formulasi ekstrak temu mangga (curcuma mangga val.) …digilib.unila.ac.id/58455/18/skripsi tanpa...

61
FORMULASI EKSTRAK TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val.) DAN SARI BUAH MANGGA KUWENI (Mangifera odorata Griff) TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA DAN SENSORI PERMEN JELLY (Skripsi) Oleh LARAS MEINDARI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 24-Jan-2020

54 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

FORMULASI EKSTRAK TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val.) DANSARI BUAH MANGGA KUWENI (Mangifera odorata Griff) TERHADAP

KARAKTERISTIK KIMIA DAN SENSORI PERMEN JELLY

(Skripsi)

Oleh

LARAS MEINDARI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

ABSTRAK

FORMULASI EKSTRAK TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val.) DANSARI BUAH MANGGA KUWENI (Mangifera odorata Griff) TERHADAP

KARAKTERISTIK KIMIA DAN SENSORI PERMEN JELLY

Oleh

LARAS MEINDARI

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi ekstrak temu mangga dan sari

buah mangga kuweni yang dapat menghasilkan permen jelly dengan mutu terbaik.

Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)

dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah perbandingan

ekstrak temu mangga dan sari buah mangga kuweni sebesar 85:15 (T1), 80:20 (T2),

75:25 (T3), 70:30 (T4), 65:35 (T5), dan 60:40 (T6). Pengamatan pada penelitian ini

meliputi sifat sensori (rasa, warna, aroma, tekstur) dan kimia (total padatan terlarut

dan kadar air). Permen jelly terbaik dari hasil pengujian sensori kemudian dilakukan

pengujian kimia meliputi kadar abu, kadar gula reduksi dan aktivitas antioksidan.

Data dianalisis dengan ANARA dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil

(BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa permen jelly dengan rasio

ekstrak temu mangga dan sari buah mangga kuweni 65:35 (perlakuan T5) merupakan

perlakuan terbaik dengan skor warna 3,90 (kuning pekat), aroma dengan skor 3,70

(suka), rasa dengan skor 3,83 (suka), tekstur dengan skor 3,82 (suka), kadar air

19,49%, total padatan terlarut 38,85 ̊Brix, kadar abu sebesar 2,27%, kadar gula

reduksi sebesar 3,24%, dan aktivitas antioksidan sebesar 43,90%.

Kata kunci : ekstrak temu mangga, sari buah mangga kuweni, permen jelly.

ABSTRACT

FORMULATION OF Curcuma mangga Val. EXTRACT AND Mangiferaodorata Griff JUICE ON THE CHEMICAL AND SENSORY

CHARACTERISTICS OF JELLY CANDY

By

LARAS MEINDARI

The aim of this research was to find the proportion of temu mangga extract and

kuweni mango juice that can produce jelly candies of the highest quality. This

research was using completely randomized design with 6 treatments and 4

replications. The treatments in this research is a proportion temu mangga extract and

kuweni mango juice as much as 85:15 (T1), 80:20 (T2), 75:25 (T3), 70:30 (T4),

65:35 (T5) and 60:40 (T6). The observations of this research are sensory attribute

test (taste, color, aroma, texture) and chemical test (total dissolved solids and

moisture content). The best jelly candies from the results of sensory testing and then

chemical tested include ash content, reducing sugar and antioxidant activity. The

data were analyzed by ANARA and continued with the Smallest Significant

Difference test (LSD) at the level of 5%. The results showed that jelly candy with the

ratio of temu mangga extract and kuweni mango juice 65:35 (T5 treatment) was the

best treatment with score of color 3,90 (deep yellow), aroma with score of 3,70

(likes), taste with score of 3,83 (likes), texture with score of 3,82 (likes), water

content of 19,49 %, dissolved solids of 38,85 ̊Brix, ash content of 2,27%, reducing

sugar content of 3,24% and total antioxidant activity of 43,90%.

Keywords : temu mangga extract, kuweni mango juice, jelly candy.

FORMULASI EKSTRAK TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val.) DANSARI BUAH MANGGA KUWENI (Mangifera odorata Griff) TERHADAP

KARAKTERISTIK KIMIA DAN SENSORI PERMEN JELLY

OlehLARAS MEINDARI

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

Jurusan Teknologi Hasil PertanianFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada tanggal 06 Mei 1997. Putri

kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Saroyo, S.E dan Ibu Handayani. Penulis

menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Islam Ibnurusyd pada tahun 2003,

pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 12 Kotabumi pada tahun

2009 dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Kotabumi pada tahun

2012. Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur undangan SNMPTN.

Penulis melaksanakan KKN Tematik pada bulan Januari sampai Maret 2018 di Desa

Keputran. Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.

Kemudian pada bulan Juli- Agustus 2018 penulis melaksanakan Praktik Umum di PT.

Bumi Menara Internusa Lampung Selatan untuk mempelajari penerapan HACCP

pada proses pengalengan rajungan. Penulis menjadi Sekretaris Kabinet BEM U

KBM Universitas Lampung periode 2016-2017.

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Formulasi Ekstrak Temu

Mangga (Curcuma mangga .Val) dan Sari Buah Mangga Kuweni (Mangifera

odorata .Griff) Terhadap Karakteristik Kimia dan Sensori Permen Jelly”. Skripsi

ini bisa terselesaikan karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena

itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

mendukung pembuatan skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Susilawati, M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

sekaligus Dosen Pembahas yang telah memberikan saran dan kritik yang

membangun dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Ir. Fibra Nurainy, M.T.A. selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

memberikan arahan, bimbingan, ilmu, dukungan dan nasehat.

4. Bapak Dr. Ir. Tanto P. Utomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

memberikan masukan, koreksi untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Keluarga ku tercinta (Bapak Saroyo, Ibu Handayani, Luhur Al-Baif, Lirih

Wigaty dan Mas Yulian) yang telah memberikan doa serta dukungannya selama

perkuliahan hingga memperoleh gelar Sarjana.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen THP FP Unila yang telah memberikan banyak

ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Sahabat-sahabatku Eka, Naomi, April, Imel, Sawsan, Merry, Elita, Ipi, Bella

yang menjadi partner selama masa perkuliahan.

8. Teman-teman angkatan 2015 atas pengalaman dan kenangan yang diberikan

serta kebersamaannya selama ini.

9. Seseorang yang selalu memberikan dukungan sehingga menjadi sumber

penyemangat dalam menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi

10. Semua pihak yang telah meberikan dukungan dan bantuannya yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, semoga

skripsi ini dapat berguna dan bermanfaaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2019

Laras Meindari

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... .v

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Tujuan Penelitian.................................................................................... 3

1.3 Kerangka Pemikiran ...............................................................................4

1.4 Hipotesis .................................................................................................6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Temu Mangga (Curcuma Mangga Val.) ................................................ 7

2.2 Mangga Kuweni (Mangifera odorata Griff) ..........................................10

2.3 Pengolahan Permen Jelly........................................................................12

2.3.1 Bahan Pembuatan Permen Jelly ...................................................12

2.3.2 Proses Pembuatan Permen Jelly ....................................................18

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................22

3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................22

3.3 Metode Penelitian ................................................................................... 23

3.4 Pelaksanaan Penelitian ...........................................................................23

3.4.1 Pembuatan Bubuk Temu Mangga dan Ekstrak Temu Mangga....23

3.4.2 Pembuatan Sari Buah Mangga Kuweni........................................25

ii

3.4.3 Pembuatan Permen Jelly Ekstrak Temu Mangga dan Sari Buah

Mangga Kuweni.....................................................................................26

3.5 Pengamatan ............................................................................................29

3.5.1 Uji Sensori……………………………………………………….29

3.5.2 Total Padatan Terlarut…………………………………………...31

3.5.3 Kadar Air………………………………………………………...32

3.5.4 Kadar Abu………………………………………………………..33

3.5.5 Kadar Gula Reduksi……………………………………………...33

3.5.6 Aktivitas Antioksidan……………………………………………35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Sensori .............................................................................................. 36

4.1.1 Warna ........................................................................................... 36

4.1.2 Rasa .............................................................................................. 38

4.1.3 Tekstur .......................................................................................... 40

4.1.4 Aroma ........................................................................................... 43

4.2 Uji Kimia ................................................................................................45

4.2.1 Kadar Air ......................................................................................45

4.2.2 Total Padatan Terlarut ..................................................................48

4.3 Penentuan Perlakuan Terbaik .................................................................50

4.4 Analisis Kimia Perlakuan Terbaik..........................................................52

4.4.1 Kadar Abu.....................................................................................52

4.4.2 Kadar Gula Reduksi......................................................................53

4.4.3 Aktivitas Antioksidan ...................................................................54

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.............................................................................................55

5.2 Saran .......................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................56

LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Komposisi Kimia Temu Mangga dalam 100 g ......................................... ..9

