forestry research and development agency itto program …f)_nomor_1... · operational strategies...

4
ITTO Program PD 586/10 Rev. 1 (F) Operational Strategies for Conservation of Tengkawang Genetic Diversity and Sustainable Livelihood of Indigenous People in Kalimantan BRIEF INFO No. 1, August 2011 Forestry Research and Development Agency (FORDA) Ministry of Forestry in corporation with: International Tropical Timber Organization (ITTO) Gambar 1. Sekretariat ITTO PD 586/10 Rev.1 (F) Figure 1. ITTO Secretariat PD 586/10 Rev.1 (F) Gambar 3. Koleksi buku di perpustakaan Figure 3. Books collection in library Gambar 2. Anakan Tengkawang di persemaian Figure 2. Tengkawang seedling in nursery ITTO DIREC VISIT Mr. Polycarpe Masupa Kambale, the Projects Manager of Reforestation and Forest Management of ITTO visited the Secretariat of ITTO Project PD 586/10 Rev.1 (F) in Dipterocarps Research Centre, Samarinda, Indonesia on 20-22 July 2011. The main objective of the visit was to diseminate the Project On Line Monitoring System (POLMS). POLMS program is provided to support project operation to run smoothly, especially for reporting of the project progress, both activities and finances. Day 1: The first day of the visit was used as a meeting to introduce the project team to the Projects Man- ager. The meeting was chaired by the Director of Dipterocarps Research Centre, Dr. Ir. Rufi'ie, M.Sc. The meeting also discussed general rules and procedures in ITTO project implementation. Mr. Masupa and project team also visited facilities in DIREC: ITTO project secretariat, (Figure 1), nursery of Dipterocarpaceae seedlings, especially observing activities of land-dose treatment of the parent tree Tengkawang (Figure 2), and library with a collection of about 3700 books (Figure 3). Dalam rangka sosialisasi Project On Line Monitoring System (POLMS), Project Manager bidang Reforestation and Forest Management, ITTO, Bapak Polycarpe Masupa-Kambale, melakukan kunjungan ke Secretariat ITTO PD 586/10 Rev.1 (F). POLMS dibuat untuk menunjang kelancaran kegiatan proyek, khususnya pelaporan baik kegiatan maupun keuangan. Hari 1 : Kunjungan hari pertama diawali dengan perte- muan untuk memperkenalkan anggota tim proyek kepada proyek manajer. Pertemuan ini dipimpin oleh Kepala Balai Besar Dipterokarpa, Dr. Ir. Rufi’ie, M.Sc. Dalam pertemuan ini juga didiskusikan aturan dan tata cara dalam pelaksanaan proyek ITTO secara umum. Bapak Masupa dan tim proyek juga meninjau beberapa fasilitas yang ada di Balai Besar Dipterokarpa, diantaranya ; ruang kesekretariatan ITTO (Gambar 1), koleksi bibit Dipterocarpaceae di persemaian, terutama melihat kegiatan perlakuan dosis tanah pohon induk Tengkawang (Gambar 2), dan diakhiri dengan kunjungan ke perpustakaan yang memiliki koleksi sekitar 3700 buku (Gambar 3). 1 Brief Info No.1 August 2011 Phone: +62 541 206364 Fax: +62 541 742298 E-mail: [email protected] In order to support the ITTO program PD 586/10 Rev.1 (F) activities, monthly technical meeting is held among project team members. The first meeting was to discuss some of the Tengkawang research results that has been done by DIREC researchers, including the type of activity, location and output has been achieved through financial year 2010. Documenting the information is also applied to the ongoing activities in 2011, as well as activities to be implemented next year (Figure 1&2). This important information is expected to provide initial information and also to assist in determining the location of the project activities so that they would not overlap with other similar activities. The information gathered showed that there were about eight Tengkawang species which still has the potential to be found in three provinces (East Kalimantan, West Kalimantan and Central Kalimantan), with the most dominance species exists in some areas in West Kalimantan. The results of this meeting are recorded in a summary as a basis for consideration, where the majority of activities of ITTO PD 586/10 Rev.1 (F) will be implemented in West Kalimantan. Dalam rangka mendukung program kegiatan ITTO PD 586/10 Rev.1 (F), setiap bulan diadakan pertemuan teknis di antara anggota tim proyek. Pertemuan pertama membahas tentang beberapa hasil penelitian Tengkawang yang telah dilakukan para peneliti B2PD, termasuk di dalamnya jenis kegiatan, lokasi dan output yang telah tercapai sampai dengan tahun anggaran 2010. Pendataan informasi tersebut juga berlaku untuk kegiatan yang sedang berjalan di tahun 2011, maupun kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya (Gambar 1&2). Informasi penting ini sangat diharapkan dapat membantu menyediakan informasi awal dan juga membantu dalam penentuan lokasi kegiatan proyek agar nantinya tidak terjadi tumpang tindih. Dari hasil pertemuan ini didapatkan informasi bahwa ada sekitar 8 jenis Tengkawang yang masih berpotensi untuk ditemukan di 3 propinsi (Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah), dengan dominasi jenis terbanyak ada di beberapa daerah di Kalimantan Barat. Hasil pertemuan ini dicatat dalam suatu rangkuman yang menjadi dasar pertimbangan, dimana sebagian besar kegiatan ITTO PD 586/10 Rev.1 (F) akan dilaksanakan di Kalimantan Barat. Gambar 1/Figure 1 Gambar 2/Figure 2 For more information, please contact : Dr. Ir. Rufi’ie, M.Sc ([email protected]) Dipterocarps Research Center (Direc) Dr. Rizki Maharani, S.Hut, M.Sc ([email protected]) Dipterocarps Research Center (Direc) Mr. Polycarpe Masupa-Kambale ([email protected]) International Tropical Timber Organization Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi : Dr. Ir. Rufi’ie, M.Sc ([email protected]) Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (B2PD) Dr. Rizki Maharani, S.Hut, M.Sc ([email protected]) Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (B2PD) Mr. Polycarpe Masupa-Kambale ([email protected]) International Tropical Timber Organization Design and Layout Puruwito Handayani and Rivani Akbar 4 Brief Info No.1 August 2011 TECHNICAL MEETING Of Project Team

