final presentasi terapi oksigen
TRANSCRIPT
TERAPI OKSIGEN
SEJARAH Tahun 1774 Oksigen ditemukan oleh
Joseph Priestley & diberi nama oleh Lovoiser
Tahun 1798 Oksigen digunakan sebagai terapi oleh Beddoes
Penggunaan pertama kali kurang tepat:- Kecepatan aliran yg rendah- Diberikan melalui NGT, intravena, subkutan
Penggunaan secara efektif JS Haldane:untuk terapi keracunan gas chlorine pd Perang Dunia I
Tahun 1967 Cherniack: terapi oksigen melalui kanula hidung dengan aliran lambat
Joseph Priestley
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
Memberi nama “OKSIGEN” dan penemu tabel periodik unsur kimia
Lavoiser
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
4
OKSIGEN Oksigen adalah gas tidak
berwarna, tidak berbau, digunakan untuk pembakaran (oksidasi)
Berada di udara bebas Esensial untuk setiap sel hidup Merupakan terapi diresepkan 21% kandungan udara bebas Saat bernafas pertukaran
oksigen malelui membran semipermeabel di alveoli
American Thoracic Society. Oxygen therapy for children. Am J Respir Crit care Med. 2008:177;5-6.
TERMINOLOGI DASAR
VENTILASI:- Pengeluaran CO2- Minute ventilation: total volume udara ekspirasi atau inspirasi dalam 1 menitMinute Ventilation = Tidal volume x frekuensi napas
OKSIGENASITransfer oksigen dari udara ke darah
PERFUSIPergerakan aliran darah mengisi kapiler paru
DIFUSI- Proses pertukaran gas dari alveoli menuju darah dalam kapiler paru- Dipengaruhi PaO2 dan SaO2
6
RASIO VENTILASI-PERFUSI
V/Q=1 V/Q>1 V/Q = ∞ V/Q<1 V/Q=0
Normal Ruang rugi Pirau
TERAPI OKSIGENPemberian oksigen dengan
konsentrasi yang lebih besar daripada udara ruangan untuk mencegah hipoksemia
UKK PGD IDAI. Terapi oksigen. Dalam Kumpulan materi pelatihan resusitasi pediatrik tahap lanjut. 2001.
8
KANDUNGAN OKSIGEN
Udara bebas Oksigen 21% Nitrogen 79% Karbondioksida
0,04%
Udara ekspirasi Oksigen 16% Nitrogen 79% Karbondioksida 4,04% Air
American Thoracic Society. Oxygen therapy for children. Am J Respir Crit care Med. 2008:177;5-6.
INDIKASI TERAPI OKSEGEN
Hipoksemia pada AGD terlihat penurunan PaO2 atau penurunan PaCO2
Diduga hipoksemia syok, keracunan CO Penurunan kerja pernapasan pasca
anastesi Penurunan kerja miokard gagal jantung
UKK PGD IDAI. Terapi oksigen. Dalam Kumpulan materi pelatihan resusitasi pediatrik tahap lanjut. 2001.
TUJUAN TERAPI OKSIGEN Mengatasi hipoksemia Menurunkan work of breathing Mengurangi kerja miokardium
INDIKASI TERAPI OKSIGEN Sianosis sentral Kesulitan minum Retraksi dada yang berat Pernapasan > 70x/menit
(anak 2 bulan – 5 tahun) Grunting (bayi – usia 2
bulan)
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
HIPOKSEMIAPenurunan tekanan parsial oksigen di dalam
darah arteri (PaO2)Neonatus PaO2 < 50mmHg atau SaO2<88%Bayi, Anak PaO2 < 60mmHg atau SaO2<90%
HIPOKSIARendahnya kadar oksigen di jaringan
Varjavand N, et al. The interactive oxyhemoglobin dissociation curve. 2000
PaO2
PaO2 Increase
ventilation-perfusion matching
Oxygen carrying capacity
Work of breathing
Myocardial work
Pulmonary artery pressure
Possible Benefit Negative consequences
Respon terhadap Hipoksekmia
Increase ventilation
Increase Heart rate and
stroke volume
Increases erythropoetin
and hemoglobine concentration
HYPOXEMIA
Respiratory
Cardiovascular
Hematology
Varjavand N, et al. The interactive oxyhemoglobin dissociation curve. 2000
OKSIGENASI Kandungan O2 darah (oxygen content)
CaO2 = oksigen yang terikat pada Hb + oksigen terlarutCa O2 = (Hb x 1,34 x Saturasi O2) + (0,003 x PaO2)
Saturasi O2 Kurva disosiasi oksigen
Alveolar/ arterial O2 gradient klasifikasi gagal napas
Pudjiadi AH. Interpretasi gas darah. Disampaikan pada Pelatihan Dasar Gawat Darurat pada Neonatus dan Pediatrik. 11-12 Juli 2009. Departemen IKA FKUI-RSM Jakarta.
