fist ulog rafi

31
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kemajuan ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dalam beberapa tahun ini banyak memberi dampak positif tapi kadang pula ada yang memberi dampak negatif. Dalam aspek bidang kehidupan yang terutama di bidang kesehatan dan kedokteran dapat kita lihat secara langsung telah membawa perubahan dan telah memberikan banyak kemudahan dalam berbagai bidang pelayanan kesehatan, seperti pelayanan radiodiagnostik, radioterapi dan bahkan dalam semua pelayanan yang lainnya. Salah satu cabang ilmu kedokteran yang bermanfaat untuk membantu menegakkan diagnosa secara klinis adalah radiologi. Seiring berjalannya waktu, pemeriksaan radiologi fistel juga mengalami perkembangan yang pesat. Radiologi

Upload: riza-pahlivi

Post on 08-Nov-2015

101 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

this information for radiographer doing fitulography to the patient

TRANSCRIPT

22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kemajuan ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dalam beberapa tahun ini banyak memberi dampak positif tapi kadang pula ada yang memberi dampak negatif. Dalam aspek bidang kehidupan yang terutama di bidang kesehatan dan kedokteran dapat kita lihat secara langsung telah membawa perubahan dan telah memberikan banyak kemudahan dalam berbagai bidang pelayanan kesehatan, seperti pelayanan radiodiagnostik, radioterapi dan bahkan dalam semua pelayanan yang lainnya. Salah satu cabang ilmu kedokteran yang bermanfaat untuk membantu menegakkan diagnosa secara klinis adalah radiologi.

Seiring berjalannya waktu, pemeriksaan radiologi fistel juga mengalami perkembangan yang pesat. Radiologi kontras ganda, sebagaimana halnya pada pemeriksaan colon, ternyata mampu menampilkan seberapa luas dan panjang fistel tersebut terbentuk secara rinci.

Fistel atau fistula merupakan lubang atau saluran abnormal yang menghubungkan dua organ tubuh, dapat terjadi diberbagai jaringan dan organ tubuh. Fistula dapat terjadi karena penyakit kronis, akibat tukak yang dalam, infeksi post operasi, divertikulitis, carcinoma dan cacat bawaan. Pada pemeriksaan fistel eksterna lebih baik digunakan pemeriksaan fistulografi tanpa menggunakan flouroscopy, untuk menekan dosis radiasi yang diterima pasien.

Dari uraian atau rincian di atas mendorong penulis untuk menjelaskan pemeriksaan fistulografi. Pemaparan ini juga atas dasar tugas yang telah diberikan oleh dosen akademik teknik radiografi lanjut. Atas latar belakang tersebut, penulis memberi judul teknik pemeriksaan fistulografi.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah Bagaimana Teknik Pemeriksaan Fistulografi yang biasa dilakukan.

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui klinis - klinis patologi dari fistula

b. Mengetahui teknik pemeriksaan fistulografi.

1.4 Manfaat Penulisan

Diharapkan dalam penulisan ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan serta memperluas wawasan bagi penulis dan pembaca terhadap pemeriksaan fistulografi.

BAB IIKAJIAN TEORI

2.1 Pengertian

Fistulografi adalah pemeriksaan radiografi untuk menunjukkan lokasi, luas dan panjang dari fistula (saluran abnormal yang biasanya diantara dua organ). (Ballinger,1995)

Secara terminologi, Fistulografi adalah pemeriksan secara radiologi dari saluran abnormal yang menghubungkan dua organ tubuh akibat tukak yang dalam, cacat bawaan atau tindakan medis yang dapat terjadi diberbagai jaringan atau organ tubuh dengan fasilitas menggunakan kontras media. Dalam pemeriksaan ini dapat ditunjukan untuk mengetahui sistem hubungan dan arah dari fistel. 2.2 Anatomi

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian-bagiannya satu sama lain. (Pearce, 2006)

Menurut Syaifuddin, (1997) anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lain.

Fistel merupakan saluran abnormal yang menghubungkan antara dua organ tubuh, terbentuk dari jaringan lunak yang merupakan lubang berupa saluran abnormal. Dapat terjadi diberbagai jaringn tubuh dan berhubungan dengan organ tubuh tertentu dibagian dalam.

Macam-macam fistula yang ada antara lain:

1. Fistel internaTimbulnya saluran yang abnormal antara dua organ didalam rongga abdomen atau terdapat didalam tubuh, ditandai dengan pasien yang merasa pireksia (demam tinggi), peritobilitis (rasa sakit pada abdomen), dan distensi (tegangan abdomen).