2 Komposisi Kimia Buah Mangga Kuweni dalam 100 g ............................ 12

3 Syarat Mutu Permen Jelly SNI 3547.02-2008 .......................................... 21

4 Lembar Kuisioner Uji Hedonik Permen Jelly........................................... 30

5 Lembar Kuisioner Uji Skoring Permen Jelly............................................ 31

6 Penentuan Glukosa, Fruktosa dan Gula Invert dalam suatu bahandengan Metoda Luff Schrool.....................................................................34

7 Hasil Uji Lanjut BNT Taraf 5% Terhadap Warna....................................36

8 Hasil Uji Lanjut BNT Taraf 5% Terhadap Rasa....................................... 39

9 Hasil Uji Lanjut BNT Taraf 5% Terhadap Tekstur ..................................41

10 Hasil Uji Lanjut BNT Taraf 5% Terhadap Aroma ...................................43

11 Hasil Uji Lanjut BNT Taraf 5% Terhadap Kadar Air .............................. 45

iv

12 Hasil Uji Lanjut BNT Taraf 5% Terhadap Total Padatan Terlarut........... 48

13 Rekapitulasi Data Pemilihan Perlakuan Terbaik Permen Jelly................. 50

14 Komposisi Kimia Permen Jelly Perlakuan Terbaik ..................................52

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Rimpang Temu Mangga ........................................................................... ..8

2 Buah Mangga Kuweni .............................................................................. 11

3 Struktur Kimia Sukrosa............................................................................. 14

4 Struktur Kimia Asam Sitrat....................................................................... 15

5 Struktur Kimia Karagenan ........................................................................ 17

6 Diagram Alir Proses Pembuatan Permen Jelly ......................................... 20

7 Diagram Alir Proses Pembuatan Bubuk Temu Mangga........................... 24

8 Diagram Alir Proses Pembuatan Ekstrak Temu Mangga ......................... 25

9 Diagram Alir Proses Pembuatan Sari Buah Mangga Kuweni .................. 26

10 Diagram Alir Proses Pembuatan Permen Jelly Ekstrak Temu ManggaDan Sari Buah Mangga Kuweni ............................................................... 28

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman temu mangga (Curcuma mangga Val.) merupakan tanaman asli daerah

Indo-Malesian yaitu di daerah tropis dan subtropis India. Temu mangga termasuk

ke dalam famili Zingiberaceae dan secara luas didistribusikan di daerah tropis

Asia hingga Afrika dan Australia (Sasikumar, 2005). Temu mangga banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai makanan pelengkap atau lalapan, jamu dan

obat tradisonal. Bentuk fisik temu mangga hampir menyerupai tanaman rimpang

lainnya seperti temulawak dan kunyit, namun yang membedakannya adalah wangi

dan rasanya. Temu mangga memiliki rasa agak sedikit pahit dan wangi yang

menyerupai mangga kuweni. Selain itu, warna dagingnya juga sedikit khas yakni

putih kekuningan (Esvandiari, 2002).

Temu mangga mengandung senyawa antioksidan, diantaranya kalkon, flavon

flavanon yang cenderung larut dalam air (Lajis, 2007; Suryani, 2009);

Phytochemicals, 2012). Ekstrak temu mangga memiliki aktivitas antioksidan

yang tinggi berupa kurkuminoid sebanyak 132 ppm sehingga mampu menekan

radikal bebas (Pujimulyani, 2003), mampu menekan terbentuknya peroksida

selama oksidasi lipid (Tedjo et al., 2005) dan berperan sebagai antialergi

2

(Tewtrakul dan Subhadhirasakul, 2007). Pengolahan temu mangga saat ini

cenderung masih sangat terbatas karena hanya dimanfaatkan sebagai lalapan atau

dijadikan obat tradisional. Inovasi pengolahan temu mangga diperlukan dalam

meningkatkan daya tarik masyarakat untuk mengkonsumsi temu mangga sehingga

dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Berdasarkan penelitian Ariviani et al.,

(2013), temu mangga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman

fungsional. Selain minuman, salah satu usaha diversifikasi produk olahan temu

mangga adalah permen jelly.

Permen jelly merupakan salah satu produk olahan pangan yang banyak digemari

oleh semua kalangan. Berdasarkan SNI 3547-2-2008, permen jelly ialah permen

bertekstur lunak yang diproses dengan penambahan bahan pembentuk gel seperti

karagenan dan gum arab. Bahan pembentuk gel pada produk permen jelly sangat

berpengaruh terhadap tekstur permen jelly. Karagenan memiliki peranan yang

sama seperti gum arab sebagai pengemulsi, penstabil, pengental dan bahan

pembentuk gel. Akan tetapi karagenan memiliki kelemahan yaitu gel yang

dibentuk memiliki tekstur yang rapuh dan kurang elastis. Untuk itu penggunaan

karagenan perlu dikombinasikan dengan bahan pembentuk gel lainya yaitu salah

satunya gum arab. Gum arab sebagai bahan pembentuk gel berperan dalam

pembentukan tekstur dari permen jelly. Gum arab digunakan untuk mendorong

pembentukan emulsi yang baik dan mencegah terjadinya kristalisasi gula (Safitri,

2012). Kemampuan gum arab mengikat air dipengaruhi oleh jumlah gugus

hidroksil (-OH) dan massa molekulnya (Santoso et al., 2013).

3

Pemanfaatan temu mangga sebagai bahan baku pembuatan permen jelly sangat

berpotensi. Namun, temu mangga memiliki aftertaste yang kurang dikehendaki.

Salah satu buah yang dapat digunakan sebagai flavoring agent alami adalah

mangga kuweni (Mangifera odorata Griff). Perpaduan antara temu mangga

dengan mangga kuweni diharapkan mampu meminimalisir aftertaste yang kurang

dikehendaki dari temu mangga. Menurut Antarlina (2009) menyatakan buah

mangga kuweni mengandung vitamin A, C dan serat yang tinggi. Buah mangga

kuweni masak mengandung vitamin A sekitar 4800 IU (International Unit) dan

sekitar 13-80 mg vitamin C per 100 g daging buah masak. Mangga kuweni

memiliki keistimewaan yaitu rasanya yang manis serta aromanya yang harum dan

khas sehingga mudah dikenali.

Sejauh ini, belum dilakukan pemanfaatan temu mangga dengan buah mangga

kuweni sebagai bahan baku pembuatan permen jelly. Oleh karena itu, diperlukan

penelitian tentang pembuatan permen jelly menggunakan ekstrak temu mangga

dengan sari buah mangga kuweni untuk mengetahui proporsi yang dapat

menghasilkan permen jelly dengan sifat kimia dan sensori terbaik sesuai SNI

3547-2.2008.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi ekstrak temu mangga dan

sari buah mangga kuweni yang dapat menghasilkan permen jelly dengan sifat

kimia dan sensori terbaik sesuai SNI 3547-2.2008.

4

1.3. Kerangka Pemikiran

Temu mangga mengandung kurkuminoid yang memiliki aktivitas antioksidan

yang baik bagi tubuh manusia. Temu mangga memiliki komposisi kurkumin

6,2%, demetoksi-kurkumin 2,3% dan bisdemetoksikurkumin 3,0% (Susmiati,

2010). Meskipun temu mangga memiliki banyak manfaat, namun pengolahanya

masih sangat terbatas. Biasanya temu mangga dimanfaatkan secara langsung

sebagai lalapan atau melalui pengolahan sederhana seperti pembuatan jamu.

Untuk meningkatkan konsumsi temu mangga pada masyarakat, perlu dilakukan

diversifikasi produk olahan. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah dengan

mengolah temu mangga menjadi permen jelly.

Permen jelly pada umumnya diperoleh dari pencampuran sari buah. Permen jelly

memiliki kenampakan jernih transparan serta mempunyai tekstur dengan

kekenyalan tertentu. Permen jelly diperoleh melalui pencampuran gula dengan

bahan pembentuk gel (gelling agent) yaitu diantaranya gum arab dan karagenan.

Fungsi penambahan bahan pembentuk gel tersebut sebagai pembentuk tekstur gel

permen jelly. Karagenan merupakan salah satu gelling agent yang memiliki

kelemahan yaitu gel yang dibentuk memiliki tekstur yang rapuh dan kurang elastis

sehingga diperlukan penambahan gelling agent lain salah satunya yaitu gum arab.

Berdasarkan penelitian Iwanda et al., (2016), konsentrasi perbandingan gum arab

dengan karagenan 25%:75%/ 200g bahan dan lama pemasakan 10 menit

menghasilkan jelly markisa dengan mutu terbaik. Penggunaan kombinasi gum

arab dan karagenan dalam pembuatan permen jelly diharapkan mampu

memperbaiki tekstur permen jelly.

