PPTM.Basari S.1967.Bahan-Bahan Galian di Indonesia Sebagai Bahan Baku Bangunan.Bandung: Dirjen Cipta Karya.Dimitur.(2012).Batuan Beku Asam. From http://adnorthya.blogspot.com/2012/04/batuan-beku-asam.html, 15 September 2014Harsoyo, D., Dohar S., & Darmoko S.,1992.Pertambangan Bauksit (dalam Pengantar Pertambangan) Indonesia. Indonesia,Jakarta:Asos. Pertamb. Kopen, Budi.(2013).Batu Granit.From http://budikopen.blogspot.com/2013/12/batu-granit.html, 17 September 2014Mine. (2011). Asbes. From http://kampungtambang.blogspot.com/2011/09/asbes.html, 03 Oktober 2014Niam.(2013).Granit, Kuarsit, Andesit, Napal.From http://niam021.blogspot.com/2013/ 03/granit-kuarsit-andesit-napal.html, 15 September 2014Nurhayanti.(2014).Bahan Tambang-Asbes.From http://srikhanella.blogspot.com/2014/03/ bahan-tambang-asbes.html, 03 Oktober 2014Suganda, Fhardi.(2011).Mika.From http://pustakatambang.blogspot.com/2011/10/mika.html, 17 September 2014

17