Upload: vanphuc

Post on 20-Apr-2018

228 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Forestry Research and Development Agency ITTO Program …F)_nomor_1... · Operational Strategies for Conservation of Tengkawang Genetic ... laporan awal dan rencana operasional

ITTO Program PD 586/10 Rev. 1 (F) Operational Strategies for Conservation of Tengkawang Genetic

Diversity and Sustainable Livelihood of Indigenous People in

Kalimantan

BRIEF INFO No. 1, August 2011

Forestry Research and Development Agency

(FORDA)

Ministry of Forestry

in corporation with:

International Tropical Timber Organization (ITTO)

Gambar 1. Sekretariat ITTO PD 586/10 Rev.1 (F)

Figure 1. ITTO Secretariat PD 586/10 Rev.1 (F)

Gambar 3. Koleksi buku di perpustakaan

Figure 3. Books collection in library Gambar 2. Anakan Tengkawang di persemaian

Figure 2. Tengkawang seedling in nursery

ITTO – DIREC

VISIT

Mr. Polycarpe Masupa Kambale, the Projects Manager of Reforestation and Forest Management of ITTO visited the Secretariat of ITTO Project PD 586/10 Rev.1 (F) in Dipterocarps Research Centre, Samarinda, Indonesia on 20-22 July 2011. The main objective of the visit was to diseminate the Project On Line Monitoring System (POLMS). POLMS program is provided to support project operation to run smoothly, especially for reporting of the project progress, both activities and finances. Day 1: The first day of the visit was used as a meeting to introduce the project team to the Projects Man-ager. The meeting was chaired by the Director of Dipterocarps Research Centre, Dr. Ir. Rufi'ie, M.Sc. The meeting also discussed general rules and procedures in ITTO project implementation. Mr. Masupa and project team also visited facilities in DIREC: ITTO project secretariat, (Figure 1), nursery of Dipterocarpaceae seedlings, especially observing activities of land-dose treatment of the parent tree Tengkawang (Figure 2), and library with a collection of about 3700 books (Figure 3).

