fiswan 1

6
BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Otot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi.Kerangka manusia merupakan kerangka dalam, yang tersusun dari tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago) (Anonym a, 2009)Otot merupakan suatu organ /alat yang dapat bergerak ini adalah suatu penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk (lihat pergerakan amuba). Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan beneng-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan ransangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tetentu(berkontraksi) (Anonym b, 2009 ) B. Tujuan Adapun tujuan dalam melaksanakan praktikum kali ini adalah : 1. mempelajari cara mematikan katak. 2. mempelajari dan membuat / menyediakan preparat otot syaraf. 3. mempelajari berbagai rangsangan terhadap otot syaraf. 4. mengintegrasi kontraksi sedehana dan menghitung komponen- komponennya.

Upload: andry-wiguna

Post on 27-Jun-2015

444 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

BAB I.

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Otot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan

untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang.

Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu

menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi.Kerangka manusia

merupakan kerangka dalam, yang tersusun dari tulang keras (osteon) dan tulang rawan

(kartilago) (Anonym a, 2009)Otot merupakan suatu organ /alat yang dapat bergerak ini

adalah suatu penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk

(lihat pergerakan amuba). Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan beneng-benang halus yang

panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan ransangan maka miofibril akan

memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah

tetentu(berkontraksi) (Anonym b, 2009 )

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam melaksanakan praktikum kali ini adalah :

1. mempelajari cara mematikan katak.

2. mempelajari dan membuat / menyediakan preparat otot syaraf.

3. mempelajari berbagai rangsangan terhadap otot syaraf.

4. mengintegrasi kontraksi sedehana dan menghitung komponen-komponennya.

5. mempelajari rangsangan subminimal, minimal, submaksimal, maksimal dan

suprakmaksimal; dan kontraksi minimal, submaksimal, dan maksimal.

BAB II.

METODE PENGAMATAN

A. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan kali ini antara lain satu atau 2 ekor katak,

sonde,larutan garam fisiologis, alat – alat diseksi, 2 gelas aweloji, papan fiksasi,

benang,elektroda perangsang, Kymograph, tromol dan kertasnya, statif, klem, kabel listrik.

B. Langkah kerja

Mematikan katak

memasukan sonde kedalam foramen occipitalle, kemudian beberapa saat

diputar – putar sehingga otak menjadi rusak. Mematikan rasakan katak dinamakan

single pithing.Kemudian menusukan sonde kearah belakang Canalis Vetebralis

dengan memutarkan sonde sampai katak mati yang disebut Double Pithing.

Macam – macam rangsangan

Memberikan rangsangan pada preparat otot katak namun Untuk dapat

mempertahankan kelangsungan hidup sedian otot saraf saat proses pembuatan sediaan

maka diperlukan larutan Ringer yang memiliki perbedaan potensial ion yang

seimbang sehingga sediaan mampu bertahan dan dapat menunjukkan reaksinya saat

diberikan beberapa rangsangan.Dan rangsangan yang dimaksud adalah :

1. Rangsangan Mekanis , memberikan rangsangan melalui tekanan pada serat ujung

saraf sediaan dengan pengaduk kaca.

2. Rangsangan Osmotik , memberikan dan menaburkan garam dapur pada ujung

saraf sediaan.

3. Rangsangan Panas , menempelkan ujung pengaduk gelas kaca yang sudah

dipanaskan dalam air mendidih pada saraf sediaan.

4. Rangsangan Kimiawi ,Membasahi saraf sediaan pada bagian ujung bebasnya

dengan larutan cuka glasial.

5. Rangsangan Galvanis ,Menekan pinset galvanis dengan satu bagian dari seng dan

satu bagian lainnya dari tembaga pada ujung saraf sediaan.

6. Rangsangan Faradis , menggunakan arus induksi sebuah indutorium.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan uji coba dengan menggunakan hewan percobaan

katak sawah. Dengan perlakukan menguji saraf tepi dan otot. Percobaan pertama adalah dengan

mematikan katak. Proses mematikan katak dibagi atas 2 bagian yaitu Single Pithing dan Double

Pithing. Proses single pithing adalah dengan cara menusukkan konde kedalam foramen occipitale

yang kemudian untuk beberapa saat konde diputar putarkan sehingga otaknya mernjadi rusak sama

sekali. Single pithing akan membuat katak menjadi matirasa. Proses berikutnya adalah Double

Pithing. Pada double pithing, sonde setelah menusuk foramen occipitale langsung ditusukan kedalam

canalis vetebralis dan memutar mutarkanya didalam. Dalam proses ini katak akan mati.

Pada setiap organiseme hewan pastilah akan mengalami rangsangan baik dari dalam ataupun

dariluar (Interoseptor dan Eksteroreseptor). Rangsangan dibagi atas 5 bagian yaitu Mekanoreseptor,

Reseptor rasa sakit, Termoreseptor, Kemoreseptor, Elogteromagnetikreseptor.Percobaan rangsangan

pada katak menggunakan beberapa perlakuaan antara lain dengan dialirkan listrik, cuka, pisau panas,

dan dengan dipukul. Perlakuan ini dilihat dengan cara melihat reflek katak dalam hal ini adalah

kontraksi ototnya. Dalam praktikum ini kami tidak melihat adanya reflek pada katak,hal ini

disebabkan adanya kesalahan dalam membuat preparat sehingga tidak ada reflek yang terjadi dari

semua macam rangsangan. Berdasarkan silabus seharusnya Reaksi yang paling kuat pada kontraksi

otot adalah dengan menggunakan cuka. Penggunaan cuka akan ditangkap oleh kemoreseptor dan

dapat ditranduksikan sampai ke sistem saraf katak, sehingga dapat dirasakan oleh katak. Selajutnya

Perlakuan kedua dengan menggunakan pisau panas. Reaksi tidak seberapa kuat dibandingkan dengan

asam cuka. Reaksi panas akan ditangkap oleh termoreseptor pada otot dan akhirnya dapat

tersampaikan pada sistem saraf katak. Perlakuan dengan menggunakan panas sama halnya dengan

menggunakan garam. Reaksi yang paling lama ialah dengan dilakukan sentuhan fisik dari luar yaitu

dengan cara dipukul. Hal ini dikarenakan lemahnya energi yang diberikan oleh otot katak.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan pada katak untuk mengetahui tentang saraf tepid

an otot maka didapat beberapa kesimpulan yaitu :

1. Single Pithing adalah metode untuk mematirasakan katak, sedangkan Double

Pithing adalah metode untuk mematikan katak.

2. Rangsang akan membuat reaksi pada tubuh hewan

3. Rangasangan yang dapat menimbulkan reaksi dari hewan antara lain

Mekanoreseptor, Reseptor rasa sakit, Termoreseptor, Kemoreseptor,

Elogteromagnetikreseptor.

4. Reaksi yang paling kuat dan cepat adalah dengan menggunakan asam cuka.