14
Hb = 12 g, PO2 = 100 mmHg, Saturasi O2= 98%
Hb = 12 g, PO2 = 40 mmHg, Saturasi O2= 75%
Hb = 4 g, PO2 = 100 mmHg, Saturasi O2= 0,98
KASUS 1
KASUS 3
KASUS 2
Manakah yang memiliki kandungan oksigen terendah?
CONTOH PERHITUNGAN OXYGEN CONTENT
15
O2 terlarut = 40 x 0,003 = 0,12 mL Hb-O2 = 12 x 1,34 x 0,75 = 12,06 mL Kandungan O2 darah = 12,18 mL Dibandingkan dengan normal = 12,18/16,05 = 76%
O2 terlarut = 100 x 0,003= 0,30 mL Hb-O2 = 12 x 1,34 x 0,98 = 15,75 mL Oxygen content= 16,05 mL (Normal)
Hb = 12 g, PO2 = 100 mmHg, Saturasi O2= 98%
KASUS 1
Hb = 12 g, PO2 = 40 mmHg, Saturasi O2= 75%
KASUS 2 (HIPOKSEMIA)
16
O2 terlarut = 100 x 0,003 = 0,30 mL Hb-O2 = 4 x 1,34 x 0,98 = 5,25 mL Kandungan O2 darah = 5,55 mL Dibandingkan dengan normal = 5,55/16,05
= 35%
Hb = 4 g, PO2 = 100 mmHg, Saturasi O2= 0,98
KASUS 3 (ANEMIA)
KURVA DISOSIASI OKSIGEN
Varjavand N, et al. The interactive oxyhemoglobin dissociation curve. 2000
SATURASI Rasio ikatan oksigen dan hemoglobin (%) Dipengaruhi oleh tekanan parsial oksigen
(PaO2) pada hemoglobin
TEKANAN PARSIAL OKSIGEN Di Paru: PaO2 tinggi oksigen berikatan
dengan Hb Di Jaringan: PaO2 rendah oksigen
dilepaskan ke jaringan
KURVA DISOSIASI OKSIGEN
Varjavand N, et al. The interactive oxyhemoglobin dissociation curve. 2000
Hal-hal yang mempengaruhi:KURVA DISOSIASI OKSIGEN
• pH shift to the right• pH shift to the leftIon hidrogen• CO2 shift to the right• CO2 shift to the leftKarbondioksida
• 2-3 DPG shift to the right• 2-3 DPG shift to the left2,3 DPG• Hipetermia shift to the rightSuhu• CO shift to the rightKarbonmonoksida
• Methemoglobin >> shift to the leftMethemoglobin
• HbF shift to the leftHb FetusVarjavand N, et al. The interactive oxyhemoglobin dissociation curve. 2000
KURVA DISOSIASI OKSIGEN
pHCO2 2-3 DPG HipertermiaCO
pHCO2 2-3 DPG HbF
Varjavand N, et al. The interactive oxyhemoglobin dissociation curve. 2000
Perbedaan selisih tekanan parsial oksigen di alveolar dengan kapiler paru (A-a gradient)
Normal = 5 - 25 mmHg bila bernapas dengan FiO2 21%, dan meningkat sesuai umur
Gradien A-a >> alveoli tidak mentransfer oksigen dengan baik ke kapiler
ALVEOLAR-ARTERIAL O2 GRADIENT
Pudjiadi AH. Interpretasi gas darah. Disampaikan pada Pelatihan Dasar Gawat Darurat pada Neonatus dan Pediatrik. 11-12 Juli 2009. Departemen IKA FKUI-RSM Jakarta.
