fiswan saraf fix
DESCRIPTION
semoga bermanfaatTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dan reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf
memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medula
spinalis). Otak adalah sentral supervisori dari sistem saraf Walaupun otak kadang disebut
sebagai pusat supervisori dari sistem saraf sentral vertebrata, istilah yang sama juga dapat
digunakan untuk sistem syaraf sentral pada invertebrata. Pada kebanyakan hewan, otak
terletak pada kepala.
Otak terdiri dari dua belahan yang besar, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian
kanan, dan belahan kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Mempunyai permukaan yang
berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempeli oleh banyak saraf.
Berat otak orang dewasa sekitar 1,4 kg.
Otak dibagi menjadi 3 daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Pembagian daerah ini tampak nyata selama perkembangan otak pada fase embrio, sedangkan
pada otak dewasa sudah tidak tampak nyata karena masing-masing terdiri dari beberapa
bagian atau lobus.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh
stimulus terhadap respon otak (uji saraf cranial dan uji saraf otak kecil).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah yaitu bagaimana
pengaruh stimulus terhadap respon otak (uji saraf cranial dan uji saraf otak kecil) ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh stimulus terhadap
respon otak (uji saraf cranial dan uji saraf otak kecil).
laporan fisiologi hewan 1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam anatomi hewan, Otak atau encephalon, adalah sentral supervisori dari sistem
syaraf. Walaupun otak kadang disebut sebagai pusat supervisori dari sistem syaraf sentral
vertebrata, istilah yang sama juga dapat digunakan untuk sistem syaraf sentral pada
invertebrata. Pada kebanyakan hewan, otak terletak pada kepala.
Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh
homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.
Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran
motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang
dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik
yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan
keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut
neurotransmitter . Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagi sinapsis.
Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vetebrata
besar bisa mempunyai hingga seratus milliar neuron.
Setiap belahan otak (kiri atau kanan) mempunyai fungsi yang berbeda. Belahan otak
kiri berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian (sequence) dan matematika. Jadi
belahan otak kiri berespons terhadap masukan-masukan di mana dibutuhkan kemampuan
mengupas/meninjau (critiquing), menyatakan (declaring), menganalisa, menjelaskan,
berdiskusi dan memutuskan (judging). Belahan otak kanan berkaitan dengan ritme,
kreativitas, warna, imajinasi dan dimensi. Jadi belahan otak kanan berfungsi kalau manusia
menggambar, menunjuk, memeragakan, bermain, berolahraga, bernyanyi, dan aktivitas
motorik lainnya. Sebenarnya kedua belahan otak kiri dan kanan sama penting dan sama
kuatnya. Mereka saling melengkapi satu dengan yang lain.
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks, sangat
khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan, dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem
tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya.
Karena pengaturan sistem saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem
laporan fisiologi hewan 2
tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah
berasal berbagai fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi,
kemampuan untuk dapat memahami, belajar, dan memberi respon terhadap suatu rangsangan
merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian
dan tingkah laku individu.
A. Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern
ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai
hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah
satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu
yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang
menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
1. Sel Saraf
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan
(impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
2. Struktur Sel Saraf
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel.
Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang.
Sebaliknya, dendrit pendek.
Gbr. Akson yang diperbesar
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut
saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia
laporan fisiologi hewan 3
yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel
Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi.
Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi
mempercepat penghantaran impuls.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu
sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a. Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b. Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor
berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c. Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung
dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau
simpul saraf.
laporan fisiologi hewan 4
Gbr. Struktur ganglion gabungan fari badan sel saraf
B. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga
dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi
radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1. Durameter
Merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid
Disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan
serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan
mekanik.
3. Piameter.
Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak.
Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan
sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem
saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian
putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu
berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
a. Otak depan atau Otak besar
Bagian yang paling menonjol dari otak manusia adalah otak besar yang disebut otak depan.