Dalam rangka sosialisasi Project On Line Monitoring System (POLMS), Project Manager bidang Reforestation and Forest Management, ITTO, Bapak Polycarpe Masupa-Kambale, melakukan kunjungan ke Secretariat ITTO PD 586/10 Rev.1 (F). POLMS dibuat untuk menunjang kelancaran kegiatan proyek, khususnya pelaporan baik kegiatan maupun keuangan. Hari 1 : Kunjungan hari pertama diawali dengan perte-muan untuk memperkenalkan anggota tim proyek kepada proyek manajer. Pertemuan ini dipimpin oleh Kepala Balai Besar Dipterokarpa, Dr. Ir. Rufi’ie, M.Sc. Dalam pertemuan ini juga didiskusikan aturan dan tata cara dalam pelaksanaan proyek ITTO secara umum. Bapak Masupa dan tim proyek juga meninjau beberapa fasilitas yang ada di Balai Besar Dipterokarpa, diantaranya ; ruang kesekretariatan ITTO (Gambar 1), koleksi bibit Dipterocarpaceae di persemaian, terutama melihat kegiatan perlakuan dosis tanah pohon induk Tengkawang (Gambar 2), dan diakhiri dengan kunjungan ke perpustakaan yang memiliki koleksi sekitar 3700 buku (Gambar 3).

1 Brief Info No.1 August 2011

Phone: +62 541 206364 Fax: +62 541 742298 E-mail: [email protected] In order to support the ITTO program PD 586/10 Rev.1 (F) activities, monthly technical meeting is held among project team members. The first meeting was to discuss some of the Tengkawang research results that has been done by DIREC researchers, including the type of activity, location and output has been achieved through financial year 2010. Documenting the information is also applied to the ongoing activities in 2011, as well as activities to be implemented next year (Figure 1&2). This important information is expected to provide initial information and also to assist in determining the location of the project activities so that they would not overlap with other similar activities. The information gathered showed that there were about eight Tengkawang species which still has the potential to be found in three provinces (East Kalimantan, West Kalimantan and Central Kalimantan), with the most dominance species exists in some areas in West Kalimantan. The results of this meeting are recorded in a summary as a basis for consideration, where the majority of activities of ITTO PD 586/10 Rev.1 (F) will be implemented in West Kalimantan.

Dalam rangka mendukung program kegiatan ITTO PD 586/10 Rev.1 (F), setiap bulan diadakan pertemuan teknis di antara anggota tim proyek. Pertemuan pertama membahas tentang beberapa hasil penelitian Tengkawang yang telah dilakukan para peneliti B2PD, termasuk di dalamnya jenis kegiatan, lokasi dan output yang telah tercapai sampai dengan tahun anggaran 2010. Pendataan informasi tersebut juga berlaku untuk kegiatan yang sedang berjalan di tahun 2011, maupun kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya (Gambar 1&2). Informasi penting ini sangat diharapkan dapat membantu menyediakan informasi awal dan juga membantu dalam penentuan lokasi kegiatan proyek agar nantinya tidak terjadi tumpang tindih. Dari hasil pertemuan ini didapatkan informasi bahwa ada sekitar 8 jenis Tengkawang yang masih berpotensi untuk ditemukan di 3 propinsi (Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah), dengan dominasi jenis terbanyak ada di beberapa daerah di Kalimantan Barat. Hasil pertemuan ini dicatat dalam suatu rangkuman yang menjadi dasar pertimbangan, dimana sebagian besar kegiatan ITTO PD 586/10 Rev.1 (F) akan dilaksanakan di Kalimantan Barat.