5

Inovasi produk permen jelly dapat dilakukan dengan pemanfaatan ekstrak temu

mangga sebagai bahan baku pembuatan permen jelly. Menurut Ariviani et al.,

(2013) pembuatan ekstrak temu mangga sebagai minuman fungsional dapat

dilakukan dengan metode ekstraksi dengan sifat sensori terbaik yaitu

perbandingan temu mangga dan air sebesar 1:10. Menurut penelitian ini kadar

antioksidan tertinggi pada perbandingan proporsi temu mangga dengan air sebesar

1:10 dengan aktivitas penangkapan radikal bebas 0,39 mg ekivalen kuersetin/100

ml minuman. Hal ini membuktikan bahwa pemanfaatan ekstrak temu mangga

yang kaya akan antioksidan sebagai bahan pembuatan permen jelly sangat

memiliki sifat fungsional. Akan tetapi, temu mangga memiliki kelemahan yaitu

aftertaste yang kurang dikehendaki. Pembuatan permen jelly ekstrak temu

mangga memerlukan bahan tambahan yang dapat menutupi aftertaste yang

kurang dikehendaki sehingga dapat memperbaiki flavor. Bahan tambahan yang

dapat digunakan yaitu penambahan sari buah mangga kuweni. Sari buah mangga

kuweni dapat dijadikan sebagai flavoring agent alami produk permen jelly ekstrak

temu mangga. Menurut Iriani (2005) mangga kuweni memiliki komponen

penyusun senyawa flavor seperti volatil (alpha pinene dan myrcene) yang

termasuk senyawa monoterpen.

Proporsi ekstrak temu mangga dan sari buah mangga kuweni terbaik akan

menghasilkan permen jelly yang dapat diterima konsumen dan memiliki sifat

fungsional yang diharapkan. Apabila proporsi temu mangga terlalu banyak akan

menghasilkan permen jelly yang secara sensori tidak disukai. Sebaliknya, apabila

proporsi sari buah mangga kuweni yang digunakan terlalu banyak maka

pemanfaatan temu mangga yang memiliki sifat fungsional belum optimal.

6

Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian ini untuk mengkaji

proporsi ekstrak temu mangga dan sari buah mangga kuweni terbaik sehingga

diperoleh produk permen jelly dengan sifat kimia dan sensori terbaik.

1.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat proporsi ekstrak temu

mangga dan sari buah mangga kuweni yang dapat menghasilkan permen jelly

dengan sifat kimia dan sensori terbaik sesuai SNI 3547-2.2008.

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Temu Mangga (Curcuma mangga Val.)

Tanaman temu mangga merupakan golongan semak-semak mempunyai

tinggi 1-2 m, batang di dalam tanah membentuk rimpang hijau, daunnya tunggal,

pertulangan menyirip berwarna hijau dan memiliki akar serabut berwarna putih

(Hutapea, 1993). Rimpangnya berasa manis, agak sedikit pahit, dan beraroma

mangga segar atau kuweni. Kulit rimpang berwarna putih kekuningan pada

kondisi segar dan menjadi kuning pada kondisi kering. Daging rimpang berwarna

kuning muda dengan aroma yang harum seperti buah mangga kuweni (Sudewo,

2004). Sistematika tumbuhan temu mangga menurut Hutapea (1993) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma mangga Val.

8

Secara visual kenampakan temu mangga mirip dengan tanaman temu lawak, bila

diiris secara melintang terlihat warna kuning, dan mengeluarkan aroma.

Dinamakan temu mangga karena aroma rimpangnya spesifik seperti aroma

mangga, dapat dikonsumsi sebagai simplisia (diiris, dikeringkan dan direbus)

instant, asinan, permen atau manisan, sirup, selai, lalapan (rimpang segar), dan

botokan. Selain itu juga produk olahnya berupa minyak atsiri, sirup, kristal,

oleoresin, dan jam (Hernani dan Suhirman, 2001). Rimpang temu mangga

bercabang, di bagian luar berwarna kekuningan, sedang warna daging rimpang

kuning lebih gelap yang dilingkari warna putih. Sistem perakaran tanaman

termasuk akar serabut. Akar melekat dan keluar dari rimpang induk. Panjang

akar sekitar 25 cm dan letaknya tidak beraturan. Rimpang temu mangga dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Rimpang temu mangga

Sumber : Sinha, 2011 dalam Yani, 2013

Temu mangga merupakan tanaman yang banyak mengandung senyawa kimia

yang memiliki khasiat. Menurut Sarjono dan Mulyani (2007) temu mangga

mengandung beberapa senyawa aktif meliputi kurkuminoid, flavonoid, polifenol,

9

dan minyak atsiri. Komponen utama minyak atsiri temu mangga adalah golongan

monoterpen hidrokarbon, dengan komponen utamanya mirsen (78,6%), β-osimen

(5,1%), β-pinen (3,7%) dan α-pinen (2,9%) (Wong et al., 1999), dan senyawa

yang memberikan aroma seperti mangga adalah δ-3-karen dan (Z)-β-osimen

(Hernani dan Suhirman, 2001). Beberapa penelitian melaporkan bahwa rimpang

temu mangga memiliki sifat anti kanker dan antioksidan (Abas et al., 2005; dalam

Abraham et al., 2010). Temu mangga mengandung antioksidan berupa

kurkuminoid sebanyak 132 ppm (Pujimulyani, 2003). Kurkuminoid yang ada

pada temu mangga dapat membantu untuk menghambat oksidasi atau sebagai

antioksidan. Antioksidan dalam temu mangga dapat dijadikan sebagai agen

penangkal radikal bebas. Karakteristik kimia temu mangga dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kimia Temu Mangga dalam 100 g

Komponen Kadar

Energi (kal) 349,00

Air (g) 13,10

Protein (g) 6,30

Lemak (g) 5,10

Total Karbohidrat (g) 69,40

Serat Kasar (g) 2,6

Abu (g) 1,3

Kalsium (mg) 0,15

Fosfor (mg) 0,28

Natrium (mg) 0,03

Kalium (mg) 3,30

Besi (mg) 18,60

Tiamin (mg) 0,03

Riblovlavin (mg) 0,05

Sumber : Lukman (1984)

Menurut Pujimulyani et al., (2004) semakin tinggi konsentrasi temu mangga,

maka akan semakin tinggi pula kandungan antioksidan dan khasiatnya bagi tubuh

10

manusia. Khasiat lain dari temu mangga yaitu sebagai penurun panas

(antipiretik), penangkal racun (antitoksik), pencahar (laksatif), dan antioksidan.

Khasiat lainnya untuk mengatasi sakit perut, mengecilkan rahim setelah

melahirkan, mengurangi lemak perut, menambah nafsu makan, gatal-gatal

(pruritis), luka, sesak nafas (asma), radang saluran napas (bronkitis), demam,

kembung, dan masuk angin (Hariana, 2008; Rukmana, 2004).

2.2. Mangga Kuweni (Mangifera odorata Griff)

Mangga kuweni (Mangifera odorata Griff) merupakan salah satu anggota genus

Mangifera yang memiliki aroma yang khas pada buah yang telah masak, sehingga

mangga kuweni dapat dibedakan dari jenis mangga lainnya berdasarkan bentuk

dan aromanya (Pracaya, 1991). Menurut Kusumo et al., (1975) mangga kuweni

berbentuk lonjong dengan tangkai yang terletak di tengah pangkal buah. Pucuk

buah runcing sedangkan pangkalnya bulat dan tidak berlekuk. Menurut Pracaya

(2004), dalam tata nama sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman mangga

kuweni diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Species : Mangifera odorata Griff

11

Kuweni memiliki kulit buah yang tebal dan halus, berlilin serta terdapat bintik-bintik

jarang dengan warna hijau keputihan. Daging buah lunak, berair, berwarna kuning cerah

serta berserabut kasar. Rasa buah manis keasaman (Kusumo et al., 1975). Bagian buah

yang dapat dimakan sekitar 44,62-64,47% (Antarlina, 2003). Buah mangga kuweni dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Buah mangga kuweni

Sumber : Santoso, 2013

Buah mangga banyak mengandung vitamin A dan C. Buah mangga masak

mengandung vitamin A sekitar 4800 IU (International Unit) dan sekitar 13-80 mg

vitamin C per 100 g daging buah masak. Selain itu, mangga juga mengandung

sekitar 0,04 mg vitamin B1 dan 0,05 mg vitamin B2 (Pracaya, 2004). Komposisi

buah mangga terdiri dari 80% air dan 15%- 20% gula, protein, lemak, mineral, zat

warna, tanin serta berbagai macam vitamin, antara lain vitamin A, B, C dan zat-

zat yang mudah menguap (AAK, 1991). Laroussilhe dalam Pracaya (2011)

mengatakan bahwa buah mangga (Mangifera indica L) memiliki kadar kapur

0,03%, kadar fosfor 0,02% dan besi 4,5mg/g.