KONDISI YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN A-A DO2
Kondisi A-a DO2
Non respirasi Pirau jantung R L
Respirasi V/Q imbalance
Gangguan difusi
Hipoventilasi
Pudjiadi AH. Interpretasi gas darah. Disampaikan pada Pelatihan Dasar Gawat Darurat pada Neonatus dan Pediatrik. 11-12 Juli 2009. Departemen IKA FKUI-RSM Jakarta.
PaO2 berkaitan dengan PAO2 FiO2 ↑ PAO2 ↑
PaO2 = 5 x FiO2
Persamaan gas alveolarPAO2 = FiO2 (PB – 47 mmHg) – 1,2 (PaCO2)
PaO2 = tekanan parsial oksigen di arteriPAO2 = tekanan parsial oksigen di alveolarPaCO2 = tekanan parsial CO2 di arteriFiO2 = fraksi oksigen yang diinhalasiPB = tekanan barometrik (760 mmHg)
PENILAIAN OKSIGENASI
Pudjiadi AH. Interpretasi gas darah. Disampaikan pada Pelatihan Dasar Gawat Darurat pada Neonatus dan Pediatrik. 11-12 Juli 2009. Departemen IKA FKUI-RSM Jakarta.
> 300 normal < 300 acute lung injury < 200 ARDS
Rasio PaO2 dan FiO2
Nichols DG (editors). Rogers’ textbook of pediatric intensive care 4th edition. 2008
MEKANISME HIPOKSEMIA
Gangguan ventilasi-perfusi (V/Q mismatch) Hipoventilasi alveolar Shunt (pirau) Gangguan difusi Penurunan tekanan oksigen inspirasi ketinggian
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
DETEKSI HIPOKSEMIA
Gejala Klinis Analisis Gas Darah
Transkutaneus Oksimetri
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
GEJALA KLINIS
Sesak napas Napas cepat dan
dangkal Takipneu Napas cuping hidung Retraksi Sianosis Takikardi/ bradikardi Aritmia Hipertensi/ hipotensi
ANALISA GAS DARAH
Penurunan PaO2 Penurunan SaO2
jumlah oksigen yang berikatan dengan hemoglobin
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
TEKNIK PEMBERIAN OKSIGEN Oksigen aliran rendah /low flow
memberikan oksigen konsentrasi 23 - 60 %Aliran oksigen tidak mencukupi kebutuhan
inspirasi udara ruangan terpakaiFi O2 tergantung dari tidal volumeAlat: kanul / kateter nasal, sungkup
Oksigen aliran tinggi / high flowmemberikan oksigen sesuai dengan
konsentrasi yang diberikan Aliran oksigen mencukupi kebutuhan inspirasi
udara ruangan tidak terpakaiAlat: sungkup dengan sistim venturi
UKK PGD IDAI. Terapi oksigen. Dalam Kumpulan materi pelatihan resusitasi pediatrik tahap lanjut. 2001.