Gambar 1/Figure 1 Gambar 2/Figure 2

For more information, please contact : Dr. Ir. Rufi’ie, M.Sc ([email protected])

Dipterocarps Research Center (Direc) Dr. Rizki Maharani, S.Hut, M.Sc ([email protected])

Dipterocarps Research Center (Direc) Mr. Polycarpe Masupa-Kambale ([email protected])

International Tropical Timber Organization

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi : Dr. Ir. Rufi’ie, M.Sc ([email protected]) Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (B2PD) Dr. Rizki Maharani, S.Hut, M.Sc ([email protected]) Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (B2PD) Mr. Polycarpe Masupa-Kambale ([email protected]) International Tropical Timber Organization

Design and Layout Puruwito Handayani and Rivani Akbar

4 Brief Info No.1 August 2011

TECHNICAL MEETING Of

Project Team

Page 2: Forestry Research and Development Agency ITTO Program …F)_nomor_1... · Operational Strategies for Conservation of Tengkawang Genetic ... laporan awal dan rencana operasional

Field Visit POLMS (Project On Line Monitoring System)

TRAINING

Figure 1. Explanation of training material

Gambar 1. Pemaparan materi pelatihan

Figure 2. Discussing through case study

Gambar 2. Pembahasan materi melalui studi kasus

Day 2: POLMS training

The training activity began with a detailed explanation of responsibilities, obligations and rights of the party concerned: Indonesia government (host government), DIREC (executing agency) and ITTO (donor), as written in the project document. The explanation was intended to support smooth implementation of the project in accordance with the approved schedule and budget.

The main subject of the training was project online monitoring system (POLMS). The system is an online system that allow project staffs to create and send progress reports, (activities and budget) during project implementation, and to provide facilitation to ITTO Projects Manager for monitoring.

Several key project documents including project proposal, inception report and yearly plan of operation were used as the means of case study of the Project on this system. Some important data and information (project key personnels, logical framework matrix, work plan and budget), were filled in the system and disscussed. The discussion was also complemented with case study of other ITTO project report as examples. In addition, the submission of additional documents, approval by the project manager were discussed as well.

Kegiatan pelatihan ini diawali dengan penjelasan secara rinci mengenai tanggungjawab, kewajiban dan hak masing-masing pihak terkait, yaitu; pemerintah Indonesia (penyelenggara/tuan rumah), B2PD (pelaksana proyek) dan ITTO (donator proyek), yang telah tertuang dalam dokumen perjanjian kerjasama. Pemaparan ini ditujukan agar pelaksanaan proyek nantinya akan berjalan lancar serta sesuai dengan jadwal dan anggaran yang telah ditentukan.

Materi inti pelatihan adalah sistem monitoring proyek ITTO. Sistem ini berupa system on line yang memudahkan staf proyek untuk membuat dan menyerahkan pelaporan perkembangan kegiatan dan anggaran berjalan proyek tersebut, sekaligus memudahkan pihak ITTO untuk memonitoring.

Beberapa dokumen diantaranya proposal, laporan awal dan rencana operasional tahunan, merupakan dokumen kunci untuk praktek pelaporan pada system ini. Beberapa data dan informasi penting (data anggota tim proyek, matrik kerangka kerja logis, rencana kerja, dan anggaran) diisi dan dibahas bersama, sampai pada studi kasus pelaporan proyek ITTO lain sebagai contoh. Selain itu, cara penyerahan dokumen tambahan juga dibahas, sampai pada dokumen pengesahan oleh manajer proyek jika semua pelaporan dianggap telah sah dan sesuai dengan aturan yang telah disepakati.

2 Brief Info No.1 August 2011

Gambar 1/Figure 1 Gambar 2/Figure 2

Gambar 3/Figure 3 Gambar 4/Figure 4

Day 3: Field visit

A field observation to the prospective location of Tengkawang ex-situ plot was carried out at the end of the visit of Mr. Masupa to Samarinda. Considering the ease of access, security and strong commitment, the research forest of Tropical Forest Research Centre, Mulawarman University in Grand Forest Park (Tahura) Bukit Suharto, Samboja, Kutai Kertanegara, East Kalimantan, served as a strong candidate for the location of ex-situ plot. The 24,000 Ha research forest has the best forest condition among the 60,000 Ha total area of Tahura. 200 Ha of the research forest will be used as ex-situ conservation plot. The plot will be used as base populations for breeding programs of Tengkawang tree. The visit began with an explanation of general conditions including land use planning of the overall site by the representatives of PPHT, Mulawarman University (Figure 1). Activities continued with an observation at the condition of the special nursery for main Dipterocarpaceae spesies of East Kalimantan (Figure 2). Further, the visit continued to the location of ex-situ plot candidate to examine site conditions and vegetation cover/ canopy, interspersed with dscussion (Figure 3&4).