12

Buah mangga yang masak memiliki jumlah tepungnya lebih sedikit bila

dibandingkan dengan buah mentah, karena sebagian tepung banyak yang telah

berubah menjadi zat gula. Ketika dimakan, buah yang masak lebih banyak

memberikan sumber kalori atau tenaga. Selulosa dan pektin yang terkandung di

dalam buah mangga juga dapat memudahkan proses pencernaan (AAK, 1991).

Karakteristik kimia buah mangga kuweni (Mangifera odorata Griff) dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Kimia Buah Mangga Kuweni dalam 100 g

Komponen Kadar

Kadar Air 79,49%

Abu 0,82%

Pati 10,76%

Serat kasar 2,33%

Protein 1,02%

Lemak 0,15%

Karbohidrat 18,59%

Total gula 11,33%

Total asam 3 mg KOH/g

Vitamin C 0,02%

Kalori 48,41 kal/100g

Sumber : Antarlina (2003)

2.3. Pengolahan Permen Jelly

2.3.1. Bahan Pembuatan Permen Jelly

Pembuatan permen jelly dilakukan dengan menggunakan bahan tambahan seperti

gelling agent (karagenan, pektin, agar-agar, gum arab, dan gelatin), bahan

pemanis (sukrosa, high fructose syrup (HFS), gula kelapa, dan gula jagung), asam

sitrat, tepung tapioka, dan gula bubuk. Ada berbagai jenis gelling agent dan

bahan pemanis yang biasa digunakan dalam pembuatan permen jelly. Bahan

13

pembentuk gel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karagenan dan gum

arab, sedangkan bahan pemanis yang digunakan pada penelitian ini adalah gula

jenis sukrosa (gula pasir).

2.3.1.1. Sukrosa

Gula adalah istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat yang

digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan

untuk menyatakan sukrosa (Buckle et al., 1985). Tebu (Saccharum officinarum)

merupakan tanaman penghasil sukrosa. Kadar sukrosa yang ada dalam batang

tebu bervariasi antara 8-13% pada tebu segar yang mencapai kemasakan optimal.

Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya

yang berupa unit glukosa dan fruktosa dengan rumus molekul .

Penggunaan sukrosa dalam pengolahan pangan dapat mencegah pertumbuhan

mikroorganisme, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet.

Penambahan sukrosa dalam pembuatan produk makanan berfungsi untuk

memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet yaitu dalam konsentrasi

tinggi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menurunkan

aktivitas air dari bahan (Winarno dan Srikandi 1974). Struktur kimia sukrosa

dapat dilihat pada Gambar 3.

14

Gambar 3. Struktur kimia sukrosa

Sumber: Zahro dan Istiorini, 2010

Sukrosa merupakan salah satu bahan yang ditambahkan pada proses pembuatan

permen jelly. Penambahan sukrosa pada pembuatan permen jelly berfungsi

untukmemberikan rasa manis, berperan pula sebagai pengawet, karena pada

konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara

menurunkan aktivitas air (aw) dari bahan pangan, dan mengikat air (Malik, 2010).

Fungsi gula dalam pembuatan permen jelly antara lain untuk memberikan rasa

manis dan kelembutan dengan daya larut tinggi. Selain itu, gula juga memiliki

kemampuan menurunkan aktivitas air (aw) dan mengikat air. Apabila gula

ditambahkan dalam bahan pangan dengan konsentrasi yang sangat tinggi

(minimal 40% padatan terlarut), hal ini dapat mengakibatkan jumlah air bebas

yang ada dalam bahan pangan menjadi tidak tersedia bagi pertumbuhan

mikroorganisme. Penggunaan sukrosa dalam pembuatan permen umumnya

sebanyak 50 – 70 % dari berat total bahan.

15

2.3.1.2. Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan asam yang terdapat pada jeruk dan lemon. Adanya asam

sitrat ini menyebabkan lemon dan jeruk memiliki rasa asam dan lambat menjadi

busuk. Asam yang dikombinasikan dengan panas akan menyebabkan panas

tersebut lebih bersifat penghambat terhadap mikroorganisme (Winarno dan

Srikandi 1974). Asam sitrat berfungsi sebagai pemberi rasa asam dan mencegah

kristalisasi gula. Selain itu asam sitrat juga berfungsi sebagai katalisator hidrolisa

sukrosa ke bentuk gula invert selama penyimpanan serta penjernih gel yang

dihasilkan. Keberhasilan pembuatan permen jelly tergantung dari derajat

keasaman untuk mendapat pH yang diperlukan. Nilai pH dapat diturunkan

dengan penambahan sejumlah kecil asam sitrat. Penambahan asam sitrat dalam

permen jelly beragam tergantung dari bahan baku pembentuk gel yang digunakan.

Banyaknya asam sitrat yang ditambahkan dalam permen jelly berkisar 0,2-0,3%

(Sudaryati dan Mulyani, 2003). Struktur kimia asam sitrat dapat dilihat pada

Gambar 4.

Gambar 4. Struktur kimia asam sitrat

Sumber : Wikipedia, 2007

16

2.3.1.3. Gelling Agent

2.3.1.3.1. Karagenan

Karagenan adalah senyawa yang diekstraksi dari rumput laut dari Famili

Rhodophyceae seperti Euchema dan Euchema cottonii yang terdiri dari rantai

glikan dengan massa molekuler (Mr) kurang lebih di atas 100.000 serta bersifat

hidrokoloid. Tiga tipe utama karagenan yang digunakan dalam industri makanan

adalah ι-karagenan, κ-karagenan (E. cottonii), dan λ-karagenan (E. spinosum).

Karagenan diperoleh melalui ekstraksi dari rumput laut yang dilarutkan dalam air

atau larutan basa kemudian diendapkan menggunakan alkohol atau KCl. Alkohol

yang digunakan terbatas pada metanol, etanol, dan Isopropanol. Karagenan dapat

digunakan pada makanan hingga konsentrasi 1500mg/kg (FAO/WHO, 2001).

Karagenan memiliki daya ikat air yang cukup tinggi. Karagenan memiliki ion

bebas OH yang mampu berikatan dengan H2O (air). Karagenan memiliki

kekuatan gel yang lebih kuat dari gelatin. Karagenan merupakan galaktan yang

memiliki karakteristik unik dan memiliki kemampuan daya ikat air yang cukup

tinggi. Karagenan berfungsi sebagai pengmulsi, penstabil, dan bahan pembentuk

gel. Struktur kimia karagenan dapat dilihat pada Gambar 5.

17

Gambar 5. Struktur kimia berbagai jenis karagenan

Sumber : Chaplin, 2007

2.3.1.3.2. Gum Arab

Gum arab dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon Acasia sp. di Sudan dan

Senegal. Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan D-galaktosa, L-

arabinosa, asam D galakturonat dan L-ramnosa. Berat molekulnya antara

250.000-1.000.000. Gum arab jauh lebih mudah larut dalam air dibanding

hidrokoloid lainnya. Pada olahan pangan yang banyak mengandung gula, gum

arab digunakan untuk mendorong pembentukan emulsi lemak yang mantap dan

mencegah kristalisasi gula (Tranggono et al.,1991). Gum dimurnikan melalui

proses pengendapan dengan menggunakan etanol dan diikuti proses elektrodialisis

(Stephen and Churms, 1995).

Menurut Imeson (1999), gum arab stabil dalam larutan asam. pH alami gum dari

Acasia senegal ini berkisar 3,9-4,9 yang berasal dari residu asam glukoronik.

Emulsifikasi dari gum arab berhubungan dengan kandungan nitrogennya

18

(protein). Gum arab dapat meningkatkan stabilitas dengan peningkatan

viskositas. Jenis pengental ini juga tahan panas pada proses yang menggunakan

panas namun lebih baik jika panasnya dikontrol untuk mempersingkat waktu

pemanasan, mengingat gum arab dapat terdegradasi secara perlahan-lahan dan

kekurangan efisiensi emulsifikasi dan viskositas. Gum arab dapat digunakan

untuk pengikatan flavor, bahan pengental, pembentuk lapisan tipis dan pemantap

emulsi. Gum arab akan membentuk larutan yang tidak begitu kental dan tidak

membentuk gel pada kepekatan yang biasa digunakan (paling tinggi 50%).

Viskositas akan meningkat sebanding dengan peningkatan konsentrasi

(Tranggono et al., 1991). Gum arab mempunyai gugus arabinogalactan protein

(AGP) dan glikoprotein (GP) yang berperan sebagai pengemulsi dan pengental

(Gaonkar,1995).