Otak depan terdiri dari 2 belahan besar yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur
dan melayani tubuh yang berlawanan yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, dan
laporan fisiologi hewan 5
sebaliknya. Masing-masing belahan otak besar yang disebutkan diatas dibagi menjadi 4 lobus
yaitu frontal, pariental, oksipital dan pemporal. Antara lobus frontal dan pariental dipisahkan
oleh sulkus sentralis (celah tengah) atau celah ronaldo. Otak depan tersusun atas dua lapisan
yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam.
1. Lapisan luar (korteks)
Merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu. Lapisan ini berisi badsan sel-sel saraf.
2. Lapisan dalam
Merupakan lapisan berwarna putih. Lapisan dalam banyak mengandung serabut saraf,
yaitu dendrit dan neurit.
Otak depan merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang penting dalam
pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian
(intelegensi),ingatan (memori), kesadaran dan pertimbangan.
b. Otak tengah
Otak tengah (diensefalon) manusia cukup kecil dan tidak mencolok, terletak didepan
otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah mengadung pusat-pusat yang mengendalikan
keseimbangan dan serabut saraf yang menghubungkan bagian otak belakang dengan
bagian otak depan juga antara otak depan denagn mata.
c. Otak belakang
Otak belakang meliputi jembatan varol (pons varolli) sumsum lanjutan (medula
obligata) dan otak kecil (serebelum). Ketiga bagian ini membentuk batang otak.
1. Jembatan varol
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak
kecil, serat menghubungkan otak kecil dengan korteks otak besar.
2. Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan pons
varoli dengan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang lanjutan berperan sebagai pusat
pengatur pernafasan dengan cara meneruskan implus saraf yang merangsang otot antara
tulang rusuk dan daifragma. Selain itu juga berperan sebagai pusat pengatur reflek pusat
fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, pelebaran dan penyempitan
pembuluh darah, geark alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Fungsi lainya
yaitu mengatur gerak reflek seperti batuk, bersin dan berkedip.
laporan fisiologi hewan 6
3. Otak kecil
otak kecil ini terletak di bawah lobus oksipital sereblum. Otak kecil terdiri atas 2
belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap
atau posisi tubuh, keseimbangan atau koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar.
Tanggap otak kiri otak kanan
Sumber
: http://www.insight-magazine.com/indo/edisi_3/bra1.jpg
Gambar otak dan fungsinya
Sumber http://inbetterlife.com/wp-content/uploads/2008/08/otak-kanan-kiri1.gif:
laporan fisiologi hewan 7
Gambar otak dan fungsinya
Sumber : http://wahyupnguinea.files.wordpress.com/2008/03/fig_48.jpg
Gambar otak dan bagian-bagiannya
Saraf kranial :
Test nervus I (Olfactory)
Fungsi penciuman
Test pemeriksaan, klien tutup mata dan minta klien mencium benda yang baunya
mudah dikenal seperti sabun, tembakau, kopi dan sebagainya. Bandingkan dengan
hidung bagian kiri dan kanan.
Test nervus II ( Optikus)
Fungsi aktifitas visual dan lapang pandang
Test aktifitas visual, tutup satu mata klien kemudian suruh baca dua baris di koran,
ulangi untuk satunya.
Test lapang pandang, klien tutup mata kiri, pemeriksa di kanan, klien memandang
hidung pemeriksa yang memegang pena warna cerah, gerakkan perlahan obyek
tersebut, informasikan agar klien langsung memberitahu klien melihat benda tersebut,
ulangi mata kedua.
Test nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlear dan Abducens)
laporan fisiologi hewan 8
Fungsi koordinasi gerakan mata dan kontriksi pupil mata (N III).
Test N III (respon pupil terhadap cahaya), menyorotkan senter kedalam tiap pupil
mulai menyinari dari arah belakang dari sisi klien dan sinari satu mata (jangan
keduanya), perhatikan kontriksi pupil kena sinar.
Test N IV, kepala tegak lurus, letakkan obyek kurang lebih 60 cm sejajar mid line
mata, gerakkan obyek kearah kanan. Observasi adanya deviasi bola mata, diplopia,
nistagmus.
Test N VI, minta klien untuk melihat kearah kiri dan kanan tanpa menengok.