Peninjauan lapangan untuk calon lokasi ex-situ

Tengkawang dilaksanakan di akhir rangkaian kunjungan Mr. Polycarpe ke Samarinda. Atas dasar pertimbangan kemudahan akses, keamanan dan komitmen yang kuat, maka Hutan Penelitian milik Pusat Penelitian Hutan Tropis, Universitas Mulawarman di Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Suharto, Samboja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dijadikan sebagai kandidat kuat untuk lokasi ex-situ. Hutan penelitian ini mempunyai luas 24.000 Ha dan merupakan hutan yang paling baik kondisinya diantara 60.000 Ha luas keseluruhan kawasan Tahura. Seluas 200 Ha akan dijadikan plot konservasi ex-situ. Plot ini nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai populasi dasar untuk program pemuliaan pohon Tengkawang. Kunjungan diawali dengan penjelasan tentang kondisi umum lokasi meliputi land use dan perencanaan penggunaan lokasi secara keseluruhan lewat peta lokasi oleh perwakilan dari pihak PPHT, UNMUL (Gambar 1). Kegiatan dilanjutkan dengan melihat kondisi persemaian khusus jenis-jenis Dipterocarpaceae andalan Kalimantan Timur (Gambar 2), kemudian langsung menuju lokasi calon ex-situ untuk melihat kondisi tapak dan penutupan vegetasi/tajuk, diselingi dengan diskusi (Gambar 3&4).

Candidate of Ex-situ Plot

3 Brief Info No.1 August 2011

Page 3: Forestry Research and Development Agency ITTO Program …F)_nomor_1... · Operational Strategies for Conservation of Tengkawang Genetic ... laporan awal dan rencana operasional

ITTO Program PD 586/10 Rev. 1 (F) Operational Strategies for Conservation of Tengkawang Genetic Diversity and Sustainable Livelihood of Indigenous People in Kalimantan

BRIEF INFO No. 1, August 2011

Forestry Research and Development Agency (FORDA) Ministry of Forestry in corporation with:

International Tropical Timber Organization (ITTO)

Phone: +62 541 206364 Fax: +62 541 742298 E-mail: [email protected]

Potential Benefit of Tengkawang Conservation

to Support People Livelihood in Kalimantan

Keuntungan Potensial Konservasi Tengkawang

untuk Mendukung Mata Pencaharian

Masyarakat di Kalimantan

5 Brief Info No.1 August 2011

Tengkawang is local name of some trees in Shorea species, which is a small part of the 267 species of Dipterocarpaceae in Kalimantan (Ashton 1982). Tengkawang dispersed mostly in Borneo and slightly in Sumatra. Several Tengkawang species or commonly classified as Red Meranti are included Shorea macrophylla, S. stenoptera, S. Seminis, S. beccariana, S.mecystopteryx, S. palembanica, S. pinanga, and S. plendida. Tengkawang has important role to maintain the ecological balance of the ecosystem. The selection of Tengkawang in this project based on specific characteristics it possessed, the utilization of wood and seeds. Tengkawang seed is one of non-timber forest products well-known collected and utilized by local communities, especially in West Kalimantan. 15,000 people depend on Tengkawang seed for their lives. Tengkawang seeds used as a source of oils / fats that is worth higher than common cooking oil. Tengkawang oil (green butter) can also be used as the substitution of chocolate fat, cosmetic raw materials, and medicines. Traditionally, local communities utilized Tengkawang oil for cooking, food seasoning and herbs. Tengkawang’s blooming period is not known certainly yet, and dwindling in its natural habitat as a consequence of logging practices and high levels of deforestation. Tengkawang is formerly easy to find, but now it becomes scarce. 13 species have been declared protected from extinction by PP No.7/1999 and prohibited to harvest according to Ministerial Decree No.692/Kpts-II/1998. Some studies of Direc have shown that over the last few years from 13 Tengkawang protected species, 7 species have been very difficult to find in their natural habitat and are probably headed to extinction. The impact of harvesting and forest fragmentation caused a decrease or even loss of genetic diversity in species and population level, changes in population structure increasing the possibility of inbreeding and genetic drift. This condition leads to the preservation of genetic diversity to be vulnerable, so that strategic action to conserve the genetic diversity of Tengkawang species is needed.