2.3.2. Proses Pembuatan Permen Jelly

Menurut SNI 3547-2-2008, permen jelly merupakan kembang gula bertekstur

lunak, yang diproses dengan penambahan komponen hidrokoloid seperti agar,

gum, pektin, pati, karagenan, gelatin atau hidrokoloid lain yang digunakan untuk

modifikasi tekstur sehingga menghasilkan produk yang kenyal. Dalam

pembuatan permen jelly diperlukan adanya penggunaan bahan tambahan makanan

lain seperti sukrosa (gula pasir), high fructose syrup dan asam sitrat sebagai

pemberi cita rasa dan aroma sehingga dari segi sensoris, permen jelly dapat

diterima oleh panelis. Pembuatan permen jelly biasanya menggunakan bahan

19

pembentuk gel yang sifatnya reversible yaitu jika gel dipanaskan akan membentuk

cairan dan bila didinginkan akan membentuk gel kembali (Hambali et al., 2004).

Menurut Zulfaini (2004), pembuatan permen jelly sari buah meliputi pengambilan

sari buah 50% dari berat bahan keseluruhan dan dimasukkan ke dalam beaker

glass. Ditambahkan sukrosa dan HFS, sirup glukosa dan asam sitrat ke dalam

beaker glass yang telah berisi sari buah masing-masing sesuai perlakuan yaitu 70,

75, 80 dan 85% untuk sukrosa 10, 15, 20 dan 25% serta 5% untuk HFS dan 10%

untuk sirup glukosa dan asam sitrat secukupnya. Larutan selanjutnya dipanaskan

pada suhu 90-100°C sampai semua tercampur homogen dan sebagian air

menguap, ditambahkan pektin dan dipanaskan sampai larutan mengental dan

membentuk benang tipis yang tidak terputus. Selanjutnya larutan permen dituang

ke dalam cetakan. Permen yang telah dicetak didinginkan pada suhu ruang

selama 1 jam, selanjutnya permen yang telah mengeras disimpan selama 24 jam

dalam lemari pendingin. Setelah dikeluarkan dari lemari pendingin permen

dibiarkan pada suhu ruang selama 1 jam. Permen dikeluarkan dari cetakan dan

ditaburi dengan tepung tapioka dan tepung gula. Diagram alir proses pembuatan

permen jelly dapat dilihat pada Gambar 6.

20

Gambar 6. Diagram alir proses pembuatan permen jelly

Sumber : Zulfaini (2004)

2.4. Mutu Permen Jelly

Permen jelly merupakan permen yang terbuat dari komponen-komponen air,

flavor, gula dan bahan pembentuk gel. Permen jelly mempunyai penampakan

jernih, transparan serta mempunyai tekstur yang elastis dengan kekenyalan

tertentu. Adanya partikel-partikel yang tersuspensi seperti protein, tannin dan

Sari buah

Pencampuran

Pemasakan pada suhu

90-100℃

Pencetakan dalam loyang

Sukrosa, HFS, sirup

glukosa, dan asam

sitrat

Permen jelly dikeluarkan dari

cetakan dan ditaburi dengan

tepung tapioka dan gula

Pendinginan suhu ruang

(t=1 jam)

Pendinginan dalam lemari es

(T=10℃, t=24 jam)

Permen didiamkan pada suhu

ruang (t=1 jam)

Pektin

Permen jelly

21

polisakarida (pati) menyebabkan warna permen jelly yang dihasilkan menjadi

keruh (Hunaefi, 2002). Permen jelly termasuk ke dalam pangan semi basah yang

memiliki kadar air 10-40% dengan aw 0,6-0,9 (Buckle et al., 1987). Permen jelly

sesuai SNI 3547.2-2008 memiliki rasa dan aroma normal, yaitu tidak mengandung

rasa dan aroma asing, dan memiliki tekstur yang kenyal. Syarat mutu permen

jelly menurut (SNI 3547.02-2008) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Syarat Mutu Permen Jelly

1. Keadaan

- Rasa Normal

- Bau Normal

2. Kadar Air %fraksi massa Max 20

3. Kadar Abu %fraksi massa Max 3

4. Gula reduksi (gula invert) %fraksi massa Max 25

5. Sakarosa %fraksi massa Min 27

6. Cemaran logam

- Timbal (Pb) mg/kg Max 2

- Tembaga (Cu) mg/kg Max 2

- Timah (Sn) mg/kg Max 4

- Raksa (Hg) mg/kg Max 0.03

7. Cemaran Arsen (As) mg/kg Max 1

8. Cemaran mikroba

- Bakteri coliform AMP/g Max 20

- E. coli AMP/g < 3

- Salmonella Negatif/25g

- Staphilococcus aureus koloni/g Max 1x102

- Kapang dan khamir koloni/g Max 1x102

Sumber : Standar Nasional Indonesia (2008)

No Kriteria Uji Satuan Syarat Mutu

22

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi Pangan

Jurusan Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung, pada Bulan Januari-Maret

2019.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan adalah temu mangga (Curcuma mangga Val.) dan

mangga kuweni (Mangifera odorata Griff) yang diperoleh dari Pasar Tani yang

berada di daerah Kemiling Bandar Lampung. Bahan tambahan yang digunakan

adalah asam sitrat, sukrosa, air, gum arab dan karagenan. Bahan kimia yang

digunakan untuk keperluan analisis antara lain adalah reagen DPPH, etanol,

aquades, NaCO3, larutan Luff schrool, indikator pati, KI 20%, SO4 dan Na-

thiosulfat 0,1 N.

23

Peralatan yang digunakan untuk pembuatan permen jelly temu mangga antara lain

timbangan, termometer, pengaduk, kompor, stopwatch, loyang, gelas ukur, pisau,

sendok, blender, baskom, nampan, wajan teflon, panci, sedangkan peralatan untuk

analisis antara lain neraca analitik, cawan porselin, oven, desikator, tanur, alat-alat

gelas dan seperangkat alat untuk uji sensori.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap

(RAKL) dengan 4 kali pengulangan. Penelitian dilakukan menggunakan faktor

tunggal dengan perlakuan taraf perbandingan konsentrasi ekstrak temu mangga

dan sari buah mangga kuweni sebesar 85:15 (T1), 80:20 (T2), 75:25 (T3), 70:30

(T4), 65:35 (T5), dan 60:40 (T6). Data yang diperoleh diuji kehomogenannya

dengan uji Bartlet dan kemenambahan data dengan uji Tuckey. Data kemudian

dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga ragam galat dan uji

signifikasi antar perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar

perlakuan data diuji lebih lanjut dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf

5%.

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Pembuatan Bubuk Temu Mangga dan Ekstrak Temu Mangga

Penelitian tahap 1 meliputi pembuatan bubuk temu mangga dan ekstrak temu

mangga. Temu mangga dikupas dan dirajang tipis-tipis. Lalu temu mangga

24

dikeringkan menggunakan oven blower pada suhu 50℃ selama 24 jam. Setelah

dikeringkan, temu mangga kemudian dihaluskan menggunakan blender sampai

menjadi bubuk. Penghalusan bertujuan untuk mengecilkan ukuran partikel

sehingga mempermudah bahan untuk kontak dengan pelarut ketika proses

ekstraksi. Ekstraksi temu mangga menggunakan pelarut air dengan proporsi temu

mangga dengan air yaitu 1:10. Setelah itu, ekstrak temu mangga disaring

menggunakan kain saring. Diagram alir pembuatan bubuk temu mangga dan

ekstrak temu mangga dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8.

Gambar 7. Diagram alir proses pembuatan bubuk temu mangga

Sumber : Ariviani et al., (2013)

Temu mangga

Pengupasan

Pencucian

Pengeringan (oven)

(T=50°C, t=24 jam)

Penghalusan (blender)

Perajangan

Pengayakan (ayakan 80 mesh)

Kulit

Bubuk temu mangga

Air

25

Gambar 8. Diagram alir proses pembuatan ekstrak temu mangga

Sumber : Ariviani et al., (2013)

3.4.2. Pembuatan Sari Buah Mangga Kuweni

Pembuatan sari buah dilakukan sebagai berikut : mula-mula buah mangga kuweni

dikupas dengan menggunakan pisau, kemudian dicuci bersih, lalu mangga kuweni

dipotong-potong kecil-kecil dan ditimbang 100 g kemudian dimasukkan ke dalam

blender dan ditambah air sebanyak 300 ml untuk memudahkan proses

penghalusan, kemudian bubur buah mangga kuweni disaring dengan kain saring

sehingga diperoleh sari buah mangga kuweni. Diagram alir pembuatan sari buah

mangga kuweni dapat dilihat pada Gambar 9.