Test nervus V (Trigeminus)
Fungsi sensasi, caranya : dengan mengusap pilihan kapas pada kelopak mata atas dan
bawah. Refleks kornea langsung maka gerakan mengedip ipsilateral. Refleks kornea
consensual maka gerakan mengedip kontralateral. Usap pula dengan pilihan kapas
pada maxilla dan mandibula dengan mata klien tertutup. Perhatikan apakah klien
merasakan adanya sentuhan.
Fungsi motorik, caranya : klien disuruh mengunyah, pemeriksa melakukan palpasi
pada otot temporal dan masseter.
Test nervus VII (Facialis)
Fungsi sensasi, kaji sensasi rasa bagian anterior lidah, terhadap asam, manis, asin
pahit. Klien tutup mata, usapkan larutan berasa dengan kapas/teteskan, klien tidak
boleh menarik masuk lidahnya karena akan merangsang pula sisi yang sehat. Otonom,
lakrimasi dan salivasi
Fungsi motorik, kontrol ekspresi muka dengancara meminta klien untuk : tersenyum,
mengerutkan dahi, menutup mata sementara pemeriksa berusaha membukanya
Test nervus VIII (Acustikus)
Fungsi sensoris : Cochlear (mengkaji pendengaran), tutup satu telinga klien,
pemeriksa berbisik di satu telinga lain, atau menggesekkan jari bergantian kanan-kiri.
Vestibulator (mengkaji keseimbangan), klien diminta berjalan lurus, apakah dapat
melakukan atau tidak.
laporan fisiologi hewan 9
Test nervus IX (Glossopharingeal) dan nervus X (Vagus)
N IX, mempersarafi perasaan mengecap pada 1/3 posterior lidah, tapi bagian ini sulit
di test demikian pula dengan M.Stylopharingeus. Bagian parasimpatik N IX
mempersarafi M. Salivarius inferior.
N X, mempersarafi organ viseral dan thoracal, pergerakan ovula, palatum lunak,
sensasi pharynx, tonsil dan palatum lunak.
Test : inspeksi gerakan ovula (saat klien menguapkan “ah”) apakah simetris dan
tertarik keatas.
Refleks menelan : dengan cara menekan posterior dinding pharynx dengan tong
spatel, akan terlihat klien seperti menelan.
Test nervus XI (Accessorius)
Klien disuruh menoleh kesamping melawan tahanan. Apakah Sternocledomastodeus
dapat terlihat ? apakah atropi ? kemudian palpasi kekuatannya.
Minta klien mengangkat bahu dan pemeriksa berusaha menahan ---- test otot
trapezius.
Tes Nervus XII (Hypoglosus)
Mengkaji gerakan lidah saat bicara dan menelan
Inspeksi posisi lidah (mormal, asimetris / deviasi)
Keluarkan lidah klien (oleh sendiri) dan memasukkan dengan cepat dan minta untuk
menggerakkan ke kiri dan ke kanan.
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls
sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan
impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada
bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
laporan fisiologi hewan 10
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang
membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Gbr. Penampang melintang sumsum tulang belakang
laporan fisiologi hewan 11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah eksperimen karena kami menggunakan
beberapa variabel diantaranya variabel kontrol, variabel manipulasi, dan variabel respon.
B. Variabel percobaan
Variabel yang digunakan dalam melakukan percobaan ini antara lain :
1. Variabel kontrol :
Subjek uji coba
Jarak subjek dengan bahan percobaan
2. Variabel manipulasi :
Bahan percobaan (bawang putih, serbuk kopi, dan buku bacaan)
Perintah percobaan
Subjek uji coba
3. Variabel respon :
Dapat atau tidaknya subjek percobaan melaksanakan perintah percobaan
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Jam tangan atau stop watch
2. Slayer/masker
3. Pensil
4. Botol vial
Bahan
Percobaan fungsi saraf otak besar dan otak kecil
laporan fisiologi hewan 12
1. Bawang putih
2. Serbuk kopi
3. Buku bacaan
D. Prosedur Kerja
a. Uji Saraf Cranial
Melakukan rangkaian langkah-langkah kerja secara berpasangan. Satu orang menjadi
penguji sementara yang lain menjadi subjek yang diuji, kemudian bergantian. Tugas dari
subjek adalah melakukan perintah yang diberikan oleh temannya/Penguji.