Tengkawang adalah nama daerah beberapa jenis pohon Shorea, yang merupakan sebagian kecil dari 267 jenis Dipterocarpaceae di Kalimantan (Ashton 1982). Tengkawang banyak tersebar di Kalimantan dan sedikit di Sumatra. Beberapa jenis yang termasuk Tengkawang atau yang biasa digolongkan sebagai Meranti Merah antara lain adalah Shorea macrophylla, S. stenoptera, S. seminis, S. beccariana, S. mecystopteryx, S. palembanica, S. pinanga, dan S. plendida. Jenis Tengkawang memiliki peran ekologi untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Pemilihan Tengkawang dalam proyek ini didasarkan pada karakteristik khusus yang dimilikinya, yaitu pemanfaatan kayu dan bijinya. Biji Tengkawang merupakan salah satu hasil hutan non-kayu terkenal yang dimanfaatkan dan dikumpulkan oleh masyarakat lokal terutama di Kalimantan Barat. 15.000 orang bergantung pada biji Tengkawang untuk kehidupan mereka. Biji Tengkawang digunakan sebagai sumber minyak/lemak nabati yang berharga lebih tinggi daripada minyak goreng biasa. Minyak Tengkawang (green butter) juga dapat digunakan sebagai pengganti lemak coklat, bahan baku kosmetik, dan obat-obatan. Secara tradisional, dimanfaatkan masyarakat lokal untuk memasak, dan sebagai penyedap masakan dan ramuan obat-obatan.

Pohon ini memiliki periode berbuah yang belum diketahui secara pasti, dan jumlahnya semakin berkurang di alam sebagai konsekuensi dari praktek penebangan hutan yang tidak lestari dan tingkat deforestasi yang tinggi. Tengkawang yang dahulunya mudah dijumpai sekarang menjadi langka. 13 jenis telah dinyatakan dilindungi dari kepunahan berdasarkan PP No.7/1999 dan dilarang ditebang menurut Kepmen No.692/Kpts-II/1998. Beberapa hasil penelitian dari Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (B2PD) menunjukkan bahwa selama beberapa tahun terakhir dari 13 spesies Tengkawang yang dilindungi itu, 7 spesies sudah sangat sulit ditemukan di habitat alaminya dan mungkin sedang menuju ke kepunahan. Dampak pemanenan dan fragmentasi hutan itu menyebabkan penurunan atau bahkan hilangnya keanekaragaman genetik pada spesies dan tingkat populasinya, perubahan struktur dalam populasi itu meningkatkan kemungkinan inbreeding, dan pergeseran genetik. Kondisi ini menyebabkan kelestarian keragaman

Page 4: Forestry Research and Development Agency ITTO Program …F)_nomor_1... · Operational Strategies for Conservation of Tengkawang Genetic ... laporan awal dan rencana operasional