Perebusan selama 15 menit

Penyaringan

Ekstrak temu mangga

Penimbangan 10 g

Bubuk temu mangga

Penambahan

air 100 ml

Ampas

26

Gambar 9. Diagram alir proses pembuatan sari buah mangga kuweni

3.4.3. Pembuatan Permen Jelly Ekstrak Temu Mangga dan Sari Buah

Mangga Kuweni

Setelah pembuatan ekstrak temu mangga dan sari buah mangga kuweni,

dilanjutkan dengan pembuatan permen jelly. Penelitian ini menggunakan

perlakuan taraf perbandingan konsentrasi ekstrak temu mangga dan sari buah

mangga kuweni sebesar 85:15 (T1), 80:20 (T2), 75:25 (T3), 70:30 (T4), 65:35

(T5), dan 60:40 (T6) dengan total campuran 200 ml untuk setiap perlakuan.

Kemudian dilakukan pencampuran bahan tambahan yaitu air 50 ml untuk

Penyaringan

Sari buah mangga kuweni

Pengupasan

Pencucian

Penghalusan (blender)

Bubur buah mangga kuweni

Pengecilan ukuran (1×1 cm)

Mangga Kuweni

Penambahan

air 300 ml

Penimbangan 100 g

Kulit

Air

Ampas

27

melarutkan sukrosa, sukrosa 100g, gum arab 2g dan karagenan 10g. Selanjutnya

seluruh bahan dimasak sambil diaduk hingga mendidih dan mengental lalu

ditambahkan asam sitrat sebanyak 0,3 g. Kemudian adonan permen jelly dituang

ke dalam loyang dengan ketebalan ±1,5 cm. Adonan didinginkan selama 1 jam

pada suhu ruang lalu dilakukan pemotongan permen jelly dengan ukuran 1×1 cm.

Kemudian permen jelly dikeringkan menggunakan oven blower pada suhu 50℃

selama 24 jam. Pembuatan permen jelly ekstrak temu mangga dan sari buah

mangga kuweni dapat dilihat pada Gambar 10.

28

Gambar 10. Diagram alir proses pembuatan permen jelly ekstrak temu mangga

dan sari buah mangga kuweni

Sumber : Ardiansyah (2017) yang telah dimodifikasi

Ekstrak temu mangga : sari buah mangga kuweni

85:15 (T1), 80:20 (T2), 75:25 (T3), 70:30 (T4),

65:35 (T5), dan 60:40 (T6)

Pencampuran

Pemasakan dan pengadukan

hingga larutan mendidih dan

mengental (t= ±10 menit)

Pencetakan dalam loyang

(tebal ±1,5 cm)

Permen jelly ekstrak temu

mangga dan sari buah

mangga kuweni

Pemotongan permen jelly

(ukuran 1×1 cm)

Pengamatan:

Sifat sensori : rasa

, aroma, tekstur

(uji hedonik) dan

warna (uji skoring)

Sifat kimia : total

padatan terlarut

dan kadar air

Perlakuan terbaik :

Kadar abu

Kadar gula reduksi

Aktivitas antioksidan

Asam sitrat 0,3 g

50 ml air, sukrosa

100 g, karagenan

10 g, gum arab 2 g

Pengovenan

(T=50℃, t=24 jam)

Pendinginan suhu ruang

(t=1 jam)

29

3.5. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada permen jelly meliputi sifat sensori (rasa, warna,

aroma, tekstur) dan kimia (total padatan terlarut dan kadar air). Permen jelly

terbaik dari hasil pengujian sensori kemudian dilakukan pengujian kimia meliputi

kadar abu, aktivitas antioksidan dan kadar gula reduksi.

3.5.1. Uji Sensori

Uji sensori dilakukan terhadap parameter rasa, warna, aroma, dan tekstur permen

jelly (Setyaningsih et al., 2010). Penilaian parameter rasa, aroma, dan tekstur

menggunakan uji hedonik, sedangkan penilaian warna menggunakan uji skoring.

Contoh kuisioner yang digunakan dalam pengujian sensori dapat dilihat pada

Tabel 4 dan Tabel 5.

30

Tabel 4. Lembar kuisioner uji hedonik permen jelly ekstrak temu mangga dengan

sari buah mangga kuweni

Nama : Produk : Permen jelly temu mangga

Tanggal :

Instruksi

Dihadapan anda disajikan sampel permen jelly ekstrak temu mangga

dengan sari buah mangga kuweni. Anda diminta untuk mengevaluasi

sampel tersebut satu-persatu, yaitu tingkat kesukaan anda terhadap permen

jelly tersebut. Berikan penilaian anda dengan cara menuliskan skor di

bawah kode sampel pada tabel penilaian berikut :

Tabel penilaian uji sensori permen jelly

Penilaian Kode Sampel

240 228 658 245 937 128

Rasa

Aroma

Tekstur

Keterangan skor menurut uji hedonik permen jelly temu mangga:

Rasa permen jelly Tekstur permen jelly

5 : Sangat suka 5 : Sangat suka

4 : Suka 4 : Suka

3 : Agak suka 3 : Agak suka

2 : Tidak suka 2 : Tidak suka

1 : Sangat tidak suka 1 : Sangat tidak suka

Aroma permen jelly

5 : Sangat suka

4 : Suka

3 : Agak suka

2 : Tidak suka

1 : Sangat tidak suka

31

Tabel 5. Lembar kuisioner uji skoring permen jelly ekstrak temu mangga dengan

sari buah mangga kuweni

3.5.2. Total Padatan Terlarut

Total padatan terlarut ditentukan dengan metode Muchtadi dan Sugiono

(1989). Sampel ditimbang sebanyak 2 g dan ditambah aquades sebanyak 4 ml

(volume total 6 ml). Hand refractometer terlebih dahulu distandarisasi dengan

menggunakan aquades. Sampel yang sudah diencerkan dengan pipet tetes dan

diteteskan pada prisma hand refractometer. Pembacaan skala diamati dan dicatat

Nama : Produk : Permen jelly temu mangga

Tanggal :

Instruksi

Dihadapan anda disajikan sampel permen jelly ekstrak temu mangga

dengan sari buah mangga kuweni. Anda diminta untuk menilai warna

dengan memberikan skor penilaian uji skoring skala 1 sampai 5 di bawah

kode sampel pada tabel penilaian berikut.

Tabel penilaian uji sensori permen jelly

Penilaian Kode Sampel

240 228 658 245 937 128

Warna

Keterangan skor menurut uji skoring permen jelly temu mangga:

Warna permen jelly

5 : Kuning jernih

4 : Kuning pekat

3 : Kuning kecoklatan

2 : Coklat

1 : Sangat coklat

32

nilainya. Kadar total padatan terlarut adalah nilai yang diperoleh dikalikan

dengan 3 (faktor pengenceran) dan dinyatakan dalam ˚Brix.

3.5.3. Kadar Air

Pengujian kadar air permen jelly temu mangga dan sari buah mangga kuweni

menggunakan metode gravimetri (AOAC, 2005). Cawan porselen kosong beserta

tutup dikeringkan pada oven 105oC selama 1 jam, lalu didinginkan dalam

desikator selama 20-30 menit kemudian ditimbang. Sampel yang telah dihaluskan

ditimbang sebanyak 1-2 g dalam cawan porselen yang telah diketahui berat

konstannya. Kemudian cawan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105oC

selama 3 jam, setelah itu didinginkan dalam desikator dan ditimbang, perlakuan

ini diulang sampai dicapai berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut

kurang dari 0,001 g). Rumus perhitungan kadar air adalah sebagai berikut :

adar air( ) B

x

Keterangan :

A: Berat cawan+sampel sebelum pengeringan (g)

B: Berat cawan+sampel setelah pengeringan

C: Berat sampel (g)

33

3.5.4. Kadar Abu

Pengujian kadar abu menggunakan metode pengabuan kering berdasarkan

(AOAC, 2012). Cawan porselen disiapkan untuk melakukan pengabuan,

kemudian dikeringkan dalam oven selama 15 menit lalu didinginkan dalam

desikator dan ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak ± 3 g dalam cawan,

kemudian sampel dipijar di atas bunsen pembakar sampai tidak mengeluarkan

asap lagi. Kemudian dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada 400-600 °C

selama 4-6 jam sampai terbentuk abu berwarna putih atau memiliki berat yang

tetap. Abu beserta cawan didinginkan di dalam desikator dan ditimbang.

Pengeringan diulangi hingga diperoleh berat yang konstan. Rumus perhitungan

kadar abu adalah sebagai berikut

adar a B

x

Keterangan :

A: Berat sampel(g)

B : Berat cawan + abu (g)

C : Berat cawan (g)

3.5.5. Kadar Gula Reduksi

Kadar gula reduksi dianalisis menggunakan metode Luff Schrool (AOAC, 2005).

Sampel ditimbang sebanyak 5-25 g dan dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml.