Adapun contoh fistel interna antara lain sebagai berikut :

Gambar 2.1. fistel genital (http://www.google.co.id/images?hl=id&q=fistula&um=1&ie=UTF-8&source=og&sa=N&tab=wi)

Gambar 2.2. fistel interna colovaginal (http://www.google.co.id/images?q=fistula&um=1&hl=id&tbs=isch:1&sa=N&start=40&ndsp=20)

Gambar 2.3. fistel interna pada daerah colon

(www.thebestlinks.com/tag/fistulografi.html)2. Fistel eksternaYaitu timbulnya saluran yang abnormal antara dua organ berbeda yang berada didalam tubuh dengan permukaan tubuh atau lapisan kulit luar ditandai dengan keluarnya cairan, nanah, hilangnya zat cair dan udara dari dalam tubuh. Bentuk fistel eksterna antara lain dapat berupa fistel yang pendek, dalam, berliku, dan ada yang saling berhubungan lebih dari satu.

Adapun contoh fistel eksterna antara lain sebagai berikut :

Gambar 2.4. fistel eksterna pada daerah axilla (http://www.nlm.nih.gov/medelineplus/ency/imagepages/932.hm)

Gambar 2.5. fistel eksterna pada daerah anus

(http://www.google.co.id/imglanding?q=fistula&imgurl=http://www.blinddaterecords.de/fistula_modorra.jpg&imgrefurl.hm)

Gambar 2.6. fistel eksterna pada daerah mandibula

(http://www.google.co.id/imglanding?q=fistula&imgurl=http://radiographics.rsna.org/content/24/5/1331.hm)

2.3 Fisiologi Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat tubuh dan sebagainya. (Syaifuddin,1997)

Pada literatur yang lain disebutkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal.(Pearce, 200 )Secara garis besar fistel dapat terlihat dari gejala yang tampak ringan seperti bisul atau luka lecet di bokong, membuat fistel ini sering mendapat penanganan yang keliru dan menyebabkan keterlambatan pasien untuk datang konsultasi ke dokter. (http://lakshminawasasi.blogspot.com/)Awal keluhan biasanya berupa keluarnya cairan yang tidak biasa dari anus meski tidak ketika sedang buang air besar, cairan tersebut bisa berupa nanah atau cairan serupa darah, nyeri pada anus, bengkak pada tepi anus yang berulang, gatal pada anus, kadang-kadang di dahului dengan keluhan hemoroid ( wasir ), atau sering mengalami abses anal sebelumnya. (http://lakshminawasasi.blogspot.com/)Fistel eksterna pada anus bagian luar akan terlihat seperti bintik atau bulatan yang memerah, sering disertai rembesan nanah atau darah disekitarnya. Pasien sering mengira bintik atau bulatan tersebut, bisul atau luka lecet biasa. (http://lakshminawasasi.blogspot.com/)

Fistula atau Fistel para anal adalah saluran para anal yang menyerupai pipa (fistula, latin = pipa), sering teraba menyerupai pipa atau saluran yang mengeras. Saluran ini terbentuk mulai dari dalam anus (anorektal) menembus keluar bokong (perineum). Pada fistula selalu ditemukan 2 buah muara keluar, yang sering disebut dengan istilah opening eksterna (daerah perineum) dan opening interna (anorektal). Lebih mudah untuk menemukan fistel eksterna dibandingkan fistel interna apalagi kalau Fistel internanya lebih dari satu (multipel). Jika tidak mendapatkan penanganan yang baik, fistula sering terjadi kekambuhan dan infeksi ulang, karna dianggap tidak berbahaya. Tidak jarang banyak yang menyimpan fistula sampai bertahun-tahun. (http://lakshminawasasi.blogspot.com/)2.4 Patologi

Patologi adalah ilmu atau studi mengenai penyakit. ( Sylvia, 2006 )2.4.1 Indikasi Pemeriksaan

Indikasi pemeriksaan fistulografi adalah sebagai berikut :

1. Kelainan congenital adalah kelainan bawaan bisa berupa fistel interna yang terdapat dalam colon

2. Adanya penyakit kronis yang merupakan suatu kelainan yang telah lama diderita.3. Carsinoma merupakan sebuah tumor baik berupa tumor jinak maupun tumor ganas.4. Diverticulitis merupakan peradangan yang terjadi pada kantung-kantung yang menonjol dan biasanya terbentuk fistel interna.5. Infeksi anatomi post operasi merupakan terjadinya suatu infeksi pada suatu organ yang telah dilakukan operasi dan menyebabkan terbentuknya fistel.6. Adanya perembesan dari abses ke colon