1. Nervus Olvaktorius
Meminta subjek untuk duduk dan menutup matanya. Kemudian melewatkan serbuk kopi
sejauh 8 cm dari muka lubang hidung subjek. Giliran berikutnya yaitu mengiris satu
siung bawang putih kemudian melewatkannya juga seperti serbuk kopi tadi. Subjek
diminta untuk menebak bahan apakah yang diciumnya.
2. Nervus Opticus
Membuka suatu halaman buku yang pebuh dengan tulisan. Menandai awal suatu kalimat
kemudian meminta subjek untuk membaca kalimat-kalimat itu mulai dari awal tanda
selama satu menit. Setelah satu menit selesai kemudian menghitung banyaknya kata yang
berhasil dibaca oleh subjek dan mencatat hasilnya.
3. Nervus Aculomotor
Meminta subjek ujicoba untuk terus mengawasi pensil yang dipegang oleh temannya.
Kemudian pensil tersebut digerakkan beberapa kali ke arah vertikal, horisontal, serong
kii, serong kanan, dan berputar, sambil menjaga agar kepala subjek tidak bergerak.
Mengamati apakah subjek dapat mengikuti semua gerakan tersebut.
4. Nervus Facialis
Meminta subjek ujicoba untuk tersenyum sambil menunjukkan giginya,
menggembungkan pipinya, mengerutkan dahinya, mengangkat alis satu persatu maupun
bersamaan. Mengamati subjek apakah dia bisa melakukannya dengan baik.
b. Uji Saraf Otak Kecil
laporan fisiologi hewan 13
Meminta subjek ujicoba untuk berdiri sejauh 2 meter dari kertas yang bertuliskan
perintah dibawah ini. Meminta subjek untuk membaca tiap perintah kemudian mengulang
membaca bersuara sambil melaksanakan tugas yang tertulis di kertas tersebut. Mengamati
subjek apakah dia bisa melakukannya dengan baik, gerakan manakah yang paling mudah
dilakukannya.
Perintah tertulis antara lain:
1. Rentangkan kedua lengan ke samping dan gerakkan semua jari-jari dengan cepat.
2. Rentangkan kedua lengan ke samping dan saling silangkan semua jari-jari dengan
rapat.
3. Tolehkan kepala ke samping dengan pandangan lurus ke samping berjalanlah maju
dengan meletakkan tumit yang satu di depan ujung jari yang lain.
4. Tutuplah mata dan berdirilah tegak selama satu menit.
5. Tutuplah mata dan sentuhlah hidung dengan telunjuk kanan.
6. Tutuplah mata dan sentuhlah hidung dengan telunjuk kiri.
7. Sentuh telunjuk kanan pengamat.
8. Berdiri tegak dan gerakkan kaki kanan ke atas ke bawah menggeser sepanjang kaki
kiri.
9. Berdiri tegak dan gerakkan kaki kiri ke atas ke bawah menggeser sepanjang kaki
kanan.