Kemudian dilarutkan dengan 100 ml aquades ditambah Pb Asetat untuk

penjernihan. Lalu ditambahkan NaCO3 untuk menghilangkan kelebihan Pb,

34

ditambah aquades hingga tepat 250 ml. 25 ml larutan diambil dan dimasukan ke

dalam erlenmeyer, ditambahkan 25 ml larutan Luff Schrool. Perlakuan blanko

dibuat yaitu 25 ml larutan Luff Schrool ditambah 25 ml aquades. Setelah

ditambah beberapa butir batu didih, erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin

balik dan dididihkan selama 10 menit. Kemudian cepat-cepat di dinginkan,

ditambahkan 15 ml KI 20% dan dengan hati-hati ditambahkan 25 ml SO4

26,5%. Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na-thiosulfat 0,1 N

memakai indikator pati 1% sebanyak 2-3%. Titrasi diakhiri setelah timbul warna

krim susu. Rumus perhitungan kadar gula redukasi adalah sebagai berikut

( )

g ampel x

Ket : * Masukkan dalam Tabel

Tabel 6. Penentuan Glukosa, Fruktosa dan Gula Invert dalam suatu bahan dengan

Metoda Luff Schrool.

Ml 0,1 N

Na-

Thiosulfat

Glukosa, fruktosa, gula

invert mg

Ml 0,1 N

Na- Thiosulfat

Glukosa, fruktosa,

gula invert mg

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

2,4

4,8

7,2

9,7

12,2

14,7

17,2

19,8

22,4

25,0

27,6

30,3

Δ

2,4

2,4

2,5

2,5

2,5

2,5

2,6

2,6

2,6

2,6

2,7

2,7

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

33,0

35,7

38,5

41,3

44,2

47,3

50,0

53,0

56,0

59,1

62,2

-

Δ

2,7

2,8

2,8

2,9

2,9

2,9

3,0

3,0

3,1

3,1

-

-

35

3.5.6. Aktivitas Antikosidan

Pengujian penangkalan radikal bebas (radical scavenging activity/RSA) dilakukan

dengan metode Tang et al., (2002). Prinsip pengujian ini dilakukan secara

kuantitatif yaitu dilakukan dengan pengukuran penangkapan radikal DPPH

(Diphenyl picryhydrazyl) oleh suatu senyawa yang mempunyai aktivitas

antioksidan dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang

517 nm. Penentuan aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH diawali dengan

disiapkannya 2 g sampel yang dimasukan ke dalam tabung sentrifus dan ditambah

10 mL metanol, kemudian divorteks selama 60 detik. Sampel disentrifus dengan

kecepatan 3000 rpm selama 5 menit dan selanjutnya larutan hasil ekstraksi sampel

diuji RSA.

Larutan hasil ekstraksi sampel dimasukan ke dalam dua tabung reaksi yang telah

ditutup dengan alumunium foil masing-masing sebanyak 3,750 mL. Selain itu,

disiapkan pula satu wadah tertutup lain untuk larutan DPPH. Larutan DPPH

dibuat dengan cara menimbang sebanyak 0,0027 g DPPH dalam ruang gelap yang

dilarutkan dalam metanol sampai volume 100 mL. Larutan ekstrak sampel pada

tabung pertama ditambahan metanol dan tabung kedua ditambahkan larutan

DPPH masing-masing sebanyak 1,250 mL serta satu tabung yang hanya berisi

larutan DPPH. Setelah itu, sampel diinkubasi pada suhu 37℃ selama 30 menit.

Larutan selanjutnya dimasukan ke dalam kuvet untuk diukur absorbansinya pada

panjang gelombang 517 nm menggunakan spektrofotometer. Perhitungan

persentase RSA dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

% Inhibisi =

x

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa permen jelly perlakuan terbaik

yaitu perlakuan T5 (ekstrak temu mangga dan sari buah mangga kuweni 65:35) yang

menghasilkan warna dengan skor 3,90 (kuning pekat), aroma dengan skor 3,70

(suka), rasa dengan skor 3,83 (suka), tekstur dengan skor 3,82 (suka), kadar air

brix, kadar abu sebesar 2,27%, kadar gula

reduksi sebesar 3,24%, dan kadar antioksidan sebesar 43,90%. Kadar air, kadar abu,

dan kadar gula reduksi permen jelly telah memenuhi Standar Nasional Indonesia

permen jelly (SNI 3547-2.2008).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan perlu adanya penelitian lanjutan mengenai

umur simpan permen jelly ekstrak temu mangga dan sari buah mangga kuweni.

56

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1991. Budaya Tanaman Mangga. Yogyakarta : Kanisius.

Abas, F., Lajis, N. H, Shaari, K., Israf, D. A., Stanslas, J., Yusuf, U. K., dan Raof, S.M. 2005. A Labdane Diterpene Glucoside from The Rhizome of CurcumaMangga. American Chemical Society of Pharmacognosy, Published on Wed28 Agustus 2005..

Antarlina, S. S., Noor, I., Noor, D. H., Umar, S., dan Muhammad. 2003.Pemanfaatan Sumberdaya Tanaman Buah-buahan Lokal Kalimantan Selatanuntuk Agroindustri. Banjarbaru : Laporan Akhir Balittra.

Antarlina, S. S. (2009). Identifikasi Sifat Fisik dan Kimia Buah-Buahan LokalKalimantan. Buletin Plasma Nutfah. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa ,Vol.15. No.2.

AOAC. 2005. Official Method of Analysis of the Association of Official AnalyticalChemist. Benyamin Franklin Station. Washington D.C.

AOAC. 2012. Official Method of Analysis of the Association Agricultural Chemists.10 Ed., Washington DC.

Ardiansyah, D., Astuti S., dan Susilawati. 2017. Pengaruh Konsentrasi GelatinTerhadap Sifat Kimia dan Sifat Sensori Permen Jelly Jamur Tiram Putih.Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.Lampung.

57

Ariviani, S., Andriani, M. A. M., dan Yani, F. 2013. Potensi Temu Mangga(Curcuma Mangga Val) sebagai Minuman Fungsional. Jurnal TeknosainsPangan. 2 (3): 27-33. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Buckle, K. A., Edward, R. A., Fleet, G. H., Wootton, M. 1985. Ilmu Pangan. UIPress. Jakarta.

Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., And Wotton, M. 1987. Ilmu Pangan.Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Chandrasekara, A., Naczk, M., and Shahidi, F. 2012. Effect of Processing on theAntioxidant Activity of Millet Grains. Journal of Food Chemistry. 133: 1–9.

Chaplin, M. 2007. Water Structure and Science. London South Bank University.

Desrosier, N. W. 1989. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah M. Muljoharjo.Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Esvandiari. 2002. Pengaruh Ekstrak Temu Putih (Curcuma zedoaria Christ. Rosc.)dan Kunir Putih (Curcuma mangga Val.) pada Pertumbuhan Saccharomycescereviseae. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fahrizal dan Fadhil, 2014. Kajian Fisiko Kimia dan Daya Terima Organoleptik SelaiNenas yang Menggunakan Pektin dari Limbah Kulit Kakao. Jurnal Teknologidan IndustriPertanian. Vol.6, No.3 : Hal 14-17.

FAO/WHO Expert Committee on Food Additives. 2001. Evaluation of Certain FoodAdditives and Contaminants: Fifty-seventh report of the Joint FAO/WHOExpert Committee on Food Additives. Roma: World Health Organization.Hal: 32-33.

Gaonkar, A. G. 1995. Inggredient Interactions Effects on Food Quality. MarcellDekker, Inc., New York.

58

Hambali, E., Suryani, A., dan Widianingsih, N. 2004. Membuat Aneka OlahanMangga. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hariana, A. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 3. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hasniarti. 2012. Studi Pembuatan Permen Buah Dengen (Dillenia serrata Thumb.).Skripsi. Universitas Hasa-nuddin Makasar.

Hernani dan Suhirman, S. 2001. Diversifikasi Hasil Tanaman Temu Mangga(Curcuma mangga Val). Perkembangan Teknologi TRO. Balai PenelitianTanaman Rempah dan Obat. Vol 11 Hal 43-54.

Hunaefi, D. 2002. Aplikasi Gelatin dari Kulit Ikan Cucut dan Ikan Pari padaPembuatan Permen Jelly. [Skripsi]. FATETA. IPB. Bogor.

Hutapea, J. R. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia(II). Jakarta: DepartemenKesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Imeson, A. 1999. Thickening and Gelling Agent for Food. Aspen Publisher Inc, NewYork Stephen, A. M. and S. C. Churms. 1995. Food Polysaccarides and TheirApplications. Marcell Dekker, Inc, New York.

Iriani, Savitri, E., Said, G., Suryani, A., dan Setyadjit. 2005. Pengaruh KonsentrasiPenambahan Pektinase dan Kondisi Inkubasi Terhadap Rendemen dan MutuJus Mangga Kuini (Mangifera odorata Griff). Jurnal Pasca Panen, BalaiBesar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian IPB. Vol.2.No.1.