7. Timbulnya Peptic Ulcer

8. Adanya Maligna Neoplasma2.4.2 Kontra Indikasi PemeriksaanKontra indikasi pemeriksaan fistulografi adalah sebgai berikut :

1. Infeksi berat pada fistula yang ditandai dengan rasa nyeri yang sangat hebat.2. Alergi terhadap bahan kontras

3. Kondisi umum yang memburuk

4. Pyreksia dan demam tinggi

2.5 Bahan Kontras

Bahan kontras adalah bahan yang digunakan dalam pemeriksaan radiografi yang terlihat sangat radioopaque atau radiolucent apabila berinteraksi dengan sinar-x. (Sjahriar Rasad, 2006)

Secara garis besar bahan kontras dibagi menjadi dua yaitu : 1. Bahan kontras negatif yang berupa udara, oksigen, karbondioksida2. Bahan kontras positif yang berupa turunan barium (barium sulfat), dan turunan iodium (I).

Pada pemeriksaan fistulografi bahan kontras yang digunakan adalah larutan iodine compoud sebagai contoh Neo-hydrat, Dionosit, Hytras, Urografin 76%, Conray 280, Telebrix, dan Hypaque 85%. Banyaknya kontras tergantung pada panjang pendeknya fistel. Umumnya 10 20 ml sudah dapat menampakan gambaran saluran abnormal tersebut. (Sjahriar Rasad, 2006).BAB III

PENATALAKSANAAN3.1 Persiapan Pasien

Pada pemeriksaan fistulografi tidak memerlukan persiapan pasien secara khusus. Biasanya yang dilakukan persiapan pasien pada diagnose fistula interna. Sebelum dilakukannya pemeriksaan fistulografi, pasien melakukan persiapan diantaranya :

a. 1 hari sebelum pemeriksaan, pasien harus makan makanan yang lunak dan tidak berserat. b. Malam hari jam 20.30 makan garam inggris / dulcolax 6 tabletc. Makan terakhir jam 22.00d. Puasa sampai dengan dilaksanakannya pemeriksaan.e. Tidak boleh merokok dan tidak boleh banyak bicara.f. Saat pasien datang ke unit radiologi, lakukan plain foto polos abdomen.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun persiapan alat-alat yang diperlukan untuk pemariksaan fistulografi sebagai berikut :

1. Spuit / Disposible 20cc berfungsi untuk memasukan bahan kontras kedalam fistel.2. Introducer (abocath/calume/catheter tip) berguna untuk menghubungkan antara ujung Spuit dengan mulut fistel.

3. Kassa

4. Sarung tangan (Hand Scoon) berfungsi untuk pelindung tangan.

5. Bengkok berguna sebagai tenpat bahan kontras.

6. Alcohol 75% berfungsi untuk mensterilkan daerah sekitar fistel.

7. Plester berfungsi sebagai perekat.

8. Marker berguna untuk menandai pada mulut fistel.

9. Apron sebagai pelindung atau proteksi radiasi

10. Kapas atau tissue untuk membersihkan bahan kontras yang meluap atua tumpah pada meja pemeriksaan.

11. Bahan kontras, dalam pemeriksaan ini bahan kontras yang digunakan adalah iopamiro.

3.3 Teknik Pemasukan Bahan Kontras

Menurut Saxon Basil Strickland teknik pemasukan bahan kontras diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : (Ballinger, 1995)1. Instruksikan kepada pasien agar memakai baju ganti yang telah disediakan

2. Buka atau lepas seluruh benda-benda yang bersifat logam atau radioopaque yang berada didaerah sekitar fistel.3. Persiapkan alat dan bahan

4. Posisikan pasien supine atau prone dimeja pemeriksaan, tergantung dari daerah fistel berada.5. Bersihkan mulut fistel dengan disinfektan.

6. Pilih introducer yang sesuai dengan mulut fistel.7. Beri marker pada mulut fistel.

8. Masukkan abocath kedalam mulut fistel, kemudian pasang spuit yang telah terisi bahan kontras media.

9. Injeksi bahan kontras media kedalam fistel secukupnya.

10. Perhatikan dan hentikan injeksi kontras jika terjadi spill back atau reaksi perlawanan saat injeksi.

11. Sesudah penyuntikan atau pemasukan bahan kontras media, tahan posisi pasien untuk menghindari terjadi penumpahan bahan kontras pada saat pasien bergerak kearah supine atau prone.