Tengkawang conservation has been done only at the species level and has not paid attention to genetic diversity yet. The lack of information about the origin population and genetic diversity of Tengkawang cause genetic drift, which is in the breeding process, can lead to extinction. Tengkawang genetic resources can be utilized to enhance seed productivity and quality through the tree improvement techniques. This is very useful for the local community to increase their income. Considering the significant reasons mentioned above, genetic conservation of Tengkawang species for biodiversity conservation and sustainable livelihoods of indigenous people is required. Tengkawang genetic conservation efforts include strengthening the enforcement of policies to protect Tengkawang spesies, genetic conservation programs and sustainable harvesting level of Tengkawang seeds. ITTO works with the government of Indonesia and Direc as the executing agency, trying to accommo-date these Tengkawang genetic conservation efforts, in the form of project activities during the three years that concentrated on the three provinces, East Kalimantan, West Kalimantan and Central Kalimantan. The project began in July 2011 to June 2014, with three outputs of activities, namely (i) measures for protection of Tengka-wang species improved, (ii) Tengkawang species con-servation program improved; (iii) support of indige-nous people for Tengkawang genetic diversity conser-vation obtained. Activity in the project, year one (July 2011- June 2012) includes five activities: training of Tengkawang tree identification; training of law enforcement for Tengkawang conservation; collect and disseminate genetic information of Tengkawang; conduct studies on the development sustainable harvesting level of Tengkawang seeds; conduct economic studies on the processing of Tengkawang seeds. Activities in the project, year two (July 2012-June 2013) are: to develop technical manuals for Tengkawang protection (SOP for forest concession companies); make the in-situ and ex-situ conservation plots in-situ; provide information of potential benefits of Tengkawang conservation through intensive dialogue; training on appropriate processing technology of Tengkawang seeds; local workshop on the benefits of Tengkawang seeds for the sustainable of indigenous people livelihood; create a model of Tengkawang cooperative village. Activities in the project, year three (July 2013 - June 2014) are: to formulate a national strategy for Tengkawang genetic conservation; national workshop on national strategies of Tengkawang conservation.

genetiknya menjadi rentan, sehingga tindakan strategis untuk melestarikan keragaman genetik spesies Tengkawang sangat dibutuhkan. Konservasi Tengkawang yang telah dilakukan hanya di tingkat spesies dan belum memberi perhatian pada keragaman genetiknya. Kurangnya informasi tentang asal populasi dan keragaman genetik Tengkawang menyebabkan pergeseran genetik, yang dalam proses perkembangbiakannya dapat mengarahkan pada kepunahan. Sumber daya genetik Tengkawang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas benih dan kualitas melalui teknik perbaikan pohon. Hal ini sangat berguna untuk masyarakat lokal karena untuk meningkatkan pendapatan mereka. Mempertimbangkan hal-hal di atas, konservasi genetik Tengkawang untuk konservasi keanekaragaman hayati dan mata pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat perlu dilaksanakan. Usaha konservasi genetik Tengkawang mencakup memperkuat penegakan kebijakan untuk melindungi spesies tengkawang dan program konservasi genetik dan pemanenan biji tengkawang yang berkelanjutan. ITTO sebagai donator proyek bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dan B2PD sebagai badan pelaksana, berusaha mengakomodir usaha konservasi genetik Tengkawang ini, dalam bentuk kegiatan proyek selama 3 tahun yang yang terkonsentrasi pada 3 propinsi, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Proyek dimulai pada Juli 2011 sampai Juni 2014, dengan tiga output kegiatan, yaitu (i) meningkatnya perlindungan terhadap jenis-jenis Tengkawang, (ii) meningkatnya program konservasi genetik Tengkawang, (iii) mendapatkan dukungan masyarakat asli untuk konservasi keragaman genetik Tengkawang. Kegiatan di tahun pertama (Juli 2011 – Juni 2012) mencakup 5 kegiatan, yaitu : pelatihan identifikasi pohon Tengkawang; pelatihan penegakan hukum konservasi terhadap jenis Tengkawang; mengumpulkan dan menyebarkan informasi genetik Tengkawang; melakukan studi tentang tingkat pemanenan biji Tengkawang yang berkelanjutan; melakukan studi ekonomi tentang pengolahan biji Tengkawang. Kegiatan tahun kedua (Juli 2012–Juni 2013) adalah: mengembangkan manual teknis untuk pelindungan Tengkawang; membuat plot konservasi in-situ dan ex-situ; menyediakan informasi keuntungan potensial konservasi Tengkawang melalui dialog intensif; pelatihan teknologi tepat guna pengolahan biji Tengkawang; workshop lokal tentang kegunaan biji Tengkawang untuk kelestarian matapencarian masyarakat asli; membuat desa model. Kegiatan tahun ketiga (Juli 2013 – Juni 2014) adalah: memformulasi strategi nasional untuk konservasi genetik; workshop nasional tentang strategi nasional konservasi Tengkawang.

6 Brief Info No.1 August 2011