laporan fisiologi hewan 14
BAB IV
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Uji Saraf Cranial
NO JENIS UJIRESPON
SUBJEK I(SEYLA)
SUBJEK II(EKA)
1 Nervus Olfaktorius Dapat Dapat
2 Nervus Opticus 303 336
3 Nervus Aculomotor Dapat Tidak Dapat
4 Nervus Facialis DapatTidak Dapat Mengangkat
Satu Alis
Tabel 2. Uji Saraf Otak Kecil
NO PERINTAH TERTULISRESPON
SUBJEK I(SEYLA)
SUBJEK II(EKA)
1RENTANGKAN KEDUA LENGAN KE SAMPING DAN GERAKKAN SEMUA
JARI-JARI DENGAN CEPAT
Dapat melakukan dengan baik
Dapat melakukan dengan baik
2RENTANGKAN KEDUA LENGAN KE SAMPING DAN SALING SILANGKAN SEMUA JARI-JARI DENGAN RAPAT
Dapat melakukan dengan baik
Dapat melakukan dengan baik
3TOLEHKAN KEPALA KE SAMPING DENGAN PANDANGAN LURUS KE
Dapat melakukan
Dapat melakukan
laporan fisiologi hewan 15
SAMPING BERJALANLAH MAJU DENGAN MELETAKKAN TUMIT
YANG SATU DI DEPAN UJUNG JARI YANG LAIN
dengan cukup baik
dengan cukup baik
4TUTUPLAH MATA DAN
BERDIRILAH TEGAK SELAMA SATU MENIT
Dapat melakukan
dengan cukup baik
Dapat melakukan dengan baik
5TUTUPLAH MATA DAN SENTUHLAH
HIDUNG DENGAN TELUNJUK KANAN
Dapat melakukan
dengan baik dan cepat (mudah)
Dapat melakukan
dengan baik dan cepat (mudah)
6TUTUPLAH MATA DAN SENTUHLAH
HIDUNG DENGAN TELUNJUK KIRI
Dapat melakukan
dengan baik dan cepat (mudah)
Dapat melakukan
dengan baik dan cepat (mudah)
7SENTUH TELUNJUK KANAN
PENGAMAT
Dapat melakukan
dengan baik dan cepat (mudah)
Dapat melakukan
dengan baik dan cepat (mudah)
8BERDIRI TEGAK DAN GERAKKAN KAKI KANAN KE ATAS KE BAWAH
MENGGESER SEPANJANG KAKI KIRI
Dapat melakukan dengan baik
Dapat melakukan dengan baik
9
BERDIRI TEGAK DAN GERAKKAN KAKI KIRI KE ATAS KE BAWAH MENGGESER SEPANJANG KAKI
KANAN
Dapat melakukan dengan baik
Dapat melakukan dengan baik
B. Analisis Data
Berdasarkan data diatas, maka dapat dianalisis bahwa pada uji nervus olfaktorius
subyek I dan II dapat melakukan dengan baik, uji nervus opticus subyek I dapat membaca
303 kata dan subyek II dapat membaca 336 kata, uji nervus aculomotor subyek I dapat
melakukan dengan baik dan subyek II tidak dapat melakukan, sedangkan uji nervus
facialis subyek I dapat melakukan dengan baik dan subyek II tidak dapat mengangkat satu
alis.
Untuk perintah tertulis nomor 1 dan 2 subyek I dan II dapat melakukan dengan baik.
Untuk perintah tertulis nomor 3 subyek I dan II dapat melakukan dengan cukup baik.
Untuk perintah tertulis nomor 4 subyek I dapat melakukan dengan cukup baik dan subyek
II dapat melakukan dengan baik. Untuk perintah tertulis nomor 5, 6 dan 7 subyek I dan II
dapat melakukan dengan baik dan cepat (mudah). Dan untuk perintah tertulis nomor 8
dan 9 subyek I dan II dapat melakukan dengan baik.
laporan fisiologi hewan 16
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis di atas maka dapat diketahui bahwa Berdasarkan data hasil
pengamatan yang diperoleh, bahwa otak besar diketahui sebagai bagian dari otak yang
mempelajari tentang pergerakan. Otak besar menerima input dari bagian lain otak (spinal
cord). Di otak besar, data dianalisis dan suatu tindakan cepat diputuskan. Masing-masing
bagian informasi yang meninggalkan otak besar melalui sel purkinje. Oleh karena itu, sel
ini mempunyai banyak kendali seperti perbaikan aktivitas motorik.
Nervus olfaktorius berhubungan dengan lobus temporal yang berperan dalam
koordinasi indera penciuman. Mekanisme kerjanya dalam membedakan penciuman
adalah resptor penciuman hanya merespon terhadap bahan-bahan yang berkontak dengan
epitel penciuman dan larut dalam lapisan tipis mukus yang melapisinya. Ambang
penciuman untuk bahan-bahan tertentu menggambarkan kepekaan reseptor penciuman
yang nyata terhadap beberapa bahan misalnya, bahan yang memberi bau yang khas pada
bawang putih dapat tercium pada konsentrasi dalam udara yang kurang dari 450 pg/l.