12. Mengatur posisi pasien agar bahan kontras tidak keluar kembali

13. Bersihkan kontras yang tumpah, kemudian lakukan pengambilan foto dengan posisi AP, lateral dan posisi lain tergantung dengan letak fistel.

Sedang menurut Philip W. Ballinger teknik pemasukannya adalah : (Ballinger, 1995)1. Mengisi spuit dengan kontras media yang radiopaque, dengan proyeksi spuit menyudut

2. Penyuntikan bahan kontras dilakukan dengan kontrol floroscopy

3. Identifikasi fistel dengan memberi marker pada permukaan mulut fistel.4. Jika ada refluks bahan kontras segera dibersihkan, sebelum dilakukan eksposi

5. Posisikan pasien sesuai dengan letak fistel, agar bahan kontras tidak tumpah.

3.4 Teknik Pemeriksaan

Adapun teknik pemeriksaan fistulografi adalah : (Ballinger, 1995 )1. AP (Antero Posterior)Pada proyeksi ini bertujuaan untuk mengetahui seberapa luas dan panjang saluran fistel yang terbentuk, serta organ yang berhubungan. Dalam pemeriksaan ini film radiografi yang digunakan berukuran 24 x 30 cm a. Posisi pasien :

Letakkan pasien pada posisi supine

b. Posisi Objek :

1. Pusatkan Mid Sagital Plane (MSP) pada pertengahan meja pemeriksaan

2. Atur pusat kaset setinggi letak daerah fistel

3. Lindungi gonad pasien dengan Shield gonads

c. Central Ray (Arah Pusat Sinar) :

Arahkan pusat sinar tegak lurus terhadap film menembus garis tengah tubuh setinggi daerah fistel.

d. Struktur Gambaran :

Proyeksi Antero Posterior dapat menunjukkan keseluruhan fistel dengan posisi pasien supine.

e. Kriteria Evaluasi :

1. Tampak keseluruhan fistel termasuk luas dan panjang.

2. Apakah tampak gambaran fistel saling berhubungan dengan organ lain.

3. Tampak bahan kontras mengisi fistel.2. Lateral

Pada proyeksi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa dalam fistel tersebut terbentuk dan apakah ada hubungan dengan organ lain. Untuk proyeksi ini film yang digunakan berukuran 24 x 30 cm

a. Posisi pasien :

Letakkan pasien pada posisi lateral recumbent pada salah satu sisi baik sisi kiri atau sisi kanan.

b. Posisi objek :

1. Pusatkan MCP (Mid Coronal Plane) tubuh pada pertengahan grid

2. Lenturkan lutut untuk kestabilan pasien dan berikan sebuah sandaran diantara kedua lutut untuk menjaga lateral panggul

3. Atur pundak dan pinggul agar tegak lurus

4. Lindungi gonad pasien dengan Shield gonadsc. Central Ray (arah pusat sinar) :

Arahkan pusat sinar tegak lurus menembus MCP (Mid Coronal Plane) setinggi daerah fistel.

d. Struktur Gambaran :

Proyeksi lateral merupakan yang terbaik untuk menunjukkan kearah mana dan seberapa dalam fistel terbentuk.

e. Kriteria Evaluasi :

1. Tampak daerah fistel dengan jelas

2. Tampak gambaran true lateral3. Pinggul dan tulang paha tampak super posisi.

3. Oblique

Posisi oblique ini digunakan sebagai pelengkap untuk mendiagnosa fistel, baik oblique kanan atau kiri diambil tergantung pada letak fistel. Untuk proyeksi ini film yang digunakan berukuran 24 x 30 cma. Posisi pasien

Letak pasien Right Anterior Oblique (RAO) atau Left Anterior Oblique (LAO).

b. Posisi obyek

1. MSP tubuh berada pada MLT pada sisi yang menempel meja pemeriksaan.

2. flexikan genu.