SUMBER OKSIGEN
Silinder
Oksigen
KonsentratorOksige
nSUMBE
ROKSIGE
N
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
SILINDER OKSIGEN
Mendinginkan udara sampai mencair disaring memisahkan oksigen murni
Dibutuhkan suhu yg sangat rendah (-180°C) Membutuhkan energi dan biaya tinggi Sulit ditransportasikan Diproduksi oleh industri besar
Biaya terapi oksigen mahalContoh: Di Papua New Guinea penggunaan oksigen 1 liter/menit
biaya: US$ 6/ hari atau US$ 2190/th
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
PENGGUNAAN SILINDER OKSIGEN UNTUK BEBERAPA PASIEN
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
KONSENTRATOR OKSIGEN
Pertama kali diproduksi tahun 1960 Digunakan untuk menyediakan oksigen di
rumah pada pasien dengan penyakit paru kronis
Memisahkan nitrogen dari udara bebas Memproduksi oksigen 90% pada kecepatan 2-
4lpm
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
PENGGUNAAN KONSENTRATOR OKSIGEN UNTUK 1 PASIEN
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
PENGGUNAAN KONSENTRATOR OKSIGEN UNTUK LEBIH DARI 1 PASIEN
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
METODE PEMBERIAN OKSIGEN Kateter nasofaringeal
- Pipa lentur dimasukkan dari hidung sampai sedikit melewati palatum molle- Ujung pipa harus tampak sedikit di bawah uvula saat mulut dibuka
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
KATETER NASOFARINGEALKeuntungan: Dibutuhkan kecepatan aliran oksigen yg rendah Digunakan pada pasien dengan sumbatan pada hidung Tidak mudah berubah posisi Tidak mudah terjadi hiperkarbia saat oksigen
dimatikan Hanya memerlukan flow 1 liter/ menit
oksigen 45%-60%
Kerugian Oksigen harus dilembabkan untuk menghindari
kekeringan mukosa Resiko distensi lambung (bila flow > 2 liter/menit) Kateter harus dibersihkan 2 kali sehari (supaya mukus
tidak menymbat kateter) Refleks batuk/ muntah
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
KATETER NASAL Pipa lentur dimasukkan dari hidung
ujungnya berakhir pd rongga hidung Ujung pipa tidak tampak saat
mulut dibuka Keuntungan
- Tidak perlu humidifikasi Kerugian:
- Butuh flow yg lebih besar daripada kateter
nasofaringeal
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
NASAL PRONGS/NASAL KANULA
Dua pipa pendek diletakkan pada ujung nostril hidung
Konsentrasi oksigen yg didapatkan 30-35%
Kerugian:- Mudah bergeser- Konsentrasi oksigen menurun saat hidung tertutup mukus
Keuntungan- Nyaman- Resiko distensi lambung - Tidak perlu humidifikasi- Murah
A
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
HEAD BOX
Keuntungan:- Lebih sesuai untuk bayi- Tidak perlu humidifikasi
Kerugian:- Bila pipa oksigen terlepas resiko hiperkarbia (akumulasi CO2)
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
SIMPLE FACE MASK
Butuh oksigen > 4 liter/mnt untuk menghasilkan konsentrasi oksigen 40-50%
Tidak memerlukan humidifikasi
B
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
17
/04
/20
23
41
copyright (your organization) 2003
C
Masker oksigen dengan reservoir
NON REBREATHING FACE MASK
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
17
/04
/20
23
42
copyright (your organization) 2003
FACE TENT
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
PERBANDINGAN BERBAGAI METODE PEMBERIAN OKSIGEN
WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in young children in developing countries.1993
EVALUASI TERAPI OKSIGEN
Penilaian klinik- sistim kardiovaskular - sistim respirasi
Pulse oxymeter Analisa gas darah
Singh CP, Singh N, Singh J, Barr GK, Singh G. Oxygen therapy. J Ind Ac Clin Med. 2001;2(3):1-7
BAHAYA TERAPI OKSIGEN
Resiko Fungsional- Pasien dengan penurunan sensitivitas terhadap CO2 dan dalam kondisi hipoksia resiko depresi ventilasi- Hipoventilasi hiperkapnea & narkosis CO2
Resiko SitotoksikToksisitas oksigen pada paru, mata - Retinopathy of Prematurity (ROP)- Bronchopulmonary Displasia (BPD)- Atelektasis- Menurunnya hypoxic ventilatory driveRetinopathy of
Prematurity Singh CP, Singh N, Singh J, Barr GK, Singh G. Oxygen therapy. J Ind Ac Clin Med.