Selain itu, manusia dapat membedakan kurang lebih 4000 bau.
Nervus optikus berhubungan dengan lobus ocipitalis yang berperan dalam koordinasi
indera penglihatan. Untuk menguji kepekaannya dilakukan kegiatan yaitu, kegiatan yang
meliputi membaca satu halaman buku penuh dengan tulisan selama 1 menit. Mekanisme
kerja dari nervus optikus adalah akson sel ganglion berjalan ke kaudal dalam saraf optik
(nervus optikus) dan traktus optikus dan berakhir di korpus gunikulatum lateralis. Suatu
bagian talamus serat-serat dari masing-masing hemiretina nasal bersilangan di lucisma
optik. Di korpus genikulatum, serat-serat dari separuh bagian nasal (medial) retina, dan
separuh temporal retina yang lain bersinapsis di sel-sel yang aksonnya berbentuk traktus
genilukal karina. Traktus ini berjalan ke lobus ocipitalis korteks cerebrum. Pada subjek 1
mampu membaca 303 kata, sedangkan subjek 2 mampu membaca 336 kata. Perbedaan ini
dikarenakan subjek 2 mempunyai penglihatan yang lebih jelas dari pada subjek 1.
Nervus aculomotor juga berhubungan dengan lobus occipital yang berperan dalam
koordinasi indera penglihatan. Mekanisme kerja dari nervus aculomotor adalah otot-otot
oblik menarik ke medial, maka efek otot tersebut akan bervariasi sesuai sengan posisi
mata. Apabila mata menengok ke hidung, maka otot oblik akan mengangkat dan
menurunkannya, sedangkan otot rektus superior dan inferior akan memutarnya. Apabila
mata berputar ke arah temporal, maka otot rektus superior dan inferior akan naik dan
turun, sedangkan otot otot oblik akan memutar. Karena sebagian besar lapang pandang
laporan fisiologi hewan 17
adalah binocular, maka diperlukan koordinasi pegerakan kedua bola mata yang besar agar
setiap citra penglihatan jatuh di titik-titik penyesuaian di kedua retina dan tidak terjadi di
plopia. Terdapat empat jenis pergerakan yang dikontrol oleh sistem saraf yang berlainan,
tetapi menggunakan jalur akhir yang sama. pada subjek uji 1 dapat menyesuaikan
penglihatan di kedua retina sehingga kepala tidak ikut bergerak mengikuti arah
pergerakan pensil, namun subjek 2 tidak dapat .
Nervus facial merupakan serabut saraf campuran, serabut motor somatik
menkoordinir otot-otot muka, sedangkan serabut parasimpatik mengkoordinir kelenjar air
mata dan kelenjar ludah. Serabut sensoris membawa impuls dari reseptor pengecap
bagian anterior lidah. pada subjek 1 dapat melakukan dengan baik. Adapun subyek 2
tidak dapat mengangkat 1 alis. Hal ini dikarenakan saraf pada bagian tersebut tidak
berfungsi dengan baik.
Otak kecil penting dalam keseimbangan, perencanaan, dan pelaksanaan gerakan yang
disadari. Otak kecil berhubungan dengan aktivitas motorik, seperti basal nuklei otak kecil
tidak mempunyai pengaruh langsung pada sel saraf eferon motor. Fungsinya secara tidak
langsung mengubah sistem motor utama otak.
Fungsi dari otak kecil adalah mengkoordinasi pergerakan. Serebelum atau sesudah
otak kecil menerima informasi sensoris tentang posisi persendian dan pemanjangan otot.
Selain itu, otak kecil juga menerima informasi dari sistem auditoris (pendengaran) dan
visual (penglihatan). Serebelum juga menerima input dari jalur motoris yang mengontrol
tindakan mana yang diperintahkan oleh serebelum yang menggunakan informasi untuk
menghasilkan koordinasi otomatis untuk keseimbangan.