Iwanda, D., Zulkifli, Lubis, dan Mimi, N. 2016. Pengaruh Perbandingan Gum Arabdengan Karagenan dan Lama Pemasakan terhadap Mutu Jelly Markisa.J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4.

Kartika, A. 2010. Pengaruh Proporsi (Isomalt-Sukrosa) dan Konsentrasi EkstrakKelopak Bunga Rosela terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik PermenJelly. Skripsi S-1, Fakultas Teknologi Pertanian UKWMS, Surabaya.

59

Kusumo, Surachmat, Soehendro, Poernomo, dan Suminto. 1975. Mangga (Mangiferaindica). Jakarta : Lembaga Penelitian Hortikultura.

Lajis, N. H. 2007. Recent Aspect of Natural Products Research and Development inMalaysia. International Symposium Biology, Chemistry, Pharmacology, andClinical Studies of Asian Plants. Surabaya-Indonesia.

Lees, R and Jackson, E. B. 2004. Sugar Confectionary and Chocolate Manufacture.Thomson Litho. Ltd. East Kilburide. Scotland, 379.

Lukman, A. S. 1984. Pengaruh Blanching Rimpang Kunir Putih (Curcuma Mangga)dan Residu Ekstraknya Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif(Skripsi). Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Malik, I. 2010. Pembuatan Permen Jelly. http://iwan malik.wordpress.com. Diaksespada Juni 2016.

Marwita, R. 2008. Penerimaan Konsumen dan Mutu Permen Jelly yang Diolah dariRumput Laut. Skripsi (Tidak dipubliksaikan). Universitas Riau. Pekanbaru.

Muchtadi, D. dan Sugiyono, T. R. 1989. Petunjuk Laboratorium Ilmu PengetahuanBahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat JendralPendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi. IPB, Bogor.

Muchtadi, T. R., Wijaya, H., & Setiawati, T. (1994). Pembuatan Konsentrat FlavorAlami Kweni (Mangifera odorata Griff). Buletin Teknologi dan IndustriPangan ,Vol.5. No. 3.

Nururrahmah dan Widiarnu, W. 2013. Analisis Kadar Beta Karoten Kulit Buah NagaMenggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Jurnal Dinamika Vol. 04 No. 1.Universitas Cokroaminoto Palopo.

Pracaya. 1991. Hama dan Tanaman Penyakit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pracaya. 2004. Bertanam Mangga. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya.

60

Pracaya. 2011. Bertanam Mangga. Jakarta : Penebar Swadaya.

Pujimulyani, D. 2003. Pengaruh Bleaching Terhadap Sifat Antioksidan Sirup KunirPutih (Curcuma mangga Val). Agritech, 23 : 137-141.

Pujimulyani, D., Wazyka, A., Anggrahini, S., and Santoso, U. 2004. AntioxidativeProperties of White Saffron Extract (Curcuma mangga Val.) in The β-Carotene Bleaching and DPPH Radical Scavening Methods. Indonesian Foodand Nutr. Progress. II(2): 35-40.

Pujimulyani, D. 2005. Sifat Antioksidatif Ekstrak Kunir Putih (Curcuma manggaVal.) dengan Pelarut Aseton, Etanol, atau Metanol. Biota Vol. XI (1): 14-19,Februari 2006.

Putra, D. P. 2014. Kandungan Mangga Kweni. http://www.scribd.com (9 April 2019).

Safitri, A. A. 2012. Studi Pembuatan Fruit Leather Mangga – Rosella. Skripsi.Universitas Hasanuddin. Makassar.

Sait, S. dan Lubis, E. H. 1989. Pengaruh Umur Tanaman Terhadap KomposisiMinyak Curcuma Mangga Val. Warta IHP, Vol. 6(2): 24-26.

Santoso, B., Herpandi, Pitayati, P. A., dan Pambayun, R. 2013. Pemanfaatankaragenan dan gum arabic sebagai edibe film berbasis hidrokoloid. JurnalAgritech 33 (2) : 140-145.

Saputro, T. M. E. 2018. Pengaruh Penambahan Karagenan Terhadap KarakteristikFisikokimia dan Sensori Selai Mangga (Mangifera indiva L.) Lembaran.Skripsi. : Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.

Sari, M. L. Pengaruh Penambahan Sukrosa dan Pektin Terhadap Sifat Kimia danOrganoleptik Selai Stroberi. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.Universitas Lampung, Bandar Lampung.

61

Sarjono, P. R., dan Mulyani, N. S., 2007. Aktivitas Antibakteri Rimpang Temu Putih(Curcuma Mangga Val). Jurnal Sains dan Matematika (JSM) 15 (2) : 89-93.

Sasikumar, B. 2005. Genetic resources of Curcuma: diversity, characterization andutilization. Plant Genetic Resources 3(2): 230-251.

Setyaningsih, D., Apriyanto, A., dan Puspita, M. 2010. Analisis Sensori UntukIndustri Pangan dan Agro. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.

Shahidi, F., dan Nezck, M. 1995. Foof Phenols. Sources Chemistry. EffectApplications. Technomic Pubhlising Lancaster.

Standar Nasional Indonesia. 2008. Standar Nasional Indonesia Kembang Gula. SNI3547.2-2008. Badan Standarisasi Nasional. Indonesia.

Stephen, A. M., and Churms, S. C. 1995. Food Polysaccarides and TheirApplications. Marcell Dekker, Inc, New York.

Sudaryati, H. P., dan Mulyani, T. 2003. The Manufacture of Lemon Jelly CandyByThe Addition of Gelatin & Glucose – Sucrose Propotion. Seminar Nasionaldan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia. Yogyakarta.

Sudarmadji, S., dan Haryono, B. 2000. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan danPertanian. Yogyakarta: Liberty.

Sudewo. 2004. Tanaman Obat Populer Penggempur Aneka Penyakit. AgromediaPustaka. Yogyakarta.

Sulihono, Tarihoran, A. B., Agustina, T. E. 2012. Pegaruh waktu, temperature, danjenis pelarut terhadap ekstraksi pektin dari kulit jeruk bali ( Cytrus maxima).Jurnal Teknik Kimia, 4 (18) :5.

Susmiati, T., Sulistiyani, Sajuti D., dan Darusman, L. K. 2010. Kemampuan AkstrakTemu Mangga (Curcuma mangga Val.) dalam Menghambat Proses OksidasiLow Density Lipoprotein. Forum Pascasarjana. 33 (1): 25-34.

62

Tang S. Z., Kerry, J. P., Sheehan, D., and Buckley, D. J. 2002. AntioxidativeMechanism of Tea Catechins in Chicken Meat Systems. Journal of FoodChemistry. 76:45–51.

Tedjo, A., Sajuthi, D., dan Darusman, L. K. 2005. Aktivitas Kemoprevensi EkstrakTemu Mangga. Makara, Kesehatan, Vol. 9, No. 2, Desember 2005: 57-62.

Tewtrakul, S. and Subhadhirasakul, S. 2007. Antiallergic Activity of Some SelectedPlants in The Zingiberaceae Family. Journal of Ethnopharmacology 109, 535-538.

Tranggono, S., Haryadi, Suparmo, A., Murdiati, S., Sudarmadji, K., Rahayu, S.,Naruki, dan Astuti, M. 1991. Bahan Tambahan Makanan (Food Additive).PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

Wikipedia. 2007. Citric Acid. https://id.wikipedia.org/wiki/citric-acid. Diakses pada 7Mei 2019. 1 hlm.

Winarno, F. G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. PT. Gramedia PustakaUtama. Jakarta.

Winarno, F. G., 1998. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia.

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Winarno, F. G, Srikandi, F., Dedi, F. 1974. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta :Gramedia.

Wong, K. C., Chong, T. C., dan Chee, S. G. 1999. Essential Oil of Curcuma ManggaVal. And Zjip Rhizomes. J. Essent. Oil. Res. Vol 11. Hal 349-351.

63

Yani, F. 2013. Formulasi Minuman Fungsional Temu Mangga (Curcuma manggaVal.) Ditinjau dari Kualitas Sensoris dan Kapasitas Antioksidan. Skripsi.Universitas Sebelas Maret..

Zahro, L. M., dan Istiorini, M. 2010. Penyimpanan Bahan Baku dalam ProsesFermentasi Fase Cair Asam Sitrat melalui Proses Hidrolisis AmpasSingkong. (Skripsi). Universitas Diponegoro. Semarang.

Zulfaini, F. 2004. Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Sukrosa dengan High FructoseSyrup (HFS) dan Konsentrasi Pektin terhadap Mutu Permen Jelly. (Skripsi).Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Zulkifli, Yusmarini, Efendi, R. 2018. Pemanfaatan Wortel dan Bonggol Nanas dalamPembuatan Permen Jelly. Jom UR Volume 5 Edisi 2. Universitas Riau. Riau.