2001;2(3):1-7
Singh CP, Singh N, Singh J, Barr GK, Singh G. Oxygen therapy. J Ind Ac Clin Med. 2001;2(3):1-7
BAHAYA TERAPI OKSIGEN
Resiko kebakaran- Oksigen adalah gas yang mudah terbakar- Hindari merokok di dekat sumber oksigen- Tabung oksigen diletakkan di tempat yang sejuk dengan ventilasi yang cukup
Singh CP, Singh N, Singh J, Barr GK, Singh G. Oxygen therapy. J Ind Ac Clin Med. 2001;2(3):1-7
BAHAYA TERAPI OKSIGEN
Resiko Kecelakaan- Tabung oksigen adalah benda yang berat- Pastikan dalam posisi aman saat mengangkat tabung oksigen- Dalam transportasi pastikan tabung oksigen terikat dengan kuat
Singh CP, Singh N, Singh J, Barr GK, Singh G. Oxygen therapy. J Ind Ac Clin Med. 2001;2(3):1-7
RESIKO TOKSISITAS OKSIGEN
INDIKASI TERAPI OKSIGEN JANGKA PANJANG
PaO2 < 55 mmHg pada kondisi istirahat PaO2 > 55 mmHg dengan:
- Disfungsi organ hipoksik, meskipun telah diberikan terapi medis yang optimal. Misalnya: Hipertensi pulmonal sekunder, kor-pulmonale, disfungsi CNS- Penurunan PaO2 < 55 mmHg saat tidur, disertai gangguan tidur, aritmia, dan hipertensi pulmonal diperlukan pemberian oksigen nokturnal- Penurunan PaO2 saat latihan atau terapi oksigen memperbaiki toleransi latihan
Singh CP, Singh N, Singh J, Barr GK, Singh G. Oxygen therapy. J Ind Ac Clin Med. 2001;2(3):1-7
PERKIRAAN KEBUTUHAN OKSIGEN
FiO2 = Total volume O2 inspirasi x 100%
Volume tidal
• Total volume O2 inspirasi = volume suplemen oksigen + volume ruang rugi + volume udara bebas
• Volume tidal - 0-8 tahun = 6-8 ml/kg- 8-16 tahun = 8-10 ml/kg
• Volume ruang rugi = 2/3 x BB
KASUS
Anak 1 tahun, BB = 8 kg, RR = 40 x/menit, dengan O2 2 liter/menit nasal kanul
Berapa perkiraan FiO2 yang didapat pasien? Berapa nilai PaO2?
CARA PERHITUNGAN :
Volume suplemen O2 (nasal 2 liter/menit)RR = 40 x/menit, I : E = 1 : 21 Siklus napas = 60 / 40 = 1,5 detikWaktu inspirasi = 1/3 x 1,5 detik = 0,5
detik2 l/menit = 2000 ml / 60 detik x 0,5 detik = 16,7 ml
Volume ruang rugi = 2/3 x 8 = 5,3 ml
Volume tidal = 6 ml x 8 = 40 ml Volume udara bebas
= [40 – (16,7 + 5,3)] x 21%= 18 x 0,21 = 3,78 ml
Total volume udara inspirasi = 16,7 + 5,3 + 3,78 = 25,78 ml
FiO2 = 25,78 x 100% = 64,4% 40 PaO2 = 5 x FiO2 = 5 x 64,4 = 322 mmHg
REFERENSI WHO. Oxygen therapy for acute respiratory infections in
young children in developing countries. Geneva:World Health Organiation;1993.
American Thoracic Society. Oxygen therapy for children. Am J Respir Crit care Med. 2008:177;5-6.
UKK PGD IDAI. Terapi oksigen. Dalam Kumpulan materi pelatihan resusitasi pediatrik tahap lanjut. IDAI;2001.
Singh CP, Singh N, Singh J, Barr GK, Singh G. Oxygen therapy. J Ind Ac Clin Med. 2001;2(3):1-7.
Pudjiadi AH. Interpretasi gas darah. Disampaikan pada Pelatihan Dasar Gawat Darurat pada Neonatus dan Pediatrik. 11-12 Juli 2009. Departemen IKA FKUI-RSM Jakarta.
Varjavand N, kaye JM, Wang S, Primiano FP. The interactive oxyhemoglobin dissociation curve. Pensylvania.2000
Thank You