Pada percobaan yang terdiri dari gerak jemari cepat, saling silang jari, berdiri tegak
mata menutup, menyentuh hidung dengan telunjuk kanan, menyentuh hidung dengan
telunjuk kiri, menyentuh telunjuk kanan pengamat, menggeser kaki kanan pada kaki kiri,
dan menggeser kaki kiri pada kaki kanan, serta gerakan jalan lurus dengan kepala
menoleh dapat dilakukan dengan baik oleh subjek 1 dan 2. Hal ini dikarenakan ada
koordinasi saraf pada otak kecil subjek 1 dan 2 berfungsi dengan baik.
D. Diskusi
1. Samakah status saraf obyek 1 dan obyek 2 ?
Tidak, karena terdapat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara
subjek 1 dan subjek 2 adalah misal, pada nervus optikus subjek 2 mampu membaca
laporan fisiologi hewan 18
lebih banyak kata daripada subjek 1. hal ini dikarenakan subjek 2 mempunyai
penglihatan yang lebih baik dari pada subjek 2. Sedangkan fungsi otak kecil pada
subjek 2 bekerja lebih baik dari pada subjek 2 dikarenakan pada subjek 1 terdapat
koordinasi saraf otak kecil berfungsi kurang baik.
2. Bila sama, mengapa hal itu bisa terjadi ?
Karena saraf subyek 1 dan subyek 2 pada bagian tersebut berfungsi dengan baik.
misal, pada nervus olfaktorius berhubungan dengan lobus temporal yang berperan
dalam koordinasi indera penciuman, mekanisme kerjanya dalam membedakan
penciuman adalah resptor penciuman hanya merespon terhadap bahan-bahan yang
berkontak dengan epitel penciuman dan larut dalam lapisan tipis mukus yang
melapisinya. Subjek 1 dan 2 dapat mencium bau kopi karena bau kopi tidak dapat
larut dalam laipisan tipis mukus dan berkontak dengan epitel penciuman, tetapi masih
dapat mencium baunya. Sedangkan bawang putih yang lebih khas yang dapat tercium
pada konsentrasi dalam udara yang kurang dari 450 pg/l dan berkontak dengan epitel
penciuman sehingga baik pada subjek 1 dan subjek 2 dapat mencium bau bawang
putih dengan baik.
3. Bila tidak sama, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut ?
Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan kerja fungsi saraf :
Pernah terjadi kecelakaan/luka pada bagian tersebut sehingga ada bagian saraf
yang rusak.
Saraf pada bagian tersebut jarang digunakan, sehingga tidak berfungsi dengan
baik.
laporan fisiologi hewan 19
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai pengaruh stimulus terhadap
respon otak (uji saraf cranial dan uji saraf otak kecil), maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1. Otak besar merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai saraf yang paling maju, seperti
pusat gerak sadar, bahasa dan factor-faktor yang berpengaruh dengan pikiran dan
kepandaian.
2. Otak kecil merupakan bagain otak yang berfungsi sebagai keseimbangan, perencanaan,
dan pergerakan secara sadar. otak kecil berhubungan langsung dengan aktifitas motorik
yang tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap saraf eferen motor. Fungsinya
secara tidak langsung mengubah sistem motor utama otak.
3. Stimulus berpengaruh terhadap kecepatan respon otak yang memiliki batasan dengan
kebiasaan yang sering dilakukan.
laporan fisiologi hewan 20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ________. Diakses melalui
http://inbetterlife.com/wp-content/uploads/2008/08-/otak-kanan-kiri1.gif:Diakses
tanggal 13 Desember 2013
Anonim. _______. Diakses melalui http://www.insight-magazine.com/indo/edisi_3/bra1.jpg
pada tanggal 13 Desember 2013
Iskandar, Yul. Biokimia bagian II (Sistem Organ). Jakarta: Yayasan Dharma Graha
Kuswanti, Nur, dkk. 2008. Panduan Praktikum Fisiologi Hewan. Surabaya: UNESA Press
Soewolo, dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Malang : Universitas Negeri Malang
Wahyu. 2008. Diakses melalui http://wahyupnguinea.files.wordpress.com/2008/03/fig_48.jpg
pada tanggal 14 Desember 2013.
laporan fisiologi hewan 21