3. Fistula berada di pertengahan film.c. Central Ray (arah pusat sinar) Arahkan pusat sinar tegak lurus menembus daerah fistel.

d. Struktur Gambaran Proyeksi oblique berfungsi sebagai tambahan.

e. Kriteria Evaluasi

Kontras mengisi fistel dengan posisi oblique.3.4 Proteksi RadiasiProteksi radiasi dimaksudkan agar orang yang berada di dalam maupun di luar ruang pemeriksaan terhindar dari bahaya radiasi. Adapun ketentuan dosis radiasi untuk masyarakat umum, pasien dan pekerja radiasi: (Badan Tenaga Atom Nasional, 1976).A. Proteksi radiasi untuk masyarakat umum :

1. Pengantar pasien atau perawat tidak diperbolehkan berada di dalam ruang pemeriksaan pada waktu eksposi

2. Bangunan instalasi radiologi dirancang sedemikian rupa sehingga radiasi hambur dapat diserap.

B. Proteksi radiasi untuk pasien

1. Membatasi luas lapangan penyinaran

2. Gunakan apron untuk melindungi gonad pasien,ini seharusnya dilakukan pada pasien,sedangkan pada pemeriksaan ini tidak dilakukan karna daerah yang diperiksa sekitar gonad.

3. Mengatur dosis radiasi sesuai kondisi obyek yang akan diperiksa/meminimalisasi dosis radiasi.

4. Memposisikan pasien dengan benar sehingga dapat mengurangi terjadinya pengulangan pemotretan.C. Proteksi radiasi untuk pekerja radiasi :

1. Pekerja radiasi tidak dibenarkan memegang pasien selama eksposi

2. Hindari penyinaran bagian-bagian yang tidak terlindungi

3. Pemakaian sarung tangan, apron yang berlapis Pb dengan tebal 0,5 mm Pb.

4. Gunakan alat pengukur radiasi

5. Periksa perlengkapan-perlengkapan yang akan digunakan apabila ada kemungkinan bocor / rusak.

BAB IV

PERTANYAAN DAN DISKUSI

Adapun pertanyaan dari beberapa kelompok diskusi, diperoleh pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mengetahui adanya fistel pada fistel interna, karena beda letak fistel cara pemasukan kontras juga berbeda ?

Jawab :

Adanya fistel pada fistel interna dapat diketahui melalui 3 cara di antaranya :a. Melalui surat pengantar dari dokter. Dari surat tersebut dapat diketahui di mana letak fistel pasien. Contohnya fistel pada colon. Dari surat tersebut, kita dapat mengetahui juga dari mana kita memasukkan jalannya kontras, yaitu yang pada colon tadi kita masukkan kontras melalui anus.b. Dari keluhan pasien. Pasien akan memberi tahu di mana keluhan yang sakit, sehingga kita dapat mengetahui dari mana kita akan memasukkan jalannya kontras.

c. Dari foto plain. Saat pasien datang ke ruang radiologi, kemudian kita lakukan foto plain kita akan mengetahui dimana letak fistel berada. Dan kita juga dapat menentukan dari mana kita akan memasukkan kontras.

2. Mengapa pada persiapan pasien makan terakhir harus jam 22.00 ?

Bagaimana kalau diganti dengan jam jam yang lain ?

Jawab :

Pada pemeriksaan fistel, tidak perlu persiapan pasien secara khusus. Hanya pada fistel interna yang biasanya dilakukan persiapan khusus. Untuk persiapan makan terakhir, tidak harus makan terakhir jam 22.00, itu tergantung dari pihak rumah sakit. Selain itu, dalam menentukan jam berapa makan terakhir pasien, dapat di ketahui pada anatomi dan fisiologinya. Di mana makanan yang di makan pasien mulai masuk dari mulut sampai dikeluarkan lagi melalui anus biasanya memerlukan waktu 8 jam. Sehingga dalam menentukan jam terakhir makan pasien dapat ditentukan dari 8-9 jam sebelum dilakukannya pemeriksaan, tidak tergantung makan terakhir harus jam 22.00.BAB VKESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan dari pemeriksaan fistulografi adalah :1. Pemeriksan fistulografi merupakan pemeriksaan khusus dalam bidang radiologi yang perlu penanganan yang tepat dan akurat, baik dari persiapan alat, persiapan bahan kontras, dan teknik pemeriksaan yang dilakukan sehingga gambaran radiografi yang dihasilkan bisa optimal dan informatif.

2. Fistulografi adalah pemeriksaan radiografi untuk menunjukkan lokasi, luas dan panjang dari fistula (saluran abnormal yang biasanya diantara dua organ).3. Pengambilan gambar pada pemeriksaan ini dengan dua proyeksi dasar yaitu proyeksi posterior antero dan lateral, yang sebelumnya diawali dengan pengambilan plain foto.

4. Pada pemeriksaan fistulografi dengan fistel eksterna tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh pasien.